You are on page 1of 13

Tugas Mata Kuliah Rekayasa Proses Asam Boraks

DI SUSUN OLEH Kelompok 5

1. 2. 3. 4. 5. 6.

Adelaide M.U Dini Puspita M.S Esra M.M Sinaga Jamikun Nasihin M. Isep Nurhamid Reagi Abdillah

: 4443090564 : 4443091098 : 4443092229 : 4443090980 : 4443090747 : 4443091076

JURUSAN PERIKANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA 2011

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirsat illahi Robby, Allah Swt.Atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah ini,dapat di selesaikan dengan baik. Dalam makalah ini,di paparkan tentang Asam Boraks. Penyajian makalah ini di ambil dari beberapa referensi buku,internet,dan dalam perkuliahan. Dalam penyajian makalah yang telah penulis buat masih banyak kekurangan dan kesalahan karena masih dalam tahap belajar. Penulis mengucapakan kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini. Kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun ke arah yang lebih baik. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca,khususnya bagi kami pribadi.

Serang, 29 Desember 2011 Penyusun

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ......................................................................... i DAFTAR ISI ....................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1 1.1. Latar Belakang........................................................................ 1 1.2. Tujuan .................................................................................... 2 BAB II PEMBAHASAN ..................................................................... 3 2.1. Definisi Asam Boraks ............................................................ 3 2.2. Dampak Negatif Penggunann Boraks ................................... 4 2.3. Ciri-ciri Makanan yang Mengandung Boraks ....................... 5 2.4. Gejala yang ditimbulkan Asam Boraks ................................. 6 2.5. Pengujian Boraks ................................................................... 7 BAB III PENUTUP ............................................................................. 9 3.1. Kesimpulan ........................................................................... 9 3.2. Saran ..................................................................................... 9 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Pengawet makanan merupakan bahan yang ditambahkan pada makanan untuk mencegah atau menghambat terjadinya kerusakan atau pembusukan makanan.Penggunaan pengawet terutama dilakukan oleh perusahaan yang memproduksi makanan mudah rusak. Dengan pemberian bahan pengawet tersebut, diharapkan makanan tetap terpelihara kesegarannya. Selain juga mencegah terjadinya kerusakan bahan makanan. Berdasarkan Permenkes No.722/88 terdapat 26 jenis pengawet yang diizinkan untuk digunakan dalam makanan. Adapun kelompok pengawet tersebut adalah: asam benzoat, asam propionat, asam sorbat, belerang dioksida, etil phidroksi benzoat, kaloum benzoat, kalium bisulfit, kalium nitrat, kalium nitrit, kalium propionat, kalium sorbat, kalium sulfit, kalsium benzoat, kalsium propionat, kalsium sorbat, natrium benzoat, metil-p-hidroksi benzoat, natrium bisulfit, natirum metabisulfit, natrium nitrat, natrium nitrit, natrium propionat, natrium sulfit, nisin, propil-p-hidroksi benzoat. Sekarang ini banyak sekali bahan kimia dan berbagai campuran-campuran lain dibuat dan diciptakan untuk membuat pekerjaan manusia dalam membuat makanan lebih efektif dan efisien. Tetapi di samping untuk makanan dibuat juga bahan kimia untuk pembuatan kebutuhan lain. Di mana bahan kimia tersebut tidak boleh dipergunakan dalam pembuatan makanan dan dapat berakibat fatal. Fenomena ini merupakan salah satu masalah dan kebobrokan bangsa yang harus diperbaiki. Penggunaan pengawet tersebut harus mengikuti takaran yang dibenarkan. Pengawet yang tidak diizinkan namun kemungkinan dipergunakan seperti formalin dan boraks pada makanan tertentu sangatlah berbahaya. Bahayanya penggunaan formalin karena dapat menyebabkan di antaranya kanker paru-paru serta gangguan pada alat pencernaan dan jantung. Penggunaan boraks sebagai pengawet makanan dapat menyebabkan diantaranya gangguan pada otak, hati, dan kulit.

