You are on page 1of 17

TUGAS BOTANI FARMASI

MAKALAH BUAH DAN BIJI

DISUSUN OLEH
ANNISA NURUL AZZAHRA

1111102000029

PROGRAM STUDI FARMASI 2011/ 1B FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

BUAH (FRUCTUS)
Bersamaan dengan perubahan bakal biji menjadi biji terjadilah buah, yaitu organ yang berasal dari bunga, yang menyelubungi biji dan berguna untuk pemencaran biji dengan melemparkan biji itu dari dalam buah, atau bersamaan dengan buah terpisah dari tumbuhan induknya. Yang berubah menjadi buah terutama bakal buah, tetapi juga bagian lain dari bunga dapat ikut mengambil bagian dalam pembentukan buah dan dapat pula ikut mengambil bagian dalam pembentukan alat-alat pemencaran. Berdasarkan susunan dan asal bagian-bagian yang membentuk buah, buah dapat dibagi menjadi 2 yaitu : 1. Buah sungguh (buah sejati) Terbentuk dari bakal buah saja dan biasanya tidak diselubungi oleh bagian lain, maka dinamakan buah telenjang (fructus nudus). 2. Buah semu (fructus spurius)

Selain bakal buah ikut pula bagian lain dari bunga mengambil bagian dalam pembentukan buah, bahkan akhirnya dapat merupakan bagian yang utama dari buah. Biasanya buah diselubungi oleh suatu organ, oleh sebeb itu maka disebut buah tertutup (fructus clausus). Jadi buah terdiri atas biji serta badan yang menyelubugi biji. Kulit badan dinamakan dinding buah (pericarpium). Dinding buah biasanya dapat dibedakan dalam : dinding luar (exocarpium) dan dinding dalam (endocarpium)yang asing-masing hanya terdiri satu lapis dan di antaranya ada lapisan yang disebut dinding tengah (mesocarpium). Susunan buah berhuungan erat dengan cara pemencaran bijinya. Biasanya dinding buah untuk seluruhnya atau sebagian menjadi padat atau keras, jika selama pemencaran biji masih memerlukan perlindungan, misalnya buah nyamplung (Calophyllum inophyllum) dan kelapa (Cocus nucifera).

1. Pemencaran tanpa bantuan faktor luar 2. Pemencaran oleh binatang (zookori) atau oleh manusia (antropokori) 3. Pemencaran oleh angin (anemokori) 4. Pemencaran oleh air (hidrokori)

Terdapat berbagai macam cara untuk membuka dinding buah pada buah yang melemparkan keluar biji-bijinya yang sebagian besar berdasarkan peristiwa higroskopi atau turgensi. Buah-buahan yang dimakan binatang terpencar secara zookori terutama yang terpencar secara endozoik, dimakan dulu oleh binatang dan setelah dicerna dinding buahnya, biji dikeluarkan bersama dengan tinjanya. Buah yang demikian dinding buahnya berdaging dan mengandung gula, asam organik, tepung dan minyak. Jika pemencarannya secara zookori atau antropokori akan tetapi dengan cara epizoik, maka biasanya pada buah terdapat alat pelekat yang berupa duri-

duri, kait atau alat lain yang dapat menyebabkan buah atau biji dapat melekat atau tertancap pada binatang atau manusia, misalnya buah rumput jarum (Androppogon aciculatus), dll.nbuah yang terpencar oleh angin (anemokori), mempunyai rambut-rambut, sayap, dll. Buah yang terpencar melalui air (hidrokori), seringkali tidak dapat basah oleh air atau mempunyai jaringan pengapung yang terisi udara. Biasanya setelah terjadi pembuahan, bagian-bagian lain pada bunga lalu gugur, tetapi kadang ada bagian bunga yang tetap ikut tumbuh pada buah dengan tidak mempengaruhi bentuk dan sifat buah itu sendiri, misalnya : Daun pelindung, pada bunga jagung (Zea mays) yang nantinya membungkus tongkol jagung Daun kelopak, pada bunga terong (Solanum melogena) dan bunga jambu (Eugenia sp.) yang tetap tinggal pada buah Kepala putik, misalnya pada buah manggistan (Garcinia mangostana)

Seringkali bagian bunga selain bakal buah ikut membentuk buah dan merupakan bagian utama buah itu, hingga menghasilkan buah semu. Buah semu dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu : 1. Buah semu tunggal, yang terjadi dari satu bunga dengan satu bakal buah. Contohnya : a. Tangkai bunga merupakan bagian utama buah, membesar, berdaging dan dapat dimakan. Misalnya pada buah jambu monyet (Anacardium occidentale) b. Kelopak merupakan bagian terpenting buah, misalnya pada buah ciplukan (Physalis minima) 2. Buah semu ganda, buah yang berasal dari satu bunga dengan banyak bakal buah yang masing-masing lepas dan tumbuh menjadi buah, tetapi disertai oleh bagian bunga lainnya, seperti buah arbei (Fragaria vesca)

3.

