You are on page 1of 9

LAMPIRAN 1 PROSEDUR KERJA

1. pH Metri Bahan : Larutan standar pH Larutan buffer 4 Larutan buffer 7 Larutan buffer 9 Air suling

Alat : pH meter Elektroda gelas Elektroda pembanding Pengaduk magnetik

Prosedur Kerja : a) Kalibrasikan alat dengan larutan buffer setiap kali akan melakukan pengukuran.

b) Pengukuran contoh : celupkan elektroda yang telah dibersihkan dengan air suling ke dalam contoh yang akan diukur pHnya. Catat dan baca nilai pH.

2. Zat Organik Bahan : Larutan asam sulfat (H2SO4) 8N bebas zat organik : ukur 222 ml H2SO4 pekat dan masukkan ke dalam 500 ml air suling dalam gelas piala 1000 ml, tambahkan air suling sampai tepat pada tanda garis. Tambahkan beberapa tetes larutan KMnO4 0,01 sampai terjadi warna merah muda. Panaskan 80oC selama 10 menit, pertahankan warna larutan dengan cara menambahkan larutan (KMnO4) 0,01 N tetes demi tetes selama pemanasan. Larutan baku asam oksalat (COOH)2 0,01 N. Larutan induk kalium permanganat (KMnO4) 0,1 N : Larutkan 3,1600 g KMnO4 dengan 500 ml air suling ke dalam labu ukur 1000 ml tambahkan air suling sampai tepat tanda garis. Larutan baku kalium permanganat (KMnO4 ) 0,01 : Pipet 10 ml larutan baku kalium permanganat 0,1 N dan masukkan ke dalam labu ukur 100 ml. Tambahkan air suling sampai tepat tanda garis.

Alat : Hotplate Stopwatch Buret 50 ml Labu erlenmeyer 300 ml 2 buah Labu ukur 100 ml dan 1000 ml Gelas ukur 100 ml Pipet volume 10 ml Gelas piala 100 ml

Prosedur Kerja : a) Ukur dengan teliti 100 ml contoh dan masukkan kedalam labu erlenmeyer 300 ml b) Tambahkan larutan baku kalium permanganat beberapa tetes ke dalam contoh hingga warna menjadi merah muda. c) Tambahkan 5 ml asam sulfat 8 N bebas zat organik. d) Masukkan beberapa butir batu didih e) Panaskan diatas hotplate pada suhu 103oC 105oC. Hingga mendidih selam 1 menit. f) Tambahkan 10 ml larutan baku kalium permanganat 0,01 N. g) Panaskan hingga mendidih selama 10 menit. h) Tambahkan 10 ml larutan baku asam oksalat 0,01 N. i) Titrasi dengan larutan baku kalium permanganat hingga warna merah muda. j) Catat ml pemakaian larutan baku kalium permanganat k) Apabila pemakaian larutan baku kalium permanganat lebih dari 7 ml, ulangi pengujian dengan cara mengencerkan contoh. Apabila perbedaan pemakaian larutan baku kalium permanganat secara duplo lebih dari 0,1 ml, ulang pengujian, apabila kurang atau sama dengan 0,1 ml rata-ratakan hasilnya untuk perhitungan nilai kalium permanganat.

3. Klorida Bahan : Larutan kalium kromat, K2CrO4 5% : larutkan 50 g kalium kromat (K2CrO4 ) dalam sedikit air. Tambahkan larutan perak nitrat (AgNO3) sampai terbentuk endapan merah. Biarkan 12 jam kemudian saring dan diencerkan dengan air suling menjadi 1 L. Larutan standar perak nitrat (AgNO3) 0,01 N : larutkan 2,395 g perak nitrat (AgNO3 ) dalam air suling dan encerkan sampai volume 1000 ml. Standarisasi terhadap larutan

NaCl 0,0141 N, 1,00 ml larutan AgNO3 0,0141 N, setara dengan 0,500 mg Cl-. Simpan larutan standar AgNO3 dalam botol berwarna coklat. Larutan standar natrium klorida NaCl 0,00141 N : larutkan 824,0 mg NaCl yang sudah dikeringkan pada 140oC selama 1 jam, dalam air suling dan encerkan sampai 1000 ml. 1,00 ml setara dengan 0,500 mg Cl-. Larutan natrium hidroksida (NaOH) 1 N : larutkan 40 g NaOH dalam air suling dan encerkan sampai 1 L. Indikator fenolftalein 1 % : timbang 1 g fenolftalein p.a. larutkan dengan alkohol 60 % hingga 10 ml. Larutan asam sulfat (H2SO4 ) : ukur 28 ml H2SO4 p.a, masukkan ke dalam 100 ml air suling di dalam labu ukur 1000 ml (awas timbul panas),kemudian tambahkan air suling sampai tepat pada tanda garis. Hidrogen peroksida H2O2 30 %. Buret 50 ml berwarna coklat Pipet volume 100 ml Labu ukur 50, 1000 ml Gelas ukur 10 ml

