You are on page 1of 60

Diagnosa Keperawatan Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar), mengenai kemajuan alamiah dari kehamilan berhubungan dengan terus membutuhkan

informasi sesuai perubahan trimester kedua yang dialami. Kriteria Hasil : - Klien mampu mengungkapkan atau mendemonstrasikan perilaku perawatan diri yang meningkatkan kesejahteraan. - Klien mampu bertanggung jawab terhadap perawatan kesehatannya sendiri. - Klien mampu mengenali dan melakukan tindakan untuk meminimalkan dan mencegah faktor resiko. - Klien mampu mengidentifikasi tanda tanda bahaya / mencari perawatan medis dengan tepat. Intervensi : 1. Tinjau ulang perubahan yang diharapkan selama trimester kedua. R : Pertanyaan timbul sesuai perubahan baru yang terjadi, tanpa memperhatikan apakah perubahan diharapkan atau tidak. 2. Lakukan / lanjutkan program penyuluhan sesuai pedeoman pada MK : trimester pertama, DK : Akurang pengetahuan (kebutuhan belajar). R : Pengulangan menguatkan penyuluhan dan bila klien belum melihat sebelumnya, informasi bermanfaat pada saat ini. 3. Berikan informasi tentang kebutuhan terhadap fero sulfat dan asam folat R : Fero sulfat asam folat membantu mempertahankan kadar Hb normal. Defisiensi asam folat memperberat anemia megaloblastik, kemungkinan abrupsi plasenta, aborsi dan malformasi janin (catatan : klien dengan anemia sel sabit memerlukan peningkatan asam folat selama dan setelah episode krisis). 4. Identifikasi kemungkinan resiko kesehatan individu (misalnya aborsi spontan, hipoksia yang berhubungan dengan asma atau tuberkulosis, penyakit jantung, hipertensi akibat kehamilan (HAK), kelainan ginjal, anemia, diabetes melitus gestasional (DMG), penyakit hubungan seksual (PHS). Tinjau ulang tanda tanda bahaya dan tindakan yang tepat. R : Membantu mengingatkan / informasi untuk klien tentang potensial situasi resiko tinggi yang memerlukan pemantauan lebih ketat dan intervensi. 5. Diskusikan adanya obat obatan yang mungkin diperlukan untuk mengontrol atau mengatasi masalah medis. R : Membantu dalam memilih tindakan karena kebutuhan harus ditekankan kepada kemungkinan efek berbahaya pada janin. 6. Diskusikan kebutuhan terhadap pemeriksaan laboratorium khusus screaning dan pemantauan ketat sesuai indikasi. R : Kunjungan pra natal yang lebih sering mungkin diperlukan untuk meningkatkan kesejahteraan ibu. Pemantauan Hb dan Ht dengan menggunakan elektroforesis mendeteksi anemia khusus dan membantu dalam menentukan penyebab. Skrining untuk DMG pada gestasi minggu ke 24 -26 atau pada gestasi minggu ke 8,dan ke 32 pada klien resiko tinggi dapat mendeteksi terjadinya hiperglikemia, dapat memerlukan tindakan dengan insulin dan / atau diet menurut American Diabetes Association. 3. Diagnosa Keperawatan Perubahan pola seksualitas berhubungan dengan konflik mengenai perubahan hasrat seksual dan harapan, takut akan cedera. Kriteria Hasil :

- Klien mampu mendiskusikan masalah seksual. - Klien mampu mengungkapkan pemahaman tentang alasan yang mungkin untuk diubah. - Klien mampu mengidentifikasi alternatif yang dapat diterima untuk memenuhi kebutuhan individu. - Klien mampu mengungkapkan kepuasan bersama atau konseling bila dibutuhkan. Intervensi : Mandiri 1. Diskusikan dampak kehamilan terhadap pola koitus seksual yang normal. R : Kepuasan seksual yang optimal untuk klien pranatal terjadi pada trimester kedua karena vasokongesti pelvis / perineal meningkatkan kenikmatan orgasme. Pria dapat mengalami berbagai perasaan saat berespon terhadap peningkatan hasrat pasangannya dan menjadi bingung karena penurunan atau peningkatan hasrat seksualnya sendiri dalam memberi rspon terhadap perubahan bentuk tubuh pasangannya. 2. Tinjau ulang apa yang dirasakan dan didiskusikan kemungkinan pilihan dalam peningkatan kontak fisik melalui berpelukan dan bercumbu daripada melakukan koitus secara aktual. R : Rasa takut mencederai janin pada saat koitus adalah hal yang umum. Meyakinkan dan memperhatikan bahwa hal tersebut normal dapat membantu menghilangkan ansietas. Pilihan lain akan diterima dengan baik bila keduanya dipuaskan. 3. Tinjau ulang perubahan posisi yang mungkin dilakukan dalam aktivitas seksual. R : Membantu pasangan untuk mempertimbangkan / membuat pilihan. 4. Waspadai adanya indikasi kemungkinan kesulitan seksual atau perilaku yang tidak sesuai dari pria. R : Disini tampak frekuensi penyimpangan menjadei lebih tinggi (misalnya perkosaan, inses, kejahatan kekerasan, dan perselingkuhan ekstramarital) bila pasangan sedang hamil. Kolaborasi 1. Rujuk pada perawat klinis spesialis / konseling sesuai indikasi. R : Mungkin perlu bantuan tambahan untuk mengatasi masalah dasar, yang dapat berkembang selama kehamilan atau mungkin sudah ada sebelumnya. 4. Diagnosa Keperawatan Resiko tinggi terhadap gangguan citra tubuh yang berhubungan dengan persepsi perubahan biofisik,respon orang lain. Kriteria Hasil : - Klien mampumengungkapkan penerimaan / adaptasi bertyahap untuk mengubah konsep diri / cityra tubuh. - Klien mampu mendemonstrasikan citra tubuh positif dengan mempertahankan kepuasan penampilan keseluruhan, berpakaian dengan pakaian yang tepat dan sepatu berhak rendah. Intervensi : Mandiri 1. Tinjau ulang / kaji sikap terhadap kehamilan perubahan bentuk tubuh, dsb. R : Pada trimester kedua perubahan bentuk tubuh telah tampak. Respon negatif dapat terjadi pada klien / pasangan yang memiliki konsep diri yang rapuh, didasarkan pada penampilan fisik. Efek efek yang tampak lainnya dari hormon hormon pranatal seperti kloasma, striae gravidarum, telangiektasis (spider vaskular), eritema palmar, jerawat, dan hirsutisme dapat memperberat perubahan emosi klien. Perubahan ini dapat mempengaruhi bagaimana menghadapi perubahan yang terjadi.

2. Diskusikan perubahan aspek fisiologis dan responb klien terhadap perubahan. Berikan informasi tentang kenormalan perubahan. R : Individu bereaksi secara berbeda terhadap perubahan yang terjadi. Informasi dapat membantu klien memahami / menerimja apa yang terjadi. 3. Anjurkan gaya dan sumber sumber yang tersedia dari pakaian saat hamil. R : Situasi individu menandakan kebutuhan akan pakaian yang akan menungkatkan penampilan klien untuk kerja dan melakukan aktivita yang menyenangkan. 4. Diskusikan metode perawatan kulit dan berhias (untuk meminimalkan / menyembunyikan area kulit yang menjadi gelap), menggunakan kaos kaki penyokong, pemeliharaan postur dan program latihan sedang. R : Belajar dan ikut untuk melihat dan merasa lebih baik mungkin membantu untuk mempertahankan perasaan positif tentang diri. Aturan latihan perinatal yang bukan latihan ketahanan cenderung memperpendek persalinan, meningkatkan kemungkinan kelahiran vaginal spontan, dan menurunkan kebutuhan terhadap argumentasi oksitosin. Kolaborasi 1. Rujuk pada sumber sumber lain seperti konseling dan / atau kelas kelas pendidikan kelahuiran anak dan menjadi orang tua. R : Mungkin membantu dalam memberikan dukungan tambahan selama periode perubahan ini; mengidentifikasi mode model peran. 5. Diagnosa Keperawatan Resiko tinggi terhadap dekompensasi curah jantung yang berhubungan dengan peningkatan kebutuhan sirkulasi, perubahan pre load (penurunan aliran balik vena), hipertrofi ventrikel. Kriteria Hasil - Klien tetap normotensif selama perjalanan pranatal. - Klien mampu bebas dari edema patologis dan tanda tanda HAK. - Klien mengidentifikasi cara cara untuk mengontrol dan menurunkan masalah kardiovaskuler. Intervensi : 1. Tinjau ulang proses fisiologis dan perubahan normal dan abnormal, tanda tanda, dan gejala gejala (Rujuk pada MK ; Kondisi jantung). R : Selama trimester kedua, hipertrofi ventrikel jantung menjamin peningkatan curah jantung, yang memuncak pada gestasi minggu ke 25 27 untuk memenuhi oksigen dan kebutuhan nutrien ibu / janin. Noramlnya, sistem kardivaskular mengkompensasi peningkatan curah jantung dengan dilatasi penbuluh darah, yang menurunkan tahanan curah jantung. Ini menurunkan pembacaan tekanan sistolik kira kira 8 mmHg saat tekanan diastolik menurun kira kira 12 mmHg. Peningkatan cairan, stres dan / atau masalah jantung sebelumnya, dapat membahayakan sistem. 2. Perhatikan riwayat yang ada sebelumnya / potensial masalah jantung / ginjal / diabetik. R : Klien ini menghadapi resiko paling tinggi terhadap masalah jantung selama trimester kedua, bila curah jantung memuncak. 3. Ukur tekanan darah (TD) dan nadi. Laporkan jika peningkatan sistolik lebih dari 30 mmHg dan diastolik lebih dari 15 mmHg. R : Peningkatan TD dapat menunjukkan HAK, khususnya pada klien dengan penyakit jantung / ginjal, diabetes, atau adanya kehamilan multiple atau mola hidatidosa. 4. Auskultasi bunnyi jantung; catat adanya murmur.

R : Murmur sistolik sering ringan dan mungkin diciptakan oleh peningkatan volume, penurunan viskositas darah, perubahan posisi jantungt, atau torsio pembuluh darah besar. Namun murmur dapat menandakan terjadinya kerusakan. 5. Kaji adanya edema pergelangan kaki dan varises kaki, vulva, dan rektum. Bedakan antara edema fisiologis dan yang potensial berbahaya.(Rujuk pada MK: hipertensi akibat kehamilan, DK: kekurangan volume cairan (kehilangan aktif)). R : Edema dependen dari ekstremitas bawah (edema fisiologis0 sering terjadi karena status vena akibat vasodilatasi dari aktivitas progesteron, hirediter, retensi kelebihan cairan, dan tekanan pada pembuluh darah pelvis. Ini meningkatkan resiko pembentukan trombus vena. Edema wajah dan / atau ektremitas atas dapat menandakan HAK. 6. Anjurkan klien untuk menghindari menyilangkan kaki, duduk, dan berdiri dalam waktu lam; pasang kaos kaki penyokong sebelum bangun pada pagi hari ; menggunakan pakaian yang longgar, tidak ketat, meninggikan kaki, panggul dan vulva vertikel ke dinding tiga kali sehari selama 20 menit; dan membalikkan telapak kaki ke atas dalam posisi dorsofleksi bila duduk atau berdiri selama periode lama. R : Meningkatkan aliran balik vena dan menurunkan resiko terjadinya edema, varises atau trombosis vena. 7. Kaki dorsofleksi untuk tes terhadap tanda Humans. Bila ada, rujuk pada dokter. R : Tanda Humans positif dapat menunjukkan tromboflebitis. 8. Kaji adanya kelemahan. Anjurkan klien untuk menhindari perubahan posisi dengan cepat. R : Perubahan posisi cepat dapat mengakibatkan pusing saat darah terkumpul di ekstremitas bawah, menurunkan volume sirkulasi. Kehamilan Trimester 2 April 30, 2009, 3:54 am Filed under: Keperawatan Maternitas 2.1. Definisi Kehamilan Trimester Kedua Yang dimaksud dengan kehamilan trimester kedua adalah masa kehamilan sejak minggu ke 14 sampai dengan minggu ke 28. 2.2. Tanda Kehamilan Trimester Kedua Terdapat beberapa tanda dan gejala kehamilan untuk memastikan apakah seseorang benar benar hamil atau tidak. Tanda dan gejala kehamilan ini digolongkan sesuai dengan signifikansi dalam menetapkan diagnosa positif kehamilan. Tanda tanda tersebut dibagi menjadi : tanda subyektif, tanda obyektif dan bukti absolut kehamilan. Berikut akan diuraikan mengenai tanda kehamilan yang terjadi dalam trimester kedua : Tanda Subyektif Perubahan payudara; nyeri tekan, terasa berat, pembesaran, pigmentasi dan perubahan putting. Perubahan ini sangat signifikan pada wanita yang belum pernah hamil. Frekuensi berkemih; kongesti darah pada organ perlik meningkatkan sensitifitas jaringan. Tekanan karena perbesaran uterus pada kandung kemih menstimulasi saraf dan mentrigger keinginan untuk berkemih selama kehamilan. Gejala gejala umum; beberapa wanita mengatakan bahwa ia merasa hamil. Terjadi perasaan mudah lelah, pusing dan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk tidur. Quickening; berarti perasaan pertama adanya kehidupan. Sensasi getaran ini seperti kupu kupu

terbang, dirasakan pertama kali oleh calon ibu sekitar minggu ke 22, atau minggu ke 20 pada wanita yang pernah hamil sebelumnya. Tanda Obyektif (probabilitas) Tanda Chadwicks; bercak keunguan pada vagina karena meningkatnya suplai darah. Tanda Hegars; melunaknya segmen bawah uterus. Tanda Godells; melunaknya uterus Perubahan uterus; pada awal bulan keempat, uterus menjadi sebesar buah jeruk, fundus uteri naik sampai tulang pubis. Pada akhir bulan kelima fundus uteri telah naik sampai ke pusat. Ballottement; pantulan yang terjadi ketika jari pemeriksa mengetuk janin yang mengapung dalam uterus, menyebabkan janin berenang menjauh dan kemudian kembali ke posisinya semula. Hal ini terjadi sekitar kehamilan 4 sampai 5 bulan Uterine souffle; desiran nadi yang terdengar diatas uterus hamil Kontraksi Braxton Hicks; kontraksi yang mungkin terjadi selama masa kehamilan, tidak terasa sakit. Perubahan abdomen; karena uterus membesar, maka secara alamiah dinding abdomen harus terdorong keluar, kulit abdomen mungkin teregang Striae gravidarum; terjadi akibat regangan kulit, terlihat garis garis tak teratur pada kulit abdomen. Pigmentasi; terjadi karena pengumpulan pigmen pada kulit payudara, mula dan midline abdomen Bukti positif (absolut) Bukti kehamilan positif diperlihatkan ketika pemeriksa dapat : 1. mendengar bunyi jantung janin dan desiran funik (dorongan darah janin melalui tali pusat) Denyut jantung janin dapat didengar selambatnya pada minggu kesepuluh dengan detektor nadi ultrasonografi janin, pada minggu ke 17 sudah bisa didengar melalui stetoskop. DJJ terdengar seperti detak cepat jarum jam, berdenyut 120 160 kali permenit. Desiran funik jarang didengar, secara alamiah denyut terdengar bersamaan dengan denyut janin tetapi memiliki pantulan, bunyi berdesis. 2. merasakan bagian bagian janin Bagian janin paling cepat teraba pada minggu kelima , tetapi biasanya baru teraba kemudian 3. melihat hasil konsepsi pada ultrasonografi atau skeleton janin pada gambaran X-ray USG telah berhasil dengan baik menentukan embrio paling cepat minggu keenam. Skeleton janin diperlihatkan oleh X-ray paling cepat minggu ke 12 4. merasakan gerakan janin Terkadang pada bulan keempat ibu merasakan gerakan janin. Untuk menjadi tanda positif, gerakan ini harus dirasakan dan ditentukan oleh pemeriksa. 5. mencatat elektrokardiogram janin EKG janin adalah tekniuk dimana impuls listrik yang terjadi dalam jantung janin direkam dengan cara meletakkan elektroda pada abdomen ibu. Pengamatan ini memberikan informasi berkelanjutan tentang janin. 2.3. Pertumbuhan dan Perkembangan Janin pada Trimester Kedua Trimester kedua ditandai oleh timbulnya berbagai fungsi baru dan pertumbuhan janin yang cepat, khususnya dalam ukuran panjang. Adapun perkembangan yang terjadi meliputi:

a. Penampakan eksternal. 16 minggu : kepala masih dominan, wajah terlihat seperti manusia, mata, telinga dan hidung terlihat khas. Perbandingan tangan dan kaki sesuai. Tumbuh kulit di kepala. Terlihat aktivitas motorik. 20 minggu : terlihat vernik kaseosa, terlihat laguno, kaki memanjang dengan sesuai, terlihat kelenjar sebasea. 24 minggu : tubuh terbaring tetapi dengan proposisi yang sempurna, kulit kemerahan dan keriput, terlihat vernik kaseosa, terbentuk kelenjar keringat. 28 minggu : tubuh terbaring, keriput dan kemerahan makin berkurang, terlihat kuku. b. Pengukuran mahkota ke pantat (cm) 16 minggu : 11,5-13,5 20 minggu : 16-18,5 24 minggu : 23 28 minggu : 27 c. Perkiraan berat badan (gr) 16 minggu : 100 20 minggu : 300 24 minggu : 600 28 minggu : 1.100 d. Sistem muskuloskeletal 13-14 minggu : terlihat gerakan lambat bagian tubuh janin sebagai akibat adanya rangsangan (aktivitas motorik) pada saat ini biasanya ibu mulai dapat merasakan gerakan janin. 16 minggu : sebagian besar tulang dapat terlihat dengan jelas di seluruh tubuh, terlihat kavitas persendian, pergerakan otot sudah dapat dideteksi. 17 minggu : refleks menggenggam akan nyata dan berkembang sempurna sampai minggu ke 27. 20 minggu : sternum mengalami osifikasi, pergerakan janin cukup kuat untuk dapat dirasakan oleh ibu. 25 minggu : refleks masa baru dapat dilihat. 28 minggu : astragalus (talus, tulang lutut) mengalami osifikasi. e. Sistem sirkulasi 16 minggu : otot-otot jantung berkembang dengan sempurna, darah dibentuk aktif dalam limpa. 24 minggu : pembentukan darah mengikat dalam sum-sum tulang dan menurun dalam hepar. f. Sistem gastrointestinal 14 minggu : gerakan menelan telah terjadi. 16 minggu : terdapat mekonium pada usus, di dalamnya terdapat cairan usus, sisa sel usus serta sisa sel skuamus dan rambut lanugo dari cairan amnion yang tertelan oleh janin, beberapa enzim disekresi, anus terbuka. 17 minggu : dengan rangsang oral janin dapat menjulurkan bibir atasnya. 20 minggu : email dan dentin terbentuk, kolon asending dapat dikenali, dapat menjulurkan kedua bibirnya.

