You are on page 1of 41

ALIRAN SALURAN TERBUKA (OPEN CHANNEL FLOW)

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Disampaikan Oleh:
M. Baitullah Al Amin, ST, M.Eng.
Mail to: baitullah_ceed03@yahoo.com
I. KONSEP DASAR







Keterangan Gambar 1.
h = kedalaman aliran vertikal, adalah jarak vertikal antara titik terendah dasar saluran dan
permukaan air (m),
d = kedalaman air normal, adalah kedalaman yang diukur tegak lurus terhadap garis aliran (m)
z = elevasi atau jarak vertikal antara permukaan air dan garis referensi tertentu (m),
T = lebar potongan melintang pada permukaan air (m),
A = luas penampang basah yang diukur tegak lurus arah aliran (m
2
),
P = keliling basah, yaitu panjang garis persinggungan antara air dan dinding dan/atau dasar
saluran yang diukur tegak lurus arah aliran,
R = jari-jari hidraulik, R = A/P (m), dan
D = kedalaman hidraulik, D = A/T (m).
05/05/2012 M Baitullah Al Amin 2
Gambar 1. Definisi potongan melintang dan memanjang saluran
I. KONSEP DASAR
DISTRIBUSI KECEPATAN
Dalam aliran melalui saluran terbuka, distribusi kecepatan
tergantung pada banyak faktor seperti bentuk saluran,
kekasaran dinding, keberadaan permukaan bebas, dan debit
aliran. Distribusi kecepatan tidak merata di setiap titik pada
tampang melintang seperti pada Gambar 2.
Kecepatan aliran mempunyai tiga komponen arah menurut
koordinat kartesius. Namun, komponen arah vertikal dan
lateral biasanya kecil dan dapat diabaikan. Sehingga, hanya
kecepatan aliran yang searah dengan arah aliran
diperhitungkan. Komponen kecepatan ini bervariasi terhadap
kedalaman dari permukaan air. Tipikal variasi kecepatan
terhadap kedalaman air diperlihatkan dalam Gambar 3.

05/05/2012 M Baitullah Al Amin 3
I. KONSEP DASAR
05/05/2012 M Baitullah Al Amin 4
Gambar2. Distribusi kecepatan pada
berbagai bentuk potongan melintang saluran
Gambar 3. Pola distribusi kecepatan
sebagai fungsi kedalaman
I. KONSEP DASAR
Distribusi kecepatan pada vertikal dapat ditentukan dengan melakukan
pengukuran pada berbagai kedalaman. Semakin banyak titik pengukuran
akan memberikan hasil semakin baik. Biasanya pengukuran kecepatan di
lapangan dilakukan dengan menggunakan current meter. Alat ini berupa
baling-baling yang akan berputar karena adanya aliran, yang kemudian
akan memberikan hubungan antara kecepatan sudut baling-baling dengan
kecepatan aliran.
Untuk keperluan praktis dan ekonomis, dimana sering diperlukan
kecepatan rata-rata pada vertikal, pengukuran kecepatan dilakukan hanya
pada satu atau dua titik tertentu. Kecepatan rata-rata diukur pada 0,6 kali
kedalaman dari muka air, atau harga rata-rata dari kecepatan pada 0,2 dan
0,8 kali kedalaman. Ketentuan ini hanya berdasarkan hasil pengamatan di
lapangan dan tidak ada penjelasan secara teoritis. Besar kecepatan rata-
rata ini bervariasi antara 0,8 dan 0,95 kecepatan di permukaan dan
biasanya diambil sekitar 0,85.
05/05/2012 M Baitullah Al Amin 5
II. HUKUM KONSERVASI
1. KONSERVASI MASSA (PERSAMAAN KONTINUITAS)






