You are on page 1of 237

SUTT, SUTET & TRANSFORMATOR TENAGA

Disajikan oleh : Ir. Soemarto Soedirman Ir. H. Soetjipto, MM. Ir. Tohar Suhartono Penyunting : Heru Subagyo

BAGIAN I

SUTT & SUTET


BAB I s/d V disajikan oleh : Ir. Soemarto Soedirman BAB VI disajikan oleh : Ir. H. Soetjipto, MM.

SUTT, SUTET & TRANSMISI TENAGA

BAB I PENAMPILAN / ANATOMI SUTT

SUTT, SUTET & TRANSMISI TENAGA

TYPE DAN FUNGSI TIANG

NO Tipe Tiang Notasi


1 Penyangga (D)

Istilah asing
Draagmast Suspension tower Angle susp.tower Afspanmast Tension tower Tension tower Eindmast Dead-end tower Hoekmast Angle tower Aftakmast Branch line tower Kruisingen Transposition tower

Fungsi
Menyangga konduktor, jalur saluran lurus Idem, sudut maks.20o Menambat dan menahan tarikan konduktor dari 2 sisi seksi saluran (1 seksi 3 km, 12 gawang) Menahan tarikan konduktor, 1-sisi Menahan tarikan konduktor dari 2 arah sudut Pencabangan saluran Melintasi jalur fasilitas lain Merubah posisi kawat fasa

Penegang

(A)

3 4 5 6

Ahir Sudut Cabang Pelintasan Transportasi

(E) (H) (T) (K) (WA)

a Beban berat tiang & lengannya, konduktor, isolator & asesorisnya. a Tekanan angin datar tegaklurus arah saluran pada tiang dan panjang saluran kedua sisi tiang. a Tekanan angin searah saluran pada tiang, isolator & asesoris. a Gaya tarik kerja maksimum dari seluruh konduktor.

a Tiang harus diperhitungkan pula terhadap kemungkinan timbulnya gaya torsi karena ketidak seimbangan, oleh gaya-tarik-kerja maksimum dari satu konduktor. a Tiang tipe D : 50% gaya tarik kerja maksimum dari satu konduktor pada satu sisi, tanpa tekanan angin. a Tiang tipe A, H dan E : 100% gaya-tarik-kerja maksimum dari satu konduktor pada satu sisi, tanpa tekanan angin. a Gaya torsi maksimum yang dapat terjadi pada tiang dan lengannya karena ketidak seimbangan gaya tsb.diatas.

CONTOH BEBERAPA JENIS ISOLATOR Satu Untai Isolator Gantung 230 kV:

Contoh Isolator Batang

JUMLAH ISOLATOR MENURUT TEGANGAN SALURAN

a Jumlah Isolator Standar (10"x 5")


Teg.nom. 69 kV Jumlah Isolator / untai 4 6 8 115 kV 6 8 10 138 kV 150-161kV 230 kV 8 10 12 9 11 14 14 16 20 345 kV I 22 I 25 V 30 500 kV V 28 V 34 V 42

a Catatan : * = tipe khusus. Sumber : T & D Westinghous. a Keterangan : isolator kondisi ringan, sedang, berat (baris atas-bawah), tergantung pada : intensitas petir, tahanan kaki tiang dan polusi

PERLENGKAPAN ISOLATOR

KLEM GANTUNG

KLEM TEGANGAN TARIK

KAIT GANTUNG ATAS

KAIT GANTUNG BAWAH

TANDUK BUSUR ( ARCHING HORN)

CONTOH : UNTAIAN (STRING) ISOLATOR GANTUNG

UNTAIAN TARIK TUNGGAL & GANDA

JARAK BEBAS JARAK ANTAR KONDUKTOR

a Menurut VDE :

Un H ! k b  lk  150
a Menurut VAB :
(Voorschriften voor den Aanleg van Buitenleidingen)

dimana : H = jarak antara kawat di andongan terendah [m] k = faktor ayun tergantung angin & Dkawat datar 0,7 - 0,6 ; vertikal : 0,95 - 0,7 b = panjang andongan [m] lk = panjang renteng isolator [m] dimana : Un = tegangan nominal antar kawat [kV] H = jarak antara kawat di andongan terendah [m] D = diameter kawat [mm] b = panjang andongan [m] g = berat konduktor [kg/km]

Un 6D H! b g 150

JARAK BEBAS UNTUK MACAM-MACAM LINTASAN MACAM-

a Jarak hantaran udara tegangan tinggi dengan bagian benda di sekitarnya sekurang-kurangnya harus memenuhi angka-angka seperti dalam tabel berikut : Jarak Ruang Bebas Min. [ m ] doubl.-singl.
PUIL 77 PUIL + PLN Merz-Mc.Lell.

Tempat Teg.Saluran 70 kV Lapangan terbuka luar kota 6,5 Jalan raya 8 Pepohonan 3,5 Bangunan tidak tahan api 12,5 Bagian bangunan tahan api 3,5 SUTT lain, SUTR, telekomunikasi 3 Rel kereta api biasa 8 Jembatan besi, kerangka besi k.a. 3 Tiang kapal saat air pasang 3

150 kV 380 kV 7,5 8,5 9 10 4 5 13,5 14,5 4,5 5,5 4 5 9 10 4 5 4 5

500 kV 9,3 10,8 5,8 15,3 6,2 5,8 10,8 5,8 5,8

500 kV 10 - 11 15 8,5 14 - 15 8,5 8,5 15 8,5 8,5

10

11

12

a Untuk perlindungan terhadap bahaya kebakaran, maka jarak minimum antara gedung dengan proyeksi proyeksi hantaran paling luar pada bidang datar yang melewati bagian bawah kaki tiang adalah :

 20 m bagi pondasi yang letaknya terdekat dengan SUTT  20 m bagi pompa pompa/tangki bensin diukur sampai bagian yang menonjol terdekat
dengan SUTT.

 50 m bagi tempat penimbunan bahan bakar diukur dari sisi tangki terdekat dengan SUTT.  3 m bagi pagar.

13

14

15

16

CONTOH JARAK BEBAS PADA SALURAN 500 KV SIRKIT TUNGGAL

Contoh Jarak-bebas pada Saluran 500 kV Sirkuit Tunggal :

andongan
40
o

7m 7m

jarak bebas

ruang bebas
45 20 m
o

ruang bebas

8,5 m 24 m 20 m

17

PENGARUH MEDAN ELEKTROMAGNET PADA MANUSIA

a Pengaruh Medan Elektromagnet pada Manusia


( Abd.Kadir )

Pengaruh medan terhadap manusia, tergantung dari besarnya kuat medan itu sendiri. Pada tingkat rendah (kuat medan 8 kV/m, mulai terasa seolah-olah ada yang merayap pada kulit, bulu badan mulai berdiri; kuat medan yang lebih tinggi lagi rambut kepalapun mulai berdiri. Kuat medan listrik yang tinggi akan membahayakan manusia, apalagi bila lama berada dalam medan tersebut.

a Kuat Medan Elektromagnet dibawah Saluran (Merz & Mc.Lellan)


Tegangan nom.: 500 kV Jarak bebas ke tanah 11 m 15 m 18 m 2-sirkit [kV/m] 7,4 4,2 3 1-sirkit [kV/m] 9,1 5,7 4,2

a Pengaruh Medan Elektromagnet


(Abd.Kadir)

Kuat Medan Listrik [kV/m] hingga 5 5 - 10 10 - 15 15 - 20 20 - 25

Batas Waktu Aman per 24 jam tidak terbatas 3 jam 1,5 jam 10 menit 5 menit

18

KONDUKTOR JENIS KONDUKTOR

a Contoh beberapa Jenis Konduktor

Konduktor AAAC

Konduktor ACSR

19

KORONA DAN BENTUK KONDUKTOR KHUSUS

a Gejala Corona dan konduktor berkas

Bila tegangan saluran dinaikkan terus menerus, maka pada suatu tegangan kritis visual, pada permukaan konduktor akan tampak cahaya violet yang disertai suara mendesis dan tercium bau ozon. Gejala ini disebut korona, yang dapat menimbulkan rugi daya dan gangguan komunikasi radio. Korona mulai terjadi pada gradien tegangan 30 kV/cm, dimana tegangan tembus udara terjadi. Tegangan kritis, dimana korona mulai timbul (Vo), dipengaruhi oleh : kepadatan udara, tekanan udara, cuaca dan jari-jari konduktor, serta kondisi permukaan konduktor. Maka untuk mengurangi pengaruh corona, diameter elektrik kawat diperbesar dengan cara penggunaan konduktor berkas atau konduktor bolong ; serta diusahakan agar permukaan konduktor tetap halus (tidak tergores). Demikian pula tanduk isolatornya berbentuk gelang atau bola untuk memperbesar diameter elektriknya.

konduktor pengikat Konduktor bolong "Anaconda"


Konduktor bolong (holow conductor)

Berkas a' 4 konduktor 20

PENGARUH GETARAN KARENA ANGIN PADA KONDUKTOR

a Angin dan getaran pada konduktor

 Angin yang bertiup terus menerus menimbulkan getaran dan goyangan pada konduktor yang
dapat menyebabkan kelelahan pada ujung klem, dan lama kelamaan merusak konduktor.

 Untuk itu bagian konduktor pada klem tumpu/gantung diperkuat dengan potongan kawat yang
disebut "armor-rods" dan memasang alat peredam getaran "stockbridge damper" diujung

Armor rods

Stockbridge damper

21

BAB II PENAMPILAN / ANATOMI SUTT

SUTT, SUTET & TRANSMISI TENAGA

PENGERTIAN

a ANDONGAN ( Sag, Doorhang, Lendutan, Julai)

gawang ( a )

n konduktor / kawat

andongan ( b )

(h)
tiang p jarak bebas ( c )

22

PERHITUNGAN ANDONGAN

a Perhitungan Andongan :
( Sumber : Hutauruk )

Y a
B s b

S.sin J 
A J

S S.cos J 

X -a/2 H 0 Gs a/2

Gaya : H = S.cos J  G.s = S.sin J 

 Persamaan lengkungan (rantai, caternary) :

y!

H G

G cosh .x  1 H

a = panjang gawang (span) [m] b = andongan (sag) [m] L=2s = panjang kawat [m] S = gaya tarik pd.kawat [kg] G = berat kawat [kg/m] H = gaya horisontal kawat [kg]

23

 Andongan, b = y pada x = a/2,

a b ! C. cosh  1 2C
 Untuk perhitungan praktis, diuraikan dalam deret,
2 4

q = luas penampang kawat [mm ] 2 W = H/q = tegangan spes.kawat [kg/mm ] 2 K = G/q = berat spes.kawat [kg/m.mm ] C = W/K = H/G [m]

b = C.[1 + (1/2)(a/2C) + (1/24)(a/2C) + . . .  1]

b = a2/8C + a4/384C3 + . . . .
 Panjang kawat (L) :
s = (H/G).sinh[(G/H).x] L = 2s = 2C.sinh(a/2C)

 diuraikan dalam deret :


L = 2C[(a/2C) + (1/6).(a/2C) + . . . .]
3

L = a + a3/(24C2) + a5/(1920C4) + . . . .

24

 Gaya tarik kawat (S) pada ujung A, (x=a/2) :


S = H.cosh[(G/H).x

S = H.cosh(a/2C)

 diuraikan dalam deret :


S = H.[1 + (1/2).(a/2C)2 + (1/24).(a/2C)4 + . . . .]

S = H + a G /8H + . . . .  Persamaan pendekatan :


2 W = H/q = tegangan spes.kawat [kg/mm ] 2 K = G/q = berat spes.kawat [kg/m.mm ] C = W/K = H/G [m]

a2 b! 8C

a3 L!a 24C 2

a 2G 2 S!H 8H

25

ANDONGAN PADA TITITK TUMPU BERBEDA TINGGINYA


a Pendekatan kasar : r =a +k
2 2 2

dengan pendekatan :

b = r K/8W dan

b' = (r/a).b = r K/(8a.W 

a Perhitungan berdasarkan kurva parabola (persamaan kuadrat) : Kurva rentangan kawat = persamaan kuadrat : Y = A.X^2 + C ( B = 0, kurva simetris sumbu Y ). Dengan diketahui koordinat titik P dan Q, dan koefisien A, maka posisi tiap titik pada kawat dapat dihitung. Y

Q (Y2;X2) r k
d

b
b'

P (Y1;X1)
b1 C

X 0 a Andongan : b = a /8C = a K/8W = (X/2) K/8W = X K/2W


2 2 2 2

K/2W = A.

Persamaan kuadrat kurva kawat : Y = %.X2 + C ( B = 0, kurva simetris sumbu Y ). X1 = (Y2Y1)/(2*A*(X2X1))(X2X1)/2 b1 = A*X1^2 C = Y1  b1 d = X1*(Y2Y1)/(X2X1) b = b' *(X2X1)/((X2X1)^2 + (Y2Y1)^2)^0,5

b' = b1+d

26

PENGARUH SUHU DAN ANGIN PADA KAWAT PENGARUH SUHU

a Pengaruh suhu :
Lt2  Lt1 = o[E(t2  t1) + (Wt2  Wt1)/E + (E/E).(t2Wt2  t1Wt1)]

Lt2  Lt1 = o[E(t2  t1) + (Wt2  Wt1)/E ]


dimana :
o

(E/E).(t2Wt2  t1Wt1) diabaikan = panjang kawat tidak ditegang, t=0 C [m] o t = panjang kawat tidak ditegang, t=t C [m] t = suhu kawat [ C] o Lo = panjang kawat ditegang, t=0 C [m] Lt = panjang kawat ditegang, t=t C [m] E = koeffisien muai panjang kawat [ / C] 2 E = modulus elastisitas kawat [kg/mm ] o Wt = tegangan spesifik kawat, t=t C
o o o o

27

PENGARUH ANGIN
a Pengaruh angin : P = f.d.p.F
P = tekanan angin [kg] f = faktor bentuk 2 2 p = tekanan angin spesifik = v /16 [kg/m ] v = kecepatan angin [m/det] 2 F = luas permukaan kawat B angin [m ] = L x diam.kawat d = koef.ketidaksamaan = 0,75 (Indonesia)
(Hutauruk)

Tinggi Kawat [ m ] p [kg/m2]


0 - 25 25 - 60 60 - 100 100 - 150 150 - 200
Sumber : Hutauruk

60 70 90 115 130

v [m/det.] 31 33,5 38 43 45,5

Diameter Kawat sampai 12 mm 12 - 16 mm diatas 16 mm


Sumber : Hutauruk

f 1,2 1,1 1,0

Kw = tekanan angin spesifik = P/m/q K = berat sendiri spesifk kawat = G/q [kg/m/mm ] 2 Ktot = berat total spesifik kawat [kg/m/mm ]
maka :
2

K tot ! K 2  K w

28

PERHITUNGAN ANDONGAN TERKONDISI


a Bentangan konduktor saluran udara harus memenuhi beberapa syarat :

 Andongan tidak boleh turun terlalu rendah hingga melanggar "ruang bebas" yang aman dan disyaratkan, yang dapat terjadi karena pengaruh kenaikan suhu dan tekanan angin. o o 2 VAB : tm = (15  0,55h) C , h = tinggi dari permukaan laut dalam hm ; tmaks.= 60 C ; p = 80 kg/m .

