You are on page 1of 10

BAB I PENDAHULUAN A.

Latar Belakang Sebelum kita jauh membahas tentang masalah yang timbul di dalam masyarakat, marilah kita cermati dulu apa yang menyebabkan bahwa kecenderungan terjadinya konflik di dalam mayarakat sosial tentunya lebih besar, atau sebagian besar merupakan campur tangan dari individu yang bergerak atau berproses didalam masyarakat itu sendiri. 1. Masyarakat Sosial Masyarakat merupakan salah satu satuan sosial sistem sosial, atau kesatuan hidup manusia. Istilah inggrisnya adalah society, sedangkan masyarakat itu sendiri berasal dari bahasa Arab Syakara yang berarti ikut serta atau partisipasi, dari bahasa Arab masyarakat berarti saling bergaul yang istilah ilmiahnya berinteraksi. Masyarakat sosial adalah sekumpulan individu yang memiliki atau menetapkan atau menyatukan beberapa pendapat mereka guna menciptakan suatu tatanan kehidupan yang lebih baik dimana semua individu yang terlibat di dalamnya secara langsung maupun tidak langsung dilibatkan dalam menciptakan peraturan atau sistem yang akan beraku dalam masyarakat itu sendiri. (Prof. Dr. Koentjaraningrat, Mac Iver dan Page, Ralph Linton, Selo Soemardjan, Emile Durkheim, Paul B. Horton & C. Hunt) 2. Individu Sosial Individu dalam pandangan ilmu sosial merupakan bagian terkecil dari suatu sistem masyarakat sosial atau dalam bahasa yang lebih baik dapat kita katakan bahwa individu merupakan bagian terpenting dari suatu sistem masyarakat. Dikatakan demikian karena suatu sistem dalam masyarakat merupakan suatu hasil dari berbagai musyawarah yang dilakukan oleh berbagai individu yang ada di dalam masyarakat tersebut. Individu sosial merupakan satuan dari beberapa individu yang memberikan suatu sistem dari pikiran mereka sendiri yang secara langsung maupun tidak langusng merupakan suatu pendapat yang menjadi dasar dari sistem yang nantinya akan mereka pakai dalam masyarakat mereka.

Setiap orang memiliki kepentingan. Kepentingan tersebut ada yang sama dan ada pula yang berbeda. Kepentingan yang sama merupakan kepentingan umum atau kepentingan bersama. Kepentingan setiap anggota masyarakat merupakan kepentingan bersama. Kepentingan pribadi dalam kehidupan masyarakat beraneka ragam. Bagaimana jika kita dibenturkan dengan sebuah permasalahan yang menyangkut antara kepentingan individu dan kepentingan sosial atau kelompok. Manakah yang lebih utama? Apakah kita lebih mengutamakan kepentingan sosial, dan mengenyampingkan kepentingan kita sebagai seorang individu? B. Uraian Setelah kita membahas secara singkat tentang masyarakat dan individu dari data di atas sekarang kita akan menarik sebuah benang merah yang menjadi topic permasalah yang akan penulis bahas didalam makalah ini. Adapun yang menjadi topik masalah utama adalah bagaimana apabila kepentingan masyarakat diahadapkan dengan kepentingan dari individu yang secara langsung merupakan bagian dari masyarakat itu sendiri.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PEMBAHASAN A. Kajian Pustaka dan Literatur Individu merupakan unit terkecil pembentuk masyarakat. Dalam ilmu sosial, individu berarti juga bagian terkecil dari kelompok masyarakat yang tidak dapat dipisah lagi menjadi bagian yang lebih kecil. Sebagai contoh, suatu keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Ayah merupakan individu dalam kelompok sosial tersebut, yang sudah tidak dapat dibagi lagi ke dalam satuan yang lebih kecil. Pada dasarnya, setiap individu memiliki ciri-ciri yang berbeda. Individu yang saling bergabung akan membentuk kelompok atau masyarakat. Individu tersebut akan memiliki karakteristik yang sama dengan kelompok dimana dirinya bergabung. Kelompok sosial adalah kumpulan orang yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaan dan saling berinteraksi. Kelompok diciptakan oleh anggota masyarakat. Kelompok juga dapat mempengaruhi perilaku para anggotanya. Menurut Robert Bierstedt, kelompok memiliki banyak jenis dan dibedakan berdasarkan ada tidaknya organisasi, hubungan sosial antara kelompok, dan kesadaran jenis. Bierstedt kemudian membagi kelompok menjadi empat macam: 1. Kelompok statistik, yaitu kelompok yang bukan organisasi, tidak memiliki hubungan sosial dan kesadaran jenis di antaranya. Contoh: Kelompok penduduk usia 10-15 tahun di sebuah kecamatan. 2. Kelompok kemasyarakatan, yaitu kelompk yang memiliki persamaan tetapi tidak mempunyai organisasi dan hubungan sosial di antara anggotanya. 3. Kelompok sosial, yaitu kelompok yang anggotanya memiliki kesadaran jenis dan berhubungan satu dengan yang lainnya, tetapi tidak terukat dalam ikatan organisasi. Contoh: Kelompok pertemuan, kerabat. 4. Kelompok asosiasi, yaitu kelompok yang anggotanya mempunyai kesadaran jenis dan ada persamaan kepentingan pribadi maupun kepentingan bersama. Dalam asosiasi, para anggotanya melakukan hubungan sosial, kontak dan komunikasi, serta memiliki ikatan organisasi formal. Contoh: Negara, sekolah.

