You are on page 1of 22

1.

Latara Belakang

Manajemen keperawatan pada dasarnya berfokus pada perilaku manusia. Untuk mencapai tingkat tertinggi dari produktivitas pada pelayanan keperawatan, pasien membutuhkan manajer perawat yang terdidik dalam pengetahuan dan ketrampilan tentang perilaku manusia untuk mengelola perawat profesional serta pekerja keperawatan non profesional. (Anonim. 2006. Manajemen keperawatan Dalam, http://www.jmpk online.net/Volume_9/Vol_9_No_03_Sept_2006.pdf.Diakses jumat Tanggal 16 september 2011. Pukul 22 : 39 wita) Setiap manusia merupakan kehidupan individu secara keseluruhan yang selalu mengadakan interaksi dengan dunia individu lainnya. Apa yang terjadi dengan orang tersebut merupakan akibat dari perilaku orang lain. Sikap dan emosi dari orang lain mempengaruhi orang tersebut. Bawahan sangat tergantung pada pimpinan dan berkeinginan untuk diperlakukan adil. Suatu hubungan akan berhasil apabila dikehendaki oleh kedua belah pihak. (Anonim. 2006. Manajemen keperawatan Dalam, http://www.jmpk online.net/Volume_9/Vol_9_No_03_Sept_2006.pdf.Diakses jumat Tanggal 16 september 2011. Pukul 22 : 39 wita) Bawahan memerlukan rasa aman dan akan memperjuangkan untuk melindungi diri dari ancaman yang bersifat semu atau yang benar benar ancaman terhadap tidak terpenuhinya kebutuhan dalam situasi kerja. Atasan / pimpinan menciptakan kondisi untuk mewujudkan kepemimpinan yang efektif dengan membentuk suasana yang dapat diterima oleh bawahan, sehingga bawahan tidak merasa terancam dan ketakutan. (Anonim. 2006. Manajemen keperawatan Dalam, http://www.jmpk online.net/Volume_9/Vol_9_No_03_Sept_2006.pdf.Diakses jumat Tanggal 16 september 2011. Pukul 22 : 39 wita) Untuk dapat melakukan hal tersebut di atas, baik atasan maupun bawahan perlu memahami tentang pengelolaan kepemimpinan secara baik, yang pada akhirnya akan terbentuk motivasi dan sikap kepemimpinan yang profesional.

1. 2.

Rumusan Masalah

Apakah ada masalah yang berhubungan dengan kepemimpinan keperawatan? 1. 3. Metode Penulisan

Adapun penulisan makalah ini kelompok menggunakan metode deskriptif dalam bentuk Diskusi kelompok. Kelompok mengadakan diskusi sekaligus konsultasi dengan dosen pembimbing, yang berhubungan dengan masalah yang dibahas. Studi kepustakaan merupakan literatur dasar dalam mengenal masalah yang dibutuhkan, dengan melakukan studi kepustakaan kelompok menggunakan beberapa sumber serta literatur yang berhubungan dengan masalah yang dimaksud.

4. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum, Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Manajemen Keperawatan. 2. Tujuan Khusus: a. Pengertian Kepemimpinan b. Teori Kepemimpinan c. Gaya Kepemimpinan d. Pemimpin yang efektif d. Kepemimpinan dan kekuasaan e. Karakteristik dari proses keperawatan f. Tahap- tahap dalam proses keperawataan g. Manajeman Keperawatan h. Fungsi Fungsi Manajemen i. Prinsip Prinsip Manajemen j. Proses Manajemen Keperawatan k. Prinsip-Prinsip yang Mendasari Manajemen Keperawatan l. Lingkup Manajemen Keperawatan BAB II TINJAUAN TEORITIS KEPEMIMPINAN KEPERAWATAN 1. A. Teori-teori dan Konsep Kepemimpinan dan Manajement Keperawatan 1.1 Pengertian Kepemimpinan Adabeberapa batasan tentang kepemimpinan , antara lain : Kepemimpinan adalah perpaduan berbagai perilaku yang dimiliki seseorang sehingga orang tersebut mempunyai kemampuan untuk mendorong orang lain bersedia dan dapat menyelesaikan tugas tugas tertentu yang dipercayakan kepadanya ( Ordway Tead ). (Anonim.2010.Dalam,Teori-teori kepemimpinan http://blog tentang ilmu keperawatan.blogspot.com/2010/09/model-praktik-keperawatan profesional.html.Diakses hari senin Tanggal 12 september 2011 pukul 07 : 10 wita)

Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas seseorang atau sekelompok orang untuk mau berbuat dan mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan ( Stogdill ).(Anonim.2010.Dalam,Teori-teori kepemimpinan http://blog tentang ilmu keperawatan.blogspot.com/2010/09/model-praktik-keperawatan profesional.html.Diakses hari senin Tanggal 12 september 2011 pukul 07 : 10 wita) Kepemimpinan adalah hubungan yang tercipta dari adanya pengaruh yang dimiliki seseorang terhadap orang lain sehingga orang lain tersebut secara sukarela mau dan bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang diinginkan ( Georgy R. Terry ). Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan dalam suatu situasi tertentu ( Paul Hersay, Ken Blanchard ). Dapat dipahami dari empat batasan di atas bahwa kepemimpinan akan muncul apabila ada seseorang yang karena sifat- sifat dan perilakunya mempunyai kemampuan untuk mendorong orang lain untuk berpikir, bersikap, dan ataupun berbuat sesuatu sesuai dengan apa yang diinginkannya. Kepemimpinan dalam konteks organisasi utamanya menekankan pada fungsi pengarahan yang meliputi memberitahu, menunjukkan, dan memotivasi bawahan. Fungsi manajemen ini sangat terkait dengan faktor manusia dalam suatu organisasi, yang mencakup interaksi antar manusia dan berfokus pada kemampuan seseorang dalam mempengaruhi orang lain. Di dalam keperawatan kepemimpinan merupakan penggunaan ketrampilan seorang pemimpin ( perawat ) dalam mempengaruhi perawat perawat lain yang berada di bawah pengawasannya untuk pembagian tugas dan tanggung jawab dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan sehingga tujuan keperawatan tercapai. Setiap perawat mempunyai potensi yang berbeda dalam kepemimpinan, namun ketrampilan ini dapat dipelajari sehingga selalu dapat diterapkan dan ditingkatkan. . (Anonim.2010.Dalam,Teori-teori kepemimpinan http://blog tentang ilmu keperawatan.blogspot.com/2010/09/model-praktik-keperawatan profesional.html.Diakses hari senin Tanggal 12 september 2011 pukul 07 : 10 wita) 1.2 Teori Kepemimpinan Adabeberapa yang pernah dikemukakan, antara lain : 1. Teori orang besar atau teori bakat Teori orang besar ( the great men theory ) atau teori bakat ( Trait theory ) ini adalah teori klasik dari kepemimpinan. Di sini disebutkan bahwa seorang pemimpin dilahirkan, artinya bakat bakat tertentu yang diperlukan seseorang untuk menjadi pemimpin diperolehnya sejak lahir. 1. Teori situasi Bertolak belakang dengan teori bakat ialah teori situasi ( situasional theory ). Teori ini muncul sebagai hasil pengamatan, dimana seseorang sekalipun bukan keturunan

