You are on page 1of 22

BIAYA MUTU

Oleh Tjahja Muhandri

2010 MPTP INSTITUT PERTANIAN BOGOR

A. PENDAHULUAN
Sampai tahun 1950, konsep model biaya mencakup aspek-aspek :
PRODUKSI
PEMASARAN PERSONALIA PENGEMBANGAN PRODUK, Dsb

Sejak 1950, berkembang unit-unit kerja yang berorientasi terhadap mutu muncul konsep biaya berkaitan dengan mutu

Hasil penelitian selama dekade itu tentang biaya mutu menunjukkan :


(1). Biaya yang berkaitan dengan mutu jauh lebih besar dari laporan akuntansi. (2). Sebagian besar dari biaya tersebut merupakan akibat mutu produk yang rendah. (3). Belum ada pendekatan struktural dalam penanganannya shg tidak ada tanggung jawab yang jelas untuk mengurangi. (4) Merupakan Tambang Emas : potensi besar penambahan income dg minimalisir biaya mutu

Cacat 10 buah Produksi 100 buah

Nilai jual Rp 0,-

Produk sesuai spek 90 buah

Nilai jual Rp 90 juta

Biaya Produksi Rp. 80 juta

Keuntungan Rp 10 juta

Cacat 3 buah Produksi 100 buah

Nilai jual Rp 0,-

Produk sesuai spek 97 buah

Nilai jual Rp 97 juta

Biaya Produksi Rp. 85 juta

Keuntungan Rp 12 juta

Biaya Pencegahan

Biaya Pemeriksaan

Biaya Kegagalan

Penghematan

Biaya Penilaian

Biaya Pencegahan Waktu

Penurunan biaya mutu (Bajpai dan Willey, 1989)

Manfaat Program Evaluasi Biaya Mutu


1. Masalah mutu secara kuantitatif dalam bahasa uang mempengaruhi upper manager.

2. Memberikan peluang besar untuk menekan biaya mutu - Dengan analisis PARETO dapat diketahui segmen tertentu yang mendominasi biaya mutu (vital few) - Vital few dapat digarap lebih intensif 3. Memberi petunjuk adanya ketidakpuasan pelanggan (ancaman terhadap daya jual produk) - Biaya customer complaint dan biaya garansi merupakan petunjuk bahwa produk mempunyai kekurangan atau cacat. - Analisis biaya pelanggan akibat mutu rendah bidangbidang vital untuk diperbaiki (identifikasi masalah) 4. Memperluas pengendalian anggaran dan biaya.

Biaya Mutu Rendah

Biaya Ketidaksesuaian

Biaya In Efisiensi Proses

Biaya Kehilangan Peluang Penjualan

B. KATEGORI BIAYA MUTU

BIAYA MUTU (menurut Juran):


Berkaitan dengan mutu rancangan (quality of design) (a). Analisis pasar (untuk mengetahui kebutuhan, tingkat mutu, respon konsumen) (b). Penelitian dan pengembangan (menciptakan dan menyetujui produk)

(c). Perancangan (sejak dari konsep-konsep sampai spesifikasi untuk produksi)

Produk Mutu A

Mutu B

Mutu Rancangan Bahan baku singkong varietas X1 yang ditanam pada ketinggian 300-400 m, umur 9-10 bulan, diproses maks 2 hari sesudah panen Ketebalan 1-1.2 mm Digoreng maks 2 menit sesudah di iris Suhu minyak 170-180oC Kadar minyak produk maks 8% Berat per kemasan 1505 gr Kemasan plastik PP yang dilapis alumunium foil Pencantuman umur simpan, halal, komposisi gizi Bahan baku singkong varietas X2 Ketebalan 1-1.2 mm Minyak dari produk tidak menempel di kemasan Berat per kemasan 1505 gr Kemasan plastik PP yang dilapis alumunium foil Pencantuman umur simpan, halal, kandungan gizi Bahan baku singkong Berat per kemasan kira-kira 150 gr Kemasan plastik PP Pencantuman merek

Aktivitas Riset Riset bahan baku Riset proses Desain alat Riset pasar Kandungan gizi Umur simpan

Desain alat Kandungan gizi Umur simpan

Mutu C

Tidak ada riset

Kategori Biaya Mutu (lanjutan)


Berkaitan dengan mutu kesesuaian (quality of comformance) (a). Perencanaan produksi (menyiapkan prosesproses dan peralatan). (b). Pemeliharaan (untuk mempertahankan presisi dan pengendalian). (c). Operasi (melatih tenaga untuk proses). (d). Penilaian (mengumpulkan dan menganalisis data untuk melihat kesesuaian). (e). Pencegahan cacat (perbaikan rancangan, perubahan proses dan sebagainya). (f). Kegagalan (Scrap, pekerjaan ulang, garansi) (g). Komunikasi (kaitan tuntutan/klaim).