Ditinjau aliran zat cair tidak mampu mapat di dalam suatu pias
saluran terbuka untuk menjabarkan persamaan kontinuitas, seperti
terlihat pada Gambar 4.
Pada saluran tersebut tidak terjadi aliran masuk atau keluar
menembus dinding saluran dan alirannya adalah permanen. Apabila
debit yang lewat pada penampang potongan 3-3 besarnya sama
dengan Q dan mempunyai kedalaman aliran h pada t, maka
besarnya aliran netto yang lewat pias tersebut selama waktu t dapat
didefinisikan sebagai:


.. (3)




05/05/2012 M Baitullah Al Amin 6
t x
x
Q
t
x
x
Q
Q
x
x
Q
Q A A A
A A
c
c
=
)
`

|
.
|

\
|
c
c
+
|
.
|

\
|
c
c

2
.
2
.
Gambar 4. Kontinuitas aliran
dalam suatu pias
II. HUKUM KONSERVASI
Apabila luas penampang di potongan 1-1 adalah A dengan lebar muka air T,
maka jumlah pertambahan volume pada pias tersebut selama t adalah:

.. (4)

Prinsip kontinuitas menyatakan bahwa jumlah pertambahan volume sama
dengan besarnya aliran netto yang lewat pada pias tersebut, sehingga dengan
menyamakan persamaan (3) dan (4) akan diperoleh persamaan berikut ini:

...(5)

Pada aliran tetap (steady) luas tampang basah tidak berubah selama t, sehingga
integrasi persamaan (5) menghasilkan:

Q = konstan atau
Q
1
= Q
2
A
1
V
1
= A
2
V
2
... (6)

05/05/2012 M Baitullah Al Amin 7
( ) t x A
t
A A . .
c
c
0 =
c
c
+
c
c
t
A
x
Q
II. HUKUM KONSERVASI
2. KONSERVASI ENERGI (PERSAMAAN ENERGI)
Hukum Bernoulli menyatakan bahwa jumlah energi air dari
setiap aliran yang melalui suatu penampang saluran dapat
dinyatakan sebagai jumlah fungsi air, tinggi tekanan, dan
tinggi kecepatan.

.. (7)

Menurut prinsip kekekalan energi, jumlah tinggi fungsi energi
pada penampang 1 di hulu akan sama dengan jumlah fungsi
energi pada penampang 2 di hilir dan fungsi h
f
di antara kedua
penampang tersebut.

... (8)
05/05/2012 M Baitullah Al Amin 8
g
V
d z H
2
cos
2
+ + = u
f
h
g
V
d z
g
V
d z + + + = + +
2
cos
2
cos
2
2
2 2
2
1
1 1
u u
II. HUKUM KONSERVASI

05/05/2012 M Baitullah Al Amin 9
Gambar 5. Energi dalam aliran saluran terbuka
II. HUKUM KONSERVASI
Apabila kemiringan saluran kecil, = 0, maka
persamaan (8) menjadi:


.. (9)

Dimana
z = fungsi titik di atas garis referensi (m)
h = fungsi tekanan di suatu titik (m)
V = kecepatan aliran (m/det)
g = gaya gravitasi bumi (m/det
2
)
05/05/2012 M Baitullah Al Amin 10
f
h
g
V
h z
g
V
h z + + + = + +
2 2
2
2
2 2
2
1
1 1
II. HUKUM KONSERVASI
3. KONSERVASI MOMENTUM (PERSAMAAN MOMENTUM)
Hukum Newton II tentang gerakan menyatakan bahwa besarnya perubahan
momentum per satuan waktu pada suatu persamaan adalah sama dengan
besarnya resultante semua gaya-gaya yang bekerja pada pias tersebut.

