You are on page 1of 49

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Maksud 1.1.1 Menentukan sistem kristal berdasarkan atas panjang sumbu,

posisi sumbu, jumlah sumbu serta besar sudut yang dibentuk antar sumbu pada bentuk kristal. 1.1.2 Menentukan sistem simetri berdasarkan atas unsur simetri dan jumlah sumbu kristal. 1.1.3 Mendeskripsikan bentuk kristal berdasarkan parameter penggambaran, jumlah, dan posisi sumbu kristal dan bidang kristal yang dimiliki ole h setiap bentuk kristal. 1.1.4 Menentukan kelas kristal berdasarkan Hermann Mauguin simbol.

1.2 Tujuan 1.2.1 Dapat menentukan sistem kristal berdasakan atas panjang

sumbu, posisi sumbu, jumlah sumbu serta besar sudut yang dibentuk antar sumbu pada bentuk kristal. 1.2.2 Dapat menentukan sistem simetri berdasarkan atas unsur simetri dan jumlah sumbu kristal. 1.2.3 Dapat mendeskripsikan bentuk kristal berasarkan atas parameter penggambaran , jumlah, dan posisi sumbu kristal dan bidang kristal yang dimiliki oleh setiap bentuk kristal . 1.2.4 Dapat menentukan kelas kristal berdasarkan Hermann Mauguin simbol.

BAB II DASAR TEORI

2.1 Definisi

Kristalografi

adalah

suatu

cabang

dari

mineralogi

yang

mempelajari sIstem kristal. Kristalografi merupakan salah satu cabang dari mineralogi yang mempelajari mengenai sistem -sistem kristal serta bertujuan untuk menentukan susunan atom dalam zat padat. Kata kristalografi berasal dari bahasa yunani crystallon = tetesan dingin/beku, dengan makna luas kepada semua padatan transparan pada derajat tertentu, dan graphein = menulis Kristalografi mempelajari tentang kristal meliputi s ifat geometri diantaranya letak, panjang, jumlah sumbu kristal, bentuk bidang luar yang membatasinya. Perkembangan dan pertumbuhan kenampakan bentuk kristal yang masih dalam satu sistem kristal. Stuktur dalam dan sifat fisik kristal. Kristal adalah bahan padat homogeny yang membentuk b agan polyhedral yang teratur, biasanya anisotropy. Tersusun oleh komposisi kimia tertentu yang membentuk ikatan atom tertentu yang dikelilingi oleh bidang permukaan yang halus yang mengikuti hukum geometri tertentu. Ada beberapa ketentuan agar dapat disebu t sebagai Kristal, diantaranya adalah padat, tidak dapat teruraikan menjadi senyawa yang lebih sederhana dengan proses fisika, memiliki stuktur bentuk, bidang serta sudut inklimasi pada setiap kristal tertentu. Kebanyakan material kristalin memiliki berbagai jenis cacat kristalografis. Jenis dan struktur cacat-cacat tersebut dapat berefek besar pada sifat-sifat material tersebut. Meskipun istilah "kristal" memiliki makna yang sudah ditentukan dalam ilmu material dan fisika zat padat, dalam kehidupan sehari-hari "kristal" merujuk pada benda

padat yang menunjukkan bentuk geometri tertentu, dan kerap kali sedap di mata. Berbagai bentuk kristal tersebut dapat ditemukan di alam. Bentuk-bentuk kristal ini bergantung pada jenis ikatan molekuler antara atom-atom untuk menentukan strukturnya, dan juga keadaan terciptanya kristal tersebut. Beberapa material kristalin mungkin menunjukkan sifat-sifat elektrik khas, seperti efek feroelektrik atau efek piezoelektrik. Kelakuan cahaya dalam kristal dijelaskan dalam optika kristal. Dalam struktur dielektrik periodik serangkaian sifat -sifat optis unik dapat ditemukan seperti yang dijelaskan dalam kristal fotonik. Kristalografi adalah ilmu - ilmu yang mempelajari tentang:
y

Sifat geometri memberikan pengertian letak, panjang, dan jumlah sumbu kristal yang menyusun suatu bentuk atau bangun kristal tertentu dan jumlah bidang luar serta bentuk yang membatasinya. Perkembangan dan pertumbuhan kenampakan bentuk luar, bahwa disamping mempelajari kombinasi serta antara satu bentuk kristal yang terbentuk kemudian. Struktur dalam membicarakan susunan dan jumlah sumbu kristal juga menghitung parameter dan parameter rasio.

Sifat fisis kristal, sangat tergantung pada struktur ( susunan atom atomnya ). Besar kecilnya kristal t idak dipengaruhi yang penting bentuk yang dibatasi bidang -bidang kristal, sehingga akan dikenal 2 zat yaitu; Kristalin dan Non Kristalin.

2.2 Kimia Kristal

Komposisi kimia suatu mineral merupakan hal yang sangat mendasar, beberapa sifat-sifat mineral/kristal tergantung kepadanya. Sifat-sifat mineral/kristal tidak hanya tergantung pada komposisi tetapi juga kepada susunan meruang dari atom-atom penyusun dan ikatan antar atom-atom penyusun kristal/mineral.

Kimia kristal sejak penemuan sinar X, penyelidikan kristalografi sinar X telah mengembangkan pengertian tentang hubungan antar kimia dan struktur. Tujuannya adalah : 1. Mengetahui hubungan antara susunan atom dan komposisi kimia dari suatu jenis krisal. 2. Dalam bidang geokimia, mempelajari kimia kristal adalah untuk memprediksi struktur kristal dai komposisi kimia dengan diberikan temperature dan tekanan.

