You are on page 1of 63

Retorika

Hitler :
Ich konnte reden. Jede grosse Bewegung auf
dieser Erde verdank ihr Wachsen den
grosseren Rednern und nicht den grossen
schreibern.

Keberhasilanku karena kemampuan


berbicaraku. Setiap gerakan besar di dunia ini
dikembangkan oleh ahli-ahli pidato dan bukan
oleh jago-jago tulisan.
Dale Carnagie

We are judged each day by our spech.


 Bicara menunjukan bangsa.

 Bicara mengungkapkan apakah Anda


orang terpelajar atau kurang ajar.
Retorika sebagai public speaking, oral comunication,
speech comunication

 Bagi ahli komunikasi : conditio sine quo non

 75 % waktu = berbicara
Sejarah

Lewis Copeland :
” Sejarah manusia, terutama sekali adalah catatan
peristiwa penting yang dramatis, yang seringkali
disebabkan oleh pidato-pidato besar.”
” Sejak Yunani dan Roma sampai zaman kita
sekarang, kepandaian pidato dan kenegarawanan
selalu berkaitan.”
” Banyak jago pedang juga terkenal jago bicara yang
menawan”
Corax (465 SM):

”Techne Logon ” seni kata : makalah untuk membantu orang


memenangkan haknya di pengadilan.
Berisi : ” teknik kemungkinan ”
* Orang kaya :” Mungkinkah seorang yang berkecukupan
mengorbankan kehormatannya dengan mencuri ? Bukankah,
sepanjang hidupnya ia tidak pernah diajukan ke pengadilan
karena mencuri “
* Orang miskin: “ Ia pernah mencuri dan pernah dihukum. Mana
mungkin ia berani melakukan lagi pekerjaan yang sama “

Retorika ”ilmu silat lidah”


Gorgias (427 SM)

Sekolah Retorika :
” Sophistai ”

6. Berbicara jelas dan persuasif


7. Bahasa yang puitis
8. Teknik berbicara impromtu
9. Sastra , gramatika
10.Logika
Demosthenes (empat abad sebelum masehi)

• Gaya bicara yang tidak berbunga-bunga


• Jelas dan keras
• Menggabungkan narasi dan argumentasi
• Cara penyampaian (delivery)
• Akting (hypocrisis): berputar, membungkuk,
meletakan tangan di dahi,
Isocrates (391 SM)

Sekolah Retorika :

8. Pelajaran yang elit


9. Hanya untuk orang tertentu/berbakat.
10.Menggunakan kata-kata tersusun jernih
dan tidak berlebihan
4. Rentetan kalimat yang seimbang dg
pergeseran suara/gagasan yg. Lancar.
14.Menulis dan menyebarkan risalah-risalah
(warisan prosa Yunani yg. menakjubkan)
Pengertian Komunikasi

Dale Yoder dkk.


Komunikasi adalah pertukaran informasi,
ide sikap, pikiran, dan/ atau pendapat.

Dale S. Beach
Komunikasi adalah Penyampaian informasi dan
Pengertian dari orang yang satu kepada
orang lain.
Pengertian Komunikasi

Edwin B. Flippo
Komunikasi adalah kegiatan mendorong orang-
orang lain untuk menafsirkan suatu ide dengan
cara yang diinginkan oleh si pembicara atau si
penulis.

Werther dan Keith Davis


• Komunikasi adalah penyampaian informasi dan
pengertian dari seseorang kepada orang lain.
Pentingnya Komunikasi

Dalam suatu organisasi kerja komunikasi menjalankan beberapa


fungsi.
1. Komunikasi menyampaikan informasi dan pengetahuan dari orang
yang satu kepada orang lain sehingga dapat terjadi tindakan
kerjasama.
2. Komunikasi membantu mendorong dan mengarahkan orang-orang
untuk melakukan sesuatu, seperti apabila seorang pengawas
mendorong bawahan mengerjakan suatu proyek.
3. Komunikasi membantu membentuk sikap dan menanamkan
kepercayaan untuk mengajak, menyakinkan, dan mempengaruhi
perilaku.
4. Komunikasi membantu memperkenalkan pegawai dengan
lingkungan fisik dan sosial mereka.
Stoner dan Wankel,

