Professional Documents
Culture Documents
Dimana : F = Kehalusan semen portland
A = Berat benda uji yang tertahan diatas masing-masing saringan No. 100 dan No.
200.
B = Berat benda uji semula.
24
1.8 Pelaporan
Nomor Saringan
Tertahan (gram)
Kehalusan (%)
Individu Komulatif
No. 100 0.00 0.00 0.00
No. 200 7.50 7.50 15.00
P a n 42.50 50.00 85.00
Jumlah 50.00
Kesimpulan:
Benda uji semen tiga roda memenuhi syarat kehalusan karena semen yang tertahan
saringan no.100 adalah 0% dan yang tertahan saringan No.200 adalah 15%
1.9 Referensi
a. AASHTO T-128-67
b. ASTM C-184-66
c. Manual Pemeriksaan Bahan Jalan, DPU.
d. PEDC, Bandung Pengujian Bahan, Edisi 1983
25
2. PENGUJIAN BERAT JENIS SEMEN PORTLAND
2.1 Tujuan
2.1.1 Tujuan Instruksional Umum
Setelah melakukan percobaan ini, anda akan dapat mengetahui dan memahami sifat-
sifat fisik, mekanik dan teknologi semen Portland dan pengaruhnya terhadap beton dengan
benar.
2.1.2 Tujuan Instruksional Khusus
Setelah melakukan percobaan ini, anda dapat:
a. Menentukan nilai berat jenis semen Portland.
b. Mempergunakan alat pengujian dengan terampil.
2.2 Dasar teori
Berat jenis semen adalah perbandingan antara berat isi kering semen pada suhu
kamar dengan berat isi kering suling pada 4 C yang isinya sama dengan isi semen.
2.3 Peralatan
a. Botol Le Chatelier.
b. Kerosin bebas air atau naptha dengan berat jenis 62 API
2.4 Benda uji
Contoh semen Portland sebanyak 64 gram .
2.5 Pelaksanaan
Hari Pelaksanaan : Kamis
Tanggal Pelaksanaan : 03 November 2011
26
2.6 Prosedur Pelaksanaan
a. Isi botol Le Chateleir dengan kerosin atau naptha sampai antara skala 0 dan 1,
bagian dalam botol di atas permukaan cairan dikeringkan.
b. Masukkan botol ke dalam bak air dengan suhu konstan dalam waktu yang cukup
lama untuk menghindari variasi suhu botol lebih besar dari 0,2 C.
c. Setelah suhu air sama dengan suhu cairan dalam botol, baca skala pada botol (V1).
d. Masukan benda uji sedikit demi sedikit ke dalam botol, usahakan jangan sampai
terjadi ada semen yang menempel pada dinding dalam botol di atas cairan.
e. Setelah semua benda uji dimasukan, putar botol dengan posisi miring secara
perlahan-lahan sampai gelembung udara tidak timbul lagi pada permuukaan
cairan.
f. Ulangi pekerjaan pada poin b. Setelah suhu air sama dengan suhu cairan dalam
botol, baca skala pada botol (V2).
2.7 Perhitungan
Beiat Semen
v v
x u
Keterangan : V1 = Pembacaan pertama pada skala botol
V2 = Pembacaan kedua pada skala botol
(V2-V1) = Isi cairan yang dipindahkan oleh semen dengan
berat tertentu
D = Berat isi air pada suhu 4 C ( 1 gr/cm )
Catatan :
a. Berat jenis Semen Portland sekitar 3,15
b. Percobaan dibuat 2 (dua) kali, selisih kedua hasil percobaan yang di ijinkan 0,01
27
2.8 Referensi
a. AASHTO T-133-74
b. ASTM C-188-44
c. PEDC Bandung, Pengujian Bahan, Edisi 1983
Tabel 2 Data Pengujian Berat Jenis Semen Portland
Pemeriksaan Benda Uji
I II
Berat Semen Contoh Uji 64.00 64.00
Pembacaan pertama pada
skala botol
V1 0.00 0.00
Pembacaan kedua pada
skala botol
V2 19.80 19.90
Isi cairan yang
dipindahkan
V2-V1 19.80 19.90
Beiat Semen
v v
x u
gi
cm
3.23 3.22
Berat jenis rata-rata 3.23
Kesimpulan: Dari data hasil praktikum telah diperoleh berat jenis rata-rata sebesar 3.23
gr/cm . Dapat disimpulkan bahwa semen Portland masih murni dan dapat digunakan.
