You are on page 1of 9

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Pembelajaran terpusat pada guru sampai saat ini masih menemukan beberapa kelemahan. Kelemahan tersebut dapat dilihat pada saat berlangsungnya proses pembelajaran di kelas, interaksi aktif antara siswa dengan guru atau siswa dengan siswa jarang terjadi. Siswa kurang terampil menjawab pertanyaan atau bertanya tentang konsep yang diajarkan. Siswa kurang bisa bekerja dalam kelompok diskusi dan pemecahan masalah yang diberikan. Mereka cenderung belajar sendiri-sendiri. Pengetahuan yang didapat bukan dibangun sendiri secara bertahap oleh siswa atas dasar pemahaman sendiri. Karena siswa jarang menemukan jawaban atas permasalahan atau konsep yang dipelajari. Untuk memperbaiki hal tersebut perlu disusun suatu pendekatan dalam pembelajaran yang lebih komprehensip dan dapat mengaitkan materi teori dengan kenyataan yang ada di lingkungan sekitarnya. Atas dasar itulah kami mencoba menggunakan pendekatan kooperatif dalam pembelajaran dengan metode make a match. Model pembelajaran kooperatif bukanlah hal yang sama sekali baru bagi guru. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang

mengutamakan adanya kelompok-kelompok. Setiap siswa yang ada dalam kelompok mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda-beda (tinggi, sedang dan rendah) dan jika memungkinkan anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta memperhatikan kesetaraan jender. Model pembelajaran kooperatif mengutamakan kerja sama dalam menyelesaikan permasalahan untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Guna meningkatkan partisipasi dan keaktifan siswa dalam kelas, kami menerapkan metode pembelajaran make a match. Metode make a match atau mencari pasangan merupakan salah satu alternatif yang dapat diterapkan kepada siswa. Penerapan metode ini dimulai dari teknik yaitu siswa disuruh mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban/soal sebelum batas waktunya, siswa yang dapat mencocokkan kartunya diberi poin.

Didalam dunia pendidikan, ternyata banyak permasalahan terkait dengan kegiatan pembelajaran. Salah satunya adalah guru kurang kreatif dalam penerapan model pembelajaran. Siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran hanya menjadi rutinitas mengisi absensi tanpa diiringi semangat menambah wawasan dan keterampilan. Pada saat pembelajaran, siswa cenderung tidak menyimak materi yang disampaikan oleh guru, sehingga tujuan pembelajaran tidak tercapai secara optimal, sebagai akibatnya siswa tidak dapat menguasai materi yang disampaikan, kreativitas siswa pun menjadi rendah. Kondisi-kondisi seperti ini menyebabkan minat peserta didik dalam belajar terabaikan. Pihak sekolah pun tidak memperhatikan akan kebutuhan siswa dan guru dalam proses pembelajaran. Selain itu, kurangnya fasilitas pembelajaran di sekolah membuat aktivitas pembelajaran menjadi sempit. Untuk itu perlu adanya upaya untuk merubah permasalahan tersebut agar dapat mengatasi kendala-kendala dalam proses pembelajaran. Maka kami menggunakan model pembelajaran dalam pembelajaran PKn, sehingga kami menyusun makalah yang berjudul Penerapan Metode Make a Macth Sebagai Upaya Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Pkn SD Kelas V. B. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : 1. Apa yang dimaksud dengan metode make a macth ? 2. Apa saja kelebihan dan kelemahan metode make a macth ? 3. Adakah hubungan metode make a macth dalam meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran PKn SD kelas V?

C. Tujuan Penulisan Adapun tujuan penulisan makalah ini yaitu : 1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan metode make a macth. 2. Untuk mengetahui apa saja kelebihan dan kelemahan metode make a macth. 3. Untuk mengetahui hubungan metode make a macth dalam meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran PKn SD kelas V.

D.

