You are on page 1of 120

Obat-obatan & ibu menyusui - Thread Not Solved Yet Obat-obatan & ibu menyusui

Sebagian besar obat-batan belum diuji pada wanita menyusui sehingga belum diketahui secara pasti bagaimana pengaruhnya terhadap anak yang disusuinya. Karena sangat sedikit masalah yang telah dilaporkan, maka meminum obat yang dijual bebas dan obat yang diresepkan, dalam jumlah tidak terlalu banyak dan hanya jika diperlukan, akan aman. Bahkan ibu-ibu yang harus meminum obat secara rutin setiap hari untuk penyakit yang dideritanya (misalnya epilepsi, diabetes atau hipertensi) biasanya bisa menyusui anaknya. Meskipun demikian, ibu masih tetap harus berkonsultasi dengan dokter anaknya. Untuk meminimalkan pemaparan obat-obatan pada bayi yang disusui, ibu sebaiknya meminum obat setelah menyusui atau sebelum bayi tidur.

Obat-obatan yang aman dikonsumsi oleh ibu menyusui

Pada bulan Januari 1994, The American Academy of Pediatrics telah mengeluarkan daftar obat yang biasanya bisa diberikan pada ibu menyusui: # Asetaminofen # Antibiotik # Anti-epilepsi (Primidon harus dibawah pengawasan) # Antihistamin # Alkohol dalam jumlah terbatas (dalam jumlah banyak, pada bayi, alkohol bisa menyebabkan ngantuk, kelemahan dan penambahan berat badan abnormal) # Anti-hipertensi # Aspirin (harus dibawah pengawasan) # Kafein # Dekongestan # Ibuprofen # Insulin # Kuinin # Obat tiroid.

Obat-obatan yang tidak aman dikonsumsi oleh ibu menyusui

Beberapa jenis obat hanya boleh diminum oleh ibu menyusui jika ibu berhenti menyusui selama

beberapa hari atau beberapa minggu. Agar produksi ASI tetap terjaga, selama ibu berhenti menyusui, ibu bisa memompa ASI dan membuangnya, sementara bayinya bisa meminum ASI yang sebelumnya telah dibekukan atau minum susu formula.

Obat-obatan radioaktif yang digunakan untuk pemeriksaan diagnostik tertentu (misalnya Gallium-69, Iodine-125, Iodine-131 atau Technetium-99m) bisa digunakan asalkan untuk sementara waktu ibu berhenti menyusui.

Obat-obatan yang sebaiknya tidak diminum oleh ibu menyusui adalah: # Bromokriptin (obat untuk penyakit Parkinson, juga menyebabkan berkurangnya pembentukan ASI) # Sebagian besar obat-obat kemoterapi untuk kanker (obat ini membunuh sel-sel di dalam tubuh ibu sehingga bisa melukai bayinya) # Ergotamin (untuk sakit kepala migren, karena menyebabkan muntah, diare dan kejang pada bayi) # Litium (untuk penyakit manik-depresif, karena dikeluarkan melalui ASI) # Metotreksat (untuk artritis, karena bisa menekan sistem kekebalan bayi) # Obat-obatan yang disalahgunakan.

Beberapa jenis obat, seperti kokain dan PCP, bisa menimbulkan keracunan pada bayi. Amfetamin, Heroin dan marijuana bisa menyebabkan iritabilitas, pola tidur yang buruk, tremor dan muntah. Bayi juga menjadi ketagihan terhadap obat-obat tersebut. # Merokok tembakau. Ibu menyusui sebaiknya tidak merokok. Nikotin bisa menyebabkan muntah, diare dan gelisah pada bayi; juga akan mengurangi pembentukan ASI. Ibu menyusui yang merokok aktif maupun pasif, bisa meningkatkan resiko terjadinya sudden infant death syndrome (SIDS, sindroma kematian bayi mendadak) dan infeksi saluran pernafasan dan telinga.

sumber : Apotik online dan media informasi obat - penyakit :: m e d i c a s t o r e . c o m

MaPhia Black


Search...

About Me

MaPhia BlacK *MiztEriOuzZ *Kawaii *ImOutzZ *ManiEzZ Lihat profil lengkapku

My COMMUNITY

TinggaLkan jEjak
<a href="http://www.shoutmix.com/?nouna_dho">View shoutbox</a> ShoutMix chat widget

FoLLow mE Ukey??

LABELS

AFGAN SYAHREZA (1) Agnes Davonar (1) ANALISA (5) ARTIKEL (11) ARTIKEL KESEHATAN (5) ASUHAN KEBIDANAN (12) ASUHAN KEPERAWATAN (1) ASUHAN NEONATUS (14) Avenged Sevenfold (2) BERBAGI CERITA HANTU (1) BISNIS ONLINE (3) BISNIS WARNET (5) Bondan ft. Fade2Black (2) BUG DORK (1) CONTOH ASUHAN KEBIDANAN (88) DADALI (1) EKONOMI MAKRO (2) EKONOMI MIKRO (2) EPISTEMOLOGI (34) ETIKA PROFESI DAN HUKUM KEBIDANAN (4) FAKULTAS HUKUM (2) FILSAFAT ILMU (1) FORMAT PENGKAJIAN (13) GIZI REPRODUKSI (3) KOMPUTER_MANIA (5) KONTES SEO (1) KOTAK (1) KUMPULAN PENYAKIT (2) LAPORAN GIZI REPRODUKSI (2) LARA HATI (1) MAKALAH ASUHAN KEBIDANAN (3) MAKALAH BIOLOGI REPRODUKSI (2) MAKALAH GIZI REPRODUKSI (1) MAKALAH ASUHAN KEBIDANAN (3) MAKALAH ASUHAN NEONATUS (6) MAKALAH ASUHAN PERSALINAN (1) MAKALAH FARMAKOLOGI (3) MAKALAH KESEHATAN REPRODUKSI (2) MAKALAH KOMUNIKASI KESEHATAN (1)

MAKALAH PENGANTAR KEBIDANAN (1) MANAJEMEN INFORMATIKA (1) MATHEMATICS (1) MoZZa (1) MUOZA_LUPH (1) NEWSLATTER (1) NOUNA DHO (19) PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA (1) PENYAKIT IBU HAMIL (1) PROGRAMER (1) PROMOSI KESEHATAN (1) PSIKOLOGI (1) REALIGI (5) REMAJA (3) SATUAN PENYULUHAN (3) SENSEI ANNE AHIRA (17) SEVENTEEN (1) SMASH (1) Suharti S.S.T. S.Pd (1) TIPE - X (1) TIPS (5) TOKOH DUNIA (4) TRIK (12) TUTORIAL PHP (1) UNGU CLIQUERZ (1) WEBSITE (5)

.:: LINK EXCHANGE ::.


<a href="http://maphiablack.blogspot.com/"><b><blink>MaPhia ? ? ? ??? ? Black</blink></b></a><br/>

|K|ibim's |B|log --> L <-Ladida Cafe Let's Be Smart Lora Malunk Blog --> M <-MagaHaya!

Mahakarya Blog Yoedha Majapahit 1478 Majapahit Info Mantab Jaya Blog Masakan Khas Indonesia Me and Coffe Midi Karaoke Henny Fadilla Mimpi Okkanz Mascipul[dot]com MISS SIDAMULYA Modern Technology Modification Blog Movie Online Site Mr. Dhie Music Instrument Myria DiFa --> N <-Natural Health *Nova Maya Sari* --> O <-Obat Sakit 2011 Obet_Master7 Ody_Ercha OJ Free Backlink OZENK POTGIETER OZY-W --> P <-Parking Pengelana Jagat Penghuni 60 Pier's BLOG | Kumpulan Askep - Artikel Kesehatan Pinginbelajar.com Planet Hobbies Prapatan Kertek Simple Blog --> R <-Rainbow Lady's Challenge Blog Rasyakreebo RINKO SAMANI BLOG Recipes Health Beauty Run-D BLoG --> S <-Shanushy Ngeblog

Saonone's Online Notes S@ndhie Salomegank Se Avancee Se-Masa Setya Blog Share With Irfan Shawn Ann's World Silver Nitrate SMILENET4U Soni Site's STICKSERIES.COM --> T <-Tambelan Blog TanThowi.com Terminal Transit the dark anco Tips Online | Aulia Net | Bermain Blog Tutorial Blogging Tutorial Blog Terbaru Tulus Dari Hati --> U <-Urang Kapuas --> V <-V12gether Blog --> W <-Warna Tulisan wArNa-wArNa cErIa.. Weblog Zauma Zalfiah Wedding Dresses Wicak Kudus Kretek Widodo World Cup 2010 South Africa --> X <-- XNOTHINGTOLOSE SHOP --> Y <-Yang Penting SHARE Yayat's Blog YobelCELL AUTOREFILL --> Z <-Zulfa Bakery

Jumat, 21 Januari 2011


ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS
Diposkan oleh MaPhia BlacK di 18:28

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar belakang Dewasa ini ilmu kesehatan berkembang sangat pesat.Belakangan persainganpun tidak dapat di elakkan,sehingga insane kesehatan di tuntut untuk selalu memperbaiki dan mengembangkan ilmu yang di miliki demi keparipurnaan dalam memberikan pelayanan terhadap masyarakat.Karena petugas kesehatan di tuntut untuk paripurna dalam memberikan pelayanan. Makalah ini di susun khusus untuk menambah referensi dalam keilmuan tenaga kesehatan, khususnya di sini adalah bagi mahasiswa STIKES BHAKTI AL-QODIRI,prodi D3KEBIDANAN. Makalah ini di lengkapi dengan asuhan kebidanan, dengan harapan makalah ini dapat membantu terlaksananya proses perkuliahan yang berkualitas. Penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritikan dan saran sangat di harapkan demi perbaikan untuk makalah selanjutnya. Akhirnya, semoga mkakalah ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi mahasiswa pada umumnya.

1.2

Tujuan 1. Untuk mengetahui cara memberikan asuhan kebidanan yang baik. 2. Untuk mengetahui bagaimana cara penulisan asuhan kebidanan yang baik dan benar.

1.3

Rumusan masalah 1. Bagaimana asuhan kebidanan pada ibu posh partum?

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Adaptasi Psikologis Ibu Nifas Masa nifas merupakan masa yang paling kritis dalam kehidupan ibu maupun bayi, diperkirakan bahwa 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan, dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama. Dalam memberikan pelayanan pada masa nifas, bidan menggunakan asuhan yang berupa memantau keadaan fisik, psikologis, spiritual, kesejahteraan sosial ibu/keluarga, memberikan pendidikan dan penyuluhan secara terus menerus. Dengan pemantauan dan asuhan yang dilakukan pada ibu dan bayi pada masa nifas diharapkan dapat mencegah atau bahkan menurunkan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi. Perubahan psikologis mempunyai peranan yang sangat penting. Pada masa ini, ibu nifas menjadi sangat sensitive, sehingga diperlukan pengertian dari keluarga-keluarga terdekat. Peran bidan sangat penting dalam hal memberi pegarahan pada keluarga tentang kondisi ibu serta pendekatan psikologis yang dilakukan bidan pada ibu nifas agar tidak terjadi perubahan psikologis yang patologis. Setelah proses kelahiran tanggung jawab keluarga bertambah dengan hadirnya bayi yang baru lahir, dorongan serta perhatian anggota keluarga lainnya merupakan dukungan positif bagi ibu. Dalam menjalani adaptasi setelah melahirkan, ibu akan melalui fase-fase sebagai berikut :

1) Fase Taking In Fase ini merupakan fase ketergantungan yang berlangsung dari hari pertama sampai hari kedua setelah melahirkan. Pada saat ini fokus perhatian ibu terutama pada bayinya sendiri. Pengalaman selama proses persalinan sering berulang diceritakannya. Kelelahannya membuat ibu perlu cukup istirahat untuk mencegah gejala kurang tidur, seperti mudah tersinggung. Hal ini membuat ibu cenderung menjadi pasif terhadap lingkungannya. Oleh karena itu kondisi ini perlu dipahami dengan menjaga komunikasi yang baik. Pada fase ini, perlu diperhatikan pemberian ekstra makanan untuk proses pemulihannya, disamping nafsu makan ibu yang memang sedang meningkat.

2) Fase Taking hold Fase ini berlangsung antara 3-10 hari setelah melahirkan. Pada fase taking hold, ibu merasa khawatir akan ketidakmampuan dan rasa tanggung jawabnya dalam merawat bayi. Selain itu perasaan yang sangat sensitive sehingga mudah tersinggung jika komunikasinya kurang hati-hati. Oleh karena itu ibu memerlukan dukungan karena sat ini merupakan kesempatan yang baik untuk menerima berbagai penyuluhan dalam merawat diri dan bayinya sehingga tumbuh rasa percaya diri.

3) Fase Letting Go Fase ini merupakan fase menerima tanggung jawab akan peran barunya yang berlangsung 10 hari setelah melahirkan. Ibu sudah mulai menyesuaikan diri dengan ketergantungan bayinya. Keinginan untuk merawat diri dan bayinya meningkat pada fase ini. Ada kalanya ibu mengalami perasaan sedih yang berkaitan dengan bayinya. Keadaan ini disebut dengan baby blues, yang disebabkan oleh perubahan perasaan yang dialami ibu saat hamil, sehingga sulit menerima kahadiran bayinya. Perubahan perasaan ini merupakan respon alami terhadap rasa lelah yang dirasakan. Banyak ketakutan dan kekhawatiran pada ibu yang baru melahirkan terjadi akibat persoalan yang sederhana dan dapat diatasi dengan mudah atau sebenarnya dapat dicegah oleh staf keperawatan, pengunjung dan suami, bidan dapat mengantisipasi hal-hal yang bias menimbulkan stress psikologis. Dengan bertemu dan mengenal suami serta keluarga ibu, bidan akan memiliki pandangan yang lebih mendalam terhadap setiap permasalahan yang mendasarinya. Fase-fase adaptasi ibu nifas yaitu taking in, taking hold dan letting go yang merupakan perubahan perasaan sebagai respon alami terhadap rasa lelah yang dirasakan dan akan kembali secara perlahan setelah ibu dapat menyesuaikan diri dengan peran barunya dan tumbuh kembali pada keadaan normal. Walaupun perubahan-perubahan terjadi sedemikian rupa, ibu sebaiknya tetap menjalani ikatan batin dengan bayinya sejak awal. Sejak dalam kandungan bayi hanya mengenal ibu yang memberinya rasa aman dan nyaman sehingga stress yang dialaminya tidak bertambah berat.

Ada kalanya ibu mengalami perasaan sedih yang berkaitan dengan bayinya. Keadaan ini disebut baby blues, yang disebabkan oleh perubahan perasaan yang dialami ibu saat hamil sehingga sulit menerima kehadiran bayinya. Perubahan perasaan ini merupakan respon alami terhadap rasa lelah yang dirasakan. Selain itu, juga karena semua perubahan fisik dan emosional selama beberapa bulan kehamilan. Disini hormon memainkan peranan utama dalam hal bagaimana ibu bereaksi terhadap situasi yang berbeda. Setelah melahirkan dan lepasnya plasenta dari dinding rahim, tubuh ibu mengalami perubahan besar dalam jumlah hormone sehingga membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri. Disamping perubahan fisik, hadirnya seorang bayi dapat membuat perbedaan besar pada kehidupan ibu dalam hubungannya dengan suami, orang tua, maupun anggota keluarga lain. Perubahan ini akan kembali secara perlahan setelah ibu dapat menyesuaikan diri dengan peranan barunya dan tumbuh kembali dalam keadaan normal. Post partum blues ini dialami 80% wanita setelah bersalin yaitu merupakan semacam perasaan sedih atau uring-uringan yang melanda ibu dan timbul dalam jangka waktu dua hari sampai dua minggu pasca persalinan. Etiologi : berbagai perubahan yang terjadi dalam tubuh wanita selama kehamilan dan perubahan cara hidupnya sesudah mempunyai bayi, perubahan hormonal, adanya perasaan kehilangan secara fisik sesudah melahirkan yang menjurus pada suatu perasaan sedih.

Penyebab yang menonjol adalah : Kekecewaan emosional yang mengikuti rasa puas dan takut yang dialami kebanyakan wanita selama kehamilan dan persalinan. Rasa sakit pada masa nifas\ elelahan karena kurang tidur selama persalinan Kecemasan ketidakmampuan merawat bayi setelah pulang dari rumah sakit Rasa takut tidak menarik lagi bagi suami

Gejala-gejalanya antara lain : Sangat emosional, sedih, khawatir, kurang percaya diri, mudah tersinggung, merasa hilang semangat, menangis tanpa sebab jelas, kurang merasa menerima bayi yang baru dilahirkan, sangat kelelahan, harga diri rendah, tidak sabaran, terlalu sensitive, mudah marah dan gelisah.

Hal-hal yang dapat dilakukan seorang bidan : Menciptakan ikatan antara bayi dan ibu sedini mungkin Memberikan penjelasan pada ibu, suami dan keluarga bahwa hal ini merupakan suatu hal yang umum dan akan hilang sendiri dalam dua minggu setelah melahirkan. Simpati, memberikan bantuan dalam merawat bayi dan dorongan pada ibu agar tumbuh rasa percaya diri. Memberikan bantuan dalam merawat bayi Menganjurkan agar beristirahat yang cukup dan makan makanan yang bergizi

Post partum blues ini apabila tidak ditangani secara tepat dapat menjadi lebih buruk atau lebih berat, post partum yang lebih berat disebut post partum depresi (PPD) yang melanda sekitar 10% ibu baru. Gejala-gejalanya : sulit tidur bahkan saat bayi telah tidur, nafsu makan hilang, perasaan tidak berdaya atau kehilangan control, terlalu cemas atau tidak perhatian sama sekali pada bayi, tidak menyukai atau takut menyentuh bayi, pikiran yang menakutkan mengenai bayi, sedikit atau tidak ada perhatian terhadap penampilan pribadi, gejala fisik seperti banyak wanita sulit bernafas atau perasaan berdebar-debar. Jika ditemukan sejak dini penyakit ini dapat disembuhkan dengan obat-obatan dan konsultasi dengan psikiater, jika depresi yang ibu alami berkepanjangan mungkin ibu perlu perawatan dirumah sakit. Oleh karena itu penting sekali bagi seorang bidan untuk mengetahui gejala dan tanda dari post partum blues sehingga dapat mengambil tindakan mana yang dapat diatasi dan mana yang memerlukan rujukan kepada yang lebih ahli dalam bidang psikologi.

A.

Gangguan Rasa Nyeri pada Ibu Nifas

Kram perut Perempuan yang pertama kali melahirkan akan mengalami kontraksi rahim yang cenderung bersifat tonik menimbulkan nyeri perut seperti kram, apalagi bila ada sisa-sisa bekuan darah dalam rahim. Kadangkala nyeri ini sangat hebat dan membutuhkan obat pereda nyeri. Nyeri perut ini juga dapat timbul saat bayi mengisap payudara. Biasanya keluhan nyeri

menghilang dengan sendirinya. Rasa nyeri pada perut ini disebabkan oleh kontraksi dan relaksasi yang terus-menerus pada uterus banyak terjadi pada multipara. Anjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemih, tidur tengkurap dengan bantal dibawah perut, bila perlu berikan analgesik.

Pembengkakan Payudara a) Penyebab Payudara bengkak disebabkan karena menyusui yang tidak kontinyu, sehingga sisa ASI terkumpul pada daerah duktus. Hal ini dapat terjadi pada hari ke tiga setelah melahirkan. Selain itu, penggunaan bra yang ketat serta keadaan puting susu yang tidak bersih dapat menyebabkan sumbatan pada duktus.

b) Gejala Perlu dibedakan antara payudara bengkak dengan payudara penuh. Pada payudara bengkak: payudara odem, sakit, puting susu kencang, kulit mengkilat walau tidak merah, dan ASI tidak keluar kemudian badan menjadi demam setelah 24 jam. Sedangkan pada payudara penuh: payudara terasa berat, panas dan keras. Bila ASI dikeluarkan tidak ada demam.

c) Pencegahan 1. 2. 3. 4. 5. Menyusui bayi segera setelah lahir dengan posisi dan perlekatan yang benar. Menyusui bayi tanpa jadwal (nir jadwal dan on demand). Keluarkan ASI dengan tangan/pompa bila produksi melebihi kebutuhan bayi. Jangan memberikan minuman lain pada bayi. Lakukan perawatan payudara pasca persalinan (masase, dan sebagainya).

d) Penatalaksanaan 1. Keluarkan sedikit ASI sebelum menyusui agar payudara lebih lembek, sehingga lebih mudah memasukkannya ke dalam mulut bayi. 2. Bila bayi belum dapat menyusu, ASI dikeluarkan dengan tangan atau pompa dan diberikan pada bayi dengan cangkir/sendok.

3. Tetap mengeluarkan ASI sesering yang diperlukan sampai bendungan teratasi. 4. Untuk mengurangi rasa sakit dapat diberi kompres hangat dan dingin. 5. Bila ibu demam dapat diberikan obat penurun demam dan pengurang sakit. 6. Lakukan pemijatan pada daerah payudara yang bengkak, bermanfaat untuk membantu memperlancar pengeluaran ASI. 7. Pada saat menyusui, sebaiknya ibu tetap rileks. 8. Makan makanan bergizi untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan perbanyak minum. Nyeri Perineum Pengertian Perawatan Luka Perineum Perawatan adalah proses pemenuhan kebutuhan dasar manusia (biologis, psikologis, sosial dan spiritual) dalam rentang sakit sampai dengan sehat (Aziz, 2004). Perineum adalah daerah antara kedua belah paha yang dibatasi oleh vulva dan anus (Danis, 2000). Post Partum adalah selang waktu antara kelahiran placenta sampai dengan kembalinya organ genetik seperti pada waktu sebelum hamil (Mochtar, 2002). Perawatan perineum adalah pemenuhan kebutuhan untuk menyehatkan daerah antara paha yang dibatasi vulva dan anus pada ibu yang dalam masa antara kelahiran placenta sampai dengan kembalinya organ genetik seperti pada waktu sebelum hamil. Tujuan Perawatan Perineum Tujuan perawatan perineum menurut Hamilton (2002), adalah mencegah terjadinya infeksi sehubungan dengan penyembuhan jaringan. Sedangkan menurut Moorhouse et. al. (2001), adalah pencegahan terjadinya infeksi pada saluran reproduksi yang terjadi dalam 28 hari setelah kelahiran anak atau aborsi. Bentuk Luka Perineum Bentuk luka perineum setelah melahirkan ada 2 macam yaitu : 1. Rupture Rupture adalah luka pada perineum yang diakibatkan oleh rusaknya jaringan secara alamiah karena proses desakan kepala janin atau bahu pada saat proses persalinan. Bentuk rupture biasanya tidak teratur sehingga jaringan yang robek sulit dilakukan penjahitan. (Hamilton, 2002).

2. Episotomi Episiotomi adalah sebuah irisan bedah pada perineum untuk memperbesar muara vagina yang dilakukan tepat sebelum keluarnya kepala bayi (Eisenberg, A., 1996). Episiotomi, suatu tindakan yang disengaja pada perineum dan vagina yang sedang dalam keadaan meregang. Tindakan ini dilakukan jika perineum diperkirakan akan robek teregang oleh kepala janin, harus dilakukan infiltrasi perineum dengan anestasi lokal, kecuali bila pasien sudah diberi anestasi epiderual. Insisi episiotomi dapat dilakukan di garis tengah atau mediolateral. Insisi garis tengah mempunyai keuntungan karena tidak banyak pembuluh darah besar dijumpai disini dan daerah ini lebih mudah diperbaiki (Jones Derek, 2002). Pada gambar berikut ini dijelaskan tipe episotomi dan rupture yang sering dijumpai dalam proses persalinan yaitu : 1. Episiotomi medial 2. Episiotomi mediolateral Sedangkan rupture meliputi 1. Tuberositas ischii 2. Arteri pudenda interna 3. Arteri rektalis inferior Lingkup Perawatan Lingkup perawatan perineum ditujukan untuk pencegahan infeksi organ-organ reproduksi yang disebabkan oleh masuknya mikroorganisme yang masuk melalui vulva yang terbuka atau akibat dari perkembangbiakan bakteri pada peralatan penampung lochea (pembalut) (Feerer, 2001).

Sedangkan menurut Hamilton (2002), lingkup perawatan perineum adalah 1. Mencegah kontaminasi dari rektum 2. Menangani dengan lembut pada jaringan yang terkena trauma 3. Bersihkan semua keluaran yang menjadi sumber bakteri dan bau. Waktu Perawatan Menurut Feerer (2001), waktu perawatan perineum adalah 1. Saat mandi

Pada saat mandi, ibu post partum pasti melepas pembalut, setelah terbuka maka ada kemungkinan terjadi kontaminasi bakteri pada cairan yang tertampung pada pembalut, untuk itu maka perlu dilakukan penggantian pembalut, demikian pula pada perineum ibu, untuk itu diperlukan pembersihan perineum. 2. Setelah buang air kecil Pada saat buang air kecil, pada saat buang air kecil kemungkinan besar terjadi kontaminasi air seni padarektum akibatnya dapat memicu pertumbuhan bakteri pada perineum untuk itu diperlukan pembersihan perineum. 3. Setelah buang air besar. Pada saat buang air besar, diperlukan pembersihan sisa-sisa kotoran disekitar anus, untuk mencegah terjadinya kontaminasi bakteri dari anus ke perineum yang letaknya bersebelahan maka diperlukan proses pembersihan anus dan perineum secara keseluruhan.

Penatalaksanaan 1. Persiapan a. Ibu Pos Partum Perawatan perineum sebaiknya dilakukan di kamar mandi dengan posisi ibu jongkok jika ibu telah mampu atau berdiri dengan posisi kaki terbuka. b. Alat dan bahan Alat yang digunakan adalah botol, baskom dan gayung atau shower air hangat dan handuk bersih. Sedangkan bahan yang digunakan adalah air hangat, pembalut nifas baru dan antiseptik (Fereer, 2001). 2. Penatalaksanaan Perawatan khusus perineal bagi wanita setelah melahirkan anak mengurangi rasa ketidaknyamanan, kebersihan, mencegah infeksi, dan meningkatkan penyembuhan dengan prosedur pelaksanaan menurut Hamilton (2002) adalah sebagai berikut: a. Mencuci tangannya b. Mengisi botol plastik yang dimiliki dengan air hangat

c. Buang pembalut yang telah penuh dengan gerakan ke bawah mengarah ke rectum dan letakkan pembalut tersebut ke dalam kantung plastik. d. Berkemih dan BAB ke toilet e. Semprotkan ke seluruh perineum dengan air f. Keringkan perineum dengan menggunakan tissue dari depan ke belakang. g. Pasang pembalut dari depan ke belakang. h. Cuci kembali tangan 3. Evaluasi Parameter yang digunakan dalam evaluasi hasil perawatan adalah: a. Perineum tidak lembab b. Posisi pembalut tepat c. Ibu merasa nyaman Faktor yang Mempengaruhi Perawatan Perineum 1. Gizi Faktor gizi terutama protein akan sangat mempengaruhi terhadap proses penyembuhan luka pada perineum karena penggantian jaringan sangat membutuhkan protein. 2. Obat-obatan a. Steroid : Dapat menyamarkan adanya infeksi dengan menggangu respon inflamasi normal. b. Antikoagulan : Dapat menyebabkan hemoragi. c. Antibiotik spektrum luas / spesifik : Efektif bila diberikan segera sebelum pembedahan untuk patolagi spesifik atau kontaminasi bakteri. Jika diberikan setelah luka ditutup, tidak efektif karena koagulasi intrvaskular. 3. Keturunan Sifat genetik seseorang akan mempengaruhi kemampuan dirinya dalam penyembuhan luka. Salah satu sifat genetik yang mempengaruhi adalah kemampuan dalam sekresi insulin dapat dihambat, sehingga menyebabkan glukosa darah meningkat. Dapat terjadi penipisan proteinkalori.

