You are on page 1of 6

IMPAKSI

DEFINISI Impaksi gigi ialah suatu keadaan di mana sebagian atau seluruh gigi tidak dapat erupsi karena terhalang oleh gigi yang lain, lapisan tulang yang padat, atau jaringan lunak yang tebal.

ETIOLOGI Pada umumnya, suatu gigi mengalami impaksi akibat panjang lengkung gigi yang kurang adekuat dan ruangan erupsi lebih kecil dibandingkan dengan panjang total lengkung gigi. Gigi-geligi yang seringkali mengalami impaksi adalah gigi molar tiga mandibula, gigi molar tiga maksila, gigi kaninus maksila, dan gigi premolar mandibula. Gigi molar tiga paling sering mengalami impaksi karena merupakan gigi yang paling terakhir erupsi, dan ruangan erupsi yang dibutuhkan kurang adekuat. Erupsi gigi molar tiga akan selesai pada usia 20-24 tahun. Namun, satu atau beberapa gigi M3 mengalami kegagalan erupsi pada 1:4 orang dewasa. Menurut beberapa penelitian longitudinal, gigi yang terlihat mengalami impaksi pada usia 18 tahun memiliki kesempatan sebesar 3050% untuk erupsi sempurna pada usia 25 tahun. Etiologi dari impaksi gigi dapat dibedakan atas tiga ketegori, yaitu faktor lokal, faktor sistemik, dan faktor stimulasi otot. Faktor lokal meliputi ruangan yang sempit, struktur tulang yang tebal, mukosa yang tebal, posisi yang abnormal, adanya infeksi, trauma, dan neoplasma. Faktor sistemik yang berperan ialah masa prenatal (perkawinan antar ras) dan postnatal (anemia tuberculosis, sifilis, dan disfungsi kelenjar endokrin). Sedangkan faktor stimulasi otot dapat mempengaruhi pertumbuhan tulang

KLASIFIKASI Impaksi gigi dapat diklasifikasikan a. Gregory dan Pell Berdasarkan Relasi Kelas I: ukuran mesio-distal gigi molar ketiga lebih kecil dibandingkan jarak antara distal gigi molar kedua dengan ramus mandibula. Kelas II: ukuran mesio-distal gigi molar ketiga lebih besar dibandingkan jarak antara distal gigi molar kedua dengan ramus mandibula.

Kelas III: seluruh atau sebagian besar molar ketiga berada di dalam ramus mandibula.

Berdasarkan kedalaman molar ketiga terhadap tulang mandibula Posisi A: Bagian tertinggi gigi molar ketiga berada pada satu bidang atau lebih tinggi dari garis oklusal. Posisi B : Bagian tertinggi gigi molar ketiga berada di bawah bidang oklusal tapi masih lebih tinggi daripada garis servikal molar kedua.

Posisi C : Bagian tertinggi molar ketiga terletak di bawah garis servikal molar kedua.

b. George Winter George Winter menggolongokan gigi impaksi berdasarkan posisi gigi molar ketiga terhadap gigi molar kedua. Posisi-posisi ini dinamakan vertikal, horizontal, inverted, mesioangular (miring ke mesial), distoangular (miring ke distal), buko angular (miring ke bukal), linguoangular (miring ke lidah), posisi tidak biasa lainnya yang disebut unusual position.

GEJALA KLINIS

Gigi yang mengalami impaksi dapat menimbulkan gangguan ringan sampai serius jika gigi tidak erupsi. Tidak semua gigi impaksi menimbulkan masalah klinis yang signifikan. Gigi yang tidak erupsi dapat menimbulkan rasa nyeri jika terjadi infeksi.

DIAGNOSA Diagnosa impaksi gigi ditegakkan berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik. Saat pemeriksaan, ketiadaan gigi, karies dan, mobilitas gigi lainnya harus diperhatikan. Adanya infeksi dapat dilihat dari pembengkakan, pengeluaran pus, trismus, dan pelunakan limfonodus servikal regional.Selain itu, dapat pula dilakukan pemeriksaan penunjang berupa radiografi. Jenis pemeriksaan radiografi yang dapat digunakan, antara lain: Gigi molar mandibula: periapikal, tomografi panoramik (oblique lateral), dan CT scan. Gigi Molar maksila: tomografi panoramik (oblique lateral), atau periapikal Gigi kaninus maksila: parallax film (dua periapikal/satu periapikal dan satu film oklusal) Gigi premolar mandibula: radiografi periapikal dan true occlusal.

TATALAKSANA Kontraindikasi Anjuran pencabutan pencabutan gigi yang gigi yang tidak tidak erupsi atau erupsi atau impaksi impaksi
Jika diperkirakan terjadi erupsi sempurna

Indikasi kuat pencabutan gigi yang tidak erupsi atau impaksi

Indikasi lain

Gigi mengalami infeksi Jika terdapat satu atau beberapa episode infeksi, seperti perikoronitis, selulitis, abses atau

Transplantasi autogenous pada soket gigi molar satu.

Jika resiko pencabutan melebihi manfaatnya, terutama yang berhubungan dengan kesehatan pasien

Pada pasien beresiko dan akses perawatan dental terbatas

Impaksi dalam tanpa riwayat atau tandatanda patologi

Pada pasien yang memiliki riwayat resiko potensial, seperti pernah menjalani radioterapi atau bedah jantung Pada transplan gigi, bedah ortognatik, atau prosedur bedah lokal lain yang relevan

patologi lainnya Jika gigi mengalami karies dan tidak dapat direstorasi atau karies pada gigi tetangga, yang tidak dapat dirawat tanpa pencabutan Jika terjadi penyakit periodontal akibat posisi gigi impaksi, dan mempengaruhi gigi tetangganya

Fraktur mandibula pada regio gigi molar tiga atau gigi yang terlibat dalam reseksi tumor

Pencabutan profilaktik dapat dilakukan dalam beberapa kondisi medis tertentu

Jika resiko komplikasi pembedahan tinggi atau diperkirakan dapat terjadi fraktur mandibula

Dalam kasus kista dentigerous atau patologi serupa lainnya

Gigi molar tiga yang erupsi sebagian atau tidak erupsi, dekat dengan permukaan, sebelum dilakukan pembuatan gigitiruan atau bertetangga dengan daerah penanaman implant.

Jika direncanakan untuk melakukan pencabutan gigi impaksi di bawah pengaruh AL, maka pencabutan profilaktik gigi kontralateral yang tak-bergejala dikontraindikasikan

Jika direncanakan untuk melakukan pencabutan gigi di bawah pengaruh AU dan gigi kontralateral beresiko menimbulkan gangguan erupsi

Dalam kasus resorpsi eksternal gigi molar tiga atau molar dua, jika diduga disebabkan oleh gigi molar tiga

You might also like