You are on page 1of 81

TAHUN XXXVIII EDISI 389 APRIL 2007

Kawasan Berikat
FASILITAS YANG PERLU PENYEMPURNAAN

PROFIL WAWANCARA

MENUNGGU IMPLEMENTASI
OZA OLAVIA
“BEKERJA DENGAN PERATURAN DAN JALUR
YANG ADA SESUAI KEINGINAN HATI NURANI”
IBRAHIM A. KARIM
“SAAT INI SEDANG DIKEMBANGKAN POLA
PENGAWASAN BERBASIS IT”
DARI REDAKSI

TERBIT SEJAK 25 APRIL 1968

BC 1 di WBC MISI:
Membimbing dan meningkatkan kecerdasan serta
kesadaran karyawan Direktorat Jenderal Bea dan
Jende

J
Cukai terhadap tugas negara
Mendekatkan Hubungan antara atasan dan
umat 16 Maret 2007, Warta Bea Cukai (WBC) kedatangan tamu bawahan serta antara karyawan Direktorat Jenderal
Jende
istimewa. Hari itu, Direktur Jenderal Bea dan Cukai Anwar Suprijadi Bea dan Cukai dengan masyarakat
bertandang untuk pertama kalinya ke dapur WBC. Kunjungan ini sangat
mendadak, tidak ada pemberitahuan sebelumnya, bahkan Dirjen hanya IZIN DEPPEN: NO. 1331/SK/DIRJEN-G/SIT/72
ditemani oleh seorang PKD. Sambil melihat-lihat, selama kurang lebih 20 TANGGAL, 20 JUNI 1972 ISSN.0216-2483
menit Dirjen berbincang-bincang dengan kru yang ada. Perbincangan yang PELINDUNG
mengalir berlangsung dengan santai dan rileks, jauh dari kesan formal. Direktur Jenderal Bea dan Cukai:
Sekalipun singkat, kunjungan Dirjen Bea Cukai Anwar Suprijadi terasa Drs. Anwar Suprijadi, MSc
PENASEHAT
mendalam dan sangat bermakna buat seluruh kru WBC. Karena tidak hanya Direktur Penerimaan & Peraturan
Dirjen bisa mengenal lebih banyak kru yang ada, mengetahui lebih baik tentang Kepabeanan dan Cukai:
Drs. M. Wahyu Purnomo, MSc
bagaimana operasional WBC, namun WBC juga berkesempatan Direktur Teknis Kepabeanan
menyampaikan beberapa hal penting kepada Dirjen dalam rangka mendukung Drs. Teguh Indrayana, MA
Direktur Fasilitas Kepabeanan
kinerja majalah ini. Drs. Ibrahim A. Karim
Satu hal sebagai contoh yang kami harap dapat terealisasi adalah, Direktur Cukai
kesempatan WBC untuk ikut serta dalam kunjungan Dirjen ke kantor-kantor bea Drs. Frans Rupang
Direktur Pencegahan & Penyidikan
cukai terutama yang berada di wilayah jauh ataupun terpencil. Sejak lama kami Drs. Erlangga Mantik, MA
selalu menyuarakan keinginan untuk bisa meliput kantor atau pos bea cukai Direktur Verifikasi & Audit
Drs. Thomas Sugijata, Ak. MM
yang ada di sudut-sudut peta wilayah, entah itu di Tual, Nunukan, Atapupu, Biak, Direktur Kepabeanan Internasional
Merauke ataupun di Natuna. Sayangnya, keterbatasan dana sering menjadi Drs. Kamil Sjoeib, M.A.
Direktur Informasi Kepabeanan & Cukai
kendala untuk kami bisa menjangkau daerah-daerah dimaksud. Dr. Heri Kristiono, SH, MA
Buat jurnalis seperti kami, merupakan tantangan untuk bisa memperlihatkan Kepala Pusat Pendidikan dan
Pelatihan Bea dan Cukai
ke masyarakat luas bahwa bea cukai tersebar di pelosok nusantara, dan di Drs. Endang Tata
dalamnya ada banyak petugas yang setia dengan tugasnya, bekerja di wilayah Inspektur Bea dan Cukai
Edy Setyo
yang jauh dari Mal, 21, apalagi padang golf.
Kunjungan Dirjen juga terasa bermakna terlebih di bulan April ini tepatnya KETUA DEWAN PENGARAH
Sekretaris Direktorat Jenderal
tanggal 25, WBC merayakan hari jadinya yang ke-39. Artinya 39 tahun sudah Bea dan Cukai:
WBC hadir di tengah-tengah pembaca yang mayoritas adalah pegawai DJBC. Dr. Djunaedy Djusan
WAKIL KETUA DEWAN PENGARAH/
Terima kasih kami sampaikan atas dukungan yang diberikan selama ini, PENANGGUNG JAWAB
sebagai pembaca setia, nara sumber, penulis, koresponden, kolumnis, Kepala Bagian Umum:
Sonny Subagyo, S.Sos
kontributor, dan atas begitu banyak bantuan, saran, serta kritik demi kemajuan DEWAN PENGARAH
WBC. Dengan segala keterbatasan yang ada kami akan berusaha tampil lebih Drs. Nofrial, M.A., Drs. Patarai Pabottinggi,
baik lagi dari waktu ke waktu. Dra. Cantyastuti Rahayu,
Ariohadi, SH, MA.
Terima kasih juga kami sampaikan kepada Dirjen Bea Cukai, Anwar Suprijadi Marisi Zainuddin Sihotang, SH.,M.M.
atas kunjungannya ke WBC dan atas saran-saran demi perbaikan kualitas Drs. Martediansyah M.P.M,
J. Didit Krisnady, SH
majalah ini. Satu usulan menarik dalam hal pemberitaan sempat dilontarkan oleh Ir. Sucipto, M.M, Ir. Azis Syamsu Arifin
Dirjen, semoga hal tersebut bisa diwujudkan dalam waktu dekat. Kami tetap PEMIMPIN REDAKSI
Lucky R. Tangkulung
menantikan saran dan kritik sehingga WBC bisa membantu mendukung tugas- REDAKTUR
tugas Dirjen dalam mengelola institusi ini. Aris Suryantini,
Supriyadi Widjaya,
Dan seperti pesan Dirjen kepada seluruh kru di akhir perbincangan untuk Ifah Margaretta Siahaan,
tetap semangat, maka WBC akan tetap semangat dalam bekerja menjadi media Zulfril Adha Putra
FOTOGRAFER
komunikasi dan informasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, di tahun demi Andy Tria Saputra
tahun yang Tuhan ijinkan untuk berkarya. KORESPONDEN DAERAH
Donny Eriyanto (Balikpapan),
Lucky R. Tangkulung Bendito Menezes (Denpasar),
Bambang Wicaksono (Surabaya)
Ari Widodo (Medan)
KOORDINATOR PRACETAK
Asbial Nurdin
SEKRETARIS REDAKSI
Kitty Hutabarat
PIMPINAN USAHA/IKLAN
Piter Pasaribu
TATA USAHA
Mira Puspita Dewi S.Pt., M.S.M.,
Untung Sugiarto
IKLAN
Wirda Renata Pardede
SIRKULASI
H. Hasyim, Amung Suryana
BAGIAN UMUM
Rony Wijaya
PERCETAKAN
PT. BDL Jakarta
ALAMAT REDAKSI/TATA USAHA
Kantor Pusat Direktorat Jenderal
Bea dan Cukai,
Jl. Jenderal A. Yani (By Pass) Jakarta Timur
Telp. (021) 47865608, 47860504,
4890308 Psw. 154 - Fax. (021) 4892353
E-Mail : - wbc@cbn.net.id
- majalah_wbc@yahoo.com
REKENING GIRO WARTA BEA CUKAI
BANK BNI CABANG JATINEGARA JAKARTA
Nomor Rekening : 8910841
Pengganti Ongkos Cetak Rp. 10.000,-

EDISI 389 APRIL 2007 WARTA BEA CUKAI 1


DAFTAR ISI

5-18
Laporan Utama
Untuk menarik investor asing
dan mensiasati daya saing
industri dalam negeri,
Pemerintah Indonesia
memberikan beberapa insentif
kepada para investor agar
tertarik menanamkan
investasinya. Salah satunya
dengan memberikan fasilitas
kawasan berikat.

19-21 39
Wawancara Peristiwa
Aturan yang terkait dengan Sebagai salah satu elemen
fasilitas kawasan berikat terus- warga dan pemerintah, DJBC
menerus mengalami ikut peduli terhadap korban
perubahan, seiring dengan bencana alam melalui suatu
perkembangan dan kemajuan lembaga penanggulangan
industri yang terkait dengan bencana alam yang bernama
fasilitas ini. Lebih jauh Pos Peduli Umat (P2U). Salah
mengenai hal tersebut, WBC satu kegiatan yang telah
melakukan wawancara dengan dilakukan adalah penyaluran
Direktur Fasilitas Kepabeanan bantuan terhadap korban
DJBC, Ibrahim A Karim. tsunami di Pangandaran.

22-27
Pengawasan
Untuk meningkatkan kinerja aparat
DJBC dalam pelaksanaan tugas-tu-
gasnya, salah satunya adalah dengan
melakukan pemeriksaan mendadak
(spot check), Belum lama ini Inspek-
torat Jenderal Departemen Keuang-
an dan DJBC melakukan penanda-
tangan Peraturan Bersama menge-
nai pemeriksaan mendadak. Disam-
ping juga berita mengenai penegah-
an yang dilakukan aparat DJBC.

28-38 76-79
Daerah ke Daerah Profil
Berbagai kegiatan di daerah Dia bukanlah tipe orang yang
mewarnai isi rubrik ini, antara membeda-bedakan kemampu-
lain; KPBC Bojonegoro, KPBC an dibidang pekerjaan antara
Juanda Surabaya serta acara laki-laki dan perempuan.
serah terima jabatan dan pisah Karena menurutnya jika orang
sambut pejabat eselon III di lain terutama laki-laki bisa
Kanwil II DJBC Sumatera melakukan suatu pekerjaan,
Utara. Ada juga kabar-kabari ia harus mencoba untuk bisa
dari PPLB Skow Wutung, per- melakukannya juga.
batasan Indonesia dan PNG.
Sepanjang hal itu normal dan
bisa bersaing.

2 WARTA BEA CUKAI EDISI 389 APRIL 2007


1
3
DARI REDAKSI
SURAT PEMBACA Surat Pembaca
4 KARIKATUR Kirimkan surat anda ke Redaksi WBC melalui alamat
40 SEPUTAR BEACUKAI surat, fax atau e-mail. Surat hendaknya dilengkapi
dengan identitas diri yang benar dan masih berlaku.
44 SIAPA MENGAPA
- Andar Manalu
- Toupik Kurohman
- M. Solafudin
HARAPAN ITU BERNAMA KPU
46 KEPABEANAN Kantor Pelayanan Utama atau yang disingkat menjadi KPU (tapi bukan
komisi pemilihan umum lho), sekarang ini menjadi tumpuan harapan sekaligus
INTERNASIONAL primadona Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC). Bagi para “penentu”
Langkah Strategis DJBC Dalam kebijakan atau think tank DJBC, pembentukan KPU merupakan “jawaban” atas
tuntutan masyarakat maupun pemerintah untuk peningkatan kinerja dan
Memberantas Pembajakan perbaikan citra Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Sebaliknya bagi sebagian
51 KEPABEANAN besar pegawai DJBC, KPU adalah “tumpuan” untuk perbaikan nasib mereka di
BC Bentuk Komite Penyusunan masa yang akan datang.
Sehingga tidaklah mengherankan ketika dibuka lowongan untuk menjadi
Profil pegawai di Kantor Pelayanan Utama maka hampir semua pegawai yang
53 INFORMASI KEPABEANAN memenuhi persyaratan “berbondong-bondong” mendaftarkan diri untuk mencoba
& CUKAI “keberuntungan mereka” dengan mengikuti ujian seleksi sebagai persyaratan
untuk menjadi pegawai di Kantor Pelayanan Utama.
Cyber Law ? Pertanyaannya sekarang adalah, “Apakah semua pegawai yang mengikuti
54 KONSULTASI seleksi mengetahui “misi besar” sebagai dasar pembentukan KPU”?
Menurut Dirjen Bea dan Cukai, Anwar Suprijadi yang membedakan
KEPABEANAN & CUKAI
antara KPU dengan Kantor Pelayanan lainnya dari sisi pegawai, KPU
Importir Sebenarnya Pada MBL based-nya pada performance (kinerja) dan rencananya sistem
55 KOLOM remunerasi (penghargaan) dan sistem kenaikan pangkat ditetapkan
berdasarkan kinerjanya. Sementara seperti yang dikatakan oleh Nofrial,
- Jerat UU Pemberantasan bahwa KPU, adalah suatu terobosan baru dibidang organisasi yang
Tindak Pidana Korupsi diharapkan menjadi primadona bagi pelayanan Bea dan Cukai.
Terhadap Tindak Pidana “Kita harapkan tidak ada permasalahan, jadi pelayanan dan juga
pengawasannya bagus. Kenapa bisa bagus ? Karena sistem dan
Kepabeanan gajinya cukup bagus. Ini sesuatu yang kita harapkan ke depan”. (WBC
- Mengawal Perubahan Pada edisi 386 Januari 2007, hal. 14)
DJBC Dari apa yang disampaikan oleh Dirjen Bea dan Cukai, Anwar Suprijadi,
maupun Nofrial maka bila kita cermati, disamping adanya iming-iming gaji yang
60 OPINI lebih baik, maka pegawai pada KPU juga dituntut untuk mempunyai kinerja yang
- Jalur Prioritas : Jalur atau sangat baik atau setidak-tidaknya di atas pegawai Bea dan Cukai pada
umumnya. Apakah konsekuensi tersebut sudah dipahami oleh para pegawai
Predikat Importir ? yang mengikuti tes seleksi KPU ? Bila kita cermati nampaknya masih banyak
- Fasilitas Kawasan Berikat para pegawai yang belum memahami hal tersebut. Hal ini bisa dilihat dari
Antara Kemudahan dan beragamnya latar belakang atau alasan para pegawai mengikuti tes seleksi KPU.
Dari “penelitian” kecil-kecilan yang penulis lakukan ada cukup banyak alasan
Kendalanya di Lapangan dibalik keikutsertaan para pegawai mengikuti tes seleksi untuk menduduki posisi
66 INFO PEGAWAI di KPU. Alasan tersebut diantaranya adalah :
- Sosialisasi Kantor Pelayanan 1. Adanya “iming-iming” gaji yang besar yang jumlahnya lebih besar dari yang
biasa diterima saat ini (merupakan alasan terbesar pegawai mengikuti tes
Utama Bea dan Cukai seleksi KPU).
- Kantor Pelayanan Utama Bea 2. Agar dapat berperan serta dalam program perbaikan citra Bea dan Cukai
(alasan pegawai yang tinggi idealismenya).
dan Cukai, Langkah Strategis
3. Takut dicap anti reformasi (alasan sebagian pegawai yang saat ini menempati
Memperbaiki Citra dan Kinerja posisi yang “strategis”).
Institusi 4. Agar bisa pindah dari tempat tugas kantor sekarang (alasan sebagian besar
pegawai yang ditugaskan di daerah-daerah terpencil dan kantor-kantor yang
- Tim Peduli Bencana DJBC tidak “strategis”).
Salurkan Bantuan Untuk
Dengan melihat beragamnya latar belakang (alasan) keikutsertaan pegawai
Korban Banjir Jakarta dalam mengikuti seleksi KPU tersebut, maka sebenarnya kita patut agak pesimis
- Pegawai Pensiun Per 1 April kalau “misi” dibentuknya KPU dapat tercapai sesuai harapan. Akan tetapi dengan
2007 adanya seleksi yang sangat ketat yang melibatkan pihak luar maka diharapkan
para pegawai yang lulus seleksi dan nantinya ditempatkan di KPU adalah para
73 INFO PERATURAN pegawai yang benar-benar memahami “misi” KPU sehingga apa yang
74 RUANG INTERAKSI diharapkan dari pembentukan KPU yaitu tercapainya target penerimaan, waktu
Panik dan Gempa Bumi pelayanan yang cepat, kecepatan waktu untuk penetapan jalur merah, jalur hijau
dan jalur prioritas, keandalan dari audit dan nota hasil intelijen serta berkurangnya
80 APA KATA MEREKA keluhan dari klien dapat terwujud. Semoga.
- Dave Hendrick Abl AzFa
Nama dan alamat ada pada Redaksi
- Lembu, Club Eighties

EDISI 389 APRIL 2007 WARTA BEA CUKAI 3


KARIKATUR

JUARA III
LOMBA KARIKATUR
DALAM RANGKA HARI PABEAN SEDUNIA
KE-55 TAHUN 2007
KARYA : BENEDICTUS JACKSON
NIP : 060089780
UNIT KERJA : KPBC TIPE A1 SOEKARNO HATTA

4 WARTA BEA CUKAI EDISI 389 APRIL 2007


LAPORAN UTAMA

Kawasan
Berikat
Satu Insentif Yang Diberikan Pemerintah
Salah satu upaya pemerintah dalam mensiasati Dari penjelasan tersebut dapat diketahui, bahwa kawasan
daya saing industri dalam negeri serta berikat memiliki perlakuan khusus untuk bidang perpajakan,
seperti bea masuk dan PDRI, dan segala perijinannya diserahkan
untuk menarik investor asing agar berlomba kepada Presiden melalui Menteri Keuangan, yang dalam hal ini
melakukan investasi di Indonesia, adalah dijalankan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) yang
dengan mendirikan suatu kawasan yang selain akan memberikan pelayanan terhadap kawasan berikat
juga melakukan pengawasan penuh kepada kawasan berikat
disebut dengan kawasan berikat. tersebut.

N
Menurut Kepala Seksi Tempat Penimbunan I Subdit Tampat
ilai lebih suatu negara, sering dilihat oleh banyaknya Penimbunan dan Kemudahan Ekspor Direktorat Fasilitas
investasi yang masuk kenegara tersebut. Semakin Kepabeanan, Putut Tedjo Ismojo Djati, untuk tatacara pendirian
banyak investor yang menanamkan modalnya di kawasan berikat saat ini sebenarnya telah diatur dengan jelas
negara tersebut, maka semakin menguntungkannya pada pasal 10-15 Kep. Dirjen Bea Cukai nomor 63/BC/1997 ten-
negara tersebut bagi kalangan industri dan pasar dari tang tatacara pendirian dan tatalaksana pemasukan dan penge-
industri tersebut. luaran barang ke dan dari kawasan berikat.
Indonesia sebagai negara berkembang, sejak dulu telah gen- Selain hal tersebut, sesuai dengan keputusan Menteri
car mempromosikan negerinya kepada investor asing agar mau Keuangan nomor 32/KMK.01/2007 tentang pelimpahan
menanamkan modalnya disini. Dengan kiat promosi lokasi yang wewenang dari Menteri keuangan kepada Direktur Jenderal
strategis dan pangsa pasar yang menjanjikan, Indonesia juga Bea dan Cukai, saat ini wewenang untuk mengeluarkan ijin
memberikan beberapa insensif kepada para investor agar tertarik. penetapan kawasan berikat berada pada Direktur Jenderal
Salah satu insentif yang diberikan pemerintah Indonesia untuk Bea dan Cukai untuk dan atas nama Menteri Keuangan, dan
menarik investor tersebut, yaitu dengan memberikan fasilitas berdasarkan P 22/BC/2007, kewenangan tersebut telah
penangguhan bea masuk untuk barang impor dan pajak dalam didelegasikan kepada Direktorat Fasilitas Kepabeanan untuk
rangka impor (PDRI) bagi perusahaan yang mendapatkan fasili- menandatangani ijin penetapan kawasan berikat.
tas kawasan berikat. Apakah menguntungkan fasilitas kawasan Tetapi Kantor Pusat DJBC tidak dapat memutuskan
berikat ini dan bagaimana cara investor untuk mendapatkan fasi- sendiri dalam memberikan ijin penetapan kawasan berikat
litas kawasan berikat ? tersebut, mengingat terdapat beberapa persyaratan tertentu
yang melibatkan Kantor Pelayanan Bea dan Cukai (KPBC)
MANFAAT FASILITAS KAWASAN BERIKAT yang berfungsi sebagai kantor pengawas yaitu dalam hal
Sebelum menjabarkan hal tersebut, ada baiknya untuk me- pemeriksaan lokasi yang dituangkan dalam bentuk berita
ngetahui dulu apa yang dimaksud dengan fasilitas kawasan acara pemeriksaan lokasi. Berita acara pemeriksaan tersebut
berikat tersebut. Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indo- harus disertai dengan rekomendasi dari Kepala KPBC yang
nesia Nomor 22 tahun 1986 tentang kawasan berikat, dijelaskan menyatakan lokasi calon kawasan berikat telah memenuhi
pada pasal 1, bahwa kawasan berikat (Bonded Zone) ialah suatu syarat sesuai ketentuan yang berlaku serta dapat
kawasan dengan batas-batas tententu di wilayah pabean dipertimbangkan untuk diberikan persetujuan sebagai
Indonesia yang di dalamnya diberlakukan ketentuan khusus kawasan berikat.
di bidang pabean, yaitu terhadap barang yang dimasukan “Saat ini jumlah seluruh pengusaha kawasan berikat
dari luar daerah pabean atau dari dalam pabean Indonesia (PKB) dan pengusaha di kawasan berikat (PDKB) yang ada
lainnya tanpa terlebih dahulu dikenakan pungutan bea, cukai di Indonesia adalah kurang lebih 1.254 perusahaan, dan dari
dan/atau pungutan negara lainnya sampai barang tersebut jumlah tersebut sebanyak 810 PKB/PDKB berada di wilayah
dikeluarkan untuk tujuan impor, ekspor atau re-ekspor. IX DJBC Jawa Barat,” jelas Putut.

EDISI 389 APRIL 2007 WARTA BEA CUKAI 5


LAPORAN UTAMA
WBC/ATS
MASIH BISA DIJUAL PDRI yang melekat terhadap barang tersebut, karena barang-ba-
KE DPIL rang tersebut pada saat masuk kawasan berikat belum dipungut
Dengan jumlah BM dan PDRI-nya,” kata Putut.
tersebut dapat
digambarkan kalau PERLAKUAN DI PULAU BATAM BEDA
para investor Jika demikian samakah perlakukan kawasan berikat yang ada
memang sangat di seluruh daerah pabean Indonesia? Menurut Putut, pemberlaku-
terbantu dengan fa- kan kawasan berikat juga ada yang lebih dikhususkan, yaitu un-
silitas kawasan be- tuk di Pulau Batam pemberlakuan kebijakannya berlainan dengan
rikat tersebut, kare- yang ada di luar pulau Batam. Ada empat perbedaan yang cukup
na selain penang- krusial mengenai perlakuan kawasan berikat di pulau Batam dan
guhan pajak yang luar pulau Batam, yaitu perijinan, prosedur, fasilitas perpajakan
akan dikenakan, pa- dan kepabeanan, dan fasilitas perdagangan.
ra investor juga da- Untuk perijinan ada empat poin yang membedakan, dianta-
pat mengamankan ranya, untuk luar Batam, perijinan kawasan berikat diberikan oleh
kondisi keuangan- Menteri Keuangan dan perijinan gudang berikat (GB), toko bebas
nya. Selain itu pada bea (TBB) dan entrepot untuk tujuan pameran (ETP) diberikan
keputusan Menkeu oleh Direktur Jenderal atas nama Menteri Keuangan. Sementara
nomor 101/PMK.04/ untuk di Batam semua itu cukup dengan persetujuan Kepala
2005 tentang peru- KPBC atas nama Menteri Keuangan.
bahan ketujuh atas Untuk Prosedur ada delapan poin yang membedakan,
keputusan Menteri diantaranya pemasukan barang dari luar daerah pabean (LDP) ke
JODY KOESMENDRO. Kanwil IX DJBC Jawa Barat Keuangan nomor tempat penimbunan berikat (TPB) dilakukan penyegelan oleh bea
telah membuat mapping dan lebih memberdaya- 291/KMK.05/1997 dan cukai bagi yang di luar pulau Batam, di pulau Batam tidak
kan fungsi intelijen untuk memudahkan sistem tentang kawasan dilakukan penyegelan. Pengeluaran barang dari TPB ke DPIL
pengawasan yang saat ini kurang optimal. berikat, pada pasal menggunakan dokumen pabean, di pulau Batam tidak.
10 ayat 7, memberi- Pemasukan dan pengeluaran barang ke dan dari TPB
kan keuntungan lain bagi penerima fasilitas ini dimana untuk pe- menggunakan dokumen BC 2.3 kecuali pengeluaran barang dari
ngeluaran barang dari kawasan berikat ke daerah pabean Indone- TPB ke DPIL menggunakan dokumen BC 2.0 (PIB). Untuk pulau
sia lainnya (DPIL) diberikan dalam bentuk beberapa prosentase. Batam, pemasukan barang dari LDP ke TPB menggunakan
Seperti, sebanyak-banyaknya 50 persen dari nilai hasil dokumen pemberitahuan pabean single administration documen
produksi tahun berjalan, untuk barang yang tidak memerlukan (PPSAD) Batam, Bintan, Karimun (BBK) dan pengeluaran barang
proses lebih lanjut dan dapat berfungsi sendiri tanpa bantuan dari TPB menggunakan dokumen BC 2.5 BBK. Dokumen PPSAD
barang lainnya serta digunakan oleh konsumen akhir, dan 60 dan BC 2.5 BBK lebih sederhana.
persen untuk barang selain yang dimaksud tersebut. Sementara Untuk luar pulau Batam, pengeluaran hasil produksi kawasan
itu 75 persen dapat dikeluarkan ke DPIL oleh PDKB yang hasil berikat ke DPIL dapat dilakukan setelah ada realisasi ekspor
produksinya digunakan untuk mensuplai perusahaan dengen ketentuan sebesar 50 persen dari nilai realisasi ekspor
pertambangan, minyak dan gas, serta PDKB yang bergerak (untuk barang yang dapat berfungsi sendiri) atau sebesar 60
dibidang industri perminyakan dan gas, perkapalan di dalam persen dari nilai realisasi ekspor (untuk barang yang masih perlu
negeri dan industri oleochemical. proses lebih lanjut). Untuk di Pulau Batam, pengeluaran hasil
Terkait kebijakan tersebut, Putut menyatakan dengan peratur- produksi kawasan berikat ke DPIL tidak dipersyaratkan untuk
an tersebut DJBC tidak mengalami kesulitan dalam melaksana- dilakukan ekspor lebih dahulu, tidak dikaitkan dengan nilai
kan fungsi pengawasannya, sepanjang kawasan berikat sesuai realisasi ekspor (semua hasil olahan PDKB dapat dijual ke DPIL).
fungsi merupakan tempat untuk mengolah bahan baku menjadi Satu hal lagi, untuk di luar pulau Batam pengawasan kepabeanan
barang jadi lalu mengekspor yang memang merupakan kegiatan di TPB dilakukan dengan menempatkan pegawai bea cukai,
utamanya. Selain itu perpindahan barang ke kawasan berikat lain sedangkan di pulau Batam, di TPB tidak dilakukan pengawasan
WBC/ATS
juga dimungkinkan kepabeanan. WBC/ATS
karena tempat tuju- Pada fasilitas
an barangnya ada- perpajakan dan ke-
lah kawasan berikat pabeanan, di luar
juga yang dalam hal pulau Batam penge-
ini masih berada di luaran hasil olahan
bawah pengawasan dari PDKB ke DPIL
DJBC (under dipungut BM dan
customs control) PDRI, untuk pulau
“Sementara itu Batam juga tidak di-
untuk yang dijual ke pungut kecuali em-
DPIL masih dapat pat komoditi, yaitu
dilakukan oleh pe- kendaraan bermo-
ngusaha kawasan tor, hasil tembakau,
berikat sepanjang minuman mengan-
memenuhi ketentu- dung alkohol, dan
an keputusan Men- produk elektronik.
teri Keuangan Dan untuk fasili-
nomor 101/PMK.04/ tas perdagangan, di
2005, yang artinya luar pulau Batam
disamping harus di- importasi barang
lakukan pemeriksa- modal bukan baru
an fisik oleh petugas (termasuk relokasi
I GUSTI PUTU SURYAWIRAWAN. Perlu PUTUT TEDJO ISMOJO DJATI. Pada dasarnya
revitalisasi dan koordinasi yang baik untuk bea dan cukai, juga pabrik) perlu ijin setiap petugas bea dan cukai yang bertugas dan
kwasan berikat, sehingga implementasinya harus dibayar Deperdag dan Cer- melayani kawasan berikat harus paham akan
dapat berjalan lebih baik lagi. pungutan BM dan tificate of inspection seluruh peraturan tentang kawasan berikat.

