You are on page 1of 33

KEMUHAMMADIYAHAN

Khittah Muhammadiyah Kelas XII Semester Ganjil Oleh : Surtini

Standar Kompetensi
Memahami Landasan Operasional Muhammadiyah

Kompetensi Dasar
1. Memahami Khittah Perjuangan Muhammadiyah Indikator : Menerangkan pengertian Khittah Muhammadiyah Menyebutkan fungsi Khittah Menyebutkan macam-macam Khittah Muhammadiyah Menerangkan sejarah perumusan masing-masing Khittah Menjelaskan uraian masing-masing Khittah

Kompetensi Dasar
2. Membiasakan Perilaku Islam sesuai dengan Khittah Perjuangan Muhammadiyah Indikator : Mengindentifikasi perilaku Islami sesuai Khittah Muhammadiyah Mengidentifikasi perilaku intiqod Mengidentifikasi perilaku ukhuwah Islamiyah

Khittah Muhammadiyah
Pendahuluan Pengertian Khittah Muhammadiyah Fungsi Khittah Muhammadiyah
Macam-macam Khittah Muhamamdiyah
Sejarah Perumusan, Matan, dan Penjelasan Isi Masing-masing Khittah Muhammadiyah

Perilaku Islami Sesuai Khittah Muhammadiyah

Pendahuluan
Sebagaimana ditegaskan dalam rumusan Matan Keyakinan dan Citacita Hidup Muhammadiyah (MKCHM) bahwa Muhammdiyah adalah gerakan berasas Islam, bercita-cita dan bekerja untuk terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, untuk melaksanakan fungsi dan misi manusia sebagai hamba dan khalifah Allah dimuka bumi. Untuk mencapai cita-cita tersebut diperlukan pedoman yang berisi arah, kebajikan dan langkah-langkah yang harus ditempuh sehingga usaha yang dilakukan itu benar-benar dapat terwujud cita-cita yang diidamkan. Pedoman diperlukan, karena dalam perjalanan hidupnya, Muhammadiyah senantiasa menghadapi berbagai macam persoalan dan mengalami situasi yang berubah-ubah. Tanpa pedoman yang jelas dapat dipastikan akan terjadi kesimpangsiuran perjuangan serta keragu-raguan dalam menghadapi situasi yang selalu berubah tersebut. Pedoman itulah yang disebut dengan Khittah Muhammadiyah atau Khittah Perjuangan Muhamamdiyah.

Pengertian Khittah Muhammadiyah


Khittah berasal dari bahasa arab (khithotun) yang artinya garis / langkah. Sehingga arti khittah Muhammadiyah berarti garis-garis besar atau langkah- langkah persyarikatan Muhammadiyah. Dari segi istilah (ishtilahi) yang di maksud Khittah Muhammadiyah adalah pedoman yang berisi arah, kebijakan atau langkah-langkah yang di rumuskan oleh persyarikatan Muhammdiyah, yang harus di laksanakana untuk tercapainya tujuan yang telah di tetapkan.

FUNGSI KHITTAH MUHAMMADIYAH


Khittah Muhammadiyah berfungsi sebagai landasan operasional, berisi garis- garis besar pelaksanaan dari hal-hal yang tercantum dalam landasan idiil. Landasan idiil Muhammadiyah dapat berwujud Muqaddimah AD Muhammadiyah, MKCHM dan Kepribadian Muhammadiyah Hubungan Khittan Muhammadiyah dengan tiga landasan iddil adalah sebagai penjelasan atau penjabaran landasan idiil.

Muhammadiyah berdiri tanggal 8 Dzulhijah 1330 H bertepatan dengan tanggal 18 November 1912 M. Menjelang seabad usianya, Muhamamdiyah berhasil menetapkan Khittah Perjuangannya, antaran lain: 1. Langkah Muhammadiyah 1938-1940, terkenal dengan sebutan Langkah Dua Belas Muhammadiyah, dirumuskan pada periode kepempinan KH. Mas Mansur. 2. Khittah Palembang 1956-1959, dirumuskan pada Muhtamar Muhammdiyah ke-33 tahun 1965 di Palembang pada periode kepemimpinan Ahmad Rasyd Sutan Mansur.

