You are on page 1of 35

PENDAHULUAN Latar Belakang Sejarah telah mencatat bahwa Revolusi Hijau memiliki andil yang besar dalam mengatasi

kelaparan di berbagai negara berkembang, termasuk Indonesia. Dampaknya, penggunaan pupuk dan pestisida kimia meningkat dari waktu ke waktu. Selain itu terlihat pula dampak kerusakan yang luas terhadap lingkungan. Lahan usaha tani semakin lama semakin keras dan sukar diolah. Serangan hama menjadi semakin eksplosif dan menuntut penggunaan pestisida yang semakin meningkat pula. Ratchel Carlson secara dini sudah memperingatkan bahaya yang ditimbulkan akibat penggunaan pestisida yang berlebihan. Penulis buku Silent Spring ini mengungkapkan bahwa pestisida sebagai salah satu paket pertanian Revolusi HIjau memiliki dampak yang bersifat toksik bagi organisme lain dan mengganggu ekologi airtanah-tanaman. Oleh karena itu diperlukan upaya pengendalian hama secara ramah lingkungan, antara lain penggunan musuh alami (Biological Pesticide).

Permasalahan Rendahnya produktivitas tanaman terutama perkebunan antara lain disebabkan oleh petani yang belum memperhatikan budidaya tanaman, agroekosistem dan penerapan Pengendalian Hama Terpadu ( PHT) pada areal kebunnya, sehingga kerugian hasil akibat serangan OPT terutama hama dan penyakit tanaman cukup besar. Dalam kehidupan di alam, setiap organisme pengganggu tumbuhan (OPT) mempunyai musuh alami. Biasanya perkembangan populasi OPT dikendalikan secara alami oleh musuh alaminya. Untuk kepentingan ini baik petani maupun penyuluh dan pengamat hama perlu mengenal semua jenis serangga yang ada di dalam kebun baik hama maupun musuh alaminya Sebagian besar jenis serangga bermanfaat karena membunuh dan memakan hama. Karena itu, sebaiknya dipelihara. Petani sebaiknya mengetahui ciri-ciri serangga dan laba-laba bermanfaat, serta dapat mengidentifikasinya di kebun dalam rangka pengamatan sederhana setiap minggu. Melalui penulisan ini diharapkan, penulis serta pembaca (petani khususnya) dapat mempelajari, mengenal, hama, musuh alami dari beberapa komoditi perkebunan dan agro-ekosistemnya serta mengetahui metoda pengendaliannya sehingga memudahkan pelaksanaan pengendalian hayati (Biological Pesticide) tersebut.
Pengendalian Hayati Hama Utama Tanaman Perkebunan dengan Musuh Alami Tugas dari Bapak Prof. Dr. Ir. Darma Bakti, MS 1

HAMA UTAMA TANAMAN PERKEBUNAN DAN MUSUH ALAMINYA

Pengendalian hayati pada dasarnya adalah usaha untuk memanfaatkan dan menggunakan musuh alami sebagai pengendali populasi hama yang merugikan. Pengendalian hayati sangat dilatarbelakangi oleh berbagai pengetahuan dasar ekologi, terutama teori tentang pengaturan populasi oleh pengendali alami dan keseimbangan ekosistem. Pengetahuan lain yang perlu dimiliki adalah pengenalan musuh alami dari hama tanaman. Uraian berikut memaparkan 5 (lima) komoditi tanaman perkebunan beserta hama dan pengendaliannya dengan menggunakan musuh alami, yakni : 1. 2. 3. 4. 5. Hama Penting Tanaman Kapas dan Musuh Alaminya Hama penting Tanaman Kakao dan Musuh Alaminya Hama penting Tanaman Karet dan Musuh Alaminya Hama penting Tanaman Lada dan Musuh Alaminya Hama penting Tanaman Teh dan Musuh Alaminya 1. Hama Penting Tanaman Kapas dan Pengenalan Musuh Alami Kapas merupakan salah satu tanaman penghasil serat yang penting, karena serat kapas merupakan bahan industri tekstil dan produk tekstil. Kebutuhan serat kapas yang sangat tinggi mengakibatkan pengimporan hingga lebih dari 95%. Rendahnya produksi kapas antara lain disebabkan oleh serangga hama. Tanaman kapas merupakan komoditas yang sangat disukai oleh berbagai jasad pengganggu, terutama oleh serangga hama. Beberapa hama penting tanaman kapas adalah :
a. Wereng kapas (Amrasca (=Sundapteryx) biguttula) (Ishida) atau Indian

Cotton Jassid, Leafhopper


b. Ulat Penggerek Pucuk (Earias vittela) atau Spiny Bollworm c. Ulat Buah (Helicoverpa armigera) atau Cotton Bollworm d. Penggerek buah warna jingga (Pectinophora gossypiella) atau Pink

Bollworm a. Wereng Kapas (Amrasca (=Sundapteryx) biguttula)


Nimfa dan dewasa wereng ini dua-duanya memarut permukaan daun kapas dan mengisap cairan tanaman. Daun yang terserang menjadi kuning seolah-olah terbakar dan selanjutnya rontok. Biasanya menyerang daun di bagian bawah. Tanaman yang terserang menjadi kerdil dan tidak menghasilkan buah.

Pengendalian Hayati Hama Utama Tanaman Perkebunan dengan Musuh Alami Tugas dari Bapak Prof. Dr. Ir. Darma Bakti, MS

Siklus hidup. Telur diletakkan pada tulang atau ranting daun dan sulit diamati. Nimfa
keluar dari telur dan dapat hidup selama 917 hari sebelum menjadi dewasa. Dewasa hidup selama 1336 hari. Seekor betina dapat meletakkan sampai dengan 300 butir telur. Musuh alami: Pada fase telur wereng kapas terdapat musuh alami yaitu: Kepik mata besar (Geocoris spp.) atau Big-Eyed Bugs Sayap jala atau Lalat jala (Chrysopidae), atau Lacewings Kumbang kubah atau kumbang macan /helm /koksi (Coccinellidae) atau

Ladybird Beetles
Kepik mata besar (Geocoris spp.) atau Big-Eyed Bugs

Nimfa dan dewasa kepik mata besar adalah serangga pemangsa. Binatangnya kecil (dewasa panjangnya 4 mm) yang bergerak dan terbang sangat cepat bila terganggu. Jadi bila anda ingin melihatnya, bergerak dengan tenang dan jangan merokok! Mulutnya berupa pembuluh tajam kecil, mirip mulut nyamuk. Kepik memegang korban dan menembusnya dengan mulut, kemudian mengisap cairan isinya. Kepik makan telur ulat buah serta ulat kecil, maupun serangga kecil lainnya.

Siklus hidup (Metamorfosa tidak sempurna: telur- nimfa -dewasa)


Telur lonjong kekuning-kuningan, diletakkan pada daun. Nimfa berubah secara tahap menjadi dewasa berwarna. Nimfa berwarna abu-abu, dan belum memiliki sayap sempurna. Panjangnya sekitar 1,5 ke 2 mm. Berlari mencari telur ulat buah dan telur lain untuk dimakan. Dewasa panjangnya sekitar 4 mm. Bergerak sangat cepat, hinggap pada daun, berlari mencari serangga atau telur untuk dimakan, kemudian terbang secara mendadak dan cepat untuk mencari makanan di tempat lain. Gerakannya cepat, dapat terbang sebelum dilihat.

Kepik mata besar dewasa (diperbesar)

Nimfa Kepik mata besar makan telur

(diperbesar)

Gambar1. Kepik Mata Besar dewasa dan nimfanya

Pengendalian Hayati Hama Utama Tanaman Perkebunan dengan Musuh Alami Tugas dari Bapak Prof. Dr. Ir. Darma Bakti, MS

Sayap jala atau Lalat jala (Chrysopidae), atau Lacewings

Lalat jala berburu serangga lain untuk dimakan. Lalat jala bermanfaat di kebun kapas karena larva dan dewasa memakan kutu daun, telur ulat buah, telur ngengat lain, serta ulat kecil. Di beberapa negara,lalat jala dikembangbiakkan dan dilepas untuk mengendalikan hama.

Siklus hidup (Metamorfosa sempurna: telur larva- kepompong- lalat)


Telur diletakkan pada bagian atas daun kapas. Bentuknya aneh, seperti gumpalan hijau kecil pada ujung tangkai tipis tegak. Larva bersembunyi di sekelompok hama (seperti kutu daun) dengan menutup badannya dengan mayat hama yang dimakannya. Tidak dapat terbang, tapi merayap dari satu sumber makanan ke sumber makanan yang lain. Nafsu makannya besar. Larva besar membuat kepompong yang dilekat pada permukaan bawah dari daun. Nantinya lalat jala dewasa keluar dari kepompong. Dewasa lalat jala kecil tapi indah. Ia tidak dapat terbang cepat, terbangnya lambat dan berkedip-kedip.

Telur lalat jala

Larva lalat jala

Lalat jala dewasa

Gambar 2. Telur, larva, dan lalat jala dewasa

Kumbang kubah atau kumbang macan /helm /koksi (Coccinellidae) atau

Ladybird Beetles
Kumbang ini berukuran kecil: hanya 78 mm. Tapi rakus makan kutu daun. Pada malam hari, kumbang banyak dijumpai pada bunga kapas atau daun di sekitarnya. Setelah matahari terbit, kumbang dewasa mencari makanan. Kalau menemukan kutu daun, ia tetap disana dan mulai makan. Kutu daun bodoh,diam saja sampai dimakan.Kumbang kubah dipergunakan sebagaimusuh alami. Pemilik rumah kaca memakai kumbang untuk mengendalikan kutu daun dan kutu kebul di tanamannya.

Siklus hidup (Metamorfosa sempurna telur larva kepompong kumbang)


Kumbang biasanya meletakkan telur di tanaman di mana ada kutu daun. Kelompok 50 butir telur atau lebih diletakkan tidak beraturan, pada daun atau ranting. Larva setiap jenis berwarna berbeda, tapi mirip dengan dewasa. Kumbang hitam berbintik merah mempunyai larva abu-abu tua dengan tanda merah. Larva rakus. Ratusan kutu daun dimakan tiap hari. Kepompong menyerupai kumbang dewasa yang terletak pada tanaman. Kumbang dewasa mudah diketahui: bulat dan mengkilat seperti helm kecil.

Pengendalian Hayati Hama Utama Tanaman Perkebunan dengan Musuh Alami Tugas dari Bapak Prof. Dr. Ir. Darma Bakti, MS

Telur

Larva memakan kutu daun

Dewasa

Gambar 3. Telur, larva, dan lalat kumbang kubah dewasa

Pada fase nimfa dan dewasa terdapat musuh alami pemangsa wereng kapas berbagai macam laba-laba seperti : Laba-laba lompat (Salticidae) atau Jumping Spiders Laba-laba pemburu dan laba-laba tutul (Lycosidae) atau Wolf Spiders And Leopard Spiders Laba-laba lompat (Salticidae) atau Jumping Spiders

Umumnya aktif pada malam hari. Laba laba ini tidak membuat sarang, tapi berburu mangsa. Serangga yang dilihatnya, dikejar, ditangkap dan digigit. Laba-laba serigala dan tutul bermata tajam. Matanya delapan, tetapi ada dua lebih besar. Laba-laba serigala dan tutul berjalan di atas tanah mencari serangga. Juga berburu di dedaunan

tanaman kapas. Laba-laba ini memakan wereng seperti pengisap daun atau kepik. Ngengat dan ulat buah juga dimakan. Setelah menangkap serangga, laba-laba menyuntik racun yang melumpuhkan korban, baru mengisap cairan. Siklus hidup Laba-laba jantan menggoyangkan bagian ulutnya (yang tampaknya seperti kaki) untuk merayu betina. Setelah perkawinan, laba-laba betina menenun sarung telur yang disambungkan ke bagian belakang tubuhnya. Kantong ini dibawa ke manamana, juga sambil berburu. Anak laba-laba yang menetas naik ke punggung induknya, dan sampai dengan 100 anak dibawa di punggungnya. Bila anak laba-laba cukup besar, turun dari induk pada hari berangin, mengangkat bagian belakang badannya, menenun sutera, dan ditarik angin ke tempat lain.

