You are on page 1of 36

Organ reproduksi wanita

Organ reproduksi wanita dapat dibedakan berdasarkan letak menjadi organ genitalia eksterna dan organ genitalia interna.

Anatomi organ genital eksterna wanita


Organ eksterna wanita yang secara kolektif disebut vulva atau pudendum, terdiri atas y Mons pubis, yaitu bagian elevasi jaringan adiposa yang terbungkus oleh kulit dan rambut pubis kasar. y Labia majora, merupakan dua lipatan kulit longitudinal yang memanjang secara inferior dan superior, terbungkus oleh rambut pubis dan berisi banyak jaringan adiposa, kelenjar sebasea, dan kelenjar sudoriferous apokrin. Labia majora homolog dengan scrotum pada pria. y Labia minora, merupakan dua lipatan kulit longitudinal, bagian medial dari labia majora, tidak seperti labia majora, labia minora tidak dibungkus oleh rambut pubis dan tidak berisi lemak, tetapi memiliki banyak kelenjar sebasea dan sedikit kelenjar sudoriferous. Labia minora homolog dengan penile uretra pada pria.

Klitoris, merupakan kumpulan dari jaringan erektil berbentuk silindris dan terletak di anterior junction labia minora. Kulit yang membungkusnya disebut prepuce of the clitoris. Klitoris homolog dengan glans penis pada pria.

Vestibule, adalah daerah diantara dua labia minora. Pada vestibule terdapat lubang uretra yaitu saluran uretra bagian eksternal, lubang vagina yaitu saluran vagina eksternal, hymen yaitu membran mukus yang mengelilingi saluran vagina sepanjang 4 cm, dan beberapa kelenjar, seperti kelenjar Bartholin s atau kelenjar vestibular yang memproduksi sedikit mukus selama hubungan seksual untuk lubrikasi. Dan kelenjar Skene s atau kelenjar paraurethral yang menghasilkan mukus pada dinding uretra. Kelenjar Skene s homolog dengan kelenjar prostat pada pria.

Bulb of vestibule, terdiri dari kumpulan jaringan erektil yang memanjang dan terdapat pada bagian yang lebih dalam dari labia. Fungsinya adalah mempersempit lubang vagina dan memberikan tekanan pada penis selama hubungan seksual. Bulb of vestibule homolog dengan corpus spongiosum pada pria.

Anatomi organ genital interna wanita


secara garis besar, organ genital interna wanita terbagi menjadi : 1. Ovarium yaitu kelenjar kelamin pada wanita, yang menghasilkan sel telur, ovarium berbentuk dan berukuran seperti almond, ovarium homolog dengan testis pada pria. Ovarium selain menghasilkan sel telur, juga menghasilkan hormon, yaitu progesteron, estrogen, inhibin dan relaxin. Pada setiap ovarium terdapat hilum, yaitu tempat masuk dan keluarnya pembuluh darah dan saraf. Untuk mempertahankan posisinya, ovarium terikat dengan beberapa ligamen, antara lain : y Broad ligament, yang mempertahankan posisi ovarium dengan mengikatkannya pada ovarium dan tuba uterina, bentuknya seperti kipas. Broad ligament merupakanbagian dari parietal peritoneum, juga memiliki dua lapisan yang melipat dan berikatan dengan ovarium, disebut mesovarium. y Ovarian ligament, merupakan ligamen yang menghubungkan ovarium dengan badan uterus (body of uterus).

Suspensory ligament, merupakan ligamen yang menghubungkan ovarium dengan dinding pelvis.

2. Tuba uterina Tuba uterina atau oviduct sering disebut juga saluran telur, karena di sini lah tempat telur yang sudah dibuahi sperma menuju tempat implantasi di endometrium uterus atau sebagai jalur bagi sperma untukmembuahi oosit sekunder. Panjangnya sekitar 10 cm atau 4 inci, terdiri dari beberapa bagian, yaitu : y Isthmus, yang terletak dekat dengan uterus, merupakan bagian tuba uterina yang lebih sempit, pendek dan lebih medial. y Ampulla, merupakan dua per tiga bagian tuba uterina yang paling luas dan panjang, dan biasanya menjadi tempat pembuahan atau fertilisasi sperma dan ovum. y Infundibulum, yaitu bagian tuba uterina yang dekat dengan ovarium tapi terbuka ke bagian pelvic cavity, berbentuk seperti corong.

Fimbriae, merupakan akhir atau ujung dari infundibulum yang berbentuk menyerupai jari-jari tangan, dan berfungsi sebagai tempat menangkap sel telur yang telah matang dan siap untuk dibuahi.

3. Uterus Uterus atau rahim berfungsi sebagai tempat implantasi ovum yang terfertilisasi dan sebagai tempat perkembangan janin selama kehamilan sampai dilahirkan. Uterus terletak anterior terhadap rectum dan posterior terhadap urinary bladder. Ukuran uterus pada wanita yang belum pernah hamil adalah panjang 7,5 cm, lebar 5 cm dan tebal 2,5 cm. Pada wanita yang sudah pernah hamil, ukuran uterus lebih besar, sedangkan pada wanita yang sudah menopause, ukuran uterus lebih kecil karena pengaruh hormon seks yang menurun. Uterus terbagi menjadi beberapa bagiam,yaitu : y Fundus, adalah bagian uterus yang berbentuk seperti kubah berada di bagian superior y y Body, adalah bagian tengah uterus yang berisi uterine cavity Cervix, adalah bagian uterus yang lebih sempit yang dekat dengan vagina yang berisi cervical canal, cervical canal yang menghadap ke luar disebut internal os, sedangkan cervical canal yang menghadap ke luar disebut dengan external os. y Isthmus, adalah bagian antara body dan cervix

Posisi uterus yang normal yaitu superior dan anterior terhadap urinary bladder diebut anteflexion, sedangkan posisi uterus abnormal yang lebih condong ke posterior disebut retroflexion.

4. Vagina Merupakan bagian yang menghubungkan organ genital ekterna dan interna, berbentuk seperti tabung, memiliki panjang 8-10 cm. Berfungsi menerima penis selama hubungan seksual dan menjadi jalan lahir bagi bayi. Bagian vagina yang berhubungan dengan cervix uterus disebut fornix. Bagian yang paling eksternal dari vagina adalah lubang vagina. Dan bagian yang mengelilingi dinding vagina sepanjang 4 cm adalah hymen, yang merupakan lipatan membran mukus yang berisi banyak pembuluh darah.

Vaskularisasi uterus, vagina dan ovarium Ovarium divaskularisasi oleh ovarian branches, yang merupakan cabang dari ovarian artery. Ovarian artery sendiri merupakan cabang langsung dari abdominal aorta, selain itu ovarian branches juga merupakan cabang dari uterine artery.

