You are on page 1of 9

BAB I PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang Masa Nifas (puerpurium) dimulai setelah placenta lahir dan berakhir ketika alat alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil, berlangsung selama kira kira 6 minggu (Prawirohardjo, 2009:237). Perdarahan postpartum menjadi penyebab utama 40% kematian ibu di Indonesia. Perlukaan jalan lahir merupakan penyebab kedua perdarahan setelah atonia uteri yang terjadi pada hampir persalinan pertama dan tidak jarang juga pada persalinan berikutnya. Pada seorang primipara atau orang yang baru pertama kali melahirkan ketika terjadi peristiwa "kepala keluar pintu". Pada saat ini seorang primipara biasanya tidak dapat tegangan yang kuat ini sehingga robek pada pinggir depannya. Luka-luka biasanya ringan tetapi kadang- kadang terjadi juga luka yang luas dan berbahaya. Sebagai akibat persalinan terutama pada seorang primipara, biasa timbul luka pada vulva di sekitar introitus vagina yang biasanya tidak dalam akan tetapi kadang-kadang bisa timbul perdarahan banyak1. Ruptur Perineum dapat terjadi karena adanya ruptur spontan maupun episiotomi. perineum yang dilakukan dengan episiotomi itu sendiri harus dilakukan atas indikasi antara lain: bayi besar, perineum kaku, persalinan yang kelainan letak, persalinan dengan menggunakan alat baik forceps maupun

vacum. Karena apabila episiotomi itu tidak dilakukan atas indikasi dalam keadaan yang tidak perlu dilakukan dengan indikasi di atas, maka menyebabkan peningkatan kejadian dan beratnya kerusakan pada daerah perineum yang lebih berat. Sedangkan luka perineum itu sendiri akan mempunyai dampak tersendiri bagi ibu yaitu gangguan ketidaknyamanan. Menurut Stefen, seorang tokoh WHO dalam bidang Obgyn, jumlah patah tulang osteoporotik meningkat dengan cepat. Di seluruh dunia pada tahun 2009 terjadi 2,7 juta kasus rupture perineum pada ibu bersalin. Angka ini diperkirakan mencapai 6,3 juta pada tahun 2050, seiring dengan semakin tingginya bidan yang tidak mengetahui asuhan kebidanan dengan baik. (Hilmy, 2010). Angka Kematian Ibu (AKI) menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2002-2003 sebesar 307 per 100.000 kelahiran hidup, angka ini masih jauh dengan target yang ingin dicapai secara nasional di tahun 2010 yaitu 125 per 100.000 kelahiran hidup (Depkes RI, 2011). Di Indonesia, sebagian besar persalinan tidak di rumah sakit, sehingga sering pasien yang bersalin di luar rumah sakit terjadi perdarahan post partum. Terlambatnya rujukan ke rumah sakit menyebabkan keadaan

umum/hemodinamiknya memburuk, akibatnya mortalitas semakin tinggi. Kematian ibu di Indonesia adalah 650 ibu tiap 100.000 kelahiran hidup dan 43% dari angka tersebut disebabkan oleh perdarahan post partum (Depkes RI, 2009).

Pada tahun 2010 AKI menjadi 111 per 100.000 kelahiran hidup, dan AKB menjadi 50 per 1000 (Dinkes Kal-Sel, 2011).

Data dari Dinas Kesehatan Tanah Bumbu dari bulan Januari Juli 2011 terdapat Jumlah ibu bersalin fisiologis sebanyak 1911, ibu nifas dengan komplikasi sebanyak 230 orang (38,57%), dengan HPP sebanyak 87 orang (37,82%), Pre eklampsi dan eklampsi sebanyak 56 orang (24,34%), infeksi 24 orang (10,43%) dan anemia 63 orang (27,39%). Sedangkan data dari Rumah Sakit Paradise dari bulan Januari juli sebanyak 342 ibu bersalin, sebanyak 118 ibu bersalin fisiologi dan sebanyak 224 patologis dan ibu nifas dengan komplikasi sebanyak 84 orang diantaranya HPP sebanyak 20 0rang (23,80%), PEB sebanyak 29 orang (34,52%), SC 25 orang (29,8%) dan ibu nifas dengan infeksi 10 orang (11,90%).

Masalah yang ditemukan adalah masih rendahnya kesehatan perempuan yang disebabkan oleh tingginya angka kematian ibu pada saat hamil, melahirkan dan nifas, serta kualitas hidup perempuan yang masih rendah baik dari segi kesehatan maupun kemampuan ekonominya. Dampak dari perdarahan post partum karena rupture perineum yaitu meningkatnya AKI di Indonesia, akibat masih tingginya budaya masyarakat yang masih percaya dengan dukun kampung, terlambatnya rujukan, kurangnya tenaga kesehatan.