Alat : -

Prosedur Kerja : a) Ukur dengan teliti 100 ml contoh yang mempunyai nilai pH 7-10 apabila contoh tidak berada dalam kisaran pH tersebut. Tambahkan H2SO4 N atau NaOH 1 N menjadi pH 7-10. b) Tambahkan 1 ml indikator K2CrO4. c) Titrasi dengan larutan standar perak nitrat AgNO3 sampai timbul warna kuning kemerahmerah. d) Lakukan titrasi blanko dengan mengukur dengan teliti 100 ml air suling dan selanjutnya kerjakan sama dengan perlakuan contoh. e) Lakukan pengerjaan duplo. f) Hitung kadar klorida (Cl- ) dalam contoh.

4. Kadar Ca dan Mg y Metode Titrimetri

Bahan : Indikator EBT Indikator Murexide

Larutan EDTA 0,01 N Larutan kalsium standar Larutan NaOH 0,1 N

Alat : Buret 50 ml Pipet volume 10 dan 25 ml Labu erlenmeyer 250 ml 2 buah Gelas kimia 50 ml, 100 ml Batang pengaduk Hotplate

Prosedur Kerja : Kesadahan Total

a) 100 ml contoh air diambil ke dalam labu erlenmeyer. b) Tambahkan larutan buffer pH 10 sebanyak 2,5 mL c) Bila air keruh tambahkan sebanyak 1 ml larutan KCN 10% d) Tambahkan + 50 mg campuran EBT dan NaCl. e) Titrasi dengan larutan EDTA sampai terjadi perubahan warna dari merah anggur ke biru jelas. f) Pemakaian EDTA = a ml. Penentuan Kalsium

a) 100 ml contoh air diambil ke dalam labu erlenmeyer. b) Tambahkan 2,5 ml larutan buffer 12. c) Bila airnya keruh, tambah 1 ml larutan KCN 10%. d) Tambahkan 50 mg campuran indikator murexide dan NaCl. e) Titrasi dengan EDTA sampai terjadi perubahan warna anggur ke ungu. f) Pemakaian EDTA = b ml

5. Pewarna (Kromatografi Lapis Tipis) Bahan : Larutan etil asetat Larutan methanol Larutan HCl pekat

Alat : Chamber Gelas Kimia 250 mL Gelas Kimia 50 mL Batang Pengaduk

Prosedur Kerja : a) Siapkan Chamber, dan masukan pelarut ke dalam chamber b) Beri garis dengan pinsil 1cm dari bawah silica gel yang telah menempel pd plat gelas untuk menototolkan larutan uji c) Totolkan lart uji 4 titik pada silica gel (pewarna tekstik,pewarna makanan, minuman),totolkan 5 kali d) Jenuhkan Elusi didalam chamber dengan membiarkan elusi tersebut dalam chamber. penjenuhan selesai ditandai dengan naiknya elusi pada kertas saring. e) Masukan plat gelas yang telah diberi titik ke dalam chamber f) Angkat plat dan keringkan,ukur jarak awal menotolkan dengan noda dari masing-masing lart. uji serta pelarut g) Hitung Rf masing-masing noda ( Rf= h uji/h pelarut) h) Amati apakah zat warna dlm minuman termasuk bahaya atau tidak.

6. Karbohidrat y Analisa Kualitatif

Bahan : Kertas saring Amilum Sukrosa Glukosa Pereaksi benedict : larutkan 173 gr kristal natrium sitrat dan 100 g natrium karbonat anhidrous di dalam kira-kira 800 ml air. Aduk dan saring. Selanjutnya ke dalamnya tambahkan 17,3 gr tembaga sulfat yang telah dilarutkan dalam 100 ml air. Buat volume total 1 liter dengan penambahan aquadest. Alat : Penangas air Tabung reaksi Penjepit tabung

Pipet tetes Pengatur waktu

Prosedur Kerja : Uji Molisch

a) Masukkan 15 tetes larutan uji ke dalam tabung reaksi b) Tambahkan 3 tetes pereaksi molisch. Homogenkan. c) Miringkan tabung reaksi, lalu alirkan dengan hati-hati 1 ml H2SO4 pekat melalui dinding tabung agar tidak bercampur. d) Reaksi positif ditandai dengan terbentuknya cincin berwarna ungu pada batas antara kedua lapisan.