Sedangkan tuba uterina divaskularisasi oleh tubal branches yang merupakan cabang dari ovarian artery dan uterine artery. Pada vagina divaskularisasi oleh vaginal artery yang merupakan cabang dari uterine artery selain itu juga vagina divaskularisasi oleh internal pudendal artery. Untuk uterus sendiri divaskularisasi oleh uterine artery. Uterine artery sendiri berasal dari nternal iliac artery yang merupakan percabangan dari common iliac artery. Common iliac artery sendiri adalah percabangan langsung dari abdominal aorta. Pada uterus, uterine artery bercabang menjadi dua, yaitu arcuate artery yang memvaskularisasi otot polos sirkular myometrium dan radial artery yang memvaskularisasi bagian myometrium yang lebih dalam. Sebelum masuk ke endometrium, radial artery bercabang menjadi dua, yaitu straight arteriols yang memvaskularisasi ke bagian stratum basalis dan spiral arteriols yang memvaskularisasi ke bagian stratum fungsionalis. Sebagai drainasenya terdapat plexus vagina dari vagina, pampiniform plexus dari ovarium dan plexus uterine dari uterus. Yang nantinya akan menyatu menjadi vagina vein, pampiniform vein dan bersatu menjadi uterine vein.

Histologi organ reproduksi wanita


A. Ovarium Setiap ovarium tersusun atas bagian-bagian :

1) Germinativum Epithelium Merupakan lapisan dari epitel selapis gepeng atau selapis kuboid yang melapisi permukaan ovarium. 2) Tunica Albuginea Merupakan kapsul yang berwarna keputih-putihan dari jaringan ikat padat irregular yang terletak pada bagian dalam terhadap germintivum epithelium. 3) Ovarian Cortex Merupakaan daerah yang agak ke bagian dalam tunica albuginea. Ovarian cortex tersusun atas folikel ovarium yang dikelilingi oleh jaringan ikat padat irregular yang tersusun atas sel-sel otot polos yang menyebar. 4) Ovarian Medulla Terletak bagian dalam terhadap ovarian cortex dengan anayaman vaskular luas di dalam jaringan ikat longgar. Tepi antara cortex dan medulla tidak begitu jelas batsannya. Dapat dibedakan dengan yang lain, bahwa medulla tersusun oleh

jaringan ikat yang lebih longgar dan mengandung pembuluh darah, pembuluh lymphatic, dan saraf. 5) Ovarian Follicle Terletak di cortex dan tersusun atas oosit dalam thapan perkembangan tertentu, ditambah sel-sel yang mengelilingi ovarian follicle. Ketika mengelilingi, sel-sel tersebut membentuk single layer, yang disebu sel-sel folikular. Adapun pada perkembangan selanjutnya, sel-sel akan mengelilingi dengan membentuk beberapa layer yang disebut sel granulosa. 6) Mature (graffian) Follicle Merupakan suatu bentuk folikel yang besar yang berisi penuh cairan yang siap untuk pecah dan mengeluarkan oosit sekundernya melalui proses ovulasi. 7) Corpus luteum Merupakan sisa (bekas) dari folikel graff setelah ovulasi. Corpus luteum menghasilkan progesteron, estrogen, relaksin, dan inhibin hinga corpus luteum tersebut bergenerasi menjadi jaringan fibrous yang disebut5 corpus albicans.

B. Tuba uterina Tersusun atas 3 lapisan, yaitu :

1) Mucosa ; memiliki lipatan panjang yang paling banyak dijumapi di ampula. Terdiri dari epithelium (sel-sel epitel selapis columnar besilia) dan lamina propria yang terdiri dari jaringa ikat longgar. Fungsi dari epithelium adalah sebagai cilliary conveyor belt yang unbtuk membantu perpindahan fertilisasi ovum sepanjang tube uterine terhadap uterus. Adapun yang tidak bersilia, yang maemiliki microvilli dan mensekresi cairan yang memberi nutrisi untuk ovum. Pada potongan melintang, lumen bagian ampula menyerupai labirin. Lipatan ini mekin mengecil pada segmen tuba yang berada dekat dengan uterus. 2) Lapisan Tengah (Muscularis) Tersusun atas otot polos yang tebal berbentuk cincin (pada bagian dalam) dan otot polos longitudinal (pada bagian luar). Kontraksi peristaltic pada muscularis dan aksi cilliata pada mucosa membantu berpindahnya ovum atau oosit yang terfertilisasi ke uterus.

3) Lapisan Luar (Serosa) Terdapat fimbriae yang berfungsi mengelilingi ovary ketika ovulasi, menyapu oosit sekunder dari rongga pelvis ke tube uterine.

C. UTERUS Terdiri dari 3 lapisan, yaitu : 1) Perimetrium (lapisan terluar) Bagian dari visceral peritoneum. Tersusun atas epitel selapis gepeng dan jaringan ikat longgar. Bagian sampingnya menjadi ligament broad. Bagian ateriornya melapisi urinary bladder dan membentuk kantung yaitu vesicouterine pouch. Bagian posteriornya melapisi rectum dan membentuk rectouterine pouch.

2) Miometrium (lapisan tengah) Lapisan paling tebal di uterus, terdiri dari berkas-berkas serabut otot polos yang dipisahkan oleh jaringan ikat. Berkas otot polos tersebut membentuk 4 lapisan yang tidak berbatasan tegas. Lapisan pertama dan keempat terutama terdiri atas serat

yang tersusun memanjang yaitu sejajar dengan sumbu panjang organ. Lapisan tengah mengandung pembuluh darah yang lebih besar. Selama kehamilan, miometrium akan mengalami masa pertumbuhan pesat akibat adanya hiperplasia (bertambahnaya jumlah sel otot polos) dan hipertrofi (bertambhanya ukuran sel). Setelah kehamilan, terdapat destruksi sejumlah sel otot polos, pengecilan ukuran sel lainnya, dan degradasi enzimatik kolagen. Ketika melahirkan terjadi koordinasi kontraksi miometrium yang merespon terhadap oksitosin dari posterior pituitary yang membantu mengeluarkan fetus dan uterus. 3) Endometrium (lapisan dalam) Terdiri atas epitel dan lamina propria yang mengandung kelenjar tubular simpleks yang kadang-kadang bercabang di bagian dalamnya. Sel epitel pelapisnya merupakan gabungan dari selapis sel-sel silindris sekretoris dan sel bersilia. Epitel kelenjar uterus serupa dengan epitel superficial, namun sel bersilia jarang dijumpai di dalam kelenjar. Jaringan ikat lamina propria kaya akan fibroblas dan mengandung banyak substansi dasar. Serat jaringan ikatnya terutama berasal dari kolagen tipe III. Pada endometrium ini kaya akan vaskularisasi dan memiliki 3 komponen, yaitu : a. Lapisan paling dalam; epitel selapis columnar (bersilia dan sel sekretory) melapisi lumen b. Endometrial stroma; daerah lamina propria yang sangat tebal c. Endometrial glands; berkembang sebagai invaginasi luminal epithelium dan sebagian besar memanjang ke miometrium. Endometrium terbagi menjadi 2 lapisan : a. Stratum fungsional ; melapisi rongga uterine dan yang ikut meluruh nersama pembuluh darah ketika menstruasi. b. Stratum basalis (paling dalam ) ; dekat dengan miometrium. Bersifat permanent dan membentuk stratum fungsional baru ketika setelah menstruasi. Histologi Lapisan Endometrium ketika Siklus Menstruasi Fase Proliferasi y y Endometrium ditutupi oleh epitel selapis silindris Kelenjar yang dibentuk oleh sel epitel selapis silindris berbentuk tabung lurus dengan lumen sempit

Sel-selnya berangsur-angsur lebih banyak sisterna RE kasar dan kompleks Golgi bertambah besar untuk persiapan aktivitas sekresi

Fase Sekresi y y Sel-sel epitel mulai menimbun glikogen di bawah intinya Jumlah glikogen berkurang dan produk sekresi glikoprotein melebarkan lumen kelenjar-kelenjar tersebut y Kelenjar menjadi sangat berkelok

Fase Menstruasi y Lapisan fungsional endometrium terlepas dan sisa endometrium mengkerut akibat hilangnya cairan interstisial Pada akhir fase menstruasi, endometrium hanya berupa lapisan tipis.