Boraks merupakan garam natrium yang banyak digunakan di berbagai industri nonpangan, khususnya industri kertas, gelas, pengawet kayu, dan keramik. Ia tidak berwarna dan gampang larut dalam air. Asal tahu saja, gelas pyrex yang terkenal kuat bisa memiliki performa seperti itu karena dibuat dengan campuran boraks. Kemungkinan besar daya pengawet boraks disebabkan oleh senyawa aktif asam borat. Penggunaan pengawet yang diizinkan dan takaran yang benar, diharapkan dapat memberikan perlindungan terhadap konsumen dan kemungkinan penggunaan zat yang mengandung bahaya. Hak konsumen atas keamanan dan keselamatan terhadap barang yang dikonsumsi harus dihormati oleh produsen. Kembali ke alam atau makanan yang alami bisa menjadi pilihan yang lebih baik. Bahaya pengawet terhadap tubuh dipengaruhi oleh berbagai faktor, di antaranya pengawet yang digunakan, dalam hal ini jenis dan takaran serta pola konsumsi. Lama dan seringnya mengonsumsi makanan dengan pengawet kemungkinan menimbulkan terjadinya akumulasi zat-zat tertentu yang bisa memicu reaksi yang menyebabkan sakit. Tanggung jawab konsumen terhadap kesehatan, salah satunya adalah dengan lebih selektif memilih pola konsumsi. 1.2. Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini mengenai asam boraks yaitu diantaranya sebagai berikut : a. Mahasiswa dapat mengetahui bahaya dari penggunaan asam boraks b. Mahasiswa dapat mengetahui ciri-ciri makanan yang mengandung asam boraks.

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Definisi Asam Boraks Boraks merupakan senyawa kimia berbahaya untuk pangan dengan nama kimia natrium tetrabonat (NaB4O7 10H2O). Dapat dijumpai dalam bentk padat dan jika larut dalam air akan menjadi natrium hidroksida dan asam borat (H3BO3). Boraks atau asam borat biasa digunakan sebagai bahan pembuat deterjen, bersifat antiseptik dan mengurangi kesadahan air. Bahan berbahaya ini haram digunakan untuk makanan. Boraks merupakan garam natrium yang banyak digunakan di berbagai industri nonpangan, khususnya industri kertas, gelas, pengawet kayu, dan keramik. Ia tidak berwarna dan gampang larut dalam air. Asam borat (H3BO3) merupakan asam organik lemah yang sering digunakan sebagai antiseptik, dan dapat dibuat dengan menambahkan asam sulfat (H2SO4) atau asam khlorida (HCl) pada boraks. Asam borat juga sering digunakan dalam dunia pengobatan dan kosmetika. Misalnya, larutan asam borat dalam air (3%) digunakan sebagai obat cuci mata dan dikenal sebagai boorwater. Asam borat juga digunakan sebagai obat kumur, semprot hidung, dan salep luka kecil. Namun, ingat, bahan ini tidak boleh diminum atau digunakan pada luka luas, karena beracun ketika terserap masuk dalam tubuh. Boraks maupun bleng tidak aman untuk dikonsumsi sebagai makanan dalam dosis berlebihan, tetapi ironisnya penggunaan boraks sebagai komponen dalam makanan sudah meluas di Indonesia. Mengkonsumsi makanan yang mengandung boraks memang tidak serta berakibat buruk terhadap kesehatan tetapi boraks akan menumpuk sedikit demi sedikit karena diserap dalam tubuh konsumen secara kumulatif. Seringnya mengonsumsi makanan berboraks akan menyebabkan gangguan otak, hati, dan ginjal. Dalam jumlah banyak, boraks menyebabkan demam, anuria (tidak terbentuknya urin), koma, merangsang sistem saraf pusat, menimbulkan depresi, apatis, sianosis, tekanan darah turun, kerusakan

ginjal, pingsan, hingga kematian. Batas aman/legal penggunaan boraks dalam makanan adalah 1 gram / 1 kg pangan

Gambar 1. Boraks 2.2. Dampak Negatif Penggunaan Boraks Oksisitas boraks yang terkandung dalam makanan tidak secara langsung dirasakan oleh pengkonsumsinya. Tetapi akan diserap oleh tubuh dan terdeposit secara kumulatif didalam organ, misalnya pada hati, ginjal, jaringan lemak, pembuluh darah, otak dll. Boraks akan menyerang langsung sistem saraf pusat dan menimbulkan gejala keracunan seperti demam, mual, muntah, diare, kejang, iritasi kulit dan jarinagn lemak, apatis, depresi, anuria, sianosis, hipotensi/tekanan darah turun, kerusakan ginjal, pingsan bahkan kematian. Pada anak-anak dan bayi bila kadar boraks didalam tubuhnya mencapai 5 gram atau lebih maka akan terjadi keracunan sangat fatal yang dapat menyebabkan kematian. Pada orang dewasa dapat menimbulkan kematian bila kadarnya mencapai 10-20 gram. Bahaya boraks jika terhirup, mengenai kulit dan tertelan bisa menyebabkan iritasi saluran pernafasan, iritasi kulit, iritasi mata dan kerusakan ginjal. Jika boraks 5-10 gram tertelan oleh anak-anak bisa menyebabkan shock dan kematian. Efek akut dari boraks bisa menyebabkan badan berasa tidak enak, mual, nyeri hebat pada perut bagian atas, perdarahan gastro-enteritis disertai muntah darah, diare, lemah, mengantuk, demam dan sakit kepala. 2.3. Ciri-ciri Makanan yang Mengandung Boraks

