You are on page 1of 14

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb. Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat, hidayah, dan inayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat beserta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, serta para pengikutnya hingga yaumil akhir. Makalah yang berjudul Pelaksanaan Ibadah Haji dan Hikmahnya ini berusaha menjelaskan tentang pengertian ibadah haji beserta tata cara pelaksanaan ibadah haji. Dengan dilaksanakannya ibadah haji dengan baik, maka ibadah haji akan meberikan banyak hikmah dan manfaat, yang juga kami jelaskan dalam makalah ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis sehingga makalah ini dapat diselasaikan dengan baik. Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun selalu penulis harapkan dari berbagai pihak demi peningkatan kualitas diri penulis pada karya-karya selanjutnya. Semoga makalah ini menjadi khazanah keilmuan khususnya bagi kita semua, juga menjadi asbab hidayah ke seluruh alam dan semoga kita senantiasa diberikan keistiqamahan di dalam beribadah dan diberikan hidayah supaya kita bisa melaksanakan ibadah haji. Amin ya Rabbal alamin. Wassalamualaikum Wr. Wb.
Bandar Lampung, 18 November 2011

TimPenyusun

DAFTAR ISI
Halaman Judul ........................................................................................... Kata Pengantar .......................................................................................... Daftar Isi .................................................................................................... BAB I. Pendahuluan ................................................................................... 1.1 Latar Belakang Masalah .......................................................... 1.2 Rumusan Masalah ................................................................... 1.3 Tujuan Penulisan ..................................................................... Bab II. Pembahasan ................................................................................... 2.1 Pengertian Ibadah Haji ............................................................ 2.2 Hukum Ibadah Haji .................................................................. 2.3 Syarat Ibadah Haji ................................................................... 2.4 Rukun Haji ............................................................................... 2.5 Wajib dan Sunah Haji .............................................................. 2.6 Hal-Hal yang Membatalkan Haji .............................................. 2.7 Hikmah Ibadah Haji ................................................................. 2.8 Perbedaan Ibadah Haji dan Ibadah Umrah ............................. Bab III. Penutup ......................................................................................... 3.1 Kesimpulan .............................................................................. Daftar Pustaka ........................................................................................... i 1 2 3 3 3 3 4 4 4 5 6 6 7 7 11 12 12 13

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang masalah
Agama Islam bertugas mendidik dzahir manusia, mensucikan jiwa manusia, dan membebaskan diri manusia dari hawa nafsu. Dengan ibadah yang tulus ikhlas dan aqidah yang murni sesuai kehendak Allah, insya Allah kita akan menjadi orang yang beruntung.Ibadah dalam agama Islam banyak macamnya. Haji adalah salah satunya, yang merupakan rukun iman yang kelima. Ibadah haji adalah ibadah yang baik karena tidak hanya menahan hawa nafsu dan menggunakan tenaga dalam mengerjakannya, namun juga semangat dan harta.

1.2. Rumusan Masalah


Dalam mengerjakan haji, kita menempuh jarak yang demikian jauh untuk mencapai Baitullah, dengan segala kesukaran dan kesulitan dalam perjalanan, berpisah dengan sanak keluarga dengan satu tujuan untuk mencapai kepuasan batin dan kenikmatan rohani. Untuk memperdalam pengetahuan kita, penulis mencoba memberi penjelasan secara singkat mengenai pengertian haji, tujuan yang ingin kita capai dalam ibadah haji, dasar hukum perintah haji, syarat, rukun dan wajib haji serta hal-hal yang dapat membatalkan haji.