D. Vagina Terdiri dari epitel bertingkat gepeng nonkeratin dan jaringan ikat longgar yang melapisi lipatan-lipatan transverse yang disebut rugae. Dinding vagina terdiri atas 3 lapisan, yaitu: a. Lapisan mukosa; merupakan epitel berlapis gepeng dengan tebal 150-200 m. Selselnya mengandung sedikit keratohialin. Mukosa vagina mengandung penyimpanan glikogen besar (dalam pengaruh estrogen ) yang menghasilkan lingkungan yang acidic sehingga menyebabkan pH rendah yang berfungsi pertumbuhan microbial, tapi juga membahayakan sperma. Lamina propria mukosa vagina terdiri dari jaringan ikat longgar dengan banyak serat elastin. Diantara sel-sel yang ada, terdapat cukup banyak limfosit dan netrofil. Selama fase tertentu dari siklus menstruasi, kedua jenis sel leukosit tersebut menembus epitel dan masuk ke dalam lumen vagina. memperlambat

b. Lapisan Muscularis tersusun atas lapisan outer circular dan lapisan inner longitudinal otot polos yang meregang. Fungsinya adalah untuk menyesuaikan diri terhadap penis ketika berhubungan seksual dan lahirnya anak. c. Lapisan Adventitia ; merupakan lapisan permukaan vagina yang tersusun atas jaringan ikat longgar. d. Hymen; lapisan tipis pada membaran mucus vaskularisasi

Payudara
Setiap payudara berbentuk hemisphere yang menonjol dengan ukuran bervariasi di sebelah anterior otot pectoralis major dan serratus anterior dan menempel di sana dengan lapisan fascia berisi jaringan ikat padat irregular. Setiap payudara memiliki satu penonjolan berpigmen, putting, yang memiliki beberapa ruang terbuka dari duktus disebut lactiferous duct, dimana air susu muncul. Area sirkular berpigmen dari kulit mengelilingi putting disebut areola, yang terlihat kasar karena mengandung kelenjar sebasea (minyak) termodifikasi. Utasan-utasan jaringan ikat disebut suspensory ligament of breast (Cooper s ligaments) membentang diantara kulit dan fascia dan menyokong payudara. Ligament ini menjadi longgar bersama umur atau tegangan berlebih yang bias terjadi ketika lama jonging atau dampak tinggi aerobic. Menggunakan bra yang mendukung dapat melambatkan proses ini dan membantu memelihara kekuatan dari suspensory ligaments. Di dalam payudara terdapat kelenjar mamae, yang merupakan modifikasi kelenjar sudoriferous (keringat) yang memproduksi air susu. Kelenjar mamae terdiri dari 15 sampai 20 lobus, atau kompartmen, dibagi oleh jaringan adipose. Pada setiap lobe merupakan beberapa kompartmen lebih kecil disebut lobules, tersusun atas kelompok seperti buah anggur dari kelenjar yang memproduksi air susu yang disebut alveoli (= rongga kecil) ditanamkan di jaringan ikat. Kontraksi sel-sel myoepithelial yang mengelilingi alveoli membantu mendorong air susu menuju putting. Ketika air susu diproduksi, air susu tersebut berjalan dari alveoli ke beberapa secondary tubules kemudian ke mammary duct. Di dekat putting, mammary duct meluas membentuk rongga disebut lactiferous sinus, dimana air

susu disimpan sebelum dialirkan ke dalam lactiferous duct. Setiap lactiferous duct secara khas membawa air susu dari satu lobus ke luar.

(A)

(B) Gambar : Anatomi Payudara (A) Payudara dilihat dari permukaan anterior; (B) Potongan longitudinal payudara Fungsi kelenjar mamae ini adalah sintesis, sekesi, dan ejeksi (pengeluaran) air susu; fungsi ini disebut laktasi, yang berkaitan dengan kehamilan dan kelahiran bayi. Produksi air susu distimulasi secara luas oleh prolactin dari anterior pituitary, dengan kontribusi dari progesterone dan estrogen. Pengeluaran air susu distimulasi oleh oxytosin, yang dikeluarkan dari posterior pituitary terhadap respon hisapan bayi pada putting ibu (menyusui). Fisiologi Payudara Payudara bekembang pada saat pubertas, distimulasi oleh estrogen yang berasal dari siklus seksual wanita bulanan; estrogen merangsang pertumbuhan kelenjar mamae payudara ditambah dengan deposit lemak untuk memeberi masa payudara. Selain itu, pertumbuhan yang jauh lebih besar terjadi selama keadaan kadar estrogen yang tinggi pada kehamilan, dan kemudian hanya jaringan kelenjar saja yang berkembang sempurna untuk pembentukan air susu.

Peranan Estrogen : Pertumbuhan Sistem Duktus Selama kehamilan, sejumlah besar estrogen dosekresikan oleh plasenta sehingga system duktus payudara tumbuh dan bercabang. Secara bersamaan, stroma payudara juga bertambah besar dan sejumlah besar lemak terdapat di dalam stroma. Sedikitnya terdapat 4 hormon lain yang juga penting untuk pertumbuhan system duktus : hormone pertumbuhan, prolaktin, glukokortikoid adrenal, dan insulin. Masing-masing hormone ini diketahui memainkan paling sedikit beberapa peranan dalam metabolism protein, yang menjelaskan fungsi hormone-hormon tersebut dalam perkembangan kelenjar payudara Peranan Progesteron : Perkembangan Sistem Lobulus Perkembangan akhir payudara menjadi organ yang menyekresikan air susu juga memerlukan progesterone. Sekali system duktus telah berkembang, progesterone bekerja secara sinergik dengan estrogen, juga dengan semua hormone lain yang baru saja disebutkan di atas menyebabkan pertumbuhan lobules payudara, dengan pertunasan

alveolus, dan perkembangan sifat-sifat sekresi dari sel-sel alveoli. Perubahan-perubahan ini analog dengan efek sekresi progesterone pada endometrium uterus selama pertengahan akhir siklus seksual wanita. Fungsi Prolaktin : Permulaan Laktasi Walaupun estrogen dan progesterone penting untuk perkembangan fisik kelenjar payudara selama kehamilan, pengaruh khusus dari kedua hormone ini adalah untuk mencegah sekresi sesungguhnya dari air susu. Sebaliknya, hormone prolaktin mempunyai efek yang berlawanan terhadap sekresi air susu meningkatkannya. Hormon ini disekresikan oleh

