You are on page 1of 58

PSIKOPATOLOGI

Pendahuluan Kelainan kesadaran Kelainan perhatian Kelainan orientasi Kelainan pikiran

Kelainan ingatan Kelainan Bicara Kelainan persepsi sensorik Kelainan perasaan Kelainan Motorik

Pendahuluan - Teori structural Sigmund Freud : kepribadian yang berhubungan dengan dunia luar yang nyata Ego. - Semua fungsi kepribadian yang berhubungan dengan dunia luar dibawah kekuasan ego - 3 fungsi kepribadian agar dapat berhubungan dengan dunia luar:

1. 1. Fungsi kognitif ( perceptual atau intelektual ) 2. 2. Fungsi emosional / affektif 3. 3. Fungsi konatif ( motorik ) - Masing- masing ketiga fungsi saling berkaitan. - manifestasi abnormal ketiga fungsi psikopatologi memusatkan perhatian. - Psikopatologi suatu cabang ilmu yang mempelajari fungsi- fungsi mental/ kepribadian yang abnormal/patologik.

Manifestasi fungsi kepribadian sebagai gejala apabila: 1. manifestasi tersebut lebih kuat. 2. manifestasi tersebut lebih sering. 3. manifestasi tersebut lebih menetap. Kelainan kesadaran : Kesadaran merupakan salah satu fungsi kepribadian yang sangat penting.

Kesadaran dalam psikiatri : 1. Kesadaran dalam pengertian psikoanalitik. 2. Kesadaran dalam arti sensorium, yang menekankan segi persepsi-sensorik, seperti yang dikehendaki atau dimaksud oleh kedokteran non psikiatrik. 3. Kesadaran dalam arti awareness ( menyadari, mengetahui ), seperti yang dimaksudkan dalam pemeriksaan psikiatrik.

Kesadaran analitik : Berdasarkan teori topografik Sigmund Freud. - Alam sadar ( Conscious ) : - bagian apparatus mental yang berisi hal-hal yang berada dalam tingkat pengetahuan sadar individu. - terbatas satu hal untuk satu saat. - dapat berupa ingatan, ide, sensasi, emosi, dll. - Alam prasadar ( Preconcious ) : - berisi hal-hal yang tidak berada dalam tingkat pengetahuan sadar individu. - dapat dengan mudah ditarik kealam sadar setiap waktu dengan memusatkan perhatian atau konsentrasi.

- Alam tak sadar ( Unconcious ) : - berisikan hal-hal yang tidak dalam tingkat pengetahuan sadar individu. - sangat sulit atau tidak mungkin ditarik kembali kealam sadar. Sensorium : berarti tempat atau pusat sensasi ( sensation center ), berpangkal suatu pengertian hipotetik bahwa ada satu pusat perasaan diotak.

Kesadaran akan dinilai tingkatannya menurut jawaban (respon) yang diperlihatkan individu terhadap rangsangan sensorik yang diberikan. Dalam pemeriksaan psikiatrik kesadaran diartikan sebagai penghayatan atau pengetahuan yang penuh dari individu akan dirinya sendiri dan lingkungannya. Persepsi dalam (interoception) kemampuan mencatat, mengerti dan memahami pikiran, ide, keinginan, perasaan dan emosinya sendiri.
-

Persepsi luar (exteroception) kemampuan untuk mencatat, mengerti dan memahami rangsangan-rangsangan dari dunia luar yang diterima melalui saraf sensorik. Conciousness can be defined as a state of awareness of the self and the environment . Awareness : Merupakan kesadaran mental yang sangat bergantung kepada kesadaran organobiologik (dalam arti sensorium).

Untuk dapat menghayati dan menyadari lingkungan dirinya harus mempunyai sensorium yang kompos mentis Merendahnya sensorium terganggunya awareness. Kelainan Kesadaran : Kesadaran organobiologik dengan kesadaran psikik tidak dapat dipisahkan. Fungsi mental dan fungsi fisik, jiwa dan badan satu kesatuan.

