You are on page 1of 16

BAB I PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Pada mulanya, komunikasi satelit membutuhkan antena-antena besar dan hanya menghubungkan point to point. Kegunaan komunikasi satelit saat itu masih terbatas bagi kapasitas besar seperti untuk operator (misalnya PT TELKOM), trunking, microwave backup, dan pelayanan telekomunikasi pada daerah terpencil. Mengingat indonesia yang terdiri dari banyak pulau sehingga sulit dijangkau oleh jaringan komunikasi yang menggunakan kabel ataupun yang menggunakan teknologi microwave, menyebabkan teknologi VSAT menjadi pilihan yang banyak diambil baik oleh perusahaan-perusahaan swasta maupun pemerintah. Untuk itu mempelajari VSAT adalah hal yang penting bagi para pelajar yang berminat pada bidang telekomunikasi ataupun bagi siapa saja yang menggeluti dunia telekomunikasi ataupun IT secara umum, dimana kemungkinan besar kelak mereka akan berhadapan dengan teknologi ini.

2. RUMUSAN MASALAH
Apakah pengertian jaringan VSAT ? Bagaimanakah arsitektur jaringan VSAT? Bagaimana proses transmisi sinyal satelit ? Bagaimana proses receive sinyal satelit ? Bagaimana bentuk-bentuk konfigurasi jaringan VSAT ? Bagaimanam metode akses jamak jaringan VSAT ?

Jaringan VSAT

Halaman 1

BAB II PEMBAHASAN

2.1. PENGERTIAN JARINGAN VSAT


VSAT merupakan kependekan dari Very Small Aperture Terminal , untuk menggambarkan terminalterminal penerima/pengirim sinyal berupa stasiun bumi satelit kecil berdiameter antara 0,9 sampai dengan 3,8 meter, yang digunakan untuk melakukan pengiriman data, gambar maupun suara via satelit. Teknologi VSAT pertama kali dikenal di Amerika Serikat pada awal tahun 1980-an. VSAT masuk pertama kali ke Indonesia tahun 1989 seiring dengan bermunculannya bank-bank swasta yang sangat membutuhkan sistem komunikasi online seperti ATM (Automated Teller Machine). Pemanfaatan VSAT di Indonesia termasuk yang pertama di Asia Tenggara, yang dipelopori oleh perusahaan swasta nasional PT Citra Sari Makmur (CSM) dengan lisensi PT TELKOM. CSM mulai beroperasi awal 1990 dengan memanfaatkan satelit PALAPA. Saat ini selain CSM ada 3 operator VSAT swasta yaitu Lintasarta, Elektrindo Nusantara dan Rintis Sejahtera (Primacom). Pangsa pasar terbesar masih dikuasai CSM. Di luar itu masih ada 2 operator yang hanya melayani kalangan sendiri, Dwi Mitra (kelompok Garuda Indonesia) dan BMG (Badan Meteorologi dan Geofisika).

Arsitektur Jaringan VSAT

Jaringan VSAT

Halaman 2

2.2. ARSITEKTUR JARINGAN VSAT


Arsitektur Jaringan VSAT terdiri dari : 1. Ground Segment (segmen bumi), yang terbagi menjadi : a) Hub Station / Master Earth Station Hub mengontrol seluruh operasi jaringan komunikasi. Pada hub terdapat sebuah server Network Management System (NMS) yang memberikan akses pada operator jaringan untuk memonitor dan mengontrol jaringan komunikasi melalui integrasi perangkat keras dan komponen-komponen perangkat lunak. Operator dapat memonitor, memodifikasi dan mendownload informasi konfigurasi individual ke masing-masing VSAT. NMS workstation terletak pada user data center. Stasiun hub terdiri atas Radio Frequency (RF), Intermediate Frequency (IF), dan peralatan baseband. Stasiun ini mengatur multiple channel dari inbound dan outbond data. Pada jaringan private terdedikasi, hub ditempatkan bersama dengan fasilitas data-processing yang dimiliki user. Pada jaringan hub yang dibagi-bagi, hub dihubungkan ke data center atau peralatan user dengan menggunakan sirkuit backhaul terrestrial. Peralatan RF terdiri atas antenna, low noise amplifier (LNA), down-converter, upconverter, dan high-power amplifier. Kecuali untuk antena, subsistem RF hub pada

