You are on page 1of 52

BAB 1 DASAR DAN TUJUAN ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK TINJAUAN PUSTAKA 1.

DEFINISI Tekanan Darah Tinggi (hipertensi) adalah suatu peningkatan tekanan darah di dalam arteri. (Hiper artinya Berlebihan, Tensi artinya Tekanan/Tegangan; Jadi, Hipertensi adalah Gangguan sistem peredaran darah yang menyebabkan kenaikan tekanan darah diatas nilai normal.) Hipertensi didefinisikan oleh Joint National Committee on Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JIVC) sebagai tekanan yang lebih tinggi dari 140 / 90 mmHg. Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang lebih tinggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik). Tekanan darah ditulis sebagai tekanan sistolik garis miring tekanan diastolik, misalnya 120/80 mmHg, dibaca seratus dua puluh per delapan puluh. Klasifikasi Tekanan Darah Pada Dewasa Kategori Normal Normal tinggi Stadium 1 (Hipertensi ringan) Stadium 2 (Hipertensi sedang) Stadium 3 (Hipertensi berat) Stadium 4 (Hipertensi maligna) Tekanan Darah Sistolik Dibawah 130 mmHg 130-139 mmHg 140-159 mmHg 160-179 mmHg 180-209 mmHg 210 mmHg atau lebih Tekanan Darah Diastolik Dibawah 85 mmHg 85-89 mmHg 90-99 mmHg 100-109 mmHg 110-119 mmHg 120 mmHg atau lebih

Hipertensi maligna adalah hipertensi yang sangat parah, yang bila tidak diobati, akan menimbulkan kematian dalam waktu 3-6 bulan. Hipertensi ini jarang terjadi, hanya 1 dari setiap 200 penderita hipertensi. Meningkatnya tekanan darah di dalam arteri bisa terjadi melalui beberapa cara:

Meningkatnya tekanan darah di dalam arteri bisa terjadi sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap detiknya. Arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga mereka tidak dapat mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut. Karena itu darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit daripada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan. Inilah yang terjadi pada usia lanjut, dimana dinding arterinya telah menebal dan kaku karena arteriosklerosis. Dengan cara yang sama, tekanan darah juga meningkat pada saat terjadi vasokonstriksi, yaitu jika arteri kecil (arteriola) untuk sementara waktu mengkerut karena perangsangan saraf atau hormon di dalam darah. Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang sejumlah garam dan air dari dalam tubuh. Volume darah dalam tubuh meningkat, sehingga tekanan darah juga meningkat. Sebaliknya, jika aktivitas memompa jantung berkurang, arteri mengalami pelebaran, dan banyak cairan keluar dari sirkulasi maka tekanan darah akan menurun. 1. ETIOLOGI PENYAKIT 1. Hipertensi Esensial (Hipertensi Primer) Adalah hipertensi yang penyebabnya tidak diketahui. Terjadi pada sekitar 90% penderita hipertensi. Sensitivitas Garam Homeostasis Renin Resistansi Insulin Tidur Apneu Genetik (keturunan) Umur Obesitas 2. Hipertensi Sekunder Pada sekitar 5-10% penderita hipertensi, penyebabnya adalah penyakit ginjal. Pada sekitar 1-2%, penyebabnya adalah kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu.

Penyakit Ginjal: Stenosis arteri renalis Pielonefritis Glomerulonefritis Tumor-tumor ginjal Penyakit ginjal polikista (biasanya diturunkan) Trauma pada ginjal (luka yang mengenai ginjal) Terapi penyinaran yang mengenai ginjal

Kelainan Hormonal: Hiperaldosteronisme Sindroma Cushing (sekresi kortisol yang berlebihan) Feokromositoma Tumor pada kelenjar adrenal yang menghasilkan hormon epinefrin (adrenalin) atau norepinefrin (noradrenalin). Obat-obatan: Pil KB Kortikosteroid Siklosporin Eritropoietin Kokain Penyalahgunaan alkohol Kayu manis (dalam jumlah sangat besar) Penyebab Lainnya: Koartasio aorta Preeklamsi pada kehamilan Porfiria intermiten akut Keracunan timbal akut.

1. PATOFISIOLOGI Banyak faktor yang mengontrol tekanan darah berkontribusi secara potensial dalam terbentuknya hipertensi; faktor-faktor tersebut adalah: Meningkatnya aktifitas sistem saraf simpatik (tonus simpatis dan/atau variasi diurnal), mungkin berhubungan dengan meningkatnya respons terhadap stress psikososial dll Produksi berlebihan hormon yang menahan natrium dan vasokonstriktor Asupan natrium (garam) berlebihan Tidak cukupnya asupan kalium dan kalsium Meningkatnya sekresi renin sehingga mengakibatkan meningkatnya produksi angiotensin II dan aldosteron Defisiensi vasodilator seperti prostasiklin, nitrik oxida (NO), dan peptide natriuretik Perubahan dalam ekspresi sistem kallikrein-kinin yang mempengaruhi tonus vaskular dan penanganan garam oleh ginjal Abnormalitas tahanan pembuluh darah, termasuk gangguan pada pembuluh darah kecil di ginjal Diabetes mellitus Resistensi insulin Obesitas Meningkatnya aktivitas vascular growth factors Perubahan reseptor adrenergik yang mempengaruhi denyut jantung, karakteristik inotropik dari jantung, dan tonus vaskular Berubahnya transpor ion dalam sel

Gambar 1: Mekanisme patofisiologi dari hipertensi.

Pathway Hipertensi

Elastisitas Resistensi Iskemi koroner Fatique injuri vasokonstriksi sistemik hidup Retensi kelamin Rangsang Respon RAA , Blood Na vaskuler Vasokonstriksi sinkop O2 curah Suplai flow aktifitas Gangguan struktur Nyeri dadaotak Pembuluh polaarteriosklerosis ginjalAfterloadsirkulasi otak vasokonstriksi pembuluh Perubahan darah pembuluh darahdarah Intoleransi Penurunan Kerusakan hipertensi edema diplopia Penyumbatan Gangguan obesitas umur Gaya Jenis Resti Retina Gangguan Spasme miocard aldosteron munurun pembuluh menurun darah tidurperfusi kepalajantung meningkat arteriole darah ginjal otak jaringan

Kelebihan volume cairan

1. GEJALA Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala; meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak). Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan; yang bisa saja terjadi baik pada penderita hipertensi, maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang normal. Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala berikut: - sakit kepala - kelelahan - mual - muntah - sesak nafas Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan koma karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopati hipertensif, yang memerlukan penanganan segera. Krisis hipertensi merupakan suatu keadaan klinis yang ditandai oleh tekanan darah yang sangat tinggi yang kemungkinan dapat menimbulkan atau telah terjadinya kelainan organ target. Biasanya ditandai oleh tekanan darah >180/120 mmHg. Pada hipertensi emergensi tekanan darah meningkat ekstrim disertai dengan kerusakan organ target akut yang bersifat progresif, sehingga tekanan darah harus diturunkan segera (dalam hitungan menit jam) untuk mencegah kerusakan organ target lebih lanjut. Contoh gangguan organ target akut: encephalopathy, pendarahan intrakranial, gagal ventrikel kiri akut disertai edema paru, dissecting aortic aneurysm, angina pectoris tidak stabil, dan eklampsia atau hipertensi berat selama kehamilan. Hipertensi urgensi adalah tingginya tekanan darah tanpa disertai kerusakan organ target yang progresif. Tekanan darah diturunkan dengan obat antihipertensi oral ke nilai tekanan darah pada tingkat 1 dalam waktu beberapa jam s/d beberapa hari. 2. KOMPLIKASI - gelisah - pandangan menjadi kabur (yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung dan ginjal)

