You are on page 1of 12

SIFAT-SIFAT GELOMBANG

A. TUJUAN PERCOBAAN Adapun tujuan dari eksperimen ini adalah sebagai berikut : 1. Mempelajari gejala interferensi dua gelombang yang koheren 2. Mempelajari gejala difraksi gelombang pada dua celah sempit 3. Mempelajari gejala difraksi gelombang pada sebuah celah sempit 4. Mempelajari gejala pembiasan gelombang 5. Mempelajari gejala pemantulan gelombang datar 6. Mempelajari gejala pemantulan gelombang lengkung.

B. ALAT DAN BAHAN Alat dan bahan yang digunakan padaeksperimen ini dapat dilihat pada tabel berikut : No. 1. 2. 3. Nama Alat dan Bahan Catu-daya Audio generator 1 set tangki riak Fungsi atau Kegunaan Sebagai sumber tegangan Sebagai sumber tegangan Untuk mengamati sifat-sifat

gelombang 4. 5. Kabel penghubung Keping penghalang Sebagai penghubung rangkaian Sebagai pembntuk gelombang

C. Landasan Teori

Keterangan: (a) Dua Gelombang Sefase (b) Dua gelombang berlawanan fase Dua gelombang disebut sefase jika kedua gelombang tersebut memiliki frekuensi sama dan pada setiap saat yang sama memiliki arah simpangan yang sama pula. Adapun dua gelombang disebut berlawanan fase, jika kedua gelombang tersebut memiliki frekuensi sama, dan pada setiap seal yang sama memiliki arah simpangan yang berlawan Untuk mengamati interterensi dari dua buah gelombang dapat digunakan sebuah tangki rink (ripple tank). Pertemuan kedua gelombang akan mengalami interferensi. Jika pertemunan kedua gelombang saling menguatkan, disebut interf reusi maksimum atau interferensi konstruktif. Peristiwa ini terjadi jika pada titik pertemuan tersebut kedua gelombang sefase. Akan tetapi, jika pertemuan gelombang saling melemahkan, disebut interferensi minimum atau interferensi destruktif. Peristiwa ini terjadi jika pada titik pertemuan tersebut kedua gelombangnya berlawanan fase (Anonim : 2011). Semua gelombang dapat dipantulkan jika mengenaipenghalang. Contohnya seperti gelombang stationer padatali. Gelombang datang dapat dipantulkan oleh penghalang. Contoh lain kalian mungkin sering mendengar gemayaitu pantulan gelombang bunyi. Gema dapat terjadi digedung-gedung atau saat berekreasi ke dekat tebing (Mulyaningsih, 2004 : 23). Gelombang memiliki sifat-sifat antara lain sebagai berikut : a. Refleksi (pemantulan)

Menurut Hukum Snellius, gelombang dating, gelombang pantul, dan garis normal berada pada satu bidang dan sudut dating akan sama dengan sudut pantul, seperti tampak pada gambar berikut:

b. Pembiasan Gelombang (Refraksi Gelombang Pembiasan gelombang adalah pembelokan arah lintasan gelombang setelah melewati bidang batas antara dua medium yang berbeda

c. Interferensi Gelombang Intrerferensi gelombang akan terjadi pada dua buah gelombang yang koheren

d. Difraksi Gelombang Peristiwa difraksi atau lenturan dapat terjadi jika sebuah gelombang melewati sebuah penghalang atau melewati sebuah celah sempit

e. Dispersi Gelombang Dispersi adalah penyebaran bentuk gelombang ketika merambat melalui suatu medium.

