You are on page 1of 34

LAPORAN PRAKTIKUM KOPERASI DAN KEMITRAAN AGRIBISNIS

DI KPSBU DAN BALITSA BIDANG KAJIAN MENEJEMEN KABUPATEN BANDUNG UTARA JAWA BARAT

Disusun Oleh : Dewandono Bimo Sakti H0809024

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SRAKARTA 2011

HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIKUM KOPERASI DAN KEMITRAAN AGRIBISNIS DI KPSBU DAN BALITSA BIDANG KAJIAN MENEJEMEN KABUPATEN BANDUNG UTARA JAWA BARAT

Disusun dan Diajukan Oleh : Dewandono Bimo Sakti H0809024

Surakarta,

Desember 2011

Dosen Pengampu

Co.Assisten

Setyowati, SP. MP NIP. 197103221996012001 Mengetahui, Ketua Program Studi Agribisnis

Yusuf Enril H0808XXX

Dr.Ir. Mohd. Harisudin M.Si NIP. 19671012 199302 1 001 INTISARI Dewandono Bimo Sakti. H0809024. 2011. Laporan Praktikum Koperasi dan Kemitraan Agribisnis. Di Koperasi Peternakan Sapi Bandung Utara (KPSBU), Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA), dan Kelompok Tani Mekar Tani Jaya. Bidang Kajian Organisasi.

Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 1-3 Desember 2011 bertempat di Koperasi Peternakan Sapi Bandung Utara (KPSBU), Balai Penelitian Tanaman Sayuran, dan Kelompok Tani Mekar Tani Jaya, Propinsi Jawa Barat. Praktikum Koperasi ini bertujuan agar mahasiswa dapat mensinergikan antara teori di bangku kuliah dengan aplikasinya di lapangan, dan memahami hambatan yang terjadi dalam perkembangan koperasi khususnya di bidang organisasi, mengetahui dan memahami perkembangan koperasi di Indonesia serta mahasiswa dapat mengetahui dan memahami sistem keorganisasian koperasi, baik struktur organisasi, koordinasi, pembagian kerja, tugas dan wewenang, tanggung jawab, sistem pengembilan keputusan, pola komunikasi organisasi, kemitraan dalam hubungan organisasi yang ada di Koperasi Peternakan Sapi Bandung Utara (KPSBU), Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA), dan Kelompok Tani Mekar Tani Jaya, Propinsi Jawa Barat. Metodologi yang digunakan dalam penyusunan laporan ini meliputi metode dasar, metode pengumpulan data dan metode analisis data. Metode dasar yang digunakan dalam praktikum Koperasi ini adalah deskriptif analitis. Metode pengumpulan data dengan menghimpun keterangan dari pengurus kedua Koperasi dan kemitraannya. Data juga diperoleh dari brosur serta laporan pertanggungjawaban pengurus dan pengawas kepada RAT. Metode analisis data dengan tabulasi persentatif baik secara kualitatif maupun kuantitatif. . KPSBU (Koperasi Peternakan Sapi Bandung Utara) merupakan koperasi yang bergerak dibidang usaha penampungan susu perahan dari peternakan sapi di wilayah Bandung Utara. Koperasi ini berperan juga sebagai distributor susu hasil perahan yang ditampung di koperasi tersebut kemudian disebarkan ke perusahaanperusahaan susu di wilayah tersebut. BALITSA adalah balai pertanian yang bergerak dalam bidang pengawasan, penelitian dan pengembangan jenis tanaman sayuran yang berada di Bandung. BALITSA dibawah kendali dari Departemen Pertanian ini memiliki peran penting dalam menjaga kualitas mutu dan diversifikasi tanaman sayuran di wilayah tersebut. BALITSA itu sendiri bermitra dengan kelompok tani Mekar Tani Jaya yang juga terbilang sebagai kelompok tani yang sukses dalam memberdayakan tanaman sayuran. Secara umum keorganisasian Koperasi Peternakan Sapi Bandung Utara (KPSBU), Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA), dan Kelompok Tani Mekar Tani Jaya relatif baik dan mengalami perkembangan yang membanggakan ditunjukkan dengan jumlah anggotanya dan jumlah SHU.

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karuniaNya sehingga laporan Koperasi dan Kemitraan Agribisnis ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah dan terlimpah kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, dan para pengikut beliau.

Laporan Koperasi dan Kemitraan Agribisnis ini disusun sebagai pemenuhan nilai dalam rangkaian kegiatan mata kuliah Koperasi dan Kemitraan Agribisnis program studi Agribisnis di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca. Dalam penyusunan laporan ini, penulis tidak lepas dari bantuan beberapa pihak, untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1. Para dosen yang tergabung dalam tim dosen Koperasi dan Kemitraan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Co-assisten Koperasi dan Kemitraan Agribisnis yang telah memberikan dukungan dan kemudahan dalam penyusunan laporan Koperasi dan Kemitraan Agribisnis ini hingga selesai. 3. Keluarga tercinta atas doa restu yang senantiasa menyertai dan senantiasa memberi semangat. 4. Teman-teman sekelompok yang telah membantu dalam penyusunan dan penulisan laporan Koperasi dan Kemitraan Agribisnis. Selanjutnya penulis menyadari bahwa laporan ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, untuk itu penulis mohon saran dan kritik yang membangun dari pembaca sekalian guna kesempurnaan laporan ini.

Surakarta, 15 Desember 2011

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................................... HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................................ INTI SARI .......................................................................................................................... KATA PENGANTAR ........................................................................................................

i ii iii iv

DAFTAR ISI ....................................................................................................................... DAFTAR GAMBAR .......................................................................................................... I. PENDAHULUAN ...................................................................................................... A. Latar Belakang ..................................................................................................... B. Permasalahan ....................................................................................................... C. Tujuan dan Kegunaan .......................................................................................... II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI ............................................ A. Tinjauan Pustaka .................................................................................................. 1. 2. Koperasi ........................................................................................................ Kemitraan......................................................................................................

v vi

1 3 3

5 5 7 8

B. Kerangka Teori..................................................................................................... III. METODOLOGI ........................................................................................................ A. Metode Dasar ....................................................................................................... B. Metode Pengumpulan Data .................................................................................. C. Metoe Analisis Data ............................................................................................. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................. A. Koperasi Kemitraan Agribisnis ............................................................................ 1. 2. 3. Koperasi Peternakan Sapi Bandung Utara(KPSBU) ..................................... Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA) ........................................... Kelompok Tani Mekar Tani Jaya ..................................................................

11 11 12

13 13 14 16 17 17

B. Kondisi Bidang Kajian ......................................................................................... 1. 2. V. Koperasi Peternakan Sapi Bandung Utara(KPSBU) .....................................

Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALISTA) dan Kelompok Tani Mekar Jaya 22

KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................................. A. Kesimpulan .......................................................................................................... B. Saran .................................................................................................................... 25 25

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur organisasi di Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA) Lembang Bandung ...................................................................... 14

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Berdasarkan tuntutan arus perubahan yang demikian cepat, Gerakan Koperasi diharapkan dapat memberikan kontribusi dan peranan nyata dalam mendukung perwujudan tatanan dan paradigma baru pembangunan ekonomi dalam era otonomi daerah saat ini, karena sebagaimana diamanatkan dalam rangka upaya meningkatkan taraf hidup kesejahteraan rakyat (penjelasan UU No. 22/1999 Pasal 43 huruf e), Koperasi merupakan perwujudan konsep demokrasi ekonomi yang ideal, yang harus dilakukan secara bersama-sama

melalui fasilitasi dan pengembangan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah yang mencakup permodalan, pemasaran, pengembangan teknologi, produksi, dan pengolahan serta pembinaan dan pengembangan sumber daya manusianya. Untuk memberdayakan koperasi agar dapat menjawab tantangan dan memanfaatkan peluang yang ada sebagai akibat dari krisis yang terjadi,

pendekatan yang dapat dilakukan seyogianya konsisten dengan amanat dan batasan yang ada dalam peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, yaitu koperasi dibangun dan membangun dirinya. Pendekatan koperasi dibangun, berarti ada komitmen dan

keberpihakan dari pemerintah dan masyarakat yang memungkinkan koperasi itu tumbuh dan berkembang sedangkan koperasi membangun dirinya, berarti harus ada komitmen, partisipasi dan upaya proaktif dari anggota, pengelola dan pengurus koperasi itu sendiri untuk mengembangkan potensi dan sumberdaya yang dimilikinya untuk ikut serta mengatasi krisis yang terjadi, yang antara lain nasional. Untuk dapat menjawab tantangan dan memanfaatkan peluang tersebut, Proses pendirian, seluk beluk kelembagaan dan pengelolaan koperasi periu terus diinformasikan kepada masyarakat luas. Koperasi sebagai salah satu lembaga ekonomi akan semakin dapat dipahami dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Pengembangan agribisnis yang bagian terbesar pelakunya petani kecil adalah perpaduan 1 antara koperasi dan korporasi agribisnis. Upaya upaya-upaya untuk meningkatkan ketahanan pangan

kelembagaan tersebut pada dasarnya dapat dipandang sebagai langkah menuju rekonstruksi ulang dalam penguasaan dan akses sumberdaya produktif di bidang pertanian, terutama berkaitan dengan pengembangan agribisnis. Agribisnis dan kelembagaan koperasi dipandang salah satu sosok yang tepat, mengingat program tersebut berciri sebagai asosiasi (perkumpulan

orang/petani), badan usaha dan juga sebagai suatu gerakan (untuk melawan penindasan ekonomi dan ketidakadilan sistem pasar).

Kelembagaan kelompok tani ke depan hendaknya mampu mempadukan diri dari kelembagaan usaha tani dalam ikatan horizontal menuju kelembagaan yang berorientasi pasar dan terintegrasi secara vertikal, atau berbentuk koperasi agribisnis yang berbadan hukum. Sistem Agribisnis Korporasi Terpadu meruoakan suatu kelembagaan. Salah satunya yaitu Kelompok Usaha Agribisnis Terpadu (KUAT). Kelompok usaha tersebut berbentuk korporasi, asosiasi atau koperasi yang berbadan hukum serta menerapkan manajemen korporasi dalam menjalankan usahanya. Kelompok juga mengembangkan pola kemitraan terpadu secara tidak langsung dengan mitra. Itu adalah salah satu contoh dimana pemberdayaan UKM perlu dipupuk sejak awal, karena UKM akan menjadi pemrakarsa terbentuknya komunikasi yang baik antar petani dan masyarakat. Lokasi praktikum Koperasi dan Kemitraan Agribisnis bertempat di KPSBU (Koperasi Peternak Susu Bandung Utara) dan BALITSA (Balai Penelitian Tanaman Sayuran) di Bandung Utara. Praktikum Koperasi dan Kemitraan Agribisnis ini diadakan pada hari Kamis tanggal 2 Desember 2011. Lokasi tersebut dipilih karena perusahaan ini mempunyai kreadibilitas dan akuntabilitas yang baik dengan mempertimbangkan aspek efektivitas, urgensi dan spesialisasi yang dimiliki oleh lokasi. Praktikum ini dilaksanakan guna untuk mensinergikan antara teori pada pertemuan tatap muka dengan aplikasinya di lapangan, mengidentifikasi permasalahan koperasi dan kemitraan di bidang agribisnis dan menerapkan ilmu tentang koperasi dan kemitraan untuk mengatasi permasalahan dan melakukan pengembangannya. B. Permasalahan Permasalahan yang dihadapi terutama menyangkut sistem manajemen koperasi yaitu : a. Bagaimana manajemen yang meliputi pola manajemen usaha, strategi manajemen, pengawasan), fungsi manajemen (perencanaan, dalam pelaksanaan pelaksanaan dan dan

kepemimpinan,

kemitraan

pembinaan manajemen,dan sistem informasi di KPSBU (Koperasi Peternak Susu Bandung Utara), BALITSA (Balai Penelitian Tanaman Sayuran) dan Mekar Tani Jaya?

b. Bagaimana hubungan kemitraan di BALITSA (Balai Penelitian Tanaman Sayuran) dengan kelompok tani MEKAR TANI JAYA? C. Tujuan dan Kegunaan 1. Tujuan Tujuan dari pelaksanaan praktikum Koperasi dan Kemitraan Agribisnis antara lain : a. Mahasiswa mengetahui manajemen yang meliputi pola manajemen usaha, strategi manajemen, fungsi manajemen (perencanaan,

pelaksanaan dan pengawasan), kepemimpinan, kemitraan dalam pelaksanaan dan pembinaan manajemen,dan sistem informasi di KPSBU(Koperasi Peternak Susu Bandung Utara), BALITSA

BALITSA (Balai Penelitian Tanaman Sayuran) dan Kelompok Tani Mekar Tani Jaya. b. Untuk mengetahui hubungan kemitraan di BALITSA (Balai Penelitian Tanaman Sayuran) dengan kelompok tani MEKAR TANI JAYA. 2. Kegunaan Praktikum koperasi ini diharapkan dapat memberi kegunaan sebagai berikut : a. Bagi Koperasi, praktikum ini memberikan informasi tentang

pentingnya manajemen dalam pengembangan koperasi. b. Bagi Fakultas, praktikum ini dapat menambah arsip dan pengetahuan tentang koperasi. c. Bagi Mahasiswa, praktikum ini merupakan salah satu pelengkap dari mata kuliah koperasi yang dilaksanakan oleh Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian UNS.

II.

