You are on page 1of 47

Tugas Parasitologi CESTODA Disusun oleh: Abdul Rakan Agi Septyan Juju Jumiati Nur Dewi Aminah Sulton

Azis Tiara Ashria

CESTODA

PARASITOLOGI

HELMINTOLOGI

NEMATHELMINHES

PLATYHELMINTHES

NEMATODA

TREMATODA

CESTODA

Sifat-sifat Umum
Badan cacing dewasa terdiri atas :
a. Skoleks, yaitu kepala yang merupakan alat untuk melekat, dilengkapi dengan batil isap atau dengan lekuk isap. b. Leher, tempat untuk pertumbuhan badan. c. Strobilla, badan yang terdiri atas segmen-segmen yang disebut proglotid. Tiap proglotid dewasa memiliki susunan alat kelamin jantan dan betina (hermafrodit) Telur dilepaskan bersama proglotid atau tersendiri melalui lubang uterus. Embrio. Di dalam telur disebut onkosfer berupa embrio heksakan yang tumbuh menjadi bentuk Infektif dalam hospes perantara. Infeksi terjadi dengan menelan larva bentuk infektif atau menelan telur.

http://www.medicastore.com

http://debby-spenyossi.blogspot.com

ORDO

CESTODA

CYCLOPYLLIDEA PSEUDOPHYLLIDEA Ex Taenia Saginata Taenia Solium Hymenolepis nana Hymenolepis diminuta Dipylidium caninum Echinococus granulosus Echinococus multicularis Multiceps spp

Ex Diphyllobotrium latum D. Mansoni

Perbedaan morfologis antara order Pseudophyllidea dan order Cyclophyllidea:

Alat reproduksi Cestoda: Setiap segmen Cestoda mempunyai satu set alat reproduksi. Alat reproduksi betina yang terletak pada sisi ventral dan alat reproduksi jantan pada sisi dorsal. Alat reproduksi betina terdiri dari: Ovarium, Oviduct, Ootype, Uterus, Kelenjar vittelaria, dan Mehlis gland. Uterus merupakan suatu saluran memanjang dan terbuka pada sisi ventral dari proglottid (uterine pore pada Diphyllobothrium), atau berakhir buntu (seperti pada Taenia). Pada uterus gravid uterus dapat melingkar-lingkar atau bercabang-cabang ke lateral. Keadaan ini dapat digunakan untuk identifikasi spesies. Sedangkan, Alat reproduksi jantan terdiri dari: Testis, Vas deferens, Vas efferens (suatu saluran yang menuju ke genital pore), dan Cirrus sac yaitu kantung pada ujung vas deferens berisi organ yang disebut cirrus = penis. Fertilisasi terjadi antara segmen-segmen, dapat self fertilisation atau cross fertilisation antara segmen-segmen dari seekor cacing atau dengan cacing lain yang sejenis.

Pembagian (klasifikasi) Cestoda yang menginfeksi manusia:

A. Menurut habitat : I. Pseudophyllidea : Scolex berbentuk pipih, mempunyai dua lekukan memanjang seperti parit pada masing- masing sisinya yang disebut bothria. 1. Cacing dewasa didalam usus : Species : Diphyllobothrium latum (fish tape worm = cacing pita ikan). 2. Stadium larva (plerocercoid) dalam tubuh manusia Contoh: Sparganum mansoni, Sparganum prolyferum

II.

Cyclophyllidea: mempunyai sucker seperti mangkok (acetabula)

Cacing dewasa dalam usus : Taenia saginata (cacing pita sapi) Taenia solium (cacing pita babi) Hymenolepis nana Hymenolepis diminuta (cacing pita tikus) Dipylidium caninum (cacing pita anjing) Stadium larva dalam tubuh manusia : 2.1. Spesies: Echinococcus granulosus (cacing pita anjing), Enchinococcus multilocularis Stadium larva : Hydatid cyst 2.2. Spesies: Taenia solium Stadium larva: Cysticercus cululosa 2.3. Spesies: Multiceps multiceps Stadium larva: Coenurus cerebralis, Coenurus glomeratus