Komuniksi efektif penting bagi para manajer karena


dua alasan.
 Komunikasi merupakan proses yang digunakan
untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajemen :
perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan,
dan pengawasan.
 Komunikasi merupakan kegiatan untuk mana
manajer meluangkan sebagian besar waktunya.
Henry Mintzberg
Komunikasi mempunyai peranan yang sangat penting
dalam masing-masing peranan tersebut

 peranan antar-perseorangan mereka.


 peranan informasi mereka, mencari informasi dari teman yang
setingkat, bawahan, dan hubungan perseorangan tentang apa
saja yang dapat mempengaruhi jabatan dan tanggung jawab
mereka.
 peranan keputusan mereka, melaksanakan proyek-proyek baru,
menangani gangguan-gangguan, dan menyediakan sumber daya
kepada anggota-anggota unit dan departemen-departemen
mereka.
Tujuan komunikasi dalam pekerjaan yang lain dapat
diikhtisarkan sebagai berikut :

1. meningkatkan kesetiaan, kerjasama, dan pengertian.


2. memberikan informasi tentang suatu kebutuhan dan tujuan
3. memberikan informasi tentang reaksi pegawai terhadap tujuan
kebijaksanaan,
4. memberikan informasi, menjelaskan, dan menafsirkan program-
program.
5. mencapai tujuan yang saling dapat diterima, diyakini kerjasama
dan gotong-royong.
6. memberikan propaganda kepada dan merintangi propaganda
7. meningkatkan hubungan pribadi dan peran serta .
8. memberikan alat ekspresi dan penjelasan.
9. memenuhi kebutuhan pribadi dan kebutuhan jabatan .
10. memotivasi.
Komunikasi dapat dilakukan dalam bentuk :

1. Perintah
2. Permintaan
3. Observasi
4. Informasi
5. Pelajaran
6. Pengambilan keputusan
Faktor yang mempengaruhi komunikasi yang efektif :

1. Kemampuan komunikator
2. Isi/ informasi
3. Saluran
4. Media
5. Waktu
6. Kemauan dan kemampuan
komunikan
7. Penerimaan/penafsiran informasi
Asas komunikasi (Dale S. Beach)

1. Kata-kata tidak mempunyai arti sendiri.


2. Kata mempunyai arti yang berlainan bagi
orang yang berlainan.
3. Tanggapan terhadap kenyataan itu berbeda.
4. Emosi mempengaruhi pengertian.
5. Fakta harus dibedakan dengan pendapat.
6. Umpan balik
7. Jaringan komunikasi
8. Komunikasi tatap muka adalah penting
Asas komunikasi ( Chruden & Sherman)

1. Umpan balik dan mendengarkan


2. Kejujuran
3. Mengetahui kebutuhan manusia
4. Pemilihan waktu yang tepat.
5. Saluran dan media yang sesuai
Asas komunikasi (Hicks & Gullet) :

1. Kenyataan dan penglihatan


2. Pembatasan fisik.
3. Keunikan.
4. Abstraksi
5. Kesimpulan
Manfaat mempelajari retorika :
A. Kemampuan pribadi :
 Kesadaran tampil percaya diri,
 Mengembangkan kemampuan berbicara
 Mengembangkan keterampilan pedagogis & psikologis
 Mengembangkan kemampuan mendengar
B. Keberhasilan pribadi
 Mudah berkomunikasi
 Membina sikap batin yang positif
 Menanamkan pengaruh
C. Tugas dan jabatan
11. Memberi dan mempertahankan ide dengan efektif
12. Membina relasi
Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Komunikasi Retoris

• Pada Komunikator :
1. Pengetahuan tentang komunikasi dan keterampilan
berkomunikasi
2. Sikap komunikator
3. Pengetahuan umum
4. Sistem sosial
5. Sistem kebudayaan
B. Faktor-faktor pada Resipiens

1. Pengetahuan tentang komunikasi dan


keterampilan berkomunikasi
2. Sikap resipiens
3. Sistem sosial dan kebudayaan
C. Faktor-faktor pada Pesan dan Medium

 Elemen-elemen Pesan
 Struktur Pesan
 Isi Pesan
 Proses Pembeberan
Kegunaan komunikasi retoris

Konrad Lorenz :
” Apa yang diucapkan, tidak berarti juga didengar; apa
yang didengar, tidak berarti dimengerti; apa yang
dimengerti, tidak berarti juga disetujui; apa yang
didetujui, tidak berarti juga diterima; apa yang
diterima, tidak berarti juga dihayati; apa yang dihayati,
tidak berarti juga mengubah perilaku.”
Retorika : ilmu bina bicara (sprecherziehung)
mencakup :

