You are on page 1of 51

Contoh Proposal PTK Penelitian Tindakan Kelas

Contoh Proposal PTK (PENELITIAN TINDAKAN KELAS) - Penelitian ini dilakukan di dalam kelas dengan melakukan ptk guna memperbaiki pembelajaran pada kelas. danmeningkatkan proses belajar mengajar siswa pada kelas terntentu. Namun tidak semua kelas yang hendak di lakukan PTK, seperti halnya tadi hanya kelas kelas tertentu, misal kelas yang dianggap bermasalah, atau poses blajar mengajar kelas tersebut tidak optimal atau yang lainnya Dalam Penelitian Tindakan Kelas ada beberapa unusr yang terkandung di dalamnya yang sangat khas yaitu 1. PTK di laksanakan oleh pendidik yaitu guru/pengajar, apa bila dalam kelas tersebut terdapat masalah
2. PTK (Penelitian Tindakan Kelas) dilakukan bahwa memang benar masalah yang di

hadapi oleh guru pada kelas tersebut 3. PTK memang harus didakan karena masih banyak proses pembelajaran yang harus dimaksimalkan oleh pendidik/guru. PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS ( PTK ) MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY PADA SISWA KELAS V DI SDN PAGAK 04 KECAMATAN PAGAK KABUPATEN MALANG TAHUN PELAJARAN 2007/2008 OLEH : PEMBAYUN SEKARWIYATI, S.Pd. NIP. 196005171981122005

DINAS PENDIDIKAN UPTD TK/SD DAN PLS KECAMATAN PAGAK SEKOLAH DASAR NEGERI PAGAK 04 KECAMATAN PAGAK KABUPATEN MALANG PROPOSALPENELITIAN TINDAKAN KELAS( PTK )

Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar IPA dengan Metode Pembelajaran Discovery Pada Siswa Kelas V di SDN Pagak 04 Kecamatan Pagak Kabupaten Malang Tahun Pelajaran 2007/2008 A. Latar Belakang Masalah

Sistem pendidikan di Indonesia ternyata telah mengalami banyak perubahan. Perubahanperubahan itu terjadi karena telah dilakukan berbagai usaha pembaharuan dalam pendidikan. Akibat pengaruh itu pendidikan semakin mengalami kemajuan. Sejalan dengan kemajuan tersebut, maka dewasa ini pendidikan di sekolah-sekolah telah menunjukkan perkembangan yang sangat pesat. Perl~emangan itu terjadi karena terdorong adanya pembaharuan tersebut, sehingga di dalam pengajaranpun guru selalu ingin menemukan metode dan peralatan baru yang dapat memberikan semangat belajar bagi semua siswa. Bahkan secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa pembaharuan dalam sistem pendidi kan yang mencakup seluruh komponen yang ada. Pembangunan d bidang pendidikan barulah ada artinya apabila dalam pendidiakn dapat dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan bangsa Indonesia yang sedang membangun. Pada hakekatnya kegiatan beiajar mengajar adalah suatu proses interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa dalam satuan pembelajaran. Guru sebagai salah satu komponen dalam proses belajar menganjar merupakan pemegang peran yang sangat penting. Guru bukan hanya sekedar penyampai materi saja, tetapi lebih dari itu guru dapat dikatakan sebagai sentral pembelajaran. Sebagai pengatur sekaligus pelaku dalam proses belajar mengajar, gurulah yang mengarahkan bagaimana proses belajar mengajar itu dilaksanakan. Karena itu guru harus dapat membuat suatu pengajaran menjadi lebeh efektif juga menarik sehingga bahan pelajaran yang disampaikan akan membuat siswa merasa senang dan merasa perlu untuk mempelajari bahan pelajaran tersebut. Guru mengemban tugas yang berat untuk tercapainya tujuan pendidikan nasional yaitu meningkatkan kualitas manusia Indonesia, manusia seutuhnya yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas dan terampil serta sehat jasmani dan rohani, juga harus mampu menumbuhkan dan memperdalam rasa cinta terhadap tanah air, mempertebal semangat kebangsaan dan rasa kesetiakawanan sosial. Sejalan dengan itu pendidikan nasional akan mampu mewujudkan manusia-manusia pembangunan dan rnembangun dirinya sendiri serta bertanggung jawab atas pembangunan bangsa. Depdikbud (1999). Berhasilnya tujuan pembelajaran ditentukan oleh banyak faktor di antaranya adalah faktor guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar, karena guru secara langsung dapat mempengaruhi, membina dan meningkatkan kecerdasan serta keterampilan siswa. Untuk mengatasi permasalahan di atas dan guna mencapai tujuan pendidikan secara maksirnal, peran guru sangat penting dan diharapkan guru memiliki cara/model mengajar yang baik dan mampu memilih model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan konsep-konsep mata pelajaran yang akan disampaikan.

Untuk itu diperlukan suatu upaya dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran salah satunya adalah dengan memilih strategi atau cara dalam menyampaikan materi pelajaran agar diperoleh peningkatan prestasi belajar siswa khususnya pelajaran IPA. Misalnya dengan mcmbimbing siswa untuk bersama-sama terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan mampu membantu siswa berkembang sesuai dengan taraf intelektualnya akan lebih menguatkan pemahaman siswa terhadap konsepkonsep yang diajarkan. Pemahaman ini memerlukan minat dan motivasi. Tanpa adanya minat menandakan bahwa siswa tidak mempunyai motivasi untuk belajar. Untuk itu, guru harus memberikan suntikan dalam bentuk motivasi sehingga dengan bantuan itu anak didik dapat keluar dari kesulitan belajar. Sehingga nilai rata-rata mata pelajaran IPA yang diharapkan oleh guru adalah 90,00. Contoh Proposal PTK Berdasarkan pengalaman penulis di lapangan, kegagalan dalam belajar rata-rata dihadapi oleh sejumlah siswa yang tidak memiliki dorongan belajar. Sehingga nilai rata-rata mata pelajaran IPA sangat rendah yaitu mencapai 50,00. Hal ini disebabkan karena guru dalam proses belajar mengajar hanya menggunakan metode ceramah, tanpa menggunakan alat peraga, dan materi pelajaran tidak disampaikan secara kronologis. Untuk itu dibutuhkan suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru dengan upaya membangkitkan motivasi belajar siswa, misalnya dengan membimbing siswa untuk terlibat la.ngsung dalam kegiatan yang melibatkan siswa serta guru yang berperan sebagai pembimbing untuk menemukan konsep IPA. Motivasi tidak hanya menjadikan siswa terlibat dalam kegiatan akademik, motivasi juga penting dalam menentukan seberapa jauh siswa akan belajar dari suatu kegiatan pembelajaran atau seberapa jauh menyerap informasi yang disajikan kepada mereka. Siswa yang termotivasi untuk belajar sesuatu akan menggunakan proses kognitif yang lebih tinggi dalam mempelajari materi itu, sehingga siswa itu akan meyerap dan mengendapkan materi itu dengan lebih baik. Tugas penting guru adalah merencanakan bagaimana guru mendukung motivasi siswa (Nur, 2001 : 3). Untuk itu sebagai seorang guru disamping menguasai materi, juga diharapkan dapat menetapkan dan melaksanakan penyajian materi yang sesuai kemampuan dan kesiapan anak, sehingga menghasilkan penguasaan materi yang optimal bagi siswa. Berdasarkan uraian tersebut di atas penulis mencoba menerapkan salah satu metode pembelajaran, yaitu metode pembelajaran penemuan (discovery) untuk mengungkapkan apakah dengan model penemuan (discovery) dapat meningkatkan motivasi belajar dan prestasi belajar IPA. Penulis memilih metode pembelaja.an ini mengkondisikan siswa untuk terbiasa menemukan, mencari, mendikusikan sesuatu yang berkaitan dengan pengajaran. (Siadari, 2001: 4). Dalam metode pembelajaran penemuan (discovery) siswa iebih aktif dalam memecahkan untuk menemukan sedang guru berperan sebagai pembimbing atau memberikan petunjuk cara memecahkan masalah itu. Dari latar belakang tersebut di atas maka penulis dalam penelitian ini mengambil judul " Meningkatkan Motivasi Dan Prestasi Belajar IPA dengan Metode Pembelajaran Discovery Pada Siswa Kelas V Di SDN Pagak 04 Kecamatan Pagak Kabupaten Malang Tahun Pelajaran 2007/2008 ". B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar helakang di atas, maka dapat dirumuskan suatu masalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah pengaruh metode pembelajaran discovery terhadap motivasi belajar siswa mata pelajaran IPA pada siswa kelas V di SDN Pagak 04 di Kecamatan Pagak Kabupaten Malang Tahun pelajaran 2007/2008? 2. Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar siswa dengan diterapkannya pembelajaran discovery mata pelajaran IPA pada siswa kelas V di SDN Pagak 04 di Kecamatan Pagak Kabupaten Malang Tahun pelajaran 2007/2008? C. Tujuan Penelitian Contoh Proposal PTK Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk: 1. Ingin mengetahui pengaruh motivasi belajar siswa setelah diterapkan pembelajaran discovery mata pelajaran IPA pada siswa kelas V di SDN Pagak 04 Kecamatan Pagak Kabupaten Malang Tahun pelajaran 2007/2008.
2. Ingin mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah diterapkannya pembelajaran

discovery mata pelajaran IPA pada siswa kelas V di SDN Pagak 04 Kecamatan Pagak Kabupaten Malang Tahun pelajaran 2007/2008. D. Manfaat Penelitian Penulis mergharapkan dengan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi : 1. Guru Memberikan informasi tentang metode pembelajaran yang sesuai dengan materi IPA. 2. Siswa Meningkatkan motivasi dan prestasi pada mata pelajaran-pelajaran IPA 3. Sekolah Memberikan masukan bagi sekolah sebagai pedoman untuk mengambil kebijakan di sekolah tersebut. E. HipotesisTindakan Hipotesis tindakan dalam penelitian tindakan adalah sebagai berikut: 1. Penerapan pembelajaran disvovery dapat meningkatkan motivasi belajar mata pelajaran IPA pada siswa kelas V di SDN Pagak 04 di Kecamatan Pagak Kabupaten Malang Tahun pelajaran 2007/2008. 2. Penerapan pembelajaran discovery dapat meningkatkan prestasi belajar siswa mata pelajaran IPA pada siswa kelas V di SDN Pagak 04 di Kecamatan Pagak Kabupaten Malang Tahun pelajaran 2007/2008 F. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut: 1. Permasalahan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah masalah peningkatan motivasi dan prestasi belajar siswa. 2. Penelitian tindakan kelas ini dikenakan pada siswa kelas V 3. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN Pagak 04 Kecamatan Pagak Kabupaten Malang.

4. Dalam penelitian ini dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran 2007/2008. 5. Penelitian tindakan kelas ini dibatasi pada kompetensi dasar menyimpulkan hasil penyelidikan tentang perubahan sifat benda, baik sementara maupun tetap. G. Definisi Operasional Variabel Agar tidak terjadi salah persepsi terhadap judul penelitian ini, maka perlu didefinisikan hal-hal sebagai berikut: 1. Metode pembelajaran penemuan (discovery) adalah : Suatu cara mengajar yang melibatkan siswa dalam proses kegiatan mental melalui tukar pendapat, dengan diskusi, seminar, membaca sendiri dan mencoba sendiri. Agar anak dapat belaiar sendiri 2. Motivasi belajar adalah: Suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan, atau keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah. lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu. 3. Prestasi belajar adalah: Hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau dalam bentuk skor, setelah siswa mengikuti pelajaran. H. a. Kajian Pustaka Metode Pembelajaran Penemuan (Discovery) Contoh Proposal PTK

Teknik penemuan adalah terjemahan dari discovery. Menurut Sund discovery adalah proses mental dimana siswa mampu mengasimilasikan sesuatu konsep atau prinsip. Yang dimaksudkan dengan proses mental tersebut antara lain ialah: mengamati, mencerna, mengerti, menggolonggolongkan, manbuat dugaan, menjelaskan, mengukur membuat kesimpulan dan sebainya. Suatu konsep misalnya: segi tiga, pans, demokrasi dan sebagainya, sedang yang dimaksud dengan prisnsip antara lain ialah: logam apabila dipanaskan akan mengembang. Dalam teknik ini siswa dibiarkan menemukan sendiri atau mengalami proses mental itu sendiri, guru hanya membimbing dan memberikan instruksi. Dr. J. Richard dan asistennya mencoba self-learning siswa (belajar sendiri) itu, sehingga situasi belajar mengajar berpindah dari situasi teacher learning menjadi situasi student dominated learning. Dengan menggunakan discovery learning, ialah suatu cara meng~ajar yang melibatkan siswa dalam proses kegiatan mental melalui tukar pendapat, dengan diskusi, seminar, membaca sendiri dan mencoba sendiri. Agar anak dapat belajar sendiri. Penggunaan teknik discovery ini guru berusaha meningkatkan aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar. Maka teknik ini memiliki keuntungan sebagai berikut: Teknik ini mampu membantu siswa untuk mengembangkan, memperbanyak kesiapan, serta penguasaan keterampilan dalam proses kognitif/pengenalan siswa. Siswa memperoleh pengetahuan yang bersifat sangat pribadi individual sehingga dapat kokoh/mendalam tertinggal dalam jiwa siswa tersebut. Dapat membangkitkan kegairahan belajar mengajar para siswa.

Teknik ini mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkembang dan maju sesuai dengankernampuannya masing-masing. Mampu mengarahkan cara siswa belajar, sehingga lebih memiliki motivasi yang kuat untuk belajar lebih giat. Membantu siswa untuk memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri sendiri dengan proses penemuan sendiri.