Catatan :
Temperatur pembacaan pertama (tanpa semen) = 27 C
Temperatur pembacaan pertama (menggunakan semen) = 24 C
Temperatur pembacaan kedua (tanpa semen) = 26 C
Temperatur pembacaan kedua (menggunakan semen) = 26 C
Berat isi air pada suhu 4 C = 1 gr/cm
28
3. Pengujian Konsistensi Normal Semen Normal
3.1 Tujuan
3.1.1 Tujuan Instruksional Umum
Setelah melakukan percobaan ini, anda akan dapat mengetahui dan memahami
sifat sifat fisik, mekanik dan teknologi semen portland serta pengaruhnya terhadap
beton dengan benar.
3.1.2 Tujuan Instruksional Umum
Setelah melakukan percobaan ini anda dapat :
a. Menentukan konsistensi normal semen portland dengan alat vicat
b. Menggunakan peralatan uji dengan terampil
3.2 Dasar Teori
Konsistensi normal semen portland adalah suatu kondisi standart yang
menunjukan kebasahan pasta. Konsistensi dinyatakan dengan banyaknya air yang
dibutuhkan suatu pasta semen dala kondisi plastis .
3.3 Peralatan
a. Neraca dengan ketelitian 0,1 % dari berat contoh yang di timbang.
b. Gelas ukur 200 ml, dengan ketelitian 1 (satu) ml.
c. 1(satu) set alat vicat yang terdiri dari alat vicat dan cincin kronik (cinical ring).
d. Stopwatch.
e. Sendok perata.
f. Alat pengaduk.
g. Sarung tangan Karet
29
h. Air suling sebanyak 300 cm
i. Jaum vicat ukuran 1 0.005 mm
3.3 Benda Uji
Semen portland sebanyak 400 gram
3.4 Pelaksanaan
Hari Pelaksanaan : Kamis
Tanggal Pelaksanaan : 03 November 2011
3.5 Prosedur Pelaksanaan
a. Masukan air pencampur berupa air suling sebanyak 28% dari berat benda uji ke
dalam mangkok alat pengaduk
b. Masukan benda uji ke dalam mangkok pengaduk dan diamkan selama 30 detik
c. Jalankan mesin pengaduk dengan kecepatan (140 5)rpm, selama 30 detik
d. Hentikan mesin pengaduk selama 15 detik , sementara itu bersihkan pasta yang
menempel di pinggir mangkok
e. Jalankan mesin pengaduk dengan kecepatan (285 10)rpm selama 1 (satu)menit
f. Buatlah pasta berbentuk seperti bola dengan tangan yang menggunakan sarung tangan,
kemudian dilemparkan 6 (enam) kali dari satu dari satu tangan ke tangan yang lain
dengan jarak kira- kira 15 cm
g. Pegang bola pasta dengan satu tangan, kemudian tekankan ke dalam cincin konik
yang dipegang dengan tangan lain melalui lobang besar, sehingga cincin konik penuh
dengan pasta.