(Gibbs,1990 : 56). D. PROSEDUR KERJA  Iterferensi dua gelombang yang koheren 1. Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan 2. Merakit tangki riak 3. Menghubungkan lampu penerang ke catu daya 4. Mengisi tangki riak dengan air secukupnya sehingga kedua ujung pembangkit gelombang menyentuh permukaan air 5. Menghubungkan catu daya ke sumber tegangan 6. Menghubungkan audio generator ke sumber tegangan 7. Menghidupkan catu daya dan audio generator 8. Mengadakan pengaturan seperlunya pada audio generator sehingga terlihat permukaan gelombang air dengan jelas 9. Menggambar hasil pengamatan yang diperoleh. 10. Meng OFF kan audio generator  Difraksi gelombang pada dua celah sempit 1. Melakukan langkah 1-10 seperti pada perlakuan yang pertama di atas

2. Memasang ketiga keping penghalang dengan keping pendek diletakkan di tengah tangki riak sehingga terdapat dua cela sempit. 3. Menghidupkan kembali audio generator 4. Mengamati dan menggambarkan pola gelombang yang keluar dari kedua celah tersebut.  Difraksi gelombang pada sebuah celah sempit 1. Melakukan langkah 1-10 seperti perlakuan yang pertama di atas. 2. Memasang kedua keping penghalang di tengah tangki riak sehingga terdapat sebuah celah sempit disekitar keduanya 3. Menghidupkan kembali audio generator 4. Mengamati dan menggambar pola gelombang yang keluar dari cela penghalang.

 Pemantulan gelombang datar 1. Melakukan kangkah 1-10 seperti perlakuan yang pertama 2. Memasang keeping penghalang sebagai bidang pantul 3. Menghidupkan kembali audio generator 4. Mengamati pola sebelum dan ssudah dipantulkan dan

menggambarkan hasil pola gelombang yang terbentuk.  Pemantulan gelombang lengkung 1. Melakukan langkah 1-10 seperti perlakuan yang pertama 2. Memasang penghalang gelombang melengkung sebagai bidang pantul 3. Mengamati dan menggambarkan pola gelombang yang terbentuk

E. DATA PENGAMATAN a. Bentuk gelombang pada gejala interferensi dua gelombang yang koheren

Ket: gelombangnya semakin lama semakin besar serta sudut interferensi gelombangya juga semakin lama semakin besar (terbentuk sudut

b. Bentuk gelombang pada gejala difraksi gelombang pada dua celah sempit. Ket: Pada gelombang keluaran dari 2 celah sempit gelombang dari kecil ke besar

c. Bentuk gelombang pada gejala difraksi gelombang pada sebuah celah sempit. Ket: Gelombang masuk merupakan gelombang koheren, ketika melewati satu celah menjadi gelombang tunggal.

d. Bentuk gelombang pada pembiasan gelombang Ket; Gelombang yang menuju bidang miring dipantulkan berlawanan arah dengan gelombang datang.

e. Bentuk gelombang pada gejala pemantulan gelombang datar. Ket: Gelombang koheren dipantulkan sejajar dan sama besar dengan gelombang masuknya

f. Bentuk gelombang pada bidang miring Ket: Gelombang koheren dipantulkan oleh sudut lengkungan dan gelombang pantulnya akan menjadi 2 gelombang yang terpisah dan semakin lama semakin lama akan terbentuk gelombang yang koheren pula.

F. PEMBAHASAN Pada dasarnya sifat-sifat gelombang itu terdiri atas pemantulan, pembiasan, difraksi dan interferensi. Pada eksperimen ini kita mencoba untuk memperlihatkan sifat-sifat gelombang yang berkenaan dengan interferensi gelombang,difraksi dan pemantulan gelombang. Pengaruh yang ditimbulkan oleh dua gelombang yang bertemu di suatu titik dalam medium dinamakan interferensi. Interferensi dua buah gelombang yang berasal dari dua buah gelombang yang koheren menghasilkan gelombang berdiri. Dua sumber disebut koheren jika kedua fase memiliki amplitude, fase dan frekuensi yang sama. Difraksi gelombang merupakan pembelokan gelombang yang

disebabkan oleh adanya penghalang yang berupa celah. Pada perlakuan yang pertama kita mencoba meneliti interferensi gelombang yang koheren. Pada perlakuan ini diperoleh hasil bahwa gejala interferensi dua buah gelombang yang koheren akan menghasilkan pola gelombang baru yang saling menguatkan dimana gelombangnya semakin lama semakin besar. Begitupun dengan sudut intererensi gelombangnya juga semakin lama semakin besar sehingga terbentuk sudut. Pada perlakuan yang kedua kami mencoba meneliti tentang difraksi gelombang pada celah sempit. Gejala difraksi merupakan gejala pembentukkan gelombang akibat adanya penghalang yang berupa celah. Gejala difraksi pada dua celah sempit menghasilan dua buah gelombang baru dengan bentuk gelombang yang dihasilkan yaitu berbentuk gelombang kecil ke gelombang besar. Hal ini disebabkan oleh muka gelombang yang melewati celah sempit