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

A. Tinjauan Pustaka 1. Koperasi Menurut Undang-undang No. 25/1992, koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-perorangan atau badan hukum Koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan

(Sitio dan Tamba, 2001). Makna koperasi dipandang dari sudut organisasi ekonomi adalah suatu organisasi bisnis yang para pemilik/anggotanya adalah juga pelanggan utama perusahaan tersebut. Kriteria identitas koperasi akan merupakan dalil/prinsip identitas yang membedakan unit usaha koperasi dari unit usaha lainnya (Hendar dan Kusnadi, 2007). Elemen yang terkandung dalam koperasi menurut International Labour Organization adalah: a. perkumpulan orang-orang, b. penggabungan orang-orang tersebut berdasarkan kesukarelaan, c. terdapat tujuan ekonomi yang ingin dicapai, d. koperasi yang dibentuk adalah suatu organisasi bisnis (badan usaha) yang diawasi dan dikendalikan secara demokratis, e. terdapat kontribusi yang adil terhadap modal yang dibutuhkan, f. anggota koperasi menerima resiko dan manfaat secara seimbang (Sitio dan Tamba, 2001) Koperasi merupakan lembaga yang harus dikelola sebagaimana layaknya lembaga bisnis. Di dalam sebuah lembaga bisnis diperlukan sebuah pengelolaan yang efektif dan efisien yang dikenal dengan manajemen. Demikian juga dalam badan usaha koperasi, manajemen merupakan satu hak yang harus ada demi terwujudnya tujuan yang diharapkan. Prof. Ewell Paul Roy mengatakan bahwa manajemen koperasi melibatkan 4 (empat)

unsur yaitu: anggota, pengurus, manajer, dan karyawan. Seorang manajer harus bisa menciptakan kondisi yang mendorong para karyawan agar mempertahankan produktivitas yang tinggi. Karyawan merupakan

penghubung antaramanajemen dan anggota pelanggan (Hendrojogi, 2003). Koperasi tetap merupakan sebuah organisasi yang ingin mencapai tujuan-tujuan tertentu. Untuk meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan kesejahteraan masyarakat pada umumnya. Manajemen merupakan kebutuhan mutlak bagi setiap organisasi. Hakikat manajemen adalah mencapai tujuan melalui tangan orang lain. Pencapaian tujuan melalui tangan orang lain itu dilakukan oleh manajemen dengan melaksanakan fungsi-fungsi manajemen yaitu fungsi perencanaan, fungsi pengorganisasian, fungsi pengkoordinasian, fungsi pelaksanaan dan fungsi pengawasan. Dengan demikian keberhasilan sebuah manajemen sebuah organisasi akan sangat tergantung pada pelaksanaan masing-masing fungsi tersebut. Apabila menggunakan konsultan mungkin terbatas dengan dana dan waktu, sehingga pendekatan manageriil harus dilakukan sendiri oleh koperasi, yang harus dilakukan adalah berusaha meneliti pola-pola dan perubahan dalam manajemen. Apa yang menyimpang dari pola tersebut perlu diperhartikan sehingga tindak lanjut dari hal itu dengan membatasi gerakan dan mengarahkan kebijakan umum maupun strategi yang

dilakukan peran-peran manajemen merujuk pada tingkah laku manajerial, secara umum peran manajemen terdiri dari peran yang berkaitan dengan hubungan antar pribadi, berkaitan dengan informasi, berkaitan dengan pengambilan keputusan. Peran yang berkaitan dengan hubungan antar pribadi adalah pemimpin dan penghubung. Pemantau dan penyebar adalah peran yang berkaitan dengan informasi. Sedangkan wirausaha, pengendali gangguan, pengalokasi sumber daya, dan perunding merupakan peran yang berkaitan dengan pengambilan keputusan (Baswir, 2000). Koperasi pada negara-negara yang sedang berkembang, pada umumnya tidak memiliki kesempatan untuk tumbuh secara bertahap serta

meningkatkan efisiensi ekonominya sejajar dengan para pesaing swasta

utama dan lembaga ekonomi pemerintah. Para anggota koperasi harus mampu mengendalikan manajemen koperasi sedemikian rupa sehingga manajemen dapat dan berkeinginan untuk memajukan kepentingan anggotanya. Koperasi harus memiliki keunggulan-keunggulan kompetitif yang potensial dibanding dengan lembaga-lembaga lainnya serta koperasi harus mengimplementasikan atau mewujudkan keunggulan ini bagi kepentingan anggotanya (Ropke, 2000). 2. Kemitraan Kemitraan usaha agribisnis ini merupakan hubungan bisnis antara inti dan plasma dimana masing-masing pihak memperoleh penghasilan dari usaha bisnis yang saling terkait dengan tujuan untuk mencapai keuntungan bersama dengan dilandasi rasa saling membutuhkan dan saling

menguntungkan (Yuari, 2008). Praktik kemitraan agribisnis ternyata tidak semudah seperti dengan pengertian kemitraan itu sendiri.Hal itu terkait dengan manusia sebagai subyek dan sekaligus sasaran dari kemitraan.Manusia yang terdiri dari pihak pengusaha, pemerintah, dan petani merupakan unsur terpenting di dalam mewujudkan kelanjutan dari program tersebut.Kelembagaan pengawasan juga diperlukan untuk mengawasi jalannya kemitraan dari pemerintah dan pengusaha sehingga tidak merugikan kaum petani. Pihak pemerintah juga bisa berfungsi sebagai pengawasan dan perantara jalannya proses kemitraan antara pengusaha dan petani, walaupun dalam kenyataannya lembaga pengawasan ini sulit didapatkan (Sulaksana, 2009). Tidak selamanya konsep kemitraan mengandung unsur yang saling menguntungkan kedua belah pihak.Lebih lanjut, dalam tataran konsep bentuk kemitraan dapat digolongkan kepada dua, yaitu kemitraan dispersal dan kemitraan sinergis (Sumardjo, 2004). Konsep yang pertama, mengandung makna sebagai bentuk kerjasama antar pelaku yang satu sama lain tidak memiliki ikatan formal yang kuat. Pada pola ini, pihak pengusaha lebih kuat dibandingkan dengan produsen.Kondisi seperti ini menimbulkan kesenjangan dalam hal

informasi tentang mutu, harga, teknologi serta akses permodalan.Sementara konsep sinergis berbasis pada kesadaran saling membutuhkan dan saling mendukung pada masing-masing pihak yang bermitra (Gani, 2008). Kemitraan biasanya didefinisikan sebagai hubungan sukarela dan bersifat kerja sama antara beberapa pihak, baik pemerintah maupun swasta, yang semua orang didalamnya setuju untuk bekerja sama dlam meraih tujuan bersama dan menunaikan kewajiban tertentu serta menanggung resiko, tanggung jawab, sumber daya, kemampuan dan keuntungan secara bersama sama. Kunci utama terlaksananya kemitraan adalah dengan menerapkan koordinasi, integrasi dan singkronisasi seluruh programprogram dikmas dengan lembaga-lembaga terkait yang berpartisipasi dalam kemitraan tersebut (Anonima, 2011) Kemitraan adalah suatu pola kerjasama yang saling menguntungkan kedua belah pihak antara mitra (peternak) dan inti berdasar ikatan kerjasama. Jika anda sebagai peternak mempunyai modal kerja namun masih mengalami kesulitan pengadaan sapronak (DOC, Pakan, Obat, Vaksin dan Desinfektan) dan pemasaran hasil produksi maka kami (inti) sanggup
b