1.3 . Tujuan penulisan


Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memperdalam pengetahuan kami dalam materi FIQIH tentang ibadah Haji dan memenuhi tugas dari dosen agama Islam yaitu Bapak Drs. Baharudin M.H

BAB II PEMBAHASAN HIKMAH IBADAH HAJI


2.1. PENGERTIAN IBADAH HAJI
Kata Haji berasal dari bahasa arab dan mempunyai arti secara bahasa dan istilah.Haji menurut lughah atau arti bahasa (etimologi) yang barasal dari bahasa Arab yaitu al-qashdu atau menyengaja. Sedangkan arti haji dilihat dari segi istilah (terminology) berarti bersengaja mendatangi Baitullah (kabah) untuk melakukan beberapa amal ibadah dengan tata cara yang tertentu ,seperti thawaf, sai, wuquf dan ibadah-ibadah lainnya untuk memenuhi perintah Allah SWT dan dilaksanakan pada waktu tertentu pula, menurut syarat-syarat yang ditentukan oleh syara, semata-mata mencari ridho Allah. Setiap jamaah haji bebas untuk memilih jenis ibadah haji yang ingin dilaksanakannya. Berikut adalah jenis dan pengertian haji yang dimaksud: Haji ifrad, berarti menyendiri. Pelaksanaan ibadah haji disebut ifrad bila seseorang bermaksud menyendirikan, baik menyendirikan haji m a u p u n menyendirikan umrah. Dalam hal ini, yang didahulukan adalah ibadah haji.Artinya, ketika mengenakan pakaian ihram di miqat -nya, orang tersebutberniat melaksanakan ibadah haji dahulu. Apabila ibadah haji sudah selesai,m a k a o r a n g t e r s e b u t m e n g e n a k a n i h r a m k e m b a l i u n t u k m e l a k s a n a k a n umrah. Haji tamattu', mempunyai arti bersenang -senang atau bersantaisantaidengan melakukan umrah terlebih dahulu di bulan-bulah haji, lain bertahallul.Kemudian mengenakan pakaian ihram lagi untuk melaksanakan ibadah haji,d i t a h u n y a n g s a m a . T a m a t t u ' d a p a t j u g a b e r a r t i m e l a k s a n a k a n i b a d a h didalam bulan-bulan serta didalam tahun yang sama, tanpa terlebih dahulu pulang ke negeri asal. Haji qiran, mengandung arti menggabungkan, m e n y a t u k a n a t a u menyekaliguskan. Yang dimaksud disini adalah menyatukan atau menyekaliguskan berihram untuk melaksanakan ibadah haji dan umrah. Haji q i r a n d i l a k u k a n d e n g a n t e t a p b e r p a k a i a n i h r a m s e j a k miqat makani danmelaksanakan semua rukun dan wajib haji s a m p a i s e l e s a i , m e s k i p u n mungkin akan memakan waktu lama. Menurut Abu Hanifah, melaksanakanhaji qiran, berarti melakukan dua thawaf dan dua sa'i.

2.1. HUKUM IBADAH HAJI


Hukum Ibadah Haji asal hukumnya adalah wajib ain bagi yang mampu. Melaksanakan haji wajib, yaitu karena memenuhi rukun Islam dan apabila kita nazar yaitu seorang yang bernazar untuk haji, maka wajib melaksanakannya.

Kemudian untuk haji sunat, yaitu dikerjakan pada kesempatan selanjutnya, setelah pernah menunaikan haji wajib. Haji merupakan rukun Islam yang ke lima, diwajibkan kepada setiap muslim yang mampu untuk mengerjakan. jumhur Ulama sepakat bahwa mula-mulanya disyariatkan ibadah haji tersebut pada tahun ke enam Hijrah, tetapi ada juga yang mengatakan tahun ke sembilan hijrah. Berikut adalah dalil perintah ibadah Haji dalam Alqur,an dan Hadist. Dalam Alquran, Allah berfirman dalam Surat Ali Imran ayat 97, yaitu :

Artinya : Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim. barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia. Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam. (QS. Ali Imran : 97). Nabi bersabda di dalam haditsnya yang diriwayatkan oleh imam Ahmad yang artinya sebagai berikut : Dari ibnu Abbas, telah berkata Nabi SAW : Hendaklah kamu bersegera mengerjakan haji, maka sesungguhnya seseorang tidak tidak akan menyadari, sesuatu halangan yang akan merintanginya. (H.R. Ahmad) Ini bermakna, setiap orang hanya diwajibkan mengerjakan ibadah haji satu kali saja dalam seumur hidupnya, tetapi tidak ada larangan untuk mengerjakan lebih dari satu kali.