h. Kelebihan pasta pada cincin konik diratakan dengan sendok perata yang digerakan
dalam posisi miring terhadap permukaan cincin
i. Letakan pelat kaca pada lubang besar cincin konik, kemudian balikan, ratakan dan
licinkan kelebihan pasta pada lubang kecil cincin konik dengan sendok perata
j. Letakkan cincin konik dibawah jarum besar alat vicat dan kontakan jarum tepat pada
bagian tengah permukaan pasta
k. Jatuhkan jarum dan catat penurunan yang berlangsung selama 30 detik
30
3.6 Perhitungan
Berat Air
Konsistensi = x 100%
Berat Semen
Catatan
a. Untuk mendapatkan konsistensi normal, dilakukan beberapa kali percobaan dengan
kdar air yang berbeda. Seta percobaan harus dibuat dari contoh semen yang baru dan
selam percobaan dilakukan, peralatan harus bebas dari getaran. Untuk percobaan
pertama disarankan dengan kadar air 28%
b. Pengaruh suhu udara, air pencampur dan kelembaban ruangan diabaikan
3.7 Refensi
a. AASHTO T 129-74
b. ASTM C-187-71
c. PEDC Bandung, Pengujian Bahan, Edisi 1983
Tabel 3.1 Data Pengujian Konsistensi Normal Semen Portland
Pemeriksaan
Benda Uji
I II III IV
Berat Air Gram 112.00 114.00 115.00
Berat Semen Gram 400.00 400.00 400.00 400,00
A
Konsistensi = x
100%
B
%
28.00 28.50 28,75 29,00
Penetrasi / Penurunan mm 7 8,5 11,5 12
31
a. Gambar 3.1 Grafik hubungan antara konsistensi dengan penurunan
b. Konsistensi normal yang didapat pada saat penurunan 10 1 mm adalah 28.6 %
c. Kesimpulan dari hasil uji yang saya peroleh dari perccobaan diatas adalah ..
jadi konsistensi normal yang di dapat pada saat penurunan 10 1mm ialalah 28,6%
0
2
4
6
8
10
12
14
27.8 28 28.2 28.4 28.6 28.8 29 29.2
Konsistensi ( % )
P
e
n
u
r
u
n
a
n
(
m
m
)
32
4. PENGUJIAN WAKTU PENGIKATAN SEMEN PORTLAND
4.1 Tujuan
4.1.1 TujuanInstruksionalUmum
Setelah melaksanakan percobaan ini, anda akan dapat mengetahui dan memahami
sifat sifat fisik, mekanik dan teknologi semen Portland serta pengaruhnya terhadap
beton dengan benar.
4.1.2 Tujuan Instruksional Khusus
Setelah melaksanakan percobaan ini anda dapat :
a. Menentukan waktu pengikatan semen Portland dengan alat Vicat.
b. Menggunakan peralatan uji dengan terampil.
4.2 Dasar Teori
Semen jika dicampur dengan air akan membentuk bubur/pasta yang secara
bertahap menjadi kurang plastis, dan akhirnya menjadi kaku/keras. Pada proses ini,
tahap pertama dicapai ketika pasta semen cukup kaku untuk menahan suatu tekanan.
Waktu untuk mencapai tahap ini disebut sebagai waktu pengikatan, waktu
tersebut dihitung dengan semen. Waktu dari percampuran semen dan air sampai saat
kehilangan sifat keplastisanya disebut waktu pengikatan awal,dan waktu sampai
mencapai pasta menjadi massa yang keras disebut waktu pengikatan akhir. Pengertian
waktu pengikatan awal adalah penting dalam pekerjaanbeton, waktu pengikatan awal
yang cukup lama diperlukan untuk pekerjaan betonya itu waktu tranportasi, penuangan,
pemadatan, dan perataan permukaan.
4.3 Peralatan
1. Neraca, dengan ketelitian 0,1 % dari berat contoh yang di timbang.
2. Gelas ukur isi 500 ml atau 1000 ml, dengan ketelitian 1 ml.
3. 1set alatVicat yang dilengkapi dengan :
33
y Batang/jarum pada ujung pluyer berdiameter 17,5+ 0,5 mm, untuk menentukan
konsistensi normal. Berat batang + plunyer = 400 +0,5 gram.
y Jarum Vicat dari baja tahan karat dengan diameter 2 + 0,05 mm.
y Cincin konik dari kuningan sebagai cetakan dengan diameter 76 + 0,5mm, dan
tinggi 40 + 1 mm, dengan permukaan bagian dalam harus rata dengan licin.
y Kaca datar, tabel 3mm.
y Alat pemadat atau penumpuk, ukuran 13x25x120mm.
4. Stopwatch.
5. Sendok perata( sepatula ).
6. Alat pengaduk.
7. Sarung tangan karet.
8. Air suling sebanyak+ 300 cm3
9. Cawan.
4.3 Benda uji
Contoh semen Portland sebanyak 300 gram.