pemimpin, ternyata dapat pula menjadi pemimpin yang baik. Hasil pengamatan tersebut menyimpulkan bahwa orang biasa yang jadi pemimpin tersebut adalah karena adanya situasi yang menguntungkan dirinya, sehingga ia memiliki kesempatan untuk muncul sebagai pemimpin. c. Teori Ekologi Sekalipun teori situasi kini banyak dianut, dan karena itu masalah kepemimpinan banyak menjadi bahan studi, namun dalam kehidupan sehari hari sering ditemukan adanya seorang yang setelah berhasil dibentuk menjadi pemimpin, ternyata tidak memiliki kepemimpinan yang baik. Hasil pengamatan yang seperti ini melahirkan teori ekologi, yang menyebutkan bahwa seseorang memang dapat dibentuk untuk menjadi pemimpin, tetapi untuk menjadi pemimpin yang baik memang ada bakat bakat tertentu yang terdapat pada diri seseorang yang diperoleh dari alam. .(Anonim.2010.Dalam,Teori-teori kepemimpinan http://blog tentang ilmu keperawatan.blogspot.com/2010/09/model-praktik-keperawatan profesional.html.Diakses hari senin Tanggal 12 september 2011 pukul 07 : 10 wita) 1.3 Gaya Kepemimpinan Telah disebutkan bahwa gaya kepemimpinan tersebut dipengaruhi oleh sifat dan perilaku yang dimiliki oleh pemimpin. Karena sifat dan perilaku antara seorang dengan orang lainnya tidak persis sama, maka gayakepemimpinan ( leadership style ) yang diperlihatkanpun juga tidak sama. Bertitik tolak dari pendapat adanya hubungan antara gaya kepemimpinan dengan perilaku tersebut, maka dalam membicarakan gaya kepemimpinan yang untuk bidang administrasi sering dikaitkan dengan pola manajemen ( pattern of management ), sering dikaitkan dengan pembicaraan tentang perilaku. .(Anonim.2010.Dalam,Teori-teori kepemimpinan http://blog tentang ilmu keperawatan.blogspot.com/2010/09/model-praktik-keperawatan profesional.html.Diakses hari senin Tanggal 12 september 2011 pukul 07 : 10 wita) Tegantung dari sifat dan perilaku yang dihadapi dalam suatu organisasi dan atau yang dimiliki oleh pemimpin, maka gaya kepemimpinan yang diperlihatkan oleh seorang pemimpin dapat berbeda antara satu dengan yang lainnya. Berbagaigayakepemimpinan tersebut jika disederhanakan dapat dibedakan atas empat macam, yaitu : 1. GayaKepemimpinan Diktator Pada gayakepemimpinan diktator ( dictatorial leadership style ) ini upaya mencapai tujuan dilakukan dengan menimbulkan ketakutanserta ancaman hukuman. Tidak ada hubungan dengan bawahan, karena mereka dianggap hanya sebagai pelaksana dan pekerja saja. 1. GayaKepemimpinan Autokratis Pada gayakepemimpinan ini ( autocratic leadership style ) segala keputusan berada di tangan pemimpin. Pendapat atau kritik dari bawahan tidak pernah dibenarkan. Pada

dasarnya sifat yang dimiliki sama dengangaya kepemimpinan dictator tetapi dalam bobot yang agak kurang. 1. GayaKepemimpinan Demokratis Pada gayakepemimpinan demokratis ( democratic leadership style ) ditemukan peran serta bawahan dalam pengambilan keputusan yang dilakukan secara musyawarah. Hubungan dengan bawahan dibangun dengan baik. Segi positif dari gaya kepemimpinan ini mendatangkan keuntungan antara lain: keputusan serta tindakan yang lebih obyektif, tumbuhnya rasa ikut memiliki, serta terbinanya moral yang tinggi. Sedangkan kelemahannya : keputusan serta tindakan kadang kadang lamban, rasa tanggung jawab kurang, serta keputusan yang dibuat terkadang bukan suatu keputusan yang terbaik. 1. GayaKepemimpinan Santai Pada gayakepemimpinan santai ( laissez faire leadership style ) ini peranan pimpinan hampir tidak terlihat karena segala keputusan diserahkan kepada bawahan, jadi setiap anggota organisasi dapat melakukan kegiatan masing masing sesuai dengan kehendak masing masing pula. (Anonim.2010.Dalam,Teori-teori kepemimpinan http://blog tentang ilmu keperawatan.blogspot.com/2010/09/modelpraktik-keperawatan profesional.html.Diakses hari senin Tanggal 12 september 2011 pukul 07 : 10 wita) 1.4 Pemimpin yang efektif Seorang pemimpin yang efektif adalah seorang pemimpin yang dapat mempengaruhi orang lain agar dapat bekerja sama untuk mencapai hasil yang memuaskan bagi terjadinya perubahan yang bermanfaat.Adabeberapa kepemimpinan yang efektif antara lain menurut : 1. Ruth M. Trapper (1989 ), membagi menjadi 6 komponen : 1. Menentukan tujuan yang jelas, cocok, dan bermakna bagi kelompok. Memilih pengetahuan dan ketrampilan kepemimpinan dan dalam bidang profesinya. 2. Memiliki kesadaran diri dan menggunakannya untuk memahami kebutuhan sendiri serta kebutuhan orang lain. 3. Berkomunikasi dengan jelas dan efektif. 4. Mengerahkan energi yang cukup untuk kegiatan kepemimpinan 5. Mengambil tindakan. 6. Hellander ( 1974 ) Dikatakan efektif bila pengikutnya melihat pemimpin sebagai seorang yang bersama sama mengidentifikasi tujuan dan menentukan alternatif kegiatan. 1. Bennis ( Lancaster dan Lancaster, 1982 ) Mengidentifikasi empat kemampuan penting bagi seorang pemimpin, yaitu

1. Mempunyai pengetahuan yang luas dan kompleks tentang sistem manusia ( hubungan antar manusia ). 2. Menerapkan pengetahuan tentang pengembangan dan pembinaan bawahan. 3. Mempunyai kemampuan hubungan antar manusia, terutama dalam mempengaruhi orang lain. 4. Mempunyai sekelompok nilai dan kemampuan yang memungkinkan seseorang mengenal orang lain dengan baik. 5. Gibson ( Lancaster dan Lancaster,1982 ) Seorang pemimpin harus mempertimbangkan : 1. Kewaspadaan diri ( self awarness ) Kewaspadaan diri berarti menyadari bagaimana seorang pemimpin mempengaruhi orang lain. Kadang seorang pemimpin merasa ia sudah membantu orang lain, tetapi sebenarnya justru telah menghambatnya. 1. Karakteristik kelompok Seorang pemimpin harus memahami karakteristik kelompok meliputi : norma, nilai nilai kemampuannya, pola komunikasi, tujuan, ekspresi dan keakraban kelompok. 1. Karakteristik individu Pemahaman tentang karakteristik individu juga sangat penting karena setiap individu unik dan masing masing mempunyai kontribusi yang berbeda. (Anonim.2010.Dalam,Teori-teori kepemimpinan http://blog tentang ilmu keperawatan.blogspot.com/2010/09/model-praktik-keperawatan profesional.html.Diakses hari senin Tanggal 12 september 2011 pukul 07 : 10 wita) 1.5 Kepemimpinan dan kekuasaan Menurut Gardner yang dikutip oleh Russel ( 2000 ) mendefinisikan kekuasaan sebagai suatu kapasitas uuntuk memastikan hasil dari suatu keinginan dan untuk menghambat mereka yang tidak mempunyai keinginan. Dasar dasar kekuasaan Franch dan Raven mengemukakanlimadasar kekuasaan interpersonal, yaitu : 1. Kekuasaan legitimasi Kekuasaan yang sah adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi sehubungan dengan posisinya. Kekuasaan legitimasi tidak tergantung kepada bawahan. Seseorang dengan posisi yang lebih tinggi dalam organisasi mempunyai kekuasaan pada orang orang yang di bawahnya. 1. Kekuasaan penghargaan