Tekanan darah tinggi dalam jangka waktu lama akan merusak endothel arteri dan mempercepat atherosklerosis. Komplikasi dari hipertensi termasuk rusaknya organ tubuh seperti jantung, mata, ginjal, otak, dan pembuluh darah besar. Hipertensi adalah faktor resiko utama untuk penyakit serebrovaskular (stroke, transient ischemic attack), penyakit arteri koroner (infark miokard, angina), gagal ginjal, dementia, dan atrial fibrilasi. Bila penderita hipertensi memiliki faktor-faktor resiko kardiovaskular lain (tabel 3), maka akan meningkatkan mortalitas dan morbiditas akibat gangguan kardiovaskularnya tersebut. Menurut Studi Framingham, pasien dengan hipertensi mempunyai peningkatan resiko yang bermakna untuk penyakit koroner, stroke, penyakit arteri perifer, dan gagal jantung.

Insufisiensi O MATA Jantung : ginjal Ginjal Pembuluh Darah : Retinopati Arteriosklerosis T HIPERT Penyakit pembuluh darah perifer kiri A Hipertrofi ventrikelPenyakit jantung koroner Gagal jantung kronik ENSI K Infark miokard Penyakit jantung kongestif Str Aritmia ok e TI A

Hipertensi Dislipidemia Merokok Diabetes , dll

10

S PH T H Disritmia G KEMATIAN reDisfungsi at Infark risiko D Faktormiokard akut T pl r e ip ai m er is mesangial V R n a ot k er g o sitokin fp D O y k ei a tr al d s uemati mendadak K a ti gi o ja el kl nr E ki d u nj a fi nt li er gt t a ri al v u n oe si ja k a di n g si en ta gl nt a g st s ns u a kl h o ri st ta ol di n bi er a m ol h k ik ot g l p er ik a o v el k si a ul ki p n e o s k u ri a g nt r & hi s k e ri o fi r hi st k n b r if el er r ki o ri si s

P a r a d i g m a P e r j a l a n a n

P e n y a k i t K a r

11

i o v a s 3. k DIAGNOSIS Tekanan darah diukur setelah seseorang duduk atau berbaring selama 5 menit. u 140/90 mmHg atau lebih dapat diartikan sebagai hipertensi, tetapi diagnosis tidak Angka ldapat ditegakkan hanya berdasarkan satu kali pengukuran. a Jika pada pengukuran pertama memberikan hasil yang tinggi, maka tekanan darah diukur kembali dan kemudian diukur sebanyak 2 kali pada 2 hari berikutnya untuk r
meyakinkan adanya hipertensi. Hasil pengukuran bukan hanya menentukan adanya tekanan darah tinggi, tetepi juga digunakan untuk menggolongkan beratnya hipertensi. Setelah diagnosis ditegakkan, dilakukan pemeriksaan terhadap organ utama, terutama pembuluh darah, jantung, otak dan ginjal.

PENATALAKSANAAN HIPERTENSI 1. Terapi nonfarmakologi Menerapkan gaya hidup sehat bagi setiap orang untuk mencegah tekanan darah tinggi dan merupakan bagian yang penting dalam penanganan hipertensi. Semua pasien dengan prehipertensi dan hipertensi harus melakukan perubahan gaya hidup. Disamping menurunkan tekanan darah pada pasien-pasien dengan hipertensi, modifikasi gaya hidup juga dapat mengurangi berlanjutnya tekanan darah ke hipertensi pada pasien-pasien dengan tekanan darah prehipertensi. Modifikasi gaya hidup yang penting yang terlihat menurunkan tekanan darah adalah: mengurangi berat badan untuk individu yang obes atau gemuk; mengadopsi pola makan DASH (Dietary Approach to Stop Hypertension) yang kaya akan kalium dan kalsium; diet rendah natrium; aktifitas fisik; dan mengkonsumsi alkohol sedikit saja. Pada sejumlah pasien dengan pengontrolan tekanan darah cukup baik dengan terapi satu obat antihipertensi; mengurangi garam dan berat badan dapat membebaskan pasien dari menggunakan obat. Program diet yang mudah diterima adalah yang didisain untuk menurunkan berat badan secara perlahan-lahan pada pasien yang gemuk dan obesitas

12

disertai pembatasan pemasukan natrium dan alkohol. Untuk ini diperlukan pendidikan ke pasien, dan dorongan moril. Aktifitas fisik juga dapat menurunkan tekanan darah. Olah raga aerobik secara teratur paling tidak 30 menit/hari beberapa hari per minggu ideal untuk kebanyakan pasien. Studi menunjukkan kalau olah raga aerobik, seperti jogging, berenang, jalan kaki, dan menggunakan sepeda, dapat menurunkan tekanan darah. Keuntungan ini dapat terjadi walaupun tanpa disertai penurunan berat badan. Pasien harus konsultasi dengan dokter untuk mengetahui jenis olah-raga mana yang terbaik terutama untuk pasien dengan kerusakan organ target. Merokok merupakan faktor resiko utama independen untuk penyakit kardiovaskular. Pasien hipertensi yang merokok harus dikonseling berhubungan dengan resiko lain yang dapat diakibatkan oleh merokok. Modifikasi Penurunan berat badan (BB) Adopsi pola makan DASH Diet rendah sodium Rekomendasi Pelihara berat badan normal (BMI 18.5 24.9) Diet kaya dengan buah, sayur, dan produk susu rendah lemak Mengurangi diet sodium, tidak lebih dari 100meq/L (2,4 g sodium atau 6 g sodium klorida) Regular aktifitas fisik aerobik seperti jalan kaki 30 menit/hari, beberapa hari/minggu Limit minum alkohol tidak lebih dari Minum alkohol sedikit saja 2/hari (30 ml etanol [mis.720 ml beer], 300ml wine) untuk laki-laki dan 1/hari 2-4 mm Hg 2-8 mm Hg Kira-kira penurunan tekanan darah, range 5-20 mmHg/10-kg penurunan BB 8-14 mm Hg1

Aktifitas fisik

4-9 mm Hg18

untuk perempuan Singkatan: BMI, body mass index, BB, berat badan, DASH, Dietary Approach to Stop Hypertension * Berhenti merokok, untuk mengurangi resiko kardiovaskular secara keseluruhan

13

Tabel Modifikasi Gaya Hidup untuk Mengontrol Hipertensi* 2. Terapi farmakologi Kebanyakan pasien dengan hipertensi memerlukan dua atau lebih obat antihipertensi untuk mencapai target tekanan darah yang diinginkan. Penambahan obat kedua dari kelas yang berbeda dimulai apabila pemakaian obat tunggal dengan dosis lazim gagal mencapai target tekanan darah. Apabila tekanan darah melebihi 20/10 mm Hg diatas target, dapat dipertimbangkan untuk memulai terapi dengan dua obat. Yang harus diperhatikan adalah resiko untuk hipotensi ortostatik, terutama pada pasien-pasien dengan diabetes, disfungsi autonomik, dan lansia.