Sebagai konsumen berarti kita harus lebihh teliti sebelum membeli, berikut tips yang mudah agar kita dapat mendeteksi makanan yang kita beli itu tidak mengandung boraks ciri-cirinya adalah sebagi berikut : Tabel 1. Ciri-ciri makanan yang mengandung boraks Produk Mie basah Bakso Lontong Kerupuk Gula merah Ciri-ciri mengandung boraks Teksturnya kenyal, lebih mengkilat, tidak lengket, dan tidak cepat putus. Teksturnya sangat kenyal, warna tidak kecokelatan seperti penggunaan daging namun lebih cenderung keputihan. Teksturnya sangat kenyal, berasa tajam, seprti sangat gurih dan membuat lidah bergetar dan meberikan rasa getir. Teksturnya renyah dan bisa menimbulkan rasa getir. Sangat keras dan susah dibelah, Terlihat butiran-butiran mengkilap di bagian dalam. Jika sudah seperti itu, sebenarnya ada zat pengganti yang lebih aman untuk dikonsumsi. Bahan alami yang bisa digunakan untuk menggantikan borak maupun bleng dan memberikan efek sama (sebagai pengenyal maupun pengawet) adalah air abu. Untuk mendapatkan air abu, bakar merang (tangkai bulir padi) atau klaras (daun pisang kering) hingga menjadi abu, kemudian rendam 2-3 hari dengan air bersih. Ambil air rendamannya, manfaatkan sebagai pengenyal maupun pengawet alami. Bisa juga memanfaatkan air kapur sirih. 2.4. Gejala yang ditimbulkan Asam Boraks Gejala yang ditimbulkan oleh asam boraks meliputi : a. Gejala keracunan yang meliputi :

Keadaan umum Terhirup

: lemah, sianosis, hipotensi : Iritasi membran mukosa, tenggorokan sakit, dan batuk, efek pada sistem saraf pusat berupa hiperaktifitas, agitasi dan kejang. Aritmia berupa atrial fibrilasi, syok dan asidosis metabolik. Kematian dapat terjadi setelah pemaparan, akibat syok, depresi saraf pusat atau gagal ginjal.

Kontak dengan kulit

: Eritrodemik rash (merah), iritasi dan gejala seperti orang mabuk, deskuamasi dalam 3-5 hari setelah pemaparan.

Tertelan

: Mual, muntah, diare, gangguan pencernaan, denyut nadi tidak beraturan, nyeri kepala, gangguan pendengaran dan penglihatan, sianosis, kejang dan koma. Keracunan berat dan kematian umumnya terjadi pada bayi dan anak-anak dalam 1-7 hari setelah penelanan, sedangkan pada orang dewasa jarang terjadi.

b. Pengaruh terhadap kesehatan : 1. Tanda dan gejala akut : Muntah, diare, merah dilendir, konvulsi dan depresi SSP (Susunan Syaraf Pusat) 2. Tanda dan gejala kronis : Nafsu makan menurun, Gangguan pencernaan, Gangguan SSP : bingung dan bodoh, Anemia, rambut rontok dan kanker.

Akibat dari terdepositnya boraks didalam tubuh melalui makanan, secara umum menimbulkan kerusakan pada sistem saraf pusat, hati, otak, gastrointestinal serta ginjal. Untuk itu berhati-hatilah dalam memilih makanan dan pastikan bahan makanan yang dikonsumsi terbebas dari boraks. 2.5. Pengujian boraks Sekarang uji boraks (borax) dapat dilakukan oleh siapa saja dengan mudah salah satunya yaitu dengan menggunakan produk test kit boraks dari easy test. Produknya terdiri dari : 2 botol reagent uji (untuk 50 kali pemakaian uji formalin), Botol reaksi (botol kaca untuk uji formalin) dan Petunjuk pemakaian.

Gambar 2. Produk test kit boraks dari easy test Prosedur pemakaian test kit borax (untuk analisis cepat kandungan borax/natrium tetraborate atau asam borat/ boric acid) adalah sebagai berikut : A. Bahan uji berupa padatan Cincang / iris kecil-kecil (lumatkan dengan digerus) bahan yang akan diuji, ambil sendok teh dan masukkan dalam botol uji yang disediakan. Campur dengan 10 ml air mendidih. Aduk dan biarkan dingin.