. (10)
Berdasarkan Gambar 6, maka persamaan konservasi momentum tersebut
dapat ditulis sebagai:

(11)

Dimana
P = tekanan hidrostatis
W = berat volume pada pias (1) (2)
S
o
= kemiringan dasar saluran
Fa = tekanan udara pada muka air bebas
F
f
= gaya geser yang terjadi akibat kekasaran dasar


05/05/2012 M Baitullah Al Amin 11

= V PQ F A .
( )
1 2 2 1
sin V V PQ F F W P P
a f
= + u
II. HUKUM KONSERVASI
05/05/2012 M Baitullah Al Amin 12
Gambar 6. Penerapan dalil momentum
III. ALIRAN SERAGAM
Di dalam aliran seragam (uniform), dianggap bahwa aliran adalah
mantap/permanen dan satu dimensi.
Aliran tidak mantap yang seragam hampir tidak ada di alam.
Dengan anggapan satu dimensi berarti kecepatan aliran di setiap titik
pada tampang lintang adalah sama.
Contoh aliran seragam adalah aliran melalui saluran drainase yang
sangat panjang dan tidak ada perubahan penampang. Aliran di saluran
drainase yang dekat dengan bangunan drainase tidak lagi seragam
karena adanya pembendungan atau terjunan, yang menyebabkan
aliran menjadi tidak seragam (non-uniform).
Pada umumnya aliran seragam di saluran terbuka adalah turbulen,
sedangkan aliran laminer sangat jarang terjadi.
Aliran seragam tidak dapat terjadi pada kecepatan aliran yang besar
atau kemiringan saluran sangat besar. Apabila kecepatan aliran
melampaui batas tertentu (kecepatan kritik), maka muka air menjadi
tidak stabil dan akan terjadi gelombang. Pada kecepatan yang sangat
tinggi (lebih dari 6 m/det), udara akan masuk ke dalam aliran dan
aliran menjadi tidak mantap
05/05/2012 M Baitullah Al Amin 13
III. ALIRAN SERAGAM
1. Rumus Empiris Kecepatan Rata-Rata
Karena sulit menentukan tegangan geser dan distribusi kecepatan dalam
aliran turbulen, maka digunakan pendekatan empiris untuk menghitung
kecepatan rata-rata.

1) Rumus Chezy (1769)
Seorang insinyur Perancis yang bernama Antoine Chezy pada tahun 1769
merumuskan kecepatan untuk aliran seragam yang sangat terkenal dan
masih banyak dipakai sampai sekarang. Dalam penurunan rumus Chezy,
digunakan beberapa asumsi berikut ini:
a) Aliran adalah permanen,
b) Kemiringan dasar saluran adalah kecil,
c) Saluran adalah prismatik.

Zat cair yang mengalir melalui saluran terbuka akan menimbulkan tegangan
geser (tahanan) pada dinding saluran. Tahanan ini akan diimbangi oleh
komponen gaya berat yang bekerja pada zat cair dalam arah aliran. Di dalam
aliran seragam, komponen gaya berat dalam arah aliran adalah seimbang
dengan tahanan geser. Tahanan geser ini tergantung pada kecepatan aliran.
05/05/2012 M Baitullah Al Amin 14
III. ALIRAN SERAGAM





Penurunan persamaan dasar aliran seragam dilakukan dengan anggapan berikut ini
(Gambar 7).
a) Gaya yang menahan aliran tiap satuan luas dasar saluran adalah sebanding
dengan kuadrat kecepatan dalam bentuk:

. (12)
dengan k adalah konstanta. Bidang singgung (kontak) antara aliran dengan
dasar saluran adalah sama dengan perkalian antara keliling basah (P) dan
panjang saluran (L) yang ditinjau, yaitu PL. Gaya total yang menahan aliran
adalah:
(13)
05/05/2012 M Baitullah Al Amin 15
2
kV
o
= t
PL
o
tahanan Gaya t =
Gambar7. Penurunan rumus Chezy
III. ALIRAN SERAGAM
b) Di dalam aliran permanen, komponen gaya berat (searah
aliran) yang mengakibatkan aliran harus sama dengan
gaya tahanan total. Besar komponen gaya berat adalah:

.. (14)

dengan:
: berat jenis zat cair
A : luas tampang basah
L : panjang saluran yang ditinjau
: sudut kemiringan saluran
05/05/2012 M Baitullah Al Amin 16
o sin berat gaya Komponen AL =
III. ALIRAN SERAGAM
Berdasarkan kedua anggapan tersebut dan dengan memperhatikan, Gambar 7
maka keseimbangan antara komponen gaya berat dan gaya tahanan geser adalah:


Atau


Atau



Oleh karena sudut kemiringan saluran adalah kecil, maka kemiringan saluran I
= tg = sin dan persamaan di atas menjadi:

. (15)
Dengan


05/05/2012 M Baitullah Al Amin 17
o t sin AL PL
o
=
o sin
2
AL PL kV =
o

sin
2
P
A
k
V =
RI C V =
k
C

=
p
A
R =
,dan
III. ALIRAN SERAGAM
Persamaan (15) dikenal dengan rumus Chezy dan koefisien C
disebut koefisien Chezy.
2) Beberapa ahli telah mengusulkan beberapa bentuk koefisien
Chezy C dari rumus umum pada pers. (15). Koefisien tersebut
tergantung pada bentuk tampang lintang, bahan dinding
saluran, dan kecepatan aliran.
a) Rumus Bazin
Pada tahun 1879, H. Bazin, seorang ahli hidraulika Perancis
mengusulkan rumus berikut ini.

.. (16)

dengan
B
adalah koefisien yang tergantung pada kekasaran
dinding. Nilai
B
untuk beberapa jenis dinding saluran
diberikan dalam Tabel 1.




05/05/2012 M Baitullah Al Amin 18
R
C
B

+
=
1
87
III. ALIRAN SERAGAM
Jenis Dinding
B

Dinding sangat halus (semen) 0,06
Dinding halus (papan, batu, bata) 0,16
Dinding batu pecah 0,46
Dinding tanah sangat teratur 0,85
Saluran tanah dengan kondisi biasa 1,30
Saluran tanah dengan dasar batu pecah dan tebing rumput 1,75
05/05/2012 M Baitullah Al Amin 19
Tabel 1. Koefisien kekasaran Bazin
III. ALIRAN SERAGAM
b) Rumus Ganguillet Kutter
Pada tahun 1896, dua insinyur Swiss, Ganguillet dan Kutter
mengusulkan rumus berikut ini.


(17)


Koefisien n yang ada pada persamaan tersebut sama dengan
koefisien n pada rumus Manning. Rumus tersebut lebih
kompleks dari rumus Bazin, tetapi hasilnya tidak lebih baik
dari rumus Bazin. Untuk nilai kemiringan kecil (dibawah
0,0001) nilai 0,00155/I menjadi besar dan rumus tersebut
menjadi kurang teliti.

05/05/2012 M Baitullah Al Amin 20
R
n
I
n I
C
|
.
|

\
|
+ +
+ +
=
00155 , 0
23 1
1 00155 , 0
23
III. ALIRAN SERAGAM
c) Rumus Manning
Seorang insinyur Irlandia bernama Robert Manning (1889)
mengusulkan rumus berikut ini.

(18)

Dengan koefisien tersebut maka rumus kecepatan aliran menjadi:

. (19)

Koefisien n merupakan fungsi dari bahan dinding saluran yang
mempunyai nilai yang sama dengan n untuk rumus Ganguillet dan
Kutter. Tabel 2 memberikan nilai n. Rumus Manning ini banyak
digunakan karena mudah pemakaiannya.


05/05/2012 M Baitullah Al Amin 21
6 / 1
1
R
n
C =
2 / 1 3 / 2
1
I R
n
V =
III. ALIRAN SERAGAM
Bahan Koefisien Manning (n)
Besi tuang dilapis 0,014
Kaca 0,010
Saluran beton 0,013
Bata dilapis mortar 0,015
Pasangan batu disemen 0,025
Saluran tanah bersih 0,022
Saluran tanah 0,030
Saluran dengan dasar batu dan tebing rumput 0,040
Saluran pada galian batu padas 0,040
05/05/2012 M Baitullah Al Amin 22
Tabel 2. Harga koefisien Manning
III. ALIRAN SERAGAM
d) Rumus Strickler
Strickler mencari hubungan antara nilai koefisien n dari rumus
Manning dan Ganguillet-Kutter, sebagai fungsi dari dimensi material
yang membentuk dinding saluran. Untuk dinding (dasar dan tebing)
dari material yang tidak koheren, Koefisien Strickler ks diberikan oleh
rumus berikut:

.. (20)

dengan R adalah jari-jari hidraulis, dan d
35
adalah diameter (dalam
meter) yang berhubungan dengan 35% berat dari material dengan
diameter yang lebih besar. Dengan menggunakan koefisien tersebut
maka rumus kecepatan aliran menjadi:

... (21)
05/05/2012 M Baitullah Al Amin 23
6 / 1
35
26
1
|
|
.
|

\
|
= =
d
R
n
k
s
2 / 1 3 / 2
I R k V
s
=
LATIHAN
1. Saluran segi empat dengan lebar B = 6 m dan kedalaman
air h = 2 m. Kemiringan dasar saluran 0,001 dan koefisien
Chezy C = 50. Hitung debit aliran.
2. Saluran terbuka segi empat dengan lebar 5 m dan
kedalaman 2 m mempunyai kemiringan dasar saluran
0,001. Dengan menggunakan rumus Bazin, hitung debit
aliran apabila diketahui jenis dinding saluran terbuat
dari batu pecah.
3. Saluran terbuka berbentuk segi empat dengan lebar 10 m
dan kedalaman air 4 m. Kemiringan dasar saluran 0,001.
Apabila koefisien dari rumus Kutter adalah n = 0,0025,
hitung debit aliran.

05/05/2012 M Baitullah Al Amin 24
LATIHAN
4. Saluran terbuka berbentuk trapesium terbuat dari
tanah (n = 0,022) mempunyai lebar 10 m dan
kemiringan tebing 1 : m (vertikal : horisontal)
dengan m = 2. Apabila kemiringan dasar saluran
adalah 0,0001 dan kedalaman aliran adalah 2 m,
hitung debit aliran.
5. Saluran berbentuk trapesium dengan lebar dasar 5
m dan kemiringan tebing 1 : 1, terbuat dari pasangan
batu (n = 0,025). Kemiringan dasar saluran adalah
0,005. Debit aliran Q = 10 m
3
/det. Hitung kedalaman
aliran.
05/05/2012 M Baitullah Al Amin 25
IV. TAMPANG LINTANG EKONOMIS
Beberapa rumus kecepatan aliran yang diberikan sebelumnya menunjukkan bahwa
untuk kemiringan dan kekasaran saluran tertentu, kecepatan akan bertambah dengan
jari-jari hidraulis. Sehingga untuk luas tampang basah tertentu debit akan maksimum
apabila nilai R = A/P maksimum, atau apabila keliling basah minimum. Dengan kata
lain, untuk debit aliran tertentu, luas tampang lintang saluran akan minimum apabila
saluran mempunyai nilai R maksimum (atau P minimum). Tampang lintang saluran
seperti ini disebut tampang saluran ekonomis (efisien) untuk luas tampang tertentu.
Penjelasan tentang tampang lintang ekonomis ini dapat dilakukan dengan
menggunakan rumus debit aliran, yang dalam hal ini misalnya digunakan rumus
Manning.


dengan


Berdasarkan rumus tersebut akan dicari, untuk kemiringan saluran I dan kekasaran
dinding n, suatu tampang lintang dengan luas yang sama A tetapi memberikan debit
maksimal. Untuk nilai A, n dan I konstan, debit akan maksimum apabil R maksimum.

