You are on page 1of 11

INVENTORI KECERDASAN SPIRITUAL SISWA SEKOLAH DASAR

Untuk memenuhi tugas matakuliah Pengadministrasian Pemahaman Individu: Teknik Testing yang dibina oleh Ibu Yuliati Hotifah, S. Psi, M.Pd

Oleh Yuli Tulistiyani Yuli Amaliyah Ricky Abdullah 110111409629 110111409631 107131409966

UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN JURUSAN BIMBINGAN KONSELING DAN PSIKOLOGI PROGRAM STUDI S1 KKT BK DESEMBER 2011

Inventori Kecerdasan Spiritual Siswa Sekolah Dasar A. Landasan Teori 1. Pengertian Inventori Inventori adalah semacam tes yang terdiri atas beberapa pertanyaan: disusun khusus untuk mengungkapkan hal-hal yang ingin diketahui tentang seseorang. Penyususnan suatu inventori dilakukan suatu teknik tertentu yang cukup rumit. (Ensiklopedi Indonesia, 1982). Inventori dapat diartikan sebagai kumpulan pernyataan atau pertanyaan yang sengaja dirancang untuk mengukur sesuatu, seperti kepribadian, minat, sikap, aktivitas sosial, tingkah laku, dan sebagainya (Cronbach, Aiken dalam Mulawarman, 2002:19), serta responden menjawab pernyataan sesuai petunjuk. Menurut Oppeheim dalam Yonathan, 2001 inventori adalah instrumen pengumpul data yang dikategorikan sebagai tipikal tes, berisi sejumlah pernyataan-pernyataan yang harus dipilih, diisi oleh siswa sesuai dengan kondisi dirinya. Inventori dapat pula diartikan sebagai alat pengukuran untuk keterampilan dan kebiasaan-kebiasaan untuk orang yang sedang belajar (Suwandi, 1992:52). Dalam hal ini belajar dapat diartikan secara luas bukan saja belajar mengenai keterampilan-keterampilan hidup. 2. Pengertian kecerdasan Kecerdasan adalah kemampuan umum untuk berfikir dan menimbang (C. Spearman). Menurul Alice Heim kecerdasan adalah perbuatan pandai yang terdiri dari pemahaman hal-hal pokok didalam suatu keadaan dan penanggapan secara tepat terhadap keadaan. Kecerdasan adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri pada susasana baru serta tak terduga dan merealisasikan tujuan akhir (Ensiklopedi Indonesia, 1982). Kecerdasan dalam pandangan islam disandarkan pada hadist Rosululloh SAW yang artinya: sesungguhnya orang yang cerdas adalah orang yang senantiasa mendekatkan dirinya kepada Allah dan dia beramal untuk sesudah mati.

3.

Pengertian spiritual Spiritual menurut Prayitno adalah kemampuan manusia memberikan arti

kepada kehidupannya, optimisme terhadap kejadian yang akan datang dan diterapkannya nilai-nilai dalam hubungan antar orang serta dalam pembuatan keputusan. Spiritual juga diartikan sebagai inti dari manusia yang memasuki dan mempengaruhi kehidupannya dan dimanifestasikan dalam pemikiran dan perilaku serta dalam hubungannya dengan diri sendiri, orang lain, alam, dan Tuhan (Dossey & Guazetta, 2000). Spiritual dalam pengembangan inventori kecerdasan spiritual adalah kehidupan rohani yang diwujudkan dalam cara berfikir, merasa, berdoa, berkarya. Dasarnya adalah merasa selalu diawasi, spiritual yang terarah kepada penyerahan diri terhadap Allah (Ensiklopedi Indonesia, 1983). 4. Pengertian kecerdasan spiritual Sinotar (2001) mendefinisikan kecerdasan spiritual sebagai pemikiran yang terilhami. Kecerdasan ini diilhami oleh dorongan dan efektifitas, keberadaan atau hidup keilahian yang mempersatukan kita sebagai bagian-bagiannya. Sedangkan Khavari (dalam Zohar dan Marshall, 2001) berpendapat bahwa kecerdasan spiritual adalah fakultas dari dimensi non material kita ruh manusia. Menurut Zohar dan Marshall (2001) kecerdasan spiritual adalah kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan persoalan makna dan nilai yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup orang lebih bermakna dibandingkan orang lain. Kecerdasan spiritual memberi kita kemampuan membedakan, memberi kita rasa moral, kemampuan menyesuaikan aturan yang kaku, dibarengi dengan pemahaman dan cinta serta kemampuan setara untuk melihat kapan cinta dan pemahaman sampai pada batasannya. Kita menggunakan kecerdasan spiritual untuk bergulat dengan ihwal baik dan jahat, serta untuk membayangkan kemungkinan yang belum terwujud untuk bermimpi, bercitacita, dan mengangkat diri kita dari kerendahan.