Laba laba pemburu

Laba-laba lompat

Laba-laba kepiting

Laba-laba bermata tajam

Gambar 4. Berbagai laba-laba musuh alami pada fase larva dan dewasa hama wereng kapas

Pengendalian Hayati Hama Utama Tanaman Perkebunan dengan Musuh Alami Tugas dari Bapak Prof. Dr. Ir. Darma Bakti, MS

b. Ulat Penggerek Pucuk (Earias vittela)


Ulat penggerek pucuk memakan pucuk tanaman kapas, sehingga pucuk itu mati.

Kuncup bunga dan buah muda rontok. Buah besar juga dibolongkan, tapi tidak rontok. Siklus hidup Telur (Metamorfosa sempurna telur ulat kepompong ngengat) diletakkan pada pucuk, buah atau bunga kapas secara tersendiri atau dalam kelompok yang terdiri dari 35 butir. Telur menetas setelah 4 hari. Ulat memakan daun, bunga dan buah kapas, mulai dari pucuk. Ulat berumur 1418 hari, berganti kulit 5 kali. Bila sudah besar, membuat kepompong yang terletak pada tanaman atau di atas tanah. Masa kepompong selama 1012 hari, kemudian keluar ngengat dewasa. Ngengat aktif malam hari. Seekor betina dapat meletakkan 200400 telur dan hidup selama 812 hari.
Musuh alami : Pada fase telur ulat penggerek pucuk terdapat musuh alami yaitu:

Parasit telur (Tawon trichogramma, Tawon Brachymeria, dan Tawon Encarsia) Pemangsa telur Damsel bug (Nabidae) dan kumbang kubah )

Pemangsa telur dan ulat lalat jala (Chrysopidae), dan kepik mata besar
spp.)

(Geocoris

Tawon trichogramma atau tawon bersayap kipas Trichogrammatidae, atau Trichogrammatid Wasps

Trichogramma adalah tawon yang kecil sekali. Hanya sebesar butiran garam, tidak terlihat dengan mata telanjang. Jenisnya banyak, kebanyakan berwarna kekuningan dan bermata merah. Trichogramma memarasit telur. Betina meletakkan telurnya di dalam telur serangga lain, seperti penggerek buah. Telur tawon menetas di dalam telur inangnya, dan tempayak Trichogramma merusak telur inang tersebut. Dengan cara itulah tawon kecil ini merusak hama yang ukurannya jauh lebih besar dari pada diri sendiri. Mungkin anda temukan telur ulat buah atau telur ulat grayak yang berwarna kehitamhitaman, bukan hijau atau putih seperti biasanya. Telur itu telah terparasit oleh tawon trichogramma. Siklus hidup (Metamorfosa sempurna telur- larva- kepompong-dewasa Trichogramma dewasa meletakkan 1 sampai 5 butir telur ke dalam telur penggerek buah atau serangga lain. Telur trichogramma menetas, kemudian larva trichogramma memakan telur penggerek dari dalam. Kemudian menjadi kepompong,
Pengendalian Hayati Hama Utama Tanaman Perkebunan dengan Musuh Alami Tugas dari Bapak Prof. Dr. Ir. Darma Bakti, MS 6

masih di dalam telur inangnya. Selanjutnya dewasa keluar dari telur sebagai tawon kecil. Dewasa kawin, dan betina meletakkan telurnya di dalam telur serangga lain. Seluruh siklus hidupnya tidak lebih dari 20 hari.

Tawon trichogramma

Tawon Encarsia

Tawon Brachymeria

Damsel bug

Gambar 5. Parasit dan pemangsa telur ulat penggerekpucuk

Pemangsa telur (Nabidae) atau Damsel bug

Damsel bug berwarna hijau, panjangnya sekitar 67 mm. Banyak petani menganggap bahwa serangga ini adalah hama karena mirip dengan pengisap daun yang merupakan hama kapas. Damsel bug ini bukan hama, tapi memangsa telur ulat buah. Damsel bug yang kecil ini dapat mengurangi jumlah ulat buah di kebun dehingga menekan kerusakan. Siklus hidup (Metamorfosa tidak sempurna telur nimfa dewasa) Damsel bug tidak mengalami masa kepompong, tetapi langsung berubah secara bertahap dari nimfa menjadi dewasa. Nimfa damsel bug bentuknya sama dengan dewasa, tetapi lebih kecil dan belum ada sayap semburna, sehingga tidak dapat terbang. Sayap damsel bug dewasa hijau terlipat mendatar pada punggung. Ujung sayap berwarna tua Pada fase ulat atau larva ulat penggerek pucuk terdapat musuh alami yaitu: Parasit ulat Tawon Brachymeria, Tawon Diadegma atau ichneumon atau pinggang ramping, Ichneumonid Wasps Pemangsa ulat lalat jala, kepik leher, dan berbagai laba-laba

Ichneumonida e

Kepik leher memakan ulat

Gambar 6. Pemangsa ulat penggerek pucuk lalat Ichneumonidae dan Kepik leher Pada fase dewasa ulat penggerek pucuk terdapat musuh alami yaitu berbagai macam laba-laba

Pengendalian Hayati Hama Utama Tanaman Perkebunan dengan Musuh Alami Tugas dari Bapak Prof. Dr. Ir. Darma Bakti, MS

c.

Ulat buah (Helicoverpa armigera) atau Cotton Bollworm

Ulat buah adalah hama penting pada kapas. Hama ini memakan daun, bunga dan buah kapas. Ia merusak buah kapas dengan melobangi bagian bawah. Buah yang terserang sering menjadi busuk. Selain kapas, ulat buah juga memakan banyak tanaman lain, seperti kacangkacangan (polong yang dimakan), jagung (tongkol), tembakau (kuncup), tomat (buah), kentang. dan juga memakan beberapa jenis gulma. Siklus hidup Telur (ukuran sekitar 0,5 mm) diletakkan pada permukaan daun muda dan pada buah kecil. Telur menetas dalam 2,55 hari. Ulat memakan kuncup, bunga dan buah kapas. Sering terlihat sedang makan, dengan kepala berada dalam buah. Ulat berumur 1619 hari, mengganti kulit 5 kali. Ulat jatuh ke tanah dan menjadi kepompong berwarna merah berkilat, panjangnya 1418 mm. Ngengat dewasa keluar dari kepompong pada malam hari. Naik ke atas tanaman untuk mengeringkan sayapnya, baru terbang dan kawin. Mulai meletakkan telur dalam waktu 3 hari setelah menjadi dewasa. Seekor betina dapat meletakkan lebih dari 1000 butir telur.
Musuh alami: Pada fase telur musuh alami ulat buah yaitu:

Parasit telur (Tawon trichogramma dan Tawon Encarsia) Pemangsa telur Nabidae atau Damsel bug dan kumbang kubah Pemangsa telur dan ulat lalat jala, dan kepik mata besar (Geocoris spp.)
Parasit ulat Tawon ichneumon (Apanteles), juga parasit kepompong Tawon bracon (Microplitis)

Pada fase ulat musuh alami ulat buah yaitu:

Pemangsa telur dan ulat yaitu lalat jala, dan kepik mata besar (Geocoris spp.) Pemangsa ulat yaitu kepik leher dan berbagai macam laba-laba

bracon meletakkan telur ke dalam ulat buah

Kepompong bracon dan ulat inangnya yang mati

bracon dewasa

Gambar 7. Tawon bracon parasit telur dan ulat Parasit telur dan kepompong Tawon bracon (Microplitis)

Ada banyak jenis tawon bracon. Panjangnya 25 mm, berwarna hitam, coklat atau merah ada bagian tubuhnya. Ada jenis tawon bracon yang memarasit penggerek buah dan ulat lain. Ada pula yang memarasit kutu daun. Tawon bracon hinggap di atas ulat dan meletakkan telur ke Pengendalian Hayati Hama Utama Tanaman Perkebunan dengan Musuh Alami Tugas dari Bapak Prof. Dr. Ir. Darma Bakti, MS 8

dalamnya. Kadangkala ditemukan ulat dengan tawon kecil di atasnya. Ulat itu sedang diparasit. Biarkan agar ulat dapat menghasilkan tawon. Di dalam tubuh seekor ulat mungkin terdapat 50 150 larva tawon. Untuk membuktikannya, taruh ulat ke dalam botol dan beri makanan selama 7 10 hari. Tempayak kecil keluar, menjadi kepompong, kemudian menjadi tawon dewasa. Tawon dilepaskan supaya dapat memarasit ulat lain. Ada pula jenis bracon yang memarasit kutu daun. Tawon keluar dari lubang di punggung kutu daun, dan kutu mati.

Siklus hidup (Metamorfosa sempurna telur larva kepompong dewasa Telur diletakkan di dalam ulat. Telur menetas dan menjadi larva yang memakan ulat dari dalam. Lalu larva keluar, dan ulat mati. Larva langsung membuat kepompong. Kadangkadang ditemukan ulat dengan 50150 butir kepompong kuning di atasnya. Tawon dewasa keluar dari kepompong, terbang dan kawin.

Pada fase dewasa musuh alami ulat buah yaitu: d. Pemangsa ulat buah imago yaitu berbagai macam laba-laba

Penggerek buah warna jingga (Pectinophora gossypiella) atau Pink Bollworm Ulat ini menyerang bunga dan buah kapas. Bunga yang terserang diikat tutup dengan

sutera, mengakibatkan bunga tidak mekar. Ulat memakan biji akan mengotori serat kapas.