22 minggu : kedua bibir dapat dikerutkan dengan rangsangan. 28-29 minggu : janin sudah dapat mengisap aktif sebagai upaya mendapatkan makanan. g. Sistem pernafasan 16 minggu : serabut-serabut elastik terbentuk di paru-paru, terlihat brochiolus terminal dan respiratorius. 18 minggu : gerakan pernafasan dapat terdeteksi namun perkembangan struktur alveolus paru belum mencukupi bagi kemungkinan hidup janin sebelum minggu ke 27-28. 20 minggu : lubang hidung terbuka kembali. 22 minggu : gerakan nafas yang diikuti oleh bunyi suara yang lemah. 24 minggu : sakus dan duktus alveolus terbentuk, gerakan seperti pernafasan mulai terlihat, terlihat lesitin dalam cairan amnion. 28 minggu : terbentuk surfaktan di permukaan alveolar. h. Sistem renalis 16 minggu : ginjal pada posisinya mencapai bentuknya yang khas. i. Sistem persarafan 16 minggu : lobus lobus cerebral mulai terlihat, cerebellum memperlihatkan beberapa tonjolan. 20 minggu : otak secara keseluruhan terbentuk, mulai terjadi mielinisasi korda, medula spinalis berakhir pada tingkat S-1. 24 minggu : terbentuk selaput khusus korteks serebri, proliferasi neuronal pada korteks serebri berakhir. 28 minggu : tampak fisura serebri; konvolusi terjadi dengan cepat. j. Organ-organ pengindera 16 minggu : organ-organ pengindera mengalami perbedaan secara umum. 20 minggu : hidung dan telinga mengalami osifikasi. 28 minggu : kelopak mata terbuka kembali, selaput retina terbentuk sempurna; terbentuk reseptif cahaya, pupil mampu memberikan reaksi terhadap cahaya. k. Sistem genitalis 24 minggu : testis turun pada cincin inguinal dalam posisi desenden ke skrotum. 2.4. Perubahan Psikologis dan Fisiologis pada Ibu dalam Trimester Kedua 2.4.1. Perubahan Psikologis Kehamilan adalah saat saat krisis, saat terjadinya gangguan, perubahan identitas dan peran bagi setiap orang : ibu, bapak, dan anggota keluarga. Efek efek pada masa kehamilan akan dapat dipahami dengan baik bila kita mengerti tentang kerangka kerja teori krisis. Definisi tentang krisis dinyatakan sebagai suatu ketidak seimbangan psikologis yang disebabkan oleh situasi atau tahap perkembangan. Pada awalnya, terdapat periode syok dan menyangkal, kemudian kebingungan dan preoccupation dengan berbagai masalah yang diperkirakan sebagai penyebabnya. Hal ini diikuti oleh suatu aksi untuk menghasilkan suatu solusi, dan akhirnya terjadi proses belajar dari pengalaman. Cara orang bereaksi terhadap krisis tergantung pada tiga faktor : persepsi terhadap kejadian, dukungan situasional, dan mekanisme koping mereka.

Awal dari syok yang disebabkan karena kehamilan diikuti oleh rasa bingung dan preocupation dengan masalah yang mengganggu. Selama periode ini, berbagai alternatif seperti aborsi atau adopsi mungkin dipertimbangkan pada konsekuensi legal, moral, dan ekonomi mereka. Akhirnya dicapai keputusan , dan rencana tindakan dibuat. Setiap wanita membayangkan tentang kehamilan dalam pikiran pikirannya sendiri tentang seperti apa wanita hamil dan seorang ibu. Ia membentuk bayangan ini dari ibunya sendiri, pengalaman hidupnya, dan kebudayaan tempat ia dibesarkan. Persepsi ini mempengaruhi bagaimana ia berespon terhadap kehamilan. Sedangkan seorang pria membayangkan bahwa kehamilan adalah bagaimana menjadi bapak dan seperti apa seorang bapak itu. Ia membentuk bayangan ini dari ayahnya, pengalaman hidupnya, dan kebudayaan tempat ia dibesarkan. Persepsinya mempengaruhi bagaimana ia memperhatikan ibu dari anak anaknya. Banyak pria menjadi sangat khawatir terhadap ibu dari anaknya dan mengambil peran yang aktif dalam memberikan perawatan medis untuknya. Beberapa pria mengalami gejala gejala seperti ngidam, agak malas, atau sakit. Fenomena ini oleh beberapa ahli medis disebut mitleiden, atau menderita bersama. Ketrampilan coping merupakan kekuatan dan ketrampilan seseorang belajar untuk menyelesaikan masalah dan mengatasi stres, misalnya dengan melakukan aktivitas seperti menceritakannya pada teman, melakukan olah raga yang berat, mendengarkan musik, menangis, menulisprosa atau puisi, dan melakukan solutide. Metoda coping tersebut dapat digunakan oleh calon orang tua dan anggota keluarga untuk menyesuaikan terhadap realitas kehamilan dan mencapai keseimbangan pada kehidupan mereka yang terganggu. Pada trimester kedua (minggu 12 24) wanita sudah bisa menyesuaikan diri dengan keadaan. Tubuh wanita telah terbiasa dengan tingkat hormon yang tinggi, morning sickness telah hilang , ia telah menerima kehamilannya dan ia menggunakan pikiran dan energinya lebih konstruktif. Janin masih tetap kecil dan belum menyebabkan ketidaknyamanan dengan ukurannya. Selama trimester ini, terjadi quickening ketika ibu merasakan gerakan bayinya pertama kali. Pengalaman tersebut menandakan pertumbuhan serta kehadiran makhluk baru, dan hal ini sering menyebabkan calon ibu memiliki dorongan psikologis yang besar. Gambaran sifat dari reaksi emosional wanita terhadap kehamilannya tersebut dimodifikasi oleh perbedaan kepribadian individu. Beberapa wanita mengalami peningkatan mood, lainnya tidak. Pada umumnya, bagaimanapun perawat dapat mengharapkan sikap pola perilaku dan dapat memberikan rasa aman pada ibu dengan menjelaskan bahwa perasaan perasaan mereka bukan hal yang aneh. Antusias dan semangat untuk hidup kembali dengan pasti seperti juga mereka mati. 2.4.2. Perubahan Fisiologis Fisiologi maternal yakni perubahan-perubahan sehubungan dengan kehamilan antara lain : 1. Sistem reproduksi suplai darah ke organ reproduksi meningkat karena peningkatan kadar hormon steroid dan bermanfaat bagi perkembangan janin. Terdapat tiga tanda penting yakni : - tanda Goodell s : serviks teratai lunak - tanda Hegars : uterus lunak - tanda Chadwicks : vagina berwarna keunguan Pada kanalis servikalis dipenuhi mukus kental (operkulum) yang dapat menghambat masuknya bakteri ke uterus selama persalinan yang disebut, bloody show.

Selama masa kehamilan konsistensi serviks berubah, sebelum hamil seperti ujung hidung, awal hamil seperti ujung daun telinga, pada keadaan term teraba seperti bibir. Terjadi pembesaran uterus dengan berat meningkat 20 kali, kapasitas meningkat 500 kali yang disebabkan oleh pertumbuhan serabut otot dan jaringan yang berhubungan, termasuk jaringan fibroelastik, darah dan saraf akibat adanya hormon estrogen terjadi sektresi vagina yang meningkat (leukorrhea) dan terjadi peningkatan kongesti vastilar organ vagina dan pelvik yang menyebabkan peningkatan sensitivitas yang sangat berarti. Hal ini mungkin mengarah pada tingginya derajat rangsngan sexsual, terutama antara bulan 4 dan 7 masa kehamilan. 2. Sistem integumen Terdapat rasa kesemutan nyeri tekan pada payudara yang membesar karena peningkatan pertumbuhan jaringan alveolan dan suplai darah. Putting susu menonjol dan keras dan mengeluarkan cairan jernih (kolostrum). Areola lebih gelap dan kelenjar montgomery menonjol keluar. Terdapat striae gravidarum yang berupa regangan kulit akibat serabut elastik dari lapisan kulit terdalam terpisah dan putus. Terjadi pigmentasi kulit berupa linea nigra pada abdomen, dan Cholasma, yaitu bintik-bintik hitam pada wajah perspirasi dan sekresi kelenjar lemak juga meningkat. 3. Sistem endokrin Terjadi perubahan hormonal yaitu : peningkatan progesteron dan estrogen, plasenta menghasilkan hCG, hPL, hCT, pulau langerhans membentuk insulin lebih banyak, hormonhormon pituitari secara signifikan terpengaruh, kortek ardenal membentuk kortin lebih banyak. Terutama kelenjar paratiroit yang ukurannya meningkat selama minggu kel 15-30 ketika kebutuhan kalsium janin lebih besar, tanpa hormon paratiroit tersebut metabolisme tulang dan otot terganggu. 4. Sistem kardiovaskuler Terjadi peningkatan volume darah, cairan tubuh (bisa terjadi) edema jaringan, sel darah merah, hemoglobin dan fibrin juga meningkat sehingga bisa terjadi pseudoanemia yang fisiologis pada kehamilan. Mungkin terjadi pula sindrom hipotensi supinasi akibat oleh tekanan uterus pada vena kava, lebih buruk lagi terjadinya trombosis vena sehubungan dengan peningkatan fibrin dan stastis vena. 5. Sistim muskuloskeletal Kebutuhan kalsium meningkat 33 % tetapi tidak diambil dari gigi. Sendi pelvik sedikit dapat bergerak untuk mengkompensasi pembesaran janin, bahu tertarik kebelakang dan lumbal lebih lengkung, sendi tulang belakang lebih lentur dan dapat menyebabkan nyeri punggung. Terjadinya kram otot tungkai dan kaki tidak diketahui penyebabnya, mungkin berhubungan dengan metabolisme kalsium dan fosfor, kurangnya drainase sisa metabolisme otot atau postur yang tidak seimbang. 6. Sistim pernafasan Akibat bentuk rongga torak berubah dan karena pernafasan yang lebih cepat, sekitar 60% wanita hamil mengeluh sesak nafas. Kapasitas paru tidak berubah, pada kenyataanya tidal volume meningkat. Terjadi bengkak seperti arlegi pada membran mukosa merupakan hal umum yang

dapat menyebabkan gejala serak, hudung tersumbat, dispnea, sakit tenggorokan, perdaran hidung, hilangnya indra penciuman. 7. Sistem gastrointestinal Pada awal kehamilan wanita hamil mengalami mual muntah, sekresi saliva menjadi lebih asam dan lebih banyak. Saat berlanjut, penurunan asam lambung dan perlambatan pengosongan lambung dapat menyebabkan kembung. Menurunnya gerakan peristaltik tidak saja menyebabkan mual tetapi juga konstipasi. 8. Sistem perkemihan Terjadi gerakan urine kekandung kemih yang lebih lambat dan dapat meningkatkan kemungkinan pielovefritis. Suplai darah kekandung kemih meningkat dan pembesaran uterus menekan kandung kemih dapat menyebabkan meningkatnya berkemih. 9. Sistem persarafan Kadang terjadinya perubahan postur pada kehamilan dapat menyebabkan acrodysesthesia sehubungan dengan tekanan mekanik, atau numbness, tingling, dan kaku. Otak mungkin tidak mengalami perubahan namun efek psikologis mungkin dapat terjadi beruapa swing mood atau psikosis akibat tidak menerima kehamilannya. Terjadi peningkatan berat badan maternal Penambahan Berat Badan Ibu Gram Pon Uterus 900 1, 98 Payudara 450 0, 99 Darah 1350 2, 97 Jaringan 1350 2, 97 Lemak 4050 8, 91 Sub total 8100 17, 82 Janin 3150 6, 93 Plasenta 675 1, 49 Cairan amniotik 900 1, 98 Sub total 4725 10, 40 Total 12825 28, 22 Secara normal peningkatan berat badan pada trimester kedua adalah 12-15 pon. 2.5. Pendidikan Prenatal pada Kehamilan Trimester Kedua Salah satu peran perawat maternitas adalah memberikan pendidikan pada calon ibu mengenai semua yang terjadi pada masa kehamilannya, termasuk tindakan apa saja yang perlu dipersiapkan dan dilaksanakan selama kehamilannya tersebut. Berikut akan diuraikan mengenai pendidikan prenatal pada kehamilan trimester kedua yang perlu diinformasikan pada ibu hamil : Minggu 12- 24 Wanita biasanya telah mengerti isu tentang kehamilan dan menjadi lebih menyadari janin sebagai manusia. Hal hal yang perlu diinformasikan antara lain mengenai : Pertumbuhan janin Gerakan DJJ

Kebersihan personal Pakaian yang memberikan rasa nyaman Perawatan payudara dan kutang yang menyangga Rekreasi, perjalanan Keluaran vagina Rencana pekerjaan atau sekolah Metode memberi makan bayi Asi atau susu botol Berikan bahan bacaan pada metode yang dipilih Penghindaran atau mengurangi Sakit pinggang Konstipasi Hemoroid Bengkak pada tungkai, varicose, edema, kram Nyeri ligamentum teres Petunjuk nutrisi Penambahan berat badan Diet seimbang Kebutuhan khusus nutrisi Minggu 24 32 Wanita menjadi lebih tertarik dengan kebutuhan bayi sebagai sesuatu yang wajar terhadap kebutuhannya sendiri saat ini dan setelah melahirkan. Hal hal yang perlu diinformasikan antara lain mengenai : Pertumbuhan dan status janin Presentasi dan posisi Keadaan DJJ Kebersihan personal Pakaian yang memberikan rasa nyaman Mekanisme dan postur tubuh Posisi yang nyaman Perubahan fisik dan emosional Kebutuhan / perubahan seksual, hubungan seksual Pengurangan Sakit pinggang Kontraksi Braxton Hicks Dispnea Nyeri ligamentum teres Sakit dan edema tungkai Menentukan rencana cara memberi makan bayi Persiapan untuk memberikan susu Botol atau menyusui Persiapan putting susu Masase dan pengeluaran colostrums

Persiapan untuk bayi Peralatan Bantuan di rumah Tanda-tanda bahaya Preeklamsia Sakit kepala, bengkak yang berlebihan, penglihatan ganda Ligasi tuba (surat-surat disiapkan kemudian) 2.6. Pedoman Penyusunan Menu bagi Ibu Hamil Memasuki trimester kedua, tubuh ibu mengalami perubahan dan adaptasi, misalnya pembesaran payudara dan mulai berfungsinya rahim serta plasenta. Untuk itu, peningkatan kualitas gizi sangat penting karena pada tahap ini ibu mulai menyimpan lemak dan zat gizi lainnya untuk cadangan sebagai bahan pembentuk ASI (air susu ibu) saat menyusui nanti Dengan kondisi semacam itu, pola konsumsi ibu hamil tetap mengacu pada formula 4 sehat 5 sempurna, yang diyakini para ahli gizi mengandung tiga golongan utama makanan yang sangat diperlukan oleh tubuh. Yaitu sumber zat tenaga yang didapat dari makanan sumber karbohidrat dan lemak seperti padi-padian, kentang, umbi-umbian, jagung, sagu, tepung-tepungan, roti, mi, minyak, mentega; sumber zat pembangun berasal dari konsumsi protein seperti telur, daging, tahu, tempe, ikan, dan kacang-kacangan; kemudian sumber zat pengatur yang berasal dari vitamin dan mineral didapat dari sayuran dan buah-buahan. Untuk memenuhi ketiga unsur gizi penting itu, ibu hamil dianjurkan mengkonsumsi bahan makanan secara proporsional yang meliputi padi-padian atau serelia, kacang-kacangan, daging, ikan, telur, sayur, buah, susu, dan lemak. Zat-zat gizi penting Zat-zat gizi yang perlu mendapat perhatian dalam konsumsi ibu hamil adalah sebagai berikut: 1. Sumber tenaga, digunakan untuk tumbuh kembang janin dan proses perubahan biologis yang terjadi dalam tubuh yang meliputi, pembentukan sel-sel baru, pemberian makanan dari ibu ke bayi melalui plasenta, serta pembentukan enzim dan hormon penunjang pertumbuhan janin. Kekurangan energi dalam asupan makanan yang dikonsumsi menyebabkan tidak tercapainya penambahan berat badan ideal dari ibu hamil yaitu sekitar 11 14 kg. Kekurangan itu akan diambil dari persediaan protein yang dipecah menjadi energi. 2. Protein, diperlukan sebagai pembentuk jaringan baru janin. Kekurangan asupan protein dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan janin, keguguran, bayi lahir dengan berat badan kurang, serta tidak optimalnya pertumbuhan jaringan tubuh dan jaringan pembentuk otak. 3. Vitamin, dibutuhkan untuk memperlancar proses biologis yang berlangsung dalam tubuh ibu dan janin. Misalnya, vitamin A diperlukan untuk pertumbuhan, vitamin B1 dan B2 sebagai penghasil energi, vitamin B6 sebagai pengatur pemakaian protein tubuh, vitamin B12 membantu kelancaran pembentukan sel-sel darah merah. Vitamin C membantu penyerapan zat besi guna mencegah anemia, dan vitamin D untuk membantu penyerapan kalsium. 4. Mineral, antara lain : Kalsium, digunakan untuk menunjang pembentukan tulang dan gigi serta persendian janin. Jika ibu hamil kekurangan kalsium, maka kebutuhan kalsium akan diambilkan dari cadangan kalsium pada tulang ibu. Ini akan mengakibatkan tulang keropos atau osteoporosis. Untuk itu, si ibu perlu mengkonsumsi susu, telur, keju, kacang-kacangan, atau tablet kalsium yang dapat diperoleh saat periksa ke Puskesmas atau klinik.