kelenjar hipofisis anterior ibu. Dan konsentrasinya dalam darah ibu meningkat secara tetap dari mingu kelima kehamilan sampai kelahiran bayi, dimana pada saat ini meningkat 10 sampai 20 kali dari kadar normal saat tidak hamil. Segera setelah bayi dilahirkan, hilangnya sekresi estrogen dan progesterone dari plasenta yang tiba-tiba memungkinkan efek laktogenik prolaktin untuk mengambil peran dalam memproduksi air susu ibu, dan dalam 1 sampai 7 hari kemudian, kelenjar payudara mulai menyekresi air susu dalam jumlah besar sebagai pengganti kolostrum. Sekresi air susu ini memerlukan sekresi pendahuluan yang adekuat dari sebagian besar hormone ibu lainnya untuk menyediakan assm amino, asam lemak, glukosa, dan kalsium yang diperlukan untuk pembentukan air susu.

Setelah kelahiran bayi, kadar basal sekresi prolaktin kembali ke kadar sewaktu tidak hamil. Akan tetapi, setiap kali ibu menyusui bayinya, sinyal saraf dari putting susu ke hipotalamus akan menyebabkan lonjakan sekresi prolaktin sebesar 10 sampai 20 kali lipat yang berlangsung kira-kira 1 jam. Prolaktin ini bekerja pada payudara ibu untuk mempertahankan kelenjar mamae agar menyekresikan air susu ke dalam alveoli untuk periode laktasi selanjutnya. Fungsi Oksitosin : Proses Ejeksi dalam Sekresi Air Susu Air susu secara kontinu disekresikan ke dalam alveoli payudara, tetapi air susu tidak dapat mengalir dengan mudah dari alveoli ke system duktus dan oleh karena itu, tidak menetes secara continue dari putting susu. Sebaliknya, air susu harus diejeksikan dari alveoli ke dalam duktus sebelum bayi memperolehnya. Proses ini disebabkan oleh gabungan reflex neurogenik dan hormonal yang melibatkan hormone hipofisis posterior, oksitosin. Ketika bayi menghisap, bayi sebenarnya tidak menerima susu untuk setengah menit pertama. Impuls sensorik pertama harus ditransmisikan melalui saraf somatic dari putting susu ke medulla spinalis ibu dan kemudian ke hipotalamus ibu, yang menyebabkan sinyal saraf yang membantu sekresi oksitosin pada saat bersamaan ketika hipotalamus mensekresi prolaktin. Oksitosin kemidian dibawa dalam darah ke kelenjar payudara, oksitosin menyebabkan sel-sel mioepitel berkontraksi, dengan demikian mengelirkan air susu dari alveoli ke dalam duktus. Penghisapan pada satu kelenjar tidak hanya menyebabkan aliran air susu pada kelenjar payudara itu tetapi juga pada kelenjar payudara lain. Membelai bayi oleh ibu atau mendengar tangisan bayi sering member cukup sinyal ke hipotalamus ibu untuk pengaliran air susu.

Organ reproduksi pria

Internal

1. Testis Pada perkembangan janin, testis berkembang di dekat ginjal dan mulai turun kedalam scrotum melalui inguinal canal ketika 7 bulan perkembangan janin.Pada testis, terdapat ; Tunica vaginalis (melapisi testis) Tunica albuginea (Membagi testis ke dalam lobulus-lobulus.Tiap 200-300 lobulus mengandung 1-3 tubulus seminiferus)

Tubulus seminiferus (Mengandung sel spermatogenic yang akan membentuk sperma, sel sertoli yang berfungsi membantu proses spermatogenesis, dan pada ruang antara tubulus seminiferus yang berdekatan terdapat sel leydig yang berfungsi mensekresi hormone testosteron)

Pada basement membrane testis, sel sertoli yang satu dengan yang lainnya akan saling berhubungan melalui tight junction. Hubungan ini disebut blood-testis barrier yang berfungsi untuk mengisolasi sel gamet dari darah sehingga tidak terjadi respon immune terhadap sel gamet. 2. Ductus testis Merupakan saluran pada testis yang akan dilalui sperma.Urutan jalannya sperma pada ductus testis yaitu : Cairan yang dihasilkan sel sertoli akan mendorong sperma bergerak sepanjang lumen tubulus seminiferus menuju straight tubules. Dari straight tubules kemudian menuju ke rete testis. Dari rete testis, sperma kemudian bergerak ke efferent duct lalu ke ductus epididimis. 3. Epididymis Berbentuk seperti koma yang terdiri dari 3 bagian : head, body, dan tail. Epididimis berfungsi sebagai tempat maturasi sperma yang berlangsung selama 14 hari. Epididimis juga berfungsi menyimpan sperma yang belum di ejakulasikan sampai selama beberapa bulan. 4. Ductus defferen / vas defferen Berfungsi membawa sperma dari epididimis menuju urethra oleh kontraksi peristaltic ketika sexual intercourse. Juga berfungsi meyimpan sperma yang tidak di ejakulasikan sampai selama beberapa bulan. 5. Ejaculatory duct Dibentuk dari penggabungan seminal vesicle duct dan ampulla ductus defferen. Ejaculatory duct berakhir di prosthetic urethra, dimana ia menyemprotkan sperma dan sekresi seminal vesicle beberapa saat sebelum pengeluaran semen dari urethra ke lingkungan luar. 6. Urethra Pada pria, urethra adalah saluran ujung dari system reproduksi dan urinary yang berfungsi mengeluarkan semen dan urine. Accessory sex gland Kelenjar ini mensekresi proporsi cairan semen terbanyak. Yang termasuk accessory sex gland :

1. Seminal vesicle Mensekresi alkaline, cairan yang mengandung fruktosa, prostaglandin, dan clotting protein. y Alkaline berfungsi membantu menetralisir keadaan asam pada urethra pria dan pada jalur reproduksi sperma karena keadaan asam dapat membunuh sperma. y y y Fruktosa berfungsi untuk produksi ATP pada sperma Prostaglandin berkontribusi pada motilitas sperma Clotting protein membantu semen menggumpal setelah ejakulasi.

Cairan yang disekresi seminal vesicle berjumlah 60% dari volume semen 2. Prostate Mensekresi cairan asam seperti susu yang mengandung : y y citric acid (digunakan sperma untuk produksi ATP melalui siklus kreb) Proteolytic enzyme (yaitu prostate-specific antigen, pepsinogen, lysozyme, amylase, dan hyaluronidase yang dapat menghancurkan clotting protein) y y Asam phosphatase (fungsinya belum diketahui) Seminalplasmin (merupakan antibiotic yang dapat menghancurkan bakteri pada semen dan jalur reproduksi wanita) Cairan yang disekresi prostate berjumlah 25% dari volume semen 3. Bulbourethral gland / cowper s gland Ketika sexual intercourse, mensekresi cairan alkaline kedalam urethra yang berfungsi melindungi sperma yang lewat dengan menetralisir asam dari urine pada urethra. Kelenjar ini juga mensekresi mucus yang melapisi ujung penis untuk mengurangi kerusakan sperma ketika ejakulasi.