membantu

anda

dalam

usaha

budidaya

ternak

ayam

(Anonim , 2010). B. Kerangka Teori Sistem manajemen di lembaga koperasi harus mengarah kepada manajemen partisipatif yang di dalamnya terdapat kebersamaan, keterbukaan, sehingga setiap anggota koperasi baik yang turut dalam

pengelolaan(kepengurusan usaha) ataupun yang di luar kepengurusan (angota biasa), memiliki rasa tanggung jawab bersama dalam organisasi koperasi (Anoraga dan Widiyanti, 2002). Manajemen merupakan ilmu yang mempelajari kegiatan-kegiatan manusia untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Manajemen strategik merupakan ilmu yang mempelajari perumusan pelaksanaan dan evaluasi keputusan-keputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi mencapai tujuannya. Keputusan-keputusan manajemen strtegik antara lain

digunakan untuk mendapatkan keunggulan kompetitif jangka panjang dan baik buruknya keputusan-keputusan itu memiliki konsekuensi yang berat dan bersifat multidimensional bahkan dampak negatifnya dapat berlangsung lama (Sutamto, 2004). Dari sudut pandang organisasi, manajemen koperasi pada prinsipnya terbentuk dan tiga unsur: anggota, pengurus, dan karyawan. Dapat dibedakan struktur atau alat perlengkapan onganisasi yang sepintas adalah sama yaitu: Rapat Anggota, Pengurus, dan Pengawas. Unsur Pengawas seperti yang terdapat pada alat perlengkapan organisasi koperasi, pada hakekatnya adalah merupakan perpanjangan tangan dan anggota, untuk mendampingi Pengurus dalam melakukan fungsi kontrol sehari-hari terhadap jalannya roda organisasi dan usaha koperasi. Keberhasilan koperasi tergantung pada kerjasama ketiga unsur organisasi tersebut dalam mengembangkan organisasi dan usaha koperasi, yang dapat memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada anggota. Dan sudut pandang proses, manajemen koperasi lebih mengutamakan demokrasi dalam pengambilan keputusan. Istilah satu orang satu suara (one man one vote) sudah mendarah daging dalam organisasi koperasi. Terakhir, ditinjau dan sudut pandang gaya manajemen (management style), manajemen koperasi menganut gaya partisipatif (participation management), di mana posisi anggota ditempatkan sebagai subjek dan manajemen yang aktif dalam mengendalikan manajemen perusahaannya (Arief, 2007) Badan usaha koperasi di Indonesia memiliki manajemen koperasi yang dirunut berdasarkan perangkat organisasi koperasi, yaitu: Rapat anggota, pengurus, pengawas, dan pengelola. Telah diuraikan sebelumnya bahwa, watak manajemen koperasi ialah gaya manajemen partisipatif. Pola umum manalemen koperasi yang partisipatif tersebut menggambarkan adanya interaksi antar unsur manajemen koperasi. Terdapat pembagian tugas (job description) pada masing-masing unsur. Demikian pula setiap unsur manajemen mempunyai lingkup keputusan (decision area) yang berbeda, kendatipun masih ada lingkup keputusan yang dilakukan secara bersama

(shared decision areas) Adapun lingkup keputusan masing-masing unsur manajemen koperasi adalah sebagai berikut : 1. Rapat Anggota merupakan pemegang kuasa tertinggi dalam menetapkan kebijakan umum di bidang organisasi, manajemen, dan usaha koperasi. Kebijakan yang sifatnya sangat strategis dirumuskan dan ditetapkan pada forum Rapat Anggota. Umumnya, Rapat Anggota diselenggarakan sekali setahun. 2. Pengurus dipilih dan diberhentikan oleh rapat anggota. Dengan demikian, Pengurus dapat dikatakart sebagai pemegang kuasa Rapat Anggota dalam mengoperasionalkan kebijakan-kebijakan strategis yang ditetapkan Rapat Anggota. Penguruslah yang mewujudkan arah kebijakan strategis yang menyangkut organisasi maupun usaha. 3. Pengawas mewakili anggota untuk melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan yang dilaksanakan oleh Pengurus. Pengawas dipilth dan diberhentikan oleh Rapat Anggota. OIeh sebab itu, dalam struktur organisasi koperasi, posisi Pengawas dan Pengurus adalah sama. 4. Pengelola adalah tim manajemen yang diangkat dan diberhentikan oleh Pengurus, untuk melaksanakan teknis operasional di bidang usaha. Hubungan Pengelola usaha (managing director) dengan pengurus koperasi adalah hubungan kerja atas dasar perikatan dalam bentuk perjanjian atau kontrak kerja (Hendar dan Kusnadi, 2001) Organisasi membutuhkan manajemen sekaligus kepemimpinan agar efektif. Kepemimpinan diperlukan untuk menciptakan perubahan, dan manajemen diperlukan untuk menciptakan keteraturan. Manajemen bersama kepemimpinan dapat menciptakan perubahan yang tertib dan kepemimpinan bersama manajemen menjaga organisasi agar tetap selaras denagn lingkungannya (Griffin, 2004). Terdapat pembagian tugas (job description) pada masing-masing unsur. Demikian juga setiap unsur manajemen mempunyai lingkungan keputusan (decision area) yang berbeda, meskipun masih ada lingkup keputusan yang

dilakukan secara bersama (shared decision areas). Adapun lingkup keputusan masing-masing unsur manajemen koperasi adalah sebagai berikut : 1. Rapat Anggota 2. Pengurus 3. Pengawas 4. Pengelola (Sitio dan Halomoan, 2001).

III. A. Metode Dasar

METODOLOGI

Metode dasar praktikum yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang memberikan gambaran atau uraian atas suatu keadaan sejelas mungkin tanpa ada perlakuan terhadap objek yang diteliti. B. Metode Pengumpulan Data Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive), yaitu penentuan daerah/lokasi yang diambil secara sengaja berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu sesuai dengan tujuan praktikum. Praktikum Koperasi dan Kemitraan Agribisnis dilaksanakan di KPSBU dan BALITSA, Lembang, Jawa Barat. Metode pengumpulan yang dilakukan dalam penyusunan laporan Praktikum Koperasi dan Kemitraan Agribisnis ini adalah: 1. Observasi Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi adalah melakukan pengamatan langsung ke lapangan dengan melihat objek penelitian. Dalam hal ini penulis menggunakan teknik observasi terstruktur yaitu observasi yang telah dirancang secara sistematis tentang apa yang akan diamati dan dimana tempatnya. Praktikan telah mengetahui dengan pasti variabel apa yang akan diamati. 2. Wawancara Teknik pengumpulan data yang kedua dalam penyusunan laporan ini adalah teknik wawancara/interview dengan daftar pertanyaan yang sudah

dipersiapkan.