Buah semu majemuk, buah semu yang berasal dari bunga majemuk yang seluruhnya hanya tampak sebagai satu buah. Tangkai bunga menebal, tenda bunga berlekatan dan menjadi kulit buah, misalnya buah nangka (Artocarpus inregra). Ada pula yang dasar bunga menebal dan berdaging yang merupakan dinding buah semu tadi, umum pada Ficus. Sedangkan buah sejati dibedakan menjadi 3 bagian :

1.

Buah sejati tunggal, buah sejati yang terjadi dari satu bunga dengan satu bakal buah yang berisi satu biji atau lebih. a. Buah sejati tunggal kering (siccus) yaitu yang bagian luarnya keras dan seperti kayu/kulit kering. Buah sejati tunggal kering dibedakan lagi menjadi : i. Yang tidak pecah (indehiscens). Tiap-tiap buah hanya mengandung satu biji, sehingga untuk pemencaran buah tak perlu pecah untuk melepaskan bijinya. Beberapa contoh misalnya : Buah padi (caryopsis). Buah berbiji 1, tidak pecah. Dinding buah tipis, berlekatan menjadi satu dengan kulit biji, sedang kulit biji ini kadang-kadang berlakatan pula dengan bijinya. Buah seluruhnya terbungkus oleh sekam, misalnya pada Gramineae dan Cyperaceae. Buah kurung (achenium). Buah berbiji 1 tidak pecah, dinding buah tipis, berdempetan dengan kulit biji, tetapi kedua kulitnya tidak berlekatan, misalnya buah Heliantus dan Mirabilis. Buah keras (nux). Buah terbentuk dari dua helai daun buah atau lebih. Bakal bijinya lebih dari satu, tetapi biasanya yang menjadi biji sempurna hanya satu. Dinding buah keras, kadang-kadang mengayu, tidak berlekatan dengan kulit biji, misalnya buah sarangan (Castanea argentea) ii. Yang pecah (dehiscens). Umumnya buah ini mengandung lebih dari satu biji, sehingga pecahnya buah itu seakan-akan memang

dengan suatu tujuan tertentu, yaitu agar biji terlempar jauh tidak berkumpul di suatu tempat. Bergantung cara pecahnya, buah ini dibedakan dalam : Buah berbelah (schizocarpium). Buah ini mempunyai dua ruang atau lebih, masing-masing dengan sebuah biji di dalamnya. Jika pecah tiap ruang terpisah, tetapi biji tetap dalam ruang, sehingga tiap-tiap ruang dengan bijinya bersifat seperti buah kurung. Menurut jumlah ruangan buah ini dibedakan lagi dalam : Buah belah dua (diachenium). Buah pada waktu masak membelah menjadi dua bagian, masing-masing

menyerupai buah kurung dengan satu biji di dalamnya. Contoh : daun kaki kuda (Centella asiatica) Buah belah tiga (triachenium), buah membelah menjadi tiga bagian, contoh : Tropaeolum majus Buah belah empat (tetrachenium). Buah membelah menjadi empat bagian, contohnya : Ocimum basilicum Buah belah lima (pentachenium). Buah membelah menjadi lima bagian Buah belah banyak (polyachenium). Buah membelah menjadi beberapa bagian, contoh : Malvaceae Buah kendaga (rhegma). Buah ini sifatnya sama dengan buah belah, tetapi bagiannya yang terpisah lalu pecah, sehingga biji yang ada di dalamnya terlepas dari ruangan. Tiap-tiap bagian terbentuk oleh satu daun buah, jadi buah tersusun dari sejumlah daun buah yang banyaknya sama dengan jumlah ruangan (atau bagian = kendaga). Menurut jumlahnya kendaga dibedakan menjadi : Buah kendaga dua (dicoccus). Buah membelah menjadi dua kendaga, masing-masing lalu pecah mengeluarkan satu biji

Buah kendaga tiga (tricoccus). Buah membelah menjadi tiga kendaga, masing-masing lalu pecah mengeluarkan satu biji. Contohnya : Ricinus, Hevea