2.3 Daya Ikat dalam Kristal

Daya yang mengikat atom (atau ion atau grup ion) da ri zat pada kristalin adalah bersifat listrik di alam. Tipe dan intensitasnya sangat berkaitan dengan sifat -sifat fisik dan kimia dari mineral. Kekerasan, belahan daya lebur, kelistrikan dan konduktivitas termal, dan koefisien ekspansi termal berhubungan secara lansung terhadap daya ikat. Secara umum, ikatan kuat memiliki kekerasan yang lebih tinggi, titik leleh yang lebih tinggi dan koefisien ekspansi termal yang lebih rendah. Ikatan kimia dari suatu kristal dapat dibagi menjadi 4 macam, yaitu : ionik, kovalen, logam dan van der waals.
2.4 Sistem Kristal

Hingga saat ini terdapat 7 sistem kristal. Dasar pengelompokan atau penggolongan kristal tersebut adalah:
y
y y

Jumlah sumbu kristal Letak sumbu yang satu dengan yang lain Parameter yang digunakan untuk masing-masing sumbu kristal

Sistem kristal tersebut adalah sebagai berikut :


2.4.1 Sistem Isometrik

Sistem ini disebut juga sisem regular, bahkan dikenal sebagai kubus atau kubik. Jumlah sumbu kristalnya 3 dan saling tegak lurus satu dengan yang lainya. Masing-masing sumbu sama panjangnya. System ini memiliki tiga kelas, dmana unsur simetrinya berbeda : a. Kelas spinel atau holohedral, contoh : magnetit, intan, spinel, dll. b. Kelas pirit, contoh : pirit. c. Kelas tetrahidrit, contoh : zinc blende

(a)

(b)
Gambar 2.4.1: sistem kubik (a) asli dan (b) Modifikasi

2.4.2 Sistem tetragonal

Sistem ini memiliki kesamaan dengan sistem isometrik dimana sistem ini juga memiliki 3 sumbu kristal yang masing-masing tegak lurus. Sumbu a dan b mempunyai satuan panjang yangsama sedangkan sumbu c berlainan, dapat lebih panjang maupun lebih pendek (umumnya lebih panjang). Contoh : Zerkon, Skeelit, Kasiterit, Rutil, Idokras/ Vesuvianit, kalkopirit, melilit, dll.

p nampakan sum u dan d) sch

li

2. .

Sistem om is Si t i i i i l i . Keti lj i t l t li nt t : t l paz, i

i t l tersebut

empunyai panjang yang berbeda. Enstatit, awsonit, Oli in, Silimanit, dll .

Selestin, Staurolit, Anhidrit, Barit, Aragonit, Brukit,

Gam ar 2. .2: Si

ragonal: a) asli,

) modi i asi, c)

a)

b)

penampakan sum u.

2. .

Sistem

eksagonal

Sistem ini mempunyai empat sumbu kristal, dimana sumbu tegak lurus terhadap ketiga sumbu yang lainnya. Sumbu a, b, dan d masing-masing saling mebentuk sudut 0o terhadap satu dengan yang lainnya. Sumbu a, b, dan d mempunyai panjang yang sama, sedangkan panjang berbeda, dapat lebih panjan g atau lebih pendek pada umumnya lebih panjang). Sistim heksagonal dapat dibagi menjadi sistim trigonal dan sistim heksagonal.

Gam ar 2. . : sistem rom is a) asli dan

) modi ikasi, dan c)

Perbedaanya adalah bahwa pada kristal kristal yang bersistim trigonal sumbu bernilai tiga heksagonal sumbu Kuarsa, Apatit, Beril, merupakan sumbu simetri sebuah sumbu simetri ontoh sistim -fold symmetry), sedangkan pada sistim merupakan efelin, ontoh sistim heksagonal: urmalin, dl l.

bernilai 6 6-fold symmetry).

trigonal: Brusit,Kalsit,Korundum, olomit , dan sebagainya.

a)

b)

)
Gam ar 4.4: sistem heksagonal

d)

e)

vadadinit, d) kuarsa, dan e) penampakan sum u

2.4.5 Sistem rigonal

 

a) asli,

) modi ikasi,

c)

Kebanyakan ahli memasukan sistem ini dalam sistem heksagonal, demikian pula cara pengambarannya memiliki kemiripan atau sama. Perbedaannya pada trigonal setelah terbentuk bidang dasar, yang berbentuk segi kemudian dibuat segitiga dengan menggabunga n dua titik sudut yang melewati satu sudutnya.

(a)

(b)
Gambar 4. : sistem trigonal (a) asli, (b) modifikasi dan ( ) kalsit.

(c)

2.4.6 Sistem Monoklin

Monoklin hanya memiliki satu sumbu yang miring dari tiga sumbu yang dimilikinya. Sumbu a tegak lurus terhadap sumbu b, sedangkan sumbu b tegak lurus dengan dengan c, tetapi sumbu c tidak tegak lurus 9

terhadap sumbu a. ketiga sumbu ini mempunyai panjang yang tidak sama, umumnya sumbu yang yang paling ontoh: panjang dan sumbu b yang paling pendek. Sumbu a dan b ini disebut sumbu klino dan sumbu orto. Ortoklas, Augit, Gipsum, Klorit, onazit, uskovit, Sfen, alk, dll. iopsida, Vepidot,

a)

b)

d)

mineral kroroit, dan d) penampakan sum u .

2.4.7 Sistem riklin Pada sistem ini memiliki tiga sumbu yang tidak saling tegak lurus satu dengan yang lainanya. Pada dasarnya ketiga sumbu itu memiliki panjang yang

10

!

Gam ar 4.

: sistem monoklin

a) asli,

) modi ikasi,

"

c)

bebeda-beda.

ontoh:

Plagioklas,

Kianit,

odonit,

ikroklin, Wolastonit, dll.

b) a)

)
rodoksit dan d) penampakan sum u .

d)
) modi ikasi, c)

2.5 Sistem attice Sistem ini dikenal dengan system penempaan ruang. dari Bravais kisi-kisi jenis menjadi tabel berikut. Sistem kisi-7 Bravais kisi istribusi

sistem yang diberikan dalam

# #$

Gam ar 4.7 : sistem triklin a) asli,

11

tri lini paralelipiped) sederhana monoclinic kanan prisma dengan genjang dasar; di sini terlihat dari atas) berpusat

sederhana ortorombik berbentuk kubus)

Berpusat berpusat pada dasar pada tubuh

berpusat sisi

sederhana

berpusat pada tubuh

tetragonal persegi berbentuk kubus)

rhombohedral rapezohedron trigonal)

heksagonal berpusat reguler segi enam)

12

sederhana kubik isometrik; kubus)

Berpusat pada tubuh

berpusat pada sisi

Tabel 2.5 Sistem attice

Dalam geometri dan kristalografi, sebuah Bravais kisi adalah suatu kategori grup simetri untuk translasi simetri di tiga arah, atau dengan demikian, suatu kategori terjemahan kisi. Seperti kelompok simetri terdiri dari terjemahan oleh bentuk vektor

, ,

Coplanar vektor, disebut primitif v kt r.