Semen Merupakan campuran dari sperma yang berasal dari tubulus seminiferus dan cairan seminal yang berasal dari accessory sex gland.Volume semen saat ejakulasi adalah 2,5 dengan pH 7,2 5 mL

7,7.Tampilan seperti susu pada semen disebabkan oleh sekresi prostate

dan sifat lengket pada semen disebabkan sekresi cairan dari seminal vesicle dan bulbourethral gland. Cairan seminal berfungsi menyediakan medium transport bagi sperma, menyediakan nutrisi, dan melindungi sperma dari lingkungan asam pada urethra pria dan vagina wanita.

Kuantitas dan Komposisi Semen 1. Volume ejakulasi berkisar 2,5- 5ml rata-rata 3ml. Semen terdiri dari 90% air dan mengandung 50 sampai 120 juta sperma untuk tiap ml nya. Volume sperma mencapai 5% dari volume semen keseluruhan. 2. Semen di ejakulasikan dalam bentuk cairan kental berwarna abu-abu kekuningan dengan pH 6,8-8,8. Cairan ini segera di koagulasikan setelah ejakulasi dan mencair dengan spontan dalam 15 sampai 20 menit. 3. Bagian pertama ejakulasi mengandung spermatozoa, cairan epididimal, dan sekresi kelenjar prostat dan bulbouretral. Bagian terakhir ejakulasi berisi sekresi dari vesikel seminalis. 4. Semen mengandung berbagai zat yang ada dalam plasma darah juga zat tambahan seperti prostaglandin, enzim proteolitik, inhibitor enzim, vitamin dan sejumlah

hormon steroid serta gonadotropin dalam konsentrasi yang berbeda dengan yang ada di dalam plasma darah. 5. Setelah ejakulasi, spermatozoa bertahan hidup hanya sekitar 24 sampai 72 jam dalam saluran reproduksi perempuan. Sperma dapat disimpan selama beberapa hari pada suhu rendah atau dibekukan jika akan disimpan selama lebih dari 1 tahun.

Proses pematangan sperma Setelah sperma terbentuk di tubulus seminiferus, sperma membutuhkan waktu beberapa hari untuk melewati saluran tersebut yang panjangnya 6 meter di tiap lobusnya. Sperma yang bergerak dari tubulus seminiferus dan di bagian awal epididimis ini tidak motil dan tidak dapat membuahi ovum, tapi setelah 18-24 jam berada di epididimis, sperma memiliki kemampuan motilitas, walaupun masih ada beberapa inhibitor protein yang dalam cairan epididimis ini masih mencegah motilitas sampai sperma tersebut dikeluarkan dalam proses ejakulasi (ada juga yang di simpan di vas deferens dalam keadaan ini sperma dapat dipertahankan hingga 1 bulan dalam keadaan inaktif oleh berbagai inhibitor dari sekresi duktus-duktus).

Physiologi of male reproductive system y External

1. Scrotum Scrotum berisi 2 testis. Lokasi scrotum dan kontraksi ototnya berfungsi mengatur temperature testis, karena produksi normal sperma di dalam testis membutuhkan suhu 23C di bawah suhu tubuh normal. Otot-otot yang berperan dalam pengaturan suhu tersebut yaitu otot dartos & cremaster. Contoh, sebagai respon terhadap suhu dingin, otot cremaster akan berkontraksi sehingga testis terangkat lebih dekat ke tubuh dan dapat menyerap panas tubuh. Sedangkan, kontraksi otot dartos menyebabkan scrotum mengkerut sehingga mengurangi hilangnya panas. 2. Penis Penis merupakan jalur ejakulasi semen dan ekskresi urine. Pada sistem reproduksi, penis mempunyai 2 fungsi : ereksi dan ejakulasi.

Mekanisme Ereksi dan Ejakulasi Ereksi adalah suatu fungsi vaskular dari korpus kavernosum di bawah pengendalian sistem saraf otonom. Berikut adalah mekanisme terjadi ereksi dan ejakulasi : 1. Jika penis lunak, stimulus simpatis terhadap arteriol penis menyebabkan konstriksi dari sebagian organ ini, sehingga aliran darah yang melalui penis tetap dan darah yang masuk ke sunosoid korpus kavernosum akan sedikit. 2. Saat stimulasi mental atau seksual, Fiber parasimpatik terstimulasi dari sebagian sacral pada spinal cord melepaskan dan menyebabkan produksi local Nitrix Oxide (NO). 3. NO menyebabkan otot halus pada dinding arteri menyediakan erectile tissue untuk relaksasi dan membiarkan pembuluh darah untuk berdilatasi pada cavernosus space di dalam corpora pada penis. Hal ini dikarenakan jumlah darah yang memasuki erectile issue penis. 4. Bulbospongiosus dan ischiocavernosus muscle menekan veins (pembuluh darah yang menuju penis) dari corpora cavernosa menghalangi pengembalian teknan pembuluh darah. 5. Hal ini menyebabkan erectile bodies menjadi turgid (besar dan kaku) dan ereksi terjadi.

6. Dapat dikatakan stimulus parasimpatis tadi menyebabkan vasodilatasi arteriol yang memasuki penis. Dan lebih banyak darah yang memasuki ke vena dibandingkan darah yang di drainase ke vena. 7. Sunosoid korpus kavernosum berditensi karena berisi darah dan menekan vena yang dikelilingi tunika albuginea nondistensi. 8. Setelah ejakulasi , impuls para simpatis menyebabkan terjadinya vasokonstriksi arteri dan darah akan mengalir ke vena untuk dibawa menjauhi korpus tersebut. Penis akan mengalami detumesensi atau kembali ke kondisi lunak.

Ejakulasi merupakan suatu keadaan disertai orgasme yang merupakan titik kulminasi aksi seksual pada laki-laki. Semen diejeksikan melalui serangkaian semprotan. 1. Impuls dari pusat refleks medula spinalis menjalar sepanjang saraf spinak lumbal (L1 dan L2) menuju organ genital dan menyebabkan kontraksi peristaltik dalam duktus testis, epididimis, dan duktus deferen. (Bersamaan dengan refleks tersebut suatu spincter otot polos di dasar urinari bladder akan menutup, hal ini akan berlangsung selama proses ejakulasi berlangsung sehingga sehingga semen dapat melalui saluran urine tanpa tercampur oleh urine hingga keluar melalui penis). Kontraksi ini menggerakkan sperma di sepanjang saluran-saluran tersebut. 2. Impuls parasimpatis menjalar pada saraf pudendal dan menyebabkan otot bulbokavernosum pada dasar penis berkontraksi secara berirama. 3. Kontraksi yang simultan pada vesikel seminalis, prostat dan kelenjar bulbouretral menyebabkan terjadinya sekresi cairan seminal yang bercampur dengan sperma untuk membentuk semen. Setelah stimulus sexual pada penis berakhir, arteriol yang menyuplai jaringan erectile pada penis berkontriksi dan otot polos pada jaringan erectile berkontraksi sehingga sinus darah mengecil. Tekanan pada vena yang menyuplai penis juga akan berkurang sehingga melancarkan aliran darah ke luar penis dan menyebabkan penis kembali ke posisi relaksasinya semula.