Wawancara

dilakukan

melalui

tatap

muka

dengan

narasumber yang berkaitan. Dalam hal ini peneliti menggunakan daftar pertanyaan yang berkaitan dengan tema praktikum yang telah dipersiapkan terlebih dahulu, lalu mengadakan tanya jawab dengan narasumber dimana praktikum dilaksanakan. 3. Pencatatan Teknik pencatatan adalah teknik pengumpulan data dengan menggunakan media catatan oleh peneliti mengenai data atau informasi penting yang diperoleh dari narasumber atau objek penelitian. Pencatatan 11 data dapat dilakukan dengan mencatat data dari brosur, papan informasi ataupun buku-buku yang tersedia di perusahaan tersebut. C. Metode Analisis Data Data yang telah terkumpul dari praktikum Koperasi dianalisis dengan menggunakan tabulasi persentatif secara kualitatif. Tabulasi presentatif yaitu data-data yang diperoleh dijabarkan untuk memperoleh pemahaman makna, mengembangkan teori dan menggambarkan realitas yang kompleks serta menggunakan teori yang berhubungan dengan permasalahan di koperasi yang bersangkutan. Metode kualitatif yaitu menggunakan teoriteori yang berhubungan dengan permasalahan yang terjadi di koperasi yang bersangkutan.

IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Koperasi Kemitraan Agribisnis 1. Koperasi Peternakan Sapi Bandung Utara (KPSBU) KPSBU berdiri sejak tahun 1971 di daerah Lembang, Bandung Utara. KPSBU saat ini memiliki 7000 anggota dengan jumlah sapi perahnya mencapai 21.036 ekor yang di quarter mulai September 2011 yang lalu dan terus berupaya mencapai tujuan menjadi koperasi susu terdepan di Indonesia dalam menyejahterakan anggota. Keunggulan koperasi ini adalahanggota yang setia dan aktif dalam menjalankan semua kewajibannya.Koperasi ini memiliki visi dan misi, dan juga nilai-nilai. Visi KPSBU adalah menjadi koperasi susu terdepan di Indonesia dalam menyejahterakan anggota. Misi KPSBU adalah mennyejahterakan anggota melalui layanan prima dalam industri persusuan dengan manajemen yang berkomitmen,

meningkatkan kapasitas kelembagaan koperasi melalui pendidikan, pemberdayaan SDM dan kemitraan strategis.Nilai-nilai

KPSBUinovatif, dinamis, berorientasi pada kualitas, keterbukaan, keadilan, demokratis, mandiri. Tujuan utama KPSBU adalah menghasilkan produk bermutu tinggi, yakni susu segar yang dihasilkan peternak sebagai produk

bermutu tinggi di pasaran. Wilayah kerja KPSBU adalah seluruh Provinsi Jawa Barat. Data KPSBU: a. No registrasi : 000318 b. Nama koperasi : KPSBU Lembang c. Alamat koperasi : Lembang Kecamatan Lembang Kabuupaten Bandung d. Badan hukum nomor : 4891/bh/dk-10/12 tanggal : 08-08-

1971data baru nomor : 4891/bh/pad/kwk.10/ix/95 tanggal: 25-101995 Keunggulan KPSBU adalah produksi susu murni :149.492 Kg (150 ton) per hari. Populasi13 perah :16.469 ekor. Anggota peternak Sapi sebanyak 7.000 aktif. 2. Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA) Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA) Lembang terletak pada ketinggian 1250 meter di atas permukaan laut dan terletak pada 107,300 BT dan 6,300 LS. BALITSA mempunyai areal seluas 36 hektar yang terletak di Kp. Margahayu, Desa Cikole, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung , Provinsi Jawa Barat. Tipe tanah yang terdapat di BALITSA adalah tanah andosol yang berasal dari abu vulkanik Gunung Tangkuban Perahu. Struktur tanah adalah remah dan gembur dengan tekstur tanah terdiri dari debu, lempung berdebu dan lempung. Warna tanah hitam, abu- abu dan coklat dengan pH tanah 5,5 6. Suhu di BALITSA berkisar antara 19 C sampai 24 C dan memiliki curah hujan 2207 mm/tahun, dengan kelembaban udara antara 70 sampai 90%. Kecepatan air tanah baik/ porous dengan tipe iklim B Schmidt Ferguson. Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA) Lembang didirikan pada tahun 1940 dan berada dibawah naungan Balai Penelitian Teknologi Pertanian Bogor. Kegiatan penelitian mulai dilaksanakan di Kp. Margahayu Lembang sejak tahun 1940 sampai tahun 1942. Tahun 1968 Kebun Percobaan berubah nama menjadi

Lembaga Penelitian Hortikulura Cabang Lembang. Tahun 1980, Lembaga Penelitian Hortikulura Cabang Lembang berganti nama menjadi Balai Penelitian Tanaman Pangan. Sejak dikeluarkannya Keputusan Menteri Pertanian No. 861/kpts/org/12/1982 pada tahun 1982, status lembaga diubah menjadi Balai Penelitian Hortikultura (BPH) Lembang. Tanggal 1 April 1995, menyusul terjadinya re-

organisasi di Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian, terutama menyangkut mandat Balai, serta Keputusan Mentri Pertanian RI No. 796/kpts/ot.210/12/1994, Balai Penelitian Hortikultura Lembang

berubah nama menjadi Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA) Lembang. Visi Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA) adalah menjadi/menuju lembaga penelitian tanaman sayuran kelas dunia dalam menciptakan, menghasilkan dan mengembangkan IPTEK tanaman sayuran yang berorientasi kepada kebutuhan pengguna. Misi Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA) adalah : a. Menciptakan, menghasilkan dan mengembangkan IPTEK Strategis Sayuran sesuai kebutuhan pengguna. b. Mengembangkan kerjasama Nasional dan Internasional melalui pola kemitraan menuju kemandirian Penelitian Tanaman Sayuran. c. Mengembangkan kapasitas dan publisitas serta pelayanan prima dalam penelitian sayuran. Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA) memiliki beberapa komoditas unggulan yang dibagi menjadi empat prioritas, yaitu: a. Komoditas utama : Kentang, cabai merah, bawang merah, kubis, tomat, buncis, kacang panjang dan jamur b. Komoditas unggulan : Kentang, cabai merah dan kacang merah

c. Komoditas prospektif : Terung dan Mentimun d. Komoditas trendsetter : Sayuran tropis asli Indonesia

Kedudukan Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA) Lembang pada saat ini bernaung di bawah Departemen Pertanian Republik Indonesia, yang berkedudukan di Jalan Margasatwa, Ragunan, Jakarta Selatan. Oleh karena itu lembaga ini merupakan salah satu Balai Penelitian Tanaman Sayuran yang berstatus sebagai instansi pemerintah

Struktur organisasi di Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA) adalah sebagai berikut: Kepala BALITSA

Sub Bagian Tata Usaha

Seksi Pelayanan Teknik

Seksi Jasa Penelitian

Kelompok Jabatan Fungsional

Ekofiolog i

Fisiologi

Pemuliaan

Pustakawan

Hama dan Penyakit

Pranata Komputer

Teknik Litkayasa

Gambar 1. Struktur organisasi di Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA) Lembang Bandung

