You are on page 1of 4

CINTA TAK SELAMANYA INDAH

Benci bias jadi cinta, itulah yang pernah ku lalui dalam kehidupan ini. Aku seorang gadis yang disakiti oleh keegoisan cinta. Harapanku adalah ingin bahagia dengan lelaki yang menyayangiku dengan tulus. Tapi itu hanya mimpi yang berujung kesedihan dan kehancuran. Bagiku cinta itu menyakitkan, tak selamanya dicintai atau mencintai itu bahagia seperti halnya aku. Wajah seadanya tapi memastikan. Neyla Kristi, itulah nama yang diberikan oleh orang tuaku. Orang orang memanggilku Ney. Aku sekolah di SMPN 1 Bogor. Sudah hampir 3 tahun aku berada disini. Reynaldi, teman sekelasku yang sangat aku benci memang sich, wajahnya oke, penampilannya keren. Tetapi kelakuannya yang nyebelin. Hampir setiap hari dia menggangguku. Kemarin saja dia melempariku dengan bola basket yang selalu dimainkannya. Huh aku jadi pusing gara gara dia. Tadi pagi dia berbuat usil lagi. Tempat dudukku deberi lem jadi tambah benci saja aku kepadanya. Bel pulang sekolah berbunyi. Aku segera bergegas menuju parkiran motor. Ternyata ban motorku malah kemps, passti ini ulah rey. Aku berencana besok aku akan menemuinya. Akan ku caci maki dia, jika perlu, akan aku tamper wajah tampan yang nyusain itu. Keesokan harinya, aku duduk dikelas. Tak ada seorang pun disana. Ketika pintu terbuka, orang yang ku tunggu sudah dating. Siapa lagi kalau bukan rey. Segera aku menghampirinya. hey, kamu ! apa sih maks.. Perkataanku terpotong ketika dia meletakkan jari telunjuknya dibibirku. Membuatku terdiam. Dan segera aku tamper pipinya sambil berkata, apaan sih ! jangan sok romantis dech ! kamu itu kenapa sih, selalu saja marah marah kepada aku? masih Tanya ? tak nyadar apa ?! aku membencimu, kamu selalu buat aku jadi naik darah. Aku tak suka itu ! kataku. Lalu aku meninggalkannya. Dan anehnya lagi, akhir akhir ini dia tak pernah berbuat usil lagi kepadaku. Malah dia perhatian, tidak nyebelin, dan sering membantuku. Rasa benciku seolah olah hilang. Sekarang pun kami sering bersama dalam belajar. Aku merasa bahagia bila didekatnya. Sampai akhirnya, aku merasakan ada getaran dalam hati saat berada disampingnya. Apakah ini yang namanya jatuh cinta? Jika bertemu dengannya pun aku merasa malu. Hingga beberapa minggu kemudian, dia mengungkapkan semua isi hatinya kepadaku. Entah apa yang akan aku katakana saat itu. Antara cinta dan benci harus dijadikan satu tapi apa daya benci jika ada cinta disana? Aku tersentak dari lamunanku ketika ada seseorang yang memanggilku. Ney panggilan dari suara itu Ternyata Rey. Aku hanya terdiam melihat wajah tampannya yang membuatku terpesona. Hellow,,, Ney ulangnya. Memastikan aku mendengarnya maaf . ada apa ray? jawabku dengan pelan bagaimana? tayanya memastikan maksudnya? jawabku tak mengerti Kamu bias kan menerima cintaku? Aku terdiam dalam keheningan ku tersipu malu yang ku lakukan hanya menundukkan kepala.

maafkan aku bicara tak sopan ia kembali berkata. kau tak perlu minta maaf, rey aku malah senang mendengarnya. Karena aku juga mengharapkanmu jawabku sambil tersenyum dan menatap matanya yang bersinar laksana bintang dikegelapan malam sungguhkah? iya, sungguh ! oh,,,, terima kasih mengapa kau berterima kasih? karena kau telah membuka hatimu untukku Pembicaraan kami terakhiri oleh bel tanda masuk kelas. Bertahun tahun ku lalui hari hariku dengannya. Dengan canda tawa dan kasih sayangnya. Tak terasa juga hari kelulusan kami tiba. Begitu indah kebersamaan itu hampir tak ada masalah dalam hubungan kami. Membuatku berpikir dialah cinta sejati yang selama ini ku tunggu. Tapi akhir akhir ini sakapnya dingin kepadaku. Tak ada komunikasi antara kami saat itu. Dia begitu aneh dihadapanku. Apakah aku membuatnya kecewa? Entahlah tapi aku rasa itu tak mungkin Handphoneku berdering. Ternyata rey yang menghubungiku bahagianya aku. Karena orang yang kuharapkan telah menghubungiku. Saat aku terima teleponnya terdengar suara merdunya yang membuat hatiku bergetar. hallo sapanya ya, ada apa ?kok tumben kamu menghubungiku? jawabku dengan hati heran. bias kan, kamu temuin aku sekarang? Ditempat makan biasanya suruhnya lho, ada apa memangnya? Tak biasanya kau minta bertemu! tanyaku tak perlu banyak Tanya,, cepat kesini ! sebelum aku pulang. Adah hal penting yang ingin aku bicarakan padamu bentaknya kepadaku. Telepon terputus dan tanpa basa- basi lagi ,aku segera bergegas menemuinya. mau keman, ney? Tanya ayahku kerumah temen, yah! kataku ya sudah hati hati dijalan, ayah mengingatkan iya yah jawabku Baru kali ini aku membohongi ayang yang selama ini mengajariku kejujuran. Aku telah berdosa. Cuma karena rey saja, aku harus berbohong kepada ayah. Ini semua gara gara dia. Kenapa dia mendadak ingin bertemu ? kan bisa dibicarakan besok, waktu sekoah. Entah apa yang akan dia katakana. Yang pastinya itu adalah sebuah kejutan. Tapi tak tau, kejutan yang akhirnya membuatku bahagia, atau malah membuatku kecewa hay, ney! Siang-siang gini mau kemana kau? sapa tyia, sahabat karibku yang bertemu ditengah perjalanan. hem,, kamu tyia? Nih mau ketemu rey. Mau ikut? Temenin aku ajakku sambil menggoda gak ah.. takut mengganggu tolaknya bener nich?. Tanyaku memastikan iya, bener dech !! , sumaph sana gih ! takut si rey marah gara- gara kamu lama datannya suruhnya. Okelah kalau begitu !!aku duluan ya jawabku oke!! jawabnya sembari tersenyum