2.3. SYARAT IBADAH HAJI


Islam BalighBerakal Merdeka Kuasa (mampu)

2.4. RUKUN HAJI


Ihram; yaitu disertai dengan niat ibadah haji dengan memakai pakaian ihram. Pakaian ihram untuk pria terdiri dari dua helai kain putih yang tak terjahit dan tidak bersambung semacam sarung. Dipakai satu helai untuk selendang panjang serta satu helai lainnya untuk kain panjang yang dililitkan sebagai penutup aurat. Sedangkan pakaian ihram untuk kaum wanita adalah berpakaian yang menutup aurat seperti halnya pakaian biasa (pakaian berjahit) dengan muka dan telapak tangan tetap terbuka. Wukuf di arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah; yaitu menetap di Arafah, setelah condongnya matahari (kea rah Barat) jatuh pada hari ke-9 bulan dzulhijjah sampai terbit fajar pada hari penyembelihan kurban yakni tanggal 10 dzulhijjah.. Thawaf; yaitu mengelilingi kabah sebayak tujuh kali, dimulai dari tempat hajar aswad (batu hitam) tepat pada garis lantai yang berwarna coklat, dengan posisi kabah berada di sebelah kiri dirinya (kebalikan arah jarum jam). Macam-macam Thawaf: Thawaf Qudum yakni thawaf yang dilaksanakan saat baru tiba di Masjidil Haram dari negerinya. Thawaf Tamattu yakni thawaf yang dikerjakan untuk mencari keutamaan (thawaf sunnah) Thawaf Wada yakni thawaf yang dilaksanakan ketika akan meninggalkan Makkah menuju tempat tinggalnya. Sai ; yaitu lari-lari kecil antara shafa dan marwah 7 (tujuh) kali yang jaraknya sekitar 400 meter. Tahallul; yaitu menghalalkan pada dirinya apa yang sebelumnya diharamkan bagi dirinya karena sedang ihram. Tahallul ditandai dengan memotong rambut kepala beberapa helai atau mencukurnya sampai habis (lebih afdol) Tertib; yaitu berurutan.

2.5. WAJIB DAN SUNAH HAJI


Wajib Haji adalah sesuatu yang perlu dikerjakan, tapi sahnya haji tidak tergantung atasnya, karena boleh diganti dengan dam (denda) yaitu menyembelih binatang. Berikut kewajiban haji yang mesti dikerjakan :
Ihram dari Miqat, yaitu memakai pakaian Ihram (tidak berjahit), dimulai dari

tempat-tempat yang sudah ditentukan, terus menerus sampai selesainya ibadah haji. Bermalam di Muzdalifah sesudah wukuf, pada malam tanggal 10 Dzulhijjah. Bermalam di Mina selama2 atau 3 malam pada hari tasyriq (tanggal 11, 12 dan 13 Dzulhijjah). Melempar jumrah aqabah tujuh kali dengan batu pada tanggal 10 Dzulhijjah dilakukan setelah lewat tengah malam 9 Dzulhijjah dan setelah wukuf. Melempar jumrah ketiga-tiganya, yaitu jumrah Ula, Wustha dan Aqabah pada tanggal 11, 12 dan 13 Dzulhijjah dan melemparkannya tujuh kali tiap-tiap jumrah. Meninggalkan segala sesuatu yang diharamkan karena ihram.

