You are on page 1of 9

ANDAL

1. PENGERTIAN IKAN : Ikan dapat digunakan sebagai bioindikator karena mempunyai daya respon terhadap adanya bahan pencemar. Ikan dapat menunjukkan rekasi terhadap perubahan fisik air maupun terhadap adanya senyawa pencemar yang terlarut dalam batas kosentrasi tertentu. (Chahaya, 2003). Ikan adalah anggota vertebrata poikilotermik (berdarah dingin) yang hidup di air dan bernapas dengan insang. Ikan merupakan kelompok vertebrata yang paling beraneka ragam dengan jumlah spesies lebih dari 27,000 di seluruh dunia. Ikan dibagi menjadi ikan tanpa rahang (kelas Agnatha, 75 spesies termasuk lamprey dan ikan hag), ikan bertulang rawan (kelas Chondrichthyes, 800 spesies termasuk hiu dan pari), dan sisanya tergolong ikan bertulang keras (kelas Osteichthyes) (Onnay, 2011). Menurut Pasal 1 Undang-Undang 45 tahun 2009, ikan adalah segala jenis organisme yang seluruh atau sebagian dari siklus hidupnya berada di dalam lingkungan perairan. Didalam bagian penjelasan dijelaskan bahwa yang termasuk kedalam jenis ikan adalah : a. ikan bersirip (pisces) b. udang, rajungan, kepiting, dan sebangsanya (crustacea) c. kerang, tiram, cumi-cumi, gurita, siput, dan sebangsanya (mollusca) d. ubur-ubur dan sebangsanya (coelenterata) e. tripang, bulu babi, dan sebangsanya (echinodermata) f. kodok dan sebangsanya (amphibia) g. buaya, penyu, kura-kura, biawak, ular air, dan sebangsanya (reptilia) h. paus, lumba-lumba, pesut, duyung, dan sebangsanya (mammalia) i. rumput laut dan tumbuh-tumbuhan lain yang hidupnya di dalam air (algae) j. biota perairan lainnya (Mukhtar, 2011)

2. FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI : Faktor yang mempengaruhi ikan adalah lingkungan tempat hidupnya seperti kualitas air. Untuk kualitas air yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangan ikan seperti suhu, kisaran suhu air yang sangat diperlukan agar pertumbuhan ikan-ikan pada perairan tropis dapat berlangsung berkisar antara 25 C 32 C. Suhu Air (C) Mendekati 0 8 10 15 22 28 30 33 35 36 38 38 42 Respon Konsumsi Pakan Kondisi kritis minimal Tidak ada respon terhadap pemberian pakan Pemberian pakan berkurang 50% optimum Pemberian pakan optimum 50% optimum Pemberian pakan berkurang Tidak respon terhadap pemberian pakan Kondisi kritis minimal

Sumber : Tucker and Hargreaves (2004) Kecerahan dan kekeruhan air dalam suatu perairan dipengaruhi oleh jumlah cahaya matahari yang masuk ke dalam perairan atau disebut juga dengan intensitas cahaya matahari. Cahaya matahari di dalam air berfungsi terutama untuk kegiatan asimilasi fito/ tanaman di dalam air. Oleh karena itu, daya tembus cahaya ke dalam air sangat menentukan tingkat kesuburan air. air yang keruh dapat menyebabkan: a. rendahnya kemampuan daya ikat oksigen b. berkurangnya batas pandang ikan c. selera makan ikan berkurang, sehingga efisiensi pakan rendah d. ikan sulit bernafas karena insangnya tertutup oleh partikel lumpur

