You are on page 1of 6

Berita India Dalam berita ini disebutkan bahwa para pedagang India dari Gujarat mempunyai peranan yang

sangat penting didalam penyebaran agama dan kebudayaan Islam di Indonesia, terutama kepada masyarakat yang terletak di daerah pesisir pantai. Berita Cina Berita ini berhasil diketahui melalui catatan dari Ma-Huan seorang penulis yang mengikuti perjalanan Laksamana Cheng-ho ia menyatakan melalui tulisannya bahwa sejak kira-kira tahun 1400 telah ada saudagarsaudagar Islam yang bertempat tinggal dipantai utara Pulau Jawa. Sumber-sumber dari dalam Negeri, Sumber-sumber ini diperkuat dengan penemuan-penemuan seperti :

Penemuan sebuah batu di Leran (dekat Gresik). Batu bersirat itu menggunakan huruf dan bahasa Arab. Batu itu memuat keterangan tentang meninggalnya seorang perempuan yang bernama Fatimah binti Mamun (1028).

Makam Sultan Malikul Saleh di Sumatera Utara yang meninggal pada bulan Ramadhan tahun 676 M atau tahun 1297 M.

Makam Syekh Maulana Malik Ibrahim di Gresik yang wafat tahun 1419. Jerat makam didatangkan dari Gujarat dan berisi tulisan Arab. Saluran Penyebaran Islam Perdagangan Sejak abad ke 7 M para pedagang Islam dari Arab, Persia dan India telah ikut ambil bagian dalam kegiatan perdagangan di Indonesia. Di samping berdagangan, para pedagang Islam dapat menyampaikan dan mengajarkan agama dan budaya Islam kepada orang lain termasuk masyarakat Indonesia. Perkawinan Para pedagang Islam yang melakukan kegiatan perdagangan dalam waktu yang cukup lama. Keadaan ini dapat mempererat hubungan mereka dengan penduduk pribumi atau dengan kaum bangsawan pribumi. Jalinan hubungan yang baik ini terkadang diteruskan dengan adanya perkawinan antara putri kaum pribumi dengan para pedagang islam. Politik Pengaruh kekuasaan seorang raja sangat besar peranannya dalam proses Islamisasi. Ketika seorang raja memeluk agama Islam maka rakyat juga akan mengikuti jejak rajanya. Setelah tersosialisasinya agama islam, maka kepentingan politik dilakukan melalui perluasan wilayah kerajaan, yang diikuti pula dengan penyebaran agama Islam. Contohnya, Sultan Demak mengirimkan pasukannya untuk menduduki wilayah Jawa Barat dan memerintahkanuntuk menyebarkan agama Islam. Pasukan itu dipimpin oleh Fatahillah

Pendidikan Para ulama, guru-guru, ataupun para Kyai juga memiliki peranan yang cukup penting dalam penyebarkan agama dan budaya Islam. Meraka menyebarkan agama Islam melalui bidang pendidikan, yaitu dengan mendirikan pondok-pondok pesantren. Kesenian Saluran kesenian dapat dilakukan dengan mengadakan pertunjukkan seni gamelan seperti yang terjadi di Yogyakarta, Solo, Cirebon, dan lain-lain. Seni gamelan ini dapat mengundang masyarakat untuk berkumpul dan selanjutnya dilaksankan dakwah-dakwah keagamaan. Disamping seni gamelan juga terdapat seni wayang. Melalui cerita-cerita wayang itu para ulama menyisipkan ajaran agama Islam .Contohnya:Sunan Kalijaga memanfatkan seni wayang untuk proses Islamisasi. Tasawuf Para ahli tasawwuf hidup dalam kesederhanaan, mereka selalu berusaha untuk menghayati kehidupan masyarakatnya dan hidup bersama ditengah-tengah masyarakatnya. Para ahli tasawwuf ini biasanya memiliki keahlian yang dapat membantu kehidupan masyarakat, diantaranya ahli dalam menyembuhkan penyakit. Penyebaran agama-agama islam yang mereka lakukan disesuaikan dengan kondisi, dalam pikiran, dan budaya masyarakat pada masa itu, sehingga ajaran-ajaran Islam dapat mudah diterima oleh masyarakat. Contoh ahli tasawwuf antara lain Hamzah Fansuri di Aceh dan Sunan Panggung di Jawa. Melalui berbagai saluran diatas, Islam dapt diterima dan berkembang pesat sejak sekitar abad ke 13 M. Alasanya adalah sebagai berikut .