Uji Iodium

a) Masukkan 3 tetes larutan uji ke dalam tabung reaksi atau porselein tetes. b) Tambahkan 2 tetes larutan iodium. c) Amati warna spesifik yang terbentuk.

Uji Benedict

a) Masukkan dalam tabung reaksi 5 tetes larutan uji dan 15 tetes pereaksi benedict kemudian homogenkan. b) Didihkan diatas api kecil selama 2 menit atau masukkan dalam penangas air mendidih selama 5 menit. c) Dinginkan perlahan-lahan. d) Perhatikan warna atau endapan yang terbentuk. Reaksi positif ditandai dengan timbulnya endapan warna biru kehijauan, kuning atau merah bata, tergantung dari kadar gula secara semi kuantitatif.

Analisa Kuantitatif

 Luff Schoorl Bahan : Larutan Luff-Schoorl Larutan KI 20% Larutan H2SO4 25 % Larutan Na2S2O3 0,1 N Larutan HCl 25 %

Indikator kanji 0,5 % Larutan NaOH 4N Indikator Fenolftalein Larutan PbSO4 atau ZnSO4 setengah basa Larutan (NH4)2 HPO4 10 % atau larutan kalium ferosianida Kertas saring Whatman

Alat : Pemanas Listrik Erlenmeyer Pipet Volumetrik Labu Ukur Penangas air Pendingin tegak Termometer Buret

Prosedur Kerja : a) Timbang 2 gr contoh dan encerkan dalam labu takar 250 mL. b) Tambahkan 5 ml Pb asetat dan kocok. c) Teteskan 1 tetes (NH4 )2HPO4 (jika timbul endapan berarti penambahan Pb asetat cukup. d) Tambahkan 15 ml (NH4)2 HPO4. e) Tanda bataskan dengan aquadest kocok sampai homogen kemudian saring. f) Pipet 10 ml hasil penyaringan dan masukkan ke dalam erlenmeyer 500 ml. g) Tambahkan 15 ml aquadest dan 25 ml L-S serta beberapa batu didih. h) Panaskan selama 10 menit dan kemudian dinginkan (jangan digoyang). i) Setelah dingin tambahkan 10 ml lar KI 20 % dan larutan H2SO4 25 %. j) Titrasi dengan tiosulfat 0,1 N dengan indikator kanji 0,5 %. k) Lakukan penetapan blanko dengan 25 ml akuadest dan 25 ml L-S.

 Lane-Eynon Bahan : Biru metilena 1 % Larutan Fehling I Larutan Fehling II Kalsium Karbonat (CaCO3).

Alat : Neraca analitik Labu ukur 100 mL dan 250 mL Labu Erlenmeyer 300 mL Buret 50 mL Gelas piala 100 mL Batu didih Stopwatch Pipet volume 10 mL dan 50 mL Hotplate

Prosedur Kerja : a) Timbang seksama 7-8 gram contoh di dalam gelas piala 100 mL, ditambah air suling secukupnya sampai larut. b) Bila contoh mengandung asam, sebelum dilarutkan dengan air tambahkan 1 gram CaCO3 untuk mencegah inversi. c) Setelah contoh larut, pindahkan ke dalam labu ukur 250 mL, tambah air suling sampai tanda garis. d) Pipet 10 mL larutan Fehling, masukkan ke dalam gelas Erlenmeyer 300 mL tambah beberapa butir batu didih e) Isikan larutan contoh ke dalam buret. f) Alirkan 15 mL larutan contoh ke dalam gelas Erlenmeyer yang berisi larutan Fehling, biarkan mendidih selama 1 menit di atas pemanas listrik g) Tambahkan biru metilen 5 tetes, biarkan tetap mendidih sambil menambahkan larutan contoh dari buret tetes demi tetes sampai warna biru berubah menjadi orange/merah. h) Catat jumlah mL larutan contoh.

7. Jumlah Koloni Mikroba Bahan : PCA

Alat : Autoclave Cawan petri Pipet 1 ml, 10 ml Colony chamber

Prosedur Kerja : a) Membuat plate count agar (PCA) dan menyiapkan alat b) Mensterilisasi bahan dan alat dalam autoclave suhu 121oC selama 30 menit c) Pengenceran sampel d) Masukkan sampel dalam cawan petri e) Inkubasi selama 24-48 jam f) Hitung koloni mikroba dengan colony counter

You might also like