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Macam macam kelainan kesadaran : Kesadaran kacau. (confusional state) Kesadaran berkabut.(clouding of consciousness) Somnolentia Delirium. Dreamy state. Stupor ( = sopor; = torpor) Coma

1. Kesadaran kacau : Adanya disorientasi (tempat, waktu, orang) , disertai kekacauan dan kebingungan. Gangguan assosiatif ( proses berfikir ) Kemiskinan ide/pikiran. Mimik muka akan terlihat tegang atau terlihat bertanya- tanya atau heran. Dapat terjadi pada kelainan yang bersifat organic maupun fungsional.

2. Kesadaran berkabut : Ambang kesadaran meninggi sehingga rangsangan yang biasanya menimbulkan persepsi yang baik, tidak menimbulkan persepsi atau persepsi yang terjadi adalah terganggu. Kemampuan untuk berpikir atau menjawab terhadap stimulus merendah jawaban individu hanya didapat dengan mengulang- ulang. Dapat ditemui gangguan perhatian berupa merendahnya perhatian (inattensi). Keadaan ini dapat organic maupun psikogenik. Psikogenik keadaan dissosiatif, biasanya disertai amnesia.

3. Somnolentia : Individu seolah- olah sedang dalam keadaan tidur. Stimulus yang ringan dan berulang- ulang masih dapat memancing jawaban (respone) . Individu tidak dapat bangun atau sadar sepenuhnya. 4. Delirium : Gangguan kesadaran yang disertai gambaran yang menonjol dari kegelisahan atau kekacauan motorik, disorientasi, kebingungan dan kekacauan bicara ( sampai inkoherensi), ilusi, halusinasi, dan perasaan cemas bahkan takut.

Halusinasi biasanya bersifat visual. Ambang semua persepsi meninggi. Keadaan ini biasanya bersifat organic traumatic, toksik, infektif, metabolic. 5. Dreamy state; twilight state : Penurunan kesadaran mencapai tingkat berkabut atau kacau. Biasanya disertai halusinasi, perasaan cemas, dan disorientasi. Beberapa pasien adalah cukup terkontrol perilakunya dan mungkin melakukan pengembaraan dengan gangguan kesadaran dan amnesia fugue.

Dapat berlangsung dari beberapa menit sampai beberapa hari bahkan bulan. Setelah episode dilewati biasanya individu dapat menceritakan kejadian yang dialaminya bagaikan sutu mimpi. Keadaan ini biasanya adalah epileptik ( psikomotor ) atau hysteria dissosiatif. 6. Stupor : Beberapa penulis menyebutkan sebagai torpor atau sopor. Dalam psikiatri ada dua pengertian : satu sebagai bentuk kesadaran yang rendah, dan kedua sebagai sinonim daripada mutisme seperti terlihat pada istilah stupor depresi atau stupor katatonik.

Dalam bentuk kesadaran merendah diartikan hampir mencapai taraf koma. Individu hanya memberikan reaksi terhadap stimulus sangat kuat dan berulang. 7. Coma: Tingkat kesadaran merendah yamg paling dalam. Individu tidak bereaksi terhadap rangsangan yang keras atau menyakitkan. Aktifitas fungsi tubuh telah berkurang mempertahankan fungsi vegetatif saja seperti respirasi dan sirkulasi darah saja.

Kelainan Perhatian : Kesadaran sangat berkaitan erat dengan fungsi mental yang disebut perhatian. Perhatian merupakan suatu proses mental yang sadar dimana individu memilih dan memeriksa dunia dalam dan dunia luarnya untuk mendapatkan data yang diperlukan. Dua bentuk perhatian : 1. Perhatian aktif atau perhatian sekunder, sifatnya aktif, volunteer memusatkan perhatian pada suatu peristiwa eksternal maupun internal.

Perhatian pasif atau primer, sifatnya involunter, otomatik makin besar usaha individu memusatkan perhatiannya secara aktif pada suatu problem yang dihadapinya, maka tanpa disadari hal- hal sekitarnya menarik- narik pula perhatiannya. Perhatian aktif dan pasif secara timbal balik saling berhubungan satu sama lain. Makin kuat individu memusatkan perhatian aktifnya pada suatu hal makin besar pula terjadinya stimulus lain menyimpangkan atau menarik perhatian pasifnya.