Interaksi adalah bagaimana seseorang idividu melakukan hubungan baik dalam bentuk komunikasi verbal maupun non-verbal yang dilakukan secara langsung oleh seorang individu dengan individu lainnya dalam lingkungan sosial masyarakat baik lingkungan masyarakat yang merupakan bagian dari komunitasnya maupun lingkungan masyarakat baru. Ada berbagai macam interaksi yang dilakukan oleh seorang individu dengan individu yang lain didalam lingkungan sosialnya, antara lain: a. Interaksi Verbal Interaksi secara verbal merupakan interkasi yang paling sering dilakukan oleh seorang individu di dalam lingkungan masyarakat, karena sadar ataupun tidak sesungguhnya seorang individu saat terlahir sudah merupakan anggota dari suatu komunitas sosial dan setiap yang dilakukannya adalah pasti terhubung dengan kepentingan orang lain. b. Interaksi Non-Verbal Interaksi non-verbal adalah interaksi kedua yang paling sering manusia lakukan di dalam maupun di luar lingkungan sosialnya, karena setiap kegiatan yang dilakukan oleh seorang individu dan di tempat tersebut terdapat individu yang lain, maka seorang individu telah melakukan proses komunikasi secara tidak langsung denga hanya menggerakkan anggota tubuhnya atau akibat dari bagaimana seorang individu memandang individu yang berada ditempat tersebut. c. Interaksi Campuran Interaksi ketiga adalah interaksi yang paling sering digunakan karena setiap gerakan seseorang yang diikuti dengan sebuah ungkapan yang memiliki tingkat keberhasilan yang lebih besar dalam menjalin suatu hubungan komunikasi atau pertemanan antar kedua individu. Model interaksi seperti ini tidak jarang juga menyebabkan terjadinya konflik yang sangat sering berakhir dengan jatuhnya korban dari kedua belah pihak yang berkonflik. Dilema antara kepentingan individu dan kepentingan masyarakat adalah pada pertanyaan mana yang harus kita utamakan, kepentingan kita selaku individu atau kepentingan masyarakat tempat kita hidup bersama? Persoalan pengutamaan kepentingan individu atau masyarakat ini memunculkan dua pandangan yang berkembang menjadi paham/aliran bahkan ideologi yang dipegang oleh suatu kelompok masyarakat.