 Tegangan konduktor tidak boleh melebihi batas yang aman yang diizinkan, yang dapat terjadi karena
suhu yang menurun dan tekanan angin. (Wmaks Wputus).

 Agar peletakan konduktor ekonomis, suhu maksimum, suhu minimum, kekuatan angin dan batas
andongan maupun batas tegangan kawat perlu diperhitungkan secara komprehensif.
a Tegangan tarik kerja maksimum konduktor
( VDE )

Hantaran Hantaran Hantaran Hantaran

Udara Udara Udara Udara

Tembaga Telanjang (BCC) Aluminium Telanjang (AAC) Campuran Aluminium Telanjang (AAAC) Aluminium berinti Baja (ACSR) : Al/St Al/St ratio penampang Al/St Al/St Al/St

: : : : :

7,7 6 4,3 1,7 1,4

19 8 12 10 11 11,5 19 20

Kg/mm 2 Kg/mm 2 Kg/mm 2 Kg/mm 2 Kg/mm 2 Kg/mm 2 Kg/mm 2 Kg/mm 2

29

Persamaan bentangan konduktor terkondisi, dengan beberapa pendekatan : tegangan (Wt) sebagai fungsi dari suhu (t) :

W t  A.W t ! B
dimana :

2 a 2 .K tot A! E  E .E t  tm  W maks 2 24W maks

a 2K 2 E B! 24
2 a 2 .K tot E B! 24

(tanpa beban angin)

(plus beban angin)

a Keterangan : 'tanpa beban angin' pada suhu t, untuk menentukan andongan saat penarikan kawat; penggunaan suhu maksimum (tmak = 60 C), untuk menentukan andongan terendah. suhu minimum (tm = 15 C) dan angin maks.berkaitan dengan Wmaks yang diizinkan. a Setelah t ditentukan, dapat dihitung Wt ; kemudian dihitung andongan :
o o

Andongan :
dengan angin :

a 2 .K tot b! 8W t
o

tanpa angin :

a 2 .K b! 8W t
30

a Andongan b yang diperlukan adalah pada t = 60 C untuk menentukan jarak-bebas, dan pada suhu lapangan t = 30 C untuk penarikan konduktor.
o

PENYELESAIAN PERSAMAAN DENGAN CARA GRAFIS

s + A.s = B

B = A.s + s

(s=W) B 9 s=9 729 810 891 972 1053 1134 1215 1296 1377 1458 1539

s= A 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

12 s=12 1728 1872 2016 2160 2304 2448 2592 2736 2880 3024 3168

11 s=11 1331 1452 1573 1694 1815 1936 2057 2178 2299 2420 2541

10 s=10 1000 1100 1200 1300 1400 1500 1600 1700 1800 1900 2000

8 s=8 512 576 640 704 768 832 896 960 1024 1088 1152

7 s=7 343 392 441 490 539 588 637 686 735 784 833

6 s=6 216 252 288 324 360 396 432 468 504 540 576

5 s=5 125 150 175 200 225 250 275 300 325 350 375

s
12

31

B = As^2 + s^3

3500
s=12

3000

s=11 s=10 s=9 s=8

2500

s=7 s=6 s=5

2000

1500

1000

500

0 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Cara : Hitung A dan B ; perpotongan antara A dan B adalah nilai s ( =W = tegangan spes.kawat [kg/mm2]) Contoh : A=5,8 ; B=404,82 pW}6 CARA PENYELESAIAN LAIN : Crafik BLONDEL (dibuat oleh produser konduktor) Komputer.

32

a Contoh perhitungan W dengan komputer (metoda Newton) :


Prinsip metoda Newton : Y W = X ; Y = X + A.X  B dicari X dimana Y = 0 Yp
3 2

Yn

n mulai dengan syarat Xn Xn+1

Yn+1 Yn+2 0

n Yn' X Xn+2 Xn+1 Xn

titik yang dituju

33

a Contoh penyelesaian dengan Program Microsoft Excel :


A dan B diketahui (telah dihitung) A 5,8 Langkah 1 2 3 4 5 6 B 404,82 Xn 8 5,90954 5,885836 5,885759 5,885759 Y' 284,8 Yn Xn+1 5,90954 Dicari : X = W Persamaan : X^3 + A*X^2 = B Y = X^3 + A*X^2  B Y' = 3X^2 + 2*A*X Xn+1 = Xn  Yn/Y'n

478,38 6,320295

6,320295 193,1538 79,33886

173,3187 4,108342 5,885836 Langkah 2 dst."Copy" langkah 1 172,2049 0,013207 5,885759 172,2013 1,38E-07 5,885759 Jadi : X = W = 5,886 172,2013 0 5,885759 Yn = 0 , stop !

34

a Pengukuran andongan b atau tegangan konduktor W saat pemasangan kawat :


 Mengukur tarikan konduktor dengan dynamometer  Mengukur andongan dengan bidikan mata  Mengukur andongan dengan menghitung pantulan rambatan gelombang Gambar : Kotrek (chain jack) + dynamometer + come along untuk mengukur tegangan kawat p

35

KARAKTERISTIK KAWAT
a Kharakteristik Kawat
(Sumber : Finska K. A.)

Modulus Elastisitas Jenis dan Penampang komposisi H.D.Cu 3 7 19 37 61 Galv.steel 1 3 7 19 --------19.700 19.400 19.300 19.000 --------Al / St ------------final kg/mm
2

koefisien muai linear Jenis dan Penampang komposisi ACSR 6/1 6,00 3,95 2,82 18,00 0,75 5,33 7,68 5,18 3,70 1,71 7,71 6,13 4,29 19,44 14,46 7,71 1,12 4,38 7,88 3,08 Al / St x 10 / C 16,9 23 23 23 23 23 11,5 11,5 11,5 11,5
-6 o

Modulus Elastisitas final kg/mm


2

koefisien muai linear x 10 / C


-6 o

awal kg/mm
2

awal kg/mm
2

12.000 6.300 6.100 6.000 5.900 5.800

10.000 4.600 4.200 3.700 3.200 2.900

H.D.Al (}Al.Alloy)

8.000 8.500 9.800 6.700 13.500 8.100 7.300 7.600 8.800 10.400 7.400 7.700 7.800 6.200 6.400 6.800 11.700 7.400 6.400 8.200

6.500 7.000 8.100 4.600 11.500 6.700 5.600 6.400 7.000 9.500 5.600 6.200 6.500 4.000 4.400 5.100 10.500 6.100 4.700 6.500

19,2 17,8 16,9 21,2 13,8 18,9 19,5 18,6 17,6 15,6 20 19,2 17,8 21,3 20,8 19,3 14,2 17,6 19,3 16,9

7/1 8/1 18/1 3/4 13/4 6/7 7/7 8/7 12/7 24/7 26/7 30/7 42/7 45/7 54/7 16/19 30/19 54/19 78/19

36

PERBANDINGAN JENIS KONDUKTOR BERDASAR RESISTANSI YANG SAMA DENGAN BCC SEBAGAI PEMBANDING

a PERBANDINGAN JENIS KONDUKTOR Berdasar RESISTANSI yang sama dengan BCC sebagai pembanding
(Aluminium Pechiney)

Tembaga Aluminium Alu.camp.

Kharakteristik Penampang Berat Diameter Beban putus Mod.elastisitas Koef. Muai

BCC 1 1 1 1 1 1

AAC 1,61 0,5 1,27 0,56 1,35

AAAC 1,84 0,56 1,36 0,6 1,35

ACSR 6/1 30/7 1,9 2,03 0,74 0,85 1,37 1,42


1,5-1,6

0,56-0,75 1,23-1,33 1,23-1,4

0,765 1,17

0,8 1,12

Kesimpulan : AAAC dan ACSR lebih sesuai untuk SUTT , dengan catatan AAAC lebih tahan terhadap goresan saat pemasangan. AAC, kurang sesuai untuk SUTT karena untuk gawang jang sama andongannya terlalu besar ( kekuatan tariknya kecil ).

37

BAB III PEMBANGUNAN SALURAN UDARA

SUTT, SUTET & TRANSMISI TENAGA

KONSTRUKSI SALURAN UDARA

a Konstruksi saluran udara dimulai dari penentuan rute kasar dengan alternatif-alternatif-nya diatas peta skala 1 : 100.000 , dengan garis-garis lurus dan belokan patah dengan rute sependek mungkin dari GI awal ke GI akhir. a Dengan berbekal peta rencana rute saluran, dilakukanlah survei dan pengukuran lapangan, dengan peralatan kompas, teropong dan theodolit beserta alat-alat bantunya. a Survei pengukuran menghasikan profil panjang rute yang dipilih dan profilnya, dengan skala panjang (horisontal) 1: 2.000 ; dan tinggi (vertikal) 1 : 500. Disamping gambar profil, digambar pula peta denah sepanjang rute dengan cakupan 30 m kiri dan kanan as (garis sumbu), dimana tergambar sungai, jalan, jalur KA, saluran listrik dan telekomunikasi, tipe permukaan tanah dsb. yang dilintasi rute saluran.

38

PEDOMAN PEMILIHAN ROUTE SALURAN

a Cari / pilihlah rute terpendek tapi praktis (dapat dilaksanakan). Pendek, berarti murah biayanya dan lurus-lurus rutenya. a Usahakan sejajar dengan jalan besar sepanjang /banyak mungkin. Hal ini untuk mempermudah pelaksanaan konstruksi, inspeksi, dan pemeliharaan saluran. a Ikuti jalur saluran yang sudah ada untuk mengurangi masalah baru dalam pembebasan tanah. a Arahkan rute menurut kemungkinan saluran ke pusat beban yad. a Usahakan untuk melewati daerah padang terbuka, persawahan, dan hindari untuk melintasi gunung, perbukitan, hutan, rawa-rawa, danau, bantaran sungai, serta daerah pemukiman padat. a Hindari paralel dengan saluran telekomunikasi, untuk menghindari terjadinya interferensi. Dengan gambar profil (skala panjang 1 : 2.000 dan tinggi 1 : 500, ditentukanlah letakletak tiang, tipe tiang dan panjang gawang. Tipe tiang : D, A, H, dsb. yang tingginya standar / normal atau diperpendek atau diperpanjang, atau perlu dimodifikasi. Alat yang diperlukan : maal (template) yang sesuai dengan kawat dan persyaratan yang ditentukan, tinggi tiang (titik pencantolan kawat), jarak bebas dan panjang gawang ekiv.

39

PENENTUAN LOKASI TIANG/MENARA

a Pilih tempat yang lebih tinggi, agar diperoleh gawang yang lebih panjang, atau tiang lebih pendek. a Usahakan agar panjang gawang kurang lebih sama. a Usahakan saluran sedatar mungkin. Butir 2 dan 3 untuk mempermudah penentuan andongan, dan penarikan kawat. a Perhatikan tempat-tempat pelintasan dengan jalan raya, kereta api, sungai dan saluran lain. a Hati-hati dengan penempatan tiang di lembah, agar tidak terjadi tarikan ke atas pada tiang/isolator. Periksa dengan mal garis andongan suhu minimum, t = tm.

40

GAWANG EKIVALEN (RULLING SPAN)

a Gawang ekivalen (ruling span)


(Turan Gonen)

1 seksi saluran yaitu antara tiang penegang (tipe A) dengan tiang penegang berikutnya, terdiri dari tiang-tiang penyangga (tipe D); dengan panjang gawang "a" yang berbeda-beda jaraknya, namun harus dengan tegangan tarik yang sama agar isolator gantung pada tiang-tiang tipe D tidak mengalami tarikan horizontal. Secara teoritis tegangan tarik gawang tunggal tergantung pada panjang gawang (a). Maka untuk mendapatkan satu tegangan yang serasi, dalam 1 seksi, ditentukanlah gawang ekivalen ae :

a1  a2  a3  .  an ae ! a1  a2  a3  .  an
Rumus be secara pendekatan :

2 ae ! ar  amak  ar 3

ae = panjang gawang ekivalen amak = panjang gawang maks. ar = panjang gawang rata-rata

41

TEMPLATE (MAAL)

a Untuk menentukan letak tiang pada gambar profil hasil survei, digunakanlah sebuah mal, dengan cara menggeser-geser mal, disesuaikan dengan profil vertikal tanah. Mal terbuat dari plastik transparan, dimana tergambar 3 kurva : a. Kurva garis andongan kawat terendah pada suhu maks.(t = 60 C) b. Kurva garis jarak bebas ke tanah (6 - 10 m) c. Kurva garis kaki tiang. a Gambar contoh sebuah mal : d. kurva andongan kawat pd.t = tmin. a. kurva andongan kawat terendah (suhu maks.t = 60 C) tiang dengan kaki diperpendek b. kurva jarak bebas cantolan kawat terendah pada tiang permukaan tanah jarak bebas c. kurva kaki tiang
o o

a Persamaan andongan pada t = 60 C, tanpa angin (=kurva a): ( andongan terendah,be untuk gawang ekivalen, ae ) a Andongan yang lain, dengan gawang a pada seksi yang sama :

a .K be ! e 8W 60

a 2 .be b! 2 ae

42

PEMASANGAN KONDUKTOR

a Penggelaran konduktor

a Penyambungan konduktor

a Penarikan kawat dan pengukuran andongan atau tegangan kawat.

43

PENGGELARAN KONDUKTOR
Penggelaran konduktor
Snatch block p

n haspel + standar kabel

a Haspel (drum) kabel diletakkan tetap ditempat di ujung seksi saluran; didongkrak dan dipasang as, sehingga haspel mudah diputar. Kawat ditarik dari haspel dan digelar sepanjang trase saluran. a Cara kedua adalah dengan meletakkan haspel kabel diatas kereta/trailer; setelah ujung kabel dipantek, kereta ditarik sepanjang trase sambil menggelar kabel. a Sebelum penggelaran konduktor, trase dipersiapkan dan dipasangi gawang bambu pada pelintasanpelintasan untuk mengamankan fasilitas dibawahnya dan kabel itu sendiri. a Pada tiap tiang yang dilewati penggelaran kawat, kawat diangkat keatas tiang, diletakan pada roda katrol (snatch block) yang telah digantuing pada lengan tiang (crossarm). a Snatchblock mempunyai tutup yang memudahkan konduktor dimasukan dan dikeluarkan dan aman. a Kecuali sebagai penopang konduktor, snatch block memudahkan konduktor meluncur dan tegangannya merata sepanjang konduktor saat penarikan. a Haspel harus dapat ditahan dengan rem agar kawat cukup tegang, tidang terlalu mendayut kebawah.

44

PENYAMBUNGAN KONDUKTOR
a Penyambungan konduktor
Kabel yang kurang panjang untuk suatu seksi ( } 3 km ), perlu disambung dengan cara yang sesuai. a Sambungan selongsong pelintir : kedua ujung kabel dimasukkan paralel keselongsong dan selongsong berikut kabel di dalam nya dipelintir dengan bantuan tang pelintir. Selongsong tembaga untuk kabel tembaga, dan selongsong aluminium untuk kabel aluminium. a Sambungan kompresi : ujung kabel baja (ACSR) dimasukan ke pipa besi dan dipres, kemudian bagian aluminium bersama bagian besi dimasukkan dalam pipa aluminium dan dipres. Pengepresan dimulai dari bagian tengah, berlanjut ke ujung selongsong. a Untuk kabel AAC dan AAAC digunakan pipa (selongsong) yang ditarik (drawn) dengan alat penarik.