Pimpinan yang menggunakan kekuasaan legitimasi dapat menggunakan penghargaan untuk memperoleh kerja sama dari bawahan. Bawahan mungkin akan menanggapi petunjuk atau permintaan apabila pimpinan dapat menyediakan penghargaan yang bernilai , misalnya: kenaikan gaji, pemberian bonus, pemberian hari libur dan lain lain. 1. Kekuasaan paksaan Kekuasaan paksaan adalah kekuasaan dengan hukuman. Bawahan akan tunduk karena ketakutan. Walaupun kekuasaan paksaan mungkin digunakan untuk memperbaiki perilaku yang tidak produktif dalam organisasi, namun seringkali menghasilkan akibat yang sebaliknya. 1. Kekuasaan kharisma Seseorang pemimpin yamg kharismatik dapat mempengaruhi orang karena benar benar dari pribadi dan tingkah laku dari pimpinan tersebut. 1. Kekuasaan ahli Seseorang yang mempunyai keahlian khusus mempunyai nilai yang lebih tinggi. Kekuasaan ini tidak terikat pada urutan tingkatan. Kelima dari tipe kekuasaan interpersonal di atas adalah saling ketergantungan karena tipe tipe tersebut dapat dipakai dengan cara dikombinasikan dengan berbagai cara dan masing masing dapat mempengaruhi yang lainnya.(Anonim.2011.Dalam, Proses keperawatan dan manajemen keperawatan http://www.pusat informasionline.com/./ makalah+ Manajemen + keperawatan.Diakses hari jumat Tanggal 16 Semtember 2011. Pukul 22 : 13 wita)

1.6 Pimpinan dan kepemimpinan Manajer atau kepemimpinan adalah orang yang bertugas melakukan proses atau fungsi manajemen. Berdasarkan hierarki tugasnya pimpinan dikelompokkan sebagai berikut : 1. Pimpinan tingkat pertama ( Lower Manager ) Adalah pimpinan yang langsung berhubungan dengan para pekerja yang menjalankan mesin peralatan atau memberikan pelayanan langsung pada konsumen. Pimpinan ini diutamakan memiliki proporsi peranan technical skill yang terbesar dan konseptual skill yang terkecil. 1. Pimpinan tingkat menengah ( Middle Manager ) Adalah pimpinan yang berada satu tingkat di atas Lower Manager. Pimpinan ini menjadi saluran informasi dan komunikasi timbal balik antara Lower Manager dan Top Manager , yakni pimpinan puncak ( di atas Middle Manager ) sehingga

pimpinan ini diutamakan memiliki kemampuan mengadakan hubungan antara keduanya. Konseptual skill adalah ketrampilan dalam penyusunan konsep konsep, identifikasi, dan penggambaran hal hal yang abstrak. Sedangkan techmnical skill adalah ketrampilan dalam melakukan pekerjaan secara teknik. Hubungan antara manusia merupakan ketrampilan dalam melakukan komunikasi dengan sesama manusia lain. 1. Pimpinan puncak ( Top Manager ) Pimpinan puncak adalah manajer yang menduduki kewenangan organisasi tertinggi dan sebagai penanggung jawab utama pelaksanaan administrasi. Pimpinan ini memiliki proporsi peranan konseptual skill yang terbesar dan technical skill yang terkecil. Hubungan antar manusia ada dua jenis : 1. a. Human Relations

Adalah hubungan antar manusia intern dalam organisasi guna membina lancarnya tim kerja. 1. b. Public Relations

Adalah hubungan antar manusia ekstern keluar organisasi. Tugas tugas pimpinan : 1. 2. 3. 4. 5. Sebagai pengambil keputusan Sebagai pemikul tanggung jawab Mengerahkan sumber daya untuk mencapai tujuan sebagai pemikir konseptual Bekerja dengan atau melalui orang lain Sebagai mediator, politikus, dan diplomat.

Peranan pemimpin terhadap kelompok: 1. Sebagai penghubung interpersonal, yaitu merupakan simbul suatu kelompok dalam melakukan tugas secara hukum dan sosial, mempunyai tanggung jawab dan memotivasi, mengatur tenaga dan mengadakan pengembangan serta merupakan penghubung jaringan kerja di luar kelompok. 2. Sebagai inovator atau pembaharu 3. Sebagai pemberi informasi, yaitu memonitor informasi yang ada di lingkungan organisasi, menyebarluaskan informasi dari luar kepada bawahan dan mewakili kelompok sebagai pembicara. 4. Menghimpun kekuatan 5. Merangsang perdebatan masyarakat 6. Membuat kedudukan perawat di mediamassa 7. Memilih suatu strategi utama yang paling efektif, bertindak di saat yang tepat 8. Mempertahankan kegiatan 9. Memelihara formaf desentralisasi organisasi 10. Mendapatkan dan mengembangkan data penelitian yang terbaik

11. Mempelajari pengalaman 12. Jangan menyerah tanpa mencoba.

1. B.

Proses Keperawatan dan Manajemen Keperawatan

Proses keperawatan Sebelum menyusun suatu asuhan keperawatan yang baik, kita harus memahami langkah langkah dari proses keperawatan. Proses perawatan merupakan suatu metode bagi perawat untuk Memberikan asuhan keperawatan kepada klien. Beberapa pengertian proses kaparawatan adalah sebagai berikut Suatu metoda pemberian asuhan keperawatan yang sistematis dan rasional (Kozier, 1991) (Anonim. 2006. Manajemen keperawatan Dalam, http://www.jmpk online.net/Volume_9/Vol_9_No_03_Sept_2006.pdf.Diakses jumat Tanggal 16 september 2011. Pukul 22 : 39 wita) Metoda pemberian asuhan keperawatan yang terorganisir dan sistematis, berfokus pada respon yang unik dari individu terhadap masalah kesehatan yang actual dan potensial (Rosalinda,1986). Suatu aktifitas yang dinamika dan berkelanjutan yang meliputi interaksi perawat klien dan proses pemecahan masalah (Schultz dan Videbeck). (Anonim. 2006. Manajemen keperawatan Dalam, http://www.jmpk online.net/Volume_9/Vol_9_No_03_Sept_2006.pdf.Diakses jumat Tanggal 16 september 2011. Pukul 22 : 39 wita) Proses keperawatan bukan hanya sekedar pendekatan sistematik dan terorganisir melalui enam langkah dalam mengenali masalah-masalah klien, namun merupakan suatu metode pemecahan masalah baik secara episodic maupun secara linier. Kemudian dapat dirumuskan diagnosa keparawatannya, dan cara pemecahan masalah. (Anonim. 2006. Manajemen keperawatan Dalam, http://www.jmpk online.net/Volume_9/Vol_9_No_03_Sept_2006.pdf.Diakses jumat Tanggal 16 september 2011. Pukul 22 : 39 wita) 1.7 Karakteristik dari proses keperawatan Merupakan kerangka berpikir dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien, keluarga, dan komunitas. Bersifat teratur dan sistematis. Bersifat saling bergantung satu dengan yang lain. Memberikan asuhan keperawatan secara individual klien menjadi puas dan menghargai kekuatan klien, dapat digunakan dalam keadaan apapun. (Anonim.2011.Dalam, Proses keperawatan dan manajemen keperawatan http://www.pusat informasionline.com/./ makalah+ Manajemen + keperawatan.Diakses hari jumat Tanggal 16 Semtember 2011. Pukul 22 : 13 wita)