Diuretik Diuretik thiazide biasanya merupakan obat pertama yang diberikan untuk mengobati hipertensi. Diuretik membantu ginjal membuang garam dan air, yang akan mengurangi volume cairan di seluruh tubuh sehingga menurunkan tekanan darah. Diuretik juga menyebabkan pelebaran pembuluh darah. Diuretik menyebabkan hilangnya kalium melalui air kemih, sehingga kadang diberikan tambahan kalium atau obat penahan kalium. Diuretik sangat efektif pada: - orang kulit hitam - lanjut usia - kegemukan - penderita gagal jantung atau penyakit ginjal menahun Penghambat adrenergik Penghambat adrenergik merupakan sekelompok obat yang terdiri dari alfa-blocker, beta-blocker dan alfa-beta-blocker labetalol, yang menghambat efek sistem saraf simpatis. Sistem saraf simpatis adalah sistem saraf yang dengan segera akan memberikan respon terhadap stres, dengan cara meningkatkan tekanan darah. Yang paling sering digunakan adalah beta-blocker, yang efektif diberikan kepada: - penderita usia muda - penderita yang pernah mengalami serangan jantung - penderita dengan denyut jantung yang cepat

14

- angina pektoris (nyeri dada) - sakit kepala migren. Angiotensin converting enzyme inhibitor Angiotensin converting enzyme inhibitor (ACE-inhibitor) menyebabkan penurunan tekanan darah dengan cara melebarkan arteri. Obat ini efektif diberikan kepada: - orang kulit putih - usia muda - penderita gagal jantung - penderita dengan protein dalam air kemihnya yang disebabkan oleh penyakit ginjal menahun atau penyakit ginjal diabetik - pria yang menderita impotensi sebagai efek samping dari obat yang lain. Angiotensin-II-bloker menyebabkan penurunan tekanan darah dengan suatu mekanisme yang mirip dengan ACE-inhibitor. Antagonis kalsium Antagonis kalsium menyebabkan melebarnya pembuluh darah dengan mekanisme yang benar-benar berbeda. Sangat efektif diberikan kepada: - orang kulit hitam - lanjut usia - penderita angina pektoris (nyeri dada) - denyut jantung yang cepat - sakit kepala migren. Vasodilator Vasodilator langsung menyebabkan melebarnya pembuluh darah. Obat dari golongan ini hampir selalu digunakan sebagai tambahan terhadap obat anti-hipertensi lainnya. Kedaruratan hipertensi (misalnya hipertensi maligna) memerlukan obat yang menurunkan tekanan darah tinggi dengan segera.

15

Beberapa obat bisa menurunkan tekanan darah dengan cepat dan sebagian besar diberikan secara intravena (melalui pembuluh darah): - diazoxide - nitroprusside - nitroglycerin Nifedipine merupakan kalsium antagonis dengan kerja yang sangat cepat dan bisa diberikan per-oral (ditelan), tetapi obat ini bisa menyebabkan hipotensi, sehingga pemberiannya harus diawasi secara ketat. Monitoring kerusakan target organ Kelas Obat ACE Inhibitor Parameter pasien yang di monitor Hipotensi pada pemberian dosis pertama, pusing, batuk, tekanan darah, adherence (kepatuhan) Hipotensi pada pemberian dosis pertama, pusing, tekanan darah, adherence Hipotensi ortostatik (terutama dengan dosis pertama), Pusing, tekanan darah, adherence Denyut nadi, tekanan darah, toleransi thd olah raga, pusing, disfungsi seksual, gejala gagal jantung, adherence Denyut nadi (verapamil, diltiazem), edema perifer, sakit kepala (terutama dengan dihidropiridin), gejala gagal jantung, tekanan darah, adherence Sedasi, mulut kering, denyut nadi, gejala retensi cairan, tekanan darah, adherence Pusing, status cairan, urine output, berat badan, tekanan Monitoring Tambahan Fungsi ginjal (BUN, serum kreatinin), serum elektrolit (kalium) Fungsi ginjal (BUN, serum kreatinin), serum elektrolit (kalium) - labetalol.

ARB Alpha-blocker (Penyekat alfa)

Beta-blocker (Penyekat beta)

Gejala gagal jantung, gula darah

Antagonis kalsium

Gejala gagal jantung

Obat yang bekerja sentral (metildopa, klonidin) Diuretik

Enzim liver (metildopa) Fungsi ginjal (BUN, serum kreatinin), serum elektrolit

16

(kalium, magnesium, natrium), kadar gula, asam urat (utk tiazid) ACE: angiotensin converting enzyme; ARB:angiotensin receptor blocker; BUN:blood urea nitrogen

darah, adherence

Monitoring interaksi obat dan efek samping obat Untuk melihat toksisitas dari terapi, efek samping dan interaksi obat harus di nilai secara teratur. Efek samping bisanya muncul 2 sampai 4 minggu setelah memulai obat baru atau setelah menaikkan dosis (tabel 7). Kejadian efek samping mungkin memerlukan penurunan dosis atau substitusi dengan obat antihipertensi yang lain. Monitoring yang intensif diperlukan bila terlihat ada interaksi obat. Efek samping dan kontraindikasi obat-obat antihipertensi Kelas Obat ACE inhibitors Kontraindikasi Kehamilan, bilateral artery stenosis, hiperkalemia Kehamilan, bilateral artery stenosis, hiperkalemia Hipotensi ortostatik, gagal jantung, diabetes Asma, sindroma parah heart block, Raynauds yg Efek samping Batuk, angioedema, hiperkalemia, hilang rasa, rash, disfungsi renal Angioedema (jarang), hiperkalemia, dusfungsi renal Sakit kepala, pusing, letih, hipotensi postural, hipotensi dosis pertama, hidung tersumbat, disfungsi ereksi Bronkospasm, gagal jantung, gangguan sirkulasi perifer, insomnia, letih, bradikardi, trigliserida meningkat, impoten, hiperglikemi, exercise intolerance Sakit kepala, flushing, edema perifer, gingival hyperplasia, constipasi (verapamil), disfungsi ereksi Rebound hipertensi bila dihentikan, sedasi, mulut kering, bradikardi, disfungsi ereksi, retensi natrium dan cairan, hepatitis (jarang) Hipokalemia, hiperurisemia,

ARB Penyekat alfa

Penyekat beta

Antagonis kalsium

Heart block, disfungsi sistolik gagal jantung (verapamil, diltiazem) Depresi, penyakit liver (metildopa), diabetes

Agonis sentral (metildopa, klonidine) Diuretik

Pirai

17

glucose intolerance (kecuali indapamide), hiperkalsemia (tiazid), hiperlipidemia, hiponatremia, impoten (tiazid)