1.

Khittah perjuangan Muhammadiyah 1969, dirumuskan pada sidang Tanwir Muhammadiyah tanun 1969 di Ponorogo Jawa Timur pada periode kepemimpinan KH. Abdul Rozaq Fachruddin. 2. Kittah perjuangan Muhammadiyah 1971, dirumuskan pada Muktamar Muhammadiyah ke-38 tahun 1971 di Ujung Pandang pada periode kemempinan KH.Abdul Rozaq Fachrudin. 3. Khittah perjuangan Muhammdiyah 1978, dirumuskan pada Muktamar Muhammadiyah tahun 1978 di Surabaya pada poriode kepemimpinan KH.Abdul Rozaq Fachrudin. 4. Khittah Muhammadiyah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara 2002, dirumuskan dan ditetapkan pada sidang tanwir Muhammdiyah tahun 2002 di Denpasar Bali, sehingga sering di sebut tittah Denpasar atau Khittah Bali. Khittah tersebut dirumuskan pada era kepemimpinan Prof. Drh. Ahmad Syafii Maarif

a. Sejarah Perumusan langkah Muhammdiyah 1938-1940 Langkah Muhammdiyah tersebut terdapat dalam surat Hoofdbestuur Moehammadijah tanggal 7 Mei 1939 no 295 /E berisi 12 langkah Muhammdiyah. Isinya di kelompokan menjadi 2 yakni: 1. Langkah ilmmi yaitu langkah langkah yang masih memerlukan pejelasan sebelum di laksanakan terdapat pada langkah no, 1 sampai 7 2. Langkah Amali yaitu langkah langkah yang tinggal mengamalkan atau melaksanakan sehingga tidak perlu di jelaskan terdapat pada langkah ke 8 -12 b. Matan Muhammdiyah 1938-1940 Langkah Muhammdiyah 1938-1940 menjujung tinggi firman Tuhan Alloh, yang termaktup dalam Al Ouran dan engambil teladan akan perjalanan Nabi Muhammad yang terhimpun dalam kitab hadisnya. Hoofdbestuur[PP] Muhamadiyah dengan sungguh melangsungkan langkahnya yang lebih luas dan menetapkan jejaknya yang kokoh dalam tahun 1938-1940, akan :

Memperdalam masuknya iman Memperluas paham agama Memperbuahkan budi pekerti Menuntun amalan Intiqad Mengutkan Persatuan Menegakkkan Keadilan Melakukan kebijaksanaan Menguatakan majelis Tanwir Mengadakan Konferensi Bagian Mempermusyawaratkan Putusan Mengawaskan Gerakan jalan Mempersambungkan Gerakan luar Langkah langkan ke 1-7 adalah langkah ilmi yang menghajatkan keterangan , adapapun langkah k 8-12 adalah langkah amali yakni tinggal terus di praktikkhan saja.

c. Penjelasan langkah Muhammdiyah 19438-1940 1. Penjelasan langkah pertama a. Pengertian Iman Orang di katakan beriman kalo telah menepati 3 unsur iman yaitu: * Percaya dalam hati * Mengucapkan kepercayaannya dalam lisan * Mengamalkan kepercayaan dan ucapannya dengan seluruh anggota badan/perbuatan dalam kehidupan sehari- hari b. Cara memperdalam masuknya iman Agar iman tetap menyatu dalam hati sanubari kita hendaklah di lakukan 2 hal yaitu: Menambah tebalnya iman dan menjaga agar cahaya iman tetap cemerlang

2. Penjelasan langkah ke 2 Pada langkah yang ke 2 ini, muhammdiyah berpendapat bahwa ajaran agama Islam yang sudah sempurna tersebut perlu di adakan perluasan cara memahaminya .Ulama berpedapat bahwa agama Islam di bagi menjadi 2 bagian pkok: pertama yaitu ajaran yang berhubungan dengan kepercayaan atau itiqod. Bagian yang ke 2 disebut furu adalah bagian yang berhubungan dengan masalah ibadah, muamalah, hudud[perbatasan dll]. 3. Penjelasan langkah ke 3 Beberapa ahklak mulia yang di anjurkan bagi setiap mukmin, terlebih bagi warga Muhammdiyah: * Takut hanya pada Allah * Menepati perjanjian * Berkata dan berbuat benar * Rahmah dan mahabbah pada sesama manusia teristimewa terhadap sesama mukmin

