You are on page 1of 23

KONSEP MEDIA DAN SUMBER BELAJAR

Diklat Standar Alat dan Media Untuk SMA

ABDUL GAFUR

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL


DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN 2010

MATA DIKLAT
Konsep Media dan Sumber Belajar

KOMPETENSI
1. Memahami konsep, rasional, dan peran media sebagai sumber belajar untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
2.

Mengidentifikasi karakteristik berbagai jenis media

INDIKATOR KOMPETENSI 1. Menjelaskan pengertian media sebagai sumber belajar 2. Menjelaskan rasional penggunaan media 3. menjelaskan fungsi/peran media dalam pembelajaran 4. Membuat Klasifikasi media 5. Menganalisis Karakteristik media

ALOKASI WAKTU
4 jam pelajaran @ 45 menit (3 jpl materi dan 1 jpl praktek) URAIAN MATERI 1. Pengertian media dan sumber belajar Apakah yang dimaksud dengan media? Secara singkat dapat dikatakan, media adalah sarana fisik yang berisi pesan atau sarana untuk menyampaikan pesan. Menurut konsep dan kawasan teknologi pendidikan/pembelajaran, media termasuk sumber belajar. Seperti diketahui, menurut definisi dan kawasan teknologi pendidikan tahun 1977, sumber belajar meliputi pesan, orang, bahan, alat, teknik dan lingkungan. Tabel 1 menunjukkan klasifikasi sumber belajar dilengkapi conto-contohnya.

Tabel 1: Klasifikasi Sumber Belajar


No. 1. Jenis Sumber Belajar Pesan (Message) Contoh Kurikulum, matapelajaran, matakuliah, pokok bahasan, topik, subtopik. Pengetahuan, sikap, dan ketrampilan. Fakta konsep, prinsip, dan prosedur Dosen, guru, fasilitator, instruktur, tutor, asisten, penyiar, khotib. Kertas tulis, kertas gambar, filem, CD/VCD Blank, kaset audio, video, kanvas, gypsum. Pesawat TV, pesawat radio, komputer, laptop. LCD, OHP, p[royektor filem, video palyer, DVD palyer. Strategi, metode, teknik, misalnya ceramah, diskusi, debat, naratif, tanyajawab, simulasi, permainan, dramatisasi. Ruang kelas, ruang lab, perpustakaan, kebun percobaan, tempat magang, workshop, ruang studio.

2. 3. 4.

Orang (Men) Bahan (Software) Alat (Hardware)

6.

Teknik (Technique)

7.

Lingkungan (Setting)

Klasifikasi

sumber

belajar

tersebut

(untuk

memudahkan

disingkat

POBATEL) disusun dengan menggunakan kerangka pikir: Apa (pesan), oleh siapa (penyampai pesan), menggunakan bahan, alat, teknik, dan lingkungan seperti apa sumber belajar itu difungsikan untuk membantu proses

pembelajaran peserta didik. Dari klasifikasi sumber belajar tersebut, biasanya yang termasuk kategori media adalah bahan dan alat. Bahan berisi pesan misalnya transparansi, sedangkan alat digunakan untuk menyampaikan atau memproyeksikan pesan (misalnya Overhead Projector). Sumber belajar dapat dibedakan menjadi sumber belajar yang direncanakan (learning resource by design) dan digunakan (learning resource by utilization). Sumber belajar yang direncanakan adalah segala sesuatu yang sejak dibuat memang dimaksudkan untuk digunakan sebagai sumber belajar. Misalnya kaset pelajaran bahasa Inggris, filem pendidikan, program TV Pendidikan, ruang kelas, perpustakaan sekolah, dsb. Sumber belajar yang dimantaatkan adalah segala sesuatu yang menjadi sumber belajar karena dimanfaatkan. Dari awalnya segala sesuatu tersebut tidak dimaksudkan untuk sumber belajar, tetapi jika kemudian dimanfaatkan untuk sumber belajar, maka menjadilah

sesuatu itu sebagai sumber belajar. Contoh pengadilan negeri yang dimanfaatkan oleh mahasiswa fakultas hukum untuk belajar bagaimana cara mengadili perkara pidana atau perkara perdata. Media yang sengaja dibuat dan dimanfaatkan untuk pembelajaran, disebut media pembelajaran, dan media pembelajaran tersebut termasuk sumber belajar yang direncanakan. Ditinjau dari segi bahasa, istilah media (jamak) medium (tunggal) mengandung arti perantara. Dalam kegiatan sehari-hari di sekolah, istilah media sering diartikan sebagai alat peraga. Dalam hubungannya dengan komunikasi, media diartikan sebagai alat atau saluran komunikasi. Dalam hubungannya dengan pembelajaran, media diartikan sebagai sarana fisik yang digunakan untuk mengkomunikasikan atau menyampaikan pesan pembelajaran kepada siswa (Gagne & Reiser, 1983, p. 5). Media sebagai alat atau sarana fisik penyampai pesan dibedakan menjadi dua, yaitu perangkat keras dan perangkat lunak. Perangkat keras lazim disebut sebagai alat penampil pesan, misalnya pesawat radio, pesawat televisi yang digunakan sebagai alat untuk

