You are on page 1of 19

MAKALAH PERMINTAAN DAN PENAWARAN AGREGAT

Disusun oleh: Uniq Alqo Ruhama Ulfi Andriansari Trio Andi Cahyono 110431426160 110431426169 110431426148

UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS EKONOMI JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN SI PENDIDIKAN EKONOMI DESEMBER 2011

A. FLUKTUASI Kegiatan ekonomi senantiasa berfluktuasi atau mengalami pasang surut dari tahun ke tahun. 1. Tiga fakta utama mengenai fluktuasi ekonomi ekonomi. Fluktuasi-fluktuasi jangka pendek dalam aktivitas ekonomi selalu terjadi di semua Negara. a. Fluktuasi ekonomi bersifat tidak teratur dan tidak dapt diperkirakan. Fluktuasi ekonomi yang terjadi di suatu Negara sering kali disebut siklus bisnis (bussines cycle). Fluktuasi ekonomi selalu berhubungan dengan perubahan kondisi ekonomi dalam dunia usaha.Pada saat situasi ekonomi ekonomi baik, GDP riil meningkat secara cepat dunia usaha juga daam keadaan baik, diwarnai dengan tingginya tingkat komsumsi dan peningktan pendapatan ynag diperoleh oleh perusahaan. Sebaliknya ketika ekonomi lesu, maka GDP riil menurun, dunia usaha akan mengalami masalah. Pada masa resensi dunia usaha akan mengalami penurunan penjualan dan keuntungan. Sesungguhnya terminologi dalam siklus bisnis ini bisa menyesatkan. Karena istilah siklus cenderung mendorong kita berpikir bahwa fluktuasi ekonomi mengikuti pola yang teratur dan dapat diperkirakan. Dalam kenyataannya fluktusai ekonomi tidak bersifat teratur dan hampir tidak dapat diperkirakan dengan tingkat akurasi yang tinggi. b. Sebagian besar kuantitas makro ekonomi berfluktuasi bersama-sama. GDP riil adalah salah satu variabel yang sering digunakan utuk mengetahui perubahan-perubahan jangka pendek dalam perkonomian yang paling komprehensif. GDP riil mengukur nilai dari semua barang dan jasa yang diproduksi selama priode waktu tertentu. Variabel tersebut juga mengukur pendapatan total (disesuaikan dengan inflasi) dari setiap orang yang berada pada perekonomian yang dimaksud. Untuk memantau fluktuasi jangka pendek dapat digunakan variabel yang mana saja. Sebagian besar variabel makro ekonomi yang masing-masing

mengukur berbagai jenis pendapatan, pengeluaran/ produksi, berfluktuasi hampir secara bersama-sama. Ketika GDP turun pada saat terjadi resensi, demikian pula dengan pendapatan seseorang, keuntungan perusahaan, pengeluaran konsumen, pengeluaran investasi, produksi, industri, penjual eceran, dsb. Karena resensi merupakan suatu fenomena ekonomi secara umum. c. Ketika output menurun pengagguran meningkat Ketika GDP riil menurun, dalam waktu bersama tingkat pengagguran naik. Karena ketika perusahaan memilih untuk memperkecil volume prodiksi barang dan jasa, perusahaan biasanya akan memberhentikan sebagian pegawainya sehingga akan menambah pengagguran. 2. Fluktuasi ekonomi jangka Pendek a. Model dasar fluktuasi ekonomi Model fluktuasi ekonomi jangka pendek terpusat pada perilaku dua variabel. Variabel pertama adalah output ekonomi dalam bentuk barang dan jasa, sebagai mana diukur oleh GDP riil. Variabel kedua adalah tingkat harga keseluruhan, yang diukur berdasarkan tingkat harga konsumen atau deflator GDP. Output adalah variabel riil sedangkan tingkat harga adalah variabel nominal. Untuk menganalisis fluktuasi ekonomi secara keseluruhan dapat di lakukan dengan model permintaan dan menawaran agregat. Garis vertikal menggambarkan tingkat harga keseluruhan dalam perekonomian. Garis horizontal adalah kuantitas barang dan jasa secara keseluruhan. Kurva permintaan agregat (aggregate demand curve) menggambarkan kuantitas barang dan jasa yang ingin dibeli oleh rumah tangga, perusahaan, pemerintah pada setiap tingkat harga. Kurva penawaran agregat (aggregate supply curve) mengambarkan kuantitas barang dan jasa yang diproduksi dan dijual oleh perusahaan yang diproduksi dan dijual pada tingkat harga tertentu. Menurut model ini tingkat harga dan kuantitas output bergerak menyesuaikan untuk menyeimbangkan permintaan agregat dan penawaran agregat