Berikut adalah sunah yang dilakukan dalam ibadah haji: Ifrad, yaitu mendahulukan urusan haji terlebih dahulu baru mengerjakan atas umrah. Membaca Talbiyah yaitu :Labbaika Allahumma Labbaik Laa Syarikalaka Labbaika Innalhamda Wannimata Laka Walmulka Laa Syarika Laka. Tawaf Qudum, yatiu tawaaf yuang dilakukan ketika permulaan datang di tanah ihram, dikerjakan sebelum wukuf di Arafah. Shalat sunat ihram 2 rakaat sesudah selesai wukuf, utamanya dikerjakan dibelakang makam nabi Ibrahim. bermalam di Mina pada tanggal 10 Dzulhijjah thawaf wada, yakni tawaf yang dikerjakan setelah selesai ibadah haji untuk memberi selamat tinggal bagi mereka yang keluar Mekkah. berpakaian ihram dan serba putih. berhenti di Mesjid Haram pada tanggal 10 Dzulhijjah.

2.6. Hal-Hal yang Membatalkan Haji


Diadaptasi dari 'Abdul 'Azhim bin Badawi al-Khalafi, Al-Wajiz Fi Fiqhis Sunnah Wal Kitabil 'Aziz, atau Al-Wajiz Ensiklopedi Fikih Islam dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah AshShahihah, terj. Ma'ruf Abdul Jalil (Pustaka As-Sunnah), hlm. 503 -- 504.Ibadah haji bisa batal disebabkan oleh salah satu dari kedua hal berikut: Jima, senggama, bila dilakukan sebelum melontar jamrah aqabah. Adapun jima yang dilakukan pasca melontar jamrah aqabah dan sebelum thawaf ifadhah, maka tidak dapat membatalkan ibadah haji, sekalipun yang bersangkutan berdosa. Namun sebagian di antara mereka berpandapat bahwa ibadah haji tidak bisa dianggap batal karena melakukan jima, sebab belum didapati dalil yang menegaskan kesimpulan ini. Meninggalkan salah satu rukun haji. Manakala ibadah haji kita batal disebabkan oleh salah satu dari dua sebab ini, maka pada tahun berikutnya masih diwajibkan menunaikan ibadah haji, bila mampu.

2.7. Hikmah ibadah haji


1. Mengikhlaskan Seluruh Ibadah Beribadah semata-mata untuk Allah Subhanahu wa Taala dan menghadapkan hati kepada-Nya dengan keyakinan bahwa tidak ada yang diibadahi dengan haq, kecuali Dia dan bahwa Dia adalah satu-satunya pemilik nama-nama yang indah dan sifat-sifat yang mulia. Tidak ada sekutu bagi-Nya, tidak ada yang menyerupai-Nya dan tidak ada tandingan-Nya. Dan hal ini telah diisyaratkan dalam firman-Nya. Artinya : Dan ingatlah ketika Kami menempatkan tempat Baitullah untuk Ibrahim dengan menyatakan ; Janganlah engkau menyekutukan Aku dengan apapun dan sucikan rumah-Ku ini bagi orang-orang yang thawaf, beribadah, ruku dan sujud (Al-Hajj : 26)

2.

Mendapat Ampunan Dosa-Dosa Dan Balasan Jannah Dari Abu Hurairah bahwa Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda : Satu umrah sampai umrah yang lain adalah sebagai penghapus dosa antara keduanya dan tidak ada balasan bagi haji mabrur kecuali jannah (HR Bukhari dan Muslim, Bahjatun Nanzhirin no. 1275). Abu Hurairah Radhiyallahu anhu berkata : Aku mendengar Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda bahwa barang siapa berhaji ke Baitullah ini karena Allah, tidak melakukan rafats dan fusuuq, niscaya ia kembali seperti hari ia dilahirkan oleh ibunya (HR Bukhari). Menyambut Seruan Nabi Ibrahima Alaihissalam Dan serulah manusia untuk berhaji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh (Al-Hajj : 27) .

3.