4. Sarana prasarana

Kemampuan ibu dalam menyediakan sarana dan prasarana dalam perawatan perineum akan sangat mempengaruhi penyembuhan perineum, misalnya kemampuan ibu dalam menyediakan antiseptik. 5. Budaya dan Keyakinan Budaya dan keyakinan akan mempengaruhi penyembuhan perineum, misalnya kebiasaan tarak telur, ikan dan daging ayam, akan mempengaruhi asupan gizi ibu yang akan sangat mempengaruhi penyembuhan luka. Dampak Dari Perawatan Luka Perineum Perawatan perineum yang dilakukan dengan baik dapat menghindarkan hal berikut ini : 1. Infeksi Kondisi perineum yang terkena lokia dan lembab akan sangat menunjang perkembangbiakan bakteri yang dapat menyebabkan timbulnya infeksi pada perineum. 2. Komplikasi Munculnya infeksi pada perineum dapat merambat pada saluran kandung kemih ataupun pada jalan lahir yang dapat berakibat pada munculnya komplikasi infeksi kandung kemih maupun infeksi pada jalan lahir. 3. Kematian ibu post partum Penanganan komplikasi yang lambat dapat menyebabkan terjadinya kematian pada ibu post partum mengingat kondisi fisik ibu post partum masih lemah (Suwiyoga, 2004).

Konstipasi Konstipasi adalah kondisi di mana feses memiliki konsistensi keras dan sulit dikeluarkan. Masalah ini umum ditemui pada anak-anak. Buang air besar mungkin disertai rasa sakit dan menjadi lebih jarang dari biasa. Pada anak normal, konsistensi feses dan frekuensi BAB dapat berbeda-beda. Bayi yang disusui ASI mungkin mengalami BAB setiap selesai disusui atau hanya sekali dalam 7-10 hari. Bayi yang disusui formula dan anak yang lebih besar mungkin mengalami BAB setiap 2-3 hari.

Dengan demikian frekuensi BAB yang lebih jarang atau konsistensi feses yang sedikit lebih padat dari biasa tidak selalu harus ditangani sebagai konstipasi. Penanganan konstipasi hanya diperlukan jika pola BAB atau konsistensi feses menyebabkan masalah pada anak. Umumnya

dengan nutrisi yang baik, perbaikan kebiasaan BAB, dan penggunaan obat yang sesuai jika diperlukan, masalah ini dapat ditangani.

Gejala dan Tanda


Konstipasi dapat menyebabkan gejala berikut:

Sakit perut, BAB mungkin disertai rasa sakit Turun atau hilangnya napsu makan Rewel Mual atau muntah Turunnya berat badan Noda feses di celana dalam anak yang menandakan banyaknya feses yang tertahan di rektum (bagian usus besar terdekat dengan anus). Jika anak mengalami konstipasi yang cukup berat, ia dapat kehilangan kemampuan merasakan kebutuhan ke toilet untuk BAB sehingga menyebabkan anak BAB di celananya. Hal ini disebut encopresis atau fecal incontinence.

Mengedan untuk mengeluarkan feses yang keras dapat menyebabkan robekan kecil pada lapisan mukosa anus (anal fissure) dan perdarahan

Konstipasi meningkatkan risiko infeksi saluran kemih

Konstipasi dapat disebabkan oleh:

Kecenderungan alami gerakan usus yang lebih lambat, misalnya pada anak dengan riwayat feses yang lebih padat dari normal pada minggu-minggu awal setelah lahir.

Nutrisi yang buruk, misalnya yang tinggi lemak hewani dan gula (pencuci mulut, makananmakanan manis), serta rendah serat (sayuran, buah-buahan, whole grains).

Beberapa obat dapat menyebabkan konstipasi, misalnya antasid, fenobarbital (obat kejang), obat pereda nyeri, dan obat batuk yang mengandung kodein.

Kebiasaan BAB yang tidak baik, misalnya tidak tersedianya cukup waktu untuk BAB dengan tuntas.

Kurangnya asupan cairan. Kurangnya aktivitas fisik.

Adanya kondisi anus yang menyebabkan nyeri, misalnya robekan pada lapisan mukosa anus (anal fissure). Hal ini seperti lingkaran setan karena mengedan untuk mengeluarkan feses yang keras dapat menyebabkan terjadinya fissure, dan nyeri yang disebabkan fissure menyebabkan anak menahan kebutuhan BAB yang memperparah konstipasi.

Toilet training yang dipaksakan. Toilet training pada anak yang belum siap secara emosional dapat mengakibatkan anak memberontak dengan menahan keinginan BAB. Jika anak belum siap untuk menjalani toilet training, tunggu beberapa bulan sebelum memulainya kembali.

Kadang konstipasi dapat terjadi karena penganiayaan seksual (sexual abuse). Konstipasi dapat merupakan akibat dari beberapa penyakit seperti tidak adanya saraf normal di sebagian usus (Hirschprung disease), kelainan saraf tulang belakang, kurangnya hormon tiroid, keterbelakangan mental, atau beberapa kelainan metabolik. Namun sebab-sebab ini relatif jarang dan umumnya disertai gejala lain.

Penanganan
Pada bayi di bawah usia satu tahun, kemungkinan masalah organik yang mungkin menyebabkan konstipasi harus diteliti dengan lebih cermat, terutama apabila konstipasi disertai gejala lain seperti:5

Keluarnya feses pertama lebih dari 48 jam setelah lahir, kaliber feses yang kecil, gagal tumbuh, demam, diare yang diserai darah, muntah kehijauan, atau terabanya benjolan di perut

Perut yang kembung Lemahnya otot atau refleks kaki, adanya lesung atau rambut di punggung bagian bawah Selalu tampak lelah, tidak tahan cuaca dingin, denyut nadi yang lambat Banyak BAK, banyak minum Diare, pneumonia berulang Anus yang tidak tampak normal baik bentuk maupun posisinya Lebih dari 95% konstipasi pada anak di atas satu tahun adalah konstipasi fungsional (tidak ada kelainan organik yang mendasarinya). Umumnya masalah ini dapat ditangani dengan cara sebagai berikut:

Kebiasaan BAB yang baik

Anak yang mengalami konstipasi harus dilatih untuk membangun kebiasaan BAB yang baik.2 Salah satu caranya adalah dengan membiasakan duduk di toilet secara teratur sekitar lima menit setelah sarapan, bahkan jika anak tidak merasa ingin BAB. Anak harus duduk selama lima menit, bahkan jika anak telah menyelesaikan BAB sebelum lima menit tersebut habis.

Anak juga harus belajar untuk tidak menahan keinginan BAB. Kadang anak mengalami kekhawatiran jika harus menggunakan toilet di sekolah. Jika orang tua mencurigai adanya masalah tersebut, orang tua hendaknya membicarakan masalah tersebut dengan anak maupun pihak sekolah.

Makanan tinggi serat

Serat membuat BAB lebih lunak karena menahan lebih banyak air dan lebih mudah untuk dikeluarkan. Memperbanyak jumlah serat dalam makanan anak dapat mencegah konstipasi. Beberapa cara untuk memenuhi kebutuhan serat anak adalah:1,2,3

Berikan minimal 2 sajian buah setiap hari. Buah yang dimakan beserta kulitnya, misalnya plum, aprikot, dan peach, memiliki banyak kandungan serat.

Berikan minimal 3 sajian sayuran setiap hari. Berikan sereal yang tinggi serat sepert bran, wheat, whole grain, dan oatmeal. Hindari sereal seperti corn flakes.

Berikan roti gandum (wheat) sebagai ganti roti putih. Banyak minum dapat mencegah konstipasi. Biasakan anak untuk minum setiap kali makan, sekali di antara waktu makan, dan sebelum tidur. Namun perlu diperhatikan bahwa terlalu banyak susu sapi atau produk susu lainnya (keju, yogurt) justru dapat mengakibatkan konstipasi pada sebagian anak. Laksatif

Laksatif mungkin dibutuhkan untuk menangani konstipasi. Jika laksatif tidak bekerja atau harus diberikan berulang kali, anak harus dievaluasi oleh dokter. Beberapa laksatif yang dapat diberikan adalah:

Jus prune: Jus prune adalah laksatif ringan yang efektif pada sebagian anak. Jus ini mungkin akan terasa lebih enak jika dicampur dengan jus buah lain.

Psyllium husk (salah satu merknya adalah metamucil). Laksatif ini bekerja dengan melunakkan feses sehingga lebih mudah dikeluarkan.

Senokot (senna). Laksatif ini bekerja dengan menstimulasi usus untuk mengosongkan isinya. Laksatif ini berbentuk butiran yang dapat dicampur dengan makanan seperti es krim.

Durolax (bisacodyl). Bentuk laksatif ini adalah tablet dan bekerja dengan cara yang sama seperti senokot.

Coloxyl (docusate). Laksatif ini berupa tablet atau tetes, bekerja dengan melunakkan feses. Agarol (parafin cair dan fenoftalein). Laksatif ini berbentuk cairan, bekerja dengan melunakkan dan melicinkan feses, serta menstimulasi usus untuk mengosongkan isinya.

Parachoc (parafin cair dengan rasa coklat-vanila). Laksatif ini berbentuk cairan dan bekerja dengan cara yang sama seperti agarol.

Laksatif lain yang digunakan misalnya lactulose, sorbitol, barley malt extract, magnesium hydroxyde, atau magnesium citrate.4 Namun bayi di bawah usia satu tahun memiliki risiko lebih besar untuk mengalami keracunan magnesium. Perlu diingat bahwa penggunaan laksatif jangka panjang dapat berbahaya bagi anak. Karena itu, laksatif hanya boleh digunakan dengan pengawasan dokter dan sesuai dosis yang diberikan.3 Supositoria Jika setelah 2-3 hari penggunaan laksatif konstipasi anak tidak membaik, supositoria seperti glycerin atau durolax suppositories dapat digunakan.Supositoria harus dilapisi dengan pelicin yang larut dalam air seperti KY jelly sebelum dimasukkan ke rektum (bagian usus besar terdekat dengan anus). Jangan gunakan vaselin karena vaselin tidak larut dalam air. BAB biasanya akan terjadi 30 menit setelah pemberian supositoria.

Enema
Enema tidak boleh diberikan pada anak kecuali jika dokter memerintahkannya.

Irigasi usus

Hal ini hanya diperlukan pada sebagian kecil anak yang mengalami konstipasi yang sangat berat.Hal ini dilakukan di RS dengan memberikan cairan bernama Golytely baik dengan cara diminum atau melalui selang lambung.

Hemoroid Di kalangan masyarakat penyakit wasir atau ambeien sudah sangat dikenal. Walau penyakit ini tidak tergolong berbahaya, tati membuat resah bagi yang mengalaminya. Biasanya keluar tonjolan ambeien di muara anus ( dubur ), yang akan di ikuti pendarahan , membuat penderita wasir pucat pasi. Wasir atau ambeien dalam bahasa kedokteran disebut tabiban hemoroid adalah pelebaran pembulu darah balik (vena) pada poros usus dan anus yang disebabkan karena otot dan pembulu darah sekitar anus kurang elastis sehingga aliran darah terhambat dan membesar. Penderita biasanya mengeluh apabila mau buang air besar, keluhan yang dialami sbb: - Ada keluar benjolan dan darah disekitar anus - ada keluar benjolan dan tak keluar darah - ada benjolan yang bisamasuk kembali dan ada yang tidak - rasanya perih, panas, sakit, gatal dan nyeri Semua ini akibat makanan yang masuk tidak bisa dicerna dengan baik, perut terasa kembung, pinggul terasa pegal, duduk kurang nyaman dan jalan tidak dapat terlalu lama. Faktor utama penyebab timbulnya wasir diantaranya : o Pola hidup yang tidak sehat. o Kegemukan, proses penuaan, diare berkepanjangan dan anal seks. o Sembelit ( konstipasi ), kotoran yang keras menyebabkan seseorang sering mengejang saat buang air besar, kebiasaan jongkok atau duduk terlalu lama. o Wanita hamil. Dalam keadaan hamil, tekanan rongga perut meningkat lantaran adajanin dalam kandungan, tak jarang diikuti konstipasi, yang berpotensi menderita wasir. o Kondisi yang sama dapat dialami oleh wanita pasca melahirkan karena mengejang. Semua orang dapat menderita ambeien tetapi umumnya berusia diatas umur 40 tahun, wanita hamil biasanyalebih rentan terkena ambeien karena otot-otot pinggul semakin tidak elastis karena kehamilan.

Gejala-gejal wasir atau ambeien Awalnya penderita mengeluh adanya pendarahan yang berwarna merah segar keluar melalui dubur sewaktu buang air besar, bisa menetes atau bisa juga pendarahan yang deras. Jika itu berlanjut biasanya ada sesuatu yang keluar dari dubur yang mula-mula bisa masuk kembali atau dimasukkan, lama kelamaan benjolan tersebut tidak bisa masuk kembali walaupun dibantu dengan tangan dengan demikian klep/penutup dari otot-otot dubur bisa terganggudan ini menyebabkan cairan usus maupun darah bisa keluar sehingga penderita mengeluh ada bercak pada celana dalamnya. Selain gejala tersebut bisa juga timbul nyeri yang amat sangat, hal ini karena wasir yang keluar terjepit sehingga terjadi jepitan pada pembulu darah dan menimbulkan bendungan yang disertai nyeri yang amat sangat.. Gejala wasir atau ambeien dapat diketahui ringan sampai parahnya, sebagai berikut pembagian berdasarkan gejalanya : o Terjadinya pendarahan dengan rasa gatal. o Terjadinya pendarahan dengan rasa sakit dan muncul benjolan kecil, namun tidak mengganggu proses buang air besar / BAB. o Terjadinya pendarahan ditandai dengan benjolan yang menonjol setelah buang air besar dan tidak dapat masuk sendiri, sehingga harus dibantu untuk memasukkannya kembali. o Terjadinya pendarahan dengan benjolan besar, tetapi bisa masuk kembali. o Benjolan tidak bisa masuk kembali walaupun sudah dibantu, karena adanya proses pengerasan dan pembekuan darah, penderita akan sangat merasa kesakitan.

Pengobatan Wasir atau ambeien Untuk pengobatan penderita wasir yang ringan sbb : Banyak minum air untuk menjaga agar usus kita tetap terhidrasi dan tinja cukup lunak sehingga mudah dikeluarkan. Makan menu tinggi serat . Usahakan BAB secara rutin.

Bagi penderita yang sudah muncul benjolan kecil, cukup oleskan krim yang mengandung kortikosteroid dan bahan anestetik local dapat mengurangi pembengkakan dan nyeri. Buah sirsak bisa untuk mengobati ambeien karena banyak mengandung zat gizi dan serat atau konsumsi nanas 4 atau 5 buah setiap hari karena bromelinnya dapat menhentikan pendarahan, serat yang dikandung dapat melancarkan buang air besar. Ambeien yang lebih berat dapat diatasi dengan cara : - Mengikat bagian yang bengkak dengan karet agar mati dan lepas dengan sendirinya. - Operasi mengangkat benjolan tersebut. - Penyuntikan cairan iritan ( sudah diterima didunia kedokteran ), pembuluh darah yang membengkak akan mengalami pengerutan. - Transproctoscopic Doppler ultrasound haemorhoidal artery ligation dengan hanya menjalani tindakan pengikatan pembuluh darah arteri yang mengarah ke pembengkakan ambeien. - Daun wungu karena senyawa flavonoid dalam daun wungu mampu mengurangi pembengkakan atau peradangan.

Pencegahan Untuk mencegah ambeien agar tidak menghampiri sebaiknya perbaikilah pola makan dengan memperbanyak konsumsi makanan berserat seperti buah plum, bengkoang dan sayursayuran karena mengandung serat selulose yang tidak diserap oleh pencernaan sehingga dapat merangsang gerak usus lebih lancer, serat selulose dapat menyimpan air sehingga makanan dapat lebih lunak. Untuk memilih pengobatan lebih tepat harus diketahui derajat keparahan dari wasir atau ambeien.Bagi ibu hamil untuk menghindari wasir atau ambeien bisa meningkatkan serat dengan cara memakan roti dan cereal, beras merah dan pasta. Asam folic merupakan suplemen tambahan yang ditambahkan dalam makanan ibu hamil, kebutuhannya kira2 sebesar 200 mg perhari Di kalangan masyarakat penyakit wasir atau ambeien sudah sangat dikenal. Walau penyakit ini tidak tergolong berbahaya, tati membuat resah bagi yang mengalaminya. Biasanya keluar tonjolan ambeien di muara anus ( dubur ), yang akan di ikuti pendarahan , membuat penderita wasir pucat pasi.

Wasir atau ambeien dalam bahasa kedokteran disebut tabiban hemoroid adalah pelebaran pembulu darah balik (vena) pada poros usus dan anus yang disebabkan karena otot dan pembulu darah sekitar anus kurang elastis sehingga aliran darah terhambat dan membesar. Penderita biasanya mengeluh apabila mau buang air besar, keluhan yang dialami sbb: Ada keluar benjolan dan darah disekitar anus ada keluar benjolan dan tak keluar darah ada benjolan yang bisamasuk kembali dan ada yang tidak rasanya perih, panas, sakit, gatal dan nyeri semua ini akibat makanan yang masuk tidak bisa dicerna dengan baik, perut terasa kembung, pinggul terasa pegal, duduk kurang nyaman dan jalan tidak dapat terlalu lama. Diuresis Pada masa hamil, perubahan hormonal yaitu kadar steroid tinggi yang berperan meningkatkan fungsi ginjal. Begitu sebaliknya, pada pasca melahirkan kadar steroid menurun sehingga menyebabkan penurunan fungsi ginjal. Fungsi ginjal kembali normal dalam waktu satu bulan setelah wanita melahirkan. Urin dalam jumlah yang besar akan dihasilkan dalam waktu 12 36 jam sesudah melahirkan Hal yang berkaitan dengan fungsi sistem perkemihan, antara lain: 1. Hemostatis internal. 2. Keseimbangan asam basa tubuh. 3. Pengeluaran sisa metabolisme. Hemostatisinternal Tubuh, terdiri dari air dan unsur-unsur yang larut di dalamnya, dan 70% dari cairan tubuh terletak di dalam sel-sel, yang disebut dengan cairan intraselular. Cairan ekstraselular terbagi dalam plasma darah, dan langsung diberikan untuk sel-sel yang disebut cairan interstisial. Beberapa hal yang berkaitan dengan cairan tubuh antara lain edema dan dehidrasi. Edema adalah tertimbunnya cairan dalam jaringan akibat gangguan keseimbangan cairan dalam tubuh. Dehidrasi adalah kekurangan cairan atau volume air yang terjadi pada tubuh karena pengeluaran berlebihan dan tidak diganti. Keseimbangan asam basa tubuh.

Keasaman dalam tubuh disebut PH. Batas normal PH cairan tubuh adalah 7,35-7,40. Bila PH >7,4 disebut alkalosis dan jika PH < 7,35 disebut asidosis. Pengeluaran sisa metabolisme, racun dan zat toksin ginjal. Zat toksin ginjal mengekskresi hasil akhir dari metabolisme protein yang mengandung nitrogen terutama urea, asam urat dan kreatinin. Ibu post partum dianjurkan segera buang air kecil, agar tidak mengganggu proses involusi uteri dan ibu merasa nyaman. Namun demikian, pasca melahirkan ibu merasa sulit buang air kecil. Hal yang menyebabkan kesulitan buang air kecil pada ibu post partum, antara lain: 1. Adanya odema trigonium yang menimbulkan obstruksi sehingga terjadi retensi urin. 2. Diaforesis yaitu mekanisme tubuh untuk mengurangi cairan yang teretansi dalam tubuh, terjadi selama 2 hari setelah melahirkan. 3. Depresi dari sfingter uretra oleh karena penekanan kepala janin dan spasme oleh iritasi muskulus sfingter ani selama persalinan, sehingga menyebabkan miksi. Setelah plasenta dilahirkan, kadar hormon estrogen akan menurun, hilangnya peningkatan tekanan vena pada tingkat bawah, dan hilangnya peningkatan volume darah akibat kehamilan, hal ini merupakan mekanisme tubuh untuk mengatasi kelebihan cairan. Keadaan ini disebut dengan diuresis pasca partum. Ureter yang berdilatasi akan kembali normal dalam tempo 6 minggu. Kehilangan cairan melalui keringat dan peningkatan jumlah urin menyebabkan penurunan berat badan sekitar 2,5 kg selama masa pasca partum. Pengeluaran kelebihan cairan yang tertimbun selama hamil kadang-kadang disebut kebalikan metabolisme air pada masa hamil (reversal of the water metabolisme of pregnancy). Rortveit dkk (2003) menyatakan bahwa resiko inkontinensia urine pada pasien dengan persalinan pervaginam sekitar 70% lebih tinggi dibandingkan resiko serupa pada persalinan dengan Sectio Caesar. Sepuluh persen pasien pasca persalinan menderita inkontinensia (biasanya stres inkontinensia) yang kadang-kadang menetap sampai beberapa minggu pasca persalinan. Untuk mempercepat penyembuhan keadaan ini dapat dilakukan latihan pada otot dasar panggul. Bila wanita pasca persalinan tidak dapat berkemih dalam waktu 4 jam pasca persalinan mungkin ada masalah dan sebaiknya segera dipasang dower kateter selama 24 jam. Bila kemudian keluhan tak dapat berkemih dalam waktu 4 jam, lakukan kateterisasi dan bila jumlah

residu > 200 ml maka kemungkinan ada gangguan proses urinasinya. Maka kateter tetap terpasang dan dibuka 4 jam kemudian , bila volume urine < 200 ml, kateter dibuka dan pasien diharapkan dapat berkemih seperti biasa. B. Gangguan Pada Infeksi Masa Nifas Setelah persalinan terjadi beberapa perubahan penting diantaranya makin meningkatnya pembentukkan urin untuk mengurangi hemodilusi darah, terjadi penyerapan beberapa bahan tertentu melalui pembuluh darah vena sehingga terjadi peningkatan suhu badan sekitar 0,5 oC yang bukan merupakan keadaan patologis atau menyimpang pada hari pertama. Perlukaan karena persalinan merupakan tempat masuknya kuman kedalam tubuh, sehingga menimbulkan infeksi pada kala nifas. Infeksi kala nifas adalah infeksi peradangan pada semua alat genitalia pada masa nifas oleh sebab apapun dengan ketentuan meningkatnya suhu badan melebihi 38 oC tanpa menghitung hari pertama dan berturut-turut selama dua hari. Gambaran klinis infeksi umum dapat dalam bentuk : 1. Infeksi Lokal 1. Pembengkakan luka episiotomi. 2. Terjadi penanahan. 3. Perubahan warna lokal. 4. Pengeluaran lochia bercampur nanah. 5. Mobilisasi terbatas karena rasa nyeri. 6. Temperatur badan dapat meningkat.

2. Infeksi General 1. Tampak sakit dan lemah. 2. Temperatur meningkat diatas 39 oC. 3. Tekanan darah dapat menurun dan nadi meningkat. 4. Pernapasan dapat meningkat dan napas terasa sesak. 5. Kesadaran gelisah sampai menurun dan koma. 6. Terjadi gangguan involusi uterus. 7. Lochia : berbau, bernanah serta kotor. Faktor Predisposisi Infeksi Masa Nifas Faktor predisposisi infeksi masa nifas diantaranya adalah :

1. Persalinan berlangsung lama sampai terjadi persalinan terlantar. 2. Tindakan operasi persalinan. 3. Tertinggalnya plasenta selaput ketuban dan bekuan darah. 4. Ketuban pecah dini atau pada pembukaan masih kecil melebihi enam jam. 5. Keadaan yang dapat menurunkan keadaan umum, yaitu perdarahan antepartum dan post partum, anemia pada saat kehamilan, malnutrisi, kelelahan dan ibu hamil dengan penyakit infeksi. Terjadinya Infeksi Masa Nifas Terjadinya infeksi masa nifas adalah sebagai berikut: 1. Manipulasi penolong: terlalu sering melakukan pemeriksaan dalam, alat yang dipakai kurang suci hama. 2. Infeksi yang didapat di rumah sakit (nosokomial). 3. Hubungan seks menjelang persalinan. 4. Sudah terdapat infeksi intrapartum: persalinan lama terlantar, ketuban pecah lebih dari enam jam, terdapat pusat infeksi dalam tubuh (lokal infeksi). C. Gangguan Cemas Pada Ibu Nifas Pengertian Cemas adalah emosi dan merupakan pengalaman subyektif individual, mempunyai kekuatan tersendiri dan sulit untuk diobservasi secara langsung. Perawat dapat mengidentifikasi cemas lewat perubahan tingkh laku klien. Stuart (1996) mendefinisikan cemas sebagai emosi tanpa obyek yang spesifik, penyebabnya tidak diketahui, dan didahului oleh pengalaman baru. Sedangkan takut mempunyai sumber yang jelas dan obyeknya dapat didefinisikan. Takut merupakan penilaian intelektual terhadap stimulus yang mengancam dan cemas merupakan respon emosi terhadap penilaian tersebut. Lebih jauh dikatakan pula, kecemasan dapat dikomunikasikan dan menular, hal ini dapat mempengaruhi hubungan terapeutik perawat klien. Hal ini menjadi perhatian perawat. Bostrom (1995) mengemukakan stressor sebagai factor presipitasi kecemasan adalah bagaimana individu berhadapan dengan kehilangan dan bahaya yang mengancam. Bagaimana mereka menerimanya tergantung dari kebutuhan, keinginan, konsep diri, dukungan keluarga, pengetahuan, kepribadian dan kedewasaan.

Kecemasan adalah suatu kondisi yang menandakan suatu keadaan yang mengancam keutuhan erta keberadaan dirinya dan dimanifestasikan dalam bentuk prilaku seperti rasa tak berdaya, rasa tidak mampu, rasa takut, phobia tertentu (Hamid dkk,1997).