Strategi itu berpusat pada siswa tidak pada guru. Guru hanya sebagai teman belajar saja, membantu bila diperlukan. Walalupun demikian baiknya teknik ini toh masih ada pula kelemahan yang perlu diperhatikan ialah:

Pada siswa harus ada kesiapan dan kematangan mental untuk cara belajar ini. Siswa harus berani dan berkeinginan untuk mengetahui keadaan sekitarnya dengan baik. Bila kelas terlalu besar penggunaan teknik ini akan kurang berhasil. Bagi guru dan siswa yang sudah biasa dengan perencaan dan pengajaran tradisional mungkin akan sangat kecewa bila diganti dengan teknik penemuan. Dengan teknik ini ada yang berpendapat bahwa proses mental ini ada yang berpendapat bahwa proses mental ini terlalu mementingkan proses pengertian saja, kurang memperhatikan perkembangan/pembentukan sikap dan keterampilan bagi siswa. Teknik ini mungkin tidak memberikan kesempatan untuk berpikir secara kreatif.

b Motivasi Belajar Contoh Proposal PTK Pengertian Motivasi Motivasi adalah daya dalarn diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan sesuatu, atau keadaan seseorang atau organisme yang menyebabkan-kesiapan kesiapannya untuk memulai serangkaian tingkah laku atau perbuatan. Sedangkan motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan, atau keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu (Usman, 2000: 28). Sedangkan menurut Djamarah (2002: 114) motivasi adalah suatu pendorong yang rnengubah energi dalam diri seseorang kedalam bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu. :Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Nur (2001: 3) bahwa siswa yang termotivasi dalam belajar sesuatu akan menggunakan proses kognitif yang lebih tinggi dalam mempelajari materi itu, sehingga siswa itu akan menyerap dan mengendapkan materi itu dengan lebih baik. Jadi motivasi adalah suatu kondisi yang mendorong seseorang untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu. Macam-macam Motivasi Menurut jenisnya motivasi dibedakan menjadi dua, yaitu: 1. Motivasi Intrinsik Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat dari dalam individu, apakah karena adanya ajakan,

suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau melakukan sesuatu atau belajar (Usman, 2000: 29). Sedangkan menurut Djamarah (2002: 115), motivasi instrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Menurut Winata (dalam Erriniati, 1994: ]05) ada beberapa strategi dalam mengaiar untuk membangun motivasi intrins.k. Strategi tersebut adalah sebagai berikut: 1. Mengaitkan tujuan belajar dengan tujuan siswa. 2. Memberikan kebebasan dalam memperluas materi pelajaran sebatas yang pokok. 3. Memberikan banyak waktu ekstra bagi siswa untuk mengerjakan tugas dan memanfaatkan surnber belajar di sekolah. 4. Sesekali memberikan penghargaan pada siswa atas pekerjaannya. 5. Meminta siswa untuk menjeiaskan hasil pekerjaannya. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi instrinsik adalah motivasi yang timbul dari dalam individu yang berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar. Seseorang yang merniliki motivasi intrinsik dalam darinya maka secara sadar akan melakukan suatu kegiatan yang tidak memerlukan motivasi dari luar dirinya. 2. Motivasi Ekstrinsik Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau melakukan sesuatu atau belajar. Misalnya seseorang mau belajar karena ia disuruh oleh orang tuanya agar mendapat peringkat pertama di kelasnya (Usman, 2000: 29). Sedangkan menurut Djamarah (2002: 117), motivasi ekstrinsik adalah kebalikan dari motivasi intrinsik. Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar. Beberapa cara membangkitkan motivasi ekstrinsik dalam menumbuhkan motivasi instrinsik antata lain: 1. Kompetisi (persaingan): guru berusaha menciptakan persaingan di antara siswanya untuk meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya dan mengatasi prestasi orang lain.
2. Pace Making (membuat tujuan sementara atu dekat): Pada awal kegiatan belajar

mengajar guru, hendaknya terlebih dahulu menyampaikan kepada siswa TPK yang akan dicapai sehingga dengan demikian siswa berusaha untuk mencapai TPK tersebut.
3. Tujuan yang jelas: Motif mendorong individu untuk mencapai tujuan. Makin jelas tujuan,

makin besar ni]ai tujuan bagi individu yang bersangkutan dan makin besar pula motivasi dalam melakuakan sesuatu perbuatan.
4. Kesempurnaan untuk sukses: Kesuksesan dapat menimbulkan rasa puas, kesenangan dan

kepercayaan terhadap diri sendiri, sedangkan kegagalan akan membawa efek yang

sebaliknya. Dengan demikian, guru hendaknya banyak memberikan kesempatan kepada anak untuk meraih sukses dengan usaha mandiri, tentu saja dengan bimbingan guru.
5. Minat yang besar: Motif akan timbul jika individu memiliki minat yang besar. 6. Mengadakan penilaian atau tes. Pada umumnya semua siswa mau belajar dengan tujuan

memperoleh nilai yang baik. Hal ini terbukti dalam kenyataan bawa banyak siswa yang tidak belajar bila tidak ada ulangan. Akan tetapi, bila guru mengatakan bahwa lusa akan diadakan ulangan lisan, barulah siswa giat belajar dengan menghafal agar ia mendapat nilai yang baik. Jadi, angka atau nilai itu merupakan motivasi yang kuat bagi siswa. Dari uraian di atas diketahui bahwa motivsi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul dari luar individu yang berfungsinya karena adanya perangsang dari luar, misalnya adanya persaingan, untuk mencapai nilai yang tinggi, dan lain sebagainya. c. Prestasi Belajar IPA

Belajar dapat membawa suatu perubahan pada individu yang belajar. Perubahan ini merupakan pengalaman tingkah laku dari yang kurang baik menjadi lebih baik. Pengalaman dalam belajar merupakan pengalaman yang dituju pada hasil yang akan dicapai siswa dalam proses belajar di sekolah. Menurut Poerwodarminto (1991: 768), prestasi belajar adalah hasil yang dicapai (dilakukan, dekerjakan), dalam hal ini prestasi belajar merupakan hasil pekerjaan, hasil penciptaan oleh seseorang yang diperoleh dengan ketelitian kerja serta perjuangan yang membutuhkan pikiran. Contoh Proposal PTK Berdasarkan uraian diatas dapat dikatakan bahwa prestasi belajar yang dicapai oleh siswa dengan melibatkan seluruh potensi yang dimilikinya setelah siswa itu melakukan kegiatan belajar. Pencapaian hasil belajar tersebut dapat diketahui dengan mengadakan penilaian tes hasil belajar. Penilaian diadakan untuk rnengetahui sejauh mana siswa telah berhasil mengikuti pelajaran yang diberikan oleh guru. Di samping itu guru dapat mengetahui sejauh mana keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar di sekolah. Sejalan dengan prestasi belajar, maka dapat diartikan bahwa prestasi belajar IPA adalah nilai yang dipreoleh siswa setelah melibatkan secara langsung/aktif seluruh potensi yang dimilikinya baik aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotor (keterampilan) dalam proses belajar mengajar IPA. d. Hubungan Motivasi dan Prestasi Belajar Terhadap Metode Pembelajaran Penemuan (Discovery) Motivasi adalah suatu kondisi yang mendorong seseorang untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertetntu. Siswa yang termotivasi untuk belajar sesuatu akan menggunakan proses kognitif yang lebih tinggi dalam mempelajari materi itu, sehingga siswa itu akan menyerap dan mengendapkan materi itu dengan lebih baik (Nur, 2001: 3). Sedangkan prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa dengan melibatkan seluruh pctensi yang dimilikinya setelah siswa itu melakukan kegiatan belajar. Sedangkan metode pembelajaran penemuan (discovery) adalah suatu metode pembelajaran yarg memberikan kesempatan dan menuntut siswa terlibat secara aktif di dalam mencapai tujuan

pembelajaran dengan menberikan informasi singkat (Siadari, 2001: 7). Pengetahuan yang diperoleh dengan belajar penemuan (discovery) akan bertahan lama, mempunyai efek transfer yang lebih baik dan meningkatkan siswa dan kemampuan berfikir secara bebas. Secara umum belajar penemuan (discovery) ini melatih keterampilan kognitif untuk menemukan dan memecahkan masalah tanpa pertolongan orang lain. Selain itu, belajar penemuan membangkitkan keingintahuan siswa, memberi motivasi untuk bekerja sampai menemukan jawaban (Syafi'udin, 2002: 19). Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa dengan adanya motivasi dalam pembelajaran model penemuan (discovery) tersebut maka hasil-hasil belajar akan menjadi optimal. Makin tepat motivasi yang diberikan, akan makin berhasil pula pelajaran itu. Dengan motivasi yang tinggi maka intensitas usaha belajar siswa akan tinggi pula. Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intesitas usaha belajar siswa. Hasil ini akan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. I. a. Metode Penelitian Jenis Penelitianti

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas(PTK) yang bersifat reflektif, partisipatif, kolaboratif, dan spiral, bertujuan untuk melakukan perbaikan perbaikan terhadap sistim, cara kerja, proses, isi, dan kompetensi atau situasi pembelajaran. PTK yaitu suatu kegaitan menguji cobakan suatu id eke dalam praktik atau situasi nyata dalam harapan kegiatan tersebut mampu memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses belajar mengajar ( Riyanto, 2001) b. Kehadiran Peneliti

Pada penelitian ini, peneliti sebagai guru dan merencanakan kegiatan berikut : 1. Menyusun angket untuk pembelajaran dan menyusun rencana program pembelajaran 2. Mengumpulkan data dengan cara mengamati kegiatan pembelajaran dan wawancara untuk mengetahui proses pembelajaran yangdilakukan oleh guru kelas 3. Melaksanakan rencana program pembelajaran yang telah dibuat 4. Melaporkan hasil penelitian c. Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di. d. Data dan sumber 1. Data dalam penelitian ini adalah kemampuan berfikir siswa yang diperoleh dengan mengamati munculnya pertanyaan dan jawaban yang muncul selama diskusi berlangsung dan diklasifikasikan menjadi C1 C 6. Data untuk hasil penelian diperoleh berdasarkan nilai ulangan harian (test). 2. Sumber data penelitian adalah siswa kelas. Sebagai obyek penelitian e. Prosedur pengumpulan data Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik sebagai berikut :

1. Wawancara Wawancara awal dilakukan pada guru dan siswa untuk menentukan tindakan. Wawancara dilakukan untuk mengetahui kondisi awal siswa 2. Angket Angket merupakan data penunjang yang digunakan untuk mengumpulkan informasi terkait dengan respon atau tanggapan siswa terhadap penerapan pembelajaran kooperatif 3. Observasi Observasi dilaksanakan untuk memperoleh data kemampuan berpikir siswa yang terdiri dari beberapa deskriptor yang ada selama pembelajaran berlangsung. Observasi ini dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang telah disusun. Obsevasi dilakukan oleh 3 orang observer. 4. Test Test dilaksanakan setiap akhir siklus, hal ini dimaksudkan untuk mengukur hasil yang diperoleh siswa setelah pemberian tindakan. Test tersebut berbentuk multiple choise agar banyak materi tercakup 5. Catatan lapangan Catatan lapangan digunakan sebagai pelengkap data penelitian sehingga diharapkan semua data yang tidak termasuk dalam observasi dapat dikumpulkan pada penelitian ini f. Analisis data 1. Kemampuan Berfikir Kualitas pertanyaan dan jawaban siswa dianalisis dengan rubric. Kemudian untuk mengetahui peningkatan skor kemampuan berfikir, pertanyaan dan janwaban yang telah dinilai dengan rubric pada siklus I dibandingkan dengan pertanyaan dan jawaban yang telah dinilai dengan rubric pada siklus II. Rumus untuk mencari skor klasikal kemampuan bertanya siswa Skor riil X 4 Skor maks Keterangan: Skor riil : skor total yang diperoleh siswa Skor maksimal : Skor total yang seharusnya diperoleh siswa 4 : Skor maksimal dari tiap jawaban( pedoman penskoran lihat lampiran ) 2. Hasil Belajar Hasil belajar pada aspek kognetif dari hasil test dianalisis dengan teknik analisis evaluasi untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa. Caranya adalah dengan menganalisis hasil test formatif dengan menggunakan criteria ketuntasan belajar. Secam Aswirara individu, siswa dianggap telah belajar tuntas apabila daya serapnya mencapai 65 %, Secara kelompok dainggap tuntas jika telah belajar apabila mencapai 85 % dari jumlah siswa yang mencapai daya serap minimal 65 % (Dedikbud 2000 dalam Aswirda 2007) g. Tahap-tahap penelitian Contoh Proposal PTK

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan proses pembelajaran yang dilakukan adalah model pembelajaran kooperatif Penelitian ini akan dilaksanakan dalam 2 siklus . Setiap siklus tediri dari perencanaan, tindakan, penerapan tindakan, observasi, refleksi. Siklus I

1. Perencanaan Sebelum melaksanakan tindakan maka perlu tindakan persiapan. Kegiatan pada tahap ini adalah :

Penyusunan RPP dengan model pembelajaran yang direncanakan dalam PTK. Penyusunan lembar masalah/lembar kerja siswa sesuai dengan indikator pembelajaran yang ingin dicapai Membuat soal test yang akan diadakan untuk mengetahui hasil pemebelajaran siswa. Membentuk kelompok yang bersifat heterogen baik dari segi kemampuan akademis, jenis kelamin,maupun etnis. Memberikan penjelasan pada siswa mengenai teknik pelaksanaan model pembelajaran yang akan dilaksanakan Melaksanakan kegiatan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat. Dalam pelaksanaan penelitian guru menjadi fasilitator selama pembelajaran, siswa dibimbing untuk belajar IPA secara kooperatif learning dengan modelAdapun langkah langkah yang dilakukan adalah(sesuaikan dengan scenario pembelajaran) Kegiatan penutup

2.

Pelaksanaan Tindakan

Di akhir pelaksanaan pembelajaran pada tiap siklus, guru memberikan test secara tertulis untuk mengevalausi hasil belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung. 3. Observasi Pengamatan dilakukan selama proses proses pembelajaran berlangsung dan hendaknya pengamat melakukan kolaborasi dalam pelaksanaannya. 4. Refleksi Pada tahap ini dilakukan analisis data yang telah diperoleh. Hasil analisis data yang telah ada dipergunakan untuk melakukan evaluasi terhadap proses dan hasil yang ingin dicapai. Refleksi daimaksudkan sebagai upaya untuk mengkaji apa yang telah atau belum terjadi, apa yang dihasilkan,kenapa hal itu terjadi dan apa yang perlu dilakukan selanjutnya. Hasil refleksi digunakan untuk menetapkan langkah selanjutnya dalam upaya unttuk menghasilkan perbaikan pada siklus II Silus II Kegiatan pada siklus dua pada dasarnya sama dengan pada siklus I hanya saja perencanaan kegiatan mendasarkan pada hasil refleksi pada siklus I sehingga lebih mengarah pada perbaikan pada pelaksanaan siklus I
Contoh Proposal PTK

Tuesday, 25 December 2007 Berikut ini contoh sebuah proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS ( PTK )

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI TEHNIK PEMBERIAN TUGAS PEKERJAAN RUMAH BAGI SISWA KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI 1 SAMUDRA KULON

Disusun oleh : NURSIDIK KURNIAWAN, A.Ma.Pd.SD

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

I. JUDUL UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI TEHNIK PEMBERIAN TUGAS PEKERJAAN RUMAH BAGI SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 1 SAMUDRA KULON

II. BIDANG KAJIAN Pembelajaran Matematika dan Pemberian Pekerjaan Rumah.

III. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Pendidikan adalah investasi jangka panjang yang memperlukan usaha dan dana yang cukup besar, hal ini diakui oleh semua orang atau suatu bangsa demi kelangsungan masa depannya. Demikian halnya dengan Indonesia menaruh harapan besar terhadap pendidik dalam perkembangan masa depan bangsa ini, karena dari sanalah tunas muda harapan bangsa sebagai generasi penerus dibentuk.

Meski diakui bahwa pendidikan adalah investasi besar jangka panjang yang harus ditata, disiapkan dan diberikan sarana maupun prasarananya dalam arti modal material yang cukup besar, tetapi sampai saat ini Indonesia masih berkutat pada problemmatika ( permasalahan ) klasik dalam hal ini yaitu kualitas pendidikan. Problematika ini setelah dicoba untuk dicari akar permasalahannya adalah bagaikan sebuah mata rantai yang melingkar dan tidak tahu darimana mesti harus diawali. Terkait dengan mutu pendidikan khususnya pendidikan pada jenjang Sekolah Dasar ( SD ) dan Madrasah Ibtidaiyah ( MI ) sampai saat ini masih jauh dan apa yang kita harapkan. Betapa kita masih ingat dengan hangat akan standarisasi Ujian Akhir Sekolah ( UAS ) dengan nilai masing masing mata pelajaran 4,51 dikeluhkan oleh semua para pendidik bahkan oleh orang orang tua siswa sendiri, karena anak atau siswanya tidak dapat lulus. Hal lucu yang sebenarnya tidak perlu terjadi. Melihat kondisi rendahnya prestasi atau hasil belajar siswa tersebut beberapa upaya dilakukan salah satunya adalah pemberian tugas berupa kepada siswa. Dengan pemberian pekerjaan rumah kepada siswa diharapkan siswa dapat meningkatkan aktifitas belajarnya, sehingga terjadi pengulangan dan penguatan terhadap meteri yang diberikan di sekolah dengan harapan siswa mampu meningkatkan hasil belajar atau prestasi siswa.