45

PENARIKAN KAWAT

a Penarikan Kawat  Untuk penarikan, ujung konduktor dipasangi catok (came-along) yang menggenggam konduktor dengan
erat saat ditarik, atau sarung jala kabel (kellum grip, "stocking" pulling grip) untuk konduktor kabel.

 Penegangan konduktor dapat dilakukan dengan katrol majemuk atau dengan kotrek (winch, chain jack)
diatas tiang, atau dengan mesin tarik (lear) di tanah; bahkan ditarik traktor bila medan memungkinkan. Hati-hati saat penarikan, agar sambungan konduktor tidak tersangkut di katrol gantung (snatch block).

 Setelah konduktor ditarik sampai mencapai tegangan atau andongan yang ditentukan, ujung konduktor
kemudian dijangkarkan pada kaki tiang.

 Selama penarikan, tiang penegang atau tiang akhir harus diperkuat dengan penopang tarik.  Setelah ditarik, biarkan konduktor selama - 4 jam atau lebih, agar terjadi perataan tegangan (biasanya tegangan pada ujung tarik sesaat setelah penarikan lebih besar daripada pada pangkal nya). Jika memungkinkan, sebaiknya ketiga konduktor ditarik bersaman dengan bantuan "equalizer".

46

47

48

aPengukuran andongan ( b ) atau tegangan konduktor ( W ) saat pemasangan kawat :


 Mengukur tegangan konduktor dengan dynamometer  Mengukur andongan dengan bidikan mata.  Mengukur andongan dengan getaran gelombang

2 cara penggunaan Dynamometer

49

PENGUKURAN ANDONGAN DENGAN GELOMBANG


a Setelah kawat direntang, perlu diperiksa apakah andongan telah sesuai dengan yang direncanakan. a Salah satu cara untuk mengukurnya adalah dengan menghitung waktu perambatan gelombang melalui kawat yang direntang dari tiang ke tiang gawang ybs. kecepatan rambat gelombang :

R !

H /W
R = 2a/T b = 0,30656 T
2

gelombang merambat dari tiang ke tiang dan dipantulkan kembali; jadi panjang lintasan = 2a; maka : Akhirnya didapat : 2

b!

g.T 32

R = kec.rambat [m/det.] H = W.q [kg.m/det2] W = massa kawat [kg/m] G = W.g (g=9,81m/det2) [kg/det 2] T = waktu tempuh jarak 2a [det.] g = 9,81 m/det2

a Dengan menghitung 10 x pulang balik, maka :


(L'Al.Franais)

b = 0,030656 x (T10)2 meter

a Perhatian untuk konduktor aluminium atau campurannya (AAC, AAAC, ACSR) :


 Kawat Al lebih lunak dan rapuh dari Cu, maka selalu dalam bentuk bundel (multi-strand)  Kekerasan permukaan Al Cu, maka perlu ditangani lebih hati-hati, khususnya J kecil. Pada waktu penarikan kawat jangan sampai menggeser permukaan kasar dan keras; luka yang terjadi dapat menjadi awal keretakan yang disebabkan getaran karena angin.  Di udara terbuka permukaan Al timbul karat putih, baik sebagai proteksi terhadap pengaruh luar; namun tidak untuk zat-zat tertentu a.l. : kapur, semen, kotoran hewan dan pupuk kimia.  Permukaan kabel Al sebaiknya dilumuri gemuk agar lebih tahan thd. udara laut.  Aluminium bersifat elektro neg.terhadap logam lain pada umumnya : Cu, Ni, Pb, Fe , sehingga kontak dengan logam-logam tersebut dapat terjadi reaksi elektrolisa yang menimbulkn karat. Tidak demikian dengan Zn-Cd dan Sn (logam yang digalvanisir atau dilapisi timah putih).  Titik leleh Al relatif rendah (658 C dibanding 1080 C untuk Cu), jadi lebih tidak tahan terhadap busur listrik; usahakan pemangkasan (trimming) pohon secara teratur.
o o

50

PEMBUMIAN MENARA TRANSMISI

a Untuk melindungi konduktor fasa dari sambaran petir, dipasang kawat pelindung diatas konduktor yang dilindungi, yang disambungkan ke bumi guna menyalurkan arus petir. a Agar tegangan balik petir yang mungkin menimbulkan loncatan listrik pada penghantar dapat dibatasi, tahanan (resistansi) kaki menara harus diusahakan sekecil mungkin, s 5 ohm, maksimum 10 ohm. a Pembumian kaki menara dapat dilakukan dengan bantuan batang-batang pembumian, kawat pembumian atau penyeimbang (counterpoise)pada tanah yang tahanan jenisnya tinggi (tanah berbatu)..
kawat gelang tiang

kawat pembumian

Pembumian dengan batang pembumian


menara transmisi counterpoise

Pembumian dengan kawat gelang dalam tanah

Pembumian dengan kawat radial dalam tanah

Pembumian dengan kawat penyeimbang dalam tanah (counterpoise)

51

a Rumus untuk batang pembumian : R !

V 2 L R = tahanan kaki menara [;] ln 2TL V= tahanan jenis tanah [;.m] d

 2 batang pembumian :

d ! A!

a.r

L = panjang batang pembumian [m] d = radius ekiv.batang pembumian [m] a = jarak antara batang pemb.[m] r = jari-jari batang pemb. [m].

substitusikan A ke d dari rumus pertama  3 batang pembumian U :  4 batang pembumian :

d ! A ! 3 a 2 .r

d ! A!4

2.a 3 r

a Counterpoise

R ! r.V . coth L r / V

L = panjang kawat [m] V = tahanan jenis tanah [ ;.m] r = resistans kawat [ ;/m]

a Rumus untuk kawat pembumian bentuk gelang

4D V 8D R!  ln ln 2 2T D d s
D = diameter cincin [cm] ; d = diameter kawat [cm] s/2 = kedalaman cincin [cm] ; V = tahanan jenis tanah [;.cm]

52

a Rumus untuk kawat pembumian bentuk radial 4 lengan

V 2L 2L s s2 s4 R!  ln  2,912  1,071  0,645 2  0,145 4 . ln 8TL a s L L L


L = panjang lengan [cm] s/2 = kedalaman kawat pembumian [cm] a = radius kawat pembumian [cm]. = tahanan jenis tanah [;.cm] V

a Tahanan Jenis Tanah ( V )


( PUIL 77 )

a Earth Resistivity
(Trans.Line Ref.Book, 345 kV & above)

Jenis tanah
Tanah rawa Tanah ladang / liat Tanah pasir basah Tanah kerikil basah Pasir & kerikil kering Tanah berbatu

V [;.m] 30 100 200 500 1.000 3.000

Material
General average Sea water Swampy ground Dry earth Pure slate Sandstone

[ ;. m ] 100 0,01-1,0 10-100 1.000 10^7 10^8 rata-rata umum air laut tanah rawa tanah kering batu tulis batu pasir (padas)

53

PENGUKURAN RESISTANSI PEMBUMIAN

a Pengukuran Resistansi Pembumian


 Megger bumi (Megger ground tester)
(The Lineman's Hb.) ; (Pedom.Inst.Listr.u.Rumah).

 Sistem A-meter & V-meter dan sumber arus


(Trans.Line Ref.Book 345kV above)

Keterangan : sebagai sumber arus dapat digunakan transformator elektroda bantu J=3/8-1"(1-1,3 cm) ; d=3-5 ft.(60-100 cm) elektroda bumi } 8 ft. A & B u 50 ft.( u 15 m) Hasil : dibaca langsung dari jarum Megger Hasil : R = V / I Ohm.

54

PENGUKURAN RESISTANSI JENIS TANAH JENIS

a Pengukuran Resistansi Jenis Tanah


(Hutauruk)

V 2 a 4 a 3 a 1

a Keterangan : Arus mengalir dari elektroda 1 lewat bumi ke elektroda 2 yang cukup jauh sehingga pengaruh bentuk elektroda dapat diabaikan. Arus mengalir ke bumi menyebar secara radial kearah permukaan bola. a Maka : R34 = V/A = V/(2T a) pV= 2.T .a.V/A

55

BAB IV PENDALAMAN MASALAH KHUSUS

SUTT, SUTET & TRANSMISI TENAGA

PEMASANGAN KONDUKTOR
a Validitas Persamaan Rentangan Kawat Terkondisi Bila K = K tot, dan t = t m , apakah Wt = Wmaks ? Masukkan K = K tot , dan t = tm , kedalam persamaan, maka :
2 a 2 .K tot A! E  E .E t  t m  W maks 2 24W maks
2 a 2 .K tot E B! 24

= (a .K tot .E)/(24Wmak. ) Wmak

W t  A.W t ! B

Wt + Wt .(a . K tot .E)/(24Wmak ) Wt . Wmak =a . K tot .E/24

persamaan akan terpenuhi bila Wt = Wmak : Wmak + a . K tot .E/24 Wmak = a . K tot .E/24
3 2 2 3 2 2

@ q.e.d.

Jadi, bila K = Ktot , dan t = tm , maka Wt = Wmaks

56

Contoh Perhitungan Rentangan Kawat ACSR "HEN"


Diketahui : q= g' = UTS = Wmak = E= 298,1 1.109 10.590 11,5 7.800 mm2 kg/km kg kg/mm2 kg/mm2
o

g' = 1,109 kg/m g = g'/q = 0,00372 kg/m/mm2

E = 0,0000178 / C a= 300 m o C tm = 15 tmak = D= p= c= 60 22,4 80 1,0


o

C F = 1.D = 0,0224 m2/m P =c.p.F= 1,792 kg/m gw= P/q = 0,006011 kg/m/mm2
2 2 1/2

mm kg/m2 pu.

gtot = (g +gw ) Kondisi tanpa angin dan t = 60 C :


o

= 0,007069 kg/m/mm2

A = a2gtot2E/24smak2 + EE(t-tm) - smak = 5,801335 B = a2.g2.E/24 = 404,8228 s3 + A.s2 = B Hasilnya : W = 5,8855 kg/mm2 (lihat cara coba2 Excel atau grafik B(A)W ). dan b = a^2*g/8/W= 7,11 m. dengan angin dan t = 60 C :
o

A' = A = 5,801335 B' = a2.gtot2.E/24 =

1461,83

hasil : s' = 9,7 kg/mm2 b = 8,19 m

57

Dengan Program Excel, metoda coba2 : s 11 10 8 6 5,6 5,7 5,8 5,9 5,89 5,889 5,887 5,886 5,8856 5,88551 5,885509 5,885508 5,88550795 s +A.s -B 1628,1387 1175,3107 478,4626 20,025217 -47,27698 -31,14447 -14,55393 2,500628 0,7741196 0,601727 0,2570827 0,0848309 0,0159434 0,0004447 0,0002725 0,0001003 9,169E-05
3 2

s' 10 8 9 9,5 9,6 9,7 9,8 9,79 9,77 9,75 9,73 9,72 9,71 9,709 9,708 9,7083 9,7084

s' +A'.s' -B' 118,3035 -578,545 -262,922 -80,8845 -42,443 -3,30939 36,52221 32,50747 24,49908 16,51878 8,566522 4,600893 0,642257 0,246778 -0,14863 -0,03002 0,009523

b = a^2*g/8/s= 7,1111222 m

b' = a^2*gtot/8/s'= 8,192008

58

Perhitungan W dengan komputer program Excel, metoda Newton : X = W A B X^3 + A*X^2 = B 5,8 404,82 Y = X^3 + A*X^2 - B Y' = 3X^2 + 2*A*X Xn+1 = Xn - Yn/Y'n Langkah Xn Y' Yn Xn+1 1 8 284,8 478,38 6,320295 2 6,3202949 193,15381 79,33886 5,90954 3 5,9095401 173,31866 4,108342 5,885836 4 5,8858362 172,2049 0,013207 5,885759 5 5,8857595 172,2013 1,38E-07 5,885759 Jadi : X = W = 5,886 6 5,8857595 172,2013 0 5,885759 Yn = 0 , stop !

59

RUMUS RUMUS PEMBUMIAN

a Batang Pembumian (ground rod)


(Trans.Line Ref.Book, 345 kV & above) 2a

1 batang :

V 4.L R ! ln  1 2.T .L a

dimana : R = resistansi pembumian [;] V = resistansi jenis bumi [;.cm] L = panjang batang [cm] a = jari-jari batang [cm]

60

a Contoh : Grafik Resistansi Batang Pembumian, R = f(L)a. Kesimpulan : "a" kurang berpengaruh ; L } 1,75 m mulai jenuh.

1 batang pembumian ; V!;.cm


180 160 140 120 R [Ohm] 100 80 60 40 20 0 0 50 100 L [cm] 150 200 250
a1,25 a2,0 a3,0

61

a Multi batang : dimana :

V 2.L R! ln 2.T .L A
s s s s s s s s s

2 batang :

A2 !
A3 !
3

a.s
a.s 2

R = resistensi pembumian [;] V = resistansi jenis bumi [;.m] L = panjang batang [m] A = radius ekivalen batang [m] a = radius batang [m]

3 batang :

4 batang :

A4 !

2.a.s 3

Contoh : Grafik multi batang pembumian, dengan L = 1,5 m, a = 0,025 m dan V = 100 ;.m, sebagai fungsi dari s.
Saran : s u L .

62

a Contoh : Grafik multi batang pembumian, dengan L = 1,5 m, a = 0,025 m dan V = 100 ;.m,

sebagai fungsi dari s.


Saran : s u L .

Resistansi Multi Batang;V=100;.m


60

50
1,5 100 3 0,025

40 R [ohm]

30

20

10

0 1 2 3 4 s [m] 5 6 7 8

63

Counterpoise
1 kawat :

counterpoise

menara

R ! r.V . coth L r / V

L = panjang kawat [m] V = tahanan jenis tanah [;.m] r = resistans kawat [;/m]

64

Contoh : Resistansi Counterpoise Kawat HDC 50, 95 dan 150 mm ; V = 1.000 ;.m (pasir kering) Kesimpulan : ukuran kawat tidak berpengaruh (ketiga kurva berimpit)

Resistansi Counterpoise
12

10
R50 R70 R95

8 R [Ohm]

0 0 50 100 150 200 L [m] 250 300 350 400 450

65

KONDUKTOR BERKAS

a Konduktor berkas rumus model 1 rumus model 2

r re = (r x s)

d eq ! D n
D=s d = 2.r n=2 d = 2.r n=3 D = s/(3/4)

n.d D

de = D(n*d/D) D = diam.berkas d = diam.konduktor 2.re = s(2*2*r/s) re = (r*s) sama ! 2.re=s(3*2*r*/s) / 2 1/3 re=(.r.s /) 2 1/3 re=(r.s ) sama !
1/3

1/n

r = radius konduktor

r
D

re = (r x s ) r

2 1/3

s r

re = 1,09(r x s ) s s

3 1/4

d = 2.r n=4 D = s2

2.re=s2(4.2.r/(s2))^(1/4) 1/8 3 1/4 re=2 (r*s ) 3 1/4 re=1,09(r*s ) sama !