Kecemasan muncul bila ada ancaman ketidakberdayaan, kehilangan kendali, perasaan kehilangan fungsi-fungsi dan harga diri, kegagalan pertahanan, perasaan terisolasi (Hudak dan Gallo, 1997). Stuart dan Sundeen (1995) membagi kecemasan menjadi 4 tingkatan yaitu :

1. Kecemasan Ringan Kecemasan ringan berhubungan dengan ketegangan akan peristiwa kehidupan sehari-hari. Pada tingkat ini lahan persepsi melebar dab individu akan berhati-hati dan waspada. Individu terdorong untuk belajar yang akan menghasilkan pertumbuhan dan kreativitas.

Respon Fisiologis Sesekali nafas pendek Nadi dan tekanan darah naik Gejala ringan pada lambung Muka berkerut dan bibir bergetar Respon Kognitif Lapang persegi meluas Mampu menerima ransangan yang kompleks Konsentrasi pada masalah Menyelesaikan masalah secara efektif Respon perilaku dan Emosi Tidak dapat duduk tenang Tremor halus pada tangan Suara kadang-kadang meninggi

2. Kecemasan sedang

Pada tingkat ini lahan persepsi terhadap lingkungan menurun/individu lebih memfokuskan pada hal penting saat itu dan mengesampingkan hal lain. Respon Fisiologis Sering nafas pendek Nadi ekstra systole dan tekanan darah naik Mulut kering Anorexia Diare/konstipasi Gelisah Respon Kognitif Lapang persepsi menyempit Rangsang Luar tidak mampu diterima Berfokus pada apa yang menjadi perhatiannya Respon Prilaku dan Emosi Gerakan tersentak-sentak (meremas tangan) Bicara banyak dan lebih cepat Perasaan tidak nyaman

3. Kecemasan Berat Pada kecemasan berat lahan persepsi menjadi sempit. Individu cenderung memikirkan hal yang kecil saja dan mengabaikan hal-hal yang lain. Individu tidak mampu berfikir berat lagi dan membutuhkan banyak pengarahan/tuntutan. Respon Fisiologis Sering nafas pendek Nadi dan tekanan darah naik Berkeringat dan sakit kepala Penglihatan kabur Respon Kognitif Lapang persepsi sangat menyempit Tidak mampu menyelesaikan masalah

Respon Prilaku dan Emosi Perasaan ancaman meningkat Verbalisasi cepat Blocking Panik Pada tingkat ini persepsi sudah terganggu sehingga individu sudah tidak dapat mengendalikan diri lagi dan tidak dapat melakukan apa-apa walaupun sudah diberi pengarahan/tuntunan. Respon Fisiologis Nafas pendek Rasa tercekik dan berdebar Sakit dada Pucat Hipotensi Respon Kognitif Lapang persepsi menyempit Tidak dapat berfikir lagi Respon Prilaku dan Emosi Agitasi, mengamuk dan marah Ketakutan, berteriak-teriak, blocking Persepsi Kacau Kecemasan yang timbul dapat diidentifikasi melalui respon yang dapat berupa respon fisik, emosional, dan kognitif atau intelektual. Respon Fisiologis Kardiovaskuler meningkat/menurun Saluran Pernafasan : Nafas cepat dangkal, rasa tertekan di dada, rasa seperti tercekik Gastrointestinal : Hilang nafsu makan, mual, rasa tak enak pada epigastrium, diare Neuromuskuler : Peningkatan refleks, wajah tegang, insomnia, gelisah, kelelahan secara umum, ketakutan, tremor Saluran Kemih : Tak dapat menahan buang air kecil : Palpitasi berdebar, tekanan darah meningkat/menurun, nadi

Sistem Kulit : Muka pucat, perasaan panas/dingin pada kulit, rasa terbakar pada muka, berkeringat setempat atau seluruh tubuh dan gatal-gatal Respon Kognitif : konsentrasi menurun, pelupa, raung persepsi berkurang atau menyempit, takut kehilangan kontrol, obyektifitas hilang Respon emosional : Kewaspadaan meningkat, tidak sadar, takut, gelisah, pelupa, cepat marah, kecewa, menangis dan rasa tidak berdaya

BAB III ISI

3.1 Merumuskam Diagnos/ Masalah Aktual Berasal dari data data dasar yang di kumpulkan menginterpretasikan data kemudian diproses menjadi masalah atau diagnosis khusus. Kata masalah dan diagnosis sama sama digunakan karena beberapa masalah tidak dapat diidentifikasikan dalam mengembangkan rencana perawatan kesehatan yang menyeluruh. Masalah sering berkaitan dengan bagaimana ibu menghadapi kenyataan tentang diagnosisnya dan ini seringkali bisa diidentifikasi berdasarkan pengalaman bidan dalam mengenali masalah seseorang. Diagnosa sebaiknya memasukkan juga riwayat paritas, contoh P2OO AH 2 partus aterm spontan, PP hari ke2 ibu dan bayi normal. Beberapa masalah yang mungkin ada pada masa nifas:

1. Masalah nyeri Nyeri setelah melahirkan disebabkan oleh kontraksi dan relaksasi uterus berurutan yang terjadi secara terus menerus. Nyeri ini lebih umum terjadi pada wanita dengan paritas tinggi dan pada wanita menyusui. Alasan nyeri lebih berat pada paritas tinggi adalah penurunan tonus otot uterus secara bersamaan menyebabkan intermitten ( sebentar sebentar ). Berbeda pada wanita primipara, yang tonus uterusnya masih kuat dan uterus tetap berkontraksi tanpa relaksasi intermitten. Pada wanita menyusui, isapan bayi menstimulasi produksi oksitosin oleh hipofisis posterior. Pelepasan oksitosin tidak memicu refleks let down (pengeluaran ASI) pada payudara, tetapi jugamenyebabkan kontraksi uterus.Nyeri setelah melahirkan akan hilang jika uterus tetap berkontraksi dengan baik, yang memerlukan kandung kemih kosong. Ibu harus diingatkan bahwa pengisian kandung kemih yang sering seiring tubuhnya mulai membuang kelebihan cairan setelah melahirkan akan menyebabkan kebutuhan berkemih yang sering. Kandung kemih yang penuh menyebabkan posisi uterus keatas, menyebabkan relaksasi dan kontraksi uterus yang lebih nyeri. Jika kandung kemih kosong, beberapa wanita merasa nyerinya cukup berkurang dengan mengubah posisi dirinya berbaring telungkup, dengan bantal atau gulungan selimut diletakkan dibawah abdomen. Kompresi uterus yang konstan pada posisi ini dapat mengurangi kram secara signifikan. Analgesia yang efektif bagi sebagian besar wanita yang kontraksinya sangat nyeri dapat diperoleh dengan mengutamakan asetaminofen (tylenol) ataupun ibuprofen (motrin). Meskipun produk yang mengandung aspirin tidak direkomendasikan bagi ibu menyusui karena resiko penurunan hitung trombosit dan dapat menyebabkan sindrom Reye, ibuprofen dan asetaminofen terbukti aman. Masalah nyeri yang lain juga bisa disebabkan karena luka jahitan bekas laserasi jalan Lahir.

2. Masalah infeksi Infeksi puerperium adalah infeksi bakteri yang berasal dari saluran reproduksi selama persalinan atau puerperium. Infeksi tidak lagi bertanggung jawab terhadap tingginya insiden mortalitas puerperium seperti dahulu, saat lebih dikenal sebagai demam nifas. Akan tetapi, infeksi puerperium masih bertanggung jawab terhadap presentase signifikan morbiditas puerperium. Beberapa faktor predisposisi :

a. Persalinan lama, khususnya dengan pecah ketuban. b. Semua keadaan yang dapat menurunkan daya tahan tubuh penderita, seperti perdarahaan banyak, preeklamsia, juga infeksi lain, seperti pnemonia, penyakit jantung, dan sebagainya. c. Tindakan bedah vaginal, yang menyebabkan perlukaan pada jalan lahir. d. Tertinggalnya sisa placenta, selaput ketuban, dan bekuan darah.

Organisme pada infeksi puerperium berasal dari 3 sumber : a. organisme yang normalnya berada dalam saluran genetalia bawah atau dalam usus besar. b. Infeksi saluran genetalia bawah c. Bakteri dalam nasofaring atau tangan personel yang menangani persalinan atau di udara dan debu lingkungan. Bakteri dari sumber infeksi pertama adalah bakteri endogen dan menjadi patogaen hanya jika terdapat kerusakan jaringan atau jika terdapat kontaminasi saluran genetalia dari usus besar. Wanita sebaiknya secara rutin di jalani menjalani penapisan terhadap adanya infeksi saluran genetalia bawah dan segera ditangani saat pranatal. Sumber infeksi ketiga paling baik dicegah dengan mencuci tangan dan teknik asepsis yang cermat.Tanda dan gejala infeksi umumnya termasuk peningkatan suhu tubuh, malaise umum, nyeri, dan lokia berbau tidak sedap. Peningkatan kecepatan nadi dapat terjadi, terutama pada infeksi berat. Interpretasi kultur laboratorium dan sensifitas, pemeriksaan lebih lanjut, dan penanganan memerlukan diskusidankalaborasidengandokter.

3. Masalah cemas Cukup sering ibu menunjukkan depresi ringan beberapa hari setelah kelahiran. Depresi ringan sekilas tersebut, atau biru postpartum , paling mungkin merupakan akibat sejumlah faktor. Penyebab yang menonjol adalah : (1) kekecewaan, emosional yang mengikuti rasa puas dan takut yang dialami kebanyakan wanita selama kehamilan dan persalinan, (2) Rasa sakit masa awal yang telah diterangkan diatas, (3) kelelahan karena kurang tidur selama persalinan dan postpartum padak kebanyakan Rumah Sakit,

(4) kekecewaan pada kemampuannya untuk merawat bayinya setelah meninggalkan Rumah Sakit, dan (5) Rasa takut menjadi tidak menarik lagi bag suaminya. Pada sebagian besar kasus, terapi yang efektif tidak perlu apa apa kecuali antisipasi, pemehaman, dan rasa aman. Seperti ditekankan oleh Robinson dan Stewart (1986), gangguan ringan ini hilang sendiri dan biasanya membaik setelah 2 atau 3 hari, meskipun kadang kala menetap sampai 10 hari. Begitu depresi postpartum menetap, atau bertambah buruk, perlu dipertimbangkan yang khusus untuk mencari gejala gejala depresi psikotik, yang memerlukan konsultasi cepat. Para wanita khususnya yang rentan terhadap depresi yang lebih berat adalah mereka yang mengalami kesulitan perkawinan yang besar. Watson dkk (1984) melaporkan bahwa 12 % wanita mengalami gangguan depresif yang secara klinis relevan pada 6 minggu setelah kelahiran, tetapi pada 90 % kasus, aspek situasional atau masalah jangka panjang mempunyai peranan etiologik yang penting.

3.2 Konsep Dasar Managament Asuhan Kebidanan pada Cemas Ibu Nifas

FORMAT PENGKAJIAN LAPORAN ASUHAN KEBIDANAN

LANGKAH (PENGKAJIAN DATA) Tanggal : 17 Desember 2010 Jam : 10.00 WIB Di : BPS

A. DATA SUBYEKTIF 1. Identitas Nama isteri Umur Tanggal lahir Agama Pendidikan Alamat 2. Status Perkawinan :Ny. Ana Lestari :34 tahun :08 januari 1966 : Islam : SMA : Tanggul, Jember Nama suami Umur Agama Pendidikan : Tn. Ardi kurnia : 39 tahun : Islam : PT : Dosen : Tanggul, Jember

Pekerjaan Alamat

Perkawinan ke Umur Kawin Lama Kawin

: 1(satu) ::-

3. Keluhan utama: Ibu mengatakan merasa takut, gelisah, tidak nyaman, berdebar-debar, masih belum bisa menerima kehadiran anaknya 4. Riwayat kebidanan a. Haid Menarche Siklus Banyak Warnanya Baunya Keluhan Fluor Albus HPHT : 13 tahun : 28 hari : 1 hari 100cc : merah kehitaman : amis, anyir : nyeri pinggang, nyeri payudara, nyeri perut : sedikit, kental, berbau khas : 02 Maret 2010

b. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas masa lalu: c. Riwayat kehamilan sekarang ANC: TM I TM II TM III : 1 kali : 2 kali : 2 kali

Keluhan selama hamil ini : Anemia, Odema, Mual, Muntah Imunisasi TT : 2 kali

rnah didapat: Konsumsi Fe, Perawatan Payudara dan Pemberian ASI Eksklusif d. Riwayat persalinan sekarang Waktu dan tempat Jenis persalinan dan penolong Penyulit persalinan 5. Riwayat kesehatan yang lalu 6. Riwayat kesehatan keluarga 7. Pola kebiasaan sehari-hari : 17 Desember 2010 Di BPS : spontan, oleh bidan : Partus lama : Anemia, flu dan batuk : Tidak ada

a.

Pola nutrisi sebelum dan selama hamil Sebelum: Makan 3x sehari, Nasi 1 piring, Sayur 5 sendok, Lauk 1 butir, Pisang 1 buah, Air 1 gelas. Selama hamil: Makan 2x sehari, Nasi 1 centong, Sayur 3 sendok, Lauk ikan 1 potong, Pisang 1 buah, Susu 1 gelas, Fe 1 kapsul/hari

b. Pola eliminasi selama dan sebelum hamil Sebelum: BAB 1x sehari, BAK 5x sehari Selama hamil: BAB 3 hari sekali, BAK 3x sehari c. Pola aktifitas sehari-hari Ibu tetap melakukan aktifitas sehari-hari seperti biasa, dan menguranginya bila merasa capek d. Pola personal hygiene Mandi 2x sehari, Ganti celana dalam 2x sehari, keramas 2hari sekali e. Pola istirahat sebelum dan selama hamil Sebelum: 8 jam sehari semalam Selama hamil: 6 jam sehari semalam f. Kebiasaan buruk tidak ada 8. Data psikososial Ibu tidak tenang dan gelisah karena masih tinggal dengan mertua dan belum mempunyai rumah sendiri 9. Data social budaya Ibu dan keluarga masiih belum siap menerima kelahiran bayinya 10. Pola hubungan seksual Ibu mengatakan bahwa dalam hubungan seksual tidak teratur, 1 minggu sekali

D. DATA OBYEKTIF 1. Pemeriksaan fisik umum a. Keadaan umum: Baik

b. TTV TB BB : 155 cm : 60 kg

TD Nadi RR Lila

: 130/90 mmHg : 88x/mnt : 12x/menit :-

2. Pemeriksaan khusus a. Inspeksi Kepala Muka Mata Hidung Telinga Mulut Leher Ketiak Mamae Perut ::: Pucat :::::::-

Genetalia eksterna: Anus Ekstremitas b. Palpasi Leher Mamae Perut Kaki c. Auskultasi Ibu Bayi d. Perkusi : : : : : : : ::-

3. Pemeriksaan dalam(bila ada indikasi) 4. Pemeriksaan penunjang: 5. Kesimpulan: G1POOOOO pada Postpartum Dengan cemas

LANGKAH II IDENTIFIKASI DIAGNOSA, MASALAH DAN KEBUTUHAN Diagnosa masalah dan kebutuhan DX: G1POOOOO dengan cemas Interpretasi data DS: Ibu mengatakan merasa takut, gelisah, tidak nyaman, masih belum bisa menerima kehadiran anaknya DO: o Ibu terlihat pucat o TD 130/90 mmHg o Nadi 8x/menit o RR 12x/menit

Masalah: o BAB tidak lancar o ASI tidak keluar o Gemetaran o Tidak nyaman DS: Ibu mengatakan BAB tidak lancer, ASI tidak keluar, badan gemetaran nyaman DO: o Ibu terlihat pucat o TD 130/90 mmHg o Nadi 8x/menit o RR 12x/menit Kebutuhan: o Berikan konseling o Penggantian pola makan dengan banyak serat o Beri penyuluhan tentang menejemen laktasi serta merasa tidak

LANGKAH III ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL DAN PENANGANANNYA: Syok Penanganan: Pertahankan tekanan darah normal Beri dukungan serta support biar ibu tenang

LANGKAH IV IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA: 1. Berikan konseling tentang kecemasan 2. Berikan nutrisi yang cukup 3. Anjurkan ibu istirahat secara teratur 4. Berikan penyuluhan tentang ASI

LANGKAH V RENCANA TINDAKAN/ INTERVENSI DIAGNOSA TUJUAN KRITERIA HASIL RENCANA RASIONAL

GIPOOOOO dengan cemas

Untuk Ibu

tenang,

Berikan Dengan diberikannya bayi konseling atau

mengurangi dan nyaman dan dapat konseling, meredakan kecemasan pada ibu Untuk mengatasi masalahmasalah yang
menyusui dengan bahwa lancar

merupakan perekat perkawinan Anjurkan untuk makanan

penyuluhan serta anjuran makan ibu istirahat untuk dan

makan teraturdiharapkan masalah

terjadi pada ibu

berserat seperti kecemasan pada buah dan sayur Anjurkan ibu ibu dapat teratasi

banyak minum Anjurkan ibu

banyak istirahat Berikan konseling pada

keluarga pasien untuk lebih bersikap perhatian

terhadap pasien

LANGKAH VI IMPLEMENTASI/PELAKSANAAN TINDAKAN(sesuai rencana) NO TANGGAL/JAM


IMPLEMENTASI/PELAKSANAAN TINDAKAN

1.

18 Desember 2010 Berikan konseling pada ibu untuk merangsang produksi ASI
Pukul 09:00 WIB

supaya lancer dengan cara: Perawatan payudara Mengkonsumsi makanan berserat terutama sayuran hijau Anjurkan ibu menyusui bayi sesering mungkin

Berikan konseling tentang masalah BAB dengan cara: Anjurkan ibu meminum air putih sesering mungkin minimal 8 gelas perhari Anjurkan ibu untuk makan buah dan sayur Anjurkan ibu olahraga teratur

Berikan konseling pada ibu tentang kecemasan dengan cara: Anjurkan ibu senam nifas Anjurkan ibu makan teratur Anjurkan ibu untuk berpikir tenang

LANGKAH VII EVALUASI DX S : GIP1OOOOO dengan cemas

: Ibu mengatakan merasa takut, gelisah, tidak nyaman, masih belum bisa menerima kehadiran anaknya O :

o Ibu terlihat pucat o TD 130/90 mmHg o Nadi 8x/menit o RR 12x/menit

A P a.

: G1P1OOOOO dengan cemas : Berikan konseling pada ibu untuk merangsang produksi ASI supaya lancer dengan cara:

o Perawatan payudara o Mengkonsumsi makanan berserat terutama sayuran hijau o Anjurkan ibu menyusui bayi sesering mungkin b. Berikan konseling tentang masalah BAB dengan cara: o Anjurkan ibu meminum air putih sesering mungkin minimal 8 gelas perhari o Anjurkan ibu untuk makan buah dan sayur o Anjurkan ibu olahraga teratur c. Berikan konseling pada ibu tentang kecemasan dengan cara: o Anjurkan ibu senam nifas o Anjurkan ibu makan teratur o Anjurkan ibu untuk berpikir tenang

Masalah S

: BAB tidak lancer,ASI tidak keluar,gemetaran dan merasa tidak nyaman merasa tidak nyaman

: Ibu mengatakan BAB tidak lancer,ASI tidak keluar serta gemetaran dan

: pucat,nadi meningkat 88x/menit,TD 130/90 mmhg,rr 12x/menit

: G1P1OOOOO denagn cemas yang disertai BAB tidak lancer,ASI tidak keluar, gemeteran dan merasa tidak nyaman

: Berikan konseling, pergantian pola makan dengan banyak serat,dan berikan penyuluhan tentang manajemen laktasi

Pembimbing Lahan Praktek (..) NIP Pembimbing Pendidikan

Mahasiswa (..) NIM.

(.) NIDN...

BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Dari makalah yang telah dibahas diatas dapat disimpulkan bahwa dalam memberikan asuhan yang diberikan kepada ibu, seorang bidan dituntut untuk paripurna, dari mulai konsepsi sampai dengan kelahiran dan mengikuti perkembangan serta pertumbuhan anak. Bidan harus benar-benar memahami kebutuhan ibu dalam setiap fase sehingga dapat memberikan asuhan yang tepat sesuai dengan prioritas kebutuhan.

Gabung Multiply

Buka Toko, Gratis

Masuk ke Site

Bantuan

English

CARI

lifalfirano

GO

thealfiranos
BerandaBlogFotoKalenderTinjauan Mar 31, '08 3:40 Daftar obat-obatan yang boleh untuk ibu menyusui dan AM ibu hamil untuk semuanya Kadang-kadang kondisi sedang menyusui membuat kita ragu-ragu untuk mengkonsumsi obat, takut obat bakal berpengaruh terhadap ASI dan atau lifalfirano bayi. Padahal banyak obat yang boleh dikonsumsi untuk ibu-ibu yang hamil dan menyusui mulai dari tingkat L1 (safest) sampai L4. Sebaiknya obat hanya Lif dikonsumsi pada kondisi terpaksa, alias tidak ada pilihan lain, jika masih bisa home therapy, sebaiknya obat tidak dikonsumsi. Salah satu obat paling aman Pesan untuk ibu hamil dan atau menyusui adalah acetaminophen atau parasetamol. Pribadi Laporkan Berikut ini linknya: http://www.kellymom.com/health/meds/aap-approvedPelanggara meds.html n Pregnanc Lactation y Risk Risk AAP Category* Category* approved Generic name Trade Name * * ?* Analgesics (Pain-killers) [more] Approve Acetaminophen Tylenol B L1 d Approve Colchicine Colchicine D L4 d Approve Nefopam Acupan NR d Non-steroidal anti-inflammatory analgesics (NSAIDs) [more] Approve Azapropazone (apazone) Rheumox L2 d Dipyrone (banned in the US NR Approve

& UK) Flufenamic acid Advil, Nuprin, Motrin, Pediaprofin Indocin

d Approve d

NR

Ibuprofen

Indomethacin

Ketorolac

Toradol, Acular Ponstan, Ponstel Anaprox, Naprosyn, Naproxen, Aleve Butazolidine Feldene Profenal Tolectin

Mefenamic acid

B (1st, Approve 2nd trim.) D (3rd d trim.) B (1st, Approve 2nd trim.) D (3rd d trim.) B (1st, Approve 2nd trim.) D (3rd d trim.) Approve d Approve d Approve d Approve d Approve d Approve d B

L1

L3

L2

NR L3 L4 (for chronic use) NR L2 NR L3

Naproxen

Phenylbutazone Piroxicam Suprofen Tolmetin

B C

Narcotic analgesics [more] Butorphanol Stadol Tylenol #3, #4 Sublimaze B (1st, Approve 2nd trim.) D (3rd d trim.) Approve C d Approve B d Approve d L3

Codeine Fentanyl

L3 L2 L2 L3 (if used early postpartu m)

Meperidine

Demerol

Methadone Morphine Propoxyphene


Anesthesia, Anesthetics [more]

Dolophine Morphine Darvocet N, Propacet, Darvon Fluothane Xylocaine Brevital Pentothal

Approve d Approve d Approve d Approve d Approve d Approve d Approve d Approve d Approve d Approve d

B B C

L3 L3 L2 [contents]

Halothane Lidocaine Methohexital Thiopental Antacids, GI meds Cimetidine (Antacid)

C C B C

L2 L2 L3 L3 [contents]

Tagamet

B C -

L2 L2 L1 [contents]

Cisapride (GI tract Propulsid stimulant) Domperidone (used for nausea & vomiting, Motilum stimulates lactation) [more] Antibiotics Larotid, Amoxicillin Amoxil Aztreonam Cefadroxil Cefazolin Cefotaxime Cefoxitin Cefprozil Ceftazidime

Approve d Approve Azactam d Ultracef, Approve Duricef d Approve Ancef, Kefzol d Approve Claforan d Approve Mefoxin d Approve Cefzil d Ceftazidime, Approve Fortaz, d Taxidime

B B B B B B C B

L1 L2 L1 L1 L2 L1 L1 L1

Ceftriaxone Ciprofloxacin [more] Clindamycin

Rocephin Cipro Cleocin E-Mycin, Ery-tab, ERYC, Ilosone -

Approve d Approve d Approve d Approve d

B C B

L2 L3 L3 L1 L3 early postnatal NR L2 L2 NR L2 L2 L1 L3 NR L2

Erythromycin

Approve d Approve Gentamicin Garamycin d Kebecil, Approve Kanamycin Kantrex d Approve Moxalactam Moxam d Approve Nitrofurantoin Macrobid d Approve Ofloxacin Floxin d Approve Penicillin d Approve Streptomycin Streptomycin d Approve Sulbactam d Gantrisin, Approve Sulfisoxazole Azod Gantrisin Achromycin, Approve Tetracycline Sumycin, d Terramycin Ticarcillin, Approve Ticarcillin Ticar, d Timentin Trimethoprim/sulfamethoxaz Proloprim, Approve ole Trimpex d Anticoagulants Bishydroxycoumarin Approve (dicumarol) d Fleroxacin

C D B C B D C

L2

B C

L1 L3 [contents]

NR

Warfarin Anticonvulsants Carbamazepine Ethosuximide Magnesium sulfate Phenytoin Valproic acid Antifungals Fluconazole [more] Ketoconazole

Coumadin, Panwarfin Tegretol, Epitol Zarontin Epsom salt Dilantin Depakene, Depakote Diflucan Nizoral Shampoo, Nizoral

Approve d Approve d Approve d Approve d Approve d Approve d Approve d Approve d Approve d Approve d Approve d Approve d Approve d Approve d

L2 [contents]

C C B D D

L2 L4 L1 L2 L2 [contents]

C C

L2 L2 [contents]

Antihistamines [more] Dexbrompheniramine maleate with d-isoephedrine Fexofenadine Loratadine Terfenadine Triprolidine Antivirals Acyclovir [more] Zovirax Allegra Claritin Seldane Actidil, Actifed

C B C

NR L2 L1 NR L1 [contents]

C C

L2 L2 [contents]

Alferon N, Approve Interferon-alpha [more] Interferon d Alpha Arthritis meds (see also: pain meds) Ridaura, Approve Gold salts Myochrysine, d Solganal Asthma meds (see also: steroids)

L5 [contents]

Dilor, Approve Lufyllin, d Dyphylline Bricanyl, Approve Terbutaline Brethine d Aminophyllin Approve Theophylline e, Quibron, d Theo-Dur Contraceptives, Hormones [more] Dyphylline Estratab, Permarin, Menest Approve d Approve d

C B C

L3 L2 L3 [contents] L3 (may interfere with milk production ) NR

Estradiol

Clogestone

Contraceptive pill with estrogen/progesterone

Levonorgestrel

Preven, Seasonale, Norinyl, Norlestin, OrthoApprove Novum, d Ovral, Lunelle injection, Ortho-Evra patch, etc. Norplant, Approve Mirena, Plan d B Provera, DepoProvera, Cycrin Enovid Crinone, Prometrium Tylenol #3, #4

L3 (may interfere with milk production )