4. Penjelasan langkah ke 4 Intiqod adalah mengoreksi kesalahan atau kekurangan diri sendiri untuk kemudian melakukan perbaikan pada waktu berikutnya.Sasaran intiqod ada 3 yaitu: Kepada diri sendiri, yang lain dan kepada organisasi yabg di ikutinya. 5. Penjelasan langkah ke 5 Langkah Muhammdiyah yang ke 5 ini mengandung 3 maksud yaitu: * Mengutkan Persatuan Organisasi * Mengkokohkan pergaulan persaudaraan * Mempersamakan hak dan memberikan kemerdekaan lahirnya pemikiran untuk kebaikan organisasi 6. Penjelasan Langkah ke 6 Menegakkan keadailaan seperti dalam surat an Nisa ayat 135 7. Penjelasan Langkah ke 7 Dalam pengertian hikmah, Muhammdiyah berpendapat bahwa: Hikmah dari Allah itu mengadakan barang dengan sempurna dan hikmah dari manusia itu mengetahui barang yang wujud dan melakukan kebijaksanaan.

8. Penjelasan langkah ke 8 Majelis berfungsi sebagai unsur pembantu pimpinan dalam Muhammdiyah. 9. Penjelasan Langkah ke 9 Bagian dari perkembangan dapat berupa majelis dan lembaga 10. Penjelasan Langkah k 10 Muhammdiyah permusyawaratan tebagi menjadi 2 macam: permusyawaraan legislatif dan permusyawaratan teknis 11. Penjelasan Langkah ke 11 Mengawasin gerakan dengan melalui monitoring dan evaluasi terhadap amal usaha, program dan kegiatan persyarikatan 12. Penjelasan Langkah ke 12 Mempersambungkan gerakan luar

KHITTAH PALEMBANG 1956-1959


a. Sejarah Thittah Palembang 1956-1959 Muhammdiyad pertama kalinya memperkenlkan khittah / garis perjuangan/ kebijakan organisasi pad muhtamar ke 33 di Palembang Tahun 1956. Ketua pimpinan pusat saat itu adalah Buya AR. Sutan Mansur. b. Matan / teks Khittah Palembangdi Muhammadiyah menetapkan Khittah (yang batasi dalalm waktu yang tertentu) buat tahun 1956-1959. * Menjiwai pribadi para anggota terutama pimpinan Muhammadiyah * Melaksanakan Uswatun Hasanah * Mengutuhkan Organisasi dan Menerapkan Administrasi * Memperbanyak dan Mempertinggi Mutu Asal * Mempertinggi Mutu Anggota dan Membentuk Kader * Memperkuat Ukhuwah * Menuntun Penghidupan Anggota

KHITTAH PALEMBANG 1956-1959


c. Penjelasan Isi Khittah Khittah Palembang berisi dua bagian pokok yaitu bagian pengantar dan bagian isi. Bangian pengantar menguraikan tentang KH. Ahmad Dahlan mendirikan perserikatan Muhammadiyah dan penguraian Muhammadiyah perlu merumuskan langkah-langkah konkrit untuk mewujudkan maksud dan tujuan yang tercantum dalam Anggaran Dasar. Sedangkan bagian isi menguraikan tujuh langkah pokok, berisi garis kebijakan program dalam Muhammadiyah untuk tahun 1956-1959.