Zat besi, erat berkaitan dengan anemia atau kekurangan sel darah merah sebagai adaptasi adanya perubahan fisiologis selama kehamilan, yang disebabkan oleh : o Meningkatnya kebutuhan zat besi untuk pertumbuhan janin. o Kurangnya asupan zat besi pada makanan yang dikonsumsi sehari-hari. o Adanya kecenderungan rendahnya cadangan zat besi pada wanita, sehingga tidak mampu menyuplai kebutuhan zat besi dan mengembalikan persediaan darah yang hilang akibat persalinan sebelumnya. Wanita hamil cenderung terkena anemia, termasuk pada trimester kedua kehamilannya karena pada masa ini, janin menimbun cadangan zat besi untuk dirinya sendiri sebagai persediaan bulan pertama sesudah lahir. Penanganannya, pertama, menggunakan terapi obat dengan memberikan tablet zat besi (ferosulfat) 30 60 mg per hari, tergantung pada berat ringannya anemia. Kedua, terapi diet dengan meningkatkan konsumsi bahan makanan tinggi besi seperti susu, daging, dan sayuran hijau Pedoman menu Berikut ini pedoman untuk menyusun menu bagi ibu hamil: 1. Makan dua kali lebih dari biasanya, bukan hanya dalam jumlah porsi, namun lebih ditekankan pada mutu zat-zat gizi yang terkandung dalam makanan yang dikonsumsi. 2. Makanan dapat diberikan 4 6 kali waktu makan sesuai dengan kemampuan ibu. Jangan memaksa untuk menghabiskan makanan yang tersaji jika merasa mual, pusing, dan ingin muntah. 3. Batasi konsumsi makanan berlemak tinggi dan yang merangsang seperti cabe, makanan bergas seperti nangka, nanas dan durian, serta yang beralkohol semacam tape. 4. Usahakan mengkonsumsi makanan dalam komposisi seimbang, dengan susunan yang meliputi 2 piring nasi @ 250 g, 90 g daging atau ikan, sebutir telur, 60 g kacang-kacangan, 3 porsi sayur @ 100 g, 2 porsi buah-buahan @ 100 g, segelas susu atau yoghurt, atau seiris keju sebagai ganti serta 1 sdm minyak atau lemak. 5. Berikan minum 1/2 jam sehabis makan. Perbanyak minum air putih, sari buah seperti air jeruk, air tomat, sari wortel, air rebusan kacang hijau sebagai pengganti cairan yang keluar, karena ibu hamil lebih banyak berkeringat dan sering buang air kecil karena kandung kemih yang terdesak oleh pertumbuhan janin. Penting untuk menghindari minuman berkafein seperti kopi, coklat, dan soft drink (minuman ringan) pemicu hipertensi. 6. Hindari konsumsi bahan makanan olahan pabrik yang diberi pengawet dan pewarna yang dimasukkan ke dalam bahan pangan, karena dapat membahayakan kesehatan dan pertumbuhan janin, yang sering dihubungkan dengan cacat bawaaan dan kelainan bayi saat lahir. Waspadai tulisan pada kemasan seperti amaranth, potassium nitrit, sodium nitrit, sodium nitrat, formalin, boraks, sianida, rodhamin B, dsb. 7. Hindari makanan berkalori tinggi dan banyak mengandung gula serta lemak namun rendah kandungan zat gizi, makanan siap saji, makanan kecil, coklat, karena akan mengakibatkan mual dan muntah. 8. Bagi ibu yang hamil muda, konsumsilah makanan dalam bentuk kering, porsi kecil dan frekuensi sering, misalnya biskuit marie dan jenis-jenis biskuit yang lain, karena biasanya mereka tidak berselera makan. 9. Hindari konsumsi makanan laut dan daging yang pengolahannya tidak sempurna karena besar risikonya tercemar kuman dan bakteri yang membahayakan. Untuk menghindarinya, masaklah

makanan sampai matang benar, dan cuci makanan untuk menjaga kebersihan, terutama buah dan sayuran sampai bersih sebelum dikonsumsi. 10. Tetap beraktivitas dan bergerak, misalnya dengan jalan santai di pagi hari. ASUHAN KEPERAWATAN PADA KEHAMILAN TRIMESTER KEDUA 3.1. Pengkajian Pengkajian meliputi data dasar dan riwayat kesehatan ibu, antara lain meliputi: Identitas (nama, umur, pekerjaan, agama, dsb.) Berat badan/ tinggi badan Status pernikahan (pernikahan ke berapa) Kunjungan sebelumnya (berapa kali berkunjung, rutin/ tidak, tempat berkunjung tetap/ pindah, dst.) riwayat kehamilan dan persalinan (kehamilan ke berapa, abortus, pre eklampsia, perdarahan) riwayat imunisasi ibu (MMR,TORCH, TT) riwayat penyakit sekarang dan terdahulu riwayat alergi makanan dan obat-obatan riwayat penyakit dalam keluarga riwayat psiko sosial Selain pengkajian data dasar tersebut diatas, dilakukan pula pengkajian terhadap: a. Aktivitas / istirahat - Tekanan darah agak lebih rendah daripada normal (8-12 minggu), kembali pada tingkat prakehamilan selama setengah kehamilan terakhir - Denyut nadi dapat meningkat 10 15 dpm - Murmur sistolik pendek dapat terjadi sehubungan dengan peningkatan volume - Sinkope - Varises - Sedikit oedema ekstremitas bawah/ tangan mungkin ada. b. Integritas ego Menunjukkan perubahan persepsi diri c. Eliminasi - Perubahan pada konsistensi/ frekwensi defekasi - Peningkatan frekwensi perkemihan - peningkatan berat jenisUrinalisis - Hemoroid d. Makanan/ cairan - Sedikit mual dan muntah - Nyeri ulu hati - Penambahan berat badan 11-12 Lb - Membran mukosa kering: hipertrofi jaringan gusi, mudah berdarah - Hb dan Ht rendah mungkin ditemui (anemia fisiologis) - Sedikit edema dependen - Sedikit glikosuria mungkin ada e. Nyeri / ketidak nyamanan

Kram kaki, nyeri tekan dan bengkak pada payudara, nyeri punggung f. Pernafasan - Hidung tersumbat, mukosa lebih merah daripada normal - Frekwensi pernapasan dapat meningkat relatif terhadap ukuran/ tinggi uterus, pernafasan torakal g. Keamanan - Suhu 98-99,6 F (36,1-37,6 C) - Irama jantung janin (IJJ) terdengar dengan fetoskop - Gerakan janin mulai terasa, quickening (sensasi gerakan janin pada abdomen) diantara 16 dan 20 minggu h. Seksualitas - Penghentian menstruasi - Perubahan respon/ aktivitas seksual - Leukorea mungkin ada - Peningkatan progresif pada ukuran uterus fundus pada umbilikus (20 22 minggu) - Perubahan payudara, pembesaran jaringan adiposa, peningkatan vaskularitas, lunak bila di palpasi, peningkatan diameter dan pigmentasi jaringan alveolar, hipertrofi tuberkel montgomery, kemungkinan strie gravidarum, mulai tampak adanya kolostrum - Perubahn pigmentasi: kloasma, linea nigra, palmar eritema, spider nervi - Tanda- tanda Goodel, Hegar, Chadwick positif i. Interaksi sosial - Bingung/ meragukan perubahan peran yang di antisipasi - Tahap maturasi/ perkembangan bervariasi dan dapat mundur dengan stresor kehamilan - Respon anggota keluarga lain dapat bervariasi dari positif dan mendukung sampai disfungsional PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK - JDL: menunjukkan animia, hemoglobinopatis ( misal : sel sabit ) - Golongan darah: ABO dan RH untuk mengidentifikasi resiko terhadap inkompabilitas - Usap vagina/ rektal : tes untuk neisseria ghonorrhea, clamydia - Tes serologi: menentukan adanya sifilis (RPR: rapid plasma reagen), penyakit hubungan kelamin lain (PHS) seperti diindikasikan oleh kulit vagina, lesi, abnormal - Skrinning: terhadap HIV, hepatitis, tuberkulosis - Papaniculou smear: mengidentifikasi neoplasma, herpes simolek tipe 2 - Urinalisis: Skrin untuk kondisi medis (misal: pemastian kehamilan, infeksi, diabetes, penyakit ginjal ) - positifTes serum/ urin : untuk gonadotropin chorionik manusia ( HCG ) - Sonografi : ada janin setelah gestasi 8 minggu - Skrin glukosa serum/ 1 jam tes glukosa : < 140 mg biasanya dilakukan antara 24 dan 28 minggu pada trimester II dan III ) - Evaluasi selanjutnya: fokus pengkajian dilakukan pada setiap kunjungan pranatal 3.2. Diagnosa Keperawatan 1. Gangguan pola nafas sehubungan dengan ketidak efektifan pergeseran difragma karena pembesaran uterus 2. Gangguan curah jantung sehubungan dengan kebutuhan sirkulasi, perubahan preload (penurunan aliran balik vena) dan after load (peningkatan tahanan vaskuler perifer), hipertrofi

ventrikel 3. Kelebihan volume cairan sehubungan dengan perubahan mekanisme regulator, retensi natrium/ air 4. Ketidaknyamanan sehubungan dengan perubahan pada mekanika tubuh, efek hormon-hormon, ketidakseimbangan elektrolit 5. Perubahan pola seksualitas sehubungan dengan konflik mengenai perubahan hasrat seksual dan harapan, takut akan cedera fisik 6. Ketidakefektifan koping individual sehubungan dengan krisis situasi, kerentanan pribadi dan persepsi tidak realistis 7. Gangguan citra tubuh sehubungan dengan persepsi perubahan biofisik dan respon orang lain 8. Kurangnya pengetahuan sehubungan dengan minimnya pengalaman dan info yang diperoleh tentang perubahan fisiologis/ psikologis yang normal pada trimester ke II 9. Resiko tinggi pada janin (kelainan) sehubungan dengan masalah kesehatan ibu, adanya ekspos dengan agen infeksi/ teratogen 3.3. Rencana Intervensi Keperawatan Diagnosa keperawatan : Ketidakefektifan pola pernafasan sehubungan dengan pergeseran diagfragma akibat pembesaran uterus yang ditandai dengan keluhan sesak nafas, dispnea, perubahan kedalaman pernafasan. Hasil yang diharapkan : 1. Klien akan melaporkan penurunan frekwensi atau beratnya keluhan. 2. Klien dapat mendemonstrasikan perilaku yang mengoptimalkan fungsi pernafasan. Tindakan atau Intervensi : Mandiri Intervensi Rasional Kaji status pernafasan Menentukan luas atau beratnya masalah. Meski kapasitas vital meningkat, fungsi pernafasan diubah saat kemampuan diafragma untuk turun pada inspirasi berkurang oleh pembesaran uterus. Dapatkan riwayat dan pantau masalah medis yang terjadi sebelumnya, misal alergi, asma , tuberkolusis Masalah lain dapat terus mengubah pola pernafasan dan menurunkan oksigenasi jaringan ibu atau janin. Kaji kadar Hb dan Ht, tekankan pentingnya masukan vitamin atau fero sulfat. Peningkatan kadar plasma pada gestasi minggu ke 24 32 mengecerkan kadar Hb, mengakibatkan anemia dan menurunkan kapasitas pembawa oksigen. Beri informasi tentang rasional kesulitan pernafasan dan program latihan yang realistis Menurunkan kemungkinan gejala pernafasan yang disebabkan oleh kelebihan. Tinjau ulang tindakan yang dapat dilakukan klien untuk mengurangi masalah, misalnya postur yang baik, hindari merokok, makan sedikit tapi sering. Postur yang baik dan makan sedikit membantu memaksimalkan penurunan diafragmatik, meningkatkan ketersedian ruang untuk ekspansi paru. Merokok menurunkan persedian oksigen untuk pertukaran ibu-janin Diagnosa keperawatan : Dekompensasi curah jantung sehubungan dengan peningkatan kebutuhan sirkulasi, perubahan

preload (penurunan aliran balik vena), dan afterload (peningkatan tahanan vascular perifer), hipertrofi ventrikel. Hasil yang diharapkan : 1. Tetap normotensitif selama perjalanan prenatal 2. Bebas dari edema patologis dan tanda-tanda HAK 3. Mengidentifikasi cara-cara untuk mengontrol dan menurunkan masalah kardiovaskular Tindakan atau Intervensi : Mandiri Intervensi Rasional Tinjau ulang proses fisiologis dan perubahan normal dan abnormal, tanda-tanda, dan gejala gejala Selama trimester kedua, hipertrofi ventrikel jantung menjamin peningkatan curah jantung, yang memuncak pada gestasi minggu ke 25 27 untuk memenuhi oksigen dan nutrien ibu/ janin. Normalnya, system kardiovaskuler mengkompensasi peningkatan curah jantung dengan dilatasi pembuluh darah, yang menurunkan tahanan curah jantung. Ini menurunkan pembacaan tekanan sistolik kira-kira 8 mmHg, tekanan diastolic menurun kira-kira 12 mmHg. Peningkatan cairan, stress, dan masalah jantung sebelumnya, dapat membahaya-kan sistem Perhatikan riwayat yang ada sebelumnya atau potensial masalah jantung/ ginjal/ diabetik. Klien ini menghadapi resiko tertinggi ter-hadap masalah jantung selama trimester kedua, bila curah jantung memuncak Ukur tekanan darah (TD) dan nadi. Laporkan jika peningkatan sistolik lebih dari 30 mmHg dan diastolic lebih dari 15 mmHg Peningkatan TD dapat menunjukkan HAK, khususnya pada klien dengan pe-nyakit jantung/ ginjal, DM, atau adanya kehamilan multiple atau mola hidatidosa Auskultasi bunyi jantung; catat adanya murmur Murmur sistolik sering ringan dan mungkin diciptakan oleh peningkatan volume, penurunan viskositas darah, perubahan posisi jantung, atau torsio pembuluh darah besar. Namun, murmur dapat menandakan terjadinya kerusakan Kaji adanya edema pergelangan kaki dan varieses kaki, vulva dan rectum. Bedakan antara edema fisiologis dan potensial berbahaya Edema dependen dari ekstremitas bawah (edema fisiologis) sering terjadi karena stasis vena akibat vasodilatasi dari aktifitas progesterone, herediter, retensi kelebihan cairan, dan tekanan uterus pada pembuluh darah pelvis. Ini meningkatkan resiko pembentukan thrombus vena. Edema wajah dan/ atau akstremitas atas dapat menandakan HAK Anjurkan klien untuk menghindari menyilangkan kaki, duduk, dan berdiri dalam waktu yang lama; pasang kaus kaki penyokong sebelum bangun di pagi hari; menggunakan pakaian yang longgar, tidak ketat, meninggikan kaki, panggul dan vulva vertikal ke dinding tiga kali sehari selama 20 menit; dan membalikkan telapak kaki keatas dalam posisi dorsofleksi bila duduk atau berdiri selama periode lama Meningkatkan aliran balik vena dan menurunkan resiko terjadinya edema, varises atau trobosis vena Kaki dorsofleksi untuk tes terhadap tanda Homans. Bila ada, rujuk pada dokter. Tanda Homans positif dapat menunjukkan tromboflebitis Kaji adanya kelemahan. Anjurkan klien untuk mengindari perubahan posisi dengan cepat Perubahan posisi cepat dapat mengakibatkan pusing saat darah terkumpul di ekstremitas bawah, menurunkan volume sirkulasi