3. Kelompok Tani Mekar Tani Jaya Kelompok Mekar Tani Jaya berdiri pada tanggal 10 Oktober 1987 dan berdomisili di Jl. Cibeunying No. 85 Rt 02/10 CibodasLembang-Bandung Barat-Jawa Barat. Mekar Tani Jaya merupakan penerus dari kelompok tani CIUNG WANARA yang berbasis kelompok tani. Mekar Tani Jaya bergerak dalam bidang agribisnis dan dalam pelaksanaannya di usahakan secara kolektif (kelompok). Dengan semangat dan tekad yang kuat dari pada pendiri, Mekar Tani Jaya terus meningkatkan kemampuan baik sisi manajemen maupun pengembangan usah tani di mulai dari teknik budidaya konvensional menjadi modern yang di padukan dengan penerapan teknologi, penanganan hasil panen, pasca panen, dan packing. Dengan modal pengalaman dan pengetahuan serta niat yang kuat guna menghasilkan yang terbaik, Mekar Tani Jaya kian memantapkan langkah demi langkah untuk mencapai usaha yang menguntungkan berkelanjutan dan berkesinambungan demi

meningkatkan kesejahteraan agar masyarakat tani bias sejajar dengan profesi lainnya. Bekerjasamanya antara BALITSA (Balai Penelitian Tanaman Sayuran) dengan Kelompok Tani Mekar Tani Jaya disini adalah dalam hal budidya tanaman sayuran. Dimana pihak BALITSA (Balai Penelitian Tanaman Sayuran) membuat bibit-bibit unggul dan Kelompok Tani Mekar Tani Jaya sebagai pengguna produknya. Dengan adanya ini pihak BALITSA (Balai Penelitian Tanaman Sayuran) dapat lebih mudah memasarkan atau mengenalkan varietas baru kepada para petani yang ada di sekitar Lembang Bandung. B. Kondisi Bidang Kajian 1. Koperasi Peternakan Sapi Bandung Utara (KPSBU) Suatu strategi manajemen suatu perusahaan di awali dengan visi dan misi yang di buat oleh perusahaan. Pada KPSBU terdapat visi, nilai-

nilai dan tujuan perusahaan. Visi pada KPSBU adalah menjadi koperasi susu terdepan di Indonesia dalam menyejahterakan anggota. Gambaran yang di dapat dari membaca visi ini adalah pola manajemen yang service oriented terhadap anggotanya. Service oriented yang ada pada KPSBU 70% untuk anggota dan 30% untuk usaha. 70% kembali kepada anggota yakni memberikan pelayanan yang istimewa kepada setiap anggota di karenakan tanpa anggota berkualitas kemitraan tak akan berkembang. Pelayanan yang dilakukan adalah : a. Pelayanan kredit melalui proses yang mudah, cepat dan tanpa bunga b. Layan antar sembako dan sapronak c. Kredit sapi bergulir (tanpa bunga) d. Pendidikan dan pelatihan e. Pelayanan kesehatan hewan, inseminasi buatan dan potong kuku f. Pelayanan kesehatan bagi anggota g. Penyediaan lahan rumput bekerja sama dengan Perum Perhutani (600 Ha) h. Penyediaan pakan konsentrat ( 100 ton / hari) i. Gudang pakan konsentrat di Subang Jawa Barat ( 4.000 m2 ) j. Penyuluhan teknis peternakan k. Penjemputan susu ke daerah Pelayanan yang di berikan pada setiap anggotanya membuat para anggota setia menjadi mitra koperasi selain itu jumlah anggota terus bertambah dari tahun ke tahun hingga saat ini mencapai 7000 anggota. Pola manajemen inilah yang dapat membantu memperkuat kemitraan ke anggota dan dapat terus menjadi daya tarik bagi peternak lain untuk setia menjadi mitra KPSBU. Service oriented sebesar 30% diberikan untuk usaha. Usaha yang di lakukan adalah menampung susu dan mengirimnya ke IPS (Industri Pengolah Susu) dan akan d kirimkan ke perusahan Susu Bendera, Danone, Danone Dairy Indonesia, Indolacto dan pabrik permen. Selain itu koperasi juga bermitra dengan PT. ISAM (Industri Susu Asli Murni). PT. ISAM adalah perusahaan di bawah asuhan GKSI (Gabungan

Koperasi Susu Indonesia). GKSI merupakan koperasi sekunder yang terdiri dari 25 koperasi susu di Jawa Barat. Nilai-nilai di KPSBU adalah inovatif, dinamis, berorientasi pada kualitas, keterbukaan, keadilan, demokratis, dan mandiri. Nilai-nilai KPSBU tersebut menjadi acuan dalam menjalankan fungsi manajemen. Fungsi manajemen terdiri dari perencanaan, pelaksanaan dan

pengawasan Tujuan dari KPSBU adalah menghasilkan produk bermutu tinggi, yakni susu segar yang dihasilkan peternak sebagai produk bermutu tinggi di pasaran. Dengan tujuan ini dapat menjadi acuan agar dalam melakukan produksi harus berpedoman terhadap kualitas. Kualitas dapat terus ditingkatkan dengan menggunakan mesin-mesin yang canggih dan higienis sehingga kualitas susu terus terjaga. Pengawasan juga harus tidak lepas dari produksi agar meminimalisasi adanya kesalahan dalam produksi. Sistem informasi manajemen yang terdapat pada KPSBU dapat dilakukan antara anggota dan KPSBU secara dua arah dan leluasa. Secara dua arah dikarenakan antara anggota dan KPSBU dapat terjadi timbal balik dalam berkomunikasi. KPSBU memiliki kantor yang dapat didatangi oleh para anggota selama jam kerja jika anggota membutuhkan informasi tentang hubungan kemitraan. Jika ada informasi baru tentang suatu inovasi ataupun ilmu maka KPSBU memberikan penyuluhan kepada para anggotanya. Koperasi Peternak Susu Bandung Utara (KPSBU) menggunakan empat tipe strategi manajemen yaitu : a. Instruktif, merupakan instruksi atau perintah untuk melakukan kegiatan usaha yang telah direncanakan dimana segala kesepakatan yang telah ditetapkan pada RAT harus dijalankan sebaik mungkin. b. Konsultatif, maksudnya yaitu segala kendala dan hambatan dalam mengembangkan koperasi harus dibicarakan bersama agar tercapai suatu solusi.

c. Partisipatif, artinya setiap anggota koperasi baik itu pengurus atau bukan harus ikut berpartisipasi dalam kegiatan koperasi demi meningkatkan kesejahteraan anggota koperasi. d. Delegatif, artinya setiap kegiatan dipercayakan kepada pengurus yang benar-benar mampu menjalankan manajemen dengan baik dan diperiksa oleh badan pemeriksa. Keempat tipe strategi manajemen tersebut digunakan oleh KPSBU untuk dapat mengimplementasikan rencana yang telah disepakati dalam rapat anggota tahunan (RAT). Selain itu diharapkan dapat mengantarkan menjadi koperasi susu terdepan di Indonesia dalam menyejahterakan anggota, sesuai misi KPSBU sendiri. Optimalisasi fungsi-fungsi manajemen KPSBU yaitu berkaitan dengan kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,

pengkoordinasian dan pengawasan yang dibahas dalam RAT. Fungsifungsi manajemen tersebut adalah :