Nabi Ibrahim Alaihissalam telah menyerukan (agar berhaji) kepada manusia. Dan Allah Subhanahu wa Taala menjadikan siapa saja yang Dia kehendaki (untuk bisa) mendengar seruan Nabi Ibrahim Alaihissalam tersebut dan menyambutnya. Hal itu berlangsung semenjak zaman Nabi Ibrahim hingga sekarang. 4. Menyaksikan Berbagai Manfaat Bagi Kaum Muslimin Allah Subhanahu wa Taala berfirman : Agar supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka (Al-Hajj : 28) Allah Subhanahu wa Taala menyebutkan manfaat-manfaat dengan muthlaq (secara umum tanpa ikatan) dan mubham (tanpa penjelasan) karena banyaknya dan besarnya menafaat-manfaat yang segera terjadi dan nanti akan terjadi baik duniawi maupun ukhrawi. 5. Saling Mengenal Dan Saling Menasehati Dan diantara hikmah haji adalah bahwa kaum muslimin bisa saling mengenal dan saling berwasiat dan menasehati dengan al-haq. Mereka datang dari segala penjuru, dari barat, timur, selatan dan utara Makkah, berkumpul di rumah Allah Subhanahu wa Taala yang tua, di Arafah, di Muzdalifah, di Mina dan di Makkah. Mereka saling mengenal, saling menasehati, sebagian mengajari yang lain, membimbing, menolong, membantu untuk maslahat-maslahat dunia akhirat, maslahat taklim tata cara haji, shalat, zakat, maslahat bimbingan, pengarahan dan dakwah ke jala Allah. Mempelajari Agama Allah Subhanahu wa Taala Dan diantara manfaat haji yang besar adalah bahwa mereka bisa mempelajari agama Allah dilingkungan rumah Allah yang tua, dan di lingkungann masjid Nabawi dari para ulama dan pembimbing serta memberi peringatan tentang apa

6.

yang mereka tidak ketahui mengenai hukum-hukum agama, haji, umrah dan lainnya. Sehingga mereka bisa menunaikan kewajiban mereka dengan ilmu. Artinya : Nabi Shallallahu alaihi bersabda : Barangsiapa yang dikehendaki oleh Allah Subhanahu wa Taala memperoleh kebaikan, niscaya Dia menjadikan faqih terhadap agama (HR Bukhari, Kitab Al-Ilmi 3 bab : 14). Mundur dari menuntut ilmu, itu bukanlah sifat malu, tetapi suatu kelemahan. Allah Subhanahu wa Taala berfirman. Artinya : Dan Allah tidak malu dari kebenaran. (Al-Ahzab : 53) Karenanya seorang mukmin dan mukminah yang berpandangan luas, tidak akan malu dalam bab ini ; bahkan ia maju, bertanya, menyelidiki dan menampakkan kemusykilan yang ia miliki, sehingga hilanglah kemusykilan tersebut. 7. Menyebarkan Ilmu Di antara manfaat haji adalah menyebarkan ilmu kepada saudara-saudaranya yang melaksanakan ibadah haji dan teman-temannya seperjalanan, yang di mobil, di pesawat terbang, di tenda, di Mekkah dan di segala tempat. Ini adalah kesempatan yang Allah Subhanahu wa Taala anugerahkan. Engkau bisa menyebarkan ilmu-mu dan menjelaskan apa yang engkau miliki, akan tetapi haruslah dengan apa yang engkau ketahui berdasarkan Al-Kitab dan As-Sunnah dan istimbath ahli ilmu dari keduanya. Bukan dari kebodohan dan pemikiranpemikiran yang menyimpang dari Al-Kitab dan As-Sunnah. Memperbanyak Ketaatan Di antara manfaat haji adalah memperbanyak shalat dan thawaf, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Taala. Artinya : Kemudian hendaklah mereka menghilangkan kotoran yang ada pada badan mereka ; hendaklah mereka menyempurnakan nadzar-nadzar mereka dan hendaklah mereka berthawaf sekeliling rumah yang tua itu (Kabah) *AlHajj : 29] 9. Menunaikan Nadzar Walaupun nadzar itu sebaiknya tidak dilakukan, akan tetapi seandainya seseorang telah bernadzar untuk melakukan ketaatan, maka wajib baginya untuk memenuhinya. Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda. Artinya : Barangsiapa bernadzar untuk mentaati Allah, maka hendaklah dia mentaati-Nya (HR Bukhari)

8.