6 WARTA BEA CUKAI EDISI 389 APRIL 2007


dari surveyor, sedangkan di pulau Batam tidak memerlu-
kannya. Diluar pulau Batam pengeluaran barang modal
bukan baru dari TPB ke DPIL perlu ijin Deperdag,
sedangkan di Pulau Batam ijin cukup diberikan oleh dinas
perdagangan pemerintah kabupaten/kota.
Mengapa kawasan berikat di pulau Batam mendapatkan
perlakuan khusus sementara di luar Pulau Batam tidak, hal
ini sebenarnya juga telah dijelaskan pada keputusan
Menteri Keuangan nomor 291/KMK.05/1997 tentang
kawasan berikat yang mana pada pasal 27 dijelaskan kalau
segala peraturan yang ada tersebut tidak berlaku untuk
kawasan berikat di Batam. Namun demikian keputusan
tersebut telah diubah beberapa kali dan kini kawasan
berikat di Batam tetap dijadikan pilot project baik untuk
kebijakan yang bersifat nasional maupun kebijakan yang
bersifat internasional.
Dengan berbagai kemudahan yang diperoleh
pengusaha kawasan berikat saat ini, maka tak heran kalau
jumlah permohonan untuk mendapatkan fasilitas tersebut
juga meningkat tiap tahunnya, namun demikian seiring
bertambahnya jumlah penerima fasilitas kawasan berikat, PULAU BATAM. Kawasan
ternyata tidak diiringi dengan bertambahnya jumlah pegawai berikat yang ada di pulau
DJBC baik untuk melayani maupun untuk melakukan Batam dibedakan
pengawasannya. perlakuannya dengan yang
ada di luar pulau Batam.
PERLU ADANYA SISTEM BARU UNTUK PENGAWASAN
Seperti halnya untuk wilayah IX DJBC Jawa Barat, saat
ini jumlah penerima fasilitas kawasan berikat yang ada di
wilayah tersebut telah mencapai 810 perusahaan yang
tersebar di beberapa KPBC. Memang untuk wilayah ini ada
beberapa KPBC yang memiliki kawasan industri sehingga
untuk pelayanan dan pengawasannya tidak sulit, namun
demikian kendala masih tetap ada, yaitu jumlah petugas
yang melakukan pelayanan dan pengawasan sudah tidak
sepadan lagi.
Menurut Kepala Kantor Wilayah IX DJBC Jawa Barat,
Jody Koesmendro, walaupun wilayah ini akan dipecah
dengan Banten, namun penerima fasilitas kawasan berikat
jumlahnya tetap banyak, untuk yang berada di KPBC
Bekasi dan Purwakarta memang hampir 70 persen berada
di kawasan industri, namun untuk wilayah Bandung yang
tidak memiliki kawasan industri, penerima fasilitas kawasan
berikatnya terpencar dimana-mana sementara itu jumlah
mereka juga tidak sedikit.
“Dengan kondisi ini kami mencoba untuk membuat
mapping, artinya kami akan memetakan mana-mana
perusahaan yang baik dan mana-mana perusahaan yang
berindikasi nakal. Hal ini kami lakukan karena dari jumlah
petugas kami sudah tidak memungkinkan lagi untuk mela-
kukan pengawasannya, padahal industri disini didominasi
oleh produk tekstil dan garmen yang saat ini mendapat
atensi karena sering melakukan penyimpangan dan produk
ini jika beredar di DPIL kan sangat merugikan negara
khususnya terhadap produksi dalam negeri,” tutur Jody.
Lebih lanjut Jody menambahkan, selain membuat
mapping, Kanwil IX juga sedang berusaha untuk membuat
sistem baru khusus untuk pengawasan kawasan berikat
yang lebih efisien yang nantinya akan disampaikan kepada
kantor pusat. Sistem tersebut bisa berbentuk elektronik
online seperti TPS online, karena idealnya yang akan
datang itu kawasan berikat tidak bisa di “tongkrongi”, yang
bekerja adalah sistem yang tentunya ada laporannya baik
pertiga bulan yang dapat di lihat secara manual, dan
ditambah hasil dari analis-analis yang memberikan
peringatan apakah ada indikasi penyimpangan atau tidak.
“Fasilitas ini sebenarnya ada di seluruh negara dan
yang benar itu seperti yang ada di kawasan berikat
nusantara yang ada di Cakung, karena disitu one gate jadi
ada PDKB ada kawasan berikatnya semua perijinannya
telah diatur disana, namun pada perkembangannya jumlah
penerima fasilitas ini terus bertambah dan tersebar dimana-
mana sementara pengawasannya kita tidak mungkin punya

EDISI 389 APRIL 2007 WARTA BEA CUKAI 7


LAPORAN UTAMA
DOK.WBC
tidak bisa bekerja sendiri karena tugasnya hanya memberikan ijin,
mengawasi dan memungut pajaknya,” ujar Putu.
Lebih lanjut diterangkan oleh Putu, apa yang terjadi dalam
keseharian di kawasan berikat, tentunya bukan hanya DJBC saja
yang terlibat, ada Departemen Perhubungan, Departemen
Perdagangan, Perindustrian, Energi dan Sumber Daya Mineral,
Pekerjaan Umum, dan banyak pihak lain yang terlibat.
Sehingga kawasan berikat yang sifatnya pemberian insentif
fiskal, akan benar-benar dibedakan dengan perusahaan yang
tidak mendapatkan fasilitas tersebut. Untuk itu Putu juga meyakini
kalau para perusahaan penerima kawasan berikat harus berada
di dalam suatau kawasan industri, maka investor akan lebih
tertarik lagi. Karena, dalam sejarah dilahirkannya kawasan berikat
itu agar Indonesia dapat memberdayakan lokasi yang dimilikinya
yang secara geografis memiliki beberapa keuntungan, salah
satunya yaitu berada di kawasan Asean yang memiliki 660 juta
penduduk yang tentunya juga menjadi market yang cukup besar.
“Saat ini yang perlu dilakukan adalah revitalisasi kawasan
BERADA DI KAWASAN INDUSTRI. Idealnya seluruh penerima fasilitas berikat, karena DJBC tidak bisa bekerja sendiri harus ada
kawasan berikat berada di kawasan ini. koordinasi yang lebih intensif antar departemen maupun dengan
Kadin. Selain itu kawasan berikat saat ini juga perlu diberikan
petugas sebanyak itu. Seperti saat ini satu kawasan berikat insentif kalau dia telah memenuhi segala kriteria yang telah
memerlukan tiga petugas kalau dikalikan jumlah kawasan berikat ditetapkan, jadi bisa dibuat seperti penjaluran ada kawasan
yang ada, berapa banyak jumlah petugas yang diperlukan,” berikat tingkat I, tingkat II, tingkat III dan seterusnya, sehingga jika
ungkap Jody. dia menjadi kawasan berikat tingkat I maka segala bentuk
Sistem baru lain yang berusaha diupayakan saat ini oleh dokumen dapat dirampingkan hingga akhirnya tidak memerlukan
Kanwil IX Jawa Barat beserta seluruh kepala kantor-nya , yaitu di dokumen lagi, nah ini yang harus dilakukan saat ini bukannya kita
kawasan-kawasan industri sedang mempersiapkan untuk lantas mencari modus-modus baru untuk membuat kawasan
penyelesaian barang ekspornya yang akan dikirim ke pelabuhan khusus,” kata Putu.
Tanjung Priok, di kawasan industri masing-masing. Dengan cara, Segala perijinan di negara ini memang masih perlu diramping-
membuat fasilitas TPS atau dry port (pelabuhan kering) yang kan dan disempurnakan, seperti halnya dengan kawasan berikat,
semua kewajiban dan persyaratan ekspornya, termasuk adanya ketentuan kawasan berikat harus berada di kawasan
kewajiban pabean, untuk memenuhi persyaratan ekspor, seperti industri tentunya juga bukan bermaksud menambah birokrasi
dengan kartu ekspor disatu tempat. Kegiatan pelayanan ini dapat yang ada. Dengan berada di kawasan industri DJBC akan lebih
berjalan, apabila semua TPS di kawasan industri dan dry port mudah dalam melakukan pelayanan dan pengawasan karena
dapat diberlakukan on truck on board atau on train on board jika mereka telah “dikandangi” sehingga memudahkan untuk melaku-
menggunakan kereta api. Sehingga dapat mencegah terjadinya kan kontrolnya.
kemacetan pada jam-jam sibuk di pelabuhan Tanjung Priok. Akan hal tersebut Putu menilai DJBC telah tepat dalam me-
“Dengan dapat di-online-kannya antara pelabuhan muat, pe- nempuh kebijakan, karena selain dapat pemberdayakan pengem-
labuhan bongkar (Tanjung Priok) dan kantor Bea Cukai penga- bang kawasan industri yang ada saat ini, juga dapat memberikan
was (KPBC Purwakarta, Bekasi, dan lain-lain). Maka proses kepastian kepada investor untuk marketnya. Namun jika ada
rekonsiliasi akan lebih cepat dan aman, karena kita memiliki data daerah yang memang tidak memiliki kawasan industri, Putu
base yang dipakai oleh kantor-kantor pengawas, dan sebenarnya mengharapkan agar DJBC juga aktif dalam berkoordinasi dengan
di kantor-kantor pengawasan tersebut sudah kita pasangi kompu- pemerintah daerah setempat, artinya DJBC jangan hanya
ter besar hanya saat ini pemakaiannya belum optimal, karena melemparkan suatu kebijakan namun tidak ada tindak lanjutnya.
transaksi dengan kawasan berikat masih bersifat manual,” imbuh “Jadi dalam implementasinya harus ada koordinasi yang lebih
Jody. baik dari saat ini, atau di Direktorat Fasilitas perlu dibentuk suatu
Dengan demikian maka Kanwil IX DJBC Jawa Barat akan tim koordinasi yang permanen khusus menangani kawasan beri-
lebih aktif dalam pemecahan masalah pengawasan di kawasan kat yang mengkoordinasikan dengan instansi-instansi terkait lain-
berikat, terlebih lagi adanya single administration dokumen (SAD), nya guna menumbuhkan kawasan berikat itu sendiri,” jelas Putu.
karena menurut Jody, SAD paling bermanfaat jika diberlakukan Persoalan kawasan berikat memang tidak sebatas pada
untuk kawasan berikat, karena pada kawasan berikat telah perijinan dan koordinasi saja, kurang optimalnya sistem
lengkap segala dokumen yang diperlukan, seperti BC 2.3, PIB pengawasan yang ada saat ini terkadang juga dijadikan celah
dan PEB yang dapat disatukan menjadi satu dokumen. oleh oknum kawasan berikat untuk melakukan penyimpangan.
Dan kalau saat ini Kanwil IX DJBC Jawa Barat lebih
KOORDINASI DENGAN INSTANSI LAIN memberdayakan intelijen di kawasan-kawasan berikat, hal
Sementara itu, terkait sistem pengawasan dan pelayanan tersebut memang menjadi satu solusi yang baik terhadap kendala
yang ada pada kawasan berikat saat ini, menurut Direktur Industri pengawasan saat ini. Dan hal tersebut sebenarnya juga dapat
Logam Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin Tekstil dan dilakukan oleh wilayah lain yang memiliki kendala tersebut, baik
Aneka, Departemen Perindustrian, I Gusti Putu Suryawirawan, terhadap penerima fasilitas kawasan berikat atau dibidang
yang juga beberapa kali mendampingi DJBC dalam lainnya, seperti cukai ataupun kepabeanan.
pengembangan kawasan berikat di pulau Batam, untuk kawasan Untuk itulah maka sejalan dengan re-organisasi di tubuh
berikat saat ini memang idealnya harus berada di dalam kawasan DJBC, dan untuk memperluas fungsi kawasan berikat, pelayanan
industri, karena dengan berada di kawasan industri justru akan kawasan berikat yang selama ini dijalankan oleh Direktorat Teknis
memudahkan petugas Bea dan Cukai dalam melayani dan Kepabeanan, kini dilimpahkan kepada Direktorat Fasilitas
mengawasi, terlebih lagi juga menjadi daya tarik investor karena Kepabeanan. Hal ini tidak lain karena, hasil analisa dan
segala sesuatunya telah tersedia. pembahasan oleh tim khusus, sampai pada kesimpulan bahwa
“Saya melihat sejak dilahirkannya ide kawasan berikat sampai tugas pokok dan fungsi Subdit Tempat Penimbunan lebih
saat ini, kelihatan kalau kawasan berikat itu seolah-olah hanya menitikberatkan pada pemberiaan fasilitas kepabeanan, seperti
milik DJBC, padahal kawasan berikat itu milik rakyat Indonesia kawasan berikat, gudang berikat, TBB, dan ETP serta lainnya,
yang dioperasikan oleh DJBC, jadi pihak lain menganggap dan diputuskan bahwa Subdit Tempat Tenimbunan dirasa lebih
persoalan kawasan berikat adalah urusan DJBC. Padahal, DJBC tepat berada di bawah Direktorat Fasilitas Kepabeanan. adi

8 WARTA BEA CUKAI EDISI 389 APRIL 2007


Kawasan Berikat,

KANWIL
HARUS
MENJEMPUT
BOLA DALAM

Skala Prioritas
MENGGALANG
SEGALA
INFORMASI

Pengawasan
YANG ADA

Tahun 2007 ”
Kendati pelabuhan sudah diperketat namun di jual ke daerah pabean Indonesia lainnya (DPIL).
pengawasannya, Direktorat Jenderal Bea dan Kegiatan ini tentunya sangat merugikan negara, baik dari
pajak yang seharusnya dikenakan juga berdampat buruk
Cukai (DJBC) tetap tidak bisa lengah, pada produk dalam negeri sendiri.
karena para “pencari keuntungan” akan
mencari celah melalui perusahaan penerima TEKSTIL KOMODITI HIGH RISK
Salah satu primadona produk yang kerap disalahgunakan
fasilitas seperti kawasan berikat untuk peruntukannya adalah tekstil dan produk tekstil yang menurut
tetap memasukan barangnya. Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) telah mematikan

U
banyak industri-industri tekstil dalam negeri. Memang dari
paya penyelundupan memang selalu dilakukan seluruh jumlah penerima fasilitas kawasan berikat hampir 70
oleh oknum-oknum yang ingin mencari keuntungan persen umumnya mengolah tekstil dan produk tekstil, maka
dengan jalan yang tidak halal atau menyalahi tak heran jika komoditi ini menjadi primadona untuk selalu
segala aturan yang ditentukan. Segala celah yang disalahgunakan.
ada tentunya akan dilihat dan dicermati dengan Menurut Kepala Subdirektorat Penindakan Direktorat
baik agar penyelundup dapat memasukan barangnya ke Penindakan dan Penyidikan, Marisi Zainuddin Sihotang,
wilayah pabean Indonesia. WBC/ATS
untuk mekanisme pengawasan terhadap
Indonesia memang negara yang me- kawasan berikat, hal utama yang dilihat
miliki pangsa pasar yang begitu besar adalah relevansi pasar saat ini, dimana
untuk segala macam produk, hal ini tidak tekstil dan produk tekstil yang banyak
lain karena jumlah penduduknya yang terserap oleh pasar. Setelah itu dilaku-
cukup banyak disamping letak geografis- kan mapping tentang kondisi kawasan
nya yang terdiri dari pulau-pulau yang berikat yang ada, juga dibantu oleh infor-
menyebabkan niatan pemasukan barang masi-informasi lain yang kemungkinan
ke Indonesia juga dengan berbagai terlewatkan pada mapping ini. “Karena
modus. untuk kawasan berikat juga banyak
DJBC sebagai penjaga pintu gerbang ‘pemain-pemain hebatnya’, sehingga kita
bangsa, tentu sudah bekerja ekstra tidak bisa hanya mengandalkan map-
keras agar upaya-upaya penyelundupan ping, dan ini dapat dilakukan dengan
ini dapat ditekan seminimal mungkin. menghidupkan jaringan intelijen.”
Salah satu modus yang dilakukan oknum “Kalau melihat kawasan berikat,
penyelundup adalah dengan mengguna- mungkin masalahnya antara jumlah ka-
kan fasilitas yang telah diberikan negara, wasan berikat dengan jumlah petugas
yaitu dengan fasilitas kawasan berikat. yang mengawasi sangat jauh berbeda,
Pada fasilitas ini segala bea masuk itu pertama. Kedua, yang menjadi
dan pajak dalam rangka impor (PDRI) masalah karena ada pegawai disana lalu
ditangguhkan sejauh bahan baku yang barang BC 2.3 yang dari pelabuhan tidak
diimpornya diolah untuk kemudian di- diperiksa kemudian dibawa ke pabrik,
ekspor kembali. Namun apa yang terjadi sehingga disitu dapat terjadi segala
pada kenyataan saat ini, banyak kemungkinan, bisa barang tidak sampai
pengguna fasilitas kawasan berikat tidak MARISI ZAINUDDIN SIHOTANG. Perlu tujuan atau juga diganti, artinya BC 2.3
mengolah bahan baku tersebut ataupun penyempurnaan segel dan ketentuan alat angkut nya bisa sampai namun barangnya tidak,
jika diolah tidak untuk diekspor kembali untuk masalah kawasan berikat. lalu bisa saja ditukar,” kata Marisi.

EDISI 389 APRIL 2007 WARTA BEA CUKAI 9


LAPORAN UTAMA
WBC/ATS

DITEGAH. Dari skala prioritas yang diterapkan saat ini, banyak penerima fasilitas kawasan berikat yang menyimpang dan berhasil ditegah.

PERLU PENYEMPURNAAN SEGEL terkait dengan dana, namun hal tersebut akan jauh lebih
Lebih lanjut dijelaskan oleh Marisi, yang harus dilakukan efektif dalam pengawasannya ketimbang dengan segel
saat ini adalah mekanisme mulai dari pembongkaran terlebih stiker,” ujar Marisi.
dahulu, karena selama ini BC 2.3 sering kali barang Dari skala prioritas ini memang sudah dapat dibuktikan,
dibongkar kemudian masuk ke dalam kontainer dan disegel, kalau di Kantor Pelayanan Bea dan Cukai (KPBC) yang
faktanya terkadang penempelan segel dilakukan secara asal. memiliki pengawasan kawasan berikat, sudah menunjukan
Lalu, alat angkutnya yang harus diperhatikan, kalau hal yang cukup memuaskan. Seperti di KPBC Bogor yang
berbentuk kontainer akan lebih aman dalam penyegelan, tapi belum lama menegah puluhan kontainer berisikan tekstil dari
kalau dalam bentuk bak terbuka yang hanya tertutup terpal kawasan berikat yang akan dijual ke DPIL. Ini menunjukan
penyegelan akan silit, karena yang disegel juga tidak jelas. kalau unit pengawasan saat ini sudah benar-benar bergerak
Terkait hal tersebut, Marisi juga menyatakan yang harus walaupun dari banyak sisi juga menghadapi kendala teknis
dicermati saat ini oleh DJBC agar mekanisme pengawasan dan non-teknis.
terhadap kawasan berikat dapat menjadi efektif adalah, Sementara itu Menurut Kepala Bidang Penindakan dan
pertama soal segel yang saat ini mudah rusak, selain itu saat Penyidikan (P2) Kantor Wilayah (Kanwil) VII DJBC Jakarta I,
ini pelekatannya juga agak sulit, jika dilekatkan agak Rahmat Subagio, ada dua mekanisme pengawasan yang
renggang dia mudah rusak, namun jika terlalu rekat maka dilakukan oleh Kanwil VII DJBC Jakarta I untuk pengguna
ketika dibuka segel itu tidak rusak namun utuh dan itu dapat kawasan berikat, pertama, pengawasan secara fisik dengan
digunakan kembali oleh oknum. melakukan pemantauan pemasukan dan pengeluaran barang
“Skala prioritas pengawasan tahun 2007 ini adalah ke dan dari kawasan berikat. Kedua, pengawasan secara
kawasan berikat, bukan artinya tahun sebelumnya tidak dokumen dengan melakukan audit dibidang kepabeanan.
mendapat prioritas, dan saya juga sudah mencoba “Saat ini pengawasan lebih difokuskan terhadap pengusa-
mengusulkan agar khusus untuk alat angkut BC 2.3 harus ha di kawasan berikat (PDKB) yang melakukan pemasukan
menggunakan kontainer tidak lagi dengan bak terbuka, selain barang impor yang sifatnya strategis seperti produk tekstil
itu untuk segel tidak menggunakan segel stiker seperti namun dengan tidak melupakan pengawasan produk-produk
sekarang tapi menggunakan segel botol dan hanya dapat lainnya. Risk manajemen yang dijalankan saat ini juga sudah
dibuka oleh petugas bea cukai saja. Untuk segel ini memang berjalan cukup baik walaupun belum maksimal dan efisien