Regulasi hormon laki-laki 1. Di awali pada masa pubertas, sel-sel neuro sekretori di hypothalamus meningkatkan sekresinya terhadap GnRH.

2. GnRH akan menstimulus gonadotrop di hipofisis anterior untuk meningkatkan gonadotropin LH dan FSH. 3. LH menstimulus sel-sel leydig yang berlokasi di tubulus seminiferus untuk mensekresi hormon testosteron di beberapa sel target enzim 5 alfa reduktase mengubah testosteron menjadi androgen lain disebut (DHT) dihidrotestosteron. 4. FSH bekerja secara tidak langsung untuk menstimulasi spermatogenesis. FSH dan testosteron bekerja secara sinergis pada sel-sel sertoli untuk menstimulus sekresi androgen binding protein <ABP>. 5. ABP tersebut berikatan dengan testosteron dan menjaga agar konsentrasinya tetap tinggi. 6. Lalu testosteron menstimulasi step terakhir spermatogenesis di tubulus seminiferus. 7. Jika tingkatan spermatogenesis telah mencukupi maka sel-sel sertoli akan mengeluarkan inhibin agar sekresinya di hambat. 8. Dengan via negatif feedback, testosteron akan menghambat sekresi LH oleh gonadotroph pada hipofisis anteriordan menghambat sekresi GnRH oleh sel-sel neuro sekretory hypothalamus.

Anabolik steroid Anabolik steroid adalah suatu obat penambah massa otot dimana sifatnya ini homolog dengan testosteron,(anabolik steroid ini dapat mengkonversi testosteron menjadi dihidrotestosteron) sehingga banyak testosteron yang beredar di sirkulasi darah dimana testosteron ini seharusnya berada di testis. karena di konsumsi secara terus menerus maka testosteron yang beredar di aliran darahsemakin meningkat dan akan menimbulkan negatif feedback ke otak dan menstimulus otak agar mengurangi produksi testosteron sehingga kuantitas dan kualitas sperma menjadi menurun.

Vaskularisasi penis dan testis

Penis disuplai oleh cabang-cabang arteri internal pudendal, yang merupakan cabang dari internal iliac artery. Arteri-arteri tersebut diantaranya : y Dorsal artery of penis berada di setiap sisi pada deep dorsal vein di dalam dorsal groove di antara corpora cavernosa, menyuplai jaringan fibrous di sekeliling corpora cavernosa, corpus spongiosum dan spongy urethra, dan kulit penis. y Deep artery of penis menembus crura proximaly dan berada di distal dekat center of corpora cavernosa, menyuplai jaringan erectile pada penis dan terlibat dalam ereksi penis. Ketika penis relaksasi, arteri ini tergulung sehingga membatasi aliran darah ke penis. y Arteries of bulb pada penis mensuplai posterior, bagian dari corpus spongiosum dan urethra dalam bulbourethral gland.

Pada keadaan normal, superficial dan deep branch dari external pudendal arteri mensuplai penile skin, anastomosing dan cobar dari internal pudendal arteries the deep pada penis merupakan pembuluh utama yang menyuplai cavernosus space di dalam jaringan erektil dari corpora cavernosa untuk itu ikut serta pada saat keadaan ereksi pada penis ketika penis lemah atau lunak , erteri ini menggulung , membatasi aliran darah, hal itu disebut helicine arteries of penis.

HISTOLOGI ALAT REPRODUKSI PRIA Penis Penis berisi tiga kolom jaringan erektil (corpora cavernosa, corpus spongiosum) dan dalam kolom tesebut berisi darah yang menyebabkan penis membesar dan keras saat ereksi. Corpus spongiosum meluas membentuk glans penis, diujung bagian distal penis. Spongy urethra berada sepanjang corpus spongiosum. Pada basis penis, corpus spongiosum meluas membentuk bulb of the penis, dan masing-masing corpus cavernosum meluas membentuk crus (crura) pada penis. Bulb dan crus penis merupakan root of penis dan crura melekatkan penis pada coxae. Kulit penis melekat dengan longgar pada jarngan ikat yang menelilingi kolom erektil pada batang penis. Kulit pada penis terutama pada glans penis di-supply dengan baik oleh sensory receptor. Lipatan longgar pada kulit disebut prepuce atau foreskin atau preputium yang melapisi glans penis. Saraf primer, arteri dan vena pada penis berada di sepanjang permukaan dorsal. Dorsal arteries, dengan dorsal nerves berada di lateral, ditemukan pula beberapa midline dorsal vein. Deep arteri tambahan juga terletak pada corpora cavernosa.

Testis Dikelilingi oleh simpai tebal jaringan ikat kolagen yaitu tunika albuginea,kemudian tunika albuginea akan melebar dibagian posterior dan akan membentuk mediastinum testis. Mediastinum testis akan membagi kelenjar menjadi lobules testis yang didalamnya kompartemen piramida. Setiap lobules dihuni 1-4 tubulus seminiferus dan sel interstisial (sel leydig). Tubulus seminiferus menghasilkan spermatozoa sedangkan sel mensekresikan androgen testis. Testis terdapat didalam skrotum,dalam arti kata skrotum melapisi testis . skrotum memiliki peran penting dalam memelihara pada testis pada suhu dibawah suhu intra abdomen. Beberapa lapisan yang melindungi testis yaitu :  Tunica vaginalis: membran serous derivat dari peritoneum  Tunica albuginea: jaringan ikat padat tidak beraturan, yang membentuk septum dan membagi testis menjadi lobus

Tubulus seminiferus Tubulus seminiferus menghasilkan spermatozoa,tubulus ini berkelok-kelok dan berawal sebagai saluran buntu. Terdiri atas satu lapisan jaringan ikat fibrosa, lamina basalis, dan epitel germinal (seminiferus). Tubulus seminiferus dibungkus oleh tunika propria fibrosa atas beberapa lapis fibrosa. Pada tubulus seminiferus terdapat sel mioid gepeng, dan celahnya terisi oleh sel interstisial, pembuluh darah, limfe, dan jaringan ikat.

