You are on page 1of 7

BORANG LAPORAN KEGIATAN UKM Posyandu Lansia dan Deteksi Dini PTM Sungai Bakau Besar Laut

Latar Belakang Permasalahan Bagian dari Penyakit Tidak Menular (PTM) adalah penyakit degeneratif yang umumnya diderita oleh dewasa dan orang lanjut usia. Penyakit Degeneratif adalah suatu kondisi penyakit yang muncul akibat proses kemunduran fungsi sel-sel tubuh yaitu dari keadaan normal menjadi lebih buruk dan berlangsung secara kronis. Penyakit yang termasuk dalam kelompok ini adalah Diabetes Melitus Type II, Stroke, Hipertensi, Penyakit Kardiovaskular, Dislipidemia, dsb. Penyakit Degeneratif yang paling sering menyertai Obesitas adalah Diabetes melitus Type II, Hipertensi dan Hiperkolesterolemia (Dislipidemia). Sebuah data dari NHANES (National Health and Nutrition Examination Survey, US) tahun 1994 memperlihatkan bahwa dua per tiga pasien Overweight dan Obesitas dewasa mengidap paling sedikit satu dari penyakit kronis tersebut dan sebanyak 27 % dari mereka mengidap dua atau lebih penyakit.

Di Indonesia, menurut data yang diperoleh dari Direktorat Bina Gizi Masyarakat Depkes tahun 1997, sebanyak 12,8 % pria dewasa mengalami Overweight dan sebanyak 2,5 % mengalami Obesitas. Sedangkan pada wanita angka ini menjadi lebih besar lagi yaitu 20 % dan 5,9 %. Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa Overweight dan Obesitas di Indonesia telah menjadi masalah besar yang memerlukan penanganan secara serius. Maka dari itu, untuk mencegah terjadinya penyakit degeneratif dan komplikasinya, diperlukan adanya penjaringan atau deteksi dini adanya faktor risiko penyakit seperti overweight, obesitas dan hipertensi. Dengan langkah ini, diharapkan dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit degeneratif dan komplikasinya di Kalimantan Barat pada umumnya, dan di kecamatan sungai pinyuh khususnya.

Permasalahan pada Kasus Walaupun telah dilaksanakan usaha kesehatan perorangan di puskesmas Sungai Pinyuh, ternyata belum cukup untuk merangkul semua pasien geriatri yang ada di wilayah kerja Puskesmas Sungai Pinyuh. Hal ini dikarenakan wilayah kerja Puskesmas yang cukup luas, menjadikan jarak tempat tinggal masyarakat lansia cukup jauh dari Puskesmas. Maka dari itu diadakanlah suatu Pos Pelayanan Terpadu Khusus untuk Lansia, yang mengadakan pelayanan kesehatan perorangan dan deteksi dini untuk mendeteksi adanya penyakit tidak menular berupa penyakit degeneratif pada pasien lansia. Perencanaan dan Pemilihan Intervensi Dilakukan pelayanan kesehatan perorangan pada peserta posyandu yang memiliki keluhan, dilakukan pengukuran berat badan, tinggi badan, pengukuran IMT (indeks masa tubuh), kadar lemak tubuh, kadar lemak perut dan pengukuran tekanan darah. Diberikan terapi farmakologis terhadap peserta yang memiliki keluhan terhadap suatu penyakit. Pelaksanaan Telah dilakukan kegiatan Posyandu Lansia dan Deteksi Dini Penyakit Tidak Menular pada: Hari : Rabu Tanggal : 14 Desember 2011 Pukul : 09.00 -12.00 WIB Tempat : Poskesdes Sungai Bakau Besar Laut Kec. Sui Pinyuh Kab. Pontianak Monitoring dan Evaluasi Pada kegiatan Posyandu Lansia dan deteksi dini Penyakit Tidak Menular (PTM) ini, tercatat 25 orang peserta posyandu yang datang memeriksakan diri. Dari 25 orang ini, terdapat 10 orang peserta berusia 50-59 tahun, 12 orang berusia 60-69 tahun, dan 3 orang yang berusia lebih dari 70 tahun seperti yang tertera di tabel dan diagram di bawah ini:
NO 1 2 3 USIA 50 - 59 60 - 69 > 70 TOTAL JUMLAH 10 12 3 25

Tabel 1. Distribusi Usia Peserta Posyandu Lansia SBBL

DISTRIBUSI USIA POSYANDU LANSIA SBBL


50 40 30 20 10 0 50 - 59 60 - 69 12 % > 70 40 % 48 %

PERSENTASE

Diagram 1. Persentase Distribusi Usia Posyandu Lansia SBBL Untuk distribusi jenis kelamin peserta posyandu lansia yang mengunjungi posyandu sendiri, terdapat 2 orang dari 25 peserta berjenis kelamin laki-laki, dan selebihnya 23 orang peserta berjenis kelamin perempuan seperti yang tertera pada tabel dan diagram berikut ini:
NO 1 2 JENIS KELAMIN LAKI LAKI PEREMPUAN TOTAL JUMLAH 2 23 25

Tabel 2. Distribusi Jenis Kelamin Peserta Posyandu Lansia SBBL

DISTRIBUSI JENIS KELAMIN POSYANDU LANSIA SBBL

100 50 8% 0 LAKI -LAKI PEREMPUAN PERSENTASE 92 % PERSENTASE

Diagram 2. Persentase Distribusi Jenis Kelamin Peserta Posyandu Lansia SBBL


3

Program deteksi dini penyakit tidak menular sendiri, ditujukan untuk menjaring para lansia yang memiliki berat badan berlebih atau kurang, kadar lemak tubuh yang tinggi, dan adanya hipertensi. Kegiatan ini ditujukan untuk dapat mengatasi dan mencegah adanya penyakit degeneratif seperti hiperkolesterolemia, diabetes melitus dan hipertensi serta mencegah komplikasi yang dapat ditimbulkannya. Pada kegiatan ini, didapat 5 orang dari 25 orang peserta berbadan kurus (IMT kurang dari normal), 7 orang overweight dan selebihnya 13 orang memiliki indeks masa tubuh yang normal.
NO 1 2 3 4 RENTANG (IMT / M) 18,4 (KURUS) 18,5 - 24,9 (NORMAL) 25 - 29,9 (OVERWEIGHT) 30 (OBESITAS) TOTAL JUMLAH 5 13 7 0 25