menampilkan pesan berupa suara, gambar, dan kombinasi gambar dan suara. Perangkat lunak adalah sarana untuk menuangkan atau menyimpan pesan, misalnya kaset untuk untuk menyimpan suara, filem untuk menyimpan gambar, buku untuk menyimpan tulisan atau gambar. Secara tradisional sejak zaman pra-sejarah, media dalam bentuknya yang sedarhana sudah lama digunakan sebagai sarana komunikasi dan sarana mengajarkan keterampilan. Ketika orang-orang masih hidup dalam gua-gua, pahat, pasir, paku atau pisau dari batu, busur dan anak panah telah digunakan untuk mengajarkan keterampilan sesuai dengan fungsi atau kegunaan peralatan tersebut (Gafur, 1984, p. 2). Dewasa ini, media sebagai produk teknologi komunikasi memegang peranan penting dalam membantu tercapainya proses belajar mengajar. Dunia sekarang boleh dikatakan adalah dunia media. Kegiatan belajar mengajar sekarang telah bergerak menuju dikuranginya sistem penyampaian ceramah, dan berpindah ke arah digunakannya banyak media. Bahkan di negara-negara maju, media ini telah dikhawatirkan akan menggeser fungsi pendidik.

2. Peran media dalam pembelajaran a. Belajar dan pembelajaran Belajar merupakan perubahan pengetahuan, sikap, dan ketrampilan yang disebabkan oleh adanya interaksi antara individu peserta didik dengan informasi atau lingkungan (Molenda, 1996:9). Terjadi proses belajar jika terjadinya perubahan itu disebabkan oleh adanya interaksi peserta didik dengan lingkungan belajar, bukan karena faktor pertumbuhan atau kedewasaan (maturity). Proses belajar terjadi pada setiap saat. Belajar dapat terjadi pada saat kita berjalan, menonton TV, mendengarkan radio, bercakap-cakap dengan orang lain, dsb. Peristiwa belajar secara incidental tersebut bukan yang menjadi titik perhatian para pendidik. Para pendidik menekankan proses belajar yang terjadi dalam usaha kegiatan pembelajaran. Pembelajaran merupakan pengaturan kondisi atau lingkungan yang memberikan fasiltas atau kemudahan belajar. Lingkungan dimaksud bukan hanya lingkungan tempat belajar, tetapi meliputi pula metode, media, dan peralatan yang diperlukan untuk menyampaikan informasi dan memberi bantuan belajar siswa. Pengaturan informasi dan lingkungan tersebut biasanya menjadi tanggungjawab pendidik dan perancang media. Pilihan strategi pembelajaran menentukan pengaturan lingkungan belajar (metode, media, dan fasilitas) dan cara bagaimana informasi

pembelajaran disajikan. Jadi proses pembelajaran atau proses belajar mencakup pemilihan, pengaturan, dan penyampaian informasi dalam lingkungan yang tepat dan dan cara bagaimana peserta didik berinteraksi dengan lingkungan pembelajaran.

b. Peran media dalam pembelajaran Media mempunyai banyak peran dalam porses belajar mengajar atau pembelajaran. Bentuk pembelajaran dapat berpusat pada guru (instructordirected instruction) atau berpusat pada siswa (student-centered learning). Dalam bentuk pembelajaran berpusat pada guru, media digunakan oleh guru sebagai alat bantu ajar (teaching aid). Dalam pembelajaran yang berpusat pada siswa, media berperan sebagai media yang dapat 5

mengajar sendiri dengan tanpa atau sedikit bantuan guru (self instructional media). 3. Rasional Penggunaan Media 1. Rasional Penggunaan Media menurut Teori Komunikasi Mengapa dalam proses pembelajaran diperlukan media? Proses pembelajaran pada dasarnya mirip dengan proses komunikasi, yaitu proses beralihnya pesan dari suatu sumber, menggunakan saluran, kepada penerima, dengan tujuan untuk menimbulkan akibat atau hasil (Gafur, 1986, p.16). Model komunikasi terebut dikenal dengan nama model: Source Message Channel Reciever Effect. Dalam proses pembelajaran, pesan itu berupa materi pelajaran, sumber diperankan oleh pendidik, saluran berupa media, penerima adalah siswa, sedangkan hasil berupa bertambahnya pengetahuan, sikap, dan keterampilan. 2. Rasional penggunaan media menurut teori informasi Proses informasi adalah proses menerima, menyimpan dan mengungkap kembali informasi. Dalam proses pembelajaran, proses menerima informasi terjadi pada saat siswa menerima pelajaran. Proses menyimpan informasi terjadi pada saat siswa harus menghafal, memahami, dan mencerna pelajaran. Sedangkan proses mengungkap kembali informasi terjadi pada saat siswa menempuh ujian atau pada saat siswa harus menerapkan untuk memecahkan masalah yang

pengetahuan yang telah dimilikinya dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