Kisi ini diklasifikasikan menurut kelompok ruang kisi terjemahan sendiri; ada Bravais kisi dalam tiga dimensi; masing -masing dapat ereka mewakili simetri diterapkan dalam satu sistem kisi saja. memiliki. Semua bahan kristalin harus, secara definisi masuk dalam salah satu pengaturan ini tidak termasuk quasicrystals). Untuk kenyamanan sebuah kisi Bravais digambarkan oleh sel unit yang merupakan faktor , , atau lebih besar dari ,sel primitif. ergantung pada si metri dari kristal atau pola lain, yang mendasar domain adalah lagi yang lebih kecil, sampai dengan faktor 8.

maksimum struktur dengan simetri translasi yang bersangkutan dapat

('

1 0

'

di mana n

dan n

adalah bilangan bulat dan

&

dan

tiga non-

13

2.6 Herman Mauguin Syimbol

Dari tujuh sistem Kristal dapat dikelompokan menjadi 32 klas kristal. Pengelompokan ini berdasarka n pada unsure simetri yang dimiliki kristal. System isometric terdiri dari lima kelas, system tetragonal mempunyai tujuh kelas, rombis memiliki tiga kelas, heksagonal mempunyai tujuh kelas, selanjutnya sistem monoklin mempunyai tiga kelas. Tiap kelas kristal mempunyai singkatan yang disebut dengan symbol. Ada dua cara simbolisasi yang sering digunakan, yaitu sibolisasi schon_ies dan Hermann mauguin (simbolisasi internasional). Simbol Hermann mauguin adalah simbolisme umum dala kristalografi untuk menunjukan kelompok ruang poin dan kelompok. Pennjukan ini setelah Carl Hermann dan Charles Victor Mauginn, kelompok titik. Berikut merupakan table dari simbol hermann mauguin HermannMaugin 2- 3- 4- Planes Center Symbols Fold Fold Fold Fold (3) 3 4 23 3 4 3 yes 2/m 3 3 4 4 3m 4 3 432 4 3 9 yes 4/m 3 2/m 1 4 1 4 1 1 yes 4/m 3 2 4 2m 4 4 1 3 1 1 4 5 2 yes 4mm 422 4/m 2/m 2/m mm2 222 AXES

System (1) Isometric

Class Name (2)

Tetartoidal Diploidal Hextetrahedral yroidal Hexoctahedral Disphenoidal Pyramidal Tetragonal Dipyramidal Scalenohedral Ditetragonal pyramidal Trapezohedral DitetragonalDipyramidal Pyramidal rthorhombic Disphenoidal

14

Dipyramidal Trigonal Dipyramidal Pyramidal Dipyramidal Ditrigonal Dipyramidal Dihexagonal Pyramidal Trapezohedral Dihexagonal Dipyramidal Pyramidal Rhombohedral Ditrigonal Pyramidal Trapezohedral Hexagonal Scalenohedral Domatic Sphenoidal Prismatic Pedial Pinacoidal

3 3 -

1 1 -

1 1 1 1 1 -

3 1 1 4

yes yes -

2/m 2/m 2/m

Hexagonal

/m m2 mm 22 /m 2/m 2/m 3 3 3m 32 3 2/m m 2 2/m 1 1

7 3 3 1 1 -

yes yes yes yes yes

Trigonal

3 3 1 1 -

1 1 1 1 1 -

Monoclinic

Triclinic

15

BAB III ASI


3. eskripsi 1

ISK IPSI

Gambar 3.1. Trigonal

Parameter dan parametral sumbu:

y y y y

sumbu, a 1 c,a2 c,a3 c a1=a2=a3c c a1=900 a2 a1=600

16

5) Crystal Class 6) Her ann Maugin Sy bols 7) Exa ples Minerals

: Alunite, Dra ite, Quartz, Calsit.

Gambar 3.1.1 Alunite

Gambar 3.1.2 Dravite

Gambar 3.1.3 Calsit

Gambar 3.1.4 Quartz

Sumber : tt ://www.google.com/gambar/mineral

22

4) Sy

22

3) Sy

22 2 2

2) Sy

1) Syste

Crystal

: Trigonal : Exsist :4 :

etrical core etrical lane etrical axes 2 -fold = 3 3 -fold = 1 4 -fold = 5 -fold = 6 -fold = -

: Hexagonal Scalenohedral : 3 2/

17

3.2

eskripsi 2

Gambar 3.2. Tetragonal

Parameters dan Parametral Sumbu 3 sumbu, a b c, a=bc a b=900 b c=900

18

7) Exa ples Minerals

: Diabolite, Wulfenite, Zyrcon, Kasiterit

Gambar 3.2.1 Diabolite

Gambar 3.2.2 Zyrcon

Gambar 3.2.3 Kasiterit

Gambar 3.2.4 Wulfenite

Sumber : tt ://www.google.com/gambar/mineral

6) Her ann Maugin Sy bols

: 4/

2/

2/

5) Crystal Class

44

4) Sy

44

3) Sy

44 4 4

2) Sy

1) Syste

Crystal

: Tetragonal : Exsist : 5 :

etrical core etrical lane etrical axes 2 -fold = 4 3 -fold = 4 -fold = 1 5 -fold = 6 -fold = -

: Ditetragonal Dipyra idal

19

3.3

eskripsi 3

Parameters dan Parametral sumbu 3 sumbu, a b c, a b,b c, c a a:b:c=3:1:6 b a=900 b c=900

Gambar 3.3.