10 WARTA BEA CUKAI EDISI 389 APRIL 2007


WBC/ATS WBC/ATS
mengingat pema- an dengan konsoli-
sukan barang ke dasi kepada selu-
kawasan berikat ruh seksi P2 dise-
menggunakan sis- luruh KPBC yang
tem manual. Untuk berada dibawah
itu kami melakukan Kanwil IX Jawa Ba-
pemetaan dan rat, dengan meng-
profiling terhadap evaluasi mulai dari
PDKB yang berada kebutuhan SDM
di bawah penga- maupun rencana
wasan kami,” kata operasi masing-
Rahmat. masing KPBC, se-
Namun demiki- hingga KPBC mem-
an, Rahmat juga punyai rencana
mengakui kalau operasi yang sama
sarana dan prasa- dengan Kanwil, po-
rana yang ada ma- lanya dengan sur-
sih dirasakan veillance, under-
kurang, sehingga cover, dan pengga-
saat ini prosedur langan informasi,”
pemasukan barang ujar Tejo.
ke PDKB menggu- Lebih jauh dije-
nakan BC 2.3 yang laskan oleh Tejo,
RAHMAT SUBAGIO. Modus yang sering masih dilakukan dengan hal terse- GATOT HARIYO SUTEJO. Kanwil IX DJBC
digunakan oleh penerima fasilitas kawasan secara manual be- but maka Kanwil Jawa Barat saat ini tengah melaksanakan
berikat saat ini adalah, pemberitahuan tidak lum terintegrasi se- harus menjemput operasi citra khusus untuk pengawasan
benar, sub kontrak, dan antar pulau. cara jaringan. Se- bola dalam meng- kawasan berikat.
lain itu keberadaan galang segala
kawasan berikat yang tersebar membutuhkan SDM yang informasi yang ada, dan lebih meningkatkan kinerja unit
cukup untuk melakukan pengawasan. pengawasan di lapangan masing-masing. Hasil operasi ini
Kendala lain yang juga saat ini dihadapi Kanwil VII DJBC juga telah ditunjukan dengan beberapa hasil tegahan dan
Jakarta I, adalah pemahaman perusahaan yang memperoleh penyidikan yang dilakukan oleh Kanwil IX Jawa Barat
fasilitas kawasan berikat terhadap peraturan-peraturan terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh kawasan berikat.
kawasan berikat masih sangat kurang, seperti aturan bahwa Seperti halnya di Kanwil VII Jakarta I, Kanwill IX Jawa
untuk pengerjaan sub kontrak harus mendapat ijin dari kepala Barat juga memiliki kendala yang sampai saat ini belum
kantor pelayanan. Selain itu untuk pengawasan pengeluaran dapat teratasi. Kendala tersebut adalah terbatasnya jumlah
barang hasil olahan PDKB ke kawasan berikat di lain tempat SDM di unit pengawasan sehingga perlu ekstra kerja keras
juga kurang dipahami. agar pengawasan yang dilakukan memang benar-benar
“Upaya-upaya yang kami lakukan agar tidak terjadi efektif dan optimal.
penyimpangan adalah, dengan melakukan audit kepabeanan Menurut Tejo, jumlah petugas di unit pengawasan saat ini
terhadap PDKB, melakukan rolling petugas yang berada di tidak sebanding dengan jumlah kawasan berikat, dari satu
PDKB secara rutin, dan melakukan pembinaan kepada petugas ternyata harus mengawasi tiga hingga empat kawas-
pengusaha kawasan berikat dan petugas. Ini kami lakukan an berikat, padahal di wilayahnya terdapat kurang lebih 800
dengan harapan kedepan tidak terjadi penyimpangan baik hingga 1000 kawasan berikat. Untuk itulah unit pengawasan
yang dilakukan oleh pengusaha WBC/ATS
harus mensinergikan baik yang ada di
kawasan berikat maupun keterlibatan wilayah maupun yang ada di KPBC.
petugas dengan kawasan berikat. Untuk “Industri garmen adalah industri yang
itu kedepan juga agar dikembangkan high risk, untuk itu jaringan intelijen
sistem komputerisasi yang terhubung harus dapat menjemput bola terhadap
antara pihak bea cukai dengan PDKB informasi yang ada, tidak semata-mata
sehingga pengawasan lebih efektif, kita tongkrongi terus, kita juga telah
termasuk didalamnya komputerisasi BC membuka akses baru yang sifatnya
2.3,” ungkap Rahmat. tertutup, lalu mengevaluasi setiap
informasi yang masuk, yang ternyata
OPERASI CITRA KANWIL IX DJBC JAWA hasilnya cukup banyak kita lakukan
BARAT penegahan,” tutur Tejo.
Dalam hal pemetaan dan profiling,
hal yang sama juga telah dilaksanakan AUDIT KUNCI UTAMA PENGGUNAAN
olek Kanwil IX DJBC Jawa Barat. FASILITAS
Menurut Kepala Bidang Penindakan dan Sementara itu menurut Kepala
Penyidikan Kanwil IX DJBC Jawa Barat, Bidang Audit Kanwil IX DJBC Jawa
Gatot Hariyo Sutejo, karena jumlah Barat, Pardamean Sudabutar, peran
penerima fasilitas kawasan berikat yang Kanwil IX Jawa Barat dalam melakukan
ada di wilayahnya terbanyak dari seluruh audit kepabeanan sebagai salah satu
wilayah yang ada, maka selain mapping instrumen pengawasan menjadi sangat
unit pengawasan juga telah membuat signifikan, karena harus berurusan
rencana operasi untuk melakukan dengan perusahaan penerima fasilitas.
pengawasan terhadap fasilitas kawasan Disatu sisi, audit adalah konsekusnsi
berikat. logis dari berlakunya sistem self
PARDAMEAN SUDABUTAR. Sebagai konsekuensi
“Operasi ini kami sebut dengan dari fasilitas yang mereka terima, perusahaan assesment dalam undang-undang, di sisi
operasi citra, yang dimulai sejak Januari harus benar-benar menggunakan fasilitas sesuai lainnya kita menghendaki agar semua
2007, dengan cara meningkatkan jaring- dengan tujuan yang diberikannya. pengguna fasilitas kepabeanan

EDISI 389 APRIL 2007 WARTA BEA CUKAI 11


LAPORAN UTAMA
DOK. PRIBADI
melaksanakan se-
Kanwil IX DJBC Jawa Barat
mua ketentuan
yang telah diatur.
“Sejalan dengan Ungkap Jaringan
Penyalahgunaan Fasilitas
komitmen DJBC
untuk mendorong
terciptanya iklim
perekonomian
Kawasan Berikat

B
yang kondusif, ma-
ka pemeriksaan ermula dari laporan Kepala KPBC Bogor
secara post arrival tentang adanya pelanggaran di bidang
inspection adalah kepabeanan oleh perusahaan PT. PRG yang
solusi yang kita ja- ditindaklanjuti dengan audit oleh Kantor
lankan terhadap Wilayah (Kanwil) IX DJBC Jawa Barat,
mereka. Intinya da- terhadap perusahaan penerima fasilitas kawasan
lam praktek kegiat- berikat ini, akhirnya diketahui kalau perusahaan
an audit dilakukan tersebut telah menyalahgunakan fasilitas kepabeanan
untuk periode- yang mengarah pada pelanggaran pidana.
periode transaksi Pelanggaran yang melibatkan banyak pihak ini,
tertentu sehingga akhirnya dapat diungkap secara tuntas oleh Kanwil IX
tidak mengganggu DJBC bahkan jaringan yang ada pun dapat terungkap,
kegiatan produksi baik pemilik maupun penadah barang, setelah
pihak yang diaudit. dilakukan penyidikan selama kurang lebih sembilan
SUPRI ADY. Mekanisme pengawasan yang Dari sisi pelayan- bulan. Menurut Kepala Kanwil IX DJBC Jawa Barat,
dilakukan sudah sesuai dengan aturan yang ada. an, kita sudah Jody Kuesmendro, PT. PRG adalah perusahaan
mengutamakan penerima fasilitas kawasan berikat sejak awal tahun
proses clearance di pelabuhan masuk, tinggal kita lihat 2006, dan produksi yang dihasilkannya adalah tekstil
bagaimana tanggung jawab perusahaan,” kata Pardamean. dan produk tekstil.
Dengan audit yang dilakukan terhadap perusahaan penerima “PT. PRG sejak awal berdirinya memang
fasilitas kawasan berikat, hal ini adalah kunci utama bagi DJBC mempunyai niatan lain dari fasilitas yang diterimanya,
dalam melihat apakah kawasan berikat tersebut telah hal ini diketahui dari modus yang dilakukannya
menjalankan bisnisnya dengan baik atau menyimpang dari bisnis dengan mengimpor tekstil yang bukan miliknya atau
yang sesungguhnya. Dengan audit ini Kanwil IX Jawa Barat juga untuk kepentingan usahanya, dengan maksud untuk
mendapatkan informasi selain informasi yang diterima dari unit dikeluarkan ke pemilik barang yang sebenarnya, tanpa
pengawasan, kalau kawasan berikat yang berhasil ditegah juga melalui proses pengolahan lebih lanjut di perusahaan.
kedapat menyimpang dari mean bisnis mereka. Tekstil tersebut dikeluarkan dengan modus untuk
“Apabila mengacu pada hasil pelaksanaan audit dalam pengerjaan lebih lanjut melalui sub kontrak ke
bentuk tagihan berupa bea masuk, PDRI, serta denda perusahaan lain diperedaran bebas,” ungkap Jody.
administrasi, maka selama tiga tahun ini hasil yang kita peroleh Lebih lanjut diungkapkan Jody, terbongkarnya
adalah, tahun 2004 terdapat 266 laporan hasil audit (LHA) jaringan tekstil ini juga atas dorongan dari Asosiasi
dengan tagihan Rp. 38.592.146.554. Tahun 2005 terdapat 239 Pertekstilan Indonesia (API) yang menilai kasus
LHA dengan tagihan Rp. 25.218.290.927. Tahun 2006 terdapat penyelundupan tekstil telah mematikan industri tektil di
242 LHA dengan tagihan Rp. 117.491.528.957,” ujar Pardamean. dalam negeri. Untuk itu Jody juga meminta API untuk
Dengan hasil tersebut Pardamean menyatakan, angka turut memantau hasil persidangan yang akan digelar,
tambah bayar tersebut tidak berarti tingkat kepatuhan auditee karena saat ini sanksi yang ada belum terlalu berat
di Kanwil IX Jawa Barat tidak bagus, namun lebih dikarenakan dan tidak menimbulkan efek jera bagi pelakuknya.
volume transaksi yang banyak dan periode pemeriksaan yang Hasil tegahan yang digelar pada acara press release
cukup lama. Sementara itu untuk mencapai tingkat kepatuhan di halaman Kantor Pusat DJBC pada 8 Maret 2007, juga
100 persen adalah hal yang sulit mengingat jumlah dan dihadiri oleh Ketua API, Benni Sutrisno, Kadin, dan
beragamnya jenis perusahaan yang harus diawasi. Untuk itu asosiasi pengusaha kawasan berikat yang ada di Jawa
yang dapat dilakukan adalah melakukan pembinaan secara Barat. Pada acara tersebut disebutkan, dari 13 kontainer
berkelanjutan dengan melakukan audit secara periodik serta yang ditegah tersebut merupakan sisa bahan baku yang
menerapkan sanksi secara tegas untuk setiap penyalagunaan berhasil diamankan, sementara itu sisa dari barang
fasilitas yang ditemukan. tersebut masih dalam proses penyitaan.
Lalu bagaimana dengan wilayah yang memiliki jumlah Dengan terungkapnya jaringan penyalagunaan
kawasan berikatnya tidak terlalu banyak, apakah juga fasilitas kawasan berikat untuk komoditi tekstil ini,
membuat mapping seperti halnya di Jakarta dan Jawa Barat? maka dari PT. PRG berhasil diamankan Sdr, SNJ
Menurut Kepala Bidang Penindakan dan Penyidikan Kanwil warga negara Korea, dan dikenakan sanksi berupa
XI Jawa Timur I, Supri Ady, diwilayahnya sekalipun penerima pidana penjara paling lama lima tahun dan/atau denda
fasilitas kawasan berikatnya tidak sebanyak di Jawa Barat, paling banyak Rp. 250.000.000. Sementara itu untuk
namun tetap melakukan mapping. potensi kerugian negara atas kegiatan PT.PRG ini
“Walaupun sepanjang tahun 2006 hingga awal 2007 ini belum masih dalam tahap perhitungan. adi
ditemukan penyalahgunaan oleh penerima fasilitas kawasan be-
rikat, namun tetap menjadi perioritas pengawasan, dan mekanis-
me yang kami lakukan juga sudah sesuai dengan ketentuan yang Fasilitas kawasan berikat memang kerap dijadikan cara
telah ada dan berjalan dengan baik,” kata Supri Ady. untuk melakukan penyelundupan. Untuk itu DJBC melalui
Terkait soal kendala SDM, Supri Ady mengatakan hal ini unit pengawasan diharapkan dapat lebih meningkatkan lagi
memang juga dialami, namun dengan lebih meningkatkan dari apa yang sudah dilaksanakan saat ini. Bila jaringan
jaringan intelijen yang ada maka pengawasan yang dilakukan intelijen telah dikerahkan semua dan upaya mencari infomasi
pun dapat berjalan dengan efektif dan optimal.”Umumya kawasan sebanyak-banyaknya juga telah dilaksanakan, kini tinggal
berikat yang ada disini patuh dan jumlahnya juga tidak banyak, waktu saja yang berbicara, apakah kawasan berikat tersebut
jadi pengawasan kami tidak terlalu rumit,” tandas Supri Ady. melakukan penyimpangan atau tidak. adi

12 WARTA BEA CUKAI EDISI 389 APRIL 2007


Jumlah SDM

BEGITU MEREKA RUGI,
MEREKA LANGSUNG
PERGI BEGITU SAJA,
ASET YANG ADA JUGA
TERKADANG LEASING

Menjadi Persoalan Pokok


Tidak sebandingnya jumlah sumber daya
manusia (SDM) yang harus melayani dan
mengawasi kawasan berikat, terkadang harus
disiasasti dengan bantuan pegawai dari Kantor

pengawasan kami benar-benar bergerak dan sekaligus sebagai
tanda bagi penerima fasilitas yang ada di wilayah Bogor kalau
kami tidak tidur. Jadi kalau pun ada niatan untuk melakukan
penyimpangan itu hanya tinggal waktu saja,” kata Karlan.
KPBC Tipe A2 Bogor yang memiliki wilayah kerja yang cukup
Wilayah, namun kenyataannya tetap saja satu luas mulai dari Depok hingga ke Sukabumi, secara garis besar
memang hampir sama dengan KPBC Tipe A3 Bandung yang
petugas harus melayani tiga hingga empat tidak memiliki kawasan industri. Sehingga pengawasan menjadi
kawasan berikat. lebih rumit, terlebih lagi lokasi penerima fasilitas kawasan berikat
yang ada terpencar dimana-mana. Akan hal tersebut, Karlan

S
menilai rencana kebijakan kawasan berikat harus berada di
ebagai instansi yang mengeluarkan perijinan fasilitas kawasan industri akan lebih memudahkan KPBC baik dalam
kawasan berikat, DJBC memang tidak dapat menolak melakukan pelayanan maupun pengawasannya.
jika ada permohonan yang masuk, karena fasilitas ini “Kebijakan itu harus didukung dan sangat baik kalau sudah
adalah fasilitas yang diberikan negara sebagai salah diterapkan, selain itu perijinan kawasan berikat juga harus
satu bentuk insentif dibidang fiskal untuk industri yang diperketat, maksudnya agar DJBC dapat mendeteksi secara dini
ada di Indonesia. Namun dari perijinan yang telah apa maksud pendiriannya. Memang kemampuan industri saat ini
dikeluarkan saat ini, jumlah penerima fasilitas kawasan berikat sudah berkembang begitu pesat dan perlu dukungan kebijakan
sudah tidak sebanding lagi dengan jumlah pegawai DJBC. Akan yang lebih efektif lagi, makanya DJBC saat ini juga terus
kelemahan ini terkadang dimanfaatkan oleh penerima fasilitas melakukan perbaikan baik dari sisi peraturan maupun dari sisi
kawasan berikat untuk melakukan penyimpangan, dan ini terbukti sistemnya,” ujar Karlan.
dari beberapa hasil tegahan DJBC yang didapat dari penerima
fasilitas kawasan berikat. KAWASAN BERIKAT HARUS BERADA DI KAWASAN INDUSTRI
Seperti halnya yang ada di wilayah kerja KPBC Tipe A2 Kebijakan penerima fasilitas kawasan berikat harus berada di
Bogor, di KPBC ini satu petugas melayani 3 hingga 4 kawasan kawasan industri, memang menimbulkan pro dan kontra di
berikat dimana jumlah kawasan berikat di Bogor saat ini telah kalangan pengusaha. Terkait hal tersebut, menurut Kepala KPBC
mencapai 105. Padahal jumlah Tipe A2 Bekasi,
WBC/ATS WBC/ATS
keseluruhan pegawai di KPBC Istyastuti Wuwuh
Tipe A2 Bogor sebanyak 114 Asri, sangat setuju
pegawai. Tentu saja sudah dengan kebijakan
tidak ideal lagi jika keseluruhan tersebut, karena
pegawai KPBC Bogor dengan berlokasi di
diperuntukan untuk mengawasi kawasan industri,
kawasan berikat, maka hanya maka lokasi mudah
akan tinggal sembilan pegawai dijangkau dan
yang melayani administrasinya. monitoring terhadap
Menurut Kepala KPBC Tipe eksistensi dan
A2 Bogor, Karlan Sjuaibun aktifitas perusahaan
Lubis, dengan kondisi ini relatif lebih mudah.
KPBC Bogor mensiasastinya Sehingga lebih
dengan melakukan mapping memudahkan dalam
dan lebih memberdayakan unit proses pelayanan
pengawasan yang ada, sehing- dan pengawasan.
ga dari sisi administrasi menjadi “Saya yakin
lebih jelas dan penerima investasi tidak akan
fasilitas kawasan berikat pun terhambat hanya
menjadi lebih baik dalam karena pemusatan
menjalankan aturan karena pengusaha kawas-
mereka diawasi secara ketat. an berikat di suatu
“Ini terbukti dari beberapa lokasi kawasan in-
KARLAN SJUAIBUN LUBIS.
Penertiban administrasi hasil tegahan kami belum lama dustri, yang penting ISTYASTUTI WUWUH ASRI. Harus Dipikirkan
menjadikan pengawasan kawasan ini, yang mana dari hasil pelayanan yang di- segera bagaimana EDI/PDE diterapkan untuk
berikat jauh lebih baik. tersebut dapat dilihat kalau unit berikan tetap prima. kawasan berikat

EDISI 389 APRIL 2007 WARTA BEA CUKAI 13


LAPORAN UTAMA
WBC/ATS WBC/ATS
Dan di pemerintah ETP, sembilan TBB,
daerah tingkat ma- dan 119 gudang
napun pasti telah berikat.
menata wilayahnya “Untuk kemam-
sesuai peruntukan- puan pegawai da-
nya,” jelas Isty. lam menguasai se-
Dari seluruh gala peraturan yang
KPBC yang mena- terkait dengan ka-
ngani kawasan wasan berikat, me-
berikat, KPBC Tipe mang ada sebagian
A2 Bekasi adalah kecil yang kurang
yang paling banyak memahami, untuk
melayani fasilitas ini, itu kami tidak pernah
yaitu 343 kawasan absen dalam mela-
berikat. Namun de- kukan P2KP dan
mikian dari seluruh- sosialisasi peraturan
nya itu hampir 80 kawasan berikat ba-
persen berada di ik internal maupun
kawasan industri kepada para peng-
yang lebih mudah usaha, karena para
dalam melayani dan pengusaha juga ter-
SUDI RAHARJO. Masalah pencabutan yang mengawasi. kadang tidak mema- AZHAR RASYIDI. Tuntutan pegawai yang bertugas
berlarut-larut perlu diitindaklanjuti dengan cepat Namun, tidak hami peraturan pa- di kawasan berikat, harus menunjukan
dan cermat. serta merta KPBC dahal peraturan itu kemampuan, dedikasi, loyalitas, dan integritas
yang tinggi untuk melaksanakan rangkap jabatan.
Tipe A2 Bekasi sudah lama. Selain
bebas dari masalah SDM, justru di KPBC inilah jumlah SDM men- itu jika kami menga-
jadi kendala yang utama. Dengan jumlah kawasan berikat yang dakan sosialisasi yang datang bukan pimpinannya, tapi pegawai bia-
melebihi jumlah pegawai, tentunya KPBC Tipe A2 Bekasi harus sa yang hasilnya tidak disampaikan kepada pimpinan,” kata Sudi.
mensiasastinya dengan cermat. Menurut Isty, salah satu cara KPBC Tipe A3 Jakarta memang cukup terbantu dalam hal
pengawasan pergerakan barang ke dan dari kawasan berikat, pelayanan dan pengawasan, karena kawasan berikat yang ada
yaitu ditempatkan pegawai di perusahaan penerima fasilitas hampir 90 persen berada di KBN. Namun kendala tetap masih
kawasan berikat, maka pada ketentuan diatur bahwa pengusaha ada, khususnya dalam hal pencabutan fasilitas kawasan berikat.
kawasan berikat harus menyediakan tempat. Menurut Sudi, banyak kawasan berikat yang berada di wilayah
“Di KPBC Bekasi terdapat 343 kawasan berikat, jika masing- kerjanya sudah tutup namun masih tetap diawasi karena
masing ditempatkan pegawai satu orang itu membutuhkan menunggu hasil audit yang dilakukan kantor pusat, padahal para
pegawai yang banyak. Pelayanan 24 jam per hari, 7 hari per pengusaha itu sudah banyak juga yang pergi meninggalkan per-
minggu, kalau dengan pergantian 8 jam berarti butuh tiga kali itu, usahaannya, sehingga jika ada tagihan sangat sulit untuk mena-
dan saat ini jumlah pegawai 254 orang saja. Saya tahu tidak gihnya berdampak pada proses pencabutannya berlarut-larut.
mungkin kebutuhan pegawai sebanyak itu dapat terpenuhi. Untuk “Ini benar-benar kendala bagi kita, karena begitu mereka rugi,
itu harus dipikirkan segera bagaimana EDI/PDE diterapkan mereka langsung pergi begitu saja, aset yang ada juga terkadang
segera. Pengusaha yang memiliki syarat untuk memohon fasilitas leasing, bahkan tidak ada sama sekali. Selain itu mereka juga
kawasan berikat tidak mungkin ditolak, artinya jumlah kawasan masih meninggalkan hutang atau tagihan kepada beberapa
berikat akan meningkat terus sedangkan pegawai tidak pihak, seperti gaji karyawan, sewa bangunan, bank , pajak, bea
bertambah,” ungkap Isty. masuk, dan lain-lain. Makanya banyak penerima fasilitas
Lebih lanjut Isty menambahkan, dengan kondisi demikian kawasan berikat yang melakukan penyimpangan, itu karena
kemampuan pegawai pun juga perlu mendapat perhatian yang mereka ingin mendapatkan keuntungan secara cepat, sedangkan
serius, karena pada KPBC Bekasi hampir seluruh pengguna jasa sanksinya saat ini belum berat,” kata Sudi.
adalah pengusaha tempat penimbunan berikat (TPB), jadi tidak Sudi menambahkan, untuk menutupi kerugian negara dapat
ada importir umum. Memang dilihat dari kuantitas kurang, dilihat mencairkan jaminan, tapi kadang-kadang jaminan itu juga
dari kualitas/kompetensi sedang, dilihat dari usia juga dimanipulasi oleh mereka, artinya jaminan tersebut tidak sebesar
menyedihkan. Jika usia produktif adalah 30-40 tahun, jumlahnya nilai real barang yang di sub kontrakan itu.
hanya 40 orang, usia muda dan belum berpengalaman terdapat Selain hal tersebut, Sudi juga menyatakan kalau kendala
20 orang tetapi masih bisa dibina. Selebihnya sudah tidak yang dihadapi kawasan berikat di wilayah kerjanya adalah
produktif lagi, artinya tidak inovatif untuk pemikiran terobosan hal semakin menurunnya order dari buyer di luar negeri yang
yang lebih baik. mengakibatkan pengusaha kawasan berikat ini menjadi sub
“Diperlukan pemimpin yang rajin melakukan chek and rechek, kontrak dari pengusaha di DPIL untuk diproduksi yang kemudian
setelah diinstruksikan satu hari kemudian harus dicek apakah dikembalikan lagi ke pengusaha tersebut.”Secara aturan ini
sudah dilaksanakan dan di cek lagi sampai instruksi memang tidak menjadi masalah, sepanjang ada dokumennya,
dilaksanakan. Penanganan SDM itu perlu kemampuan seni yaitu BC 4.0. Keluhan lainnya adalah terkait dengan pengeluaran
karena manusia itu unik tidak ada yang sama, ada yang cukup sisa barang dari produksi, hal ini sebenarnya dikarenakan
diberitahu secara halus, ada yang harus dikerasi bahkan perlu ketidaktahuan pengusahanya saja, karena secara aturan juga
diancam sanksi baru menjalankan dengan baik,” jelas Isty. sudah dijelaskan agar dibuatkan dokumen dengan PIBT atau PIB
dan membayar bea-bea nya atau ya dimusnahkan,” tutur Sudi.
PROSES PENCABUTAN MASIH RUMIT Terkait soal pencabutan, KPBC Bekasi juga mengalami
Lalu, bagaimana dengan KPBC Tipe A3 Jakarta yang juga kendala yang sama, untuk itu KPBC Bekasi mengusulkan, karena
melayani fasilitas kawasan berikat cukup banyak. Menurut Kepala mengingat tindak lanjut terhadap usulan pencabutan kawasan
KPBC Tipe A3 Jakarta, Sudi Rahardjo, wilayah kerjanya memba- berikat memakan waktu lama, untuk mengantisipasi usaha-usaha
wahi 134 kawasan berikat atau 50,56 persen dari seluruh fasilitas pelarian hak-hak negara, diusulkan terhadap perusahaan yang
yang ada, yang tersebar kawasan industri, seperti Kawasan sudah pernah dilakukan audit dan untuk priode maksimal satu
Berikat Nusantara (KBN) yang berada di Cakung, dan sebagian tahun terakhir boleh dilakukan langkah-langkan pengaman oleh
lagi ada juga yang berada diluar kawasan industri. Disamping KPBC, diantaranya Stock opname, verifikasi dokumen pabean
kawasan berikat, KPBC Tipe A3 Jakarta juga membawahi tiga dan dokumen terkait, penetapan nilai pabean, menentukan bea