Buah kendaga lima (pentacoccus). Buah membelah menjadi lima kendaga, masing-masing lalu pecah

mengeluarkan satu biji. Contohnya : Geranium Buah kendaga banyak (polycoccus) buah membelah menjadi banyak bagian, contohnya : beberapa spesies Malvaceae Buah kotak. Terdiri atas satu atau beberapa daun buah. Bijinya banyak, jika sudah masak lalu pecah akan tetapi kulit buah yang pecah sampai lama tak mau lepas dari tangkai buahnya. Buah kotak dibedakan lagi menjadi : Buah bumbung (folliculus). Buah ini terjadi dari sehelai daun buah. Mempunyai satu ruangan dengan banyak

biji, jarang sekali hanya satu. Jika sudah masak, pecah menurut salah satu kampuhnya, biasanya kampuh perut. Contohnya : Calotropis, Lochnera. Buah polongan (legumen). Berasal dari sehelai daun buah dengan satu ruangan. Jika masak pecah menurut kampuhnya, hingga buah terbelah dari ujung ke

pangkalnya. Seringkali terdapat sekat-sekat semu dan jika buah masakterputus-putus menurut sekat semu tadi, terdapat pada Leguminosae. Buah lobak (siliqua). Berasal dari dua daun buah dengan satu ruangan dan dua tembuni yang bertemu di tengah ruangan hingga merupakan suatu sekat semu. Waktu masak pecah, kedua daun buahnya terpisah mulai dari tangkainya, tetapi di ujung teteap berlekatan. Biji mulamula tetap melekat pada tembuni, akhirnya lepas. Umum terdapat pada Cruciferae.

Buah kotak sejati (capsula). Berasal dari dua daun buah atau lebih, yang mempunyai sejumlah ruangan sesuai dengan jumlah daun buahnya.

Jadi sudah masak membuka dengan macam-macam jalan : Dengan katup (valva), dalam hal ini pecahnya dapat sepanjang sekat (septisid) dapat juga membelah ruangan (loculisid), contohnya : Durio, Moringa Dengan celah-celah (rima), contohnya : Orchidaceae Dengan liang (porus), contohnya : Papaver Membuka sebuah tutup (operculum), contohnya : Portulaca Dengan gigi, contohnya : Dianthus

b. Buah sejati tunggal berdaging (carnosus), jika dinding buahnya menjadi tebal berdaging. Umumnya tidak pecah, meskipun telah masak. Sebagai perkecualian, Myristica fragrans (pala), yang buahnya bila sudah masak lalu pecah. i. Buah buni (bacca). Dinding luar tipis, lapisan dalam tebal, lunak dan berair, biji lepas dalam lapisan tersebut, contohnya : Psidium, Averrhoea, Antidesma. ii. Buah mentimun (pepo). Susunannya sama dengan buah ini, kulit luar lebih tebal dan kuat. Di tengah buah sering terdapat ruangan kosong. Contohnya : Cucurbitaceae iii. Buah jeruk (hisperidium). Seperti buah buni dengan tiga lapis kulit buah. Lapisan luar yang kuat dan mengandung banyak kelenjar minyak atsiri. Lapisan kedua berupa jaringan bunga karang dan kemudian lapisan yang terdiri atas gelembung-gelembung berisi cairan. Contohnya : Rutaceae iv. Buah batu (drupa) dengan tiga lapisan kulit buah : - Eksokarpium : tipis menjangat - Mesokarpium : berdaging atau berserabut - Endokarpium : amat keras seperti batu

Contohnya : Mangifera, Cocos v. Buah delima. Dinding luar keras, hampir mengayu, yang dalam seperti bunga karang tetap liat, dengan banyak ruang, masingmasing ruang dengan banyak biji, contohnya : Punica granatum vi. Buah appel. Dengan tiga lapis kulit buah juga, yang luar tipis menjangat, yang tengah berdaging, yang dalam tipis, ulet, kuat, contohnya : Pirus malus 2. Buah sejati ganda, berasal dari satu bunga dengan banyak bakal buah, yang masing-masing lepas, tetapi akhirnya merupakan kumpulan buah , namun kelihatannya seperti satu. a. Buah kurung ganda, dasar bunga berbentuk periuk dengan didalamnya banyak buah, contohnya : Rosa b. Buah batu ganda, contohnya : Rubus c. Buah bumbung ganda, contohnya : Michelia d. Buah buni ganda, contohnya : Annonaceae