66

TIANG/MENARA TRANSPORTASI

Model Tiang / Menara Transposisi


1 sirkit horisontal

Model Tiang / Menara Transposisi


2 sirkit vertikal

pandangan atas :
T R S S' R

R'

T'

S' R S T T'

R'

pandangan depan :

67

KORONA
a Dimana : V = tegangan antar konduktor [kV] E = gradien tegangan [kV/cm] Eo = gradien awal korona kritis [kV/cm] (pd.teg.puncak) Vo = tegangan (puncak) awal korona [kV] m = mo.m1 = faktor permukaan konduktor x faktor udara mo = 1 untuk permukaan licin mo = 0,98 - 0,93 untuk permukaan kasar mo = 0,87 - 0,80 untuk konduktor berurat (stranded) m1 =1,0 untuk cuaca cerah m1 = 0,8 untuk kondisi hujan H = kepadatan udara relatif = 3,92.b/(273 + t) H = 1 untuk b = 76 mmHg dan t = 25 C d = diameter konduktor [cm] s = jarak antar konduktor [cm]
E d o

s s >> d

E!

V 2.s d . ln d

0,426 EO ! 30.m.H .1  H .d
2.s VO ! EO .d . ln d

68

69

GRADIEN TEGANGAN/KUAT MEDAN LISTRIK

Gradien Tegangan (G [kV/m]) maks. diatas permukaan tanah untuk 1-Sirkit Datar
(Trans.Line Ref.Book 345 kV & above)

D = diameter ekivalen konduktor [m] S = jarak antar konduktor [m] H = jarak bebas ke tanah [m] V = tegangan antar fasa [kV]

74

H.G/V 0,3

Gradien Tegangan 1-sirkit datar

S/H=1,2

0,25

S/H=1,0 S/H=0,8 S/H=0,6

0,2

S/H=0,4

G S

0,15

0,1

0,05 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 H/D 110 120 130 140 150 160

75

Contoh : Gradien Tegangan maksimum diatas permukaan tanah (tanpa distorsi)


Saluran 500 kV 1-sirkit datar S = 10 m D = 0,3 m H = 12,5m V = 500kV dari kurva : H.G/V = 0,162 ; p G = 0,162*500/12,5 = 6,48 kV/m S/H = 0,6 H/D=41,67
G [kV/m]
10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 5 10 15

G [kV/m] vs. H [m] 1-sirkit datar

y = 490,7x-1,71

G Power (G)
H [m]

20

25

30

76

77

KARAKTERISTIK KAWAT
Kharakteristik Kawat
(Sumber : Finska K. A.)

Modulus Elastisitas (E) Jenis dan Penampang komposisi ACSR 6/1 7/1 8/1 18/1 3/4 13/4 6/7 7/7 8/7 12/7 24/7 26/7 30/7 42/7 45/7 54/7 16/19 30/19 54/19 78/19 6,00 3,95 2,82 18,00 0,75 5,33 7,68 5,18 3,70 1,71 7,71 6,13 4,29 19,44 14,46 7,71 1,12 4,38 7,88 3,08 8.000 8.500 9.800 6.700 13.500 8.100 7.300 7.600 8.800 10.400 7.400 7.700 7.800 6.200 6.400 6.800 11.700 7.400 6.400 8.200 6.500 7.000 8.100 4.600 11.500 6.700 5.600 6.400 7.000 9.500 5.600 6.200 6.500 4.000 4.400 5.100 10.500 6.100 4.700 6.500 Al / St final kg/mm
2

koef.muai Berat Spes. linear (E) K [kg/m.mm2] Jenis dan Penampang komposisi H.D.Cu 19,2 17,8 16,9 21,2 13,8 18,9 19,5 18,6 17,6 15,6 20 19,2 17,8 21,3 20,8 19,3 14,2 17,6 19,3 16,9 0,003746 0,003482 3 7 19 37 61 Galv.steel 1 3 7 19 --------Al / St ------------x 10
-6 o

Modulus Elastisitas (E) final kg/mm


2

koef.muai Berat Spes. linear (E) K x 10


-6 o

awal kg/mm
2

awal kg/mm
2

/ C

/ C [kg/m.mm2] 0,009

12.000 6.300 6.100 6.000 5.900 5.800 19.700 19.400 19.300 19.000

10.000 4.600 4.200 3.700 3.200 2.900 ---------

16,9 23 23 23 23 23 11,5 11,5 11,5 11,5

H.D.Al (}Al.Alloy)

0,00275

0,007857 0,007930 0,007838

78

PERLENGKAPAN SATU UNTAIAN ISOLATOR SUTT

a Perlengkapan satu untaian Isolator SUTT


 Single suspension insulator string :
Straight ball eye Double arcing horn Double arcing sling Straight socket eye Suspension clamp Armour rods Stock bridge damper

Single tension insulator string :


Straight ball eye Single arcing horn Single arcing sling Straight socket eye Compression type tension clamp

Double tension insulator string


Right angle ball eye (2 pcs.) Single arcing horn (2 pcs.) Single arcing sling (2 pcs.) Right angle socket eye (2 pcs.) Compression type tension clamp Yoke with right angle double eye (1 pair) Compression joint Repair sleeve



Double suspension insulator string


Straight ball eye (2 pcs.) Single arcing horn (2 pcs.) Single arcing sling (2 pcs.) Straight socket eye (2 pcs.) Suspension clamp Armour rods ; Stock bridge damper (2 pcs.) Yoke with straight double eye (1 pair) Turn buckle

79

PENGARUH MEDAN MAGNET ELEKTROMAGNETIK


a PENGARUH MEDAN ELEKTROMAGNET :
( A.Kadir )

Pengaruh medan terhadap manusia, tergantung dari besarnya kuat medan itu sendiri. Pada tingkat rendah (kuat medan 8 kV/m, mulai terasa seolah-olah ada yang merayap pada kulit, bulu badan mulai berdiri; kuat medan yang lebih tinggi lagi rambut kepalapun mulai berdiri, Kuat medan listrik yang tinggi akan membahayakan manusia, apalagi bila lama berada dalam medan tersebut. Kuat Medan Listrik [kV/m] hingga 5 5 - 10 10 - 15 15 - 20 20 - 25 Batas Waktu Aman per 24 jam tidak terbatas 3 jam 1,5 jam 10 menit 5 menit

a Kuat Medan Elektromagnet


(Merz & Mc.Lellan)

Tegangan nom.: 500 kV Jarak bebas ke tanah 11 m 15 m 18 m

2-sirkit [kV/m] 7,4 4,2 3

1-sirkit [kV/m] 9,1 5,7 4,2

80

BAB V PEKERJAAN DALAM KEADAAN BERTEGANGAN

SUTT, SUTET & TRANSMISI TENAGA

81

TUJUAN

a Tujuan :

Melaksanakan pekerjaan pembangunan/ perluasan, pengoperasian atau pemeliharaan instalasi listrik dalam keadaan bertegangan, agar kontinuitas suplai dapat dipertahankan sehingga keandalan sistem tetap terjaga baik.

82

KATEGORI INSTALASI LISTRIK

a Instalasi listrik terbagi dalam 3 kategori :  Kategori I : Instalasi Tegangan Rendah (TR), dengan tegangan nominal tidak lebihdari 1.000 V(ac) atau 1.500 V(dc). Catatan : Instalasi Tegangan Ekstra Rendah (TER), dengan tegangan tidak lebih dari 50 V, tidak termasuk dalam kategori ini.  Kategori II : Instalasi Tegangan Menengah (TM), dengan tegangan nominal tidak lebih dari 35.000 V.  Kategori III : Instalasi Tegangan Tinggi (TT), dengan tegangan nominal lebih dari 35.000 V.
83

KEADAAN CUACA

a Keadaan Cuaca Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan harus menghindari keadaan cuaca :  Cuaca basah : hujan gerimis sampai hujan lebat.  Kabut : yang dapat menghalangi penglihatan para pekerja.  Badai petir : terlihat kilat dan suara guruh.  Angin kencang : mempengaruhi kedudukan penghantar dan peralatan kerja.

84

JARAK AMAN

a Jarak Aman  Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan harus memperhatikan jarak aman dari bagian yang bertegangan seperti Tabel berikut : Kategori Jarak tegangan Jarak Jarak aman lindung minimum Keterangan : [kV] t [m] T [m] g [m] d [m] D [m] 1 = jarak fasa ke bumi I II III 0 e 22 0,10 30 0,20 66 150 275 500 0,30 0,80 1,50 2,90 0 0,30 0,40 0,50 1,30 2,60 5,70 0,30 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,30 0,60 0,70 0,80 1,30 2,00 3,40 0,30 0,80 0,90 1,00 1,80 3,10 6,20
T = jarak fasa ke fasa g = tambahan jarak sbg. Perlindungan d = fasa ke bumi D = fasa ke fasa.

85

DAERAH TERLARANG

a Daerah Terlarang Daerah terlarang untuk dimasuki pekerja adalah semua titik yang terletak pada jarak kurang dari jarak tegangan "t" atau "T"; daerah terlarang dapat dipersempit dengan sebuah gawai, al.: pelindung, penyekat dll. yang sesuai.

86

konduktor bertegangan

daerah aman g t

daerah terlarang

daerah perlindungan daerah aman

87

PENDEKATAN CARA KERJA

a Pendekatan Cara Kerja  Kategori I : Kerja sentuhan : pekerja memasuki daerah terlarang dengan sarung tangan.  Kateguri II : Kerja berjarak : pekerja berada diluar daerah terlarang, bekerja dengan bantuan perkakas yang dipasang pada ujung galah dan tali berisolasi.  Kategori III : Kerja potensial : bekerja dengan tangan telanjang, dalam kerangka ekipotensial dengan tegangan konduktor yang dikerjakan. a Persyaratan Pekerja :  Mengikuti latihan secara intensif sampai trampil dan lulus dengan sertifikat.

88

a Pengawasan pekerjaan :  Pekerjaan diawasi oleh seorang pengawas yang telah berpengalaman dan bersertifikat sebagai pengawas; bertanggung jawab atas pekerjaan yang dibebankan padanya kepada Kepala Operasi sebagai pemberi tugas.  Pengawas selalu berada ditempat pekerjaan dan berkoordinasi dengan Kepala Operasi atau wakilnya yang ditunjuk.  Pengawas beridentitas khusus : baju dan helm merah. a Peralatan kerja :  Semua peralatan kerja harus lulus pengujian laboratorium (LMK) secara berkala, dan dicek/dites sebelum digunakan.

89

CONTOH : CARA PELAKSANAAN PDKB PADA KATAGORI II (TM)

a Contoh : Cara pelaksanaan PDKB pada Kategori II ( TM )

Jaga jarak !

Dengan selubung, jarak lebih dekat

90

e0 > 6 E.P e2 > 8 E.P e3 > 8 E.P

Dengan bantuan elevator, pekerjaan lebih

Lengan isolasi dari elevator = 9 E.P ( f asa - bumi )

91

DAFTAR PUSTAKA

92

BAB VI RUANG BEBAS DALAM RANGKA PEMBANGUNAN SUTT & SUTET

SUTT, SUTET & TRANSMISI TENAGA

93

6.1. PENDAHULUAN a Dalam rangka berpartisipasi membangun instalasi untuk menyalurkan tenaga listrik, transmisi SUTT (Saluran Udara Tegangan Tinggi) / SUTET (Saluran Udara Tegangan Extra Tinggi) adalah : sebagai salah satu instalasi yang sangat berperan, terutama penyaluran tenaga listrik antar Pembangkit ke Gardu Induk, antar Gardu Induk ke Gardu Induk, yang pada prinsipnya menyalurkan tenaga listrik kepada konsumen yang jauh dari pusat pembangkit listrik. a Dengan peran tersebut, dan dengan selalu meningkatnya permintaan atas tenaga listrik oleh konsumen, pembangunan transmisi terus menerus dilakukan oleh kuasa usaha ketenagalistrikan. a Untuk menjaga keandalan dan kotinyuitas dalam menyalurkan tenaga listrik, pembangunan transmisi tidak hanya menggunakan komponen fisik transmisi, tetapi juga memerlukan kebebasan operasional transmisi tersebut. a a Karena pengoperasian transmisi sangat dipengaruhi antara lain oleh adanya hujan, angin, impuls petir, fluktuatifnya beben listrik dan bendabenda disekitarnya, maka salah satu syarat yang harus dipenuhi adalah adanya RUANG BEBAS SUTT dan SUTET. 94

6.2. RUANG BEBAS PEMBANGUNAN SUTT DAN SUTET SESUAI TINGKAT TEGANGAN OPERASI

a a a

Tegangan 500 KV / SUTET ( gambar 1a Tegangan 150 KV / SUTT ( gambar 2a Tegangan 66 KV / SUTT ( gambar 3a

1f ) 2c ) 3c )

95

Lanjutan 6.2.

96

Lanjutan 6.2.

97

Lanjutan 6.2.
Gambar 1c
PERATURAN MENTERI PERTAMBANGAN DAN ENERGI NOMOR : 01.P/47/MPE/1992 TANGGAL : 7 PEBRUARI 1992

C C C C C = 8,5 meter

C C

Satuan dalam meter

Penampang melintang ruang bebas SUTET 500 kV sirkit tunggal pada tengah gawang (menara ditinggikan) yang melintasi banyak pohon

98

Lanjutan 6.2.
Gambar 1d
PERATURAN MENTERI PERTAMBANGAN DAN ENERGI NOMOR : 01.P/47/MPE/1992

TANGGAL : 7 PEBRUARI 1992

17

17 15 8,5 8,5 11

3 7,5 13 5,5

45 Satuan dalam meter

Penampang melintang ruang bebas SUTET 500 kV sirkit ganda pada tengah gawang (menara tidak ditinggikan)

99

Lanjutan 6.2.

100

Lanjutan 6.2.

101

Lanjutan 6.2.

102

Lanjutan 6.2.

103

Lanjutan 6.2.

104

Lanjutan 6.2.

105

Lanjutan 6.2.

106

Lanjutan 6.2.

107

Lanjutan 6.2.
a PERATURAN MENTERI PERTAMBANGAN DAN ENERGI NOMOR : 01.P/47/MPE/1992 Tanggal : 07 Pebruari 1992

Tabel 1

Tabel Jarak bebas minimum antara penghantar SUTT dan SUTET dengan tanah dan benda lain
Nomor Lokasi SUTT 66 KV (m)
6,5

SUTT 150 KV (m)


7,5

SUTET 500 KV Sirkit Ganda (m)


10

Sirkit Tungal (m)


11

1. 2. 2.1. 2.2. 2.3. 2.4. 2.5. 2.6.

Lapangan Terbuka atau Daerah Terbuka Daerah Dengan Keadaan Tertentu : Bangunan tidak tahan api Bangunan tahan api Lalu lintas jalan/jalan raya Pohon-pohon pada umumnya, hutan, perkebunan Lapangan olah raga SUTT lainnya, penghantar udara tegangan rendah, jaringan telekomunikasi, antena radio, antena televisi dan kereta gantung Rel kereta biasa Jembatan besi, rangka besi penahan penghantar, Kereta listrik terdekat dan sebagainya Titik tertinggi tiang kapal pada kedudukan air pasang/tertinggi pada lalu lintas air

12,5 3,5 8 3,5 12,5 3

13,5 4,5 9 4,5 13,5 4

14 8,5 15 8,5 14 8,5

15 8,5 15 8,5 15 8,5

2.7. 2.8. 2.9.