1. Monologika : pidato, kuliah,


referat/makalah, ceramah, deklamasi

2. Dialogika : diskusi, debat

3. Pembinaan teknik bicara : bernafas,


ucapan, suara, membaca, bercerita
Ciri pidato yang
baik :
• Saklik : objektif, indah, faktual
• Jelas : Moltke, ”Suatu perintah yang dapat
menimbulkan salah pengertian, akan tetap
dimengerti salah.”
• Hidup : ilustrasi, gambar, kenyataan, definisi,
ekspresif, komunikatif
• Tujuan : target
• Klimaks : titik-titik puncak untuk memperbesar
ketegangan dan rasa ingin tahu
• Pengulangan (redundans) : pakaian baru dan
menarik
• Mengejutkan : hal baru atau konteks baru, bukan
sensasi
• Pembatasan : Martin Luther, ” Naiklah ke mimbar,
Skema pidato

Tujuan :
Weller : “ Satu onggok besar batu
belum bisa disebut rumah. Untuk
membangun diperlukan perencanaan,
konstruksi, sistematisasi, statistik dan
logik.”
Beberapa skema pidato :
1. Skema lima kalimat;
A. Mata rantai : kronologis. Contoh :
1. Tugas guru sangat berat
2. Diperlukan persyaratan untuk menjadi guru
3. Selektif dalam rekruitmen
4. Pembinaan dan evaluasi
5. Tindak lanjut
B. Komparatif : membandingkan dua pendapat
1. Tugas guru sangat berat
2. Argumen : membentuk suatu generasi
3. Tugas orang dikantoran lebih ringan
4. Argumen : melayani administrasi
5. Saya setuju……../ Saya tidak setuju…..
Lanjutan skema lima kalimat
c. Skema deduktif : umum – khusus
Contoh :
1. Profesi guru hanya untuk orang-orang pilihan
2. Tidak semua orang dapat menjadi guru
3. Hanya orang yang memenuhi persyaratan
4. Dibutuhkan persyaratan lahir dan batin
5. Tidak semua guru mampu bertahan menjadi
“guru”

D. Skema induktif : khusus – umum


Contoh :
1. Guru Bahasa Indonesia jarang mendapatkan up
grading
2. Guru Bahasa Indonesia dianggap sebagai
pelengkap
3. Pelajaran Bahasa Indonesia tidak menantang
2. Skema lima W :

a. Who
b. What
Jawaban pertanyaan sebagai
c. Where bahan pidato
d. Why
e. When
c. Skema APTHONIUS : ahli pidato Yunani abad ketiga SM

Delapan langkah :
2. Tema pidato
3. Penjelasan
4. Pendasaran
5. Pikiran dan pendapat yang berlawanan
6. Perbandingan
7. Contoh
8. Pembuktian
9. Penutup
D. Skema CICERO (tiga bagian)
A. Pendahuluan :
1. Salam
2. Pembukaan
3. Titik tolak
4. Pengantar
Mengapa saya bicara? Apa alasan saya bicara?
B. Isi pidato : bahan utama
1. target, anjuran
2. argumen
3. pembuktian
4. ….….
C. Penutup
1. rangkuman
2. permintaan/permohonan/harapan
3. tuntutan
4. tindakan konkret yang harus dijalankan
5. pelaksanaan
Sumber menemukan bahan pidato :

1.Menemukan dan menyimpan bahan : buku harian,


kartu

2.Sumber bahan : bibliotek, media masaa, katalog,

3.Bantuan orang lain : kantor, organisasi, seminar/


konferensi

4.Tempat-tempat : pasar, mall, jalanan, toko buku….