Selain itu perlu dikemukakan bahwa informasi masuk ke dalam kesadaran manusia melalui pancaindera, yaitu indera pendengaran, penglihaan, penciuman, perabaan, dan pengecapan. Informasi masuk ke kesadaran manusia paling banyak melalui indera pendengaran dan penglihatan. Berdasarkan alas an tersebut , maka media yang banyak digunakan adalah media audio, media visual, dan media audiovisual (gabungan media audio dan visual). Belakangan berkembang konsep multimedia, yaitu

penggunaan secara serentak lebih daripada satu media dalam proses komunikasi, informasi dan pembelajaran. Konsep multimedia diasarkan atas pertimbangan bahwa penggunaan lebih dari pada satu media yang 6

menyentuh banyak indera akan membuat proses komunikasi termasuk proses pembelajaran lebih efektif. Dalam proses komunikasi atau proses informasi (dan juga proses pembelajaran) sering dijumpai masalah atau kesulitan. Beberapa masalah dalam proses komunikasi, misalnya: Ditinjau dari pihak siswa: Kesulitan bahasa, sukar menghafal, terjadi distorsi atau ketidakjelasan, gangguan pancaindera, sulit mengungkap kembali, sulit menerima pelajaran, tidak tertarik terhadap materi yang dipelajari, dsb. Di tinjau dari pendidik, misalnya pendidik tidak mahir

mengemas dan menyajikan materi pelajaran, faktor kelelahan, ketidak ajegan, dsb. Ditinjau dari pesan atau materi yang disampaiakan, misalnya: materi berada jauh dari tempat siswa, materi terlau kecil, abstrak, terlalu besar, berbahaya kalau disentuh, dsb.

3. Rasional penggunaan media menurut teori kerucut pengelaman (cone experience) Idealnya dalam proses pembelajaran, pendidik memberikan pengalaman nyata dan langsung kepada siswa. Semakin nyata, kongkrit dan langsung, semakin mudah pula siswa dapat menangkap materi pelajaran. Namun karena keadaan, tidak selamanya pendidik dapat memberikan pengalaman secara langsung dan nyata. Karena itu sesuai dengan teori kerucut pengalaman karya Edgar Dale, dalam mengajar jika pengalaman langsung tidak mungkin dilaksanakan, maka digunakan tiruan pengalaman,

pengalaman yang didramatisaikan, demonstrasi, karya wisata, pameran, televisi pendidikan, gambar hidup, gambar mati, radio dan rekaman, lambang visual, dan lambang verbal (Gafur, 1984, p. 102). (Lihat Bagan 1) Berdasar alasan bahwa tidak semua penngalaman dapat diberikan secara langsung, maka diperlukan media. Dengan menggunakan media,

diharapkan masalah-masalah komunikasi dan masalah pembelajaran dapat diatasi Berhubung dengan itu pula, maka para pengembang sistem pengajaran, para pendidik maupun dosen, dituntut untuk memiliki pengetahuan dan keterampilan yang berkenaan dengan media ini. Dalam kurikulum Lembaga 7

Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) atau lembaga penghasil tenaga Pendidik/kependidikan, masalah media ini termasuk dalam kelompok mata kuliah Proses Belajar Mengajar (PBM) dengan beberapa sebutan, misalnya matakuliah Teknologi Pengajaran, Media Pembelajaran, Produksi Media, Teknologi Informasi, dsb. Adapun kompetensi yang diharapkan dimiliki berkenaan dengan soal media ini antara lain: a. membedakan ciri khas berbagai macam media, bagaimana kelebihan dan kekurangannya masing-masing; b. c. d. e. memilih media yang tepat untuk kegiatan belajar mengajar; memproduksi atau membuat media untuk pembelajaran menggunakan media dalam pembelajaran mengevaluasi efektifitas penggunaan media

Lamb. verbal Lambang Visual Rekaman radio/ audio Gambar mati Gambar bergerak

Pameran Pengalaman lapangan Demonstrasi Dramatisasi Tiruan pengalaman (simulasi) Pengalaman langsung

Bagan 1: Kerucut Pengalaman Edgar Dale (1946) Bagan 1 Kerucut Pengalaman tersebut menggambarkan semakin ke atas semakin abstrak, semakin ke bawah semakin kongkirt. Dalam proses pembelajaran, manakala pendidik dapat memberikan pengalaman

langsung, nyata, dan kongkrit kepada peserta didik adalah ideal. Jika tidak

mungkin, maka diberikan berturut-turut

pengalaman tiruan, dramatisasi,

demonstrasi, pengalaman lapangan, pameran, gambar bergerak, gambar mati, rekaman radio/audio, lambing visual, dan lambing verbal. Teori kerucut pengalaman tersebut dikembangkan Edgar Dale tahun 1946 (molemd, 1996:16). Berdasar kerucut pengalaman tersebut, dalam pembelajaran mula pertama kita mengajak siswa terlibat dalam

pengalaman nyata atau pengalaman langsung. Jika tidak memungkinkan, kita mengajak siswa untuk mengamati peristiwa yang dimediakan (peristiwa yang disajikan dengan menggunakan media), dan akhirnya kita mengajak siswa mengamati lambang atau simbul yang merupakan representasi kejadian.