onoklin

20

Gambar 3.3.1 Ortoclas

Gambar 3.3.2 Muscovite

Gambar 3.3.3 Epidote

Sumber : tt ://www.google.com/gambar/mineral

7) Exa ples Minerals

: Gypsu , Epidote, Musco ite, Ortoclas

6) Her ann Maugin Sy bols

: 2/

5) Crystal Class

66

4) Sy

66

3) Sy

66 6 6

2) Sy

etrical core etrical lane etrical axes 2 -fold = 1 3 -fold = 4 -fold = 5 -fold = 6 -fold = -

: Exsist :1 :

: Prys atic

1) Syste

Crystal

: Mono lin

21

3.4 eskripsi 4

Parameters dan Parametral Sumbu: 3 sumbu, a b c, a b c a:b:c=1:2:6 a b=450 b c=800

DCB@A

Gambar 3.4 Triklin Pedi l dan Pi

idal)

22

5) Crystal Class 6) Her ann Maugin Sy bols 7) Exa ples Minerals

Gambar 3.4.1 Plagioklas

Gambar 3.4.2 Kyanit

Sumber : tt ://www.google.com/gambar/mineral

EE

4) Sy

EE

3) Sy

EE E E

2) Sy

etrical core etrical lane etrical axes 2 -fold = 3 -fold = 4 -fold = 5 -fold = 6 -fold = -

: a) - , ::

: a) pedial, b) Pinacoidal : a) 1, b) 1 : Plagio las,Gardit, Kyanit

1) Syste

Crystal

: Tri lin b) Exsist

23

3.5

eskripsi 5

Gambar 3.5 Ortorombik

Parameters dan Parametral Sumbu: y y y y 3 sumbu,a b c, abc a:b:c=1:6:3 b a=90o b c=90 o

24

Gambar 3.5.1 Topaz

Gambar 3.5.2 Olivine

Gambar 3.5.3 Sulfur

Gambar 3.5.4 Natrolit

Sumber : tt ://www.google.com/gambar/mineral

7) Exa ples Minerals

: Topaz, Oli ine, Sulfur, Natrolite

6) Her ann Maugin Sy bols

: 2/

2/

5) Crystal Class

GG

4) Sy

GG

3) Sy

GG G G

2) Sy

etrical core etrical lane etrical axes 2 -fold = 3 3 -fold = 4 -fold = 5 -fold = 6 -fold = -

: Exsist :3 :

: Dipira idal 2/

H G
25

1) Syste

Crystal

: Orthoro bi

3.

eskripsi 6

Gambar 3.6.

exagonal

Parameters dan Parametral sumbu: 4 sumbu, a 1 c,a2 c,a3 c a1=a2=a3c a1^a2=120 o a2 c=90

26

7) Exa ples Minerals

: Apatite, Beryl

Gambar 3.6.1 Apatite Gambar 3.6.2 Beryl

Sumber : tt ://www.google.com/gambar/mineral

6) Her ann Maugin Sy bols

: 6/

2/

2/

5) Crystal Class

PP

4) Sy

PP

3) Sy

PP P P

2) Sy

1) Syste

Crystal

: Hexagonal : Exsist :7 :

etrical core etrical lane etrical axes 2 -fold = 6 3 -fold = 4 -fold = 5 -fold = 6 -fold = 1

: Dihexagonal Dipyra idal

27

3.7

eskripsi 7

G a m b a r

3.7 Isometrik Parameters dan Parametral Sumbu: 3 sumbu, a=b=c, a b c a:b:c=1:3:3 a b=30 b c=90

28

5) Crystal Class 6) Her ann Maugin Sy bols 7) Exa ples Minerals

: Galena, Dia ond, Zinc blende, Fluorit.

Gambar 3.7.1 Galena

Gambar 3.7.2 Zinc blende

Gambar 3.7.3 fluorit

Gambar 3.7.4 Diamond

Sumber : tt ://www.google.com/gambar/mineral

QQ

4) Sy

QQ

3) Sy

QQ Q Q

2) Sy

etrical core etrical lane etrical axes 2 -fold = 6 3 -fold = 4 4 -fold = 3 5 -fold = 6 -fold = -

: Exsist :9 :

: Hexoctahedral : 4/ 3 2/

R
29

1) Syste

Crystal

: Iso etri

DESKRIPSI KRISTALOGRAFI MODEL 3D (TIGA DIMENSI)

Nama Nim

: Fachrul Rozi R : L2L 9 52

Tanggal

: 3 maret 2 1

Nomor Peraga : KR 14 Deskripsi 1. System Crystal 2. Symmetrical core 3. Symmetrical lane 4. Symmetrical axes : :3 : rtorombik

ambar Peraga

: ada

i. 2 -fold = 3 ii. 3 -fold = iii. 4 -fold = iv. 5 -fold = v. 5. Crystal Class 2/m 7. Examples Minerals : olivine, topaz -fold = : dipyramidal

. Hermann Maugin Symbols : 2/m 2/m

Foto Mineral :

30

DESKRIPSI KRISTALOGRAFI MODEL 3D (TIGA DIMENSI)

Nama Nim

: Fachrul Rozi R : L2L 9 52

Tanggal

: 3 maret 2 1

Nomor Peraga : 245 Deskripsi 1. System Crystal 2. Symmetrical core 3. Symmetrical lane 4. Symmetrical axes : Heksagonal : : :

ambar Peraga

i. 2 -fold = ii. 3 -fold = iii. 4 -fold = iv. 5 -fold = v. -fold = 1 5. Crystal Class : Dihexagonal pyramidal . Hermann Maugin Symbols : mm
7. Examples Minerals

: apatite

ambar Mineral :

Foto Mineral :

31

DESKRIPSI KRISTALOGRAFI MODEL 3D (TIGA DIMENSI)

Nama Nim

: Fachrul Rozi R : L2L 9 52

Tanggal

: 3 maret 2 1

Nomor Peraga : KL 1 Deskripsi 1. System Crystal 2. Symmetrical core 3. Symmetrical lane 4. Symmetrical axes i. 2 -fold = ii. 3 -fold = 4 iii. 4 -fold = 3 iv. 5 -fold = v. 5. Crystal Class 7. Examples Minerals -fold = : Hexoctahedral : fluorit : Isometrik : ada :9 :

ambar Peraga

. Hermann Maugin Symbols : 4/m 3 2/m

ambar mineral:

Foto Mineral :