Khittah Ponorogo
Khittah Ponorogo pada dasarnya menjelaskan bahwa Muhammadiya adalah organisasi dakwah Islam yang bekerja dalam bidang kemasyarakatan. Isi khittah Ponorogo dibagi menjadi dua bagian :

1. Pola dasar perjuangan Muhammadiyah, terbagi menjadi sembilan nomor : a. Nomor 1 menegaskan bahwa Muhammadiyah berjuang untuk
mencapai keyakinan yang bersumber pada ajaran Islam. b. Nomor 2 menegaskan bahwa untuk mencapai keyakinan yang

bersumber pada ajaran Islam tersebut dilaksanakan dengan dakwah


amar maruf nahi munkar. c. Nomor 3 menegaskan bahwa kegiata dakwah amar maruf nahi munkar dilaksanakannya melalui dua saluran yaiatu : saluran politik

kenegaraan dan saluran masyarakat.


d. Nomor 4 menegaskan bahwa alat yang digunakan untuk dakwah amar maruf nahi munkar bidang politik dengan mendirikan partai politik, sementara organaisasi kemasyarakatan dengan organisasi non partai.

Khittah Ponorogo
e. Nomor 5 menegaskan bahwa Muhammadiyah memilih dan menetapkan dirinya sebagai gerakan Islam amar maruf nahi munkar, sedang alat perjuangannya di bidang politik Muhammadiyah membentuk partai politik (dengan nama Parmusi)

f. Nomor 6, 7, 8, 9 menyebutkan peraturan yang mengatur hubungan antara Muhammadiyah dan partai poliyik (termasuk partai yang dibentuknya)
* Partai politik merupakan objek binaan Muhammadiyah * Antara Muhammadiyah dan partai politik tidak ada hubungan organisatoris,

tetapi mimiliki hubungan idiologis,


* Muhammadiyah dan partai politik berjalan menurut caranya masing-masing yang penting tujuannya sama. * Tidak diijinkannya rangkap jabatan di Muhammadiyah dan partai politik. 2. Program Dasar Perjuangan Muhammadiyah dalam teori konsepsional berupa program, program operasional diwujudkan dalam usaha, konkrit, riil perwujudan kegiatan. Khittah Ujung Pandang

a. Sejarah Dirumuskan Khittah Ujung Pandang dirumuskan pad amuktamar Muhammadityah ke38 tahun 1971 di kota Ujung Pandang / Makasar, Sulawesi Selatan. Khittah Ujung Pandang dijadikan pedoman untuk menentukan sikap Muhammadiyah di bidang politik. b. Matan Khittah Ujung Pandnag Dalam Muktamar Muhammadiyah ke-38 Muhammadiyah dengan partai dan organisasi lainnya dalam meingkatkan Muhammadiyah dalam bidang dakwah agama Islam. Memutuskan sebagai berikut : 1. Muhamamdiyah sebagai gerakan dakwah Islam tidak mempunyai hubungan organisatoris dan aviliasi dari suatu partai atau organisasi apapun. 2. Setiap anggota Muhammadiyah mempunyai hak asasi memasuki atau tidak memasuki organisasi lain selama tidak menyimpang AD ART dan ketentuan lain Muhammadiyah. 3. Setelah Pemilu tahun 1971, Muhammadiyah melakukan amar maruf nahi munkar secara konstruktif dan positif terhadap partai muslimin Indonesia.

4. Dalam bidang pembangunan Muhammadiyah, Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengariskan kebijakan dan menggambil langkah langkah dalam pembangunan ekonomi, sosial dan mental spiritual.

c. Penjelasan Isi Khittah Ujung Pandang


Khittah Ujung Pandang menegaskan sikap Muhammadiyah dalam bidang politik. Penegasan tersebut adalah : 1. Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah benar-benar netral terhadap politik praktis dan partai politik, dan tidak mempunyai hubungan afiliasi apapun, bahkan menajga jarak dengan semua partai. 2. Muhamamdiyah menampakkan kenetralannya dengan meletakkan partai apapun termasuk Parmusi berada di luar Muhammadiyah, dengan semangat melakukan amar maruf nahi munkar terhadapnya. 3. Memeberi kebebasan kepada warga Muhammadiyah untuk menggunakan hak politiknya maupun menggunakannya. 4. Memberi amanah kepada Pimpinan Pusat Muhammadiyah agar mengambil langkah-langkah dalam pembangunan ekonomi, sosial, maupun spiritual.