Siklus hidup Telur putih kecil diletakkan dekat buah muda. Telur menjadi jingga
sebelum menetas 45 hari setelah diletakkan. Ulat baru putih, panjangnya sekitar 1 mm. Langsung masuk ke dalam bunga atau buah muda. Membuat sarang sehingga bunga tidak dapat membuka. Kalau sudah ada di dalam bunga atau buah, aman dari musuhnya dan dari penyemprotan. Ulat buah menjadi jingga bila sudah ganti kulitnya kali. Umur larva 714 hari. Ulat keluar dari bagian atas buah dan menjadi kepompong di bawah tanah. Masa kepompong sekitar 9 hari. Ngengat dewasa keluar dari kepompong, terbang dan kawin. Dewasa aktif malam hari; selama siang hari bersembunyi di bawah daun kering dan di dalam tanah. Lain dengan ulat, tidak makan tanaman,tetapi mengisap nektar dari bunga.Hidup selama 12 hari, seekor betina dapat meletakkan 200400 butir telur. Musuh alami : Pada fase telur musuh alami penggerek buah warna jingga yaitu:

Parasit telur (Tawon trichogramma) Pemangsa telur lalat jala (Chrysopidae), kepik mata besar (Geocoris spp.) dan kumbang kubah (Coccinellidae)

Pada fase larva musuh alami penggerek buah warna jingga yaitu:

Parasit ulat Tawon bracon (Microplitis)


9

Pengendalian Hayati Hama Utama Tanaman Perkebunan dengan Musuh Alami Tugas dari Bapak Prof. Dr. Ir. Darma Bakti, MS

Pada fase dewasa musuh alami penggerek buah warna jingga yaitu: Berbagai macam laba-laba

2. Hama penting Tanaman Kakao dan Pengenalan Musuh Alaminya Beberapa hama penting tanaman kakao adalah : a. Penggerek Buah Kakao (PBK) Conopomorpha cramerella, Famili Gracillariidae, Ordo Lepidoptera atau Cocoa Pod Borer b. Kepik penghisap buah kakao (Helopeltis) c. Penggerek batang/cabang (Zeuzera coffeae). a. Penggerek Buah Kakao (PBK) Conopomorpha cramerella, Famili Gracillariidae, Ordo Lepidoptera atau Cocoa Pod Borer Hama kakao ini sangat merugikan. Serangannya dapat merusak hampir semua hasil. penggerek Buah Kakao dapat menyerang buah sekecil 3 cm, tetapi umumnya lebih menyukai yang berukuran sekitar 8 cm. Ulatnya merusak dengan cara menggerek buah, memakan kulit buah, daging buah dan saluran ke biji. Buah yang terserang akan lebih awal menjadi berwarna kuning, dan jika digoyang tidak berbunyi. Biasanya lebih berat daripada yang sehat. Biji-bijinya saling melekat, berwarna kehitaman serta ukuran biji lebih kecil. Hama ini dapat dikendalikan dengan sanitasi, pemangkasan, membenam kulit buah, memanen satu minggu sekali, kondomisasi, serta dengan cara hayati/ biologi, seperti pada halaman berikut. Daur hidup (matamorfosa sempurna). Telur berwarna jingga, diletakkan satu per satu pada permukaan kulit buah. Ulat berwarna putih kekuningan atau hijau muda. Panjangnya sekitar 11 mm. Setelah ulat keluar dari dalam buah dia berkepompong pada permukaan buah, daun, serasah, karung atau keranjang tempat buah. Kepompong berwarna putih. Ngengat aktif pada malam hari, yaitu sejak matahari terbenam sampai dengan pukul 20.30. Pada siang hari mereka berlindung di tempat yang teduh dan panjang 7 mm. Seekor ngengat betina mampu bertelur 50-100 butir. Musuh Alami :
Pada fase telur musuh alami penggerek buah kakao yaitu:

Parasit telur (Tawon trichogramma) Pemangsa telur cecopet Ordo Dermaptera atau Earwigs, berbagai jenis semut (Famili Formicidae, Ordo Hymenoptera)

Pengendalian Hayati Hama Utama Tanaman Perkebunan dengan Musuh Alami Tugas dari Bapak Prof. Dr. Ir. Darma Bakti, MS

10

Cecopet. Sebagian jenis cecopet adalah pemangsa. Cecopet mudah dikenal karena ada penjepit pada ekornya. Penjepit dipakai untuk menangkap dan memegang mangsanya, serta pertahanan diri. Kebanyakan jenis cecopet aktif malam hari. Siang hari, sembunyi dalam tanah atau dalam bagian tanaman. Malam hari dia keluar dan mencari telur, larva dan nimfa serangga yang badannya lembut. Kadang-kadang dia menggerek ke dalam batang untuk mencari mangsa/larva. Seekor cecopet dapat memakan larva 20 sampai 30 setiap hari. Warnanya hitam atau coklat. Dewasa bias bersayap atau tanpa sayap. Jenis-jenis cecopet yang bukan pemangsa memakan serasah. Daur hidup Telur diletakkan pada lobang dalam tanah atau di antara serasah. Cecopet betina menjaga telurnya sampai mereka menetas. Nimfa kelihatan seperti dewasa kecuali dia lebih kecil dan sayap belum sempurna. Nimfa berganti kulit beberapa kali. Terakhir kali nimfa ganti kulit, dia menjadi dewasa. Dewasa kawin dan betina bertelur seperti tersebut di atas. Seekor cecopet dapat menghasilkan 200 sampai 300 butir telur setiap peletakan. Semut. Beberapa jenis semut memberi manfaat besar bagi petani kakao. Semut Iridomyrmex adalah pemangsa penting pada kepompong penggerek buah kakao (PBK). Semut tersebut berwarna hitam ke coklatan dan panjang badannya 2,5 sampai 3,5 mm. Semut Iridomyrmex dapat ditemukan pada pohon atau tanah. Semut

angkrang/rangrang (Oecophylla smaragdina) biasanya membuat sarangnya di antara daun pohon yang ditempelkan dengan selaput lilin. Semut ini sangat ganas pada kebanyakan serangga lain. Walaupun ganas pada manusia, tetapi karena kita sudah tahu dia membantu mengendalikan banyak jenis hama, sikap sayang kita tumbuhkan pada semut angkrang ini. Kita dapat mengajak semut angkrang menempati kebun kakao tertentu dengan meletakkan bangkai binatang pada pohon tertentu. Setelah semut menetap di sana, dia dapat diajak menyebar ke pohon lain dengan meletakkan sepotong bambu/kayu sebagai jembatan di antara dua pohon tersebut. Semut angkrang berwarna coklat ke merahmerahan,dengan panjang badan semut pekerja 5 mm atau 8-10 mm (ada dua jenis). Biasanya semut hitam (Dolichoderus bituberculat)bersarang di tempat teduh pada pohon. Semut ini berguna sekali karena dia mengusir banyak hama dari pohon kakao. Dia terkenal untuk mengusir pengisap buah Helopeltis. Makanan pokok semut hitam adalah kotoran dari kutu-kutu. Mengapa semut ingin makan kotoran? Karena kotoran dari kutu-kutu mengandung banyak gula. Kutu-kutu mengisap getah dari tanaman yang
Pengendalian Hayati Hama Utama Tanaman Perkebunan dengan Musuh Alami Tugas dari Bapak Prof. Dr. Ir. Darma Bakti, MS 11

terdapat banyak gula di dalamnya, dan sebagian gula yang dihisap keluar bersama kotorannya. Karena adanya manfaat bagi semut, dia melindungi kutu putih dari serangan serangga lain. Jadi, semut hitam mengusir Helopeltis beserta serangga lain dari pohon kakao. Kelompok semut hitam bisa diajak dan dipelihara pada pohon kakao dengan memakai daun kelapa (dan gula merah) dalam sepotong bambu. Metode ini juga dapat dipakai untuk memindahkan kelompok semut dari pohon ke pohon. Setelah semut sudah menempati bamboo tersebut, bambu dipindahkan ke pohon baru. Jika kutu putih sudah ada pada pohon tertentu, lebih memungkinkan kelompok semut hitam akan tetap di sana. Jika belum ada kutu putih, bisa mencoba memindahkan kutu putih ke pohon tertentu dengan cara hati-hati, karena badannya lembut. Semut pekerja panjang badannya 3,6- 4,1 mm. Semut hitam memiliki sifat yang kadangkadang mau berdiri hanya pada kaki belakang dan duduk dengan ekornya di bawah badannya.
Pada fase larva musuh alami penggerek buah kakao yaitu:

Parasit ulat berbagai jenis Tawon dan semut Pemangsa ulat kepik leher, berbagai jenis semut, dan burung Pemangsa kepompong kepik leher, berbagai jenis semut, dan burung Parasitoid kepompong Tawon Ichneumonid Wasps, dan berbagai jenis taon lainnya

Pada fase pupa (kepompong) musuh alami penggerek buah kakao yaitu:

Pada fase dewasa (imago) musuh alami penggerek buah kakao yaitu: Pemangsa imago berbagai jenis burung, dan laba-laba
Laba-laba lompat

Kepik leher

Tawon kertas

Gambar 8. Kepik leher dan laba-laba lompat memakan larva dan tawon kertas b.

Kepik penghisap buah kakao (Helopeltis) Famili Miridae, Ordo Hemiptera atau Cacao
Pod Sucker

Kepik Helopeltis spp. termasuk hama penting yang menyerang buah kakao dan pucuk/ranting muda. Serangan pada buah tua tidak merugikan, tetapi sebaliknya pada buah muda. Selain kakao, hama ini juga memakan banyak tanaman lain, diantaranya: teh,
Pengendalian Hayati Hama Utama Tanaman Perkebunan dengan Musuh Alami Tugas dari Bapak Prof. Dr. Ir. Darma Bakti, MS 12

jambu biji, jambu mete, lamtoro, apokat, mangga, dadap, ubi jalar, dll. Buah muda yang terserang mengering lalu rontok, tetapi jika tumbuh terus, permukaan kulit buah retak dan terjadi perubahan bentuk. Serangan pada buah tua, tampak penuh bercak-bercak cekung berwarna coklat kehitaman, kulitnya mengeras dan retak. Serangan pada pucuk atau ranting menyebabkan pucuk layu dan mati, ranting mengering dan meranggas. Hama ini dapat dikendalikan dengan pemangkasan dan cara hayati. Daur hidup Telur berwarna putih berbentuk lonjong. Diletakkan pada tangkai buah, jaringan kulit buah, tangkai daun muda, atau ranting. Nimfa mempunyai 5 instar. Dewasa mampu bertelur hingga 200 butir. Waktu makannya pagi dan sore. Kehidupannya juga terpengaruh cahaya, sehingga bila terlalu panas, nimfa muda akan pergi ke pupus dan dewasanya ke sela-sela daun yang berada di sebelah dalam. Musuh alami :
Pada fase telur musuh alami Kepik penghisap buah kakao yaitu:

Parasit telur Kepik penghisap buah kakao Tawon scelionid scelionid Telenomus dan mymarid Erythmelus sp.) Pemangsa telur Kepik penghisap buah kakao adalah Cecopet Ordo Dermaptera atau Earwigs, dan berbagai jenis semut (Famili Formicidae, Ordo Hymenoptera).