Interaksi antara obat antihipertensive dengan obat lain Kelas Obat Diuretik Tiazide Loop PotasiumSparing Tiazid Penyekat Beta Berinteraksi dengan Digoksin Obat-obat yang menurunkan kadar kalium ACEI, ARB, siklosporin, garam kalium Carbamazepin, chlorpropamid Diltiazem, verapamil Antidiabetik oral Dobutamin Adrenalin Mekanisme Hipokalemia Hipokalemia Hiperkalemia Efek Digoksin menjadi lebih toksik Lemah otot, aritmia jantung Hiperkalemia yg serius dapat menyebabkan cardiac arrest Mual, muntah, letargi, bingung, dan kejang Bradikardia, depresi miokardial Gejala hipoglisemia tertutupi Efek inotropik dr dobutamin dihambat Hipertensi dan bradikardi Bradikardia, depresi miokardial Akumulasi digoksin, efek aritmogenik Hiperkalemia Efek antihipertensi berkurang

Hiponatremia Efek negatif inotropik yang aditif Blokade reseptor beta-2 Antagonis reseptor -1 -vasokonstriksi oleh adrenalin Efek negatif inotropik yang aditif Menghambat ekskresi renal digoksin Ekskresi kalium melalui ginjal berkurang Retensi Na dan H2O

Verapamil, diltiazem

Penyekat beta Digoksin

ACEI/ARB

Diuretik penahan Kalium NSAID

18

Klonidin

Penyekat beta Antidepresan trisiklik

Tidak diketahui Antagonisme adrenoreseptor -2 sentral

Fenomena rebound bila klonidin dihentikan Efek antihipertensi berkurang dan fenomena rebound bila klonidin dihentikan

PENATALAKSANAAN DIET

Tujuan Akhir Menurunkan resiko Meminimalkan kebutuhan akan obat untuk mengontrol tekanan darah Mencapai dan menjaga status gizi baik

Tujuan Diet Menurunkan tekanan darah (diastole) 90 mmHg Menghilangkan retensi garam atau air dalam jaringan tubuh Mencapai dan menjaga BB dengan IMT 18.5 25

Syarat Diet Menerapkan Diet Garam Rendah, yaitu sebagai berikut: Cukup energi, protein, mineral dan vitamin Komsumsi karbohidrat kompleks Bentuk makanan sesuai dengan keadaan penyakit Jumlah konsumsi natrium disesuaikan dengan berat tidaknya hipetensi Hindari bahan makanan yang tinggi natrium Konsumsi bahan makanan yang mengandung tinggi kalium, tinggi serat

Jenis Diet

Diet Garam Rendah I (200-400 mg Na)


Diberikan pada pasien dengan edema, asites, dan atau hipertensi berat. Tidak ditambahkan garam dapur dalam pengolahan makanannya. Hindari juga bahan makanan yang tinggi kadar natriumnya.

Diet Garam Rendah II (600-800 mg Na)

19

Diberikan pada pasien dengan edema, asites, dan atau hipertensi tidak terlalu berat. Boleh menggunakan sdt (2 gr) garam dapur dalam pengolahan makanannya. Hindari juga bahan makanan yang tinggi kadar natriumnya.

Diet Garam Rendah III (1000-1200 mg Na)


Diberikan pada pasien dengan edema, asites, dan atau hipertensi ringan. Boleh menggunakan 1 sdt (4 gr) garam dapur dalam pengolahan makanannya.

Bahan Makanan yang dianjurkan dan Tidak Dianjurkan Dianjurkan: bahan makanan yang tidak menggunakan garam dapur, soda, atau baking powder dalam pengolahannya. Bahan makanan segar tanpa diawetkan, daging dan ikan maksimal 100 gr sehari, dan untuk telur 1 butir sehari. Dihindari: bahan makanan yang diolah dengan garam dapur, soda, baking powder, asinan, dan bahan makanan yang diawetkan dengan natrium benzoat, soft drinks, margarin dan mentega biasa, bumbu yang mengandung garam dapur (kecap, terasi, tomato ketchup, tauco, dan lain sebagainya)

Contoh Menu Pagi Nasi Telor Mata Sapi Tumis Garlic Caisim Soup Tahu Seledri Pukul 10.00 Bubur Kacang Hijau Snack 16.00 Jus jeruk Malam Siang Nasi Nasi Tim kembung jahe Sayur bayam jagung manis Tempe Orek Pisang Ayam Mentega Cah Kailan Tahu Pepes Pepaya Goreng

PENCEGAHAN Setelah umur 30 tahun, periksa tekanan darah setiap tahun. Jangan merokok / minum alkohol

20

Kurangi berat badan bila berlebihan Lakukan latihan aerobik Pelajari cara-cara mengendalikan stres.

PENGKAJIAN

a. Aktivitas/ Istirahat. Gejala : kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton. Tanda :Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea.

21

b. Sirkulasi Gejala :Riwayat Hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner/katup dan penyakit cebrocaskuler, episode palpitasi. Tanda :Kenaikan TD, Nadi denyutan jelas dari karotis, jugularis, radialis, tikikardi, murmur stenosis valvular, distensi vena jugularis, kulit pucat, sianosis, suhu dingin (vasokontriksi perifer) pengisian kapiler mungkin lambat/ bertunda. c. Integritas Ego. Gejala :Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, factor stress multiple (hubungan, keuangan, yang berkaitan dengan pekerjaan). Tanda :Letupan suasana hat, gelisah, penyempitan continue perhatian, tangisan meledak, otot muka tegang, pernafasan menghela, peningkatan pola bicara. d. Eliminasi Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau (seperti obstruksi atau riwayat penyakit ginjal pada masa yang lalu.) e. Makanan/cairan Gejala: Makanan yang disukai yang mencakup makanan tinggi garam, lemak serta kolesterol, mual, muntah dan perubahan BB akhir akhir ini Riowayat penggunaan diuretic Tanda: Berat badan normal atau obesitas,, adanya edema, glikosuria. f. Neurosensori Genjala: Keluhan pening pening/pusing, berdenyu, sakit kepala, subojksipital (terjadi saat bangun dan menghilangkan secara spontan setelah beberapa jam) Gangguan penglihatan (diplobia, penglihatan kabur, epistakis). Tanda: Status mental, perubahan keterjagaan, orientasi, pola/isi bicara, efek, proses piker, penurunan keuatan genggaman tangan. g. Nyeri/ ketidaknyaman Gejala: Angina (penyakit arteri koroner/ keterlibatan jantung),sakit kepala. h. Pernafasan Gejala: Dispnea yang berkaitan dari kativitas/kerja takipnea, ortopnea,dispnea, batuk dengan/tanpa pembentukan sputum, riwayat merokok. (meningkat/turun)

22

Tanda: Distress pernafasan/penggunaan otot aksesori pernafasan bunyi tambahan (krakties/mengi), sianosis. i. Keamanan Gejala: Gangguan koordinasi/cara berjalan, hipotensi postural. j. Pembelajaran/Penyuluhan Gejala: Faktor resiko keluarga: hipertensi, aterosporosis, penyakit jantung, DM.

nafas

Faktor faktor etnik seperti: orang Afrika-amerika, Asia Tenggara, penggunaan pil KB atau hormone lain, penggunaan alcohol/obat. Rencana pemulangan : bantuan dengan pemantau diri TD/perubahan dalam terapi obat.