Epididimis Organ berbentuk koma dengan panjang 4 cm dan panjang keseluruhan jika direntangkan adalah 6 m. Memiliki beberapa bagian, bagian yang lebih besar disebut kepala, yang lebih sempit disebut badan dan yang paling kecil adalah ekor. Merupakan tempat pematangan sperma dan penyimpanan sperma. Di dalamnya terdapat basement membran, pseudostratified columnar epithelium dengan stereocilia, dan smooth muscle fiber, biasanya berfungsi sebagai gerak peristaltik agar sperma tidak turun lagi ke testis.

lumen berisi sperma Stereocilia pseudostratified columnar epithelium smooth muscle fiber

Duktus deferen Merupakan perpanjangan dari ekor epididimis, pada duktus deferen diameter meningkat. Panjangnya sekitar 45 cm, dan melebar pada bagian terminalnya yang disebut ampulla. Fungsinya menyalurkan sperma selama kegiatan seksual dan sebagai tempat penyimpanan sperma. Pada duktus deferen terdapat pembuluh darah, saraf, serabut otot polos yang longitudinal dan sirkular, jaringan epitel, lamina propria dan jaringan lemak. Serabut otot polos bagian luar longitudinal

Serabut otot polos sirkular Serabut otot polos longitudinal bagian dalam Jaringan epitel Lamina propria saraf pembuluh darah jaringan adiposa

Kelenjar Genitalia Tambahan Meliputi : 1. 2. 3. Vesikula seminalis Kelenjar prostat Kelenjar bulbourethra (cowper s)

1. Vesikula seminalis Terdiri atas 2 tabung sepanjang 15 cm. apabila organ ini dipotong,tabung yang sama akan terlihat dengan orientasi yang berbeda. Mukosa pada vesikula seminalis melipat-lipat dan dilapisi oleh epitel bertingkat silindris yang mengandung banyak granul sekretoris, lamina propria pada vesikula seminalis banyak mengandung serat elastin dan di kelilingi lapisan otot polos tipis. Vesikula seminalis menghasilkan secret kuning kental yang mengandung substansi penggiat spermatozoa,seperti : fruktosa,sitrat,inositol,prostaglandin,alkaline, dan berbagai protein. Karbohidrat yang dihasilkan oleh kelenjar system reproduksi pria dan disekresikan dalam cairan seminalis,memiliki fungsi sebagai sumber energy bagi pergerakan sperma.

2. Kelenjar prostat Suatu kumpulan 30 50 kelenjar tubuloalveolar yang bercabang. Duktusnya bermuara ke

dalam uretra pars prostatika,yang menembus prostat. Kelenjar tubualveolar prostat dibentuk oleh epitel bertingkat silindris atau kuboid. Prostat dikelilingi suatu simpai fibroelastis dengan otot polos. Dalam prostat ini terdapat 3 zona yang berbeda : a. Zona sentral

Meliputi 25% dari volume kelenjar. b. Zona perifer

Meliputi 70% dari kelenjar, yang merupakan tempat predileksi timbulnya kanker prostat.

c.

Zona transisional

Mempunyai arti medis yang penting karena merupakan tempat asal sebagian besar hyperplasia prostat jinak.

3. Kelenjar bulbourethra Berdiameter 3-5mm. terletak di sebelah proksimal dari uretra pars membranasea dan bermuara ke dalam uretra. Kelenjar cowper merupakan kelenjar tubuloalveolar yang dilapisi oleh epitel selapis kuboid pensekresi lendir. Sel otot rangka dan polos terdapat di septa yang membagi setiap kelenjar menjadi lobus-lobus. Mucus yang disekresikan berupa lendir bening dan berfungsi sebagai pelumas.

Fungsi dari kelenjar bulbourethra : y Menghasilkan cairan berupa lendir bening y Lendir tersebut bersifat alkalin ,berfungsi untuk menetralkan suasana asam dalam saluran uretra.

FASE SIKLUS REPRODUKSI WANITA

Durasi siklus reproduksi wanita antara 24-35 hari, namun diasumsikan menjadi 28 hari. Terdiri dari empat fase yaitu : fase menstrual, fase preovulatory, fase ovulasi, fase postovulatory. Siklus reproduksi wanita ini meliputi dua tempat yaitu siklus ovarian dan siklus uterus. Fase Menstrual (Hari ke 1 5) Di ovaries y Beberapa follicle primordial berkembang menjadi primary follicle dan kemudian berkembang menjadi secondary follicle dan beberapa follicle di fase menstrual mulai berkembang tetapi tidak sampai matang. Di uterus y Cairan menstruasi dari uterus terdii dari 50-150 ml darah, cairan jaringan, mukus, sel epitel dari endometrium. Progesteron dan estrogen yang dikeluarkan dari prostaglandins berkurang menyebabkan arteri di uterus mengerut sehingga suplai darah ke sel menjadi berkurang dan sel mulai mati atau akan mati. Sehingga

mnyebabkan seluruh stratum fungsionalis pada endometrium akan meluruh, kemudian endometrium menjadi sangat tipis dan yang tersisa hanya stratum basalis. Cairan dikeluarkan melewati cervix dan vagina.

Fase Preovulatory Fase ini merupakan fase antara akhir menstruasi dan ovulasi. Di ovaries y Beberapa secondary follicle di ovarium mulai mensekresi estrogen dan inhibin. Pada hari ke -6, secondary follicle menjadi lebih besar dan menjadi follicle yang dominant. Dominant follicle mensekresi estrogen dan inhibin dimana estrogen dan inhibin tersebut berfungsi untuk menghibit sekresi FSH. Dominant follikel berkembang menjadi co-dominant follicle yang nantinya akan berovulasi dan fertilisasi pada waktu yang bersamaan. Normalnya salah satu dominant follicle menjadi mature (graafian) follicle, mature (graafian) follicle menjadi besar (d = 20 mm) dan siap untuk ovulasi. mature (graafian) follicle membentuk blister di ovary dan pada akhir maturasi. mature (graafian) follicle berkembang dan meningkatkan produksi estrogen. Fase menstrual dan preovulatory disebut fase follikular, karena ovarium tumbuh dan berkembang di uterus Di uterus y Estrogen dikeluarkan ke darah, pertumbuhan follicle ovarian menstimulasi perbaikan endometrium yang dimana sel stratum basalisnya mengalami mitosis dan

memproduksi stratum fungsionalis yang baru. Pada penebalan endometrium, terbentuk endometrial glands dan pemanjangan lekukan arteri. Fase preovulatory disebut fase proliverative, karena endometrium berkembang. Fase Ovulasi (Hari ke 14) y Pada saat mature (graafian) follicle pecah dan pengeluaran secondary oosit yang masuk ke dalam pelvis cavity dan biasanya terjadi pada hari ke 14. Selama ovulasi, secondary oosit dikelilingi oleh zona pelucida dan corona radiata. Kandungan estrogen yang tinggi, mensekresi LH dan gonadotropin dan menyebabkan ovulasi. Konsentrasi estrogen tinggi lalu menstimulasi pengeluaran GnRH dari hipothalamus lalu menstimulus gonadoropin di anterior pituitary untuk mensekresi LH. GnRH releasing hormon (GnRH)

mengeluarkan FSH dan LH, LH menyebabkan mature (graafian) follicle pecah dan secondary oosit keluar.

Fase Postovulatory Di ovaries y mature (graafian) follicle rupture (robek), dan dasar membran antara sel granulosa dan teka interna hancur, sel granulosa dan sel teka interna bergabung dan berubah menjadi sel corpus luteum. LH menstimulasi corpus luteum untuk mensekresi progesteron, estrogen, relaxin, inhibin. Jika oosit tidak mengalami fertilisasi maka corpus luteum adak menjadi corpus albican, progesteron, estrogen, dan inhibin meningkat menyebabkan GnRH, FSH, LH meningkat lalu follikular tumbuh lagi dan mulai siklus ovarian baru Di uterus y Corpus luteum memproduksi progesteron dan estrogen yang dimana akan mengembangkan kelenjar endometrium. Kemudian terjadi vaskularisasi superficial endometrium dan penebalan sekitar 12 18 mm. Periode ini disebut fase secretory, karena adanya sekresi glikogen dari aktivitas sekresi kelenjar endometrium. Jika fertilisasi tidak terjadi, progesterone dan estrogen akan menurun, karena adanya degenerasi corpus luteum dan oleh sebab itu maka terjadilah menstruasi.