Manfaat Penulisan 1. Bagi Siswa a. Meningkatkan keaktifan belajar siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran sehingga siswa dapat memahami materi dengan baik, serta tujuan pembelajaran dapat tercapai. b. Melatih ketangkasan siswa dalam pembelajaran, sehingga akan terbentuk karakter pada diri siswa. c. Melatih daya pikir siswa agar dapat bekerja secara optimal 2. Bagi Guru a. Meningkatkan kemampuan guru dalam menerapkan model yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan. b. Meningkatkan kreativitas guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. c. Meningkatkan profesionalisme guru 3. Bagi Sekolah a. Meningkatkan mutu pengajaran dan kualitas sekolah. 4. Bagi Mahasiswa a. Sebagai calon pendidik memperoleh pengetahuan agar dapat belajar lebih banyak lagi dan lebih kreatif dalam menciptakan dan menerapkan model pembelajaran yang dapat menarik minat belajar siswa.

BAB II PEMBAHASAN

A. Metode Pembelajaran Make a Match (Membuat Pasangan) Metode Make a Match (membuat pasangan) merupakan salah satu jenis dari metode dalam pembelajaran kooperatif. Metode ini dikembangkan oleh Lourna Curran (1994). Salah satu keunggulan teknik ini adalah siswa memcari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik, dalam suasana yang menyenangkan. Penerapan metode ini dimulai dengan teknik, yaitu siswa disuruh mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban/soal sebelum batas waktunya, siswa yang dapat mencocokkan kartunya diberi poin. Sintaks atau langkah-langkah kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut : 1. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep/topik yang cocok untuk sesi review (satu sisi kartu berupa soal dan sisi sebaliknya berupa kartu jawaban). 2. Setiap siswa mendapat satu kartu dan memikirkan jawaban atau soal dari kartu yang dipegang. 3. Siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (kartu soal/kunci jawaban). 4. 5. Siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin. Jika siswa tidak dapat mencocokkan kartunya dengan kartu temannya (tidak dapat menemukan kartu soal atau kartu jawaban) akan mendapatkan hukuman, yang telah disepakati bersama. 6. Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya. 7. Siswa juga bisa bergabung dengan 2 atau 3 siswa lainnya yang memegang kartu yang cocok. 8. Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan terhadap materi pelajaran.

B. Kekurangan dan kelebihan Metode Make a Match Dalam pembelajaran tidak ada metode pembelajaran terbaik. Setiap metode pembelajaran mempunyai kelebihan dan kekurangan. Bisa jadi, suatu metode pembelajaran cocok untuk materi dan tujuan tertentu, tetapi kurang cocok untuk materi atau tujuan lainnya. Begitu juga dengan metode make a match yang mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan metode make a match adalah sebagai berikut:
y y y y y y

Dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, baik secara kognitif maupun fisik, Metode ini menyenangkan karena ada unsur permainan, Meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari, Dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, Efektif sebagai sarana melatih keberanian siswa untuk tampil presentasi, Efektif melatih kedisiplinan siswa menghargai waktu untuk belajar.

Kekurangan Metode Make a Match


y y

Jika guru tidak merancangnya dengan baik, maka banyak waktu terbuang, Pada awal-awal penerapan metode ini, banyak siswa yang malu bisa berpasangan dengan lawan jenisnya,

Jika guru tidak mengarahkan siswa dengan baik, saat presentasi banyak siswa yang kurang memperhatikan,

Guru harus hati-hati dan bijaksana saat memberi hukuman pada siswa yang tidak mendapat pasangan, karena dapat membuat siswa merasa malu,

Menggunakan metode ini secara terus menerus akan menimbulkan kebosanan

. C. Hubungan Metode Pembelajaran Make a Match dengan Pembentukan Karakter Siswa. Penerapan metode make a match dalam pelajaran PKn di sekolah dasar, metode make a match dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar di kelas. Hal ini dapat memupuk kerja sama siswa dalam menjawab pertanyaan dengan mencocokkan kartu yang yang ada di tangan mereka, proses pembelajaran lebih menarik dan nampak

