You are on page 1of 16

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang Pengayakan merupakan pemisahan berbagai campuran partikel padatan yang mempunyai berbagai ukuran bahan dengan mengunakan ayakan. proses pengayakan di sebut juga sebagi alat pembersih, pemisah kontaminan yang ukurannya berbeda dengan bahan baku. Pengayakan memudahkan kita untuk mendapatkan tepung dengan ukuran yang seragam. Dengan demikian pengayakan juga dapat di definisikan sebagai suatu metoda pemisahan berbagai campuran partikel padat sehingga didapat ukuran partikel yang seragam dan terpisah dari kontaminan yang memiliki ukuran berbeda dengan menggunakan alat pengayakan. Pengayakan dengan berbagai rancangan telah banyak digunakan dan dikembangkan secara luas pada proses pemisahan bahan-bahan pangan berdasarkan ukuran. pengayakan yaitu pemisahan bahan berdasarkan ukuran mesin kawat ayakan, bahan yang mempunyai ukuran lebih kecil dari diameter mesin akan lolos dan bahan yang mempunyai ukuran lebih besar akan tertahan pada permukaan kawat ayakan. Bahan-bahan yang lolos melewati lubang ayakan mempunyai ukuran yang seragam dan bahan yang tertahan dikembalikan untuk dilakukan penggilingan ulang (Ign Suharto, 1998). Yang menjadi ciri ayakan antara lain adalah : 1. Ukuran dalam mata jala 2. Jumlah mata jala (mesh) per satuan panjang, misalnya per cm atau per inchi (sering sama dengan nomor ayakan). 3. Jumlah mata jala per setuan luas, umumnya per cm2. Screening atau pengayakan secara umum merupakan suatu pemisahan ukuran berdasarkan kelas-kelasnya pada alat sortasi. Namun pangayakn juga dapat digunakan sebagai alat pembersih, memindahkan kontaminan yang ukurannya berbeda dengan bahan.

Pengayakan merupakan satuan operasi pemisahan dari berbagai ukuran bahan untuk dipisahkan kedalam dua atau tiga praksi dengan menggunakan ayakan. Setiap praksi yang keluar dari ayakan mempunyai ukuran yang seragam (Fellow, 1988).

1.2 Tujuan Percobaan Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengukur dan mengamati pengecilan ukuran bahan hasil pertanian dengan mengkaji performansi mesin dan rendemen hasil pengecilan ukuran. Alat yang digunakan adalah ayakan tyler yang berfungsi untuk mengetahui modulus kehalusan (fineless modulus).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori Berdasarkan jenis dan cara kerjanya, mesin pengecil ukuran dapat digolongkan menjadi beberapa jenis, yaitu : hammer mills, burr mills, crusher, roller crusher dan cumbling mills. Burr mills dan attrition mills adalah mesin pengecil yang kasar, bekerja dengan cara gesekan, pelat yang satu bergerak secara rotasi sedangkan pelat yang satunya stasioner. Untuk mempelajari kinerja mesin pengecil ukuran tersebut perlu suatu metode untuk menentukan ukuran an karakteristik bahan hasil pengecilan ukuran. Beberapa criteria ukuran karakteristik bahan hasil pengecil ukuran antara lain : nisbah reduksi (reduction ratio), ayakan tyler, modulus kehalusan (fineless modulus), dan indeks keseragaman (uniformity index). Salah satu metoda yang digunakan untuk penentuan kinerja atau performansi mesin pengecil ukuran pada penggilingan biji-bijian adalah penentuan modulus kehalusan (fineless modulus). Dimana nilai modulus kehalusan dapat menunjukkan nilai rata-rata ukuran diameter bahan dari hasil pengecilan ukuran. Modulus kehalusan didefinisikan sebagai jumlah fraksi dari bahan yang tertahan oleh masing-masing ukuran ayakan dibagi dengan 100. Ayakan tyler yang biasa digunakan memiliki ukuran 3/8 inchi, 4 mesh, 8 mesh, 28 mesh, 48 mesh, dan 100 mesh. Setelah diketahui nilai modulus kehalusan maka rata-rata diameter bahan hasil pengecilan ukuran dapat dihitung.