B. Klasifikasi sistemic : Order : Pseudophyllidea Superfamily : Bothriocephala Family : Diphyllobothriidae

Order Superfamily Family

: Cyclophyllidea : Taenioidea : Taeniidae

Family

: Hymenolepididae

Family

: Dilepididae

DIPHYLLOBOTHRIUM LATUM (CACING PITA IKAN) Order : PSEUDOPHYLLIDEA Superfamily : Bothriocephaloidea Family : Diphyllobothriidae Genus : Diphyllobothrium Species : Diphyllobothrium latum (cacing pita ikan) Penyebaran geografis: Cacing ini dijumpai di negara yang penduduknya mengkonsumsi ikan air tawar mentah (Eropa Tengah, Amerika, Jepang, Afrika Tengah) Habitat : Cacing dewasa hidup dalam usus halus manusia, juga kucing, anjing, serigala dan hewan-hewan pemakan ikan.

Morfologi : Merupakan cestoda terbesar yang menginfeksi manusia. Cacing dewasa panjang sampai 3-l0 meter, berwarna kuning keabuabuan, gelap di bagian tengah oleh adanya uterus yang berisi penuh dengan telur. Scolex: memanjang seperti sendok, 2-3 mm X l mm, terdapat 2 buah lekukan (slit) yang disebut bothria pada permukaan ventral dan dorsal. Leher: tipis, lebih panjang daripada kepala Proglottid: - jumlahnya 3.000 - 4.000 segmen - ukuran segmen: lebar lebih besar daripada panjang. - segmen mature: 2-4 mm X l0-20 mm, penuh dengan organ jantan dan betina.

Mempunyai 3 lubang genital (genital pore) - lubang vas deferens - lubang vagina - lubang uterus terletak pada permukaan ventral, digaris tengah tiap segmen. Ovarium : bilobus Uterus: bentuk rosette, berkelok-kelok di bagian tengah tiap segmen. Segmen terminal mengkerut (karena selalu mengeluarkan telur) kemudian mengering, lepas dari rangkaiannya, keluar bersama faeces hospes dalam bentuk rangkaian. Telur : - oval, 70 X 45 mikron - berwarna coklat karena menghisap empedu - mempunyai operculum pada salah satu ujung dan knob kecil pada ujung yang lain. Tidak infektif untuk manusia

Siklus hidup : Definitif host: Cacing dewasa tinggal dalam usus halus manusia, anjing, kucing. Intermediate host : I : Crustacea air tawar : cyclops atau Diaptomus II : Ikan air tawar. Telur keluar bersama tinja hospes utama masuk kedalam air, setelah 1-2 minggu keluar embryo bersilia dengan 3 pasang kaitkait dan disebut coracidium, berukuran 40-53 mikron. Coracidium ditelan cyclops, menembus dinding usus cyclops, masuk ke rongga tubuhnya, setelah 3 minggu berubah menjadi larva procercoid. Bila cyclops yang mengandung larva procercoid dimakan ikan air tawar, maka larva procercoid akan menembus dinding usus ikan dan bermigrasi sampai ke liver, otot, mesenterium menjadi larva plerocercoid (1-3 minggu). Bila ikan tersebut (yang mengandung larva plerocercoid) dimakan manusia, maka dalam usus halus manusia larva akan tumbuh menjadi cacing dewasa. Umur cacing (life span): 5-l3 tahun.

Pathogenitas: Cacing masuk ke dalam tubuh manusia dengan cara me makan daging ikan mentah atau kurang sempurna memasaknya dan mengandung larva plerocercoid. Penyakitnya disebut: Diphyllobothriasis. Gejalanya : gangguan pencernaan dan anaemia perniciosa, karena defisiensi vit B 12 Diagnosis : Menemukan telur atau proglottid dalam feses. Terapi: - Sebagai Drug of Choice: Yomesan (niclosamide) 4 tablet (2 gr) single dose - Obat lain : Praziquantel 5 10 mg/kgBB Paromomycin 1 gr terbagi 4 dosis setiap 4 jam Pencegahan : 1. Mencegah pencemaran air dengan pembuangan tinja yang baik. 2. Pencegahan perorangan terutama di daerah endemis. Jangan makan ikan mentah atau kurang sempurna memasaknya. Larva plerocercoid tidak rusak oleh pengasinan dan pengasapan.