23

24

LAMPIRAN OBAT-OBAT ANTIHIPERTENSI YANG UTAMA Kelas Diuretik Tiazid Nama obat Klortalidon Hidroklorotiazi d Indapamide Metolazone Dosis lazim (mg/hari) 6.25-25 12.5-50 1.25-2.5 0.5 Freq / hari Komentar Pemberian pagi hari untuk menghindari diuresis malam hari, sebagai antihipertensi gol.tiazid lebih efektif dari diuretik loop kecuali pada pasien dengan GFR rendah ( ClCr<30 ml/min); gunakan dosis lazim untuk mencegah efek samping metabolik,; hiroklorotiazid (HCT) dan klortalidon lebih disukai, dengan dosis efektif maksimum 25 mg/hari; klortalidon hampir 2 kali lebih kuat dibanding HCT; keuntungan tambahan untuk pasien osteoporosis; monitoring tambahan untuk pasien dengan sejarah pirai atau hiponatremia Pemberian pagi dan sore untuk mencegah diuresis malam hari; dosis lebih tinggi mungkin diperlukan untuk pasien dengan GFR sangat rendah atau gagal Jantung Pemberian pagi dan sore untuk mencegah diuresis malam hari; diuretik lemah, biasanya dikombinasi dengan diuretik tiazid untuk meminimalkan hipokalemia; karena hipokalemia dengan dosis rendah tiazid tidak lazim, obatobat ini diberikan pada pasien yang mengalami hipokalemia

1 1 1 1

Loop

Bumetanide Furosemide Torsemide

0.5-4 20-80 5

2 2 1

Penahan kalium

Triamteren Triamteren/ HCT

50-100 37.5-75/ 25-50

1 atau 2 1

25

Antagonis Aldostero n

Eplerenone Spironolakton Spironolakton / HCT

50-100 25-50 25-50 / 25-50

1 atau 2 1

ACE inhibitor

Benazepril Captopril Enalapril Fosinopril Lisinoril Moexipril Perindopril Quinapril Ramipril Trandolaapril Tanapres

10-40 12.5-150 5-40 10-40 10-40 7.5-30 4-16 10-80 2.5-10 1-4

1 atau 2 2 atau 3 1 atau 2 1 1 1 atau 2 1 1 atau 2 1 atau 2

Penyekat

Kandesartan

8-32

1 atau 2

akibat diuretik; hindari pada pasien dengan penyakit ginjal kronis ( ClCr<30 ml/min); dapat meyebabkan hiperkalemia, terutama kombinasi dengan ACEI, ARB, atau supplemen kalium Pemberian pagi dan sore untuk mencegah diuresis malam hari; diuretic ringan biasanya di kombinasi dengan tiazid untuk meminimalkan hipokalemia; karena hipokalemia dengan diuretic tiazid dosis rendah tidak lazim, obat-obat ini biasanya dipakai untuk pasien-pasien yang mengalami diureticinduced hipokalemia; hindari pada pasien dengan penyakit ginjal kronis ( ClCr < 30ml/ min); dapat menyebabkan hiperkalemia, terutama kombi nasi dengan ACEI, ARB, atau suplemen kalium) Dosis awal harus dikurangi 50% pada pasien yang sudah dapat diuretik, yang kekurangan cairan, atau sudah tua sekali karena resiko hipotensi; dapat menyebabkan hiperkalemia pada pasien dengan penyakit ginjal kronis atau pasien yang juga mendapat diuretik penahan kalium, antagonis aldosteron, atau ARB; dapat menyebabkan gagal ginjal pada pasien dengan renal arteri stenosis; jangan digunakan pada perempuan hamil atau pada pasien dengan sejarah angioedema Dosis awal harus dikurangi

26

reseptor angiotensi n

Eprosartan Irbesartan Losartan Olmesartan Telmisartan Valsartan

600-800 150-300 50-100 20-40 20-80 80-320

1 atau 2 1 1 atau 2 1 1 1

50% pada pasien yang sudah dapat diuretik, yang kekurangan cairan, atau sudah tua sekali karena resiko hipotensi; dapat menyebabkan hiperkalemia pada pasien dengan penyakit ginjal kronis atau pasien yang juga mendapat diuretik penahan kalium, antagonis aldosteron, atau ACEI; dapat menyebabkan gagal ginjal pada pasien dengan renal arteri stenosis; tidak menyebabkan batuk kering seperti ACEI,; jangan digunakan pada perempuan hamil Pemberhentian tiba-tiba dapat menyebabkan rebound hypertension; dosis rendah s/d sedang menghambat reseptor 1, pada dosis tinggi menstimulasi reseptor 2; dapat menyebabkan eksaserbasi asma bila selektifitas hilang; keuntungan tambahan pada pasien dengan atrial tachyarrythmia atau preoperatif hipertensi Pemberhentian tiba-tiba dapat menyebabkan rebound hypertension, menghambat reseptor 1 dan 2 pada semua dosis; dapat memperparah asma; ada keuntungan tambahan pada pasien dengan essensial tremor, migraine, tirotoksikosis Pemberhentian tiba-tiba dapat menyebabkan rebound hypertension; secara parsial merangsang reseptor sementara menyekat terhadap

Penyekat beta

Kardioselektif Atenolol Betaxolol Bisoprolol Metoprolo

25-100 5-20 2.5-10 50-200 50-200

1 1 1 1 1

Nonselektif Nadolol Propranolol Propranolol LA Timolol Sotalol

40-120 160-480 80-320

1 2 1

Aktifitas simpatomimetik intrinsik Acebutolol Carteolol

200-800 2.5-10

2 1

27

Pentobutolol Pindolol

10-40 10-60

1 2

rangsangan tambahan; tidak ada keuntungan tambahan untuk obat-obat ini kecuali pada pasien-pasien dengan bradikardi, yang harus mendapat penyekat beta; kontraindikasi pada pasien pasca infark miokard, efek samping dan efek metabolik lebih sedikit, tetapi tidak kardioprotektif seperti penyekat beta yang lain. Pemberhentian tiba-tiba dapat menyebabkan rebound hypertension; penambahan penyekat meng akibatkan hipotensi ortostatik Dihidropiridin yang bekerja cepat (long-acting) harus dihindari, terutama nifedipin dan nicardipin; dihidropiridin adalah vasodilator perifer yang kuat dari pada nondihidropiridin dan dapat menyebabkan pelepasan simpatetik refleks (takhikardia), pusing, sakit kepala, flushing, dan edema perifer; keuntungan tambahan pada sindroma Raynaud Produk lepas lambat lebih disukai untuk hipertensi; obatobat ini menyekat slow channels di jantung dan menurunkan denyut jantung; dapat menyebabkan heart block; keuntungan tambahan untuk pasien dengan atrial takhiaritmia

Antagonis kalsium

Campuran penyekat dan Karvedilol Labetolol Dihidropiridin Amlodipin Felodipin Isradipin Isradipin SR Lekarnidipin Nicardipin SR Nifedipin LA Nisoldipin