akan dipancarkan membentuk lingkaran dengan celah tersebut sebagai sumbernya. Pada perlakuan yang ketiga kami mencoba meneliti tentang difraksi gelombang pada satu celah. Pada perlakuan ini diperoleh hasil bahwa gelombang yang masuk kecelah tersebut merupakan gelombang koheren sedangkan ketika gelombang tersebut melewati satu celah tersebut maka bentuk gelombangnya berubah menjadi gelombang tunggal. Pada perlakuan yang keempat kami mencoba meneliti tentang pembiasan gelombang. Dari hasil eksperimen diperoleh bahwa pada perlakuan ini gelombang yang menuju bidang miring dipantulkan berlawanan arah dengan gelombang datang. Pada perlakuan kelima dan keenam, kami mencoba meneliti tentang pemantulan gelombang pada bidang datar dan pemantulan gelombang pada bidang lengkung. Gejala pemantulan adalah gejala yang terjadi akibat adanya bidang pantul (penghalang). Gejala pemantulan gelombang datar oleh penghalang datar menghasilkan gelombang datar yang koheren dimana gelombang di pantulkan sejajar dan sama besar dengan gelombang masuknya. Sedangkan jika penghalangnya menggunakan penghalang lengkung, maka gelombang yang koheren dipantulkan oleh sudut lengkungan dan gelombang pantulnya akan menjadi dua gelombang yang terpisah dan semakin lama akan terbentuk gelombang yang koheren pula. Gejala pemantulan gelombang lengkung oleh penghalang datar, akan menghasilkan pola gelombang pantul berupa gelombang datar dengan panjang gelombang yang sama. Namun jika penghalangnya berupa penghalang lengkung, maka gelombang pantul yang dihasilkan yaitu gelombang lengkung namun berbeda fase dan panjang gelombangnya tetap sama.

G. KESIMPULAN Adapun kesimpulan yang bisa ditarik dari eksperimen ini adalah sebagai berikut:

1. Pada pengamatan tentang interferensi gelombang yang koheren di peroleh hasil yaitu bentuk gelombangnya semakin lama semakin besar, sudut interferensi gelombangnya juga semakin lama akan semakin besar dan terbntuk sudut. 2. Pada pengamatan tentang difraksi gelombang pada dua celah sempit diperoleh hasil yaitu pada gelombang keluaran dari dua celah sempit bentuk gelombangnya semakin lama semakin besar, 3. Pada pengamatan tentang difraksi gelombang pada satu celah diperoleh hasil yaitu terdapat gelombang masuk (gelombang koheren) ketika gelombang melewati 1 celah dan mengubah gelombang menjadi gelombang tunggal. 4. Pada pengamatan tentang pembiasan gelombang diperoleh hasil yaitu gelombang yang menuju bidang miring dipantulkan berlawanan arah dengan gelombang datang. 5. Pada pengamatan tentang pemantulan pada bidang datar diperoleh hasil yaitu gelombang yang koheren dipantulkan sejajar dan sama besar dengan gelombang masuknya. 6. Pada pengamatan tentang pemantulan pada bidang miring diperoleh hasil yaitu gelombang koheren dipantulkan oleh sudut lengkungan dan gelombang pantulnya akan menjadi dua gelombang yang terpisah dan semakin lama akan terbentuk gelombang yang koheren pula.

H.

SARAN

DAFTAR PUSTAKA
http://blogspot.com.Sekilas tentang sifat sifat Gelombang.html, diakses pada tanggal 12 Desember 2012. Gibbs, K, 1990. Advanced Physics. New York : Cambridge University Mulyaningsih,Sry. 2004. Getaran dan gelombang. Jakarta : Depdiknas .

You might also like