Kurva permintaan agregat dan penawaran agregat Para ekonom menggunakan menggunakan model permintaan agregat dan penawaran agregat untuk menganalisis fluktuasi-fluktuasi ekonomi. Garis vertical adalah tingkat harga keseluruhan. Sedangkan garis horizontal adalah total output barang dan jasa dalam perekonomian. Output dan dan tingkat harga bergerak menyesuaiakan ketitik dimana kurva permintaan agregat dan penawaran agregat berpotongan.

B. PENGERTIAN PERMINTAAN AGREGAT Permintaan agregat adalah seluruh permintaan terhadap barang dan jasa yang terjadi dalam suatu perekonomian, baik dari dalam maupun dari luar negeri. Dalam menganalisis permintaan agregat, dua ekonom terkenal yaitu Keynes dan Pigou mempunyai pendapat yang berbeda. Menurut Keynes, apabila terjadi perubahan harga, maka jumlah yang beredar riil (Ms/P) akan berubah, akibatnya terjadi perubahan pada tingkat bunga (i). Selanjutnya perubahan tingkat bunga tersebut akan mempengaruhi investasi (I) yang pada akhirnya akan mempengaruhi pendapat nasional. Sedangkan menurut Pigou, apabila terjadi perubahan harga dalam perekonomian masyarakat akan merasa saldo kas rill (real cash balance) meraka berubah, yang yang selanjutnya akan mempengruhi konsumsimasyarakat tersebut. Perubahan konsumsi akan mengakibatkan perubahan pada pendapatan nasional. Jadi pada intinya, perbedaan pendapat kedua ekonom tersebut terletak pada perubahan variabel-variabel ekonomi akibat adanya perubahan harga. Keynes menitik beratkan pada perubahan tingkat bunga, sedangkan Pigou menitik beratkan perubahan konsumsi ketika terjadi perubahan harga.

C. MODEL PERMINTAAN AGREGAT Model Keynes menunjukan apa yang menyebabkan kurva permintaan agregat bergeser. Dalam jangka pendek, ketika tingkat harga tetap, pergeseran kurva permintaan agregat mengarah pada perubahan pendapatan nasional,Y.

Model permintaan agregat yang dikembangkan di makalah ini disebut ISLM merupakan interpretasi utama dari kerja Keynes. Model IS-LM mengambil tingkat harga yang ada dan menunjukan apa yang menyebabkan pendapatan berubah. Ini menunjukan apa yang menyebabkan AD bergeser. Pasar barang dan kurva IS (singkatan dari investasi dan saving/tabungan) memplot hubungan antara tingkat bunga dan tingkat pendapatan yang muncul di pasar dan jasa. Pasar uang dan Kurva LM (singkatan dari likuiditas dan money/uang) memplot hubungan antara tingkat bunga dan tingkat pendapatan yang muncul di pasar uang. Karena tingkat bunga mempengaruhi baik investasi dan permintaan uang, ia adalah variabel yang menghubungkan dua bagian model IS-LM. Model menunjukan bagaimana interaksi antara pasar-pasar ini menentukan posisi dan kemiringan kurva permintaan agregat, dan karenanya, tingkat pendapatan nasional dalam jangka pendek. Dalam General Theory of Money, Interest and Employment (1936), Keynes menyatakan pendapatan total perekonomian, dalam jangka pendek, ditentukan sebagaian besar oleh keinginan belanja rumah tangga, perusahaan, dan pemerintah. Semakin orang ingin belanja, semakin banyak barang dan jasa yang perusahaan dapat jual. Semakin banyak yang perusahaan jual, semakin banyak output yang mereka akan pilih untuk diproduksi dan semakin banyak yang mereka akan pilih untuk dipekerjakan. Jadi, masalah selama resesi dan depresi,menurut Keynes, adalah belanja yang tidak cukup. Perpotongan Keynes adalah usaha untuk memodelkan wawasan ini. Perpotongan Keynes menunjukkan bagaimana pendapatan Y ditentukan untuk tingkat tertentu investasi terencana I dan kebijakan fiskal G dan T. Kita dapat menggunakan model ini untuk menunjukkan bagaimana pen-dapatan berubah ketika salah satu variabel eksogen berubah. Pengeluaran aktual (actual expenditure) adalah jumlah yang rumah tangga, perusahaan dan pemerintah