Agustian (2001) kecerdasan spiritual adalah kemampuan untuk memberi makna ibadah terhadap setiap perilaku dan kegiatan, melalui langkah-langkah dan pemikiran yang bersifat fitrah, menuju manusia yang seutuhnya (hanif) dan memiliki pola pemikiran tauhidi (integralistik) serta berprinsip hanya kepada Allah. Kesimpulannya bahwa kecerdasan spiritual adalah kecerdasan yang berasal dari dalam hati, menjadikan kita kreatif ketika kita dihadapkan pada masalah pribadi, dan mencoba melihat makna yang terkandung di dalamnya, serta menyelesaikannya dengan baik agar memperoleh ketenangan dan kedamaian hati. Kecerdasan spiritual membuat individu mampu memaknai setiap kegiatannya sebagai ibadah, demi kepentingan umat manusia dan Tuhan yang sangat dicintainya. 5. Prinsip kecerdasan spiritual Agustina (2001) dalam bukunya menuliskan adanya 6 prinsip dalam kecerdasan spiritual berdasarkan rukun iman, yaitu : a. Prinsip bintang (star prinsiple) berdasarkan iman kepada Allah SWT. Yaitu kepercayaan atau keimanan kepada Allah SWT. Semua tindakan hanya untuk Allah, tidak mengharap pamrih dari orang lain dan melakukannya sendiri. b. Prinsip malaikat (angel principle) berdasarkan iman kepada Malaikat. Semua tugas dilakukan dengan disiplin dan sebaik-baiknya sesuai dengan sifat malaikat yang dipercaya oleh Allah untuk menjalankan segala perintah-Nya. c. Prinsip kepemimpinan (leadership principle), berdasarkan iman kepada rasul. Seorang pemimpin harus memiliki prinsip yang teguh, agar mampu menjadi pemimpin yang sejati. Seperti halnya Rasullullah SAW, seorang pemimpin sejati yang dihormati oleh semua orang. d. Prinsip pembelajaran (learning principle) berdasarkan iman kepada kitab. Suka membaca dan belajar untuk menambah pengetahuan dan mencari kebenaran yang hakiki. Berpikir kritis terhadap segala hal dan menjadikan AlQuran sebagai pedoman dalam bertindak. e. Prinsip masa depan (visim principle) berdasarkan iman kepada hari akhir. Berorientasi terhadap tujuan, baik jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang. Semua itu karena keyakinan akan adanya hari kemudian

dimana setiap individu akan mendapat balasan terhadap setiap tindakan yang dilakukan. f. Prinsip keteraturan (well organized principle) berdasarkan iman kepada Qodlo dan Qodar Setiap keberhasilan dan kegagalan, semua merupakan takdir yang telah ditentukan oleh Allah. Hendaknya berusaha dengan sungguh-sungguh dan berdoa kepada Allah. 6. Ciri-ciri kecerdasan spiritual Berdasarkan teori Zohar dan Marshall (2001) dan Sinetar (2001) sebagai berikut : a. Mempunyai kesadaran diri. Adanya tingkat kesadaran yang tinggi dan mendalam sehingga bisa menyadari antuasi yang datang dan menanggapinya. b. Mempunyai visi. Ada pemahaman tentang tujuan hidupnya, mempunyai kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai. c. Fleksibel. Mampu bersikap fleksibel, menyesuaikan diri secara spontan dan aktif untuk mencapai hasil yang baik, mempunyai pandangan yang pragmatis (sesuai kegunaan) dan efisien tentang realitas. d. Berpandangan holistik. Melihat bahwa diri sendiri dan orang lain saling terkait dan bisa melihat keterkaitan antara berbagai hal. Dapat memandang kehidupan yang lebih besar sehingga mampu menghadapi dan memanfaatkan serta melampaui, kesengsaraan dan rasa sehat serta memandangnya sebagai suatu visi dan mencari makna dibaliknya. e. Melakukan perubahan. Terbuka terhadap perbedaan, memiliki kemudahan untuk bekerja melawan konvensi dan status quo, menjadi orang yang bebas merdeka. f. Sumber inspirasi. Mampu menjadi sumber inspirasi bagi orang lain, mempunyai gagasan-gagasan yang segar dan aneh. g. Refleksi diri, mempunyai kecenderungan apakah yang mendasar dan pokok. 7. Faktor-faktor yang mendukung kecerdasan spiritual Menurut Sinetar (2001) otoritas intuitif, yaitu kejujuran, keadilan, kesamaan perlakuan terhadap semua orang, mampunyai faktor yang mendorong