Diagnosa keperawatan : Kelebihan volume cairan sehubungan dengan perubahan mekanisme regulator, retensi natrium/ air Hasil yang diharapkan : 1. Klien dapat menyebutkan cara-cara untuk meminimalkan masalah 2. Klien dapat mengidentifikasi tanda/gejala yang memerlukan evaluasi / intervensi medis 3. Bebas dari hipertensi, albuminuria, retensi cairan berlebihan dan edema wajah Tindakan atau Intervensi : Mandiri Intervensi Rasional Pantau berat badan secara teratur Mendeteksi penambahan berat badan berlebihan dan retensi cairan yang tidak kelihatan, yang potensial patologis. Selama trimester kedua, total cairan tubuh (plasma dan SDM) meningkat 1000 ml karena sebagian kadar estrogen merangsang kelenjar adrenal untuk mensekresikan aldosteron yang menahan natrium dan air. Meski sampai 5 lb (3,6 Kg) cairan dapat ditahan dengan edema tidak tampak, peningkatan ini dapat memperberat dekompensasi jantung Kaji adanya tanda tanda HAK, perhatikan tekanan darah. Pantau lokasi/ luasnya edema, masukan atau keluaran cairan. Perhatikan laporan laporan gangguan penglihatan, sakit kepala, nyeri epigastrik atau adanya hiperrefleksia Indikator edema patologis. Meskipun HAK karena retensi cairan berlebihan biasanya tidak terlihat sampai akhir minggu ke 10 kehamilan, dapat terjadi diawal, khususnya pada klien dengan factor predisposisi seperti DM, penyakit ginjal, hipertensi, gestasi multiple, malnutrisi (kelebihan BB/ kurang BB), mola hidatidosa Tes urin terhadap albumin Deteksi masalah vascular berkenaan dengan spasme glomerular dari ginjal, yang menurunkan resorpsi albumin Berikan informasi tentang diet (mis, peningkatan protein, tidak menambahkan garam meja, menghindari makan dan minum tinggi natrium) Nutrisi adekuat, khususnya peningkatan HAK. Na berlebihan dapat memperberat retensi air (terlalu sedikit Na dapat mengakibatkan dehidrasi) Anjurkan meninggikan ekstremitas secara periodic selama sehari Edema fisiologis dari ekstremitas bawah terjadi di penghujung hari adalah normal tetapi harus dapat diatasi dengan tindakan sederhana. Bila tidak teratasi pemberi pelayanan kesehatan harus diberi tau Kolaborasi Intervensi Rasional Jadwalkan kunjungan prenatal lebih sering dan lakukan pengobatan bila ada HAK. Perawatan membantu meningkatkan kesejahteraan ibu/ janin Diagnosa keperawatan : Ketidaknyamanan sehubungan dengan perubahan pada mekanika tubuh, efek-efek hormon, ketidakseimbangan elektrolit yang ditandai oleh ketegangan pada punggung, kram kaki, nyeri ulu hati Hasil yang diharapkan : 1. Klien dapat mengidentifikasi dan mendemonstrasikan tindakan perawatan diri yang tepat 2. Ketidaknyamanan dicegah atau diminimalkan

Tindakan atau Intervensi : Mandiri Intervensi Rasional Perhatikan adanya masalah yang berhubungan dengan curah jantung atau kesulitan pernafasan dan rujuk pada diagnosa keperawatan yang tepat Meskipun kondisi ini adalah hal sering mengakibatkan ketidaknyamanan, klien biasanya mengalami rasa nyaman secara fisik, bebas dari ketidaknyamanan khas, pada trimester ketiga Kaji ulang adanya perubahan BAB dan hemoroid Penurunan motilitas gastrointestinal, efek suplemen zat besi dan peningkatan tekanan/ Penurunan motilitas gastro-intestinal, efek suplemen zat besi dan peningkatan tekanan perubahan posisi dari pembesaran uterus mempengaruhi fungsi normal Diskusikan masukan diet, latihan, dan penggunaan pelunak feces Membantu dalam pencegahan/ penata laksanaan konstipasi Perhatikan adanya nyeri ulu hati (pirosis), tinjau ulang riwayat diet. Jelaskan fisiologis masalah. Anjurkan klien menghindari makanan gorengan /berlemak, makan enam kali sehari dalam porsi kecil, lakukan posisi semi fowler, hindari makanan yang sangat dingin Makanan berlemak meningkatkan keasaman gastric, makan sering dalam porsi kecil menetralkan keasaman. Posisi semi fowler, menurunkan masukan cairan, dan menghindari makanan dingin membantu mencegah refluks gastric Perhatikan adanya sakit punggung dan tekanan pada punggung bagian bawah. Demontrasikan latihan (mis; mengangkat panggul, berbaring datar pada punggung dan punggung menekan lantai). Tinjau ulang yang dikenakan dengan tepat mis; sepatu berhak rendah; pakaian longgar dan nyaman Menghilangkan tegang pada punggung bawah yang disebabkan oleh peningkatan lengkung vertebra lumbosakral dan pengencangan otot punggung Kaji ulang adanya kram pada kaki, ajarkan klien untuk meluruskan kaki dan dorsofleksikan telapak kaki Tekanan pada saraf pelvis serta rendahnya kalsium jaringan, potensial menyebabkan kram kaki. Meluruskan kaki dan dorsofleksi telapak kaki meningkatkan perfusi/ oksigenasi jaringan dan membantu menghilangkan tekanan pada saraf-saraf ekstremitas bagian bawah Anjurkan mengurangi masukan produk susu dan menggunakan aluminium laktat atau melanjutkan dengan 1 quart susu setiap hari dan menggunakan aluminium hidroksida, bila kram kaki berat atau menetap Masukan makanan yang mengandung kalsium/ produk kalsium secara terus menerus, meningkatkan kadar plasma terionisasi. Aluminium hidroksida meng-ikat fosfor pada saluran usus, meng-imbangi ketidak seimbangan kalsium-fosfor Berikan informasi tentang pilihan yang tepat dari antasida yang dijual bebas. Hindari penggunaan bikarbonat sebagai penetralisir atau produk kalsium jika diperlukan Mungkin menimbulkan konstipasi dan atau dapat mengandung bahan, seperti Na, yang merupakan kontraindikasi pada situasi tertentu karena sifatnya meretensi air. Penggunaan antasida yang mengandung kalsium sebagai tambahan masukan makanan tinggi kalsium dapat memperberat ketidak seimbangan kalsium-fosfor dan terjadinya kram otot. Kolaborasi Intervensi Rasional Beri antasida rendah Na Menetralisir keasaman gastric; penurunan kadar fosfor Beri suplemen kalsium dan aluminium dalam bentuk jeli dengan cepat Tambahan untuk produk susu akibat adanya intoleransi diet. Dapat menurun-kan kadar fosfor

Diagnosa keperawatan : Perubahan pola seksualitas sehubungan dengan konflik mengenai perubahan hasrat seksual dan harapan, takut akan cedera fisik yang ditandai oleh kesulitan, pembatasan atau perubahan dalam perilaku seksual Hasil yang diharapkan : 1. Klien dapat mendiskusikan masalah seksual 2. Klien dapat mengungkapkan pemahaman tentang alasan yang mungkin untuk diubah 3. Klien dapat mengidentifikasi alternatif yang dapat diterima untuk memenuhi kebutuhan individu 4. Klien dapat mengungkapkan kepuasan bersama atau konseling, bila dibutuhkan Tindakan atau Intervensi : Mandiri Intervensi Rasional Diskusikan dampak kehamilan terhadap pola koitus yang normal Kepuasan seksual yang optimal untuk klien prenatal terjadi pada trimestr kedua karena vasokongesti pelvis/ perineal meningkatkan kenikmatan orgasme. Pria dapat mengalami berbagai perasaan saat berespon terhadap peningkatan hasrat pasangannya dan menjadi bingung karena penurunan/ peningkatan hasrat seksualitasnya sendiri dalam memberi respon terhadap perubahan bentuk tubuh pasangannya Tinjau ulang apa yang dirasakan dan didiskusikan kemungkinan pilihan dalam peningkatan kontak fisik melalui berpelukan dan bercumbu daripada melakukan koitus secara aktual Rasa takut mencederai janin pada saat koitus adalah hal yang umum. Meyakinkan dan memperhatikan bahwa hal tersebut normal dapat membantu menghilangkan ansietas. Pilihan lain akan diterima dengan baik apabila keduanya terpuaskan Tinjau ulang perubahan posisi yang mungkin dilakukan dalam aktifitas seksual Membantu pasangan untuk memper-timbangkan/ membuat pilihan Waspadai adanya indikasi kemungkinan kesulitan seksual atau perilaku yang tidak sesuai dari pria Disini tampak frekuensi penyimpangan menjadi lebih tinggi (mis, perkosaan, incest, kejahatan, kekerasan, dan per-selingkuhan ekstramarital) bila pasangan sedang hamil Kolaborasi Intervensi Rasional Rujuk pada perawat klinis spesialis/ konseling sesuai indikasi Mungkin perlu bantuan tambahan untuk mengatasi masalah dasar yang dapat berkembang selama kehamilan atau mungkin sudah ada sebelumnya Diagnosa keperawatan : Ketidakefektifan koping individual sehubungan dengan krisis situasi/ maturasi, kerentanan pribadi, persepsi tidak realistis Hasil yang diharapkan : 1. Mengekspresiksn perasaan dengan bebas 2. Mengidentifikasi kekuatan individual 3. Menunjukkan keterampilan koping dan pemecahan masalah yang efektif

Tindakan atau Intervensi : Mandiri Intervensi Rasional Identifikasi rasa takut/ angan-angan klien yang mungkin dimiliki Rasa takut dan angan angan yang umum dari wanita/ pria dapat timbul pada saat ini. Wanita mungkin takut kematian dari suami, dan pria berfantasi tentang jika dirinya hamil Kuatkan pasangan bahwa rasa takut dan fantasi tersebut adalah normal Dapat menyulitkan bagi individu yang tidak melihat kenormalan dari pengalaman ini Evaluasi derajat disfungsi klien yang dialami untuk mengubah apa yang sedang terjadi dan yang sudah diperkirakan Klien yang mengalami kesulitan menyesuaikan tugas tugas yang berlebihan berkenaan dengan kehamilan/ menjadi orang tua dapat bermanifestasi tidak sesuai dalam melewati perawatan kesehatan prenatal dari kelabilan emosi-nya. Pasangan pria dapat mendemonstrasikan koping negatif seperti asyik dengan kerja/ hobi baru, kurang berminat terhadap kehamilan, atau keterlibatan dalam aktivitas ekstra marital Anjurkan klien untuk mengekspresikan perasan tentang kehamilan dan menjadi orang tua Mengakui dan mengekspresikan perasaan dapat membantu individu mulai meng-identifikasikan masalah dan memulai proses pemecahan masalah Kolaborasi Intervensi Rasional Rujuk untuk konseling dan penyuluhan sesuai kebutuhan Mungkin perlu tambahan bantuan untuk mengatasi masalah pokok Diagnosa keperawatan : Gangguan citra tubuh sehubungan dengan persepsi perubahan bio fisik, respon orang lain Hasil yang diharapkan : 1. Klien akan mengungkapkan penerimaan atau adaptasi bertahap untuk mengubah konsep diri. 2. Klien akan mendemonstrasikan citra tubuh positif dengan mempertahankan kepuasan penampilan keseluruhan. Tindakan atau Intervensi : Mandiri Intervensi Rasional Kaji sikap terhadap kehamilan, perubahan bentuk tubuh, dsb. Pada trimester kedua, perubahan bentuk tubuh telah tampak. Respon negatif dapat terjadi pada klien yang memiliki konsep diri rapuh. Efek lain seperti kloasma, striae gravidarum, telangiektasis, jerawat dapat memperberat perubahan emosi. Diskusikan perubahan aspek fisiologis, dan respon klien terhadap perubahan. Berikan informasi tentang kenormalan perubahan. Individu bereaksi secara berbeda terhadap perubahan. Informasi dapat membantu memahami atau menerima apa yang terjadi. Anjurkan gaya dan sumber yang tersedia dari pakaian saat hamil. Situasi individu menandakan kebutuhan akan pakaian yang akan meningkatkan penampilan klien dan melakukan aktivitas yang menyenangkan. Diskusikan metoda perawatan kulit dan berhias, menggunakan kaos kaki penyokong, pemeliharaan postur dan progam latihan sedang. Belajar dan ikut melihat dan merasa lebih baik

mungkin membantu untuk memper-tahankan perasaan positif tentang dirinya. Aturan latihan perinatal yang bukan latihan ketahanan cenderung memper-pendek persalinan, meningkatkan kemungkinan kelahiran vaginal spontan, dan menurunkan kebutuhan terhadap augmentasi oksitosin. Kolaborasi Intervensi Rasional Rujuk pada sumber lain seperti konseling dan atau kelas pendidikan kelahiran anak dan menjadi orang tua. Mungkin membantu dalam memberikan dukungan tambahan, selama periode perubahan dan mengidentifikasi model peran. Diagnosa keperawatan : Kurangnya pengetahuan mengenai kemajuan alamiah dari kehamilan sehubungan dengan terus membutuhkanya informasi sesuai perubahan trimester kedua yang dialami yang ditandai dengan permintaan informasi, pernyataan masalah atau konsep yang salah. Hasil yang diharapkan : 1. Klien dapat mengungkapkan atau mendemonstrasikan perilaku perawatan diri yang meningkatkan kesejahteraan. 2. Klien akan bertanggung jawab terhadap perawatan kesehatannya sendiri. 3. Klien akan mengenali dan melakukan tindakan untuk meminimalkan dan mencegah faktor resiko. 4. Klien dapat mengidentifikasikan tanda bahaya atau mencari perawatan medis yang tepat. Tindakan atau Intervensi : Mandiri Intervensi Rasional Tinjau ulang perubahan yang diharapkan selama trimester kedua. Pertanyaan timbul sesuai perubahan baru yang terjadi tanpa memperhatikan apakah diharapkan atau tidak. Lakukan progaram penyuluhan sesuai pedoman Pengulangan menguatkan penyuluhan dan bila klien belum melihat sebelumnya informasi bermanfaat saat ini. Beri informasi tentang kebutuhan fero sulfat dan asam folat. Fero sulfat dan asam folat membantu memertahankan kadar Hb normal. Defisiensi asam folat memperberat anemia megaloblastik, kemungkinan aborsi dan malformasi janin. Identififkasi kemungkinan resiko kesehatan individu, misal aborsi spontan, penyakit jantung, hipertensi akibat kehamilan, DM gestasional. Membantu mengingatkan klien tentang potensial situasi resiko tinggi yang memerlukan pemantauan lebih ketat dan atau intervensi. Kolaborasi Diskusikan obat-obatan yang mungkin diperlukan untuk mengontrol atau mengatasi masalah medis. Membantu dalam memilih kegiatan karena kebutuhan harus ditekankan pada kemungkinan efek berbahaya pada janin. Diskusikan kebutuhan terhadap pemerik-saan lab khusus skrining dan pemantauan sesuai indikasi . Kunjungan pranatal yang sering mungkin diperlukan untuk meningkatkan kesejahtraan ibu. Pemantauan Hb dan Ht menggunakan elektroforesis mendeteksi anemia khusus dan

membantu menentukan penyebab. Skrining untuk DMG pada klien berisiko dapat mendeteksi hiperglikemia, dapat memerlukan tindakan insulin dan atau diet. Diagnosa keperawatan : Resiko tinggi terhadap cidera pada janin sehubungan dengan masalah kesehatan ibu, pemajanan pada teratogen atau agen infeksi Hasil yang diharapkan : 1. Klien akan mengungkapkan kesadaran tentang faktor resiko individu. 2. Klien akan menghindari faktor dan perilaku yang dapat memperberat cedera janin. Tindakan atau Intervensi : Mandiri Intervensi Rasional Tentukan pemahaman sebelum informasi diberikan Mengidentifikasikan kebutuhan atau masalah individu dan memberikan kesempatan untuk memperjelas kesalahan konsep, khususnya untuk klien yang berkunjung pertama kali. Tinjau ulang status kesehatan ibu, misal malnutrisi, penyalahgunaan penggunaan zat. Faktor ini dapat mempunyai dampak besar pada perkembangan jaringan dan organ jaringan dan identifikasi serta interfensi awal dapat mencegah hasil yang buruk. Kaji faktor lain yang mungkin berbahaya pada janin, misal pemajanan virus atau PHS, faktor lingkungan. Identifikasi memungkinkan pendiskusian cara-cara untuk meminimalkan atau mencegah cidera. PHS atau virus merupakan masalah ringan tapi berdampak negatif besar pada kesejahteraan janin. Perhatikan quickening dan denyut jantung janin. Rujuk pada dokter bila ditemukan masalah. Pergerakan janin dapat dirasakan pada dirasakan pada minggu ke 16 20, kurang gerakan dapat menandakan adanya masalah. Gagal untuk mendeteksi DJJ dapat menandakan penurunan atau tidak adanya janin atau adanya mola hidatidosa. Kaji pertumbuhan uterus dan tinggi fundus pada tiap kunjungan. Merupakan skrining untuk gestasi multipel, pertumbuhan janin normal atau abnormal,dapat mendeteksi masalah yang berhubungan dengan polihidramnion atau oligohidramnion Beri informasi tentang tes diagnostik atau prosedur dan tinjau ulang resiko dan potensial efek samping Mempunyai informasi yang membantu klien atau pasangan untuk menghadapi situasi dan membuat keputusan berdasarkan informasi. Kolaborasi Intervensi Rasional Bantu dengan prosedur ultrasonografi, dan jelaskan tujuannya Mendeteksi adanya janin di awal minggu ke 5-6 gestasi dan memberikan informasi tentang pertumbuhan janin dengan menggunakan pengukuran kepala sampai kaki, panjang femur, dan diameter biparietal, untuk memastikan usia gestasi dan mengesampingkan retardasio pertumbuhan. Juga menentukan ukuran dan lokasi plasenta dan dapat mendeteksi bebeapa abnormalitas janin Dapatkan sampel serum ibu untuk kadar alfa fetoprotein (AFT) diantara minggu ke 14 dan 16 Pada NTD terbuka (paling umum spina divida dan anencephali), AFP, protein yang diproduksi oleh kantung yolk dan hepar janin, ada pada serum ibu dengan kadar 8 kali lebih tinggi dari normal pada gestasi minggu ke 15

Bantu dengan amniosintesis bila kadar AFP abnormal khususnya pada populasi resiko tinggi (misalnya; Klien dengan kemungkinan kelainan genetic/ anak sebelumnya mengalami abnormalitas kromosom, gravida tua lebih dari usia 35 tahun), Bila klien belum dilakukan sample vilus korionik (SVK) Analisis cairan amniotic mendeteksi kelainan genetic/ kromosom dan NTD Ikuti konseling genetic, bila perlu Klien akan memerlukan informasi untuk membuat keputusan berdasarkan infor-masi tentang perjalanan tindakan selama kehamilan ini serta yang akan datang Lakukan skrining klien terhadap DMG dengan tes toleransi glukosa (TTG) pada gestasi minggu ke 24-26 sesuai indikasi. DMG dihubungkan dengan makrosomia dan masalah distosia 3.4. Implementasi Tindakan keperawatan/ implementasi dilaksanakan sesuai rencana keperawatan yang telah dibuat