1.8 Tahap- tahap dalam proses keperawataan 1. Pengkajian

Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses keperwatan. Tahap pengkajian terdiri atas pengumpulan data dan perumusan kebutuhan atau masalah klien. Data yang dikumpulkan meliputi data biologis, psikologis, social, dan spiritual. (Anonim.2011.Dalam, Proses keperawatan dan manajemen keperawatan http://www.pusat informasionline.com/./ makalah+ Manajemen + keperawatan.Diakses hari jumat Tanggal 16 Semtember 2011. Pukul 22 : 13 wita) Kemampuan perawat yang diharapkan dalam melakukan pengkajian adalah mempunyai kesadaran / tilik diri , kemampuan mengobservasi dengan akurat, kemampuan berkomunikasi terapeutik dan senantiasa mampu berespon secara efektif. Pada dasarnya tujuan pengkajian adalah mengumpulkan data objektif dan subjektif dari klien. Adapun data yang terkumpul mencakup klien, keluarga, masyarakat, lingkungan, atau kebudayaan. (Mc Farland & mc Farlane, 1997) (Anonim.2011.Dalam, Proses keperawatan dan manajemen keperawatan http://www.pusat informasionline.com/./ makalah+ Manajemen + keperawatan.Diakses hari jumat Tanggal 16 Semtember 2011. Pukul 22 : 13 wita) Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan selama pengkajian, Memahami secara keseluruhan situasi yang sedang dihadapi oleh klien dengan cara memperhatikan kondisi fisik, psikologi, emosi, sosialkultural, dan spiritual yagn bisa mempengaruhi status kesehatannya. Mengumpulkan semua informasi yang bersangkutan dengan masa lalu, saat ini bahkan bahkan sesuatu yang berpotensi menjadi masalah bagi klien guna membuat suatu database yang lengkap. (Anonim.2011.Dalam, Proses keperawatan dan manajemen keperawatan http://www.pusat informasionline.com/./ makalah+ Manajemen + keperawatan.Diakses hari jumat Tanggal 16 Semtember 2011. Pukul 22 : 13 wita) Data yang terkumpul berasal dari perawat-klien selama berinteraksi dan sumber yang lain. (Gordon, 1987;1994). Sumber informasi sekunder meliputi anggota keluarga, orang yang berperan penting dan catatan kesehatan klien. Metode pengumpulan data meliputi : Melakukan interview/wawancara. Riwayat kesehatan/keperawatan.Pemeriksaan fisik. Mengumpulkan data penunjang hasil laboratorium dan diagnostik lain serta catatan kesehatan (rekam medik) (Anonim.2011.Dalam, Proses keperawatan dan manajemen keperawatan http://www.pusat informasionline.com/./ makalah+ Manajemen + keperawatan.Diakses hari jumat Tanggal 16 Semtember 2011. Pukul 22 : 13 wita) 1. 2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah menganalisis data subjektif dan objektif untuk membuat diagnosa keperawatan. Diagnosa keperawatan melibatkan proses berpikir kompleks tentang data yang dikumpulkan dari klien, keluarga, rekam medik, dan pemberi pelayanan kesehatan yang lain. Diagnosa keperawatan adalah diagnosis yang dibuat oleh perawat profesional yang menggambarkan tanda dan gejala yang menunjukan masalah kesehatan yang dirasakan klien dimana perawat berdasarkan pendidikan dan pengalaman mampu menolong klien. The North American Nursing Diagnosis Association (NANDA, 1992) mendefinisikan diagnosa keperawatan semacam keputusan klinik yang mencakup klien, keluarga, dan respon komunitas terhadap sesuatu yan berpotensi sebagai masalah kesehatan dalam proses kehidupan. (Anonim.2011.Dalam, Proses keperawatan dan manajemen

keperawatan http://www.pusat informasionline.com/./ makalah+ Manajemen + keperawatan.Diakses hari jumat Tanggal 16 Semtember 2011. Pukul 22 : 13 wita) Dalam membuat diagnosa keperawatan dibutuhkan ketrampilan klinik yang baik, mencakup proses diagnosa keperawatan dan perumusan dalam pembuatan pernyataan keperawatan. Proses diagnosa keperawatan dibagi menjadi kelompok interpretasi dan menjamin keakuratan diagnosa dari proses keperawatan itu sendiri. Perumusan pernyataan diagnosa keperawatan memiliki beberapa syarat yaitu mempunyai pengetahuan yang dapat membedakan antara sesuatu yang aktual, risiko, dan potensial dalam diagnosa keperawatan.Tipe Diagnosa keperawatan Ada tiga tipe diagnosa keperawatan menurut NANDA yaitu: (Anonim.2011.Dalam, Proses keperawatan dan manajemen keperawatan http://www.pusat informasionline.com/./ makalah+ Manajemen + keperawatan.Diakses hari jumat Tanggal 16 Semtember 2011. Pukul 22 : 13 wita) Diagnosa keperawatan actual, yaitu respon manusian terhadap kindisi kesehatan atau proses kehidupan yang didukung oleh sekelompok batasan karakteristik dan termasuk factor yang berhubungan (etiologi) yang mempunyai kontribusi terhadap perkembangan atau pemeliharaan kesehatan. Diagnosa keperawatan resiko, yaitu menunjukan respon manusia yang dapat timbul pada seseorang atau kelompok yang rentan dan ditunjang dengan factor resiko yang memberi konstribusi pada peningkatan kerentanan. Diagnosa keperawatan kesejahteraan, yaitu menguraikan respon manusian terhadap tingkat kesehatan pada individu atau kelompok yang mempunyai potensi peningkatan derajat kesehatan lebih tinggi. (Anonim.2011.Dalam, Proses keperawatan dan manajemen keperawatan http://www.pusat informasionline.com/./ makalah+ Manajemen + keperawatan.Diakses hari jumat Tanggal 16 Semtember 2011. Pukul 22 : 13 wita) Perumusan masalah Setelah perawat menyelesaikan pengkajian, perawat kemudian menyeleksi outkom menggunakan skala pengukuran dan pengidentifikasi rating yang diinginkan untuk bisa dicapai melalui intervensi. Tujuan dalam criteria hasil akan memberikan petunjuk bagi perawat untuk menentukan tindakan keperawatan dan untuk meningkatkan evaluasi dari perawat. (Anonim.2011.Dalam, Proses keperawatan dan manajemen keperawatan http://www.pusat informasionline.com/./ makalah+ Manajemen + keperawatan.Diakses hari jumat Tanggal 16 Semtember 2011. Pukul 22 : 13 wita) Tujuan seharusnya ditulis dalam terminology tingkah laku. Ini berarti kata kerja digunakan untuk menunjukan tujuan yang menggambarkan tingkah laku yang mungkin diobservasi dan harus mempunyai sedikit interpretasi. Tujuan harus realistic menggambarkan apa yang perawat ingin selesaikan dengan waktu yang spesifik. (Stuart dan Sundeen, 1995) (Anonim.2011.Dalam, Proses keperawatan dan manajemen keperawatan http://www.pusat informasionline.com/./ makalah+ Manajemen + keperawatan.Diakses hari jumat Tanggal 16 Semtember 2011. Pukul 22 : 13 wita) 1. 3. Intervensi