L2 L1 L4 (if used first 3 days postpartu m) L2 L3 [contents]

Medroxyprogesterone

Approve d

Norethynodrel Progesterone Cough meds [more] Codeine

Approve d Approve d Approve d

X -

L3

Noscapine Decongestants [more]

Approve d

NR

[contents] L3 (for Sudafed, acute use) Halofed, Approve Pseudoephedrine L4 (for C Novafed, d chronic Actifed use) Diabetes meds [contents] Note: Insulin has not been reviewed by the AAP. Pregnancy risk category = B; Lactation risk category = L1. Oramide, Approve Tolbutamide D L3 Orinase d Diarrhea meds [contents] Imodium, Pepto Diarrhea Control, Maalox Approve Loperamide Antidiarrheal B L2 d Caplets, Kaopectate II Caplets, Immodium Advanced ** Note: Pepto-Bismol & Kaopectate (bismuth subsalicylate is the active ingredient in both) are not recommended for routine use by nursing moms, due to the association of salicylates with Reyes syndrome in children. [more] Diuretics [contents] Dazamide, Approve Acetazolamide C L2 Diamox d L4 (may Approve Bendroflumethiazide Naturetin inhibit D d lactation) Approve Chlorothiazide Hydrodiuril D L3 d Approve Chlorthalidone Hygroton D L3 d Hydrodiuril, Approve Hydrochlorothiazide Esidrix, D L2 d Oretic Approve Spironolactone Aldactone D L2 d

Galactagogues (milk supply) [more] Domperidone Motilum Approve d -

[contents] L1 [contents]

Heart, Blood Pressure meds (Antiarrhythmics, Antihypertensives, Cardiac stimulants) Antiarrhythmics Norpace, Approve Disopyramide Napamide d Approve Flecainide Tambocor d Approve Mexiletine Mexitil d Pronestyl, Approve Procainamide Procan d Quinaglute, Approve Quinidine Quinidex d Antihypertensives Captopril Capoten Approve d

C C B C C

L2 L3 L2 L3 L2 L3 (if used after 30 days) L3

Diltiazem/Diltiazem HCL

Cardizem Sr, Dilacor-XR, Approve Diltiazem, d Cardizem CD Approve d Approve d Approve d Approve d Approve d Approve d Approve d

C C (1st trim.) D (2nd, 3rd trim.) C C C B

Enalapril/Enalapril Maleate Vasotec

L2

Hydralazine Labetalol Methyldopa Metoprolol

Apresoline Trandate, Normodyne Aldomet Toprol XL, Lopressor Loniten, Minodyl, Rogaine Corgard, Nadolol

L2 L2 L2 L3 L2 (topically) L3 (orally) L4

Minoxidil

Nadolol

Nifedipine

Oxprenolol

Adalat, Procardia Apsolox, SlowTrasicor, Trasicor Inderol Betapace Blocadren Calan, Isoptin, Covera-HS Lanoxin, Lanoxicaps Epsom salt Aralen, Novochloroquine Plaquenil Daraprim Quinamm

Approve d Approve d Approve d Approve d Approve d Approve d Approve d Approve d Approve d Approve d Approve d Approve d Approve d Approve d Approve d Approve d Approve d

L2

NR

Propranolol Sotalol Timolol Verapamil Cardiac stimulants Digoxin Laxatives [more] Cascara/Cascara Sagrada Danthron Magnesium sulfate Senna Malaria meds Chloroquine Hydroxychloroquine Pyrimethamine Quinine Medical Testing [more] Diatrizoate Fluorescein

C B C C

L2 L3 L2 L2

L2 [contents]

C B -

L3 NR L1 L3 [contents]

C C C D

L3 L2 L4 L2 [contents]

NR L3

Gadopentetic (Gadolinium) Iohexol Iopanoic acid Metrizamide Metrizoate Omnipaque Telepaque Amipaque Isopaque

Approve d Approve d Approve d Approve d Approve d Approve d

C B D B B

L2 L2 L2 L2 L2 [contents]

Migraine meds (see also: pain meds) [more] Sumatriptan Sedatives [more] Chloral hydrate Methyprylon (withdrawn from use in US & Canada) Bromide Secobarbital Sleep Aids Zolpidem/Zolpidem Tartrate Ambien Steroids Methylprednisolone [ high dosage methylprednisolone] Prednisolone Prednisone Thyroid meds [more] Carbimazole Methimazole (active metabolite of carbimazole) Propylthiouracil Tapazole PTU Approve d Approve d Approve d D D D Approve d B Aquachloral, Approve Noctec d Approve d Approve d Approve Seconal d C D D Imitrex C

L3 [contents] L3 NR L5 L3 [contents] L3 [contents]

Solu-Medrol, Approve Depo-Medrol, d Medrol Approve d Deltasone, Approve Meticorten, d Orasone

C C C

L2 L2 L2 [contents] L3 L3 L2

Thiouracil

Synthroid, Levothroid, Thyroid, Levo-T, Levoxyl Seromycin Ethambutol, Myambutol INH, Laniazid Rifadin, Rimactane -

Approve d Approve d

NR

Levothyroxine

L1

Tuberculosis meds Cycloserine Ethambutol Isoniazid Rifampin Vitamins [more] B-1 (thiamin) B-12 (Cyanocobalamin) Approve d Approve d Approve d Approve d A Approve d Approve d Approve d Approve d C B C C

[contents] L3 L2 L3 L2 [contents] NR L1 L2; L4 in high doses (may inhibit lactation) L3 (do not overdose) L1

B-6 (pyridoxine)

D, vitamin

Calciferol, Delta-d -

Folic acid

K-1, vitamin (Phytonadione) Riboflavin/B2 Miscellaneous Acitretin (Anti-psoriasis) Alcohol/Ethanol [more] Allopurinol Soriatane Zyloprim, -

A (1st, Approve 2nd trim.) C (3rd d trim.) Approve C d Approve A d Approve d Approve d Approve D C

L1 L1 [contents] NR L3 L2

Lopurin Antimony Atropine (Anticholinergic, drying agent) Azapropazone/apazone (Antirheumatic) Baclofen (muscle relaxant) Barbiturate Caffeine [more] Carbetocin (Antihemorrhagic) Chloroform Cisplatin (Anti-cancer) Dapsone (Antileprosy) Hydroxychloroquine (Antirheumatic, lupus) Iodides Iodine Belladonna, Atropine Rheumox Lioresal, Atrofen Vivarin, NoDoz, Coffee Duratocin Platinol Avlosulfon, DDS Plaquenil -

d Approve d Approve d Approve d Approve d Approve d Approve d Approve d Approve d Approve d Approve d Approve d Approve d Approve d Approve d Approve d Approve d Approve d Approve d Approve d Approve d

C C B D C C C B C C -

NR L3 L2 L2 NR L2 NR NR L4 L4 L2 NR NR NR L3 L4 NR L2 L3 NR

Iodine (povidone-iodine, eg, in a vaginal douche) Ivermectin (Antiparasitic) Mectizan

Nalidixic acid (Urinary AntiNegGram infective) Norsteroids Pyridostigmine (Muscle stimulant) Scopolamine (Motion sickness) Sulfapyridine Mestinon, Regonol Transderm Scope Dagenan

Timolol (glaucoma med)

Blocadren

Approve d

L3

* Per the AAP Policy Statement The Transfer of Drugs and Other Chemicals Into Human Milk, revised September 2001.

Approved: (Table 6) Maternal Medication Usually Compatible With Breastfeeding Caution: (Table 5) Drugs That Have Been Associated With Significant Effects on Some Nursing Infants and Should Be Given to Nursing Mothers With Caution NR: Not Reviewed. This drug has not yet been reviewed by the AAP.

** Per Medications' and Mothers' Milk by Thomas Hale, PhD (2004 edition). Lactation Risk Categories L1 (safest) L2 (safer) L3 (moderately safe) L4 (possibly hazardous) L5 (contraindicated) Pregnancy Risk Categories A (controlled studies show no risk) B (no evidence of risk in humans) C (risk cannot be ruled out) D (positive evidence of risk) X (contraindicated in pregnancy)

NR: Not Reviewed. This drug has not yet been reviewed by Hale

Kata kunci: serba serbi Sebelumnya: Sudah lapor pajak, belum? Selanjutnya : Mitos vs Ilmiah balas

Tautan Bersponsor

Hi-Def Video - Upgrade to Multiply Premium * Your photos & videos as large as possible for all your friends and family * Your video in HD (up to

Shop at the Multiply Marketplace Low Prices on Shoes, Jewelry, Clothing, Food, Accessories, T-Shirts, Electronics and much

1080p) * Automated backup and permanent storage * Ad-free browsing..

more. Safe Shopping from friendly, trusted sellers. Great deals on local items.

KomentarKronologis Kebalikan Berdasar topik balas atiraz menulis on Mar 31, '08 makasih infonya ya.......... Komentar dihapus atas permintaan pemilik blog. Komentar dihapus atas permintaan pemilik blog. Komentar telah dihapus atas permintaan penulis. Komentar telah dihapus atas permintaan penulis. balas datinginuse menulis on Nov 18, '09 Meet Your Perfect Love Near Now! balas datinginuse menulis on Nov 18, '09 Meet Your Perfect Love Near Now! Komentar telah dihapus atas permintaan penulis. Komentar telah dihapus atas permintaan penulis. Komentar telah dihapus atas permintaan penulis. Komentar telah dihapus atas permintaan penulis. Komentar telah dihapus atas permintaan penulis. Komentar telah dihapus atas permintaan penulis. Komentar telah dihapus atas permintaan penulis. Komentar telah dihapus atas permintaan penulis. Komentar telah dihapus atas permintaan penulis. Komentar telah dihapus atas permintaan penulis. Komentar telah dihapus atas permintaan penulis. balas auroraonlineshop menulis on Jul 28, '10 Hi.. Visit us at http://auroraonlineshop.multiply.com/. We are here to provide you the latest fashionable of nursing wear and any other baby stuff with wide range of choices and affordable price. Thank you :) balas audio video balasan Tambahkan Komentar
U2FsdGVkX1-Rx reply reply 1 4815:U2FsdGVkX

Tuliskan komentar di entri blog, untuk semuanya Kirim lifalfirano pesan pribadi

Kutip pesan asli


Kirim
submitted

Pratinjau dan Cek Ejaan

Pasar Filipina Pasar Indonesia Buka Toko, Gratis 2011 Multiply Indonesian Perihal Blog Syarat Privasi Perusahaan Iklankan API Bantuan Sitemap

Obat Analgetik
8 Antalgin Indikasi: Karena risiko efek sampingnya, penggunaannya sebagai analgesik-antipiretik sangat dibatasi yaitu: - Nyeri akut hebat sesudah luka atau pembedahan. - Nyeri karena tumor atau kolik. - Nyeri hebat akut atau kronik bila analgesik lain tidak menolong. - Demam tinggi yang tidak bisa diatasi antipiretik lain. Kontra Indikasi: Alergi dipiron, granulositopenia, porfiria intermiten, defisiensi G6PD, payah jantung, bayi < 3 bulan, hamil trisemester pertama dan 6 minggu terakhir. Komposisi: Tiap tablet mengandung Antalgin 500 mg. Dosis: Oral Dewasa: 500 1000 mg 3 4 kali sehari (maksimum 3 gram sehari). Anak-anak: 250 500 mg 3 4 kali sehari (maksimum 1 gram untuk < 6 tahun dan 2 gram untuk 6 12 tahun).

Parental 500 1000 mg sekali suntik. Jangan lebih dari 1 gram karena dapat menimbulkan syok. Perhatian: Pengobatan harus segera dihentikan bila timbul gejala pertama turunnya jumlah sel darah atau granulositopenia atau sakit tenggorokan atau tanda infeksi lain. Hati-hati pada penderita yang pernah memiliki penyakit darah. Jangan digunakan untuk kelainan yang ringan, masih ada obat lain yang lebih aman. Efek Samping: Infeksi lambung, hiperhidrosis. Retensi cairan dan garam. Reaksi elaergi cukup sering: reaksi kulit dan edema angioneurotik. Efek samping yang berat: agranulositosis, pansitopenia dan nefrosis. Interaksi Obat: Bila digunakan bersama dengan klorpromazine, dapat menimbulkan hipotermia yang berat. Penggunaan pada ibu hamil dan menyusui: Jangan diberikan pada wanita hamil karena potensi karsigonik dari metabolit nitrosamin. Penggunaan pada anak: Jangan diberikan pada bayi kurang dari 3 bulan (atau BB < 5 kg). Jenis: Tablet Produsen: PT Kimia Farma

Dexamethasone 0,5 mg Indikasi: Dexamethasone Harsen adalah obat anti inflamasi dan anti alergi yang sangat kuat. Sebagai perbandingan Dexamethasone 0.75 mg setara obat sbb: 25 mg Cortisone, 20 mg hydrocortisone, 5 mg prednisone, 5 mg prednisolone. Kontra Indikasi: - Dexamethasone Harsen tidak boleh diberikan pada penderita herpes simplex pada mata; tuberkulose aktif, peptio ulcer aktif atau psikosis kecuali dapat menguntungkan penderita. - Jangan diberikan pada wanita hamil karena akan terjadi hypoadrenalism pada bayi yang dikandungnya atau diberikan dengan dosis yang serendah-rendahnya. Komposisi: Tiap tablet Dexamethasone Harsen mengandung: a. Dexamethasone .. 0.5 mg. b. Dexamethasone .. 0.75 mg. Tiap ml injeksi Dexamethasone Harsen mengandung: Dexamethasone Sodium phosphat .. 5 mg.

Uraian dan Penggunaan: Dexamethasone Harsen adalah obat anti inflamasi dan anti alergi yang sangat kuat. Sebagai perbandingan Dexamethasone 0.75 mg setara obat sbb: 25 mg Cortisone, 20 mg hydrocortisone, 5 mg prednisone, 5 mg prednisolone. Dexamethasone Harsen praktis tidak mempunyai aktivitas mineral conticoid dari cortisone dan hydrocortisone, sehingga pengobatan untuk kekurangan adrenocotical tidak berguna. Obat ini digunakan sebagai glucocorticoid khususnya: untuk anti inflamasi, pengobatan rheumatik arthritis dan penyakit colagen lainnya, alergi dermatitis dll, penyakit kulit, penyakit inflamasi pada masa dan kondisi lain dimana terapi glukocorticoid berguna lebih menguntungkan seperti penyakit leukemia tertentu dan lymphomas dan inflamasi pada jaringan lunak dan anemia hemolytica. Efek Samping: - Pengobatan yang berkepanjangan dapat mengakibatkan efek katabolik steroid seperti kehabisan protein, osteoporosis dan penghambatan pertumbuhan anak. - Penimbunan garam, air dan kehilangan potassium jarang terjadi bila dibandingkan dengan beberapa glucocorticoid lainnya. - Penambahan nafsu makan dan berat badan lebih sering terjadi. Dosis: Dewasa: Oral: 0.5 mg 10 mg per hari (rata-rata 1.5 mg 3 mg per hari) Parenteral: 5 mg 40 mg per hari Untuk keadaan yang darurat diberikan intra vena atau intra muskular. Anak-anak: 0.08 mg 0.3 mg/kg berat badan/perhari dibagi dalam 3 atau 4 dosis. Perhatian: - Kekurangan adrenocotical sekunder yang disebabkan oleh pengobatan dapat dikurangi dengan mengurangi dosis secara bertahap. - Ada penambahan efek Corticosteroid pada penderita dengan hypothyroidism dan chirrhosis. HARUS DENGAN RESEP DOKTER Jenis: Tablet

DIVOLTAR Indikasi: - Penyakit reumatik inflamatoar dan degeneratif: artritis reumatoid, termasuk bentuk juvenil, ankilosing, osteoartritis, dan penyakit priai akut. - Kelainan muskulo-skeletal akut: periatritis, tendinitis, tenosinovitis, bursitis, salah urat dan dislokasi. - Menghilangkan/mengurangi rasa nyeri dan inflamasi nonreumatik.

Kontra Indikasi: - Ulkus peptikum atau perdarahan saluran cerna. - Hipersensitivitas terhadap diklofenak. - Penderita asma yang mengalami serangan asma, urtikaria atau rinitis akut bilamendapat asetosal atau obat-obat antiinflamasi nonsteroid lainnya. Komposisi: Tiap tablet salut enterik mengandung: Diklofenak natrium 25 mg atau 50 mg Farmakologi: DIVOLTAR adalah obat antiinflamasi nonsteroid dengan struktur kimia yang baru (suatu derivat asam asetat). Obat ini mempunyai sifat antiinflamasi, analgesik dan antipiretik yang kuat. Seperti obat antiinflamasi nonsteroid lainnya, DIVOLTAR merupakan penghambat prostaglandinsintetase. Sebagai tablet salut enterik, DIVOLTAR hancur dan melarut langsung dalam usus halus, dimana diklofenak diabsorpsi dengan cepat. Dengan demikian, iritasi lambung dikurangi. Diklofenakmengalami metabolisme lintasan pertama dalam hati. Kadar puncak dalam plasma akan dicapai setelah 1 4 jam. Obat ini 99.7% terikat pada protein plasma dan waktu paruh eliminasinya 1 2 jam. Diklofenak dimetabolisme hampir sempurna dalam hati, ekskresi obat yang utuh melalui ginjal kurang dari 1%. Peringatan dan Perhatian: 1. Gunakan dengan hati-hati pada: - penderita dengan gangguan saluran cerna atau dengan riwayat ulkus peptikum. - penderita dengan insufisiensi hati, jantung atau ginjal yang parah. - penderita usia lanjut (lebih mudah mengalami efek samping obat-obat antiinflamasi nonsteroid). 2. Penderita dengan pengobatan jangka panjang dengan DIVOLTAR seperti halnya dengan obat-obat antiinflamasi nonsteroid lainnya, harus dimonitor sebagai tindakan berjagajaga(mis. fungsi ginjal, hati dan hitung darah). 3. DIVOLTAR tidak boleh diberikan selama kehamilan, kecuali bila mutlak diperlukan. 4. DIVOLTAR dapat meningkatkan kadar plasma lithium atau digoksin. Efek Samping: Pada awal pengobatan, dapat terjadi nyeri epigastrum, sendawa, nausea dandiare, nyeri kepala atau pusing. Efek samping ini biasanya ringan. Reaksi kulit, retensi cairan dan peningkatanserum transaminase kadang-kadang terjadi. Userasi dan pendarahan saluran cerna, ikterus, hepatitis, gagal ginjal dan sindroma nefrotik juga terjadi. Bila ini terjadi, DIVOLTAR harus dihentikan. Leukopenia, trombositopenia, dan anemia aplastik dapat juga terjadi, tetapi sangat jarang. Dosis: Dewasa: Dosis awal 75 150 mg sehari, dibagi dalam 2 3 dosis.

Untuk terapi jangka panjang, dosis biasanya 75 100 mg sehari. Anak 1 tahun atau lebih 1 3 mg/kg sehari, dibagi dalam 2 3 dosis. Tablet harus ditelan seluruhnya sewaktu makan atau setelah makan. Penyimpanan: Lindungi dari cahaya. Simpan pada suhu kamar (di bawah 30 derajat Celsius). HARUS DENGAN RESEP DOKTER Jenis: Tablet Produsen: PT Kalbe Farma Natrium Diklofenak Indikasi: Pengobatan akut dan kronis gejala-gejala reumatoid artritis, osteoartritis dan ankilosing spondilitis. Kontra Indikasi: - Penderita yang hipersensitif terhadap diklofenak atau yang menderita asma, urtikaria atau alergi pada pemberian aspirin atau NSAIA lain. - Penderita tukak lambung. Komposisi: Natrium Diklofenak 25 mg Tablet Salut Enterik Tiap tablet salut enterik mengandung: Natrium Diklofenak 25 mg. Natrium Diklofenak 50 mg Tablet Salut Enterik Tiap tablet salut enterik mengandung: Natrium Diklofenak 50 mg. Cara Kerja Obat: Diklofenak adalah golongan obat non steroid dengan aktivitas anti inflamasi, analgesik dan antipiretik. Aktivitas diklofenak dengan jalan menghambat enzim siklo-oksigenase sehingga pembentukan prostaglandin terhambat. Efek Samping: - Efek samping yang umum terjadi seperti nyeri/keram perut, sakit kepala, retensi cairan, diare, nausea, konstipasi, flatulen, kelainan pada hasil uji hati, indigesti, tukak lambung, pusing, ruam, pruritus dan tinitus. - Peninggian enzim-enzim aminotransferase (SGOT, SGPT) hepatitis. - Dalam kasus terbatas gangguan hematologi (trombositopenia, leukopenia, anemia, agranulositosis).

Peringatan dan Perhatian: - Hati-hati penggunaan pada penderita dekomposisi jantung atau hipertensi, karena diklofenak dapat menyebabkan retensi cairan dan edema. - Hati-hati penggunaan pada penderita gangguan fungsi ginjal, jantung, hati, penderita usia lanjut dan penderita dengan luka atau perdarahan pada saluran pencernaan. - Hindarkan penggunaan pada penderita porfiria hati. - Hati-hati penggunaan selama kehamilan karena diklofenak dapat menembus plasenta. - Diklofenak tidak dianjurkan untuk ibu menyusui karena diklofenak diekskresikan melalui ASI. - Pada anak-anak efektivitas dan keamanannya belum diketahui dengan pasti. Dosis dan Cara Pemakaian: - Osteoartritis : 2 3 kali sehari 50 mg atau 2 kali sehari 75 mg. - Reumatoid artritis : 3 4 kali sehari 50 mg atau 2 kali sehari 75 mg. - Ankilosing spondilitis : 4 kali sehari 25 mg ditambah 25 mg saat akan tidur. Tablet harus ditelan utuh dengan air, sebelum makan. Interaksi Obat: - Penggunaan bersama aspirin akan menurunkan konsentrasi plasma dan AUC diklofenak. - Diklofenak meningkatkan konsentrasi plasma digoksin, metotreksat, siklosporin dan litium sehingga meningkatkan toksisitasnya. - Diklofenak menurunkan aktivitas obat-obatan diuretik. Kemasan: Natrium Diklofenak 25 mg Tablet Salut Enterik Dus berisi 5 strip @ 10 tablet Natrium Diklofenak 50 mg Tablet Salut Enterik Dus berisi 5 strip @ 10 tablet Penyimpanan: Simpan di tempat yang sejuk dan kering serta terlindung dari cahaya. HARUS DENGAN RESEP DOKTER Jenis: Tablet Sanmol Indikasi: Sanmol diindikasikan untuk meringankan raa sakit pada keadaan sakit kepala, sakit gigi dan menurunkan demam Kontra Indikasi: - Penderita dengan gangguan fungsi hati yang berat - Hipersensitif terhadap paracetamol

Deskripsi: N/A Jenis: Tablet Produsen: PT Sanbe Farma

Sanmol Syrup Indikasi: SANMOL diindikasikan untuk meringankan rasa sakit pada keadaan sakit kepala, sakit gigi, menurunkan demam yang menyertai influenza dan demam setelah imunisasi. Kontra Indikasi: - Penderita dengan gangguan fungsi hati yang berat - Hipersensitif terhadap paracetamol Komposisi: Tiap 5 ml mengandung Paracetamol 120mg. Farmakologi: SANMOL mengandung Paracetamol yang bekerja sebagai nalgesik, bekerja dengan meningkatkan ambang rangsang rasa sakit dan sebagai antipiretik, diduga bekerja langsung pada pusat penghantar panas di hipotalamus. Efek Samping: - Penggunaan jangka lama dan dosis besar dapat menyebabkan kerusakan hati. - Reaksi hipersensitivitas. Perhatian:

Hati-hati penggunaan obat ini pada penderita penyakit ginjal. Bila setelah 2 hari demam tidak menurun atau setelah 5 hari nyeri tidak menghilang, segera hubungi unit pelayanan kesehatan. Penggunaan obat ini pada penderita yang mengkonsumsi alkohol, dapat mengakibatkan risiko kerusakan fungsi hati.

Dosis: 1 2 tahun: 5 ml, 3 4 kali sehari. 2 6 tahun: 5 10 ml, 3 4 kali sehari. 6 9 tahun: 10 15 ml, 3 4 kali sehari. 9 12 tahun: 15 20 ml, 3 4 kali sehari. Atau menurut petunuk dokter.

Penyimpanan: Simpan pada suhu kamar (25 30 derajat C), terlindung dari cahaya. Jenis: Fls Produsen: PT Sanbe Farma

SUMAGESIC Indikasi: SUMAGESIC ideal untuk menyembuhkan rasa sakit termasuk sakit kepala, sakit gigi, sakit pada otot dan persendian, rheumatoid arthritis, osteoarthritis dan sakit karena trauma ringan dan tindakan pembedahan. Juga ideal untuk menurunkan demam yang menyertai flu, masuk angin, tonsilitis, tuberkulosis dan infeksi-infeksi lainnya. Kontra Indikasi: N/A Komposisi: Setiap tablet mengandung: Asitominofen 600 mg Sumagesik mengandung dosis optimum yang efektif dari 600 mg asetaminofen. Pada dosis ini, asetaminofen menyembuhkan rasa sakit sebanding dengan penyembuhan oleh 600 mg asam asetilsalisilat dan 60 mg kodeina tanpa efek samping dari obat-obat tersebut. SUMAGESIC menyembuhkan rasa sakit dengan cara bekerja pada pusat rasa sakit dalam otak dan mencegah timbulnya rangsangan rasa sakit pada tempat-tempat bersangkutan. SUMAGESIC juga menurunkan demam dengan cara mempengaruhi pusat pengatur suhu dalam otak untuk menurunkan panas dengan jalan mengeluarkan peluh. Khasiat antipiretiknya hampir dua puluh lima kali lebih hebat daripada aspirin. SUMAGESIC lebih manjur dan bekerja lebih cepat daripada asam asetilsalisilat sebagai antipiretik. SUMAGESIC adalah analgetik-antipiretik pilihan utama bagi penderita yang peka terhadap asam asetilsalisilat dan obat-obatan sejenis. SUMAGESIC dua kali lebih aman daripada asam asetilsalisilat dan jauh lebih aman dibandingkan dengan obat-obat analgetik-antipiretik lainnya. SUMAGESIC tidak menyebabkan iritasi lambung, karenanya dapat diberikan dengan aman kepada penderita-penderita hiperasiditas (pengeluaran asam lambung yang berlebihan), tukak lambung dan gastritis (radang pada lambung). Aturan Pakai: (3 4 kali sehari) Anak-anak . 1/4 1/2 tablet Dewasa . 1 tablet Atau menurut petunjuk dokter.