Pada fase nimfa musuh alami Kepik penghisap buah kakao yaitu:

Parasit nimfa Kepik penghisap buah kakao Tawon bracon Leiophron helopeltidis Pemangsa telur Kepik penghisap buah kakao cecopet Ordo Dermaptera atau Earwigs, berbagai jenis semut (Famili Formicidae, Ordo Hymenoptera), kepik leher, belalang sembah, bunglon, cecak, berbagai laba-laba, dan burung

Patogen Jamur Beauveria bassiana

Pada fase dewasa (imago) musuh alami Kepik penghisap buah kakao yaitu:

Patogen Jamur Beauveria bassiana


Pemangsa imago berbagai jenis semut, kepik leher belalang sembah, bunglon,

cecak, berbagai laba-laba, dan burung Pemangsa telur dan dan imago belalang sembah Ordo Mantodea atau Praying Mantids, bunglon dan laba-laba. Belalang sembah mudah dikenal karena kaki depan dibentuk khusus untuk menangkap dan memegang mangsa. Kepalanya bisa bergerak dengan bebas, dan ini satuPengendalian Hayati Hama Utama Tanaman Perkebunan dengan Musuh Alami Tugas dari Bapak Prof. Dr. Ir. Darma Bakti, MS 13

satunya serangga yang mampu menoleh ke belakang. Belalang sembah memakan banyak jenis serangga, termasuk hama-hama kakao seperti pengisap buah Helopeltis. Belalang sembah biasanya menunggu sampai mangsa cukup dekat, lalu dia menangkapnya dengan gerakan yang cepat dengan menggunakan kedua kaki depannya. Daur hidup. Telur diletakkan pada cabang tanaman dalam sarang yang dibentuk oleh betina. Masing-masing sarang bisa berisi 200 telur atau lebih. Nimfa keluar dari sarang telur secara bersama-sama. Nimfa kelihatan seperti dewasa tetapi lebih kecil dan sayap belum sempurna. Nimfa ganti kulit beberapa kali. Dewasa kawin dan betina bertelur dalam sarang. Biasanya betina makan jantan langsung setelah kawin atau sambil kawin. Cecak. Binatang ini aktif sepanjang hari, tetapi terutama pada malam hari. Pada siang hari, bersembunyi pada tempattempat yang gelap, sehingga akan menangkap dan memakan seranggaserangga yang tidak suka terang/cahaya, seperti nyamuk. Pada malam hari, cecak mendekati cahaya lampu sehingga akan memakan ngengat, kepik atau serangga dewasa lainnya yang menyukai cahaya terang. Dengan demikian cecak dapat menekan perkembangan Helopeltis dan ngengat penggerek buah kakao. Bunglon. Sebagai mana cecak, bunglon juga dapat menangkap dan memakan beberapa serangga hama tertentu, seperti Helopeltis dan ngengat penggerek buah kakao. c.
Penggerek batang / cabang (Zeuzera coffeae), Famili Cossidae, Ordo Lepidoptera atau

Cacao Trunk/Branch Borer Ulat hama ini merusak bagian batang/cabang dengan cara menggerek menuju empelur (xylem) batang/cabang. Selanjutnya gerekan membelok ke arah atas. Menyerang tanaman muda. Pada permukaan lubang yang baru digerek sering terdapat campuran kotoran dengan serpihan jaringan. Akibat gerekan ulat, bagian tanaman di atas lubang gerekan akan merana, layu, kering dan mati. Cara pengendalian meliputi lubang gerekan dibersihkan dan ulat yang ditemukan dimusnahkan. Cara mekanis yang lain adalah memotong batang/ cabang terserang 10 cm di bawah lubang gerekan ke arah batang/cabang, kemudian ulatnya dimusnahkan/dibakar. Cara hayati bisa dipakai, misalnya dengan Beauveria bassiana, atau agen hayati lain. Daur hidup Telur hama Zeuzera coffeae berwarna kuning kemerahan / kuning ungu dan akan berubah menjadi kuning kehitaman, menjelang menetas. Telur diletakkan dicelah kulit kayu. Ulat berwarna merah cerah sampai ungu, sawo matang, panjangnya 3Pengendalian Hayati Hama Utama Tanaman Perkebunan dengan Musuh Alami Tugas dari Bapak Prof. Dr. Ir. Darma Bakti, MS 14

5 cm. Kepompong dibuat dalam liang gerekan. Sayap depan ngengat berbintik hitam dengan dasar putih tembus pandang. Seekor betina dapat meletakkan telur 340-970 butir Musuh alami: Pada fase ulat penggerek batang musuh alaminya antara lain : Parasitoid ulat Penggerek batang adalah burung (aves), tawon Bracon, lalat
Tachinidae Famili, Ordo Diptera atau Tachinid Flies

Pemangsa ulat seperti burung pelatuk Pada fase imago penggerek batang musuh alaminya antara lain : Pemangsa imago Penggerek batang burung pelatuk, laba-laba, dan bunglon Lalat tachinid kelihatan seperti lalat rumah tetapi bulunya lebih tebal. Larva lalat yang berada di pupuk kandang bukan tachinid, karena larva tachinid ada di dalam ulat atau binatang lain. Lalat ini digunakan untuk mengendalikan berbagai jenis hama secara hayati. Panjangnya lalat 3 sampai 15 mm (kepala sampai ujung sayap). Daur hidup Banyak jenis lalat tachinid meletakkan telur langsung pada inangnya, tetapi sebagian jenis bertelur pada tanaman inang yang di makannya. Lalat tachinid hinggap di atas ulat dan meletakkan telur di atas ulat atau ke dalam tubuhnya. Ulat berusaha menghindar, tetapi telur diletakkan dengan cepat. Ada jenis tachinid lainnya meletakkan ribuan telur pada daun yang mungkin nanti dimakan oleh ulat. Bila telur itu sampai ke perut ulat, telur menetas dan larva lalat mulai makan ulat dari dalam. Larva keluar dari ulat dan ulat mati. Larva menjadi kepompong dan jatuh ke tanah.
Telur tachinid pada ulat tachinid dewasa

Gambar 9 Lalat tachinid (telur dan lalat dewasa)

Burung. Banyak jenis burung yang bersifat predator dan sangat efektif sebagai musuh alami. Burung-burung tersebut dapat memakan telur, larva, nimfa, kepompong dan bahkan dewasanya. Burung hantu merupakan salah satu jenis burung yang sangat efektif dalam mengendalikan tikus pada perkebunan kakao. Burung ini aktif pada malam hari. Burung hantu memiliki daya memangsa yang lebih besar dibandingkan dengan daya makan. Burung dewasa mengintai mangsanya dengan cara menunggu pada dahan-dahan, tunggul-tunggul kayu pada malam hari. Mangsa diterkam dengan cengkeraman jari-jari yang kuat. Dengan paruh yang tajam mangsa (tikus) dipotongPengendalian Hayati Hama Utama Tanaman Perkebunan dengan Musuh Alami Tugas dari Bapak Prof. Dr. Ir. Darma Bakti, MS 15

potong lalu ditelan. Jenis burung lain yang bermanfaat pada perkebunan kakao adalah burung cicit, burung pelatuk, burung gereja, burung prenjak, ayam, dll. Daur hidup Burung hantu Segera setelah telur pertama keluar, betina langsung mengeraminya dan sambil mengeram, keluar telur setiap selang satu hari. Jumlah telur antara 12-14 butir. Burung ini dapat bertelur 1-3 kali setahun. Burung hantu mulai bertelur pada umur 8 bulan. Telur menetas setelah dierami selama sekitar 28 hari. Telur menetas sesuai urutan keluar. 3. Hama penting Tanaman Karet dan Musuh Alaminya

Problem yang dihadapi sampai saat ini adalah walaupun produksi karet Indonesia tergolong besar di dunia tetapi harga jualnya rendah di pasaran luar negeri akibat rendahnya mutu produksi karet yang dihasilkan. Organisme pengganggu tanaman (OPT) merupakan salah satu penyebab rendahnya mutu tersebut.Jenis-jenis hama tanaman karet yang sering dijumpai di perkebunan karet adalah tungau (mites) dan rayap yang mengganggu pertumbuhan tunas atau pucuk yang baru tumbuh. Tanda-tanda tanaman karet yang terkena hama sangat spesifik tergantung jenis hamanya. Jenis-jenis hama dan cara pemberantasannya dapat dilakukan secara spesifik, simultan dan berkesinambungan dengan cara biologi kontrol. Beberapa hama penting tanaman karet adalah : a. Rayap Microtermes inopiratus, Coptotermes congfignathus. b. Uret Helotrichia serrata, H. sufoflava, H. essa, Anomala varians, Leucopholis sp dan Exopholis sp. c. Babi hutan (Sus sctrofa vittatus)

a.

Rayap Microtermes inopiratus, Coptotermes congfignathus. Rayap adalah serangga yang masing-masing mempunyai fungsi dalam satu

koloni. Misalnya golongan ratu dan jantan untuk perkembangbiakan sedangkan golongan tentara yang jumlahnya sangat banyak untuk mencari makanan. Rayap umumnya menimbulkan kerusakan pada tanaman karet dengan cara menggerek batang dari ujung daun sampai ke akar dan memakan akar. Pada areal perkebunan karet yang terserang jamur akar putih biasanya diiringi dengan rayap sehingga mempercepat kematian tanaman. Pengamatan. Ekosistem pertanian atau agroekosistem sangat berbeda dengan ekosistem pemukiman sehingga pengendalian rayap lebih memerlukan pertimbangan
Pengendalian Hayati Hama Utama Tanaman Perkebunan dengan Musuh Alami Tugas dari Bapak Prof. Dr. Ir. Darma Bakti, MS 16

yang tepat mengingat luasnya areal perlakuan, tingginya keragaman organisme lain bukan sasaran, toksisitas termitisida terhadap tanaman, residu termitisida dan lain-lain. Oleh karena itu, diperlukan pengamatan secara cermat untuk mengamati kondisi daerah perlakuan, jenis hama, gejala serangan dan tingkat kerusakan. Pengamatan dilakukan pada areal pertanaman yang menunjukkan gejala serangan. Pengendalian Hayati a) Patogen Nuclear Polyhodrosis Viruses (NPV), Cendawan Metarrhizium spp, Cendawan Beauveria bassiana, Nematoda Entomofagus Steinernema sp dan Heterorhabditi indica b) Predator dan Parasitoid di dalam sarang, Semut Predator c) Predator dan Parasitoid di luar sarang i. Serangga predator: semut, capung, lalat perampok, lalat kecoa ii. Kalajengking iii. Binatang amfibi iv. Burung v. Binatang mamalia: kelelawar, pemakan serangga

b. Uret Helotrichia serrata, H. sufoflava, H. essa, Anomala varians, Leucopholis sp dan Exopholis sp. Uret umumnya menyerang tanaman muda. Tanaman di pembibitan sering mengalami seranga berat 30-50 persen yang mengakibatkan tanaman mati. Warna uret putih dan bentuknya seperti huruf C. Kumbang memiliki moncong dan tanduk. Uret merusak akar dan bagian tanaman yang ada di dalam tanah. Tanaman yang terserang berwarna kuning, layu dan akhirnya mati. Pengamatan. Pengamatan dilakukan pada tanaman muda dan di areal pembibitan. Apabila ditemukan gejala serangan maka perlu dilakukan pemeriksaan dengan membuka tanah di sekitar tanaman untuk melihat adanya hama ini dan tingkat kerusakan bagian tanaman yang ada di dalam tanah. Pengendalian. Mengumpulkan uret di sekitar tanaman terserang dan dimatikan. c. Babi hutan (Sus sctrofa vittatus) Kerusakan tanaman karet akibat serangana babi terutama disebabkan oleh aktivitas mencari makan. Biasanya babi mencari makan dengan menggali tanah untuk mencari cacing tanah atau serangga tanah, akibatnya akar tanaman karet menjadi rusak,
Pengendalian Hayati Hama Utama Tanaman Perkebunan dengan Musuh Alami Tugas dari Bapak Prof. Dr. Ir. Darma Bakti, MS 17

sehingga menyebabkan penyerapan unsur hara dan ait dari tanah menjadi terhambar. Akibat lain dari kerusakan ini adalah tanaman menjadi rentan sehingga memudahkan tanaman terserangan oleh hama atau penyakit. Kerusakan akibat pencarian makan biasanya disebut kerusakan tidak langsung. Sedangkan kerusakan langsung akibat serangan babi terutama pada pertanaman karet yang masih muda. Babi biasanya menyukai akar, kulit batang, batang dan daun dari tanaman yang masih muda.