TAENIA Order : CYCLOPHYLLIDEA Family : TAENIIDAE Genus : Taenia Perbedaan T. saginatta dan T. solium secara garis besar:

Secara morfologis telur dari kedua spesies ini sukar dibedakan. Bentuk bulat, warna coklat, 13-43 mikron Dinding luar tipis transparan. Dinding dalam tebal, coklat bergaris-garis radiar. Berisi oncosphere (larva) dengan 3 pasang kait-kait (Hexacanth embryo). Tidak mengapung pada larutan garam. Resistan, dapat hidup sampai 8 minggu.
Siklus hidup Taenia saginata: Telur atau segmen gravid keluar bersama tinja. Bila sapi/kerbau makan rumput yang tercemar telur tsb, didalam usus sapi (hospes perantara), dinding telur pecah, keluar onchosphere kemudian menembus dinding usus, ikut aliran darah, lymphe, melewati organ-organ hepar, paru, jantung akhirnya sampai ke otot bergaris, terutama otot-otot lidah. leher, bahu, paha. Didalam otot-otot tsb. onchosphere mencair, berubah bentuk menjadi vesicle yang tumbuh membesar, pada salah satu sisi tumbuh scolex didalamnya. Bentukan tersebut disebut cysticercus bovis. Dibutuhkan waktu 60 70 hari dari onchosphere untuk berubah menjadi cycticercus bovis, ukuran 5-10 mm X 3-4 mm. Dalam daging sapi dapat hidup sampai 8 bulan.

Siklus hidup Taenia solium: Sama dengan Taenia saginata, berbeda dalam hal: l. Hospes perantara : babi, manusia 2. Telur : infektif untuk babi juga infektif bagi manusia 3. Larva : Cysticercus cellulosa terdapat dalam otot babi dan manusia. Ukuran 8-10 mm X 5mm, bentuk oval sumbu panjang sejajar dengan serat otot. Dapat hidup sampai 8 bulan.

Pathogenitas Taenia saginata : Dapat masuk ke dalam tubuh manusia dengan memakan daging sapi yang kurang sempurna memasaknya yang mengandung cysticercus bovis. Cacing dewasa menimbulkan gangguan pencernaan berupa diare atau konstipasi, perasaan tidak enak di perut, anaemia. Taenia solium : Makan daging babi yang mengandung cysticercus cellulosa, yang kurang sempurna memasaknya Gangguan oleh cacing dewasa sama dengan Taenia saginata. Juga dapat terjadi jika meminum air atau makan sayur atau buah-buahan yang tercemar oleh telur Taenia solium. Cysticercus cellulosa yang terbentuk dapat ditemukan satu atau ribuan, di jaringan subkutan, otot dan otak. Penyakitnya disebut cysticercosis. Cysticercus cellulosa cenderung mengalami kalsifikasi dalam waktu 5 - 6 tahun.

Sedangkan Auto infeksi dapat terjadi dengan cara : Exo auto infection, karena kebiasaan kebersihan diri yang kurang telur-telur yang terdapat di perianal melalui jari-jari tangan dapat kembali ke tubuhnya sendiri, menjadi cysticercus cellulosa dalam organ tubuh manusia. Endo auto infection, karena regurgitasi segmen gravid yang penuh dengan telur- telur naik keatas tertelan kembali menjadi cysticercus cellulosa dalam organ tubuh manusia.