32

DESKRIPSI KRISTALOGRAFI MODEL 3D (TIGA DIMENSI)

Nama Nim

: Fachrul Rozi R : L2L 9 52

Tanggal

: 3 maret 2 1

Nomor Peraga : KR 4 Deskripsi 1. System Crystal 2. Symmetrical core 3. Symmetrical lane 4. Symmetrical axes : Tetragonal ::4 :

ambar Peraga

i. 2 -fold = ii. 3 -fold = iii. 4 -fold = 1 iv. 5 -fold = v. 5. Crystal Class -fold = : Pyramidal

. Hermann Maugin Symbols : 4 7. Examples Minerals : zyrkon

ambar mineral:

Foto Mineral :

33

DESKRIPSI KRISTALOGRAFI MODEL 3D (TIGA DIMENSI)

Nama Nim

: Fachrul Rozi R : L2L 9 52

Tanggal

: 3 maret 2 1

Nomor Peraga : KR 19 Deskripsi 1. System Crystal 2. Symmetrical core 3. Symmetrical lane 4. Symmetrical axes : Trigonal ::3 :

ambar Peraga

i. 2 -fold = ii. 3 -fold = 1 iii. 4 -fold = iv. 5 -fold = v. -fold = 5. Crystal Class : ditrigonal pyramidal . Hermann Maugin Symbols : 3m 7. Examples Minerals : kuarsa

ambar mineral:

Foto Mineral :

34

BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Deskri si Gambar I

Pada pendeskripsian gambar pertama ini digolongkan kedalam sistem kristal Trigonal. Banyak ahli menggolongkan sistem kristal ini kedalam sistem heksagonal, tetapi perbedaannya terdapat bidang dasar yang berbentuk segi enam kemudian dibuat segitiga dengan menghubungkan dua titik sudut yang melewati satu titik sudutnya . Sistem kristal trigonal ini memiliki pusat simetri. kesimetrian lainya yaitu 3 bidang simetri tiga bidang sumbu vertical dan 1 sumbu

simetri trigonal. Sumbu dari sistem ini ada 4, dimana sumbu a, b, dan d sama panjangnya, tetapi sumbu c (sebagai sumbu horizontal) berbeda. Jadi, bila sumbu a, b, dan d membentuk sudut 12 o, maka sumbu c terhadap ketiga sumbu itu membentuk sudut 9
o.

Pada sistem trigonal ini memiliki pusat simetri pusat sumbu simetri dapat dibuktikan dengan adanya perpotongan sumbu simetri serta bidang simetri yang bertemu pada 1 titik tengah juga apabila ditarik garis dari suatu sudut akan muncul pada sudut yang lain . Sistem kristal ini memiliki bidang simetri sebanyak 4 (empat) bidang. Pada gambar ini memiliki sumbu simetri putar 2 dengan penampakan sebanyak 3 setelah diputar sejauh 1
o

dan sumbu simetri putar 3

dengan penampakan sebanyak 1 setelah diputar sejauh 12 o. Pada bangun ini tidak memiliki simetri putar 4 maupun karena tidak . S istem menunjukan kenampakan bidang sebanyak 4 maupun

kristal trigonal ini tergolong dalam kelas he sagonal scalenohedral . Pada herman maugin symbol dari sistem kristal yang dideskripsikan ini adalah 3 2/m. kelompok mineral yang memiliki sistem kristal trigonal adalah kuarsa, kalsit, dolomite, dll.

35

4.2 Deskri si Gambar II

Pada pendiskripsi gambar ke dua ini merupakan sistem kristal Tetragonal, dimana sumbu-sumbu kristalnya memiliki tiga sumbu, yaitu sumbu a, b, dan c dimana ketiga sumbu tersebut saling tegak lurus sesamanya. Sumbu horizontal a dan b yang saling tegak lurus dan sama panjangnya, sehingga penamaan sumbu -sumbu tersebut sering menjadi sumbu a2 sebagai sumbu b dan sumbu a1 sebagai sumbu a. Sistem ini mempunyai pusat sumbu simetri dapat dibuktikan dengan adanya perpotongan sumbu simetri serta bidang simetri ya ng bertemu pada 1 titik tengah juga apabila ditarik garis dari suatu bidang akan muncul pada bidang yang lain dan jumlah bidang simetri 5. Mineral-mineral yang sistem kristalnya termasuk kedalam kelompok ini adalah zircon, kasiterit, rutil, kalkopirit, melilit, dll.
o

Tetragonal memiliki sumbu putar 2 bidang terdapat penampakan sebanyak 4 buah setelah diputar sejauh 1 tidak memiliki penampakan sumbu putar 3 dan dan sumbu putar 4 karena tidak terdapat bidang memiliki penampakan sebanyak 1 buah. Pada sistem kristal ini penampakan bidangnya. Pendeskripsian gambar ke 2 ini merupakan tetragonal dengan kelas ditetragonal-dipyra idal dengan hermann mauguin symbol adalah 4/m 2/m 2/m.

4.3 Deskri si Gambar III

Pada pendeskripsi gambar nomor 3 ini digolongkan pada sistem kristal monoklin. Sistem kristal monoklin adalah sistem simetri yang luas dengan hampir ketiga dari semua mineral yang t erdiri dari tiga kelas Kristal. Sistem ini mengandung dua sistem yang tidak sama (a dan b) bahwa garis tegak lurus pada setiap sisi dengan sis ketiga dan poros ketiga (c) adalah menyinggung dengan mengenai poros (a). Sistem kristal ini mempunyai sumbu pusat simetri dapat dibuktikan dengan adanya pe rtemuan dua sumbu kristal pada satu titik (sumbu a dan sumbu b), juga terdapat 1 bidang simetri.