sebagian besar siswa lebih antusias mengikuti proses pembelajaran, dan keaktifan siswa tampak sekali pada saat siswa mencari pasangan kartunya masing-masing. Berdasarkan kegiatan proses belajar mengajar, siswa nampak lebih aktif mencari pasangan kartu antara jawaban dan soal. Dengan metode pencarian kartu padangan ini siswa dapat mengidentifikasi permasalahan yang terdapat di dalam kartu yang ditemukannya dan menceritakannya dengan sederhana dan jelas secara bersama-sama. Pada saat guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi konsep/topik tentang mencari pikiran utama dan pikiran penjelas dalam wacana untuk sesi review (satu sisi berupa kartu soal dan sisi sebaliknya berupa kartu jawaban). Setelah guru memerintahkan siswa untuk mengambil kartu tampak sebagian besar siswa bersemangat dan termotivasi untuk menarik satu kartu soal. Setelah siswa mendapatkan kartu soal, masing-masing tampak memikirkan jawaban atau soal dari kartu yang dipegang. Kelompok dengan pasangannya ingin saling mendahului untuk mencari pasangan dan mencocokkan dengan kartu (kartu soal atau kartu jawaban) yang dimilikinya. Di sinilah terjadi interaksi antar kelompok dan interaksi antar siswa di dalam kelompok untuk membahas kembali soal dan jawaban. Guru membimbing siswa dalam mendiskusikan hasil pencarian pasangan kartu yang sudah dicocokkan oleh siswa. Pada penerapan metode make a match, diperoleh beberapa temuan bahwa metode make a match dapat memupuk kerja sama siswa dalam menjawab pertanyaan dengan mencocokkan kartu yang yang ada di tangan mereka, proses pembelajaran lebih menarik dan nampak sebagian besar siswa lebih antusias mengikuti proses pembelajaran, dan keaktifan siswa tampak sekali pada saat siswa mencari pasangan kartunya masingmasing. Hal ini merupakan suatu ciri dari pembelajaran kooperatif seperti yang dikemukan oleh Lie (2002:30) bahwa, Pembelajaran kooperatif ialah pembelajaran yang menitikberatkan pada gotong royong dan kerja sama kelompok

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan Motode Make a Macth merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang disajikan dalam bentuk kartu. Metode ini dikembangkan oleh Lourna Curran (1994). Salah satu keunggulan teknik ini adalah siswa memcari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik, dalam suasana yang menyenangkan. Penerapan metode ini dimulai dengan teknik, yaitu siswa disuruh mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban/soal sebelum batas waktunya, siswa yang dapat mencocokkan kartunya diberi poin Berdasarkan kegiatan proses belajar mengajar, siswa nampak lebih aktif mencari pasangan kartu antara jawaban dan soal. Dengan metode pencarian kartu padangan ini siswa dapat mengidentifikasi permasalahan yang terdapat di dalam kartu yang ditemukannya dan menceritakannya dengan sederhana dan jelas secara bersama-sama. Di sinilah terjadi interaksi antar kelompok dan interaksi antar siswa di dalam kelompok untuk membahas kembali soal dan jawaban. Guru membimbing siswa dalam mendiskusikan hasil pencarian pasangan kartu yang sudah dicocokkan oleh siswa. Pada penerapan metode make a match, diperoleh beberapa temuan bahwa metode make a match dapat memupuk kerja sama siswa dalam menjawab pertanyaan dengan mencocokkan kartu yang yang ada di tangan mereka, proses pembelajaran lebih menarik dan nampak sebagian besar siswa lebih antusias mengikuti proses pembelajaran, dan keaktifan siswa tampak sekali pada saat siswa mencari pasangan kartunya masingmasing.

B. Saran Berdasarkan kesimpulan diatas, kami memberikan saran sebagai berikut : a. Bagi para siswa hendaknya dengan adanya penerapan metode pembelajaran ini dapat lebih bersemangat lagi dalam belajar, serta aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

b. Bagi guru diharapkan dapat memilih metode pembelajaran dan menerapkannya dalam kegiatan pembelajaran, serta selalu mengembangkannya, sehingga kegiatan

pembelajaran akan menjadi menyenangkan dan minat belajar siswa pun akan meningkat, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

DAFTAR PUSTAKA

Rusman. 2010. Model-model Pembelajaran. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada Lie, Anita. 2002. Cooperative Learning. Mempraktikkan Cooperative Learning di RuangRuang Kelas. Jakarta: PT. Grasindo.

You might also like