belanjakan untuk barang dan jasa (GDP). Pengeluaran yang direncanakan (planned expenditure) adalah jumlah yang rumah tangga, perusahaan dan pemerintah ingin belanjakan untuk barang dan jasa. Perekonomian ada di ekuilibrium bila : Pengeluaran aktual = Penge-luaran yang direncanakan atau Y = E

D. KURVA PERMINTAAN AGREGAT Kurva permintaan agregat pada dasnya melambangkan kuantitas dari seluruh barang dan jasa yang diminta dalam suatu perekonomian pada setiap tingkat harga.

Kurva permintaan agregat miring kebawah (downward sloping) atau menghadap ke pusat sumbu. Penurunan tinggkat harga dari P1 ke P2 meningkatkan kuantitas barang dan jasa yang diminta dari Y1 ke Y2. Ada tiga alas an untuk hubungan negative terseut. Ketika tingkat harga jatuh, kekayaan riil

meningkat, suku bunga jatuh dan nilai tukar terdepresiasi. Dampak ini mendorong pengeluaran untuk investasi dan ekspor neto. Peningkatan pengeluaran atas komponen-komponen berarti permintaan yang lebih besar akan barang dan jasa.

E. MENGAPA KURVA PERMINTAAN AGREGAT MIRING KE BAWAH Keynes menyatakan bahwa output dapat dipengaruhi oleh pengeluaran aggregate (aggregate spending) dan pengeluaran aggregat itu sendiri dapat dipengaruhi oleh kebijaksanaan pemerintah. Output dan pengeluaran agregat dapat saling mempengaruhi secara timbal balik. Semakin tinggi output atau income maka semakin tinggi pula pengeluaran atau belanja agregat sehingga permintaan agregat akan semakin tinggi pula. Sebaliknya bila pengeluaran agregat tinggi (artinya aggregate demand juga tinggi) maka output juga tinggi sebagai respon dari produsen yang menaikan output untuk memenuhi permintaan aggregate. Output yang tinggi akan mengakibatkan income juga tinggi. Dalam bab ini kita akan pelajari lebih lanjut tentang aggregate demand menurut teori Keynesian, yaitu hubungan antara Agregate Demand (pengeluaran aggregate) dengan pendapatan atau output. Komponen aggregate demand tersebut, seperti yang telah disingung pada bab 2, adalah yaitu konsumsi (C), investasi (I), pengeluaran pemerintah (G) dan perdagangan luar negeri (NX). Keempat komponen ini merupakan faktor yang menentukan besarnya output atau income. Dalam bentuk persamaan dapat ditulis sebagai berikut: AD = C + I + G + NX (5.1) Dalam keadaan seimbang (equilibrium) maka AD harus sama dengan income atau output: AD = Y = C + I + G + NX (5.2) Bila salah satu komponen aggregate demand berubah maka akan terjadi suatu ketidak seimbangan. Misalnya, pengeluaran agregat yang direncanakan lebih besar dari output maka akan terjadi kekurangan output atau produksi, sebaliknya bila rencana pengeluaran agregat lebih kecil dari output maka akan terjadi kelebihan produksi sehingga persediaan barang (inventory) akan menumpuk. Pada periode berikutnya produsen akan melakukan penyesuaian dengan menambah atau mengurangi output sesuai dengan permintaan agregat.

