You are on page 1of 8

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Semenjak umat manusia menghuni planet bumi ini, sebenarnya mereka sudah seringkali menghadapi masalah-masalah kesehatan serta bahaya kematian yang disebabkan oleh faktorfaktor lingkungan hidup yang ada di sekeliling mereka seperti benda mati, mahkluk hidup, adat istiadat, kebiasaan dan lain-lain. Namun oleh karena keterbatasan ilmu pengetahuan mereka pada saat itu, maka setiap kejadian yang luar biasa dalam kehidupan mereka selalu diasosiasikan dengan hal-hal yang bersifat mistik, seperti wabah penyakit sampar yang berjangkit di suatu tempat dianggap sebagai kutukan dan kemarahan dewata. Masa silih berganti, pada abad ke-19, terjadi Revolusi Industri di Inggris, era industrialisasi ini menimbulkan masalah baru pada masyarakat Inggris berupa munculnya daerah pemukiman kumuh, akumulasi buangan dan kotoran manusia, masalah sosial dan kesehatan terjadi di mana-mana terutama di kota-kota besar.

Pada tahun 1832, terjadi wabah penyakit kolera yang dahsyat di Inggris dan membawa banyak korban jiwa manusia, John Snow (1854) melakukan penelitian epidemiologik terhadap wabah kolera yang terjadi di Broad Street, London dan membuktikan bahwa penularan penyakit kolera yang terjadi di Inggris pada saat itu disebabkan oleh sumber air bersih yang dikonsumsi oleh masyarakat tercemar dengan bakteri Vibro-kolera. Mulai sejak itu, konsep pemikiran mengenai faktor-faktor lingkungan hidup eksternal manusia yang mempunyai pengaruh, baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap masalah kesehatan terus menerus dipelajari dan berkembang menjadi suatu disiplin ilmu yang disebut sebagai Ilmu Kesehatan Lingkungan atau Environmental Health.

Usaha-usaha yang dilakukan oleh individu-individu, masyarakat atau negara untuk memperbaiki dan mencegah terjadinya masalah gangguan kesehatan oleh sebab faktor-faktor lingkungan hidup eksternal manusia disebut Sanitasi Lingkungan atau Enviromental Sanitation.

1.2 Tujuan makalah a. Untuk Memberikan gambaran mengenai sanitasi ekologi. b. Penerapan sanitasi ekologi dalam kehidupan sehari-hari.

BAB II ISI

2.1 Hubungan Ekologi, Ekosistem, Ilmu Lingkungan, Kesehatan dan Sanitasi Lingkungan Konsep dasar ilmu sanitasi lingkungan berasal dari ilmu yang mempelajari hubungan total antara mahluk hidup dengan lingkungan hidupnya disebut Ekologi dan berkembang menjadi beberapa displin ilmu lain seperti ilmu lingkungan, ilmu kesehatan lingkungan dan sanitasi lingkungan.

2.2 Definisi 2.2.1 Ekologi Ernst Haeckel (1869), seorang ahli biologi bangsa Jerman menggunakan istilah Ekologi yang berasal dari kata Yunani oikos berarti rumah atau tempat untuk hidup dan secara harifiah berarti ilmu pengetahuan yang mempelajari hubungan total antara organisme dengan lingkungannya yang bersifat organik maupun anorganik.

2.2.2 Ekosistem Tansley (1935), segala unsur yang ada di mana akan terjadi hubungan total antara mahluk hidup dengan lingkungan organik maupun anorganik pada suatu tempat tertentu disebut sebagai Ekosistem. Contoh: ekosistem perairan tawar, perkotaan dan lain sebagainya.

2.2.3 Ilmu Lingkungan Ilmu lingkungan adalah penerapan berbagai prinsip dan ketentuan ekologi dalam kehidupan manusia. Penerapan prinsip dan ketentuan ekologi dalam kehidupan manusia dapat berupa pendekatan dan metodologi yaitu : 1. Pendekatan Holistik Pendekatan seutuhnya berupa proses analitik dan reduksionistik pada lingkungan (Odum dan Boyden)