IV. PERUMUSAN DAN PEMECAHAN MASALAH

1.

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan sebagaimana tersebut didepan, maka rumusan permasalahan yang diajukan dalam proposal ini adalah : Apakah melalui tehnik pemberian tugas pekerjaan rumah dapat meningkatkan prestasi belajar Matematika bagi siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri 1 Samudra Kulon ?

1.

Pemecahan Masalah

Siswa yang mendapatkan perhatian dan perlakuan khusus tentunya akan menghasilkan atau menguasai yang berbeda pula dalam sebuah kelas atau kelompok bahkan perlakuan individual sekaligus dengan diberikanya perlakuan dan perhatian yang lebih baik dalam belajar di sekolah maupun di rumah, tentunya akan lebih baik pula penguasaan kertramilan atau konsep terhadap mata pelajaran mata pelajaran yang dipelajarinya. Dengan pemberian PR secara rutin dan terorganisir dengan baik paling tidak akan mampu mengkondisikan dalam bentuk motifasi ekstinsik bagi siswa itu sendiri. Moh. Uzer ( 1996:29) menjelaskan Motivasi ekstrinsik timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena adanya ajakan, atau paksaan orang lain sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau melakukan sesuatu atau belajar, misalnya seseorang mau belajar karena ia disuruh orang tua untuk mendapatkan peringkat pertama. Demikian halnya dengan guru memberikan PR dengan harapan baik itu dirasa memaksa bagi siswa atau itu karena disuruh sebagai tugas dengan perasaan terpaksa, yang jelas mengkondisikan siswa harus belajar. Dengan pola demikian tentunya anak yang lebih banyak belajar dirumah akan lebih baik misalnya dalam mata pelajaran yang dikerjakan.. a. Hipotensis

Hipotensisi yang diajukan dalam proposal penelitian ini adalah : Melalui tehnik pemberian tugas pekerjaan rumah dapat meningkatkan hasil belajar matematika bagi siswa kelas VI SDN 1 Samudra Kulon

V. TUJUAN PENELITIAN

1. Tujuan Umum Tujuan peneliti yang diharapkan dari penelitian ini menjadi masukan bagi guru dan siswa untuk meningkatkan belajar di rumah.

2. Tujuan Khusus Adapaun tujuan khusus dari penelitian ini : Untuk mengetahui apakah melalui pemberian pekerjaan rumah dapat meningkatkan prestasi belajar matematika bagi siswa kelas VI SDN 1 Samudra Kulon.

VI. MANFAAT HASIL PENELITIAN

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : a. SDN 1 Samudra Kulon

Dengan hasil penelitian ini diharapkan SD Negeri 1 Samudra Kulon dapat lebih meningkatkan pemberdayaan pemberian pekerjaan rumah agar prestasi belajar siswa lebih baik dan perlu dicoba untuk diterapkan pada pelajaran lain. b. Guru

Sebagai bahan masukan guru dalam meningkatkan mutu pendidikan di kelasnya. c. Siswa

Sebagai bahan masukan bagi siswa untuk memanfaatkan pekerjaan rumah dalam rangka meningkatkan prestasi belajarnya.

VII. KAJIAN PUSTAKA

1. 1.

Landasan Teori Matematika

Istilah Matematika berasal dari bahasa Yunani Mathematikos secara ilmu pasti, atau Mathesis yang berarti ajaran, pengetahuan abstrak dan deduktif, dimana kesimpulan tidak ditarik berdasarkan pengalaman keindraan, tetapi atas kesimpulan yang ditarik dari kaidah kaidah tertentu melalui deduksi (Ensiklopedia Indonesia). Dalam Garis Besar Program Pembelajaran ( GBPP )terdapat istilah Matematika Sekolah yang dimaksudnya untuk memberi penekanan bahwa materi atau pokok bahasan yang terdapat dalam GBPP merupakan materi atau pokok bahasan yang diajarkan pada jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah (Direkdikdas : 1994 ) 1. Belajar

Skinner berpandangan bahwa belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar maka responya menjadi lebih baik dan sebaliknya bila tidak belajar responya menjadi menurun sedangkan menurut Gagne belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi limgkungan, melewati pengolahan informasi, menjadi kapasitas baru ( Dimyati, 2002-10). Sedangkan menurut kamus umum bahasa Indonesia belajar diartikan berusaha ( berlatih dsb )supaya mendapat suatu kepandaian ( Purwadarminta : 109 ) Belajar dalam penelitian ini diartikan segala usaha yang diberikan olh guru agar mendapat dan mampu menguasai apa yang telah diterimanya dalam hal ini adalah pelajaran Matematika. 1. Prestasi Belajar.

Prestasi belajar berasal dari kata prestasi dan belajar prestasi berarti hasil yang telah dicapai (Depdikbud, 1995 : 787 ). Sedangkan pengertian belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau lmu (Depdikbud, 1995 : 14 ). Jadi prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan nilai atau angka yang diberikan oleh guru. Prestasi dalam penilitian yang dimaksudkan adalah nilai yang diperoleh oleh siswa pada mata pelajaran matematika dalam bentuk nilai berupa angka yang diberikan oleh guru kelasnya setelah melaksanakan tugas yang diberikan padanya 1. Teknik

Dalam umum bahasa Indonesia teknik diartikakan cara (kepandaian, dsb) membuat sesuatu atau melakukan sesuatu yang berkenaan dengan kesenian (purwadarminta,: 1035). Sedangkan teknik yang dimaksud disini

adalah cara tertentu yang dilakukan oleh guru yang akan dikenakan kepada siswanya dalam rangka mendapatkan informasi atau laporan yang diinginkan. 1. Pekerjaan rumah

Pekerjaan rumah atau yang lazim disebut PR dalam bahasa Inggris Homework yang artinya mengerjakan pekerjaan rumah. Dalam penilitian ini yang dimaksudkan dengan PR adalah sebuah tugas atau pekerjaan tertentu baik tertulis atau lisan yang harus dikerjakan diluar jam sekolah (terutama dirumah) berkaitan dengan pelajaran yang telah disampaikan guru untuk meningkatkan penguasaan konsep atau ketrampilan dan sekaligus memberikan pengembangan.

VIII. RENCANA DAN PROSEDUR PENELITIAN

1.

Rencana Penelitian

1. Subjek penelitian Subyek dalam peniltian ini adalah siswa kelas VI SD Negeri 1 Samudra Kulon kecamatan Gumelar, Kabupaten Banyumas jumlah siswa 38 orang. Pertimbangan penulis mengambil subyek penilitiann tersebut dimana siswa kelas VI telah mampu dan memiliki kemandirian dalam mengerjakan tugas seperti PR, karena siswa kelas VI telah mampu membaca dan menulis serta berhitung yang cukup. Selain itu penulis pengajar di kelas VI. 2. Tempat Penelitian Dalam penilitian ini penulis mengambil lokasi di SD Negeri 1 Samudra Kulon, kecamatan Gumelar Kabupaten Banyumas penulis mengambil lokasi atau tempat ini dengan pertimbangan bekerja pada sekolah tersebut, sehingga memudahkan dalam mencari data, peluang waktu yang luas dan subyek penlitian yang sangat sesuai dengan profesi penulis. 3. Waktu Penelitian Dengan beberapa pertimbangan dan alasan penulis menentukan menggunakan waktu penelitian selama 3 bulan Agustus s.d Oktober. Waktu dari perencanaan sampai penulisan laporan hasil penelitian tersebut pada semester I Tahun pelajaran 2007/2008. 4. Lama Tidakan Waktu untuk melaksanakan tindakan pada bulan Okteber, mulai dari siklus I, Siklus II dan Siklus III.

1.

Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang diterapkan dalam hal ini antara lain : 1. Perencanaan

Meliputi penyampaian materi pelajaran, latian soal, pembahasan latian soal, tugas pekerjaan rumah ( kegiatan penelitian utama ) pembahasan PR, ulangan harian.

2. a. b. c.

Tindakan ( Action )/ Kegiatan, mencakup Siklus I, meliputi : Pendahuluan, kegiatan pokok dan penutup. Siklus II ( sama dengan I ) Siklus III ( sama dengan I dan II )

3. Refleksi, dimana perlu adanya pembahasan antara siklus siklus tersebut untuk dapat menentukan kesimpulan atau hasil dari penelitian.

IX. JADWAL PENELITIAN

MINGGU KE.. No KEGIATAN 1 2 1 2 3 4 5 6 7 Perencanaan Proses pembelajaran Evaluasi Pengumpulan Data Analisis Data Penyusunan Hasil Pelaporan Hasil 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

X. BIAYA PENELITIAN Akibat yang timbul dari penelitian ini menjadi tanggung jawab peneliti, adapun biaya tersebut adalah : 1. 2. 3. 4. 5. Fotocopy Naskah Kerta folio 1 pack jilid buku Rental Komputer lain lain : Rp : Rp : Rp : Rp : Rp : Rp

JUMLAH

XI. PERSONALIA PENELITI Penelitian ini melibatkan Tim peneliti, identitas dari Tim tersebut adalah : 1. Nama NIM Pekerjaan : NURSIDIK KURNIAWAN : 813846371 : Guru Wiyata Bakti SDN 1 Samudra Kulon

Tugas dalam penelitian : Pengumpulan dan Analisis Data Sumber: http://nhowitzer.multiply.com

Penelitian Tindakan Kelas (PTK)


Terbitan berbagai sumber. CD 1 PTK SD/MI: Isi CD: dalam 1 CD telah berisi 44 buah laporan lengkap PTK SD/MI (BAB I sd V), file

bentuk Word. 1. MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BAHASA INGGRIS MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL TGT (TEAM GAMES TOURNAMENT) PADA SISWA SD 2. METODE DEMONSTRASI DALAM UPAYA MININGKATKAN PROSES BELAJAR DAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA PADA SISWA SD 3. PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENDESKRIPSI SECARA TERTULIS PADA SISWA KELAS II SD 4. EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATERI PELAJARAN BANGUN DATAR DENGAN METODE STAD DAN ALAT BANTU MBDW PADA PESERTA DIDIK KELAS V SD 5. PERANAN EKSPLORASI PUSTAKA UNTUK MENINGKATKAN KETRAMPILAN MENULIS PADA SISWA KELAS IV SD 6. METODE PEMBELAJARAN IMAJINATIF DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MENGARANG BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SD 7. MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BAHASA INDONESIA DENGAN MENERAPKAN MODEL PENGAJARAN KOLABORASI SISWA KELAS VI SD 8. UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN METODE PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY) SISWA KELAS VI SD 9. MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI PERKALIAN CARA SUSUN DENGAN METODE DEMONTRASI DAN UPAYA MEMOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN KEPAHLAWANAN DAN PATRIOTISME TOKOH-TOKOH DI LINGKUNGAN ANAK MELALUI PEMBERIAN PENGUATAN VERBAL DAN NON VERBAL PADA SISWA KELAS IV SD 10. MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENERAPKAN METODE PEMBERIAN BALIKAN SISWA KELAS VI SD

www.bahanajar.com
Contact : Rumiyati HP : 081 252 35 5758
2 11. UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN METODE PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING SISWA KELAS IV SD 12. PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR DENGAN

PEMBERIAN TUGAS DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD 13. MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS MELALUI PEMANFAATAN ALAT PERAGA PADA SISWA KELAS V SD 14. PENGARUH METODE BELAJAR AKTIF MODEL PENGAJARAN TERARAH DALAM MENINGKATKAN PRESTASI DAN PEMAHAMAN PELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD 15. PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PAI DENGAN DITERAPKANNYA METODE DEMONSTRASI SISWA KELAS IV SD 16. MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN MENERAPKAN MODEL PENGAJARAN TUNTAS SISWA KELAS IV SD 17. PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA YANG BERORIENTASI PADA PENDEKATAN REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN PECAHAN BAGI SISWA KELAS III SD 18. PENGGUNAAN METODE BERVARIASI UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS I SD 19. MENINGKATKAN DISIPLIN DAN TANGGUNG JAWAB SISWA MELALUI SANKSI BERJENJANG PADA SISWA KELAS III SD 20. PENERAPAN PENDEKATAN PROSES 5 FASE UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MENULIS PADA SISWA KELAS V SD 21. MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MEMBACA DAN MENULIS MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA SISWA KELAS I SD 22. UPAYA MENINGKATKAN EFEKTIVITAS BELAJAR LEMPAR CAKRAM DENGAN MEDIA MODIFIKASI PIRING PLASTIK SISWA KELAS VI SD 23. PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR GUNA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS KELAS IV SD 24. UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PKN MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) PADA SISWA SD 25. UPAYA PENINGKATAN KELINCAHAN DAN KECEPATAN DALAM BERMAIN SEPAK BOLA MELALUI METODE DEMONSTRASI SISWA SD 26. PENERAPAN METODE INKUIRI PADA MATA PELAJARAN PENJASKES UNTUK MENINGKATKAN TEKNIK BERMAIN BOLA TANGAN PADA SISWA SD 27. PENGARUH GABUNGAN METODE CERAMAH DENGAN METODE KERJA

KOLOMPOK TERHADAP HASIL BELAJAR BIDANG STUDI IPS PADA SISWA KELAS VI SD 28. MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI GABUNGAN METODE CERAMAH DENGAN METODE BELAJAR AKTIF MODEL PENGAJARAN AUTENTIK PADA SISWA SD 29. MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL THINK-PAIR-SHARE PADA SISWA SD 30. PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VI SD 31. UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN METODE PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY) PADA SISWA KELAS VI SD 32. MENINGKATKAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR IPA DENGAN MENERAPKAN PENGAJARAN BERBASIS INKUIRI PADA SISWA KELAS V SD 33. EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL MODEL PENGAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM MENINGKATKAN PRESTASI DAN PENGUASAAN MATERI PELAJARAN IPA SISWA SD 34. PENERAPAN METODE KOOPERATIF MODEL GROUP INVESTIGATION (GROUP INVESIGATION) SEBAGAI ALTERNATIF MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA SD 35. MODEL PEMBELAJARAN REALISTIK DENGAN MENGGUNAKAN CONTOH YANG RELEVAN DENGAN PENGALAMAN ANAK SERTA MODEL BANGUN RUANG UNTUK MENINGKATKAN KONSEP PEMAHAMAN SISWA TENTANG SIFAT BANGUN RUANG SISWA SD 36. UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENGERJAKAN SOAL CERITA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE BERMAIN KARTU SOAL BAGI SISWA KELAS VI SD 37. PENINGKATAN PROSES PEMBELAJARAN TENTANG LUAS BANGUN MELALUI MODEL KOOPERATIF STAD DAN KUIS PADA SISWA KELAS VI SD 38. MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) PADA SD 39. PENERAPAN METODE KOOPERATIF