Tambahkan 5 ml HCl teknis (dapat diperoleh di toko kimia) dan 4 tetes Reagent Cair. Tutup botol dan kocok dengan kuat Ambil Kertas Uji dan celupkan ke dalam botol sampai terendam sebagian Keringkan dibawah terik matahari atau dengan diangin-anginkan. Setelah kering amati bagian Kertas Uji yang tadi terbasahi. Jika terbentuk warna merah bata berarti bahan yang diuji positif mengandung boraks (borax) atau asam borat (boric acid).

B. Bahan uji berupa cairan

Ambil 1 sendok makan bahan yang akan diuji (5ml) dan 4 tetes Reagent Cair. Tutup botol dan kocok dengan kuat Ambil Kertas Uji dan celupkan ke dalam botol sampai terendam sebagian Keringkan dibawah terik matahari atau dengan diangin-anginkan. Setelah kering amati bagian Kertas Uji yang tadi terbasahi. Jika terbentuk warna merah bata berarti bahan yang diuji positif mengandung boraks (borax) atau asam borat (boric acid).

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan Dari hasil pembahasan diatas mengenai asam boraks dapat disimpulkan bahwa : a. Boraks merupakan senyawa kimia berbahaya untuk pangan dengan nama kimia natrium tetrabonat (NaB4O7 10H2O). Dapat dijumpai dalam bentk padat dan jika larut dalam air akan menjadi natrium hidroksida dan asam borat (H3BO3). Boraks atau asam borat biasa digunakan sebagai bahan pembuat deterjen, bersifat antiseptik dan mengurangi kesadahan air. Bahan berbahaya ini haram digunakan untuk makanan. b. Bahaya boraks jika terhirup, mengenai kulit dan tertelan bisa menyebabkan iritasi saluran pernafasan, iritasi kulit, iritasi mata dan kerusakan ginjal. Boraks biasanya dipakai dalam pembuatan makanan Seperti, karak/lmpng (kerupuk beras), sebagai komponen pembantu pembuatan gendar (adonan calon kerupuk) mie, lontong ( sebagai pengeras), ketupat (sebagai pengeras), bakso (sebagai pengawet dan pengeras), kecap ( sebagai pengawet), cenil (sebagai pengeras). c. Masih ada sebagian dari kita yang belum mengetahui secara pasti dampak penggunaan boraks dan formalin pada produk makanan, walaupun sebagian ada yang mengetahui secara pasti. Namun Pemerintah masih sangat kurang dan tidak tegas dalam mengatasi masalah penggunaan boraks dan formalin, sehingga masih banyak kasus mengenai hal ini terjadi. 3.2. Saran Berdasarkan kesimpulan dan keseluruhan makalah ini kami ingin memberikan beberapa saran sebagai berikut: a. Berikan penyuluhan lebih lanjut kepada masyarakat mengenai boraks , pengertian, fungsinya, serta dampaknya apabila tidak digunakan sesuai fungsinya.

b. Pengawasan yang lebih ketat oleh pemerintah dan pengambilan tindakan tegas, seperti mengirimkan pengawas-pengawas pemerintah ke daerah-daerah tertentu dan membuat undang-undang mengenai boraks. c. Masyarakat harus lebih jeli dalam memilih makanan dan tidak membelinya bila sepertinya mengandung bahan maupun boraks. d. Kesadaran dari masyarakat untuk membantu pemberantasan dan pencegahan penggunaan boraks dan formalin pada bahan makanan. Seperti melaporkan kepada yang berwajib jika melihat ada orang lain yang sengaja menggunakan boraks pada makanan yang dijualnya, dan juga tidak secara sembarangan menjual boraks , tanpa mengetahui latar belakang pembeliannya.

DAFTAR PUSTAKA

Adawyah, 2007. Pengolahan dan Pengawetan Ikan. Bumi Aksara. Jakarta www.wikipedia.org.http://bioalami.blogspot.com/2008/07/waspadai makanan-mengandung-boraks.html (Diakses 24 Desember 2011) www.google.com.http://kosmo.vivanews.com/news/read/120619(ciri_ciri_4 _zat_berbahaya_pada_makanan) (Diakses 24 Desember 2011) Saleh, 2002. Kumpulan Hasil-Hasil Penelitian Pasca Panen Perikanan. Pusat Riset Pengolahan Produk Dan Sosial Ekonomi Kelautan Dan Perikanan Badan Riset Kelautan Dan Perikanan Departemen Kelautan Dan Perikanan. Jakarta.

You might also like