12.5-50 200-800 2.5-10 5-20 5-10 5-20 60-120 30-90 10-40

2 2 1 1 2 1 2 1 1

Nondihidropiridin Diltiazem SR Verapamil SR

180-360

1 1

28

OBAT-OBAT ANTIHIPERTENSI ALTERNATIF Kelas Penyekat alfa-1 Nama obat Doxazosin Prazosin Terazosin Dosis lazim (mg/hari) 1-8 2-20 1-20 Freq / hari 1 2 atau 3 1 atau 2 Komentar Dosis pertama harus diberikan malam sebelum tidur; beritahu pasien untuk berdiri perlahan-lahan dari posisi duduk atau berbaring untuk meminimalkan resiko hipotensi ortostatik; keuntungan tambahan untuk laki-laki dengan BPH (benign prostatic hyperplasia) Pemberhentian tiba-tiba dapat menyebabkan rebound hypertension; paling efektif bila diberikan bersama diuretik untuk mengurangi retensi cairan Gunakan dengan diuretik untuk mengurangi retensi cairan Gunakan dengan diuretic dan penyekat beta untuk mengurangi retensi cairan dan refleks takhikardi

Agonis sentral -2

Klonidin Metildopa

01-0.8 250-1000

2 2

Antagonis Adrenergik Perifer Vasodilator arteri langsung

Reserpin Minoxidil Hidralazin

0.05-0.25 10-40 20-100 1 atau 2 2 atau 4

29

BAB III KASUS A. Data demografi Nama WBS Jenis kelamin Suku Agama Alamat Pendidikan terakhir Status perkawinan Diagnose medis B. Profil keluarga dan pekerjaan Klien menikah dua kali dengan suami pertama meninggal dunia dan suami kedua klien bercerai. Klien menikah dengan suami pertama yang bernama sanbe yang merupakan orang Cirebon dan suami ke dua orang pamanukan yaitu Mr. J. klien belum mempunyai anak selama pernikahannya tersebut. Suami pertama klien meninggal sudah lama klien lupa kapan suaminya meninggal. Setelah klien hidup sendiri klien pergi ke Jakarta untuk mengadu nasib yaitu bekerja, klien bekerja sebagai pembantu di rumah ibu Hajah, namun setelah itu klien dikirimkan ke panti oleh ibu hajah. Klien beranggapan bahwa ibu hajah tersebut baik dan klien menyadari bahwa dia dikirim dipanti karena usianya yang sudah tua. Setelah dip anti klien tidak bekerja apa-apa, klien tidak bisa menyulam karena klien tidak sabaran untuk melakukan penyulaman : SD : Janda : hipertensi :Nenek Giaok : perempuan : Sunda : Islam : Pamanukan Tempat tanggal lahir : Pamanukan, 12 Februari 1932

30

tersebut.hanya mengandalkan dari panti untuk dia makan dan hidup, serta dari sumbangan-sumbangan. C. Pengkajian Ibu Giok sejak lahir dibesarkan oleh ibu angkatnya. Ayah angkatnya selalu melarangnya bekerja. Ia banyak menghabiskan waktunya untuk bermain-main. Walaupun dulu klien sudah bisa berjalan klien masih sering digendong-gendong. Klien sangat dimanja oleh orang tua angkatnya. Walaupun klien sering dilarang oleh ibu angkatnya untuk bertemu dengan ibu kandungnya klien sering mencuri-curi waktu untuk menemui ibu kandungnya. Klien merupakan anak terakhir dari 6 bersaudara. Saat ini klien hanya mempunyai 3 saudara, karena saudara-saudara yang lain sudah meninggal dunia. Pada saat muda klien tidak pernah diajarkan untuk shalat, saudara-saudaranya yang lain juga jarang beribadah, hanya saudara laki-lakinya sajalah yang shalat. Klien belum pernah shalat sampai saat ini, kalaupun shalat klien hanya ikut-ikutan pada sat ada pengajian yang diadakan di panti dan di tempat tinggalnya yang dulu. Aktivitas keagamaan yang dilakukan oleh ia adalah pengajian itupun hanya ikut-ikutan saja tanpa tau maknanya. Ibu Giok dilamar oleh seorang pria yang baru dikenalnya tiga hari. Dorongan ayah angkatnyalah yang membuatnya mau menikah di usia 14 tahun. Namun tiga tahun kemudian saat ibu Giok berusia 17 tahun ia bercerai dengan suaminya tersebut. Kemudian ia menikah yang ke dua kalinya dengan seorang pria yang sudah beristri, yaitu orang pagaden pada usia 21 tahun. Namun klien bercerai lagi karena istri tuanya marah-marah. Dari pernikahannya klien tidak dianugerahi putra. Ketika klien berusia 25 tahun klien berangkat ke Jakarta atas ajakan temantemannya. Di Jakarta ia bertemu dengan seorang wanita yang baik hati yaitu wanita yang tidak lain telah mengganggapnya menjadi ibunya. Ia tinggal bersama ibu hajah tersebut, dimana kerjaanya adalah mencuci, memasak dan mengurus anak dari ibu hajah tersebut. Klien sering diajak untuk ikut pengajian pada saat itu. Sejak ibu hajah itu sakit, ibu Giok lah yang mengurusinya samapi akhirnya ibu hajah tersebut

31

meninggal dunia. Beberapa bulan kemudian ia di bawa oleh tetengga tempatnya tinggal ke PSTW Budi Mulya 4 Margaguna. Ibu Giok bertempat tinggal di panti, dimana semua didasarkan atas aturan dan semua kebutuham hampir dipenuhi. Klien tinggal di ruang cempaka dengan jumlah tempat tidur 20 tempat tidur. Klien kurang terbuka dengan tetangga tempat tidurnya. Klien hanya bilang jika dia sakit dan hanya bicara mengenai panti namun belum pernah terbuka. Kebersihan diri klien masih bisa dikatakan besih, karena dari penampilanpun klien rapih dan bersih. Frekuensi mandi klien adalah 2 kali sehari dan ia selalu menggosok gigi serta membersikan badannya dengan sabun. Rambut klien tampak bersih walaupun warna rambut sudah berubah. Klien juga selalu menjaga kebersihan kukunya, terkecuali sekarang karena gunting kukunya hilang. Pola tidur klien kurang baik pada saat awal pengkajian. Klien sering tertidur pada siang hari sehingga malam harinya klien kurang bisa tidur, selain karena jam tidurnya yang tidak baik, masalh tidur klien dikarenakan klien selalu memikirkan ingin pulang dan gngguan selalu ingin BAK pada malam hari. Selain itu klien tidak bisa tidur dikarenakan klien pusing dan sakit kepalanya. Pola makan klien bagus, dalam 1 hari klien makan 3 kali. Klien menghindari makan-makanan yang asin dan kacang-kacangan. Klien mengetahui bahwa jika makan asin tekanan darah klien akan naik. Pada saat ini klien sering merasa pusing dan sakit kepalanya, dengan skala nyeri 3 dan nyeri kepala tersebut dating tiba-tiba ketika tekanan darah klien naik dan klien selalu berfikiran ingin pulang. Sakit kepala yang dirasakan oleh klien disebabkan karena tekanan darah yang naik. Klienpun tampak gelisah dan memegang kepalanya. Klien tampak berkeringat dingin dan akral dingiin. Namun suara jantung masih normal. Akan tetapi pad saat pemeriksaan terdapat edema di kaki klien dengan derajat edema +1.tanda-tanda vital hasil pemeriksaan adalah: TD: 160/90 mmHg, N :80x/menit, s: 36,20C. Aktivitas keseharian klien banyak dihabiskan di tempat tidur, selain tidur, klien juga berbincang-bincang dengan temannya yang tidak lain adalah tetangga tempat tidurnya. Klien tidak mau untuk mencoba melakukan kerajinan tangan seperti

