Professional Documents
Culture Documents
Berdasarkan penelitian dapat dipastikan para jumhur ulama bersepakat menetapkan empat sumber dalil (al-Quran, as-Sunnah, al-Ijma, dan al-Qiyas) sebagai dalil yang disepakati.
Akan tetapi, ada beberapa ulama yang tidak menyepakati dua sumber yang terakhir (Ijma dan Qiyas). A. Hassan, guru Persatuan Islam, menganggap musykil terjadinya Ijma, terutama setelah masa sahabat. Demikian juga Muhammad Hudhari Bek. Para ulama dari kalangan madzhab Zhahiri (di antara tokohnya adalah Imam Daud dan Ibnu Hazm alAndalusi) dan para ulama Syiah dari kalangan Akhbari tidak mengakui al-Qiyas sebagai dalil yang disepakati.
Definisi Al-Quran
Dari segi bahasa Lafadz Al-Quran berasal dari lafadz qiraah, yaitu mashdar (infinitif) dari lafadz qaraa, qiraatan, quranan. Dari aspek bahasa, lafadz ini memiliki arti mengumpulkan dan menghimpun huruf-huruf dan katakata satu dengan yang lain dalam suatu ucapan yang tersusun rapih.
Sedangkan secara istilah al-Quran ialah kitab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw yang ditulis dalam mushaf yang diriwayatkan sampai kepada kita dengan jalan yang mutawatir, tanpa ada keraguan.
Metode Ijmali
Metode Muqorin
Metode ini adalah metode tafsir yang berusaha mencari jawaban Al-Quran dengan cara mengumpulkan ayat-ayat Al-Quran yang mempunyai tujuan satu, yang bersamasama membahas topik/judul tertentu dan menertibkannya sesuai dengan masa turunnya selaras dengan sebab-sebab turunnya, kemudian memperhatikan ayat-ayat tersebut dengan penjelasan-penjelasan, keterangan-keterangan dan hubungan-hubungannya dengan ayat-ayat lain kemudian mengambil hukum-hukum darinya.
Pada masa sahabat menggunakan beberapa pendekatan yang antara lain sebagai berikut:
1. Dengan pendekatan Al-Quran itu sendiri Bahwa dalam ayat yang masih bersifat global terdapat penjelasannya pada ayat lain. Begitu juga ayat-ayat yang bersifat mutlak atau masih umum, terdapat pada tempat lain ayat yang menjadi qayyid atau mengkhusukannya.
2. Penafsiran di kembalikan kepada Nabi Hal ini dilakukan ketika terutama ketika para sahabat Nabi mendapatkan kesulitan dalam memahami suatu ayat dari Al-quran.
3.Pemahaman dan Ijtihad Sahabat Nabi Hal ini di perlukan jika mereka tidak menemukan tafsiran suatu ayat dalam kitabAllah dan juga tidak menemukannya dari penjelasan Nabi . Diantara para sahabat Nabi yang mempunyai keistimewaan dalam menjelaskan nash adalah Khulafaal-rosyidun, Zaid bin Tsabit, Ubay bin Kaab, Abdullah bin Umar, Aisyah, Abdullah bin Abbas, Abdullah bin Masud, Anas bin Malik, Abu Musa al- Asyari, Muaz bin Jabal, Ubadah bin Shomad dan Abdullah bin Amru bin Ash .
semua ketentuan hukum bagi Al-qur'an tentang membaca dan menyentuhnya tidak berlaku bagi hadits qudsi.