Kelainan perhatian yang akan dibicarakan : 1. Distraktibilitas (penyimpangan perhatian). 2 Tidak ada perhatian ( anattensi; inattention) 1. Distraktibilitas : Bentuk kelainan perhatian aktif. Individu tidak mampu untuk mepertahankan perhatiannya untuk jangka waktu yang cukup lama. Perhatian individu sangat mudah teralih atau disimpangkan dari suatu hal oleh rangsangan lain. Dapat ditemukan pada keadaan manik, kelelahan, anxiety, depresi, skizofrenia dan keadaan organic.

2. Inattensi : Dapat ditemukan pada keadaan organic seperti kelelahan, keracunan, ataupun keadaan psikogenik. Pada keterbelakangan mental, inattensi dapat terjadi karena miskinnya asosiasi pikiran. Inattensi selektif suatu bentuk inattensi khusus terhadap hal- hal yang menimbulkan perasaan tidak menyenangkan. Bentuk ekstrem pain anosognosia : pasien tidak memberikan reaksi terhadap nyeri, bahkan dapat melakukan mutilasi diri tanpa rasa sakit/nyeri.

Kelainan Orientasi : Kemampuan individu untuk mengenali lingkungannya secara personal, spatial, temporal, dan situasional. Orientasi yang baik memerlukan kesadaran, perhatian, persepsi, dan ingatan yang apabila terganggu disorientasi. Disorientasi tanda kelainan organic, biasanya berkaitan dengan turunnya kesadaran. Disorientasi non organic sifatnya sekunder akibat penarikan atau isolasi diri skizofrenia kronis yang lama dalam perawatan rumah sakit ( sampai bertahun- tahun).

Kelainan Pikiran : Berpikir mengingat, memperhatikan, percaya, penalaran. Dalam psikiatri upaya menghubungkan ide yang satu dengan yang lain dengan cara membayangkan, membandingkan, menyimpulkan diikuti dengan pembentukan ide baru. Manifestasi eksternal daripada proses berpikir umumnya dinilai atau dilihat dari pembicaraan verbal, serta tulisan individu.

1. 2. 3 4.

Kelainan pikiran menurut Fish : Kelainan arus pikiran Kelainan pemilikan pikiran. Kelainan isi pikiran. Kelainan bentuk pikiran.

1. Kelainan arus pikiran : disorder of the stream/ progression of the thought. Normal pikiran berjalan dari suatu ide initial (ide awal) menuju ke ide tujuan, dimana trejadi suatu arus yang terus menerus dan berkesinambungan. Pikiran melompat (flight of idea): Kelainan arus pikiran ide susul menyusul dengan sangat cepat, tidak terdapat arah umum atau ide tujuan (goal idea) Penderita bicara dengan sangat cepat dari satu topik ketopik lainnya Cameron menyebutnya

Ciri lain pikiran melompat desakan atau keterpaksaan bicara ( pressure of speech) penderita tidak bisa menahan diri untuk tidak bicara. Terjadi pelonggaran asosiasi, tetapi secara keseluruhan pemikiran masih bisa dimengerti. Khas untuk keadaan manik, pasien skizofrenia gelisah (afektif atau katatonik), dan lesi organic di hypothalamus. -

- Pikiran berputar- putar (circumstantial) : Kelainan arus pikiran pikiran maju dengan pelan karena menyertakan banyak hal- hal yang kecil dan tak perlu, berliku- liku, dan berbelitbelit tetapi mencapai tujuan (goal). Kecepatan bicara adalah biasa. Terjadi karena tidak ada atau sedikitnya dilakukan supresi selektif, melemahnya pertimbangan, dan egosentrisitas. Ditemukan pada : kepribadian epileptik, keterbelakangan mental, gangguan mental pada usia tua, kepribadian obsesi, dan skizofrenia.

Pikiran menyimpang : Menyerupai circumstantial tetapi goal/tujuan pemikiran tidak pernah tercapai atau memang tidak ada. Pikiran terhambat : Disebut juga retardasi pikiran; inhibisi pikiran ; hemmung. Kebalikan daripada pikiran melompat. Pemikiran melambat, baik inisiasi maupun pergerakan/kemajuannya, dan jumlah ide/pikiran yang diucapkan berkurang.