Tabel 3. Distribusi IMT Peserta Posyandu Lansia SBBL

DISTRIBUSI IMT PESERTA POSYANDU LANSIA SBBL

60 40 52 % 20 0 18,4 (KURUS) 18,5 - 24,9 (NORMAL) 25 - 29,9 (OVERWEIGHT) 30 (OBESITAS) 20 % 28 % 0% PERSENTASE

Diagram 3. Persentase Distribusi IMT Peserta Posyandu Lansia SBBL


Kadar lemak tubuh di golongkan menjadi lemak yang ada di jaringan bawah kulit, lemak yang menumpuk di jaringan perut dan lain-lain, tergantung di mana lokasi lemak itu berada pada tubuh. Kadar lemak di bawah jaringan kulit dan di perut yang berlebihan, berkaitan dengan munculnya penyakit tertentu, seperti DM, hiperlipidemi dan penyakit jantung. Tingginya kadar lemak yang ada pada tubuh seseorang, meningkatnya kadar kolesterol sebagai faktor risiko terjadinya penyakit kardiovaskuler. Tingginya kadar lemak tubuh juga berpengaruh terhadap lemahnya kemampuan insulin merubah glukosa menjadi glikogen sehingga lama kelamaan kemampuan insulin akan terus berkurang dan menyebabkan penyakit DM (Diabetes Melitus). Pada kegiatan Posyandu Lansia dan 4

Deteksi Dini PTM ini, tercatat 1 orang yang kadar lemak tubuhnya rendah, 9 orang memiliki kadar lemak tubuh normal, 6 orang yang memiliki kadar loemak tubuh cenderung tinggi, dan 9 orang lainnya memiliki kadar lemak tubuh yang tinggi. 15 orang inilah yang kiranya memerlukan perhatian dan penanganan lebih lanjut, untuk mencegah terjadinya penyakit degeneratif dan komoplikasinya. NO 1 2 3 4 KADAR LEMAK TUBUH < 19,9 % (Rendah) 20 % - 29,9 % (Normal) 30 % - 34,9 % (Cenderung Tinggi) > 35 % (Tinggi) TOTAL JUMLAH 1 9 6 9 25

Tabel 4. Distribusi Kadar Lemak Tubuh Peserta Posyandu Lansia SBBL DISTRIBUSI KADAR LEMAK TUBUH PESERTA POSYANDU LANSIA SBBL

PERSENTASE 36 % 24 % 4% < 19,9 % 20 % - 29,9 % 30 % - 34,9 % > 35 % 36 %

Diagram 4. Persentase Distribusi Kadar Lemak Tubuh Peserta Posyandu Lansia SBBL
Lemak dibawah kulit yang berlebihan (>10) tidak hanya berada di sekeliling perut tetapi juga di pinggul dan paha, hal ini diduga dapat meningkatkan risiko perlemakan di hati dan komplikasi penyakit lainnya. Dari pemeriksaan terhadap kadar lemak perut peserta, didapat 19 orang memiliki kadar lemak perut normal, dan 6 orang lainnya memiliki kadar lemak perut diatas ambang batas (>10). NO 1 2 3 KADAR LEMAK PERUT 1 9 (Normal) 10 14 (Cenderung Tinggi) > 15 (Tinggi) TOTAL JUMLAH 19 6 0 25

Tabel 5. Distribusi Kadar Lemak Perut Peserta Posyandu Lansia SBBL


5

DISTRIBUSI KADAR LEMAK PERUT PESERTA POSYANDU LANSIA SBBL


PERSENTASE

76 % 24 % 1-9 10 - 14 0% > 15

Diagram 5. Persentase Distribusi Kadar Lemak Perut Peserta Posyandu Lansia SBBL Berat badan seseorang berpengaruh pada tekanan darah. Kenaikan 10 persen berat badan, dapat menaikkan nilai tekanan darah sebesar 7mmHg. Tekanan darah tinggi (hipertensi) berpotensi menyebabkan penyakit kardiovaskular, stroke, dan gagal ginjal. Maka dari itu perlu kiranya dilakukan deteksi dini terhadap penyakit ini, terutama pada lansia. Dari pemeriksaan terhadap tekanan darah peserta posyandu lansia SBBL, didapat 6 orang yang mengalami hipertensi grade I. Dan 19 lainnya memiliki tekanan darah yang normal.
NO 1 2 3 NILAI TEKANAN DARAH 120/80 - 139/89 140/90 - 159/99 160/100 TOTAL JUMLAH 19 6 0 25

Tabel 6. Distribusi Kadar Lemak Tubuh Peserta Posyandu Lansia SBBL

DISTRIBUSI NILAI TEKANAN DARAH PESERTA POSYANDU LANSIA SBBL


PERSENTASE

76 % 24 % 120/80 - 139/89 140/90 - 159/99

0% 160/100

Diagram 6. Persentase Distribusi Nilai Tekanan Darah Peserta Posyandu Lansia SBBL

Sungai Pinyuh, 14 Desember 2011 Peserta Pendamping

(dr. Sari Eka Pratiwi)

(dr.Novitasari Nurlaila)

You might also like