4. Fungsi Media Dalam Pembelajaran Teknologi pendidikan dan teknologi pembelajaran lazimnya selalu

diasosiasikan dengan media TV, radio, slide tape, film, dan sebagainya, yang kesemuanya termasuk dalam kategori perangkat keras dan perangkat lunak

(hardware dan software). Sebenarnya, pengertian teknologi pendidikan lebih daripada sekedar perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan untuk pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari salah satu definisi teknologi pendidikan yang berbunyi "proses sistematis dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi keseluruhan proses belajar mengajar, dan proses komunikasi dengan melibatkan manusia dan sumber belajar yang lain dengan tujuan untuk meningkatkan efektifitas pembelajaran" (Anderson, 1976, p. 19). Teknologi pendidikan merupakan bidang garapan yang berupaya membantu proses belajar manusia dengan menggunakan sumber belajar melaui fungsi pengembangan dan pengelolaan, naik pengelolaan organisasi maupun pengelolaan personalia (AECT, 1977). Teknologi pembelajaran merupakan teori dan praktek tentang disain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, dan evaluasi terhadap proses dan sumber untuk belajar (AECT 1994). Penggunaan media dalam pembelajaran didasarkan atas konsep dan prinsip teknologi pendidikan. Teknologi pendidikan seperti dikemukakan di depan merupakan bidang garapan yang berusaha membantu proses belajar manusia

dengan jalan memanfaatkan secara optimal sumber-sumber belajar melalui fungsi pengembangan dan pengelolaan, baik pengelolaan organisasi maupun pengelolaan 10

personel ( Gafur,dkk. 1986, p. 2). Sumber belajar dimaksud meliputi pesan, orang, bahan, alat, teknik, dan lingkungan (POBATEL). Sumber belajar dapat

kelompokkan menjadi dua, yaitu pertama sumber belajar yang direncanakan (misalnya TV Pendidikan, Kaset Pendidikan, Modul, Transparansi), dan kedua ruang sidang pengadilan yang

sumber belajar karena dimanfaatkan (misalnya

digunakan oleh mahasiswa yang mempelajari cara mengadili). Jadi dalam rangka konsep dan prinsip teknologi pendidikan, media merupakan bagian dari sumber belajar. Agar pemanfaatannya optimal, sumber belajar tersebut perlu dikembangkan. Kegiatan pengembangan sumber belajar meliputi riset, disain, pemilihan, produksi, penyediaan logistik, pemanfaatan, dan penyebarluasan. Kegiatan pengelolaan dan pengembangan sumber belajar tidak lain dimaksudkan untuk mebantu proses belajar siswa yang memiliki berbagai karakteristik dan kemampuan belajar yang berbeda-beda. Dengan menggunakan media sebagai produk teknologi pendidikan,

diharapkan dapat dipetik beberapa keuntungan, antara lain:

pendidikan menjadi

lebih produktif, efektif, efisien, berdaya mampu tinggi, aktual, serempak, merata, dan menarik. Secara garis besar, fungsi media dalam pembelajaran dapat dibedakan

menjadi dua yaitu pertama sebagai alat bantu pembelajaran (teaching aids), dan kedua sebagai media yang dapat digunakan untuk belajar sendiri tanpa bantuan pendidik (self instructional media). Media sebagai alat bantu pengajaran

mengandung makna bahwa penggunaan media tersebut tergantung pada pendidik. Media tersebut digunakan untuk membantu pendidik dalam mengajar. Contoh media sebagai alat bantu pembelajaran misalnya, kapur, papan tulis, peta, bola dunia, bagan, grafik, proyektor slide,transparansi, OHP, dsb. Semua media tadi merupakan alat bantu bagi pendidik dalam mengajar. Media yang dapat digunakan untuk belajar sendiri dengan sedikit atau tanpa bantuan Pendidik, misalnya modul, komputer multimedia, paket pengajaran berprograma, buku resep, buku petunjuk

pengoperasian suatu peralatan (user manual),dsb. Secara terperinci, media berguna atau berfungsi untuk: 1) Memperjelas konsep. Dengan menggunakan media, konsep yang abstrak dapat disajikan menjadi nampak kongkit sehingga mudah dipahami. Misalnya definisi di bidang 11

filsafat, hukum, agama dengan kalimat yang panjang-panjang dan abstrak, jika disajikan dengan media akan menjadi jelas. 2) Menyederhanakan materi pelajaran yang kompleks Materi pelajaran yang kompleks materi susah untuk yang dipahami. kompleks Dengan dapat