8 3 3

9 4 4

15 8,5 8,5

15 8,5 8,5

Keterangan : Konstanta C pada gambar 1 s/d 10 diambil dari angka-angka tabel tersebut diatas

108

Lanjutan 6.2. Tabel 2 a JARAK BEBAS MINIMUM ANTARA SUTT DAN SUTET DENGAN
BANGUNAN, TUMBUH-TUMBUHAN DAN BENDA LAIN TUMBUH-

JARAK NO TEGANGAN ( kV ) KRITIS ( METER ) BAHAYA I ( METER ) BAHAYA II ( METER )

JARAK AMAN TEKNIS INTALASI ( METER ) 5 1,5 1

1 2 3

500 150 66

8,50 4,50 3,50

9,50 5,50 4,50

10,50 6,50 5,50

109

Lanjutan 6.2.
a PROSES PEMBEBASAN BANGUNAN, TUMBUH-TUMBUHAN DAN BENDA LAIN
Pemilik Bangunan, Tumbuh-tumbuhan dan Benda Lain Masyarakat Umum Perusahaan/Pabrik

No. Urut 1 2

Proses Langsung ke masyarakat untuk mencapai kesepakatan Surat-menyurat terlebih dahulu untuk mendapatkan izin Surat-menyurat kepada dinas terkait terlebih dahulu untuk mendapatkan izin Surat-menyurat kepada Dinas terkait terlebih dahulu untuk mendapatkan izin Surat-menyurat kepada dinas terkait terlebih dahulu untuk mendapatkan izin Gubernur Surat-menyurat terlebih dahulu untuk mendapatkan izin

Keterangan

Pemda Kota

Sesuai peraturan Pemda Kota Sesuai peraturan Pemda Kabupaten

Pemda Kabupaten

Pemda Propinsi

Sesuai peraturan Pemda Propinsi Sesuai peraturan Perhutani

Perhutani

110

Lanjutan 6.2.

GAMBAR 4a Formula perhitungan jarak antara konduktor dengan pohon di luar jalur Konduktor
x'y

x'y =

y + x
z

x' y x

8,5 m pd 500 KV 4,5 m pd 150 KV 3,5 m pd 66 KV

z y x x'y x

= Tinggi pohon. = Jarak terdekat antara pohon dengan proyeksi konduktor. = Selisih jarak antara tinggi pohon dengan konduktor. = Jarak pohon terdekat ke konduktor. = Jarak konduktor dengan tanah
111

Lanjutan 6.2.

GAMBAR 4b Formula perhitungan jarak antara konduktor dengan pohon di bawah jalur Konduktor x' = x - z
8,5 m pd 500 KV 4,5 m pd 150 KV 3,5 m pd 66 KV
z x' x

z = Tinggi pohon. x = Selisih jarak antara tinggi pohon dengan konduktor. x = Jarak konduktor dengan tanah

112

Lanjutan 6.2.

GAMBAR 5 Perkiraan Tinggi pohon di sekitar ruang bebas pada tanah yang bertebing untuk SUTET sirkit tunggal

z e z'

z
Konduktor

z'

36,5 m

x
45

113

6.3. REFERENSI PEMBEBASAN BANGUNAN, TUMBUH-TUMBUHAN DAN BENDA LAIN UNTUK RUANG BEBAS SUTT DAN SUTET :

Jarak bebas minimum antara SUTT dan SUTETdengan tanah dan benda lain, sesuai (Tabel 1) Jarak bebas minimum antara SUTT dan SUTET dengan benda lain, sesuai (Tabel 2 ) Formula perhitungan jarak antara konduktor dengan pohon diluar dan dibawah jalur, sesuai ( gambar 4a & 4b ) Perkiraan jarak konduktor dengan pohon / benda lain disekitar ruang bebas pada tanah yang bertebing, sesuai ( gambar 5 ) Proses pembebasan bangunan, tumbuh-tumbuhan dan benda lain

114

Lanjutan 6.3.
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini saya Nama : Pekerjaan : Alamat : Dengan ini menyatakan bahwa, bangunan, tumbuh-tumbuhan dan benda lain yang saya miliki yang terletak disekitar / dibawah jalur SUTT / SUTET antara tower nos/d tower no.pada SUTT / SUTET antara Gardu Induk dan Gardu Induk., telah dibebaskan dan telah diganti rugi, maka dimasa mendatang, bangunan, tumbuh-tumbuhan dan benda lain tumbuh kembali sampai memasuki ruang bebas SUTT / SUTET, saya merelakan ditebang atau dipotong atau dibebaskan oleh petugas PT PLN (Persero), dan tidak akan menuntut ganti rugi kepada siapapun. Adapun bangunan, tumbuh-tumbuhan dan benda lain yang sudah dibebaskan antara lain :
No. 1 2 3 4 Nama bangunan, tumbuh- tumbuhan dan benda lain Ukuran Jumlah Biaya Ket

FORMULIR 1

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan dalam keadaan sehat
, ...

..

115

6.4. PEMBEBASAN BANGUNAN, TUMBUH-TUMBUHAN DAN BENDA LAIN YANG AKAN DIJADIKAN RUANG BEBAS SUTT DAN SUTET

Komunikasi untuk mendapatkan ijin sampai ke tingkat besarnya ganti rugi dengan pemilik bangunan, tumbuh-tumbuhan dan benda lain yang akan dibebaskan Penebangan, pemangkasan dan pembebasan bangunan, tumbuh-tumbuhan dan benda lain. Pembuatan surat pernyataan oleh pemilik bangunan, umbuh-tumbuhan dan benda lain setelah penebangan, pemangkasan dan pembebasan telah selesai, dan telah diganti rugi, sesuai ( Formulir 1 )

116

Lanjutan 6.4.
FORMULIR 2
PENGECEKAN AKHIR RUANG BEBAS SUTT DAN SUTET ANTARA GI .DAN GI .. . 0LEH PT PLN ( Persero ) TERKAIT TANGGAL :
NO URUT ANTARA TIANG NAMA BANGUNAN, TUMBUHAN DAN BENDA LAIN JENIS LOKASI DILUAR JALUR PHASA JUMLAH X Y Z X Z DIBAWAH JALUR KETERANGAN

KETERANGAN : X = TINGGI KONDUKTOR, Y = JARAK DARI PROYEKSI KONDUKTOR , Z = TINGGI BANGUNAN, TUMBUH-TUMBHAN DAN BENDA LAIN

117

6.5. PENGECEKAN AKHIR OLEH PT PLN ( Persero ) TERKAIT

Pengecekan akhir ruang bebas SUTT dan SUTET oleh PT PLN ( Persero ) terkait, sesuai ( Formulir 2 )

Evaluasi hasil pengecekan akhir oleh PT PLN (Persero) terkait, apakah ruang bebas sudah sesuai peraturan/keputusan yang berlaku atau belum

Apabila ruang bebas telah memenuhi peraturan yang berlaku, kemudian dibuat berita acara serah terima pekerjaan

118

BAGIAN DUA

PEMALIHARAAN SUTT / SUTET


Disajikan oleh : Ir. Tohar Suhartono

SUTT, SUTET & TRANSMISI TENAGA

BAB I PENDAHULUAN

SUTT, SUTET & TRANSMISI TENAGA

119

1.1. UMUM

Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTETI) adalah sarana instalasi tenaga listrik diatas tanah untuk menyalurkan tenaga listrik dari Pusat Pembangkit ke Gardu Induk (GI) atau dari GI ke GI lainnya (antar GI).

SUTT/SUTETI merupakan peralatan buatan manusia. Peralatan ini pada dasarnya bisa rusak baik karena salah pengoperasian, kesalahan saat konstruksi maupun telah melampaui masa kerjanya (life time). Pengertian Pemeliharaan adalah kegiatan yang meliputi:  Perawatan/pemeriksaan  Perbaikan  Penggantian  Pengujian
120

1.2 . TUJUAN

a Mempertahankan kemampuan kerja peralatan a Memperpanjang live time peralatan a Menghilangkan, mengurangi resiko kerusakan a Mengembalikan kemampuan kerja peralatan a Mengurangi kerugian secara ekonomis a Memberi keyakinan keandalan operasinya

121

BAB II JENIS JENIS PEMELIHARAAN

SUTT, SUTET & TRANSMISI TENAGA

122

2.1. JENIS PEMELIHARAAN

a Banyak metoda pemeliharaan yang dilakukan mulai dari yang paling sederhana hingga yang rumit. Beberapa jenis pemeliharaan antara lain :  Pemeliharaan rutin (Preventive Maintenance)  Pemeliharaan Korektif (Corrective Maintenance)  Pemeliharaan darurat (Emergency Maintenance)  Pemeliharaan yang berdasar kondisi / karakter

peralatan (Condition Base Maintenance / CBM)

123

2.2. PEMELIHARAAN RUTIN

a Pemeliharaan rutin merupakan kegiatan / usaha yang secara periodik dilakukan untuk mempertahankan kondisi jaringan agar selalu dalam keadaan baik dengan keandalan dan daya guna yang optimal.  Dalam pelaksanaannya pemeliharaan rutin terdiri dari :  Pemeliharaan tahunan  Pemeliharan lima tahunan

124

2.3. PEMERIKSAAN RUTIN

a Pemeriksaan rutin merupakan pemeriksaan secara visual (inspeksi):  Ground patrol  Climb up inspection a Hasil pemeriksaan merupakan data yang dapat dipakai:  Evaluasi / perencanaan / pengembangan  Penanggulangan dan pencegahan  Perbaikan / perubahan / modifikasi  Penggantian
125

Lanjutan 2.3.

Ground patrol  Ground patrol adalah jenis pekerjaan pemantauan/pemeriksaan harian terhadap jalur transmisi tanpa memanjat tower dilakukan oleh Line walker secara terjadwal. Obyek yang diperiksa adalah :      Kawat penghantar Ground wire Ruang bebas (Right of Way/ROW) Tower dan halamannya Lingkungan dan aktifitas masyarakat sekitarnya

Climb up inspection  Climb up inspection adalah jenis pekerjaan pemeriksaan terhadap tower berikut perlengkapannya dilakukan oleh Climber dengan cara memanjat tower pada SUTT/SUTET yang dalam keadaan bertegangan.
126

Lanjutan 2.3.

 Obyek yang diperiksa adalah:     Besi Tower dan kelengkapannya Kawat penghantar sekitar tower Ground wire sekitar tower Klem pemegang kawat dan asesorisnya

 Isolator dan asesorisnya  Benda asing yang terdapat pada tower , isolator dan kawat  Melalui pemeriksaan ini diharapkan secara dini dapat ditemukan abnormaly atau kelainan-kelainan yang dapat menimbulkan gangguan. sehingga kerusakan dapat segera ditanggulangi yang pada akhirnya keandalan penyaluran tenaga listrik tetap terjaga dengan baik.

127

2.4. PEMERIKSAAN SISTEMATIS a Pemeriksaan Sistematis adalah pekerjaan pengujian yang dimaksudkan untuk menemukan kerusakan atau gejala kerusakan yang tidak dapat ditemukan atau diketahui pada saat inspeksi untuk kemudian disusun saran-saran perbaikannya. a Pelaksanaan Pemeriksaan Sistematis ini lebih luas dan lebih teliti dari pada pemeriksaan rutin. Untuk memperoleh tingkat ketelitian yang tinggi dipergunakan peralatan bantu. a Contoh dari pemeriksaan ini misalnya adalah pengujian kemampuan isolator di laboratorium, pemeriksaan kondisi sambungan dengan menggunakan Infra red thermovision, pemeriksaan tegangan tembus isolator dengan corona detector, a Beberapa hal yang mempengaruhi pola pemeliharaan rutin antara lain :  Kondisi alam setempat polutif alami, polutif industri, gempa, kondisi normal, pertumbuhan tanaman sepanjang jalur dan disekitar jalur, petir, longsoran dan lain sebagainya.  Karakteristik kerja peralatan biasanya berdasarkan buku petunjuk pabrik atau pengalaman yang terjadi selama ini: isolator gelas yang sering pecah  Sosial kemasyarakatan member tower dan lain penggalian liar, pencurian : grounding sebagainya. 128

2.5. PEMELIHARAAN KOREKTIF

a Pemeliharaan Korektif (corrective maintenance) adalah pekerjaan pemeliharaan yang dilakukan karena

peralatan mengalami kerusakan atau memerlukan penyempurnaan.

a Pemeliharaan korektif kebanyakan terjadi karena jarang atau tidak pernah dilakukan pemeriksaan rutin.

129

2.6. PEMELIHARAAN DARURAT

Pemeliharaan Darurat dilakukan karena telah terjadi kerusakan pada SUTT/SUTET yang disebabkan oleh hal-hal diluar rencana seperti : banjir, gempa bumi, longsor, gunung meletus, kebakaran, tertabrak kendaraan dan lain sebagainya. Pemeliharaan jenis ini sifatnya darurat dan memerlukan penanganan ekstra serta segera untuk mengatasinya. Biayanya tentu saja tidak bisa direncanakan dan mungkin bisa dimasukkan dalam katagori biaya tak terduga karena memang kejadiannya diluar kendali manusia. Salah satu solusinya ialah memasang tower emergency.

130

2.7. PEMELIHARAAN BERDASARKAN KONDISI/KARAKTER PERALATAN (CBM)

Pemeliharaan ini tidak lagi berdasar waktu, namun berdasar kondisi/karakter peralatan. Dalam satu tahun bisa saja dilakukan beberapa kali kunjungan atau pemeriksaan tergantung tingkat potensi gangguan. Kerusakan yang terjadi menjadi statistik dan dapat disimpulkan sebagai trend peralatan. Namun adakalanya kerusakan akibat fenomena alam yang tidak terlihat sewaktu patroli. Contoh yang dapat dilakukan CBM adalah :      Pemeriksaan isolator dan asesoris isolator maupun clamp pada daerah yang polusinya tinggi. Pemeriksaan jarak tower dan lendutan kawat pada kawasan luas yang mengalami longsor secara perlahan Pemeriksaan kondisi pondasi pada daerah longsoran Pemeriksaan isolator pada daerah yang sering tersambar petir Pengukuran nilai pentanahan tower pada daerah pegunungan atau musim kemarau.

131

2.8. CONTOH PEMELIHARAAN SUTT/SUTET

Berbagai macam pemeliharaan yang pernah terjadi di jaringan SUTT / SUTET antara lain :  Penggantian isolator pecah atau rusak lapisan permukaannya  Pembersihan isolator karena polusi  Perbaikan kawat rantas  Perbaikan kawat putus  Pengencangan klem-klem jumper  Pembersihan kawat dari layang-layang  Ground patrol  Climb up inspection  Pemeriksaan stabilatas pondasi tower (leveling, retak)  Pemeriksaan kelengkapan tapak tower (patok tanda batas tanah PLN, urugan tanah tapak tower)  Pengecekan Tahanan Pembumian  Pemeriksaan jarak bebas konduktor dengan benda di sekitarnya  Perbaikan tower yang mengalami deformasi / bengkok-bengkok akibat tanah sekeliling pondasi longsor

132

Lanjutan 2.8.