05/05/2012 M Baitullah Al Amin 26
2 / 1 3 / 2
1
I R
n
A AV Q = =
P
A
R =
IV. TAMPANG LINTANG EKONOMIS
1. Saluran bentuk trapesium
05/05/2012 M Baitullah Al Amin 27
Gambar 8. Saluran ekonomis bentuk trapesium
h
IV. TAMPANG LINTANG EKONOMIS
Untuk saluran tanah dengan bentuk trapesium seperti yang
ditunjukkan dalam Gambar 8 dengan lebar dasar B,
kedalaman h, dan kemiringan tebing tan = 1/m.
Nilai m = 1/tan adalah fungsi dari jenis tanah. Kemiringan
ini ditentukan oleh sudut longsor material tebing. Dengan
demikian hanya ada dua variabel yaitu lebar dasar B dan
kedalaman h untuk mendapatkan bentuk tampang basah
yang paling efisien. Luas tampang dan keliling basah adalah:
... (22.a)

(22.b)
05/05/2012 M Baitullah Al Amin 28
( ) mh B h A + =
2
1 2 m h B P + + =
( )
2
1 2 m h B
mh B h
P
A
R
+ +
+
= =
IV. TAMPANG LINTANG EKONOMIS
B dan h adalah variabel. Apabila nilai B dari persamaan
(22.a) disubstitusikan ke dalam persamaan (22.b) maka
akan didapat:


a. Apabila m tertentu (konstan)
Nilai P akan minimum apabila dP/dh = 0, sehingga:


05/05/2012 M Baitullah Al Amin 29
2
2
1 2 m h
h
mh A
P + +

=
2
2
2
1 2
1 2
m m
y
A
m h mh
h
A
dh
d
dh
dP
+ + =
|
.
|

\
|
+ + =
IV. TAMPANG LINTANG EKONOMIS
Substitusi nilai A dari persamaan (22.a) ke dalam
persamaan di atas dan kemudian disama-dengankan
nol, maka:




. (22.c)

... (23)
Dengan T adalah lebar muka air.

05/05/2012 M Baitullah Al Amin 30
( )
0 1 2
2
2
= + +
+
m m
h
mh B h
0 1 2 2
2
= + + m h mh B
2
1 2 2 m h mh B + = +
2
1 2 m h T + =
IV. TAMPANG LINTANG EKONOMIS
b. Apabila m variabel
Apabila h dianggap konstan dan kemudian P dideferensialkan
terhadap m:





yang akhirnya didapat:


atau





05/05/2012 M Baitullah Al Amin 31
( )
1
1
2
0
1
2

0 2 1 2
2
1
2
2
2 / 1
2
=
+
=
+
+ =
= + + =

m
m
m
mh
h
m x m h x h
dm
dP
3
1
= m
0
60 = o
IV. TAMPANG LINTANG EKONOMIS
Jadi, tampang basah paling ekonomis diperoleh apabila lebar muka air adalah 2
kali panjang sisi miring (tebing) saluran. Kondisi ini didapat apabila sudut
kemiringan tebing saluran terhadap horisontal adalah 60
o
. Dengan demikian
apabila dibuat suatu setengah lingkaran dengan pusat pada muka air, setengah
lingkaran tersebut akan menyinggung kedua sisi tebing dan dasar saluran seperti
yang ditunjukkan dalam Gambar 16.
Apabila nilai B dari persamaan (22.c) disubstitusikan ke dalam persamaan jari-jari
hidraulis, akan didapat:







yang akhirnya didapat:



05/05/2012 M Baitullah Al Amin 32
( )
( )
mh m h
mh m h h
R
m h mh m h
mh mh m h h
P
A
R
2 1 4
1 2
1 2 2 1 2
2 1 2
2
2
2 2
2
+
+
=
+ + +
+ +
= =
2
h
R =
IV. TAMPANG LINTANG EKONOMIS
2. Saluran bentuk segi empat
05/05/2012 M Baitullah Al Amin 33
Gambar 9. Saluran ekonomis bentuk segi empat
h
IV. TAMPANG LINTANG EKONOMIS
Saluran dengan tampang segi empat biasanya digunakan
untuk saluran yang terbuat dari pasangan batu atau beton.
Bentuk segi empat ini sama dengan bentuk trapesium untuk
nilai m = 0. Rumus-rumus untuk bentuk segi empat adalah
sebagai berikut.
Luas tampang basah:
Keliling basah:



Jari-jari hidraulis:
05/05/2012 M Baitullah Al Amin 34
Bh A=
h
h
A
P
h B P
2
2
+ =
+ =
h B
Bh
P
A
R
2 +
= =
IV. TAMPANG LINTANG EKONOMIS
Debit aliran akan maksimum apabila jari-jari hidraulis maksimum, dan
ini dicapai apabila keliling basah P minimum. Untuk mendapatkan P
minimum, diferensial P terhadap h adalah nol.




Jadi, saluran dengan bentuk segi empat akan memberikan luas tampang
ekonomis apabila lebar dasar sama dengan 2 kali kedalaman. Untuk
saluran segi empat ekonomis, didapat:





yang sama dengan bentuk trapesium.
05/05/2012 M Baitullah Al Amin 35
h B
h B
h
A
dh
dP
2
0 2
0 2
2
=
= +
= + =
2
4
2
2
h
P
A
R
h P
h A
= =
=
=
IV. TAMPANG LINTANG EKONOMIS
3. Saluran bentuk setengah lingkaran

05/05/2012 M Baitullah Al Amin 36
Gambar 10. Saluran ekonomis bentuk lingkaran
IV. TAMPANG LINTANG EKONOMIS
Dari semua bentuk tampang lintang yang ada, bentuk
setengah lingkaran mempunyai keliling basah terkecil
untuk luas tampang tertentu. Dalam hal ini,





Jadi saluran dengan bentuk setengah lingkaran akan
dapat melewatkan debit aliran lebih besar dari bentuk
saluran yang lain, untuk luas tampang basah,
kemiringan dan kekasaran dinding yang sama.
05/05/2012 M Baitullah Al Amin 37
2
2
2
1
2
2
r
r
r
P
A
R
r P
r A
= = =
=
=
t
t
t
t
IV. TAMPANG LINTANG EKONOMIS
Pemilihan bentuk tampang saluran ekonomis ditentukan oleh
beberapa faktor, diantaranya adalah efisiensi, praktik
pembuatan, dan jenis dinding saluran.
Dalam praktik, meskipun saluran setengah lingkaran lebih
efisien, tetapi pembuatan saluran jauh lebih sulit dibanding
bentuk yang lain (trapesium atau segi empat), sehingga
saluran setengah lingkaran jarang dipakai.
Biasanya saluran berbentuk segi empat untuk dinding dari
pasangan batu atau beton.
Saluran berbentuk trapesium untuk saluran tanah.
Untuk luas tampang basah dan kemiringan tebing tertentu,
akan dapat ditentukan bentuk tampang basah yang efisien
sehingga biaya pekerjaan menjadi minimum.
05/05/2012 M Baitullah Al Amin 38
LATIHAN
6. Hitung dimensi saluran drainase ekonomis
berbentuk trapesium dengan kemiringan tebing 1
(horisontal) : 2 (vertikal) untuk melewatkan debit 50
m
3
/det dengan kecepatan rata-rata 1 m/det.
Berapakah kemiringan dasar saluran apabila
koefisien Chezy C = 50.
7. Saluran trapesium dengan kemiringan tebing 1:1
melewatkan debit maksimum pada kedalaman h =
2,4 m dan kemiringan dasar saluran 1:2.500. Hitung
debit aliran dan dimensi saluran. Koefisien Manning
n = 0,02.


05/05/2012 M Baitullah Al Amin 39
LATIHAN
8. Saluran drainase berbentuk trapesium mengalirkan
debit sebesar 10 m
3
/det. Kemiringan dasar saluran
1:5.000. Dinding saluran terbuat dari beton dengan
koefisien kekasaran n = 0,013. Tentukan dimensi
potongan melintang saluran yang paling ekonomis.

05/05/2012 M Baitullah Al Amin 40
5/5/2012 M. Baitullah Al Amin 41

You might also like