Handout keperawatan Maternitas/2011 Keperawatan Maternitas/Yanita 1 ASUHAN KEPERAWATAN IBU HAMIL [HandOut Keperawatan Maternitas] Oleh : Yanita Trsetiyanigsih, S.Kp., Ns PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN STIKES A.YANI YOGYAKARTA 2011 HandOut Keperawatan Maternitas/2011 Oleh : Yanita Trisetiyaningsih, S.Kep., Ns Tujuan Instruksional Umum : Setelah dilakukan perkuliahan selama 100 menit, mahasiswa diharapkan mengerti dan memahami mengenai asuhan keperawatan pada ibu hamil. Tujuan Instruksional Khusus : Setelah dilakukan perkuliahan selama 100 menit, mahasiswa diharapkan mengerti dan memahami mengenai : 1. Istilah dalam kehamilan 2. Faktor factor yang mempengaruhi kehamilan

3. Perubahan dan adaptasi psikologis selama kehamilan 4. Kebutuhan Ibu Hamil 5. Tanda Bahaya Kehamilan 6. Konsep dasar asuhan kehamilan (Prenatal care) 7. Proses Keperawatan a. Pengkajian b. Diagnosa Keperawatan c. Intervensi Daftar Pustaka : Ilyas, Jumarni. 1994. Asuhan keperawatan Perinatal. Jakarta. EGC Hamilton, Persis Mary. 1995. Dasar dasar Keperawatan Maternitas. Ed 6. Jakarta. EGC Bobak. 2004. Buku Ajar keperawatan Maternitas. Ed 4. Jakarta. EGC. Mitayani. 2009. Asuhan Keperawatan Maternitas. Salemba Medika. Jakarta Sulistyawati, Ari. 2009. Asuhan kebidanan pada masa kehamilan. Salemba Medika. Jakarta Bandiyah, Siti. 2009. Kehamilan, Persalinan dan gangguan kehamilan. Nuha Medika. Yogyakarta Asuhan Ibu Hamil/STIKES A.Yani Yogyakarta/Yanita 2 HandOut Keperawatan Maternitas/2011 A. Istilah dalam kehamilan Partus adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar. Partus prematurus adalah suatu partus dari hasil konsepsi yang dapat hidup tetapi belum aterm. Berat janin antara 1000 sampai 2500 gram atau tua kehamilan antara 28 minggu sampai 36 minggu. Partus post maturus atau serotinus adalah partus yang terjadi 2 minggu atau lebih dari waktu partus yang diperkirakan. Gravida adalah orang yang sedang hamil.

Primigravida adalah seorang wanita yang hamil untuk pertama kali. Para adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi yang dapat hidup. Multipara adalah seorang wanita yang beberapa kali melahirkan bayi yang dapat hidup (Prawirohardjo, 1999). B. Faktor factor yang mempengaruhi kehamilan 1. Faktor Fisik a. Status kesehatan 1) kehamilan pada usia tua a) Segi negatif kehamilan di usia tua Kondisi fisik ibu hamil dengan usia lebih dari 35 tahun akan sangat mempengaruhi proses kelahiran (kontraksi uterus). Pada usia lebih dari 35 tahun, kualitas sel telur sudah mulai menurun sehingga pada proses pembuahan kemungkinan terjadi gangguan yang akan mengakibatkan gangguan tumbuh kembang janin (IUGR) yang bisa berakibat bayi berat lahir rendah (BBLR). b) Segi positif kehamilan di usia tua Kepuasan peran sebagai ibu Merasa lebih siap Pengetahuan mengenai perawatan kehamilan dan bayi lebih baik Rutin melakukan pemeriksaan kehamilan Mampu mengambil keputusan Karier baik, status ekonomi lebih baik Perkembangan intelektual anak lebih tinggi Asuhan Ibu Hamil/STIKES A.Yani Yogyakarta/Yanita 3 HandOut Keperawatan Maternitas/2011 Periode menyusui lebih lama Toleransi pada kehamilan lebih besar 2) Kehamilan multiple

Pada kehamilan multiple biasanya kondisi ibu lebih lemah. Halini disebabkan oleh adanya beban ganda yang harus ditanggung ibu, baik dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi, oksigen, dll. Pada kehamilan multiple biasanya mengindikasikan adanya beberapa penyulit pada proses persalinannya sehingga diperlukan persalinan operatif (SC). Ketika bayi sudah lahir, kemungkinan ketegangan dalam merawat bayi akan sering terjadi karena konsentrasi ibu dua kali lipat daripada bayi tunggal. 3) Kehamilan dengan HIV Pada kehamilan dengan ibu yang mengidap HIV, maka janin akan menjadi sangat rentan terhadap penularan selama proses kehamilannya karena virus HIV kemungkinan akan ditransfer melalui plasenta. Pada penderita HIV, salam perjalanan penyakitnya akan mengalami penurunan kondisi tubuh jika tidak mendapatkan penanganan dan pemantauan yang adekuat dari petugas kesehatan. Selain adanya pengaruh fisik terhadap ibu dan bayi, hal hal lain yang tidak kalah pentingnya dan harus dipertimbangkan oleh tenaga kesehatan ketika memberikan asuhan adalah kondisi psikologis ibu yang kemungkinan akan mengalami kehilangan, cemas, depresi, dilema serta khawatir akan kesehatan bayinya. b. Status Gizi Pemenuhan kebutuhan nutrisi yang adekuat sangat mutlak dibutuhkan oleh ibu hamil agar dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi dan persiapan fisik ibu dalam menghadapi persalinan dengan aman. Selain itu pemenuhan gizi seimbang selama hamil akan meningkatkan kondisi kesehatan bayi dan ibu terutama dalam menghadapi masa nifas sebagai modal awal untuk menyusui. c. Gaya hidup Beberapa gaya hidup yang dapat menrugikan kesehatan ibu hamil dan harus dihindari adalah kebiasaan begadang, bepergian jauh dengan kendaraan Asuhan Ibu Hamil/STIKES A.Yani Yogyakarta/Yanita 4 HandOut Keperawatan Maternitas/2011 bermotor, dll. Gaya hidup ini akan menganggu kesejahteraan bayi yang dikandung karena kebutuhan istirahat mutlak diperlukan. d. Perokok/Alkoholik Ibu hamil yang merokok akan sangat merugikan dirinya dan bayinya. Bayi akan kekurangan oksigen dan racun yang diisap melalui rokok dapat ditransfer melalui plasenta kedalam tubuh

bayi. Pada ibu hamil dengan merokok berat kita harus waspada akan risiko keguguran, kelahiran prematur, BBLR bahkan kematian janin. e. Kehamilan yang tidak diharapkan/kehamilan diluar nikah Jika kehamilan tidak diharapkan maka secara otomatis ibu akan membenci kehamilannya sehingga tidak ada keinginan dari ibu untuk melakukan hal hal positif yang dapat meningkatkan kesehatan janinnya. Pada kasus ini perlu kita waspadai risiko adanya keguguran, prematur bahkan kematian janin. Yang harus diperhatikan lagi adalah kesiapan ekonomi. Ketidaksiapan ibu akan menyebabkan postpartum blues. 2. Faktor Psikologis a. Stressor internal Merupakan stressor yang berasal dari dalam diri ibu sendiri. Adanya beban psikologis yang ditanggung ibu dapat menyebabkan gangguan perkembangan bayi dalam kandungan yang akan terlihat nantinya ketika bayi sudah dilahirkan. Kepribadian anak akan tergantung dari kondisi stres yang dialami ibu ketika hamil. b. Stressor eksternal Merupakan pemicu stres yang berasal dari luar. Misalnya masalah ekonomi, konflik keluarga, pertengkaran dengan suami, tekanan dari lingkungan luar, dll. c. Dukungan keluarga Pada setiap tahap usia kehamilan, ibu akan mengalami perubahan baik fisik maupun psikologis. Ibu harus melakukanb adaptasi pada setiap perubahan yang terjadi. Untuk ibu ibu hamil sangat membutuhkan dukungan yang intensif dari keluarga dengan cara menunjukkan perhatian dan kasih sayang. d. Kekerasan pada masa lalu Kekerasan yang mungkin dialami ibu pada masa lalu/masa kecil akan sangat mempengaruhi kepribadian ibu dan akan mempengaruhi kepribadian bayi yang dikandung. Untuk itu tenaga kesehatan harus bisa menempatkan diri sebagai Asuhan Ibu Hamil/STIKES A.Yani Yogyakarta/Yanita 5 HandOut Keperawatan Maternitas/2011 teman atau pendamping tempat bersandar bagi pasien dalam masalah kesehatan. Klien dengan riwayat ini akan cenderung berkepribadian tertutup.

e. Partner abuse Hasil penelitian menunjukkan bahwa korban kekerasan terhadap perempuan adalah wanita yang telah bersuami. Setiap bentuk kekerasan yang dilakukan oleh pasangan harus selalu diwaspadai oleh tenaga kesehatan jangan sampai membahayakan kesehatan ibu dan bayi yang dikandung. Efek psikologis yang muncul adalah gangguan rasa aman dan nyaman pada pasien. Sewaktu waktu pasien akan mengalami perasaan terancam yang akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan janinnya. 3. Faktor lingkungan, sosial dan budaya a. Kebiasaan, adat istiadat Ada beberapa kebiasaan adat istiadat yang merugikan kesehatan ibu hamil. Tenaga kesehatan harus bijaksana dalam menyikapi keadaan ini jangan sampai menyinggung kearifan lokal yangg sudah berlaku di daerah tersebut. b. Fasilitas kesehatan Adanya fasilitas kesehatan yang memadai akan sangat menentukan kualitas pelayanan kepada ibu hamil dan akan sangat menentukan atau berpengaruh terhadap upaya penurunan angka kesehatan ibu (AKI). c. Status ekonomi Tingkat sosial ekonomi terbukti sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan fisik dan psikologis ibu hamil. d. Kekerasan dalam kehamilan Terjadinya kekerasan dalam kehamilan akan sangat mempengaruhi kesehatan ibu dan bayi. Tekanan psikologis yang dialami ibu hamil akan membawa dampak yang sangat tidak baik bagi bayinya. Jika ibu mengalami depresi kemungkinan keinginan untuk merawat bayi juga akan menurun sehingga sebagai tenaga kesehatan perlu waspada terhadap adanya penyulit dan komplikasi tersebut. e. Tingkat pendidikan Penguasaan pengetahuan erat kaitannya dengan kualitas perawatan bayi sangat berkaitan erat dengan tingkat pengetahuan seseorang. Penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin baik pula pengetahuannya tentang sesuatu. Asuhan Ibu Hamil/STIKES A.Yani Yogyakarta/Yanita 6 HandOut Keperawatan Maternitas/2011

f. Pekerjaan Pekerjaan seseorang akan menggambarkan aktivitas dan tingkat kesejahteraan ekonomi yang akan didapatkan. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa ibu yang bekerja mempunyai tingkat pengetahian yang lebih baik daripada ibu yang tidak bekerja. C. Konsep dasar asuhan kehamilan (Prenatal Care) Tiga komponen dasar perawatan prenatal adalah : 1. Pengkajian risiko kehamilan 2. meningkatkan kesehatan 3. Intervensi medis dan psikososial Perawatan kehamilan yang tidak adekuat bisa mengakibatkan berat badan bayi lahir rendah dan meningkatkan kejadian prematuritas. Adanya korelasi yang kuat antara dua kejadian di atas dengan peningkatan angka morbiditas bayi. Tujuan Asuhan Kehamilan antara lain : 1. Memantau kemajuan kehamilan, memastikan kesejahteraan ibu dan tumbuh kembang janin. 2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental serta sosial ibu dan bayi. 3. menemukan secara dini adanya masalah/gangguan dan kemungkinan komplikasi yang terjadi selama kehamilan. 4. Mempersiapkan kehamilan dan persalinan dengan selamat baik ibu maupun bayi, dengan trauma seminimal mungkin. 5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas dan pemberian ASI Eksklusif berjalan normal. 6. Mempersiapkan ibu dan keluarga dapat berperan dengan baik dalam memelihara bayi agar dapat tumbuh dan berkembang secara normal. Standar Asuhan Kehamilan Kunjungan antenatal care (ANC) minimal : 1. Satu kali pada trimester 1 (usia kehamilan 0 13 minggu). 2. Satu kali pada trimester II (usia kehamilan 14 27 minggu) 3. Dua kali pada trimester III (usia kehamilan 18 40 minggu) Pelayanan standar adalah 7T yaitu

a. Timbang berat badan. b. Ukur Tekanan darah. c. Ukur Tinggi fundus uteri. d. Pemberian imunisasi TT lengkap. Asuhan Ibu Hamil/STIKES A.Yani Yogyakarta/Yanita 7 HandOut Keperawatan Maternitas/2011 e. Pemberian Tablet besi (Fe) minimal 90 tablet selama kehamilan dengan dosis f. satu tablet setiap harinya. g. Lakukan Tes Penyakit Menular Seksual (PMS). h. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan. Kunjungan Prakonsepsi Idealnya kunjungan pertama dilakukan selama konsepsi dengan riwayat kesehatan yang lengkap dan pemeriksaan fisik, misalnya DM, IMS, merokok, minum minuman keras , dll yang mungkin berakibat negatif pada kehamilan ibu. Ibu dianjurkan mengkonsumsi asam folat dosis 400mg/hari untuk mengurangi risiko defek tabung neural. Kunjungan Prenatal Pertama Tujuan pemeriksaan ibu pada kunjungan prenatal pertama adalah sebagai berikut : 1. Untuk memastikan kehamilan 2. Untuk pemeriksaan kesehatan fisik ibu hamil 3. Untuk mengkaji pertumbuhan dan perkembangan janin 4. Untuk mengevaluasi kebutuhan psikososial ibu dan keluarganya 5. Untuk mengkaji kebutuhan konseling dan pembelajaran 6. untuk menyusun rencana perawatan guna meningkatkan kesehatan ibu dan bayi. D. Perubahan dan adaptasi psikologis selama kehamilan PERUBAHAN PERAN SELAMA KEHAMILAN Seiring dengan bertambahnya usia kehamilan, ibu akan mengalami perubahan

psikologis dan pada saat ini pula wanita akan mencoba untuk beradaptasi terhadap peran barunya melalui tahapan sebagai berikut. 1. Tahap antisipasi Dalam tahap ini wanita akan mengawali adaptasi perannya dengan merubah peran sosialnya melalui latihan formal (misalnya kelas-kelas khusus kehamilan) dan informal melalui model peran (role model). Meningkatnya frekuensi interaksi dengan wanita harnil dan ibu muda lainnya akan mempercepat proses adaptasi untuk mencapai penerimaan peran barunya sebagai seorang ibu. 2. Tahap honeymoon (menerima peran, mencoba menyesuaikan diri) Pada tahap ini wanita sudah mulai menerirna peran barunya dengan cara mencoba menyesuaikan diri. Secara internal wanita akan mengubah posisinya sebagai penerima kasih sayang dari ibunya menjadi pemberi kasih sayang terhadap bayinya. Untuk memenuhi kebutuhan akan kasih sayang, wanita akan menuntut dari pasangannya. Aspek lain yang berpengaruh dalam tahap ini adalah seiring Asuhan Ibu Hamil/STIKES A.Yani Yogyakarta/Yanita 8 HandOut Keperawatan Maternitas/2011 dengan sudah mapannya beberapa persiapan yang berhubungan dengan kelahiran bayi, termasuk dukungan semangat dari orang-orang terdekatnya. 3. Tahap stabil (bagaimana mereka dapat melihat penampilan dalam peran) Tahap sebelumnya mengalami peningkatan sampai ia mengalami suatu titik stab dalam penerimaan peran barunya. la akan melakukan akti vitas-aktivitas yan bersifat positif dan berfokus untuk kehamilannya, seperti mencari tahu tentan informasi seputar persiapan kelahiran, cara mendidik dan merawat anak, serf hal yang berguna untuk menjaga kondisi kesehatan keluarga. 4. Tahap akhir (perjanjian) Meskipun ia sudah cukup stabil dalam menerima perannya, namun ia tetap mengadakan "perjanjian" dengan dirinya sendiri untuk sedapat mungkii "menepati janji" mengenai kesepakatan-kesepakatan internal yang telah ia buat berkaitan dengan apa yang akan ia perankan sejak saat ini sampai bayinya lahir kelak. PERUBAHAN PSIKOLOGIS TRIMESTER I (PERIODE PENYESUAIAN) 1. Ibu merasa tidak sehat dari kadang merasa benci dengan kehamilannya.

2. Kadang muncul penolakan, kekecewaan, kecemasan, dan kesedihan. Bahkan kadang ibu berharap agar dirinya tidak hamil saja. 3. Ibu akan selalu mencari tanda-tanda apakah ia benar-benar hamil. Hal ini dilakukan sekadar untuk meyakinkan dirinya. 4. Setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu mendapat perhatian dengan saksama. 5. Oleh karena perutnya masih kecil, kehamilan merupakan rahasia seorang ibu yang mungkin akan diberitahukannya kepada orang lain atau malah mungkin dirahasiakannya. 6. Hasrat untuk melakukan hubungan seks berbeda-beda pada tiap wanita, tetapi kebanyakan akan mengalami penurunan. PERUBAHAN PSIKOLOGIS TRIMESTER II (PERIODE KESEHATAN YANG BAIK) 1. Ibu merasa sehat, tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormon yang tinggi. 2. Ibu sudah bisa menerima kehamilannya. 3. Merasakan gerakan anak. 4. Merasa terlepas dari ketidaknyamanan dan kekhawatiran. 5. Libido meningkat. 6. Menuntut perhatian dan cinta. 7. Merasa bahwa bayi sebagai individu yang merupakan bagian dari dirinya. Asuhan Ibu Hamil/STIKES A.Yani Yogyakarta/Yanita 9 HandOut Keperawatan Maternitas/2011 8. Hubungan sosial meningkat dengan wanita hamil lainnya atau pada orang lain yang baru menjadi ibu. 9. Ketertarikan dan aktivitasnya terfokus pada kehamilan, kelahiran, dan persiapan untuk peran baru. PERUBAHAN PSIKOLOGIS TRIMESTER III (PERIODE PENANTIAN DENGAN PENUH KEWASPADAAN) 1. Rasa tidak nyaman tirabul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan tidak menarik. 2. Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu.