4.4 Pelaksanaan
Hari Pelaksanaan : Kamis
Tanggal Pelaksanaan : 03 November 2011
4.5 Prosedur Pelaksanaan
a. Masukan air bercampur berupa air suling yang banyaknya sesuai dengan jumlah air
untuk mencapai konsistensi normal kedalam alat pengaduk.
b. Masukan benda uji kedalam mangkuk pengaduk dan diamkan selama 30 detik.
c. Jalankan mesin pengaduk dengan kecepatan( 140+ 5 ) rpm, selama 30 detik.
d. Hentikan mesin pengaduk selama 15 detik, sementara itu bersihkan pasta yang
menempel di pinggir mangkuk.
e. Jalankan mesin pengaduk dengan kecepatan( 285+ 10 ) rpm selama 1 menit.
f. Buatlah pasta berbentukseperti bola dengan tangan yang menggunakan sarung
tangan berupa karet, kemudian lemparkan 6 kali dari satu tangan ketangan yang
lain dengan jarak kira kira 15 cm.
34
g. Pegang bola pasta dengan satu tangan, kemudian tekankan kedalam cincin konik
dengan tangan lain melalui lubang besar hingga cincin konik penuh dengan pasta.
h. Kelebihan pasta pada cincin konik diratakan dengan sendok perata yang digerakan
dalam posisi miring terhadap permukaan cincin.
i. Letakan plat kaca pada lubang besar cincin konik, kemudian balikan, ratakan dan
licinkan kelebihan pasta pada lubang kecil dengan sendok perata.
j. Letakan cincin konik dibawah jarum kecil alat Victa, dan kontakan jarum tepat
pada bagian tengah permukaan pasta.
k. Jatuhkan jarum setiap 15 menit sampai mencapai penurunan di bawah 25 mm,
setiap menjatuhkan jarum catatlah penurunan yang berlangsung selama 30 detik.
Jarak antara titik titik setiap menjatuhkan jarum adalah cm dan jarak titik dari
pinggir cincin konik tidak boleh kurang dari 1 cm.
Catatan :
a. Selama pelaksanaan pengujian, alat alat harus bebas getaran dan jarum dijaga
supaya tetap lurus dan bersih dari semen yang menempel
b. Waktu pengikatan awal paling cepat 45 menit, dan paling lambat 10 jam
c. Pengaruh suhu udara, air pencampur dan kelembaban ruangan diabaika
4.6 Referensi
a. AASHTO T 131-74
b. ASTM C -191-71
c. PEDC Bandung, Pengujian Bahan, Edisi 1983
Tabel 4. Data Pengujian Waktu Pengikatan Semen Portland
Waktu Penetrasi
(menit)
Penetrasi Benda Uji
45 41
75 36
105 33
135 15.5
35
a. Grafik penurunan terhadap waktu
b. Waktu pengikatan pemulaan di dapat penurunan 25 mm adalah 120 menit
c. Kesimpulan : pada waktu 120 menit atau 2 jam pengikatan permulaan di dapat
penurunan 25 mm
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
0 20 40 60 80 100 120 140 160
Grafik Hubungan Antara Waktu Pengikatan
Semen Portland dengan Penurunan
36
5. PENGUJIAN KEKELALAN SEMEN PORTHLAND DENGAN KUE REBUS
5.1 TUJUAN
5.1.1 Tujuan Instruksi Umum
Setelah melakukan percobaan ini, anda akan dapat mengetahui dan memahami
sifat-sifat fisik, mekanik dan teknologi semen porthland serta pengaruhnya terhadap
beton dengan benar.
5.1.2 Tujuan Instruksional Khusus
Setelalah melakukan percobaan ini anda dapat :
a. Menentukan kekekalan semen porthland dengan kue rebus.
b. Menggunakan peralatan uji dengan terampil.
5.2 Dasar teori
Kekekalan pasta semen atau disebut juga sebagai kemulusan pasta semen
merupakan suatu ukuran dari kemampuan pengembangan dari bahan-bahan
campurannya dan kemampuan untuk mempertahankan volumenya setelah mengikat.