 Pondasi turun/amblas karena tanah dasar pondasi mengalami sliding/gelincir oleh arus air bawah tanah  Pengelasan baut-baut tower untuk mencegah pencurian  Perbaikan spacer yang le[pas dari konduktor  Penggantian pentanahan tower /grounding  Penebangan pohon atau antena komunikasi yang tumbang ke arah konduktor (diluar row)  Penggantian besi tower karena pencurian  Penggantian Tension clamp konduktor  Pemasangan kembali / reposisi damper yang melorod ke tengah gawang  Penggantian lampu aviasi yang mati/rusak  Penyambungan kembali kawat yang putus atau rusak berat  Penggantian asesoris / clamp yang karatan  Perbaikan klem kawat jumper yang putus  Pemasangan pengaman halaman tower
133

2.9.

a Material pengganti existing: isolator; besi diagonal, kawat penghantar, ground wire, dan lain sebagainya a Repair sleeve a Mid span joint a Armor rod a BBM mesin a Minyak hydraulic a Sakapen a Majun a Minyak WD
134

BAB III PROSEDUR DAN RUANG LINGKUP PEMELIHARAAN

SUTT, SUTET & TRANSMISI TENAGA

135

3.1. PROSEDUR PEMELIHARAAN

Langkah kerja pemeliharaan SUTT/SUTETI adalah :  Adanya laporan dari petugas lapangan maupun masyarakat atau hasil evaluasi data laporan yang masuk  Melakukan Analisa Keselamatan Pekerjaan dengan meninjau lapangan  Membahas hasil AKP dan rencana tindak lanjut yang diperlukan  Mempersiapkan: SDM; peralatan; metoda pengerjaan; material pengganti maupun pendukung lainnya dan organisasi kerja  Menjadwalkan pekerjaan dan persetujuannya  Melakukan persiapan pekerjaan setelah adanya persetujuan  Melaksanakan pekerjaan  Melakukan evaluasi  Membuat laporan kerja a Ruang Lingkup
136

3.2. RUANG LINGKUP PEMELIHARAAN 3.2.1. RUANG BEBAS / LINGKUNGAN

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Jarak pepohonan thd kawat fasa Jarak bangunan thd kawat fasa Jarak pohon terhadap kawat fasa bila tumbang ke arah kawat Jarak bangunan thd kawat fasa bila roboh ke arah kawat Jarak jaring pengaman thd kawat Jarak kawat ke tanah Jarak kawat ke tiang perahu/kapal bila air pasang Kegiatan layang-layang Struktur tanah dekat tiang

137

3.2.2. TIANG / MENARA / TOWER

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Konstruksi tiang Batang rangka besi Tangga / baut panjat Penghalang panjat (ACD) Plat rambu bahaya Plat nomor / pht / tanda fasa Baut sambungan rangka Indicator lamp (air traffict light) Cat / galvanis badan tiang Klem kawat grounding Kawat grounding Batang penangkal petir Alat penangkal petir lainnya 138

3.2.3. ISOLATOR

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Piringan isolator Arcing horn sisi tiang Arcing horn sisi kawat pht. Assesories isolator (pin, dll) Suspension clamp Tension clamp Ikatan isolator Armour rod Posisi rencengan isolator

139

3.2.4. PONDASI DAN HALAMAN TIANG

1 2 3 4 5 6 7 8

Pondasi / chimney Kaki tiang / stub Tumbuhan di halaman tiang Pagar pengaman halaman tiang Patok batas halaman tiang Stabilitas tanah sekitar hal. tiang Talud pengaman Kegiatan pihak lain di halaman tiang
140

3.2.5. KAWAT PENGHANTAR

1 Kawat fasa 2 Peredam getaran (Vibr. damper) 3 Spacer 4 Midspan compression joint 5 Repair sleeve 6 Jumper wire 7 Sagging 8 Armour rod 9 Jarak antar kawat fasa 10 Indicator lamp (induction)

141

3.2.6. KAWAT PETIR DAN KAWAT OPTIK a

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Kawat petir Peredam getaran (Vibr. damper) Midspan compression joint Repair sleeve Tension clamp Suspension clamp Jumper wire Sagging Armour rod

10 Sign ball (bola pengaman) 11 Klem sambungan ke grounding 12 Kotak sambungan kawat optik 13 Kawat yang turun ke kotak kwt optik
142

BAB IV JENIS JENIS KELAINAN DAN PENANGGULANGAN

SUTT, SUTET & TRANSMISI TENAGA

143

4.1. JENIS KELAINAN a

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Amblas Andongan rendah Bahaya I Bahaya II Bahaya III Bengkok Benda asing Cat pudar Dekat jalan Erosi Hilang Karatan Kendor

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Amblas Andongan rendah Bahaya I Bahaya II Bahaya III Bengkok Benda asing Cat pudar Dekat jalan Erosi Hilang Karatan Kendor
144

4.2. JENIS JENIS PENAGGULANGAN a

1 Ditinggikan chimneynya 2 Dinaikkan kawatnya 3 Dibongkar 4 Ditebang / dipangkas 5 Diluruskan 6 Dibersihkan 7 Digalvanis / dicat ulang 8 Ditanggul 9 Diganti 10 Dikencangkan 11 Dibabat

12 Dipasang patok 13 Dinormalkan 14 Diarmor rod / dipress 15 Disambung 16 Diposisikan kembali seperti semula 17 Diperbaiki 18 Diperiksa 19 Diseimbangkan

145

4.3. CONTOH CONTOH KOMPONEN SUTT AB-NORMAL AB-

146

Lanjutan 4.3.

147

Lanjutan 4.3.

148

Lanjutan 4.3.

149

BAB V PERLENGKAPAN KERJA

SUTT, SUTET & TRANSMISI TENAGA

150

5.1. PERALATAN KERJA PEMELIHARAAN

Transportasi peralatan keatas/ bawah : tali, katrol dll

a a a a a a a

Shackle Peralatan bantu BV lier Sling panjang Tambang Kunci ring-pas Angle level

a a a a a a

Lever hoist Sling Karpet Pengait pin isolator Palu plastik Kunci-kunci ( Inggris dan pas/ring)

a a

Came along (tiang tension) Conductor lifter (tiang suspension)


151

Lanjutan 5.1.

a a a a a a a a a a

Parang Tang kombinasi Ranging meter Obeng minus besar Stop meter (5 meter) Clinometer Palu godam 5 kilogram Theodolit Water pas Gimpole / tiang pengangkat

a a a

Sling mata itik Shackle 5/8 Alat ukur pentanahan (tahanan kaki tiang )

a a a a

Gergaji besi Corona detector Mesin press hydraulic Infra red thermovision

152

Lanjutan 5.1.

a a a a a a

Kikir plat besar Rol meter Chain saw Teropong Pakaian kerja HT bagi koordinator dan pengendali mutu Pekerjaan

a a a a a a a

Mesin bor Mesin las Tir for Capstan winch Capstan hoist Kunci ring Kunci sok

Mesin potong

153

5.2. PERALATAN K3

a a a a a

Grounding + stick Voltage detector Alat komunikasi / HT Buku working permit APD :        Topi pengaman Kacamata UV Pakaian kerja Sabuk pengaman Lanyard Sepatu pengaman Sarung tangan

a a a a a a

Rambu-rambu peringatan Rambu K3 Kotak P3K Tandu Jas hujan Lampu penerangan

154

Lanjutan 5.2.

1 2

1. TOPI PENGAMAN 2. KACAMATA ULTRA VIOLET (U.V) 3. PAKAIAN KERJA (WERK PACK) 4. LANYARD 5. SABUK PENGAMAN 6. SARUNG TANGAN
3

7. SEPATU PANJAT 8. HANDY TALKY (HT)

155

BAB VI PEMELIHARAAN SUTT / SUTET

SUTT, SUTET & TRANSMISI TENAGA

156

6.1. URAIAN KEGIATAN PEMELIHARAAN

{/| = Jenis dan Siklus Waktu Pemeliharaan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dan Saluran Udara Ektra Tinggi (SUTET)
Jenis Pemeliha raan Preventive Mingguan Corective Detective No Kegiatan Periode Pemeliharaan Bila diperlukan Dilaksanakan RP: Regu Pratroli atau PP:Petugas Pemneliharaan PP PP Kondisi peralatan Peralatan Kerja

Pemeriksaan Ruang Bebas sepanjang Row Pemeriksaan Konstruksi Tiang dan Perlengka pannya : Penghalang Panjat, plat tanda phasa/nomer tower, Kawat grounding

10 Tahunan

Triwulanan

5 Tahunan

Semester

Tahunan

Bulanan

Harian

ON

Visual, Tero pong ranging meter Visual

ON

157

Lanjutan 6.1.
3 4 Pemeriksaan Isolator dari korosi/keretakan { { ON PP Visual, Teropong Visual waterpass teodolit { | ON PP

Pemeriksaan Pondasi dan Tanah disekitar pondasi, apakah terdapat keretakan/pecah dan { | tanahnya tergenang air, ambles / longsor dan pembersihan halaman Pemeriksaan Kawat petir (CSW/OPCW, Konduktor,jumper wire, apakah ada yang rantas), benda- { | benda asing (layanglayang, plastik); andongan PP apakah memenuhi PP syarat Pengukuran Hot Spot { | dengan termovision

Visual teropong

| ON

PP

| {

| ON

PP

Thermo Vision

158

Lanjutan 6.1.

7 8

Pengukuran Tahanan Pentanahan kaki tower { Pengencangan Mur / baut / tower, klem dan pembersihan isolator { kotor, pengukuran jarak (GAP) Arching Horn Pembersihan Isolator dari debu dan polutan { Pembersihan ruang bebas sepanjang row {

| ON

PP

Megger Pentanahan Kunci-kunci

OF F

PP

| |

OF | F | ON

PP PP

10

Shacaven, lap majun, air Parang, sabit dll.

159

6.2. PETUNJUK PEMELIHARAAN

Setiap peralatan kerja yang berupa mesin maupun alat ukur wajib mengikuti buku instruksi yang dikeluarkan oleh pabrikan

a a

Setiap alat kerja wajib diketahui Safe Working Loadnya (SWL) Setiap beban yang akan ditanggung oleh alat kerja wajib diketahui besarannya

a a

Setiap petugas wajib mengetahui Safety faktor (SF) Setiap petugas wajib mengetahui tanda-tanda kerusakan pada alat kerja

Setiap alat kerja tidak boleh digunakan kecuali sebagai fungsinya

160

6.3. PETUNJUK PEMELIHARAAN PERALATAN KERJA TRANSMISI

Pemeliharaan komponen transmisi wajib mengikuti prosedur kerjanya atau Instruksi Kerja, agar tercapai satu kesepakatan untuk meyelesaikan pekerjaan secara runtut/bertahap; tertib; lancar dan aman.

Instruksi Kerja komponen transmisi antara lain:       Pemeliharaan isolator Pemeliharaan kawat penghantar Pemeliharaan ground wire Pemeliharaan rangka tower Pemeliharaan halaman tower Pemeliharaan ruang bebas

161

6.4. PEMELIHARAAN KOMPONEN TRANSMISI a Pekerjaan pemeliharaan yang telah diselesaikan harus dilaporkan ke pemberi tugas yang memuat :  Proses persiapan  Tanggal, hari, jam pelaksanaan  Personel yang terlibat  Organisasi kerjanya  Peralatan yang dipakai  Material yang digunakan  Tata laksana kerja  Kendala yang dihadapi  Solusi yang telah diterapkan  Pelaksanaan/penerapan K3  Masalah lingkungan  Biaya yang telah dikeluarkan  Saran dan usulan untuk perbaikan  Kesimpulan Manfaat laporan pekerjaan :  Data  Bahan analisa untuk pebaikan dan pengembangan  Penilaian unjuk kerja  Lain-lain

162

BAGIAN TIGA

TRANSFORMATO R TENAGA
Disajikan oleh : Ir. Tohar Suhartono

SUTT, SUTET & TRANSMISI TENAGA

BAB I FUNGSI DAN PRINSIP KERJA

SUTT, SUTET & TRANSMISI TENAGA

163

1.1. PRINSIP INDUKSI a Hukum utama dalam transformator adalah hukum induksi faraday. a Menurut hukum ini suatu gaya listrik melalui garis lengkung yang tertutup, adalah berbanding lurus dengan perubahan persatuan waktu dari pada arus induksi atau flux yang dilingkari oleh garis lengkung itu (Lihat gambar 1.1. dan 1.2).

Gambar 1.1. Arus magnitisasi secara grafis tanpa memperhitungkan rugi-rugi besi.

Gambar 1.2. Arus magnitisasi secara grafis dengan memperhitungkan rugi-rugi besi. 164

1.2. HUKUM LORENZ Selain hukum Faraday, transformator menggunakan hukum Lorenz seperti terlihat pada gambar 1.3. berikut ini :

Gambar 1.3. Hukum Lorenz


165

1.3. PRINSIP DASAR/TEORI TRANSFORMATOR a Arus listrik bolak-balik yang mengalir mengelilingi suatu inti besi maka inti besi itu akan berubah menjadi magnit (seperti gambar 2.4.) dan apabila magnit tersebut dikelilingi oleh suatu belitan maka pada kedua ujung belitan tersebut akan terjadi beda tegangan.

Gambar 1.4. Suatu arus listrik mengelilingi inti besi maka besi itu menjadi magnit.

Gambar 1.5. Suatu lilitan mengelilingi magnit maka akan timbul gaya gerak listrik (GGL) 166

Lanjutan 1.3. a Dari prinsip tersebut di atas dibuat suatu transformator seperti gambar 2.6. di bawah ini.

Gambar 1.6. Prinsip Dasar dari Transformator. a Rumus tegangan adalah: N f x 10 - 8 E = 4,44 167

Lanjutan 1.3. Maka untuk transformator rumus tersebut sebagai berikut: N1 f 1x 10 8 E1 : E2 = 4,44 N2 f2 x 10 - 8 : 4,44

Karena f 1 = f2, maka N1 f 1 x 10 8 E1 : E2 = 4,44 N2 f2 : 4,44 x 10 8

E1 : E2 = N1: N2 E1 N2 = E2 N1

E2 = (N2 / N1) x E1

168

Lanjutan 1.3.

a Dimana ; E1 = tegangan primer E2 = tegangan sekunder N1 = belitan primer N2 = belitan sekunder VA primer I1 x E1 E1/ E2 I1 a Dimana ; I1 = Arus I2 E1 E2 = VA sekunder = I2 x E2 = I2 / I1 = I2 ( E2/ E1) Rumus umum menjadi : E1 = E2 N2 N1 = I1 I2

primer = Arus sekunder = tegangan primer = tegangan sekunder

169

BAB II KONSTRUKSI BAGIAN-BAGIAN BAGIANTRANSFORMATOR

SUTT, SUTET & TRANSMISI TENAGA

170

2.1. BAGIAN UTAMA (INTI BESI) a Berfungsi untuk mempermudah jalan fluksi, yang ditimbulkan oleh arus listrik yang melalui kumparan. a Dibuat dari lempengan-lempengan besi tipis yang berisolasi, untuk mengurangi panas (sebagai rugi-rugi besi) yang ditimbulkan oleh Eddy Current (gambar 1.7).

Gambar 1.7. Inti Besi dan Laminasi yang diikat Fiber Glass 171

2.2. KUMPARAN TRANSFORMATOR a Adalah beberapa lilitan kawat berisolasi yang membentuk suatu kumparan. Kumparan tersebut terdiri dari kumparan primer dan kumparan sekunder yang diisolasi baik terhadap inti besi maupun terhadap antar kumparan dengan isolasi padat seperti karton, pertinak dan lain-lain. a Kumparan tersebut sebagai alat transformasi tegangan dan arus.