MODEL TGT (TEAM GAMES TOURNAMENT) SEBAGAI ALTERNATIF

3 MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SD 40. UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI DAN KUALITAS BELAJAR BAHASA INDONESIA PADA MATERI BERBICARA DAN MEMBACA DENGAN MENERAPKAN METODE STAD DAN METODE ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS VI SD 41. MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BAHASA INGGRIS DENGAN MENERAPKAN METODE KOOPERATIF MODEL JIGSAW PADA SISWA SD 42. UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KOLABORASI PADA SISWA KELAS VI SD 43. UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN PAKEM PADA SISWA KELAS VI SD 44. PENERAPAN METODE TANYA JAWAB DALAM UPAYA MENINGKATKAN MUTU BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SISWA SD KELAS III-VI CD 2 PTK SMP/MTs: Isi CD: dalam 1 CD telah berisi 19 buah laporan lengkap PTK SMP/MTs (BAB I sd V), file bentuk Word. 1. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TYPE STAD DENGAN MEDIA VCD UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IX SMP 2. UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR FISIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIG SAW SISWA KELAS IX SMP 3. UPAYA PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK SISWA KELAS VII MTS 4. UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING MODEL JIGSAW PADA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK SISWA KELAS VII MTS 5. MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKIDAH AKHLAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MASTERY LEARNING (BELAJAR TUNTAS) SISWA KELAS VII MTS 6. MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA KOMPETENSI IMAN KEPADA MALAIKATMALAIKAT ALLAH DENGAN TEKNIK DISKUSI SISWA KELAS VII MTS 7. PENGGUNAAN METODE SEGMENTASI UNTUK

MENINGKATKAN PRESTASI MATA PELAJARAN SENI BUDAYA SISWA KELAS VII SMP 8. MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF MELALUI TINDAKAN PELAKSANAAN DAN PEMBIASAAN MENULIS JURNAL DALAM PEMBELAJARAN SISWA KELAS VIII SMP 9. PENGGUNAAN METODE BERMAIN PERAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA JAWA SISWA KELAS VIII SMP 10. MENGATASI PERMASALAHAN BELAJAR SISWA KELAS IX SMP MELALUI KONSELING EKLEKTIF DENGAN PERILAKU ATTENDING DI SMP 11. PENDEKATAN METODE BELAJAR TUNTAS DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MENGARANG BAHASA INDONESIA PADA SISWA SMP 12. PENINGKATAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI MELALUI METODE KONTEKSTUAL BERBASIS MASALAH PADA SISWA KELAS VIII SMP 13. MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BAHASA INGGRIS MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER PADA SISWA KELAS VII SMP 14. MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI METODE PENGAJARAN BERBASIS TUGAS/ PROYEK PADA SISWA SMP 15. PENGGUNAAN METODE DISKUSI DAN PENEMUAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS II SMP 16. MENINGKATKAN KETAHANAN PRIBADI SISWA KELAS VIIA SMP DALAM BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD 17. PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN KOOPERATIF TEKNIK STAD PADA SISWA KELAS VII SMP 18. IMPLEMENTASIKAN PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI DALAM UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN PELAJARAN PKN SISWA KELAS VII SMP 19. MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BIDANG BIMBINGAN SOSIAL MATERI TATA KRAMA DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT SISWA KELAS VIII SEMESTER II MTS DENGAN BIMBINGAN DAN KONSELING CD 3 PTK SMA/MA: Isi CD: dalam 1 CD telah berisi 11 buah laporan

lengkap PTK SMA/MA (BAB I sd V), file bentuk Word. 1. PENINGKATAN KETUNTASAN BELAJAR SISWA KELAS X SMA PADA KOMPETENSI DASAR STRUKTUR ATOM, SIFAT-SIFAT PERIODIK UNSUR DAN IKATAN KIMIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

4 2. PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR KIMIA MELALUI METODE ROLE PLAYING SISWA KELAS X SMA 3. PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF UNTUK MENINGKATKAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN MATERI LOGARITMA BAGI SISWA KELAS X SMA 4. PENINGKATAN RANAH KOGNITIF DAN AFEKTIF PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN SEJARAH MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN MODEL PASA (PICTURES AND STUDENT ACTIVE) SISWA KELAS X SMA 5. PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X SMA 6. PRAKTIKUM BIOLOGI BERBASIS KETERAMPILAN PROSES UNTUK MENINGKATKAN KINERJA ILMIAH DAN PEMAHAMAN KONSEP METABOLISME PADA . SISWA KELAS XII ILMU ALAM SMA 7. PENGGUNAAN MEDIA VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP IRISAN BIDANG DENGAN BANGUN RUANG PADA SISWA KELAS X SMA 8. UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI BIOLOGI MELALUI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS X SMA 9. MENINGKATKAN KECEPATAN EFEKTIF MEMBACA (KEM) DENGAN MENGGUNAKAN METODE KLOS SISWA KELAS XI IPA 2 SMA 10. MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI BAHASA SMA DENGAN MENGGUNAKAN ROLE PLAY 11. FUNGSI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN (BP) DALAM MENUNJANG PRESTASI BELAJAR BIDANG STUDI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKN) SISWA KELAS VIII SMA CD 4 PTK SMK: Isi CD: dalam 1 CD telah berisi 16 buah laporan lengkap PTK SMK (BAB I sd V), file bentuk Word.

1. MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH HAM DENGAN MENGGUNAKAN PROBLEM BASED LEARNING DALAM MATA PELAJARAN PKN KELAS X AK SMK 2. PENJELASAN GURU SECARA SINGKAT DAPAT MENGHILANGKAN KEJENUHAN SISWA DALAM MENGIKUTI PROSES PEMBELAJARAN PAI SISWA KELAS X SMK 3. SANKSI AKADEMIS DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN PAI SISWA KELAS X SMK 4. MENGGUNAKAN METODE PRESENTASI UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN PAI SISWA KELAS X SMK 5. KOLABORASI BEBERAPA POKOK BAHASAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP SATU POKOK BAHASAN HUBUNGANNYA DENGAN BAHASAN LAIN PADA MATA PELAJARAN PAI SISWA KELAS X SMK 6. SERTIFIKASI SISWA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM MENGAPLIKASI PEMBELAJARAN PAI SISWA KELAS X SMK 7. PENINGKATAN KEBIASAAAN SHOLAT LIMA WAKTU MELALUI PEMBERIAN MOTIVASI MULTI ASPEK SISWA SMK 8. INOVASI PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM SEKITAR (IPAS) POKOK BAHASAN KIMIA LINGKUNGAN MELALUI PEMBUATAN FILM TENTANG PENCEMARAN LINGKUNGAN SEKITAR PADA SISWA KELAS III SMK 9. PENGGUNAAN KARTU DOMINO UNSUR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA POKOK BAHASAN LAMBANG UNSUR SISWA KELAS X MEKANIK PERKAKAS SMK 10. PENGGUNAKAN MEDIA KOMPUTER DENGAN PERANGKAT LUNAK AUTODESK INVENTOR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT MENGGAMBAR TEKNIK MESIN KELAS II PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN DI SMK 11. PENINGKATAN KOMPETENSI MENGATASI MASALAH POWER SUPPLY TEGANGAN RENDAH DENGAN PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING MELALUI MEDIA FLOWCHART SISWA KELAS XII AUDIO VIDEO SMK 12. UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MERAKIT KOMPONEN ELEKTRONIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT WORK PADA

SISWA KELAS XI EA SMK 13. MENINGKATKAN MINAT BELAJAR BIDANG BIMBINGAN PRIBADI DAN SOSIAL MATERI PENTINGNYA MENGATUR WAKTU DI SEKOLAH PADA SISWA KELAS VIII SMK DENGAN MENGGUNAKAN LAYANAN INFORMASI 14. PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MELALUI BIDANG BIMBINGAN PRIBADI DAN SOSIAL MATERI MENGATASI STRES DAN DEPRESI SISWA KELAS VIII SMK DENGAN LAYANAN KELOMPOK 15. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE BERFIKIR & BERBAGI (THINK PAIR AND SHARE METHOD) UNTUK MENINGKATKAN

5 HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN KKPI SISWA KELAS X ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK 16. PENERAPAN TEKNIK RESITASI GUNA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA SISWA KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN AKUNTANSI SMK 17. UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA INGGRIS MELALUI METODE SIMULASI SPEAKING AND LISTENING GAME SISWA KELAS X1 ANALISIS KIMIA SMK 18. MENINGKATKAN KEMAMPUAN DAN KREATIVITAS SISWA DALAM MEMPELAJARI PROGRAM MICROSOFT EXCEL MELALUI METODE TUTOR SEBAYA PADA SISWA TINGKAT X SMK 19. PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS DAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK 20. PENERAPAN METODE KOOPERATIF JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN PKN GUNA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK CD 5 PTK TK (Taman Kanak-Kanak): Isi CD: dalam 1 CD telah berisi 1 buah laporan lengkap PTK TK (BAB I sd V), file bentuk Word. 1. PENINGKATAN KEMAMPUAN BIDANG PENGEMBANGAN KOGNITIF MELALUI MIND MAP PLUS SISWA TK CD 6 PTS: Isi CD: dalam 1 CD telah berisi 5 buah laporan lengkap PTS (BAB I sd V), file bentuk Word. 1. UPAYA MENINGKATKAN DISIPLIN GURU DALAM KEHADIRAN MENGAJAR DIKELAS MELALUI PENERAPAN REWARD AND

PUNISHMENT DI SMP 2. UPAYA MENINGKATKAN DISIPLIN GURU MELALUI SISTEM REWARD DAN PUNISHMENT GUNA MENUNJANG EFEKTIVITAS PROSES BELAJAR MENGAJAR DI SMA 3. IMPLEMENTASI MANAJEMEN RE UNTUK MENGURANGI JAM KOSONG, KETERLAMBATAN GURU DATANG DI SEKOLAH, DAN KETERLAMBATAN GURU MASUK KELAS DI SMA 4. PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SENI BUDAYA SMA DALAM MENYUSUN RPP MELALUI WORKSHOP PENYUSUNAN RPP PADA KEGIATAN MGMP SENI BUDAYA SMA 5. UPAYA PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU SMP DALAM MENYUSUN DAN MENGGUNAKAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MELALUI SANGGAR KEGIATAN MGMP CD 7 Kumpulan Makalah Pendidikan: Isi CD: dalam 1 CD telah berisi 7 buah Makalah Pendidikan, file bentuk Word. 1. Memasuki Dunia Anak: Pertumbuhan dan Perkembangan Serta Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya 2. Peran Guru Bimbingan dan Konseling (BK) dalam Perencanaan Passion Siswa 3. Peran Guru Dalam Meningkatkan Minat Belajar Siswa 4. Lingkungan Sebagai Sumber Belajar 5. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Bercerita Berpasangan Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas VI SD 6. Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Kreativitas Siswa Pada Pembelajaran Matematika SD dengan Metode Pemecahan Masalah 7. Mudah dan Menyenangkan Belajar Sinonim dan Antonim Dengan Kartu Kwartet

Dapatkan daftar CD/VCD lainnya secara lengkap, seperti RPP, Silabus, Bahan Ajar Interaktif, dll., hanya di:

www.bahanajar.com
Salim, S.Pd & Mulyono, S.Pd

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH ( PTS )


Para sahabat sekalian selain PTK ada karya tulis ilmiah yang disebut PTS ( Penelitian Tindakan Sekolah ) atau sebagian orang menyebut Laporan Tindakan Kepngawasan. PTS ini biasanya diharuskan kepada Guru PNS yang mau mengajukan kenaikan pangkat atau Pengawas yang juga mau naik pangkat.

Penelitian tindakan sekolah tidak jauh beda dengan PTK, cuma dalam PTS ruang lingkupnya agak lebih luas, karena kebanyakan penelitiannya melibatkan sekolahsekolah lain, misalnya workshop, KKG, MGMP dll yang bisa dijadikan untuk bisa melakukan penelitian. oleh karena itu disini saya menyediakan PTS silahkan dibaca dan didownload,semoga bisa dijadikan refrensi pada sekolah anda masing-masing.

KODE PTS 001 MODEL PEMBINAAN CLCK ( CONTOH LATIHAN CONTROL KERJA MANDIRI ) DALAM PROGRAM. UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DI.... BACA SELENGKAPNYA DISINI

KODE PTS 002 UPAYA MENINGKATKAN KINERJA GURU DALAM MENETAPKAN KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL ( KKM ) MELALUI WORKSHOP DI TAHUN..... BACA SELENGKAPNYA DISINI KODE PTS 003 MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MEMANFAATKAN LINGKUNGAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR MELALUI DISKUSI ....DI...... BACA SELENGKAPNYA DISINI KODE PTS 004 UPAYA MENIGKATKAN DISIPLIN GURU DALAM KEHADIRAN MENGAJAR DI KELAS MELALUI PENERAPAN REWARD AND PUNISHMENT DI SMP .................................... BACA SELENGKAPNYA DISINI

KODE PTS 005 MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DALAM MENYUSUN ULANGAN SEMESTER MELALUI RAPAT KERJA MGMP DI......... BACA SELENGKAPNYA DISINI

KODE PTS 007 MENINGKATKAN KINERJA KEPALA SEKOLAH DALAM MENYUSUN RENCANA PENGEMBANGAN SEKOLAH MELALUI WORKSHOP DI....... BACA SELENGKAPNYA DISINI

KODE PTS 008 IMPLEMENTASI MANAJEMEN RE UNTUK MENGURANGI JAM KOSONG, KETERLAMBATAN GURU DATANG DI SEKOLAH, DAN KETERLAMBATAN GURU MASUK KELAS DI SMA .......................................... BACA SELENGKAPNYA DISINI

by Nur Salim, S.Pd & Mulyono, S.Pd

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS ( PTK )


Para sahabat guru sekalian, pada era sekarang ini dalam proses belajar mengajar, seorang guru selain mengajarkan ilmu pengetahuan kepada siswa, seorang guru harus tau tentang permasalahan yang dihadapi oleh siswa tersebut, karena permasalahan siswa tersebut bisa mengakibatkan pengaruh terhadap proses belajar mengajar, oleh karena itu kita sebagai seorang guru harus menguji pelajaran yang kita ajarkan kepada siswa dengan bermacam metode yang kita punya, sehingga kita akan tau tentang keberhasilan dan tidak keberhasilan siswa dalam belajarnya, kalau seandainya siswa tidak bisa memahami pelajaran yang kita sampaikan dengan metode yang kita pakai, kita kroscek metodenya yang kurang baik, apa siswanya yang punya masalah? sehingga mereka kurang fokus dalam belajarnya, oleh karena itu untuk mengetahui tingkat keberhasilan siwa kalau diukur dengan metode yang kita ajarkan, maka kita diharuskan membuat suatu karya ilmiah, yang biasa kita sebut dengan PTK. disini saya mempunyai koleksi laporan Penelitian Tindakan Kelas, silahkan dibaca, mudah-mudahan bisa dijadikan refrensi dalam penulisan karya ilmiah di Sekolah anda masing-masing. KODE PTK 001 ( Bhs. Indonesia ) PENERAPAN METODE BELAJAR TUNTAS DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MENGARANG BAHASA INDONESIA KELAS.... BACA SELENGKAPNYA DISINI

KODE PTK 002 ( IPA )

PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH YANG EFEKTIF DALAM MENINGKATKAN PRESTASI DAN PENGUASAAN MATERI PELAJARAN IPA PADA SISWA..... BACA SELENGKAPNYA DISINI

KODE PTK 003 ( IPS ) PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL THINK-PAIR-SHARE PADA SISWA ...... BACA SELENGKAPNYA DISINI

KODE PTK 004 ( Matematika ) UPAYA MEMBANTU SISWA MENGINGAT KEMBALI MATERI PELAJARAN MATEMATIKA LEWAT METODE BELAJAR AKTIF MODEL MENINJAU KEMBALI KESULITAN MATERI PELAJARAN PADA SISWA..... BACA SELENGKAPNYA DISINI

KODE PTK 005 ( PKn ) PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PKn MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL STRUKTURAL PADA SISWA ..... BACA SELENGKAPNYA DISINI

KODE PTK 006 ( IPS ) METODE BELAJAR AKTIF MODEL PENGAJARAN TERARAH DALAM MENINGKATKAN PRESTASI DAN PEMAHAMAN PELAJARAN IPS PADA SISWA .... BACA SELENGKAPNYA DISINI

KODE PTK 007 ( IPS ) UPAYA PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR DENGAN PEMBERIAN TUGAS DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS V SD ...........