4. a.

Hama penting Tanaman Lada dan Musuh Alaminya

Kepik penghisap buah lada (Dasynus piperis) Famili Miridae, Ordo Hemiptera atau Pepper Berry Bug Kepik pengisap buah lada merupakan hama penting, terutama menyerang buah

lada umur antara 4-5 bulan (masak susu). Kepik ini mengisap buah lada sehingga menjadi kosong, kering, dan menghitam. Serangan yang berat pada tunas dapat menyebabkan buah layu dan tunas mati. Hama ini biasanya dikendalikan secara alami oleh banyak musuh alami. Delapan puluh persen diparasitasi oleh Anastatus dasyni. Nimfanya dibunuh oleh laba-laba lompat dan predator lain. Kepik dewasa yang terbang ditangkap oleh lalat buas. Kepik ini juga dikendalikan oleh musuh alami lain termasuk tiga macam tawon parasitoid yang membunuh telur kepik. Pengendalian nimfa dan dewasa dengan penyemprotan cendawan Beauveria sp. dan Spicaria sp. dapat dilakukan. Daur hidup Daur hidup seluruhnya dari telur sampai dewasa berkisar antara 6-14 minggu. Telur diletakkan pada permukaan daun dan tandan lada dalam kelompok terdiri dari 3-11 telur. Ada Anastatus dasyni, Ooencyrtus malayensis dan satu jenis tawon parasitoid lagi yang dapat membunuh hingga 90% dari semua telur yang diletakkan oleh Dasynus. Dewasa mampu bertelur maksimum 200 butir. Kepik lada biasanya makan pada pagi sampai sore hari. Pada siang hari mereka menyembunyikan diri di dalam mahkota pohon lada. Musuh alami:
Pada Fase telur Kepik penghisap buah lada memliki musuh alami sebagai berikut :

Parasitoid telur Tawon Anastatus, Ooencyrtus, dan Tawon Gryon Pemangsa telur cecopet, berbagai jenis semut
Pengendalian Hayati Hama Utama Tanaman Perkebunan dengan Musuh Alami Tugas dari Bapak Prof. Dr. Ir. Darma Bakti, MS 18

Pada Fase nimfa Kepik penghisap buah lada memliki musuh alami sebagai berikut : Patogen nimfa kepik penghisap buah lada amur Beauveria bassiana Pemangsa nimfa kepik penghisap buah lada Cecopet, berbagai jenis semut, kepik leher, burung, belalang sembah, bunglon, dan laba-laba Pada Fase dewasa Kepik penghisap buah lada memliki musuh alami sebagai berikut Patogen jamur Jamur Beauveria bassiana Pemangsa dari berbagai jenis semut, kepik leher, burung, belalang sembah, bunglon, dan laba-laba b. Penggerek cabang lada (Lophobaris piperis) Famili Curculionidae, Ordo Coleoptera atau Small Pepper Weevil Larva kumbang moncong ini membuat lubang bulat dekat pangkal percabangan muda kemudian masuk dan menggerek ke dalamnya. Larva kumbang moncong makan bagian tengah cabang, sehingga mengakibatkan tidak produktif. Gejala awal Lophobaris adalah perubahan warna. Cabang akan berubah menjadi kuning, coklat, kemudian hitam. Cabang lada biasanya akan mati. Lubang gerekan dapat juga ditempati oleh seranggaserangga kecil lainnya. Dapat menjadi tempat masuknya penyakit tanaman. Pengendalian dengan memotong cabang terserang, dimasukkan dalam karung dan dibawa keluar kebun kemudian dibakar. Daur hidup Telur Lophobaris diletakkan satu per satu di lubang kecil pada ruas cabang muda. Setelah telur menetas, larva Lophobaris membuat sebuah lubang masuk cabang itu, hingga cabang jadi lemah, pertumbuhan cabang terhenti, layu, kering dan mati. Larva kemudian menjadi pupa di dalam lubang. Kumbang dewasa keluar dari cabang untuk kawin dan berkembang biak. Daur hidup dari telur sampai dewasa antara 45-60 hari. Larva Lophobaris dapat diparasitasi oleh tawon kecil, Spathius. Tawon betina Spathius masuk ke dalam cabang pohon dan meletakkan sebuah telur pada larva Lophobaris. Larva Spathius tersebut mengisap dan membunuh larva Lophobaris. Musuh alami: Pada Fase larva Penggerek cabang lada memliki musuh alami sebagai berikut : Parasitoid larva Tawon Eupelmus curculionis, Tawon Spathius piperis
Pengendalian Hayati Hama Utama Tanaman Perkebunan dengan Musuh Alami Tugas dari Bapak Prof. Dr. Ir. Darma Bakti, MS 19

Patogen larva jamur Jamur Beauveria bassiana Pada Fase pupa Penggerek cabang lada memliki musuh alami sebagai berikut : Patogen pupa jamur Jamur Beauveria bassiana Pada Fase dewasa Penggerek cabang lada memliki musuh alami sebagai berikut Patogen imago jamur Jamur Beauveria bassiana, berbagai macam laba-laba

c.

Kepik pengisap bunga lada (kepik kapal terbang lada) Diconocoris hewetti, Famili Tingidae, Ordo Hemiptera Lace Bug Of Pepper Blossom Diconocoris hanya mengisap bunga dan buah lada muda. Kepik ini menusuk bunga

dan mengisap cairannya. Hama ini menyerang lada selama masa berbunga. Jika tanaman lada berbunga terus menerus di suatu daerah, memungkinkan kepik kapal terbang dapat berkembang biak dalam jumlah besar sampai kepik ini menjadi hama lada yang berat. Pengendalian dengan menanam varietas lada berbunga semusim, penyemprotan dengan Beauveria bassiana, Spicaria sp. sebanyak 2 kali setiap bulan pada musim bunga. Daur hidup Daur hidup seluruhnya dari telur hingga dewasa, kira-kira 30 hari. Telur membutuhkan waktu sedikitnya 10 hari sampai menetas. Telur-telur diletakkan pada tangkai bunga lada. Nimfa mengalami 5 kali ganti kulit sebelum menjadi kepik dewasa. Nimfa memiliki banyak duri keluar dari badannya. Setelah menetas, nimfa langsung mulai mengisap bunga-bunga lada, akibatnya bunga lada menjadi hitam dan gugur atau tandan buah lada muda banyak yang ompong. Kepik dewasa melanjutkan mengisap bunga-bunga lada sampai Daur hidupnya selesai. Kepik dewasa berwarna kehitamhitaman, dan memiliki pundak-pundak menonjol keluar yang sangat tinggi. Musuh alami: Pada Fase telur Kepik penghisap bunga lada memliki musuh alami berikut : Pemangsa telur cecopet, kumbang semut Pada Fase nimfa Kepik penghisap bunga lada memliki musuh alami berikut Patogen jamur Jamur Beauveria bassiana Pemangsa nimfa Cecopet, kumbang semut, kepik leher, capung, tawon kertas dan berbagai jenis laba-laba Pada Fase dewasa Kepik penghisap bunga lada memliki musuh alami berikut : Patogen jamur Jamur Beauveria bassiana
Pengendalian Hayati Hama Utama Tanaman Perkebunan dengan Musuh Alami Tugas dari Bapak Prof. Dr. Ir. Darma Bakti, MS 20

Pemangsa imago dari berbagai jenislaba-laba, kepik leher, belalang sembah, lalat buas, capung, tawon kertas Tawon kertas Famili Vespidae, Ordo Hymenoptera Paper Wasps, Yellow Jackets, Hornets, Mason Wasps. Panjangnya sekitar 1 cm sampai 4 cm.Tawon ini membuat sarang dari kertasatau tanah untuk memelihara anaknya.Sengatannya menyakitkan.Tawon ini efektif untuk memburubanyak jenis ulat. Ia mampumenangkap ulat besar. Macam macam serangga lain juga dimakan oleh tawon ini. Selain serangga, dia juga makan sari madu dari bunga. Daur hidupBeberapa jenis tawon hidup sendirian.Menggali lubang di tanah, mencari ulat,ditusuk dan dilumpuhkan, kemudiandibawa ke lubang. Selanjutnya ia meletakkan sebutir telur di dalam lubang dan menutupnya. Telur menetas dan menjadi larva yang memakan ulat tadi. Kemudian larva menjadi kepompong. Kalau sudah dewasa, ia menggali jalan keluar dari tanah dan mencari dewasa lain untuk kawin. Jenis tawon lain membentuk sarang dari serbuk kayu yang dikunyahnya. Jamur Beauveria bassiana, Kelas Hyphomycetes Beauveria Bassiana Fungus. Jamur Beauveria bassiana menyerang banyak jenis serangga, di antaranya kumbang, ngengat, ulat, kepik dan belalang. Jamur ini umumnya ditemukan pada serangga yang hidup di dalam tanah, tetapi juga mampu menyerang serangga pada tanaman atau pohon. Jamur Beauveria bassiana berwarna putih (lihat gambar), dan biasanya cukup kelihatan pada badan inangnya. Jika dilihat dengan kaca pembesar, spora jamur ini ternyata tumbuh berkelompok, sehingga menyerupai kapas. Serangga yang terserang oleh jamur Beauveria bassiana biasanya akan mati dalam waktu 1-2 minggu. Daur hidup Jamur Beauveria bassiana tumbuh pada serangga, kemudian membuat spora (semacam biji). Spora lepas dari jamur dan dibawa angin atau air ke tempat lain. Jika spora kena serangga, bisa tumbuh menjadi jamur lagi.

5.

Hama penting Tanaman Teh dan Musuh Alaminya

a. Kepik pengisap daun teh (Helopeltis spp.) Helopeltis antonii dan Helopeltis theivora, Famili Miridae, Ordo Hemiptera atau Tea Leaf Bug. Kepik pengisap daun atau Helopeltis menyerang pucuk daun muda. Kepik ini menusuk dan mengisap daun the sehingga membentuk bercak-bercak hitam. Musuh alami Helopeltis ini banyak. Nimfanya dibunuh oleh laba-laba lompat, nimfa
Pengendalian Hayati Hama Utama Tanaman Perkebunan dengan Musuh Alami Tugas dari Bapak Prof. Dr. Ir. Darma Bakti, MS 21

belalang sembah dan predator lain. Dewasa yang terbang ditangkap oleh capung dan laba-laba pembuat jaring. Daur hidup Jangka waktu dari awal telur sampai dewasa adalah 3 hingga 5 minggu. Dewasa bisa hidup sampai 2 minggu. Telur panjangnya 1,5 mm diletakkan masuk ke urat daun teh atau cabang pucuknya secara tersembunyi dari serangan predator. Telur juga dimasukkan ke dalam ujung cabang hijau yang baru dipangkas. Jumlah telurnya kira-kira 80 per betina. Nimfanya (mikung) berwarna oranye kemerahmerahan. Dewasanya (indung) berwarna hitam-putih menjadi hitammerah untuk antonii atau hitam-hijau untuk theivora. Dewasa Helopeltis mempunyai tiang kecil seperti jarum yang menonjol dari tengah punggungnya (thorax). Musuh alami: Pada Fase telur Kepik pengisap daun teh memliki musuh alami sebagai berikut : Parasitoid telur Tawon mymarid Erythmelus sp Pada Fase nimfa Kepik pengisap daun teh memliki musuh alami sebagai berikut : Pasitoid nimfa Tawon bracon Euphorus helopeltidis Patogen jamur Jamur Beauveria bassiana Pemangsa nimfa Cecopet, semut, kepik leher, burung,capung, belalang sembah, tawon kertas, bunglon cecak, dan berbagai jenis laba-laba Pada Fase dewasa Kepik pengisap daun teh memliki musuh alami sebagai berikut : Patogen jamur Jamur Beauveria bassiana Pemangsa imago dari berbagai jenislaba-laba, kepik leher, belalang sembah, cecak, bunglon, capung, burung, dan berbagai jenis semut.

b.

