You are on page 1of 16

1

BAB I

PENDAHULUAN


1.1 PENGERTIAN AMPEREMETER
Menurut Supiyanto (2006:183) Amperemeter atau ammeter adalah alat yang
dapat digunakan untuk mengukur kuat arus listrik dalam rangkaian. Young dan
Freedman (2004:268) menyebutkan Sebuah instrumen pengukur arus biasanya
dinamakan ammeter (atau miliammeter, mikroammeter, dan sebagainya, yang
bergantung pada jangkauan pengukurnya). Sebuah ammeter selalu mengukur arus yang
melaluinya. Lebih lanjut Rahmi (2007:128) menyebutkan Amperemeter adalah alat
untuk mengukur kuat arus listrik. Untuk mengukur besar kuat arus listrik pada
rangkaian, amperemeter disusun secara seri dengan kawat penghantar. Untuk
melambangkan amperemeter digunakan simbol A pada skala.
Jadi dapat disimpulkan, Ampermeter adalah alat yang digunakan untuk
mengukur besarnya kuat arus listrik dalam rangkaian tertutup. Amperemeter
mempunyai hambatan dalam yang sangat kecil sehingga dalam pemakaiannya harus
dihubungkan secara seri pada rangkaian yang diukur. Amperemeter yang digunakan
untuk mengukur kuat arus yang kecil (dalam skala miliampere) disebut
miliamperemeter. Miliamperemeter juga dapat digunakan untuk mengukur kuat arus
listrik yang besar (dalam skala ampere) dengan cara menambahkan hambatan cabang
(shunt). Dengan adanya hambatan cabang (shunt) itu, berarti miliamperemeter dapat
mengukur kuat arus listrik yang melebihi batas ukurnya. Hal tersebut dikarenakan
dengan pemasangan hambatan shunt akan menaikan batas ukur amperemeter, maka




2

kelebihan arus pada amperemeter akan mengalir melewati hambatan shunt. Dengan
begitu, amperemeter dapat mengukur besarnya seluruh arus yang mengalir pada
rangkaian tersebut. Hasil pengukuranya akan dapat terbaca pada skala yang ada pada
amperemeter. Fungsi dari pada hambatan shunt yang disusun secara paralel yaitu untuk
menghambat arus listrik yang besar. Oleh karena itu, arus tidak seluruhnya melalui
ampermeter karena kelebihan arus telah dihambat oleh hambatan shunt.















3

1.2 PENEMU AMPERMETER

Andre-Marie Ampere adalah seorang ilmuwan Prancis serba bisa yang menjadi
salah satu pelopor di bidang listrik dinamis (elektrodinamika). Beliau dilahirkan di
Polemieux-au-Mont-dOr, dekat kota Lyon pada 20 Januari 1775 dan meninggal dunia
pada tanggal 10 Juni 1836 pada umur 61 tahun. Namanya diabadikan sebagai satuan
kuat arus listrik untuk menghormati jasa-jasanya. Ampere adalah orang pertama yang
mengembangkan alat untuk mengukur besaran-besaran listrik. Selain itu, beliau juga
orang pertama yang mengamati bahwa dua batang konduktor yang diletakkan
berdampingan dan keduanya mengalirkan arus listrik searah akan saling tarik-menarik
sedangkan jika berlawanan arah akan saling tolak-menolak.




4

BAB II
AMPEREMETER

2.1 FUNGSI AMPEREMETER
Fungsi amperemeter adalah untuk mengukur besarnya kuat arus listrik yang
mengalir melalui suatu komponen listrik, misalnya resistor. Amperemeter biasanya
dipasang secara seri (berderet) dengan elemen listrik. Selain itu, menggunakan
amperemeter memungkinkan bagi kita untuk mengetahui besarnya arus yang terpakai
oleh beban listrik serta memudahkan kita mengetahui besar sekring yang aman untuk
beban listrik. Amperemeter juga banyak dimanfaatkan pada bengkel-bengkel mobil,
seperti untuk mengukur arus dinamo isi/alternator, mengukur macam-macam beban
listrik serta mencari sumber arus bocor yang mengakibatkan aki sering tekor.
2.2 PRINSIP KERJA AMPEREMETER
Pada dasarnya prinsip kerja dari pada amperemeter hampir sama dengan
voltmeter dan galvanometer. Hal ini dikarenakan amperemeter disusun dari sebuah
galvanometer dan satu atau lebih resistor yang disebut resistor shunt.
Menurut Tipler (1996:200) Ammeter berisi galvanometer plus sebuah resistor
paralel yang disebut resistor shunt. Untuk mengukur arus melalui suatu resistor,
ammeter disisipkan secara seri dengan resistor. Ammeter memiliki resistansi yang
sangat kecil sehingga memiliki efek yang kecil terhadap arus yang diukur.

