You are on page 1of 14

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang Metode penentuan harga pokok produksi adalah cara untuk memperhitungkan unsur-unsur biaya kedalam harga pokok produksi. Dalam memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam harga pokok produksi, terdapat dua pendekatan yaitu full costing dan variabel costing selengkapnya akan dibahas pada makalah ini.

1.2 Tujuan Penulisan Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memahami masalah PENETUAN HARGA POKOK VARIABEL

1.3 Manfaat Penulisan Berdasarkan tujuan penulisan diatas, makalah ini bermanfaat sebagai sarana pemberian informasi yang nantinya dapat dimanfaatkan untuk bahan pemikiran tentang PENETUAN HARGA POKOK VARIABEL Sehingga dapat memacu pembaca untuk mengembangkan menjadi lebih baik.

BAB II PEMBAHASAN

2.1

Definisi Harga Pokok Variabel


Variable Costing adalah metode penentuan harga pokok yang hanya memasukkan komponen biaya produksi yang bersifat variabel sebagai unsur harga pokok, yang meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variabel. Variable costing beranggapan bahwa FOH Tetap tadi tidak secara langsung membentuk produk, maka tidak relevan kalau dimasukkan sebagai komponen harga pokok. Sebaiknya FOH Tetap dimasukkan dalam kelompok period cost (biaya periode). Penentuan harga pokok variable adalah : Suatu konsep penentuan harga pokok yang hanya memasukkan biaya produksi variabel sebagai elemen harga pokok produk, Biaya produksi tetap dianggap sebagai biaya biaya periode (period cost) yang langsung dibebankan kepada rugi laba periode terjadinya dan tidak diperlakukan sebagai biaya produksi. Tujuan Penentuan harga pokok variable adalah : Membantu manajemen mengetahui batas kontribusi (contribution margin) utk perencanaan laba melalui analisa hubungan biaya volume laba untuk pengambilan keputusan jangka pendek Memudahkan manajemen dalam mengendalikan kondisi-kondisi operasional yang sedang berjalan serta menetapkan penilaian dan pertanggungjawaban kepada departemen atau devisi tertentu di dalam perusahaan Karakteristik harga pokok variable adalah : a. Perhitungan biaya produksi yang hanya memasukkan biaya variabel saja.

b. Menganut konsep biaya produk untuk perhitungan biaya produksi variabel, dan menganut konsep biaya periodik untuk perhitungan biaya produksi non variabel. c. Laporan biaya untuk memenuhi pihak Internal. d. Laporan Rugi Laba disajikan dengan format kontribusi. e. Analisa biaya dilakukan oleh pihak Internal untuk perencanaan laba, penetapan harga pokok, pengendalian biaya dan pengambilan keputusan Internal.

2.2

Perbandingan Harga Pokok Variabel dengan Absorption Cost


Perbandingan antara metode Absorption Cost (full costing) dan variabel costing sebetulnya terletak pada perlakuan biaya tetap produksi tidak langsung. Dalam metode full costing dimasukkan unsur biaya produksi karena masih berhubungan dengan pembuatan produk berdasar tarif (budget), sehingga apabila produksi sesungguhnya berbeda dengan budgetnya maka akan timbul kekurangan atau kelebihan pembebanan. Tetapi pada variabel costing memperlakukan biaya produksi tidak langsung tetap bukan sebagai unsur harga pokok produksi, tetapi lebih tepat dimasukkan sebagai biaya periodik, yaitu dengan membebankan seluruhnya ke periode dimana biaya tersebut dikeluarkan sehingga dalam variabel costing tidak terdapat pembebanan lebih atau kurang. Adapun unsur biaya dalam metode full costing terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik baik yang sifatnya tetap maupun variabel. Sedangkan unsur biaya dalam metode variabel costing terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik yang sifatnya variabel saja dan tidak termasuk biaya overhead pabrik tetap.