2. Pendekatan Evolusioner Pendekatan yang mengkaji evolusi yang terjadi pada para pelaku dalam lingkungan hidup, baik secara individual, populasi maupun komunitas. 3. Pendekatan Interaktif Price, et al, (1983), mengkaji suatu kehidupan haruslah dilihat dari hubungan- hubungan interaktif antar komponen penyusun dan merupakan pendekatan dari buttom up untuk mengenal ekosistem atau lingkungan hidup dengan lebih baik. 4. Pendekatan Situasional Jarvie, Papper dan Vayda, menganjurkan suatu pendekatan ekologi dengan cara memperhatikan perubahan situasi pada saat suatu permasalahan timbul. 5. Pendekatan Sosiosistem dan Ekosistem Pendekatan dengan memisahkan lingkungan hidup kedalam suatu sistem sosial dan sistem alami serta mempelajarinya berdasarkan aliran materi, energi dan informasi dari keduanya akan menghasilkan proses seleksi dan adaptasi. 6. Pendekatan Peranan dan Perilaku Manusia Mempelajari peranan manusia dalam program MAB (Man AndBiosphere) atau pendekatan azas pemanfaatan oleh manusia (UNESCO,1974). 7. Pendekatan Kontektualisasi Progresif Pendekatan interdisipliner dan ditelusuri secara progresif, sehingga setiap permasalahan dapat dimengerti dan dipahami dengan baik. 8. Pendekatan Kualitas Lingkungan Merupakan kelanjutan pendekatan kontektualisasi progesif dan kemudian akan dikembangkan dalam penyusunan Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL).

2.3 Ilmu Kesehatan Lingkungan

Adalah ilmu multidisipliner yang mempelajari dinamika hubunganinteraktif antara sekelompok manusia atau masyarakat dengan berbagai perubahan komponen lingkungan hidup manusia yang diduga dapat menimbulkan gangguan kesehatan pada masyarakat serta upaya untuk penanggulangan dan pencegahannya.

2.4 Ilmu Sanitasi Lingkungan Adalah bagian dari ilmu kesehatan lingkungan yang meliputi cara dan usaha individu individu atau masyarakat untuk mengontrol dan mengendalikan lingkungan hidup eksternal yang berbahaya bagi kesehatan serta yang dapat mengancam kelangsungan hidup manusia.

Diagram hubungan Antara ekologi dengan ilmu kesehatan lingkungan

2.5 Sanitasi Ekologi Saat ini ada sistem sanitasi baru yang disebut Ecological Sanitation (EcoSan). Sistem ini pada dasarnya adalah menutup semua rantai nutrien sehingga tidak mencemari lingkungan. Buangan manusia yang mengandung nutrien diolah onsite sehingga terbebas dari bakteri patogen dan dapat digunakan untuk keperluan pertanian (Drangert, 2000). Salah satu penerapan Ecosan adalah dengan menggunakan separated toilet. Separated toilet berupa toilet yang memiliki dua saluran yaitu saluran untuk tinja dan saluran untuk urin manusia. Urin manusia mengandung beberapa nutrien (N, P, K) dan dapat digunakan kembali sebagai penyubur tanaman. Sedangkan tinja manusia yang mengandung kadar organik tinggi dapat dimanfaatkan sebagai penghasil biogas.Ecological sanitation (ecosan) merupakan teknologi yang popular di beberapa negara di Eropa. Prinsip teknologi ecosan yaitu memanfaatkan limbah domestic menjadi sesuatu yang berguna bagi lingkungan. Metode ini memisahkan tinja, air hasil mandi cuci dan Urine. 1. Tinja selanjutnya masuk ke bak yang dilengkapi dengan filter untul menyaring padatan. Air yang tersaring dapat dipakai untuk memberi nutrien pada tanaman. Sedangkan tinja padat, dapat digunakan menjadi pupuk yang siap pakai dengan menggunakan metode komposting. 2. Air bekas mandi dan cuci juga masuk ke filter dan dipakai pada tanaman ujicoba. 3. Untuk urine, masuk ke dalam tanki penampung urine. Tanki ini disimpan satu setengah bulan dan lansung bisa diujikan pada tanaman tanpa harus ada perlakukan khusus yang lain.

Gambar 2.1 Ecosan Konsep ecosan sesungguhnya sangat cocok diterapkan di Indonesia. Ini merupakan upaya melepaskan ketergantungan para petani terhadap pupuk kimia. Juga, kebutuhan air pada sebuah area bisa disuplai dari brown water ecosan. Sebagaimana diketahui, sekresi manusia dan hewan memiliki peranan penting di alam untuk membangun kondisi tanah yang baik, dan menyediakan nutrisi berharga bagi tanaman. Produk-produk dari satu organisme (ekskreta), dipakai sebagai bahan baku bagi organisme lain. Sanitasi konvensional, membuang nutrient berharga ini dan memutus lingkaran alami yang terbentuk.

You might also like