umumnya dikonfigurasi dengan redundancy 1:1. Peralatan IF dan baseband terdiri dari IF combiner/divider, modulator dan demodulator, juga peralatan pemroses untuk antarmuka channel satelit dan antarmuka antarmuka kontrol peralatan satelit

pelanggan. menyediakan

Unit

komunikasi

menggunakan teknik multiple akses yang sesuai.

Jaringan VSAT

Halaman 3

Sistem Hub VSAT

Unit peralatan pelanggan menyediakan antarmuka ke peralatan host pelanggan dan emulasi protokol. Peralatan baseband pada hub dirancang dalam gaya modular untuk mendapatkan pertumbuhan jaringan yang mudah dan pada umumnya diberikan dengan skala 1:1 atau 1:N redundant configuration. Berdasarkan keperluannya, HUB terbagi menjadi dua jenis, yaitu : y Dedicated Hub

Hub dimiliki dan digunakan sepenuhnya oleh jaringan sebuah perusahaan. Jaringan VSAT merupakan aset perusahaan dan sepenuhnya dikontrol dan diatur oleh perusahaan. Letak Hub biasanya dikantor pusat perusahaan. Biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan sangat mahal. y Shared Hub

Jaringan VSAT dimiliki dan dioperasional oleh operator VSAT. Sebuah Hub digunakan bersama oleh beberapa perusahaan kecil. Perlu koneksi ke Hub karena lokasi Hub diluar perusahaan. Biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan pengguna jaringan VSAT relatif murah karena cukup mengeluarkan biaya sewa saja.

b) Network Management System (NMS) Keseluruhan jaringan VSAT ini dimonitor dan dikendalikan oleh suatu Network Management System (NMS) yang berlokasi di Hub Network Operations Center (NOC). c) Remote Station Sebuah remote VSAT memiliki komponen-komponen sebagai berikut.

Jaringan VSAT

Halaman 4

Outdoor Unit (ODU), terdiri dari :  Antena Antena berfungsi untuk memancarkan dan menerima gelombang radio RF. Antena yang dipakai dalam komunikasi VSAT yaitu sebuah solid dish antenna yang memiliki bentuk parabola. Fungsi antena pada komunikasi VSAT adalah sebagai berikut : Memancarkan gelombang radio RF dari stasiun bumi ke satelit yang mana besar frekuensinya dari 5,925 GHz sampai dengan 6,425 GHz. Menerima gelombang radio RF dari satelit ke stasiun bumi yang mana besar frekuensinya dari 3,7 GHz sampai dengan 4,2 GHz.

Antena VSAT

Ukuran piringan antena atau dish VSAT berkisar antara 0,6 3,8 meter. Ukuran ini sebanding dengan kemampuan antena untuk menguatkan sinyal. Bagian-bagian antena terdiri atas reflektor, feedhorn, dan penyangga. Feedhorn dipasang pada frame antena pada titik fokusnya dengan bantuan lengan penyangga. Feedhorn mengarahkan tenaga yang ditransmisikan ke arah piringan antena atau mengumpulkan tenaga dari piringan tersebut. Feedhorn terdiri atas sebuah larik komponen pasif microwave.