Rencana tindakan keperawatan merupakan serangkaian tindakan yang dapat mencapai tiap tujuan khusus. Perencanaan keperawatan meliputi perumusan tujuan, tindakan, dan penilaian rangkaian asuhan keperawatan pada klien berdasarkan analisis pengkajian agar masalah kesehatan dan keperawatan klien dapat diatasi. Rencana tindakan disesuaikan dengan standar asuhan keperawatan jiwa Indonesia atau standar asuhan keperawatan Amerika yang membagi karakteristik tindakan berupa: tindakan konseling, pendidikan kesehatan, perawatan mandiri dan aktifitas hidup sehari-hari, terapi modalitas keperawatan, perawatan berkelanjutan, tindakan kolaborasi (terapi somatic dan psikofarma). Pada dasarnya tindakan keperawatan terdiri dari tindakan observasi dan pengawasan, terapi perawatan, pendidikan kesehatan dan tindakan kolaborasi. (Anonim.2011.Dalam, Proses keperawatan dan manajemen keperawatan http://www.pusat informasionline.com/./ makalah+ Manajemen + keperawatan.Diakses hari jumat Tanggal 16 Semtember 2011. Pukul 22 : 13 wita) 4. Implementasi Implementasi adalah pengolahan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan (Effendi, 1995). Jenis tindakan pada implementasi ini terdiri dari tindakan mandiri, saling ketergantungan / kolaborasi, dan tindakan rujukan / ketergantungan. Implementasi tindakan keperawatan disesuaikan dengan rencana tindakan keperawatan. Pada situasi nyata sering implementasi jauh berbeda dengan rencana. Hal ini terjadi karena parawat belun terbiasa menggunakan rencana tertulis dalam melaksanakan tindakan keperawatan. (Anonim.2011.Dalam, Proses keperawatan dan manajemen keperawatan http://www.pusat informasionline.com/./ makalah+ Manajemen + keperawatan.Diakses hari jumat Tanggal 16 Semtember 2011. Pukul 22 : 13 wita) Yang biasa adalah rencana tidak tertulis yaitu apa yang dipikirkan, dirasakan, itu yang dilaksanakan. Hal ini sangat membahayakan klien dan perawat jika berakibat fatal, dan juga tidak memenuhi aspek legal. Sebelum meleksanakan tindakan yang sudah direncanakan, perawat perlu memvalidasi dengan singkat apakah rencana tindakan masih sesuai dan dibutuhkan klien sesuai dengan kondisi saat ini. Perawat juga menilai diri sendiri, apakah mempunyai kemampuan interpersonal, intelektual, teknik sesuai dengan tindakan yang akan dilaksanakan (Anonim.2011.Dalam, Proses keperawatan dan manajemen keperawatan http://www.pusat informasionline.com/./ makalah+ Manajemen + keperawatan.Diakses hari jumat Tanggal 16 Semtember 2011. Pukul 22 : 13 wita) 5. Evaluasi Evaluasi mengacu kepada penilaian, tahapan, dan perbaikan. Pada tahap ini perawat menemukan penyebab mengapa suatu proses keperawatan dapat berhasil atau gagal. (Alfaro-LeFevre, 1994). Perawat menemukan reaksi klien terhadap intervensi keperawatan yang telah diberikan dan menetapkan apa yang menjadi sasaran dari rencana keperawatan dapat diterima.Perencanaan merupakan dasar yang mendukung suatu evaluasi. Menetapkan kembali informasi baru yang diberikan kepada klien untuk mengganti atau menghapus diagnosa keperawatan, tujuan, atau intervensi keperawatan. (Anonim.2011.Dalam, Proses keperawatan dan manajemen

keperawatan http://www.pusat informasionline.com/./ makalah+ Manajemen + keperawatan.Diakses hari jumat Tanggal 16 Semtember 2011. Pukul 22 : 13 wita) Menentukan target dari suatu hasil yang ingin dicapai adalah keputusan bersama antara perawat dank lien (Yura & Walsh, 1988). Evaluasi berfokus pada individu klien dan kelompok dari klien itu sendiri. Proses evaluasi memerlukan beberapa keterampilan dalam menetapkan rencana asuhan keperawatan., termasuk pengetahuan mengenai standar asuhan keperawatan, respon klien yang normal terhadap tindakan keperawatan, dan pengetahuan konsep teladan dari keperawatan. (Anonim.2011.Dalam, Proses keperawatan dan manajemen keperawatan http://www.pusat informasionline.com/./ makalah+ Manajemen + keperawatan.Diakses hari jumat Tanggal 16 Semtember 2011. Pukul 22 : 13 wita) 1.9 Manajeman Keperawatan Manajemen adalah proses untuk melaksanakan pekerjaan melalui upaya orang lain. Menurut P. Siagian, manajemen berfungsi untuk melakukan semua kegiatan yang perlu dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan dalam batas batas yang telah ditentukan pada tingkat administrasi. Sedangkan Liang Lie mengatakan bahwa manajemen adalah suatu ilmu dan seni perencanaan, pengarahan, pengorganisasian dan pengontrol dari benda dan manusia untuk mencapai tujuan yang ditentukan sebelumnya. (Anonim. 2006. Manajemen keperawatan Dalam, http://www.jmpk online.net/Volume_9/Vol_9_No_03_Sept_2006.pdf.Diakses jumat Tanggal 16 september 2011. Pukul 22 : 39 wita) Sedangkan manajemen keperawatan adalah proses pelaksanaan pelayanan keperawatan melalui upaya staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan, pengobatan dan rasa aman kepada pasien, keluarga dan masyarakat. (Gillies, 1989). Kita ketahui disini bahwa manajemen keperawatan adalah suatu tugas khusus yang harus dilaksanakan oleh pengelola keperawatan untuk merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan serta mengawasi sumber -sumber yang ada, baik sumber daya maupun dana sehingga dapat memberikan pelayanan keperawatan yang efektif baik kepada pasien, keluarga dan masyrakat.(Anonim. 2006. Manajemen keperawatan Dalam, http://www.jmpk online.net/Volume_9/Vol_9_No_03_Sept_2006.pdf.Diakses jumat Tanggal 16 september 2011. Pukul 22 : 39 wita) 1.10 Fungsi Fungsi Manajemen Secara ringkas fungsi manajemen adalah sebagai berikut : a. Perenacanaan (planning), perncanaan merupakan : 1. Gambaran apa yang akan dicapai 2. Persiapan pencapaian tujuan 3. Rumusan suatu persoalan untuk dicapai