BACA SELENGKAPNYA DISINI

KODE PTK 008 ( PAI ) PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN MENERAPKAN MODEL PENGAJARAN TUNTAS PADA SISWA KELAS IV SD ...................... BACA SELENGKAPNYA DISINI

KODE PTK 009 ( PAI ) PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN DITERAPKANNYA METODE DOMONSTRASI PADA SISWA KELAS IV SD ................... BACA SELENGKAPNYA DISINI

KODE PTK 010 ( Sejarah ) PENINGKATAN RANAH KOGNITIF DAN AFEKTIF PESERTA DIDIK KELAS X SMA X PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING ( CTL ) DENGAN MODEL P A S A ( PICTURES AND STUDENT AKTIVE ) BACA SELENGKAPNYA DISINI

KODE PTK 011 ( Bhs. Indonesia ) METODE PEMBELAJARAN IMAJINATIF DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MENGARANG BAHASA INDONESIA PADA SISWA V SD .......................................................... BACA SELENGKAPNYA DISINI

KODE PTK 012 ( Bhs. Indonesia ) PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR BAHASA INDONESIA DENGAN PENERAPAN MODEL PENGAJARAN KOLABORASI PADA SISWA KELAS VI SD ........................ BACA SELENGKAPNYA DISINI

KODE PTK 013 ( IPA ) MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN METODE PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING PADA SISWA KELAS IV SD ................................. BACA SELENGKAPNYA DISINI

KODE PTK 014 ( Bhs. Indonesia ) EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL MODEL PERANAN EKSPLORASI PUSTAKA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PADA SISWA KELAS IV SDN ......................................... BACA SELENGKAPNYA DISINI

KODE PTK 015 ( Penjas ) MENGEMBANGKAN PRESTASI OLAHRAGA BOLA VOLY DI KELAS... MELALUI METODE EKSPERIMEN BACA SELENGKAPNYA DISINI

KODE PTK 016 ( Bhs. Inggris ) Untuk SMP MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BAHASA INGGRIS MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL TGT PADA SISWA KELAS ......................SMP ........................... BACA SELENGKAPNYA DISINI

KODE PTK 017 ( Pend. Agama Islam ) MENINGKATKAN PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS BELAJAR DAN RESITASI PADA SISWA ................................ BACA SELENGKAPNYA DISINI

KODE PTK 018 ( Pend. Agama Islam )

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING TOGETHER PADA SISWA ...................... BACA SELENGKAPNYA DISINI

KODE PTK 019 ( Matematika ) MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL STAD PADA SISWA KELAS ............................................... BACA SELENGKAPNYA DISINI

KODE PTK 020 ( Bhs. Indonesia ) METODE DEMONSTRASI DALAM UPAYA MENINGKATKAN PROSES BELAJAR DAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA PADA SISWA .................................... BACA SELENGKAPNYA DISINI

KODE PTK 021 ( IPA ) STRATEGI BELAJAR MENGAJAR DENGAN MENERAPKAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS ................... BACA SELENGKAPNYA DISINI

KODE PTK 022 ( PKN ) UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PKn MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL STAD PADA SISWA ........................... BACA SELENGKAPNYA DISINI

KODE PTK 023 ( IPS ) METODE BELAJAR AKTIF MODEL PENGAJARAN TERARAH DALAM MENINGKATKAN PRESTASI DAN PEMAHAMAN PELAJARAN IPS PADA SISWA ...............

BACA SELENGKAPNYA DISINI

KODE PTK 024 ( Penjas Kes ) UPAYA MENINGKATKAN KELINCAHAN DAN KECEPATAN DALAM BERMAIN SEPAK BOLA PADA SISWA KELAS ........................... BACA SELENGKAPNYA DISINI

KODE PTK 025 ( Kimia STAD ) untuk SMA PENINGKATAN KETUNTASAN BELAJAR SISWA KELAS X PADA KOMPETENSI DASAR STRUKTUR ATOM, SIFAT-SIFAT PERIODIK UNSUR DAN IKATAN KIMIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DI SMA ................ BACA SELENGKAPNYA DISINI

KODE PTK 026 ( Bhs. Indonesia ) untuk SMA MENINGKATKAN KECEPATAN EFEKTIF MEMBACA (KEM) DENGAN MENGGUNAKAN METODE KLOS, SISWA KELAS XI SMA ...................................... BACA SELENGKAPNYA DISINI

KODE PTK 027 ( Matematika ) MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI PERPANGKATAN MELALUI PENERAPAN METODE MAKE-A MATCH PADA SISWA KELAS IV SD ............ BACA SELENGKAPNYA DISINI

KODE PTK 028 ( Bahasa Indonesia ) UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN GAMBAR SERI PADA KELAS IV SD ..........................

BACA SELENGKAPNYA DISINI

KODE PTK 029 ( IPA ) MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA ELEKTROMAGNET SISWA KELAS V SDN ............................................ BACA SELENGKAPNYA DISINI

KODE PTK 030 ( PenjasKes ) PENERAPAN METODE INKUIRI PADA MATA PELAJARAN PENJASKES UNTUK MENINGKATKAN TEKNIK BERMAIN BOLA TANGAN PADA SISWA. BACA SELENGKAPNYA DISINI

KODE PTK 031 ( IPA BIOLOGI ) Untuk SMA UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI BIOLOGI MELALUI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS X SMA ....................................... BACA SELENGKAPNYA DISINI

KODE PTK 032 ( IPS ) Untuk SMP MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI METODE PENGAJARAN BERBASIS TUGAS/PROYEK PADA SMP.................... KELAS .............................. BACA SELENGKAPNYA DISINI

KODE PTK 033 ( IPA BIOLOGI ) Untuk SMP MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE OBSERVASI YANG DIVARIASIKAN DENGAN LKS WORD SQUARE PADA MATERI KLASIFIKASI HEWAN DI SMP ..........KELAS VII.....

BACA SELENGKAPNYA DISINI

KODE PTK 034 ( MTK ) EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN MATERI PELAJARAN BANGUN DATAR DENGAN METODE STAD DAN ALAT BANTU MBDW PADA PESERTA DIDIK KELAS V SD ............................. BACA SELENGKAPNYA DISINI

KODE PTK 035 ( IPA ) UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN METODE PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY) PADA SISWA KELAS VI SDN ...................................... BACA SELENGKAPNYA DISINI

KODE PTK 036 ( Bhs. Indonesia ) UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI DAN KUALITAS BELAJAR BAHASA INDONESIA PADA MATERI BERBICARA DAN MEMBACA DENGAN MENERAPKAN METODE STAD DAN METODE ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS VI SDN ................................................. BACA SELENGKAPNYA DISINI KODE PTK 037 ( IPA FISIKA ) Untuk SMP UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN SISWA MERANGKAIKAN ALAT-ALAT UNTUK MENGOPTIMALKAN METODE EKSPERIMENT PADA SISWA KELAS IX DI SMP .............. BACA SELENGKAPNYA DISINI KODE PTK 038 ( Bhs. Inggris ) Untuk SMP MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BAHASA INGGRIS MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER PADA SISWA KELAS VIII SMP ....

BACA SELENGKAPNYA DISINI

KODE PTK 039 ( PAI ) UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN PAKEM PADA SISWA KELAS VI SDN ............... BACA SELENGKAPNYA DISINI KODE PTK 040 ( Bahasa Inggris ) MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BAHASA INGGRIS DENGAN MENERAPKAN METODE KOOPERATIF MODEL JIGSAW PADA SISWA KELAS ..... SDN ........................ BACA SELENGKAPNYA DISINI

KODE PTK 041 ( Bahasa Indonesia ) PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MEMBACA MELALUI ALAT PERAGA PADA SISWA KELAS 1 SDN ...................... BACA SELENGKAPNYA DISINI KODE PTK 042 ( IPS ) MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MELALUI GABUNGAN METODE CERAMAH DENGAN METODE BELAJAR AKTIF MODEL PENGAJARAN AUTENTIK PADA SISWA KELAS ............... SDN ....................... BACA SELENGKAPNYA DISINI KODE PTK 043 ( MATEMATIKA ) PENERAPAN METODE KOOPERATIF MODEL GROUP INVESTIGATION SEBAGAI ALTERNATIF MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS ............. SDN ................ BACA SELENGKAPNYA DISINI

KODE PTK 044 ( IPS )

GABUNGAN METODE CERAMAH DENGAN METODE KERJA KELOMPOK TERHADAP HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS ...............SDN ............... TAHUN PELAJARAN ......................... BACA SELENGKAPNYA DISINI

KODE PTK 045 ( IPA ) MENINGKATKAN MUTU DAN MOTIVASI BELAJAR IPA DENGAN MENERAPKAN PENGAJARAN BERBASIS INKUIRI PADA SISWA KELAS ............. SDN ....... TAHUN PELAJARAN .................... BACA SELENGKAPNYA DISINI

KODE PTK 046 ( MATEMATIKA ) MENERAPKAN METODE KOOPERATIF MODEL TGT SEBAGAI ALTERNATIF MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SDN ................ TAHUN PELAJARAN ................................... BACA SELENGKAPNYA DISINI

KODE PTK 047 ( PAI ) UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KOLABORASI PADA SISWA KELAS ........ SDN ........ TAHUN PELAJARAN ....................... BACA SELENGKAPNYA DISINI KODE PTK 048 ( MATEMATIKA ) PENINGKATAN PROSES PEMBELAJARAN TENTANG LUAS BANGUN MELALUI MODEL KOOPERATIF STAD DAN KUIS PADA SISWA KELAS VI SDN ....... TAHUN PELAJARAN .......... BACA SELENGKAPNYA DISINI

KODE PTK 049 ( MATEMATIKA )

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENGERJAKAN SOAL CERITA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE BERMAIN KARTU SOAL BAGI SISWA KELAS VI SDN .......................... TAHUN PELAJARAN 2008/2009. BACA SELENGKAPNYA DISINI

KODE PTK 050 ( MATEMATIKA ) MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENERAPKAN METODE PEMBERIAN BALIKAN PADA SISWA KELAS VI SDN ................... TAHUN PELAJARAN 2007/2008. BACA SELENGKAPNYA DISINI

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (CLASSROOM ACTION RESEARCH) Apakah Penelitian Tikdakan Kelas (PTK) itu ?
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan ragam penelitian pembelajaran yang berkonteks kelas yang dilaksanakan oleh guru untuk memecahkan masalah-masalah pembelajaran yang dihadapi oleh guru, memperbaiki mutu dan hasil pembelajaran dan mencobakan hal-hal baru pembelajaran demi peningkatan mutu dan hasil pembelajaran. Berdasarkan jumlah dan sifat perilaku para anggotanya, PTK dapat berbentuk individual dan kaloboratif, yang dapat disebut PTK individual dan PTK kaloboratif. Dalam PTK individual seorang guru melaksanakan PTK di kelasnya sendiri atau kelas orang lain, sedang dalam PTK kaloboratif beberapa orang guru secara sinergis melaksanakan PTK di kelas masing-masing dan diantara anggota melakukan kunjungan antar kelas.,...... (baca selanjutnya klik disini) BERITA DARI LEMBAGA PENELITIAN UNP Baru-baru ini, Lembaga Penelitian UNP baru saja selesai menyelenggarakan Program Kerja sama dengan Ditjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PMPTK). Program tersebut berbentuk kepercayaan yang diberikan kepada Lemlit UNP untuk melatih para guru SD, SMP, SMA, dan SMK sebanyak 100 orang per tahun untuk kawasan Sumatra dalam melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Pelaksanaan penelitian dilakukan secara bertahap setiap tahunnya per wilayah. Untuk kesempatan tahun ini, wilayah yang terpilih adalah Wilayah Sumatra Barat yang dipilih secara acak dan yang terpilih adalah wilayah Pesisir Selatan, Solok, Padang Panjang, dan Pariaman. Pada tahun kedua, direncanakan Lemlit UNP sudah dapat memperluas wilayah ke daerah tetangga, seperti Propvinsi Riau, Jambi, Bengkulu. Pada tahun ketiga diharapkan sudah menjangkau wilayah-wilayah lainnya yang masih belum dijangkau. Setelah penelitian selesai, para guru membuat laporan penelitian dan kemudian dialihkan menjadi sebuah artikel yang akan dimuat di dalam Jurnal Pendidikan yang ada di UNP.

Pelaksanaan program terdiri dari beberapa aktivitas yang secara kronologis adalah seperti berikut... (baca selengkapnya klik disini) LAPOROAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS DAN ARTIKEL Berikut ada beberapa laporan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) penelitian lainnya dan Artikel, untuk membacanya klik judul laporan berikut: LAPOROAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

No.

JUDUL LAPORAN

PENELITI

1.

Motivasi, Sikap Tehadap Mengajar dan Konsep Diri Mahasiswa FKIP Universitas Lampung tahun 2001 Peningkatan Kecepatan Efektif Membaca (KEM) dengan teknik Tri Steve Snyder Upaya Meningkatkan Keterampilan Membaca Pemahaman Melalui Penerapan Teknik Skema Peningkatan Kemampuan Membuat Kalimat Bahsa Inggris

DR. Nandang Kosasih Ananda, Dosen FKIP Universitas Lampung

2.

Muhammad Sarwono, Guru Bahasa Indonesia SLTPN 3 Patebon Kabupaten Kendal, Jawa Tengah. Fuad Asnawi, Guru Bahasa Indonesia SLTP Mataram, Kasihan. Kabupaten Bantul D.I. Jokyakarta Andreas Suwarno, Guru Bahasa Inggris SLTPN 4 Muara Kelingi Kabupaten Musi Rawas Sumatera Selatan.
Jafrizal, Guru Bahasa Inggris SLTPN 2 Bayang-Painan Kabupaten Pesisir Selatan Sumatera Barat. Mudairin, Guru Bahasa Inggris SLTP Islam Manbaul Ulum Kabupaten Gresik Jawa Timur.

3.

4.

5.

Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara Bahasa inggris Melalui Teknik KWL dan Permainan Bahasa Role Play: Suatu alternatif pembelajaran yang efektif dan menyenangkan dalam meningkatkan keterampilan berbicara siswa SLTP Islam Manbaul Ulum Gresik Efektifitas pembelajaran Geografi melalui Metode Out Door study Dalam upaya meningkatkan minat belajar

6.

7.

Ninik Widayanti, Guru SLTPN 2 Candipura, Kabupaten Lumajang Jawa Timur.

siswa Pendekatan Joyful Learning Dalam pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) Sri Hayati, Staf Pengajar Jurusan Geografi, Kepala Pusat PPKLH Lembaga Penelitian UPI

8.