14 WARTA BEA CUKAI EDISI 389 APRIL 2007


masuk dan PDRI yang terhutang, melakukan pembekuan, dan Jumlah KPBC Yang Melayani Dan Mengawasi
melaporkan ke Direktorat Audit. Perusahaan Penerima Fasilitas
Per 1 Februari 2007
“Ketika KPBC melaporkan ada perusahaan kawasan berikat
yang sudah tidak aktif selama 12 bulan diusulkan untuk diaudit
dan dicabut, ternyata harus mengikuti antrian panjang, artinya
No. Kantor KPBC PKB/ PGB/ TBB PETP
dimasukan rencana audit dulu padahal ada banyak faktor yang
Wilayah PDKB PPGB
dapat mempengaruhi waktu pelaksanaan audit, seperti
banyaknya objek audit, skala prioritas perusahaan, lamanya
1 I Belawan 45 1 1 —
proses audit dan pembuatan LHA,” kata Isty.
Kuala Tanjung 6 — — —
Pematang Siantar 2 5 — —
PEMENUHAN PEGAWAI BELUM DAPAT DILAKSANAKAN Teluk Bayur 1 — — —
Melihat apa yang menjadi kendala tersebut, baik KPBC
Bogor, Bekasi, dan Jakarta, mengakui kalau pengawasan yang
2 II Kuala Enok 6 —
dilakukan memang kurang optimal kendati banyak kawasan
Tanjung Pinang 8 1 — 1
berikat yang ada di wilayah kerja KPBC ini berada di kawasan
Dumai 12 — — —
industri. Untuk itu peraturan yang ada sekarang tentunya juga
Tanjung Uban 3 — — —
perlu adanya penyempurnaan. Menurut Isty, karena usia undang-
Pekan Baru 12 1 —. —
undang yang ada sudah 10 tahun lebih, tentunya ini tidak bisa
Batam 1 1 5 —
lagi menampung pola perdagangan, kemajuan informasi dan
perubahan lingkungan dunia usaha saat ini, dan ini memang
3 III Bandar Lampung 11 — — —
sedang dalam proses penyempurnaan.
Bengkulu 1 — — —
“Dari sisi kepentingan, pengusaha berorientasi pada
Palembang 2 — — —
keuntungan yang sebesar-besarnya, sedangkan aparat fiskal
Jambi 1 1 — —
bertugas untuk mencapai target penerimaan yang sudah
ditetapkan undang-undang APBN. Hal ini dapat mendorong
4 IV Jakarta 147 212 7 5
oknum-oknum tertentu untuk sengaja mencari celah-celah
Tanjung Priok 11 — — —
peraturan dan kelemahan pegawai untuk dimanfaatkan mencari
keuntungan besar, meskipun sesungguhnya melanggar
5 V Soekarno-Hatta 149 48 7 —
ketentuan yang berlaku,” ungkap Isty.
Bekasi 343 166 — —
Terkait dengan kurangnya jumlah SDM yang ada saat ini baik
Purwakarta 138 47 — —
untuk melakukan pelayanan maupun untuk melakukan
Bogfor 106 8 — —
pengawasan terhadap fasilitas kawasan berikat, menurut Kepala
Bandung 47 — — 3
Bagian Kepegawaian DJBC, Azhar Rasyidi, kondisi ini memang
Cirebon 4 — — —
sangat dilematis, disatu sisi perkembangan jumlah kawasan
Merak 23 27 — —
berikat tidak berbanding lurus dengan penambahan jumlah
pegawai. Disisi lain dalam rangka meminimalisasi contact person,
6 VI Tanjung Emas 57 7 — —
seharusnya sistem dan prosedur yang ada diciptakan untuk
Semarang 2 — — —
mendukung minimalisasi contac person tersebut.
Surakarta 12 — — —
“Misalnya dengan menggunakan pertukaran data elektronik
Yogyakarta 6 1 — —
(PDE), apabila sistem yang digunakan sudah elektronik, sangat
Cilacap 3 1 — —
diyakini akan membuat sistem pelayanan dan pengawasan
Tegal 1 — —
menjadi lebih efisien, sehingga penambahan pegawai di masa
Kudus 1 2 — —
mendatang bukan lagi menjadi suatu masalah,” kata Azhar.
Memang untuk penempatan pegawai saat ini, DJBC pada
7 VII Pasuruan 32 4 — —
prinsipnya sesuai dengan tour of area atau tour of duty, serta
Juanda 34 15 — 1
dengan memperhitungkan beban kerja tiap-tiap unit kerja, baik di
Tanjung Perak 3 3 — —
Kantor Pusat, Kanwil, maupun KPBC. Namun Azhar mengakui,
Malang 3 — — —
proses penempatan dan mutasi pegawai pada tiap-tiap KPBC
Probolinggu 2 — — —
belum menggunakan pola yang ideal, artinya penempatan dan
Gresik 6 5 — —
WBC/ATS
8 VIII Ngurah Rai 3 5 5 1

9 IX ……………. — — — —

10 X Samarinda 1 6 — —
Kota Baru 1 — —
Balikpapan — — 3 —

11 XI Ujung Pandang 3 — — —
Bitung 3 — — —

12 XII Biak 1 — — —

13 XIII Lhok Seumawe 1 1 — —


Keterangan :
PKB : Pengusaha Kawasan Berikat TBB : Toko Bebas Bea
PDKB : Pengusaha Di Kawasan PETP : Pengusaha Enterpot Untuk
Berikat Tujuan Pameran
PGB : Pengusaha Gudang Berikat
PAHAM PERATURAN. Selain harus paham akan peraturan tentang kawasan PPGB : Pengusaha Pada Gudang Sumber : Direktorat Fasilitas
berikat, petugas juga diharapkan mempunyai integritas tinggi. Berikat Kepabeanan.

EDISI 389 APRIL 2007 WARTA BEA CUKAI 15


LAPORAN UTAMA

Manfaat
mutasi pegawai masih dilakukan
secara “tambal sulam”.
“Kondisi tersebut terjadi antara lain
komposisi pegawai DJBC sangat

Kawasan Berikat
heterogen ditinjau dari pendidikan
formal dan syarat diklat teknis yang
harus dimiliki, sehinga muncul dikotomi
pegawai pelaksana administrasi dan

Bagi Industri
pelaksana pemeriksa. Namun
demikian, kami dari KP DJBC selalu
berusaha memenuhi SDM yang
dibutuhkan kantor-kantor vertikal.
Untuk itu peran kepala kantor vertikal
juga sangat besar, terutama pada saat
penempatan dan rotasi pegawai yang
dibawahinya,” jelas Azhar.
Fasilitas kawasan berikat ternyata sangat membantu industri
Prioritas memang akan tetap yang ada di Indonesia, kendati banyak persoalan yang kerap
dilakukan oleh KP DJBC terkait dihadapi, namun semua itu dapat terselesaikan dengan baik
dengan kurangnya jumlah SDM untuk sesuai dengan peraturan yang berlaku.
melayani dan mengawasi kawasan

S
berikat, dan banyaknya pelanggaran
yang terjadi di kawasan berikat. Akan ebagai investor yang telah banyak menyumbangkan devisa maupun penye-
tetapi bidang tugas lain bukan berarti rapan tenaga kerja di Indonesia, tentunya tidak berlebihan jika mereka
tidak diprioritaskan, kesemuanya ini menuntut agar diberikan kemudahan maupun fasilitas yang dapat mendukung
diarahkan pada kondisi ideal dengan industrinya sehingga cita-cita luhur mereka untuk tetap dapat eksis di Indone-
mengoptimalkan segala SDM yang sia berjalan dengan lancar sesuai dengan apa yang mereka inginkan.
dimiliki. Untuk itu, benang merahnya Pemerintah selaku regulator dalam melayani sekaligus mengawasi industri tersebut,
adalah tuntutan terhadap pegawai tentunya juga tidak menginginkan investasi yang ada menjadi hancur ataupun hengkang
dalam menunjukan kemampuan, dari negeri ini. Salah satu kemudahan atau fasilitas yang ditawarkan oleh pemerintah ke-
dedikasi, loyalitas, dan integritas yang pada industri tersebut adalah dengan memberikan penangguhan bea masuk dan pajak
tinggi yang diutamakan. dalam rangka impor (PDRI) atau yang lebih dikenal dengan fasilitas kawasan berikat.
Jika hal tersebut telah dijalankan, Sejak dilahirkannya ide kawasan berikat, hingga kini jumlah perusahaan penerima
maka tidak akan ada lagi keluhan fasilitas tersebut kian tahun kian bertambah jumlahnya, hal ini tidak lain karena para
tentang kurangnya SDM dan pengusaha merasa sangat terbantu dengan fasilitas yang diberikan tersebut. Selain
lemahnya petugas dalam menjalankan mereka dapat penangguhan bea masuk, mereka juga dapat melakukan ekspor dengan
tugas di kawasan berikat. Karena lancar, bahkan sebagian dari produksi mereka atau sebanyak 25 persen dapat dijual ke
kurikulum yang disusun dalam rangka daerah pabean Indonesia lainnya (DPIL).
penyelenggaraan diklat teknis tidak Bukti tersebut menunjukan kalau pemerintah memang sangat menginginkan
disusun secara khusus hanya untuk terciptanya iklim investasi yang kondusif, sehingga negara juga mendapatkan
pegawai yang akan ditempatkan di pemasukan yang jumlahnya cukup besar. Bukti lain dari peran pemerintah pada fasilitas
kawasan berikat. Kurikulum yang kawasan berikat ini adalah dengan selalu mengikuti perkembangan trend bisnis yang
disusun, dirancang secara umum ada serta selalu mengikuti pola perdagangan dunia yang setiap saat mengalami
untuk diberikan kepada peserta didik di perubahan yang signifikan.
Pusdiklat Bea Cukai, sehingga Untuk itulah maka pemerintah melalui Menteri Keuangan yang kemudian
diharapkan lulusan Pusdiklat Bea didelegasikan kepada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, membuat peraturan yang
Cukai dapat melaksanakan seluruh
tugas-tugas teknis di bidang WBC/ATS WBC/ATS
kepabeanan dan cukai.
Selain itu, pemenuhan jumlah
pegawai di KPBC yang mempunyai
jumlah kawasan berikat yang tidak
sebanding, sebenarnya hanya tinggal
menunggu waktu saja, karena saat ini
KP DJBC sedang konsentrasi pada
Kantor Pelayanan Utama (KPU) yang
tentunya juga kantor-kantor lainnya
akan menerima pegawai dari kantor
yang akan dijadikan KPU.
Jalan keluar yang cukup bijak
dari kendala ini, mungkin DJBC
harus cepat memikirkan sistem baru
yang berbasis teknologi informasi
agar proses pelayanan dan
pengawasan untuk kawasan berikat
dapat lebih efektif dan optimal. Jika
kawasan berikat atau tempat penim-
bunan berikat (TPB) seluruhnya
sudah dielektronikan, tentunya
DJBC akan lebih mudah dalam
melakukan monitoring sehingga
penyalahgunaan fasilitas ini dapat KAWASAN BERIKAT. Perlu persyaratan yang POS BEA CUKAI. Ditintut pelayanan yang lebih
dengan cepat terdeteksi. adi ketat dan selektif.. prima dan pengawasan yang ekstra ketat.

16 WARTA BEA CUKAI EDISI 389 APRIL 2007


WBC/ADI
sebisa mungkin tidak memberatkan para walaupun perusahannya baru tiga tahun
investor dan juga memudahkan DJBC baik mendapatkan fasilitas kawasan berikat,
dalam melayani maupun dalam melakukan namun manfaat yang dirasakannya
pengawasannya. Jika peraturan awal sudah sangat banyak sekali.”Untuk
kawasan berikat dimulai dengan peraturan mendapatkan fasilitas kawasan berikat
Menteri Keuangan nomor 291/KMK.05/ memang tidak mudah, dari tahapan-
1997, hingga kini peraturan tersebut telah tahapan yang ada terlihat kalau
mengalami perubahan sebanyak tujuh kali, persyaratan yang ada cukup ketat sekali.
dengan perubahan terakhir nomor 101/ Sementara dari pihak DJBC juga tidak
PMK.04/2005. melepas begitu saja, pengawasannya
Sedangkan peraturan pendukungnya tetap ada, baik dari KPBC maupun dari
lainnya dari DJBC melalui keputusan unit penindakan dan penyidikan (P2),”
Direktur Jenderal Bea dan Cukai, terdapat 1 ujar Edi.
kali perubahan, sedangkan untuk surat Dari hal tersebut, Edi juga melihat kalau
edaran Direktur Jenderal Bea dan Cukai pihak pengusaha sudah semakin sadar
tentang kawasan berikat, hingga kini telah bahwa dengan diberikannya fasilitas kawa-
mencapai 39 surat edaran. san berikat, manfaat yang mereka terima
banyak sekali, dibandingkan sebelum
PENGURUSAN DOKUMEN MENJADI LEBIH mendapatkan fasilitas kawasan berikat,
CEPAT sehingga mereka tidak ingin main-main.
Melihat antusias pemerintah dalam “Waktu kami ingin mengajukan fasilitas
mengatur fasilitas kawasan berikat agar kawasan berikat, sebenarnya didasari oleh
industri dapat menjalankan bisnisnya D. SUPRIYANTO. Hendaknya seluruh petugas stimulis di tahun 2004 dimana kami sedang
dengan baik, tentunya juga harus dibarengi paham akan peraturan kawasan berikat sehingga
DJBC dapat setara dengan bea cukai negara lain.
banyak mengalami masalah terutama
dengan upaya para pengusaha kawasan dalam inklaring barang, yang harus
berikat dalam aktifitas sehari-hari. Karena dikenakan jalur merah, dan ini sangat
tidak jarang dari pengusaha tersebut yang mengajukan fasilitas mengganggu kondisi keuangan kami. Untuk itulah setelah kami
kawasan berikat namun mempunyai niatan yang tidak baik, dan pelajari fasilitas kawasan berikat ternyata manfaatnya banyak
ini sudah terbukti dari beberapa hasil tegahan DJBC terhadap sekali, selain kami mendapatkan penangguhan bea masuk dan
pengusaha kawasan berikat. PDRI, ekspor kami pun menjadi lebih lancar,” tutur Edi.
Menurut Exim Dept. PT. Mahesa Niaga Jaya, D. Supriyanto, Terkait masalah peraturan, Edi menyatakan kalau hal tersebut
dengan fasilitas kawasan berikat yang diberikan pemerintah, dapat dilihat dari planning-nya, jika planning sudah baik maka
perusahaannya merasa sangat terbantu sekali, karena selain peraturan-peraturan yang ada juga tidak menjadi masalah. Jadi
dapat mengamankan keuangan perusahaan, juga dari segi perusahaan harus merencanakan segala sesuatunya dengan
ekspor impor mereka dapat dengan cepat melakukannya tanpa baik, kalau itu sudah dilaksanakan, peraturan yang bagaimana
harus mengantri dokumen ke Kantor Pelayanan Bea dan Cukai pun tentunya tidak akan menjadi hambatan.
(KPBC). Satu hal yang kini menjadi hambatan bagi PT. Panarub
“Dengan adanya fasilitas kawasan berikat ini, kami merasa Industry adalah dengan adanya rencana kebijakan fasilitas
sangat terbantu karena dalam pengurusan dokumen dapat lebih kawasan berikat harus berada di dalam kawasan industri.
cepat. Sementara sebelum mendapatkan fasilitas kawasan Menurut Edi, kebijakan tersebut akan menghambat investasi
berikat kami harus jalan ke Tanjung Priok dulu untuk urus yang ada, karena khusus untuk wilayahnya di Tanggerang
dokumen, sekarang untuk urus dokumen cukup disini saja dan tidak tersedia kawasan industri, dan jika perusahannya ingin
pengawasan yang dilakukan di pabrik dapat menjadi lebih efektif menambah fasilitas kawasan berikat untuk dua industrinya di
dan efisien,” kata Supriyanto. lokasi yang sama, hal ini tentunya menjadi hambatan yang
Untuk peraturan yang terkait dengan kawasan berikat, cukup berarti.
Supriyanto pun merasa sudah cukup baik, dan pihaknya tidak “Kami sebagai produsen sepatu Adidas kecenderungannya
pernah mengalami masalah dengan per- WBC/ATS inline, dalam artian tidak mau supporting-
aturan yang ada. Namun demikian, Sup- nya berasal dari luar kami. Katakanlah yang
riyanto juga mengharapkan agar petugas tadinya kami sub kontrakan bordir di luar,
bea cukai yang ditempatkan di kawasan sekarang kami harus satu perusahaan, jadi
berikat mempunyai pengetahuan yang segala sesuatu yang terkait dengan sepatu
cukup. Hal ini tidak lain karena dirinya ju- Adidas harus berada pada satu
ga pernah mengalami hambatan ketika perusahaan,” kata Edi.
terjadi pergantian petugas yang ternyata Lebih lanjut Edi menyatakan, dengan
tidak memahami peraturan kawasan rencana kebijakan tersebut sangat sulit bagi
berikat. perusahaannya. Disatu pihak tidak boleh di
“Itu pernah kami alami, dan kami men- sub kontrakan, dan pihak lain harus berada
coba untuk mendiskusikannya dengan di kawasan industri. Kalau pun harus
melihat peraturan yang ada. Tapi kendala relokasi itu adalah hal yang tidak mungkin,
lain untuk petugas di hanggar ini juga dan untuk mensiasati ini pihaknya terpaksa
terkadang masih ada yang tidak menguasai harus membuka divisi baru yang ternyata
penggunaan komputer sehingga kami me- juga sangat merepotkan.
rasa terganggu juga. Untuk itu kami harap- “Kami mengharapkan kebijakan untuk
kan kedepan kendala tersebut tidak terjadi berada di kawasan industri tidak dilaksana-
lagi dan petugas yang ditempatkan di ka- kan, atau mungkin dipermudah untuk DPIL
wasan berikat memang petugas yang siap atau dimudahkan PDKB. Dengan begitu
dengan peraturan dan sarana yang ada,” kami tinggal mengundang sub kontrak di
harap Supriyanto. luar untuk masuk kesini mendapatkan
PDKB, bukan kami harus invest sendiri. Itu
KAWASAN INDUSTRI EDI SUSILO WIDJAJA. Kebijakan kawasan yang sangat kami harapkan, sehingga
Sementara itu menurut Direktur PT. berikat harus berada di kawasan industri, dapat mempercepat produksi yang otomatis
Panarub Industry, Edi Susilo Widjaja, sangat menghambat investasi kami. ekspor juga semakin cepat. Dan satu hal

EDISI 389 APRIL 2007 WARTA BEA CUKAI 17


LAPORAN UTAMA
WBC/ATS
yang juga perlu adalah perusahaan-perusahaan yang benar-benar qualified.
mendapat perhati- “Kalau kita melihat dari daftar tujuan kawasan berikat, adalah
an, hendaknya kepercayaan. Karena kita mendirikan kawasan berikat melalui
DJBC juga jangan syarat yang cukup ketat, sehingga pada akhirnya pun kita akan
menilai semua yang tetap diaudit. Jadi buat apa kita tidak benar, kalau diaudit nanti kita
ingin mendirikan juga bakal ketahuan, untuk itu dengan berbuat jujur saja dalam
kawasan berikat itu usaha kita sudah mendapat kemudahan, jadi gak usalah lah buat
nakal sehingga curang toh nantinya akan menyusahkan dirinya juga,” kata Jhonny.
penilaianya menjadi
jelek, apalagi saat PERLU SELEKSI LEBIH KETAT
ini kita mengharap- Terhadap ketatnya seleksi untuk mendapatkan fasilitas
kan semua order ti- kawasan berikat, diamini juga oleh Impex Manager PT. Dewhirst,
dak pindah ke nega- Ade R. Sudrajat, yang juga merupakan sekretaris dari Asosiasi
ra lain,” harap Edi. Pengusaha Kawasan Berikat (APKB),. Menurutnya, niatan peng-
usaha untuk mendapatkan fasilitas kawasan berikat memang ada
JADILAH yang baik dan tidak, untuk itulah DJBC harus benar-benar selektif
PERUSAHAAN dan jika perlu dapat mendeteksi lebih dini apa niatan pengusaha
WHITE LIST tersebut mengajukan fasilitas kawasan berikat.
Kawasan berikat “Kami selaku asosiasi pengusaha kawasan berikat juga selalu
JHONNY HM SIREGAR. Jika ingin mendapatkan harus berada di ka- selektif dalam menerima anggota baru, karena kami tidak mau
perlakukan yang lebih baik, jadilah pengusaha yang wasan industri me- asal masuk namun perusahaan tersebut tidak baik dalam menja-
masuk dalam daftar white list. mang masih menja- lankan segala aturan. Walaupun dari wilayah Jawa Barat dan
di pro dan kontra di Jawa Timur anggota kami baru sekitar 100 perusahaan, namun
kalangan pengusaha itu sendiri, seperti diungkapkan oleh mereka cukup baik dan memang benar-benar menjalankan ama-
Assistant Manager PT. LG Electronics Indonesia, Jhonny HM nah dari fasilitas yang diberikan,” tutur Ade.
Siregar. Menurut Jhonny, pengusaha kawasan berikat memang Terkait peraturan yang ada, pihaknya juga selalu melakukan
idealnya harus berada di kawasan industri, sehingga dalam komunikasi baik dengan Kantor Wilayah maupun dengan Kantor
pengawasan dan pengontrolannya mudah. Pusat, hal ini tidak lain agar setiap peraturan yang ada dapat
“Investasi di dalam kawasan industri memang jauh lebih ma- cepat diketahui dan dapat dengan cepat disosialisasikan kepada
hal ketimbang di luar kawasan industri, namun kawasan berikat seluruh anggota asosiasi. Namun demikian, Ade juga menya-
adalah fasilitas yang mendapatkan penangguhan bea masuk dan yangkan kalau masih ada beberapa kebijakan yang sifatnya
PDRI, sehingga ada baiknya berada di kawasan industri yang sentralistik, padahal pihaknya sudah meminta untuk dapat
tentunya memudahkan dalam melakukan pengawasannya,” kata didelegasikan ke Kantor Wilayah atau KPBC, namun hingga kini
Jhonny. belum dapat terlaksana.
Selain itu Jhonny menambahkan, untuk dikatakan mengham- “Kami hampir tiga bulan sekali mengadakan pertemuan
bat investasi, dirinya merasa kurang yakin, karena untuk investasi dengan DJBC melalui Kantor Wilayah, dan dari pertemuan itu
di dalam kawasan industri memiliki nilai plus dan minus-nya. kami selalu mengutarakan apa keluhan dan persoalan yang
Namun hal itu dikembalikan lagi kepada pengusahanya, menurut- sedang kami hadapi saat ini. Ya Alhamdulillah, dipertemuan itu
nya mana yang terbaik bagi kelangsungan industrinya. juga masalah kami dapat terselesaikan, baik soal peraturan
PT. LG Electronic Indonesia memang telah mendapatkan whi- maupun soal kebijakan lainnya,” ujar Ade.
te list dari DJBC sehingga segala permasalahan yang dihadapi- Untuk masalah pengawasan, Ade menilai, DJBC sudah baik
nya dapat dengan cepat terselesaikan. Akan hal tersebut, Jhonny dalam menjalankan tugasnya, karena bagaimanapun fasilitas
menghimbau agar perusahaan penerima fasilitas kawasan beri- kawasan berikat adalah fasilitas yang mendapat penangguhan
kat, harus jujur dalam menjalankan bisnisnya, jika mereka sudah bea masuk dan PDRI, sehingga pengawasan juga harus ketat.
jujur dan patuh dengan segala peraturan yang ada, tentunya Dan dari hasil tegahan DJBC juga sudah merupakan bukti kalau
pemerintah pun akan dengan senang hati memberikan perhatian pengawasan yang dilakukan tidak hanya ucapan saja.
yang lebih seperti dengan dimasukannya kedalam white list. “Makanya kami mengharapkan jangan ada dusta diantara
Dengan white list tersebut bukan berarti kita, artinya DJBC dengan kebijakan yang
WBC/ATS
kami tidak mengalami kendala, ada satu ada dapat benar-benar memberikan
kendala namun kita telah mendapatkan ke- kemudahan, sementara kami juga harus
bijakan dari Direktur Fasilitas, yaitu masalah jujur dalam menjalankan bisnis. Jika ini
ijin BC 2.3 parsial. Kami ini banyak sekali sudah tercipta dengan baik, maka fasilitas
memiliki vendor, sehingga banyak memerlu- kawasan berikat adalah fasilitas yang
kan dokumen, untuk itu kami mengajukan benar-benar sangat membantu dan dapat
cukup satu dokumen master list saja, dan ke- menciptakan iklim investasi yang kondusif,”
luarnya memakai fotocopy dari master dan kata Ade.
keluarnya parsial. Ini sudah berjalan dan ham- Agar terciptanya kondisi inilah, Ade
batan kami telah teratasi,” ungkap Jhonny. menyarankan agar DJBC dapat dengan
Dari solusi yang diberikan tersebut, cepat memikirkan solusi yang lebih efektif
maka Jhonny menilai segala peraturan dan efisien baik dalam pelayanan maupun
yang ada tentang kawasan berikat sudah dalam pengawasan kawasan berikat,
berjalan dengan baik, namun jika saat ini karena saat ini jumlah penerima fasilitas
masih banyak pengusaha kawasan kawasan berikat sudah sedemikian
berikat yang nakal, Jhonny mengatakan, banyaknya dan DJBC tidak mungkin
harus dilihat dari perusahaan itu sendiri, mempunyai pegawai yang cukup untuk itu.
apa tujuan mereka mendirikan kawasan “Saat ini perlu sistem yang terintegrasi
berikat. Sementara itu untuk pengawas- di kawasan berikat, karena dengan sistem
an yang dilakukan DJBC, Jhonny melihat yang sudah terintegrasi pelayanan dan
sudah cukup baik, bahkan dari persyarat- pengawasan akan menjadi lebih efektif dan
an untuk mengajukan kawasan berikat efisien. Dan DJBC pun tidak akan lagi
juga sudah cukup ketat sehingga yang ADE R. SUDRAJAT. Perlu komunikasi yang intensi punya kendala dengan SDM seperti yang
mendapatkan fasilitas kawasan berikat antara DJBC dengan pengusaha kawasan berikat. selama ini dikeluhkan,” tandas Ade. adi