4


5

Amperemeter bekerja berdasarkan prinsip gaya magnetik (gaya lorenzt), dimana
arus mengalir melalui kumparan yang dilingkupi oleh medan magnetik, akan timbul
gaya lorenzt yang menggerakkan jarum penunjuk menyimpang. Apabila arus yang
melewati kumparan besar, maka gaya yang timbul juga akan membesar dengan
demikian penyimpangan jarum penunjuk juga akan lebih besar. Demikian sebaliknya,
ketika kuat arus tidak ada maka jarum penunjuk akan kembali ke posisi semula oleh
pegas. Besar gaya yang dimaksud sesuai dengan prinsip gaya lorenzt, yaitu: F = B.I.L
Menurut Young dan Freedman (2004:268):
Alat ukur untuk mengukur arus yang lebih besar dari pada pembacaan skala
penuhnya dengan meyambungkan sebuah resistor paralel dengan sambungan dalam
dari sebuah ammeter kumparan yang bergerak sehingga sebagian arus akan
menghindari (tidak melalui) kumparan alat ukur itu. Resistor paralel ini dinamakan
resistor langsir (shunt resistor) atau sebuah langsir (shunt) saja, yang dinyatakan
dengan

.
Dalam penggunaan amperemeter, jika jarum pada amperemeter melewati batas
skala maksimal, berarti arus yang diukur lebih besar dari kemampuan alat itu sendiri.
Agar amperemeter dapat digunakan untuk mengukur kuat arus yang besar, maka
kemampuan dari amperemeter harus ditingkatkan dengan memasang hambatan shunt
secara paralel terhadap amperemeter. Dengan begitu, kelebihan arus akan mengalir ke
hambatan shunt. Besar hambatan shunt tergantung pada berapa kali kemampuannya
akan ditingkatkan.




6

Rumus Hambatan Shunt:



Dengan :

hambatan iesistoi shunt


hambatan kawat kumpaian galvanometei

kuat aius skala penuh ampeiemetei


kuat aius skala penuh galvanometei



2.3 KOMPONEN AMPEREMETER
Bagian-bagian amperemeter juga sama halnya seperti voltmeter yaitu terdiri dari
skala penunjuk besarnya arus, setup pengatur fungsi, dan kutub positif-negatif.
2.3.1 SKALA PENUNJUK
Skala penunjuk pada amperemeter berfungsi sebagai jarum yang
menunjukkan besarnya arus yang melalui amperemeter tersebut.



7




2.3.2 SETUP PENGATUR FUNGSI
Setup pengatur fungsi pada amperemeter dapat diputar. Selain itu, di
samping untuk memilih fungsi. Setup pengatur fungsi tersebut juga digunakan
untuk memilih batas ukur.






8

2.3.3 KUTUP POSITIF DAN NEGATIF
Umumnya kutup positif pada amperemeter dihubungkan dengan kawat
yang berwarna merah, sedangkan kutup negatif dihubungkan dengan kawat yang
berwarna hitam atau warna biru.






2.4 JENIS-JENIS AMPEREMETER
Menurut Kanginan (2002:271) Alat ukur listrik adalah alat untuk mengukur
arus listrik (disebut amperemeter), tegangan listrik (disebut voltmeter) dan hambatan
listrik (disebut ohmmeter). Baik amperemeter, voltmeter, dan ohmmeter terdiri dari dua
jenis, yaitu: analog dan digital.
Ada bermacam-macam bentuk dari pada amperemeter, namun secara garis besar
ada dua macam jika ditinjau dari penampilan pengukuran, yaitu amperemeter analog
dan amperemeter digital.


9

2.4.1 AMPEREMETER ANALOG
Amperemeter analog merupakan amperemeter yang dalam
penggunaan dan hasil pengukurannya diperoleh melalui proses perhitungan
secara manual. Prinsip kerja dari amperemeter analog adalah sinyal listrik yang
di ubah kedalam tegangan, kemudian ditampilkan melalui penyimpangan jarum.
Komponen dari amperemeter analog ini sendiri terdiri dari elektromagnet dan
jarum. Jika tegangan besar maka arus yang lewat kumparan besar, sehingga
penyimpangan jarumnya besar. Jika tegangan kecil, maka penyimpangan
jarumnya juga kecil. Amperemeter yang banyak dipasaran adalah jenis analog.
Adapun kekurangan dari pada penggunaan amperemeter analog, yaitu
dibutuhkannya keterampilan yang lebih dalam membaca hasil pengukuran.







10

2.4.2 AMPEREMETER DIGITAL
Amperemeter digital merupakan jenis amperemeter yang cara penggunaanya
cukup sederhana. Pada amperemeter digital kita sudah tidak perlu lagi melakukan
penghitungan, cukup dengan melihat angka hasil pengukuran yang akan tertera pada
layar LCD. Hal ini disebabkan adanya sebuah alat yang akan mengkonfersikan hasil
nilai pengukuran kedalam layar segmen yang langsung dapat dinilai hasil pengukuranya
tanpa harus menghitung lagi.
Prinsip kerja amperemeter digital adalah sinyal listrik yang diubah kedalam
tegangan kemudian ditampilkan melalui layar LCD (Liquid Crystal Display).