Pada akhirnya akan keseimbangan akan kembali terjadi. Pertumbuhan ekonomi pada pokoknya adalah pergerakan titik keseimbangan dari satu titik ke titik yang lain yang lebih tinggi. Dan sebelum titik keseimbangan tercapai selalu terjadi proses ketidak seimbangan menuju titik keseimbangan yang baru dan lebih tinggi atau lebih rendah dari titik sebelumnya. Masing-masing komponen memberikan sumbangan pada permintaan agregat untuk barang dan jasa. Untuk saat ini komonen belanja pemerintah diasumsikan tetap berdasarkan kebijakan. Namun tiga komponen lainnya tergantung pada kondisi-kondisi umum ekonomi dan khususnya pada tingkat harga. Untuk mengetahui mengapa kurva permintaan agregat miring kebawah perlu dikaji bagaimana tingkat harga mempengaruhi kuantitas barang dan jasa yang diminta untuk konsumsi, investasi dan ekspor neto. y Tingkat harga dan konsumsi: Dampak kekayaan. Nilai nominal uang ayang ada didopet maupun di bank tetap tetapi nilai riilnya tidak. Seandainya harga jatuh uang menjadi lebih bernilai karena dapat digunakan untuk membeli lebih banyak barang dan jasa. Penurunan ringkat harga membuat konsumen merasalebih kaya, sehingga mendorong mereka untuk lebih banyak membelanjakan uangnya. Peningkatan pengeluaran konsumen berarti lebih banyakkuantitas barnag dan jasa yang diminta. y Tingkat harga dan investasi: Dampak suku bunga.Tingkat harga adalah suatu penentu banyak sedikitnya uang yang dibutuhkan. Semakin rendah tingkat harga semakin sedikit kuantitas uang yang dipegang oleh rumah tangga untuk membeli barang dan jasa yang mereka inginkan. Pada saat tingkat harga jatuh kebutuhan uangpun berkurangrumah tangga akan memanfaatkan kelebihan uang yang mereka pegang untuk memperoleh hasil tambahan, misalnya untuk membeli surat berharga yang

menawarkan sejumlah bunga. Atau rumah tangga dap mendepositkan kelebihan uang pada rekening berbung (deposit/ tabungan ) dan bank akan mengunakan dana tersebut untuk memberikan lebih banyak pinjaman. Pada kasus tersebut saat rumah tangga menkonversikan uanganya mnejadi asset-aset yang memberikan bungan mereka ikut menurunkan suku bunga.

Suku bungan yang rendah maka akan mendorong peminjaman oleh perusahaan untuk menhinveatasikanya dalam bentuk menambah pabrikpabrik, peralatan, serta rumah tangga akan membeli rumah baru. Jadi tingkat harga yang lebih tendah akan menurunkan usuku bunga, mendorong peluang yang lebih besar pada barang-barang investasi, dan karenanya menambah kunatitas barang dan jasa yng diminta. y Tingkat harga dan ekspor neto: dampak efek nilai tukar. Peningkatan jumlah dolar yang beredar menyebabkan nilai dolar terdepresiasi secara relative terhadap mata uang lainnya. Akibat depresiasi barang buatan luar negeri menjadi mahal dari pada barang domestic. Perubahan nilai tukar riil (harga reatif dari barang domestic dan luar negeri ) meningkat ekspor barang dan jasa serta menurunkan impor barang dan jasa. Ekspor neto (Ekspor dikurangi Impor) juga meningkat. Jatuhnya tingkat harga menyebabkan jatuhnya tingkat suku banga, nilai tukar riil terdepresiasi dan depresiasi tersebut mendorong ekspor neto, sehingga meningkatkan kuantitas barang dan ajsa yang diminta. Ada beberapa alasan mengapa penurunan tingkat harga dapat menaikkan kuantitas barang dan jasa yang diminta? 1. Konsumen merasa lebih kaya, yang mendoron permintaan akan barang konsumsi. 2. Jatuhny suku bunga yang mendorong nainya permintaan akan barangbarang investasi. 3. Depresiasi nilai tukar yang mendorong permintaan ekspor neto.