1. Pandangan Individualisme Individualisme berpangkal dari konsep bahwa manusia pada hakikatnya adalah makhluk individu yang bebas. Paham ini memandang manusia sebagai makhluk pribadi yang utuh dan lengkap terlepas dari manusia yang lain. Pandangan individualisme berpendapat bahwa kepentingan individulah yang harus diutamakan. Yang menjadi sentral individualisme adalah kebebasan seorang individu untuk merealisasikan dirinya. Paham individualisme menghasilkan ideologi liberalisme. Paham ini bisa disebut juga ideologi individualisme liberal. 2. Pandangan Sosialisme Paham sosialisme ditokohi oleh Robert Owen dari Inggris (1771-1858), Lousi Blanc, dan Proudhon. Pandangan ini menyatakan bahwa kepentingan masyarakatlah yang diutamakan. Kedudukan individu hanyalah objek dari masyarakat. Menurut pandangan sosialis, hak-hak individu sebagai hak dasar hilang. Hak-hak individu timbul karena keanggotaannya dalam suatu komunitas atau kelompok. Sosialisme adalah paham yang mengharapkan terbentuknya masyarakat yang adil, selaras, bebas, dan sejahtera bebas dari penguasaan individu atas hak milik dan alat-alat produksi. Sosialisme muncul dengan maksud kepentingan masyarakat secara keseluruhan terutama yang tersisih oleh system liberalisme, mendapat keadilan, kebebasan, dan kesejahteraan. Untuk meraih hal tersebut, sosialisme berpandangan bahwa hak-hak individu harus diletakkan dalam kerangka kepentingan masyarakat yang lebih luas. Dalam sosialisme yang radikal/ekstem (marxisme/komunisme) cara untuk meraih hal itu adalah dengan menghilangkan hak pemilikan dan penguasaan alat-alat produksi oleh perorangan. Paham marxisme/komunisme dipelopori oleh Karl Marx (1818-1883). Paham individualisme liberal dan sosialisme saling bertolak belakang dalam memandang hakikat manusia. Dalam Declaration of Independent Amerika Serikat 1776, orientasinya lebih ditekankan pada hakikat manusia sebagai makhluk individu yang bebas merdeka, manusia adalah pribadi yang memiliki harkat dan martabat yang luhur. Sedangkan dalam Manifesto Komunisme Karl Marx dan Engels, orientasinya sangat menekankan pada hakikat manusia sebagai makhluk sosial semata. Menurut paham ini manusia sebagai makhluk pribadi yang tidak dihargai. Pribadi dikorbankan untuk kepentingan negara.

Dari

kedua

paham

tersebut

terdapat

kelemahannya

masing-masing.

Individualisme liberal dapat menimbulkan ketidakadilan, berbagai bentuk tindakan tidak manusiawi, imperialisme, dan kolonialisme, liberalisme mungkin membawa manfaat bagi kehidupan politik, tetapi tidak dalam lapangan ekonomi dan sosial. Sosialisme dalam bentuk yang ekstrem, tidak menghargai manusia sebagai pribadi sehingga bisa merendahkan sisi kemanusiaan. Dalam negara komunis mungkin terjadi kemakmuran, tetapi kepuasan rohani manusia belum tetu terjamin. Dalam negara Indonesia yang berfalsafahkan Pancasila, hakikat manusia