Ketidakmulusan suatu pasta semen disebabkan oleh terlalu banyaknya jumlah
kapur bebas yang pembakarannya tidak sempurna, serta magnesia yang terdapat dalam
campuran tersebut. Kapur bebas akan mengikat air dan kemudian menimbulkan gaya-
gaya ekspansi yang akhirnya timbul retakan-retakan pada permukaan pasta semen.
5.3 Peralatan
a. Neraca, dengan ketinggian 0,1 % dari berat contoh yang ditimbang.
b. Gelas ukur isi 500 ml atau 1000 ml, dengan ketelitian 1 ( satu ) ml.
c. Kaca datar, tebal 3 ( tiga) mm dengan ukuran 15 x 15 cm.
d. Stopwatch.
e. Sendok perata ( spatula ).
f. Alat pengaduk.
g. Sarung tangan karet.
37
h. Air suling sebanyak 300 cm
i. Cawan
5.3 Benda Uji
Contoh semen portland sebanyak 650 gram
5.4 Pelaksanaan
Hari Pelaksanaan : Kamis
Tanggal Pelaksanaan : 03 November 2011
5.5 Prosedur Pelaksanaan
a. Masukan air pencampur berupa air suling yang banyaknya sesuai dengan jumlah
air untuk mencapai konsistensi normal ke dalam pengaduk.
b. Masukan benda uji ke dalam mangkok pengaduk dan diamkan selama 30 detik
c. Jalankan mesin pengaduk dengan kecepatan (140 5) rpm, selama 30 detik
d. Hentikan mesin pengaduk selama 15 detik, sementara itu bersihkan pasta yang
menempel di pinggiran mangkok
e. Jalankan mesin pengaduk dengan kecepatan (285 10) rpm selama 1 (satu)
menit
f. Ambil pasta sekepal tangan dan letakkann diatas plat kaca
g. Bentuk pasta tersebut seperti kue (lihat gambar) dengann diameter 12 cm dan
tinggi dibagian tengahnya 13 mm dengan mengecil tebalnya kebagian pinggir .
h. Diamkan kue tersebut diruang lembab selama 24 jam
i. Masukan kue tersebut ke dalam air, kemudian air tersebut dididihkan (waktu
pendidihan selama 30 menit) dan kue terus direbus selama 3 jam
j. Setelah itu angkat kue tersebut dan perhatikan keadaan fisiknya, apakah terjadi
perubahan bentuk misalnya retak, pecah, atau menunjukkan perubahan bentuk
lain.
Catatan :
a. Jumlah kue yang dibuat adalah 4 buah
b. Semen dinyatakan tidak kekal jika terdapat retak-retakan pada permukaan semen
38
c. Disamping dengan cara direbus, dapat pula dilakukan dengan cara lambat yaitu
dengan cara merendam kue didalam air selama 27 hari
5.6 Referensi
a. SII 0013-81
b. PEDC Bandung, Pengujian Beton, Edisi 1983
5.7 Hasil Pengujian Kekekalan Semen Portland Dengan Kue Rebus
a. Perubahan bentuk dari kue tersebut adalah terjadi retak retak pada permukaan semen
dan bergerigi pada pinggiran kue
b. Kesimpulan dari hasil uji yang saya peroleh adalah bahwa semen porthland yang saya
uji Dari 4 buah kue rebus yang dibuat dan direndam selama 14 hari, 2 (dua) diantaranya
terdapat retakan- retakan pada permukaan kue rebus sedangkan 2 (dua) lainya tidak
sepenuhnya berbentuk bulat pada pinggiran kue rebus, melainkan berbentuk bergerigi. Semen
ini dapat dinyatakan tidak kekal.
Catatan :
a. Jumlah kue yang dibuat adalah 4 buah.
b. Semen dinyatakan tidak kekal jika terdapat retakan retakan pada permukaan semen.
c. Disamping dengan cara direbus, dapat pula dilakukan dengan cara lambat yaitu
dengan cara merendam kue di dalam air selama 27 hari
39
6. PENGUJIAN KEKUATAN TEKAN MORTAR SEMEN PORTLAND
6.1 TUJUAN
6.1.1 Tujuan Instruksional Umum
Setelah melakukan percobaan ini, anda akan dapat mengetahui dan memahami
sifat-sifat fisik, mekanik dan teknologi semen portland serta pengaruhnya terhadap
beton dengan benar.