F. MENGAPA KURVA PERMINTAAN AGREGAT DAPAT BERGESER 1. Pergeseran yang berasal dari konsumsi Setiap peristiwa yang mengubah kebanyakan konsumsi yang diinginkan oleh masyarakat pada tingkat harga terterntu dapat menggeser kurva permintaan agregat. Ketika masyarakat menyadari arti pentingnya menabung di hari tua, sehingga mereka memperkecil konsumsi. Karena kuantitas barang dan jasa pada tingkat harga berapapun menurun, maka

kurva permintaan akan bergeser ke kiri. Sebaliknay jika terjadi booming pasar saham membuat orang merasa lebih kaya dan kurang memperhatikan tabungan. Peningkatan jumlah pengeluaran ini menyebabkan lebih banyak kuantitas barang dan jasa yang diminta pada setiap tingkat harga. Sehingga kurva permintaan agregat bergeser ke kanan. 2. Pergeseran yang berasal dari investasi Segala peristiwa yang yang mempengaruhi perusahaan untuk melakukan investasi pada tingkat harga tertentu dapat menggeser kurva permintaan agregat. Kebijakan pajak jug adapt mempengaruhi pergeseran kurva agregat lewat inveatasi. Variabel lain yang dapt mempengaruhi pergeseran kurva permintaan agregat adalah jumlah unag yang beredar. Peningkatan jumlah uang yang beredar dapat menurunkan suku bunga dalam angka pendek. Hal ini membuat pinjaman menjadi lebih murah, menstimulus peningkatan investasi sehingga kurva permintaan agregat dapat bergeser ke kanan. Sedangkan penurunan sumlah uang yang beredar dapat meningkatkan suku bunga, menurunnya pengeluaran untuk investasi menyebabkan kurva permintaan agregat bergeser ke kiri. 3. Pergeseran yang berasal dari belanja pemerintah Para pembuat kebijakan mengeser kurva permintaan agregat dengan melalui belanja pemerintah. 4. Pergeseran yang berasal dari ekspor neto Setiap peristiwa yang mengubah ekspor neto pada tingkat harga tertentu juga menggeser permintaan agregat. Ekspor neto kadang berubah karena pergerakan nilai tukar. Misalnya speculator internasional menaikkan nilai dolar Amerika di pasar valas. Apresiasi nilai dolar ini pada akan membuat barang Amerika lebih mahal dari pada barang luar negeri, yang selanjutnya akan menurunkan nilai ekspor neto dan menggeser kurva permintaan agregat kea rah kiri. Sebaliknya depresiasi nilai dolar akan mendorong ekspor neto dan mengeser kurva permintaan agregat kea rah kanan.

G. KURVA PENAWARAN AGREGAT Kurva penawaran agregat menyatakan kuantitas total atas barang dan jasa yang diproduksi serta dijual pada setiap harga oleh berbagai perusahaan Mengapa Kurva Penawaran Agregat Berbentuk Vertikal Dalam Jangka Panjang Dalam jangka panjang , produsen dari barang dan jasa suatu perekonomian (GDP riil) bergantung pada penawaran modal, sumber daya alam, dan tenaga kerja serta teknologi produksi yang tersedia yang digunakan untuk mengubah factor-faktor produksi tersebut menjadi barang dan jasa.. karena tingkat harga yang tidak mempengaruhipenentu-penentu jangka panjang dari GDP riil, maka kurva penawaran agregat jangka panjang berbentuk vertical.

Tingkat Harga
P1

Penawaran agregat jangka panjang

P2

1. perubahan tingkat harga

2. tidak mempengaruhi kuantitas barang dan jasa yang ditawarkan dalam jangka panjang

Tingkat output

Mengapa Kurva Penawaran Agregat Jangka Panjang Dapat Bergeser Perubahan apa pun pada perekonomian yang mengubah tingkta output alamiah akan menggeser kurva penawaran agregat jangka panjang. Karena output dalam model klasik tergantung pada tenaga kerja, modal, sumber daya alam, dan pengetahuan teknologi, maka kita dapat mengkatagorikan pergeseran dalam kurva penawaran agregat angka panjang sebagai pergeseran yang berasaldari sumbersumber tersebut. 1. Pergeseran yang berasal dari tenaga kerja