Pada pendeskripsian sistem kristal Monoklin memiliki pusat simetri. Pada dasarnya terdapat 3 sumbu yang masing -maing sumbunya mempunyai panjang yang tidak sama (abc). Namun untuk monoklin terdapat perbedaan dengan sistem orthorombik, dimana sudut yang terbentuk antara b dan a adalah 45 derajat. Sumbu simetri putar 2 dengan penampakan bidang 1 buah. Namun tidak terdapat simetri putar 3, 4, atau karena tidak t erdapat
o

kenampakan yang sama pada putaran 12 o, 9 o, atau

. Nama dari

kelas kristal ini berdasarkan keterangan pendeskripsian adalah Pris ati , serta pada hermann mauguin symbol 2/m. Salah satu contoh mineral dari sistem ini adalah g ypsum, epidot, dll.
4.4 Deskri si Gambar IV

Pada sistem kristal Triklin terdapat 2 jenis kelas kristal yang berbeda. Sistem ini dikenal dengan sistem yang mempunyai 3 sumbu yaitu sumbu a, b, c yang tidak sama panjang dan masing-masing tidak membentuk sudut 9
o

Sumbu a, b, dan c saling menyudut tumpul. Sudut -sudut yang mengarah ke muka dibuat lebih besar dari 9 pertama tidak terdapat pusat simetri
o

perpotongan sumbu kristal dan juga bidang kristal pada satu titik, dalam contoh ini juga tidak ditemukan bidang kristal karena tidak ada bidang yang membagi kristal sama besar, tidak terdapat simetri putar baik itu kenampakan 2,3,4 d an karena tidak terdapat kedudukan

yang sama. Salah satu dari sumbu-sumbu tersebut sebagai sumbu c yaitu sumbu vertical, dan dua sumbu lainnya adalah sumbu b lebih panjang disebut sumbu makro dan sumbu a yang lebih pendek dari yang lainnya disebut sumbu brakhia. Kesimetrian dari sistem triklin dari kelas pedial yang tidak memiliki pusat simetri sedangkan yang satunya lagi tergolong dalam kelas pinacoidal dimana hanya memiliki

V U

Pada pendeskripsian ke 4 ini merupakan sistem kristal Triklin.

atau tidak saling tegak lurus satu sama lain. . Pada contoh yang tidak terdapat

karena

37

sebuah unsur simetri . Hal ini diakibatkan dari susunan parallel dalam membentuk Kristal. Mineral-mineral penting dalam sistem kristal ini adalah beberapa mineral dalam kelompok plagioklas dan mineral kianit sebagai mineral metamorfik. Pada hermann mauguin symbols keduanya memiliki kesamaan, yaitu 1.
4. Deskri si Gambar V

Pada deskripsi gambar nomor 5 ini merupakan sistem kristal rthorombik. Sistem orthorombik disebut juga sebagai sistem orthorombis atau rombis. Sistem ini dikenal dengan sistem yang mempunyai 3 sumbu kristal yaitu sumbu a, b, c yang panjangnya tidak sama a tidak sama dengan b serta tidak sama dengan c, sumbu a adalah sumbu terpendek sumbu b adalah sumbu menengah lalu sumbu c adalah sumbu terpanjang, sumbu b disebut sebagai sumbu makro dan masing-masing membentuk sudut 9
o

atau saling tegak

lurus satu sama lain. Sistem ini mempunyai pusat sumbu simetri dapat dibuktikan dengan adanya perpotongan sumbu simetri serta bidang simetri yang bertemu pada 1 titik tengah juga apabila ditarik garis dari suatu sudut akan muncul pada sudut yang lain dengan jumlah bidang simetri 3. Sistem ini memiliki tiga sumbu dan masingmasing sumbu sangat berbeda jauh panjangnya. Namun pada orthorombik antara sumbu b dan a membentuk sudut 3 kenampakan sumbu yaitu a tegak lurus b dan b tegak lurus c. Adapun nama sistem kelasnya dypira idal dan memiliki pusat simetrinya. Bidang simetrinya ada 3, 1 horisontal dan 2 vertikal, terdapat sumbu simetri putar 2 dengan penampakan sebanyak 3 buah. Pada hermann maugin symbol 2/m 2/m 2/m. Contoh mineralmineral dari sistem kristal ini adalah b arit BaS 4, Markasit FeS2, topaz, sulfur, olivine, dll. derajat. Kemudian pada sistem kristal yang dideskripsikan kali ini memiliki

38

4.6 Deskri si Gambar VI

Pada pendeskripsian gambar nomor empat ini merupakan sistem kristal Hexagonal, dimana sistem kristal ini memiliki 4 buah sumbu yaitu sumbu kristal (sumbu a 1, a2 ,a3 dan c) dari keempat sumbu kristal hanya 3 sumbu kristal yang terletak pada 1 bidang datar (sumbu a 1, a2, a3) yang membentuk sudut 12 o, ketiga sumbu kristal ini mempunyai panjang yang sama. Yang keempat, (sumbu c) berdiri tegak lurus pada ketiga sumbu lainnya dengan panjang lebih dari ketiga sumbu mendatar tadi (sumbu a 1, a 2, dan a3). Masing-masing sumbu ini dan panjangnya berupa a 1=a2=a3 tapi tidak sama dengan c. Adapun pernbandingan dari sumbu -sumbu yang ada adalah a2:a3:c=3:1: . Sistem kristal ini memiliki pusat simetri dan memiliki bidang simetri sebanyak 7 bidang dengan sumbu simetri putar 2 memiliki penampakan sebanyak sebanyak 3
o

buah setelah diputar

dan simetri putar

dengan penampakan sebanyak 1

buah. Pengelompokan sistem kristal ini termasuk dalam kelas Dihexagonal Dipyra idal pada hermann maugin symbols dengan /m 2/m 2/m. beberapa contoh dari mineral-mirenal yang memiliki sistem kristal ini adalah apatite, beryl, dll.
4. Deskri si Gambar VII