Akibat perbedaan tersebut mengakibatkan timbulnya perbedaan lain yaitu : 1. Dalam metode full costing, perhitungan harga pokok produksi dan penyajian laporan laba rugi didasarkan pendekatan fungsi. Sehingga apa yang disebut sebagai biaya produksi adalah seluruh biaya yang berhubungan dengan fungsi produksi, baik langsung maupun tidak langsung, tetap maupun variabel. Dalam metode variabel costing, menggunakan pendekatan tingkah laku, artinya perhitungan harga pokok dan penyajian dalam laba rugi didasarkan atas tingkah laku biaya. Biaya produksi dibebani biaya variabel saja, dan biaya tetap dianggap bukan biaya produksi. 2. Dalam metode full costing, biaya periode diartikan sebagai biaya yang tidak berhubungan dengan biaya produksi, dan biaya ini dikeluarkan dalam rangka mempertahankan kapasitas yang diharapkan akan dicapai perusahaan, dengan kata lain biaya periode adalah biaya operasi. Dalam metode variabel costing, yang dimaksud dengan biaya periode adalah biaya yang setiap periode harus tetap dikeluarkan atau dibebankan tanpa dipengaruhi perubahan kapasitas kegiatan. Dengan kata lain biaya periode adalah biaya tetap, baik produksi maupun operasi. 3. Menurut metode full costing, biaya overhead tetap diperhitungkan dalam harga pokok, sedangkan dalam variabel costing biaya tersebut diperlakukan sebagai biaya periodik. Oleh karena itu saat produk atau jasa yang bersangkutan terjual, biaya tersebut masih melekat pada persediaan produk atau jasa. Sedangkan dalam variabel costing, biaya tersebut langsung diakui sebagai biaya pada saat terjadinya. 4. Jika biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk atau jasa berdasarkan tarif yang ditentukan dimuka dan jumlahnya berbeda dengan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya maka selisihnya dapat berupa pembebanan overhead pabrik berlebihan (over-applied factory overhead). Menurut metode full costing, selisih tersebut dapat diperlakukan sebagai

penambah atau pengurang harga pokok yang belum laku dijual (harga pokok persediaan). 5. Dalam metode full costing, perhitungan laba rugi menggunakan istilah laba kotor (gross profit), yaitu kelebihan penjualan atas harga pokok penjualan. 6. Dalam variabel costing, menggunakan istilah marjin kontribusi (contribution margin), yaitu kelebihan penjualan dari biaya-biaya variabel. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dari perbedaan laba rugi dalam metode full costing dengan metode variable costing adalah : 1. Dalam metode full costing, dapat terjadi penundaan sebagian biaya overhead pabrik tetap pada periode berjalan ke periode berikutnya bila tidak semua produk pada periode yang sama. 2. Dalam metode variable costing seluruh biaya tetap overhead pabrik telah diperlakukan sebagai beban pada periode berjalan, sehingga tidak terdapat bagian biaya overhead pada tahun berjalan yang dibebankan kepada tahun berikutnya. 3. Jumlah persediaan akhir dalam metode variable costing lebih rendah dibanding metode full costing. Alasannya adalah dalam variable costing hanya biaya produksi variabel yang dapat diperhitungkan sebagai biaya produksi. 4. Laporan laba rugi full costing tidak membedakan antara biaya tetap dan biaya variabel, sehingga tidak cukup memadai untuk analisis hubungan biaya volume dan laba (CVP) dalam rangka perencanaan dan pengendalian. Dalam praktiknya, variable costing tidak dapat digunakan secara eksternal untuk kepentingan pelaporan keuangan kepada masyarakat umum atau tujuan perpajakan.

2.3 Harga Pokok Variabel dan Evaluasi Kinerja Manajer


Variabel costing merupakkan metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel ke dalam harga pokok produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variabel. Dalam pendekatan ini biaya-biaya yang diperhitungkan sebagai harga pokok adalah biaya produksi variabel yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variabel. Biaya-biaya produksi tetap dikelompokkan sebagai biaya periodik bersama-sama dengan biaya tetap non produksi. Menurut Masud Machfoed variabel costing adalah Suatu metode penentuan harga pokok dimana biaya produksi variabel saja yang dibebankan sebagai bagian dari harga pokok. Pendekatan variabel costing di kenal sebagai contribution approach merupakan suatu format laporan laba rugi yang mengelompokkan biaya berdasarkan perilaku biaya dimana biaya-biaya dipisahkan menurut kategori biaya variabel dan biaya tetap dan tidak dipisahkan menurut fungsi-fungsi produksi, administrasi dan penjualan. Dalam pendekatan ini biaya-biaya berubah sejalan dengan perubahan out put yang diperlakukan sebagai elemen harga pokok produk. Laporan laba rugi yang dihasilkan dari pendekatan ini banyak digunakan untuk memenuhi kebutuhan pihak internal oleh karena itu tidak harus disesuaikan dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Begitupun dengan Evaluasi kinerja manajer