Islam bersifat terbuka.

Penyebaran islam dilakukan secara damai.

Islam tidak membedakan kedudukan seseorang dalam masyarakat.

Upacara-upacara dalam agama Islam dilakukan dengan sangat sederhana.

Ajaran Islam berupaya untuk menciptakan kesejahteraan kehidupan masyarakat dengan adanya kewajiban zakat bagi yang memiliki harta. Wali Songo Para wali berjasa dalam menyebarkan agama dan kebudayaan Islam di Indonesia dikenal dengan sebutan Wali Songo. Lima orang wali bermukim di Jawa Timur, tiga orang di Jawa Tengah dan seorang di Jawa Barat. Para wali itu adalah sebagai berikut : 1. Maulana Malik Ibrahim yang kabarnya berasal dari Persia dan kemudian berkedudukan di Gresik. 2. Sunan Ngampel yang semula bernama Raden Rakhmat berkedudukan di Ngampel ( Ampel ), dekat Surabaya. 3. Sunan Drajat yang semula bernama Masih Munat juga putra Raden Rakhmat yang berkedudukan di Drajat dekat sedayu ( Surabaya ). 4. Sunan Bonang yang semula bernama Makdum Ibrahim, putra Raden Rakhmat dan berkedudukan di Bonang, dekat Tuban. 5. Sunan Giri yang semula bernama Raden Paku, murid sunan Ngampel

berkedudukan di bukit Giri Gresik. 6. Sunan Muria yang berkedudukan di Gunung Muria di daerah Kudus. 7. Sunan Kudus yang semula bernama Udung berkedudukan di Kudus. 8. Sunan Kalijaga yang semula bernama Joko Said berkedudukan di Kadilanyu dekat Demak. 9. Sunan Gunung Jati yang semula bernama Fatahillah atau Faletehan yang berasal dari Samudra Pasai. Ia dapat merebut Sunda Kelapa, Banten dan kemudian menetap di Gunung Jati dekat Cirebon. Selain wali songo terdapat juga syekh Siti Jenah atau Syekh Lemah Abang. Karena mengajarkan ilmu tasawwuf, yang belum tepat pada saat itu, maka ia dihukum bakar dan tidak dianggap termasuk kedalam wali songo. Kita juga mengenal para pemikir Islam atau sufi seperti Hamzah Fansuri, Naruddin Ar-Raniri. Mereka adalah pemikir sekaligus penulis yang produktif pada awal masa perkembangan Islam. Penyebar agama Islam yang lain di Jawa Tengah adalah Sunan Tembayat atau Sunan Bayat. Ia berkedudukan di Klaten, ia menyebarkan agama Islam melalui pendidikan di pondok pesantren. C. PERWUJUDAN AKULTURASI KEBUDAYAAN INDONESIA DENGAN KEBUDAYAAN ISLAM Seni bangunan 1. Masjid Dipandang dari sudut arsitekturnya, masjid-masjid yang terdapat di Indonesia, terutama pada masjidmasjid kuno dengan masjid-masjid di negeri lainnya. Adapun ciri khas menjadi pada zaman Islam di Indonesia adalah sebagai berikut : a. AtapAtap bukan berupa kubah, melainkan berupa atap tumpang, yaitu atap yang bersusun, semakin keatas semakin kecil. Tingkatan paling atas membentuk limas. Jumlah tumpang selalu ganjil (gasal) biasanya 3 tapi ada juga yang lain seperti pada masjid Banten. Pada surau-surau, atapnya mempunyai ciri tersendiri yaitu seperti limas tetapi tidak bersusun melainkan runcing pada puncaknya. Bentuk seperti ini sering dijumpai pada relief-relief di Jawa Timur. Hiasan yang terdapat pada puncak atap masjid dan surau disebut mustaka (biasanya terbuat dari tanah bakar atau benda lainnya) b. Menara Meskipun menara bukan bagian masjid yang harus ada, namun dalam seni bangunan Islam selalu merupakan bagian tambahan yang memberi keindahan. Menara pada masjid kudus da masjid banten cukup unik bentuknya. Menara masjid kudus merupakan sebuah candi jawa timur yang telah diubah dan disesuaikan penggunaannya serta diberi atap tumpang, sedang menara masjid banten adalah tambahan yang diusahakan oleh seorang pelarian belanda bernama Cardeel. Sebenarnya bentuk menara ini yang lebih tinggi dapat dijadikan mercu suar seperti pada bangunan-bangunan yang terdapat di Eropa.