Pada pendiskripsi gambar 7 merupakan sistem kristal isometrik, dimana sistem kristal ini memiliki tiga buah sumbu yang sama panjangnya, dan membentuk sudut 9 sama lainya. Sumbu-sumbu tersebut sering disebut a1, a2, a3. Pada gambar sistem kristal tersebut mempunyai pusat simetri. Sistem ini mempunyai pusat sumbu simetri dapat dibuktikan dengan adanya perpotongan sumbu simetri serta bidang simetri yang bertemu pada 1 titik tengah juga apabila ditarik garis dari suatu sudut akan muncul

atau saling tegak lurus satu

39

pada sudut yang lain juga apabila ditarik satu garis dari satu bidang akan muncul pada bidang yang lain Pada gambar ini terdapat 9 bidang simetri dalam gambar yang mana memotong dua bagian kubus tersebut sama besar. mempunyai simetri putar 2 dengan penampakan sebanyak ambar buah, sistem isometrik ini mempunyai beberapa simetri putar, antara lain

simetri putar 3 dengan penampakan sebanyak 4, dan simetri puar 4 dengan penampakan sebanyak 3. Berdasarkan ciri-ciri kristal isometrik diatas, kristal isometrik ini dimasukkan dalam kelas hexoctahedral yang mempunyai hermann maugin simbol 4/m 3 2/m. Adapun contoh dari sistem kristal isometrik ini adalah galena, diamond, cuprum, fluorit, pirit, dll.
4.8 Deskri si 3D Gambar VIII

Pada deskripsi kali ini merupakan deskripsi dari peraga mineral 3D dimana pada deskripsi nomor ini merupakan sistem kristal rthorombik, Peraga ini memiliki tiga sumbu yang tidak sama panjang, sumbu tersebut membentuk sudut 9 lurus dengan lainnya. Keterangan selanjutnya yang dimiliki oleh peraga kedua ini yaitu adanya pusat simetri karena jika ditarik garis pada suatu sudut akan muncul pada sudut yang lain juga jika ditarik garis pada suatu bidang maka akan muncul pada bidang yang lain dan memiliki 3 bidang simetri. Peraga ini juga memiliki sumbu simetri putar 2 sebanyak 3 maksudnya apabila bangun ini diputar akan memiliki 2 kenampakan yang sama di 3 sumbu yaitu sumbu a, b dan c. Pada pengelompokan dalam Hermann Mauguin symbol dengan kelas Dipyra idal yang mana sistem kristal ini memiliki sumbu putar 2 fold 3 bidang dan herman maugin symbols 2/m 2/m 2/m dengan contoh mineral topaz, sulfur, olivine, dll.

atau saling tegak

40

4.9 Deskri si 3D Gambar IX

Pada pendeskripsian nomor 9 ini merupakan sistem kristal tipe hexagonal, Peraga ini memiliki tiga sumbu horizontal yang diberi nama a1, a2 dan a3 serta memiliki sudut yang sama besarnya yaitu 12 o. Sumbu vertikalnya adalah sumbu c dan tegak lurus terhadap sumbu-sumbu horizontal dimana pada sistem kristal ini tidak memiliki pusat simetri dengan bidang simetri sebanyak bidang. Karakteristik

lain yang dimiliki oleh peraga ini adalah tidak memiliki pusat simetri karena jika ditarik garis dari suatu sudut tidak muncul pada sudut lain tetapi pada suatu bidang . Pada sistem ini memiliki bidang putar dengan penampakan saja,

sebanyak 1. Dalam penamaan tabel Hermann Maugin simbol terdapat syarat jika terdapat sumbu c maka penulisan simbolnya adalah penulisan simbolnya jika terdapat bidang simetri yang tegak lurus dengan sumbu c maka /m, jika terdapat sumbu lateral (sumbu miring sisi) atau sumbu intermediet (sumbu miring ruang) maka penulisan simbolnya kristal /m 2/m 2/m (misalkan) jadi pada peraga 245 ini masuk Sistem kristal ini termasuk kedalam kelas pada kelas piramidal (karena hanya terdapat sumbu c) untuk sistem hexagonal Dihexagonal pyra idal dengan herman maugin symbol nya adalah mm dan memiliki contoh mineral-mineralnya adalah apatite dan beryl serta contoh-contoh lainnya.
4.10 Deskri si 3D Gambar X

Deskripsi 3D pada gambar ini merupakan sistem kristal tipe isometrik, Peraga ini memiliki tiga buah sumbu yang sama panjangnya dan membentuk sudut 9 Karakteristik yang dimiliki oleh peraga ini adalah adanya pusat simetri dapat dibuktikan dengan adanya perpotongan sumbu simetri serta bidang simetri yang bertemu pada 1 titik tengah juga apabila

atau saling tegak lurus.

41

ditarik garis dari suatu sudut akan muncul pada sudut yang l ain juga apabila ditarik satu garis dari satu bidang akan muncul pada bidang yang lain. Bangun ini memiliki 9 bidang simetri. Pada table Hermann Mauguin symbol dikelompokan dengan kelas hexoctahedral dimana hermann mauguin symbolnya adalah 4/m 3 2/m. Lalu Sistem Kristal ini memiliki bidang simetri sebanyak 9 bidang. Serta memiliki sumbu putar 2 dengan penampakan sebanyak buah, sumbu putar 3 dengan penampakan sebanyak 4 buah dan sumbu putar 4 dengan penampakan sebanyak 3. Adapun contoh mineral dari sistem kristal ini adalah pirit, diamond, fluorit, dll.
4.11 Deskri si 3D Gambar XI

Pada gambar 11 pada 3D kali tergolong pada sistem kristal tipe tetragonal, dimana sumbu-sumbu kristalnya memiliki tiga sumbu, yaitu sumbu a, b, dan c dimana ketiga sumbu tersebut saling tegak lurus sesamanya. Sumbu horizontal a dan b yang saling tegak lurus dan sama panjangnya, sehingga penamaan sumbu -sumbu tersebut sering menjadi sumbu a2 sebagai sumbu b dan sumbu a1 sebagai sumbu a. Sistem ini tidak mempunyai pusat sumbu simetri dapat dibuktikan dengan adanya perpotongan sumbu simetri serta bidang simetri yang bertemu pada 1 titik tengah tetapi apabila ditarik garis dari suatu titik akan muncul pada bidang yang lain (pada sumbu tegak). Dalam penamaan tabel Hermann Maugin simbol terdapat syarat jika terdapat sumbu c maka penulisan simbolnya adalah 4 saja, jika terdapat bidang simetri yang tegak lurus dengan sumbu c maka penulisan simbolnya 4/m, jika terdapat sumbu lateral (sumbu miring sisi) atau sumbu intermediet (sumbu miring r uang) maka penulisan simbolnya 4/m 2/m 2/m (misalkan) jadi penggolongan kristalnya termasuk kedalam pyramidal dimana model 3D ini memiliki 4 sumbu simetri dengan sumbu putar 4 dengan penampakan sebanyak 1 bagian. Contoh mineral-mineral yang memiliki sistem kristal ini adalah

42

kalkopirit, zircon, melilit, dll.