6.1.2 Tujuan Instruksional Khusus
Setelah melakukan percobaan ini anda dapat :
a. Menentukan kekuatan mortar semen Portland
b. Menggunakan peralatan uji dengan trampil
6.2 Dasar Teori
Kekuatan tekan mortal adalah beban tiap satuan luas permukaan yang
menyebabkan mortar hancur. Kekuatan tekan mortar ini diperoleh dari benda uji
berbentuk kubus dengan ukuran 5 x 5 x 5 cm, yang terbuat dengan menggunakan
contoh semen dan mencampurnya dengan pasir silica seragam dan air dalam
perbandingan perbandingan tertentu.
6.3 Peralatan
a. Neraca, dengan ketelitian 0,1 % dari berat contoh yang ditimbang
b. Gelas ukur isi 500 ml atau 1000 ml, dengan ketelitian 1 (satu) ml
c. Stopwatch
d. Sendok Perata (Spatula)
e. Alat Pengaduk
f. Sarung tangan karet
g. Air suling sebanyak 500cm
h. Cawan
i. Cetakan kubus 5 x 5 x 5 cm, dan Alat penumbuk / pemadat.
j. Pasir Silika/ Ottawa
40
k. Meja Leleh (Flow Table)
6.4 Benda Uji
Semen Portland sebanyak 500 gram
6.5 Pelaksanaan
Hari Pelaksanaan : Rabu
Tanggal Pelaksanaan : 15 dan 21 Desember 2011
6.6 Prosedur Pelaksanaan
a. Masukan air pencampur berupa air suling sebanyak 45% dari berat semen kedalam
mangkok alat pengaduk
b. Masukan benda uji semen sebanyak 500 gram ke dalam mangkok pengaduk
c. Jalankan mesin pengaduk dengan kecepatan (140 5) rpm, selama 30 detik
d. Masukan pasir silica/Ottawa sebanyak 1375 gram secara perlahan lahan sambil
mesin pengaduk dijalankan dengan kecepatan (145 5) rpm, selama 30 detik
e. Hentikan mesin pengaduk, kemudian naikkan kecepatan putaran menjadi (285 10)
rpm, dan jalankan selama 30 detik.
f. Hentikan mesin pengaduk, dan segera bersihkan mortar yang menempel pada
pinggiran mangkok selama 15 detik, kemudian biarkan mortar selama 75 detik.
g. Aduklah mortar dalam mesin pengaduk dengan kecepatan pengaduk (285 10) rpm,
selama 1 (satu) menit.
h. Lakukan percobaan leleh dengan mengisikan mortar ke dalam cincin yang terletak
di atas meja leleh, cincin diisi dalam 2 (dua) lapis, dimana setiap lapis dipadatkan
dengan cara menumbuk sebanyak 20 kali. Ratakan permukaan mortar dengan
sendok perata dan angkatlah cincin kemudian getarkan meja leleh sebanyak 25 kali
selama 15 detik
i. Ukurlah diameter leleh, sekurang kurangnya pada 4 (empat) tempat dan ambil
harga rata- rata. Diameter leleh harus antara 100 115 % dari diameter semula.
Apabila diameter leleh yang diisyaratkan belum didapat, ulangi langkah langkah
di atas (dari butiran a sampai dengan i) dengan merubah kadar air
41
j. Setelah diameter leleh diisyaratkan didapat, mortar dimasukan ke dalam mangkok
pengaduk dengan kecepatan (285 10)rpm selama 15 detik
k. 30 detik setelah selesai pengadukan, cetaklah mortar dengan cetakan kubus
15x15x15 cm, cetakan diisi dalam 2 (dua)lapis dimana setiap lapisan dipadatkan
dengan penumbuk sebanyak 32 kali dalam 4 (empat) putaran (lihat gambar).