c. Letak masjid Pada umumnya masjid dirikan berdekatan dengan istana kalau disebelah utara dan selatan istana biasanya terdapat sebuah lapangan, yang dijawa disebut alun-alun, maka masjid didirikan di tepi barat alun-alun. Masjid sering juga ditemukan di tempat-tempat keramat, yaitu tempat makam seorang raja, wali atau ahli agama yang termasyur. Masjid-masjid itu diantaranya :

Masjid Agung Cirebon yang bertingkat dua dan dibangun pada awal abad ke 16 M

Masjid katangka di Sulawesi Selatan dari abad ke 17 M

Masjid-masjid yang terdapat di Jakarta seperti masjid Angke, Tambora Marunda

Masjid Agung Demak yang berdiri abad ke 16 M

Masjid Baiturahmah dibangun pada masa Sultan Iskandar

Masjid Ternate

Madjid Jepara

Madjid Agung Banten dibangun pada abad ke 16 M 2. Makam Makam sebagai tempat kediaman yang terakhir dan abadi diusahakan pula menjadi perumahan yang sesuai dengan orang yang dikur disitu. Pemakaman para raja bentuknya seperti sebuah istana, seakan-akan makam itu disamakan dengan tempat orangnya ketika masih hidup. Makan itu juga merupakan gugusan cungkup dan jirat-jirat yang dikelompokkan menurut hubungan kekeluargaan. Makam tertua di indonesia adalah makam fatimah binti Maimun yang telah terkenal dengan nama putri Suwari di Leran (tahun 1982 M), dan makamnya justru diberi cungkup. Makam ini mirip candi. Hal ini membuktikan bahaw pada abad ke 11 M masyarakat masih terikat pada bentuk candi. Makam-makam kuno itu diantaranya :

Makam dan Gapura Sendang Duwur letaknya diatas bukit di daerah Tuban

Cungkup makan Putri Suwari di Lenan (Gresik)

Makam Malikul Saleh di Samudera Pasai

Makam Syekh Maulana Malik Ibrahin di Gresik

Menara Masjid Kudus, bentuknya serupa dengan candi yang terdapat di Jawa Timur

Makam memakai Ghunongan yang ditemukan di Madura Aksara dan seni rupa Penulis aksara-aksara (huruf-huruf) Arab di Indonesia, biasanya dipadukan dengan seni jawa yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Huruf-huruf Arab yang tertulis dengan sangat indah itu disebut dengan seni kaligrafi (seni Kath dan Kholt).

Seperti juga jenis karya seni rupa islam lainnya, perkembangan seni kaligrafi Arab di Indonesia kurang begitu pesat, apalagi dibandingkan dengan negara-negara lain. Hal ini disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut :

Penggunaan seni kaligrafi Arab sebagai hiasan di Indonesia masih sangat terbatas

Bangunan-bangunan kuno pada permulaan berdirinya Kerajaan Islam kurang memberi peluang bagi penerapan seni kaligrafi

Bangunan masjid-masjid kuno seperti masjid Banten, Cirebon, Demak dan Kudus kurang memperhatikan penggunaan Seni Kaligrafi Arab Seni Kaligrafi hadir dengan kondisi yang kurang menguntungkan, tetapi dapat dikatakan tetap ada perkebangan, karena seni kaligrafi tetap diperlukan untuk berbagai macam keperluan seperti :