4.12 Deskri si 3D Gambar XII

Pada gambar terakhir dari model 3D ini tergolong dalam sistem kristal trigonal, Peraga ini memiliki tiga sumbu horizontal yang sama panjang dan membentuk sudut yang tidak saling tegak lurus yaitu 12 o. Sedangkan sumbu yang tegak, yaitu sumbu c memiliki panjang yang lebih dari sumbu horizontal. Keterangan lain yang dimiliki oleh peraga ini yaitu tidak adanya pusat simetri, jika kita tarik garis dari suatu sudut maka tidak akan muncul pada sudut lain dan memiliki 3 bidang simetri. Peraga ini juga memiliki sumbu simetri putar 3 sebanyak 1 maksudnya apabila bangun ini diputar akan memiliki 3 kenampakan yang sama di 1 sumbu yaitu sumbu c. Pada Hermann mauguin symbols sistem kristal ini tergolong dalam ditrigonal pyramidal dengan symbol 3m. contoh mineral yang mengandung mineral ini adalah kuarsa, kalsit, dolomite, dll.

43

BAB V PENUTUP

5.1 Kesim ulan

 Bentuk-bentuk sistem kristal ditentukan oleh panjang sumbu,

jumlah sumbu, dan kedudukan sumbu (besar derajat sumbu). Berdasarkan panjang sumbu, jumlah sumbu, dan kedudukan sumbu terdapat 7 sistem kristal yaitu : Isometrik, Tetragonal, Trigonal, Heksagonal, orthorombik (rombis), Monoklin, dan Triklin.
y Berdasarkan panjang sumbu, jumlah sumbu, dan kedudukan

sumbunya maka dapat disimpulkan :  Pada pendeskripsian sistem trigonal, pada gambar terdapat sumbu simetri, pusat sumbu simetri dan bidang simetri serta simetri putar seperti yang dijelaskan, sehingga dapat digolongkan dalam kelas hexagonal scalenohedral  Pada pendeskripsian sistem tetragonal, pada gambar terdapat sumbu simetri, pusat sumbu simetri dan bidang simetri serta simetri putar seperti penjelasan sebelumnya, maka dapat digolongkan sebagai kelas ditetragonal-dipira idal.  Pada pendeskripsian sistem monoklin, pada gambar tidak terdapat sumbu simetri, pusat sumbu simetri dan bidang simetri tetapi terdapat simetri putar maka, digolongkan sebagai kelas spenoidal  Pada pendeskripsian sistem triklin, pada gambar tidak terdapat sumbu simetri, pusat sumbu simetri dan bidang simetri serta simetri putar maka, digolongkan sebagai kristal kelas pedial dan gambar kedua termasuk kedalam kelas pinachoidal karena mempunyai pusat simetri.

44

 Pada

pendeskripsian

sistem

orthorombik,

pada

gambar

terdapat sumbu simetri, pusat sumbu simetri dan bidang simetri serta simetri putar maka, digolongkan sebagai kelas dipira idal  Pada pendeskripsian sistem heksagonal, pada gambar terdapat sumbu simetri, pusat sumbu simetri dan bidang simetri serta simetri putar maka, digolongkan sebagai kelas dihe sagonal dipyra idal  Pada pendeskripsian sistem isometrik, pada gambar terdapat sumbu simetri, pusat sumbu simetri dan bidang simetri serta simetri putar maka, digolongkan sebagai kelas hexoctahedral  Kristal dengan nomor peraga KR 14 termasuk dalam sistem kristal orthorombik dan kelas kristalnya dipyra idal  Kristal dengan nomor peraga 245 termasuk dalam sistem kristal heksagonal dan kelas kristalnya dihexagonal pyra idal  Kristal dengan nomor peraga K L 1 termasuk dalam sistem kristal isometrik dan kelas kristalnya hexoctahedral  Kristal dengan nomor peraga KR 4 termasuk dalam sistem kristal tetragonal dan kelas kristalnya pyra idal.  Kristal dengan nomor peraga KR 19 termasuk dalam sistem kristal trigonal dan kelas kristalnya ditrigonal pyra idal
y Dalam penetuan kelas kristal berdasarkan Her ann Maugin

simbol ada beberapa syarat, yakni :  Terdapat sumbu c  Terdapat bidang simetri yang tegak lurus dengan sumbu c  Terdapat sumbu linier (sumbu miring sisi) dan sumbu intermediet (sumbu miring ruang)

5.2 Saran

 Pada pelaksanaan pendeskripsikan mineral dilakukan dengan teliti karena akan sangat berpengaruh pada pembacaan tabel Her ann Mauguin simbol jika salah, bias jadi data tidak akurat .

45

 Pendiskripsian atau pewarnaan bidang sistem kristal, sebaiknya menggunakan warna yang berbeda, agar mempermudah dalam pembedaan bidangn.  Persiapan alat yang lengkap akan memperlancar pelaksana an praktikum dan mempermudah kinerja praktikan.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.wikipedi.org/kristalografi http://www.wikipedia.org/kristalogi http://www.google.com/hermann-mauguin-symbol.html http://www.google.com/Crystal_structure.htm l http://www.google.com/Daftar_mineral.htm l http://www.google.com/kristalografi-dasar%2 2.html http://www.google.com/Space_ roup_Notation.htm l http://www.google.com/node7.html

raha. doddy setia, 1999, batuan dan

ineral, bandung: nova.

47

Laboratorium akultas Teknik

ineralogi

Program Studi Teknik Geologi niversitas iponegoro

LE BAR ASISTE SI Nama NI Praktikum Semester ahun Akademik Asisten Acara : achrul ozi amadhan : 2L 009 052 : : II : 2009 / 2010 : Eko Suko Widiyatmoko anggal Keterangan ineralogi kristalografi

No

Paraf

48

49

You might also like