Jaringan VSAT

Halaman 5

 RFT RFT dipasang pada frame antena dan dihubungkan secara internal ke feedhorn. RFT terdiri atas: Low Noise Amplifiers (LNA), berfungsi memberikan penguatan terhadap sinyal yang datang dari satelit melalui antena dengan noise yang cukup rendah dan bandwidth yang lebar (500 MHz). Lemahnya sinyal dari satelit yang diterima oleh LNA disebabkan oleh jauhnya letak satelit sehingga mengalami redaman yang cukup besar disepanjang lintasannya dan keterbatasan daya yang dipancarkan oleh satelit untuk mencakup wilayah yang luas. Untuk dapat memberikan sensitivitas penerimaan yang baik, maka LNA harus memiliki noise temperatur yang rendah dan mempunyai penguatan / gain yang cukup tinggi (Gain LNA = 50 dB). LNA harus sanggup bekerja pada band frekuensi antara 3,7 GHZ sampai dengan 4,2 GHz (bandwidthnya 500 MHz). Salah satu jenis LNA yaitu Parametrik LNA. Parametrik LNA yaitu LNA yang menggunakan penguat parametrik untuk penguat pertamanya dan penguat transistor biasa pada tingkat keduanya. Penguatan pertama (parametric amplifier) memberikan

penguatan 15 sampai dengan 20 dB dan penguatan transistor memberikan penguatan 35 sampai dengan 40 dB, sehingga total penguatannya sebesar 55 dB.

Solid State Power Amplifier (SSPA), berfungsi untuk memperkuat daya sehingga sinyal dapat dipancarkan pada jarak yang jauh. SSPA ini merupakan penguat akhir dalam rangkaian sisi pancar (transmit side) yang merupakan penguat daya frekuensi sangat tinggi dalam orde Gega Hertz. Tujuan penggunaan SSPA adalah untuk memperkuat sinyal RF pancar pada band frekuensi 5,925 GHz sampai dengan 6,425 GHz dari Ground Communication Equipment (GCE) pada suatu level tertentu yang jika digabungkan dengan gain antena akan menghasilkan daya pancar (EIRP) yang dikehendaki ke satelit. 4 hal yang perlu diperhatikan dalam mengoperasikan penguat daya frekuensi tinggi yaitu [1] Besar daya output yang dihasilkan [2] Lebar band frekuensi yang harus dicakup [3] Pengaruh intermodulasi yang muncul [4] Input dan output Back off.

Jaringan VSAT

Halaman 6

Up/Down Converter, perangkat ini dikemas dalam satu kemasan tetapi memiliki dua fungsi yaitu sebagai up converter dan sebagai down converter. Up Converter berfungsi untuk mengkonversi sinyal Intermediate frequency (IF) atau sinyal frekuensi menengah dengan frekuensi centernya sebesar 70 MHz menjadi sinyal RF Up link (5,925 6,425 GHz).

Down Converter berfungsi untuk mengkonversi sinyal RF Down link (3,7 MHz 4,2 MHz) menjadi sinyal Intermediate Frequency dengan frekuensi center sebesar 70 MHz.

Indoor Unit (IDU) Modem VSAT merupakan

perangkat indoor yang berfungsi sebagai modulator dan demodulator. Modulasi adalah proses penumpangan sinyal

informasi kedalam sinyal IF pembawa yang dihasilkan oleh synthesiser. Frekuensi IF besarnya mulai dari 52MHz sampai 88MHz dengan frekuensi center 70 MHz. Sedangkan demodulasi adalah proses memisahkan sinyal informasi digital dari sinyal IF dan meneruskannya ke perangkat teresterial yang ada. Teknik Modulasi yang dipakai dalam modem satelit yaitu modulasi dengan sistem PSK ( Phase Shift keying ). Pemilihan modem VSAT menentukan jenis teknologi VSAT yang digunakan. Sebuah modem dispesifikasikan berdasar teknik akses, protokol-protokol yang dapat ditangani, dan banyak interface port yang dapat didukung.
Jaringan VSAT Halaman 7