3. Takut akan rasa sakit dan bahaya fisikyang timbul pada saat melahirkan, khawatir akan keselamatannya. 4. Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal, bermimpi yang mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya. 5. Merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya. 6. Merasa kehilangan perhatian. 7. Perasaan mudah terluka fsensitif). 8. Libido menurun. ADAPTASI YANG DIALAMI OLEH AYAH Selama masa kehamilan ayah juga mengalami adaptasi peran yang cukup menimbulkan stres tersendiri. 1. Surnber stres ayah a. Masalah keuangan. b. Kondisi yang tidak diinginkan selama hamil. c. Cemas bayinya tidak sehat/tidak normal d. Khawatir tentang nyeri istrinya saat melahirkan. e. Peran setelah melahirkan. f. Perubahan hubungan dengan istri, keluarga, dan teman-temannya. g. Kemampuan sebagai orangtua. 2. Perubahan psikologis ayah Perubahan psikologis yang dialami oleh ayah dalam rangka pencapaian penerimaan peran barunya sejalan dengan fase-fase yang dialami oleh ibu. Secara umum ayah yang stres menyukai anak-anak, senang berperan sebagai ayah, dan senang mengasuh anak, percaya diri dan mampu menjadi ayah, serta senang membagi pengalamannya tentang kehamilan dan melahirkan dengan pasangannya. Asuhan Ibu Hamil/STIKES A.Yani Yogyakarta/Yanita 10 HandOut Keperawatan Maternitas/2011 a. Trimester I

1). Memberitahu keluarga, teman, dan relasi. 2). Sering bingung terhadap perubahan istrinya, meliputi perubahan perasaan dan tubuhnya. la memperhatikan kebutuhan istrinya yang mudah lelah dan menurunnya keinginan untuk berhubungan seksual. 3). Saat ini, anaknya adalah bayi yang "potensial". Ayah sering dibayangkan berinteraksi dengan anaknya yang sudah berusia 5 atau 6 tahun, walaupun kehamilan istrinya belum kelihatan. b. Trimester II 1). Peran ayah saat ini masih samar-samar, tetapi kebingungan atas keterbatasannya menurun dengan melihat dan merasakan gerakan fetus. 2). Merasa lebih nyaman dengan dapat melihat anaknya pada USG. 3). Khawatir tentang pembagian peran antara mencari nafkah dan membantu istri mengurus anak. Pada tahap ini kadang timbul konflik pada pasangan mengenai bagaimana ia akan menjadi ayah, c. Trimester III 1). Persiapan yang nyata terlihat untuk kelahiran bayinya. 2). Terlibat dalam kelas bersama, mendampingi istri saat memeriksakan kehamilannya. 3). Timbul rasa takut. 4). Timbul pertanyaan dalam benak, "Seperti apa menjadi orangtua?" atau "Dapatkah ia membantu istrinya selama proses persalinan?" 5). Timbul rasa tidak percaya, seperti apakah ia akan benar-benar mempunyai anak? PERSIAPAN SAUDARA KANDUNG (SIBLING) Sibling Rivalry adalah rasa persaingan diantara saudara kandung akibat kelahiran anak berikutnya. Biasanya terjadi pada anak usia 2 3 tahun. Sibling rivalry ini biasanya ditunjukkan dengan penolakan terhadap kelahiran adiknya, menangis, menarik diri dari lingkungannya, menjauh dari ibunya atau melakukan kekerasan pada adiknya. Untuk mencegah sibling rivalry ada beberapa langkah yang dapat dilakukan, antara lain sebagai berikut : 1. Jelaskan pada anak tentang posisinya 2. Libatkan anak dalam mempersiapkan kelahiran adiknya

Asuhan Ibu Hamil/STIKES A.Yani Yogyakarta/Yanita 11 HandOut Keperawatan Maternitas/2011 3. Ajak anak untuk berkomunikasi dengan bayi sejak masih dalam kandungan 4. Ajak anak untuk melihat benda benda yang berhubungan dengan kelahiran bayi. E. Kebutuhan ibu hamil Diet Makanan Kebutuhan makanan pada ibu hamil mutiak harus dipenuhi. Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan anemia, abortus, IUGR, inersia uteri, perdarahan pasca-persalinan, sepsis puerperalis, dan lain-lain. Sedangkan kelebihan makanankarena beranggapan pemenuhan makan untuk dua orangakan berakibat kegemukan, pre-eklampsi, janin terlalu besar, dan sebagainya Status gizi ibu yang kurang baik sebelum dan selama kehamilan merupakan penyebab utama dari berbagai persoalan kesehatan yang serius pada ibu dan bayi, yang berakibat terjadinya bayi lahir dengan berat badan rendah, kelahiran prematur, serta kematian neonatal dan prenatal Pengaruh suplementasi multigizi mikro (MGM) dan Fe-folat terhadap status gizi makro ibu hamil dengan menggunakan penambahan berat badan hamil (PBBH) sebagai indikator, masih sangat sedikit. Padahal, PBBH merupakan indikator utama yang menentukan hasil kehamilan, di samping berat badan prahamil (BBpH). Berat badan sebelum hamil, PBBH, dan indeks massa tubuh (IMT) masih merupakan indikator yang banyak dipakai untuk menentukan status gizi ibu. Rendahnya PBBH yang diperburuk oleh rendahnya berat badan sebelum hamil dan otomatis rendahnya IMT ditengarai akan meningkatkan risiko kehamilan, seperti BBLR, kelahiran prematur, dan komplikasi pada saat melahirkan. PBBH yang terlalu tinggi berisiko terhadap komplikasi kehamilan seperti hipertensi ,diabetes, dan pre-eklampsi, komplikasi waktu melahirkan, serta makrosomia. Untuk menghindari risiko tersebut, ibu hamil harus memperhatikan asupan gizi sebelura ketika, dan setelah kehamilan, karena rerata PBBH yang dianjurkan di negara berkembang adaJah 12,5 kilogram. Kebutuhan energi Widya Karya Pangan dan Gizi Nasional menganjurkan pada ibu hamil untuk meningkatkan asupan energinya sebesar 285 kkal per hari. Tambahan energi ini bertujuan untuk memasok kebutuhan ibu dalam memenuhi kebutuhan janin. Pada trimester I kebutuhan energi nieningkat

untuk organogenesis atau pembentukan organ-organ penting janin, dan jumlah tambahan energi ini terus nieningkat pada trimester II dan III untuk pertumbuhan janin. Asuhan Ibu Hamil/STIKES A.Yani Yogyakarta/Yanita 12 HandOut Keperawatan Maternitas/2011 Protein. Ibu hamil mengalarni peningkatan kebutuhan protein sebanyak 68%. Widya Karya Pangan dan Gizi Nasional menganjurkan untuk menambah asupan protein menjadi 12% per hari atau 75-100 gram. Bahan pangan yang dijadikan sebagai sumber protein sebaiknya bahan pangan dengan nilai biologi yang tinggi, seperti daging tak berlemak, ikan, telur, susu, dan hasil olahannya. Protein yang berasal dari tumbuhan nilai biologinya rendah jadi cukup sepertiga bagian saja. Zat Besi. Anemia sebagian besar disebabkan oleh defisiensi zat besi, oleh karena itu perlu ditekankan kepada ibu hamil untuk mengonsumsi zat besi selama hamil dan setelah melahirkan. Kebutuhan zat besi selama hamil nieningkat sebesar 300% (1.040 nig selama hamil) dan peningkatan ini tidak dapat tercukupi hanya dari asupan makanan ibu selama hamil melainkan perlu ditunjang dengan suplemen zat besi. Pemberian suplemen zat besi dapat diberikan sejak minggu ke-12 kehamilan sebesar 30-60 gram setiap hari selama kehamilan dan enam minggu setelah kelahiran untuk mencegah anemia postpartum. Pemantauan konsumsi suplemen zat besi perlu juga diikuti dengan pemantauan cara minum yang benar karena hal ini akan sangat memengaruhi efektivitas penyerapan zat besi. Vitamin C dan protein hewani merupakan elemen yang sangat membantu dalam penyerapan zat besi, sedangkan kopi, teh, garam kalsium, magnesium dan fitat (terkandung dalam kacang- kacangan) akan mengbambat penyerapan zat besi. Namun; demikian bukan berarti zat makanan yang menghambat penyerapan zat besi tidak prmanfaat bagi tubuh. Zat-zat ini tetap dikonsumsi naraun jangan diminum bersamaan igan tablet zat besi. Berilah jarak waktu kurang lebih dua jam dari pemberian zat si. Meskipun begitu besar manfaat dari suplemen zat besi, tetapi tetap perlu :rhatikan bahwa mengonsumsi zat besi yang berlebihan kurang baik, karena tablet |i terbukti dapat menurunkan kadar seng dalam serum. Oleh karena itu asupan zat Si dari makanan adalah yang terbaik. Asam Folat. Asam folat merupakan satu-satunya vitamin yang kebutuhannya |ningkat dua kali lipat selama hamil. Asam folat sangat berperan dalam metabolisme lal makanan menjadi energi, pematangan sel darah merah, sintesis DNA, tumbuhan sel, dan pembentukan heme. Jika kekurangan asam folat maka ibu dapat ^nderita anemia megaloblastik dengan gejala diare, depresi, lelah berat, dan selalu mengantuk. Jika kondisi ini terus berlanjut dan tidak segera ditangani maka pada ibu harail akan terjadi BBLR, ablasio plasenta, dan kelainan bentuk tulang belakang janin (spina bifida).

Asuhan Ibu Hamil/STIKES A.Yani Yogyakarta/Yanita 13 HandOut Keperawatan Maternitas/2011 lenis makanan yang banyak mengandung asam folat adalah ragi, hati, brokoli, sayur berdaun hijau (bayam, asparagus), dan kacang-kacangan (kacang kering, kacang kedelai). Sumber lain adalah ikan, daging, buah jeruk, dan telur. Oleh karena asam folat tidak stabil dalam pemanasan, maka dianjurkan untuk memakan sayuran dalam keadaan mentah dengan dicuci sebelumnya agar sisa pestisida dan cacing hilang. Oleh karena ada kekhawatiran asam folat tidak dapat terpenuhi hanya dari asupan makanan, maka Widya Karya Pangan Nasional menganjurkan untuk pemberian suplemen asam folat dengan besaran 280,660, dan 470 mikrogram untuk trimester I, II, dan III. Asam folat sebaiknya diberikan 28 hari setelah ovulasi atau 28 hari pertama setelah kehamilan karena sumsum tulang belakang dan otak dibentuk pada rainggu pertama kehamilan. Kalsium. Metabolisme kalsium selama hamil mengalami perubahan yang sangat berarti. Kadar kalsium dalam darah ibu hamil turun drastis sebanyak 5%. Oleh karena itu, asupan yang optimal perlu dipertimbangkan. Sumber utama kalsiun adalah susu dan hasil olahannya, udang, sarang burung, sarden dalam kaleng, dan beberapa bahan makanan nabati, seperti sayuran warna hijau tua dan lain-lain. Selain beberapa zat gizi yang dianjurkan untuk dikonsumsi oleh ibu hamil, ada beberapa makanan yang harus dihindari karena kemungkinan akan dapat membahayakan ibu dan pertumbuhan janin. Makanan yang tidak sehat atau berbahaya bagi janin di antaranya adalah sebagai berikut. Hati dan produk hati. Mengandung vitamin A dosis tinggi yang bersifat teratogenik (menyebabkan cacat pada janin). Makanan mentah atau setengah matang karena risiko toksoplasma. Ikan yang mengandung metil merkuri dalam kadar tinggi seperti hiu, marlin; yang dapat mengganggu sistem saraf janin. Kafein yang terkandung dalam kopi, teh, cokelat, kola dibatasi 300 mgper hari. Efek yang dapat terjadi di antaranya adalah insomnia (sulit tidur), refluks, dan frekuensi berkemih yang meningkat. Vitamin A dalam dosis > 20.000-50.000 lU/hari dapat menyebabkan kelainafl bawaan. Obat-obatan

Sebenarnya jika kondisi ibu hamil tidak dalam keadaan yang benar-benar berindikasi untuk diberikan obat-obatan, sebaiknya pemberian obat dihindari. Penatalaksanaan keluhan dan ketidaknyamanan yang dialami lebih dianjurkan kepada pencegahan dan perawatan saja. Asuhan Ibu Hamil/STIKES A.Yani Yogyakarta/Yanita 14 HandOut Keperawatan Maternitas/2011 Dalam pemberian terapi, dokter biasanya akan sangat memperhatikan reaksi obat terhadap kehamilan, karena ada obat tertentu yang kadang bersifat kontra dengan kehamilan. Lingkungan yang Bersih Salah satu pendukung untuk keberlangsungan kehamilan yang sehat dan aman adalah adanya lingkungan yang bersih, karena kemungkinan terpapar kuman dan zat tobik yang berbahaya bagi ibu dan janin akan terminimalisasi. Lingkungan bersih di sini adalah termasuk bebas dari polusi udara seperti asap rokok. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dr. Cuno S.P.M. Uiterwaal, pemimpin penelitian dan professor yang berkerja sama dengan klinik epidemiologi di Medical Center University di Utrecht menemukan bahwa orangtua perokok dapat membahayakan kesehatan anak mereka, termasuk sistem kardiovaskular mereka yang dapat dideteksi sejak awal kehamilannya. Karbon monoksida yang terdapat dalam rokok akan dapat dengan bebas menembus plasenta dan mengurangi kemampuan Hb dalam mengikat oksigen. Nikotin merangsang hormon adrenergik yang menyebabkan vasokonstriksi menyeluruh, terutama mengurangi perfusi uterus dan mempersempit arteri tali pusat. Ibu hamil sebagai perokok aktif ataupun terpapar asap rokok {perokok pasif) akan terkena dampak yang sama. Pakaian Messkipun pakaian bukan merupakan hal yang berakibat langsung terhadap kesejahteraan ibu dan janin, namun perlu kiranya jika tetap dipertimbangkan beberapa aspek kenyamanan dalam berpakaian. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pakaian ibu hamil adalah memenuhi kriteria berikut ini. Pakaian harus longgar, bersih, dan tidak ada ikatan yang ketat pada daerah perut. Bahan pakaian usahakan yang mudah menyerap keringat. Pakailah bra yang menyokong payudara. Memakai sepatu dengan hak yang rendah. Pakaian dalam yang selalu bersih.

Islirahat dan Rekreasi Dengan adanya perubahan fisik pada ibu hamil, salah satunya beban berat pada perut sehingga terjadi perubahan sikap tubuh, tidak jarang ibu akan mengalami kelelahan, oleh karena itu istirahat dan tidur sangat penting untuk ibu hamil. Pada trimester akhir Kamilan sering diiringi dengan bertambahnya ukuran janin, sehingga terkadang ibu kesulitan untuk menentukan posisi yang paling baik dan nyaman untuk tidur. Posisi Asuhan Ibu Hamil/STIKES A.Yani Yogyakarta/Yanita 15 HandOut Keperawatan Maternitas/2011 yang dianjurkan pada ibu hamil adalah miring ke kiri, kaki kiri lurus, kaki kanan sedikit menekuk dan diganjal dengan bantal, dan untuk mengurangi rasa nyeri pada perut, ganjal dengan bantal pada perut bawah sebelah kiri. Hal-hal yang dianjurkan apabila ibu hamil bepergian adalah sebagai berikut. Hindari pergi ke suatu tempat yang ramai, sesak, dan panas, serta berdiri terlalu lama di tempat itu karena akan dapat menimbulkan sesak napas sampai akhirnya jatuh pingsan (sinkop). Apabila bepergian selama kehamilan, maka duduk dalam jangka waktu lama ha; dihindari karena dapat menyebabkan peningkatan risiko bekuan darah vena dal (deep vein thrombosis) dan tromboflebitis selama kehamilan. Wanita hamil dapat mengendarai mobil maksimal 6 jam dalam sehari dan hai berhenti selama 2 jam lalu berjalan selama 10 menit. Stocking penyangga sebaiknya dipakai apabila harus duduk dalam jangka waktu lama di mobil atau pesawat terbang. Sabuk pengaman sebaiknya selalu dipakai, sabuk tersebut diletakkan di bawah perut ketika kehamilan sudah besar. Kebersihan Tubuh Kebersihan tubuh ibu hamil perlu diperhatikan karena dengan perubahan sistem metabolisme mengakibatkan peningkatan pengeluaran keringat. Keringat yang menempel di kulit meningkatkan kelembapan kulit dan memungkinkan menjadi tempat berkembangnya mikroorganisme. Jika tidak dibersihkan (dengan mandi), maka ibu hamil akan sangat mudah untuk terkena penyakit kulit. Bagian tubuh lain yang sangat membutuhkan perawatan kebersihan adalat daerah vital, karena saat hamil terjadi pengeluaran sekret vagina yang berlebihan Selain dengan mandi, mengganti celana dalam secara rutin minimal dua kali sehar sangat dianjurkan.