Maka apabila seseorang bernadzar di tanah haram ini berupa shalat, thawaf ataupun ibadah lainnya, maka wajib baginya untuk menunaikannya di tanah haram ini. Allah Subhanahu wa Taala berfirman: Artinya : Dan hendaklah mereka menunaikan nadzar (Al-Hajj : 29) 10. Menolong Dan Berbuat Baik Kepada Orang Miskin Di antara manfaat haji adalah bisa menolong dan berbuat baik kepada orang miskin baik yang sedang menjalankan haji atau tidak di negeri yang aman ini. Firman Allah swt. Artinya : .agar mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka (Al-Hajj : 28) Memperbanyak Dzikir Kepada Allah Di negeri yang aman ini hendaklah memperbanyak dzikir kepada Allah, baik dalam keadaan berdiri, duduk dan bebaring, dengan tasbih (ucapan Subhanallah), hamdalah (ucapan Alhamdulillah), tahlil (ucapan Laa ilaaha ilallah), takbir (ucapan Allahu Akbar) dan hauqallah (ucapan Laa haula wa laa quwata illa billah). Artinya : Dari Abu Musa Al-Asari Radhiyallahu anhu bahwa Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda : Perumpamaan orang yang mengingat Rabb-nya dan yang tidak mengingat-Nya adalah sebagai orang hidup dan yang mati. (HR Bukhari, Bahjatun Nadzirin no. 1434) 12. Berdoa Kepada-Nya Di antara manfaat haji, hendaknya bersungguh-sungguh merendahkan diri dan terus menerus berdoa kepada Allah Subhanahu wa Taala, agar Dia menerima amal, membereskan hati dan perbuatan ; agar Dia menolong untuk mengingatNya, bersyukur kepada-Nya dan memperbagus ibadah kepada-Nya ; agar Dia menolong untuk menunaikan kewajiban dengan sifat yang Dia ridhai serta agar Dia menolong untuk berbuat baik kepada hamba-hamba-Nya. Menunaikan Manasik Dengan Sebaik-Baiknya Di antara manfaat haji, hendaknya melaksanakannya dengan sesempurna mungkin, dengan sebaik-baiknya dan seikhlas mungkin baik sewaktu melakukan thawaf, sai, wukuf di Arafah, berada di Muzdalifah, melempar jumrah, maupun sewaktu shalat, qiraatul quran, berdzikir, berdoa dan lainnya. Juga hendaknya mengupayakannya dengan kosentrasi dan ikhlas. Menyembelih Kurban Di antara manfaat haji adalah menyembelih (binatang) kurban, baik yang wajib tatkala berihram tammatu dan qiran, maupun tidak wajib yaitu untuk taqarrub kepada Allah Subhanahu wa Taala.

11.

13.

14.

Sewaktu haji wada Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam telah berkurban 100 ekor binatang. Para sahabat juga menyembelih kurban. Kurban itu adalah suatu ibadah, karena daging kurban dibagikan kepada orang-orang miskin dan yang membutuhkan di hari-hari Mina dan lainnya. Demikianlah sebagian hikmah dari ibadah haji (rukun Islam yang ke lima) mudah-mudahan kita bisa mengambil manfaatnya, dan senantiasa diberi petunjuk dari Allah Subhanahu wa Taala serta diberi kemudahan untuk menunaikannya. Amin

2.8. PERBEDAAN IBADAH HAJI DENGAN UMRAH


a. Dari Segi Waktu Pelaksanaan

Haji dan Umrah adalah ibadah yang menurut kaca mata orang awam Indonesia, sama; pergi ke Mekkah. Namun, sejatinya keduanya memiliki perbedaan penting Haji sering disebut sebagai haji besar yang hanya sah bila bila dilaksanakan pada musim haji/ bulan haji. Sedangkan umrah, kapanpun anda ingin pergi beribadah umrah maka itu bisa dan sah dilaksanakan. Artinya, Ibadah umrah dapat ditunaikan setiap waktu.

b.