dipandang memiliki sifat pribadi sekaligus sosial secara seimbang. Manusia bukanlah makhluk individu dan sosial, tetapi manusia adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial. Frans Magnis Suseno, (2001) menyatakan bahwa manusia adalah individu yang secara hakiki bersifat sosial dan sebagai individu manusia bermasyarakat. Bung Karno menerangkan tentang seimbangnya dua sifat tersebut dengan ungkapan Internasionalisme tidak dapat hidup subur kalau tidak berakar dalam buminya nasionalisme. Nasionalisme tidak hidup subur kalau tidak hidup dalam taman sarinya internasionalisme (Risalah Sidang BPUPKI-PPKI, 1998). Paduan harmoni antara individu dan sosial dalam diri bangsa Indonesia diungkap dalam sila kedua dan ketiga Pancasila. Bangsa Indonesia memiliki prinsip menempatkan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan. Namun demi kepentingan bersama tidak dengan mengorbankan hak-hak dasar setiap warga negara. B. Pembahasan Setelah kita mengetahui tentang pengertian dan komponen-komponen yang berhubungan dengan masalah yang penulis bahas, maka secara tidak langsung kita telah menemukan sebuah masalah yang paling dan mungkin sangat sering muncul dalam masyarakat itu sendiri yang secara langsung tentu saja berkaitan dengan kepentingan dari individu bagian masyarakat itu sendiri.
Kita dapat menyaksikan bahwa kehidupan manusia baik secara individu dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara semuanya sedang mengalami suatu proses perubahan. Dan kita juga menyadari bahwa faktor yang mendorong terjadinya proses perubahan tersebut adalah nilai-nilai kehidupan baru yang dibawakan oleh negara-negara maju dengan kekuatan penetrasi globalnya.

Masalah-masalah yang sering timbul dalam masyarakat (konflik) yang menyebabkan individu suatu masyarakat mengalami pergolakan atau perbedaan persfektif adalah pendapat dari setiap individu dan ego yang dimiliki dari individu itu sendiri. Mengapa demikian? Karena seperti yang pernah dikatakan oleh seorang filsuf Yunani Seseorang Dengan Pendapat Emas Adalah Sama Berbahayanya Dengan Seorang Kesatria Yang Menghunus Pedangnya. Dari pernyataan tersebut kita dapat menggali sangat banyak sekali informasi tersirat yang ada didalamnya. Sayangnya pendapat-pendapat yang banyak berkembang didalam masyarakat adalah pendapat-pendapat kuat yang lebih banyak mengandung nilai kebenaran yang kosong sama sekali, karena pendapat-pendapat yang mereka lontarkan lebih banyak merupakan pendapat yang menjatuhkan individu atau kelompok yang beretentangan dengan pendapat atau kelompoknya. Dengan kata lain pendapat-pendapat yang sangat sering mucul saat ini adalah pendapat-pendapat yang sangat berbahaya. Untuk membuktikan hal ini kita tidak perlu jauh untuk menelaah masalahmasalah yang terjadi di luar lingkungan kita ini. Contohnya saja dalam pemilihan pemimpin dari suatu kegiatan atau organisasi, mungkin hanya sebagian kecil saja organisasi yang mementingkan diri organisasinya dan tentu saja sangat banyak kumpulan-kumpulan atau sistem-sistem yang lebih mementingkan keuntungan atau kepentingan diri individu itu sendiri. Sebagai bukti nyata yang tidak perlu dilakukan proses penelitian yang mendalam adalah calon yang tidak terpilih adalah pastinya akan menuntut dan melontarkan pernyataan-pernyataan kuat yang secara tidak langsung memecah sistem atau kumpulan dari kelompok pemenang, dan apabila mereka dilibatkan di dalam sistem yang ditetapkan oleh pemimpin yang terpilih, maka kinerjanya-pun akan tidak maksimal, malahan akan berbalik menyerang dari bagian atasnya. Kita harus menempatkan kepentingan sosial di atas kepentingan individu. Mengapa demikian? Bukankah sosial itu terdiri dari individu juga. Kepentingan sosial diatas kepentingan individu karena kepentingan sosial menyangkut atau berkaitan dengan banyak individu. Akan terjadi banyak konflik ketika setiap individu lebih mementingkan kepentingannya masing-masing karena setiap individu pastinya memiliki kepentingan yang kemungkinan berbeda dari kepentingan individu lain.