Pada perairan perkolaman pH air mempunyai arti yang cukup penting untuk mendeteksi potensi produktifitas perairan. Nilai pH 6,06,5 Pengaruh Umum Keanekaragaman plankton dan benthos mengalami sedikit penurunan. Kelimpahan total, biomassa dan produktivitas tak mengalami perubahan. 5,56,0 Penurunan nilai keanekaragaman plankton dan benthos semakin nampak. Kelimpahan total, biomassa dan produktivitas masih belum mengalami perubahan berarti. Algae hijau berfilamen mulai nampak pada zona literal. 5,05,5 Penurunan keanekaragaman dan komposisi jenis plankton, perifiton, dan benthos semakin besar. Penurunan kelimpahan total dan biomassa zooplankton dan benthos. Algae hijau berfilamen semakin banyak. Proses nitrifikasi terhambat. 4,55,0 Penurunan keanekaragaman dan komposisi jenis plankton, perifiton, dan benthos semakin besar. Penurunan kelimpahan total dan biomassa zooplankton dan benthos. Algae hijau berfilamen semakin banyak. Proses nitrifikasi terhambat. Sumber : (Effendi, 2000) Serta parameter-parameter kualitas air lainnya seperti DO 5-8 ppm, beberapa jenis mineral antara lain Kalsium (Ca), Pospor (P), Magnesium (Mg), Potassium (K), Sodium (Na), Sulphur (S), zat besi (Fe), Tembaga (Cu), Mangan (Mn), Seng (Zn), Florin (F), Yodium (I) dan Nikel (Ni). Diperairan umum

mineral yang diperlukan oleh phytoplakton senantiasa diperoleh dari pembongkaran bahanbahan organik sisa dari tumbuhan dan binatang yang sudah mati. Di alam mineral tersebut berasal dari air yang masuk, atau adanya penambahan pupuk buatan. Nitrogen di dalam perairan dapat berupa nitrogen organik dan nitrogen anorganik. Nitrogen anorganik dapat berupa ammonia (NH3), ammonium (NH4), Nitrit (NO2), Nitrat (NO3) dan molekul Nitrogen (N2) dalam bentuk gas. Sedangkan nitrogen organic adalah nitrogen yang berasal bahan berupa protein, asam amino, dan urea. Agar phitoplankton dapat tumbuh dan berkembang biak dengan subur dalam suatu perairan, paling sedikit dalam air itu harus tersedia 4 mg/l nitrogen (yang diperhitungkan dari kadar N dalam bentuk nitrat), bersama dengan 1 mg/l P dan 1 mg/l K. Kadar N dalam bentuk NH3 dipakai juga sebagai indikator untuk menyatakan derajat polusi. Kadar 0,5 mg/l merupakan batas maksimum yang lazim dianggap sebagai batas untuk menyatakan bahan air itu unpolluted. Ikan masih dapat hidup pada air yang mengandung N2 mg/l. Batas letal akan tercapai pada kadar 5 mg/l. kadar amonia di dalam perairan tidak lebih dari 0,2 mg/l (ppm). Kadar amonia yang tinggi ini diakibatkan adanya pencemaran bahan organik yang berasal dari limbah domestik, industri dan limpasan pupuk pertanian. Persyaratan Kualitas Air Parameter Kualitas Air yang digunakan untuk kebutuhan manusia haruslah air yang tidak tercemar atau memenuhi persyaratan fisika, kimia, dan biologis. 1) Persyaratan Fisika Air  Jernih atau tidak keruh Air yang keruh disebabkan oleh adanya butiran-butiran koloid dari tanah liat. Semakin banyak kandungan koloid maka air semakin keruh.  Tidak berwarna

Air yang berkualitas harus memenuhi persyaratan fisika sebagai berikut:

Air untuk keperluan rumah tangga harus jernih. Air yang berwarna berarti mengandung bahan-bahan lain yang berbahaya bagi kesehatan.  Rasanya tawar Secara fisika, air bisa dirasakan oleh lidah. Air yang terasa asam, manis, pahit atau asin menunjukan air tersebut tidak baik. Rasa asin disebabkan adanya garam-garam tertentu yang larut dalam air, sedangkan rasa asam diakibatkan adanya asam organik maupun asam anorganik.  Tidak berbau Air yang baik memiliki ciri tidak berbau bila dicium dari jauh maupun dari dekat. Air yang berbau busuk mengandung bahan organik yang sedang mengalami dekomposisi (penguraian) oleh mikroorganisme air.  Temperaturnya normal Suhu air sebaiknya sejuk atau tidak panas terutama agar tidak terjadi pelarutan zat kimia yang ada pada saluran/pipa, yang dapat membahayakan kesehatan dan menghambat pertumbuhan mikro organisme.  Tidak mengandung zat padatan Air minum mengandung zat padatan yang terapung di dalam air. 2) Persyaratan Kimia Kandungan zat atau mineral yang bermanfaat dan tidak mengandung zat beracun. 1) pH (derajat keasaman) Penting dalam proses penjernihan air karena keasaman air pada umumnya disebabkan gas Oksida yang larut dalam air terutama karbondioksida. Pengaruh yang menyangkut aspek kesehatan dari pada penyimpangan standar kualitas air minum dalam hal pH yang lebih kecil 6,5 dan lebih besar dari 9,2 akan tetapi dapat menyebabkan beberapa senyawa kimia berubah menjadi racun yang sangat mengganggu kesehatan. 2) Kesadahan Kesadahan ada dua macam yaitu kesadahan sementara dan

kesadahanvnonkarbonat (permanen). Kesadahan sementara akibat keberadaan Kalsium dan Magnesium bikarbonat yang dihilangkan dengan memanaskan air

hingga mendidih atau menambahkan kapur dalam air. Kesadahan nonkarbonat (permanen) disebabkan oleh sulfat dan karbonat, Chlorida dan Nitrat dari Magnesium dan Kalsium disamping Besi dan Alumunium. Konsentrasi kalsium dalam air minum yang lebih rendah dari 75 mg/l dapat menyebabkan penyakit tulang rapuh, sedangkan konsentrasi yang lebih tinggi dari 200 mg/l dapat menyebabkan korosifitas pada pipa-pipa air. Dalam jumlah yang lebih kecil magnesium dibutuhkan oleh tubuh untuk pertumbuhan tulang, akan tetapi dalam jumlah yang lebih besar 150 mg/l dapat menyebabkan rasa mual. 3) Besi Air yang mengandung banyak besi akan berwarna kuning dan menyebabkan rasa logam besi dalam air, serta menimbulkan korosi pada bahan yang terbuat dari metal. Besi merupakan salah satu unsur yang merupakan hasil pelapukan batuan induk yang banyak ditemukan diperairan umum. Batas maksimal yang terkandung didalam air adalah 1,0 mg/l 4) Aluminium Batas maksimal yang terkandung didalam air menurut Peraturan Menteri Kesehatan No 82 / 2001 yaitu 0,2 mg/l. Air yang mengandung banyak aluminium menyebabkan rasa yang tidak enak apabila dikonsumsi. 5) Zat organik Larutan zat organik yang bersifat kompleks ini dapat berupa unsur hara makanan maupun sumber energi lainnya bagi flora dan fauna yang hidup di perairan 6) Sulfat Kandungan sulfat yang berlebihan dalam air dapat mengakibatkan kerak air yang keras pada alat merebus air (panci / ketel)selain mengakibatkan bau dan korosi pada pipa. Sering dihubungkan dengan penanganan dan pengolahan air bekas. 7) Nitrat dan nitrit Pencemaran air dari nitrat dan nitrit bersumber dari tanah dan tanaman. Nitrat dapat terjadi baik dari NO2 atmosfer maupun dari pupuk-pupuk yang digunakan dan dari oksidasi NO2 oleh bakteri dari kelompok Nitrobacter.