menggunakan

media,

pelajaran

disederhanakan. Misalnya

letak gedung pertemuan di suatu kota, jika

disajikan dengan menggunakan denah akan mudah dicari letaknya. 3) Menampakdekatkan yang jauh, menampakjauhkan yang dekat Obyek yang jauh maupun yang sangat dekat akan susah diamati. Dengan menggunakan media teropong atau tele-lense, maka obyek yang jauh akan nampak dekat. dan mudah diamati. Misalnya penggunaan teropong bintang untuk mengamati bintang-bintang di langit. Obyek yang terlalu dekat juga sulit diamati. Dengan menggunakan mekanisme zoom in dan zoom out atau menggunakan wide-angle lense maka obyek dapat dinampakjauhkan sehingga mudah diamatyi. Contoh, pengambilan gambar dalam suatu ruangan yang sempit. Dengan menggunakan wide-angle lense ataiu camera zoom in dan zoom out, pemotret ataupuin cameramen dapat mengambil gambar seluruh isi ruangan. 4) Menampakbesarkan yang kecil, menampakkecilkan yang besar Obyek yang sangat kecil sulit diamati. Begitu pula obyek yang sangat besar. Dengan menggunakan mikroskup maka obyek yang kecil seperti bakteri dapat diamati. Obyek yang besar seperti bangunan gedung bertingkat dan candi Borobudur, sulit diamati secara menyeluruh. Dengan membuatkan model atau miniature, maka obyek-obyek yang besar tersebut dapat diamati. 5) Menampakcepatkan dan menampaklambatkan proses Dalam pembelajaran , pendidik akan mengalami kesulitan kalau harus menjelaskan proses secara alami yang memakan waktu lama, misalnya pertumbuhan tanaman. Untuk mempercepat pengamatan, maka digunakan media video yang bias menampakcepatkan proses (fast motion). 6) Obyek yang bergerak cepat sulit diamati gerakannya secara mendetail. Dengan menggunakan video yang dapat memperlambat gerakan (slow motion), maka gerakan obyek dapat diamati. 12

7) Menampakgerakkan yang statis, menampakstatiskan yang gerak. Obyek yang mempunyai fungsi gerak, misalnya roda, gigi versnelling, zecker pada mesin sepeda motor, agar diketahui bagaimana gerakannya dapat digunakan media video. Sebaliknya, kuda balap yang sedang lari, dapat diamati dengan membuat gambar video dalam keadaan berhenti (pause). 8) Menampilkan suara dan warna sesuai aslinya. Dengan suara atau gambar yang disajikan oleh pendidika belum tentu

dapat diperoleh suara dan warna yang jelas. Dengan menggunakan rekaman suara dan potret berwrna maka suara dan warna dapat disajikan dengan jelas. Misalnya rekaman ucapan bahasa Inggris oleh native speaker. Foto warna daun, warna bendera berbagai Negara, warna bunga, dsb.

5. Klasifikasi Media Klasifikasi berbagai jenis media perlu dipelajari agar kita dapat memilih media dengan tepat. Media dapat diklasifikasikan dengan menggunakan berbagai kriteria. Ditinjau dari segi indera yang paling banyak menerima rangsang media, maka media dapat diklasifikasikan menjadi media audio, visual, dan audiovisual. Wilbur Schramm (1978) mengklasifikasikan media menjadi dua kelomok, yaitu media besar dan media kecil. Heinich (1996, p.99, dan p.137) mengklasifikasikan media menjadi dua kelompok yaitu pertama media yang tidak diproyeksikan, dan kedua media yang diproyeksikan. Media yang tidak diproyeksiksn misalnya: benda nyata, tiruan benda, model, mock-up, multimedia kit, bahan cetak, alat peraga, herbarium, insectarium, benda pajangan, dsb. Sedangkan media yang diproyeksikan misalnya: Overhead Projector (OHP), komputer multimedia yang diproyeksikan, filem suara, slide suara, filemstrips, video, opaque, presentasi multimedia, dsb. Media dapat pula dikalsifikasikan sesuai fungsinya dalam pembelajaran, yaitu media sebagai alat bantu pembelajaran atau media yang digunakan untuk belajar mandiri. Di negara-negara maju dewasa ini, pengelompokan media

menjadai dua yaitu media berbasis komputer dan media berbasis non komputer.

13

Berikut disajikan beberapa klasifikasi media ditinjau dari dari berbagai segi:

a. Klasifikasi media ditinjau dari segi fungsi: Ditinjau dari segi fungsinya, media dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu pertama sebagai alat bantu mengajar (teaching aid) dan dua sebagai media yang digunakan untuk belajar sendiri tanpa bantuan Pendidik (self instructional media): Tabel 2: Klasifikasi Media Menurut Fungsinya
Kelompok media 1. Audio (suara) 2. Bahan cetak (termasuk gambar/foto) Media Pembelajaran Mandiri (self instructional media) Audio tape (open reel, casette tape) Teks Terprogram, Manual Modul Buku pedoman/petunjuk Alat Bantu Pengajaran (teaching aids) Film tanpa suara Film bersuara, video tape Telepon Intercom Hand out Papan tulis Grafik Transparansi Peta Globe Slide Transparansi Film strip Lembarankerja audio tape Peta/diagram narasi