Biasanya pasien mengeluh kalau dirinya sulit berpikir, susah berkonsentrasi, pikirannya berjalan lambat, dan sulit mengambil keputusan. Perhatian aktif menurun sehingga kejadian- kejadian sekitarnya tidak tercatat secara mental dengan baik keluhan lemah ingatan. Khas pada keadaan depresi tetapi dapat pula ditemukan pada skizofrenia.

Pikiran terhalang : Disebut juga : thought blocking; thought deprivation; thought obstruction. Terjadi penghentian mendadak rentetan ide/ pikiran mis : pasien berhenti bicara ditengah- tengah kalimat. Suatu kalimat atau ide yang betul- betul baru kemudian dapat dimulai, meninggalkan satu kekosongan dengan ucapan sebelumnya.

Pasien tidak dapat dapat menjelaskan kenapa tiba- tiba ia berhenti berbicara biasanya disebabkan oleh hal- hal yang sifatnya tidak disadari. Sering terjadi pada skizofrenia. Perseverasi : Merupakan gangguan arus pikiran atau progresi pikiran dimana majunya pikiran tercegah sehingga pasien terus menerus mengulangi jawaban terhadap stimulus yang terdahulu walaupun stimulus yang baru telah diberikan. -

maupun (biasanya

Ditemukan pada penyakit otak organic difus terlokalisir (dementia senilis) dan skizofrenia. katatonik).

Verbigerasi : Disebut juga ; cataphasia; verbal stereotypy. Merupakan pengulangan- pengulangan patologik dan tak berarti dari kata atau kalimat secara spontan dan tdk ada hubungan atau terlepas dari situasi yang dihadapi. Yang diulangi adalah jawaban terhadap pertanyaan yang pernah diajukan, jadi masih ada relevansinya dengan situasi yang dihadapi. Ditemukan pada skizofrenia katatonik atau skizofrenia kronik yang sudah sangat mundur.

Inkoherensi : Merupakan kelainan progresi pikiran dimana ide yang berturutan diekspresikan tidak mempunyai urutan yang logic. Terjadi disorganisasi struktur kalimat sehingga tidak dapat dimengerti. Bleuler menggolongkan gejala ini sebagai salah satu bentuk pelonggaran asosiasi termasuk dalam gejala primer skizofrenia.

2. Kelainan pemilikan pikiran (disorder of the possession of thought) : Normal individu menghayati pikiran yang dikeluarkannya sebagai miliknya, walaupun diluar kesadarannya. Dia yang mengontrol pikirannya artinya ia dapat berpikir atau berhenti berpikir kapan ia menghendakinya. Rasa mengontrol atau memiliki sendiri terganggu kelainan psikiatri.

Pikiran obsesi : Suatu keadaan dimana isi mental mendesak ke kesadaran individu terus- menerus, berulang- ulang dan persisten, diluar atau bertentangan dengan kemauan sadar individu. Obsesi bertentangan dengan latar belakang kepribadian individu, disadarinya sebagai tidak masuk akal, namun tidak dapat dihapuskannya atau ditolaknya dengan upaya apapun. Ciri lain dari obsesi adalah adanya gejala penyerta berupa rasa cemas, rasa tersiksa, sengsara ataupun rasa bersalah ( berdosa).

Obsesi intelektual (intelektual metafisik) berupa pertanyaan- pertanyaan seperti kenapa matahari bersinar pada siang hari, bukan malam hari, apa gunanya hidup ini, kenapa saya dilahirkan. Pikiran kontras ide obsesi dimana individu setiap kali berpikir hal yang berbalikan dari yang diucapkannya. Inhibiting obsession hambatan dalam perilaku individu dimana adanya rasa ragu- ragu bercampur keharusan untuk melakukan secara persis dan tepat. -

Obsesi impuls (impulse obsession) merupakan keinginan atau dorongan yang aneh atau tidak masuk akal yang sifatnya memaksa, misalnya keinginan untuk memegang tiang listrik. Biasanya obsesi impuls diikuti oleh perbuatan atau tindakan yang sesuai (kompulsi) sehingga secara klinis terlihat sebagai obsesi kompulsi. Penamaan obsesi kompulsi adalah dengan memberikan akhiran mania pada kata- kata yang merupakan isi obsesi kompulsi. -