Setelah melanjutkan perjalanan tiba tiba perasaanku mendadak tak karuan. Sepertinya ada hal buruk yang akan terjadi padaku. Ach mungkin itu hanya perasaanku saja. Dan setibanya disana aku sudah melihat rey yang duduk menungguku. Diapun berdiri dari duduknya dan menghampiriku sembari memanggil namaku dengan suara lembutnya. Yang membuat hatiku luluh. Ney , panggilnya ya Rey,, apa yang ingin kau bicarakan? tanyaku aku takut mengatakan ini mengapa takut? Apa yang kau takutkan? aku takut kamu marah atau malah membenci aku ah taka apa. Katakanlah. Aku tak mungkin marah. sungguh? aku janji tak akan mara kenapa kamu selalu mengerti aku? aku kan saying kamu. Sekarang pun kau telah menjadi keksaihku. Jadi wajar sajalah sungguhkah kau menyayangiku? iyalah, jika tak saying , buat apa aku menerimamu?, buat apa juga sekarang aku bertemu kamu ?katakanlah yang ingin kau bicarakan. Aku bisa menerima itu maafkan aku selama ini ya Ney, jika sikap dan tingkah lakuku berubah padamu Kata katanya membuat aku yakin jika dia pasti akan meninggalkanku. Aku terdiam sambil berpikir sampai disini? Ney mengapa kau diam? dia bertanya sambil menatap lekat wajahku Tiba- tiba juga air mataku jatuh membasahi pipiku. Mengapa dia berkata seperti itu? ney, mengapa menangis? Jangan menangis. Aku tak ingin melihat air matamu itu. Sudahlah. Jangan menangis, kalau nangis, kamu jadi tambah manis saja. Godanya Agara aku tak menangis lagi apa yang ingin kau katakana? tanyaku dengan suara tersendat aku sayang kamu. Aku tak mau kau membenciku hanya itu yang ingin kau katakana? iya Ney hemm,,,Aku pun juga begitu rey Kami pun tersenyum bersama Selesai makan, dia mengajakku pulang ney, sudah sore nich, kamu takut dicari orang tuamu ayo aku antar kau pulang Kami pun meninggalkan tempat itu Malam hari sehabis makan bersama keluarga, aku langsung menuju kamar. Ku lihat handphoneku. Tenyata ada pesan dari rey. Ketika aku buka pesan darinya, hal yang tak kuduga terjadi. Berlinanglah air mataku saat ia berkata bahwa hubungan kami diakhiri sampai disini saja, ia telah kembali lagi ke seseorang yang dulu pernah mengisi hari harinya. Kata maaf darinya terucap untukku. Kini, dia sudah pergi meninggalkanku begityu saja. Menyisakan kenangan indah yang telah pudar. Dia telah berpaling dariku. Aku hanya sebagai sampah dihadapannya segera aku mengusap air mata dipipiku. Tak ada gunanya juga aku menangisi cinta yang telah pergi yang hanya meninggalkan luka. Mulai saat ini juga, aku sadar jika cinta tak selamanya indah dan bahagia. Mencintai

harus siap disakiti. Rasa benci selalu ada dibenakku kini ku harus menghapus khayalku bersamanya. Dia orang pertama yang membuat hatiku hancur. Tak ku sangka bahwa cintanya dusta. Jika tau akhirnya akan seperti ini, lebih baik aku dikenal lalu aku dilupakan. Dari pada dicintai lalu dikhianati, biarlah dia pergi meninggalkanku. Cintaku padanya sulit untuk dihapus. Aku rela melihatnya pergi bersama hati yang lain, asalkan dia bahagia. Esok, pasti akan ada cinta yang lebih istimewa dari pada cintanya. Terima kasih atas kekecewaan yang telah kau berikan padaku. Inilah akhir cerita cintaku bersama dia.

You might also like