3. Gambar mati diproyeksikan

yang

Slide, film strip (bisa disertai narasi/penjelasan) Lembaran kerja disertai tape Peta/diagram disertai narasi Film strip diberi narasi Sound-slide Film tanpa suara Film bersuara Video-tape Audio-vision (Video disertai alat peraga benda nyata) Benda nyata Model/tiruan benda

4. Audio-cetak (kombinasi 1 dan 2)

disertai disertai

5. Audio visual yang diproyeksikan 6. Gambar bergerak 7. Gambar/film bersuara

8. Obyek/benda

9. Hubungan antar pribadi dan pengalaman langsung (Pendidik, teman sejawat) 10. Komputer

Komputer Alat Bantu Ajar (CAI) Internet Web Course Tool (WBCT)

Specimen Benda nyata Model/tiruan benda Permainan Simulasi Kunjungan lapangan Diskusi kelompok Komputer multimedia

14

b. Klasifikasi media berdasar digunakan atau tidaknya alat penampil a. Media yang diproyeksikan Media yang diproyeksikan adalah media yang pemanfaatannya memerlukan alat penampil (proyektor). Misalnya overhead transparansi memerlukan OHP, filem memerlukan proyektor filem; slides, slide suara, filmstrip, proyektor opaque, bahan presentasi powerpoint, LCD. b. Media yang tidak diproyeksikan Media yang tidak diproyeksikan adalah media yang pemanfaatannya tidak memerlukan alat penampil (proyektor). Misalnya benda tiga dimensi, benda nyata, tiruan benda, model, kit multimedia, bahan cetak, gambar, bagan, peta, dsb. c. Klasifkasi media berdasar kompleksitasnya a. Media kecil Media kecil adalah media yang ditinjau dari segi pembuatan maupun pemanfaatannya relatif sederhana. Ditinjau dari segi harga tidak terlalu mahal. Misalnya alat peraga matematika sederhana. b. Media besar Media besar adalah media yang segi pembuatan maupun pemanfaatannya bersifat kompleks atau rumuti. Ditinjau dari segi biaya memerlukan biaya besar. Contoh media besar: komputer, televisi, internet.

d. Klasifikasi media dalam hubungannya komputer 1. Media berbasis komputer Media berbasis komputer adalah media yang pembuatan maupun pemanfaatannya menggunakan komputer. Contoh: VCD, DVD, CAI, internet, web pembelajaran, e-learning. 2. Media berbasis nonkomputer Media berbasis nonkomputer adalah media yang pembeuatan maupun pemanfaatannya tidak memerlukan komputer. Misalnya: kaset audio, kaset video, OHP/OHT.

15

e. Media audio, visual, audiovisual a. Media visual Media visual adalah media yang dalam pemanfaatannya banyak menyentuh indera mata atau penglihatan. Misalnya gambar, filem, poster, baliho, foto, dsb. b. Media audio Media audio adalah media yang dalam pemanfaatannya banyak menyentuh indera pendengaran (telinga), misalnya program radio, program kaset audio, telephon, pengeras suara. c. Media audiovisual Media yang dalam penggunaannya menyentuh baik indera pengelihatan maupun pendengaran sekaligus. Contoh: filem bersuara, kaset video, siaran televise, VCD, DVD.

6. Analisis Kelebihan Dan Keterbatasan Beberapa Media Kelebihan dan keterbatasan berbagai jenis media perlu kita pelajari agar kita dapat memilih media yang tepat, yaitu media yang memiliki banyak keunggulan dengan sedikit mungkin keterbatasan. Beberapa media yang klasifikasinya telah dikemukakan di atas memiliki kelebihan atau keunggulan di samping keterbatasan masing-masing. Berikut disajikan hasil identifikasi kelebihan dan keterbatasan beberapa media: a. Media Radio. Kelebihan Media Radio. 1) Meningkatkan kemampuan murid untuk berkomunikasi secara lisan (misalnya kemampuan mendengarkan, intonasi, ucapan, dan sebagainya) 2) Mampu menyampaikan pesan-pesan yang karena sifatnya lebih menarik kalau disajikan atau pendengaran). 3) Mengembangkan imaginasi murid. 4) Menyampaikan suara atau bunyi asli yang tidak bisa diperoleh secara langsung dan segera, misalnya suara toke-toke, bunyi binatang, suara mesin pesawat jet, dsb. disampaikan secara auditif (menyentuh indera