2.5 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN AMPEREMETER
2.5.1 KELEBIHAN AMPEREMETER
1. Mampu mendeteksi arus kecil yang melaluinya;
2. Memiliki hambatan (resistansi) yang sangat kecil sehingga hanya
sedikit perubahan yang terjadi pada arus yang diukur;


11

3. Tersusun atas mikroamperemeter dan shunt yang berguna untuk
mendeteksi ada tidaknya arus melalui rangkaian, karena nilai kuat arus
yang kecilpun dapat terdeteksi.

3.5.2 KEKURANGAN AMPEREMETER
1. Memiliki kemampuan mengukur kuat arus sampai batas tertentu yang
biasa disebut batas ukur (BU).














12

BAB III
PENGGUNAAN AMPEREMETER

3.1 CARA MENGGUNAKAN AMPEREMETER
Dalam penggunan amperemeter harus dipasang seri pada kedua ujung rangkaian
listrik yang akan dicari besar arusnya, dengan cara memotong penghantar agar arus
melewati amperemeter.
Menurut Tipler (1996:193): Untuk mengukur arus yang melalui resistor dalam
suatu rangkaian sederhana, tempatkan ammeter secara seri dengan resistor. Sehingga
ammeter dan resistor membawa arus yang sama. Karena ammeter memiliki resistansi,
arus dalam rangkaian sedikit berkurang karena ammeter disisipkan.
Jika akan mengukur arus yang melewati penghantar dengan menggunakan
amperemeter maka amperemeter harus dipasang seri dengan cara memotong penghantar
agar arus mengalir melewati amperemeter. Kemudian sambungkan amperemeter ke
penghantar yang telah dipotong. Setelah amperemeter terpasang kita dapat mengetahui
besar kuat arus yang mengalir melalui penghantar dengan membaca amperemeter
melalui jarum penunjuknya.






13












Apabila saat mengukur kuat arus, jarum menyimpang melewati batas ukur
maksimal. Ini menunjukkan bahwa kuat arus yang diukur lebih besar dari batas
kemampuan alat ukur tersebut. Oleh karena itu, kita harus memasang hambatan shunt
secara paralel pada amperemeter, yang diperlihatkan pada gambar dibawah ini.




Gambar. Rangkaian hambatan Shunt (R
sh
) Ampermeter untuk
memperbesar batas ukurnya


14

3.2 CARA MENGHITUNG
Dalam membaca amperemeter harus diperhatikan juga karakteristik alat ukur
karena jarum penunjuk tidak selalu menyatakan angka apa adanya. Kuat arus (I) yang
mengalir melewati amperemeter dapat dihitung dengan rumus dibawah ini:








15


BAB IV
PENUTUP

KESIMPULAN
1. Amperemeter adalah alat yang dapat digunakan untuk mengukur besarnya kuat
arus listrik dalam rangkaian tertutup.
2. Fungsi amperemeter adalah untuk mengukur besarnya kuat arus listrik yang
mengalir melalui suatu komponen listrik, misalnya resistor. Amperemeter
biasanya dipasang secara seri dengan elemen listrik.
3. Amperemeter bekerja berdasarkan prinsip gaya magnetik (gaya lorenzt), dimana
arus mengalir melalui kumparan yang dilingkupi oleh medan magnetik, akan
timbul gaya lorenzt yang menggerakkan jarum penunjuk menyimpang.
4. Amperemeter terdiri dari dua jenis, yaitu: amperemeter analog dan amperemeter
digital.
5. Kuat arus yang mengalir melalui amperemeter dapat dihitung dengan rumus:

n=









16

DAFTAR PUSTAKA


Abdullah, Mikrajuddin. 2006. IPA Fisika SMP dan Mts untuk Kelas IX. Jilid 3. Jakarta:
Erlangga.
Istiyono, Edi. 2007. Seri IPA Fisika 3 SMP Kelas IX. Jakarta: Yudhistira.
Kanginan, Marthen. 2002. Fisika utuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga.
Rahmini, Sri,dkk. 2007. IPA Terpadu 3 kelas IX untuk SMP/MTs Jilid 3. Semarang:
Aneka Ilmu.
Supiyanto. 2006. Fisika untuk SMA kelas X. Jakarta: Phibeta.
Tipler . 1996.Fisika untuk Sains dan Teknik Edisi ketiga jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Young dan Freedman. 2004. Fisika Universitas Edisi kesepuluh Jilid 2. Jakarta:
Erlangga.
Http://www. semutitempro.blogspot.com/2011/03/amperemeter.html

You might also like