Wereng penghisap pucuk the Empoasca sp, Famili Cicadellidae, Ordo Homoptera atau Leaf Hopper Of Tea Serangga ini menyerang pucuk teh, dengan menusuk dan menghisap

cairannya.Jika pucuk sudah habis, serangan dapat berlanjut ke daun muda dan tua. Gejala serangan berupa perubahan warna tulang daun the menjadi merah coklat. Pada daun, timbul noda-noda berwarna kemerahan seperti terbakar (leaf burn), kemudian

Pengendalian Hayati Hama Utama Tanaman Perkebunan dengan Musuh Alami Tugas dari Bapak Prof. Dr. Ir. Darma Bakti, MS

22

menguning. Pertumbuhan daun menjadi terhambat, dan pucuk daun teh tumbuh tidak normal. Serangan dapat sampai tanaman jadi gundul dengan produksi sangat menurun. Daur hidup Telur diletakkan satu-persatu, diselipkan pada tulang daun teh. Telur sangat kecil berwarna putih, tidak bisa dilihat dengan mata telanjang. Setelah 4-7 hari telur menetas jadi nimfa. Nimfa berwarna putih kekuning-kuningan berganti kulit 4 kali dalam 7-12 hari. Ia hidup pada permukaan bawah daun, sesekali naik ke atas permukaan daun, dengan menusuk dan menghisap cairan terutama dari tulang daun muda. Ciri khas serangga ini adalah jalannya menyamping.Sesekali saja ia naik ke atas daun. Dewasa berwarna hijau muda kekuningkuningan, dapat terbang kemana-mana, apalagi bila tertolong tiupan angin. Lama daur hidup dari telur sampai dewasa berkisar 14-18 hari. Musuh alami: Pada Fase telur Kepik pengisap daun teh memliki musuh alami sebagai berikut :
Pemangsa telur berbagai jenis kumbang kubah

Pada Fase nimfa Kepik pengisap daun teh memliki musuh alami sebagai berikut : Pemangsa nimfa berbagai jenis kumbang kubah capung, cecak, dan berbagai jenis laba-laba Pada Fase dewasa Kepik pengisap daun teh memliki musuh alami sebagai berikut : Patogen jamur Jamur Beauveria bassiana Pemangsa imago dari berbagai jenis kumbang kubah dan laba-laba lompat, cecak,, capung, Laba laba Lompat. Famili Salticidae, Ordo Araneae atau Jumping Spiders Wajah laba-laba lompat dengan dua mata utama ke arah depan Laba-laba lompat bersikap aktif hanya pada siang hari. Laba-laba lompat bermata delapan. Dua mata besar menghadap ke depan, tetapi mata lainnya kecil. Matanya tajam dan bisa melihat mangsanya dari jauh. Laba-laba ini dapat menerkam mangsanya dengan cepat sekali, bahkan dapat menangkap lalat yang terbang cepat. Laba-laba ini tidak membuat jaring, tetapi meronda di tanaman mencari mangsa. Sutera digunakan untuk menenun tali pengaman, sehingga bila jatuh dari daun, tali itu menghindarinya jatuh sampai ke tanah. Sutera juga dipakai untuk membuat sarung telurnya. Laba-laba dapat menangkap mangsa yang lebih besar darinya dan merupakan pemangsa penting bagi kepik seperti Helopeltis
Pengendalian Hayati Hama Utama Tanaman Perkebunan dengan Musuh Alami Tugas dari Bapak Prof. Dr. Ir. Darma Bakti, MS 23

dan ngengat dari ulat jengkal dan hama lain. Laba-laba menusukkan racun yang melumpuhkan mangsa, kemudian mengisap cairannya. Daur hidup Laba-laba jantan menggoyangkan kaki depan untuk merayu betina. Setelah kawin, betina membuat sarung dari sutera dan meletakkan telur didalamnya. Ia menjaga sarung itu sampai anak labalaba keluar dan dapat pergi sendiri. Labalaba tidak mengalami metamorfosa

c.

Ulat penggulung daun Homona coffearia, Famili Tortricidae, Ordo Lepidoptera atau Tea Tortrix

Ulat penggulung daun membuat tempat berlindung untuk diri sendiri dari daun the caranya dengan menyambungkan dua (atau lebih) daun bersama-sama dengan sutra, atau dengan menggulung satu daun lalu menyambungkan pinggirnya. Daun yang terserang tidak dapat dipetik sebagai hasil panen teh. Daur hidup Ngengat Homona mengeluarkan telur yang berbentuk datar. Telur tersebut tersusun dalam kelompok yang berbarisbaris di atas permukaan daun teh. Larva yang menetas akan mulai memakan daun teh muda sehingga mengurangi hasil panenan karena daun tersebutlah yang dimanfaatkan manusia. Larva membuat semacam sarang dengan menyambungkan daun; lama kelamaan sarang tersebut menjadi campuran potongan daun, sutra dan kotoran ulat. Beberapa sarang dibuat oleh satu ulat selama dia berkembang. Setelah larva tumbuh hingga panjangnya 18-26 mm, dia menjadi kepompong dalam sarang terakhir yang dibuatnya. Kemudian ia keluar sebagai ngengat dewasa. Ngengat aktif hanya malam hari. Betina dapat mengeluarkan beratusratus telur. Ulat Homona diparasit oleh beberapa jenis tawon parasitoid, khususnya Macrocentrus homonae yang merupakan tawon Braconidae. Musuh alami: Pada Fase telur Ulat penggulung daun teh memliki musuh alami sebagai berikut : Pemangsa telur berbagai jenis semut, kumbang tanah, kepik leher, kepik perisai, cecopet, jangkrik Metioche Pada Fase nimfa Ulat penggulung daun teh memliki musuh alami berikut : Parasitoid ulat Tawon braconid Macrocentrus, Lalat tachinid Palexorista Pemangsa ulat berbagai jenis semut dan kumbang tanah Pada Fase kepompong Ulat penggulung daun teh memliki musuh alami berikut :
Pengendalian Hayati Hama Utama Tanaman Perkebunan dengan Musuh Alami Tugas dari Bapak Prof. Dr. Ir. Darma Bakti, MS 24

Pemangsa kepompong berbagai jenis semut, kumbang tanah, kepik leher, kepik perisai, cecopet, jangkrik Metioche

Pada Fase dewasa Ulat penggulung daun teh memliki musuh alami berikut : Patogen jamur Jamur Beauveria bassiana Pemangsa imago dari berbagai jenis kumbang kubah dan laba-laba lompat, cecak,, capung.

d.

Ulat jengkal (ulat kilan) Hyposidra talaca, Ectropis bhurmitra dan Buzura suppressaria Famili Geometridae, Ordo Lepidoptera Inchworm, Measuringworm Ulat jengkal menyerang daun, pupus daun, dan pentil teh. Serangan berat

menyebabkan daun berlubang dan pucuk tanaman gundul, sehingga tinggal tulang daun saja. Ketiga jenis ulat jengkal tersebut dapat makan bermacam tanaman lain selain teh. Ulat Hyposidra talaca dapat memakan tanaman kopi, kakao, kina, Aleurites, jambu klutuk, rami dan beberapa jenis kacangkacangan. Ectropis bhurmitra bias memakan pohon kina, gambir, kakao, jeruk, pisang, kacang tanah, singkong dan Sambucus. Ulat Buzura suppressaria dapat memakan mangga, Aleurites, Eucalyptus, Litchi dan jambu biji. Jenis-jenis tanaman yang merupakan tanaman inang untuk ulat jengkal ini sebaiknya tidak ditanam di kebun teh, karena keberadaannya akan membantu hama ini berkembangbiak. Pengendalian dilakukan dengan menjaga kebersihan kebun,

memusnahkan ulat/kepompong setiap kali memetik teh, dan menggunakan pestisida nabati. Pengendalian dengan cara hayati merupakan cara yang amat penting, dan akan berjalan sendiri jika musuh alami tersedia dan dilestarikan. Daur hidup Ngengat betina bertelur (tempatnya tergantung spesies). Setelah menetas, larva (ulat) memakan daun teh. Setelah berganti kulit beberapa kali, ulat menjadi kepompong. Akhirnya dewasa (ngengat) keluar dari kepompong dan kawin. Musuh alami : Pada Fase telur Ulat penggulung daun teh memliki musuh alami sebagai berikut :
Parasitoid telur E. bhurmitra, B. suppressaria, Tawon scelionid Telenomus,

Trichogramma
Pemangsa telur berbagai jenis semut, kumbang tanah,

kepik leher, kepik


25

perisai, cecopet, jangkrik Metioche


Pengendalian Hayati Hama Utama Tanaman Perkebunan dengan Musuh Alami Tugas dari Bapak Prof. Dr. Ir. Darma Bakti, MS

Pada Fase ulat /larfa Ulat penggulung daun teh memliki musuh alami berikut : Parasitoid ulat berbagai jenis tawon, pathogen ulat Nuclear polyhedrosis virus menyerang B. suppressaria, Bacillus thuringiensis Pemangsa ulat berbagai jenis semut dan kumbang tanah, kepik leher, kepik perisai, cecopet, jangkrik Metioche Pada Fase kepompong Ulat penggulung daun teh memliki musuh alami berikut : Pemangsa kepompong berbagai jenis semut, kumbang tanah.

Pada Fase dewasa Ulat penggulung daun teh memliki musuh alami sebagai berikut : Patogen jamur Jamur Beauveria bassiana Pemangsa imago dari berbagai jenis laba-laba, katak, bunglon, kelelawar

Pengendalian Hayati Hama Utama Tanaman Perkebunan dengan Musuh Alami Tugas dari Bapak Prof. Dr. Ir. Darma Bakti, MS

26

METODE PENGENDALIAN HAYATI Pengendalian hayati dapat dilakukan dengan berbagai cara (metode).