16

5) Memiliki jangkauan yang luas dan dalam waktu yang relatif singkat. 6) Program radio dipersiapkan dengan lebih baik oleh team ahli, dengan bahan-bahan yang relatif lebih luas sehingga kualitas materi pelajaran dan isinya lebih bermutu. 7) Mudah dijangkau oleh daya beli masyarakat karena harganya yang relatif murah. 8) Harga dan biaya pemeliharaan cukup murah. 9) Program radio relatif mudah di buat. 10) Radio mampu menyampaikan kebijaksanaan, informasi secara cepat dan akurat. 11) Pesawat radio mudah dibawa kemana-mana. Keterbatasan Media Radio. 1) Sarana komunikasi satu arah. 2) Sarana penyampai program yang hanya satu kali, tak dapat dihentikan untuk diulang (diluar kontrol pendengaran/ audience ). 3) Terikat oleh alat pemancaran dan waktu. 4) Terlalu peka terhadap gangguan sekitar. 5) Hanya dapat didengar saja/menjangkau indera ya ng terbatas. 6) Terbatasnya bahan pelajaran yang dapat disampaikan dalam satu program karena terbatasnya intensitas daya dengar murid. b. Media Kaset Audio. Kelebihan Media Kaset Selain kelebihan-kelebihan yang sama dengan media radio, media kaset, memiliki kelebihan lain : a. Kaset mulai membudaya dalam masyarakat Indonesia b. Program kaset dapat digunakan secara perseorangan maupun kelompok. c. Dapat diulang setiap waktu d. Mudah diperbanyak. e. Mudah menggunakannya. Keterbatasan Media Kaset. 1) Media untuk didengar saja 2) Media satu arah 17

3) Tidak memiliki jangkauan yang luas. c. Media Slide-Suara Kelebihan Media Slide Suara 1) Sebagai pengganti pengalaman langsung 2) Untuk memperjelas dan melengkap informasi yang memerlukan banyak visualisasi. 3) Untuk memberikan pematangan pada bagian-bagian yang dipandang perlu. 4) Membuat pelajaran lebih menarik dan menghindari kebosanan. 5) Sebagai bagian pengayaan. 6) Dapat menampilkan di layar sesuatu yang tak mungkin disaksikan dengan mata biasa. 7) Dapat dilihat dan didengar (menjangkau lebih dari satu indera). Keterbatasan Media Slide Suara. 1) Pembuatannya relatif sulit dan mahal daripada program radio dan kaset. 2) Penggunaannya lebih sulit daripada radio dan kaset. 3) Visualisasinya tidak bisa menggambarkan gerakan. 4) Pemeliharaan dan penyimpangannya relatif sukar. 5) Daya jangkau terbatas. 6) Memerlukan fasilitas dan perlengkapan yang khusus (ruang gelap, layar, tenaga listrik). d. Media komputer Kelebihan/keunggulan 1. Menghemat waktu 2. Kendali belajar pada siswa 3. Dapat memberikan umpan balik dan penguatan secara otomatis 4. Bisa untuk belajar secara individual/mandiri 5. Dapat menyesuaikan dengan kecepatan, kesempatan, dan kebutuhan siswa 6. Mempunyai daya tarik visual, audio, maupun audiovisual terutama pada computer multimedia 7. Dapat mengelola dan mencatat informasi secara teratur 8. Dapat memberi pengalaman belajar yang berbeda-beda. 9. Konsisten 18

10. Efektif dan efisien 11. Ketepatan komunikasi Kelemahan 1. Biaya mahal 2. Kompatibiltas kurang 3. Kurang membantu terjadinya interaksi social 4. Kurangnya perangkat lunak yang tersedia di pasaran 5. Pemeliharaan mahal dan perlu keahlian 6. Ketergantungan pada pasokan listrik. 7. Perlu keahlian untuk pembuatan program.

19

TES FORMATIF

1. PERTANYAAN: Apakah yang dimaksud dengan media?

JAWABAN: Media adalah sarana fisik yang berisi pesan atau sarana untuk menyampaikan pesan. Menurut konsep dan kawasan teknologi

pendidikan/pembelajaran, media termasuk sumber belajar. Seperti diketahui, menurut definisi dan kawasan teknologi pendidikan tahun 1977, sumber belajar meliputi pesan, orang, bahan, alat, teknik dan lingkungan. Tabel 1 menunjukkan klasifikasi sumber belajar dilengkapi conto-contohnya. 2. PERTANYAAN: Menurut konsep dan kawasan teknologi pendidikan/pembelajaran, media termasuk sumber belajar.Tuliskan klasifikasi sumber belajar menurut konsep teknologi pendidikan tahun 1977 dilengkapi contoh!

JAWABAN:, Sumber belajar meliputi pesan (misalnya kurikulum, materi pelajaran), orang (guru, penatar, instruktur), bahan (kaset kosong, buku tulis), alat (OHP, LCD, pesawat radio), teknik (strategi, metode), dan lingkungan (ruang kelas, ruang perpustakaan). Klasifikasi sumber belajar tersebut (untuk memudahkan disingkat POBATEL), menjawab pertanyaan Apa, oleh siapa, dengan menggunakan bahan, alat, metode apa, dan dalam lingkungan seperti apa? 3. PERTANYAAN: Apakah yang disebut belajar?

JAWABAN: Belajar merupakan perubahan pengetahuan, sikap, dan ketrampilan yang disebabkan oleh adanya interaksi antara individu peserta didik dengan informasi atau lingkungan. Terjadi proses belajar jika terjadinya perubahan itu disebabkan oleh adanya interaksi peserta didik dengan lingkungan belajar, bukan karena faktor pertumbuhan atau kedewasaan (maturity).