Berbagai jenis alat pengayak yang dapat digunakan dalam proses sortasi bahan pangan, diklasifikasikan dalam dua bagian besar :

1. Ayakan dengan celah yang berubah-ubah (Screen Apeture) seperti : roller screen (Pemutar), belt screen (kabel kawat atau ban), belt and roller (ban dan pemutar), screw(baling-baling). 2. Ayakan dengan celah tetap, seperti : stationary (bersifat seimbang/tidak berubah),vibratory (bergetar), rotary atau gyratory (berputar) dan recipro cutting (timbale balik). Untuk memisahkan bahan-bahan yang telah dihancurkan berdasarkan keseragaman ukuran partikel-partikel bahan dilakukan dengan pengayakan dengan menggunakan standar ayakan. Standar kawat ayakan dibagi : 1. Tyler Standar, ukuran 200 mesh, diameter 0,0029 inci, dan SA 0,0021 inci. 2. British Standar, ukuran 200 mesh, SA 0,003 inci, dan SI 42. 3. US Standar, ukuran 18 mesh, SA 1 mm, dan SI 42. Pengayak (screen) dengan berbagai desain telah digunakan secara luas pada proses pemisahan bahan pangan berdasarkan ukuran yang terdapat pada mesin-mesin sortasi, tetapi pengayak juga digunakan sebagai alat pembersih, pemisahan kontaminan yang berbeda ukurannya dari bahan baku. Rancanganrancangan pengayak ditemui dalam proses sortasi bahan pangan. Pengoperasian mesin sortasi dan pengkelasan mutu bahan pangan, juga merupakan pekerjaan yang bersifat monoton. Sifat acuh tak acuh dari tenaga kerja akan mengurangi kesalahan fungsi fungsional saat mengoperasikan peralatan sortasi. Klasifikasi tersebut sangat bermanfaat tetapi tidak bersifat kaku. Proses pembersihan dan sortasi untuk menghasilkan suatu pengkelasan mutudan beberapa kasus selalu melibatkan proses sortasi. Bagaimanapun, tingkatan operasi tersebut sangat berarti, terutama dalam penerapannya sebagai tujuan utama dari suatu kegiatan (Brennan, 1968).

2.1.1 Jenis-jenis Pengayakan 1. Pengayak (Screen) Pengayak screen dengan berbagai desain telah digunakan secara luas pada proses pemisahan bahan pangan berdasarkan ukuran yang terdapat pada mesin-

mesin sortasi, tetapi pengayak juga digunakan sebagai alat pembersih, pemisahan kontaminan yang berbeda ukurannya dari bahan baku. Istilah-istilah yang digunakan dalam pengayakan (screen) yaitu : a) Under size yaitu ukuran bahan yang melewati celah ayakan b) Over size yaitu ukuran bahan yang tertahan oleh ayakan c) Screen aperture yaitu bukaan antara individu dari kawat mesh ayakan d) Mesh number yaitu banyaknya lubang-lubang per 1 inci e) Screen interval yaitu hubungan antara diameter kawat kecil pada seri ayakan standar. Pergerakan bahan pangan diatas pengayak dapat dihasilkan oleh gerakan berputar atau gerakan dari rangkai yang menyangga badan pengayak. Penyaring jenis ini dalam penggunaannya secara umum yaitu untuk sortasi bahan pangan untuk dua grup yaitu tipe badan standar atau flat dan tipe drum.

2.Pengayak Berbadan Datar (Flat Bad Screen) Pengayak jenis ini bentuknya sangat sederhana, banyak ditemukan diarealareal pertanian, saat proses sortasi awal dari kentang, wortel dan lobak. Alat pengayak datar ganda digunakan secara luas dalam proses sortasi berdasarkan ukuran dari bahan baku (seperti biji-bijian dan kacang-kacangan) juga digunakan dalam proses pengolahan dan produk akhir seperti tepung jagung. Alat pengayak datar secara umum terdiri dari satu atau lebih lembaran pengayak yang dipasangbersama-sama dalam sebuah kotak yang tertutup rapat, pergeralannya dapat menggunakan berbagai alat. Tetapi biasanya alat tersebut bola-bola runcing dari kart yang keras, yang diletakkan antara lembaran-lembaran pengayak. Maksudnya adalah untuk meminimumkan kerusakan akibat pergesekan antara lubang-lubang pengayak dengan partikel bahan yang halus.

3.Pengayak Drum Pengayak drum dan alat yang digunakan pada proses sortasi berdasarkan ukuran bentuk untuk kacang polong, jagung, kacang kedelai dan kacang lainnya yang sejenis. Bahan pangan tersebut akan menahan gerakan jatuh berguling yang dihasilkan oleh rotasi drum. Alat sortis drum biasanya diperlukan untuk
6

memisahkan bahan pangan ke dalam dua atau lebih aliran, karena itu dibutuhkan dua atau lebih tingkatan pengayak.