Perawatan Payudara Payudara merupakan aset yang sangat penting sebagai persiapan menyambut kelahiran sang bayi dalam proses menyusui. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam perawatan payudara adalah sebagai berikut : Hindari pemakaian bra dengan ukuran yang terlalu ketat dan yang menggunaka: busa, karena akan mengganggu penyerapan keringat payudara. Gunakan bra dengan bentuk yang menyangga payudara. Hindari membersihkan puting dengan sabun mandi karena akan menyebabka iritasi. Bersihkan puting susu dengan minyak kelapa lalu bilas dengan ai hangat. Asuhan Ibu Hamil/STIKES A.Yani Yogyakarta/Yanita 16 HandOut Keperawatan Maternitas/2011 Jika ditemukan pengeluaran cairan yang berwarna kekuningan dari payudara berarti produksi ASI sudah dimulai. Eliminasi Keluhan yang sering muncul pada ibu hamil berkaitan dengan eliminasi adalah konstipasi dan sering buang air kemih. Konstipasi terjadi karena adanya pengaruh hormon progesteron yang mempunyai efek rileks terhadap otot polos, salah satunya otot usus. Selain itu, desakan usus oleh pembesaran janin juga menyebabkan bertambahnya konstipasi. Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan mengkonsumsi makanan tinggi serat dan banyak minum air putih, terutama ketika lambung dalam keadaan kosong. Meminum air putih hangat ketika perut dalam keadaan kosong dapat merangsang gerak peristaltik usus. jika ibu sudah mengalami dorongan, maka segeralah untuk buang air besar agar tidak terjadi konstipasi. Sering buang air kecil merupakan keluhan yang umum dirasakan oleh ibu hamil, terutama pada trimester I dan III. Hal tersebut adalah kondisi yang fisiologis. Ini terjadi karena pada awal kehamilan terjadi pembesaran uterus yang mendesak kantong kemih sehingga kapasitasnya berkurang. Sedangkan pada trimester III terjadi pembesaran janin yang juga menyebabkan desakan pada kantong kemih. Tindakan mengurangi asupan cairan untuk mengurangi keluhan ini sangat tidak dianjurkan, karena akan nenyebabkan dehidrasi. Seksual Hubungan seksual selama kehamilan tidak dilarang selama tidak ada riwayat penyakit seperti berikut ini.

- Sering abortus dan kelahiran prematur. - Perdarahan per vaginam. - Koitus harus dilakukan dengan hati-hati terutama pada minggu terakhir kehamilan. - Bila ketuban sudah pecah, koitus dilarang karena dapat menyebabkan infeksi janin intrauteri. Persiapan Persalinan Meskipun hari perkiraan persalinan masih lama tidak ada salahnya jika ibu dan keluarga. mempersiapkan persalinan sejak jauh hari sebelumnya. Ini dimaksudkan agar jika terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan atau persalinan maju dari hari perkiraan, semua perlengkapan yang dibutuhkan sudah siap. Asuhan Ibu Hamil/STIKES A.Yani Yogyakarta/Yanita 17 HandOut Keperawatan Maternitas/2011 Beberapa hal yang harus dipersiapkan untuk persalinan adalah sebagai berikut. Biaya dan penentuan tempat serta penolong persalinan. Anggota keluarga yang dijadikan sebagai pengambil keputusan jika terjadi sut komplikasi yang membutuhkan rujukan. Baju ibu dan bayi beserta perlengkapan lainnya. Surat-surat fasilitas kesehatan (misalnya ASKES, jaminan kesehatan dari terapj kerja, Kartu Sehat, dan lain-lain). Pembagian peran ketika ibu berada di RS (ibu dan mertua, yang menjaga am lainnyajika bukan persalinan yang pertama). Selain beberapa hal di atas, yang tak kalah penting untuk dipersiapkan dari ibu adalah pemahaman akan tanda-tanda pasti persalinan antara lain : Rasa sakit atau mulas di perut dan menjalar ke perut bagian bawah sampai ke pinggang bagian belakang, yang disebut sebagai kontraksi. Kontraksi ini terjadi secara teratur dan semakin lama semakin sering dengan intensitas yang meningkat Minimal tiga kali dalam 10 menit dengan durasi 30-40 detik. Adanya pengeluaran per vagina berupa sekret yang berwarna merah muda disertai lendir. Kadang dijumpai pengeluaran air ketuban yang terjadi secara spontan (selapu ketuban pecah) dengan ciri-ciri adanya pengeluaran air ketuban seketika dalam jumlah banyak atau keluarnya air

ketuban sedikit-sedikit tetapi dalam waktu yang lama. Hal ini disebut sebagai ketuban rembes karena selaput ketuban robek. Perlu ditekankan kepada ibu dan keluarga untuk dapat membedakan antara pengeluaran air seni dengan air ketuban, karena perbedaan konsistensinya sangat tipis, terutama jika air ketuban sudah terserap dalam kain. Ketidaknyamanan dan Cara mengatasinya Dalam proses kehamilan terjadi perubahan sistem dalam tubuh ibu yang semuanya membutuhkan suatu adaptasi. F. Tanda Bahaya Kehamilan Tanda Bahaya Ibu dan Janin Masa Kehamilan Muda 1. Perdarahan Pervaginam Perdarahan vagina dalam kehamilan adalah sesuatu yang normal jika hanya terjadi disekitar waktu pertama haidnya terlambat dan perdarahan hanya sedikit (spooting). Jika perdarahan yang terjadi banyak dan dalam waktu beberapa hari maka harus dicurigai adanya kejadian yang lain yang harus segera ditindaklanjuti. Asuhan Ibu Hamil/STIKES A.Yani Yogyakarta/Yanita 18 HandOut Keperawatan Maternitas/2011 Beberapa diagnosis perdaharan pervaginan pada masa kehamilan : a. Kehamilan ektopik b. Kemungkinan abortus (abortus Imminens, abortus inkomplet, abortus komplet) c. Kehamilan ektopik terganggu Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan implantasi terjadi di luar uterus. Tuba Fallopi merupakan tempat tersering untuk terjadinya implantasi kehamilan ektopik (>90%). Tanda dan gejala Kehamilan Ektopik Kehamilan Ektopik Kehamilan Ektopik terganggu Gejala kehamilan awal (flek/perdarahan yang ireguler, mual, pembesaran payudara, perubahan warna pada vagina dan serviks, pelunakan serviks, pembesaran uterus, frekuensi BAK yang meningkat). Nyeri pada abdomen dan pelvis

Kolaps dan kelelahan Denyut nadi cepat dan lemah (110x/menit atau lebih). Hipotensi Hipovolemia Abdomen akut dan nyeri pelvis Distensi Abdomen Nyeri Lepas Pucat d. Mola Hidatidosa, merupakan proliferasi abnormal dari vili khorialis. 2. Hipertensi Gravidarum Hipertensi dalam kehamilan termasuk hipertensi karena kehamilan dan hipertensi kronik (meningkatnya tekanan darah sebelum usia kehamilan 20 minggu. Hipertensi dalam kehamilan sering ditandai dengan nyeri kepala, kejang dan hilangnya kesadaran. Kejadian lain yang bisa mengakibatkan kejang adalah epilepsi, malaria, trauma kepala, meningitis dan ensefalitis. a. Tekanan diastolik merupakan indikator untuk prognosis pada penanganan hipertensi dalam kehamilan. b. Tekanan diastolik mengukur tekanan tahanan perifer dan tidak dipengaruhi oleh keadaan emosi pasien. c. Jika tekanan diastolik >90mmHg pada dua pemeriksaan berjarak 4 jam atau lebih, diagnosisnya adalah hipertensi. Pada keadaan urgen, tekanan diastolik 110 mmHg dapat dipakai sebagai dasar diagnosis, dengan jarak waktu pengukuran < 4 jam. 1) Jika hipertensi pada kehamilan >20 minggu, pada persalinan, atau dalam 48 jam sesudah persalinan, diagnosisnya adalah hipertensi dalam kehamilan. 2) Jika hupertensi terjadi pada kehamilan < 20 minggu, diagnosisnya adalah hipertensi kronik. Asuhan Ibu Hamil/STIKES A.Yani Yogyakarta/Yanita 19 HandOut Keperawatan Maternitas/2011 Klasifikasi hipertensi dalam kehamilan adalahs ebagai berikut : a. Hipertensi (tanpa proteinuria atau edema).

b. Preeklamsia ringan c. Preeklamsia berat d. Eklamsia 3. Nyeri Perut bagian Bawah Nyeri perut pada kehamilan 22 minggu atau kurang merupakan gejala utama pada kehamilan ektopik atau abortus. Diagnosis banding nyeri perut : 1) Kista Ovarium 2) Apendisitis 3) Sistisis 4) Pielonefritis akut 5) Kehamilan ektopik Tanda Bahaya Ibu dan Janin Masa Kehamilan Lanjut 1. Perdarahan Pervaginam Perdarahan pada kehamilan setelah 22 minggu sampai bayi dilahirkan dinamakan perdarahan intrapartum sebelum kelahiran. Perdarahan pada akhir kehamilan, perdarahan tidak normal adalah merah, banyak dan kadang kadang, tetapi tidak selalu, disertai dengan rasa nyeri. Perdarahan seperti ini bisa berarti plasenta previa atau abrubiso plasenta. Diagnosis perdarahan antepartum Tanda & gejala Utama Faktor predisposisi Penyulit lain Diagnosis Perdarahan tanpa nyeri, usia gestasi > 22 minggu. Darah segar/kehitaman dengan bekuan. Perdarahan dapat terjadi setelah miksi atau defekasi, aktifitas fisik, kontraksi braxton hiks atau koitus

Grande multipara Syok Perdarahan setelah koitus Tidak ada kontraksi uterus Bagian terendah janin tidak masuk PAP Kondisi janin normal atau gawat janin Plasenta previa Perdarahan dengan nyeri intermitten atau menetap Warna darah kehitaman dan Hipertensi Versi luar Trauma abdomen Polihidramnion Gemelli Defisiensi gizi Syok yang tidak sesuai dengan jumlah darah yang keluar Anemia berat Melemah atau Solutio plasenta Asuhan Ibu Hamil/STIKES A.Yani Yogyakarta/Yanita 20 HandOut Keperawatan Maternitas/2011 cair, tetapi mungkin ada bekuan ada bekuan jika solusio relatif baru Jika ostium terbuka, terjadi perdarahan berwarna merah segar. hilangnya gerak janin Gawat janin/hilangnya DJJ Uterus tegang dan nyeri

Perdarahan intrabdominal dan atau vaginal Nyeri hebat sebelum perdarahan dan syok, yang kemungkinan hilang setelah terjadi regangan pada perut bawah Riwayat SC Partus lama atau lewat waktu Disproporsi kepala Kelainan letak/presentasi Persalinan traumatik Syok atau takikardi Adanya cairan bebas intrabdominal Hilangnya gerak DJJ Bentuk uterus abnormal atau konturnya tidak jelas. Nyeri raba/tekan dinding perut dan bagian bagian janin mudah dipalpasi Ruptura Uteri Perdarahan berwarna merah Uji pembekuan darah tidak menunjukkan adanya bekuan darah setelah tujuh menit. Rendahnya faktor pembekuan darah, fibrinoen, trombosit, fragmentasi sel darah merah. Solusio plasenta Janin mati dalam rahim Eklamsia Emboli air ketuban Perdarahan gusi Gambaran memar bawah kulit Perdarahan dari tempat tusukan dan jarum infus Gangguan pembekuan darah

2. Sakit Kepala yang hebat dan menetap Sakit kepala selama kehamilan adalah umum terjadi dan sering kali merupakan ketidaknyamanan yang normal selama kehamilan. Sakit kepala yang menunjukkan suatu masalah yang serius adalah sakit kepala yang hebat dan menetap dan tidak hilang dengan beristirahat. Kadang kadang dengan sakit kepala yang hebat tersebut, ibu mungkin mengalami kehilangan penglihatan yang menjadi kabur dan bayang bayang. Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan adalah salah satu gejala dari preeklamsia. 3. Nyeri abdomen yang hebat Nyeri abdomen yang tidak berhubungan dengan persalinan normal adalah tidak normal. Nyeri abdomen yang mungkin menunjukkan masalah yang mengancam Asuhan Ibu Hamil/STIKES A.Yani Yogyakarta/Yanita 21 HandOut Keperawatan Maternitas/2011 keselamatan jiwa adalah hebat, menetap dan tidak hilang dengan beristirahat. Hal ini bisa berarti apendisitis, kehamilan ektopik, penyakit radang pelvis, persalinan preterm, gastritis, penyakit kantong empedu, iritasi uterus, abrupsio plasenta, ISK dll. Diagnosis banding nyeri abdomen pada kehamilan lanjut : a. Kemungkinan persalinan preterm b. Solutio plasenta c. Ruptura uteri d. Amnionitis e. Sistitis f. Pielonefritis g. Apendisitis h. Matritis i. Abses pelvis j. Peritonitis k. Kista ovarium 4. Bengkak pada muka dan tangan

Hampir setengah dari ibu ibua hamil akan mengalami bengkak yang normal pada kaki yang biasanya muncul pada sore hari dan biasanya hilang setelah istirahat atau meletakkan kaki lebih tinggi. Bengkak dapat menunjukkan adanya masalah serius jika muncul pada permukaan muka, tangan, tidak hilang dengan istirahat, dan diikuti dengan keluhan fisik lainnya. Hal ini bisa merupakan pertanda anemia, gagal jantung, atau preeklamsia. 5. Bayi kurang bergerak seperti biasa Ibu mulai merasakan gerakan bayinya selama bulan ke-5 dan ke-6, beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal. Jika bayi tidur, gerakannya akan melemah. Bayi harus bergerak palings edikit 3 kali dalam periode 3 jam. Gerakan bayi akan lebih mudah terasa jika berbaring atau beristirahat dan jika ibu makan dan minum dengan baik. G. Pendidikan Kesehatan Tujuan pemberian edukasi adalah : 1. Fasilitasi pemahaman mengenai status kesehatan pasien, pilihan perawatan kesehatan dan konsekuensinya. 2. Mendorong partisipasi dalam proses pengambilan keputusan. 3. Meningkatkan kemungkinan untuk mengikuti rencana perawatan. Asuhan Ibu Hamil/STIKES A.Yani Yogyakarta/Yanita 22 HandOut Keperawatan Maternitas/2011 4. Memaksimalkan ketrampilan 5. Membantu perawatan berkelanjutan 6. Meningkatkan gaya hidup sehat. Faktor Faktor yang mempengaruhi edukasi antara lain : 1. Usia Pada tingkat masing masing usia memiliki pendekatan emosi dan psikologisnya berbeda beda sesuai dengan tingkat emosinya masing masing. 2. Tingkat pendidikan Berkaitan dengan tingkat pengetahuan dan pemahaman. 3. Status sosial ekonomi Termasuk didalamnya family dan social support.

4. Status perkawinan Tingkat perhatian pada single parents akan berbeda dengan partnered mother. 5. Budaya 6. Agama 7. Paritas 8. Ketertarikan pasien dan keluarga TRIMESTER CONCERN TRIMESTER 1 (Mgg 1 Mgg 13) Pada trimester ini akan didapat reaksi orang tua terhadap kehamilan mengenai perubahan kehidupan sehari hari, siapa yang merawat bayi dan kebutuhan akan mutual support. Pada trimester ini yang menjadi perhatian utama adalah Mual muntah Efek obat obatan pada fetus Perubahan gambaran diri Reaksi keluarga Kebutuhan nutrisi Tes genetik Pendidikan tentang perawatan diri Menjaga kesehatan merupakan aspek penting dalam perawatan prenatal. Partisipasi pasien dalam hal ini menjamin adanya laporan dini tentang respons yang tidak diharapkan dalam kehamilan. Perawat sebagai pengajar, memberi pasien informasi yang diperlukan menaati tindakan tindakan yang berkaitan dengan perawatan kesehatan. Asuhan Ibu Hamil/STIKES A.Yani Yogyakarta/Yanita 23 HandOut Keperawatan Maternitas/2011 Calon ibu memerlukan informasi tentang banyak hal. Selama pemeriksaan kesehatan pertama, wanita mungkin telah menunjukkan suatu kebutuhan untuk belajar aktivitas merawat diri, seperti mencegah infeksi saluran kemih, dan latihan kegel. Mencegah Infeksi Saluran Kemih

