You are on page 1of 14

PETUNJUK PENYELENGGARAAN DEWAN KERJA

Di Sampaikan Oleh :

Heru Pralambang Indra Irawan

Pengertian dan Kedudukan :


Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega yang selanjutnya disingkat Dewan Kerja adalah wadah pengembangan kepemimpinan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega di tingkat Kwartir, beranggotakan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega yang bersifat kolegial, dan merupakan bagian dari Kwartir yang mengelola Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega.

Maksud Dan Tujuan


Maksud Dewan Kerja dibentuk sebagai wadah pengembangan kepemimpinan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega. Tujuan Dewan Kerja dibentuk dengan tujuan memberi kesempatan kepada Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk menambah pengetahuan, keterampilan dan pengalaman dalam pengelolaan organisasi, pengembangan bakat kepemimpinan dalam rangka usaha pengembangan pribadi dan pengabdiannya kepada Gerakan Pramuka, Masyarakat, Bangsa dan Negara.

TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN TANGGUNG JAWAB

Tugas Pokok :
Melaksanakan Keputusan Musyawarah Pramuka Penegak dan Pandega Puteri Putera untuk mengelola Pramuka Penegak dan Pandega, sesuai dengan kebijakan yang telah digariskan oleh Kwartirnya. Menyusun, melaksanakan dan mengelola kegiatan Pramuka Penegak dan Pandega sesuai dengan kebijaksanaan yang digariskan oleh Kwartirnya. Membina Dewan Kerja yang berada di dalam wilayah kerjanya secara koordinatif dan konsultatif. Memberi saran kepada Kwartir mengenai pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega. Membantu Kwartir dalam pelaksanaan tugas-tugas Kwartir. Menyelenggarakan Musyawarah Pramuka Penegak dan Pandega Puteri Putra di tingkat Kwartirnya.

Fungsi :

Pelaksana kebijaksanaan Kwartir tentang Pramuka Penegak dan Pandega. Perencana dan penyelenggara pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega sesuai dengan keputusan Musyawarah Pramuka Penegak Pandega Puteri Putera. Pemberi sumbangan pemikiran dan laporan kepada Kwartir tentang perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, penilaian dan pengembangan kegiatan Pramuka Penegak dan Pandega pada khususnya dan kegiatan Gerakan Pramuka pada umumnya. Penghubung antara Pramuka Penegak dan Pandega di wilayah kerjanya dengan Kwartir yang bersangkutan. Penggerak Pramuka Penegak dan Pandega di wilayah kerjanya dalam melaksanakan kegiatan Kwartir.

Tanggung Jawab :
Dewan Kerja sebagai badan yang
bersifat kolegial bertanggung jawab atas segala kebijaksanaannya kepada Musyawarah Pramuka Penegak Pandega Puteri Putera sesuai dengan tingkat dan wilayah kerjanya. Dewan Kerja sebagai Badan Kelengkapan Kwartir bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas pokoknya kepada Kwartir.

Organisasi dan Masa Bakti

Di tingkat Nasional dibentuk Dewan Kerja Daerah Pramuka Penegak dan Pandega Nasional yang disebut Dewan Kerja Nasional disingkat DKN. Di tingkat Daerah dibentuk Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega Daerah yang disebut Dewan Kerja Daerah disingkat DKD. Di tingkat Cabang dibentuk Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega Cabang yang disebut Dewan Kerja Cabang disingkat DKC. Di tingkat Ranting dibentuk Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega Ranting yang disebut Dewan Kerja Ranting disingkat DKR. Masa bakti adalah kurun waktu berlangsungnya suatu kepengurusan Dewan Kerja dalam melaksanakan tugasnya. Masa bakti sama dengan masa bakti kwartirnya

Hubungan Kerja :

Hubungan kerja dengan Kwartir Bentuk hubungan kerja Dewan Kerja dengan Kwartir dalam kedudukannya sebagai Badan Kelengkapan Kwartir adalah garis hubungan koordinasi, konsultasi dan informasi dalam merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan dan menilai pelaksanaan tugas pokoknya. Hubungan antar Dewan Kerja Bentuk hubungan antar Dewan Kerja adalah : Hubungan antar Dewan Kerja yang berbeda jajaran adalah dari jajaran yang lebih tinggi ke bawah, berupa garis bimbingan, koordinasi, konsultasi dan informasi. Sedangkan dari jajaran yang lebih bawah ke atas adalah koordinasi, konsultasi dan pelaporan. Hubungan antar Dewan Kerja yang setingkat adalah garis hubungan koordinasi, informasi dan kerjasama. Hubungan Dewan Kerja seperti yang dimaksud apabila melibatkan Pramuka Penegak dan Pandega antar wilayah kerja yang bersangkutan dilakukan dengan sepengaetahuan Kwartir yang berkaitan dengan Wilayah kerja tersebut.

Keanggotaan :
Umum Persyaratan umum merupakan ketentuan pokok yang harus dipenuhi untuk dapat menjadi anggota Dewan Kerja. Persyaratan umum terdiri atas : Belum menikah, Sedikitnya telah menjadi Pramuka Penegak Bantara, Pada saat memulai masa baktinya berusia 17 tahun sampai 23 tahun. a) Usia 17 tahun berarti pada saat dilantik menjadi anggota telah berulang tahun yang ke-17. b) Usia 23 tahun berarti pada saat dilantik menjadi anggota belum berulang tahun yang ke-23. Khusus Persyaratan khusus merupakan persyaratan tambahan berdasarkan kebutuhan yang ditentukan Musyawarah Pramuka Penegak dan Pandega Puteri Putera, selama tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka.

Musppanitera :
Musppanitera Biasa Musppanitera biasa adalah Musppanitra yang
diselenggarakan dalam keadaan terpenuhinya korum dan tepat waktu. Musppanitra Luar Biasa Musppanitra luar biasa adalah Musppanitra yang diselenggarakan dalam keadaan tidak terpenuhinya korum dan tidak tepat pada waktunya. Musppanitra Istimewa Musppanitra istimewa adalah Musppanitra yang diselenggarakan karena ada hal-hal khusus dan istimewa.

Sidang Paripurna :
Pengertian Sidang Paripurna adalah pertemuan yang dilaksanakan untuk membahas kebijaksanaan yang akan dilakukan oleh Dewan Kerja dalam satu tahun kerja. Sidang Paripurna dilaksanakan di seluruh jajaran Dewan Kerja. Peserta Sidang Paripurna terdiri atas Anggota Dewan Kerja Penyelenggara Perutusan Dewan Kerja yang berada di wilayah kerja Penyelenggara yang mendapat mandat dari Kwartirnya.

Rapat Rapat :
Pengertian Rapat adalah pertemuan yang diselenggarakan oleh Dewan Kerja untuk membahas hal-hal yang berkenaan dengan pelaksanaan tugas pokok Dewan Kerja. Jenis Rapat Rapat Pleno Rapat Pimpinan Rapat Bidang Rapat Pengurus Harian Rapat Koordinasi Rapat Konsultasi

Permasalahan :
Setelah kita kaji bersama : Petunjuk Kwarnas Nomor : 022 tahun 1991 tentang PPDK. Petunjuk Kwarnas Nomor : 012 Tahun 1996 tentang Penjelasan PPDK. Petunjuk Kwarnas Nomor : 131 Tahun 2003 tentang PPDK. Dari Ketiga PP tersebut saling tidak berkesesuaian, sehingga muncul pertanyaan Apakah PPDK yang sekarang ini masih relevan?

You might also like