2. Satelit (Segmen Angkasa) Satelit Geostasioner merupakan segmen angkasa pendukung layanan VSAT. Orbit ideal untuk satelit komunikasi adalah geostasioner, atau yang relatif statis terhadap bumi. Satelit yang digunakan untuk komunikasi hampir selalu berada pada orbit geostasioner secara eksklusif, berlokasi sekitar 36.000 km diatas permukaan bumi. Oleh karenanya disebut Satelit geostasioner karena satelit tersebut selalu berada di tempat yang sama sejalan dengan perputaran bumi pada sumbunya. Sesuai kesepakatan Telecommunication (ITU), terjadinya untuk dengan International Union menghindari setiap

interferensi,

satelit ditempatkan dengan jarak dua derajat terpisah sehingga jumlah satelit maksimum yang dapat dioperasikan sebanyak 180 satelit. Fungsi utama satelit dikerjakan oleh repeater. Ada beberapa repeater dalam badan satelit. Repeater ini memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut: y y Penerima sinyal, yang di uplink oleh VSAT atau Hub. Translasi frekuensi, frekuensi dari sinyal yang diterima ditranslasikan ke frekuensi yang berbeda, dikenal sebagai frekuensi downlink. Translasi frekuensi meyakinkan bahwa tidak ada feedback positif dan juga menghindari interferensiisu yang terkait. y Penguatan, repeater juga menguatkan sinyal downlink.

Sejumlah transponder/repeater menentukan kapasitas satelit. Kapasitas transponder satelit untuk satelit generasi Palapa B yaitu terdiri dari 24 transponder yang terbagi atas 12 transponder untuk polarisasi horizontal dan 12 transponder untuk polarisasi vertikal. Tiap transponder memiliki bandwith 40 MHz.

Jaringan VSAT

Halaman 8

Pada komunikasi VSAT ada yang disebut up link dan down link. Up link adalah sinyal RF yang dipancarkan dari stasiun bumi ke satelit. Down link adalah sinyal RF yang dipancarkan dari satelit ke stasiun bumi.

Pada intinya satelit menyediakan dua sumber daya, yaitu bandwidth dan tenaga amplifikasi. Pada kebanyakan jaringan VSAT, tenaga memiliki sumber daya yang lebih terbatas dibandingkan dengan bandwidth dalam transponder satelit.

2.3. PROSES TRANSMISI SINYAL SATELIT


Proses transmisi sinyal satelit terdiri dari : 1. Data yang akan ditransmisikan dari perangkat remote/user, terlebih dahulu memasuki modem. Dalam modem ini data dimodulasi. Proses modulasi ini menggunakan teknik PSK. Modulasi ini bertujuan untuk mentranslasikan gelombang frekuensi informasi ke dalam gelombang lain pada frekuensi yang lebih tinggi untuk dibawa ke media transmisi. 2. Setelah data tersebut dimodulasi, selanjutnya akan memasuki perangkat yang disebut RFT ( RF Transceiver) atau driver. Dalam RFT ini terdapat Up dan Down Converter. Untuk proses transmit yang digunakan adalah Up Converter. Up Converter ini berfungsi untuk mentranslasikan sinyal dari frekwensi menengah IF (Intermediate Frequency) menjadi suatu sinyal RF (Radio Frequency). Output sinyal yang dihasilkan adalah 5925 6425 MHz. 3. Proses selanjutnya adalah memasuki SSPA (Solid State Power Amplifier) yang berfungsi sama dengan HPA yaitu untuk memperkuat sinyal RF agar dapat diterima oleh satelit. 4. Sinyal masuk ke dalam feedhorn, sinyal dari feedhorn dipantulkan ke satelit dengan antena.
Jaringan VSAT Halaman 9

2.4. PROSES RECEIVE SINYAL SATELIT


Proses receive sinyal satelit terdiri dari : 1. Antena menerima sinyal dari satelit, sinyal yang diterima antena kemudian dipantulkan ke feedhorn. 2. Dari Feedhorn, sinyal diteruskan memasuki LNA (Low Noise Amplifier). Dimana LNA ini berfungsi untuk menekan noise dan memperkuat sinyal yang diterima. 3. Dari LNA sinyal diteruskan memasuki Down Converter yang berfungsi untuk mentranslasikan sinyal RF menjadi sinyal IF. 4. Setelah memasuki Down Converter, maka sinyal IF memasuki perangkat modem untuk melakukan proses demodulasi, dimana prose demodulasi itu dimaksudkan untuk memisahkan antara sinyal carrier dengan informasi yang ada di dalamnya. 5. Informasi yang sudah terpisah dari sinyal carrier kemudian diteruskan ke perangkat user seperti Router , Multiplexer, dan sebagainya.