Gambaran Klinis Taeniasis : gejala nyeri perut ringan, gangguan pencernaan dan diare lama Keluhan utama dari penyakit ini adalah keluarnya proglotid bersama feses (aktif:T.saginata, pasif T. solium) Cysticercosis : seperti tumor di organ yang ditempati

Diagnosa; I. Taeniasis: - Pemeriksaan tinja dengan sediaan langsung untuk menemukan telur Taenia. Tidak dapat dibuat diagnosa species. - Swab perianal dengan Graham scotch adhesive tape : terutama untuk Taenia saginata - Scolex atau segmen gravid yang keluar dari anus dapat membantu membedakan species. - Serologis : Coproantigen II. Cysticercosis: Biopsi jaringan sub kutan, Radiologi, Serologis Terapi: Taeniasis : sebagai Drug of Choice Yomesan (miclosamide) 4 tablet (2 gr) single dose. Obat lain : Praziquantel 5 10 mg/kgB atau Paromomycin 1 gr terbagi 4 dosis setiap 4 jam atau Mebendazole 300 mg 2x sehari selama 3 hari. Cysticercosis: Tindakan bedah untuk membuang kista (jika memungkinkan), Praziquantel 25 mg/kgB/hari selama 3-4 hari.

Pencegahan 1. Hindari makan daging yang kurang sempurna memasaknya. 2. Pemeriksaan daging di tempat pembantaian 3. Pembuangan tinja yang baik 4. Higiene perorangan.

ECHINOCOCCUS GRANULOSUS Nama umum: cacing pita anjing, cacing hydatid. Cacing ini dapat tersebar dimana-mana, terutama terdapat di negara-negara peternakan biri-biri dan lembu, di daerah iklim sedang, ditempat yang ada hubungan antara manusia, anjing, domba.Habitat cacing dewasa terdapat dalam usus anjing dan serigala, bentuk larva terdapat dalam tubuh manusia. Morfologi: Cacing dewasa: Kecil, panjang 3-6 milimeter, terdiri dari scolex, leher, strobila yang terdiri dari 3 segmen, segmen immature, mature dan gravid yang merupakan segmen terbesar dengan ukuran 2-3 mm X 0,6 mm. Pada scolex terdapat 4 buah sucker, dengan rostellum yang dilengkapi dengan 2 baris kait-kait serta retraktil . Leher pendek dan lebar. Telur: Bentuk oval mirip telur Taenia ukuran 32-36 X 25-32 mikron berisi hexacanth embryo. Infektif untuk manusia, lembu, domba dan herbivora yang lain.

Larva : Disebut Hydatid cyst, terdiri dari : o Lapisan luar,bahan hialin tidak bernukleus,tebal 1mm, diperkuat kuticula. o Lapisan dalam, germinal layer, bernukleus tebal 22- 25 mikron. o Cairan steril tak berwarna atau kuning muda o Brood capsule, hanya terdiri dari germinal layer padanya terdapat scolices o Daughter cyst (anak kista) merupakan duplikat kista yang besar. Lapisan luar kuticula yang elastis disekresi oleh germinal layer, memungkinkan masuknya bahan-bahan nutrisi. Bila brood capsule pecah, scolices lepas kedalam cairan hydatid cyst dan dikenal sebagai Hydatid sand. Diperkirakan sebuah kista mengandung 2.000.000 scolices, bila termakan oleh anjing akan menghasilkan banyak cacing dewasa dalam 7 minggu. Hydatid cyst tanpa brood capsule dan scolices disebut acephalocyst atau steril. Endogenous daughter cyst di dalam hydatid cyst dapat menghasilkan grand daughter cyst. Daughter cyst jarang ditemukan pada binatang, tetapi sering pada manusia terutama dihepar. Exogenous daughter cyst dapat timbul karena terjadi hernia dari dinding hydatid cyst.

Patologi dan simptomatologi: Kelainan tergantung pada lokasi kista. Kista Unilocular menimbulkan reaksi keradangan pada jaringan sekitar juga akibat penekanan. Erosi pembuluh darah menimbulkan perdarahan. Hydatid cyst pada hepar biasanya di lobus kanan pada permukaan inferior. Bila kista pecah, menyebabkan terlepasnya scolices, potongan germinal membrane, brood capsul, daughter cyst, menyebar ke jaringan lain dengan cara hematogen atau penyebaran langsung membentuk kista sekunder. Dalam hal ini metastasenya mirip kanker. Pecahnya kista mungkin karena batuk, otot teregang, meniup, atau tindakan operasi. Kista hepar, empedu, cavum pleura yang pecah biasanya menyebar ke cavum abdomen, atau cavum pleura. Kista peribronchial yang pecah kadang kadang dapat sembuh spontan, tetapi sering menjadi abses paru yang menimbulkan gejala penderita mendadak batuk, sputum mengandung darah, lendir, sesak nafas, nyeri dada dan gejala-gejala alergi. Kista dalam otak menimbulkan gejala tekanan intrakranial, epilepsi dan gejala neurologis lain tergantung pada letak kista. Pada ginjal menimbulkan haematuri dan ginjal tidak berfungsi. panjang, ileum, vertebrata dan tulang rusuk.