Kinerja dalam organisasi merupakan jawaban dari berhasil atau tidaknya tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Para atasan atau manajer sering tidak memperhatikan kecuali sudah amat buruk atau segala sesuatu jadi serba salah. Terlalu sering manajer tidak mengetahui betapa buruknya kinerja telah merosot sehingga perusahaan / instansi menghadapi krisis yang serius. Kesan kesan buruk organisasi yang mendalam berakibat dan mengabaikan tanda tanda peringatan adanya kinerja yang merosot. Banyak anggapan kinerja divisi = kinerja manajer Anggapan salah !! Karena : Kinerja divisi banyak yang tentukan oleh faktor-faktor yang berada diluar kendali manajernya. Manajemen diberi wewenang oleh pemilik dalam menjalankan perusahaan dan membuat harta pemilik bertambah pilih orang yang benar punya info2 Ada 3 alasan manajemen tidak melakukan pekerjaan dengan baik : 1. Low Skill pemilik harus benar2 saring orang2 yang kompeten 2. Manajer tidak suka tantangan atau malas untuk pekerjaan yang beresiko. 3. Agency Theory 4. Dll Kinerja manajer baik Dipikirkan suatu insentif berupa : tunjangan, bonus, gaji yang naik, dll Tunjangan Jenis keuntungan tambahan yang diterima karyawan di luar gaji, misalnya kantor mewah, mobil, rekening pengeluaran pribadi yang dibayarkan kantor, dll sering disalahgunakan Butuh upaya menciptakan kesesuaian tujuan / kepentingan pemilik dan manajemen disebut KOMPENSASI MANAJEMEN, yaitu berbagai insentif yang diperoleh akibat kinerja positif.

2.4

Laporan Segmentasi
PELAPORAN YANG DISEGMEN Untuk beroperasi secara efektif, manajer harus mempunyai informasi sebanyak banyaknya yang tersedia baginya yang melebihi dari informasi yang diberikan oleh laporan rugi-laba semata. Beberapa jenis produk dapat menguntungkan dan beberapa lainnya tidak dapat memberikan keuntungan, beberapa daerah penjualan mungkin mempunyai komposisi penjualan yang buruk atau mungkin mengabaikan kesempatan penjualan, atau beberapa divisi produksi mungkin tidak efektif menggunakan kapasitas dan sumber daya mereka. Untuk membuka masalah ini manajer membutuhkan laporan yang memfokuskan pada segmen perusahaan. Segmen dapat didefinisikan sebagai setiap bagian atau setiap aktivitas organisasi yang mengakibatkan manajer perlu mencari data biaya mengenai bagian atau aktivitas organisasi tersebut. Contoh: Segmen akan meliputi daerah penjualan, divisi produksi, departemen produksi, dan jenis produk. TINGKATAN YANG MEMBEDAKAN LAPORAN YANG DISEGMEN Laporan yang disegmen dapat disajikan untuk aktivitas pada berbagai tingkat yang berbeda pada organisasi dan dapat disajikan dalam bentuk yang berbeda. KONSEP ALOKASI DASAR Laporan yang disegmen untuk kegiatan intern disajikan secara khusus dalam bentuk kontribusi. Pedoman penentuan harga pokok yang digunakan dalam penyajian laporan ini adalah sama seperti pedoman penentuan harga pokok yang digunakan dalam penyajian laporan jenis kontribusi pada umumnya, kecuali satu hal yang tidak sama yaitu terletak pada

penanganan biaya tetap. Dimana biaya tetap dibagi ke dalam dua bagian pada laporan yang disegmen yaitu direct fixed cost dan common fixed cost. Direct fixed cost dapat didefinisikan sebagai biaya tetap yang dapat dikaitkan langsung pada segmen tertentu dan yang timbul karena adanya

segmen. Sedangkan common fixed cost dapat didefinisikan sebagai biaya tetap yang tidak dapat dikaitkan langsung pada setiap segmen tertentu tetapi timbul karena aktivitas operasi keseluruhan. Singkatnya ada dua pedoman yang diikuti dalam membebankan biaya ke berbagai segmen organisasi menurut pendekatan kontribusi yaitu: 1. Mengikuti pola perilaku biaya (biaya variabel dan tetap). 2. Mengikuti apakah biaya dapat ditelusuri secara langsung ke segmen yang bersangkutan atau tidak. Ringkasnya, pelaporan yang disegmen memberi kemampuan perusahaan untuk melihat sendiri dari berbagai sudut pandang yan berbeda. Beberapa meliputi: 1. Per divisi. 2. Per lini produk. 3. Per daerah penjualan. 4. Per daerah desa. 5. Per operasi dalam negeri dan luar negeri. Untuk mengilustrasikan bagaimana penjualan total dapat dibagi ke dalam lebih dari satu susunan segmen, misalkan Telemania Company menjual dua produk, yaitu produk "Big" dan "BOSS" di dua daerah penjualan, Selatan dan Pusat. Data biaya dan pendapatan masing-masing produk dan daerah penjualan adalah sebagai berikut: cara untuk dapat menghasilkan data biaya dan profitabilitas