5.Daftar literatur : daftar pustaka


Teknik mempersiapkan pidato :

A. Persiapan umum :
 Waktu : Claus Harms,” Saya menyiapkan
pidato selama 40 tahun”
 Bekerja sistematis : Presiden Rosevelt,”Kalau
Anda tidak mengerti sesuatu dari pidato ini,
katakan saja.”, dan tukang cat menunjukan
tiga hal yang harus diperbaiki.
B. Persiapan khusus

 Mengumpulkan bahan
 Menyortir bahan dan menyusun skema pidato
 Merenungi bahan
 Rumusan pertama dengan menggunaan kata
kunci
 Mengontrol secara umum
 Menguasai pidato berdasarkan jalan pikiran yang
logis
 Mencoba berpidato
C. Bagian Pendahuluan Pidato
1. Teknik menjadikan pendahuluan efektif
b. Memancing perhatian pendengar (jelas, sederhana, percakapan,
pengalaman pribadi dengan tokoh)
c. Cerita yang memukau ( cerita kejadian, anekdot, pengalaman pribadi)
d. Mengemukakan pertanyaan (Dimana kita berdiri sekarang?, Apa usaha
kita untuk mengubah dunia?)
e. Langsung ke tema : kampanye, rutinitas, waktu singkat
2. Sifat pendahuluan :
g. Tidak terlalu panjang ; meja makan siap & tepat = nafsu makan.
h. Jelas dan menyenangkan ; ” Pertanyaan ini akan dibahas…”, ” Saya akan
menguraikan tema ini menjadi tiga bagian,…..”
i. Jangan memulai pidato dengan ” kalau, andaikan, apabila”
Beberapa petunjuk untuk memulai pidato

a. Mul ai s etenang mung kin.


b. Berpikir p ositif untuk mel en yap kan g ug up .
c. Tid ak me mulai d eng an m emb aca/ t erik at p ad a
teks, b er bicar a beb as .
d. Jang an memu lai d eng an m eminta maaf.
e. Mul ai d eng an nad a p os itif.
f. Me nar ik p erhati an p end eng ar d an mencip tak an
kontak .
g. Bernafas lah dalam-d alam s eb elum me mulai
berb icara.
h. Mul ai b ila rua ng an s ud ah t enang .
i. Me mulai deng an rumus an lain, t etap i mena rik .
Penutup pid at o

Adalah :
2. Bagian yang akan dibawa pulang.
3. Mengulang sambil merangkum bagian pidato yang
terpenting (fakta, hal-hal
merugikan/menguntungkan).
4. Titik puncak, tujuan, dan cita-cita.
5. Pidato informatif : membeberkan masalah secara
singkat dan jelas.
6. Pidato persuasif : ajakan/dorongan untuk bertindak.
7. Pikiran yang padat isinya sehingga mampu
meyakinkan dan menguasai pendengar.
Contoh penutup :
- ” Dengan ini saya merangkum……………….”
- ” Akhirnya kita sampai pada bagian penutup dari
uraian ini……..”
- ” Kiranya uraian ini dapat menjelaskan bahwa………
…….”
- ” Semoga kita sadar/ tahu/ paham/ …………………”
- ” Moga-moga….” , ” Semoga……..’’, ’’
Efek negatif :
- - ” Untuk menutup uraian ini, masih perlu disebut
lagi…………….”
- - ” Barangkali saya berhasil menguarikan…………..”

- - ” Sekarang saya harap pada bagian penutup ini………


……..”
- - ” Sebenarnya saya senang, kalau Anda sekalian……
…..”
Sepuluh aspek dalam mengembangkan konsep

1. Estetis : keindahan, kemuliaan, keistimewaan.


2. Definisi : pengertian dari berbagai sumber.
3. Geografis : perbedaan dimana dan bagaimana.
4. Kesehatan : faktor penyebab-akibat.
5. Historis : perkembangan dulu, kini dan mendatang.
6. Moralis : nilai-nilai yang dominan.
7. Ekonomis : keuntungan/ kerugian material.
8. Pedagogis : hal yang dipelajari, disimpulkan/hikmah.
9. Filosofis : renungan, pemikiran, kebenaran apa yang
dapat diperoleh.
10. Fisikalis – kemis : ciri, tanda, sifat fisik.
Faktor nonkebahasaan dalam berpidato :

* Penampilan
 Sikap wajar, tenang, dan tidak kaku (correct)
 Pandangan terarah
 Menghargai pendapat orang lain
 Ekspresi tepat, sikap jiwa
 Suara jelas
 Lancar
 Rasional
 Menguasai
 Tulisan
Faktor Kebahasaan

1. Ketepatan Ucapan
2. Penempatan tekanan, nada, dan durasi
3. Diksi
4. Ketepatan kalimat :
Contoh :
Panitia HUT UB VI.
Dialogika : ilmu tetang berbagai hakikat dari
dialog dan penerapan praktis ilmu ini dalam
pembicaraan antar manusia.