3. Buah sejati majemuk, berasal dari suatu bunga majemuk, jadi berasal dari banyak bunga dengan banyak bakal buah, tetapi seluruhnya seakan-akan merupakan satu buah. a. Buah buni majemuk : Ananas

b. Buah batu majemuk : Pandanus c. Buah kurung majemuk : Helianthus

Dilihat dari definisi maka buah ganda dan majemuk sulit untuk disebut buah sejati. Karena pada buah tersebut terdapat bagian-bagian lain yang berasal dari bunga, entah bagian-bagian itu merupakan bagian utama buah atau tidak. Dalam hal ini memang sukar diberi batas yang nyata. Contoh : sementara orang menganggap buah nenas misalnya sebagai buah semu dan bukan buah sejati.

BIJI (SEMEN)
Setelah terjadi penyerbukan yang diikuti dengan pembuahan, bakal buah tumbuh menjadi buah, dan bakal biji umbuh menjadi biji. Bagi tumbuhan biji (spermatophyta), biji ini merupakan alat perkembangbiakkan yang utama, karena biji mengandung calon tumbuhan baru (lembaga). Dengan dihasilkannya biji, tumbuhan dapat mempertahankan jenisnya dan dapat pula terpencarke lain tempat. Semua biji duduk pada suatu tangkai ang keluar dari papan biji atau tembuni (placenta).tangkai pendukung biji disebut tali pusar biji (funiculus). Bagian biji tempat pelaekatan tali pusar dinamakan pusar biji (hilus). Jika biji sudah masak biasanya tali pusarnya putus, sehingga biji terlepas dari tembuninya. Bekas tali pusar umumnya nampak pada biji. Pada biji ada tali pusar yang dapat ikut tumbuh, berubah sifatnya menjadi salut atau selaput biji (arillus). Salut biji terdiri dari beberapa macam yaitu :

Berdaging atau berair dan dapat dimakan, misalnya pada biji durian (Durio zibethinus), biji rambutan (Nephelium lappaceum), dll.

Menyerupai kulit dan hanya menutupi sabagian biji, misalnya pada biji pala (Myristica fragrans). Salut biji pada pala dinamakan macis yang seperti bijinya sendiri digunakan pula sebagai bumbu masak, obat, dll.

Bagian-bagian pada biji umumnya dapat dibedakan menjadi : a. Kulit biji (spermodermis) b. Tali pusar (funiculus) c. Inti biji atau isi biji (nucleus seminis) Pada dasarnya biji mempunyai susunan yang tidak berbeda dengan bakal biji, tetapi nama-nama yang digunakan berbeda untuk bagian yang asalnya sama misalnya integumentum pada bakal biji sama asalnya dengan spermodermis pada biji Kulit Biji (Spermodermis) Kulit biji berasal dari selaput bakal biji (integumentum), karena itu kulit biji pada tumbuhan biji tertutup (angiospermae) terdiri dari dua lapisan yaitu : a. Lapisan kulit luar (testa). Lapisan ini mempunyai sifat yang bermacammacam, seperti tipis, kaku seperti kulit, ada yang keras seperti kayu atau batu. Bagian ini merupakan perlindungan yang utama bagi biji yang ada di didalamnya. Lapisan ini juga dapat memperlihatkan warna dan gambaran yang berbeda-beda, seperti : merah, biru, kehijauhijauan, ada yang licin rata, ada pula yang permukaannya keriput. b. Lapisan kulit dalam (tegmen), biasa juga disebut kulit ari karena lapisan ini tipis seperti selaput. Pada tumbuhan biji telanjang (Gymnospermae) mempunyai tiga lapisan, seperti yang ada pada biji melinjo (Gnetum gnemon), padahal bakal

bijitumbuhan biji telanjang umumnya hanya mempunyai satu integementum saja. Ketiga lapisan kulit biji tersebut yaitu : a. Kulit luar (sarcotesta), bisanya tebal berdaging, pada waktu masih muda berwarna hijau, kemudian berubah kuning dan akhirnya menjadi merah. b. Kulit tengah (sclerotesta), suatu lapisan yang kuat dan keras, berkayu, menyerupai kulit dalam (endocarpium) pada buah batu c. Kulit dalam (endotesta), biasanya tipis seperti selaput, biasanya melekat pada biji. Pada kulit luar biji masih dapat ditemukan bagian-bagian lain, seperti: a. Sayap (ala), berbagai jenis tumbuhan mempunyai alat tambahan yang berupa sayap pada kulit luar biji, dan demikian biji tumbuhan tersebut mudah dipencarkan oleh air. Contoh biji yang bersayap, spatodea (Spathodea campanulata), kelor (Moringa oleifera)