Posisi kurva oenawaran agregat jangka panjang juga tergantung oada tingkat pengangguran alamiah, sehingga setiap perubahan dalam tingkat pengangguran alamiah akan menggeser kurva penawaran jangka panjang. Sebagai contoh, jika dewan Kongres Amerika akan menaikkan upah minimum secara drastic, maka tuingkat penganggura alamiah akan meningkatdan perekonomian yang bersangkutan akan memproduksi kuantitas barang dan jasa yanglebih sedikit. Akibatnya, kurva penawaran agregat jangka panjang akan bergeser ke kiri, sebaliknya, jika ada reformasi system asuransi pengangguran yang ditujukan untukmendorong para pekerja yang sedang menganggur untuk berusaha lebih keras dalam mencari pekerjaan baru maka tingkat pengangguran alamiah akan jatuh, dan kurva penawaran agregat jangka panjang akan bergeser ke kanan. 2. Pergeseran yang berasal dari modal Kenaikkan stok modal dalam suatuperekonomian akan meningkatkan produktivitas dan dengan demikian kuantitas barang serta jasa yang ditawarkan meningkat. Akibatnya, kurva penawaran agregat jangka panjang bergeser kekanan, sen\baliknya, penurunan stok modal dalam suatu perekonomian akan menurunkan produktifitasyang kemudian menggeser kurva penawaran agregat jangka panjang ke kiri 3. Pergeseran yang bersumber dari sumber daya alam Produksi perekonomian tergantung pada sumber daya alamnya, termasuk tanah, mineral, dan cuaca. Penemuan cadangan mineral baru akan menggeser kurva penawaran agregat jangka panjang ke kanan. Perubahan pola cuaca yang membuat bercocok tanam menjadi lebih sulit akan menggeser kurva penawaran agregat jangka panjang ke kiri 4. Pergeseran yang berasal dari pengetahuan teknologi Mungkin laasan yang paling penting mengapa perekonomian dewasa ini memproduksi lebih banyak dibandingkan generasi sebelumnya adalah semakin canggihnya pengetahuan teknologi kita. Penemuan d bidag computer misalnya telah memungkinkan kita memproduksi lebih banyak barang dan jasadengan berapapun jumlah modal, tenaga kerja, dan sumber

daya alam yang tersedia . akibatnya, hal itu akan menggeser kurva penawaran agregat jangka panjang ke kanan.

Mengapa Kurva Penawaran Agregat Miring Keatas Dalam Jangka Pendek


Tingkat Harga
P1

P2

1. penurunan tingkat harga

2. menurunkan kuantitas barang dan jasa yang ditawarkan dalam jangka pendek

Y1

Y1

Tingkat output

Para pakar makroekonomi telah mengusulkan tiga teoriuntuk menjelaskan kemiringan keatas dari kurva penawarn agregat jangka pendek. Pada setiap teori dinyatakan bahwa ada suatu ketidaksempurnaan tertentu sdari pasar yang menyebabkan sisi penawaran ekonomi berperlaku secara berbedadalam jangka pendek dibandingkan dalam jangka panjang. 1. Teori mispersepsi Teori inimenyatakan bahwa perubahan pada tingkta harga keseluruhan terkadang dapat menyesatkan para pemasok atau produsen tentang perkembangan dalam masing-masing pasar yang menjadi tempat mereka menjual produk nya. Akibatnya dari mispersepsi jangka pendek tersebut para pemaso menanggapi perubahan pada tingkat harga, dan hal ini dapat mengakibatkan kurva penawaran agregat miring keatas. 2. Teori kekauan upah Menurut teori ini, kurva penawaran jangka pendek miring keatas karena dalam jangka pendek upah nominal lambat menyesuaikan atau kaku. Dalam taraf tertentu kelambatan penyesuaian upah nominal ituterkait dengan montrak jangka panjang (yang kadang sampai berjangka 3 tahun) antara pihak pekerja dengan perusahaan yang mengatur tentang upah nominal.selain itu penyesuaian yang lambat tersebut mungkin juga terkait