Pengendalian hayati sendiri dapat dipandang sebagai salah satu metode pengendalian hama. Sebagai metode, pengendalian hayati biasanya diimplementasikan dalam bentuk introduksi, augmentasi, dan/ atau koservasi musuh alami. Namun pengendalian hayati juga dapat dipandang sebagai suatu bidang ilmu. Sebagai bidang ilmu yang menitikberatkan kajian pada interaksi antara jasad hama dan musuh alaminya, pengendalian hayati mengembangkan metode metode pengukuran aktivitas musuh alami dan metode metode evaluasi dampak pengendalian hayati. Teknik Pengendalian Hayati Introduksi Musuh Alami Introduksi adalah upaya memasukkan (mengimpor) musuh alami eksotik untuk mengendalikan hama, khususnya hama eksotik. Namun sebelum pengimporan dilakukan, hal kritis yang perlu dilakukan lebih dahulu adalah penentuan lokasi asal (donor) musuh alami tersebut. Lokasi yang dimaksud dapat meliputi suatu benua, negara, atau kawasan lain dalam hamparan yang luas (makro). Setelah itu dilakukan persiapan persiapan logistik, pelayanan ekspedisi (penerbangan) ke lokasi asal tersebut, koleksi musuh alama pada relung relung yang lebih spesifik (mikro) di lokasi donor, pengiriman musuh alam ketempat baru (lokasi ekseptor), dan pelepasan musuh alami di lokasi akseptor tersebut. Untuk penentuan lokasi asal musuh alami, pertama kali harus dilakukan komplikasi data (deteksi) mengenai hama target selanjutnya digunakan untuk mendeteksi musuh alami dan lokasi donor. Dalam tahap ini dilakukan pengumpulan berbagai informasi faunistik antara lain (1) identitas taksonomi dan kerabat dekat hama target, (2) sebaran geografis dan kemungkinan tempat (pusat) asalnya, (3) kisaran dan sebaran tumbuhan inangnya, (4) kepadatan populasi dan daya rusak hama target terhadap tanaman inangnya, dan (5) catatan apapun yang tersedia tentang musuh alami atau faktor kematian

lainnya. Determinasi hama target perlu dikonfimasikan kepada pakar yang autoritatif. Identifikasi yang tepat terhadap hama target dan informasi tentang tumbuhan inangnya sangat menentukan keberhasilan deteksi terhadap lokasi donor. Contohnya antara lain
Pengendalian Hayati Hama Utama Tanaman Perkebunan dengan Musuh Alami Tugas dari Bapak Prof. Dr. Ir. Darma Bakti, MS 27

pada kasus penentuan lokasi musuh alami kutu jeruk California, AS. Kutu jeruk California bukan hama asli, melainkan hama eksotik bagi California. Hama itu berasal dari Australia dimana musuh alami kutu jeruk ditemukan. Namun demikian, informasi mengenai lokasi donor ini tidak datang begitu saja. Dari data tanaman inangnya (jeruk, akasia, pir, dan lain-lain) diperoleh informasi bahwa bibit tanaman jeruk berasal dari kawasan orientalia (Asia) dan pasifik selatan. Kemudian dari pertelaan (description) nama ilmiahnya (Icerya purchasi [Maskell] diketahui bahwa W.M. Maskell, sebagai pemertela pertama hama tersebut, adalah seorang entomologiwan yang berdomisili di Selandia Baru. Selain itu, dari data kekerabatan taksonomis diperoleh informasi bahwa kutu jeruk California itu sangat mirip dengan sejenis hama lain yang dikenal sebagai Dorthezia yang terdapat di Australia. Informasi informasi tersebut mengarah kepada tempat asal kutu jeruk California, yaitu Australia atau paling tidak Australasia. Melalui korespondensi, kemudian

dikonfirmasikan (oleh W.M. Maskell) bahwa memang benar Icerya purchasu berasal dari Australia. Implikasinya kemudian adalah bawa lokasi donor musuh alami kutu jeruk California adalah Australia. Namun demikian aspek logistik perlu juga diperhatikan dalam penentuan lokasi donor musuh alami. Tidak semua lokasi donor dapat terjangkau secara logistik karena alasan lain, misalnya politik atau hubungan internasional. Selain itu ada sejumlah negara yang memberlakukan peraturan kepabeanan dan karantina yang demikian ketat sehingga tidak memungkinkan pengiriman spesimen musuh alami keluar. Contoh untuk kasus ini antara lain adalah dalam penentuan lokasi donor musuh alami gulma klamath di California pada tahun 1944. Musuh alami itu, kumbang Chrysolina, terdapat di Eropa dan Australia. Mengimpor Chrysolina dari Eropa ketika itu tidak memungkinkan secara logistik karena saat itu benua tersebut sedang dilanda Perang Dunia II. Sementara itu, mengimpor Chrysolina dari Australia lebih mudah karena selain Australia tidak disibukkan oleh perang, pengimporan musuh alami sangat dimungkinkan berkat kesediaan pengimporan musuh alami sangat dimungkinkan berkat kesedian pimpinan CSIRO (Commonwealth Scientific and Industrial Research Organisation) membantu mengoleksi dan mempak musuh alami tersebut hingga siap dikirim. Selain itu, komando pasukan Amerika di Australia juga siap membantu mengamankan pengiriman musuh alami itu sampai ke lokasi akseptor (California).

Pengendalian Hayati Hama Utama Tanaman Perkebunan dengan Musuh Alami Tugas dari Bapak Prof. Dr. Ir. Darma Bakti, MS

28

Pencarian musuh alami dapat segera dilakukan setelah kolektor tiba di lokasi donor. Pada umumnya kolektor cenderung melakukan pencarian pada tempat tempat dengan kepadatan populasi hama inang yang tinggi. Di tempat tempat itu penerokan (sampling) memang lebih mudah dilakukan. Namun demikian, pencarian juga perlu dilakukan pada hamparan dengan kepadatan populasi inang yang rendah. Kepadatan populasi inang yang rendah sering merupakan petunjuk bahwa (ada) musuh alami yang sangat efektif di tempat itu, terutama musuh alami dengan daya cari yang tinggi. Si kolektor di tuntut meningkatkan daya carinya sehingga musuh alami seperti itu dapat ditemukan. Bila sudah terkoleksi, musuh alami seyogyanya di tapis lebih dulu sifat-sifat unggulnya. Kolektor perlu memanfaatkan insektarium yang ada di sekitar lokasi donor, atau bila perlu membangun insekrarium tersebut, untuk menapis jenis dan individuindividu musuh alami yang betul betul dikehendaki. Selain itu, karena musuh alami yang akan diimpor adalah musuh alami hidup, maka kolektor perlu memelihara mereka sampai siap dikirm. Bila perlu, kolektor dapat menggunakan insektarium itu untuk membiakkan musuh alami sehingga pada saat dikirm musuh alami itu memadai jumlahnya. Dalam penapisan itu perlu dicermati pula apakah menjelang dikirimkan musuh musuh alami itu sudah betul betul terbebas dari gangguan, misalnya stres, infeksi entomopatigen, atau parasitasi oleh hiperparasit. Setelah tertapis, musuh alami dapat segera dikirmkan ke lokasi akseptor. Sedapat mungkin pengiriman itu menggunakan sarana transportasi tercepat (misal pesawat udara). Musuh alami perlu dipak dalam wadah berventilasi yang rapat, kuat, ringan, dan mudah ditangani. Wadah seperti itu dapat terbuat dari kayu, kardus, plastik, atau logam (alloy) ringan yang tahan banting selama perjalanan. Ada baiknya salah satu sisi wadah diberi dinding plastik bening untuk memungkinkan pemeriksaan kepabeanan tanpa harus membuka wadah tersebut. Kebutuhan musuh alami selama transit juga perlu dipenuhi. Sebagian terbesar musuh alami membutuhkan kelembaban sekitar 50% atau lebih. Tingkat kelembaban itu dapat diciptakan dengan menempatkan spons atau kapas lembab di dalam wadah, namun perlu diusahakan agar tidak terjadi kontak langsung antara musuh alami dengan permukaan bahan lembab tersebut. Selain itu, bila memungkinkan di usahakan penempatan wadah musuh alami di kabin yang berpendingin. Kemudian, pakan dapat disediakan untuk musuh alami yang memerlukannya. Pakan bagi imago parasitoid dapat
Pengendalian Hayati Hama Utama Tanaman Perkebunan dengan Musuh Alami Tugas dari Bapak Prof. Dr. Ir. Darma Bakti, MS 29

berupa larutan gula atau madu yang ditambatkan pada gumpalan kapas dan kapas tersebut digantungkan di dalam wadah. Imago predatir dapat diberi pakan agar agar semisolid yang mengandung madu. Namun demikian, bila musuh alami itu dikirimkan dalam bentuk pupa, maka pakan tidak perlu disediakan(Susilo, 2007). Konservasi dan Augmentasi Musuh Alami Bila sudah berada di agroekosistem, maka musuh alami perlu dikonservasi dan diaugmentasi (Rabb et al., 1976 dalam Susilo 2007). Konservasi adalah upaya untuk mempertahankan keberadaan (ketakatan, survival) musuh alami di habitat sedangkan augmentasi dimaksudkan untuk meningkatkan populasinya sehingga kinerjanya sebagai agens hayati semakin tinggi. Konservasi umumnya dilakukan melalui manipulasi lingkungan (pengelolaan habitat) sedangkan augmentasi biasanya dilakukan melalui pembiakan massal musuh alami tersebut (pabrikasi). Walaupun mudah dibedakan secara teori, dalam praktik konservasi dan augmentasi dapat dilaksanakan dalam satu kesatuan tindakan (augservasi). Dalam rangka konservasi musuh alami, pengelolaan habitat dapat dilaksanakan antara lain dengan mengurangi aplikasi pestisida. Perlakukan pestisida dapat mengakibatkan kematian langsung pada musuh alami. Selain itu pestisida juga dapat berefek buruk secara tidak langsung terhadap musuh alami melalui perusakan kompleksitas sumber daya bagi musuh alami tersebut. Contohnya dalam kasus pengendalian tungau herbivora (Eotetranychus willamettei (Acari: Tetranychidae)) oleh tungau predator (Metaseiulus occidentalis( Acari : Phytoseiidae)) . Eotetranychus adalah hama utama pada pertanaman anggur (vineyards) namun pada pertanaman itu juga terdapat tungau herbivora lainnya, yaitu Tetranychus pasificus (Acari : Tetranychidae) sebagai hama sekunder. Tetranychus ini berfungsi sebagai mangsa (alternatif) bagi Metaseiulus manakala Eotetranychus berada dalam populasi yang rendah. Metaseiulus demikian menyukai Eotetranychus sehingga mampu menekan populasi tungau hama itu sampai di bawah tingkat merusak. Dengan kata lain, perlakukan pestisida (akarisida) terhadap Eotetranychus tidak diperlukan bila ada Metaseiulus. Jika diaplikasikan, maka pestisida justru berakibat lebih buruk bagi Metaseiulus karena secara langsung dapat melukai predator tersebut dan secara tidak langsung menyebabkan berkurangnya persediaan pakan (mangsa) bagi predator tersebut. Tanpa perlakukan pestisida predator dapat bertahan hidup dengan memangsa Tetranychus, sedangkan dengan perlakuan pestisida predator akan kehilangan mangsa alternatif sehingga tidak mampu
Pengendalian Hayati Hama Utama Tanaman Perkebunan dengan Musuh Alami Tugas dari Bapak Prof. Dr. Ir. Darma Bakti, MS 30