Gambar 1.8. Kumparan Phasa RST

172

2.3. MINYAK TRANSFORMATOR

a Sebagian besar kumparan-kumparan dan inti trafo tenaga direndam dalam minyak trafo, terutama trafo-trafo tenaga yang berkapasitas besar.

a Minyak trafo mempunyai sifat sebagai isolasi dan media pemindah, sehingga minyak trafo tersebut berfungsi sebagai media pendingin dan isolasi.

173

2.4. BUSHING

a Hubungan antara kumparan trafo ke jaringan luar melalui sebuah bushing yaitu sebuah konduktor yang diselubungi oleh isolator, yang sekaligus berfungsi sebagai penyekat antara konduktor tersebut dengan tangki trafo. Pada bushing dilengkapi fasilitas untuk pengujian tentang kondisi bushing yang sering disebut center tap. 174

2.5. TANGKI TRANSFORMATOR

a Berfungsi untuk menampung minyak cadangan dan uap/udara akibat pemanasan trafo karena arus beban. Diantara tangki dan trafo

dipasangkan rele bucholz yang akan meyebak gas produksi akibat kerusakan mimyak karena listrik.

a Untuk menjaga agar minyak terkontaminasi dengan air uyang masuk bersama udara melalui saluran pelepasan dan masukanya udara kedalam konservator perlu dilengkapi media penyerap uap air pada udara sering disebut denga silicagel tidak keluar mencemari udara disekitarnya.

175

Lanjutan 2.5.

Gambar : konservator minyak trafo (tanky)

176

2.6. PERALATAN BANTU a Pendingin.  Sebagai instalasi tenaga listrik yang dialiri arus maka trafo akan terjadi panas yang sebanding dengan arus yang mengalir serta temperatur udara disekeliling trafo tsb. Jika temperatur luar cukup tinggi dan beban trafo juga tinggi maka trafo akan beroperasi denagn temperatur yang tinggi pula.  Untuk mengatasi hal tersebut trafo perlu dilengkapi dengan sistim pendingin yang bisa memanfaatkan sifat alamiah dari cairan pendingin dan dengan cara mensirkulasikan secara teknis baik yang menggunakan sistem radiator, sirip-sirip yang tipis berisi minyak dan dibantu dengan hembusan angin dari kipas-kipas sebagai pendingin yang dapat beroperasi secara otomstis berdasar pada setting rele temperatur dan sirkulasi air yang bersinggungan dengan pipa minyak isolasi panas.  Dari sistem pendingin tsb maka trafo dapat dibagi berdasarkan sistem pendinginnya seperti ONAN, ONAF, OFAN, OFAF dan OFWF

177

Lanjutan 2.6.

Gambar : pendingin trafo type ONAF

178

Lanjutan 2.6.

a Tap Changer (On Load Tap Changer).  Kwalitas operasi tenaga listrik jika tegangannya nominal sesuai ketentuan, tapi pada saat operasi terjadi penurunan tegangan sehingga kwalitasnya menurun untuk itu perlu alat pengatur tegangan agar tegangan selau pada kondisi terbaik, konstan dan kontinyu.  Untuk itu trafo dirancang sedemikian rupa sehingga perubahan tegangan pada salah sisi input berubah tetapi sisi outputnya tetap. Alat ini disebut sebagai sadapan pengatur tegangan tanpa terjadi pemutusan beban maka disebut On Load Tap Cahnger (OLTC).  Pada umumnya OLTC tersambung pada sisi primer dan jumlahnya tergantung pada perancang dan perubahan sistem tegangan pada jaringan.

179

Lanjutan 2.6.

Saklar pengubah (driverter switch)

Tap pemilih (selector switch)

Gambar .: On Load Tap Changer (OLTC) 180

Lanjutan 2.6. a Alat pernapasan (Dehydrating Breather)  Sebagai tempat penampungan pemuaian minyak isolasi akibat panas yang timbul maka minyak ditampung pada tangki yang sering disebut sebagai konservator. Pada konservator ini permukaan minyak diusahakan tidak boleh bersinggungan dengan udara karena kelembaban udara yang mengandung uap air akan mengkontaminasi minyak walaupun prosesnya berlangsung cukup lama.  Untuk mengatasi hal tersebut udara yang masuk kedalam tangki konservator pada saat minyak menjadi dingin kebalikan jika trafo panas maka pada saat menyusut maka alan menghisap udara dari luar masuk kedalam tangki dan untuk menghindari terkontaminasi oleh kelembaban udara maka diperlukan suatu media penghisap kelembaban yang digunakan biasanya adalah silicagel yang secara khusus direncang untuk maksud tersebut diatas.

181

2.7. INDIKATOR INDIKATOR

a Thermometer  Adalah alat pengukur tingkat panas dari trafo baik panasnya kumparan primer dan sekunder juga minyak.  Thermometer ini bekerja atas dasar air raksa (mercuri/Hg) yang tersambung dengan tabung pemuaian dan tersambung dengan jarum indikator derajat panas. Beberapa thermometer dikombinasikan dengan panas dari resistor khusus yang tersambung dengan ct yang terpasang pada salah satu fasa (fasa tengah) dengan demikian penunjukan yang diperoleh adalah relatif terhadap kebenaran dari panas yang terjadi.

182

Lanjutan 2.7.

Keterangan : 1. Trafo arus 2. Sensor suhu 3. Heater 4. Thermometer Winding 5. Thermometer oil 183

Lanjutan 2.7. a Permukaan minyak  Adalah alat penunjukan tinggi permukaan minyak yang pada konservator. Ada beberapa jenis seperti penunjukan lansung yaitu dengan cara memasang gelas penduga pada salah satu sisi konservator sehingga akan mudah mengetahui level minyak.  Sedangkan jenis lain jika konservator dirancang sedemikian rupa dengan melengkapi semacam balon dari bahan elastis dan diisi dengan udara biasa dan dilengkapi dengan alat pelindung seperti pada sistem pernapasan sehingga pemuan dan penyusutan minyak udara yang masuk kedalam balon dalam kondisi kering dan aman.

184

2.8. PERALATAN PROTEKSI INTERNAL a Rele Bucholz  Penggunaan rele deteksi gas (Bucholtz) pada Transformator terendam minyak yaitu untuk mengamankan transformator yang didasarkan pada gangguan Transformator seperti : arcing, partial discharge, over heating yang umumnya menghasilkan gas.  Gas-gas tersebut dikumpulkan pada ruangan rele dan akan mengerjakan kontak-kontak alarm.  Rele deteksi gas juga terdiri dari suatu peralatan yang tanggap terhadap ketidaknormalan aliran minyak yang tinggi yang timbul pada waktu transformator terjadi gangguan serius. Peralatan ini akan menggerakkan kontak trip yang pada umumnya terhubung dengan rangkaian trip Pemutus Arus dari instalasi transformator tersebut. Ada beberapa jenis rele buchholtz yang terpasang pada trafo,  Rele sejenis tapi digunakan untuk mengamankan ruang OLTC dengan prinsip kerja yang sama sering disebut dengan Rele Jansen.  Terdapat beberpa jenis antara lain sema seperti rele buhcoltz tetapi tidak ada kontrol gas, jenis tekanan ada yang  Menggunakan membran/selaput timah yang lentur sehingga bila terjadi perubahan tekanan kerena gangguan akan berkerja, disini tidak alarm langsung trip dan dengan prinsip yang sama hanya menggunakan pengaman tekanan atau saklar tekanan. 185

Lanjutan 2.8.

186

Lanjutan 2.8. Pengaman tekanan lebih (Explosive Membrane) / Bursting Plate Adalah rele yang bekerja karena tekanan lebih akibat gangguan didalam trafo, karena tekanan ini melebihi kemampuan membran yang terpasang maka membran akan pecah dan minyak yang karena tekanan akan keluar dari dalam trafo Pipa penghubung

Konservator Tutup tangki V1 Tangki

187

Lanjutan 2.8.

a Rele tekanan lebih (Sudden Pressure Relay)  Suatu flash over atau hubung singkat yang timbul pada suatu transformator terendam minyak, umumnya akan berkaitan dengan suatu tekanan lebih didalam tangki, karena gas yang dibentuk oleh decomposisi dan evaporasi minyak.  Dengan melengkapi sebuah pelepasan tekanan pada trafo maka tekanan lebih yang membahayakan tangki trafo dapat dibatasi besarnya.  Apabila tekanan lebih ini tidak dapat dieliminasi dalam waktu beberapa millidetik, tangki trafo akan meledak dan terjadi panas lebih pada cairan, konsekuensinya pada dasarnya harus memberikan suatu peralatan pengaman.  Peralatan pengaman harus cepat bekerja mengevakuasi tekanan tersebut. 188

Lanjutan 2.8.

Gambar

: RELE SUDDEN PRESSURE 189

Lanjutan 2.8.

a Rele pengaman tangki  Rele bekerja sebagai pengaman jika terjadi arus mengalir tangki akibat gangguan fasa ke tangki atau dari instalasi bantu seperti motor kipas, srkulasi dan motor2 bantu yang lain, pemanas dll. Arus ini sebagai pengganti rele diferensial sebab sistim rele pengaman tangki biasanya dipasang pada trafo yang tidak dilengkapi trafo arus disisi primer dan biasanya pada trafo dengan kapasitas kecil.  Trafo dipasang diatas isolator sehingga tidak terhubung ke tanah kemudian dengan menggunakan kabel pentanahan yang

dilewatkan melali trafo arus dengan tingkat isolasi dan ratio yang kecil kemudian tersambung pada rele tangki tanah dengan ratio ct antara 300 s/d 500 dengan sisi sekunder hanya 1 Amp.
190

Lanjutan 2.8.

191

Lanjutan 2.8.

a Neutral Grounding Resistance (NGR)  Adalah tahanan yang dipasang antara titik neutral trafo dengan pentanahan dimana berfungsi untuk memperkecil arus gangguan yang terjadi sehingga diperlukan proteksi yang praktis dan tidak terlalu mahal karena karakteristik rele dipengaruhi oleh sistem pentanahan titik neutral.  NGR atau Resistance Pentanahan Trafo, yaitu resistance yang dipasang pada titik neutral trafo yang dihubungkan Y (bintang).  NGR biasanya dipasang pada titik netral trafo 70 kV atau 20 KV, sedangkan pada titik neutral trafo 150 KV dan 500 KV digrounding langsung ( solid ).  NILAI NGR Tegangan 70 KV 40 Ohm Tegangan 20 KV 12 Ohm, 40 Ohm, 200 Ohm dan 500 Ohm
192

Lanjutan 2.8.

a JENIS NGR  Resistance Liquit ( Air ), yaitu bahan resistance adalah air murni. Untuk memperoleh nilai Resistance yang diinginkan ditambahkan garam KOH .  Resistance Logam, yaitu bahannya terbuat dari logam nekelin dan dibuat dalam panel dengan nilai resistance yang sudah ditentukan.

193

Lanjutan 2.8.

KONSERVATOR

KLEM BUCHOLTZ RELAY BUSHING JANSEN RELAY

RADIATOR
TERMOMETER RELAI

SILICAGEL OLTC MEKANIK OLTC KIPAS PENDINGIN KONTROL BOX FAN SILICAGEL MAIN TANK

PERLENGKAPAN TRANSFORMATOR

194

2.9. PERALATAN TAMBAHAN UNTUK PENGAMAN TRANSFORMATOR

a Pemadam kebakaran (transformator - transformator besar )  Sistem pemadam kebakaran yang modern pada transformator saat sekarang sudah sangat diperlukan. Fungsi yang penting untuk mencegah terbakarnya trafo. Penyebab trafo terbakar adalah karena gangguan hubung singkat pada sisi sekunder sehingga pada trafo akan mengalir arus maksimumnya. Jika prose tersebut berlangsung cukup lama karena rele tidak operasi dan tidak operasinya rele juga sebagai akibat salah menyetel waktu pembukaan PMT, rele rusak, dan sumber DC yang tidak ada serta kerusakan wiring.  Sistem pemadam kebakaran yang modern yaitu dengan sistem mengurangi minyak secara otomatis sehingga terdapat ruang yang mana secara paksa gas pemisah oksigen diudara dimasukan kedalam ruang yang sudah tidak ada minyaknya sehingga tidak ada pembakaran minyak, sehingga kerusakan yang lebih parah dapat dihindarkan, walaupun kondisi trafo menjadi rusak.
195

Lanjutan 2.9.

 Proses pembuangan minyak secara grafitasi atau dengan menggunakan motor pompa DC adalah suatu kondisi yang sangat berisiko sebab hanya menggunakan kaatup otomatis yang dikendalikan oleh pemicu dari saklar akibat panasnya api dan menutupnya katup otomatis pada katup pipa minyak penghubung tanki (konservator) ke dalam trafo (sebelum rele bucholz) serta adanya gas pemisah oksigen (gas nitrogen yang bertekanan tinggi) diisikan melaui pipa yang disambung pada bagian bawah trafo kemudian akan menuju keruang yang tidak terisi minyak. Dengan demikian mencegah terbakarnya minyak didalam trafo dapat dihindarkan.

196

2.10. PROTEKSI EKSTERNAL TRANSFORMATOR

Proteksi Eksternal transformator

P51N NP51G

96T 26 63
S51-1

87T

S51-2

PU

64V

197

Lanjutan 2.10.

Rele Differensial (Differential Relay)  Relai diferensial trafo berfungsi mengamankan transformator dari gangguan hubung singkat yang terjadi di dalam transformator, antara lain hubung singkat antara kumparan dengan kumparan atau antara kumparan dengan tangki. I1 I2 2 B
R 1

I1

I2 2

1 B IR=I1-I2= 0

R IR=I1+ I2{ 0

Eksternal Fault

Internal Fault

198

Lanjutan 2.10.

a Restricted Earth Fault (REF)  Relai gangguan tanah terbatas atau Restricted Earth Fault (REF) untuk mengamankan transformator bila ada gangguan satu satu fasa ke tanah di dekat titik netral transformator yang tidak dirasakan oleh rele differensial.  Dibawah ini dijelaskan sensitivitas dari relai differensial terhadap gangguan satu fasa ke tanah.

87N

87N

199

Lanjutan 2.10.

 Prinsip kerja REF adalah membandingkan besarnya arus sekunder kedua trafo arus yang digunakan. Pada waktu tidak terjadi gangguan/keadaan normal atau gangguan di luar daerah pengaman, maka ke dua arus sekunder tersebut di atas besarnya sama, sehingga tidak ada arus yang mengalir pada relai, akibatnya relai tidak bekerja.  Pada waktu terjadi gangguan di daerah pengamanannya, maka kedua arus sekunder trafo arus besarnya tidak sama oleh karena itu, akan ada arus yang mengalir pada relai, selanjutnya relai bekerja.  Dari Gambar 10.b. terlihat bahwa relai diferensial dan relai gangguan tanah terbatas digabung menjadi satu rangkaian, dengan rasio transformasi trafo arus antara sisi primer dan netral harus sama. Trafo arus yang digunakan adalah jenis low reaktans yaitu class X atau class P jenis low reaktans.  Pada prinsipnya relai ini membandingkan arus masuk antara trafo arus sisi primer dan netral trafo tenaga.  Relai REF termasuk kelompok relai differensial dari jenis high impedans, adapun prinsip kerja relai differensial high impedans seperti uraian di bawah ini. 200

Lanjutan 2.10.

a Rele arus lebih (Over current Relay) dan Rele hubung tanah (Ground Fault Relay)  Relai arus lebih tak berarah dan Relai Hubung Tanah Tak berarah atau cukup disebut relai arus lebih dan relai hubung tanah. Relai ini berfungsi sebagai pengaman terhadap gangguan arus hubung singkat fasa-fasa maupun fasa tanah dan dapat digunakan sebagai :  Pengaman utama penyulang (jaringan tegangan menengah)  Pengaman cadangan pada trafo, generator dan transmisi.  Pengaman utama untuk sistem tenaga listrik yang kecil dan radial  Pengaman utama motor listrik yang kecil.
R S T

CT CT CT

OCR OCR OCR GFR

201

Lanjutan 2.10.