a. Perencanaan Rapat Anggota Tahunan memilih beberapa pengurus seperti ketua, bendahara dan sekretaris. Pengurus yang terpilih bertugas untuk mengelola kegiatan koperasi, periode atau masa jabatannya adalah selama lima tahun. Rapat Anggota Tahunan KPSBU dilaksanakan untuk merencanakan berbagai kegiatan yang akan diusahakan pada tahun berikutnya. Semua anggota menyampaikan inisiatifnya dan ditetapkan dalam RAT, apabila usulan tersebut disetujui maka akan direalisasikan. b. Pengorganisasian Kegiatan pengorganisasian yaitu mengumpulkan berbagai sumber daya manusia, uang dan barang yang dibutuhkan, serta bagaimana cara atau usaha pelaksanaan dan siapa yang melaksanakan untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Jalannya organisasi

dilakukan oleh pengurus dibantu administratur beserta karyawan yang bekerja secara fungsional sesuai dengan bidang tugas masing-masing. c. Pengarahan Menuntun bagian yang terdapat dalam tanggung jawab pengurus agar dapat diarahkan pada tujuan akhir setiap tugas yang diberikan pada bawahan dalam bentuk tertentu, disertai dengan pengawasan. Pengurus menjelaskan bahwa usaha perseorangan harus sesuai dengan

kemampuan untuk mencapai tujuan dan bagaimana hubungannya dengan kebijakan program organisasi koperasi. d. Pengkoordinasian Berperan dalam menyelaraskan gerak koperasi dalam mencapai sasaran sehingga semua pihak yang terlibat dapat saling mengisi dan tidak terjadi pertentangan, baik itu antara kerja pengurus, administratur dan karyawan. Pada KPSBU koordinasi antara pengurus, karyawan dan anggota telah dilaksanakan setiap saat sesuai dengan kapasitas tugas dan tanggung jawab masing-masing.

e. Pengawasan Tujuan dari pengawasan ini adalah utuk mengendalikan organisasi usaha koperasi agar berjalan dengan lancar serta

mengarahkan kegiatan koperasi agar sesuai dengan rencana kerja yang telah diputuskan dalam Rapat Anggota Tahunan serta Evaluasi. Pada KPSBU, pengawas dipilih dari salah satu anggota koperasi. Biasanya dipilih anggota yang lebih senior. Struktur manajemen yang terdapat di KPSBU memiliki kekuasaan tertinggi pada Rapat Anggota. Sebelum diadakan RAT maka akan diadakan Pra RAT. Pada RAT nantinya akan dipilih dan diangkat pengurus dan badan pengawas. Setelah itu pengurus akan memilih dan mengangkat tim direksi yang berperan sebagai manajer.

Upaya yang dilakukan oleh KPSBU agar koperasi ini dapat berkembang dengan baik adalah dengan menyusun strategi manajemen, yaitu : a. Strategy Planning Strategi planning yang digunakan oleh KPSBU adalah bertujuan untuk menyusun segala perencanaan yang berisi strategi-strategi dalam menjalankan kegiatan usahanya. Strategi planning digunakan untuk jangka waktu 5 tahun. b. Business Planning Bisnis planning berfungsi sebagai alat untuk meyakinkan investor dan sebagai panduan bagi pelaksana usaha dalam menjalankan konsep usahanya. Untuk dapat memenuhi kedua fungsi di atas, maka bisnis plan yang dijalankan oleh KPSBU mengikuti aturan-aturan yang ada yaitu menjelaskan konsep usaha dengan baik, menggunakan datadata yang akurat, relevan, up to date, dan detail, membedakan mana yang merupakan asumsi dan mana yang merupakan fakta (semua asumsi dan fakta harus diungkapkan dengan jujur, detil dan akurat), memuat perhitungan yang detil dan akurat dan konsisten antara satu bagian dengan bagian yang lain (misalnya, konsistensi antara marketing plan dengan uraian tugas dan tanggung jawab marketing manager dan stafnya yang dideskripsikan di organisational plan). Business planinng ini digunakan untuk jangka waktu 3 tahun. c. Program Kerja dan RAPBK Program kerja dan RAPBK yang disusun dengan baik merupakan salah satu strategi manajemen yang baik untuk menjalankan kegiatan usaha dari KPSBU. Program kerja dan RAPBK digunakan untuk jangka waktu 1 tahun. 2. Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALISTA) dan Kelompok Tani Mekar Jaya. Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALISTA) merupakan lembaga yang bergerak di bidang penelitian tanaman sayuran kelas dunia

dalam menciptakan, menghasilkan dan mengembangkan IPTEK tanaman sayuran yang berorientasi kepada kebutuhan pengguna. Dalam

menjalankan serangkaian usahanya, BALITSA memiliki sebuah sistem manajemen untuk mengatur kelancaran usahanya. Manajemen dalam BALITSA mengatur setiap perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan. Tingkat Sumber daya manusia di bidang pertanian, terutama di tingkat masyarakat tani dapat dikategorikan masih tertinggal.Apalagi bila dikondisikan dengan tingkat pengembangan pertanian yang dituntut oleh konsumen (pasar), baik kualitas, kuantitas, kontinuitas dan komitmen. Begitu pula untuk berdaya saing dan melaksanakan usaha yang berkesinambungan dan berkelanjutan.Dalam memenuhi tantangan

tersebut kelompok usaha tani Mekar Tani Jaya yang dirintis sejak tahun 1987, untuk mengatasi kekurangan baik dalam budidaya dan pasca panen bahkan sampai pemasaran, khususnya sayuran. Maka pada tahun 2000 mulai dirintis adanya pelatihan bagi anggota dan petani sekitar, sejak tahun 2001 sampai saat ini kegiatan pelatihan tersebut berkembang bukan saja bagi kalangan petani sekitar tapi juga kalangan petani di tingkat kabupaten, propinsi dan nasional, bahkan bagi petani, instansi dan lembaga dari luar negeri. Mekar Tani Jaya bergerak dalam bidang agribisnis dan dalam pelaksanaannya diusahakan secara kolektif (berkelompok). Mekar Tani Jaya berdiri pada tanggal 10 Oktober 1987 dan berdomisili di jalan Cibeunying No. 85 Rt 02/10 Desa Cibodas Kecamatan Bandung Barat Jawa Barat. Mekar Tani Jaya merupakan penerus dari kelompok Tani Ciung Wanara yang berkiprah di era 70 an s/d 90 an, setelah mengalami pasang surutnya suatu organisasi kemasyarakatan yang berbasis Kelompok Tani maka Mekar Tani Jaya kian memantapkan langkah demi langkah, mulai dari tahap budidaya maupun panen dan pasca panen. Jenis usaha yang Diusahakan yaitu; sayuran Eklusif, Tanaman Hias, Peternakan.Sedangkan untuk merk dagang Supermarket;