Kista pada tulang menimbulkan reaksi pseudotuberculous dengan foreign body giant cell. Pada diaphyses menyebabkan kerusakan trabekule, nekrosis dan fraktur spontan. Pertumbuhan kista pada tulang akan menimbulkan erosi pada tulang dan invasi ke cavum medula, biasanya pada tulang- tulang. Epidemiologi: Prevalensi tergantung pada hubungan intim antara manusia dan anjing. Infeksi biasanya terjadi pada anak-anak, biasanya kebiasaan kebersihan kurang. Modus infeksi : Telur dalam tinja anjing tertelan manusia. Hal ini dapat terjadi : 1. Kontak langsung dengan anjing yang terinfeksi, tangan manusia setelah mengelus-elus anjing akan terkontaminasi (dari tangan ke mulut) 2. Memperkenankan anjing makan di piring yang sama 3. Makan sayur mentah yang tercemar kotoran anjing. Telur-telur cepat mati oleh sinar matahari, tetapi dapat hidup berminggu-minggu pada tempat yang teduh dan lembab.

Diagnosa: Klinis atas dasar : - Tinggal di daerah endemis - Hubungan yang erat dengan anjing peliharaan - Gejala klinis yang timbul sesuai dengan lokasi kista Laboratoris : Menemukan scolises, brood capsule atau daughter cyst setelah operasi. Bagian-bagian dari kista yang pecah dalam sputum atau urinR Reaksi Casoni (test alergi) Test ini halus dan spesifik. Disuntikkan 0,2 ml cairan hydatid yang steril dan baru secara intra dermal, bila positive akan terjadi benjolan dengan diameter 5 cm disertai speudopodia yang multiple dalam waktu 30 menit, dan menghilang setelah satu jam. Cairan hydatid yang dipakai berasal dari manusia setelah operasi atau dari binatang yang berasal dari rumah potong hewan. - Test serologi : Reaksi Pricipitin, C.F.T. = Complement Fixation Test, Hemaglutination test, Floculation test - Radiologi, Ultrasonografi

Pencegahan: Ditujukan pada mengurangi infeksi cacing dewasa pada anjing dan infeksi larva pada domba dan babi Didaerah endemis anjing tidak diperbolehkan ke rumah-rumah potong hewan. Tidak member makan anjing dengan sisa daging mentah. Sampah dari rumah potong harus dibakar atau disterilkan. Makanan yang dihidangkan harus bersih. Sayuran harus dicuci bersih atau dimasak. Air minum harus direbus. Kebersihan diri termasuk cuci tangan sebelum makan. Pekerja laboratorium menghindari kontaminasi tangannya pada waktu memeriksa tinja anjing dan pendidikan pada masyarakat tentang cara-cara penularan, bahaya hubungan dengan anjing dsb.

HYMENOLEPIS NANA Penyebaran geografis : kosmopolitan Morfologi : Cacing dewasa: Merupakan cestoda terkecil yang menginfekter manusia,bentuk seperti benang,ukuran 1-4 cm X 1mm, jumlah proglotid mencapai 200 segmen. Cacing didalam usus terdapat dalam jumlah besar dari 1.000 sampai 8.000 ekor. Life span pendek, hanya 2 minggu. Scolex bentuk glabus mempunyai 4 suckker dilengkapi dengan rostellum pendek yang retraktil dengan satu baris kait-kait yang berjumlah 20-30, bentuk kait-kait seperti garpu penala. Leher panjang. Proglottid : Segmen mature berukuran panjang 0,3 mm, lebar 0,9 mm. Genital pore unilateral, terletak pada satu sisi tiap segmen. Uterus berbentuk kantong transversal. Ovarium bilobus. Testis bulat, 3 buah Segmen gravid mengandung 80 - 180 butir telur.