kecerdasan spiritual. Suatu dorongan yang disertai oleh pandangan luas tentang tuntutan hidup dan komitmen untuk memenuhinya. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan spiritual menurut Agustian (2003) adalah inner value (nilai-nilai spiritual dari dalam) yang berasal dari dalam diri (suara hati), seperti transparency (keterbukaan), responsibilities (tanggung jawab), accountabilities (kepercayaan), fairness (keadilan) dan social wareness (kepedulian sosial). Faktor kedua adalah drive yaitu dorongan dan usaha untuk mencapai kebenaran dan kebahagiaan. Zohar dan Marshall (2001) mengungkapkan ada beberapa faktor yang mempengaruhi kecerdasan spiritual yaitu : a. Sel saraf otak Otak menjadi jembatan antara kehidupan bathin dan lahiriah kita. Ia mampu menjalankan semua ini karena bersifat kompleks, luwes, adaptif dan mampu mengorganisasikan diri. Menurut penelitian yang dilakukan pada era 1990-an dengan menggunakan WEG (Magneto Encephalo Graphy) membuktikan bahwa osilasi sel saraf otak pada rentang 40 Hz merupakan basis bagi kecerdasan spiritual. b. Titik Tuhan (God spot) Dalam peneltian Rama Chandra menemukan adanya bagian dalam otak, yaitu lobus temporal yang meningkat ketika pengalaman religius atau spiritual berlangsung. Dia menyebutnya sebagai titik Tuhan atau God Spot. Titik Tuhan memainkan peran biologis yang menentukan dalam pengalaman spiritual. Namun demikian, titik Tuhan bukan merupakan syarat mutlak dalam kecerdasan spiritual. Perlu adanya integrasi antara seluruh bagian otak, seluruh aspek dari dan seluruh segi kehidupan. 8. Aspek-aspek dalam kecerdasan spiritual Sinetar (2001) menuliskan beberapa aspek dalam kecerdasan spiritual, yaitu : a. Kemampuan seni untuk memilih, kemampuan untuk memilih dan menata hingga ke bagian-bagian terkecil ekspresi hidupnya berdasarkan suatu visi batin yang tetap dan kuat yang memungkinkan hidup mengorganisasikan bakat.

b. Kemampuan seni untuk melindungi diri. Individu mempelajari keadaan dirinya, baik bakat maupun keterbatasannya untuk menciptakan dan menata pilihan terbaiknya. c. Kedewasaaan yang diperlihatkan. Kedewasaan berarti kita tidak menyembunyikan kekuatan-kekuatan kita dan ketakutan dan sebagai konsekuensinya memilih untuk menghindari kemampuan terbaik kita. d. Kemampuan mengikuti cinta. Memilih antara harapan-harapan orang lain di mata kita penting atau kita cintai. e. Disiplin-disiplin pengorbanan diri. Mau berkorban untuk orang lain, pemaaf tidak prasangka mudah untuk memberi kepada orang lain dan selalu ingin membuat orang lain bahagia. Sedangakan menurut menurut Buzan (2003) ada sepuluh aspek-aspek dalam kecerdasan spiritual yaitu mendapatkan gambaran menyeluruh tentang jagad raya, menggali nilai-nilai, visi dan panggilan hidup, belas kasih, memberi dan menerima, kekuatan tawa, menjadi kanak-kanak kembali, kekuatan ritual, ketentraman, dan cinta. B. Definisi Operasional 1. Inventori adalah suatu instrumen yang berisi sejumlah pernyataanpernyataan yang harus diisi siswa sesuai dengan keadaan dirinya. 2. Kecerdasan Spiritual adalah kemampuan untuk memberi makna ibadah terhadap setiap perilaku dan kegiatan, melalui langkah-langkah dan pemikiran yang bersifat fitrah, menuju manusia yang seutuhnya (hanif), dan memiliki pemikiran tauhidi, serta berprinsip hanya karena Allah. 3. Kerdasan spiritual dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk menghadapi dan memecahkan masalah yang berhubungan dengan nilai, batin, dan kejiwaan. Kecerdasan ini terutama berkaitan dengan suatu hal di luar kekuatan manusia yaitu kekuatan penggerak kehidupan dan semesta.