Salah satu contoh lebih mengutamakan kepentingan sosial dari pada kepentingan pribadi adalah setia pada bangsa dan negara artinya menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi. Lalu bagaimana dengan kepentingan pribadi sendiri? Bukankah setiap orang menginginkannya? Kalau begitu, apes amat nasib pribadi, karena kepentingannya kalah dengan kepentingan negara, masyarakat, keluarga, dsb. Apakah kepentingan pribadi memang levelnya rendah? Tergantung tempat, ruang, waktu dan kondisinya. Sewaktu sedang bekerja di perusahaan, kita harus menempatkan kepentingan perusahaan di atas kepentingan pribadi. Sewaktu berada di masyarakat, kita harus menempatkan kepentingan masyarakat atau bangsa negara di ataas kepentingan pribadi. Dan sewaktu kita bersenang-senang, melakukan rekreasi atau melakukan sesuatu sebagai privacy berarti kita sedang menempatkan kepentingan pribadi di atas kepentingan lainnya. Meski demikian kepentingan pribadi harus dibatasi dengan norma dan tanggung jawab agar tidak menggangu orang lain. Kenyataannya kepentingan pribadi skalanya lebih kecil dibanding dengan kepentingan lainnya. Namun jika setiap individu tidak mementingkan dirinya sendiri di atas kepentingan lain yang lebih besar, pada akhirnya kepentingan pribadi akan terpuaskan juga. Intinya kita harus bisa menempatkan kapan dan dimana kita mengutamakan kepentingan pribadi dan kepentingan sosial.

BAB III KESIMPULAN Kita harus dapat membedakan mana kepentingan individu dan kepentingan sosial. Sosial terbentuk dari individu, bukan berarti sosial sama dengan individu. Kepentingan sosial selalu di atas kepentingan individu karena kepentingan sosial mewakili kepentingankepentingan individu di dalamnya. Namun bukan berarti kita tidak boleh menuruti kepentingan individu, tergantung tempat, ruang, waktu, dan kondisi kita dapat mengutamakan kepentingan individu di atas kepentingan lainnya.

DAFTAR PUSTAKA http://4gungseti4w4n.wordpress.com/2011/03/24/dinamika-interaksi-sosial-dan-dilemakepentingan-individu-dan-sosial/ http://id.wikipedia.org/wiki/Individu http://id.wikipedia.org/wiki/Kelompok http://ocw.gunadarma.ac.id/course/civil-and-planning-engineering/study-program-of-civilengineering-s1/pendidikan-kewarganegaraan/wawasan-nusantara-bagian-3 http://www.scribd.com/doc/37660854/Hubungan-masyarakat-dan-individu-dalamkehidupan-sosial-antar-manusia http://tiankids.web.id/analisis-sosiologi-dalam-masalah-sosial http://www.crayonpedia.org/mw/BAB_6_KONFLIK_SOSIAL http://id.wikipedia.org/wiki/Sosiologi http://www.google.co.id/search?q=pendapat+para+ahli+tentang+masalah+dalam+masyara kat&ie=utf-8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefoxa#pq=pendapat+para+ahli+tentang+masalah+dalam+masyarakat&hl=id&cp=24&gs_i d=2j&xhr=t&q=sistem+pemerintahan+komunis&pf=p&sclient=psyab&client=firefox-a&hs=jHM&rls=org.mozilla:enUS%3Aofficial&source=hp&pbx=1&oq=sistem+pemerintahan+komu&aq=0&aqi=g2 &aql=&gs_sm=&gs_upl=&bav=on.2,or.r_gc.r_pw.,cf.osb&fp=889cdb2878f7a687&bi w=1366&bih=652 http://hadi-detected.blogspot.com/2011/02/hubungan-individu-dengan-masyarakat.html Individu, Masyarakat dan Sejarah : Kajian Kritis Buku-Buku Pelajaran Sekolah di Indonesia, Neils Mulder, Edisi Indonesia, Kanisius : 2000 Mentalitas Profesional & Pengusaha Indonesia, F.X. Oerip S. Poerwopoespito dan T.A. Tatag Utomo, Grasindo

You might also like