b. Bulu (coma) yaitu penonjolan sel-sel kuit luar biji yang berupa rambutrambut yang halus. Bulu-bulu ini mempunyai fungsi seperti sayap, yaitu memudahkan beterbangannya biji oleh tiupan angin. Contoh biji yang berambut, biduri (Calotropis gigantea) c. Salut biji (arillus), yang biasanya berasal dari pertumbuhan tali pusar, misalnya pada biji durian (Durio zibetinus) d. Salut biji semu (arillodium), seperti salut biji, tetapi tidak berasal dari tali pusar, melainkan tumbh dari bagian sekitar liang bakal biji (micropyle). Macis pada biji pala sebenarnya adalah suatu salut biji semu. e. Pusar biji (hilus), yaitu bagian kulit luar biji yang merupakan bekas perlekatan dengan tali pusar, biasanya keliatan kasar dan mempunyai warna yang berlainan dengan bagian lain kulit biji. Pusar biji jelas

kelihatan pada biji tumbuhan berbuah polong, misalnya : kacang panjang (Vigna sinensis) f. Liang biji (micropyle), ialah liang kecil bekas jalan masuknya buluh serbuk sari kedalam bakal biji pada peristiwa pembuahan. Tepi liang ini seringkali tumbuh menjadi badan berwarna keputih-putihan, lunak, yang disebut karunkula (caruncula), seperti jelas terlihat misalnya pada biji jarak (Ricinus communis). Jika badan yang berasal dari tepi liang ini sampai merupakan salut biji makas disebut salut biji semu (arillodium) g. Berkas-berkas pembuluh pengangkutan (chalaza), yaitu tempat pertemuan integumen ddengan nuselus,masih kelihatan pada biiji anggur (Vitis vinifera) h. Tulang biji (raphe), yaitu terusan tali pusar pada biji, biasanya hanya kelihatan pada biji yang berasal dari bakal biji yang mengangguk (anatropus), dan pada biji biasanya tidak begitu jelas lagi, tetapi ada yang masih terlihat, contohnya pada biji jarak (Ricinus communis)

Tali pusar (funiculus) Tali pusar merupakan bagian yang menghubungkan biji dengan tembuni, jadi merupakan tangkainya biji. Jika biji masak, biasanya biji terlepas dari tali pusar (taingkai biji), dan pada biji hanya tampak bekasnya yang dikenal sebagai pusar biji. Inti Biji (Nucleus Seminis) Yang dinamakan inti biji ialah semua bagian biji yang terdapat didalam kulitnya, oleh sebab itu inti biji juga dapat dinamakan isi biji. Inti biji terdiri atas : - Lembaga (embryo), yang merupakan calon individu baru

- Putih lembaga (albumen), jaringan berisi cadangan makanan untuk masa permulaan kehidupan tumbuhan baru (kecambah), sebelum dapat mencari makanan sendiri. Lembaga (embryo) Lembaga adalah calon tumbuhan baru, yang nantinya akan tumbuh menjadi tumbuhan baru, setelah biji memperoleh syarat-syarat yang diperlukan. Lembaga didalam biji telah memperlihatkan ketiga bagian utama tubuh tumbuhan, yaitu : a. Akar lembaga atau calon akar (radicula), yang biasanya kemudian akan tumbuh terus merupakan akar tunggang (untuk tumbuhan yang tergolong Dicotyledonae). Akar lembaga ini ujungnya menghadap ke arah liang biji dan pada perkecambahan biji, akar itu akan tumbuh menembus kulit biji dan keluar melalui liang tadi. Pada rumput (Gramineae), akar lembaga diselubungi oleh suatu sarung yang dinamakan sarung akar lembaga (coleorhiza). Pada perkecambahan biji rumput sarung calon akar itu uga akan tertembus dan sisanya akan tinggal sebagai badan yang melingkar pada pangkal akar. b. Daun lembaga (cotyledo), yang merupakan daun pertama suatu tumbuhan. Mempunyai berbagai macam fungsi yaitu : Sebagai tepat penimbun makanan, yang lalu kelihatan tebal, seringkali mempunyai bentuk cembung pada satu sisi dan rata pada sisi yang lain, jumlahnya biasanya dua, dan duduk berhadapan pada sisi yang rata. Tampaknya biji seperti terdiri atas dua belahan atau dua keping saja, oleh karena itu daun lembaga sering disebut belahan biji atau keping biji, yang sebenarnya sebutan itu tidak tepat Sebagai alat untuk melakukan asimilasi Sebagai alat penghisap makanan untuk lembaga dari putih lembaga, daun lembaga merupakan suatu alat yang tipis, merupakan bagian yang memisahkan putih lembaga dari