Penyimpanan: Simpan pada suhu 25 30 derajat Celsius. Jenis: Tablet Produsen: PT Medifarma Lab

Thrombophop Gel Indikasi: Flebitis permukan, dengan atau tanpa pembentukan gumpalan-gumpalan. Penyumbatan pembuluh balik yang berlebihan.gangguan-gangguan olah raga dan kecelakan-kecelakan seperti memar, bengkak, keseleo, dan sebagainya.Tendovaginitis, tendosynovitis. Kejang betis, Furunculosis dan bengkak-bengkak. Kontra Indikasi: N/A Deskripsi: Thrombophop gel adalah suatu bentuk baru dalam terapi heparin sodium untuk kulit. Heparin dapat mencegah pembekuan darah dan membantu proses fibrinolisa. Mikrotrombi (butir-butir bekuan darah) yang terdapat disekitar kulit dapat diserap lebih cepat. heparin juga berkhasiat sebagai anti-radang, sehingga dapat menyembuhkan bengkak dan mehilangkan rasa nyeri. obat ini menurunkan ketegangan otot-otot pembuluh darah, sehingga melancarkan peredaran darah. Jenis: Tube Produsen: PT Tunggal Idaman Abdi VOLTADEX Indikasi: - Nyeri yang disebabkan oleh inflamasi non-rematik. - Artritis rematik, osteoartritis, spondilitis ankilosa, spondiloartritis. Kontra Indikasi: - Ulkus peptikum - Reaksi hipersensitif terhadap diclofenac - Bila aspirin atau obat anti-inflamasi diketahui menimbulkan asma, urtikaria, atau rinitis, maka VOLTADEX tidak boleh diberikan. Komposisi: VOLTADEX 25 mg

Tiap tablet salut enterik mengandung: Diclofenac sodium 25 mg VOLTADEX 50 mg Tiap tablet salut enterik mengandung: Diclofenac sodium 50 mg Farmakologi: VOLTADEX adalah turunan asam fenil asetat yang memiliki khasiat antirematik, anti-inflamasi, antipiretik, dan analgetik. Dosis: 25 mg 50 mg, 3 kali sehari. Untuk pengobatan jangka panjang cukup dengan dosis 75 100 mg sehari. Dosis sehari jangan melebihi 150 mg. Anak-anak umur 6 tahun atau lebih: 1 3 mg/kg berat badan sehari dalam dosis terbagi. Tablet harud ditelan utuh pada waktu atau sesudah makan. Efek Samping: Pada umumnya VOLTADEX ditoleransi dengan baik dalam tubuh. Efek samping yang paling sering terjadi adalah gangguan saluran cerna, selain itu dapat pula timbul sakit kepala, mual, muntah, kembung, sukar tidur, ruam kulit, dan pruritus. Tetapi efek samping tersebut akan hilang sendiri berangsur-angsur tanpa menghentikan penggunaan VOLTADEX. Peringatan dan Perhatian: - Hati-hati bila digunakan pada penderita dengan riwayat dekompensasi jantung atau hipertensi. - Karena kegagalan ginjal akut mungkin dapat terjadi pada penderita yang sudah mempunyai gangguan fungsi ginjal, maka pada penderita seperti ini, VOLTADEX harus diberikan dengan hati-hati dan fungsi ginjal harus terus dimonitor. - Hati-hati bila digunakan padawanita hamil atau menyusui (hanya bila sangat diperlukan). HARUS DENGAN RESEP DOKTER Jenis: Tablet Produsen: PT Dexa Medica

Kalium Diklofenak Indikasi: Sebagai pengobatan jangka pendek untuk kondisi kondisi akut sebagai berikut: - Nyeri inflamasi setelah trauma, seperti karena terkilir. - Nyeri dan inflamasi setelah operasi, seperti operasi tulang atau gigi. - Sebagai ajuvan pada nyeri inflamasi yang berat dari infeksi telinga, hidung atau tenggorokan,

misalnya faringotonsilitis, otitis. Sesuai dengan prinsip pengobatan umum, penyakitnya sendiri harus diobati dengan terapi dasar. Demam sendiri bukan suatu indikasi. Kontra Indikasi: - Tukak lambung - Hipersensitif terhadap zat aktif] - Seperti halnya dengan anti inflamasi non steroid lainnya, kalium diklofenak dikontraindikasikan pada pasien dimana serangan asma, urtikaria atau rhinitis akut ditimbulkan oleh asam asetilsalisilat atau obat-obat lain yang mempunyai aktivitas menghambat prostaglandin sintetase Tablet Salut Enterik 25 mg & 50 mg Komposisi: Kalium Diklofenak 25 mg Tiap tablet salut enterik mengandung Kalium Diklofenak 25 mg Kalium Diklofenak 50 mg Tiap tablet salut enterik mengandung Kalium Diklofenak 50 mg Cara Kerja Obat: Farmakodinamik Kalium diklofenak adalah suatu zat anti inflamasi non steroid dan mengandung garam kalium dari diklofenak. Pada kalium diklofenak, ion sodium dari sodium diklofenak diganti dengan ion kalium. Zat aktifnya adalah sama dengan sodium diklofenak. Obat ini mempunyai efek analgesik dan antiinflamasi. Tablet kalium diklofenak memiliki mula kerja yang cepat. Penghambatan biosintesa prostaglandin, yang telah dibuktikan pada beberapa percobaan, mempunyai hubungan penting dengan mekanisme kerja kalium diklofenak. Prostaglandin mempunyai peranan penting sebagai penyebab dari inflamasi, nyeri dan demam. Pada percobaan-percobaan klinis Kalium Diklofenak juga menunjukkan efek analgesik yang nyata pada nyeri sedang dan berat. Dengan adanya inflamasi yang disebabkan oleh trauma atau setelah operasi, kalium diklofenak mengurangi nyeri spontan dan nyeri pada waktu bergerak serta bengkak dan luka dengan edema. Kalium diklofenak secara in vitro tidak menekan biosintesa proteoglikan di dalam tulang rawan pada konsentrasi setara dengan konsentrasi yang dicapai pada manusia. Dosis: Dewasa: - Umumnya takaran permulaan untuk dewasa 100-150 mg sehari. - Pada kasus-kasus yang sedang, juga untuk anak-anak di atas usia 14 tahun 75-100 mg sehari pada umumnya mencukupi. Dosis harian harus diberikan dengan dosis terbagi 2-3 kali

Anak-anak: Tablet kalium diklofenak tidak cocok untuk anak-anak. Peringatan dan Perhatian: Ketepatan diagnosa dan pengawasan yang ketat harus dilakukan pada pasien-pasien dengan gejala gangguan saluran pencernaan, pasien yang mempunyai riwayat tukak lambung, dengan ulkus kolitis, atau pasien dengan penyakit Crohn, juga pada pasien yang menderita gangguan hati yang berat. Umumnya perdarahan saluran pencernaan atau ulkus/ perforasi mempunyai konsekwensi yang lebih serius pada orang tua. Hal ini dapat terjadi setiap waktu selama pengobatan dengan atau tanpa gejala peringatan atau riwayat sebelumnya. Bila terjadi perdarahan saluran pencernaan atau ulkus pada pasien yang menerima kalium diklofenak, obat ini harus dihentikan. Karena prostaglandin penting untuk mempertahankan aliran darah pada ginjal, perhatian khusus harus diberikan pada pasien dengan gangguan fungsi jantung atau ginjal, pasien yag diobati dengan diuretik, dan pada pasien dengan extracellular volume depletiondari berbagai sebab,misalnya pada fase peri atau sesudah operasi dari operasi bedah yang besar. Pemantaun fungsi ginjal sebagai tindakan pencegahan direkomendasikan jika digunakan pada kasus-kasus tertentu. Penghentian pengobatan diikuti oleh penyembuhan seperti keadaan sebelum pengobatan. Walaupun jarang, apabila timbul tukak lambung atau perdarahan lambung selama masa pengobatan dengan kalium diklofenak , obat harus segera dihentikan. Pada pasien dengan usia lanjut perhatian harus diberikan sesuai dengan prinsip-prinsip pengobatan kedokteran. Khususnya direkomendasikan untuk menggunakan dosis efektif terendah pada pasien tua yang lemah atau dengan berat badan rendah. Seperti halnya dengan antiinflamasi non steroid lainnya, kenaikan satu atau lebih enzim hati mungkin terjadi dengan kalium diklofenak. Pemantauan fungsi hati diindikasikan sebagai tindakan pencegahan. Jika test fungsi hati yang abnormal tetap atau menjadi lebih buruk, dan jika tanda-tanda klinis atau gejala-gejala tetap dengan berkembangnya penyakit hati atau jika terjadi manifestasi lainnya (misalnya eosinofilia, ruam, dsb) kalium diklofenak harus dihentikan. Hepatitis mungkin terjadi tanpa gejala-gejala prodromal. Perhatian harus diberikan jika menggunakan kalium diklofenak pada pasien-pasien dengan porfiria hati, karena obat ini mungkin menyebabkan serangan. Pengobatan dengan kalium diklofenak untuk indikasi seperti tersebut di atas biasanya hanya untuk beberapa hari. Tetapi bila berlawanan dengan rekomendasi untuk pemakaiannya dimana kalium diklofenak diberikan untuk jangka waktu lama, sebaiknya seperti halnya obat-obat anti inflamasi non steroid yang mempunyai aktivitas yang tinggi lainnya, dilakukan hitung darah. Seperti halnya dengan anti inflamasi non steroid lainnya, reaksi alergi termasuk reaksi anafilaktik/anafilaktoid, dapat juga terjadi walaupun tanpa pernah terpapar dengan obat ini sebelumnya. Mutagenisitas, karsinogenisitas dan studi toksisitas reproduksi: Diklofenak tidak menunjukkan efek mutagenik, karsinogenik atau teratogenik pada studi yang dilakukan.

Pemakaian pada waktu kehamilan dan laktasi: Pada masa kehamilan, kalium diklofenak hanya digunakan pada keadaan yang sangat diperlukan dan dengan dosis efektif yang terkecil Seperti halnya obat-obat penghambat prostaglandin sintetase lainnya, hal ini terutama berlaku pada 3 bulan terakhir dari masa kehamilan (karena kemungkinan terjadinya inertia uterus dan atau penutupan yang prematur dari ductus arteriosus). Sesudah pemberian oral dosis 50 mg setiap 8 jam, zat aktif dari kalium diklofenak dijumpai dalam air susu ibu, seperti obat-obat lainnya yang diekskresikan ke dalam air susu ibu, kalium diklofenak tidak dianjurkan untuk digunkan pada ibu yang menyusui. Efek pada kemampuan mengemudi atau menggunakan mesin: Pasien yang mengalami pusing atau gangguan saraf pusat lainnya harus dihindarkan dari mengemudi kendaraan atau menjalankan mesin. Jenis: Tablet Produsen: PT Dexa Medica

RHEUMACYL pegel linu Indikasi: - Membantu meredakan pegel linu, sakit otot pinggang, dan encok. - Membantu memelihara kesehatan tubuh. Kontra Indikasi: N/A Komposisi: Setiap kapsul mengandung ekstrak berkhasiat: Zingiberis rhizoma 12,5 mg, Recrofracti fructus 10 mg, Zingiber aromaticum rhizoma 12,5 mg, Myristicae semen 12,5 mg, Curcuma domestica rhizoma 20 mg, Panax gingseng 10 mg, Bupleurum falcatum 25 mg, Royall jelly 5 mg, Menthae folia 5 mg. Terbuat dari kombinasi tanaman berkhasiat. Mengandung Bupleurum Falcatum yang dikenal pada pengobatan tradisional china untuk meredakan nyeri. Aturan Pakai: Dewasa dan anak diatas 12 tahun minum 1-2xsehari 2 kapsul. Sebaiknya diminum sebelum tidur.

Anjuran: Istirahat yang cukup Jenis: Kapsul Produsen: PT Tempo Scan Pasific

Thrombogel 10gr Indikasi: Trombosis permukaan, Tromboflebitis, Haematomata, mencegah dan mengobati radang pembuluh balik setelah penyuntikan i.v. Kontra Indikasi: Hipersensitif terhadap komponen obat-obat. Deskripsi: Heparin adalah suatu antikoagulan yang dapat mencegah terbentuknya gumpalan-gumpalan dalam darah dan membatu mencegah pembekuan darah yang telah terbentuk. Jenis: Tube Produsen: PT Tunggal Idaman Abdi

TRAMADOL Indikasi: TRAMADOL diindikasikan untuk mengobati dan mencegah nyeri yang sedang hingga berat, seperti tersebut di bawah ini: - Nyeri akut dan kronik yang berat. - Nyeri pasca bedah. Kontra Indikasi: - Keracunan akut oleh alkohol, hipnotik, analgesik atau obat-obat yang mempengaruhi SSP lainnya. - Penderita yang mendapat pengobatan penghambat monoamin oksidase (MAO). - Penderita yang hipersensitif terhadap TRAMADOL. Komposisi: Tiap kapsul mengandung: Tramadol Hidroklorida.50 mg Cara Kerja Obat: TRAMADOL adalah analgesik kuat yang bekerja pada reseptor opiat.

TRAMADOL mengikat secara stereospsifik pada reseptor di sistem saraf pusat sehingga menghentikan sensasi nyeri dan respon terhadap nyeri. Di samping itu TRAMADOL menghambat pelepasan neutrotransmiter dari saraf aferen yang bersifat sensitif terhadap rangsang, akibatnya impuls nyeri terhambat. Efek Samping: - Sama seperti umumnya analgesik yang bekerja secara sentral, efek samping yang dapat terjadi: mual, muntah, dispepsia, obstipasi, lelah, sedasi, pusing, pruritus, berkeringat, kulit kemerahan, mulut kering dan sakit kepala. - Meskipun TRAMADOL berinteraksi dengan reseptor apiat sampai sekarang terbukti insidens ketergantungan setelah penggunaan TRAMADOL, ringan. Perhatian: - Hati-hati bila digunakan pada penderita dengan trauma kepala, peningkatan tekanan intrakranial, gangguan fungsi ginjal dan hati yang berat atau hipersekresi bronkus; karena dapat meningkatkan resiko kejang atau syok. - Dapat terjadi penurunan fungsi paru apabila penggunaan TRAMADOL dikombinasi dengan obat-obat depresi SSP lainnya atau bila melebihi dosis yang dianjurkan. - TRAMADOL tidak boleh digunakan pada penderita ketergantungan obat. Meskipun termasuk agonis opiat, TRAMADOL tidak dapat menekan gejala putus obat, akibat pemberian morfin. - TRAMADOL sebaiknya tidak diberikan pada wanita hamil, kecuali benar-benar diperlukan. - 0,1% TRAMADOL diekskresikan melalui ASI (Air Susu Ibu). - TRAMADOL dapat mengurangi kecepatan reaksi penderita, seperti kemampuan mengemudikan kendaraan ataupun mengoperasikan mesin. - Lama pengobatan Pada pengobatan jangka panjang, kemungkinan terjadi ketergantungan, oleh karena itu dokter harus menetapkan lamanya pengobatan. Tidak boleh diberikan lebih lama daripada yang diperlukan. Interaksi Obat: - Penggunaan TRAMADOL bersama dengan obat-obat yang bekerja pada SSP (seperti: tranquillizer, hipnotik), dapat meningkatkan efek sedasinya. - Penggunaan TRAMADOL bersama dengan tranquillizer juga dapat meningkatkan efek analgesiknya. Dosis: Seperti halnya obat-obat analgesik, dosis harus diatur sesuai dengan beratnya rasa sakit dan respon klinis dari penderita. Dosis untuk dewasa dan anak berumur di atas 14 tahun: Dosis tunggal: 1 kapsul. Dosis perhari: hingga 8 kapsul. Apabila sakit masih terasa, dapat ditambahkan dosis tunggal kedua 1 kapsul TRAMADOL lagi, setalah selang waktu 30 60 menit. Pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal dan hati, perlu dilakukan penyesuaian dosis.

Kemasan: Dus isi 5 strip @ 10 kapsul. Penyimpanan: Simpan di tempat sejuk dan kering, terlindung dari cahaya. HARUS DENGAN RESEP DOKTER Jenis: Kapsul Produsen: PT Sanbe Farma Perlu di Baca . Kami Mencantumkan Merk Bukan Bermaksud BeriklanKami Hanya Bermaksud Memudahkan Pembaca Memahami dan Mengerti Apa Yang Kami Informasikan..Obat yang akan di gunakan Sebaiknya terlebih dahulu di Konsultasikan dengan Dokter atau Apoteker AndaKami Hanya Memberikan Informasi Hanya Untuk Ilmu Pengetahuan..Kami Tidak Bertanggung Jawab Jika Anda Menggunakan Tanpa Konsultasi dengan Dokter Atau Apoteker .terimaksih info ini kami dapat dari : http://www.dechacare.com DechaCare.com hanya memberikan informasi sesuai dengan informasi-informasi yang tertera pada kemasan dan brosur obat. Informasi yang tersedia di DechaCare.com diambil dari berbagai sumber dan tidak dimaksudkan sebagai pengganti nasihat, saran, konsultasi ataupun kunjungan kepada dokter Anda. Kunjungi dokter Anda bila masalah kesehatan atau sakit Anda berlanjut. DechaCare.com tidak bertanggung jawab atas segala dampak yang terjadi atas penggunaan/penyalahgunaan informasi-informasi yang disajikan dalam situs ini.

Bagaimana mengkonsumsi obat yang benar


Oleh Richa Anggraini Putri 17 Oktober 2011 Tidak ada komentar Kesehatan Tagged: Kesehatan, tips wanita Cara memilih obat sesuai kebutuhan - Kebanyakan orang awam yang tidak memiliki pengetahuan seputar obat, akan meminum sembarang obat dan dengan dosis yang sembarangan pula. Karena mereka tidak tahu, kalau salah konsumsi seperti itu akan menimbulkan masalah yang lain dalam tubuh. Meminum obat ternyata tidak bisa sembarangan, karena manfaat yang di rasakan tidak akan sama antara sakit yang satu dengan lain nya. Dosisnya pun tidak bisa seenak-enaknya saja, karenanya perlu dikonsultasikan dulu pada dokter. Karena dokterlah yang lebih mengerti tentang obat-obatan tersebut. Kita tidak bisa menyerahkan penyakit kita sepenuhnya kepada obat-obatan. Yang biasanya untuk meredakan nyeri kita langsung meminum antibiotik atau aspirin saja, padahal hal tersebut salah. Bila terjadi keluhan, hendaknya periksakan ke dokter. Bukan malah

membeli obat-obatan dengan merk yang terkenal saja. Karena akibat yang ditimbulkan akan semakin fatal. Akibat salahnya persepsi kita terhadap obat yang terkadang bisa sembarangan kita minum pun dapat menjadi penyakit baru dalam tubuh kita. Daya tahan tubuh akan semakin berkurang dan melemahnya sistem saraf tubuh. Tentu hal itu tidak pernah kita inginkan.

Wanita hamil dan menyusui???

Wanita hamil masih dapat meminum obat dengan dosis yang rendah, dan tidak sembarang obat dapat dikonsumsi wanita hamil dan menyusui. Untuk yang menyusui sebaiknya tidak di anjurkan meminum obat karena dampak yang ditimbulkan akan sangat berbahaya bagi sang bayi. Bayi akan mengalami gangguan pada sistem saraf otak, karena obat yang diminum sang ibu terkontaminasi dengan ASI yang diberikan ibunya tersebut. Untuk itu penggunaan untuk wanita menyusui harus sedini mungkin di hindari. Bila harus terjadi juga, minum lah obat saat setelah menyusui atau menjelang si bayi tidur, agar obat yang terdeteksi dalam ASI tidak terlalu banyak. Wanita hamil pun tidak di anjurkan untuk selalu mengkonsumsi obat-obatan. Karena obat yang masuk dalam janin dapat mengganggu tumbuh kembang nya janin dalam rahim serta dapat memicu penyebab kecacatan bagi sang bayi nantinya. Oleh karena itu penggunaan nya harus dengan dosis yang sangat rendah, dan harus dengan resep dokter.

BAB II KEMOTERAPETIKA

PENGERTIAN

Kemoterapi adalah obat atau zat yang berasal dari bahan kimia yang dapat memberantas dan menyembuhan penyakit atau infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus, amoeba, fungi, protozoa, cacing dan sebagainya tanpa merusak jaringan tubuh manusia.

Berdasarkan khasiatnya terhadap hama / bakteri, kemoterapi dibedakan atas : Bakterisida yaitu obat yang pada dosis lazim berkhasiat untuk mematikan hama, contoh : fenol, iodium, sublimat. Bakteriostatika yaitu obat yang pada dosis lazim berkhasiat menghentikan pertumbuhan dan pembiakan bakteri, sedang pemusnahan selanjutnya dilakukan oleh tubuh sendiri secara fagositosis (kuman dilarutkan oleh leukosit atau sel-sel daya tangkis tubuh lainnya),contohnya antibiotika spektrum sempit. Yang termasuk kelompok kemoterapi adalah :

A.

Antibiotika

B. Sulfonamida
C. Anti Parasitik. 1. Anti malaria 2. Anti amuba 3. Anti cacing

4. Anti jamur D. Anti virus


E. Anti neoplastika (sitostatika)

F. Lain-lain
1. Anti TBC 2. Anti Lepra

A.

ANTIBIOTIKA

Pengertian antibotika Antibiotika berasal dari bahasa latin yang terdiri dari anti = lawan, bios = hidup. Adalah zat-zat yang dihasilkan oleh mikroba terutama fungi dan bakteri tanah, yang dapat

menghambat pertumbuhan atau membasmi mikroba jenis lain, sedang toksisitasnya terhadap manusia relatif kecil. Antibiotik pertama kali ditemukan oleh sarjana Inggris dr. Alexander Fleming (Penisilin) pada tahun 1928. Tetapi penemuan ini baru dikembangkan dan digunakan dalam terapi di tahun 1941 oleh dr. Florey. Kemudian banyak zat dengan khasiat antibiotik diisolir oleh penyelidik-penyelidik lain diseluruh dunia, namun toksisitasnya hanya beberapa saja yang dapat digunakan sebagai obat. Antibiotik juga dapat dibuat secara sintetis, atau semi sintetis. Aktivitas antibiotik umumnya dinyatakan dalam satuan berat (mg) kecuali yang belum sempurna permurniannya dan terdiri dari campuran beberapa macam zat, atau karena belum diketahui struktur kimianya, aktivitasnya dinyatakan dalam satuan internasional = Internasional Unit (IU). Dibidang peternakan antibiotik sering dimanfaatkan sebagai zat gizi tambahan untuk mempercepat pertumbuhan ayam negeri potong.
Mekanisme kerja

Mekanisme kerja antibiotika antara lain : 1. Menghambat sintesa dinding sel, akibatnya pembentukan dinding sel tidak sempurna dan tidak dapat menahan tekanan osmosa dari plasma, akhirnya sel akan pecah (penisilin dan sefalosporin). 2. Menghambat sintesa membran sel, molekul lipoprotein dari membran sel dikacaukan pembentukannya, hingga bersifat lebih permeable akibatnya zat-zat penting dari isi sel dapat keluar (kelompok polipeptida) 3. Menghambat sintesa protein sel, akibatnya sel tidak sempurna terbentuk (kloramfenicol, tetrasiklin) 4. Menghambat pembentukan asam-asam inti (DNA dan RNA) akibatnya sel tidak dapat berkembang (rifampisin) Efek samping Penggunaan antibiotika tanpa resep dokter atau dengan dosis yang tidak tepat dapat menggagalkan pengobatan dan menimbulkan bahaya-bahaya lain seperti: 1. Sensitasi / hipersensitif Banyak obat setelah digunakan secara lokal dapat mengakibatkan kepekaan yang berlebihan, kalau obat yang sama kemudian diberikan secara oral atau suntikan maka ada kemungkinan terjadi reaksi hipersentitiv atau allergi seperti gatal-gatal kulit kemerah-merahan, bentolbentol atau lebih hebat lagi dapat terjadi syok, contohnya Penisilin dan Kloramfenikol. Guna

mencegah bahaya ini maka sebaiknya salep-salep menggunakan antibiotika yang tidak akan diberikan secara sistemis (oral dan suntikan). 2. Resistensi Jika obat digunakan dengan dosis yang terlalu rendah, atau waktu terapi kurang lama, maka hal ini dapat menyebabkan terjadinya resistensi artinya bakteri tidak peka lagi terhadap obat yang bersangkutan. Untuk mencegah resistensi, dianjurkan menggunakan kemoterapi dengan dosis yang tepat atau dengan menggunakan kombinasi obat. 3. Super infeksi Yaitu infeksi sekunder yang timbul selama pengobatan dimana sifat dan penyebab infeksi berbeda dengan penyebab infeksi yang pertama. Supra infeksi terutama terjadi pada penggunaan antibiotika broad spektrum yang dapat mengganggu keseimbangan antara bakteri di dalam usus saluran pernafasan dan urogenital. Spesies mikroorganisme yang lebih kuat atau resisten akan kehilangan saingan, dan berkuasa menimbulkan infeksi baru misalnya timbul jamur Minella albicans dan Candida albicans. Selain antibiotik obat yang menekan sistem tangkis tubuh yaitu kortikosteroid dan imunosupressiva lainnya dapat menimbulkan supra infeksi. Khususnya,anak-anak dan orangtua sangat mudah dijangkiti supra infeksi ini.

Penggolongan antibiotik berdasar aktivitasnya Berdasarkan luas aktivitas kerjanya antibiotika dapat digolongkan atas : 1. Zat-zat dengan aktivitas sempit (narrow spektrum) Zat yang aktif terutama terhadap satu atau beberapa jenis bakteri saja (bakteri gram positif atau bakteri gram negatif saja). Contohnya eritromisin, kanamisin, klindamisin (hanya terhadap bakteri gram positif), streptomisin, gentamisin (hanya terhadap bakteri gram negatif saja) 2. Zat-zat dengan aktivitas luas (broad spectrum) Zat yang berkhasiat terhadap semua jenis bakteri baik jenis bakteri gram positif maupun gram negatif. Contohnya ampisilin, sefalosporin, dan kloramfenicol.

Kelompok antibiotika Antibiotika yang akan dibicarakan adalah:

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Golongan Penisilin Golongan Sefalosforin Golongan Aminoglikosida Golongan Kloramfenikol Golongan Tetrasiklin Golongan Makrolida Golongan Rifampisin dan Asam Fusidat Golongan lain-lain

1. Golongan Penisilin Antibiotik pertama yang ditemukan dari Alexander Fleming tahun 1928 di London yang satu dekade kemudian dikembangkan oleh Florey untuk penggunaan sistemik dengan menggunakan biakan Penisilium notatum. Akibat kebutuhan penisilin dalam jumlah besar pada saat perang dunia II, kemudian digunakan Penisilium chrysogenum yang dapat menghasilkan Penisilin lebih banyak. Sekarang dibuat secara semi sintetis. Penisilin termasuk antibiotik golongan betalaktam karena mempunyai rumus bangun dengan struktur seperti cincin lactam yang merupakan syarat mutlak untuk menunjukan khasiatnya. Jika cincin menjadi terbuka oleh enzym lactamase. (penisilinase dan cefalosforinase) maka khasiat anti bakteri (aktivitas) antibiotik penisilin menjadi lenyap
Rumus Bangun

Mekanisme kerja : Penisilin merintangi/ menghambat pembentukan/ sintesa dinding sel bakteri sehingga bila sel bakteri tumbuh dengan dinding sel yang tidak sempurna maka bertambahnya plasma atau air yang terserap dengan jalan osmosis akan menyebabkan dinding sel pecah sehingga bakteri menjadi musnah.