ARTIKEL

No.

JUDUL ARTIKEL

PENULIS

1.

Reorientasi Pengembangan Pendidikan di Era Global

Sujarwo, M.Pd. Dosen Pendidikan Laur Sekolah FIP Universitas Negeri Yokyakarta A. Chaedar Al Wasilah. Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia Bandung. Prof. Dr. Fuad Hassan (mantan Mendiknas) dari Fakultas Psikologi. Dr. Marihot Manullang Prof. Dr. Aziz Wahab, M.A, (Ed).Direktur Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

2.

Tujuh Ayat Sekolah Unggul.

3.

Kebebasan Mimbar Aademik Dalam Lingkup Kebebasan Akademik Otonomi Pendidikan Membangun Kemampuan Manajemen Pendidikan Melalui Pemanfaatan Teknologi Komunikasi dan Informasi Dalam Rangka Otonomi Daerah dan Otonomi Pendidikan Kepemimpinan Kepala Sekolah (Di Era Otonomi Pendidikan)

4. 5.

6.

Prof Suyanto PhD, Rektor Universitas Negeri Yogyakarta, Ketua Tim Komite Reformasi Pendidikan. Dewi Utama Faizah (bekerja di Direktorat Pendidikan TK dan SD Ditjen Dikdasmen, Depdiknas, Program Director untuk Institut

7.

Anak-anak Karbitan

Pengembangan Pendidikan Karakter divisi dari Indonesia Heritage Foundation. 8. Jujurkah Dunia Pendidikan Kita ? Belajar Kejujuran di Sekolah D. Kemalawati (Guru SMK Banda Aceh) Tabrani Yunis (Director Center for Community Development and Education (CCDE) Tabrani Yunis (Director Center for Community Development and Education (CCDE)

9.

10. Bila Guru Mau Menulis

01/26/2009
CONTOH PROPOSAL PENELITIAN KUALITATIF

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI XXXX PROGRAM PASCASARJANA RANCANGAN TESIS Diajukan oleh : Nama : XXXX NIM : XXXX Program Studi : Pendidikan Matematika A. Judul COOPERATIVE LEARNING DAN ANALISIS SIKAP DALAM UPAYA MENGURANGI TINGKAT KENAKALAN SISWA SMK SEBAGAI SARANA PENINGKATAN KUALITAS LULUSAN SMK (STUDI KASUS SISWA JURUSAN TEKNIK BANGUNAN SMK DI XXXX) B. Pendahuluan

Berdasarkan informasi dari beberapa guru SMK di Semarang mengatakan bahwa sebagian besar siswa SMK sangat sulit dikendalikan dalam proses pembelajaran di dalam kelas. Siswa banyak yang bertindak sekeinginan hatinya. Kenyataan yang terjadi saat ini, ada guru yang sama sekali tidak dihiraukan oleh siswanya sendiri. Guru telah mencoba untuk mengatasinya, tetapi masih saja guru belum berhasil untuk memecahkan masalah tersebut. Berdasarkan hasil diskusi antara guru kelas dan dosen, sampailah pada suatu intuisi bahwa pada umumnya dalam belajar, siswa menginginkan sebuah suasana yang harmonis dan menyenangkan. Tetapi permasalahan tidak berhenti pada hal itu saja. Konsep menyenangkan antara guru dan siswa SMK sangatlah berbeda dan sangat sulit untuk dapat dipertemukan kedua konsep tersebut sehingga permasalahan tersebut tetap saja berlangsung sampai dengan saat ini. Dengan permasalahan tersebut, yang terjadi saat ini adalah rendahnya hubungan antar personal guru dengan siswa SMK. Guru hanya mementingkan tugas mengajar tanpa mengikutsertakan tugas membimbingnya. Dan siswa pun akhirnya menjadi acuh tak acuh, sehinga proses pendidikan yang terjadi di sekolah menjadi sulit diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Adanya permasalahan tersebut dapat diduga bahwa akhirnya pembelajaran menjadi kurang bermakna bagi siswa. Hal ini juga sesuai dengan penelitian Outhred & Michelmore dalam Silberman (2001) bahwa siswa mengalami kesulitan dalam menerapkan konsep untuk memecahkan masalah yang terkait dengan kehidupan sehari-hari. Pendidikan yang diberikan selama sekolah seakan-akan menjadi sia-sia. Mereka hanya secara formalitas bersekolah hanya untuk mendapat uang saku, dan akhirnya orientasi mereka bersekolah pun menjadi lain. Sikap seperti inilah yang kemudian dilampiaskan kepada tawuran dan hal-hal negatif lain. Sudah menjadi rahasia umum bahwa siswa SMK mudah untuk melakukan tawuran. Tanpa ikatan yang kuat dari sekolah bukan hal yang mustahil jika setiap hari terjadi perkelahian di sebuah SMK. Untuk mengatasi permasalahan yang diuraikan tersebut perlu adanya suatu penelitian yang menerapkan suatu strategi pembelajaran tertentu yang dapat meningkatkan ketertarikan siswa pada materi pelajaran. Selain itu juga perlu dilakukan sebuah penelitian yang mengukur sikap siswa dan guru dalam pembelajaran. Penelitian ini difokuskan kepada siswa dan guru SMK jurusan teknik bangunan. C. Rumusan Masalah Permasalahan yang telah diuraikan dalam pendahuluan dapat dirumuskan sebagai berikut. Bagaimanakah cara untuk mengurangi tingkat kenakalan siswa SMK? Bagaimanakah cara meningkatkan minat siswa SMK untuk belajar? Untuk menjawab permasalahan tersebut akan di jawab melalui penelitian dengan berdasarkan pada refleksi awal (keadaan sebelum penelitian dilakukan). Selanjutnya permasalahan yang ada diuraikan dalam pertanyaan sebagai berikut. a. Bagaimanakah cara untuk mengurangi tingkat kenakalan siswa SMK? b. Metode pembelajaran yang bagaimanakah yang dapat digunakan untuk meningkatkan minat siswa SMK dalam proses pembelajaran dalam kelas? c. Bagaimanakah hubungan guru dan siswa SMK yang seharusnya? D. Pemecahan Masalah Untuk memecahkan masalah yang telah dirumuskan akan dilakukan kegiatan sebagai berikut. Untuk memecahkan masalah pertama dilakukan dengan mengadakan diskusi antar pihak yang terkait di luar siswa yang bersangkutan, kemudian dirumuskan pemecahannya. Selain itu dilakukan penelitian kualitatif yang menganalisis sikap siswa dan hubungannya dengan guru di

kelas. Untuk memecahkan masalah kedua akan digunakan strategi pembelajaran kooperatif, di mana dalam metode ini dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman dan pengembangan keterampilan sosial. Untuk memecahkan masalah ketiga peneliti akan menggunakan analisis sikap guru dan siswa. Guru dan siswa diberikan angket untuk mengetahui sejauhmana sikap guru terhadap siswa dan sebaliknya sejauhmana sikap siswa terhadap guru kelasnya. Dengan analisis sikap ini nantinya akan dapat dirumuskan solusi yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan yang ada. E. Tinjauan Pustaka 1. Pembelajaran Kooperatif Dalam strategi pembelajaran perlu dikembangkan suatu strategi pembelajaran yang memungkinkan siswa belajar aktif . Belajar aktif meliputi ...............................................................dst. Pendahuluan Anda adalah guru yang sudah banyak jam terbangnya, bukan? Pasti Anda punya banyak pengalaman, baik manis maupun pahit, dalam mengajar. Pengalaman manis dapat Anda rasakan ketika siswa-siswa Anda berhasil meraih prestasi, yang sebagian merupakan kontribusi Anda. Dan, Anda pasti menginginkan siswa-siswa Anda selalu berhasil meraih prestasi terbaik. Namun, mungkin keinginan Anda yang mulia tersebut lebih sering tidak tercapai karena berbagai alasan. Misalnya, mungkin Anda sering menemukan siswa-siswa tidak bersemangat, kurang termotivasi, kurang percaya diri, kurang disiplin, kurang bertanggung jawab dsb. Pasti Anda sudah melakukan upaya untuk mengatasinya, tetapi mungkin hasilnya masih jauh dari yang Anda inginkan. Dan Anda masih ingin mengatasi masalah-masalah yang Anda temukan di kelas, bukan? Mengapa tidak mencoba mengatasinya lewat suatu kegiatan penelitian tindakan? Mendengar kata penelitian mungkin Anda ingat pengalaman pahit ketika dulu meneliti untuk skripsi Anda karena harus mengembangkan instrumen yang berkali-kali direvisi atas saran dosen pembimbing, harus minta ijin ke sana ke sini, harus terjun ke lapangan menemui responden, yang tidak selalu menyambut dengan ramah kedatangan Anda, harus kecewa karena angket tidak semua dikembalikan, harus menganalisis data dan seirng tersandung masalah statistik, dan setelah analisis selesai, harus kecewa karena hasilnya tidak selalu siap dipraktikkan di dunia nyata. dsb. Singkatnya, kegiatan penelitian tidak mudah karena pertanggungjawaban teoretisnya cukup berat. Anda tidak perlu mengalami itu semua ketika Anda melakukan penelitian tindakan. Mengapa? Karena jenis penelitian ini memang berbeda dengan jenis penelitian lain. Kalau jenis penelitian lain layaknya dilakukan oleh para ilmuwan di kampus atau lembaga penelitian, penelitian tindakan layaknya dilakukan oleh para praktisi, termasuk Anda sebagai guru. Kalau jenis penelitian lainnya untuk mengembangkan teori, penelitian tindakan ditujukan untuk meningkatkan praktik lapangan. Jadi penelitian tindakan adalah jenis penelitian yang cocok untuk para praktisi, termasuk guru. Mari kita bicarakan hal ikhwal tentang penelitian tindakan. Kalau Anda pernah mempelajarinya, pembicaraan ini berfungsi untuk menyegarkan kembali atau memperkaya apa yang telah Anda ketahui. Kalau Anda belum tahu banyak, lewat pembicaraan ini Anda akan

mengenalnya, memahaminya, dan akhirnya berminat untuk melaksanakannya, untuk mencapai cita-cita Anda yang mulia, yaitu meningkatkan keberhasilan mendidik, mengajar dan melatih murid-murid Anda, yang akan memberikan sumbangan yang signifikan pada peningkatkan kualitas pendidikan nasional. Seperti tercantum dalama UU No. 20/2003 tentang Sisdiknas, Pasal 3, pendidikan nasional befungsi untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, yang merupakan salah satu tujuan kemerdekaan bangsa kita, seperti dinyatakan pada alinea keempat Pembukaan UUD 1945. Oleh sebab itu, upaya Anda untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas merupakan amalan mulia karena memberikan kontribusi dalam mengisi kemerdekaan yang telah direbut lewat pengorbanan yang tidak sedikit. Mari kita menyamakan pemahaman tentang apa yang dimaksud dengan penelitian tindakan kelas (PTK). Apa yang Dimaksud dengan PTK dan Apa Ciri-cirinya? Karena penelitian tindakan cocok untuk para praktisi yang bergelut dengan dunia nyata, maka ia cocok untuk Anda sebagai guru. Anda mungkin heran kenapa istilah penelitian yang biasanya berkenaan dengan teori sekarang dijodohkan dengan istilah tindakan. Keheranan Anda tidak berlebihan karena memang jenis penelitian ini tergolong muda dibandingkan dengan penelitian tradisional yang telah ratusan tahun dikembangkan. Uraian beberapa butir di bawah ini akan dapat membantu Anda dalam memahami apa yang dimaksud dengan penelitian tindakan (Silakan baca Burns, 1999: 30; Kemmis & McTaggrt, 1982: 5; Reason & Bradbury, 2001: 1). Penelitian tindakan merupakan intervensi praktik dunia nyata yang ditujukan untuk meningkatkan situasi praktis. Tentu penelitian tindakan yang dilakukan oleh guru ditujukan untuk meningkatkan situasi pembelajaran yang menjadi tanggung jawabnya dan ia disebut penelitian tindakan kelas atau PTK. Apakah kegiatan penelitian tindakan tidak akan mengganggu proses pembelajaran? Sama sekali tidak, karena justru ia dilakukan dalam proses pembelajaran yang alami di kelas sesuai dengan jadwal. Kalau begitu, apakah penelitian tindakan kelas (PTK) bersifat situasional, kontekstual, berskala kecil, terlokalisasi, dan secara langsung gayut (relevan) dengan situasi nyata dalam dunia kerja? Benar. Apakah berarti bahwa subyek dalam PTK termasuk muridmurid Anda? Benar. Lalu bagaimana cara untuk menjaga kualitas PTK? Apakah boleh bekerjasama dengan guru lain? Benar. Anda bisa melibatkan guru lain yang mengajar bidang pelajaran yang sama, yang akan berfungsi sebagai kolaborator Anda. Karena situasi kelas sangat dinamis dalam konteks kehidupan sekolah yang dinamis pula, apakah peneliti perlu menyesuaikan diri dengan dinamika yang ada? Benar. Anda memang dituntut untuk adaptif dan fleksibel agar kegiatan PTK Anda selaras dengan situasi yang ada, tetapi tetap mampu menjaga agar proses mengarah pada tercapainya perbaikan. Hal ini menuntut komitmen untuk berpartisipasi dan kerjasama dari semua orang yang terlibat, yang mampu melakukan evaluasi diri secara kontinyu sehingga perbaikan demi perbaikan, betapapun kecilnya, dapat diraih. Kalau begitu, apakah diperlukan kerangka kerja agar masalah praktis dapat dipecahkan dalam situasi nyata? Benar. Tindakan dilaksanakan secara terencana, hasilnya direkam dan dianalisis dari waktu ke waktu untuk dijadikan landasan dalam melakukan modifikasi. Apa syarat-syarat agar PTK Anda berhasil?