CT

OCR PMT

t>>
INDIKATOR

CC

a Rele thermis (Thermal Relay)  Pada instalasi Tegangan tinggi banyak digunakan thermometer jenis pengukur langsung ataupun pengukur tidak langsung.
202

Lanjutan 2.10.

a Thermometer pengukur langsung.  Thermometer pengukur langsung banyak digunakan pada instalasi tegangan tinggi/ Gardu Induk , seperti pada ruang kontrol, ruang rele, ruang PLC dll.  Suhu ruangan dicatat secara periodik pada formulir yang telah disiapkan (contoh formulir terlampir) dan dievaluasi sebagai bahan laporan. a Thermometer pengukur tidak langsung  Termometer pengukur tidak langsung banyak digunakan pada instalasi tegangan tinggi / transformator yang berfungsi untuk mengetahui perubahan suhu minyak maupun belitran transformator.  Suhu minyak dan belitan trafo dicatat secara periodik pada formulir yang telah disiapkan (contoh formulir terlampir) dan dievaluasi sebagai laporan. Skema peralatan ukur dimaksud dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

203

Lanjutan 2.10.

Skema peralatan pengukuran tidak langsung

Keterangan : 1. Trafo arus 2. Sensor suhu 3. Heater 4. Thermometer Winding 5. Thermometer oil

204

BAB III PARAMETER / PENGUKURAN TRANSFORMATOR

SUTT, SUTET & TRANSMISI TENAGA

205

3.1. OIL LEVEL TRANSFORMATOR LOW ALARM

Indikasi a Oil level transformer low alarm a Indikasi ini

Keterangan menunjukan bahwa minyak

transformator yang ada di dalam tangki trafo berkurang, sehingga alat ukur permukaan minyak (level) mengerjakan kontak dan

mengirim alarem ke panel kontral, dan di panel kontrol muncul sinyal oil level transformer low alarm serta membunyikan bel (kontak

penggerak untuk memberikan sinyal dan alarm bekerja).

206

3.2. OIL LEVEL OLTC LOW ALARM

a Indikasi a Keterangan aOil level OLTC a Indikasi ini menunjukan bahwa minyak yang ada low alarm di dalam tangki tap changer berkurang, sehingga alat ukur permukaan minyak (level) mengerjakan kontak dan mengirim alarem ke panel kontral ,dan di panel kontrol muncul sinyal oil level OLTC low alarm serta membunyikan bel (kontak penggerak untuk memberikan sinyal dan alarm bekerja). a adanya panas lebih sehingga terjadi gelembunggelembung gas yang terakumulasi sampai nilai tertentu (300 - 350 Cm3). Gas tersebut menekan pelampung untuk kontak alarm, dan mengirim sinyal ke panel kontrol dan dipanel timbul sinyal Bucholtz alarm dan bel berbunyi .
207

Lanjutan 3.2.

a Jika didalam trafo terjadi partial discharge pada isolasi, maka akan terjadi gelembung gas (seperti diatas) maka timbul Bucholtz alarm dan bel berbunyi. a Jika minyak didalam trafo bocor sehingga sampai tingkat permukaan rele bucholtz, maka apabila pelampung atas sudah tidak terendam minyak, maka kontak bucholtz alarm akan tertutup dan memberikan sinyal bucholtz alarm dan bel berbunyi.

208

3.3. BUCHOLTZ ALARM

a Bucholtz Alarm

a Indikasi ini menunjukan bahwa

kontak rele

Bucholtz untuk Alarm bekerja (kontak rele bucholtz ada dua ,satu alarm dan yang satunya trip). a Bekerjanya disebabkan beberapa kejadian yaitu :

209

3.4. WINDING TEMPERATURE ALARM

a Winding a Winding primer temperature Indikasi ini menunjukan bahwa suhu (temperature) alarm kumparan primer panas melebihi setting alarm termometer (misalnya 85 C) dan sushu trafo mencapai 85 C ,maka kontgak alarm pada termometer (termostat) akan tertutup dan mengirim sinyal alarem ke panel kontrol winding primer alarm serta bel berbunyi. a Winding sekunder Indikasi ini menunjukan bahwa suhu (temperature) kumparan primer panas melebihi setting alarm termometer (misalnya 85 C) dan sushu trafo mencapai 85 C ,maka kontgak alarm pada termometer (termostat) akan tertutup dan mengirim sinyal alarem ke panel kontrol winding sekunder alarm serta bel berbunyi.
210

3.5. OLTC VOLTAGE REGULATOR ALARM

a OLTC voltage regulator alarm

a Pengaturan setting tegangan pada peralatan regulator tidak sesuai dengan tegangan yang diminta, maka rele regulator tegangan akan memberikan sinyal ke panel kontrol dan memberi sinyal OLTC voltage regulator alarm serta bel berbunyi.

211

3.6. TRANSFORMATOR COOLING FAULT ALARM

a Transformer cooling fault alarm

a Indikasi ini menunjukan bahwa sistem pendingin (kipas atau pompa minyak sirkulasi ada gangguan) yaitu : saklar termis untuk pasokan motor kipas pendingin trip (lepas) sehingga motor tidak berputar dan saklar termis tersebut kontak bantunya tertutup dan memberikan sinyal ke panel kontrol Transformer cooling fault alarem dan bel berbunyi. Pompa sirkulasi minyak tidak berputar/bekerja saklar termis untuk pasokan motor pompa minyak pendingin trip (lepas) sehingga motor tidak berputar dan saklar termis tersebut kontak bantunya menutup dan memberikan sinyal ke panel kontrol Transformer cooling fault alarm dan bel berbunyi.
212

3.7. MARSHALLING KIOSK FAULT ALARM

a Marshalling kios fault alarm

a Indikasi tersebut menunjukan terjadi gangguan sumber arus bolak-balik 220/380 V, yaitu saklar sumber tegangan AC 220/380 V trip, sehingga bay tersebut tidak ada pasokan AC, dan saklar tersebut kontak bantunya menutup dan mengirim sinyal gangguan ke panel kontrol sehingga timbul sinyal kios fault alarem dan bel berbunyi. Marshalling

213

3.8. FIRE PROTECTION OUT OF SERVICE ALARM

a Fire protection a Indikasi out of service alarm

ini

menunjukan

bahwa

sistem

pemadam api transformator tidak siap bekerja (out of service), yaitu akibat saklar DC 110 V sumber pasokan untuk sistem instalasi

pemadam api trip (tidak masuk), sehingga kontak bantunya menutup dan memgirim

sinyal ke panel kontrol dengan indikasi Fire protection out of service alarem berbunyi. dan bel

214

3.9. BUCHOLTZ TRIP

aBucholtz trip

aIndikasi ini menunjukan bahwa rele bucholtz bekerja menjatuhkan PMT (trip) yang disebabkan oleh :  Gangguan yang serius atau hubung singkat lilitan trafo/kumparan trafo sehingga terjadi penguraian minyak dan bahan isolasi lain serta menimbulkan gas dan aliran minyak dari trafo ke rele bucholtz ,sehingga kontak rele bekerja mengirim sinyal trip ke PMT primer dan sekunder,memberikan sinyal alarm bucholtz trip dan membunyikan bel.  Gangguan minyak trafo bocor sehingga terjadi penurunan permukaan minimum (sebelumnya minyak sampai level yang terjadi alarm bucholtz)

,sehingga kontak rele bekerja mengirim sinyal trip ke PMT primer dan sekunder,memberikan sinyal alarm bucholtz trip dan bel berbunyi.
215

Lanjutan 3.9.

 Terjadi gangguan alam ,misalnya gempa bumi yang besar ,sehingga terjadi goncangan minyak didalam terfo maupun rele bucholtz,dan kontak rele menutup memberikan sinyal trip PMT primer dan sekunder dan sinyal bucholtz trip bel atau klakson bunyi.

216

3.10. OIL TEMPERATURE TRIP

a Oil temperature trip

a Indikasi minyak setting

ini

menunjukan

bahwa

trafo panas yang melebihi pengaman temperatur,

sehingga kontak termometer untuk trip menutup memberikan sinyal

untuk menjatuhkan PMT primer dan sekunder dan mengirim sinyal ke panel kontrol bucholtz trip dan bel bunyi

217

3.11. WINDING TEMEPERATURE TRIP

a winding temperature trip

a Indikasi

ini

menunjukan

bahwa

winding atau kumparan trafo panas yang melebihi setting sehingga untuk trip pengaman kontak menutup guna dan

temperatur, termometer memberikan menjatuhkan

sinyal PMT primer

sekunder dan mengirim sinyal ke panel kontrol bucholtz trip dan bel bunyi.

218

3.12. PROTECTION DEVICE OLTC TRIP

a Protection OLTC trip

device a Indikasi ini menunjukan rele Jansen dan atau pengaman OLTC bekerja, akibat terjadi breakdown isolasi pada wadah tap changer atau

ketidaknormalan operasi tap changer atau terjadi tahanan pengalih putus, maka akan memberikan sinyal trip PMT primer dan sekunder dan sinyal ke panel protection device OLTC trip dan bel/klakson bunyi.

219

3.13. PRESSURE RELIEF DEVICE TRANSFORMATOR TRIP

a Pressure relief a Indikasi device transformer trip

ini

menunjukan

terjadi

gangguan

didalam trafo, misalnya hubung singkat lilitan /kumparan sehingga terjadi tekanan hidraulik di dalam trafo. a Tekanan ini didistribusikan ke semua arah didalam trafo yang akan mendorong dinding trafo,jika tekanan yang terjadi melebihi

kemampuan gaya dorong rele sudden pressure (misalnya 10 psi) maka katup piringan akan terdorong dan mengerjakan limit switch rele, memberikan sinyal trip ke PMT primer dan sekunder, serta sinyal ke panel kontrol
220

pressure relief device dan bel/klakson bunyi.

3.14. FIRE PROTECTION OPERATED TRIP

a Fire protection operated trip

a Indikasi

menunjukan

ada

gangguan

fire

protection trafo bekerja, yaitu indikasi ada kebakaran trafo, dan PMT trafo trip, bucholtz bekerja, fire detector bekerja, maka pemadam api memberikan sinyal untuk mengerjakan sistem pemadam api bekerja yaitu membuang sebagian permukaan minyak, kurang lebih 15 cm dari deksel atas, menutup bertekanan shutter, dan memasukan nitrogen

mengaduk minyak didalam tangki trafo,yang akhirnya api yang berkobar dapat padam dan mengirim sinyal ke panel kontrol pemadam atau panel kontrol fire protection operated bel bunyi.
221

3.15. CIRCUIT BREAKER 20 KV OPEN

a Circuit breaker 20 kV a Indikasi ini menunjukan bahwa pada open kubikel 20 kV ada yang trip, PMT yang trip tersebut memberikan sinyal ke panel kontrol circuit breaker 20 kV open bel bunyi.

222

3.16. DC SUPLLY FAILURE

a DC supply failure

a Indikasi menunjukan ada saklar DC 110 V panel kontrol atau proteksi pada panel trafo trip, dan kontak bantu saklar DC tersebut

memberikan sinyal DC supply failure dan bel berbunyi

223

3.17. MAIN PROTECTION OPERATED

a Main protection operated

a Indikasi ini menunjukan rele utama pengaman trafo (Diferensial) bekerja, sehingga kontak rele diferensial

menutup dan mengirim sinyal untuk mentripkan PMT primer dan sekunder serta mengirim sinyal ke panel kontrol Main protection operated bel

/klakson berbunyi.

224

3.18. BACK UP PROTECTION OPERATED

a Back up protection operated

a Indikasi

ini

menunjukan

rele

cadangan (back up) pengaman trafo (OCR,REF,SBEF) bekerja ,sehingga kontak rele (OCR, REF, SBEF)

menutup dan mengirim sinyal untuk mentripkan PMT primer dan sekunder serta mengirim sinyal ke panel kontrol Back up protection operated klakson berbunyi. bel /

225

3.19. BREAKER FAILURE OPERATED

a Breaker failure operated

a Indikasi menunjukan rele breaker failure bekerja, kontak rele breaker menutup memberi sinyal trip pada PMT dan PMT yang lain yang satu rel (bus) dan mengirim sinyal ke panel kontrol Breaker failure

operated dan b el/klakson berbunyi.

226

3.20. HEALTY TRIP 1 2 ALARM

a Healty trip 1-2 alarem

a Indikasi menunjukan ada gangguan sistem pemantau rangkaian trip PMT melihat ada ketidaknormalan (coil trip putus) dan mengirim alarm ke panel kontrol Healty trip 1-2 alarm dan bel berbunyi

227

3.21. TRANSFORMATOR FAULT ALARM STAGE

a Transformer fault alarem stage

a Indikasi menunjukan ada gangguan pada pengaman trafo (bucholtz,

suhu tinggi, permukaan minyak) dan kontak rele tersebut mengirim sinyal alarm ke panel kontrol Transformer fault alarm stage dan bel berbunyi.

228

3.22. TRANSFORMATOR FAULT TRIPPING STAGE

a Transformer fault tripping stage

a Indikasi menunjukan ada gangguan pada pengaman trafo (bucholtz, suhu tinggi, permukaan minyak, jansen,

sudden pressure) dan kontak rele tersebut mengirim sinyal trip ke PMT primer dan sekunder dan sinyal ke panel kontrol Transformer fault

tripping stage dan bel berbunyi.

229

3.23. AUTO RECLOSE IN PROGRESS

a Auto reclose in progress

a Indikasi menunjukan rele recloser bekerja pada waktu ada gangguan ,kontak rele memberikan indikasi ke panel kontrol Auto reclose in

progress dan bel/klakson berbunyi.

230

BAB IV TRAFO PEMAKAIAN SENDIRI

SUTT, SUTET & TRANSMISI TENAGA

231

4.1. FUNGSI

a Trafo PS adalah suatu alat listrik untuk menurunkan tegangan tinggi (biasanya 20 kV) menjadi tegangan rendah (220/380 Volt).

a Trafo PS ini berguna sebagai sumber AC 3 phase 220/380 Volt untuk kebutuhan listrik di suatu Gardu Induk misalnya : untuk penerangan, AC-AC, Rectifier dan peralatan lain yang memerlukan tenaga listrik.

232

4.2. JUMLAH TRAFO YANG DIBUTUHKAN

a Jumlah trafo distribusi di gardu induk idealnya adlah dua unit sehingga pada saat pemeliharaan trafo PS maka gardu induk tsb tidak kehilangan daya AC karena trafonya dipadamkan. Kapasitas trafo PS tergantung dari kapasitas yang digunakan oleh gardu induk tersebut tapi rata-rata diantara kapasitas 100 500 kVA, bahkan ada trafo yang khusus digunakan untuk pemasok kompressor baik phenuematik maupun hidrolik.

233

You might also like