Resistensi Pemakaian yang tidak tepat dapat menyebabkan bakteri terutama golongan Stafilococcus dan Bacteri Coli menjadi resisten terhadap penisilin. Resistensi bakteri ini terbentuk dengan cara : Bakteri membentuk enzym lactamase atau bakteri mengubah bentuknya menjadi bakteri huruf L yaitu bentuk bakteri tanpa dinding sel. Bakteri bentuk L dapat menimbulkan infeksi kronis (misalnya infeksi paru-paru dan saluran kemih) karena lama berkembangnya. Bakteri semacam ini dengan mudah dapat dimatikan dengan kotrimoksazol atau tetrasiklin. Derivat ( turunan ) Penisilin Berdasarkan perkembangannya, terbentuk derivat-derivat Penisilin seperti di bawah ini : A. Penisilin spektrum sempit : (1) Benzil penisilin = Penisilin G Tidak tahan asam lambung, sehingga pemberian secara oral akan diuraikan oleh asam lambung, karena itu penggunaannya secara injeksi atau infus intra vena. (2) Penisilin V = Fenoksimetil Penisilin Penisilin ini tahan asam lambung, pemberian sebaiknya dalam keadaan sebelum makan. (3) Penisilin tahan Penisilinase Derivat ini hampir tidak terurai oleh penisilinase, tapi aktivitasnya lebih ringan dari penisilin G dan penisilin V. Umumnya digunakan untuk kuman-kuman yang resisten terhadap obat-obat tersebut. Contohnya kloksasilin, dikloksasilin, flukloksasilin. Kombinasi kloksasilin dengan asam klavulanat menghasilkan efek sinergisme dengan khasiat 50 kali lebih kuat, efektif terhadap E. Coli, H. Influenza dan Staphylococcus aureus. Contohnya Augmentin (Beecham). Asam klavulanat adalah senyawa lactam dari hasil fermentasi Streptomyces clavuligerus.

B. Penisilin spektrum luas : (1) Ampisilin Spektrum kerjanya meliputi banyak kuman gram positif dan gram negatif yang tidak peka terhadap penisilin-G. Khasiatnya terhadap kuman-kuman gram positif lebih ringan daripada penisilin-penisilin spektrum sempit. Banyak digunakan untuk mengobati berbagai macam infeksi atau peradangan pada saluran pernafasan (bronkitis), saluran penceranaan (desentri), dan infeksi saluran kemih. (2) Amoksilin Spektrum kerjanya sama dengan ampisilin, tetapi absorbsinya lebih cepat dan lengkap. Banyak di gunakkan terutama pada bronkitis menahun dan infeksi saluran kemih. Obat Generik, indikasi, kontra indikasi dan efek samping. 1. Benzil Penisilin (Penisilin G). Indikasi Infeksi tenggorokan, otitis media, streptococus endo karditis, meningo

Kontra indikasi Efek samping Sediaan

kokus, meningitis, pnemonia dan profilaksis amputasi pada lengan dan kaki. Hipersensitiv itas (alergi) terhadap penisilin Reaksi allergi berupa urtikaria, nyeri sendi, syok anafilaktik, diare. Benzatin Penisilin G (generik) Injeksi

2. Fenoksi Metil Penisilin (Penisilin V) Indikasi Tonsilitis, otitis media, demam rematik, profilaksis infeksi pneumokokus. Kontra indikasi dan efek samping sama dengan Benzil Penisilin. Sediaan Phenoxymethyl Penicillin (generik), tablet 250mg, 500mg.

3. Ampisilin Indikasi

Kontra indikasi Efek samping Sediaan Cara penyimpanan

Infeksi saluran kemih, otitis media, sinusitis, bronkitis kronis, salmonelosis, gonorrhoe. Hipersensitiv terhadap penisilin Mual,diare, ruam, kadang-kadang kolitis Ampisilin (generik) Kapsul 250mg, Kaptab 500mg Serbuk injeksi, sirup kering. Dalam wadah tertutup baik, pada suhu tidak lebih dari 25o C

4. Amoksisilin Indikasi

(lihat ampisilin), juga untuk profilaksis endokarditis dan terapi tambahan Kontra indikasi dan efek samping sama dengan ampisilin. Sediaan Amoksisilin (generik), kapsul 250 mg, kaptab 500mg, serbuk injeksi , syr. kering. Cara penyimpanan Dalam botol tertutup rapat.

5. Co Amoksiklav (amoksisilin-asam klavulanat). Kontra Indikasi dan Efek Samping sama dengan ampisilin. Sediaan Coamoksiklav (generik), kaptab Spesialite obat-obat penisilin.
NO 1 2 GENERIK Benzilpenisilin Penisilin V DAGANG Prokain Penisilin G Meiji Panadur LA Fenocin Ospen PABRIK Meiji Indonesia Sunthi Sepuri Dumex Alpharma Indonesia Novartis Indonesia

3 4

Kloksasilin Ampicillinum

Ikaclox Penbritin Omnipen Viccilin

Ikapharmindo Beecham Wyeth Meiji

NO 5

GENERIK Amoksisillin (Amoxicillinum ) Co-Amoxyclav

DAGANG Amoxil Topcillin Ospamox Augmentin Clavamox

PABRIK Beecham Dankos Biochemi Beecham Kalbe Farma

2. Golongan Sefalosporin Cephalosporin diperoleh dari biakan Cephalosporinum acremonium. Seperti halnya penisilin, daya antimikrobanya terletak pada cincin lactam, dengan mekanisme kerja berdasarkan perintangan sintesis dinding sel. Walaupun aktivitasnya luas, namun sefalosporin bukan merupakan obat pilihan pertama untuk penyakit manapun, karena masih terdapat obat obat lain yang kurang lebih sama khasiatnya dan jauh lebih murah harganya. Efek samping yang terpenting pada penggunaan oral berupa gangguan lambung-usus dan reaksi reaksi alergi seperti penisilin, yakni rash, urticaria, anafilaksis. Alergi silang sering terjadi dengan derivat penisilin. Pada penggunaan i.v sering terjadi tromboflebitis dan nyeri di tempat suntik. Aktivitas Bersifat bakterisid dengan spektrum kerja luas terhadap banyak kuman gram positif dan negatif, termasuk E.coli, Klebsiella dan Proteus Obat Generik, indikasi, kontra indikasi dan efek samping 1. Sefaklor Indikasi Infeksi bakteri gram positif dan gram negatif Kontra indikasi hipersensitiv terhadap sefalosporin, porfiria Efek samping diare dan kolitis, mual muntah, sakit kepala Sediaan Cefaclor (generik) kapsul 250mg, 500mg 2. Sefadroksil Indikasi, kontra indikasi dan efek samping lihat sefaklor Sediaan Cefadroksil (generik), kapsul 250mg, 500mg, sirup kering. 3. Sefotaksim Indikasi, kontra indikasi dan efek samping lihat sefaklor Sediaan Cefotaxime (generik) serbuk inj 4. Seftazidim Indikasi, kontra indikasi dan efek samping lihat sefaklor

Sediaan

Ceftazidime (generik) serbuk inj

5. Seftriakson Indikasi, kontra indikasi dan efek samping lihat sefaklor Sediaan Ceftriaxone (generik) serbuk inj. 6. Sefuroksim Indikasi

Profilaksis tindakan bedah, lebih aktif terhadapH. influenzae, dan N.gonorrhoeae. Kontra indikasi dan efek samping lihat sefaklor Sediaan Cefuroxime (generik) serbuk inj.

7. Sefaleksin Indikasi, kontra indikasi dan efek samping lihat sefaklor Sediaan Cephalexin (generik) kapsul 250 mg, 500mg 8. Sefradin Indikasi Profilaksis bedah (lihat sefaklor). Kontra indikasi dan efek samping lihat sefaklor Sediaan Cephradin (generik) kaps 250mg, 500mg, sirup kering.

9. Sefazolin Indikasi Profilaksis bedah (lihat sefaklor). Kontra indikasi dan efek samping lihat sefaklor Sediaan Sefazolin (generik), serbuk inj Spesialite obat-obat golongan sefalosporin.
NO GENERIK dan LATIN Sefadroksil Sefotaksim Sefaleksin(Cephalexinum) DAGANG Duricef Cefat Claforan Clacef Tepaxin Cefabiotic Ospexin Rocephin Velocef Ceficin Cefacidal Ceclor Cloracef Cefurox Kalcef Zinnat Ceftum PABRIK Bristol-Myers Squib Sanbe Farma Hoechst Dexamedica Takeda Bernofarm Novartis Roche Bristol-Myers Squib Kalbe Farma Squib Tempo Ethica Prafa Kalbe Farma Glaxo Wellcome Dexamedica

Seftriaxone Sefradin(Cephadrinum) Sefazolin Sefaklor Sefuroksim

Seftazidim

3. Golongan Aminoglikosida Golongan ini ditemukan dalam rangka mencari anti mikroba untuk mengatasi kuman gram negatif. Tahun 1943 berhasil diisolasi suatu turunan Streptomyces griseus yang menghasilkan streptomisin, yang aktif terutama terhadap mikroba gram negatif termasuk terhadap basil tuberkulosis. Kemudian ditemukan lagi berbagai antibiotik lain yang bersifat mirip streptomisin sehingga antibiotik ini dimasukan dalam satu kelompok yaitu antibiotik golongan aminoglikosida. Golongan ini mempunyai 2 atau 3 gugusan amino pada rumus molekulnya. Mekanisme kerja Dengan mengikatkan diri pada ribosoma sel-sel bakteri, sehingga biosintesa proteinnya dikacaukan. Penggolongan Berdasarkan rumus kimianya digolongan sebagai berikut : Streptomisin Neomisin Kanamisin Gentamisin Framisetin a) Steptomisin Diperoleh dari steptomyces griseus oleh walksman (1943) dan sampai sekarang penggunaannya hampir terbatas hanya untuk tuberkulosa. Toksisitasnya sangat besar karena dapat menyebabkan kerusakan pada saraf otak ke 8 yang melayani organ keseimbangan dan pendengaran. Gejala-gejala awalnya adalah sakit kepala, vertigo, mual dan muntah. Kerusakan bersifat bersifat revesible, artinya dapat pulih kembali kalau penggunaan obat diakhiri meski kadang-kadang tidak seutuhnya. Resistensinya sangat cepat sehingga dalam penggunaan harus dikombinasi dengan INH dan PAS Na atau rifampisin. Pemberian melalui parenteral karena tidak diserap oleh saluran cerna. Derivat streptomisin, dehidrostreptomisin, menyebabkan kerusakan organ pendengaran lebih cepat dari streptomisin sehingga obat ini tidak digunakan lagi sekarang. Obat generik : b) Neomicin Diperoleh dari Streptomyces fradiae oleh Waksman. Tersedia untuk penggunaan topikal dan oral, penggunaan secara parenteral tidak dibenarkan karena toxis. Karena baik sebagai antibiotik usus (aktif terhadap bacteri usus) maka digunakan untuk sterilisasi usus sebelum operasi. Penggunaan lokal banyak dikombinasikan dengan antibiotik lain (polimiksin B, basitrasin) untuk menghindari terjadinya resistensi. Obat generik :c) Kanamisin

Diperoleh dari Streptomyces Kanamyceticus (Umezawa 1955). Persediaan dalam bentuk larutan atau bubuk kering untuk injeksi.pemakaian oral hanya kadang-kadang diberikan untuk infeksi usus, atau membersihkan usus untuk persiapan pembedahan. Berkhasiat bakteriostatik pada basil TBC, bahkan yang resisten terhadap streptomisin sehingga menjadi obat pilihan kedua bagi penderita TBC. Juga digunakan dalam pengobatan infeksi saluran kemih oleh pseudomonas (suntikan) Efek sampingnya gangguan kesimbangan dan pendengaran, toksis terhadap ginjal . Obat generik : Kanamysin. serbuk inj. 1 gr /vial, 2gr /vial. d) Gentamisin Diperoleh dari Mycromonospora purpurea. Berkhasiat terhadap infeksi oleh kuman garam negatif seperti Proteus, Pseudomonas , Klebsiella, Enterobacter. yang antara lain dapat menyebabkan meningitis, osteomielitis pneumonia, infeksi luka bakar, infeksi saluran kencing, telinga, hidung dan tenggorokan. Sebaiknya penggunaan gentamisin secara sistemis hanya diterapkan pada infeksi-infeksi yang berat saja, dan penggunaan gentamisin secara topikal khususnya di lingkungan rumah sakit dibatasi agar tidak terjadi resistensi pada kuman-kuman yang sensitif. Efek sampingnya gangguan keseimbangan dan pendengaran toksis terhadap ginjal Sediaan : dalam bentuk injeksi dan salap (topikal) Obat generik: Gentamisin (generik) Cairan inj. 10 mg/ml, dan 40 mg/ml. e) Framisetin: Diperoleh dari Streptomyces decaris. Rumus kimia dan khasiatnya mirip Neomisin. Hanya di gunakan secara lokal saja, misalnya salap atau kasa yang diimpragnasi. Spesialite obat-obat golongan Amino glikosida.
NO 1. GENERIK Kanamisina Sulfat Gentamisina DAGANG Kanabiotic Kanarco Kanoxin Ottogenta Pyogenta Sagestam Garamycin Tobryne Nebcin Neobiotic PABRIK Berno Farma Ponco Dumex Alpharma Otto Kalbe Farma Sanbe Farma Schering Fahrenheit Tempo Scan Pasific Bernofarm

2.

3. 4.

5. 6. 7.

Tobramisina Sulfat Neomisin Sulfat (Neomycini Sulfat) Framisetin (Framycetin) Streptomisin (Streptomycini) Amikasin (Amikacini)

Sofra Tulle Daryant-Tulle Sterptomycin Meiji Amikin

Darya Varia Darya Varia Meiji BMS

4. Golongan Kloramfenikol

Kloramfenikol diisolasi pertama kali pada tahun 1974 dari Streptomyces venezuelae.Merupakan antibiotik dengan spectrum luas dan memiliki daya antimikroba yang kuat maka penggunaan obat ini meluas dengan cepat sampai tahun 1950 ketika diketahui bahwa obat ini dapat menimbulkan anemia aplastik yang fatal. Karena toksisitasnya, penggunaan sistemik sebaiknya dicadangkan untuk infeksi berat akibat Haemophilus influenzae, demam tifoid, meningitis , abses otak dan infeksi berat lainnya. Bentuk tetes mata sangat bermanfaat untuk konjungtivitis bakterial. Kloramfenikol merupakan kristal putih yang sangat sulit larut dalam air (1 : 400) dan rasanya sangat pahit, maka untuk anak-anak digunakan bentuk esternya yaitu K-Palmitat dan K Stearat/ Suksinat yang tidak pahit rasanya dan dibuat dalam bentuk suspensi. Dalam tubuh bentuk ester akan diubah menjadi kloramfenikol aktif. Mekanisme kerja : merintangi sintesis protein bakteri. Efek samping : Kerusakan sumsum tulang belakang yang mengakibatkan pembuatan eritrosit terganggu sehingga timbul anemia aplastis. Gangguan gastrointestinal : mual, muntah, diare, Gangguan neuron: sakit kepala, neuritis optik, neuritis perifer Pada bayi atau bayi prematur dapat menyebabkan gray sindrome. Penggunaan Kloramfenikol merupakan drug of choice = obat pilihan untuk thypus-abdominalis dan infeksi parah meningitis, pneumonia (disebabkan Haemophilus influenzae).Sebaiknya tidak diberikan pada bayi prematur untuk menghindari gray sindrom karena enzym perombakan di hati bayi belum aktif, ibu hamil dan menyusui. Derivat kloramfenikol ialah tiamfenikol, dipakai sebagai pengganti kloramfenikol karena dianggap lebih aman (namun belum terdapat cukup bukti untuk itu) Obat Generik Kloramfenicol (generik) Kapsul 250 mg, suspensi 125 mg/5 ml Tiamfenicol (generik) kapsul 250 mg, 500 mg.

Spesialit obat-obat kloramfenikol


NO 1 GENERIK Kloramfenicol DAGANG Chloramex Colme Colsancetine Kalmicetin Kemicetine Biothicol Urfamycin Thiamycin Thiambiotic PABRIK Dumex Alpharma ind Interbat Sanbe Kalbefarma Carloerba / Dankos Sanbe Zambon Interbat Prafa

Tiamfenikol

5. Golongan Tetrasiklin

Antibiotik golongan tetrasiklin yang pertama ditemukan adalah klortetrasiklin yang dihasilkan oleh Streptomyces aureofaciens. Kemudian ditemukan oksitetrasiklin dari Streptomyces rimosus. Tetrasiklin sendiri dibuat secara semi sintetis dari klortetrasiklin. Tetrasiklin merupakan antibiotik dengan spektrum luas, bersifat bakteriostatik dan mekanisme kerjanya dengan jalan menghambat sintesa protein bakteri. Penggunaan saat ini semakin berkurang karena masalah resistensi.

Sifat kimia

Berwarna kuning, bersifat amfoter dan mudah terurai oleh cahaya menjadi anhidro dan epi tetrasiklin yang toksis untuk ginjal. Tetrasiklin yang telah mengalami penguraian mudah dilihat dari sediannya yang berwarna kuning tua sampai coklat tua. Tetrasiklin harus disimpan.di tempat yang kering, terlindung dari cahaya. Dengan logam bervalensi 2 dan 3 (Ca, Mg, Fe ) membentuk kompleks yang inaktif, maka tetrasiklin tidak boleh diminum bersama dengan susu dan obat obat antasida.

Penggunaan

Tetrasiklin banyak digunakan untuk mengobati bronchitis akut dan kronis, disentri amoeba, pneumonia, kolera, infeksi saluran empedu. Penggunaan lokal sering dipakai karena jarang menimbulkan sensitasi. Efek samping: Mual, muntah-muntah ,diarre karena adanya perubahan pada flora usus. Mengendap pada jaringan tulang dan gigi yang sedang tumbuh (terikat pada kalsium) menyebabkan gigi menjadi bercak-bercak coklat dan mudah berlubang serta pertumbuhan tulang terganggu. Foto sensitasi Sakit kepala, vertigo Peringatan / larangan : Tidak boleh diberikan pada anak-anak di bawah 8 tahun, ibu hamil dan menyusui Tidak boleh diberikan pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal dan fungsi hati. Kontra indikasi Penderita yang hipersensitiv terhadap tetrasiklin Anggota golongan tetrasiklin yang lain : Klortetrasiklin, diberikan secara oral, parenteral, topikal, absorbsi dihambat oleh susu

Oksitetrasiklkin (generik), cairan injeksi 50 mg/ vial : diberikan secara oral, parenteral, topikal, absorbsi dihambat oleh susu Doksisiklin, bersifat long akting, absorbsi tidak dihambat baik oleh makanan maupun susu Minosiklin, dianjurkan untuk meningitis, bronchitis dan jerawat. Pemberian secara oral. Spesialite obat-obat golongan Tetrasiklin.
NO

GENERIK Tetrasiklin

NAMA DAGANG Dumocycline Super Tetra Tetra Sanbe

PABRIK Dumex Alphara ind Darya Varia Sanbe Novartis Indonesia Interbat Pfizer Indonesia.

Doxycycline

Dotur Interdoxin

Oxytetracyclin e Minosiklin

Teramycin

Minocin

Phaphros.

6. Golongan Makrolida Kelompok antibiotik ini teridiri dari eritromisin dan spiramisin a) Eritromisin. Dihasilkan oleh Streptomyces erythreus. Berkhasiat sebagai bakteriostatik, dengan mekanisme kerja merintangi sintesis protein bakteri. Antibiotik ini tidak stabil dalam suasana asam (mudah terurai oleh asam lambung) dan kurang stabil pada suhu kamar. Untuk mencegah pengrusakan oleh asam lambung maka dibuat tablet salut selaput atau yang digunakan jenis esternya (stearat dan estolat) . Karena memiliki spektrum antibakteri yang hampir sama dengan penisilin, maka obat ini digunakan sebagai alternatif pengobatan pengganti penisilin, bagi yang sensitif terhadap penisilin. Sediaan : Erytromisin (generik) kapsul 250 mg, 500 mg, sirup kering 200 mg / 5 ml

b)

Spiramisin

Spektrum kegiatannya sama dengan eritromisin, hanya lebih lemah. Keuntungannya adalah daya penetrasi ke jaringan mulut, tenggorokan dan saluran pernafasan lebih baik dari Eritromisin. Sediaan : Spiramisin (generik) tabl. 250 mg, 500 mg.

Spesialite obat-obat golongan makrolida

NO 1

GENERIK Erytromisin

NAMA DAGANG Erysanbe Erythrocyn Sanbe

PABRIK

Abbot Indonesia Rhone Poulenc Ind Dankos Hoechst

Spiramisin

Rovamycine Spiradan

3.

Roxythromyci n Azithromycin

Rulid

Zithromax Zycin

Pfizer Interbat

7. Golongan Rifampisin dan Asam Fusidat


a) Rifampisin Antibiotik yang dihasilkan dari Streptomyces mediterranei. Berkhasiat bakteriostatik terhadap mikobakterium tuberculosa dan lepra. Penderita dengan pengobatan rifampisin perlu diberitahu bahwa obat ini dapat menyebabkan warna merah pada urin, dahak, keringat dan air mata, juga pemakai lensa kontak dapat menjadi merah permanen.

b)

Asam fusidat

Dihasilkan oleh jamur antara lain Fusidum coccineum . Merupakan satu-satunya antibiotik dengan rumus steroid Aktifitasnya mirip penisilin tetapi lebih sempit. Berkhasiat bakteriostatik

berdasarkan penghambatan sintesis protein bakteri. Khususnya dianjurkan pada radang sumsum tulang, biasanya obat ini dikombinasikan dengan eritromysin atau penisilin

Spesialite obat-obatan golongan Rifampisin dan Asam Fusidat


NO 1 GENERIK Rifampicin NAMA DAGANG Kalrifam Rifam Rifamtibi 2 Asam fusidat Rucidin PABRIK Kalbe Farma Dexamedica Sanbe Farma Leo Pharmaceutical

8. Golongan lain-lain Kelompok ini terdiri dari : Linkomisin Klindamisin

Golongan Kuinolon
a) Linkomisin Berasal dari Streptomyces lincolnensis, memiliki khasiat bakteriostatik terhadap gram positif dengan spektrum lebih sempit dari eritromisin. Merupakan obat pilihan ke kedua bagi kuman yang resisten terhadap penisilin khususnya pada radang tulang (osteomielitis)

b)

Klindamisin

Merupakan derivat linkomisin. Sejak tahun 1981 digunakan sebagai lotion untuk pengobatan jerawat.

c)

Golongan Kuinolon :

Obat golongan ini bekerja dengan jalan menghambat pembentukan DNA kuman. Golongan ini terdiri dari : Asam nalidiksat

Ofloksasin Spirofloksasin Norfloksasin. Interaksi golongan kuinolon, bila muncul tanda inflamasi atau nyeri pada tendon, maka pemakaian obat harus dihentikan dan tendon yang sakit harus diistirahatkan sampai gejala hilang. (1) Asam Nalidiksat Efektif untuk infeksi saluran kemih. Preparat : Asam nalidiksat (generik ) tablet 500 mg. Di Indonesia saat ini, juga beredar asam pipemidat

(2) Ofloksasin. Digunakan untuk infeksi saluran kemih, saluran nafas bawah, gonorrhoe. Kontra indikasi : untuk pasien epilepsi, gangguan fungsi hati dan ginjal, wanita hamil/ menyusui. Sediaan: Ofloksasin (generik) tabl 200 mg, 400 mg (3) Siprofloksasin Terutama aktif terhadap kuman gram negatif termasuk salmonella dan shygella. Meskipun aktif terhadap kuman gram positif seperti Str. pneumonia tapi bukan merupakan obat pilihan utama untuk Streptococcus pneumonia. Siprofloksasin terutama digunakan untuk infeksi saluran kemih, saluran cerna (termasuk Thypus abdominalis) dan gonorrhoe. Tidak dianjurkan untuk anak remaja yang sedang dalam pertumbuhan. Dapat menimbulkan tremor, gagal ginjal, sindrom Steven Johnson dan lain - lain. Hati-hati untuk pengendara karena dapat menurunkan kewaspadaan. Sediaan: Ciprofloksasin (generik ) tablet 200 mg, kaptab 500 mg (4) Norfloksasin Indikasi : efektif untuk infeksi saluran kemih Kontra Indikasi : dapat menimbulkan anorensia, depresi, ansietas dan lain lain. Perhatian : hati-hati pada pengendara karena dapat mengurangi kewaspadaan. Sediaan Generik: Spesialite obat-obat golongan Kuinolon.
NO 1 2 3 4 GENERIK Ciproflokxacin Ofloxacin Lincomycin Nalidixic Acid DAGANG Ciproxin Baquinor Tarivid Lincocin Negram PABRIK Bayer Sanbe Farma Kalbe/Daichi Up John Sanofi

B.

SULFONAMIDA

Pengertian

Sulfonamida merupakan kelompok kemoterapi dengan rumus dasar :

H2N C6H4 SO2NH R Adalah anti mikroba yang digunakan secara sistemis maupun topikal untuk beberapa penyakit infeksi. Sebelum ditemukan antibiotik, sulfa merupakan kemoterapi yang utama, tetapi kemudian penggunaannya terdesak oleh antibiotik. Pertengahan tahun 1970 penemuan preparat kombinasi trimetoprim dan sulfametoksazol meningkatkan kembali penggunaan sulfonamida. Selain sebagai kemoterapi derivat sulfonamida juga berguna sebagai diuretik dan anti diabetik oral (ADO). Sulfa bersifat bakteriostatik luas terhadap banyak bakteri gram positif dan negatif. Mekanisme kerjanya berdasarkan antagonisme saingan antara PABA (Para Amino Benzoic Acid) yang rumus dasarnya mirip dengan rumus dasar sulfa : H2N C6H4 - COOH

Efek samping Efek samping yang terpenting adalah kerusakan pada sel-sel darah yang berupa agranulositosis, anemia aplastis dan hemolitik. Efek samping yang lain ialah reaksi alergi dan gangguan pada saluran kemih dengan terjadinya kristal uria yaitu menghablurnya sulfa di dalam tubuli ginjal. Untuk menghindari terjadinya kristal uria, pada pengobatan dengan sulfa perlu : penambahan Na- bicarbonat untuk melarutkan senyawa yang mengkristal. minum air yang banyak (minimum 1,5 liter / hari) dengan membuat preparat kombinasi (trisufa) yang terdiri dari sulfadiazin, sulfamerazin, sulfamezatin.
Penggolongan

Berdasarkan efek yang dihasilkan sulfonamida dibagi menjadi 2, yaitu : Efek sistemis, contohnya kotrimoksazol, trisulfa Efek lokal, contohnya sulfacetamid
1. Trisulfa

Indikasi

Infeksi oleh kuman gram pos dan neg yang peka terhadap obat ini misalnya infeksi saluran nafas dan saluran pencernaan.