32

menyulam karena klien kurang sabar untuk melakukannya. Klien hanya mengikuti pengajian setiap ada jadwal pengajian dan klien juga ikut serta dalam kegiatan senam yang dilakukan 2 kali dalam 1 minggu. D. Analisa data No Analisa data Data objektif Klien mengatakan pusing Klien berkeringat Klien mengatakan susah tidur Data subjektif Edema ektremitas bawah +1 Kulit/akral dingin/lembab Kapilary refill <2 detik TD: 170/100mmHg, N: 88x/menit Tampak gelisah Oliguri mengatakan sering Problem Penurunan jantung Etiologi curah peningkatan afterload

33

Data objektif Klien mengatakan sakit kepala Klien mengatakan skala nyeri 3, namun biasanya bisa sampai 4/5 Klien mengatakan sakit kepala itu timbul sering terutama jika klien inget dengan rumah dan saudaranya. Klien mengatakan sakit kepala sering. Klien Data objektif Tampak gelisah Tampak kepalanya TD: 170/100 mmHg, N: 80x/menit. Tampak klien sering tertidur karena pusing. Tampak berkeringat Akral dingin klien memegang mengatakan susah tidur karena pusing.

Nyeri ( sakit kepala )

peningkatan tekanan serebral vaskuler

34

Data subjektif Klien mengatakan tidak bisa shalat Klien mengatakan ikut pengajian setiap ada jadwal, namun hanya ikut-ikut saja. Klien mengatakan tidak pernah shalat sendiri karena tidak bisa. Klien mengatakan ingin belajar shalat namun melakukannya. Data objektif Klien tampak menggunakan jilbab Klien tampak merunduk saat bilang ingin belajar shalat. Klien tampak ikut pengajian Klien tampak tidak pernah shalat klien ragu bisa

Kerusakan beragama

dalam Koping/dukungan tidak efektif, krisi personal.

35

36

Rencana Tindakan Keperawatan Diagnosa keperawatan Tujuan dan kriteria hasil intervensi Rasional

37

Penurunan curah jantung b.d peningkatan afterload

Tujuan : Tidak terjadi penurunan curah jantung selama dip anti Criteria hasil : Klien menunjukkan TD dalam batas normal: 150/80mmHg Klien memperlihatkan irama dan frekuensi dalam rentang normal: regular frekuensi 80x/menit.

Mandiri 1. Pantau TD ukur pada kedua tangan untuk evaluasi awal. 2. Catat keberadaan, kualitas denyutan sentral dan perifer. 1. Perbandingan dari tekanan memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang keterlibatan masalah vasikuler. 2. Denyutan karotis, jugularis, radialis dan femoralis mungkin teramati. Denyut pada tungkai mungkin menurun, mencerminkan efek dari vasokonstriksi dan kongesti vena. 3. Auskultasi tonus jantung dan bunyi napas. 3. S4 terdengar pada pasien dengan hipertensi berat karena adanya ipertropi atrium . perkembangan S3 menunjukan adanya hipertropi ventrikel dan kerusakan fngsi. 4. Amati warna kulit, kelembaban, suhu dan masa pengisian kapiler. 4. Adanya pucat, dingin, kulit lembab dan masa pengisian kapiler lambatmungkin berkaitan dengan vasokonstriksi atau mencerminkan dekompensasi curah jantung. 5. Dapat mengindikasikan gagal ginjal dan 5. Catat adanya edema umum. 6. Pertahankan pembatasan aktivitas istirahat, bantu pasien vascular. 6. Menurunkan stress dan ketegangan yang mempengaruhi tekanan darah dan perjalanan

38

melakukan aktivitas perawatan diri sesuai dengan kebutuhan. 7. Fasilitasi klien untuk melakukan menejemen stress Kolaborasi 1. Berikan pembatasan cairan dan diit natrium sesuai indikasi. 2. Berikan obat bloker ganglion seperti kaptropil

penyakit hipertensi. 7. Menejemen stress akan membantu menurunkan tekanan darah, 1. Pembatasan ini dapat menangani retensi caian dengan respon hipertensif , dengan demikian menurunkan beban kerja jantung. 2. Pengguanaan inhibitor simpatis tambahan mungkin dibutuhkan bila tindakan lain gagal untuk mengontrol TD

39

Diagnosa keperawatan Nyeri ( sakit kepala ) berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral

Tujuan dan kriteria hasil Tujuan : Nyeri atau sakit kepala hilang atau berkurang setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam Kriteria hasil : Pasien mengungkapkan tidak adanya sakit kepala Pasien nyaman. TTV dalam batas normal: 80x/menit, TD RR: 120/70 mmHg, N: tampak

intervensi 1. Pertahankan tirah baring, lingkungan yang tenang, sedikit penerangan. 2. Hindari merokok atau menggunkan penggunaan nikotin. 3. hilangkan atau minimalkan aktivitas fase konstriksi dijual dan dapat , mengejan, batuk panjang dan membungkuk. Kolaborasi: 4. Berikan yang sesuai analgesic.

rasional 1. Meminimalkan stimulasi dan maksimalkan relaksasi. 2. Dapat memperberat kerja jantung. 3. Aktivitas yang meningkatkan vasokontriksi menyebabkan sakit kepala pada adanya peningkatan tekanan vasikuler.

4. Menurunkan dan mengontrol nyeri dan menurunkan rangsangan system syaraf simpatis.

40

20x/menit, dan S: 36,0

41

BAB III RANGKUMAN, EVALUASI DAN REKOMENDASI A. Masalah Kesehatan Klien Dari hasil pengkajian diatas muncul beberapa prioritas masalah keperawatan antara lain: penurunan curah jantung b.d peningkatan afterload, Nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan vasikuler serebral, dan untuk masalah lain yaitu kerusakan dalam beragama b.d koping atau dukungan tidak efektif, krisis personal. Masalah hipertensi yang terjadi pada WBS ini dikarenakan oleh beberapa factor sesuai dengan teori, yaitu dikarenakan oleh factor genetik, usia, dan stress. Untuk saat ini hipertensi lebih dikarenakan stress karena klien ingin pulang dan memeikirkan kampunghalamannya. Setiap malam bahkan setiap saat klien memeikirkan hal tersebut, oleh karena itu tereapi yang diberikan seperti captropil tidak begitu berpengaruh terhadap tekanan darah klien. Masalah penurunan curah jantung dikarenakan terdapatnya gangguan pada sirkulasi yaitu pembuluh darah sehingga mengalami vasokonstriks dan hal tersebut dapat mengakibatkan afterload meningkat dan terjadilah penurunan curah jantung. Tanda-tanda yang diperlihatkan oleh pasien adalah TD yang meningkat dan tidak stabil mulai dari 160/80, 170/100, bahkan pernah 200/100mmHg. Selai itu saat pengkajian WBS tampak gelisah dan berkeringat, WBS juga mengatakan pusing kepalanya serta klien sering kencing pada malam hari. Masalah nyeri kepala yang dialami klien lebih dikarenakan penyumbatan pembuluh darah yang mengakibatkan vasokonstriksi yang berakibat menjadi gangguan sirkulasi di otak, menjadikan resistensi pembuluh otak meningkat. Hal inilah yang dapat mengakibatkan klien dengan hipertensi dapat mengalami nyeri kepala. B. Evaluasi Dari 3 prioritas masalah yang ada, dilakukan intervens dari tiap masing-masing masalah, setelah dilakukan intervensi nenek G sudah terlihat jauh lebih baik, akan tetapi masalah yang dihadapi oleh nenek S belum semua teratasi.