Segi Tata Cara Pelaksanaan (Manasik)

Dalam prakteknya, orang yang menjalankan urutan-urutan ibadah haji berarti ia sudah melakukan praktek umrah. Karena umrah hanya terdiri: niat, thawaf dan sai, memotong rambut/tahallul. Sedangkan haji, meliputi semua ditambah dengan (dan inilah perbedaan mendasarnya) wuquf di Arafah, menginap di Muzdalifah dan di Mina, serta melempar jumroh. c. Perbedaan Ibadah Haji dan Umrah dari Segi Hukum

Status WAJIB telah menjadi ketetapan hukum haji. Di kalangan ulama tidak ada perbedaan dan perselisihan dalam hal wajibnya menuaikan ibadah haji bagi orang yang mampu. Sedangkan mengenai wajibnya umrah (bagi yang mampu melaksanakannya), para ulama berbeda pendapat; sebagian mengatakan wajib, dan sebagian yang lain mengatakan tidak wajib.

BAB III PENUTUP


3.1. KESIMPULAN Haji berarti bersengaja mendatangi Baitullah (kabah) untuk melakukan beberapa amal ibadah dengan tata cara yang tertentu dan dilaksanakan pada waktu tertentu pula, menurut syarat-syarat yang ditentukan oleh syara, semata-mata mencari ridho Allah. Ketaatan kepada Allah SWT itulah tujuan utama dalam melakukan ibadah haji. Disamping itu juga untuk menunjukkan kebesaran Allah SWT. Dasar Hukum Perintah Haji atau umrah terdapat dalam QS. Ali- Imran 97. Untuk dapat menjalankan ibadah haji harus memenuhi syarat, rukun dan wajib haji. Hal-Hal yang Membatalkan Haji adalah Jima, senggama, bila dilakukan sebelum melontar jamrah aqabah dan meninggalkan salah satu rukun haji. Hikmah ibadah haji Mengikhlaskan Seluruh Ibadah Mendapat Ampunan Dosa-Dosa Dan Balasan Jannah Menyambut Seruan Nabi Ibrahima Alaihissalam Menyaksikan Berbagai Manfaat Bagi Kaum Muslimin Saling Mengenal Dan Saling Menasehati Mempelajari Agama Allah Subhanahu wa Taala Menyebarkan Ilmu Memperbanyak Ketaatan Menunaikan Nadzar Menolong Dan Berbuat Baik Kepada Orang Miskin Memperbanyak Dzikir Kepada Allah Berdoa Kepada-Nya Menunaikan Manasik Dengan Sebaik-Baiknya Menyembelih Kurban Perbedaan Ibadah Haji dan Ibadah Umrah Dari Segi Waktu Pelaksanaan Segi Tata Cara Pelaksanaan (Manasik) Perbedaan Ibadah Haji dan Umrah dari Segi Hukum

DAFTAR PUSTAKA
Ash Shiddieqy, Teungku Muhammad Hasbi, Pedoman Haji, PT. Pustaka Rizki Putra, Semarang, 1999. Pasha, Mustafa Kamal, Fikih Islam, Citra Karsa Mandiri, Yogyakarta, 2003. Asy-Syekh Muhammad bin Qasim Al-Ghazy, Fath-Hul Qarib, Al-Hidayah, Surabaya, 1991. Ilmu Fiqih, Jakarta, 1982.

TUGAS

PELAKSANAAN IBADAH HAJI DAN HIKMAHNYA


Mata Kuliah

AGAMA ISLAM

Kelompok 1. Iswanti 2. Istina Mimbaa 3. Meriyana ( 1142 1021 ) ( 1142 1022 ) ( 1142 1023 )

You might also like