1. Harga jual, biaya variabel, dan kontribusi margin per satuan: BIG Harga jual per satuan Biaya variabel per satuan Contribusi margin per satuan $ 10 6 4 BOSS $6 4 2

2. Penjualan dalam satuan selama tahun 1997: DAERAH PENJUALAN SELATAN Penjualan produk BIG 3.000 PUSAT 7.000 9.000 10.000 15.000 PENJUALAN TOTAL

Penjualan produk BOSS 6.000

3. Biaya tetap yang terjadi selama tahun 1997: JENIS PRODUK BIG Biaya produksi tetap Biaya penjualan tetap Biaya administrasi tetap $ 2,000 $ 1.500 BOSS DAERAH PENJUALAN SELATAN PUSAT

$ 8.000 $ 6.000 $ 12.000 $10.000 $ 2.200 $ 2.300

Diminta: Buatlah laporan yang disegmen menurut lini produk dan daerah penjualan! JAWAB: 1. LAPORAN SEGMENTASI MENURUT LINI PRODUK JUMLAH Penjualan (-) Biaya variabel Contribusi margin (-) Direct Fixed expenses: Produksi Administrasi 14.000 3.500 8.000 2.000 $ 30.000 6.000 1.500 $ 22.500 $ 190.000 120.000 70.000 PRODUK BIG $ 100.000 60.000 40.000 PRODUK BOSS $ 90.000 60.000 30.000

Product line segment margin $52.500 (-) Common fixed expenses: Penjualan Administrasi Penghasilan neto 22.000 4.500 $ 26.000

10

2. LAPORAN SEGMENTASI MENURUT DAERAH PENJUALAN: DAERAH PENJUALAN JUMLAH Penjualan : - Produk BIG - Produk BOSS Total penjualan (-) Biaya variabel: - Produk BIG - Produk BOSS Total biaya variabel Contribusi margin 60.000 60.000 120.000 70.000 18.000 24.000 42.000 24.000 42.000 36.000 78.000 46.000 $ 100.000 90.000 190.000 $ 30.000 36.000 66.000 $ 70.000 54.000 124.000 SELATAN PUSAT

(- ) Direct fixed expenses: - Penjualan - Administrasi 22.000 4.500 12.000 2.200 $ 9.800 10.000 2.300 $ 33.700

Teritorial segmen margin43.500 (-) Common fixed expenses: - Produksi - Administrasi Penghasilan neto 14.000 3.500 $ 26.000

11

BAB III PENUTUP


3.1 KESIMPULAN Variable Costing adalah metode penentuan harga pokok yang hanya memasukkan komponen biaya produksi yang bersifat variabel sebagai unsur harga pokok, yang meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variabel. Full costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik baik yang berperilaku variabel maupun tetap. Perbandingan antara metode Absorption Cost (full costing) dan variabel costing sebetulnya terletak pada perlakuan biaya tetap produksi tidak langsung. Dalam metode full costing dimasukkan unsur biaya produksi karena masih berhubungan dengan pembuatan produk berdasar tarif (budget), sehingga apabila produksi sesungguhnya berbeda dengan budgetnya maka akan timbul kekurangan atau kelebihan pembebanan. Tetapi pada variabel costing memperlakukan biaya produksi tidak langsung tetap bukan sebagai unsur harga pokok produksi, tetapi lebih tepat dimasukkan sebagai biaya periodik, yaitu dengan membebankan seluruhnya ke periode dimana biaya tersebut dikeluarkan sehingga dalam variabel costing tidak terdapat pembebanan lebih atau kurang.

3.2 SARAN Materi dalam makalah ini disajikan sesuai dengan tahapan-tahapan yang dapat dipahami oleh semua pengguna sehingga mudah dimengerti. Semoga

12

dapat bermanfaat untuk menambah wawasan kita khususnya keadaan ekonomi negara kita saat ini. Kami mohon maaf apabila ada kekurangan atau kesalahan dalam penulisan makalah ini. Terimakasih atas kesempatan yang bapak berikan kepada kami untuk mengerjakan dan menyelesaikan makalah ini. Kritik dan saran pun kami butuhkan demi penyempurnaan makalah ini.

13

DAFTAR PUSTAKA
http://www.scribd.com/doc/19562067/Penentuan-Harga-Pokok-variabel

http://www.bing.com/search?q=Kinerja+Manajer+evaluasi&go=&form=QBRE&qs=n &sk=

http://pksm.mercubuana.ac.id/new/elearning/files_modul/31029-14701948311891.doc

http://www.akuntanmaniak.co.cc/2010/07/perhitungan-harga-pokok-produksihpp.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Akuntansi_biaya2

14

You might also like