Kleptomania : obsesi mengumpulkan bendabenda kecil yang sesungguhnya tidak diperlukan (biasanya sampai menyebabkan individu mencuri atau mengutil ditoko). Gejala obsesi merupakan gambaran utama neurosa obsesi kompulsi, dapat pula ditemukan pada penderita depresi, skizofrenia. Alienasi pikiran : Individu menghayati pikiran yang dikeluarkannya sebagai bukan miliknya, tetapi datang dari kekuatan luar tertentu.

Hal ini disebut juga sebagai pikiran sisipan (thought insertion). Pengalaman alienasi ini oleh Schneider dimasukkan kedalam tangga pertama (first rank symptom) daripada skizofrenia. 3. Kelainan isi pikiran ( disorder of thought content) : a. Preokupasi pikiran dan ide overvalued : Suatu ide atau pikiran yang kuat getaran perasaannya (feeling tone) cenderung akan mendominasi kesadaran.

Bila pikiran cenderung untuk memusat pada atau berada disekitar ide atau pikran demikian maka keadaan itu disebut preokupasi. Idenya, atau ide pusat tersebut, disebut ide yang dinilai berlebihan atau overvalued idea, misalnya ide bunuh diri atau ide kebencian.

b. Waham (delusi; delusion) : Fish suatu keyakinan yang salah yang tak tergoyahkan dan patologik. Cameron suatu keyakinan yang kukuh yang tetap dipertahankan oleh individu walaupun kenyataan- kenyataan social menentangnya. Kusumanto suatu keyakinan atau pikiran yang salah karena bertentangan dengan kenyataan (dunia realitas), serta dibangun atas unsur- unsur yang tak berdasarkan logika sehat.

- Ciri- ciri waham : 1. delusi adalah suatu ide atau pikiran yang telah mencapai taraf diyakini atau dipercaya. 2. delusi tidak dapat dikoreksi atau tidak dapat digoyahkan sehubungan dengan kwantitas diyakini/ dipercayainya itu. 3. delusi adalah tidak sesuai atau terlepas dari latar belakang kehidupan pribadi individu secara social, cultural, politik, maupun intelegensia.

Macam- macam waham : 1 menurut objek wahamnya : waham allopsikik dan waham autopsikik. 2. menurut sifatnya : primer-sekunder dan sistimatik-nonsistimatik. menurut isinya : persekutorik, grandiose, erotomania, dll

Objek waham : waham autopsikik objek daripada waham adalah diri individu yang bersangkutan. Waham allopsikik objek daripada waham adalah orang lain. Waham somatopsikik objek waham adalah tubuh individu sendiri

Sifat waham : waham primer : disebut juga autochtonus delusion. merupakan waham yang tidak dapat dimengerti timbulnya atau tidak mempunyai penjelasan eksternal yang objektif bagaimana timbulnya. Scneider membedakan tiga bentuk pengalaman delusional primer : 1. Delusional mood : pasien merasa yakin atau pasti yang terjadi disekitarnya menyangkut dirinya, tetapi ia tidak tahu apa sebenarnya yang terjadi.

1. Delusional perseption : waham primer yang timbul sebagai jawaban terhadap persepsi normal, tanpa arti khusus yang dimengerti orang lain, tetapi bagi pasien mempunyai arti pribadi. Terdapat pada skizofrenia akut. waham sekunder : merupakan waham yang timbul sebagai jawaban terhadap psikopatologi lain yang telah ada pada diri pasien, berupa delusi primer sendiri, halusinasi dll.

misalnya penderita skizofrenia mempunyai waham persekutorik karena adanya halusinasi akustik berupa suara- suara yang senantiasa mengatakan ancaman terhadap dirinya. - sistimatisasi waham : terjadi apabila waham- waham sekunder tersebut tersusun secara logic satu sama lain dan berhubungan dengan waham primer. waham- waham sekunder yang tidak berkaitan secara logic satu sama lain disebut waham nonsistimatik.