Untuk dapat meraih perubahan yang diinginkan melalui PTK, apakah ada syarat-syarat lain? Betul, silakan baca McNiff, Lomax dan Whitehead (2003). Pertama, Anda dan kolaborator serta murid-murid harus punya tekad dan komitmen untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan komitmen itu terwujud dalam keterlibatan mereka dalam seluruh kegiatan PTK secara proporsional. Andil itu mungkin terwujud jika ada maksud yang jelas dalam melakukan intervensi tersebut. Kedua, Anda dan kolaborator menjadi pusat dari penelitian sehingga dituntut untuk bertanggung jawab atas peningkatan yang akan dicapai. Ketiga, tindakan yang Anda lakukan hendaknya didasarkan pada pengetahun, baik pengetahuan konseptual dari tinjauan pustaka teoretis, maupun pengetahuan teknis prosedural, yang diperoleh lewat refleksi kritis dan dipadukan dengan pengalaman orang lain dari tinjauan pustaka hasil penelitian tindakan), berdasarkan nilai-nilai yang diyakini kebenarannya. Refleksi kritis dapat dilakukan dengan baik jika didukung oleh keterbukaan dan kejujuran terhadap diri sendiri, khususnya kejujuran mengakui kelemahan/kekurangan diri. Keempat, tindakan tersebut dilakukan atas dasar komitmen kuat dan keyakinan bahwa situasi dapat diubah ke arah perbaikan. Kelima, penelitian tindakan melibatkan pengajuan pertanyaan agar dapat melakukan perubahan melalui tindakan yang disadari dalam konteks yang ada dengan seluruh kerumitannya. Keenam, Anda mesti mamantau secara sistematik agar Anda mengetahui dengan mudah arah dan jenis perbaikan, yang semuanya berkenaan dengan pemahaman yang lebih baik terkadap praktik dan pemahaman tentang bagaimana perbaikan ini telah terjadi. Kutujuh, Anda perlu membuat deskripsi otentik objektif (bukan penjelasan) tentang tindakan yang dilaksanakan dalam riwayat faktual, perekaman video and audio, riwayat subjektif yang diambil dari buku harian dan refleksi dan observasi pribadi, dan riwayat fiksional. Kedelapan, Anda perlu memberi penjelasan tentang tindakan berdasarkan deskripsi autentik tersebut di atas, yang mencakup (1) identifikasi maknamakna yang mungkin diperoleh (dibantu) wawasan teoretik yang relevan, pengaitan dengan penelitian lain (misalnya lewat tinjauan pustaka di mana kesetujuan dan ketidaksetujuan dengan pakar lain perlu dijelaskan), dan konstruksi model (dalam konteks praktik terkait) bersama penjelasannya; (2) mempermasalahkan deskripsi terkait, yaitu secara kritis mempertanyakan motif tindakan dan evaluasi terhadap hasilnya; dan (3) teorisasi, yang dilahirkan dengan memberikan penjelasan tentang apa yang dilakukan dengan cara tertentu. Kesembilan,Anda perlu menyajikan laporan hasil PTK dalam berbagai bentuk termasuk: (1) tulisan tentang hasil refleksi-diri, dalam bentuk catatan harian dan dialog, yaitu percakapan dengan dirinya sendiri; (2) percakapan tertulis, yang dialogis, dengan gambaran jelas tentang proses percakapan tersebut; (3) narasi dan cerita; dan (4) bentuk visual seperti diagram, gambar, dan grafik. Kesepuluh, Anda perlu memvalidasi pernyataan Anda tentang keberhasilan tindakan Anda lewat pemeriksaan kritis dengan mencocokkan pernyataan dengan bukti (data mentah), baik dilakukan sendiri maupun bersama teman (validasi-diri), meminta teman sejawat untuk memeriksanya dengan masukan dipakai untuk memperbaikinya (validasi sejawat), dan terakhir menyajikan hasil seminar dalam suatu seminar (validasi public). Perlu dipastikan bahwa temuan validasi selaras satu sama lain karena semuanya berdasarkan pemeriksaan terhadap penyataan dan data mentah. Jika ada perbedaan, pasti ada sesuatu yang masih harus dicermati kembali. Apa yang dapat Dicapai lewat Penelitian Tindakan Kelas? Pertanyaan ini dapat diubah menjadi, Kapan Anda secara tepat dapat melakukan PTK? Jawabnya: Ketika Anda ingin meningkatkan kualitas pembelajaran yang menjadi tanggung jawab Anda dan sekaligus ingin melibatkan murid-murid Anda dalam proses pembelajaran (lihat Cohen dan Manion, 1980). Dengan kata lain, Anda ingin meningkatkan praktik pembelajaran, pemahaman Anda terhadap praktik tersebut, dan situasi pembelajaran kelas Anda (Grundy &

Kemmis, 1982: 84). Dapat dikatakan bahwa tujuan utama PTK adalah untuk mengubah perilaku pengajaran Anda, perilaku murid-murid Anda di kelas, dan/atau mengubah kerangka kerja melaksanakan pembelajaran kelas Anda. Jadi, PTK lazimnya dimaksudkan untuk mengembangkan keterampilan atau pendekatan baru pembelajaran dan untuk memecahkan masalah dengan penerapan langsung di ruang kelas. PTK berfungsi sebagai alat untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan pembelajaran kelas. Di ruangan kelas, PTK dapat berfungsi sebagai (Cohen & Manion, 1980: 211): (a) alat untuk mengatasi masalah-masalah yang didiagnosis dalam situasi pembelajaran di kelas; (b) alat pelatihan dalam-jabatan, membekali guru dengan keterampilan dan metode baru dan mendorong timbulnya kesadaran-diri, khususnya melalui pengajaran sejawat; (c) alat untuk memasukkan ke dalam sistem yang ada (secara alami) pendekatan tambahan atau inovatif; (d) alat untuk meningkatkan komunikasi yang biasanya buruk antara guru dan peneliti; (e) alat untuk menyediakan alternatif bagi pendekatan yang subjektif, impresionistik terhadap pemecahan masalah kelas. Ada dua butir penting yang perlu disebut di sini. Pertama, hasil penelitian tindakan dipakai sendiri oleh penelitinya, dan tentu saja oleh orang lain yang menginginkannya. Kedua, penelitiannya terjadi di dalam situasi nyata yang pemecahan masalahnya segera diperlukan, dan hasil-hasilnya langsung diterapkan/dipraktikkan dalam situasi terkait. Ketiga, peneliti tindakan melakukan sendiri pengelolaan, penelitian, dan sekaligus pengembangan. Kriteria dalam Penelitian Tindakan Benarkah PTk harus memenuhi kriteria tertentu? Benar. Seperti layaknya penelitian, PTK harus memenuhi kriteria validitas. Akan tetapi, makna dasar validitas untuk penelitian tindakan condong ke makna dasar validitas dalam penelitian kualitatif, yaitu makna langsung dan lokal dari tindakan sebatas sudut pandang peserta penelitiannya (Erickson, 1986, disitir oleh Burns, 1999). Jadi kredibilitas penafsiran peneliti dipandang lebih penting daripada validitas internal (Davis, 1995, disitir oleh Burns, 1999). Karena PTK bersifat transformatif, maka kriteria yang cocok adalah validitas demokratik, validitas hasil, validitas proses, validitas katalitik, dan validitas dialogis, yang harus dipenuhi dari awal sampai akhir penelitian, yaitu dari refleksi awal saat kesadaran akan kekurangan muncul sampai pelaporan hasil penelitiannya (Burns, 1999: 161162, menyitir Anderson dkk,1994). Validitas: demokratik, hasil, proses, katalitik, dan dialoguis Validitas Demokratik berkenaan dengan kadar kekolaboratifan penelitian dan pencakupan berbagai suara. Dalam PTk, idealnya Anda, guru lain/pakar sebagai kolaborator, dan murid-murid Anda masing-masing diberi kesempatan menyuarakan apa yang dipikirkan dan dirasakan serta dialaminya selama penelitian berlangsung. Pertanyaan kunci mencakup: Apakah semua pemangku kepentingan (stakeholders) PTK (guru, kolaborator, administrator, mahasiswa, orang tua) dapat menawarkan pandangannya? Apakah solusi masalah di kelas Anda memberikan manfaat kepada mereka? Apakah solusinya memiliki relevansi atau keterterapan pada konteks kelas Anda? Semua pemangku kepentingan di atas diberi kesempatan dan/atau didorong lewat berbagai cara yang cocok dalam situasi budaya setempat untuk mengungkapkan pendapatnya, gagasan-gagasannya, dan sikapnya terhadap persoalan pembelajaran kelas Anda, yang fokusnya adalah pencarian solusi untuk peningkatan praktik dalam situasi pembelajaran kelas Anda. Misalnya, dalam kasus penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran bahasa Inggris, pada tahap refleksi awal guru-guru yang berkolaborasi untuk melakukan penelitian tindakan kelas, siswa, Kepala Sekolah, dan juga orang tua siswa, diberi

kesempatan dan/atau didorong untuk mengungkapkan pandangan dan pendapatnya tentang situasi dan kondisi pembelajaran bahasa Inggris di sekolah terkait. Hal ini dilakukan untuk mencapai suatu kesepatakan bahwa memang ada kekurangan yang perlu diperbaiki dan kekurangan tersebut perlu diperbaiki dalam konteks yang ada, atau juga disebut kesepakatan tentang latar belakang penelitian. Selanjutnya, diciptakan proses yang sama untuk mencapai kesepakatan tentang masalah-masalah apa yang ada, yaitu identifikasi masalah, dan tentang masalah apa yang akan menjadi fokus penelitian atau pembatasan masalah penelitian. Kemudian, proses yang sama berlanjut untuk merumuskan pertanyaan penelitian atau merumuskan hipotesis tindakan yang akan menjadi dasar bagi perencanaan tindakan, yang juga dilaksanakan melalui proses yang melibatkan semua peserta penelitian untuk mengungkapkan pandangan dan pendapat serta gagasan-gagasannya. Proses yang mendorong setiap peserta penelitian untuk mengungkapkan atau menyuarakan pandangan, pendapat, dan gagasannya ini diciptakan sepanjang penelitian berlangsung. Validitas Hasil mengandung konsep bahwa tindakan kelas Anda membawa hasil yang sukses di dalam konteks PTK Anda. Hasil yang paling efektif tidak hanya melibatkan solusi masalah tetapi juga meletakkan kembali masalah ke dalam suatu kerangka sedemikian rupa sehingga melahirkan pertanyaan baru. Hal ini tergambar dalam siklus penelitian pada Gambar 1 di bawah, di mana ketika dilakukan refleksi pada akhir tindakan pemberian tugas yang menekankan kegiatan menggunakan bahasa Inggris lewat tugas information gap, ditemukan bahwa hanya sebagian kecil siswa menjadi aktif dan sebagian besar siswa merasa takut salah, cemas, dan malu berbicara. Maka timbul pertanyaan baru, Apa yang mesti dilakukan untuk mengatasi agar siswa tidak takut salah, tidak cemas, dan tidak malu sehingga dengan suka rela aktif melibatkan diri dalam kegiatan pembelajaran? Hal ini menggambarkan bahwa pertanyaan baru timbul pada akhir suatu tindakan yang dirancang untuk menjawab suatu pertanyaan, begitu seterusnya sehingga upaya perbaikan berjalan secara bertahap, berkesinambungan tidak pernah berhenti, mengikuti kedinamisan situasi dan kondisi. (Mohon dicermati uraian masing-masing tahap dan kesinambungan masalah yang timbul). Validitas hasil juga tergantung pada validitas proses pelaksanaan penelitian, yang merupakan kriteria berikutnya. Validitas Proses berkenaan dengan keterpercayaan dan kompetensi, yang dapat dipenuhi dengan menjawab sederet pertanyaan berikut: Mungkinkah menentukan seberapa memadai proses pelaksanaan PTK Anda? Misalnya, apakah Anda dan kolaborator Anda mampu terus belajar dari proses tindakan tersebut? Artinya, Anda dan kolaborator secara terus menerus dapat mengkritisi diri sendiri dalam situasi yang ada sehingga dapat melihat kekurangannya dan segera berupaya memperbaikinya. Apakah peristiwa atau perilaku dipandang dari perspektif yang berbeda dan melalui sumber data yang berbeda agar terjaga dari ancaman penafsiran yang simplistik atau rancu? Dalam kasus penelitian tindakan kelas bahasa Inggris yang disebut di atas, para peneliti dapat menentukan indikator kelas bahasa Inggris yang aktif, mungkin dengan menghitung berapa siswa yang aktif terlibat belajar menggunakan bahasa Inggris untuk berkomunikasi lewat tugastugas yang diberikan guru, dan berapa banyak bahasa Inggris yang diproduksi siswa, yang bisa dihitung dari jumlah kata/kalimat yang diproduksi dan lama waktu yang digunakan siswa untuk memproduksinya, serta adanya upaya guru memfasilitasi pemelajaran siswa. Kemudian jika keaktifan siswa terlalu rendah yang tercermin dalam sedikitnya ungkapan yang diproduksi, guru secara kritis merefleksi bersama kolaborator untuk mencari sebab-sebabnya dan menentukan cara-cara mengatasinya. Kalau diperlukan, siswa yang tidak aktif didorong untuk menyuarakan apa yang dirasakan sehingga mereka tidak mau aktif dan siswa yang aktif diminta mengungkapkan mengapa mereka aktif. Perlu juga ditemukan apakah ada perubahan pada diri

siswa sesuai dengan indikator bahwa para siswa berubah lewat tindakan pertama berupa pemberian tugas information gap dan tindakan kedua berupa pembelakuan kriteria penilaian, dan perubahan pada diri guru dari peran pemberi pengetahuan ke peran fasilitator dan penolong. Begitu seterusnya sehingga pemantauan terhadap perubahan hendaknya dilakukan secara cermat dan disimpulkan lewat dialog reflektif yang demokratik. Perlu dicatat bahwa kompetensi peneliti dalam bidang terkait sangat menentukan kualitas proses yang diinginkan dan tingkat kemampuan untuk melakukan pengamatan dan membuat catatan lapangan. Dalam kasus penelitian tindakan kelas bahasa Inggris yang dicontohkan di atas, misalnya, kualitas proses akan sangat ditentukan oleh wawasan, pengetahuan dan pemahaman sejati peneliti tentang (1) hakikat kompetensi komunikatif, (2) pembelajaran bahasa yang komunikatif yang mencakup pendekatan komunikatif bersama metodologi dan tekniktekniknya, dan (3) karakteristik siswanya (intelegensi, gaya belajar, variasi kognitif, kepribadian, motivasi, tingkat perkembangan/pemelajaran) dan pengaruhnya terhadap pembelajaran bahasa asing. Jika wawasan, pengetahuan dan pemahaman tersebut kuat, maka peneliti akan dapat dengan lebih mudah menentukan perilaku-perilaku mana yang menunjang tercapainya perubahan yang diinginkan dengan indikator yang tepat, dan juga perilaku-perilaku mana yang menghambatnya. Namun demikian, hal ini masih harus didukung dengan kemampuan untuk mengumpulkan data, misalnya melakukan pengamatan dan membuat catatan lapangan dan harian. Dalam mengamati, tim peneliti dituntut untuk dapat bertindak seobjektif mungkin dalam memotret apa yang terjadi. Artinya, selama mengamati perhatiannya terfokus pada gejala yang dapat ditangkap lewat pancainderanya saja, yaitu apa yang didengar, dilihat, diraba (jika ada), dikecap (jika ada), dan tercium, yang terjadi pada semua peserta penelitian, dalam kasus di atas pada peneliti, guru dan siswa. Dalam pengamatan tersebut harus dijaga agar jangan sampai peneliti melakukan penilaian terhadap apa yang terjadi. Seperti telah diuraikan di depan, perlu dijaga agar tidak terjadi penyampuradukan antara deskripsi dan penafsiran. Kemudian, diperlukan kompetensi lain untuk membuat catatan lapangan dan harian tentang apa yang terjadi. Akan lebih baik jika para peneliti merekamnya dengan kaset audio atau audio-visual sehingga catatan lapangan dapat lengkap. Singkatnya, kompetensi peneliti dalam bidang yang diteliti dan dalam pengumpulan data lewat pengamatan partisipan sangat menentukan kualitas proses tindakan dan pengumpulan data tentang proses tersebut. Validitas Katalitik terkait dengan kadar pemahaman yang Anda capai realitas kehidupan kelas Anda dan cara mengelola perubahan di dalamnya, termasuk perubahan pemahaman Anda dan murid-murid terhadap peran masing-masing dan tindakan yang diambil sebagai akibat dari perubahan ini. Dalam kasus penelitian tindakan kelas bahasa Inggris yang dicontohkan di atas, validitas katalitik dapat dilihat dari segi peningkatan pemahaman guru terhadap faktor-faktor yang dapat menghambat dan factor-faktor yang memfasilitasi pembelajaran. Misalnya faktor-faktor kepribadian (lihat Brown, 2000) seperti rasa takut salah dan malu melahirkan inhibition dan kecemasan. Sebaliknya, upaya-upaya guru untuk mengorangkan siswa dengan mempertimbangkan pikiran dan perasaan serta mengapresiasi usaha belajarnya merupakan faktor positif yang memfasilitasi proses pembelajaran. Selain itu, validitas katalitik dapat juga ditunjukkan dalam peningkatan pemahaman terhadap peran baru yang mesti dijalani guru dalam proses pembelajaran komunikatif. Peran baru tersebut mencakup peran fasilitator dan peran penolong serta peran pemantau kinerja. Validitas katalitik juga tercermin dalam adanya peningkatan pemahaman tentang perlunya menjaga agar hasil tindakan yang dilaksanakan tetap memotivasi semua yang terlibat untuk meningkatkan diri secara stabil alami dan berkelanjutan.