2.5. BENTUK BENTUK KONFIGURASI VSAT


Pemilihan topologi/konfigurasi didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan berikut : y Struktur aliran informasi di dalam jaringan. y Kualitas link dan kapasitas yang diperlukan. y Delay transmisi

1. VSAT Point-to-Point VSAT Point-to-Point menggunakan teknologi Single Channel per Carrier. Konfigurasi ini umumnya digunakan untuk aplikasi yang menggunakan kanal yang relatif besar dan transmission delay yang relatif kecil. SCPC biasa digunakan sebagai backbone pada komunikasi antar kantor pusat dan pabrik atau kantor cabang besar. Di samping untuk data komunikasi juga digunakan untuk saluran telepon. Contoh penggunaan konfigurasi ini adalah backbone pada jaringan selular, perusahaan minyak, pertambangan dan lain lain.

Jaringan VSAT

Halaman 10

2. VSAT Point-to-Multipoint VSAT Point-to-Multipoint menggunakan teknologi TDM/TDMA. Teknologi ini pada umumnya digunakan pada korporasi yang mempunyai data center terpusat, dengan karakteristik aplikasi mempunyai outbound data yang besar (dari Kantor Pusat) dan inbound data yang kecil. Pengiriman data harus melalui Hub atau stasiun pusat pengendali. Contoh pengguna teknologi ini adalah perbankan, pemerintah, perusahaan pembiayaan, kantor pos dan lain-lain.

3. Konfigurasi Mesh Konfigurasi Mesh menggunakan teknologi DAMA/TDMA. Konfigurasi ini memungkinkan komunikasi secara langsung dari satu titik ke titik lainnya. Digunakan untuk telephony dan saluran data.

Jaringan VSAT

Halaman 11

4. Konfigurasi Star Konfigurasi STAR merupakan pengembangan dari teknologi TDM/TDMA dengan outbound channel yang mencapai 40 Mbps. Aplikasinya membutuhkan bandwidth besar yaitu asimetrikal. Teknologi andal dan mampu mengurangi waktu keterlambatan pengiriman. Biasa digunakan untuk Internet.

2.6. METODE AKSES JAMAK (MULTIPLE ACCESS)


Metode akses jamak berkaitan dengan pembagian transponder resource ke dalam sejumlah kanal-kanal untuk keperluan akses secara simultan. Pembagian resource dari transponder tersebut dapat dilakukan dalam lingkup frekuensi, waktu dan kode. Macam macam multiple access antara lain : 1. FDMA (Frequency Division Multiple Access) FDMA adalah penggunaan secara bersama-sama sebuah band frekuensi transponder satelit oleh beberapa sinyal carrier, dimana setiap carrier akan menduduki band tertentu tanpa terjadi tumpang tindih satu sama yang lainnya.

Jaringan VSAT

Halaman 12

2. TDMA (Time Division Multiple Access) TDMA adalah penggunaan secara bersamasama sebuah band frekuensi transponder satelit oleh beberapa sinyal carrier, dimana setiap carrier akan menduduki band frekuensi yang sama pada waktu yang berlainan secara berurutan (antrian) waktunya. Setiap saat, sinyal akan dikompres menjadi burst-burst dengan kecepatan tinggi dan dipancarkan secara bergantian waktunya.

3. CDMA (Code Division Multiple Access) CDMA adalah penggunaan secara bersama-sama sebuah band frekuensi transponder satelit oleh beberapa sinyal carrier, dimana setiap carrier akan menduduki frekuensi yang sama pada waktu yang bersamaan (paralel). Setiap sinyal akan mempunyai karakteristik identifikasi/code yang berlainan.

Jaringan VSAT

Halaman 13

BAB III PENUTUP

1.