Menurut isinya : 1. waham persekutorik : Fish waham persekutorik merupakan sekumpulan waham- waham dengan isi waham yang berbeda- beda dan disebut sesuai dengan ide persekutoriknya : waham dibunuh, waham diracuni. Penderita adalah objek waham. Suatu kecenderungan yang dapat terlihat pada pasien dengan waham persekutorik membentuk kelompok dengan satu atau lebih orang lain. Ditemukan pada penderita skizofrenia, penderita paranoid, depresi, dan keadaan organic.

2. waham cemburu dan waham tak setia : Biasanya tertuju kepada (allopsikik) orang dengan siapa pasien mempunyai ikatan sexual, sadar atau tidak disadari, yang dapat bersifat heterosexual maupun homosexual. Waham cemburu berkembang dari sifat kecemburuan biasa yang memang merupakan ciri kepribadian individu, kemudian terjadi proses psikotisasi yang meluas menjadi kecurigaan. Ditemukan pada keadaan psikogenik, organic, paranoia dengan waham tak setia.

3. Waham cinta (erotomania) : Disini pasien yakin atau percaya bahwa seseorang jatuh cinta setengah mati (autopsikik) kepadanya, walaupun secara nyata pasien tidak pernah berhubungan dengan kekasih fantasinya tersebut. Kekasih fantasi tersebut biasanya orang yang terkenal seperti aktor, aktris dll. Gejala ini dapat ditemukan pada skizofrenia dan keadaan paranoid.

4. Waham grandiose : Disebut juga sebagai waham kebesaran atau waham megalomanik. Merupakan perluasan dari individu akan pentingnya dirinya, identifikasi dengan orang penting atau kesimpulan paralogik. Dapat pula merupakan kompensasi daripada perasaan inadekuat atau rendah diri. Waham Mignon (mignon delusion) pasien percaya dirinya sebagai keturunan raja atau orang terkenal kontemporer tertentu dan bukan keturunan orang tuanya yang sekarang. Gejala ini dapat ditemukan pada skizorenia, keadaan panik, paranoid, ataupun kondisi organic.

5. Waham sakit, waham dosa, waham salah, waham miskin, dan waham tuduhan : Sering disebut sebagai waham depresif. Pada waham sakit pasien yakin dirinya mempunyai suatu penyakit yang berat dan tidak dapat disembuhkan seperti kanker, tumor otak dll disebut juga waham hipokondriakal. Waham ini selain autopsikik dapat pula bersifat allopsikik yaitu mengenai anggota keluarga yang lain, misalnya pasien dengan depresi beratpercaya bahwa ia telah menularkan penyakitnya pada keluarganya.

Pada waham dosa dan waham salah, biasanya berkaitan dengan waham tuduhan pasien percaya dirinya mempunyai suatu dosa besar atau telah melakukan kesalahan tak berampun dan ia percaya orang- orang disekitarnya mengetahui hal itu dan menuduhnya. Pada waham miskin pasien percaya dirinya sangat miskin dan melarat dan suatu kesengsaraan akan menimpa diri dan keluarganya. Ditemukan pada keadaan depresi, skizofrenia, atau kondisi organic.

6. Waham nihilistic : Disebut juga sebagai delusion of negation & delusion of non existence. Pasien percaya bahwa ia tidak mempunyai intelegensia, tidak mempunyai jiwa, tidak mempunyai tubuh atau bagian tubuh, tidak mempunyai organ tubuh. Ide nihilistic ini dapat meluas sehingga mengenai dunia luar, misalnya pasien mengatakan dunia telah berhenti berputar. Delusion of anormity pasien yakin bahwa tindakan tertentu dari dirinya akan menimbulkan bencana besar bagi dunia. Ditemukan pada keadaan depresi berat.

c. Sikap pasien sehubungan dengan wahamnya : Tidak seluruh pasien memperlihatkan tindakan/ perbuatan yang sesuai dengan wahamnya.. Pasien dengan waham grandiose mau mengerjakan pekerjaan rendah misalnya : membersihkan kamar mandi. Pasien persekutorik yang menyangkal dirinya sakit, tetapi mau terus tinggal dirumah sakit dengan sukarela.

You might also like