20

4. PERTANYAAN: Apakah yang disebut pembelajaran?

JAWABAN: Pembelajaran merupakan pengaturan kondisi atau lingkungan yang memberikan fasiltas atau kemudahan belajar. Lingkungan dimaksud bukan hanya lingkungan tempat belajar, tetapi meliputi pula metode, media, dan peralatan yang diperlukan untuk menyampaikan informasi dan memberi bantuan belajar siswa.

5. PERTANYAAN: Bagaimanakah peran media daam pembelajaran?

JAWABAN: Peran media dalam pembelajaran tergantung dari bentuk pentuk pembelajaran. Bentuk pembelajaran dapat berpusat pada guru (instructordirected instruction) atau berpusat pada siswa (student-centered learning). Dalam bentuk pembelajaran berpusat pada guru, media digunakan oleh guru sebagai alat bantu ajar (teaching aid). Dalam pembelajaran yang berpusat pada siswa, media berperan sebagai media yang dapat mengajar sendiri dengan tanpa atau sedikit bantuan guru (self instructional media).

6. PERTANYAAN: media?

Mengapa dalam proses pembelajaran diperlukan

JAWABAN: Proses pembelajaran itu mirip dengan proses komunikasi, yaitu proses beralihnya pesan dari suatu sumber, menggunakan saluran, kepada penerima, dengan tujuan untuk menimbulkan akibat atau hasil. Model komunikasi terebut dikenal dengan nama model: Source Message Channel Reciever Effect. Dalam proses pembelajaran, pesan itu berupa materi pelajaran, sumber diperankan oleh pendidik, saluran berupa media, penerima adalah siswa, sedangkan hasil berupa bertambahnya

pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Jadi, media sebagai saluran diperlukan dalam proses pembelajaran.

21

7. PERTANYAAN: Jelaskan pentingnya media ditinjau dari teori informasi!

JAWABAN: Informasi masuk ke dalam kesadaran manusia melalui pancaindera, yaitu indera pendengaran, penglihaan, penciuman, perabaan, dan pengecapan. Informasi masuk ke kesadaran manusia paling banyak melalui indera pendengaran dan penglihatan. Berdasarkan alas an tersebut , maka media yang banyak digunakan adalah media audio, media visual, dan media audiovisual (gabungan media audio dan visual). Belakangan berkembang konsep multimedia, yaitu penggunaan secara serentak lebih daripada satu media dalam proses komunikasi, informasi dan pembelajaran. Konsep multimedia didasarkan atas pertimbangan bahwa penggunaan lebih dari pada satu media yang menyentuh banyak indera akan membuat proses informasi termasuk proses pembelajaran lebih efektif. 8. PERTANYAAN: Jelaskan rasional penggunaan media ditinjau dari teori kerucut pengalaman!

JAWABAN:

Idealnya dalam proses pembelajaran, pendidik memberikan

pengalaman nyata dan langsung kepada siswa. Semakin nyata, kongkrit dan langsung, semakin mudah pula siswa dapat menangkap materi pelajaran. Namun karena keadaan, tidak selamanya pendidik dapat memberikan pengalaman secara langsung dan nyata. Karena itu sesuai dengan teori kerucut pengalaman karya Edgar Dale, dalam mengajar jika pengalaman langsung tidak mungkin dilaksanakan, maka digunakan tiruan pengalaman, pengalaman yang didramatisaikan, demonstrasi, karya wisata, pameran,

televisi pendidikan, gambar hidup, gambar mati, radio dan rekaman, lambang visual, dan lambang verbal.

22

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Gafur (1986). Disain Instruksional : Suatu Langkah Sistematis Penyusunan Pola Dasar Kegiatan Belajar Mengajar, Sala : Tiga Serangkai, 1986. Abdul Gafur (1986) Definisi Teknologi Pendidikan. Jakarta : Rajawali. Abdul Gafur (1985) Media Besar Media Kecil : Alat dan Teknologi Pengajaran (Terjemahan) Semarang: IKIP Semarang Press. AECT (1986) Definisi Teknologi Pendidikan. Jakarta: CV Rajawali. Abdul Gafur (2001) Pengorganisasian dan Pengadministrasian Lab-Site. Jakarta: Universitas Terbuka. American Association of School Librarians & AECT (1995). Media Programs: District and School. Washington: ALA & AECT Publications. Anglin Gary J. (1991). Instructional Technology: Past, present, and Future. Colorado: Englewood. Anderson, Ronald (1983) Selecting and developing media for instruction. New Jersey: Van Nortrand & Reinhold Co. Aitken, Peter G. (1994) Panduan cepat menggunakan Microsoft Ofrfice. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Heinich, R., Molenda, M., Russel J, Smaldino, S. (1996). Instructinal media and technologies for learning. Sydney: Printice-Hall International.

===ag===

23

You might also like