Nilai/Biaya (Rp)

Optim um
D

Nilai

Rugi

B Nilai produk A C

Biaya mutu

Tingkat mutu Grafik Biaya Nilai Mutu Rancangan


Semakin tinggi mutu rancangan, semakin tinggi biaya, tetapi harga (nilai) semakin tinggi Menaikkan mutu dari 1 ke 2, biaya naik sebesar A, tetapi nilai naik sebesar B (B > A) Menaikkan Mutu dari 2 ke 3, biaya naik sebesar C, dan nilai naik sebesar D (C > D)

Kategori Biaya Mutu menurut American Society for

Quality Control (ASQC) -1986


1. PREVENTION COST - Biaya yang diadakan untuk mencegah kegagalan produk dan jasa dan mengurangi biaya penilaian. 2. APPRASIAL COST - Biaya yang dikeluarkan untuk menentukan tingkat kesesuaian terhadap persyaratan mutu. 3. INTERNAL FAILURE COST - Biaya yang terjadi akibat cacat produk, komponen, bahan yang gagal memenuhi persyaratan mutu 4. EXTERNAL FAILURE COST - Biaya yang terjadi karena produk-produk cacat terkirim ke konsumen.

PREVENTION COST
Biaya-biaya antara lain untuk :
--- Quality planning (aktifitas perencanaan termasuk penyusunan Spek, SOP dsb) --- New product review (evaluasi produk dan kesesuaian SD) --- Process planning (evaluasi kapabilitas proses, rencana pemeriksaan produk dsb) --- Quality audit (evaluasi pelaksanaan dari seluruh rencana mutu) --- Supplier Quality Evaluation (seleksi dan audit pemasok) --- Training

APPRAISAL COST
--- Incoming inspection and test (pemeriksaan bahan) --- In process inspection and test --- Final inspection and test --- Product quality audits --- Maintaining accuracy of test equipment (perawatan dan kalibrasi) --- Inspection and test material and services (pengadaan peralatan pemeriksaan) --- Evaluation of stocks

INTERNAL FAILURE COST

--- Scrap/defect (biaya karyawan, material dan overhead) --- Rework (perbaikan cacat produk)

--- Failure analaysis (analisis penyebab cacat)


--- Scrap and rework -- suplier (perbaikan cacat bahanbahan dari pemasok) --- 100% sorting inspection --- Reinspection, retest --- Down grading (penurunan harga karena grade turun)

INTERNAL FAILURE COST (next)

--- Variability of product (misal kelebihan pengisian) --- Unplanned downtime of equipment (mesin tidak bekerja pada kapasitas optimum) --- Non value added activities (kegiatan yang sia-sia, misal proses ulang dan pemeriksaan ulang)

EKSTERNAL FAILURE COST


--- Warranty charges (biaya untuk mengganti atau memperbaiki produk --- Complaint adjustment (biaya investigasi dan perbaikan proses) --- Returned product (biaya penanganan produk yang kembali) --- Allowances (biaya yang disepakati karena produk tidak sesuai standar) --- Pinalties (misal denda dan aspek hukum)

2. PENGUMPULAN BIAYA MUTU


Sulit, karena sistem biaya yang ada tidak mampu. Data yang tersedia, tersembunyi dan tersebar dihampir semua departemen Susah memisahkan biaya-biaya personil yang berkaitan dengan mutu dengan fungsi lain Kerjasama erat tim jaminan mutu dengan unit akuntansi biaya sangat diperlukan Perlu dibuat format-format baku untuk pencatatan biaya mutu

3. Optimasi teoritis biaya mutu total


Biaya mutu

Biaya mutu total

Biaya pencegahan dan penilaian

optimum
Biaya kegagalan internal dan eksternal

100% cacat

Tingakat kesesuaian

100% baik

Contoh : Biaya Mutu Kegagalan Internal Pengalengan Jamur (Khusus Material Loss)
Identifikasi Tahapan Proses Kumpulkan Kehilangan Bahan di Setiap Tahap Proses Loss: Bersifat Harus Loss : Dpt Diselamatkan Hitung Jumlah Loss Konversi ke Jumlah Uang

Jenis-Jenis Loss
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. Lokasi Loss Pemeriksaan Bahan Baku Blanching Filling otomatic Sterlisasi Pengujian produk Produk akhir Jenis Loss Bahan baku tidak sesuai spek Menyusut, tertinggal di alat Tercecer Bocor, penyok Kaleng dibuka dan diukur Kelebihan pengisian Keterangan Rata-rata 3%, harusnya dapat dihindari/diminimalkan 2.4%, tidak dapat dihindari 0.4%, dapat diminimalkan 0.6%, dapat diminimalkan 0.2%, tdk dapat dihindari 3.5%, dapat diminalkan

Total Material Loss rata-rata 4.560 kg/bln

540 kg tdk dapat dihindari 4.020 kg dapat diminimalkan

Jika hrg jamur 5.000/ kg, biaya loss = Rp. 20 juta

You might also like