dengan norma social dan pengertian tentang keadilan yang mempengaruhi penentuan upah. Dengan kata lain, karena upah tidak secara cepat menyesuaikan dengan tingkat harga yang berlaku, maka tingkat harga yang lebih rebdah menjadikan lapangan kerja dan produksi menjadi kurang mengunutungkan yangmendorong perusahaan untuk mengurangi kuantitas barang dan jasa yangmereka tawarkan 3. Teori kekauan harga Teori kekauan harga menekankan bahwa harga dari berbagai barang dan jasa juga lambat dalam menyesuaikan diri untuk menghadapi perubahan kondisi ekonomi.penyesuaian harga yang lambat tersebut diantaranya muncul karena adanya biaya yang harus dikeluarkan untuk menyesuaikan harga yang disebut biaya menu. Biaya menu meliputi biaya pencetakan dan distribuso catalog serta waktu yang dibutuhkan untuk mengganti label harga. Sebagai akibatnya harga-harga sebagaimana upah bersifat kakudalam jangka pendek. Dengan kata lain, karena tidak semua harga tidak dapat menyasuaiakn diri secara cepat terhadap kondisi perekonomian yang berubah, suatu oenurunan tingkat harga yang tidak diharapkan akan meninggalkan beberapa perusahaan dengan harga-harga yang lebih tinggidari yang diinginkan dan harga yang lebih tinggi dari yang diharapkan itu akan menekan penjualan serta mendorong perusahaan yang bersangkutan untyk mengurangi kuantitas barang dan jasa yang mereka hasilkan. Kurva penawaran agregat jangka pendek dapat bergeser karena berbagai alasan, diantaranya: 1. Pergeseran yang berasal dari tenaga kerja Peningkatan kuantitas tenaga kerja yang tersedia (mungkin akibat dari penurunan tingkat pengangguran alamiah) akan menggeser kurva penawaran agregat ke kanan. Penurunan kuantitas tenaga kerja yang tersedia (mungkin akibat kenaikan tingkat pengangguaran alamiah) akan menggeser kurva penawaran aregat ke kiri 2. Pergeseran yang berasal dari modal

Peningkatan sumber daya manusia atau modal fisik menggeser kurva penawaran agregat ke kanan. Penurunan sumberdaya mansia atau modal fisik menggeser kurva penawaran agregat ke kiri 3. Pergeseran yang berasal dari sumber daya alam Peningkatan ketersediaan sumber daya lama menggeser kurva penawaran agregat ke nana. Penurunan ketersediaan sumber daya alam menggeser kurva penawaran agregat ke kiri 4. Pergeseran yang berasal dari teknologi Peningkatan pengetahuan teknologi menggeser kurva penawaran agregat ke kanan. Penurunan teknologi yang tersedia (mungkin karena peraturan pemerintah) akan menggeser kurva penawaran agregat ke kiri 5. Pergeseran yang berasal dari tingkat harga yang diharapkan Penurunan tingkat harga yang diharapka menggeser kurva penawaran agregat jangka pendek ke kanan. Peningktana tingkat harga yang diharapkan menggeser kurva penawaran agregat jangka pendek ke kiri.

H. Dua Penyebab Fluktuasi Ekonomi 1. Dampak pergeseran dalam permintaan agregat Ada beberapa alasan yang terjadi akibat gelombang pesimisme yang tiba-tiba melanda seluruh perekonomian. Penyebabnya adalah terbongkarnya suatu skansal di pusat pemerintah, jatuhnya pasar saham atau terjadi perang di luar negeri. Karena adanya kejadia-kejadian tersebut, banyak orang yang tiba-tiba saja kehilangan kepercayaan akan masa depan dan kemudian mengubah rencana mereka. Rumah tangga memotong pengeluaran mereka dan menunda belanja yang bernilai cukup besar, sementara itu banyak perusahaan yang membatalkan pembelian peralatanperalatan baru. Dampak yang timbul akibat dari gelombang pesimisme terhadap perekonomian adalah berkurangnya permintaan agregat atas barang dan jasa. Artinya untuk tingkat harga berapapun, sekarang rumah tangga dan perusahaan menginginkan untuk membeli barang dan jasa dalam jumlah

kecil. Sebagaimana diperlikhatkan dalam kurva permintaan agregat mengalami pergeseran ke sebelah kiri, yakni dari AD1 ke AD2.

Tingkat Harga

2. menyebabkan output menurun dalam jangka pendek Penawaran agregat jangka panjang

Penawaran agregat jangka pendek AS 1 AS 2


A

P1 P2 P3 B C

3. selanjutnya, kurva penawaran agregat jangka pendek bergeser 1. penurunan permintaan agregat AD 2 Permintaan agregat AD 1
Kuantitas Output