18 WARTA BEA CUKAI EDISI 389 APRIL 2007


WAWANCARA

Ibrahim A. Karim
Direktur Fasilitas Kepabeanan

“Pelanggaran
Yang Terjadi
Karena
Aturannya
Tidak
Dijalankan”
Sebagai negara ber-
kembang Indonesia meng-
inginkan agar investasi
dapat banyak yang masuk
sehingga dapat menyerap
tenaga kerja dan tentunya
juga pendapatan devisa
negara menjadi bertam-
bah. Salah satu daya tarik
yang diberikan oleh peme-
rintah kepada industri-
industri yang ada, adalah
dengan memberikan
fasilitas penangguhan bea
masuk dan pajak dalam
rangka impor (PDRI) sela-
ma barang yang diimpor-
nya kemudian diolah lalu
diekspor kembali. Dan
fasilitas tersebut disebut
dengan fasilitas kawasan
berikat (KB).
Dari sejarah dilahirkan-
nya kawasan berikat
hingga kini, perkembangan
industri terus berubah
sehingga segala peraturan
yang terkait dengan
fasilitas kawasan berikat
juga harus menyesuaikan
dengan kondisi yang ada.
Untuk mengetahui kondisi
kawasan berikat saat ini
dan kendala yang dihadapi
oleh para pengusaha
kawasan berikat, reporter
WBC Supriyadi. W
mewawancarai Direktur
Fasilitas Kepabeanan,
Ibrahim A Karim. Berikut
petikan wawancaranya :

EDISI 389 APRIL 2007 WARTA BEA CUKAI 19


WAWANCARA

Bagaimana kondisi kawasan berikat saat ini, apakah Ketentuan pemindahtanganan barang modal yang tidak
fasilitas yang pengusaha dapatkan sudah sesuai dipakai lagi oleh kawasan berikat baik ke DPIL maupun ke
dengan yang diharapkan oleh DJBC? PDKB lain secara tegas memang tidak diatur, namun atas
Dari sudut pengguna fasilitas, fasilitas yang diterima pemindahan tersebut secara implisit diatur didalam Pasal 15
sudah sesuai dengan peraturan yang berlaku yaitu terhadap KMK No.291/KMK.05/1997. Untuk penyempurnaannya
barang impor diberikan penangguhan bea masuk (BM) dan (dalam rangka mempertegas ketentuan tersebut) saat ini
tidak dipungut pajak dalam rangka impor (PDRI) dan apabila telah dilakukan perbaikan terhadap KMK No.291/KMK.05/
barangnya dari daerah pabean Indonesia lainnya (DPIL) tidak 1997 dan sudah dalam tahap pembahasan final di Kantor
dipungut pajak pertambahan nilai (PPN). pusat DJBC
Dari sudut harapan Bea dan Cukai, dengan diberikannya
fasilitas kawasan berikat (KB), investasi meningkat (indikator Bagaimana dengan ketentuan pajak yang masih
sederhana dapat dilihat dari permohonan fasilitas KB oleh dikenakan kepada pengusaha kawasan berikat selain
investor baru dimana dari waktu ke waktu mengalami bea masuk dan PDRI?
peningkatan yang signifikan sementara permintaan Bahwa fasilitas yang diberikan kepada pengusaha
penutupannya relatif kecil), tenaga kerja terserap, devisa kawasan berikat berkaitan dengan kegiatan perusahaan yang
meningkat, dan lain-lain. bersangkutan adalah atas pajak barang impor/pembelian
barang dalam bentuk PPN, PPnBM dan PPh Pasal 22 Impor
Bagaimana dengan perijinan saat ini, apakah kebijakan (PDRI), untuk pungutan pajak lainnya tetap dikenakan sesuai
penerima fasilitas kawasan berikat yang harus berada ketentuan perpajakan yang berlaku seperti PPh Pasal 29 WP
di kawasan industri justru akan menghambat investasi? Badan, Pajak Bumi dan Bangunan dan PPN atas
Tidak, justru di kawasan Industri sudah tersedia fasilitas- penggunaan jasa angkutan yang memang harus tunduk
fasilitas untuk investasi, sehingga lebih mempermudah kepada ketentuan perpajakan
investor untuk menanamkan investasinya dan dari sisi
pelayanan dan pengawasan akan menjadi lebih efektif dan Menurut Bapak, apakah pelanggaran yang dilakukan
efisien oleh perusahaan penerima fasilitas kawasan berikat,
lebih dikarenakan peraturannya masih longgar? Atau
Bagaimana jika perusahaan tersebut telah menerima terlalu membebaninya peraturan tersebut hingga
fasilitas kawasan berikat namun diluar kawasan akhirnya disimpangkan?
industri dan berniat mengajukan fasilitas kawasan Bahwa aturan mengenai kawasan berikat dibuat
berikat untuk dua industrinya dilokasi yang sama? dengan mengamsusikan kondisi yang akan terjadi adalah
Apakah masih memungkinkan? kondisi ideal. Namun dalam pelaksanaan di lapangan
Sesuai dengan ketentuan yang berlaku, hal tersebut aturan diatas tidak dijalankan secara benar sehingga
masih memungkinkan, namun mengingat pola pengawasan apabila hal tersebut terjadi maka pelaksanaannya
saat ini yang masih bersifat fisik sehingga dengan jumlah merupakan bentuk pelanggaran. Dengan demikian
pegawai yang tersedia pengawasan yang dilakukan tidak sebenarnya aturan tentang KB tersebut bukannya longgar
dapat optimal, dan untuk memudahkan/mengoptimalkan tetapi pelanggaran yang terjadi tersebut adalah semata-
pengawasan diharapkan agar ijin KB baru seyogyanya mata aturannya tidak dijalankan secara benar. Mengenai
berada di kawasan industri (KI). bahwa peraturan tersebut terlalu membebani menurut
Perlu diinformasikan bahwa saat ini sedang pendapat saya sebenarnya tidak tepat karena pengusaha
dikembangkan pola pengawasan berbasis teknologi informasi KB dengan telah menerima fasilitas-fasilitas yang lebih
(IT) yang tentu saja dalam pelaksanaannya memerlukan dibandingkan dengan bukan Pengusaha Kawasan Berikat
proses waktu yang lama. Sebelum proses IT tersebut dapat maka sebagai konsekuensinya harus menjalankan
dilaksanakan, maka dengan pola pengawasan yang saat ini peraturan tersebut secara benar. Kalau ada
dilaksanakan dan dalam rangka mengoptimalkan penyimpangan seperti yang di maksud itu karena adanya
pengawasan serta untuk memudahkan pengawasan, maka tindakan oknum yang tidak bertanggung jawab.
untuk sementara ijin baru KB diarahkan ke kawasan industri.
Apakah peraturan tentang kawasan berikat saat ini
Beberapa perusahaan penerima fasilitas kawasan masih perlu disempurnakan? Dan apa yang menjadi
berikat banyak yang mengutarakan kalau kebijakan kendala DJBC saat ini untuk melayani dan mengawasi
yang sekarang masih bersifat sentralistik, bahkan yang kawasan berikat?
bersifat operasional masih ditentukan oleh kantor Ya, memang masih perlu disempurnakan karena kondisi
pusat. Apakah kebijakan itu memungkinkan untuk pada saat aturan KMK Nomor 291/KMK.05/1997 dibuat
dilimpahkan kepada kantor wilayah atau kantor dengan kondisi saat ini memang berbeda dan untuk itu perlu
pelayanan? dilakukan penyesuaian-penyesuaian sejalan dengan
Perlu diperjelas mengenai pengertian kebijakan yang perkembangan teknologi dan globalisasi perekonomian. Saat
sentralistik. Memang ada kebijakan-kebijakan yang saat ini ini sedang dilakukan pengkajian dan perumusan perubahan
disentralisasi di pusat, seharusnya bisa didelegasikan ke KMK Nomor 291/KMK.05/1997 tentang Kawasan Berikat.
daerah. Hal ini sudah dilakukan antara lain untuk kebijakan Terlebih lagi dengan disahkannya Undang-Undang Nomor 17
menerima subkon dari DPIL yang telah dilimpahkan ke Tahun 2006, maka ketentuan tentang KB khususnya dan TPB
Kantor Pelayanan Bea dan Cukai (KPBC). Dan untuk KB pada umumnya harus disesuaikan.
yang ada di Batam, semua perijinan telah didelegasikan Salah satu kendala DJBC untuk melayani dan mengawasi
kepada KPBC. Namun untuk hal-hal tertentu seperti kawasan berikat adalah jumlah pegawai yang ada di KPBC
pemberian penangguhan BM dan ijin-ijin tertentu lainnya tidak sebanding dengan jumlah KB yang sudah ada ditambah
yang karena sifatnya perlu pengawasan yang terkoordinasi, lagi calon KB yang telah mengajukan permohonan ke DJBC,
harus tetap ditangani oleh Kantor Pusat (KP) DJBC. hal ini terjadi karena pola pengawasan KB saat ini masih
dilakukan secara fisik sehingga memerlukan banyak
Bagaimana dengan ketentuan khusus yang bersifat pegawai. Untuk kedepannya saat ini telah dilakukan usaha-
petunjuk pelaksanaan yang sampai saat ini masih usaha untuk menggantikan pola pengawasan secara fisik
belum banyak dijabarkan secara jelas. Misalnya perihal dengan pola pengawasan yang berbasis teknologi
pemindahtanganan barang modal yang tidak dipakai
lagi oleh kawasan berikat baik yang akan Saat ini pemberlakuan peraturan kawasan berikat di
dipindahtangankan ke DPIL atau PDKB lainnya? pulau Batam berbeda dengan di luar Batam. Apakah

20 WARTA BEA CUKAI EDISI 389 APRIL 2007


diluar pulau Batam ini nantinya akan mendapat Sebenarnya keluhan tersebut tidak perlu terjadi apabila
perlakuan yang sama dengan yang dipulau Batam? pola pengawasan sudah dilakukan sesuai dengan yang saya
Untuk menjawab pertanyaan ini memang perlu sampaikan sebelumnya yaitu dengan menerapkan
pengkajian yang mendalam karena kondisi geografis antara manajemen risiko untuk mengawasi KB-KB. Namun dalam
Batam dengan di luar Batam sangat berbeda. Sebagai pelaksanaannya disamping jumlah KB yang tidak sebanding
contoh DJBC telah menerbitkan aturan untuk tidak secara proporsional dengan pegawai yang mengawasi,
menggunakan dokumen pabean atas pemindahtanganan lokasi-lokasi KB tersebut terpencar sehingga akan
barang dari dan ke KB yang berada di wilayah kerja satu menyulitkan pola pengawasan yang saat ini dilakukan
Kantor Bea Cukai pengawas (misalnya KPBC Batam). Hal ini (secara fisik). Oleh karena itu kedepannya sebelum
sudah melalui proses pertimbangan sehingga dalam pengawasan yang berbasis teknologi dijalankan secara
pelaksanaannya dapat berjalan dengan lancar. Namun penuh maka penerapan manajemen risiko untuk mengawasi
apabila hal ini diterapkan di luar Pulau Batam saya rasa KB adalah suatu keharusan yang tidak bisa ditawar lagi.
belum bisa, karena menggunakan dokumen pabean saja Disamping itu yang harus dilakukan adalah mengarahkan
(yang merupakan salah satu media pengawasan) masih lokasi KB sedemikian rupa sehingga lokasinya berada di
diselewengkan apalagi kalau tidak menggunakan dokumen Kawasan Indusri atau paling tidak lokasi KB-KB itu harus
pabean. tersentralisasi (tidak terpencar).

Ada usulan kalau penerima fasilitas kawasan berikat Apakah pegawai di kawasan berikat sudah memahami
saat ini diberikan tingkatan seperti halnya penjaluran, seluruhnya akan peraturan tentang kawasan berikat?
jika perusahaan tersebut memang benar-benar baik Pada dasarnya setiap petugas bea dan cukai yang
dalam menjalankan peraturan yang terkait dengan bertugas mengawasi dan melayani kawasan berikat harus
kawasan berikat maka tidak lagi memerlukan paham akan seluruh peraturan tentang kawasan berikat.
pengawasan ataupun dokumen seperti saat ini. Apakah Bahkan Direktorat Fasilitas Keapabeanan (sebelumnya di
ini memungkinkan? Direktorat Teknis Kepabeanan) sendiri selama ini selalu
Mungkin saja dapat dilakukan, tetapi terkait dengan mengadakan sosialisasi kepada KPBC-KPBC apabila ada
masalah penjaluran, dengan sistem yang sekarang saja peraturan baru mengenai kawasan berikat. Dan di KPBC-
pengusaha KB sudah mendapatkan jalur hijau (kecuali dalam KPBC-pun sebenarnya telah ada sarana untuk
hal ada NHI). Apabila berdasarkan penilaian suatu KB mensosialisasikan peraturan-peraturan tentang kepabeanan
memang benar-benar baik (asas profiling) maka nantinya dan cukai termasuk peraturan tentang KB kepada para
dapat saja diberikan fasilitas lebih berupa pengawasan yang pegawainya yaitu P2KP, sehingga diharapkan selama
khusus yang berbeda dengan KB-KB lainnya. Mengenai menjalankan tugasnya pegawai-pegawai tersebut tidak
dokumen, hal tersebut tidak mungkin mengingat dokumen berpotensi menghambat pelayanan dan pengawasan. Namun
tersebut merupakan persyaratan yang harus dipenuhi oleh secara jujur harus diakui bahwa masih terdapat beberapa
KB dan akan digunakan oleh auditor sebagai obyek audit pegawai yang bertugas dilapangan yang belum mengerti
perusahaan KB. peraturan tentang kawasan berikat. Hal ini dimungkinkan
karena antara lain pegawai tersebut baru dimutasikan ke
Bagaimana dengan pengawasan yang dilaksanakan tempat tersebut dan baru melaksanakan tugas untuk
saat ini? Apakah sudah cukup efektif? melayani dan mengawasi KB. Untuk itu kedepannya dalam
Pengawasan terhadap KB saat ini terdiri dari 3 tahapan, rangka meningkatkan pelayanan dan pengawasan kepada
yaitu pengawasan pada saat barang masuk ke KB, barang pengguna fasilitas kawasan berikat, sudah menjadi
keluar dari KB dan pengawasan audit. Pengawasan tersebut keharusan bagi pimpinan (terutama kepada Kepala KPBC)
akan efektif apabila tersedia pegawai yang cukup untuk untuk lebih meningkatkan pembinaan kepada para pegawai
mengawasi hal tersebut. Namun hal tersebut tidak mungkin di wilayah kerjanya.
dilakukan, dan untuk mengatasinya adalah dengan
menerapkan manajemen risiko, sehingga pengawasan yang Bagaimana dengan pengertian impor untuk kawasan
dilakukan adalah dengan memperhatikan tingkatan risiko berikat yang saat ini masih belum ada kesepakatan
perusahaan dan dengan demikian penempatan pegawai antara DJBC dengan pajak?
dapat dilakukan secara proporsional sesuai dengan tingkat Pengertian Impor antara DJBC dengan DJP sebenarnya
risiko KB yang ada. Kedepannya akan menjadi lebih efektif tidak berbeda. Yang berbeda adalah pada saat barang dari
apabila pengawasan dilakukan dengan sistem yang berbasis KB dikeluarkan ke DPIL (lokal) yang berarti barang tersebut
Teknologi. akan diimpor untuk dipakai. Dari sudut pandang DJBC
perlakuannya adalah sama dengan apabila barang tersebut
Apakah kawasan berikat saat ini harus diawasi secara diimpor dari luar negeri ke DPIL dan berlaku ketentuan umum
penuh 24 jam oleh DJBC? dibidang impor serta sesuai PP 33 Pasal 5 maka atas barang
Berdasarkan SE DJBC Nomor : SE-22/BC/2005 telah tersebut tidak perlu dikenakan PPN dua kali (PPN masukan
diatur bahwa untuk TPB yang terletak di Kawasan Industri, dan PPN keluaran), tetapi dari sudut pandang DJP karena KB
kegiatan pelayanan dan pengawasan kepabeanan dan cukai tersebut sudah dianggap di dalam negeri, maka apabila
bagi pejabat/petugas bea dan cukai adalah 7 (tujuh) hari suatu barang dari KB dikeluarkan ke DPIL maka atas barang
selama 24 jam atau mengikuti hari dan jam kerja kegiatan tersebut disamping dikenakan PPN masukan juga dikenakan
TPB yang bersangkutan. Untuk TPB yang terletak di luar PPN keluaran atas penyerahan barang dari KB ke DPIL
Kawasan Industri, kegiatan pelayanan dan pengawasan (penyerahan dalam negeri). Kedepan, atas perbedaan ini
kepabeanan dan cukai bagi pejabat/petugas bea dan cukai memang perlu dibicarakan dengan DJP untuk menyamakan
mengikuti hari dan jam kerja nasional/normal. Dalam hal sudut pandang (persepsi) tersebut.
suatu TPB memerlukan pelayanan kepabeanan dan cukai
diluar jam kerja (untuk yang diluar Kawasan Industri) Apa harapan Bapak ke depan untuk kawasan berikat ini?
Pengusaha TPB dapat mengajukan permohonan kepada Harapannya adalah agar fasilitas kawasan berikat dapat
Kepala KPBC yang mengawasi. dimanfaatkan oleh investor sedemikian rupa sehingga atas
pemanfaatan tersebut dapat meningkatkan investasi, sektor
Bagaimana dengan keluhan KPBC yang pegawainya riil bangkit, pendapatan perkapita naik, menyerap lapangan
harus melayani sekaligus mengawasi suatu kawasan pekerjaan, meningkatkan devisa dan secara umum
berikat dengan perbandingan 1 pegawai mengawasi perekonomian nasional dapat tumbuh dan berkembang
4 hingga 5 kawasan berikat? sesuai harapan pemerintah dan rakyat Indonesia.

EDISI 389 APRIL 2007 WARTA BEA CUKAI 21


PENGAWASAN
WBC/ATS
kinerja DJBC, baik yang
berhubungan dengan
kinerja sistem dan pro-
sedur maupun kinerja
pegawai yang melaksa-
nakan sistem dan prose-
dur dimaksud. Pemerik-
saan ini dilakukan seca-
ra insidentil oleh pejabat
Irjen Depkeu tanpa
adanya pemberitahuan
terlebih dahulu kepada
petugas DJBC.
Pelaksanaan peme-
riksaan dilakukan
dengan tetap memper-
hatikan kepentingan
importir dan kelancaran
arus barang. Di samping
itu, para importir atau
pemilik barang tidak per-
lu khawatir, karena se-
gala biaya yang berkait-
an dengan pemeriksaan
mendadak ditanggung
oleh Departemen Keu-
angan.
Sehubungan
dengan hal itu, pada 15
Pebruari 2007, bertem-
pat di Ruang Loka
PENANDATANGANAN PERATURAN BERSAMA. Untuk pemeriksaan mendadak dibidang Kepabeanan. Utama Lantai 1 Kantor
Pusat DJBC berlang-
sung penandatanganan

Peraturan Bersama
peraturan bersama an-
tara Inspektur Jenderal

Spot Check
(Irjen) Depkeu, Dr. Per-
mana Agung dengan
Direktur Jenderal
(Dirjen) Bea dan Cukai,
Drs. Anwar Suprijadi
MSc. Peraturan
bersama Irjen Depkeu
dengan Dirjen Bea dan

Itjen Depkeu dan DJBC Cukai yang bernomor


PER-01/1/2007 dan P-
04/BC/2007, merupakan
perubahan keputusan
bersama Inspektur Jen-
Untuk meningkatkan kinerja aparat Direktorat deral dan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor :101/JI/2003
Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) serta dan Nomor : 08/BC/2003 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peme-
riksaan Mendadak Kepabeanan di bidang impor.
meningkatkan pengawasan atas Dalam suatu kesempatan wawancara dengan WBC di ruang
pelaksanaan tugas-tugasnya, salah satu kerjanya, Irjen Depkeu, Permana Agung, menjelaskan tujuan
caranya adalah dengan melakukan diadakannya peraturan bersama, disamping itu ia juga kembali
pemeriksaan mendadak kepabeanan atau lebih menegaskan mengenai peran dan fungsi Inspektorat Jenderal.
Dengan adanya perjanjian ini, menurut Permana Agung lang-
dikenal dengan istilah spot check yang kah berikut yang harus dilakukan DJBC adalah melakukan sosial-
dilakukan oleh Inspektorat Jenderal (Itjen) isasi agar seluruh jajaran DJBC mengetahui betul fungsi Itjen dan
Departemen Keuangan (Depkeu). manfaat yang ingin dicapai dari kerjasama tersebut supaya me-
reka bisa mengantisipasi untuk tidak melakukan penyimpangan.

P
Lebih lanjut ia menjelaskan, Menteri Keuangan (Menkeu)
emeriksaan mendadak pada saat pengeluaran barang merupakan pengelola keuangan negara tertinggi setelah Presi-
mulai dilakukan sejak 1 April 2003, melalui Keputusan den mendelegasikannya kepada menteri. Dalam pelaksanaan
Menteri Keuangan (KMK) Nomor : 111/KMK.04/2003 tugasnya, Menkeu mendelegasikan kewenangannya kepada pa-
(yang kemudian dirubah dalam KMK Nomor 114/PMK. ra dirjen yang berada di seluruh jajaran Depkeu, termasuk Dirjen
04/2006), merupakan salah satu bagian dari program Bea dan Cukai beserta seluruh jajarannya berkaitan dengan ma-
Reformasi Kepabeanan yang ketika itu sedang digalakkan oleh salah administrasi kepabeanan.
DJBC. Ini dilakukan untuk memastikan apakah petugas bea cukai Lantas bagaimana sekarang Menkeu mempunyai keyakinan
telah melaksanakan tugas penanganan barang-barang impor bahwa Dirjen Bea dan Cukai beserta seluruh jajarannya telah
tersebut sesuai dengan ketentuan kepabeanan. melaksanakan tugasnya sesuai dengan kebijakan Menkeu dan
Upaya ini dilakukan untuk mengevaluasi atau mengawasi peraturan perundangan yang berlaku ? Untuk itu, lanjut Permana

22 WARTA BEA CUKAI EDISI 389 APRIL 2007


Agung, ada Inspektur Jenderal. “Jadi pengelolaan keuangan ne-
Pemeriksaan Mendadak
gara sepanjang berkaitan dengan administrasi kepabeanan
didelegasikan ke dirjen bea cukai, tapi menkeu pada saat yang
sama juga punya kewajiban manajemen yang namanya kontrol.”
Di Depkeu, lanjut Permana Agung, terdapat 12 unit eselon I, Itjen dan Bea Cukai
yang tidak mungkin secara sendiri Menkeu melakukan kontrol.
Karena itu kewenangan mengontrol diperjelas melalui Itjen untuk Bertujuan sebagai pengujian secara acak atas
meyakinkan semua unit eselon I di Departemen Keuangan kebenaran dokumen pemberitahuan kepabeanan
melaksanakan tugas sesuai dengan kebijakan. yang diajukan kepada Bea dan Cukai dengan fisik
Irjen melakukan pengawasan fungsional terhadap pelaksana- barang sebenarnya, serta salah satu pengujian
an tugas seluruh unsur di Depkeu yang memiliki 12 Direktorat kepatuhan pengguna jasa terhadap ketentuan
Jenderal. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah para kepabeanan (compliance check). Selain itu,
aparatnya telah melaksanakan tugas dan kewajibannya sesuai dimaksudkan pula sebagai upaya menjaga kualitas
peraturan perundangan dan kebijakan Menkeu. kerja dan kinerja pegawai Bea dan Cukai dalam
“Tidak heran jika Itjen keberadaannya tidak populer di ke-12 melaksanakan tugasnya (quality control).
unit ini, karena kita ngawasi mereka, apakah sesuai dengan
ketentuan atau tidak. Boleh dibilang sparing partner atau Dasar Hukum
provosnya Depkeu, karena masing-masing punya program. Dituangkan dalam :
Ibarat ‘P2’ nya Depkeu untuk penegakkan aturan,” tegasnya. 1. Keputusan Menteri Keuangan, Nomor: 114/
Lantas pertanyaannya adalah bagaimana Itjen melaksanakan PMK.04/2006
fungsi tersebut dalam hubungannya dengan DJBC ? Menurut 2. Keputusan Bersama Itjen Depkeu dengan DJBC,
Permana Agung, dalam hal ini Itjen memiliki kewenangan mela- Nomor : PER-01/1/2007 dan P-04/BC/2007,
kukan pemeriksaan rutin, terutama dibawah Inspektorat Bidang 4
yang menangani masalah kepabeanan dan cukai. Dibantu juga Hal yang Diatur
oleh Inspektorat Bidang Investigasi.
l Dilaksanakan oleh pejabat Inspektorat Jenderal
Perlu diketahui, Inspektorat Bidang 4 mempunyai tugas
melaksanakan pengawasan fungsional terhadap pelaksanaan berdasarkan Surat Tugas yang diterbitkan
kebijakan dan aturan hukum yang berlaku pada unit yang Inspektur Jenderal
l Tim Pemeriksaan Mendadak menetapkan obyek
menangani bidang pabean dan cukai, bidang pengawasan, tugas
lainnya dari Inspektur Jenderal serta pembinaan teknis pemeriksaan secara acak dari daftar SPPB/
pelaksanaan pengawasan. dokumen pengeluaran barang
l Pelaksana spot check langsung menghubungi
“Apabila dalam melaksanakan tugas yang sifatnya rutin,
inspektorat menemukan bukti awal terjadinya penyimpangan dan pejabat hanggar. Pejabat hanggar menghubungi
terjadinya penyalahgunaan yang berindikasi korupsi dibidang Kasi P2, lalu Kasi P2 menerbitkan surat
pelayanan kepabeanan misalnya, maka itu bisa ditindak,” ujar penindakan
l Obyek Barang :
Permana Agung.
i. Barang impor sementara dan barang impor
TIDAK MENGGANGGU ARUS BARANG untuk dipakai, dilakukan penelitian kesesuaian
Dalam melakukan pemeriksaan, terdapat bidang-bidang yang dokumen dan fisik barang
akan turun melakukan pemeriksaan rutin, baik pemeriksaan ii. Barang diangkut lanjut, diangkut terus, dan
keuangan maupun pemeriksaan kinerja. Itu dilakukan dengan pindah lokasi. Dilakukan penelitian dokumen
l Teknis pemeriksaan mengacu kepada ketentuan
cara mengaudit. Jika dalam proses audit ternyata ditemukan
bukti-bukti awal terjadinya penyimpangan dan penyalahgunaan pemeriksaan kepabeanan
l Hasil pemeriksaan disampaikan kepada Inspektur
WBC/ZAP wewenang yang mempunyai
implikasi terjadinya kerugian Jenderal dengan tembusan kepada Direktur
negara, maka bisa diangkat Jenderal Bea dan Cukai
l Biaya yang timbul, dibebankan kepada mata
untuk disidik. Itu yang menurut
Permana Agung merupakan anggaran Depkeu yang diusulkan Itjen.
konsep lama.
Sedangkan saat ini dalam
konsep yang baru, mengingin-
kan adanya konsep spot check jalan lantas tiba-tiba aparat Itjen datang dan melakukan pemerik-
yang tidak saja rutin dan sudah saan mendadak jangan sampai ini menjadi tidak ada kepastian.”
terjadwal. Tetapi harus ada “Maka itu, perlu ada satu pemahaman, satu kesepakatan dan
pemeriksaan mendadak yang satu aturan yang memungkinkan jika aparat Itjen datang, dan di
waktunya tidak ditentukan. tengah-tengah proses mereka masuk, ada sistem yang
Tujuannya adalah untuk memungkinkan di break sementara, sebab akan kita periksa. Itu
mengetahui pelaksanaan tugas yang diatur di dalam kesepakatan. Intinya kita tidak mengganggu
dan fungsi organisasi, apakah arus barang, supaya ada kesisteman yang bisa mengakomodir
sudah sesuai dengan aturan dengan suatu kepastian,” ujar Permana Agung.
atau tidak.
Seperti telah diketahui ber- AUDIT INTEGRATIF
sama, saat ini di Bea dan Cukai Lebih lanjut disampaikan Permana Agung, ada hal yang lebih
sudah memiliki satu sistem baru dalam melakukan pemeriksaan oleh Itjen yang disebut
yang dimulai dari pengajuan dengan pemeriksaan integratif, maksudnya adalah di Itjen saat ini
dokumen, pemeriksaan admi- ada 7 bidang yang melakukan pengawasan. Dulunya bidang itu
nistrasi, pemeriksaan fisik sam- terpisah-pisah dan otomatis kantornya juga masing-masing
pai jalur merah, nota pemberita- memiliki sendiri. Padahal, dalam satu transaksi bisa sekaligus
huan jalur merah sampai Surat mengait pada lebih satu unit eselon I. Misalnya untuk impor, harus
DR. PERMANA AGUNG. Idealnya,
indikator keberhasilan dilihat dengan Perintah Pengeluaran Barang membayar Bea Masuk, PPN Impor, dan sebagainya, termasuk
tidak adanya lagi penyimpangan di Keluar, jadi ibaratnya seperti ar- kewajiban importir untuk menyelesaikan kewajiban ke Kantor
suatu direktorat jenderal. go meter. “Jika ini sedang ber- Pelayanan Bea dan Cukai dan Kantor Pajak. Begitu juga dengan