Untuk hiasan pada bangunan-bangunan masjid

Untuk motif hiasan batik

Untuk hiasan pada keramik

Untuk hiasan pada keris

Untuk hiasan pada batu nisan dan

Untuk hiasan pada dinding rumah Sampai saat sekarang seni kaligrafi berkembang di Indonesia, terutama dalam seni ukir. Seni ukir kaligrafi ini dikembangkan oleh masyarakat dari Jepara. Seni Sastra Perkembangan awal seni sastra Indonesia pada zaman Islam berkisar di sekitar Selat Malaka (daerah Melayu) dan di Jawa. Dibandingkan seni sastra zaman Hindu, hasil-hasil seni sastra zaman Islam tidak terlalu banyak yang sampai kepada kita. Hal ini disebabkan seni sastra daerah belum mampu sebagai tempat menyimpan. Mengabadikan, melangsungkan dan meneruskan hasil-hasil karya karangan sastra zaman Islam kepada kita. Seni sastra zaman Islam yang berkembang di Indonesia sebagian besar mendapat pengaruh dari Persia, seperti cerita-cerita tentang Amir Hamzah, Bayan Budiman, 1001 malam (alf lailawa laila). Dalam seni sastra zaman Islam di daerah melayu dikenal Syair Ken Tambunan, Lelakon Mahesa Kumitir, Syair Panji Sumirang, Cerita Wayang Kinundang, Hidayat Panji Kuda Sumirang, Hidayat Cekel Waneng Pati, Hidayat Panji Wilakusuma. Disamping seni sastra tersebut diatas, juga terdapat kitab-kitab suluk. Kitab- kitab suluk. Kitab-kitab ini bercorak magis dan berisi ramalan-ramalan dan penetuan hari-hari baik dan buruk, serta pemberiaan-pemberiaan makna pada suatu kejadian. Beberapa contoh dari kitab suluk adalah sebagai berikut :

Suluk Sukarsa : isinya untuk menceritakan seseorang ( Ki Sukarsa) yang mencari ilmu untuk mendapatkank kesempurnaan

Suluk Wujil : isinya wejangan-wejangan sunan Bonang kepada Wujil (Wujil

adalah seorang kerdil bekas abdi Raja Majapaihit)

Suluk Malang Sumirang : isinya mengagungkan orang yang telah mencapai kesempurnaan dan bersatu dengan Tuhan Sistem Pemerintahan Kerajaan Samudra Pasai sebagai isla yang pertama, diperkirakan berdiri pada abad ke 13 M. Kerajaan ini merupakan kerjaan pertama yang menganut siste pemerintahan yang bercorak Islam. Dalam perkembangan selanjutnya di daerah-daerah lain di Indonesia mulai bermunculan sistem pemerintahan bercorak Islam, termasuk daerah-daerah pesisir pantai. Perkembangan ini semalam bertambah pesat setelah runtuhnya Kerajaan Majapahit dan berdirinya Kerajaan Demak dengan raja pertamanya Raden Patah. Oleh karena itu, pada abad ke 16 M hampir diseluruh wilayah Indonesia terdapat pusat-pusat pemerintahan Islamdengan rajanya bergelar Sultan. Filsafat dan Ajaran Islam Dalam perjalannya, Islam sebagai agama mengalami banyak perkembangan dalam alam pikiran yang pada hakikatnya untuk mengimbangi perkembangan jiwa masyarakat pendukungnya. Dalam abad ke 18 tersusun dasardasar ilmu fikih yaitu ilmu yang menguraikan segala macam peraturan serta yaitu ilmu yang menguraikan segala macam peraturan serta hukum guna menetapkan kewajiban-kewajiban masyarakat Islam terhadap Tuhan dan terhadap sesama manusia. Pada abad ke 10 M lahirlah dasar-dasar Ilmu Qalam, yaitu berisi penetapan segala abad ke 11 lahir dasar- dasar ilmu Tasawwuf, yaitu memberi jalan kepada manusia untuk mendekatkan diri kepada Tuhan berdasarkan Cinta terhadapNya. Ketiga ilmu itulah yang menjadi dasar filsafat dan pegangan umat islam.

Sejarah Kebudayaan

You might also like