Semua upaya memenuhi tuntutan validitas katalitik ini dilakukan melalui siklus perencanaan tindakan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Validitas Dialogik sejajar dengan proses review sejawat yang umum dipakai dalam penelitian akademik. Secara khas, nilai atau kebaikan penelitian dipantau melalui tinjauan sejawat untuk publikasi dalam jurnal akademik. Sama halnya, review sejawat dalam PTK berarti dialog dengan guru-guru lain, bisa lewat sarasehan atau dialog reflektif dengan teman yang kritis atau pelaku PTK lainnya, yang semuanya dapat bertindak sebagai jaksa tanpa kompromi. Kriteria validitas dialogis ini dapat juga mulai dipenuhi ketika penelitian masih berlangsung, yaitu secara beriringan dengan pemenuhan kriteria demokratik. Yaitu, setelah seorang peserta mengungkapkan pandangan, pendapat, dan/atau gagasannya, dia akan meminta peserta lain untuk menanggapinya secara kritis sehingga terjadi dialog kritis atau reflektif. Dengan demikian, kecenderungan untuk terlalu subjektif dan simplistik akan dapat dikurangi sampai sekecil mungkin. Untuk memperkuat validitas dialogik, seperti telah disebut di atas, proses yang sama dilakukan dengan sejawat peneliti tindakan lainnya, yang jika memerlukan, diijinkan untuk memeriksa semua data mentah yang terkait dengan yang sedang dikritisi. Trianggulasi untuk Mengurangi Subjektivitas Bagaimana Anda meningkatkan validitas PTK Anda? Tidak lain dengan meminimalkan subjektivitas melalui trianggulasi. Anda sebagai pelaku PTK dapat menggunakan metode ganda dan perspektif kolaborator Anda untuk memperoleh gambaran kaya yang lebih objektif. Bentuk lain dari trianggulasi adalah: trianggulasi waktu, trianggulasi ruang, trianggulasi peneliti, dan trianggulasi teoretis (Burns, 1999: 164). Trianggulasi waktu dapat dilakukan dengan mengumpulkan data dalam waktu yang berbeda, sedapat mungkin meliputi rentangan waktu tindakan dilaksanakan dengan frekuensi yang memadai untuk menjamin bahwa efek perilaku tertentu bukan hanya suatu kebetulan. Misalnya, data tentang proses pembelajaran dengan seperangkat teknik tertentu dapat dikumpulkan pada jam awal, tengah dan siang pada hari yang berbeda dan jumlah pengamatan yang memadai, katakanlah 4-5 kali. Trianggulasi peneliti dapat dilakukan dengan pengumpulan data yang sama oleh beberapa peneliti sampai diperoleh data yang relatif konstan. Misalnya, dua atau tiga peserta penelitian dapat mengamati proses pembelajaran yang sama dalam waktu yang sama pula. Trianggulasi ruang dapat dilakukan dengan mengumpulkan data yang sama di tempat yang berbeda. Dalam contoh proses pembelajaran bahasa Inggris di atas, ada dua atau tiga kelas yang dijadikan ajang penelitian yang sama dan data yang sama dikumpulkan dari kelas-kelas tersebut. Trianggulasi teoretis dapat dilakukan dengan memaknai gejala perilaku tertentu dengan dituntun oleh beberapa teori yang berbeda tetapi terkait. Misalnya, perilaku tertentu yang menyiratkan motivasi dapat ditinjau dari teori motivasi aliran yang berbeda: aliran behavioristik, kognitif, dan konstruktivis. Reliabilitas Reliabilitas data PTK Anda secara hakiki memang rendah. Mengapa? Karena situasi PTk terus berubah dan proses PTK bersifat transformatif tanpa kendali apapun (alami) sehingga sulit untuk mencapai tingkat reliabilitas yang tinggi, padahal tingkat reliabilitias tinggi hanya dapat dicapai dengan mengendalikan hampir seluruh aspek situasi yang dapat berubah (variabel) dan hal ini tidak mungkin atau tidak baik dilakukan dalam PTK. Mengapa tidak mungkin? Karena akan bertentangan dengan ciri khas penelitian tindakan itu sendiri, yang salah satunya adalah kontekstual/situasional dan terlokalisasi, dengan perubahan yang menjadi tujuannya. Penilaian peneliti menjadi salah satu tumpuan reliabilitas PTK. Cara-cara meyakinkan orang atas

reliabilitas PTK termasuk: menyajikan (dalam lampiran) data asli seperti transkrip wawancara dan catatan lapangan (bila hasil penelitian dipublikasikan), menggunakan lebih dari satu sumber data untuk mendapatkan data yang sama dan kolaborasi dengan sejawat atau orang lain yang relevan. Kelebihan dan Kekurangan PTK PTK memiliki kelebihan berikut (Shumsky, 1982): (1) tumbuhnya rasa memiliki melalui kerja sama dalam PTK; (2) tumbuhnya kreativitias dan pemikiran kritis lewat interaksi terbuka yang bersifat reflektif/evaluatif dalam PTK; (3) dalam kerja sama ada saling merangsang untuk berubah; dan (4) meningkatnya kesepakatan lewat kerja sama demokratis dan dialogis dalam PTK (silakan lihat Passow, Miles, dan Draper, 1985). PTK Anda juga memiliki kelemahan: (1) kurangnya pengetahuan dan keterampilan dalam teknik dasar penelitian pada Anda sendiri karena terlalu banyak berurusan dengan hal-hal praktis, (2) rendahnya efisiensi waktu karena Anda harus punya komitmen peneliti untuk terlibat dalam prosesnya sementara Anda masih harus melakukan tugas rutin ; (3) konsepsi proses kelompok yang menuntut pemimpin kelompok yang demokratis dengan kepekaan tinggi terhadap kebutuhan dan keinginan anggota-anggota kelompoknya dalam situasi tertentu, padahal tidak mudah untuk mendapatkan pemimpin demikian. Persyaratan Keberhasilan PTK Agar PTK berhasil, persyaratan berikut harus dipenuhi (Hodgkinson, 1988): (1) kesediaan untuk mengakui kekurangan diri; (2) kesempatan yang memadai untuk menemukan sesuatu yang baru; (3) dorongan untuk mengemukakan gagasan baru; (4) waktu yang tersedia untuk melakukan percobaan; (5) kepercayaan timbal balik antar orang-orang yang terlibat; dan (6)pengetahuan tentang dasar-dasar proses kelompok oleh peserta penelitian. Penelitian Tindakan Kolaboratif Kolaborasi atau kerja sama perlu dan penting dilakukan dalam PTK karena PTK yang dilakukan secara perorangan bertentangan dengan hakikat PTK itu sendiri (Burns, 1999). Beberapa butir penting tentang PTK kolaboratif Kemmis dan McTaggart (1988: 5; Hill & Kerber, 1967, disitir oleh Cohen & Manion, 1985, dalam Burns, 1999: 31): (1) penelitian tindakan yang sejati adalah penelitian tindakan kolaboratif, yaitu yang dilakukan oleh sekelompok peneliti melalui kerja sama dan kerja bersama, (2) penelitian kelompok tersebut dapat dilaksanakan melalui tindakan anggota kelompok perorangan yang diperiksa secara kritis melalui refleksi demokratik dan dialogis; (3) optimalisasi fungsi PTK kolaboratif dengan mencakup gagasan-gagasan dan harapan-harapan semua orang yang terlibat dalam situasi terkait; (4) pengaruh langsung hasil PTK pada Anda sebagai guru dan murid-murid Anda serta sekaligus pada situasi dan kondisi yang ada. Kolaborasi atau kerja sama dalam melakukan penelitian tindakan dapat dilakukan dengan: mahasiswa; sejawat dalam jurusan/sekolah/lembaga yang sama; sejawat dari lembaga/sekolah lain; sejawat dengan wilayah keahlian yang berbeda (misalnya antara guru dan pendidik guru, antara guru dan peneliti; antara guru dan manajer); sejawat dalam disiplin ilmu yang berbeda (misalnya antara guru bahasa asing dan guru bahasa ibu); dan sejawat di negara lain (Wallace, 1998).

Prinsip-prinsip penelitian tindakan kolaboratif Tiga tahap PTK kolaboratif adalah: prakarsa, pelaksanaan, dan diseminasi (Burns, 1999: 207-208). Butir-butir tentang prakarsa yang perlu dipertimbangkan dalam PTK Anda (Burns, 1999: 207): 1. Sejauh dapat dilakukan, agenda PTK tindakan hendaknya ditarik dari kebutuhankebutuhan, kepedulian dan persyaratan yang diungkapkan oleh semua pihak Anda sendiri, sejawat, kepala sekolah, murid-murid, dan/atau orangtua murid) yang terlibat dalam konteks pembelajaran/kependidikan di kelas/sekolah Anda; 2. PTK Anda hendaknya benar-benar memanfaatkan keterampilan, minat dan keterlibatan Anda sebagai guru dan sejawat; 3. PTK Anda hendaknya terpusat pada masalah-masalah pembelajaran kelas Anda, yang ditemukan dalam kenyataan sehari-hari. Namun demikian, hasil PTK Anda daapt juga memberikan masukan untuk pengembangan teori pembelajaran bidang studi Anda; 4. Metodologi PTK Anda hendaknya ditentukan dengan mempertimbangkan persoalan pembelajaran kelas Anda yang sedang diteliti, sumber daya yang ada dan murid-murid sebagai sasaran penelitian. 5. PTK Anda hendaknya direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi secara kolaboratif. Tujuan, metode, pelaksanaan dan strategi evaluasi hendaknya Anda negosiasikan dengan pemangku kepentingan (stakeholders) terutama penelitian Anda, sejawat, murid-murid, dan kepala sekolah (yang mungkin diperlukan dukungan kebijakannya). 6. PTK Anda hendaknya bersifat antardisipliner, yaitu sedapat mungkin didukung oleh wawasan dan pengalaman orang-orang dari bidang-bidang lain yang relevan, seperti ilmu jiwa, antropologi, dan sosiologi serta budaya. Jadi Anda dapat mencari masukan dari teman-teman guru atau dosen LPTK yang relevan. Dalam PTK, butir-butir pelaksanaan di bawah harus dipertimbangkan (Burns, 1999: 207-208): 1. Anda sebagai pelaku PTK hendaknya berupaya memperoleh keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk melaksanakannya. Upayakan mendapatkan dari pemimpin dukungan dan bantuan secara terus menerus dalam tahap-tahap pelaksanaan, diseminasi, dan tindak-lanjut penelitiannya. 2. PTK Anda selayaknya dilakukan dalam kelas sendiri. 3. PTK Anda akan berjalan dengan baik jika terkait dengan program peningkatan guru dan pengembangan materi di sekolah atau wilayah sendiri. 4. PTK Anda hendaknya dipadukan dengan komponen evaluasi. Dalam tahap diseminasi PTK perlu dipertimbangkandua butir berikut (Burns, 1999: 208) 1. Bentuk pelaporan hasil penelitian tindakan ditentukan oleh audiens sasaran. Jika audiens sasarannya adalah guru-guru bahasa Inggris di SD, misalnya, bentuk laporannya berbeda dengan jika audiens sasarannya adalah pendidik guru bahasa Inggris di universitas. 2. Jaringan kerja dan mekanisme yang tersedia di dalam lembaga pendidikan Anda hendaknya digunakan untuk menyebarkan hasil penelitian terkait. Misalnya, penyebaran hasil penelitian dilakukan lewat simposium guru, sarasehan MGMP, atau seminar daerah.

Kelebihan dan Kelemahan PTK Kolaboratif Apa kelemahan dan kelebihan PTK? Kelebihannya seperti dikatakan Burns (1999: 13) sebagai berikut. Proses penelitian kolaboratif memperkuat kesempatan bagi hasil penelitian tentang praktik pendidikan untuk diumpanbalikkan ke sistem pendidikan dengan cara yang lebih substansial dan kritis. Proses tersebut mendorong guru untuk berbagi masalah-masalah umum dan bekerja sama sebagai masyarakat penelitian untuk memeriksa asumsi, nilai dan keyakinan yang sedang mereka pegang dalam kultur sosio-politik lembaga tempat mereka bekerja. Proses kelompok dan tekanan kolektif kemungkinan besar akan mendorong keterbukaan terhadap perubahan kebijakan dan praktik. Penelitian tindakan kolaboratif secara potensial lebih memberdayakan daripada penelitian tindakan yang dilakukan secara individu karena menawarkan kerangka kerja yang mantab untuk perubahan keseluruhan. Selain itu, ada kelebihan lain dari PTK kolaboratif (Wallace, 1998: 209-210): (1) kedalaman dan cakupan, yang artinya makin banyak orang terlibat dalam proyek penelitian tindakan, makin banyak data dapat dikumpulkan, apakah dalam hal kedalaman (misalnya studi kasus kelas bahasa Inggris) atau dalam hal cakupan (misalnya beberapa studi kasus suplementer; populasi yang lebih besar), atau dalam keduanya dan ini disebabkan makin banyak perspektif yang digunakan akan makin intensif pemeriksaan terhadap data atau makin luas cakupan persoalan dalam hal tim peneliti saling berkolaborasi dalam meneliti kelasnya masing-masing; (2) Validitas dan reliabilitas, yaitu keterlibatan orang lain akan mempermudah penyelidikan terhadap satu persoalan dari sudut yang berbeda, mungkin dengan menggunakan teknik penelitian yang berbeda (yaitu menggunakan trianggulasi); dan (3) Motivasi yang timbal lewat dinamika kelompok yang benar, di mana bekerja sebagai anggota tim lebih bersemangat daripada bekerja sendiri. Kelemahan terbesar PTK kolaboratif terkait dengan sulitnya mencapai keharmonisan kerjasama antara orang-orang yang berlatar belakang yang berbeda. Hal ini dapat dipecahkan dengan membicarakan aturan-aturan dasar (Wallace, 1998: 210), seperti yang tersirat dalam pertanyaan-pertanyaan berikut: Apa yang akan kita lakukan? Mengapa kita menangani masalah ini? (Apakah kita memiliki motivasi yang sama, atau motivasi yang berbeda?) Bagaimana kita akan melakukannya? (Siapa melakukan apa dan kapan?) Berapa banyak waktu masing-masing dari kita akan siap dihabiskan untuk keperluan ini? Berapa sering kita akan bertemu, di mana dan kapan? Apa hasil akhir yang diharapkan? (Suatu ceramah atau artikel; atau sekadar pengalaman yang sama?) Oleh : Prof. Dr. Suwarsih Madya

You might also like