mempertahankan ketakatannya. Dengan demikian, pengurangan penggunaan pestisida memungkinkan terciptanya keberadaan Metaseiulus yang berkelanjutan diri (selfsustaining) karena tersedianya Tetranychus sebagai mangsa suplemen dan terjadinya keterpautan kepadatan antara Metaseilus dan mangsa utamanya (Eotetranychus). Cara lain untuk mengkonservasi musuh alami adalah mempertahankan tumbuhan inang. Tumbuhan inang ini berfungsi sebagai ungsian (refuge) bagi hama itu atau inang (mangsa) suplemennya. Contohnya adalah pembiaraan gulma disekitar pertanaman kubis kecik (brussel sprout) (Brassica oleracea var. gemmifera (Magnoliophyta : Brassicaceae)). Pada pertanaman yang dibiarkan bergulma itu populasi hama Pieris rapae (Lapidoptera : Pieridae) rendah sedangkan populasi predatornya (Harpalus rufipes (Coleoptera : Carabidae)) tinggi. Gulma menyediakan pakan bagi musuh alami (nektar atau polen). Selain itu, kerimbunan tajuknya merupakan situs persarangan yang ideal bagi berbagai jenis musuh alami. Namun demikian, perlu dikaji lebih dahulu apakah praktik pembiaran gulma di sekitar pertanaman itu layak secara ekonomi. Opsi lain untuk mengonservasi musuh alami adalah menumpang sarikan atau menumpang gilirkan ke tanaman. Tumpangsari menggunakan tanaman yang sesuai dapat mensinkronkan keberadaan hama dan musuh alaminya. Sebagai misal, di Peru tumpangsari kapas-jagung direkomendasikan karena diketahui bahwa pertanaman jagung merupakan sumber (reservoir) musuh alami untuk berbagai jenis hama tanaman kapas. Di oklahoma, AS. prinsip yang sama digunakan untuk mendasari rekomendasi tumpangsari sorgum-kapas. Sementara itu, tumpang gilir termasuk penggunaan tumbuhan penutup tanah merupakan opsi lain untuk mengonservasi musuh alami di agroekosistem tropika. Berbagai jenis musuh alami memanfaatkan tumbuhan penutup tanah tersebut sebagai situs persarangan. Iklim mikro pada hamparan tumbuhan penutup tanah tersebut disukai oleh musuh-musuh alami. Manipulasi budidaya tanaman seperti di atas dimaksudkan untuk menyuplai inang (mangsa) secara tidak langsung bagi musuh alami sehingga populasi musuh alami terjamin keberadaanya di agroekosistem . Pendekatan tersebut dapat dikembangkan dengan menyuplai inang fertil beserta musuh alami secara langsung ke agroekosistem. Contohnya adalah pengendalian tungau hama di California dengan cara

menginokulasikan tungau hama itu (+ tungau predatornya) secara langsung ke tanaman stroberi yang beru bersemi. Contoh lain adalah inokulasi langsung ngengat kubis (Pieris rapae) dan dua jenis parasitnya (Trichorgramma evanescens (Hymenoptera:
31

Pengendalian Hayati Hama Utama Tanaman Perkebunan dengan Musuh Alami Tugas dari Bapak Prof. Dr. Ir. Darma Bakti, MS

Trichogrammatidae) dan Apanteles rubeculla (Hymenoptera : Braconidae)) ke pertanaman kubis. Walaupun populasi ngengat pada pertanaman itu menjadi 10 kali lipat dibandingkan populasi normalnya, tingkat parasitisme yang terjadi juga sangat tinggi sehingga mampu melindungi tanaman dari kerusakan. Kedua jenis parasitoid mampu membunuh lebih dari 95% hama. Sebagian besar telur hama terparasit oleh Trichogramma sedangkan sisanya, yaitu yang berhasil menetaskan larva, terparasit oleh Apanteles. Akibatnya 96% tanaman menghasilkan kubis kelas satu. Sebaliknya, tisak sebuah kubis pun yang berkelas satu dihasilkan dari tanaman kontrol, yaitu yang dibiarkan tanpa perlakuan inang + parasitoid. Namun demikian, pendekatan ini memerlukan kajian mendalam sebelum dapat diterapkan pada agroekosistem agorekosistem lain karena inokulasi inang fertil mengandung resiko lebih meningkatkan dari pada menekan kepadatan populasi hama. Pendekatan lain adalah inokulasi inang steril ke agroekosistem. Dibandingkan dengan inokulasi inang fertil, pendekatan ini kurang (tidak) beresiko meningkatkan kepadatan populasi hama. Inokulasi inang steril dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu (1) membiakkan telur hama di laboratorium, memandulkannya dilaboratorium, kemudian melepasnya ke agroekosistem, (2) membiakkan telur non hama di laboratorium, memarasitkannya di laboratorium, kemudian melepas telur-telur terparasit tersebut ke agroekosistem. Pada cara pertama, telur telur yang di lepas sebagian akan terpredasi atau terparasit, sebagian yang lain tidak akan menetas. Pada cara kedua, telur-telur yang dilepas akan segera menetaskan imago parasitoid yang kemudian akan bersabda (foraging), berkopulasi, dan memarasit telur telur hama yang ada di lapangan. Dibandingkan pendekatan pertama, pendekatan kedua ini ternyata lebih berprospek. Pendekatan kedua ini telah diimplementasikan dalam augmentasi parasit telur Trichorgramma di berbagai perkebunan tebu di Indonesia. Digunakan sebagai inang non-hama (inang tiri) pada pengendalian hayati tersebut adalah ( telur ) ngengat beras (Corcyra cephalonica (Lepidoptera : Pyralidae)). Jenis serangga lain yang berpotensi digunakan sebagai inang tiri bagi Trichorgramma adalah Sitotroga cerealella (Lepidoptera : Gelechiidae) dan Galleria mellonella (Lepidoptera : Pyralidae) (Susilo, 2007).

Pengendalian Hayati Hama Utama Tanaman Perkebunan dengan Musuh Alami Tugas dari Bapak Prof. Dr. Ir. Darma Bakti, MS

32

PENUTUP Kesimpulan 1. Pengendalian hayati pada dasarnya adalah usaha untuk memanfaatkan dan menggunakan musuh alami sebagai pengendali populasi hama yang merugikan. Musuh alami tanaman perkebunan terdiri dari Predator/pemangsa, Parasitoid, dan Patogen Sebagai metode, pengendalian hayati biasanya diimplementasikan dalam bentuk introduksi, augmentasi, dan/ atau koservasi musuh alami. Introduksi adalah upaya memasukkan (mengimpor) musuh alami eksotik untuk mengendalikan hama, khususnya hama eksotik.

2.

3.

4.

5. Untuk penentuan lokasi asal musuh alami, pertama kali harus dilakukan komplikasi data (deteksi) mengenai hama target dengan pengumpulan berbagai informasi faunistik antara lain (1) identitas taksonomi dan kerabat dekat hama target, (2) sebaran geografis dan kemungkinan tempat (pusat) asalnya, (3) kisaran dan sebaran tumbuhan inangnya, (4) kepadatan populasi dan daya rusak hama target terhadap tanaman inang (5) catatan apapun yang tersedia tentang musuh alami atau faktor kematian lainnya. 6. Dalam rangka konservasi musuh alami, pengelolaan habitat dapat dilaksanakan antara lain dengan mengurangi aplikasi pestisida yang dapat mengakibatkan kematian langsung pada musuh alami. Saran 1. Petani sebaiknya mengetahui ciri-ciri serangga dan laba-laba bermanfaat, serta dapat mengidentifikasinya di kebun dalam rangka pengamatan sederhana setiap minggu. Melalui penulisan ini diharapkan, petani khususnya dapat mempelajari, mengenal, hama, musuh alami dari beberapa komoditi perkebunan dan agro-ekosistemnya serta mengetahui metoda pengendaliannya sehingga memudahkan pelaksanaan pengendalian hayati (Biological Pesticide) tersebut.

2.

Pengendalian Hayati Hama Utama Tanaman Perkebunan dengan Musuh Alami Tugas dari Bapak Prof. Dr. Ir. Darma Bakti, MS

33

DAFTAR PUSTAKA

Anonimous. 2000. Musuh Alami dan Hama Pada Kapas, Proyek Pengendalian Hama Terpadu Perkebunan Rakyat Direktorat Proteksi Tanaman Perkebunan. Departemen Kehutanan dan Perkebunan. http://www.scribd.com/doc/25912762/Musuh-Alami-Hama-Kapas diakses tanggal 17 desember 2011 Anonimous, 2002. Musuh Alami, Hama dan Penyakit Tanaman Kakao. Edisi kedua. Proyek Pengendalian Hama Terpadu Perkebunan Rakyat Direktorat Perlindungan Perkebunan. Direktorat Jenderal Bina Produksi Perkebunan Departemen Pertanian http://www.scribd.com/doc/25912762/Musuh-Alami-Hama-Kakao diakses tanggal 18 desember 2011 Anonimous, 2002. Musuh Alami, Hama dan Penyakit Tanaman Teh. Proyek Pengendalian Hama Terpadu Perkebunan Rakyat. Direktorat Perlindungan Perkebunan. Direktorat Jenderal Bina Produksi Perkebunan Departemen Pertanian http://www.scribd.com/doc/25912762/Musuh-Alami-Hama-Dan-PenyakitTanaman-Teh diakses tanggal 18 desember 2011 Anonimous. 2003. Pedoman Pengamatan Dan Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman Karet Direktorat Perlindungan Perkebunan. Direktorat Jenderal Bina Produksi Perkebunan. Departemen Pertanian. Jakarta. http://biologyeastborneo.com/wp-content/uploads/2011/08/Metode-pengamatanhama.pdf diakses tanggal 19 desember 2011

Anonimous, 2002. Musuh Alami, Hama dan Penyakit Tanaman Lada. Proyek Pengendalian Hama Terpadu Perkebunan Rakyat. Direktorat Perlindungan Perkebunan. Direktorat Jenderal Bina Produksi Perkebunan Departemen http://www.mamud.com/Docs/Pepper.pdf diakses tanggal 19 desember 2011

Liaku. 2010. Musuh Alami Hama Patogen, Parasitoid, Dan Predator. Pare. http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/46699/2011imt_sintesis%20 %28bab%207%29.pdf?sequence=12 diakses tanggal 20 Desember 2011

Susilo F X, 2007. Pengendalian Hayati Dengan Memberdayakan Musuh Alami Hama Tanaman. Graha Ilmu
Pengendalian Hayati Hama Utama Tanaman Perkebunan dengan Musuh Alami Tugas dari Bapak Prof. Dr. Ir. Darma Bakti, MS 34

Adiningsih, 1984; Arafah et al., 2003. Kajian Penggunaan Jerami dan Pupuk N, P, dan K pada Lahan Sawah Irigasi. Jurnal tanah dan Lingkungan Vol 4 (1) (2003) pp 15-24. BPTP Sulawesi Selatan. http://soil.faperta.ugm.ac.id/jitl/4.1%202003%201524%20arafah.pdf diakses tanggal 18 Juni 2011. Adjid, D.A. 1993; K. Permadi et al,. 2005. Penampilan Padi Gogo Rancah Varietas Singkil dan Ciherang Melalui Model Teknologi Pengelolaan Tanaman dan Sumber Daya Terpadu di sawah Tadah Hujan. Grivigor 4 (3): 227-233; Agustus 2005; ISSN:1412-2286. BPTP Jawa Barat. http://www.litbang.deptan.go.id/berkas/Bg2TadahHujan.pdf diakses tanggal 18 Juni 2011 Ali Jamil et al., 2005. Dinamika Fosfor dan Karbon Organik Pada Lahan Sawah Tadah Hujan di Sumatera Utara. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Utara. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/15552/1/kpt-agu2006%20%286%29.pdf diakses tanggal 18 Juni 2011

Pengendalian Hayati Hama Utama Tanaman Perkebunan dengan Musuh Alami Tugas dari Bapak Prof. Dr. Ir. Darma Bakti, MS

35

You might also like