Grace, Yans fruit and vegetable, Yan agrotama mandiri, Saung Organik, dan eksport; ASB Farm. Teknologi budidaya mengacu pada kaidah Good Agriculture Practices (GAP), sertipikasi dan SK Deptan.Komoditi di produksi sesuai dengan kebutuhan pasar dan menerapkan pola tanam yang terjadwal untuk menjaga kuota dan kontiunitas. Penanganan panen dan pasca panen menerapkan kaidah standarisasi Hazard Analysis critical Control Point (HACCP) bekerja sama engan AFFA Australia dan USAID. Tujuan yang ingin di capai yaitu; meningkatkan kualitas peserta pelatihan.Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan peserta pelatihan dengan memperkenalkan lebih jauh tentang ilmu pengetahuan dan teknologi.Meningkatkan jaringan dan kemitraan dalam pengembangan usaha. Kelompok Tani Mekar Tani Jaya mempunyai citra yang modern dan memproduksi produk pertanian yang organik sehingga pemasaran produknya adalah ke supermarket- supermarket dan eksport. Produkproduk pertanian yang dihasilkan adalah Paprika, Tomat Jepang, Polong, Bunga Kol, Kol Merah, Labu Jepang, Jagung Jepang, Kedelai Jepang, Brokoli, Tomat Cerry, Asparagus, Timun Jepang, Kapri Manis, Head Letuce, Buncis Jepang, Bayam Jepang, Ubi Jepang, Dan Kabocha. Pemasaran produk pertanian ke supermarket dan eksport membutuhkan suatu standart yang khusus. Produk yang akan masuk ke supermarket dan eksport harus mempunyai sertifakat tentang kualitas produk tersebut dan cara budidaya yang dilakukan. Oleh karena itu Kelompok Tani Mekar Tani Jaya melakukan mitra dengan Balai Penelitian Tanaman Sayuran agar diberikan pelatihan budidaya tanaman yang baik dan benardan pendampingan. Pendampingan yang dilakukan adalah untuk mendapatkan sertifikat yang diperlukan untuk memasarkan produk dari Mekar Tani Jaya sehingga dapat masuk ke supermarket dan ekspor. Selain itu, Balitsa juga sebagai tempat konsultasi dalam penanganan hama dan penyakit yang menyerang tanaman yang di

budidayakan oleh Kelompok Tani Mekar Tani Jaya sehingga hama dan penyakit yang menyerang tidak meluas yang mengakibatkan penurunan produksi.

V.

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan 1. Koperasi Peternak Susu Bandung Utara (KPSBU) adalah koperasi yang memiliki banyak keunggulan, antara lain: anggotanya yang setia pada koperasi, anggota yang aktif dalam menjalankan kewajibannya. 2. Tujuan dari Koperasi Peternak Susu Bandung Utara (KPSBU) adalah menghasilkan produk yang bermutu tinggi. 3. Fungsi Balitsa adalah penelitian genetika, pemuliaan, perbenihan dan pemanfaatan plasma nutfah tanaman sayuran, penelitian morfologi, fisiologi, ekologi, entomologi dan fitopalogi tanaman sayuran, penelitian komponen teknologi sistem dan usaha agribisnis tanaman sayuran, pelayanan teknik kegiatan penelitian tanaman sayuran. 4. Mekar Tani Jaya merupakan perusahaan Agribisnis yang mampu berperan sebagai model terbaik dalam usaha tani unggul, berkelanjutan, senantiasa tumbuh dan berkembang, berwawasan masa depan dengan mengacu pada realitas dan kultur anggotanya serta menerapkan teknologi yang ramah lingkungan. 5. Kelompok Tani Mekar Tani Jaya melakukan mitra dengan Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALISTA) untuk memberikan pelatihan dan pendampingan dalam usahanya agar produk yang dihasilkan memenuhi standar agar dapat di pasarkan di supermarket dan ekspor. B. Saran 1. Koperasi Peternak Susu Bandung Utara (KPSBU) sebaiknya menambah kembali anggota agar wilayah kerjanya semakin luas dan semakin berkembang, sehingga dapat meningkatkan taraf hidup peternak sapi secara keseluruhan 2. Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALISTA) sebaiknya memberika pelatihan, pendidikan, dan pengembangan kepada para petani di Lembang dan sekitar agar lebih termotivasi untuk berinovasi.

25 DAFTAR PUSTAKA Anonima. 2007. Permodalan Nasional Madani. www.pnm.co.id.Diakses pada tanggal. 4 Desember 2011. Pukul 13.00 WIB. Anonimb. 2007. Dasar-Dasar Koperasi. http://home.unpar.ac.id/~lpkm/dasardasar%20koperasi.htm2007. Diakses tanggal . 4 Desember 2011. Pukul 13.00 WIB. Anoraga, Panji dan Widiyanti, Ninik. 2002. Dinamika Koperasi. Rineka Cipta, Jakarta. Arief. 2007. Koperasi Sebagai Organisasi Ekonomi Rakyat, dalam Arus Pembangunanisme dan Ekonomi Indonesia. Pemberdayaan Rakyat dalam Globalisasi. CSPM dan Zaman. Jakarta. Baswir, Reurisand. 2000. Koperasi Indonesia. BP FE UGM. Yogyakarta. Elu, Baithasar. 2006. Managemen perubahan dan inovasi pada organisasi jasa. Dalam Jurnal Paramadina, Vol 4 (2) : 191-207. Jakarta. Gani, Azhar. 2008. Potret Kemitraan Agribisnis: (Model Pengembangan Perkebunan Berbasis Inti Plasma).

http://ulonazhar.blogspot.com/2008/12/potret-kemitraan-agribisnismodel.html. Diakses pada tanggal 4 Desember 2011. Pukul 12.50 WIB Griffin, Ricky W. 2004. Manajemen. Erlangga. Jakarta. Hendar dan Kusnadi, 2007. Ekonomi Koperasi untuk Perguruan Tinggi, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta. Hendrojogi. 2003. Koperasi: Azas-azas, Teori dan Praktek.. Raja Grafindo. Jakarta. Ropke, Jochen. 2000. Ekonomi Koperasi : Teori & Manajemen. Salemba Empat. Jakarta. Sitio, Arifin dan Halomoan Tamba. 2001. Koperasi Teori dan Praktik. Erlangga. Jakarta.

Sitio, Arifin dan Tamba, Halomoan. 2001. Koperasi: Teori dan Praktek. Penerbit Erlangga. Jakarta. Sulaksana, Jaka. 2009. Teori dan Praktek Kemitraan Agribisnis. Jakarta: Penebar Swadaya. Sumardjo, Djoko. 2002. Membangun Kemitraan Mewujudkan Kebersamaan Dan Kesejahteraan: Menjawab Tantangan Global Dan Regionalisme Baru. http://www.ekonomirakyat.org. Diakses pada tanggal 4 Desember 2011. Pukul 12.50 WIB. Sutamto. 2004. Managemen strategik. Jurnal Asuransi, Vol VII (19) : 1-13. Jakarta. Widiyanti, Ninik, 1994. Manajemen Koperasi. Rineka Cipta. Jakarta Yuari. 2008. Model Pengembangan Kemitraan Agribisnis Sapi Potong. http://yuari.wordpress.com/2008/05/29/model-pengembangankemitraan-agribisnis-sapi-potong/. Diakses pada tanggal 4 Desember 2011. Pukul 12.40 WIB

You might also like