Khittah Perjuangan Muhammadiyah Tahun 1978


a. Sejarah Dirumuskan Khittah Perjuangan Muhammadiyah tahun 1978 merupakan garis besar perjuangan Muhammadiyah yang diputuskan pada Muktamar Muhammadiyah ke-40 di Surabaya. Khittah tersebut adalah penyempurnaan dari Khittah Ujung Pandang, yang paling tampak adalah sikap Muhammadiyah terhadap politik. b. Matan Khittah Muhammadiyah Tahun 1978 Khittah Perjuangan Muhammadiyah Tahun 1978 1. Hakekat Muhammadiyah Perkembangan masyarakat Indonesia baik yang disebabkan dinamika dari dalam maupun luar telah menyebabkan perubahan di berbagai bidang. Muhammadiyah sebagai gerakan dalam mengikuti perkembangan dan perbahan itu selalu senantiasa melaksnakan amar maruf nahi munkar. 2. Muhammadiyah dan Masyarakat Sesuai dengan khittahnya, Muhamamdiyah mempunyai maksud membentuk keluarga dan masyarakat sejahtera sesuai dengan dakwah jamaah.

Khittah Perjuangan Muhammadiyah Tahun 1978


3. Muhammadiyah dan Politik Usaha Muhamamdiyah dalam bidang politik dilaksanakan berdasar landasan dan peraturan yang berlaku dalam Muhammadiyah. 4. Muhammadiyah dan Ukhuwah Islamiyah Sesuai dengan kepribadiannya, Muhammadiyah akan bekerja sama dengan golongan Islam manapun jika dalam usaha menyiarkan dan mengamalkan agama Islam serta membela kepentingannya, yang mana Muhammadiyah tidak akan menggabungkan dan mensubordinasikan organisasi-organisasi lain. 5. Dasar Program Muhammadiyah Khittah Perjuangan menggariskan program jangka pendek yang harus dijabarkan dan dilaksanakan oleh segenap warga Muhammadiyah : a. Memulihkan kembali kembali Muhammadiyah sebagai persyarikatan yang menghimpun sebagian anggota masyarakat, terdiri dari muslimin dan muslimat yang beriman teguh, taat beribadah, berakhlak mulia dan menajdi teladan baik di tengah-tengah masyarakat.

Khittah Perjuangan Muhammadiyah Tahun 1978


b.Meningkatkan pengertian dan kematangan anggota Muhammadiyah tentang hak dan kewajibannya sebagai warga negara dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia dan meningkatkan kepekaan sosialnya terhadap persoalan-persoalan dan kesulitan masyarakat. c. Menempatkan persyarikatan Muhamamdiyah sebagai pusat gerakan untuk melakasanakan dakwah Islam amar maruf nahi munkar ke segala penjuru lapisan masyarakat serta di segala bidang kehidupan.

c. Penjelasan Isi Khittah Perjuangan Muhammadiyah tahun 1978 Khittah Perjuangan Muhammadiyah tahun 1978 menegaskan tentang : 1. Hakikat Muhamamdiyah Menegaskan kembali bahwa Muhammadiyah selalu menempatkan diri sebagai gerakan dakwah Islam amar maruf nahi munkar. 2. Hubungan Muhamamdiyah dan Masyarakat Menegasakan bahwa gerakan dakwah Muhammadiyah dilakukan semata-mata untuk membentuk masyarakat sejahtera.

Khittah Perjuangan Muhammadiyah Tahun 1978


3. Muhammadiyah dan Politik Khittah Perjuangan Muhammadiyah tahun 1978 menegasakan bahwa Muhamamdiyah ingin melepaskan diri dari bayang-bayang partai politik. Berdasar khittah Perjuangan ini, Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengelurkan sikap politik yang netral dalam menghadapi Pemilu dan juga larangan rangkap jabatan di organisasi lain yang amal usahanya sejenis dengan Muhammadiyah. 4. Muhammadiyah dan Ukhuwah Islamiyah Muhammadiyah menegaskan bahwa Muhammadiyah terbuka dengan organisasi lain dalam menjalin persaudaraan. 5. Dasar Program Muhammadiyah Muhammadiyah menetapkan langkah : a. Memulihkan kembali Muhammadiyah sebagai persyarikatan b. Meningkatkan pengertian warganya tentang hak dan kewajiban sebagai WNI c. Melaksanakan kegiatan dakwah amar maruf nahi munkar ke segenap penjuru dan segala bidang.

