You are on page 1of 1

ASAL-USUL KOTA SALATIGA

Pada zaman dahulu kabupaten semarang di perintah oleh seorang bupati yang terkenal kaya raya.Bupati itu bernama Pandanarang.Tetapi sayang,kekayaannya itu tidak di dermakannya kepada orang lain yang membutuhkan.Bahkan para pegawainya hanya di gaji ala kadarnya. Pada suatu sore ketika pandanarang dan rambawati,istrinya, sedang duduk di beranda.datanglah seorang lelaki tua kotor dan dekil,namanya Jogo. Lelaki tua itu bermaksud meminta pekerjaan kepada Pandanarang. Mula-mula Pandanarang tidakmau menerima Jogo bekerja padanya, sebab ia tentu akan mengeluarkan upah untuk Jogo. Namun, karena permintaan istrinya, Pandanarang menreima Jogo bekerja kepadanya. Jogo bekerja sebagai penyabit rumput dengan upah 6 sen untuk tiap satu pikul rumput. Keesokan harinya mulailah Jogo bekerja menyabit rumput. Tengah hari, Jogo sudah mendapatkan sepikul rumput, lalu rumput itu diserahkannya kepada Pandanarang. Jogo menerima upah 6 sen. Oleh jogo, uang yang 5 sen diselipkannya di keranjang rumput, sedang yang 1 sen dimasukkan dalam sakunya. Sore harinya, ketika tukang kuda hendak member makan kuda-kuda Pandanarang, terkejutlah ia melihat uang 5 sen itu. Piker tukang kuda, Jogo tentu lupa membawa kembali uangnya. Ia lalu menyerahkan uang 5 sen itu kepada Pandanarang. Pandanarang berjanji akan menyerahkan uang itu kepada Jogo. Akan tetapi, ketika keesokan harinya Jogo menyerahkan rumput, uang yang 5 sen itu tidak dikembalikan kepada Jogo. Kejadian seperti itu ternyata berulang beberapa kali. Lima hari kemudian, Pandanarang memutuskan untuk menanyakan hal ini kepada Jogo. Maka, setelah Jogo selesai menyimpan rumput dan menyelipkan uang 5 sen di keranjang rumput, dipanggilnyalah Jogo. Pandanarang menegur Jogo, mengapa ia selalu meninggalkan uangnya di keranjang rumput. Jogo mengatakan bahwa baginya uang 1 sen sudah cukup, sebab Jogo merasa bangga ia orang miskin. Pandanarang menyarankan agar Jogo menyimpan uangnya, barangkali suatu saat nanti Jogo membutuhkannya. Akan tetapi, saran Pandanarang ditolak oleh Jogo. Bahkan Jogo mengatakan bahwa orang yang percaya kepada Yang Maha Kuasa tidak perlu menumpuk harta, bila seseorang itu mati, hartanya tidak akan dibawa mati. Jadi, selama hidup kita tidak perlu menumpuk harta. Nama Kelas No. Absen : Sella Irfani : VII A : 34

You might also like