Y1

Y2

Output kembali ke tingkat alamiahnya

Suatu kontraksi pada permintaan agregat. Penurunanpermintaan agregat yang mungkin disebabkan oleh pesimisme terhadap prospek perekonomian secara umum, digambarkan oleh pergeseran kurva permintaan agregat ke sebelah kiri, yakni dari AD 1 ke AD2. Perekonomian bergerak dari titik A ke B. Output turun dari Y1 ke Y2, dan tingkat harga turun dari P1 ke P2. Kemudian, ketika persepsi, upah, dan harga menyesuaikan, kurva agregat jengka pendek bergeser kekanan dari AS1 ke AS2, dan perekonomian mencapai titik C, dimana kurva permintaan agregat yang baru memotong kurva penawaran agragat jangka panjang. Tingkat harga turun ke P3, dan output kembali ke tingkat alamiah, yaitu Y1. Untuk meringkas, seluruh uraian mengenai pergeseran-pergeseran pada permintaan agregat pada dasarnya mempunyai dua implikasi yang penting:

Dalam jangka pendek, pergeseran-pergeseran permintaan agregat menyebabkan fluktuasi pada output barang dan jasa dalam perekonomian.

Dalam jangka panjang, pergeseran-pergeseran permintaan agregat berdampak terhadap tingkat harga keseluruhan namun tidak dipengaruhi output.

2. Dampak pergeseran penawaran agregat Apabila perekonomian berada dalam kondisi ekuilibrium jangka panjang. Sekarang andaikan secara tiba-tiba perusahaan mengalami peningkatan pada ongkos-ongkos produksi mereka. Misalnya, cuaca yang buruk dalam perkebunan telah menghancurkan sebagian tanaman, sehingga mendorong nilai ongkos produksi bahan-bahan makanan menjadi naik. Kenaikan ongkos-ongkos tersebut berdampak pada makroekonomi. Untuk tingkat harga berapapun, perusahaan-perusahaan kini menawarkan barang dan jasa dalam kuantitas yang lebih kecil. Hal tersebut ditunjukkan dalam kurva.
1. pergeseran yang merugikan pada kurva penawaran agregat jangka pendek Tingkat Harga Penawaran agregat jangka panjang AS 2

Penawaran agregat jangka pendek, AS1

P1

B A

P2 3. tingkat harga melonjak naik

Permintaan agregat 0

Y2

Y1

Kuantitas Output

2. menyebabkan output merosot

Pergeseran penawaran agregat yang merugikan. Beberapa kejadian meningkatkan biaya-biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan, dan jika hal ini terjadi kurva penawaran agregat jangka pendek bergeser ke kiri dari AS1 ke AS2. Perekonomian bergerak dari titik A ke titik B. Hasilnya adalah stagflasi: output turun dari Y1 ke Y2, sedangkan tingkat harga naik dari P1 ke P2. Stagflasi adalah penurunan output dalam suatu periode yang dibarengi oleh meningkatnya harga-harga. Untuk meringkas, penjelasan mengenai pergeseran-pergeseran pada penawaran agregat pada dasarnya mempunyai dua implikasi yang penting: y Pergeseran-pergeseran penawaran agregat bisa menyebabkan stagflasi (menurunnya output) dan inflasi (meningkatkan hargaharga) y Para pembuat kebijakan, meskipun dapat mempengaruhi permintaan agregat, tidak dapat meng-offset kedua dampak merugikan tersebut secara bersama-sama.
Tingkat Harga Penawaran agregat jangka panjang AS 2 Penawaran agregat jangka pendek, AS1 2. para pembuat kebijakan dapat mengakomodasikan pergeseran itu dengan meningkatkan permintaan agregat
A

1. Ketika penawaran agregat jangka pendek turun

P3 P2 P1

AD 2 Permintaan agregat AD 1
0

Tingkat output alamiahnya 4. Output tetap berada dalam tingkat alamiahnya

Kuantitas Output

3. dapat meningkatkan tingkat harga lebih tinggi lagi

Usaha akomodasi terhadap pergeseran penawaran agregat yang merugikan. Dihadapkan dengan pergeseran yang merugikan pada penawaran agregat AS1 ke AS2, para pembuat kebijakan yang mampu mempengaruhi permintaan agregat akan berupaya untuk menggeser kurva permintaan agregat kekanan dari AD1 ke AD2. Perekonomian akan bergerak dari titik A ke titik C. Kebijakan ini akan mencegah pergeseran penawaran mengurangi output dalam jangka pendek, namun tingkat harga akan naik secara permanen dari P1 ke P2.

You might also like