1. Dialogika spisialis : dialog antar 3 - 4


orang/ kelompok kecil.
2. Dialogika generalis : antar banyak
orang/ kelompok besar.

Bentuk dialogika : wawancara,


perundingan. menelepon,
berpacaran, diskusi, tanya jawab,
konperensi, debat…
Diskusi = discutere (Latin) : membeberkan
masalah.

 memberikan jawaban atas pertanyaan

 pembicaraan serius tentang suatu masalah


objektif
Bentuk diskusi:

1. Diskusi fak : Tukar pikiran/ pendapat untuk mencapai


pengetahuan lebih tinggi
- Mengolah bahan secara bersama dg. Bimbingan
ahli.
- Pada akhir ceramah/ makalah tentang suatu topik
dari sudut pandang tertentu.
- Membimbing peserta berpikir jelas utk.
Menemukan argumentasi yang tepat.
2. Diskusi podium : penjelasan masalah oleh wakil dari
berbagai kelompok/ pendapat.
- Setiap pembicara menyajikan pandangan dari sudut
berbeda.
- Moderator mengatur jalannya diskusi
Lanjutan Bentuk diskusi :
3. Forum Diskusi : kombinasi beberapa
bentuk
- memiliki kadar demokratis yang tinggi
- bentuk yang sering diapakai di bidang
politik
- forum terbuka (media masa)
menjelaskan program, ...
- publik memberi pertanyaan/ respon
kepada pembicara
- pembicara menrespon sesuai pandangan
partai
- peserta & publik berpegang pada
tema/topik
Lanjutan Bentuk diskusi :

4. Diskusi kasualis :
* penelitian bersama atas suatu
masalah konkret yang mengandung
berbagai kemungkinan jalan
keluar guna mencari solusi yang lebih
tepat.
* Mengundang ahli yang menguasai
masalah untuk menjadi pengarah
/pendamping.
Persiapan diskusi

1. Persiapan bahan/ isi pembicaraan


- Membatasi tujuan, sasaran, pokok
pikiran
- Administrasi, …
2. Persiapan personal
- Pakar, pembicara, kelompok
pendengar
- jumlah ( peserta aktif, pasif)
3. Persiapan ruangan
- aspek estetis, fungsi,
- perangkat/ sarana
Pemimpin diskusi / moderator

1. Sangat berperan hidup/ matinya


diskusi
2. Fleksibel, (pemimpin – sejawat)
3. Aceptabel dan kapabel
4. Menahan diri, (show of personality)
5. Menguasai/ menjalankan rule of
playing
Proses diskusi
1. Ucapan selamat datang dan perkenalan
2. Pengantar ke dalam diskusi
- Pembatasan masalah
- Rumusan/ tujuan
3. Menciptakan situasi saling percaya
4. Penjelasan aturan diskusi
5. Diskusi
- Respon/ tanggapan
- Mengungkapkan kembali
- Merumuskan tujuan yang sudah tercapai
- Tawaran jalan keluar
6. Rangkuman
- Mengemukakan pendapat yang telah disetujui
- Mengemukakan pendapat pro dan kontra
- Merangkum hasil diskusi
7. Penutup
- Ucapan terima kasih dan penghargaan atas hasil yang dicapai
8. Pengolahan notulen
Tanya Jawab

 Proses dialog antara pencari dan pemberi


informasi
 Pemberi informasi : ahli, spesialis
 Penanya mengaharap informasi baru
 Pembicaraan informatif
 Tanya jawab : interview, konperensi pers,
tanya jawab pengadilan.
Interview

• Dialog antara pencari berita dengan tokoh/


sesorang mengenai masalah khusus/ menarik.
• Penanya memahami tema/ topik
• Nara sumber menguasai/ menjelaskan secara
mendetail
Aturan interview
1. Penanya mengenal pribadi sumber secara tepat.
2. Antar pertanyaan mempunyai hubungan logis.
3. Pertanyaan dirumuskan, jelas, ekspresi familiar.
4. Untuk tema dan situasi tertentu, penanya
memberikan angket.
5. Hasil interview dibaca nara sumber sebelum
dipublikasikan.
Fungsi pertanyaan