Keseluruhan waktu dipergunakan untuk menceta mortar tidak boleh lebih dari 2
(dua) menit.
l. Ratakan permukaan mortar dengan sendok perata, kemudian simpan di dalam
Moist cabinet selama 24 jam
m. Bukalah cetakan dan rendamlah mortar dalam air bersih, kemudian periksalah
kekuatan tekan mortar dengan mesin tekan sesuai dengan umur yang diinginkan.
Biasanya pada umur 3, 7, dan 28 hari
6.7 Perhitungan
P
Kekuatan Tekan Mortar = _______ (kg/cm)
A
Keterangan : P = Beban Maksimum (kg)
Catatan :
a. Jumlah benda uji pada masing masing umur uji 3 buah
b. Pengaruh suhu, air pencampuran dan kelembaban ruangan diabaikan
6.8 Refensi
a. AASHTO T 105 73
b. ASTM C 114 69
c. PEDC Bandung, Pengujian Bahan Edisi
42
6.9 Hasil Pengujian Kekuatan Tekan Mortar Semen Portland
Benda Uji
Berat Benda Uji
(gram)
Kuat Tekan Benda Uji
(KN/menit)
Kubus 1 290 82
Kubus 2 291 78
Kubus 3 288 77
Hasil Uji :
a.
NPa
b.
NPa
c.
NPa
Nilai kekuatan tekan mortar pada umur 7 hari
Balok I : berat 290 kg
Balok II : berat 291 kg
Balok III : berat 288 kg
Kesimpulan dari hasil uji yang saya peroleh adalah Kuat tekan mortar pada umur 7 hari
kubus I = 32,8 Mpa, kubus II = 31,2 Mpa, kubus III = 30,8 Mpa.
43
BAB III
KESIMPULAN
1. Pengujian kehalusan semen portland didapatkan Benda uji semen tiga roda memenuhi
syarat kehalusan karena semen yang tertahan saringan no.100 adalah 0% dan yang
tertahan saringan No.200 adalah 15%
2. Pengujian berat jenis semen portland didapatkan Dari data hasil praktikum telah
diperoleh berat jenis rata-rata sebesar 3.23 gr/cm . Dapat disimpulkan bahwa semen
Portland masih murni dan dapat digunakan.
3. Pengujian konsistensi normal semen portland didapatkan konsistensi normal yang di
dapat pada saat penurunan 10 1mm ialalah 28,6%
4. Pengujian waktu pengikatan semen portland didapatkan pada waktu 120 menit atau 2
jam pengikatan permulaan di dapat penurunan 25 mm
5. Pengujian kekekalan semen portland didapatkan Kesimpulan dari hasil uji yang saya
peroleh adalah bahwa semen porthland yang saya uji Dari 4 buah kue rebus yang
dibuat dan direndam selama 14 hari, 2 (dua) diantaranya terdapat retakan- retakan
pada permukaan kue rebus sedangkan 2 (dua) lainya tidak sepenuhnya berbentuk bulat
pada pinggiran kue rebus, melainkan berbentuk bergerigi. Semen ini dapat dinyatakan
tidak kekal.
6. Pengujian kekuatan tekan mortar semen portland didapatkan tekan mortar pada umur 7
hari kubus I = 32,8 Mpa, kubus II = 31,2 Mpa, kubus III = 30,8 Mpa.
44
DAFTAR PUSTAKA
http://www.kharianto.co.cc/2008/12/beton-concrete.html
http://id-id.facebook.com/note.php?note_id=148573985188961m
http://id.wikipedia.org/wiki/Beton
http://aguzher.wordpress.com/2008/12/15/beton-sifat-dan-karakteristiknya/
http://studistruktur.blogspot.com/2008/12/sifat-bahan-beton.html
http://duniatekniksipil.web.id/1152/dasar-dasar-beton-4-komposisi-dan-pemcampuran-beton/
http://id.wikipedia.org/wiki/Semen
http://www.beacukai.go.id/library/data/Semen.htm
http://id-id.facebook.com/note.php?note_id=109517032427990
http://tatangw.blogspot.com/2010/06/beton-1.html