Infeksi saluran kemih bisa asimptomatik. Baik simptomatik atau tidak, infeksi saluran kemih berisiko, baik ibu maupun bagi janin. Pencegahan infeksi ini sangatlah penting. Pengertian wanita dan penggunaan tindakan tindakan hygiene umum perlu dikaji. Sebelum membuat rencana perawatan, perawat perlu mengidentifikasi perasaan atau ide tentang budaya, etnik, agama, atau faktor faktor lain yang mempengaruhi praktik kesehatan. Wanita perlu mempelajari bahwa setiap wanita harus selalu nelakukan gerakan membersihkan dari depan ke belakang setiap kali selesai berkemih atau buang air besar dan harus menggunakan tissue yang bersih setiap kali melakukannya. Membersihkan dengan mengelap dari belakang ke depan akan membawa bakteri dari daerah rektum ke muara uretra dan meningkatkan risiko infeksi. Sebaiknya gunakan tissue yang lembut dan menyerap air, lebih disukai yang berwarna putih dan tidak diberi wewangian karena tissue yang kasar, diberi wewangian, atau yang bergambar bisa menimbulkan iritasi. Wanita harus sering mengganti pelapis atau pelindung celana dalam. Wanita sebaiknya mengenakan celana dalam yang terbuat dari bahan katun. Wanita sebaiknya tidak mengenakan celana ketat atau jeans ketat untuk waktu yang lama. Panas dan kelembaban di daerah genetalia, yang terbentuk akibat penggunaan pakaian ketat dapat mempermudah pertumbuhan bakteri. Beberapa wanita tidak mendapat cukup makanan dan cairan. Setelah mengemukakan makanan pilihannya, perawat harus menganjurkan agar wanita ini meminum 8 dampai 12 gelas cairan setiap hari. Yogurt dab susu asam juga bisa membantu mencegah infeksi saluran kemih atau vagina. Perawat harus memberitahukan cara berkemih yang sehat. Ibu hamil harus sering berkemih yang sehat. Mereka harus cukup minum agar produksi air kemihnya cukup dan jangan sengaja mengurangi minum untuk menjarangkan berkemih. Apabila perasaan ingin berkemih muncul, jangan diabaikan. Menahan berkemih akan membuat bakteri di dalam kandung kemih berlipat ganda. Ibu hamil harus merencanakandi muka untuk berkemih jika ia akan memasuki keadaan dimana ia tidak akan dapat berkemih untuk jangka waktu yang lama misal dalam kendaraan bepergian jauh. Ia harus selalu berkemih sebelum berangkat tidur dimalam hari. Bakteri bisa masuk sewaktu melakukan hubungan seksual. Oleh karena itu ibu hamil dianjurkan untuk berkemih Asuhan Ibu Hamil/STIKES A.Yani Yogyakarta/Yanita 24 HandOut Keperawatan Maternitas/2011 sebelum dan sesudah melakukan hubungan seksual dan minum banyak air untuk meningkatkan produksi kemihnya. Latihan Kegel Latihan kegel (latihan dasar penggul) memperkuat otot otot di sekitar organ reproduksi dan memperbaiki tonus otot otot tersebut. Banyak wanita tidak mengenali otot otot di dasar panggul sampai sampai mereka diberi tahu bahwa inilah otot otot yang dipakai ketika mereka berkemih

dan melakukan hubungan seksual dan oleh karena itu otot otot ini dapat dikendalikan secara sadar. Karena otot otot dasar panggul melingkari jalan keluar bayi, sangatlah penting otot otot ini dilatih karena otot yang terlatih dapat meregang dan berkontraksi dengan baik selama proses melahirkan. Untuk membantu otot otot dasar panggul kembali ke fungsi normal, latihan kegel harus dilakukan setelah melahirkan. Latihan kegel memperkuat otot otot ini dan memperbaiki tonus otot. Apabila dilakukan secara teratur, latihan ini membantu mencegah prolaps uterus dan stres inkontinensia di kemudian hari. Berikut ini mengenai latihan kegel : Latihan Otot otot yang menghentikan aliran kemih adalah otot otot pubokoksigis. Melakukan latihan kegel sewaktu berkemih membantu ibu hamil untuk mengetahui apakah ia telah benar melakukan latihannya. Apabila ia dapat menghentikan aliran kemihnya, berarti tonus ototnya baik. Setelah ibu hamil mengetahui dengan benar tempat otot otot tersebut, latihan kegel dapat dilakukan dengan cara berikut : 1. Lambat : kencangkan otot, tahan sampai hitungan ketika dan lemaskan. 2. Cepat : kencangkan otot dan lemaskan secepat mungkin. 3. Dorong keluar, tarik ke dalam : tarik ke atas seluruh dasar panggul seakan akan sedang mencoba menarik air masuk ke dalam vagina. Kemudian dorong keluar seakan akan mencoba mengeluarkan air tersebut. Latihan ini juga menggunakan otot otot abdomen. Pelaksanaan Latihan ini darus dilakukan beberapa kali dalam sehari supaya efektif. Latihan ini harus dilakukan setiap hari seumur hidup wanita tersebut. Latihan ini dapat dilakukan 10 kali untuk setiap kali latihan dan dilakukan sedikitnya tiga kali sehari. Waktu yang baik untuk melakukan latihan ini ialah saat sedang berjalan ke kamar kecil, tetapi tambahan latihan diwaktu yang lain akan lebih baik. Asuhan Ibu Hamil/STIKES A.Yani Yogyakarta/Yanita 25 HandOut Keperawatan Maternitas/2011 Pengajaran Tambahan Informasi lain yang juga dibutuhkan oleh pasien adalah masalah diet, latihan fisik, tidur, kebiasaan buang air besar, merokok, ingesti alkohol, pemakaian obat obatan, dan hubungan

seksual. Tidaklah mungkin mengajarkan semua hal yang dibutuhkan oleh ibu hamil dan keluarganya sekaligus dalam satu kunjungan setelah ia didiagnosis hamil. Ibu bisa diberikan catatan kecil yang sudah disipkan sebelumnya, yang bisa dibaca oleh ibu hamil di rumah. Jadwal Perawatan Pada kunjungan pertama, wanita hamil akan senang bila diberitahukan jadwal kunjungan berikutnya. Kebanyakan ibu perlu datang berkunjung setiap selang waktu empat minggu sampai usia kandungannya 20 minggu, kemudian setiap dua minggu sekali sampai minggu ke 36 dan sejak minggu ke 37 sampai melahirkan jadwal kunjungan menjadi setiap minggu. Tanda Komplikasi Potensial Salah satu tanggungjawab utama tenaga kesehatan yang terlibat dalam perawatan ibu hamil ialah menyadarkan ibu tentang tanda dan gejala yang berpotensi menimbulkan komplikasi pada kehamilan. Tanda komplikasi potensial pada trimester pertama : Muntah berat, kemungkinan penyebab adalah hiperemesis gravidarum Menggigil, demam, kemungkinan disebabkan oleh infeksi. Rasa terbakar sewaktu berkemih, kemungkinan disebabkan oleh infeksi Diare, kemungkinan disebabkan oleh infeksi. Kram perut, perdarahan dari vagina, kemungkinan disebabkan oleh abortus spontan, keguguran. Trimester II (Mgg 14 Mgg 26) Adanya perubahan pada pasangan terhadap penerimaan kehamilan dan persiapan untuk kelahiran. Adapun yang menjadi perhatian utama pada masa ini adalah : Kenaikan BB Ketidaknyamanan Aktivitas seksual Asuhan Ibu Hamil/STIKES A.Yani Yogyakarta/Yanita 26 HandOut Keperawatan Maternitas/2011 Trimester III (Mgg 27 Mgg 38/40) Perhatian utama selama masa ini adalah :

Persiapan melahirkan Persiapan menyusui Perawatan bayi baru lahir. H. Proses Keperawatan 1. Pengkajian Riwayat Obstetri Memberikan intormasi yang penting mengenai kehamilan sebelumnya agar perawat dapat menentukan kemungkinan masalah pada kehamilan-sekarang. Riwayat Obstetri meliputi hal-hal di bawali ini. a. Gravida, para-abortus, dan anak hidup (GPAH). b. Berat badan bayi waktu lahir dan usia gestasi. c. Pengalaman persalinan, jenis persalinan, tempat persalinan, dan penolong persalinan. d. jenis anestesi dan kesulitan persalinan. e. Komplikasi maternal seperti diabetes, hiperlensi, infeksi, dan perdarahan. f. Komplikasi pada bayi. g. Rencana menyusui bayi. Riwayat Menstruasi Riwayat menstruasi yang lengkap diperlukan untuk menentukan taksiran persalinan (TP). TP ditentukan berdasarkan hari pertama haid terakhir (HPHT). Untuk menentukan TP berdasarkan HPHT dapat digunakan rumus Naegle, yaitu Hari ditambah tujuh, bulan dikurangi tiga, tahun disesuaikan. Contoh: HPHT 30 Agustus 2004 berarti TP tanggal 6 Juni 2005. Aturan Naegle lebih akurat dilakukan pada ibu dengan siklus menstruasi yang teratur dengan 28 hari, kurang akurat pada ibu dengan siklus menstruasi yang tidak teratur. Riwayat Kontrasepsi

Beberapa bentuk konirasepsi dapat berakibat buruk pada janin, ibu, atau keduanya. Riwayat kontrasepsi yang lengkap harus didlapatkan pada saat kunjungan pertama. Penggunaan kontrasepsi oral sebelum kelahiran dan berlanjut Asuhan Ibu Hamil/STIKES A.Yani Yogyakarta/Yanita 27 HandOut Keperawatan Maternitas/2011 saat kehamilan yang tidak diketahui dapat berakibat buruk pada pembentukan organ seksual janin. Riwayat Penyakit dan Operasi Kondisi kronis (menahun/terus menerus) seperti DM, hipertensi, dan penyakit ginjal bisa berefek buruk pada kehamilan. Oleh karena itu adanya penyakit infeksi, prosedur infeksi dan trauma pada persalinan sebelumnya harus didokumentasikan. Riwayat Kesehatan a. Riwayat kesehatan yang dikaji meliputi hal-hal sebagai berikut. b. Usia, ras, dan latar belakang etnik (berhubungan dengan kelompok risiko tinggi untuk masalah genelis seperti anemia sickle sel, talasemia). c. Penyakit pada niasa kanak-kanak dan imunisasi. d. Penyakit kronis (menahun/terus-menerus), seperti asma dan jantung. e. Penyakit sebelumnya, prosedur operasi, dan ccdera (pelvis dan pinggang). f. Infeksi sebelumnya seperti hepatitis, penyakit menular seksual, dan tuberkulosis. g. Riwayat dan perawalan anemia. h. Fungsi vesika urinaria dan bowel (fungsi dan perubahan). i. Jumlah konsumsi katein tiap hari seperti kopi, teh, coklat, dan minuman ringanlainnya, j. Merokok (Jumlah batang per hari). k. Kontak dengan hewan peliharaan seperti kucing dapat meningkatkan risiko terinfeksi toxoplasma. l. Alergi dan sensitif dengan obat. m. Pekerjaan yang berhubungan dengan risiko penyakit. n. Riwayat keluarga.

Memberikan informasi tentang kesehatan keluarga, termasuk penyakit kronis (menahun/terus-menerus) seperti diabetes melilus dan jantung, infeksi seperti tuberkulosis dan hepatitis, serta riwayat kongenital yang perlu dikumpulkan. o. Riwayat kesehatan pasangan. Untuk menentukan kemungkinan masalah kesehatan yang berhubungan dengan masalah genetik, penyakit kronis, dan infeksi. Penggunaan obat-obatan seperti kokain dan alkoholakanberpengaruh pada keraampuankeluarga untuk menghadapa kehamilan dan persalinan. Rokok yang digunakan oleh ayah akan berpengaruh pada ibu dan janin, terulama risiko mengalami komplikasi Asuhan Ibu Hamil/STIKES A.Yani Yogyakarta/Yanita 28 HandOut Keperawatan Maternitas/2011 pernapasan akibat sebagai perokok pasif. Golongan darah dan tipe Rhesus ayah penting jika ibu dengan Rh negatif dan kemungkinan inkompabilitas darah dapat terjadi. Pemeriksaan Fisik a. Tanda Tanda Vital 1). Tekanan darah Posisi pengambilan tekanan darah sebaiknya ditetapkan, karena posisi akan memengaruhi tekanan darah pada ibu hamil. Sebaiknya tekanan darah diukur pada posisi duduk dengan lengan sejajar posisi jantung. Pendokumentasian perlu dicatat posisi dan tekanan darah yang didapatkan. 2). Nadi Frekuensi nadi normalnya 60-90 kali per menit. Takikardi bisa terjadi pada keadaan cemas, hipertiroid, dan infeksi. Nadi diperiksa selama satu menit penuh untuk dapat menentukan keteraturan detak jantung. Nadi diperiksa untuk menentukan masalah sirkulasi tungkai, nadi seharusnya sama kuat dan teratur. 3). Pernapasan Frekuesi pernapasan selama hamil berkisar antara 16-24 kali per menit. Takipnea terjadi karena adanya infeksi pernapasan atau penyakit jantung. Suara napas hams sama bilateral, ekspansi paru simetris, dan lapangan paru bebas dari suara napas abdominal. 4). Suhu Suhu normal selama hamil adalah 36,2-37,6 C. Peningkatan suhu menandakan terjadi infeksi dan membutuhkan perawatan medis.

b. Sistem Kardiovaskuler Bendungan vena Pemeriksaan sistem kardiovaskular adalah observasi terhadap bendungan vena, yang bisa berkembang menjadi varises. Bendungan vena biasanya terjadi pada tungkai, vulva, dan rektum Edema Edema pada tungkai merupakan refleksi dari pengisian darah pada ekstremitas akibat perpindahan cairan intravaskular ke ruang intertisial. Ketika dilakukan penekanan dengan jari atau jempol menyebabkan terjadinya bekas tekanan, Asuhan Ibu Hamil/STIKES A.Yani Yogyakarta/Yanita 29 HandOut Keperawatan Maternitas/2011 keadaan ini disebut pitting edema. Edema pada tangan dan wajah memerlukan pemeriksaan lanjut karena merupakan tanda dari hipertensi pada kehamilan. c. Sistem Muskuloskeletal 1). Postur Mekanik tubuh dan perubahan postur bisa terjadi selama kehamilan. Keadaan ini mengakibatkan regangan pada otot punggung dan tungkai. 2). Tinggi dan berat badan Berat badan awal kunjungan dibutuhkan sebagai data dasar untuk dapat menentukan kenaikan berat badan selama kehamilan. Berat badan sebelum konsepsi kurang dari 45 kg dan tinggi badan kurang dari 150 cm ibu berisiko melahirkan bayi prematur dan berat badan lahir rendah. Berat badan sebelum konsepsi lebih dari 90 kg dapat menyebabkan diabetes pada kehamilan, hipertensi pada kehamilan, persalinan seksio caesarea, dan infeksi postpartum. 3). Pengukuran pelviks Tulang pelviks diperiksa pada awal kehamilan untuk menentukan diameternya yang berguna untuk persalinan per vaginam. 4). Abdomen Kontur, ukuran, dan tonus otot abdomen perlu dikaji. Tinggi fundus diukur jika fundus bisa dipalpasi diatas simfisis pubis. Kandung kemih harus dikosongkan sebelum pemeriksaan dilakukan untuk menetukan keakuratannya. Pengukuran metode Mc Donald dengan posisi ibu berbaring.

d. Sistem neurologi Pemeriksaan neurologi lengkap tidak begitu diperlukan bila ibu tidak memiliki tanda dan gejala yang mengindikasikan adanya masalah. Pemeriksaan refleks tendon sebaiknya dilakukan karena hiperefleksi menandakan adanya komplikasi kehamilan e. Sistem Integumen Warna kulit biasanya sama dengan rasnya. Pucat menandakan anemis, jaundice menandakan gangguan pada hepar, lesi, hiperpigmentasi seperti cloasma gravidarum, serta linea nigra berkaitan dengan kehamilan dan strie perlu dicatat. Penampang kuku ber warna merah muda menandakan pengisian kapiler baik. Asuhan Ibu Hamil/STIKES A.Yani Yogyakarta/Yanita 30 HandOut Keperawatan Maternitas/2011 f. Sistem endokrin Pada trimester kedua kelenjar tiroid membesar, pembesaran yang berlebihan menandakan hipertiroid dan perlu pemeriksaan lebih lanjut. g. Sistem Gatsrointestinal Mulut Membran mukosa berwarna merah muda dan lembut. Bibir bebas dari ulserasi, gusi berwarna kemerahan, serta edema akibat efek peningkatan estrogen yang menyebabkan hiperplasia. Gigi terawat dengan baik, ibu dapat dianjurkan ke dokter gigi secara teratur karena penyakit periodontal menyebabkan infeksi yang memicu terjadinya persalinan prematur. Trimester kedua lebih nyaman bagi ibu untuk melakukan perawatan gigi. Usus Stetoskop yang hangat untuk memeriksa bising usus lebih nyaman untuk ibu hamil. Bising usus bisa berkurang karena efek progesteron pada otot polos, sehingga menyebabkan konstipasi. Peningkatan bising usus terjadi bila menderita diare. h. Sistem Urinarius Protein Protein seharusnya tidak ada dalam urine. Jika protein ada dalam urine, hal ini menandakan adanya kontaminasi sekret vagina, penyakit ginjal, serta hipertensi pada kehamilan. Glukosa

Glukosa dalam jumlah yang kecil dalam urine bisa dikatakan normal pada ibu hamil. Glukosa dalam jumlah yang besar membutuhkan pemeriksaan gula darah. Keton Keton ditemukan dalam urine setelah melakukan aktivitas yang berat atau pemasukan cairan dan makanan yang tidak adekuat. Bakteri Peningkatan bakteri dalam urine berkaitan dengan infeksi saluran kemih yang biasa terjadi pada ibu hamil. i. Sistem reproduksi 1). Ukuran payudara, kesimetrisan, kondisi puling, dan pengeluaran kolostrum perlu dicatat. Adanya benjolan dan tidak simetris pada payudara membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut. 2). Organ reproduksi eksternal Asuhan Ibu Hamil/STIKES A.Yani Yogyakarta/Yanita 31 HandOut Keperawatan Maternitas/2011 Kulit dan membran mukosa perineum, vulva, dan anus perlu diperiksa dari eksoriasi, ulserasi, lesi, varises, dan jaringan parut pada perineum. 3). Organ reproduksi internal Serviks berwarna merah muda pada ibu yang tidak hamil dan berwarna merah kebiruan pada ibu hamil yang disebut tanda Chadwik. 2. Diagnosa Keperawatan Trimester 1 a. Kecemasan b. Nyeri c. Gangguan Nutrisi d. Perubahan pola seksual Trimester 2 a. Nyeri

b. Gangguan gambaran diri c. Perubahan proses keluarga d. Kecemasan e. Perubahan pola seksual Trimester 3 a. Nyeri b. Pola nafas tidak efektif c. Perubahan pola tidur d. Intoleransi aktivitas e. Perubahan pola seksual Asuhan Ibu Hamil/STIKES A.Yani Yogyakarta/Yanita 32

You might also like