4. Persiapan tindakan-tindakan 5. Rumusan tujuan tidak harus tertulis dapat hanya dalam benak saja 6. Tiap-tiap organisasi perlu perencanaan b. Pengorganisasian (organizing), merupakan pengaturan setelah rencana, mengatur dan menentukan apa tugas pekerjaannya, macam, jenis, unit kerja, alat alat, keuangan dan fasilitas. c. Penggerak (actuating), menggerakkan orang orang agar mau / suka bekerja. Ciptakan suasana bekerja bukan hanya karena perintah, tetapi harus dengan kesadaran sendiri, termotivasi secara interval d. Pengendalian / pengawasan (controling), merupakan fungsi pengawasan agar tujuan dapat tercapai sesuai dengan rencana, apakah orang orangnya, cara dan waktunya tepat. Pengendalian juga berfungsi agar kesalahan dapat segera diperbaiki. e. Penilaian (evaluasi), merupakan proses pengukuran dan perbandingan hasil-hasil pekerjaan yang seharusnya dicapai. Hakekat penilaian merupakan fase tertentu setelah selesai kegiatan, sebelum, sebagai korektif dan pengobatan ditujukan pada fungsi organik administrasi dan manajemen. Adapun unsur yang dikelola sebagai sumber manajemen adalah money, material, methode, machine, minute dan market.(Anonim. 2006. Manajemen keperawatan Dalam, http://www.jmpk online.net/Volume_9/Vol_9_No_03_Sept_2006.pdf.Diakses jumat Tanggal 16 september 2011. Pukul 22 : 39 wita)

1.11 Prinsip Prinsip Manajemen Prinsip prinsip manajemen menurut Fayol adalah a. Division of work (pembagian pekerjaan) b. Authority dan responsibility (kewenangan dan tanggung jawab) c. Dicipline (disiplin) d. Unity of command (kesatuan komando) e. Unity of direction (kesatuan arah) f.Sub ordination of individual to generate interest (kepentingan individu tunduk pada kepentingan umum) g. Renumeration of personal (penghasilan pegawai) h. Centralization (sentralisasi)

i. Order (ketertiban) j. Stability of tenure of personal (stabilitas jabatan pegawai) k. Equity (keadilan).(Anonim. 2006. Manajemen keperawatan Dalam, http://www.jmpk online.net/Volume_9/Vol_9_No_03_Sept_2006.pdf.Diakses jumat Tanggal 16 september 2011. Pukul 22 : 39 wita) 1.12 Proses Manajemen Keperawatan Proses manajemen keperawatan sesuai dengan pendekatan sistem terbuka dimana masing masing komponen saling berhubungan dan berinteraksi dan dipengaruhi oleh lingkungan. Karena merupakan suatu sistem maka akan terdiri dari lima elemen yaitu input, proses, output, kontrol dan mekanisme umpan balik. (Anonim.2011.Dalam, Proses keperawatan dan manajemen keperawatan http://www.pusat informasionline.com/./ makalah+ Manajemen + keperawatan.Diakses hari jumat Tanggal 16 Semtember 2011. Pukul 22 : 13 wita) Input dari proses manajemen keperawatan antara lain informasi, personel, peralatan dan fasilitas. Proses dalam manajemen keperawatan adalah kelompok manajer dari tingkat pengelola keperawatan tertinggi sampai ke perawat pelaksana yang mempunyai tugas dan wewenang untuk melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan. (Anonim.2011.Dalam, Proses keperawatan dan manajemen keperawatan http://www.pusat informasionline.com/./ makalah+ Manajemen + keperawatan.Diakses hari jumat Tanggal 16 Semtember 2011. Pukul 22 : 13 wita) Output adalah asuhan keperawatan, pengembangan staf dan riset. Kontrol yang digunakan dalam proses manajemen keperawatan termasuk budget dari bagian keperawatan, evaluasi penampilan kerja perawat, prosedur yang standar dan akreditasi. Mekanisme timbal balik berupa laporan finansial, audit keperawatan, survei kendali mutu dan penampilan kerja perawat. (Anonim.2011.Dalam, Proses keperawatan dan manajemen keperawatan http://www.pusat informasionline.com/./ makalah+ Manajemen + keperawatan.Diakses hari jumat Tanggal 16 Semtember 2011. Pukul 22 : 13 wita) 1.13 Prinsip-Prinsip yang Mendasari Manajemen Keperawatan Prinsip prinsip yang mendasari manajemen keperawatan adalah : a. Manajemen keperawatan seyogyanya berlandaskan perencanaan karena melalui fungsi perencanaan, pimpinan dapat menurunkan resiko pengambilan keputusan, pemecahan masalah yang efektif dan terencana. b. Manajemen keperawatan dilaksanakan melalui penggunaan waktu yang efektif. Manajer keperawatan yang menghargai waktu akan menyusun perencanaan yang terprogram dengan baik dan melaksanakan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan sebelumnya.

c. Manajemen keperawatan akan melibatkan pengambilan keputusan. Berbagai situasi maupun permasalahan yang terjadi dalam pengelolaan kegiatan keperawatan memerlukan pengambilan keputusan di berbergai tingkat manajerial. d. Memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan pasien merupakan fokus perhatian manajer perawat dengan mempertimbangkan apa yang pasien lihat, fikir, yakini dan ingini. Kepuasan pasien merupakan poin utama dari seluruh tujuan keperawatan. e. Manajemen keperawatan harus terorganisir. Pengorganisasian dengan kebutuhan organisasi untuk mencapai tujuan. dilakukan sesuai

f. Pengarahan merupakan elemen kegiatan manajemen keperawatan yang meliputi proses pendelegasian, supervisi, koordinasi dan pengendalian pelaksanaan rencana yang telah diorganisasikan. g. Divisi keperawatan yang baik memotivasi karyawan untuk memperlihatkan penampilan kerja yang baik. h. Manajemen keperawatan menggunakan komunikasin yang efektif. Komunikasi yang efektif akan mengurangi kesalahpahaman dan memberikan persamaan pandangan, arah dan pengertian diantara pegawai. i. Pengembangan staf penting untuk dilaksanakan sebagai upaya persiapan perawat perawat pelaksana menduduki posisi yang lebih tinggi atau upaya manajer untuk meningkatkan pengetahuan karyawan. j. Pengendalian merupakan elemen manajemen keperawatan yang meliputi penilaian tentang pelaksanaan rencana yang telah dibuat, pemberian instruksi dan menetapkan prinsip prinsip melalui penetapan standar, membandingkan penampilan dengan standar dan memperbaiki kekurangan. Berdasarkan prinsip-prinsip diatas maka para manajer dan administrator seyogyanya bekerja bersama-sama dalamperenacanaan danpengorganisasian serta fungsi-fungsi manajemen lainnya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Anonim. 2006. Manajemen keperawatan Dalam, http://www.jmpk online.net/Volume_9/Vol_9_No_03_Sept_2006.pdf.Diakses jumat Tanggal 16 september 2011. Pukul 22 : 39 wita

1.14 Lingkup Manajemen Keperawatan Mempertahankan kesehatan telah menjadi sebuah industri besar yang melibatkan berbagai aspek upaya kesehatan. Pelayanan kesehatan kemudian menjadi hak yang paling mendasar bagi semua orang dan memberikan pelayanan kesehatan yang memadai akan membutuhkan upaya perbaikan menyeluruh sistem yang ada.