4.Pengayakan Sortasi Selain menggunakan celah atau lubang yang tetap, ada juga pengayak sortasi dengan variable celah dan system tahap-pertahap. Termasuk dalam kelompok ini adalah jenis-jenis khusus dari tipe sortasi roller belt dan sorter roller seperti tipe baling-baling.

2.1.2 Manfaat Pengayakan Manfaat dari kegiatan pengayakan adalah kita bisa mendapatkan bahan pangan yang seragam dari segi ukurannya, sehingga kualitas dari bahan pangan yang diayak dapat terjaga. Selain itu Pengayakan juga berfungsi untuk memisah kan kontaminan pada tepung yang memiliki perbedaan ukuran.

BAB III METODOLOGI PENGAMATAN DAN PENGUKURAN

3.1 Alat Dan Bahan Alat : Stopwatch Wadah plastik Timbangan Burr mills Moisture tester Ayakan tyler

Bahan : Tepung terigu sebanyak 250 gram

3.2 Prosedur Praktikum Menggunakan Mesin 1. Menyiapkan bahan lalu menimbangnya sebanyak 250 gram 2. Memasukkan bahan kedalam ayakan tyler dengan ukuran 10 mesh lalu mengayaknya 3. Menimbang fraksi bahan yang tertahan didalam ayakan ukuran 10 mesh 4. Memasukkan bahan kembali kedalam ayakan tyler ukuran 30 mesh lalu mengayaknya kembali 5. Menimbang fraksi bahan yang tertahan di dalam ayakan 30 mesh 6. Memasukkan kembali bahan kedalam ayakan ukuran 40 mesh lalu mengayaknya lagi 7. Menimbang kembali fraksi bahan yang tertahan di dalam ayakan ukuran 40 mesh 8. Memasukkan bahan ke dalam ayakan tyler ukuran 50 mesh dan mengayaknya lagi 9. Menimbang fraksi bahan yang tertinggal di dalam ayakan ukuran 50 mesh 10. Setelah ayakan ukuran 50 mesh selesai, lalu memasukkan bahan ke dalam ayakan tyler ukuran 60 mesh dan mengayaknya selama 15 menit
8

11. Menghitung fraksi bahan yang tertahan di dalam ayakan tyler ukuran 60 mesh 12. Setelah itu memasukkan kembali bahan kedalam ayakan tyler ukuran 100 mesh lalu mengayaknya selama 15 menit 13. Menghitung fraksi bahan yang tertahan di dalam ayakan tyler ukuran 100 mesh

BAB IV HASIL

Mesh 10 30 40 50 60 100

Ukuran lubang (d) 0,81 mm 0,365 mm

Bahan tertinggal Gram 0,5099 1,0207 0,4664 2,196 % 0,25 0,51 0,23 1,1 49,3 0,35

Faktor pengali 6 5 4 3 2 1

Hasil 1,5 2,55 0,92 3,3 98,6 0,35 M 107,22

0,18 mm 0,11 mm

98,9 0,71

Massa bahan awal adalah 200,2956 gram Dimana persen (%) tertinggal = x 100%

FM =

10 mesh : x 100% = 0,25% Hasil : persentase bahan tertinggal x faktor pengali = 0,25 x 6 = 1,5 30 mesh : x 100% = 0,51% Hasil : persentase bahan tertinggal x faktor pengali = 0,51 x 5 = 2,55 40 mesh : x 100% = 0,23% Hasil : persentase bahan tertinggal x faktor pengali = 0,23 x 4 = 0,92

10

50 mesh : x 100% = 1,1% Hasil : persentase bahan tertinggal x faktor pengali = 1,1 x 3 = 3,3 60 mesh : x 100% = 49,3% Hasil : persentase bahan tertinggal x faktor pengali = 49,3 x 2 = 98,6 100 mesh : x 100% = 0,35% Hasil : persentase bahan tertinggal x faktor pengali = 0,35 x 1 = 0,35 M = jumlah total bahan tertinggal = 1,5 + 2,55 + 0,92 + 3,3 + 98,6 + 0,35 = 107,22 FM = FM = FM = 1,0722