lembaganya. Karena bentuknya yang seperti perisai kecil alat itu dinamakan skutelum (scutellum). Biji tampak utuh dan bagian daun lembaga tidak tampak dari luar. Dalam keadaan ini, biji sama sekali tidak memperlihatkan belahannya atau keping biji. c. Batang lembaga (cauliculus), yang seringkali dapat dibedakan dalam dua bagian, yaitu : Ruas batang di atas daun lembaga (internodium epicotylum) Ruas batang di bawah daun lembaga (internodium hypocotelum)

Batang lembaga beserta calon-calon daun merupakan bagian lembaga yang dinamakan bagian lembaga yang dinamakan pucuk lembaga (plumula). Calon-calon daun itu ada yang sudah jelas, ada pula yang belum, sehingga plumula seringkali hanya berupa titik tumbuh batang lembaga saja. Jika akar lembaga pada rumput mempunyai suatu selubung, maka pada biji tumbuhan tersebut pucuk lembaganya mempunyai suatu selubung yang disebut sarung pucuk lembaga (coleoptilum). Jumlah daun lembaga pada biji merupakan salah satu ciri yang penting dalam mengadakan penggolongan tumbuhan biji : a. Tumbuhan yang bijinya mempunyai lembaga dengan satu daun lembaga. Disini daun lembaga mempunyai bentuk seperti perisai dan bertugas untuk menghisap makanan dari putih lembaga dan dinamakan skuletum. Contoh tumbuhan yang hanya mempunyai satu daun lembaga: tumbuhan biji tunggal (Monocotyledonae), karena biji tampak utuh dan tunggal. b. Tumbuhan yang bijinya mempunyai lembaga dengan dua daun lembaga. Yang termasuk golongan ini yaitu tumbuhan biji belah (Dicotyledonae) c. Tumbuhan yang bijinya mempunyai lembaga dengan lebih dari dua daun lembaga, dapat sampai 15. Biji dari lembaga yang mempunyai

lebih dari dua daun lembaga hanya terdapat pada golongan tumbuhan biji telanjang (Gymnospermae). Putih lembaga (Albumen) Putih lembaga adalah bagian biji yang terdiri atas suatu jaringan yang menjadi tempat cadangan makanan bagi lembaga. Tidak setiap biji mempunyai putih lembaga, seperti misalnya pada biji tumbuhan berbuah polong (Leguminosae), cadangan makanan tidak tersimpan dalam putih lembaga, melainkan dalam daun lembaga. Putih lembaga dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu : a. Putih lembaga dalam (endospermium) b. Putih lembaga luar (perispermium) Kecambah (Plantula) Tumbuhan yang masih kecil, belum lama muncul dari biji dan nasih hidup dari persediaan makananyang terdapat di dalam biji dinamakan kecambah (plantula). Perkecambahan dapat dibedakan menjadi dua macam : a. Perkecambahan diatas tanah (epigaesis) Jika pada perkecambahan karena pembentangan ruas batang dibawah daun lembaga, daun lembaganya lalu terangkat ke atas muncul di atas tanah, misalnya pada biji kacang hijau (Phaseolus radiatus). Daun lembaganya lalu berubah warna menjadi hijau, dapat digunakan untuk asimilasi, tetapi umurnya tidak panjang. Daun lembaga itu kemudian gugur dan setelah itu pada kecambah telah terbentuk daun normal yang dapat melakukan asimilasi. b. Perkecambahan dibawah tanah (hypogaesis) Bila daun lembaga tetap tinggal di dalam kulit biji dan tetap di dalam tanah seperti yang terdapat pada biji kacang kapri (Pisum sativum) Biji hanya akan berkecambah jika mendapatkan air, cahaya, udara, dan panas. Jika hal tersebut tidak terpenuhi, biji tinggal biji, tumbuhan baru yang

ada di dalamnya (lembaga) berada dalam keadaan tidur (latent). Pada umumnya daya tumbuh biji akan berkurang dengan bertambahnya waktu, tetapi ada pula biji yang memerlukan istirahat dulu lalu kemudian dapat berkecambah. Dalam dunia pertanian hal tersebut dikenal dengan nama dormansi (dormancy).

You might also like