You are on page 1of 18

Kemuliaan manusia diukur dari sejauh mana dia mampu membina hubungan baik secara vertikal dengan Allah

SWT (hablun minallah) dan secara horizontal dengan sesama manusia (hablun munannas). Bahkan Allah SWT mengatakan bahwa manusia akan selalu dalam kehinaan jika tidak bisa membina kedua hubungan tersebut (3:112).

Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia, ..

(QS. Ali Imran / 3: 112).

Aspek hubungan sesama manusia (aspek muamalat) itu mencakup aturan tentang pergaulan hidup antar umat manusia di atas permukaan bumi ini.

Misalnya bagaimana pengaturan tentang benda, perjanjian-perjanjian, ketatanegaraan, hubungan antar manusia dalam keluarga, hubungan keluarga dengan tetangga, hubungan antar anggota masyarakat, hubungan dalam bernegara dan hubungan internasional.

Supaya terselenggaranya hubungan tersebut dengan baik, Islam mengajarkan beberapa prinsip sebagai berikut :
1. Kehormatan manusia (Karamah Insaniyah).

Manusia diciptakan Allah untuk menjadi khalifah Allah di muka bumi yang bertugas memakmurkan bumi (2:30). Allah memikulkan amanat yang mulia ini ke pundak manusia (33:72). Oleh sebab itu Allah memuliakan umat manusia melebihi makhluk-makhluk yang lainnya (17:70).

2. Kesatuan Umat Manusia


Umat manusia berasal dari satu keturunan yaitu dari Nabi Adam as. (49:13; 4:1). Oleh sebab itu manusia memiliki nilai kemausiaan yang sama. Tidak ada kelebihan satu ras dibanding dengan ras yang lain. Yang menentukan nilai kemuliaan manusia di sisi Allah hanyalah ketaqwaannya (49:13).

3. Kerjasama Umat Manusia

Manusia tidak bisa hidup sendiri, harus bekerjasama dengan manusia yang lainnya. Umat manusia harus bekerjasama dalam kebajikan dan taqwa dan tidak boleh bekerjasama dalam berbuat dosa dan pelanggaran (5:2).

4. Toleransi
Manusia tidak mungkin harus selalu memiliki pendapat dan keinginan yang sama, oleh sebab itu Islam mengajarkan bahwa seseorang harus dapat memberikan kesempatan kepada orang lain untuk berbeda pendapat dan keinginan, tanpa harus memaksakan kehendak sendiri kepada orang lain, dan seseorang juga harus bisa atau suka memaafkan kesalahan orang lain. Toleransi tidak bisa diartikan menyerah kepada kejahatan atau memberikan kesempatan kepada orang lain untuk berbuat jahat (7:199; 3:134).

5. Kemerdekaan
Mencakup kemerdekaan pribadi, kemerdekaan mengemukakan pendapat, kemerdekaan beragama, kemerdekaan menentukan nasib, kemerdekaan menetap di suatu tempat, kemerdekaan berpindah-pindah, kemerdekaan memiliki kekayaan dan lain-lain segbagainya (2:256; 10:99; 4:29).
Inti kemerdekaan adalah membedakan manusia dari perhambaan sesama manusia dan mebebaskan manusia dari keterikatan kepada selain Allah SWT.

Memberikan kepada orang lain haknya. Keadilan itu mencakup keadilan hukum (4:58), keadilan sosial (17:26), dan keadilan hubungan antar negara (5:8).

6. Keadilan

7. Memenuhi Janji

Baik janji antar pribadi, antar kelompok maupun antar negara (5:1; 17:34)

Dan penuhilah janji; Sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggungan jawabnya. (QS. AlIsra/ 17: 34).

8. Kasih Sayang dan Mencegah Kerusakan


Kasih sayang dengan semua makhluk Allah termasuk binatang, dan tidak merusak alam dan lingkungan.

Rasulullah SAW. bersabda : Orang-orang yang pengasih

akan dikasihi oleh Yang Maha Pengasih. Kasihilah orangorang yang ada di atas bumi ini, niscaya kamu akan dikasihi oleh Yang ada di langit (HR. Ahmad)

Di samping prinsip-prinsip pokok hubungan antara manusia, Islam secara khusus mengajarkan bagaimana seharusnya hubungan sesama umat Islam, antara lain sebagai berikut :

1. Umat Islam adalah umat satu (ummatan wahidah) (21:92; 23:52), yang harus selalu menjaga persatuan, dan tidak boleh berpecah belah (3:103; 8:46)

Karena perpecahan akan membawa kepada kegagalan, dan kegagalan berakibat hilangnya wibawa. (QS. Al-

Anfal/8: 46).

2. Umat Islam seluruhnya bersaudara (ukhuwah Islamiyah), yaitu persaudaraan yang diikat dengan tali iman (49:10).

Iman merupakan tali pengikat yang sangat kokoh dan tidak akan pernah lepas, lebih dari segala macam ikatan-ikatan lain seperti ikatan darah, suku, bahasa, bangsa, dan sebagainya.

3. Sebagai langkah awal untuk mewujudkan ukhuwah Islamiyah itu, umat Islam harus berusaha untuk saling mengenal (taaruf) (49:13) secara mendalam.

Dari taaruf akan memunculkan sikap untuk saling memahami (tafahum), dan saling menolong (taawun).

bahkan lebih baik lagi kalau mampu mengutamakan saudara se-Islam dari diri sendiri (Al-Ihsan alan Nafsi) (59:9) dan menghilangkan sikap mementingkan diri sendiri.

Sebagai bukti dari ukhuwah Islamiyah dan untuk memperkokohnya sekaligus, umat Islam harus saling mencintai; mencintai saudaranya seperti mencintai dirinya sendiri (Al-Hadits)

Persatuan dan ukhuwah Islamiyah harus dipelihara dengan menghindari halhal yang akan merusaknya, Seperti olok-olok, cacian, panggilan yang tidak disukai, suuz zhan, mengintip kesalahan orang lain, bergunjing (49:1112), dengki, khianat, dan lain-lain sebagainya (Al-Hadits).

You might also like