1. Impuls untuk mengaktifkan, membangun


inisiatif
2. Membantu untuk menjajagi
3. Mempengaruhi pendapat
4. Alat untuk memberi sugesti, membakar
semangat,
5. Dalam hal tertentu : memiliki daya paksa
Jenis pertanyaan

1. Apakah Anda siap menjalani profesi sebagai


guru?
2. Apa saja pertimbangan Anda memilih guru?
3. Dimana rumahmu?
4. Mengapa banyak guru yang tidak
berkompeten?
5. Apakah yang harus dilakukan untuk
meningkatkan kompetensi guru?
6. Bagaimana pendapat Anda tentang
mahasiswa FKIP yang tidak dapat lepas dari
telepon genggam?
7. Apakah perbedaan antara profesi guru dengan
profesi lain?
Jenis pertanyaan :

1. Pertanyaan penuh
2. Pertanyaan sebagian
3. Pertanyaan retoris
4. Pertanyaan konvergen : tertutup
5. Pertanyaan devergen : why, how
Jenis pertanyaan

1. Informatif : mendapatkan informasi/ penjelasan


2. Mengontrol : mengetahui pendengar memperhatikan
atau tidak.
3. Menjebak : menangkap/memancing reaksi
4. Mengaktifkan : agar pendengar merenungkan
5. Socrates
: untuk mengiakan, jawaban pasti ya. Saya
tahu Anda juga setuju….? Pasti Anda juga ingin….?
6. Retoris
: bersifat sugestif. Adakah sesorang disini
yang berani menentang keputusan......?
7. Ofensif
: untuk bidang politik, ekonomi, industri. Apa
pertimbangan Anda dalam mengambil keputusan
untuk Firma? Kepada siapa Anda menaruh
kepercayaan kalau tidak kepada kami.
Public speaking
Dapatkan Pelatihan Dasar Anda
 Jangan terlalu diambil hati, apa yang Anda
alami bersama orang lain
 Jagalah sasaran dan target, agar selalu di
depan Anda
 Orientasikanlah pikiran Anda hanya kepada
sukses
 Ambil setiap kesempatan sebagai media latihan
Anda
Public speaking

 Mengembangkan Rasa Percaya Diri Anda


- Pahami fakta tentang ketakutan Anda berbicara di
depan publik
- Persiapkan diri Anda secukupnya
- Orientasikanlah pikiran Anda hanya kepada sukses

 Bicaralah Dengan Cara yang Mudah dan Cepat


- Bicaralah tentang hal yang Anda telah mengalami atau
mempelajari
- Yakinkan diri Anda, bahwa Anda memang menyukai
topiknya
- Berbagilah dengan audience Anda, jangan borong
sendiri
Public speaking
 Miliki Hak Untuk Bicara

- Batasi 'wilayah bicara' Anda


- Kembangkan energi untuk bicara
- Isi bicara Anda dengan ilustrasi dan contoh
- Gunakan kata-kata yang konkrit

 Vitalitas Pembicaraan Anda


- Pilih topik yang paling Anda kuasai
- Hidupkan perasaan dan emosi Anda tentang topik
- Bersikaplah menguasai topik Anda
Public speaking
 Berbicara Untuk Meyakinkan

- Menangkanlah rasa percaya diri saat bicara


- Dapatkan sambutan "Ya”
- Bicaralah dengan antusias
- Tunjukkan rasa hormat dan bersahabat dengan
audience
- Mulailah bicara dengan keakraban
 Bicara Impromptu Alias Mendadak
- Berlatihlah untuk bicara mendadak
- Utamakan kesiapan mental
- Segeralah masuk ke contoh-contoh
- Bicaralah dengan gerak dan kekuatan
- Selalulah terikat pada "here" dan "now”
- Jangan bicara mendadak, berilah pembicaraan
mendadak
Public speaking

 Menyampaikan Isi Bicara


- Keluarlah dari berbagai ketakutan dan kekhawatiran
- Be Yourself, jangan tiru orang lain
- Bicaralah dua arah
- Gunakan hati saat bicara, speak from the heart
- Latih suara agar kuat, keras dan fleksibel

 Memperkenalkan Pembicara, Presentasi,


Menerima Penghargaan
- Bersiaplah untuk semua hal yang ingin Anda
sampaikan
- Bersikaplah antusias
- Ekspresikan perasaan tulus Anda saat menerima
penghargaan
Selesai

You might also like