Jumlah Nitrat yang lebih besar dalam usus cenderung untuk berubah menjadi Nitrit yang dapat bereaksi langsung dengan hemoglobine dalam daerah membentuk methaemoglobine yang dapat menghalang perjalanan oksigen didalam tubuh. 8) Chlorida Dalam konsentrasi yang layak, tidak berbahaya bagi manusia. Chlorida dalam jumlah kecil dibutuhkan untuk desinfektan namun apabila berlebihan dan berinteraksi dengan ion Na+ dapat menyebabkan rasa asin dan korosi pada pipa air. 9) Zink atau Zn Batas maksimal Zink yang terkandung dalam air adalah 15 mg/l. penyimpangan terhadap standar kualitas ini menimbulkan rasa pahit, sepet, dan rasa mual. Dalam jumlah kecil, Zink merupakan unsur yang penting untuk metabolisme, karena kekurangan Zink dapat menyebabkan hambatan pada pertumbuhan anak. 3) Persyratan mikrobiologis Persyaratan mikrobiologis yangn harus dipenuhi oleh air adalah sebagai berikut: 1. Tidak mengandung bakteri patogen, missalnya: bakteri golongan coli; Salmonella typhi, Vibrio cholera dan lain-lain. Kuman-kuman ini mudah tersebar melalui air. 2. Tidak mengandung bakteri non patogen seperti: Actinomycetes, Phytoplankton colifprm, Cladocera dan lain-lain. (Sujudi,1995)  COD (Chemical Oxygen Demand) COD yaitu suatu uji yang menentukan jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bahan oksidan misalnya kalium dikromat untuk mengoksidasi bahan-bahan organik yang terdapat dalam air (Nurdijanto, 2000 : 15). Kandungan COD dalam air bersih berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No 82 / 2001 mengenai baku mutu air minum golongan B maksimum yang dianjurkan adalah 12 mg/l. apabila nilai COD melebihi batas dianjurkan, maka kualitas air tersebut buruk.

 BOD (Biochemical Oxygen Demand) Adalah jumlah zat terlarut yang dibutuhkan oleh organisme hidup untuk memecah bahan bahan buangan didalam air (Nurdijanto, 2000 : 15). Nilai BOD tidak menunjukkan jumlah bahan organik yang sebenarnya tetepi hanya mengukur secara relatif jumlah oksigen yang dibutuhkan. Penggunaan oksigen yang rendah menunjukkan kemungkinan air jernih, mikroorganisme tidak tertarik menggunakan bahan organik makin rendah BOD maka kualitas air minum tersebut semakin baik. Kandungan BOD dalam air bersih menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No 82 / 2001 mengenai baku mutu air dan air minum golongan B maksimum yang dianjurkan adalah 6 mg/l Adanya penyebab penyakit didalam air dapat menyebabkan efek langsung dalam kesehatan. Penyakit-penyakit ini hanya dapat menyebar apabila mikro penyebabnya dapat masuk ke dalam air yang dipakai masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari (Gusrina, 2008). 3. JENIS IKAN  Perairan bersih : - Ikan mas dapat mendeteksi adanya pestisida dalam air pada kosentrasi 55 ppm. Dimana pada kosentrasi tersebut setelah 10 menit, maka ikan mas akan mengalami perubahan frekuensi gerakan operculum yang mula-mula cepat kemudian melambat dan akhirnya lemas (Chahaya, 2003) - Ikan nila - Ikan gurame  Perairan tercemar : - Ikan lele - Ikan patin 4. PENGAMBILAN SAMPEL Dengan cara mencari tempat fishing ground dan bekerja sama dengan para pemancing atau nelayan untuk mendapatkan ikan misalnya dengan cara pancingan atau menggunakan jala dan jenis alat tangkap lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Chahaya, Indra. 2003. Ikan sebagai alat monitor pencemaran. Universitas Sumatera Utara : Sumatera Utara. Gusrina. 2008. Budidaya ikan. Pusat perbukuan departemen pendidikan nasional: Jakarta. Mukhtar. 2011. Pengertian ikan http://mukhtarapi.blogspot.com/2011/05/pengertian-ikan-menurutperaturan_19.html. Diakses pada tanggal 5 Desember 2011 pukul 20.30 WIB. Onnay. 2011. Pengertian Ikan http://onnay82.blogspot.com/2011/04/ikan-adalahanggota-vertebrata.html. Diakses pada tanggal 5 Desember 2011 pukul 21.25 WIB.

You might also like