Kontra indikasi

Hipersensitiv terhadap obat ini kehamilan dan masa menyusui. Gangguan kulit, muntah, diare, kristal una dan gangguan darah Tablet 500 mg (generik) Dalam wadah tetutup baik, terlindung dari sinar.

Efek samping

Sediaan Cara penyimpanan

2. Kotrimoksazol Kotrimoksazol merupakan kombinasi antara trimetroprim dan sulfametoksazol dengan perbandingan 1 : 5 Indikasi Antibakteri spectrum luas, infeksi saluran kemih, infeksi THT, bronkitis kronis, demam tifoid dan shigellosis Hipersensitiv terhadap sulfa, gagal ginjal, gangguan fungsi hati yang berat Pada penggunaan jangka panjang perlu dilakukan hitung jenis sel darah, hindari penggunaan pada bayi di bawah 6 minggu. Gangguan darah, mual, muntah, ruam (termasuk sindrom Stevens Johnson) reaksi allergi, diare dll. Cotrimoksazol (generik) Suspensi 240 mg/ 5 ml, Tablet 480 mg Wadah kedap udara, terlindung dari sinar

Kontra indikasi

Perhatian

Efek samping

Sediaan

Cara penyimpanan

3. Sulfacetamid Adalah golongan sulfonamida yang digunakan dalam salep dan tetes mata.

Spesialite Obat-obat Sulfonamida


NO 1 2 3 GENERIK Sulfadiazin+Sulfamerazin+ Sulfamezatin Sulfacetamida Natrium (Sulfacetamidum Natricum) Cotrimoksazole (Trimetoprim+Sulfamethoxazole DAGANG Trisulfa Albucid Bactrim Bactricid PABRIK Kimia Farma Indo Farma Nicholas Roche

C.

ANTI PARASITIK

1. Anti Malaria Pengertian Anti malaria adalah obat-obat yang digunakan untuk mencegah dan mengobati penyakit yang disebabkan oleh parasit bersel tunggal (protozoa) yang ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles betina yang menggigit pada malam hari dengan posisi menjungkit. Ciri-ciri penyakit malaria adalah : demam berkala, disertai menggigil nyeri kepala dan nyeri otot hati membesar, sehingga timbul rasa mual dan muntah anemia Ada 3 jenis penyakit malaria yaitu : a. Malaria tropika. Penyebabnya Plasmodium falcifarum dengan gejala : serangan demam tidak menentu disertai nyeri kepala hebat, bila terjadi kerusakan eritrosit dalam jumlah besar dan kemudian

menyumbat pembuluh kapiler ke otak maka dapat menimbulkan kematian dalam beberapa hari. Sifat penyakit ini tidak residif (dapat sembuh total, tidak berulang kambuh) b. Malaria tertiana Penyebabnya Plasmodium vivax dan ovale Dengan gejala : demam berkala yang timbul 3 hari sekali Sifat penyakit : sering kambuh (residitif) karena adanya bentuk exo eritrocyt sekunder. c. Malaria kwartana Penyebabnya Plasmodium malariae Dengan gejala : demam berkala setiap 4 hari sekali Sifat penyakit : residitif (sering kambuh) karena adanya bentuk exo eritrosit sekunder.

Penggolongan obat malaria a) Obat-obat pencegah / profilaktik Untuk perlindungan terhadap gigitan nyamuk (kloroquin, meflokuin) sebenarnya yang terpenting adalah perlindungan pribadi terhadap gigitan nyamuk. Kelambu yang telah diimpregnasi dengan permetrin dapat mencegah berbagai gigitan nyamuk, begitu juga anti nyamuk bakar, anti nyamuk listrik, anti nyamuk semprot. Formula Dietiltoluamid (DEET) dalam lotio, roll on dan semprot sangat efektif dan tidak berbahaya jika digunakan pada kulit, tetapi efek perlindungannya hanya beberapa jam saja b) Obat-obat penyembuh / pencegah demam = kurativum Contohnya kina, kloroquin, pirimethamin, meflokuin, halofantrin) c) Obat-obat pencegah kambuh. Contohnya primakuin d) Obat obat pembunuh gametosid (1) Klorokuin Malaria yang disebabkan plasmodium falciparum sudah resisten terhadap kloroquin hampir diseluruh bagian dunia. Di Papua Nugini dilaporkan plasmodium vivax juga resisten terhadap kloroquin. Obat terpilih untuk pengobatan malaria Indikasi ringan (yang disebabkan plasmodium vivax), profilaksis/ pencegahan malaria di daerah dengan kemungkinan resistensi kloroquin masih rendah, digunakan juga bersama proguanil bila terdapat malaria falsiparum yang resisten terhadap klorokuin, diindikasikan juga untuk arthritis rheumatoid dan lupus eritematosus Penderita gangguan fungsi hati / ginjal, Kontra indikasi kehamilan, gangguan neurologis (hindari untuk pasien epilepsi). gangguan saluran cerna, sakit kepala, Efek samping kejang, gangguan penglihatan, over dosis, sangat toksis Sediaan Klorokuin (generik) tablet

100 mg, 150 mg


Cara penyimpanan (2) Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari sinar dan kelembaban. Halofantrin Digunakan untuk pengobatan malaria falsifarum, tetapi sekarang jarang digunakan. Tidak boleh digunakan untuk malaria ringan, juga bila meflokuin sudah digunakan untuk profilaksis. (3) Meflokuin Digunakan untuk profilaksis malaria di daerah endemis malaria falsifarum yang resisten terhadap kloroquin. Efektif terhadap malaria ringan, tapi tidak dianjurkan, kecuali yang telah resisten terhadap Kloroquin Kemoprofilaksis malaria, pengobatan Indikasi malaria falsiparum (lihat atas) Hindari penggunaan pada wanita hamil Kontra indikasi (efek teratogenik pada hewan percobaan), hindari kehamilan sampai 3 bulan menyusui, depresi, riwayat epilepsi. Mual, muntah, diare sakit perut, pusing, Efek samping gangguan keseimbangan. Sediaan generik (4) Primaquin. Indikasi Kontra indikasi

Efek samping Sediaan Cara penyimpanan (5) Pirimetamin. Indikasi

Pengobatan radikal malaria Vivax atau ovale, pengobatan kambuhnya malaria lain dengan siklus ekso eritrosit sekunder. Penyakit yang berkaitan dengan granulositopenia (artritis rematoid, lupus eritematosus), kehamilan, menyusui, anak di bawah 4 tahun Mual, muntah, sakit perut. anemia hemolitik

Primaquin (generik) tablet 15 mg


Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari sinar dan kelembaban.

Pengobatan malaria falsiparum, dan dapat digunakan bersama atau sesudah kinina. Pirimetamin tidak boleh digunakan tersendiri, harus digunakan bersama sulfadoksin atau dapson

Kontra indikasi Efek samping Sediaan

Gangguan fungsi hati/ ginjal, wanita hamil, menyusui. Depresi sistem hematopoesis, dosis besardapat menyebabkan ruam kulit, insomnia. Pirimetamin (generik) tablet 25 mg.

Pirimetamin + Sulfadoksin (generik) tabl S-doksin 300mg + pirimetamin 25 mg


Cara Penyimpanan (6) Wadah kedap udara, terlindung terhadap sinar. Kina Merupakan obat malaria tertua dari alkaloid pohon Cinchona succirubra. Pengobatan malaria falsiparum Indikasi Kontra indikasi Efek samping Hemoglobin uria, neuritis optik Sakit kepala, telinga berdenging, gangguan keseimbangan, penglihatan kabur, mual, muntah, ruam kulit, gangguan darah, karena diyakini berkhasiat oksitosik maka banyak disalahgunakan untuk abortus, juga berkhasiat analgetik-antipiretik Kina (generik) tabl 200 mg Kuinin dihidroklorida (generik) cairan injeksi 25 % Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari sinar.

Sediaan Cara penyimpanan

Spesialite Obat-obat Malaria:


NO 1 GENERIK dan LATIN Klorokuin Chloroquinum Sulfadoxin+Pyrimetamin Kinin Sulfat(Quinini Sulfas) Eukinin/Kinin Etil Karbonat (Quinini Aethyl Carbonat) Meflokuin DAGANG Nivaquine Riboquin Resochin Fansidar Suldox Tablet Kina Euchinin Malacid PABRIK Rhone Poulenc Dexa medica Bayer Roche Dumex Kimia Farma Kimia Farma Dexa medica

2 3 4 5

2 . Anti Amuba Pengertian Adalah obat-obat yang digunakan untuk mengobati penyakit yang disebabkan oleh mikro organisme bersel tunggal (protozoa) yaitu Entamoeba histolytica yang dikenal dengan dysentri amuba. Penyakit yang disebabkan amuba umumnya menyerang usus. Dengan gejala diare berlendir dan darah disertai kejang-kejang dan nyeri perut, serta mulas pada waktu buang air besar. Bila pengobatannya tidak tepat penyakit ini dapat menjalar ke organ-organ lain khususnya hati dan menyebabkan amubiasis hati yang berciri radang hati (hepatitis amuba) Bentuk amuba dan cara penularannya : Bentuk kista merupakan bentuk yang tidak aktif dari amuba yang memiliki membran pelindung yang ulet dan tahan getah lambung. Bentuk minuta (kecil) Bila makanan yang terinfeksi oleh kista amuba masuk ke usus manusia, kista akan pecah dan berkembang menjadi bentuk aktif yang disebut tropozoit, memperbanyak diri dengan pembelahan dan hidup dari bakteri-bakteri yang ada di usus, akibatnya terjadi luka-luka kecil pada mukosa usus sehingga menimbulkan kejang perut, diare berlendir dan berdarah. Bentuk Histolitika Pada kasus tertentu tropozoid melewati dinding usus, berkembang menjadi 2 kali lebih besar, lalu menerobos ke organ-organ lain (jantung, paru-paru, otak khususnya hati) di sini tropozoid - tropozoid ini hidup dari eritrosit dan sel-sel jaringan yang dilarutkan olehnya dengan jalan fagositosis sehingga jaringan yang ditempatinya akan mati (nekrosis). Sebagian tropozoid ada yang menjadi kista, akan keluar bersama tinja si penderita, dengan perantaraan lalat atau tangan yang kotor atau makanan dapat masuk lagi ke tubuh manusia yang lain Penggolongan obat Dibagi menjadi dua golongan besar yaitu: 1. Obat amubiasid kontak, meliputi senyawa-senyawa metronidazol dan tinidazol, antibiotika antara lain tetrasiklin dan golongan aminoglikosida. 2. Obat amubiasid jaringan, meliputi senyawa nitro-imidazol (metronidazol tinidasol) yang berkhasiat terhadap bentuk histolitika di dinding usus dan jaringan-jaringan lain. Obat golongan ini merupakan obat pilihan dalam kasus amubiasis. Bila metronidazol dan tinidazol tidak efectif dapat digunakan dihidroemetin. Obat generik, indikasi, kontra indikasi dan efek samping

Metronidazol Indikasi Kontra indikasi Efek samping Sediaan Cara Penyimpanan

Infeksi amuba (amubiasis intestinalis, dan abses amuba hepar) juga infeksi oleh trikomonas. Hipersensitif, hindarkan penggunaan dosis besar pada wanita hamil dan menyusui Mual, muntah, gangguan pengecapan, vertigo, ngantuk dan reaksi kulit seperti ruam urtikaria, urin berwarna gelap. Tablet metronidazol (generik) 250 dan 500 mg , tablet vaginal 500 mg. Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari sinar. Vaginal tablet harus ditaruh ditempat sejuk

Spesialit obat-obat anti amuba :


NO 1 2 3 4 5 GENERIK dan LATIN Kloroquin Fosfat (Chloroquinini Phosphas Metronidazol (Metronidazolum DOEN) Tinidazol Nimorazol Secnidazol DAGANG Resochin Nivaquin Corsagyl Flagyl Fasigyn Naxogin Sentyl Flagentyl PABRIK Bayer Rhone P Corsa Rhone P Pfizer Pfizer Sunthi Sempuri Rhone P

3. Anti Cacing Pengertian Anthelmetika atau obat-obat anti cacing adalah obat-obat yang dapat memusnahkan cacing parasit yang ada dalam tubuh manusia dan hewan. Infeksi oleh cacing merupakan salah satu penyakit yang paling umum tersebar di dunia, di Indonesia termasuk penyakit rakyat yang umum dan sampai saat ini diperkirakan masih cukup banyak anak-anak di Indonesia yang menderita infeksi cacing sehingga pemerintah perlu mencanangkan pemberantasan cacing secara masal dengan pemberian obat cacing kepada seluruh siswa sekolah dasar pada momen-momen tertentu. Penularan penyakit cacing umumnya terjadi melalui mulut, meskipun ada juga yang melalui luka dikulit. Larva dan telur cacing ada di mana-mana di atas tanah, terutama bila sistim pembuangan kotoran belum memenuhi syarat-syarat hygiene. Gejala penyakit cacing sering kali tidak nyata. Umumnya merupakan gangguan lambung usus seperti mulas, kejang-kejang kehilangan nafsu makanan pucat (anaemi) dan lain lain. Pencegahannya sebenarnya mudah sekali yaitu : Menjaga kebersihan baik tubuh maupun makanan Mengkomsumsi makanan yang telah di masak dengan benar (daging, ikan dll) Mencuci tangan sebelum makanan. Penggolongan.

Obat cacing digolongkan berdasarkan khasiatnya terhadap jenis cacing yang menginfeksi. a) Cacing kremi (Oxyuris vermicularis) Termasuk golongan cacing bulat, masa hidup cacing dewasa tidak lebih dari 6 minggu. Cacing betina menempatkan telurnya disekitar anus pada malam hari sehingga menyebabkan rasa gatal. Dengan garukan, telur cacing akan pindah ke tangan dan dapat tertelan kembali .Cara penularan yang demikian disebut reauto infeksi. Obat yang sesuai adalah mebendazol (obat pilihan untuk semua pasien di atas 2 tahun) dan piperazin. b) Cacing gelang (Ascaris lumbricoides) Termasuk cacing bulat yang dapat mencapai ukuran cukup besar dan cukup berbahaya karena dapat keluar dari usus, menjalar ke organ-organ lain bila tidak diobat dengan tepat. Obat pilihan yang paling efectif adalah levamisol. c) Cacing pita (Taenia saginata/ Taenia solium/ Taenia lata) Merupakan cacing pipih beruas-ruas, yang penularannya lewat daging yang mengandung telur cacing pita karena kurang lama dimasak.Taenia saginata terdapat dalam daging sapi, Taenia solium terdapat dalam daging babi, Taenia lata terdapat dalam daging ikan. Taenia sulit dibasmi karena kepala cacing yang memiliki semacam alat hisap terhunjam dalam selaput lendir usus sehingga sulit kontak dengan obat dan segmen segmen (bagian tubuh cacing) yang telah rusak karena obat, dapat dilepaskan dan cacing kemudian membuat segmensegmen baru. Gejala yang tampak disamping gangguan lambung usus adalah anemia .Obat yang paling banyak digunakan untuk cacing pita adalah niklosamid dan prazikuantel. d) Cacing tambang (Ankylostoma duodenale dan Necator Americanus) Adalah dua macam cacing tambang yang menginfeksi manusia, penularannya melalui Larva yang masuk ke dalam kulit kaki yang terluka cacing tambang hidup pada usus halus bagian atas dan menghisap darah pada tempat dia menempelkan dirinya di mukosa usus. Seperti cacing pita, cacing ini menyebabkan anemia karena defisiensi besi. Pengobatan: mencakup pembasmian cacing sekaligus pengobatan anemia. Mebendazol merupakan pilihan karena memiliki Spectrum luas dan efektif terhadap cacing tambang. e) Filaria Ditularkan oleh Larva microfilaria dari cacing Wuchereria bancrofti dan Brugia malay melalui gigitan nyamuk culex. Microfilaria dari cacing akan membendung getah bening pada kaki dan daerah sekitar kandung kemih sehingga mengakibatkan daerah yang diserang menjadi bengkak dan besar sehingga keadaan ini disebut elephantiasis. f) Schistosoma Adalah sebangsa cacing halus yang ditularkan oleh larva yang disebut myracidium melalui kulit atau siput yang dimakan manusia. Schistosoma hematobium dewasa hidup dalam vena saluran kemih sedangkan Schistosoma mansonii hidup di vena kolon. Schistosoma japonicum tersebar lebih luas dalam saluran cerna dan sistem porta. Gejala penyakit tergantung pada tempat yang terinfeksi , bisa gatal gatal, kulit kemerahan, diare berlendir, hematuria dan lain lain. Obat pilihan Frazikuantel efektif terhadap semua jenis schistosoma.

g)

Cacing benang (Strongiloides stercularis) Ditularkan melalui kulit oleh larva yang berbentuk benang dan hidup dalam usus. Larva yang dihasilkan dapat menembus dinding usus dan menyusup ke jaringan, menimbulkan siklus auto infeksi. Obat pilihan : Tiabendazol, obat alternatif : albendazol. Invermectin merupakan obat alternatif yang paling efektif untuk infeksi kronis. Obat generik, indikasi, kontra indikasi dan efek samping 1. Mebendazol Infeksi tunggal maupun campuran yang Indikasi disebabkan cacing kremi, cacing tambang, cacing gelang, cacing cambuk. Kehamilan (efek teratogenik) dan ibu Kontra indikasi menyusui Kadang-kadang sakit perut, diare, reaksi Efek samping hipersensitiv Tidak dianjurkan untuk anak di bawah 2 Peringatan tahun, kadang-kadang cacing askaris akan bermigrasi keluar melalui hidung/ mulut selama pengobatan terutama pada anak dengan infeksi berat. Mebendazol (generik) tabl. 100 mg Sediaan 2. Piperazin Indikasi Kontra indikasi Efek samping Peringatan Sediaan Cara Penyimpanan 3. Pyrantel pamoat Indikasi Kontra indikasi Efek samping Peringatan

Cacing kremi dan cacing gelang Gangguan fungsi epilepsi,kehamilan Mual, muntah, kolik, diare ginjal,

Tidak dianjurkan dipakai terus menerus pada anak-anak (nefrotoksik) Piperazin (generik) Sirup 1 gr/ 5 ml, Tablet 300 mg, 500 mg Wadah kedap udara, terlindung dari sinar

Infeksi tunggal/ campuran cacing gelang, cacing kremi, cacing tambang. Obat pilihan untuk cacing gelang dan kremi Sangat jarang (sakit kepala, insomnia, mual, muntah, ruam kulit) Tidak untuk anak di bawah 2 tahun

Sediaan Cara Penyimpanan 4. Dietil karbamazin Indikasi Kontra indikasi Efek samping Sediaan Cara Penyimpanan 5. Albendazol Indikasi Kontra indikasi Efek samping Sediaan

Pyrantel Pamoat (generik)tablet 365 mg Suspensi 115 mg/5 ml Terlindung dari sinar.

Filariasis Penyakit hati, ginjal yang berat, kehamilan Menyebabkan kambuhnya malaria, sakit kepala, pusing, mual,muntah. Dietil karbamazin (generik) tabl. 1000 mg Wadah kedap udara (hidroskopis)

Terapi tambahan (sesudah operasi) untuk kista hidatid atau obat primer strongiloides Kehamilan Gangguan saluran cerna, sakit kepala, gangguan darah. Albenazol (generik) tabl. 200 mg

Spesialit obat-obat anti cacing:


NO 1 2 NO 3 4 5 6 7 GENERIK dan LATIN Piperazin (Piperazinum) Mebendazol (Mebendazolum) GENERIK dan LATIN Pirantel Pamoat (Pyranteli Pamoas) Levamizol HCl Oxantel Pamoate+Pyrantel Pamoate Dietil karbamazin Albendazol DAGANG Piperacyl Upixon Vermox DAGANG Combantrin Ascaridil Quantrel Filarzan Helben PABRIK Bode Bayer Janssen PABRIK Pfizer Janssen Pfizer Mecosin Mecosin

4. Anti jamur (fungistatika) Adalah obat-obat yang digunakan untuk menghilangkan infeksi yang disebabkan oleh jamur. Infeksi oleh jamur dapat terjadi pada : Kulit oleh dermatofit (jamur yang hidup di atas kulit) Selaput lendir mulut, bronchi, usus dan vagina oleh sejenis ragi yang disebut candida albicans. Salah satu sebab meluasnya infeksi oleh fungi ialah meningkatnya pemakaian antibiotik spektrum luas atau pemakaian kortikosteroid yang kurang tepat. Faktor hygiene juga sangat

mempengaruhi penyebaran infeksi oleh fungi. Infeksi jamur sering berkaitan dengan gangguan daya tahan tubuh, bila daya tahan tubuh turun, maka pengobatan jamur sering mengalami kegagalan. Penggolongan 1. Antibiotika (griseofulvin, amfoterisin, nistatin) 2. Asam-asam organik (asam salisilat, asam benzoat, asam undesilinat) 3. Derivat imidazol (ketokonazol, klotrimazol, mikonazol) Obat genetik, indikasi, kontra indikasi efek samping. 1. Griseofulvin Dihasilkan oleh Penisillium griseofulvinum, berkhasiat fungistatik pada penggunaan oral terhadap banyak dermatofit., efektif untuk mengobati infeksi kulit dan kuku yang menahun, penyembuhan berlangsung sangat perlahan. Infeksi dermatofitosis kulit, kulit kepala, Indikasi rambut dan kuku bila terapi topikal gagal Gangguan fungsi hati, kehamilan Kontra indikasi Efek samping Sediaan Sakit kepala, mual, muntah Griseofulvin (generik) tablet 125 mg

2. Nistatin. Berasal dari streptomyces moursei Kandidiasis (stomatitis, sariawan pada Indikasi mulut, vaginitis pada vagina) Kontra indikasi Efek samping Sediaan Cara penyimpanan Mual, muntah diare (diberikan peroral), iritasi lokal pada pemakaian topikal. Nistatin (generik) tabl 500.000 UI Wadah kedap udara, suhu dibawah 5C, terlindung dari sinar.

3. Amfoterisin B Dihasilkan oleh Streptomyces nodosus Kandidiasis intestinal Indikasi Kontra indikasi Efek samping Sediaan Anoreksia, mual, muntah diare, sakit kepala. (generik)-

4. Asam Salisilat Asam organik berkasiat fungsisida, dalam salep konsentrasi 3-6 % juga bersifat keratolitik (melarutkan lapisan tanduk kulit, konsentrasi 5-10%) 5. Mikonazol Merupakan derivat imidazol dengan kasiat fungisid kuat Terapi topikal tinea pedis, kandidiasis Indikasi kulit. Hipersesitivitas. Kontra indikasi Efek samping Sediaan Cara penyimpanan 6. Ketokonazol Indikasi Rasa terbakar, kemerahan. Bila efek samping sangat mengganggu pemakaian harus dihentikan. Mikonazole nitrat (generik), krim, serbuk warna putih. Pada suhu 15-30oC ,wadah kedap udara

Kontra indikasi Efek samping Sediaan

Kandidiasis mukosa resisten yang kronis, mukosa saluran cerna, kandidiasis vaginal, infeksi dermatofit pada kulit atau kuku tangan. Gangguan hati, kehamilan dan menyusui Mual, muntah nyeri perut,sakit kepala, ruam,urtikaria, pruritus. Ketokonazol (generik) tablet 200mg

Spesialite obat-obat anti jamur


NO 1 2 GENERIK dan LATIN Amfoterisin Nistatin/Nursein (Nystatinum DOEN) Ketokonazol (Ketoconazolum DOEN) Griseofulvin/Fulvicin (Griseofulvinum) Clotrimazole DAGANG Amphotec Fungizone Candistatin Flagystatin Mycostatin Mycoral Nizoral Fulcin Grivin Canesten Canesten UT Canesten SD Daktarin Mexoderm Sporanox PABRIK Astra Zeneca Indonesia Squibb Indonesia Pharos Rhone Poulenc Squibb Indonesia. Kalbe farma Johnson & Johnson Ind Zeneca Phapros Bayer

3 4 5

6 7

Miconazole Itraconazole

Janssen Konimex Janssen

D.

ANTI VIRUS (virustatika) Virus (dalam bahasa latin dan sanskerta : visham = racun) merupakan mikro-organisme hidup yang terkecil, dengan ukuran antara 20 dan 300 mikron. Di luar tubuh manusia kerap kali virus berbentuk seperti kristal tanpa tanda hidup, sangat ulet yaitu tahan asam dan basa, serta tahan suhu-suhu rendah dan tinggi sekali. Baru jika keadaan sekitarnya baik, seperti dalam tubuh manusia atau hewan, kristal tersebut bernyawa kembali dan memperbanyak diri. Pengembangan obat anti virus baik sebagai pencegahan maupun terapi belum dapat mencapai hasil yang diinginkan, karena obat-obat anti virus selain menghambat dan membunuh virus, juga merusak se-sel hospes dimana virus berada. Sejumlah obat anti virus sudah banyak dikembangkan tetapi hasilnya belum memadai karena toksisitasnya sangat tinggi. Hanya beberapa anti virus yang saat ini digunakan, antara lain idoksuridin pada penggunaan topikal dan herpes simplex conjungtivitis serta asiklovir. Asiklovir Obat ini berkhasiat terhadap herpes simplex dan herpes zoster, tanpa mengganggu fisiologi sel-sel tuan rumah. Aktivitasnya jauh lebih kuat dibandingkan virustatika lain. Asiklovir aktif terhadap virus herpes tetapi tidak bisa memusnahkannya, dan hanya efektif bila digunakan pada awal penyakit. Penggunaan asiklovir meliputi pengobatan sistemik dan topikal, termasuk herpes genitalis. Asiklovir dapat merupakan obat penyelamat untuk pasien herpes simpleks atau herpes zoster. Efek samping pada penggunaan parenteral adalah tromboflebitis di tempat suntik, kadangkadang mual, muntah, tremor dan kekacauan. Secara lokal terjadi rasa nyeri dan terbakar. Tidak bersifat karsinogen dan karsinogenik.