EDISI 389 APRIL 2007 WARTA BEA CUKAI 23


PENGAWASAN
WBC/ATS
dirjen yang bersangkutan. Dalam aturan mainnya, jika Itjen mene-
mukan kesalahan atau pelanggaran maka dilakukan rapat dan
gelar perkara, lalu dibuatlah rekomendasi kepada dirjen yang
bersangkutan untuk menjatuhkan sanksi kepada aparatnya yang
melakukan pelanggaran.
Namun diakui Permana Agung, masih terkesan Itjen se-
olah-olah hanya memberikan rekomendasi saja karena reko-
mendasi yang telah diberikan terkadang masih belum dilak-
sanakan atau masih ada ‘tawar menawar’. “Kadang-kadang
ada yang coba untuk menawar rekomendasi yang
dikeluarkan Itjen alasannya sanksi terlalu berat atau kurang
manusiawi, sebab Itjen lebih sering membuat keputusan
membebastugaskan artinya dicopot jabatannya, dicopot dari
pekerjaannya misalnya untuk 5 tahun. Itu kadang dinilai
terlalu berat atau kurang manusiawi. Jadi hanya macan
kertas sedangkan pelaksanaannya kurang menggigit.”
Permana Agung menegaskan jika dalam pelaksanaannya
rekomendasi yang dikeluarkan Itjen tidak dilaksanakan, maka
langkah yang diambil Irjen adalah melaporkannya kepada
Menkeu dan ia yang menentukan langkah selanjutnya. “Jadi
kalau rekomendasi saya tidak dijalankan ya saya lapor sama
UNTUK MENINGKATKAN KINERJA aparat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai ‘yang punya ditjen’ untuk langkah selanjutnya.”
(DJBC) serta meningkatkan pengawasan atas pelaksanaan tugas-tugasnya, Menurut Permana Agung mestinya Irjen
salah satu caranya adalah dengan melakukan pemeriksaan mendadak. mempunyai kewenangan untuk menjatuhkan sanksi. Memang
ada keinginan upaya ke arah itu dengan melakukan perubahan
cukai, harus pesan pita cukai, mengurus dokumen CK1, bayar mengenai dasar hukum kewenangan Itjen, melalui Inspectorat
cukai, bayar PPN yang bisa dihitung dan dikomputerisasikan General Law, (IG Law) begitu ia menamakannya, yang saat ini
kompensasinya untuk satu masa pajak. Itu misalnya. sedang dalam proses perumusan dengan berbagai masukan dari
“Nah dulu itu sendiri-sendiri, sekarang saya gabungkan. Jadi kalangan akademisi. Disamping itu juga, IMF (International
ada tim dari Itjen bidang 1, 2,3,4 atau tim dari Itjen bidang 5,6,7 Monetary Fund) dan USAID (United States Agency for Interna-
yang terkait dengan masalah tadi untuk turun bersama memerik- tional Development)juga diminta pendapatnya mengenai seperti
sa satu tema. Bisa dilihat di bea cukainya, kalau ada kaitannya ke apa based practices-nya inspektorat jenderal di dunia
pajak langsung pemeriksaannya ke kantor pajak, dan internasional. “Selama ini yang digunakan hanya PP No.30
sebagainya. Ini yang paling penting dan namanya audit integratif,” tentang sanksi terhadap pegawai negeri sipil, jadi yang kita atur
jelasnya. hanya prosedur dalam lingkup direktorat jenderal. Kita hanya
Untuk pelaksanaan audit integratif ini, lanjut Permana Agung, bisa masuk sampai disitu tanpa mengganggu sistem. Jadi
tidak lama lagi akan segera diberlakukan dan sebagian sudah tatarannya disitu saja.”
berjalan. Misalnya, berkaitan dengan Bea Cukai dan Pajak, Ketika disinggung mengenai rencana program institusi yang
seperti PPN Impor yang juga harus di check apakah sudah dipimpinnya tahun 2007 ini, Permana Agung mengatakan seperti
masuk ke Kantor Pelayanan Kas dan Perbendaharaan Negara yang ia sampaikan kepada seluruh jajaran di Itjen, bahwa harus
(KPKPN), sehingga ada inspektorat bidang 5 dapat turun ada semangat baru karena jaman sudah berubah begitu pula
bersama-sama. dengan tantangan yang semakin berat. Untuk itu ia lebih
Latar belakang dilakukannya audit integratif, menurut Perma- menitikberatkan pada kedisiplinan di lingkungan Itjen selain itu
na Agung, hal itu berdasarkan pemikiran bahwa jika dilakukan juga menetapkan penandatanganan faktur integritas setiap kali
pemeriksaan yang rutin secara terpola akan mudah sekali dihin- aparatnya akan turun ke lapangan. “Faktur integritas itu penting,
dari. Ia pun meragukan keefektifan pemeriksaan yang dilakukan isinya mereka tidak akan menerima apapun, baik itu fasilitas,
secara rutin dibandingkan pemeriksaan secara mendadak. uang, maupun janji dan itu juga ditandantangani oleh kepala
“Jadi memang beda. Pemeriksaan mendadak maksudnya kantor yang akan diperiksa.”
supaya mereka selalu merasa di awasi dan kapan saja Itjen Kepada pengawas audit di jajarannya pun juga dilakukan
bisa datang, karena itu mudah-mudahan mereka tidak peningkatan kualitas. Menurutnya ada semacam penilaian kinerja
tergoda melakukan kesalahan. Dalam hal ini sasaran para auditor, melalui Komite Pengawas Kualitas Audit (KPKA)
tempatnya tidak ada yang tahu, termasuk kapan waktunya. melalui penetapan penilaian dengan range nilai tertentu. Jadi ada
Dimana kita mau datang, dan apa temanya, tidak ada yang unit yang menjaga kualitas audit termasuk bidang investigasi, ini
tahu. Misalnya ke Priok, dia tidak tahu kapan waktunya, apa dilakukan setiap 3 atau 6 bulan sekali dan harus ada laporan
temanya, apakah periksa SPPB-nya, nilai pabeannya atau akuntabilitas kinerja dari Inspektorat Bidang, karena memang Itjen
perijinannya ? Tidak ada yang tahu. Itulah namanya harus jadi contoh dari direktorat jenderal.
pemeriksaan mendadak,” tegasnya. “Untuk program tahun 2007 ada rencana strategis, yaitu
Dikemukakan Permana Agung, Dirjen Bea dan Cukai pedoman implementasi good governance di Itjen Depkeu. Terus
mengharapkan peran dari Itjen dapat membantu mengurangi terang ini semua masih baru. Jadi semangat, pengalaman dan
sejauh mungkin terjadinya penyalahgunaan dan penyimpangan pengetahuan saya mencoba untuk menggerakkan Itjen. Prioritas
kewenangan di Bea dan Cukai. utama saya ada semacam quality control untuk 12 unit eselon I
“Karena itu saya berpesan pada teman-teman di bea cukai, di lingkungan Depkeu dalam melaksanakan tugas sesuai dengan
laksanakan tugas sesuai aturan, lakukanlah yang benar, bukan prinsip good governance tadi karena saya adalah instrumen dari
yang baik. Beda antara benar dengan yang baik. Yang baik Menkeu untuk melakukan ini. Jadi Itjen harus benar-benar
menurut saya belum tentu menurut anda baik, tapi kalau benar independen,” tegasnya.
atau salah, menurut siapapun itu kalau benar ya benar kalau sa- Ketika disinggung mengenai indikator keberhasilan dari Itjen,
lah ya salah. Lakukan yang benar, bukan yang baik dan bukan Permana Agung menekankan bahwa indikator keberhasilan
hasil kompromi,” tegasnya. bukan didasarkan pada banyaknya temuan, karena jika
berpedoman bahwa keberhasilan dilihat dari banyaknya temuan
PEMBERIAN REKOMENDASI berarti masih banyak penyimpangan di suatu direktorat jenderal.
Setelah dilakukannya penelitian dan diketahui adanya Yang paling ideal menurutnya indikator keberhasilan adalah tidak
penyimpangan maka Itjen memberikan rekomendasi kepada ada lagi penyimpangan di suatu Direktorat Jenderal. ris

24 WARTA BEA CUKAI EDISI 389 APRIL 2007


WBC/RIS
warga negara Singapura yang datang dari India pada 28
Pebruari dengan pesawat Lufthansa Airlines LH-778
l 36 pasang perhiasan yang dibawa penumpang inisial MLM
warga negara Belanda yang datang dari India pada 5 Maret
2007 dengan pesawat Air India A1-472
l 62 pasang perhiasan yang dibawa penumpang inisial SU
warga negara Belanda yang datang dari India pada 5 Maret
2007 dengan pesawat Air India A1-472
l 33 tas dan sepatu yang dibawa penumpang inisial MN warga
negara Indonesia yang datang dari Singapura pada 10 Maret
2007 dengan pesawat Singapore Air Lines SQ-154.

SANKSI AKAN MAKIN BERAT


Dalam penegahan yang dilakukan kali ini diperkirakan harga
tafsiran barang sebesar Rp. 2.3000.000.000 (dua miliar tiga ratus
juga rupiah) dan hak keuangan negara berupa Bea Masuk, PPN
dan PPh yang dapat diselamatkan diperkirakan mencapai
sebesar Rp. 1.100.000.000 (satu milyar seratus juta rupiah)
sehingga nilai seluruhnya mencapai total Rp. 3,3 miliar rupiah.
Selaku Kepala KPBC Tipe A Soekarno Hatta, mewakili
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Agung Kuswandono
menegaskan bahwa dalam masa transisi perubahan undang-
undang kepabeanan kembali dihimbau kepada masyarakat yang
berpergian ke luar negeri, agar pada saat kembali ke Indonesia
PRESS RELEASE yang berlangsung di Media Center Gedung A KPBC Tipe supaya memberitahukan barang bawaannya dengan cara
A1 Soekarno-Hatta, pada 12 Maret 2007. menuliskan jumlah dan jenis barang yang dibawanya dalam
Customs Declaration BC.2.2.
Bila kewajiban tersebut tidak dilaksanakan, maka penumpang
Aparat Bea Cukai SH yang bersangkutan sesuai dengan Undang-Undang Nomor 17
Tahun 2006 sebagai revisi dari Undang-Undang Nomor 10 Tahun
Sita Perhiasan dan Barang 1995 tentang Kepabeanan, perbuatan tersebut adalah
merupakan tindak pidana dengan ancaman pidana penjara paling
Penumpang Lainnya singkat dua tahun dan paling lama delapan tahun dan atau denda
paling sedikit Rp. 100 juta dan paling banyak Rp. 5 miliar.
“Melalui momen ini sekaligus saya ingin mensosialisasikan
kepada para penumpang khususnya yang datang dari luar negeri
Penanganan barang penumpang agar memberitahukan secara benar kepada petugas bea cukai
internasional dan domestik di Bandara untuk menghindari adanya tindak pidana. Formulir BC.2.2 atau
Soekarno-Hatta akan semakin dipertegas lagi pemberitahuan pabean merupakan dasar hukum bagi pegawai
aturan mainnya. Sanksi bagi pelanggar kami untuk melaksanakan tugasnya. Perlu diketahui juga, saat ini
aturannya akan menjerat pada pasal tindakan pidana. Untuk
kewajiban pabean sesuai dengan UU No. 17 kasus yang baru diungkap ini pelaku masih dikenakan denda
Tahun 2006 akan semakit diperberat. administratif, namun dalam waktu dekat jika ada pelanggaran
seperti ini lagi mereka bisa dikenakan pasal pidana dengan

P
hukuman seperti yang sudah saya sampaikan tadi, juklaknya
etugas Kantor Pelayanan Bea dan Cukai (KPBC) Tipe saat ini sedang dibuat,“ tegasnya.
A1 Soekarno-Hatta berhasil menegah sejumlah barang Hadir dalam press release yang berlangsung di Media Center
antara lain perhiasan, tas, sepatu dan beberapa unit Gedung A KPBC Tipe A1 Soekarno-Hatta, pada 12 Maret 2007,
laptop yang akan masuk ke Indonesia tanpa melalui Direktur Jenderal Bea dan Cukai, Anwar Suprijadi, Kakanwil IX
prosedur kepabeanan yang telah ditentukan. DJBC Jawa Barat, Jody Koesmendro, beberapa pejabat eselon III
Untuk alasan penegahan barang-barang berupa perhiasan di lingkungan DJBC, Kepala Kepolisian Bandara SH, Kepala
dikarenakan penumpang yang bersangkutan tidak memenuhi Imigrasi Bandara SH dan undangan lainnya. ris
kewajibannya untuk memberitahukan barang yang dibawanya WBC/RIS
kepada petuas Bea dan Cukai dengan mengisi formulis Customs
Declaration (BC.2.2).
Sementara itu untuk penegahan laptop dan asesories
dilakukan aparat KPBC Soekarno-Hatta atas informasi dari
Bea dan Cukai Batam . Perbuatan ini masih bersifat
pelanggaran administratif dengan sanksi administrasi berupa
denda. Untuk penegahan tas dan sepatu dilakukan karena
pemberitahuan yang disampaikan oleh si pemilik barang tidak
sesuai dengan prosedur kepabeanan.
Berikut barang-barang hasil tegahan yang kini
diamankan oleh petugas KPBC Soekarno Hatta:
l 110 pasang perhiasan yang dibawa penumpang inisial YK
warga negara Indonesia yang datang dari Amerika pada 23
Pebruari 2007 dengan pesawat Emirat Airlines EK-348.
l 2 koper laptop dan assesories eks impor yang dibawa
penumpang inisial DK warga negara Indonesia yang da-
tang dari Batam pada 23 pebruari 2007 dengan pesawat
Adam Air K1-271 BARANG-BARANG HASIL TEGAHAN yang kini diamankan oleh petugas
l 17 pasang perhiasan yang dibawa penumpang inisial NNM KPBC Soekarno Hatta.

EDISI 389 APRIL 2007 WARTA BEA CUKAI 25


PENGAWASAN
WBC/ATS
dalam tiga hari pengurus atau pemilik barang harus
menarik kontainer ke lapangan pemeriksaan untuk
dilakukan pemeriksaan fisik barang oleh petugas.
Setelah tiga hari sejak pengajuan PIB, pengurus
atau pemilik barang tidak menarik kontainer tersebut
ke lapangan pemeriksaan. Curiga dengan keadaan
tersebut, petugas yang dibekali dengan surat tugas
pemeriksaan, memeriksa kontainer tersebut. Hasil
kecurigaan petugas terbukti dimana kontainer
tersebut ternyata berisi barang yang dilarang untuk
diimpor seperti daging bebek China (Chinese rice
duck), potongan daging ayam (Whole yellow chiken,
Brazil chiken whole wing) potongan daging sapi
(beef tendon, Brazil ID beef cube roll, Brazil beef
tongue) yang tidak diberitahukan dalam PIB
sehingga kemudian dilakukan penangkapan dan
penahanan pada akhir Februari 2007 lalu.
Importasi illegal tersebut lanjut Heru menyalahi
ketentuan pada Undang-Undang Kepabeanan
nomor 10 tahun 1995 jo Undang-Undang Nomor 17
tahun 2006 pasal 103 huruf (a) dengan sanksi mak-
simal 5 tahun dan denda Rp. 250 juta rupiah. Petu-
gas juga telah menetapkan satu orang tersangka
yaitu HAH customs broker PT EUK, dan untuk ke-
lancaran pemeriksaan beberapa orang telah dimintai
IMPORTASI DAGING ILLEGAL. Diberitahukan pada PIB sebagai makanan hasil laut. keterangan. Sementara barang bukti berupa satu
unit kontainer beserta dengan isinya ditahan oleh
petugas bea dan cukai Tanjung Priok Jakarta.

Kanwil VII DJBC Jakarta I Atas terungkapnya kasus tersebut, negara ber-
potensi mengalami kerugian yang sifatnya immate-

Ungkap Dua Kasus


rial yaitu ancaman wabah penyakit PMK dan flu
burung di wilayah Indonesia dikarenakan daging-
daging asal China dan Brazil tersebut belum bebas
Pelanggaran Kepabeanan dari PMK dan flu burung

PENYELUNDUPAN ROTAN
Tidak hanya itu saja, petugas bea cukai pela-
Pelaku memberitahukan barang yang diimpor buhan Tanjung Priok juga berhasil mengagalkan pengiriman rotan
dan ekspor dengan secara tidak benar. asalan ke China, dengan menggunakan modus tidak memberita-
hukan secara benar isi kontainer dalam Pemberitahuan Ekspor

D
Barang (PEB). Hal tersebut dilakukan dengan maksud untuk
ua kasus pelanggaran kepabeanan dibidang impor menghindari pungutan ekspor serta aturan larangan ekspor rotan
maupun ekspor berhasil diungkap petugas bea dan asalan dari pemerintah. Dalam PEB isi kontainer disebutkan
cukai Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta. Hal ini sebagai kerajinan rotan.
disampaikan Kepala Kantor Wilayah VII DJBC Jakarta I Petugas bea cukai menurut Heru curiga terhadap eksportasi
Heru Santoso kepada pers Selasa, 6 Maret 2007. Pada atas nama CV. SA yang jenis barangnya disebutkan sebagai
kasus pelanggaran kepabeanan dibidang impor, petugas kerajinan rotan tadi sebanyak tiga kontainer dengan tujuan China.
menegah masuknya daging bebek, daging WBC/ATS
Tindak lanjut dari kecurigaan tersebut
ayam dan daging asal China dan Brazil petugas mengeluarkan Nota Hasil Intelejen
yang diimpor dari Hongkong. Modus ope- (NHI) untuk melakukan penegahan dan
randi yang dilakukan adalah dengan tidak pemeriksan atas barang tersebut.
memberitahukan dalam Pemberitahuan Kecurigaan petugas terbukti dimana
Impor Barang (PIB) secara benar dengan pada pemeriksaan fisik barang kontainer
maksud menghindari larangan pemerintah tersebut bukan berisi kerajinan rotan mela-
tentang pemasukkan hewan dan bahan asal inkan 396 bales rotan asalan dan bukan
hewan dari negara yang tertular Penyakit kerjainan rotan seperti yang diberitahukan
Mulut dan Kuku (PMK). dalam PEB sehingga dilakukan penegahan
Impor daging illegal tersebut dilarang untuk proses hukum lebih lanjut.
pemerintah karena China dan Brazil yang Petugas telah menetapkan dua orang
merupakan negara asal daging tersebut tersangka yaitu TD dari customs broker PT.
termasuk negara yang tertular dan terkena AIBT yang telah ditangkap dan HM,
wabah PMK yang sesuai dengan Surat seorang Broker yang kini masih dalam
Edaran Menteri Pertanian No. TN.510/94/A/ Daftar Pencarian Orang (DPO). Tersangka
IV/2001 tanggal 20 April 2001. dijerat dengan UU No.17/2006 tentang
Impor daging tersebut lanjut Heru dilaku- Perubahan Atas UU No. 10/1995 tentang
kan CV. CB dengan mengajukan PIB nomor Kepabeanan pasal 102 A huruf (b) Jo. 103
045026 dengan pemberitahuan barang yang huruf (a) dengan sanksi maksimal penjara
diimpornya pada PIB sebagai makanan ha- 10 tahun dan denda Rp. 5 Miliar.
sil laut seperti octopus, cuttle fish, shell mus- Potensi kerugian negara atas
sel, jelly fish, scallops dan kernel corn. Oleh ROTAN. Akibat ekspor illegal rotan terjadi eksportasi illegal tersebut, mencapai
sistem komputer bea cukai, PIB tersebut kerugian immaterial yaitu langkanya bahan Rp.46.107.000 dari penerimaan sektor
terkena jalur merah dan menurut prosedur baku rotan yang menopang industri Pajak Ekspor (PE). zap

26 WARTA BEA CUKAI EDISI 389 APRIL 2007


DOK. KPBC TANJUNG PRIOK III
Sesuai ketentuan Keputusan
Menteri Keuangan RI Nomor:
07/M-DAG/4/2005 tanggal 19
April 2005 tentang Perubahan
atas Lampiran keputusan
Menperindag RI Nomor 558/
MPP/Kep/1998 tentang
Ketentuan Umum di Bidang
Ekspor sebagaimana telah
diubah beberapa kali dengan
Keputusan Menperindag RI
Nomor: 385/MPP/KEP/6/2004,
dijelaskan bahwa untuk jenis
barang biji timah dan
konsentratnya dinyatakan
sebagai barang yang dilarang
untuk di eskpor.
Mengacu pada pasal 53
ayat 3 Undang-Undang Nomor
10 Tahun 1995 tentang
Kepabeanan, atas party
barang impor tersebut
selanjutnya ditetapkan sebagai
barang yang dikuasai negara
dengan keputusan Kepala
Kantor Pelayanan Bea dan
Cukai Tanjung Priok Nomor:
Kep-294/WBC.04/KP.03/2006
tanggal 7 September 2006.
EKSPORTASI ILEGAL.. Timah yang akan diekspor berhasil ditegah petugas KPBC Tanjung Priok III untuk menyelesaikan
tangkapan bongkahan material
mengandung timah tersebut,

Eksportasi Timah Ilegal


KPBC Tanjung Priok III telah
melakukan koordinasi dengan
PT. Tambang Timah.
Dengan keberhasilan
Digagalkan Petugas KPBC Tanjung Priok III aparat Bea dan Cukai KPBC
Tipe A Khusus Tanjung Priok
III mengagalkan upaya
Pengecekan past record eksportasi seperti alamat eksportir eksportasi timah secara
tidak ditemukan illegal, secara tidak langusng
berdampak pada pengendali-

K
an ekspor beberapa komoditi
antor Pelayanan Bea dan Cukai (KPBC Tipe A1 tertentu sesuai dengan ketentuan internasional mengenai
Tanjung Priok III) baru-baru ini berhasil mengagalkan lalu lintas barang. Kpbc Tanjung Priok III / zap
eksportasi barang secara ilegal yakni barang ekspor DOK. KPBC TANJUNG PRIOK III
dengan pemberitahuan 205 MT of Ball Clays E-1
Packed Inused Jumbo Bags, dengan eksportir PT.
NSP sebanyak 9 kontainer yang masing-masing berukuran 20
feet.Eksportasi secara ilegal tersebut dapat dideteksi melalui
analisa intelejen yang dilakukan petugas P2 KPBC Tipe A1
Tanjung Priok III. Selama ini sangat jarang eksportasi
diberitahukan dengan jenis barang clay (Tanah liat) sedangkan
selama ini clay merupakan jenis barang yang sering diimpor.
Atas dasar analisa tersebut ditambah dengan pengecekan
past record eksportasi seperti alamat eksportir tidak
ditemukan, maka atas barang tersebut dikenakan Nota Hasil
Intelejen (NHI). Berdasarkan pemeriksaan fisik kedapatan 118
bag dengan berat 204,8 ton bongkahan material berwarna
abu-abu kehitam-hitaman. Untuk memastikan kandungan
bongkahan material tersebut, KPBC Tanjung Priok III telah
mengirimkan contoh untuk dilakukan uji laboratorium oleh
Balai Pengujian dan Identifikasi Barang (BPIB) dan
berdasarkan hasil pengujian disimpulkan bongkahan tersebut
merupakan besi yang telah bercampur dengan timah.
Untuk penyelidikan dan penyidikan, Petugas KPBC
Tanjung Priok III memanggil eksportir dan Perusahaan
Penyedia Jasa Kepabeanan (PPJK), namun eksportir dan
PPJK tersebut tidak memenuhi panggilan. Begitu pula ketika
dilakukan pengejaran, penanggung jawab perusahaan tidak
ditemukan. Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap PPJK
tersebut, kasus ini tidak memenuhi unsur-unsur untuk disidik. TIMAH. Contoh timah yang gagal di ekspor