Solusi untuk perdarahan post partum, sebaiknya Tenaga kesehatan memenuhi standart pelayanan kesehatan sesuai prosedur yang berlaku, pelayanan kesehatan gratis untuk masyarakat yang kurang mampu, pemberian konseling pada masyarakat desa yang jauh dari perkotaan untuk bersalin pada tenaga kesehatan , pengawasan ketat pada ibu nifas dengan observasi kala IV. Berdasarkan data diatas penulis tertarik mengambil kasus HPP dengan robekan jalan lahir

1.2.

Perumusan Masalah Berdasarkan permasalahan pada latar belakang dan kenyataan yang ada maka penulis dapat merumuskan masalah yaitu bagaimana melaksanakan asuhan kebidanan ibu nifas 2 jam post partum dengan perdarahan post partum ?

1.3.

Tujuan Studi Kasus 1.3.1. Tujuan Umum Memberikan asuhan kebidanan kepada Ny.Y pada masa nifas dengan HPP menggunakan pendekatan Managemen Kebidanan. 1.3.2. Tujuan Khusus 1. Melaksanakan pengkajian terhadap keadaan Ny. Y.

2. Mengidentifikasi masalah Ny. Y dengan melakukan diagnosa. 3. Mengantisipasi masalah potensial yang terjadi pada Ny. Y. 4. Mengidentifikasi kebutuhan segera yang diperlukan Ny. Y

5. Merumuskan rencana Asuhan komprehensif pada Ny. Y 6. Melaksanakan Rencana Asuhan Kebidanan kepada Ny. Y 7. Melaksanakan evaluasi terhadap Asuhan Kebidanan yang telah dilaksanakan kepada Ny. Y.

1.4.

Manfaat 1.4.1. Manfaat Teoritis Dapat digunakan sebagai bahan acuan didalam melaksanakan Asuhan Kebidanan. 1.4.2. Manfaat praktis 1.4.2.1 Bagi lahan praktik Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan agar lebih meningkatkan ketrampilan dalam memberikan Asuhan

Kebidanan khususnya ibu nifas dengan HPP.

1.4.2.2 Bagi Institusi Memberikan tambahan sumber kepustakaan dan pengetahuan di bidang kebidanan khususnya masalah masalah yang terjadi pada ibu nifas dengan HPP. 1.4.2.3 Bagi Penulis Mendapatkan pengalaman nyata serta dapat menerapkan apa yang telah di dapat dalam perkuliahan dengan kasus nyata dalam melaksanakan Asuhan Kebidanan.

1.4.2.4 Bagi Pasien Memberikan petunjuk tentang perawatan pada ibu nifas dengan HPP secara jelas.

1.5

Metode Dan Teknik Pengumpulan Data 1.5.1 Metode Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini penulis menggunakan metode deskripsi dalam bentuk study kasus, yaitu metode yang mempunyai tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskriptif tentang suatu keadaan secara objektif tentang asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan HPP. 1.5.2 Teknik Pengumpulan Data Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data pada Ny. Y ibu nifas dengan HPP antara lain : 1.5.2.1 Wawancara Metode pengumpulan data dengan cara mewawancarai langsung responden yang diteliti, metode ini memberi hasil secara langsung (Hidayat, 2007 : 100).

1.5.2.2 Observasi Merupakan cara pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan secara langsung kepada responden penelitian untuk mencari perubahan atau hal hal yang akan diteliti (Hidayat, 2007 : 99). 1.5.2.3 Pemeriksaan Fisik Pengumpulan data dengan cara melakukan pemeriksaan fisik kepada klien secara langsung meliputi inspeksi,

palpasi,auskultasi dan perkusi atau mendapatkan data yang obyektif (Nursalam, 2001 : 30). 1.5.2.4 Study Kepustakaan Yaitu pengumpulan data dengan jalan mengambil literature dari buku buku serta makalah makalah yang ada ( Budiyanto, 2005 :42). 1.5.2.5 Study Dokumentasi Merupakan metode pengumpulan data dengan cara mengambil data yang berasal dari dokumen asli (Hidayat, 2007 : 100).

1.6

Tempat Dan Waktu 1.6.1 Tempat Tempat pelaksanaan pengambilan data untuk karya tulis ilmiah dilaksanakan di RSUD Banjarbaru. 1.6.2 Waktu Waktu pelaksanaan pengambilan data untuk karya tulis ilmiah dilaksanakan pada tanggal 09 Juni 2011

1.7

Sistematika Penulisan Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini disusun secara sistematis menjadi lima bab, dengan susunan sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN Terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan, manfaat, metode dan teknik pengumpulan data, lokasi dan waktu serta sistematika penulisan. BAB 2 TINJAUAN TEORI Terdiri dari landasan teori nifas fisiologis, konsep dasar hemorragic post partum dan konsep manajemen asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan HPP. BAB 3 TINJAUAN KASUS

Terdiri dari Pengkajian data, Identifikasi masalah dan diagnosa, antisipasi Masalah potensial, identifikasi Kebutuhan segera,

Intervensi, Implementasi, Evaluasi BAB 4 PEMBAHASAN BAB 5 PENUTUP Terdiri dari kesimpulan dan saran

DAFTAR PUSTAKA

You might also like