Pelayanan kesehatan yang memadai ditentukan sebagian besar oleh gambaran pelayanan keperawatan yang terdapat didalamnya. Anonim. 2006. Manajemen keperawatan Dalam, http://www.jmpk online.net/Volume_9/Vol_9_No_03_Sept_2006.pdf.Diakses jumat Tanggal 16 september 2011. Pukul 22 : 39 wita Keperawatan merupakan disiplin praktek klinis. Manajer keperawatan yang efektif seyogyanya memahami hal ini dan memfasilitasi pekerjaan perawat pelaksana. Kegiatan perawat pelaksana meliputi: a. Menetapkan penggunakan proses keperawatan b. Melaksanakan intervensi keperawatan berdasarkan diagnosa c. Menerima akuntabilitas kegiatan keperawatan yang dilaksanakan oleh perawat d. Menerima akuntabilitas untuk hasil hasil keperawatan e. Mengendalikan lingkungan praktek keperawatan Seluruh pelaksanaan kegiatan ini senantiasa di inisiasi oleh para manajer keperawatan melalui partisipasi dalam proses manajemen keperawatan dengan melibatkan para perawat pelaksana. Berdasarkan gambaran diatas maka lingkup manajemen keperawatan terdiri dari: a. Manajemen operasional Pelayanan keperawatan di rumah sakit dikelola oleh bidang keperawatan yang terdiri dari tiga tingkatan manajerial, yaitu: 1. Manajemen puncak 2. Manajemen menengah 3. Manajemen bawah Tidak setiap orang memiliki kedudukan dalam manajemen berhasil dalam kegiatannya. Ada beberapa faktor yang perlu dimiliki oleh orang orang tersebut agar penatalaksanaannya berhasil. Faktor faktor tersebut adalah: 1. Kemampuan menerapkan pengetahuan 2. Ketrampilan kepemimpinan 3. Kemampuan menjalankan peran sebagai pemimpin 4. Kemampuan melaksanakan fungsi manajemen b. Manajemen asuhan keperawatan

Manajemen asuhan keperawatan merupakan suatu proses keperawatan yang menggunakan konsep konsep manajemen didalamnya seperti perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian atau evaluasi. Anonim. 2006. Manajemen keperawatan Dalam, http://www.jmpkonline.net/Volume_9/Vol_9_No_03_Sept_2006.pdf.Diakses jumat Tanggal 16 september 2011. Pukul 22 : 39 wita

BAB III PENUTUP 1. 1. Kesimpulan

Manajemen keperawatan pada dasarnya berfokus pada perilaku manusia. Untuk mencapai tingkat tertinggi dari produktivitas pada pelayanan keperawatan, pasien membutuhkan manajer perawat yang terdidik dalam pengetahuan dan ketrampilan tentang perilaku manusia untuk mengelola perawat profesional serta pekerja keperawatan non profesional. Untuk dapat melakukan hal tersebut, baik atasan maupun bawahan perlu memahami tentang pengelolaan kepemimpinan secara baik, yang pada akhirnya akan terbentuk motivasi dan sikap kepemimpinan yang profesional.

PENDAHULUAN
Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam hidup, manusia selalau berinteraksi dengan sesama serta dengan lingkungan. Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling tinggi dibanding makhluk Tuhan lainnya. Manusia di anugerahi kemampuan untuk berpikir, kemampuan untuk memilah dan memilih mana yang baik dan mana yang buruk. Dengan kelebihan itulah manusia seharusnya mampu mengelola lingkungan dengan baik. Tidak hanya lingkungan yang perlu dikelola dengan baik, kehidupan sosial manusiapun perlu dikelola dengan baik. Untuk itulah dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya yang berjiwa pemimpin, paling tidak untuk memimpin dirinya sendiri. Dengan berjiwa pemimpin manusia akan dapat mengelola diri, kelompok dan lingkungan dengan baik. Khususnya dalam penanggulangan masalah yang relatif pelik dan sulit. Disinilah dituntut kearifan seorang pemimpin dalam mengambil keputusan agar masalah dapat terselesaikan dengan baik. Persoalan kepemimpinan selalu memberikan kesan yang menarik. Literatur-literatur tentang kepemimpinan senantiasa memberikan penjelasan bagaimana menjadi pemimpin yang baik, sikap dan gaya yang sesuai dengan situasi kepemimpinan, dan syarat-syarat pemimpin yang baik. Suatu organisasi akan berhasil atau bahkan gagal sebagian besar ditentukan oleh kepemimpinan. Suatu ungkapan yang mulia mengatakan bahwa pemimpinlah yang bertanggungjawab atas kegagalan pelaksanaan suatu pekerjaan. Hal ini menunjukkan bahkan suatu ungkapan yang mendudukkan posisi pemimpin dalam suatu organisasi pada posisi yang terpenting. Demikian juga pemimpin dimanapun letaknya akan selalu mempunyai beban untuk mempertanggungjawabkan kepemimpinannya. Membicarakan kepemimpinan memang menarik, dan dapat dimulai dari sudut mana saja ia akan diteropong. Dari waktu ke waktu kepemimpinan menjadi perhatian manusia. Ada yang berpendapat bahwa kepemimpinan sama tuanya dengan sejarah manusia. Kepemimpinan dibutuhkan manusia, karena adanya suatu keterbatasan dan kelebihan-kelebihan tertentu pada manusia.