REGULASI HORMON KONTROL

A. PRIA
Pada masa pubertas, sel-sel neurosecretory di hypothalamus aka meningkatkan sekresinya terhadap Gonadotropin Releasing Hormone (GnRH). Dimana GnRH kemudian akan menstimulasi gonadotrop pada anterior pituitary untuk meningkatkan sekresinya terhadap dua gonadotropin : FSH dan LH. LH menstimulasi sel-sel leydig yang berlokasi di tubulus seminiferus untuk mensekresi hormone testosterone. Di beberapa sel target, enzim 5 alpha-reductase akan mengubah testosterone menjadi androgen lain yang disebut dihidroxytestosteron (DHT). Testosterone dan Dihidroxytestosteron memberikan beberapa efek pada pria yaitu : 1. 2. Pola perkembangan alat reproduksi pria (sebelum lahir), Perkembangan organ reproduksi pria dan ekspresi karekteristik sekunder pria (dimulai saat pubertas),

3.

Anabolisme (sintesis protein). FSH juga bekerja secara tidak langsung untuk menstimulasi spermatogenesis. FSH

dan testosterone bekerja secara sinergis pada sel-sel sertoli untuk menstimulasi sekresi androgen binding protein (ABP). ABP berikatan dengan testosterone dan menjaga agar konsentrasinya tetap tinggi. Kemudian testosterone menstimulasi tahapan terakhir spermatogenesis di tubulus seminiferus. Sekalinya tingkatan spermatogenesis yang dibutuhkan untuk fungsi reproduksi telah mencapai levelnya, sel-sel sertoli akan mengeluarkan inhibin. Dimana inhibin adalah hormone yang berfungsi untuk menghambat sekresi FSH oleh anterior pituitary. Dan selanjutnya melalui negative feedback, testosterone menghambat sekresi LH oleh gonadotroph pada anterior pituitary dan menghambat sekresi GnRH oleh sel-sel neurosecretory hypothalamus.

B. WANITA

GnRH yang disekresikan oleh hipothalamus untuk mengontrol siklus ovarium dan uterine. Kemudian GnRH menstimulasi pengeluaran follicle stimulating hormone (FSH) dan Luteinizing Hormone (LH) dari anterior pituitary. Selanjutnya FSH menginisiasi pekembangan folikuler sementara LH menstimulasi perkembangan lebih jauh pada folikel-folikel ovarian. Selain itu, FSH dan LH menstimulasi folikel ovarium untuk mensekresi estrogen.

LH menstimulasi sel-sl theca dari folikel-folikel yang androgen berkembang untuk memproduksi androgen. Dibawah pengaruh FSH, androgen diambil oleh sel-sel granulose pada folikel dan kemudian dirubah menjadi estrogen. Pada pertengahan siklus, LH menggerakkan ovulasi dan kemudian mendukung pembentukkan korpus luteum. Inilah alasan kenapa diberi nama lutinizing hormone. Kemudian distimulasi oleh LH, korpus luteum memproduksi estrogen, progesterone, relaxin, dan inhibin. Fungsi hormone estrogen : 1. Mendukung perkembangan dan pertahanan struktur reproduksi wanita.

Karakteristik sekunder wanita seperti distribusi jaringan adipose di payudara, abdomen, mons pubis dan pinggul, nada suara, dan pola perkembangan rambut tubuh. 2. Estrogen menaikkan anabolisme protein termasuk membangun tulang yang kuat. Dalam hal ini, energen bersifat sinergis dengan human growth hormone (hGH). 3. Estrogen menurunkan level kolesterol darah yang memungkinkan alasan pada wanita berusia dibawah 50 tahun untuk memiliki risiko coronary artery disease lebih banak disbanding pria. 4. Level sedang pada estrogen mengahambat pengeluaran GnRH oleh hypothalamus dan sekresi FSH dan LH oleh anterior pituitary. Fungsi hormone progesterone : 1. 2. 3. Bekerjabersama-sama estrogen untuk menyiapkan endometrium untuk implantasi. Menyiapakan kelenjar susu untuk mensekresi air susu. Menghambat pengeluaran GnRH dan LH.

Fungsi hormone Relaxin : 1. 2. Menghambat konraksi otot polos uterine. Selama bekerja, menaikkan flexibilitas simfisis pubis dan pembesaran serviks uterine.

Fungsi hormone inhibin : Menghambat pengeluaran FSH dan menurunkan tingkatan LH.

Kasus
Dalam kasus ini diketahui bahwa pasangan suami istri yang belum memiliki anak setelah 2 tahun menikah walaupun telah melakukan hubungan seksual secara teratur (2-3 kali dalam satu minggu) tanpa alat pengaman (kontrasepsi). Hal tersebut dapat dikategorikan sebagai masalah infertilitas yang mana gejalanya telah terjadi pada pasien. Infertilitas di sini dapat dikatakan sebagai primary infertility, yang berupa ketidakmampuan untuk mengandung, yang berbeda dengan secondary infertility dimana ketidakmampuan tersebut terjadi setelah sebelumnya berhasil mengandung. Pada Ibu diketahui bahwa siklus menstruasinya tidak teratur, yaitu setiap 20 sampai 40 hari selama 4-6 hari. Siklus yang tidak teratur tersebut menyebabkan penentuan masa subur sulit diketahui. Terapi hormone berupa pemberian Gonadothropin Releasing hormone (GRh) tidak memberikan efek pada kehamilan ibu. Kemudian pemeriksaan

hysterosalphingography (HSG) menunjukan uterus dan tuba falopi yang normal. Oleh karena itu, tidak ada masalah yang serius terhadap alat repsoduksi Ibu. Sedangkan pada ayah, menunjukan kualitas dan kuantitas sperma yang buruk akibat konsumsi anabolic steroid untuk body building. Anabolic steroid tersebut dapat memberikan efek terhadap Gonadotrophin Releasing hormone (GRh) di hipotalamus dan FSH dan LH di anterior pituitary untuk disekresikan, yang otomatis menurunkan testosterone yang bertanggung jawab terhadap perkembangan sperma (spermatogenesis). Oleh karena itu, terapi berupa penghentian konsumsi anabolic steroid dihentikan, dan setelah satu tahun kemudian kualitas dan kuantitas sperma ayah membaik. Dan Ibu mendapatkan kehamilan pertamanya.

PATOMEKANISME

Ibu

Ayah

Menstruasi Irreguler

Konsumsi anabolic steroid

Terapi hormon Testosteron HSG

Primary Infertility

Kualitas & Kuantitas Sperma

terapi

Hamil

Kualitas & Kuantitas Sperma

You might also like