a. Sejarah Perumusan Khittah Muhammadiyah ini merupakan hasil keputusan Sidang Tanwir di Denpasar pad tahun 2002, sering disebut sebagai Khittah Denpasar 2002. b. Matan Khittah Denpasar tahun 2002 Khittah Muhammadiyah dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara 1. Muhammadiyah meyakini bahw apolitik dalam kehidupan bangsa dan negara merupakan salah satu aspek ajaran Islam dalam urusan keduniawian yang ahrus selalu dimotivasi, dijiwai dan dibingkai oleh nilai-nilai agama dan moral. 2. Muhamamdiyah meyakini bahwa negara dan usaha-usaha membangun kehidupan berbangsa dan bernegara merupakan wahana yang mutlak diperlukan untuk membangun kehidupan Baldatun Tayyibatun wa Rabbun Ghafur. 3. Muhammadiyah memilih perjuangan melalui usaha-usaha pembinaan dan pemberdayaan masyarakat madani yang sebagaimana tujuan Muhamamdiyah.

4. Muhammadiyah mendorong secara kritis atas perjuangan politik yang bersifat praktis atau berorientasi pada kekuasaan untuk dijalankan menuju terciptanya sistem politik yang demokratis dan berperadaban. 5. Muhammadiyah secara aktif menjadi kekuatan perekat bangsa dan berfungsi sebagai wahana pendidikan politik yangs sehat menuju kehidupan nasional yang damai dan berkeadaban. 6. Muhammadiyah tidak berafiliasi dan tidak mempunyai hubungan organisatoris dengan kekuatan-kekuatan politik atau organisasi manapun. 7. Muhammadiyah memberikan kebebasan kepada setiap anggota untuk menggunakan hak pilihnya. 8. Muhammadiyah meminta kepada segenap anggotanya yang aktif dalam politik untuk benar-benar melaksanakan tugas adan kegiatan politik secara sungguh-sungguh dengan mengedepankan rasa tanggung jawab (amanah), berakhlak mulia (akhlaq al karimah), menjadi teladan (uswatun hasanah), dan perdamaian (ishlah).

9.

Muhammadiyah senantiasa bekerjasama dengan pihak atau golongan apapun untuk membangun kehidupan berbangsa dan bernegara yang lebih baik.

c. Penjelasan Isi Khittah Denpasar 2002 Khittah Denpasar menegaskan tentang posisi Muhammadiyah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Muhammadiyah menempatkan dirinya sebagai moral force (kekuatan moral) dan interest groups (kelompok kepentingan) dalam dinamika kehidupan berbangsa dan bernegara.

PERILAKU ISLAMI SESUAI KHITTAH MUHAMMADIYAH


Khittah Muhammadiyah adalah garis perjuangan sebagai landasan organisasi. Perilaku Islami menurut Khittah Muhammadiyah : a. Akhlak bagi muslim / muslimah menurut dua belas langkah Muhammadiyah adalah : * Takut hanya kepada Allah * Menepati janji * Berkata benar dan saling menyayangi * Saling mengingatkan * Tidak alergi mendengar kritik * Menjaga silaturrahmi * Menegakkan keadilan * Menaati hasil keputusan musyawarah

PERILAKU ISLAMI SESUAI KHITTAH MUHAMMADIYAH


b. Pribadi muslim / muslimah menurut Khittah Palembang adalah : * Kuat akidah, tertib ibadah * Mampu menjadi uswah khasanah * Tertib organisasi * Menjalin silaturahmi c. Perilaku politik adalah : * Bersikap netral tidak berafiliasi pada partai politik dan menjaga jarak dengan semua partai * Berjuang untuk kemaslahatan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara * Amar maruf nahi munkar terhadap pemerintah secara konstruktif dan positif * Melakukan perubahan pada bidang ekonomi, sosial, budaya dan hukum * Pemberdayaan masyarakat dengan mengedepankan kepentingan masyarakat * Menggunakan hak pilih dengan tanggung jawab * Mengedepankan rasa amanah, akhlak karimah, uswah hasanah dan ishlah.

You might also like