Idoksuridin (IDU) Berkhasiat virustatik terhadap sejumlah virus kelompok DNA. Memiliki efek samping yang sangat toksis bagi hospes maka hanya digunakan secara lokal sebagai salep dan tetes mata. Sediaan, Kontra Indikasi dan Efek Samping 1. Asiklovir Indikasi Herpes simpleks dan varisella zoster Kontra indikasi Gangguan fungsi ginjal, kehamilan dan menyusui Efek samping Ruam kulit, gangguan saluran cerna, sakit kepala, gangguan neurologis. Sediaan Acyclovir (generik), tabl 200mg,400mg 2. Idoksuridin (IDU) Indikasi : terapi keratitis pada herpes simpleks secara topikal Spesialite obat-obat anti virus
NO 1 GENERIK dan LATIN Asiklovir (Acyclovirum) DAGANG Clinovir Poviral PABRIK Pharos Kalbe Farma

Methisoprinol

Isoprinosine

Darya Varia

E. ANTI NEOPLASTIKA (Sitostatika) Pengertian kanker Kanker atau karsinoma (Yunani = karkinos = kepiting) adalah pembentukan jaringan baru yang abnormal dan bersifat ganas (maligne). Suatu kelompok sel dengan mendadak menjadi liar dan memperbanyak diri secara pesat dan tidak tertahankan serta mengakibatkan pembengkakan atau benjolan, yang disebut tumor atau neoplasma (neo = baru; plasma = bentukan). Sel-sel kanker ini menginfiltrasi ke dalam jaringan-jaringan sekitarnya dan memusnahkannya. Tumor setempat ini seringkali menyebarkan sel-selnya melaui saluran darah dan limfe ke tempat-tempat lain dari tubuh (metastasis), dimana berkembang neoplasma sekunder. Gejala umum dari penyakit-penyakit kanker adalah nyeri yang sangat hebat. Jenis-jenis kanker yang paling sering terdapat adalah kanker kulit, tenggorokan, paru-paru, lambung-usus dan alat-alat kelamin. Begitu pula leukimia atau kanker darah, dimana produksi leukosit menjadi abnormal tinggi sedangkan eritrosit sangat berkurang. Sebab-sebab kanker, menurut para ahli, lebih dari 80% dari semua tumor pada manusia diakibatkan oleh pengaruh zat-zat karsinogen

Pengobatan

Pengobatan kanker dikenal beberapa cara, antara lain: 1. Kemoterapi, yaitu pengobatan dengan menggunakan obat-obatan yang dapat menghambat atau membunuh sel-sel kanker. 2. Operasi / pembedahan, yaitu dengan mengangkat sel-sel kanker sehingga tidak terjadi perluasan daerah yang terkena kanker 3. Radiasi / penyinaran, yaitu dengan melakukan penyinaran pada daerah yang terdapat sel-sel kanker dengan menggunakan sinar radio aktif. Efek Samping Efek samping penggunaan obat-obatan neoplastika, adalah : Depresi sumsum tulang dengan gangguan darah dan berkurangnya sistem tangkis, yang memperbesar resiko infeksi kuman. Gangguan pada kantong rambut dengan rontoknya rambut atau alopesia. Pembentukan sel-sel darah terhambat Hiperurisemia Terganggunya fungsi reproduksi

Kombinasi dari dua atau lebih sitostatika kerapkali digunakan, yakni yang memiliki titik kerja di dalam sel yang berlainan, Dengan demikian daya kerjanya diperkuat dan terjadinya resistensi dapat dihindarkan. Penggolongan Berdasarkan mekanisme kerjanya, sitostatika dapat dibagi dalam beberapa golongan : 1. Zat zat alkilasi 2. Antimetabolit 3. Antimitotika 4. Antibiotika 5. Serba - serbi 1) Zat-Zat Alkilasi Yang terpenting adalah klormethin dan derivatnya, tiotepa dan busulfan. Obat-obat ini juga disebut radiomimetikam, karena kerjanya mirip dengan efek penyinaran dengan sinar-sinar ionisasi. Obat-obat ini terutama digunakan pada kanker korion, limfogranuloma dan leukimia. a) Klormethin Merupakan sitostatika pertama yang digunakan (1946) terhadap kanker limfogranuloma dan leukemia akut. Kerjanya pendek sekali karena dalam darah terurai dalam beberapa menit. Klorambusil Adalah derivat klormertin dengan cincin aromatik, khasiat dan penggunaannya sama, tetapi dapat digunakan oral. Efek samping ringan. Siklofosfamid Adalah derivat klormetin dengan cincin fosfat, yang baru aktif setelah dioksidasi di hati. Selain merusak sumsum tulang, seringkali mengakibatkan kerontokan rambut dan radang mukosa kandung kemih dengan perdarahan. Melfalan Adalah derivat klormetin yang mengandung fenilalanin, kerjanya jauh lebih lama lebih kurang 6 jam. Banyak digunakan pada kanker sumsum tulang. Efek samping perintangan produksi megkaryocyt di sumsum tulang, yang membentuk pelat-pelat darah. b) Thiotepa Memiliki daerah indikasi yang lebih luas daripada derivat-derivat mustin, yaitu juga pada kanker yang sudah tersebar, maupun pada jenis-jenis kanker lain yang gagal pengobatannya dengan penyinaran. c) Busulfan Berkhasiat spesifik terhadap sumsum tulang, maka khusus digunakan pada leukemia kronis guna menekan produksi leukosit. d) Lomustin

Mampu mengalkilasi dan menghambat berbagai proses di dalamsel. Karena sifatnya yang lipofil dan mudah melintasi sawar otak, maka obat ini merupakan obat pilihan pertama pada tumor otak. Anti metabolit anti metabolit Obat-obat ini menggangu sintesis DNA dengan jalan antagonisme saingan metotreksat (MTX). Antagonis asam folat ini efektif sekali pada kanker korion, juga bila sudah terjadi metastatis. Banyak digunakan pada leukemia akut guna memelihara remisi (perbaikan gejalagejala)yang kurang dicapai dengan obat-obat lain, misalnya vinkristin bersama prednison. Juga digunakan untuk mengobati penyakit kulit bersisik (psoriasis) yang parah sebagai obat terakhir. a) Merkaptopurin Terutama digunakan pada leukemia akut pada anak-anak, juga dalam hal MTX atau zatzat alkilasi tidak efektif lagi. Azathioprin Dalam tubuh dirombak menjadi merkaptopurin. Banyak digunakan sebagai imunosupresivum pada transplantasi ginjal dan organ-organ lain guna memperkecil bahaya penolakan organ-organ baru oleh tubuh si penerima. 2) b) Fluorouracil Digunakan pada tumor-tumor lambung, usus besar atau (kolon) dan poros usus (rektum). Efek samping sama dengan MTX. Sitarabin Berkhasiat virustatik terhadap virus-virus DNA. Digunakan pada leukemia akut pada anak-anak. 3) Anti Mitotika Zat ini mencegah pembelahan sel dengan merintangi pembelahan inti sel. a) Vinblastin Merupakan alkaloid tanaman Vinca rosea bersama derivatnya vindesin dan vinkristin. Terutama digunakan bila radioterapi atau sitostatika lainnya tidak efektif. Efek samping utama neuritis perifer, mual, muntah, rambut rontok dan obstipasi. Vindesin Khasiat kurang lebih sama dengan vinblastin, tetapi kurang menekan sumsum tulang dan neurotoksis. Digunakan antara lain pada leukemia akut pada anak-anak dan pada kanker buah dada. Vinkristin Digunakan pada leukemia akut pada anak-anak, umumnya dikombinasikan dengan obat lain, misalnya merkaptopurin dan prednison. Efek samping sama dengan vinblastin, polineuritis lebih cepat terjadi dan terapi harus segera ditunda hingga gejala - gejala lenyap. Depresi sumsum tulang praktis tidak terjadi. b) Podofilin

Damar ini diperoleh dari akar tanaman Podophyllum peltatum yang antara lain mengandung zat antimitotik podolifotoksin. Dua glikosida semisintetisnya adalah teniposida dan etoposida Teniposida Digunakan pada limfoma Hodgkin, kanker otak dan kandung kemih. Etoposida Dapat digunakan oral, digunakan antara lain pada kanker testis dan ovarium. 4) Antibiotika Terutama digunakan pada kanker korion yang sudah metastasis, biasanya dikombinasikan dengan klorambusil dan MTX. Efek samping sama dengan sitostatika lain yakni gangguan darah, lambung-usus dan rambut rontok. a) Mitomisin Sangat toksis untuk sumsum tulang, maka pengawasan darah seksama harus dilakukan bila obat-obat lain tidak efektif. b) Doksorubisin Digunakan khusus pada leukemia akut dan limfogranouloma yang tidak dapat diobati dengan sitostatika lain, biasanya dengan vinkristin dan prednison. Daunorubisin Merupakan derivat doksorubisin dengan khasiat dan efek samping yang sama. Urin dapat berwarna merah seperti doksorubisin. 5) Serba-serbi Obat-obat lain yang digunakan pada kanker terdiri dari kortikosteroida, hormon kelamin, prokarbazin dan asparaginase. a) Kortikosteroida Hampir pada semua kombinasi obat pada terapi kanker mengandung prednison atau turunannya, karena efeknya langsung terhadap sel-sel kanker sendiri dan menghasilkan pengaruh yang baik seperti demam menurun, perasaan nyaman, tumor menjadi ringan, nafsu makan bertambah, dan sebagainya. b) Hormon-hormon kelamin Kerapkali digunakan dengan hasil yang baik, pada jenis-jenis kanker yang tergantung dari hormon, yang pertumbuhannya dapat dihambat oleh androgen atau estrogen, atau anti hormon, misalnya estrogen diberikan pada kanker prostat (guna meniadakan efek hormon pria). Androgen diberikan pada kanker payudara. c) Prokarbazin Dianjurkan sebagai obat pilihan kedua pada limfogranuloma, dalam kombinasi dengan klormethin, vinkristin dan prednison. d) L-Asparaginase Enzim ini diperoleh dari pembiakan bakteri E.coli. Pada leukemia tertentu sel-sel kanker tidak dapat membentuk 1-asparagin yang diperlukannya untuk sintesis proteinnya. Maka zat ini menggunakan asparagin tersebut sehingga sel-sel kanker terhenti

perkembangannya. Efek samping mual, muntah, gangguan SSP dan hati, alergi. Hanya digunakan pada leukemia akut dan sebagai obat pilihan kedua. e) Cisplatin Terutama digunakan pada kanker testis dalam kombinasi dengan vinkristin dan bleomisin, serta pada kanker ovarium. f) Interferon Daya sitostatiknya telah dibuktikan untuk beberapa bentuk kanker. Selain itu juga berdaya anti virus dan dianjurkan sebagai pencegah influensa sampai 24 jam sesudah terjadinya infeksi. Spesialite obat-obat sitostatika.
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 GENERIK dan LATIN Dokosorubisin Hidroklorida (Doxorubici Hydrochloridum) Fluorourasil (Fluorouracilum) Bleomisin Sulfat (Bleomicini Sulfas) Sisflatin(Cisflatinum) Siklofosfamida (Cyclophosphamidum Metotreksat(Methotrexatum Sitarabin (Cytarabin) Vinkristin Sulfat (Vincristini Sulfas) Vinblastin Sulfat (Vinblastini Sulfas) DAGANG Adiamycin RD Adrucil Bleocin Cisplatin Endoxan Farmitrexat Erbabin Krebin Vinblastine Sulphate DBL PABRIK Carlo Erba Carlo Erba Kalbe Farma Kalbe Farma Asta Carlo Erba Kalbe Farma Kalbe Farma Tempo Scan Pasific

F. LAIN-LAIN 1. Anti Tuberkulosis (TBC) Pengertian: Anti tuberculosis adalah obat-obat atau kombinasi obat yang diberikan dalam jangka waktu tertentu untuk mengobati penderita tuberkulosis. Tuberkulosis adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberkulosis, yang pada umumnya dimulai dengan membentuk benjolan-benjolan kecil di paruparu dan ditularkan lewat organ pernafasan. Kuman TBC pertama kali ditemukan oleh dr Roberet Koch (1882). Selain paru-paru, organ tubuh lain yang dapat dijangkiti kuman TBC adalah tulang, ginjal, kulit dan otak. Sampai saat ini di Indonesia penyakit TBC masih merupakan penyakit rakyat yang banyak mengambil korban, hal ini disebabkan: Masih kurangnya kesadaran untuk hidup sehat. Perumahan yang tidak memenuhi syarat.(ventilasi dan masuknya cahaya matahari) Kebersihan/hygiene Kurang gizi/gizi tidak baik. Penularan kuman TBC dapat melalui:

Saluran pernafasan (sebaiknya penderita menutup mulut dengan sapu tangan ketika batuk atau bersin. Lewat makanan dan minuman Penularan TBC dapat dihindari dengan cara menggunakan desinfektan pada sapu tangan atau barang-barang yang digunakan, dan mengusahakan agar ruangan tempat penderita mempunyai ventilasi yang baik. Cara pencegahan TBC adalah dengan memberikan vaksinasi sedini mungkin pada bayibayi yang baru lahir. Vaksin yang digunakan adalah vaksin BCG (Basil Calmette Guerin). Untuk menentukan seseorang terinfeksi oleh basil TBC atau tidak biasanya dilakukan dengan reaksi Mantoux , yaitu penyuntikan yang dilakukan dilengan atas dengan tuberkulin (filtrat dari pembiakan basil TBC). Bila ditempat penyuntikan tidak timbul bengkak merah berarti orang tersebut tidak terinfeksi TBC. Pengobatan Sebelum ditemukan obat-obat yang dapat memusnahkan penyebab penyakit, bentuk pengobatan terbatas pada terapi simptomatis seperti mengurangi batuk dan menghilangkan demam, istirahat total di sanatorium dan diet makanan bergizi yang kaya lemak dan vitamin A. Obat TBC yang pertama kali ditemukan adalah streptomisin, disusul kemudian dengan PAS dan INH. Sampai tahun 1970-an kombinasi standar untuk pengobatan TBC menggunakan ketiga obat di atas. Sesudah tahun 1970 kombinasi standar untuk TBC menjadi INH, ethambutol dan rifampisin. Dengan pengobatan modern, setelah 4 sampai 6 minggu pasien bebas bermasyarakat seperti biasa karena tidak lagi menularkan kuman TBC. Basil TBC terkenal sangat ulet dan sulit ditembus zat kimia (obat) karena dinding sel bakteri mengandung banyak lemak dan lilin (wax), sehingga pengobatan TBC memerlukan periode waktu yang cukup lama . Tujuan pengobatan kombinasi : Mencegah resistensi Praktis karena dapat diberikan sebagai dosis tunggal. Mengurangi efek samping. Obat generik, indikasi, kontra indikasi dan Efek samping 1. Rifampisin Indikasi Pengobatan tuberkulosis, lepra,meningitis Kontra indikasi Pasien kelainan hati, wanita hamil dan menyusui Efek samping Mual,muntah, diare, pusing, ganguan penglihatan Peringatan Perlu penerangan rifampisin menyebabkan warna merah pada urin, tinja, liur, dahak keringat,dan air mata. Sediaan Rifampisin (generik), kapsul 300mg, 450mg, kaptab 600mg

2. Ethambutol Indikasi Kontra indikasi Efek samping Sediaan Cara penyimpanan 3. Isoniazid Indikasi

Tuberkulosis dengan kombinasi bersama obat lain anak dibawah 6 thn, neuritis optik, gangguan visual. Neuritis optik, buta warna merah/hijau, neuritis perifer Etambutol (generik), tabl 250mg, 500mg Wadah kedap udara

Kontra indikasi Efek samping

Sediaan 4. Pyrazinamid Indikasi

Tuberkulosis, kombinasi dengan obat Lain. Khasiat tuberkulostatik paling kuat dibanding obat lain. Penyakit hati, gangguan fungsi ginjal Neuropati perifer (ganguan saraf dengan gejala kejang-kejang) yang dapat dicegah dengan pemberian pyridoxin (vitamin B6). INH kalau digunakan sebagai obat tunggal, resistensinya sangat cepat. INH (generik) , tabl 100mg,300mg

Kontra indikasi Efek samping

Sediaan Cara penyimpanan

Tuberkulosis dalam kombinasi dengan obat lain, khasiatnya diperkuat oleh isoniazida Penderita ganguan hati Hepatotoksik (menimbulkan kerusakan hati) terutama pada dosis lebih dari 2 g/hari Pyrazinamide (generik), tbl 500mg) Wadah kedap udara terlindung dari sinar

Spesialite obat-obat TBC.


NO 1 GENERIK dan LATIN Isoniazid (Isoniazidum) DAGANG INH Ciba Isonex Rifabiotic Rifamtibi Pezeta Cetabutol Kalbutol Etibi Pehadoxin PABRIK Novartis Indonesia Dumex Bernofarm Sanbe Novartis Indonesia Soho Kalbe farma Rocella Phapros

Rifampisin (Rifampicinum) Pyrazinamid (Pyrazinamidum) Ethambutol

3 4

Isoniazida+Vit B6

INH+Vit B6+Ethambutol

Rifampicin+INH

Inoxin Intam 6 Meditam Mycotambin-INH Forte Rimetazid Ramicin-Iso

Dexa Medica Rhone P Medikon UAP Biochemie Westmont

2. Anti Lepra (Leprostatika) Lepra atau kusta adalah suatu infeksi kronis yang terutama merusak jaringan-jaringan saraf. Pembangkitnya Mycobacterium leprae ditemukan oleh dokter Norwegia Hansen (1873), memiliki sifat-sifat yang mirip dengan basil TBC, yaitu sangat ulet karena mengandung banyak lemak dan lilin yang sukar ditembusi obat, juga pertumbuhannya lambat sekali setelah waktu inkubasi yang lama, lebih kurang satu tahun. Di Indonesia terdapat kurang lebih 100.000 pasien lepra yang diobati di sejumlah rumah sakit khusus (Leproseri) yang diawasi oleh Lembaga Kusta Departemen Kesehatan. Pencegahan Tes Lepromin adalah suatu injeksi intrakutan dari suspensi jaringan lepra dan digunakan untuk menetapkan apakah seseorang memiliki daya tangkis cukup terhadap lepra bentuk L. Hasil tes negatif berarti orang tersebut sangat peka untuk infeksi dengan bentuk tersebut. Pada tahun 1965 telah dibuktikan di Uganda, bahwa vaksinasi BCG memberikan perlindungan yang lumayan terhadap infeksi dengan bentuk L. Pengobatan Sejak dahulu kala obat satu-satunya terhadap lepra adalah minyak kaulmogra, yang efektif untuk meredakan gejala-gejalanya tanpa menyembuhkan penyakit. Pada tahun 1950 ditemukan dapson yang mampu menghentikan pertumbuhan basil lepra, yang kemudian lama-kelamaan akan dimusnahkan oleh sistem tangkis tubuh sendiri. Kemudian ditemukan leprostatika lain antara lain thiambutosin, klofazimin dan rifampisin. WHO menganjurkan sebagai terapi pilihan pertama suatu kombinasi dari dapson dengan rifampisin atau klofazimin selama sekurang-kurangnya 6 bulan. Kemudian disusul dengan monoterapi dapson selama 5 7 tahun pada bentuk tuberkuloid, dan seumur hidup pada bentuk L dan borderline. Efek samping Yang terpenting adalah reaksi lepra yaitu suatu reaksi alergi yang diakibatkan oleh basil mati yang berjumlah besar di dalam jaringan-jaringan. Gejala-gejala berupa demam tinggi, radang dan nyeri sendi, rasa lelah dan habis tenaga, khusus pada bentuk L terjadi benjol-benjol merah kebiruan. Semula diduga bahwa reaksi-reaksi ini merupakan efek samping khusus dari dapson, tetapi kemudian ternyata dapat juga ditimbulkan oleh leprostatika lainnya kecuali klofazimin. Untuk mengatasi gejala-gejala ini, obat lepra sering dikombinasi dengan asetosal atau sedativa, atau jika lebih hebat bisa diberikan zat supresif (penekan) seperti kortikosteroid. Obat lepra tidak boleh dihentikan atau dikurangi dosisnya berhubungan meningkatnya bahaya resistensi. Obat generik, indikasi, kontra indikasi dan efek samping

1. Dapson : diaminodifenilsulfon (DDS) ) Rumus bangun obat ini mirip sulfonamida : R-NH-C6H4-SO2-R. Spektrum kerja kurang lebih sama, namun kegiatannya lebih kurang 10 kali lebih kuat, sekaligus lebih toksis. Indikasi Leprostatik kuat berdasarkan persaingan terhadap PABA Kontra indikasi Efek samping Sukar tidur dan anemia ringa, demikian pula agranulositosis. Sediaan Dapson (generik) tabl 50mg,100mg. Cara penyimpanan Terlindung dari sinar Lama pengobatan Dapson tidak mematikan baksil lepra, maka meskipun gejala-gejala klulit dan luka-luka dalam beberapa bulan lenyap, kuman masih tetap berada dalam selaput lendir, kulit dan saraf. Karena itu terapi harus diteruskan hingga kuman lenyap sama sekali dari jaringan-jaringan tersebut untuk bentuk-T kurang lebih 3 tahun, dan untuk bentuk L setelah kurang lebih 5 tahun 2. Rifampisin Antibiotik ini merupakan obat satu-satunya yang bekerja leprosid terhadap basil lepra. Kerjanya lebih cepat dan efektif dari pada dapson. Dalam waktu 3-4 minggu bentuk L yang ganas sudah menjadi tidak bersifat menular lagi. Resistensi dapat timbul dalam waktu singkat. Indikasi, kontra indikasi dan efek samping (lihat anti TBC). 3. Klofazimin Obat ini memiliki khasiat leprostatik yang sama kuatnya dengan dapson. Setelah pengobatan beberapa bulan sebagian besar basil di dalam mukosa dan kulit dimusnahkan, kecuali di tempat-tempat yang sulit, misalnya saraf dan otot-otot polos yang memerlukan waktu lebih lama. Sama dengan waktu yang diperlukan dapson untuk mengeluarkan seluruh kuman mati dari jaringan. Klofazimin juga berkhasiat anti radang dan mencegah terjadinya benjol-benjol pada bentuk -L. E.Samping : gatal-gatal dan kulit kering, juga gangguan lambung-usus, terjadi ,warna coklat kehitaman pada lesidan kulit yang terkena sinar mata hari, perubahan warna rambut dll Sediaan Generik: Spesialite obat-obat anti lepra.
NO 1 2 GENERIK dan LATIN Diamino Difenil Sulfon (DDS) Clofazimine DAGANG Dapson Lamprene PABRIK Indofarma Novartis

Pedoman Suplementasi Kapsul Vitamin A


Pedoman ini disusun dalam rangka program penanggulangan masalah Kurang Vitamin A (KVA) di Indonesia yang terdiri dari 4 buku yaitu: 1. 2. 3. 4. Pemberian Kapsul Vitamin A Dosis Tinggi Suplemen : Penggunaan Kapsul Vitamin A Dosis Tinggi Secara Aman Akselerasi Cakupan Kapsul Vitamin A Keterpaduan Pemberian Kapsul Vitamin A dan Imunisasi Campak.

Program penanggulangan Vitamin A di Indonesia telah dilaksanakan sejak tahun 1995 dengan suplementasi kapsul Vitamin A dosis tinggi, untuk mencegah masalah kebutaan karena kurang Vitamin A, dan untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Pemberian kapsul Vitamin A menunjang penurunan angka kesakitan dan angka kematian anak (30-50%). Dalam upaya penyediaan vitamin A yang cukup untuk tubuh ditempuh kebijaksanaan sebagai berikut : 1. Peningkatan konsumsi sumber vitamin A alami 2. Fortifikasi vitamin A pada bahan makanan 3. Distribusi vitamin A dosis tinggi secara berkala Buku 1 menjelaskan secara rinci tentang masalah KVA di Indonesia dan cara pemberian kapsul Vitamin A 200.000 SI (merah) 2 kali/tahun kepada kelompok sasaran, balita (Agustus dan Pebruari) dan ibu nifas (segera <30 hari setelah melahirkan). Buku 2 merupakan suplemen dari buku 1 yang berisi hal-hal yang berhubungan dengan penggunaan kapsul Vitamin A dosis tinggi secara benar dan aman. Buku 1 telah dicetak 3 kali pada tahun 1993, 1995 dan tahun 2000. Ada tambahan kelompok sasaran bayi dengan Vitamin A 100.000 SI (biru) 1 kali pada Februari dan Agustus. Untuk pengobatan, pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi diberikan kepada bayi dan balita penderita xeropthalmia, campak pneunomia, diare, gizi buruk dan infeksi lain sebanyak 1 kapsul dengan dosis sesuai umur. Sedangkan pada bayi dan balita penderita xeropthalmia seperti bercak bitot, mata keruh atau kering, diberikan Vitamin A dengan dosis sesuai umur sebagai berikut; hari 1 : 1 kapsul, hari 2 : 1 kapsul dan 4 minggu berikutnya 1 kapsul. Bila disuatu desa terdapat KLB campak, seluruh bayi dan balita di desa tersebut diberi 1 kapsul Vitamin A dengan dosis sesuai umur. Pemberian Vitamin A dosis tinggi ini bila diberikan sesuai dosis yang dianjurkan tidak akan menyebabkan hypervitaminosis, yang dijelaskan secara rinci pada buku 2. Dengan melakukan distribusi kapsul Vitamin A pada balita yang dilakukan secara serentak pada bulan Februari dan Agustus dimulai tahun 1982, ternyata dapat meningkatkan cakupan dan menurunkan prevalensi X1b menjadi 0,33 % (<0,5%), sehingga Indonesia mendapat HKI Award pada tahun 1993. Krisis moneter yang berkepanjangan mengakibatkan timbulnya kasus gizi buruk terutama pada balita, termasuk kasus buta senja yang semula sudah tidak menjadi masalah kesehatan masyarakat di perkirakan akan muncul kembali. Data dari beberapa daerah telah ditemukan Xeropthalmia tingkat ringan sampai berat. Selain faktor gizi buruk, penyakit infeksi khususnya campak dan tidak mendapatkan kapsul Vitamin A secara rutin memicu timbulnya kasus-kasus xeropthalmia. Oleh karena itu pemerintah Indonesia melakukan

akselerasi untuk menanggulangi masalah ini. Akselerasi cakupan kapsul vitamin A adalah upaya mempercepat pencapaian cakupan distribusi vitamin A untuk semua kelompok sasaran ( bayi, balita dan ibu nifas) yang dilakukan melalui kegiatan pemasaran sosial dan mobilisasi sosial. Akselerasi ini bertujuan agar semua bayi, balita, ibu nifas mendapat dan meminum kapsul vitamin A dosis tinggi dalam upaya menurunkan prevalensi KVA. Akselerasi cakupan vitamin A dilakukan pada semua tingkatan yaitu tingkat desa/kelurahan, kecamatan, kabupaten/kota, propinsi dan pusat, dan untuk mrngukur keberhasilan akselarasi tersebut dilakukan pula pemantauan dan penilaian pada semua tingkat administrasi. Keberhasilan akselarasi ini akan berpengaruh besar pada upaya penurunan prevalensi KVA di masyarakat. Buku 3 menjelaskan secara rinci bagaimana melakukan akselerasi cakupan kapsul Vitamin A. Kegiatan akselerasi ini diikuti dengan keterpaduan pemberian kapsul Vitamin A dan imunisasi campak yang dijelaskan dalam buku 4.

Jika anda mengalami kesulitan mendapatkan informasi yang diinginkan atau ingin memberikan saran, kritik dan lain sebagainya, silahkan menghubungi kami melalui Forum Diskusi.

You might also like