Keuntungan Menggunakan VSAT a) Koneksi dimana saja. Tidak perlu LOS (Line of Sight) dan tidak ada masalah dengan jarak.\ b) Jangkauan cakupannya yang luas baik nasional, regional maupun global. c) Pembangunan infrastrukturnya relatif cepat untuk daerah yang luas, dibanding teresterial. d) Komunikasi dapat dilakukan baik titik ke titik maupun dari satu titik ke banyak titik secara broadcasting, multicasting. e) kecepatan bit akses tinggi dan bandwidth lebar. f) VSAT bisa dipasang dimana saja selama masuk dalam jangkauan satelit.

g) Handal dan bisa digunakan untuk koneksi voice, video dan data, dengan menyediakan bandwidth yang lebar. h) Jika ke internet jaringan akses langsung ke ISP/ NAP router dengan keandalannya mendekati 100%. i) Sangat baik untuk daerah yang kepadatan penduduknya jarang dan belum mempunyai infrastuktur telekomunikasi.

2.

Kerugian Menggunakan VSAT a) Untuk melewatkan sinyal TCP/IP, besarnya throughput akan terbatasi karena delay propagasi satelit geostasioner. Kini berbagai teknik protokol link sudah dikembangkan sehingga dapat mengatasi problem tersebut. Diantaranya penggunaan Forward Error Correction yang menjamin kecilnya kemungkinan pengiriman ulang. b) Waktu yang dibutuhkan dari satu titik di atas bumi ke titik lainnya melalui satelit adalah sekitar 700 milisecond (latency), sementara leased line hanya butuh waktu sekitar 40 milisecond. Hal ini disebabkan oleh jarak yang harus ditempuh oleh

Jaringan VSAT

Halaman 14

data yaitu dari bumi ke satelit dan kembali ke bumi. Satelit geostasioner sendiri berketinggian sekitar 36.000 kilometer di atas permukaan bumi. c) Curah Hujan yang tinggi, Semakin tinggi frekuensi sinyal yang dipakai maka akan semakin tinggi redaman karena curah hujan. Saat ini band frekuensi yang banyak dipakai untuk aplikasi broadcasting adalah S-band, C-Band dan Ku-Band. Untuk daerah seperti Indonesia dengan curah hujan yang tinggi penggunaan Kuband akan sangat mengurangi availability link satelit yang diharapkan. Sedangkan untuk daerah daerah sub tropis dengan curah hujan yang rendah penggunaan KuBand akan sangat baik. Pemilihan frekuensi ini akan berpengaruh terhadap ukuran terminal yang akan dipakai oleh masing masing pelanggan. d) Rawan sambaran petir gledek. e) Sun Outage, Sun outage adalah kondisi yang terjadi pada saat bumi-satelitmatahari berada dalam satu garis lurus. Satelit yang mengorbit bumi secara geostasioner pada garis orbit geosynchronous berada di garis equator atau khatulistiwa (di ketinggian 36.000 Km) secara tetap dan mengalami dua kali sun outage setiap tahunnya. Energi thermal yang dipancarkan matahari pada saat sun outage mengakibatkan interferensi sesaat pada semua sinyal satelit, sehingga satelit mengalami kehilangan komunikasi dengan stasiun bumi, baik headend/teleport maupun ground-segment biasa. f) Debu Meteroit.

g) Seringkali menembakan gas hydrazine (H2Z) agar rotasi satelit agar satelit stabil di orbit, satelit perlu beberapa kali di kalibrasi agar tetap pada orbitnya. h) Harga relatif mahal karena menyewa dengan sebuah provider provider inmarsat.

Jaringan VSAT

Halaman 15

DAFTAR PUSTAKA

y y y y

http://www.satkomindo.com http://setiawan57694.blogspot.com/2010/10/jaringan-vsat.html http://elektroindonesia.com/elektro/utama.html http://thomy265.wordpress.com/2008/01/08/teknologi-vsat-dan-manfaatnya-dalamdunia-bisnis/

y y y y

http://belajarvsat.wordpress.com/ http://tambang.finddiscussion.com/t33-teknologi-vsat http://migty.wordpress.com/ http://makassarhacker.com/vb/showthread.php?63-Mengenal-VSAT

Jaringan VSAT

Halaman 16

You might also like