42

C. Rekomendasi 1. motivasi nenek S untuk melakukan tekhnik relaksasi pada saat nyeri kepala itu datang 2. Motivasi nenek S untuk tenang dan tidak terlalu banyak memikirkan masalahnya yang memmbuatnya ingin pulang. 3. Dengarkan keluhan-keluhan klien dan sadarkan klien bahwa di panti klien dapat merasakan keluarga.

43

DAFTAR PUSTAKA Almatsier, Sunita. 2004. Penuntun Diet edisi baru. Jakarta : Gramedia Depkes, Direktorat Bina Farmasi Komunitas Dan Klinik, Ditjen Bina Kefarmasian Dan Alat Kesehatan. PHARMACEUTICAL CARE UNTUK PENYAKIT HIPERTENSI. 2006 Doenges, E. Marilynn dan MF. Moorhouse, 2001, Rencana Asuhan Keperawatan, (Edisi III), EGC, Jakarta. Goodman, Cathrine Cavallaro .1998. Pathology Implication for The Physical Therapist. US : W. B. Saunders company Ruhyanuddin, Faqih. 2006. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem KARDIOVASKULER. Malang : UMM Press Stump, Kathleen Mahan, Sylvia Escoot. 1996. Krauses Food, Nutrition, & Diet Therapy. 9th edition. W. B. Saunders Company www.kalbe.co.id www.medicastore.com www.wikipedia.com

44

45

TGL

No DX

Implementasi Memeriksa TTV

Evaluasi S: klien mengatakan klien merasa pusing Klien mengatakan sering berkeringat dingin Klien mengatakan susah beristirahat karena pusing O: edema ekstremitas bawah +1 Akral dingin dan lembab Kapilarry refill <2 detik TD: 170/100mmHg, N: 80x/menit Tampak gelisah Sering kencing A: klien mengalami penurunan curah jantung P: pantau TTV Berikan captropril 12,5 g 3x1, HCT 3x1 dengan resep dokter Anjurkan klien istirahat Motivasi klien untuk menyelesaikan masalah yang selalu menggangu pikiran S: klien mengatakan sakit kepala Klien mengatakan skala nyeri kepala 3 namun pernah juga 4 atau 5 Sakit kepalanya sering terutama ketika klien mempunyai pikiran Klien mengatakan susah istirahat karena pusing O: tampak gelisah Tampak klien memegang kepalanya TD: 170/100, N: 80x/menit Tampak berkeringat Akral dingin A: klien mengalami nyeri kepala P: anjurkan tarik napas daralam kalau sedang nyeri Kolaborasi pemberian captropril 3x1 Anjurkan klien untuk banyak istirahat K: istirahat cukup. S: klien mengatakan tidak bisa shalat Klien mengatakan ikut pengajian setiap ada jadwal, klien mengatakan bahwa klien ikut-ikut saja Klien mengatakan ingin belajar shalat tapi malu Klien mengatakan belum pernah shalat sendiri.

Paraf

O: tampak menggunaan jilbab Tampak ikut pengajian Tampak menunduk saat ditanya shalat A: klien mengalami kerusakan dalam beragama P: ajarkan klien tentang agama.

TGL

No DX

Implementasi

Evaluasi

Paraf

47

S: klien mengatakan masihk berkeringat Klien mengatakan sudah mampu untuk beristirahat Klien mengatakan masih pusing O: edema masih ada Akral dingin dan lembab Kapilarry refill <2 detik TD: 200/100mmHg, N: 88x/menit Tampak gelisah S1&S2 normal A: masalah curah jantung belum teratasi P: pantau TTV Berikan captropril 12,5 g 3x1, dengan resep dokter Anjurkan klien istirahat dan aktivitas seimbang Motivasi klien untuk menyelesaikan masalah yang selalu menggangu pikiran S: klien mengatakan masih sakit kepala Klien mengatakan skala nyeri kepala 3 Klien mengatakan kepala masih terasa berat Klien mengatakan belum bisa istirahat dengan tenang O: tampak gelisah TD: 200/100, N: 88x/menit Tampak berkeringat Akraldingin A: masalah nyeri kepala belum teratasi P: anjurkan tarik napas daralam kalau sedang nyeri Kolaborasi pemberian captropril 3x1 HCT 3x1 Anjurkan klien untuk banyak istirahat K: istirahat cukup dan lakukan teknik relaksasi S: klien mengatakan masih belum bisa shalat

48

Klien mengatakan ingin belajar nanmun nanti saja Klien mengatakan ingin belajar shalat tapi malu Klien mengatakan belum pernah shalat sendiri. O: tampak menggunaan jilbab Tampak ikut pengajian Tampak menunduk saat ditanya shalat A: klien mengalami kerusakan dalam beragama P: ajarkan klien tentang shalat.

TGL

No DX

Implementasi

Evaluasi

Paraf

49

S: klien mengatakan sudah tidak berkeringat lagi Klien mengatakan sudah mampu untuk beristirahat lagi Klien mengatakan pusing sudah berkurang. O: edema tidak ada Akral hangat dan lembab Kapilarry refill <2 detik TD: 140/70mmHg, N: 80x/menit Tampak tenang S1&S2 normal A: masalah curah jantung teratasi sebagian P: pantau TTV Berikan captropril 12,5 g 3x1, dengan resep dokter Anjurkan klien istirahat dan aktivitas seimbang Motivasi klien untuk menyelesaikan masalah yang selalu menggangu pikiran S: klien mengatakan sakit kepala berkurang Klien mengatakan skala nyeri kepala 2 Klien mengatakan kepala lebih ringan Klien mengatakan sudah bisa istirahat dengan tenang O: tampak tenang TD: 140/70, N: 80x/menit Tidak tampak berkeringat Akral hangat A: masalah nyeri kepala teratasi sebagian P: anjurkan tarik napas daralam kalau sedang nyeri Kolaborasi pemberian captropril 3x1 Anjurkan klien untuk banyak istirahat K: istirahat cukup dan lakukan teknik relaksasi S: klien mengatakan masih belum bisa shalat

50

Klien mengatakan ingin belajar nanmun nanti saja Klien mengatakan ingin belajar shalat tapi malu Klien mengatakan belum pernah shalat sendiri. O: tampak menggunaan jilbab Tampak ikut pengajian Tampak menunduk saat ditanya shalat A: klien mengalami kerusakan dalam beragama P: ajarkan klien tentang shalat.

51

52

You might also like