C. Kisi-kisi Variabel Sub Variabel 1. Iman kepada Alloh Indikator a. Meyakini adanya Allah Deskripsi a.1 Mengucap syahadat a.2 Tahu dan yakin bahwa Allah sebagai Tuhan yang wajib Kecerdasan Spiritual Berdasarkan Rukun Iman b. Melaksanakan perintah Allah disembah b.1 Melaksanakan rukun islam sebagaimana perintah Allah b.2 Berbuat pada diri sendiri untuk keselamatan diri agar mendapat ridhlo Allah b.3 Berbuat kepada orang lain untuk menyenangkan hati orang lain sebagai c. Menjauhi larangan Allah amal ibadah c.1 Mensucikan diri dari kerusakan moral c.2 Meninggalkan hal2. Iman kepada Malaikat a. Meyakini adanya malaikat hal yang haram a.1 Meyakini adanya malaikat

b. Dalam bertingkah laku berhatihati

b.1 Melakukan hal yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain sebagai amal sholeh b.2 Meninggalkan hal yang sia-sia a.1 Menghafal surat2 yang ada dalam Al-Quran a.2 Membaca AlQuran b.1 Membaca terjemahan AlQuran b.2 Mengetahui hukum2 yang ada dalam Al-Quran c.1 Melaksanakan kewajiban yang ada di dalam alquran c.2 Menjauhi larangan yang ada di dalam Al-Quran a.1 Mengetahui beberapa hadist dari membaca atau mendengar dari orang lain a.2 Menjadikan hadist
9

3. Iman kepada Kitab

a. Membaca kitab suci

b. Membaca terjemahan kitab suci

c. Melakukan apa yang ada dalam kitab suci

D. Iman kepada Rasul

a. Membaca hadist

sebagai penyelaras Alb. Melakukan perbuatan disesuaikan dengan hadist yang dipahami Quran b.1 Memutuskan segala persoalan dengan mengetahui adanya keterangan yang c. Bersifat sebagaimana sifat-sifat para Nabi jelas dalam hadist c.1 Mempunyai sifat dapat dipercaya c.2 Mempunyai sifat dapat meyampaikan E. Iman kepada hari akhir a. Menghargai hidup denagn menggunakan waktu yang ada sebaik mungkin sebagai bekal akhirat kebenaran a.1 Meyakini bahwa kehidupan dunia hanya sementara a.2 Menjadikan dunia hanya untuk menjadi bekal bukan tujuan sebagai masa bahagia yang F. Iman kepada takdir a. Ada usaha dalam menghadapi segala bentuk kegiatan kehidupan pendek a.1 Mengarahkan pikiran pada hal yang bermanfaat a.2 Pandai memilih dan memilah a.3 Menata hati hanya

untuk hidup di a.3 Menjadikan dunia

10

untuk mengharap b. Menjalani kehidupan dengan tenang pahala Allah b.1 Menjadikan ketenangan batin dan pemusatan jiwa sebagai pembantu untuk menangani hal-hal penting b.2 Menciptakan suasana jernih dan manis c. Melakukan aktivitas kehidupan sebagai takdir yang harus disyukuri dibalik kekeruhan c.1 Meyakini bahwa cobaan itu kecil dibanding besarnya karunia c.2 Melupakan cobaan masa lalu c.3 Konsentrasi untuk menghadapi hari ini

11

You might also like