PEMBAHASAN
A. Tugas Pokok Kepemimpinan Tugas pokokseorang pemimpin yaitu melaksanakan fungsi-fungsi manajemen seperti yang telah disebutkan sebelumnya yang terdiri dari: merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan, dan mengawasi. Terlaksananya tugas-tugas tersebut tidak dapat dicapai hanya oleh pimpinan seorang diri, tetapi dengan menggerakan orang-orang yang dipimpinnya. Agar orang-orang yang dipimpin mau bekerja secara erektif seorang pemimpin di samping harus memiliki inisiatif dan kreatif harus selalu memperhatikan hubungan manusiawi. Secara lebih terperinci tugas-tugas seorang pemimpin meliputi: pengambilan keputusan menetapkan sasaran dan menyusun kebijaksanaan, mengorganisasikan dan

menempatkan pekerja, mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan baik secara vertikal (antara bawahan dan atasan) maupun secara horisontal (antar bagian atau unit), serta memimpin dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan. Secara umum, tugas-tugas pokok pemimpin antara lain : a. Melaksanaan Fungsi Managerial, yaitu berupa kegiatan pokok meliputi pelaksanaan : - Penyusunan Rencana - Penyusunan Organisasi Pengarahan Organisasi Pengendalian Penilaian - Pelaporan b. Mendorong (memotivasi) bawahan untuk dapat bekerja dengan giat dan tekun c. Membina bawahan agar dapat memikul tanggung jawab tugas masing-masing secara baik d. Membina bawahan agar dapat bekerja secara efektif dan efisien e. Menciptakan iklim kerja yang baik dan harmonis f. Menyusun fungsi manajemen secara baik g. Menjadi penggerak yang baik dan dapat menjadi sumber kreatifitas h. Menjadi wakil dalam membina hubungan dengan pihak luar B. Fungsi Kepemimpinan Fungsi pemimpin dalam suatu organisasi tidak dapat dibantah merupakan sesuatu fungsi yang sangat penting bagi keberadaan dan kemajuan organisasi yang bersangkutan. Pada dasarnya fungsi kepemimpinan memiliki 2 aspek yaitu : > Fungsi administrasi, yakni mengadakan formulasi kebijaksanaan administrasi dan menyediakan fasilitasnya. > Fungsi sebagai Top Manajemen, yakni mengadakan planning, organizing, staffing, directing, commanding, controling, dsb. Dalam upaya mewujudkan kepemimpinan yang efektif, maka kepemimpinan tersebut harus dijalankan sesuai dengan fungsinya. Sehubungan dengan hal tersebut, menurut Hadari Nawawi (1995:74), fungsi kepemimpinan berhubungn langsung dengan situasi sosial dalam kehidupan kelompok masing-masing yang mengisyaratkan bahwa setiap pemimpin berada didalam, bukan berada diluar situasi itu Pemimpin harus berusaha agar menjadi bagian didalam situasi sosial keiompok atau organisasinya. Fungsi kepemimpinan menurut Hadari Nawawi memiliki dua dimensi yaitu: 1) Dimensi yang berhubungan dengan tingkat kemampuan mengarahkan dalam tindakan atau aktifitas pemimpin, yang terlihat pada tanggapan orang-orang yang dipimpinya. 2) Dimensi yang berkenaan dengan tingkat dukungan atau keterlibatan orang-orang yang dipimpin dalam melaksnakan tugas-tugas pokok kelompok atau organisasi, yang dijabarkan dan dimanifestasikan melalui keputusan-keputusan dan kebijakan pemimpin. Sehubungan dengan kedua dimensi tersebut, menurut Hadari Nawawi, secara operasional dapat dibedakan lima fungsi pokok kepemimpinan, yaitu: 1. Fungsi Instruktif.

Pemimpin berfungsi sebagai komunikator yang menentukan apa (isi perintah), bagaimana (cara mengerjakan perintah), bilamana (waktu memulai, melaksanakan dan melaporkan hasilnya), dan dimana (tempat mengerjakan perintah) agar keputusan dapat diwujudkan secara efektif. Sehingga fungsi orang yang dipimpin hanyalah melaksanakan perintah. 2. Fungsi konsultatif. Pemimpin dapat menggunakan fungsi konsultatif sebagai komunikasi dua arah. Hal tersebut digunakan manakala pemimpin dalam usaha menetapkan keputusan yang memerlukan bahan pertimbangan dan berkonsultasi dengan orang-orang yang dipimpinnya. 3. Fungsi Partisipasi. Dalam menjaiankan fungsi partisipasi pemimpin berusaha mengaktifkan orang-orang yang dipimpinnya, baik dalam pengambilan keputusan maupun dalam melaksanakannya. Setiap anggota kelompok memperoleh kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam melaksanakan kegiatan yang dijabarkan dari tugas-tugas pokok, sesuai dengan posisi masing-masing. 4. Fungsi Delegasi Dalam menjalankan fungsi delegasi, pemimpin memberikan pelimpahan wewenang membuay atau menetapkan keputusan. Fungsi delegasi sebenarnya adalah kepercayaan ssorang pemimpin kepada orang yang diberi kepercayaan untuk pelimpahan wewenang dengan melaksanakannya secara bertanggungjawab. Fungsi pendelegasian ini, harus diwujudkan karena kemajuan dan perkembangan kelompok tidak mungkin diwujudkan oleh seorang pemimpin seorang diri. 5. Fungsi Pengendalian. Fungsi pengendalian berasumsi bahwa kepemimpinan yang efektif harus mampu mengatur aktifitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang efektif, sehingga memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara maksimal. Dalam melaksanakan fungsi pengendalian, pemimpin dapat mewujudkan melalui kegiatan bimbingan, pengarahan, koordinasi, dan pengawasan. Kemudian menurut Yuki (1998) fungsi kepemimpinan adalah usaha mempengaruhi dan mengarahkan karyawan untuk bekerja keras, memiliki semangat tinggi, dan memotivasi tinggi guna mencapai tujuan organisasi. Hal ini terutama terikat dengan fungsi mengatur hubungan antara individu atau kelompok dalam organisasi. Selain itu, fungsi pemimpin dalam mempengaruhi dan mengarahkan individu atau kelompok bertujuan untuk membantu organisasi bergerak kearah pencapaian sasaran. Dengan demikian, inti kepemimpinan bukan pertama-tama terletak pada kedudukannya daiam organisasi, melainkan bagaimana pemimpin melaksanakan fungsinya sebagai pemimpin. Fungsi kepemimpinan yang hakiki adalah :

Selaku penentu arah yang akan ditempuh dalam usaha untuk pencapaian tujuan Sebagai wakil dan juru bicara organisasi dalam hubungan dengan pihak luar. Sebagai komunikator yang efektif. Sebagai integrator yang efektif, rasional, objektif, dan netral.

Fungsi pokok pimpinan adalah: Memberikan kerangka pokok yang jelas yang dapat dijadikan pegangan oleh anggotanya. Mengawasi, mengendalikan dan menyalurkan perilaku anggota yang dipimpin

Bertindak sebagai wakil kelompok dalam berhubungan dengan dunia luar Fungsi kepemimpinan itu pada pokoknya adalah menjalankan wewenang kepemimpinan, yaitu menyediakan suatu sistem komunikasi, memelihara kesediaan bekerja sama dan menjamin kelancaran serta keutuhan organisasi atau perusahaan. Fungsi-fungsi kepemimpinan meliputi kegiatan dan tindakan sebagai berikut: a. Pengambilan keputusan b. Pengembangan imajinasi c. Pendelegasian wewenang kepada bawahan d. Pengembangan kesetiaan para bawahan e. Pemrakarsaan, penggiatan dan pengendalian rencana-rencana f. Pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya g. Pelaksanaan keputusan dan pemberian dorongan kepada para pelaksana h. Pelaksanaan kontrol dan perbaikan kesalahan-kesalahan i. Pemberian tanda penghargaan kepada bawahan yang berprestasi j. Pertanggungjawaban semua tindakan Posted by Aynul at 3/20/2009 06:04:00 PM Labels: Makalah, Prinsip dan Fungsi Kepemimpinan, Tugas Pokok Pemimpin

You might also like