EDISI 389 APRIL 2007 WARTA BEA CUKAI 27


DAERAH KE DAERAH

D
DOK. WBC
alam pertemu-
an itu Ketua
Program Studi
Magister Akun-
tansi menceri-
takan asal-usul menge-
nai munculnya mata
kuliah Kepabeanan dan
Cukai dalam program
tersebut. Bahwa Prog-
ram Studi ini didirikan
berdasarkan Surat Ijin
Penyelenggaraan Prog-
ram Studi Magister
Akuntansi pada Univer-
sitas Airlangga dari
Dirjen Pendidikan Tinggi
Nomor: 2377/D/T/2001
tanggal 12 Juli 2001.
Program Studi ini
menerima calon maha-
siswa yang bergelar
Sarjana dari Program
Studi Akuntansi, Mana-
jemen, Studi Pemba-
ngunan, Perpajakan
serta Administrasi Nia-
ga. Untuk mata kuliah
Kepabeanan dan Cukai
mulai dilaksanakan
pada tahun 2004 karena
permasalahan kepabean-
an dan cukai juga meru-
pakan permasalahan
KANWIL XI DJBC JAWA TIMUR I, sejak tahun 2004 mulai memperkenalkan mata kuliah Kepabeanan dan Cukai di
Pascasarjana Program Magister Akuntansi Universitas Airlangga, Surabaya. perpajakan. Mata kuliah
tersebut terdiri dari 3
SKS dan dilaksanakan

Mengenalkan
pada perkuliahan
malam hari jam 18.30
s.d. 21.30.
Sebagai tindak lanjut
pertemuan tersebut,
Kepala Kantor Wilayah

Bea dan Cukai


membentuk Tim
Pengajar yang terdiri
dari 5 orang yaitu
Heryanto Budi Santoso,
S.H., M.M., Drs.
Roeslan M. Soetedjo,

di Mahasiswa Pascasarjana M.M., Drs. Abdul Kharis,


Apt., M.A., Chairul
Saleh, S.H., M.Si. dan
Listrijono, S.Hut., M.A.
Tugas masing-masing
Pada bulan Pebruari 2004, Kantor Wilayah VII pengajar akan dibagi berdasarkan keahlian masing-
masing dan akan dilaksanakan dalam 14 kali pertemuan
DJBC Surabaya (sekarang Kanwil XI DJBC di semester II (genap).
Jawa Timur I) menerima surat permohonan
pengajar di Program Magister Akuntansi, Uni- PENGENALAN BEA CUKAI
versitas Airlangga untuk mata kuliah Kuliah perdana pada bulan Maret 2004 dipimpin lang-
sung Kepala Kantor Wilayah yang dihadiri oleh seluruh
Kepabeanan dan Cukai dari Program mahasiswa Pascasarjana Program Magister Akuntansi
Pascasarjana, Universitas Airlangga, Surabaya. dan didampingi oleh Ketua Program Studi. Awal pembu-
Atas permohonan tersebut, Kepala Kantor kaan kuliah dimaksudkan untuk menjajagi pengetahuan
mahasiswa pascasarjana mengenai Bea Cukai serta me-
Wilayah waktu itu, Heryanto Budi Santoso, ngenalkan kepada mahasiswa tentang tugas dan fungsi
mengumpulkan pegawai-pegawai yang telah Bea Cukai.
mempunyai kualifikasi S2 untuk bertemu Yang menarik dalam kuliah ini adalah banyak maha-
dengan Drs. Tjiptohadi Sawarjuwono, M.Ec., siswa pascasarjana yang tidak tahu mengenai keberada-
an Bea Cukai dan apa tugas-tugasnya. Mereka diberi
Ph.D., Ak sebagai Ketua Program Studi Magis- kebebasan untuk menyampaikan jawaban mengenai pe-
ter Akuntansi, Universitas Airlangga. ngetahuan mereka tentang Bea Cukai. Kebanyakan

28 WARTA BEA CUKAI EDISI 389 APRIL 2007


jawaban tidak sesuai dengan harapan karena memang KONTINUITAS MENGAJAR
pengenalan mereka atas tugas Bea Cukai sangat minim. Sampai saat ini Tim Pengajar telah dilakukan pergantian
Kemudian oleh Kepala Kantor Wilayah para mahasiswa berkali-kali dikarenakan ada beberapa pengajar yang telah
diberi lembaran-lembaran berita di surat kabar yang men- mutasi. Namun masih ada 2 pengajar yang saat ini masih
ceritakan tangkapan-tangkapan oleh petugas Bea Cukai ada yaitu Abdul Kharis, dan penulis. Diharapkan nantinya
baik di pelabuhan laut maupun di bandara udara. Setelah mata kuliah Kepabeanan dan Cukai akan terus berlanjut
itu baru diberi penjelasan secara umum mengenai tugas dengan adanya pengajar-pengajar yang berkualifikasi S2di
dan fungsi Bea Cukai. Kantor Wilayah DJBC Surabaya. Hal ini juga bisa menjadi
Dari kuliah perdana tadi maka diambil kesimpulan kebanggaan tersendiri bagi Bea Cukai untuk
bahwa kebanyakan mahasiswa maupun masyarakat memperkenalkan ilmu Kepabeanan dan Cukai kepada
umum tidak begitu tahu mengenai tugas dan fungsi Bea mahasiswa Pascasarjana dan mendekatkan Bea Cukai
Cukai. Atas kesimpulan tersebut maka Tim Pengajar Bea kepada masyarakat umum.
Cukai semakin merasa tertantang untuk lebih intensif Juga diharapkan adanya buku teks mengenai
memasyarakatkan mengenai tugas dan fungsi Bea Cukai Kepabeanan dan Cukai yang bisa diterbitkan guna menjadi
terutama kepada mahasiswa. Dimana diketahui bahwa acuan bagi mahasiswa dan menjadi pengetahuan bagi
mahasiswa adalah generasi masa depan yang dikenal sa- masyarakat umum maupun masyarakat usaha agar informasi
ngat kritis atas kebijakan pemerintah. Apabila mereka me- mengenai Bea Cukai tidak menjadi bias.
ngenal Bea Cukai secara utuh dapat digunakan sebagai Listrijono/ salah satu pengajar
alat koreksi atas informasi-informasi yang selama ini bias sekarang berdinas di KPBC Juanda Sebagai Kasi Kepabeanan II
terhadap keberadaan Bea Cukai.

TANTANGAN DALAM MENGAJAR


Seperti diketahui bahwa untuk mata
kuliah Kepabeanan dan Cukai di Pas-
casarjana, Tim di tuntut untuk mengajar
dengan pola yang berbeda apabila
mengajar untuk kalangan mahasiswa
S1 maupun diklat PPJK. Hal ini dimak-
lumi karena mahasiswa pascasarjana
sangat kritis dalam bertanya. Tim tidak
bisa hanya menjelaskan sistem dan
prosedur kepabeanan dan cukai yang
ada dalam peraturan namun juga harus
menjelaskan maksud dan filosofi apa
yang terkandung dalam peraturan-per-
aturan tersebut.
Tantangan lain bahwa ilmu kepa-
beanan dan cukai tidak ada dalam
buku-buku teks yang diterbitkan se-
cara umum. Di lain pihak buku-buku
teks mengenai perpajakan sudah
banyak dan tersebar bahkan semua
masyarakat dapat mempelajarinya
melalui buku tersebut. Hal ini yang
menjadi kekurangan Tim pada waktu
mahasiswa akan melakukan penulis-
an thesis mengenai Bea Cukai.
Namun hal-hal tersebut di atas
tidak menghambat Tim untuk terus
menerus melakukan perbaikan-per-
baikan dalam metode pengajaran.
Setiap pertemuan di kelas, Tim akan
memunculkan kasus-kasus kepabe-
anan dan cukai yang muncul di surat
kabar maupun kasus-kasus yang
ada di instansi Bea Cukai sendiri.
Mahasiswa diajak untuk mengemu-
kakan pendapat atas komentar-
komentar yang muncul di suratkabar
dan menganalisa kebenaran berita
tersebut berdasar pengetahuan yang
selama ini mereka dapat.
Sedangkan pada waktu dilakukan
ujian tengah semester maupun ujian
akhir, mahasiswa diberi kesempatan
mengerjakan soal-soal di rumah
karena soal-soal tersebut berupa
kasus yang memerlukan analisa
yang mendalam dan jawaban soal
tersebut juga bisa relatif bergantung
kemampuan mahasiswa dalam
menangkap materi waktu kuliah.

EDISI 389 APRIL 2007 WARTA BEA CUKAI 29


DAERAH KE DAERAH
FOTO : ARI WIDODO
kan dengan pembacaan Keputus-
an Menteri Keuangan Nomor:
KM-31/KM.1/UP.11/2007 tanggal
17 Januari 2007 tentang Mutasi
Para Pejabat Eselon III di Ling-
kungan Direktorat Jenderal Bea
dan Cukai Departemen Keuangan.
Kemudian acara dilanjutkan
dengan Penandatanganan Nas-
kah Serah Terima Jabatan dari
para Pejabat Eselon III disaksi-
kan oleh Kakanwil Heryanto Budi
Santoso. Adapun para pejabat
yang melakukan serah terima
jabatan adalah : dari Surendro
Suprijadi kepada Supraptono
(Kepala KPBC Tipe A3 Medan),
dari Eddy Kusuma kepada Harry
Mulya (Kepala KPBC Tipe A1
Belawan), dari Harry Mulya
kepada Bapak Zul Achir Siregar
(Kepala Bagian Umum) dan dari
Amirullah Saidi kepada Buhari
Sirait (Kepala KPBC Tipe A3
Teluk Bayur).
Setelah penandatangan Nas-
PENANDATANGAN NASKAH SERAH TERIMA JABATAN. Edy Kusuma salah satu pejabat yang pindah
melakukan penandatanganan dihadapan Kakanwil DJBC Medan. kah Serah Terima Jabatan, acara
dilanjutkan dengan serah terima
Memori Pengakhiran Jabatan
Serah Terima Jabatan dan dari para pejabat tersebut di atas,
kemudian penyerahan Memori

Pisah Sambut Pejabat Eselon III


Pengakhiran Jabatan dari
Supraptono selaku Kepala Bidang
Verifikasi kepada Kepala Kantor
Kantor Wilayah II DJBC Sumatera Utara Wilayah I DJBC Sumatera Utara.
Akhirnya acara Serah
Terima Jabatan ditutup dengan
laporan dari Komandan Upaca-
Ada 4 jabatan yang diserahterimakan. ra kepada Kepala Kantor Wilayah II DJBC Sumatera Utara.

P
Setelah itu acara dirangkaikan dengan acara Pisah
ada Jumat 16 Februari 2007 telah diselenggarakan Sambut para Pejabat Eselon III. Kali ini acara berjalan lebih
acara Serah Terima Jabatan dan Pisah Sambut para santai, diawali dengan persembahan sebuah lagu dari
Pejabat Eselon III pada Kantor Wilayah II DJBC Paduan Suara Kantor Wilayah II DJBC. Kemudian
Sumatera Utara. Pada acara ini ada 4 jabatan yang penyampaian kesan dan pesan dari para pejabat yang
diserahterimakan, yaitu Kepala KPBC Tipe A1 Bela- meninggalkan Kantor Wilayah II DJBC, diwakili oleh
wan, Kepala KPBC Tipe A3 Medan, Kepala Bagian Umum Surendro Suprijadi. Setelah itu kesan dan pesan dari para
dan Kepala KPBC Tipe A3 Teluk Bayur. pejabat yang baru masuk ke lingkungan Kantor Wilayah II
Acara dimulai pada pukul 09.30 WIB dengan laporan dari DJBC yang diwakili oleh Zul Achir Siregar. Kemudian
Komandan Upacara kepada Kepala Kantor Wilayah I DJBC sambutan dari Bapak Heryanto Budi Santoso.
Sumatera Utara Heryanto Budi Santoso. Kemudian dilanjut- Pada kesempatan tersebut Heryanto meminta Surendro
FOTO : ARI WIDODO

PENYERAHAN CENDERAMATA. Dari para pegawai kepada para pejabat yang pindah

30 WARTA BEA CUKAI EDISI 389 APRIL 2007


P
Suprijadi dan nyonya untuk ada Kamis 15 Feb-
tampil ke depan membaca- ruari 2007 yang
kan puisi yang telah lalu telah dilaksa-
dipersiapkan. Lalu meminta nakan Sosialisasi
juga Bapak Eddy Kusuma Peraturan Direktur
dan nyonya untuk melaku- Jenderal Bea dan Cukai No-
kan hal yang sama. Setelah mor P-01/BC/2007 tentang
itu baru Heryanto memberi- Perubahan Kelima Atas
kan kesan dan pesannya. Keputusan Direktur Jenderal
Acara selanjutnya Bea dan Cukai Nomor KEP-
adalah penyerahan cen- 81/BC/1999 tentang Petun-
dera mata. Diawali de- juk Pelaksanaan Penetapan
ngan penyerahan cendera Nilai Pabean untuk Penghi-
mata dari para pegawai tungan Bea Masuk.
kepada para pejabat yang Sosialisasi ini dihadiri
pindah. Ada keunikan ter- oleh lebih dari 200 orang
sendiri saat para pejabat pegawai yang berasal dari
diminta membuka bung- para Pejabat Eselon II, pa-
kusan cendera mata, ter- ra Pejabat Eselon III, para
nyata bungkusan tersebut Pejabat Eselon IV, para
berisi karikatur para Koordinator Pelaksana dan
pejabat. Tepuk tangan dan para Pelaksana dari Kantor
tawa meriah menggema Wilayah (Kanwil) II DJBC
saat setiap karikatur di- PEMBICARA. Para pembicara yang menyampaikan sosialisasi kepada Sum-ut, Kantor Wilayah
para peserta.
buka dan diangkat tinggi- DJBC Tanjung Balai
tinggi oleh para pejabat. Karimun, Kantor Wilayah I
Tidak ketinggalan Her- Sosialisasi Peraturan Direktur Banda Aceh dan juga
yanto dan para Pejabat
Eselon III juga membe- Jenderal Bea dan Cukai Tentang kantor-kantor pelayanan
yang berada di lingkungan

Penetapan
rikan cendera mata untuk Kantor-kantor Wilayah ter-
para pejabat yang mening- sebut.
galkan Kantor Wilayah I Adapun sosialisasi ini
DJBC Sumatera Utara. diberikan oleh Tim Sosiali-

Nilai Pabean
Acara berikutnya adalah sasi dari Kantor Pusat
ramah tamah, di mana para DJBC, yang terdiri dari
undangan dipersilakan Iswan Ramdana yang juga
menikmati hidangan yang menjabat sebagai Kepala
disediakan dan juga menik- Kantor Wilayah DJBC Ban-
mati hiburan dari Paduan Sosialisasi ini diberikan oleh Tim Sosialisasi ten, didampingi oleh Kusu-
Suara Kantor Wilayah II
DJBC. Para pejabat pun
dari Kantor Pusat DJBC ma Santi, Amin dan Rizal.
Sedangkan maksud dari
tidak mau kalah diselenggarakannya sosi-
menyumbangkan suara alisasi tersebut adalah bahwa pokok-pokok substansi yang diatur dalam peraturan tersebut
emasnya. Di antaranya mengalami perubahan yang cukup signifikan dibandingkan dengan ketentuan dan
Grup Band “Wonder Boys” peraturan sebelumnya dan harus mulai diberlakukan mulai tanggal 1 Maret 2007. Selain itu
yang terdiri dari Sahat perubahan tersebut akan berpengaruh pada sistem pelayanan lain di bidang kepabeanan.
Simamora, Eddy Kusuma, Acara sosialisasi diadakan di Ruang Aula Kantor Wilayah II DJBC Sum-ut, dimulai pada
Supraptono, Surendro pukul 08.00 WIB dan selesai pada pukul 12.00 WIB. Tepat pada pukul 08.00 WIB acara di-
Suprijadi dan Kunto Prasti buka oleh Kepala Kantor Wilayah I DJBC Medan Heryanto Budi Santoso, selanjutnya di-
Trenggono. Dan terakhir sampaikan pemaparan materi oleh Iswan Ramdana dan diteruskan oleh Ibu Kusuma Santi.
ditutup dengan manis de- FOTO : ARI WIDODO Pada pelaksanaannya
ngan alunan lagu dari sosialisasi berjalan cukup
Heryanto bersama dengan menarik karena materi yang
para pejabat yang baru disampaikan terkait de-
masuk ke lingkungan Kan- ngan kegiatan dan tugas
tor Wilayah II DJBC. sehari-hari para pegawai,
Sebagai tambahan, sehingga banyak muncul
selain yang telah disebut di pertanyaan-pertanyaan,
atas, pejabat yang mulai dari yang sekedar
meninggalkan Kantor minta penegasan/konfir-
Wilayah II DJBC Sum-ut masi sampai dengan per-
adalah Noviandi yang tanyaan-pertanyaan kritis.
menjadi Kepala Bidang Namun semua keinginta-
Audit di Kantor Wilayah huan para pegawai terse-
DJBC Sumatra Barat. but terpuaskan dengan
Sedangkan pejabat yang jawaban-jawaban dari Tim
baru masuk ke lingkungan Sosialisasi.
Kantor Wilayah II DJBC Pada pukul 12.00 WIB
Medan adalah Sudirman acara ditutup oleh Kakanwil
sebagai Kepala Bidang II DJBC Heyanto Budi
Informasi Kepabeanan dan Santoso.
Cukai. Ari Widodo (Medan) SUASANA SOSIALISASI. Peserta yang cukup antusias mengkuti sosialisasi Ari Widodo (Medan)

EDISI 389 APRIL 2007 WARTA BEA CUKAI 31


DAERAH KE DAERAH

Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe B, Bojonegoro


Berusaha Secara Optimal
Meningkatkan Kinerja dan Citra
Mencermati keadaan industri di wilayah KPBC Bojonegoro ketika ditanya mengenai kiat-kiatnya
Bojonegoro dan Tuban dan prospeknya, KPBC memimpin kantor ini.
Situasi dan kondisi yang kondusif itu akan sangat
Bojonegoro optimis penerimaan negara dalam menentukan bagi KPBC Bojonegoro untuk menetapkan
bentuk cukai, bea masuk maupun devisa langkah-langkah strategis dalam memberikan pelayanan
ekspor akan cenderung meningkat. kepada masyarakat usaha dan pencapaian target
penerimaan negara. Selanjutnya dengan adanya gedung

D
kantor baru di bawah pimpinan Beni Ridwan beserta jajaran
engan adanya gedung kantor baru di atas tanah pegawai KPBC Bojonegoro bertekad akan selalu berusaha
ukuran 21x30 m2, berlantai dua, dan bergaya secara optimal untuk meningkatkan kinerja dan citra dalam
arsitek minimalis yang merupakan hasil renovasi mengemban tugas yang diamanatkan oleh undang-undang.
kantor lama, Kantor Pelayanan Bea dan Cukai
(KPBC) Tipe B Bojonegoro terasa sangat berbeda KOTA PENGHASIL TEMBAKAU
suasananya. Rasa lega, nyaman, tempat parkir yang cukup KPBC Bojonegoro sendiri terletak di jantung kota
luas, merupakan gambaran baru mengenai jati diri fisik Bojonegoro tepatnya di Jl. Basuki Rahmat 67 dan wilayah
KPBC Bojonegoro. kerjanya meliputi dua kabupaten yaitu Kabupaten Tuban dan
Gambaran suasana yang sangat menyenangkan itu Kabupaten Bojonegoro. Meskipun dalam wilayah kerja
tidaklah ada artinya apabila tidak diimbangi dengan suasana tersebut terdapat pantai , tapi hanya ada pelabuhan khusus
kerja yang kondusif, baik hubungan impersonal antar untuk PT Semen Gresik dan PT. Trans Pasific Petrochemical
pegawai yang satu dengan yang lain, hubungan antara Indonesia (TPPI )di Tuban.
petugas KPBC Bojonegoro dengan masyarakat usaha Kota Bojonegoro sendiri berjarak kurang lebih 108 km
maupun hubungan antara petugas KPBC Bojonegoro dengan dari kota Surabaya dan sekitar 27 km dari kota Babat .
petugas dari instansi lainnya. Perjalanan dapat ditempuh dengan jalan darat dengan
“Menciptakan rasa persaudaraan merupakan hal yang menggunakan kereta api,bis umum, atau kendaraan pribadi
terpenting di lingkungan kerja baik dengan pegawai, dari Surabaya dengan waktu tempuh sekitar dua jam. Kota
pihak luar antara lain kepolisian, kejaksaan, pemerintah Bojonegoro merupakan daerah Tingkat II dan dipimpin
daerah, dan pengguna jasa kepabeanan dan cukai yang seorang Bupati.
baik merupakan faktor pendukung dalam menciptakan Keadaan geografis Kabupaten Bojonegoro dan Tuban
pelayanan prima,” demikian kata Beni Ridwan, Kepala yang panas dengan tanah tandus sangat cocok untuk
FOTO : BAMBANG WICAKSONO FOTO : BAMBANG WICAKSONO

GEDUNG KPBC BOJONEGORO YANG LAMA GEDUNG KPBC BOJONEGERO YANG BARU

32 WARTA BEA CUKAI EDISI 389 APRIL 2007


FOTO : BAMBANG WICAKSONO
pertanian tembakau sebagai bahan baku di bidang kepabeanan dan cukai, per-
utama industri rokok. Hasil tembakau lindungan kepada masyarakat dan
yang melimpah tersebut menstimulasi pengamanan penerimaan negara serta
tumbuhnya perusahaan-perusahaan pencegahan terhadap terjadinya
rokok baik golongan kecil sekali maupun perdagangan barang illegal khususnya
non kecil sekali. Sampai saat ini ada 88 peredaran rokok dengan pita palsu
perusahaan rokok di wilayah KPBC dan tanpa pita cukai. Mengenai hasil
Bojonegoro yang sangat prospektif pencapaian di bidang pengawasan
tumbuh karena bahan baku dan tenaga tahun 2006, ditemukan tidak ada pe-
kerja yang relatif murah, sehingga langgaran baik di bidang kepabeanan
keberhasilan perusahaan-perusahaan maupun cukai.
tersebut sangat dipengaruhi oleh
manajemen pemasaran masing-masing TARGET DAN REALISASI PENERIMAAN
perusahaan. Potensi yang dimiliki oleh Kantor
Di samping industri berbahan baku Pelayanan Bea dan Cukai Tipe C
tembakau, sejak beberapa tahun terakhir Bojonegoro secara umum antara lain
telah ditemukan beberapa deposit potensi yang mendukung pengumpulan
minyak bumi yang berhasil dideteksi penerimaan negara di sektor bea masuk
oleh perusahaan Mobil Cepu Limited dan cukai yaitu :
(Exxon Mobil), JOB Pertamina-
Petrochina East Java dengan hasil KEPALA KPBC BOJONEGORO, Beni Ridwan, ber- a. Dari sektor Bea Masuk :
produksi berupa minyak mentah, dan PT. usaha untuk menerapkan pola Good Gorvenance 1. Pelabuhan PT. Semen Gresik di
Trans Pasific Petrochemical Indotama dimana ada transparasi, profesionalisme, Tuban,
(TPPI) dengan hasil produksi aksesibilitas, responsibilitas, dan akuntabilitas. 2. Pelabuhan khusus TPPI di Tuban
diantaranya berupa gas oil, kerosene 3. Barang Operasi Pertambangan
dan lain-lain, akan mendorong produksi minyak mentah yang 4. PT. JOB Petrochina East Java
kemungkinan menjadi komoditi ekspor.
Selain minyak terdapat pula industri pengolahan semen di b. Dari sektor Cukai Untuk Perusahaan Rokok terdiri :
Tuban yaitu P.T. Semen Gresik yang sebagian produksinya
diekspor ke manca negara. PERKEMBANGAN JUMLAH
PHT SKT SELAMA TIGA TAHUN TERAKHIR
PELAYANAN DAN PENGAWASAN KPBC TIPE C BOJONEGORO
KPBC Tipe B Bojonegoro berada di bawah dan
bertanggung jawab langsung kepada Kepala Kantor Wilayah TAHUN PHT JUMLAH
XI DJBC Jawa Timur I mempunyai tugas melaksanakan
pelayanan dan pengawasan kepabeanan dan cukai dalam 2004 GOLONGAN I 1
daerah wewenangnya berdasarkan peraturan perundang- GOLONGAN II 1
undangan yang berlaku. GOLONGAN IIIA DAN IIIB 57
KPBC Bojonegoro membawahi 3 Pos Pengawasan Bea
dan Cukai antara lain : 2005 GOLONGAN I 1
l Pos Pengawasan Bea dan Cukai Glondong GOLONGAN II 2
l Pos Pengawasan Bea dan Cukai Socorejo Jenu (PL) GOLONGAN IIIA 10
l Pos Pengawasan Bea dan Cukai Tuban (PL). GOLONGAN IIIB 67

KPBC Bojonegoro memiliki potensi di bidang kepabeanan 2006 GOLONGAN I 1


dan cukai. Di bidang kepabeanan terutama melayani dan GOLONGAN II 2
mengawasi pelabuhan khusus PT Semen Gresik di Tuban, GOLONGAN IIIA 11
PT. Petrochina East Java dengan hasil produksi berupa GOLONGAN IIIB 71
pemuatan minyak bumi (ekspor dan domestik), dan PT.
Trans Pasific Petrochemical Indonesia (TPPI ). Sedangkan di
bidang cukai terutama pelayanan terhadap pabrik hasil Lebih lanjut penggolongan PHT berdasar jenis dan
tembakau yang dalam tahun terakhir ini tumbuh sangat golongan sebagai berikut :
pesat, dengan jumlah Pengusaha Hasil Tembakau sebanyak
92 PHT (Pengusaha Hasil Tembakau). SKT SKM KLB
Adapun peran strategis KPBC Bojonegoro sebagai trade
fasilitator guna memperlancar arus barang dan dokumen, 1 PHT Golongan 1 1 PHT Golongan 3 3 PHT Golongan 1
sebagai community protector untuk memberikan 2 PHT Golongan 2 3 PHT Golongan 2
perlindungan terhadap industri dalam negeri dan masyarakat, 11 PHT Golongan 3A
serta sebagai revenue collector dalam rangka pemungutan 71 PHT Golongan 3B
penerimaan negara di bidang Kepabeanan dan Cukai.
Di bidang pelayanan, KPBC Bojonegoro mampu
memberdayakan segenap sumber daya yang ada untuk Potensi lain yang mendukung pelaksanaan tugas pokok
memenuhi tuntutan dunia usaha dan industri tersebut, dan fungsi KPBC Tipe C Bojonegoro yang tak kalah
antara lain dengan menjamin kelancaran arus dokumen pentingnya adalah berupa jalinan dan kerja dengan mitra
dan barang, mengurangi ekonomi biaya tinggi dan kerja yaitu dengan Persatuan Perusahaan Rokok
menciptakan iklim usaha yang kondusif. Jumlah dokumen Bojonegoro (PPRB) dan instansi pemerintah terkait.
yang telah dilayani selama 2006 antara lain :Dokumen KPBC Bojonegoro dalam pemberian pelayanan dan
Pemberitahuan Ekspor Barang ( PEB) 262 buah, pengawasan di bidang kepabeanan dan cukai maupun
Dokumen Pemberitahuan Impor Barang (PIB) 60 buah, penerimaan bea masuk, pajak dalam rangka impor dan
dan dokumen CK I 758 Buah. cukai mengalami perkembangan yang cukup signifikan.
Sedangkan di bidang pengawasan, KPBC Bojonegoro Hal ini dapat dilihat dari data awal dan beberapa tahun
melakukan pengawasan dalam rangka penegakan hukum terakhir pada tabel sebagai berikut :

EDISI 389 APRIL 2007 WARTA BEA CUKAI 33


DAERAH KE DAERAH
FOTO : BAMBANG WICAKSONO

KEPALA KPBC BOJONEGORO BESERTA STAF bertekad akan selalu berusaha secara optimal untuk meningkatkan kinerja dan citra dalam mengemban
tugas yang diamanatkan oleh undang-undang.