Telur : 1. Bentuk bulat atau oval dengan diameter 30-45 mikron 2. Dinding terdiri dari 2 lapis 3. membran luar tipis dan transparan 4. lapisan dalam disebut embryophere membungkus onchosphere dengan 3 pasang kait-kait yang berbentuk lanset. Ruang antara dua lapisan tsb. berisi yolk granule dan 4-8 buah polar filament yang berasal dari knob kecil pada kedua ujung embryophere (polar thickening). 5. Terapung pada larutan garam dapur jenuh. 6. Telur-telur dikeluarkan bersama tinja dengan cara disintegrasi pelan-pelan dari segmen gravid.

Habitat : didalam ileum bagian proksimal Tidak dibutuhkan intermediate host, seluruh pertumbuhan dari stadium larva sampai dewasa terjadi dalam satu hospes. Natural hostnya : manusia dan tikus. Proglottid gravid pecah didalam usus, telur-telur bebas dan langsung merupakan bentuk infektif dalam tinja. Bila telur tertelan oleh hospes baru, onchosphere dibebaskan didalam usus, menembus villi, melepaskan kait-kaitnya, dalam 4 hari tumbuh menjadi larva cysticercoid, kemudian villi pecah, scolex kembali kedalam lumen usus melekat pada mukosa dan membentuk strobila dalam 10-12 hari. Tiga puluh hari setelah infeksi ditemukan telur dalam tinja. Internal (endo) auto infection dapat terjadi dengan cara: Telur-telur tidak keluar bersama tinja, setelah menetes di dalam usus oncosphere yang bebas menembus villi. Dan siklus pertumbuhannya diulang kembali. Hal ini yang menyebabkan cacing memperbanyak diri dalam tubuh hospes.

Pathogenitas : Mode of infection (cara penularan/penyebaran) dengan makan makanan yang tercemar oleh telur H. nana. Auto infeksi memperbesar jumlah parasit Jarang menimbulkan gejala, pada infeksi yang berat terjadi gangguan pencernakan, nyeri abdomen, diarrhae, muntah, pusing, anorexia. Diagnose : menemukan telur dalam tinja Terapi: Sulit, Praziquantel dosis tunggal 25mg/kgBB, dapat dipakai Niclosamide (Yomesan) Pencegahan : Sulit Mengobati penderita Sanitasi lingkungan Pengelola makanan harus hygienis Rodent control

HYMENOLEPIS DIMINUTA Penyebaran geografis : Kosmopolitan, terdapat dimana-mana Morfologi : Cacing dewasa : Ukuran 10 - 60 cm X 3-5 mm terdiri dari 800- 1000 proglottid, lebih besar daripada H. nana Scolex : membulat (club shaped) dengan 4 buah sucker, rostellum rudimen tanpa kait-kait Proglottid matur : 0,8 X 2,5 mm, lebar lebih besar dari panjangnya Proglottid gravid berisi uterus seperti kantong, penuh dengan telur-telur. Telur : - bulat 58 X 86 mikron - tidak mempunyai polar filament

Siklus hidup : Defenitif host : tikus, manusia Intermediate host : - larva kutu tikus (rat flea) - myriapoda, kecoak, kumbang, kupu Habitat : usus halus tikus. Didalam tubuh hospes perantara telur menetas menjadi cysticercoid. Bila ditelan oleh natural definitif host, akan menjadi dewasa dalam 18-20 hari. Manusia terinfekter secara accidental bila tertelan larva flea yang mengandung cysticercoids. Diagnosa : menemukan telur dalam tinja Terapi : Sama dengan H. Nana

Daftar Pustaka
dkk, Prof. Dr Srisasi Gandahusada. 2004. Parasitologi Kedokteran. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. http://www.dpd.cdc.gov/dpd http://debby-spenyossi.blogspot.com http://sehat-untuksemua.blogspot.com http://www.medicastore.com

Terima kasih..
BY:CESTODA

You might also like