11

BAB V PEMBAHASAN

Massa awal tepung terigu diketahui sebesar 200,2956 gram. Setelah itu dilakukan pengayakan menggunakan ayakan tyler sebanyak enam kali dengan ukuran mesh pada setiap ayakannya yang berbeda-beda mulai dari 10 mesh, 30 mesh, 40 mesh, 50 mesh, 60 mesh, dan 100 mesh. Ukuran mesh pada ayakan akan mempengaruhi jumlah fraksi yang tertahan di setiap ayakan tersebut. Semakin besar ukuran mesh akan semakin sulit bahan tersebut dapat menembus ayakan. Pada ayakan tyler ukuran 10 mesh setelah dilakukan percobaan diperoleh 0,5099 gram bahan tertinggal yang berarti 0,25% dari massa awal bahan. Setelah dikalikan dengan faktor pengali yang bernilai 6 diperoleh hasil sebesar 1,5. Pada ayakan tyler ukuran 30 mesh diperoleh bahan tertinggal sebesar 1,0207 gram yaitu sebesar 0,51% dari massa awal bahan. Setelah dikalikan dengan faktor pengali yang bernilai 5 diperoleh hasil sebesar 2,55. Kemudian ayakan tyler ukuran 40 mesh diperoleh bahan tertinggal sebesar 0,4664 gram yang berarti 0,23% dari massa awal bahan. Setelah dikalikan dengan faktor pengali yang bernilai 4 maka diperoleh hasil 0,92. Untuk ayakan tyler dengan ukuran 50 mesh diperoleh bahan yang tertinggal sebesar 2,1960 gram yang berarti 1,1% dari massa awal bahan. Setelah dikalikan dengan faktor pengali yang bernilai 3 maka diperoleh hasil sebesar 3,3. Setelah dilakukan empat proses pengayakan menggunakan ukuran 10 mesh, 30 mesh, 40 mesh, dan 50 mesh, dapat dilihat semakin lama dalam waktu pengayakan karena diameter lubang pada ayakan yang semakin kecil. Begitu pula pada ayakan tyler ukuran 60 mesh dan 100 mesh. Untuk kedua ukuran ini, pada saat melakukan pengayakan dilakukan penghitungan waktu selama 15 menit karena jika tidak menggunakan waktu maka akan memakan waktu yang cukup lama untuk menghabiskan bahan dalam ayakan. Pada proses pengayakan ukuran 60 mesh, setelah 15 menit diayak diperoleh bahan tertinggal sebesar 98,9 gram yang berarti 49,3% dari massa bahan awal. Setelah dikalikan dengan faktor pengali yang bernilai 2 diperoleh hasil sebesar 98,6. Hasil pada ukuran 60 mesh ini merupakan yang terbesar. Hal ini
12

dapat ditimbulkan dari ukuran lubang yang relatif kecil sehingga membuat semakin lama untuk bahan dapat melewati ayakan. Untuk percobaan terakhir pada ayakan ukuran 100 mesh diperoleh bahan tertinggal sebesar 0,71 gram yang berarti sebesar 0,35% dari massa bahan awal dan setelah dikalikan dengan faktor pengali yang bernilai 1 maka diperoleh hasil sebesar 0,35.

13

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan Dari percobaan mengenai pengukuran modulus kehalusan suatu bahan pertanian dapat diambil kesimpulan yaitu: Ukuran mesh mempengaruhi persentase bahan yang tertinggal Ukuran mesh juga mempengaruhi waktu dalam proses pengayakan bahan Semakin besar ukuran mesh maka akan semakin sulit bagi bahan dapat melewati lubang ayakan Persentase bahan tertinggal ditentukan oleh bahan yang tertinggal dalam ayakan, dibagi dengan total bahan awal. Fineless Modulus (FM) ditentukan dari jumlah bahan yang tertinggal dibagi dengan 100

5.2 Saran Dari percobaan mengenai penghitungan modulus kehalusan (fineless modulus) diharapkan dalam pemakaian peralatan percobaan lebih diperhatikan kebersihannya, sehingga tidak mengganggu dalam pelaksanaan percobaan itu sendiri. Sebagai contoh, ayakan tyler yang akan dipakai oleh kelompok setelah shift sebelumnya, tidak dibersihkan setelah dipakai, sehingga sisa-sisa dari percobaan itu akan menganggu percobaan yang akan dilakukan oleh shift berikutnya.

14

DAFTAR PUSTAKA

Modul penuntun praktikum mk. Teknologi hasil pertanian, 2011 Sperisa Distantina, Penanganan Bahan Padat S1 Teknik Kimia Ft Uns Bunda fathi blogspot Pengayakan

(file://J:/thp%20oh%20thp/bunda%20fathi's%20blog.htm)

15

LAMPIRAN

1. Mengukur massa awal tepung

2. Menimbang bahan

3. Mengayak bahan

4. Menuangkan bahan

16

You might also like