PENCAPAIAN PENERIMAAN 1. Penerimaan Bea Masuk


SELAMA 4 TAHUN TERAKHIR Sebelum dilakukan Revisi :
KPBC TIPE C BOJONEGORO Target : Rp. 7.690.900.000
Realisasi : Rp. 8.229.343.394
TAHUN PENERIMAAN TARGET PENCAPAIAN
(JUTA Rp.) (JUTA Rp.) PROSEN Realisasi penerimaan Bea Masuk TA 2006 ini melebihi
target yang ditetapkan yaitu sebesar Rp. 538.443.394,00
2003 CUKAI 337,848.453 301,921.450 89.37% atau (107,00 %)
BEA MASUK 683.063 442.400 64.77% Sesudah Dilakukan Revisi
Target : Rp. 10.373.900.000
2004 CUKAI 311,905.110 312,571.498 100.21% Realisasi : Rp. 8.229.343.394
BEA MASUK 666.530 942.651 141.43%
Realisasi penerimaan Bea Masuk TA 2006 setelah
2005 CUKAI 336,562.980 368,423.474 109.47% dilakukan revisi menjadi berkurang dari target ditetapkan,
BEA MASUK 660.610 3,586.579 542.92% kekurangannya sebesar Rp. 2.144.556.606,00 atau
(79,33 %)
2006 CUKAI 433,319.730 444,658.102 102.62%
BEA MASUK 10,373.900 8,229.343 79.33% 2. Penerimaan Cukai
Sebelum direvisi
Target : Rp. 423.744.640.000
Lebih lanjut realisasi dan target penerimaan Bea masuk Realisasi : Rp. 444.658.101.976
dan Cukai tahun 2006 sebelum revisi APBN-P dapat
terealisasi sedangkan setelah revisi dari sektor bea masuk Realisasi penerimaan Cukai TA 2006 ini melebihi target
belum memenuhi target tetapi total target terpenuhi karena yang ditetapkan oleh Kantor Pusat DJBC dengan selisih lebih
penerimaan cukai yang melebihi target yang ditetapkan. sebesar Rp.20.913.461.976,00 atau (104,94 %)
Adapun rincian pencapaian target penerimaan Bea Masuk Sesudah dilakukan direvisi
dan Cukai selama Tahun Anggaran 2006 pada Kantor Pelayanan Target : Rp. 433.319.730.000
Bea dan Cukai Tipe C Bojonegoro adalah sebagai berikut : Realisasi : Rp. 444.658.101.976

34 WARTA BEA CUKAI EDISI 389 APRIL 2007


Realisasi penerimaan cukai TA 2006 setelah dilakukan optimal kepada pengusaha Barang Kena Cukai (BKC). Meng-
revisi masih terdapat kelebihan sebesar atau ingat luasnya wilayah pengawasan. “tutur Beni
Rp.11.338.371.976,00 atau (102,62 %). “Kemudian terbatasnya dana yang tersedia dalam setiap
mata anggaran terutama dalam pembagian dana dalam
TARGET REALISASI PENERIMAAN penyusunan DIPA antara lain untuk : keperluan sehari-hari
KANTOR PELAYANAN BEA DAN CUKAI TIPE C honor untuk petugas keamanan masih di bawah UMR daerah
BOJONEGORO SETELAH REVISI (sama dengan tahun lalu), untuk pemeliharaan kendaraan
DATA PER 31 DESEMBER 2006 bermotor dan gedung kantor, dan dana untuk perjalanan
dinas. Belum adanya alokasi dana untuk : Penyuluhan dan
No. Sektor Target Realisasi Prosentase sosialisasi, Petugas Keamanan Dalam (PKD), dan
Penerimaan (rupiah) (rupiah) pengurusan sertifikat tanah. Untuk masalah tanah masih ada
sebagian kelebihan tanah di sekitar rumah dinas yang
1 Bea Masuk 10.373.900,000 8.229.343,394 79,33% menjadi sengketa, “cerita Beni.
setelah revisi “Selanjutnya untuk kendala eksternal adalah pihak bank-
2 Cukai 433.319.730.000 444.658.101.967 102,62% bank di Bojonegoro masih membatasi waktu penyetoran
cukai dan PNBP, sehingga mempersulit pengusaha hasil tem-
Jumlah 443,693,630,000 452,887,445,361 102.07% bakau. Kendala lainnya adalah pernah terjadi keterlambatan
pengiriman pita cukai dari kantor pusat sehingga diklaim
oleh pengusaha hasil tembakau, untungnya sejauh ini
Pada 2007 ini KPBC Bojonegoro mendapat peningkatan mereka mau mengerti ketika diberikan penjelasan atas
beban target penerimaan baik dari sektor bea masuk maupun keterlambatan tersebut .Meski mereka sempat berencana
sektor cukai masing-masing sebesar Rp10.769.210.000 dan akan demo, “ ujar Beni.
Rp 503.270.470.000. “ Kami optimis realisasi penerimaan Beni menegaskan dengan berbagai kendala dan keku-
cukai dapat terealisasi tetapi untuk penerimaan bea masuk rangan yang ada KPBC Bojonegoro tetap bertekad memberi-
masih belum bisa yakin karena adanya penurunan tariff bea kan pelayanan yang terbaik bagi stakeholder sebagai trade
masuk impor bahan baku Gypsum CEPT yang diimpor PT facilitator. KPBC Bojonegoro juga selalu berusaha mencapai
Semen Gresik, menurun dari 5 persen menjadi 0 persen target yang ditentukan oleh Ditjen Bea dan Cukai. Selain itu
selain itu barang impor sementara proyek pertambangan KPBC Bojonegoro berusaha untuk menerapkan pola Good
telah berakhir,” tutur Beni Gorvenance dimana ada transparasi, profesionalisme,
aksesibilitas, responsibilitas, dan akuntabilitas.
PERMASALAHAN YANG DIHADAPI Ketika ditanya mengenai harapan ke depan, yang utama
Dalam melaksanakan kegiatannya pada tahun 2006, Beni mengatakan, tidaklah berlebihan jika kedepan KPBC
Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Bojonegoro tidak terlepas Bojonegoro ditingkatkan statusnya karena dimasa
dari permasalahan yang berpotensi menghambat mendatang Tuban dapat menjadi lokasi pergudangan dan
pelaksanaan tugas dan pencapaian tujuan yang ditetapkan. relokasi perusahaan yang terkena dampak Lumpur Lapindo
Upaya pemecahan terus dilaksanakan sehingga Selain itu seiring perkembangan perkonomian di
permasalahan-permasalahan yang menghambat Bojonegoro dan sekitarnya yang menunjukkan trend naik dan
pelaksanaan tugas dapat diselesaikan dengan baik. Selama mendapat perhatian dari Bupati terhadap eksistensi pabrik
tahun anggaran 2006, dapat diidentifikasi permasalahan- rokok yang bersifat home industry serta kesadaran
permasalahan yang muncul . masyarakat akan pentingnya perijinan untuk menjadi
Ketika ditanya mengenai kendala Beni mengatakan ada pengusaha hasil tembakau. bambang wicaksono
kendala internal dan eksternal. ”Kenda-
FOTO : BAMBANG WICAKSONO
la internal utama dalam menciptakan
layanan prima di KPBC Bojonegoro
adalah masalah keterbatasan sumber
daya manusia. Untuk yang akan datang
kiranya perlu ditambah sekarang
jumlah pegawai hanya 24 orang
termasuk kepala kantor dirasa kurang,
idealnya total 50 orang termasuk korlak
umum yang kosong. Selain itu perlu
tenaga penyidik (PPNS) untuk
menangani permasalahan pelanggaran
kepabeanan dan cukai. Dibutuhkan
pegawai tambahan itu karena wilayah
pelayanan dan pengawasan yang
sangat luas,” tutur Beni.
Kendala internal kedua adalah
Sarana dan Prasarana ,sesuai DIPA TA
2006 untuk menunjang kinerja para
Pegawai telah dilaksanakan renovasi
Kantor Pelayanan Bea dan Cukai
Bojonegoro dan pembangunan Rumah
Dinas baru, sehingga kekurangan
Meja, Kursi, Gordyn, Air Conditioner,
Sound System, Computer, Pengadaan
Systim PABX, Pengadaan Rak Data
dan Perlu adanya Genset.
“Kendala lainnya yang juga penting
adalah perlunya penambahan kendara-
an dinas untuk melakukan pengawasan INDUSTRI ROKOK JENIS KLOBOT (home industry) yang berada di wilayah pelayanan dan pengawasan
dan pembinaan/ bimbingan yang KPBC Bojonegoro

EDISI 389 APRIL 2007 WARTA BEA CUKAI 35


DAERAH KE DAERAH

PPLB
Skow-Wutung
Perbatasan Indonesia dan PNG
Pintu gerbang Indonesia di ujung paling mengingat adanya rumor yang beredar bahwa gerakan sepa-
timur Nusantara ratis kerap melancarkan aksi operasi mereka disepanjang
jalur perjalanan menuju PPLB Skow. Namun berkat lancarnya

P
komunikasi dan koordinasi antara pihak Bea dan Cukai
os Pengawasan Lintas Batas (PPLB) Skow merupa- dengan aparat keamanan setempat, maka sedikit mengikis
kan tempat pengawasan para pelintas batas di kekhawatiran tersebut. Dalam perjalanan menuju PPLB Skow
perbatasan negara Republik Indonesia dengan kita akan menemui beberapa pos penjagaan TNI yang siap
negara Papua New Guinea (PNG). Lokasi PPLB siaga dalam waktu 24 jam.
Skow berkisar lebih kurang 55 km ke arah timur kota Setelah sampai di PPLB Skow, kita bisa melihat kegiatan
Jayapura dengan dibatasi dua kabupaten yaitu Kabupaten transaksi di pasar antara warga Wutung-Vanimo dengan
Jayapura dan Kabupaten Keerom. Pos Pengawasan Lintas warga Skow di wilayah perbatasan RI. Vanimo merupakan
Batas ini merupakan pintu pengawasan antara penduduk salah satu ibukota propinsi di PNG yang letaknya berdekatan
Indonesia dan Papua New Guinea (PNG) yang biasa bertran- dengan wilayah RI. Namun berdasarkan informasi dari warga
saksi kebutuhan sehari-hari. Kami mencoba melakukan per- setempat, aktivitas perdagangan di Vanimo kalah ramai
jalanan ke PPLB Skow untuk mengetahui keberadaan serta dengan Jayapura, bahkan masih lebih ramai Abepura yang
situasi dan kondisi di sana. merupakan kota pendidikan di Papua.
Perjalanan kami menuju PPLB Skow dari Kota Jayapura Barang dagangan yang diperjualbelikan di pasar PPLB
ditempuh dalam waktu kurang lebih 1 jam. Akses menuju ke Skow lumayan beragam. Mulai dari buah pinang, baju, beras,
Skow ditempuh dengan kendaraan roda empat berupa mobil keperluan rumah tangga sampai dengan peralatan elektronik
Panther khusus yang disediakan untuk petugas Bea dan Cukai berupa televisi berwarna, radio, tape dan lain sebagainya.
yang bertugas di PPLB Skow-Wutung. Perjalanan ditempuh Pada saat cuaca baik dan ramai tidak kurang dari 200 orang
melalui jalan darat berupa aspal yang sudah sangat memadai. warga negara PNG masuk wilayah Indonesia untuk belanja di
Berangkat dari Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A4 Marketing Point di wilayah PPLB Skow.
Jayapura yang beralamatkan di Jalan Koti No. 13 Jayapura,
perjalanan dimulai menuju Abepantai kemudian terus menuju BEA CUKAI
Distrik Muara Tami yang merupakan daerah transmigran. Sesaat setelah beristirahat sebentar, kemudian kami
Sepanjang perjalanan kita akan disuguhi pemandangan alam melanjutkan tinjauan dengan melihat lingkungan di sekitar
yang luar biasa dan kita juga bisa merasakan manisnya PPLB Skow yang merupakan salah satu pintu perbatasan
jagung Koya yang di jual di sepanjang jalan Koya menuju Indonesia yang terletak di ujung paling timur nusantara ini.
PPLB Skow-Wutung. Perjalanan dari Jayapura menuju Wilayah perkantoran di PPLB Skow telah direnovasi oleh
Abepantai, kita bisa menikmati pemandangan berupa pesisir BPKD (Badan Perbatasan dan Kerjasama Daerah) Propinsi
pantai dengan paparan bukit dan gugusan pulau-pulau kecil Papua untuk menjadi berstandar internasional.
disekitarnya dan tidak jarang terlihat binatang-binatang liar di PPLB Skow memiliki beberapa fasilitas seperti X-Ray
bukit seperti monyet dan burung-burung. Scan seperti yang dimiliki bandara udara internasional.
Selanjutnya setelah melewati daerah Abepantai kita akan Selain itu nampak kokoh berdiri menara pengawasan
melihat daerah transmigrasi di sekitar daerah Koya Timur dan Republik Indonesia. Dalam kompleks perkantoran dinas yang
memasuki daerah Muara Tami. Kemudian perjalanan dilanjutkan dikelola oleh BPKD Propinsi Papua, Bea dan Cukai tidak
dengan pemandangan berupa hutan rimba yang masih perawan sendirian dalam melaksanakan tugasnya. Terdapat instansi
dan pemandangan ini terus berlanjut dan hanya diselingi satu Imigrasi, Karantina, Kepolisian (Polsek Muara Tami) bahkan
sungai besar dengan jembatan yang kokoh sampai dengan dari asuransi.
tujuan di PPLB Skow yang dijaga oleh satu peleton tentara dari Memang saat ini PPLB Skow mendapat perhatian dari
Kodam IV Diponegoro, dan tidak ketinggalan buaya-buaya pemerintah pusat maupun daerah mengingat statusnya
sungai yang sedang berjemur di pinggiran Kali Tami. sebagai pintu gerbang wilayah RI di ujung paling timur
Pada mulanya terbesit rasa ragu dan sedikit khawatir saat nusantara. Selain itu PPLB Skow-Wutung juga dipandang
pertama kali melakukan perjalanan menuju PPLB Skow sebagai wilayah perbatasan yang cukup penting bagi

36 WARTA BEA CUKAI EDISI 389 APRIL 2007


DOK. PENULIS DOK. PENULIS

MENARA PENGAWAS RI di PPLB SKOW-WUTUNG PINTU GERBANG batas wilayah Republik Indonesia.

kegiatan perekonomian antara negara Republik Indonesia tepatnya di desa Wutung. Kami disambut dengan senyum
dan Papua New Guiena. para pelintas batas dari desa Wutung dan Vanimo, bahkan
Perlu diketahui pula bahwa PPLB Skow saat ini juga tidak hanya itu, kami juga disapa dengan salam dalam
menanti peresmian oleh Presiden RI Susilo Bambang bahasa Indonesia.
Yudhoyono. Namun rencana ini sempat tertunda disebabkan Memang sebagian dari warga desa Wutung-PNG dapat
oleh beberapa hal diantaranya belum siapnya pihak instansi mengatakan beberapa kata salam dalam bahasa Indonesia
perbatasan Papua New Guiena (PNG). dan harga barang dalam rupiah. Hal ini mengingat interaksi
Pada bulan Desember 2006 yang lalu Kepala Kanwil XII yang terjadi antara warga Skow-RI dan Wutung-PNG terbatas
Bea dan Cukai Ambon (sekarang Kanwil XVII), C.F. Sidjabat pada transaksi barang keperluan sehari-hari, dan selebihnya
didampingi Kepala KPBC Tipe A4 Jayapura Sudardjo, mereka pakai bahasa “tarzan”.
berkesempatan melakukan kunjungan kerja di PPLB Skow Demikian pula dengan aparat pemerintah PNG yang
untuk melihat situasi dan kondisi aparat Bea dan Cukai yang bertugas di perbatasan. Kami sempat berjabat tangan dan
bertugas di Pos Pengawasan Lintas Batas. “say hello”, dan pada mulanya kami mengira mereka terampil
Setelah puas melihat-lihat lingkungan perkantoran di berbahasa Inggris, namun ternyata hanya itu saja yang
perbatasan yang termasuk wilayah Indonesia, selanjutnya mereka bisa, selebihnya kami berkomunikasi pakai bahasa
perjalanan kami lanjutkan dengan berjalan kaki sekitar lebih Inggris sekenanya. Memang salah satu kendala antara aparat
kurang 200 meter menuju wilayah Papua New Guinea. Bea dan Cukai Indonesia dengan aparat Bea dan Cukai PNG
Selanjutnya tanpa kami sadari kami sudah menginjakkan kaki adalah bahasa. Bahasa nasional PNG adalah Fiji Melanesia
di negara lain, yaitu negara Papua New Guinea (PNG), (campuran bahasa Inggris dengan bahasa ibu PNG).
DOK. PENULIS DOK. PENULIS

POS Pengawas Lintas Batas PNG. POS Pengawas Lintas Batas Skow-RI.

EDISI 389 APRIL 2007 WARTA BEA CUKAI 37


DAERAH KE DAERAH
DOK. PENULIS
Apabila dilihat dari data
yang tersedia pada aktivi-
tas perdagangan antara
warga Skow-RI dan
Wutung-PNG, Indonesia
mengalami surplus perda-
gangan mengingat nilai
dan volume perdagangan
Indonesia keluar PNG
lebih besar daripada PNG
ke Indonesia. Berdasarkan
informasi yang ada tidak
kurang dari Rp. 50 juta
atau sekitar 16.667 Kina
(PNG) perputaran uang di
Marketing Point Skow
setiap harinya. Selain itu
transaksi ekonomi di
perbatasan RI-PNG terus
meningkat dari tahun ke
tahun. Dengan demikian
keberadaan Marketing
Point yang berada di area
PPLB Skow sangat vital
keberadaannya untuk
mendukung kegiatan
ekonomi ini. Begitu pula
dengan keberadaan aparat
Bea dan Cukai di Pos
KUNJUNGAN KERJA Kepala Kantor Wilayah Ambon, CF. Sidjabat di PPLB Skow-Wutung. Batas sangat diperlukan
mengingat adanya arus
Kemudian kami dipersilahkan untuk melihat-lihat barang yang keluar dan masuk daerah pabean Indonesia.
lingkungan sekitar perkantoran PNG. Selanjutnya nampak Tanpa terasa hari sudah sore, maka kami memutuskan
dari kejauhan sebuah desa yang tertata rapi dengan rumah- untuk segera kembali ke Jayapura mengingat perjalanan
rumah tradisional di pinggiran pantai Samudera Pasifik yang akan kami tempuh melewati daerah hutan belantara.
berikut hamparan pasir putih yang indah. Desa tersebut Dalam perjalanan pulang ke kota Jayapura kami tidak
adalah desa Wutung yang berjarak tidak jauh dari pos lintas lupa untuk menyempatkan membeli beberapa souvenir
batas RI-PNG. Setiap harinya warga sekitar desa Wutung dari pedagang kaki lima di wilayah Wutung-PNG.
memasuki wilayah Republik Indonesia sebagai pelintas Perjalanan di PPLB Skow-Wutung menjadi pengalaman
batas dengan melakukan barter atau membeli kebutuhan yang tidak terlupakan dengan keramahan penduduk
sehari-hari seperti beras, mi instan, sabun, pakaian dan lain setempat dan pemandangan alam yang sangat memukau.
sebagainya. Mereka kebanyakan membawa pinang untuk Memang belum lengkap rasanya apabila kita memiliki
dijual di Indonesia. Selain itu PNG dikenal sebagai negara kesempatan mengunjungi kota Jayapura tanpa datang ke
penghasil vanilli dan mereka cukup banyak melakukan Pos Pengawasan Lintas Batas (PPLB) Skow-Wutung.
transaksi dengan Indonesia melalui pengawasan Kantor Selamat Tinggal PPLB Skow-Wutung.
Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A Jayapura. Eko Adi Kuncoro, Korlak Administrasi Impor KPBC Tipe A Jayapura
DOK. PENULIS DOK. PENULIS

PEDAGANG kaki lima di wilayah SAAT BERTUGAS di Pos Pengawasan Lintas Batas Skow-Wutung. Dari kiri ke
Wutung-PNG. kanan : Penulis, M. Affar, Arif S, Iwan Y, Syors Kespo, Renald Sahara.

38 WARTA BEA CUKAI EDISI 389 APRIL 2007


PERISTIWA
FOTO : WAWAN HERMAWAN FOTO : WAWAN HERMAWAN

PERAHU. Tim P2U bersama tim pendampingan mencoba perahu hasil PENYERAHAN BANTUAN. Penyerahan bantuan diserahkan kepada
bantuan di Laut Pangandaran perwakilan warga Pangandaran

DJBC Peduli Pangandaran


Setelah tsunami mendera Pangandaran, DJBC PEDULI
DJBC sebagai salah satu institusi pemerintah Sebagai salah satu elemen warga dan pemerintah, Direktorat
Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) segera menghimpun dana untuk
mencoba meringankan beban masyarakat disalurkan ke Pangandaran. Melalui Pos Peduli Umat (P2U) yang
dengan menyalurkan bantuan merupakan suatu lembaga penanggulangan bencana alam yang

S
berada di DJBC dan pengelolaannya berada di bawah lembaga
enin 17 Juli 2006, sehari setelah International Kite Festi- Zakat Infak dan Sadaqah (ZIS) Mesjid Baiturahman KP-DJBC,
val yang diikuti oleh lebih dari seratus peserta dari ber- segera melakukan insitiaf penggalangan dana melalui
bagai belahan dunia, langit Pangandaran tampak jingga penyebaran kupon kepada para pegawai di Kantor Pusat DJBC.
merona, diiringi suara adzan ashar yang terdengar Menurut salah satu relawan P2U Wawan Hermawan yang
bersahutan puluhan nelayan tampak bergegas pulang, bertugas di Dit IKC, dari penyebaran kupon tersebut terkumpul
sementara sebagian lainnya masih menarik jaring mengais tang- sejumlah dana. Masih menurutnya sebelum penyaluran bantuan
kapan ikan hari itu. dilaksanakan P2U melakukan survei sebanyak dua kali yang
Ditengah kebiasaan masyarakat nelayan tadi, tiba-tiba air laut bertujuan untuk mengidentifikasi keadaan para korban dan juga
surut beberapa meter, dan dalam hitungan detik air laut yang kebutuhan mereka.
surut tadi berbalik dengan cepat, disertai gelombang yang sangat Pada survei pertama di bulan September 2006, didapati fakta
tinggi. Dibeberapa titik, ketinggiannya mencapai 14 meter, dan yang luar biasa. Korban sudah tidak lagi membutuhkan bantuan
mencapai daratan hampir sejauh 2 km. sembako. Hal ini lanjut Wawan dikarenakan banyaknya bantuan
Warga hanya dapat melihat terpana, sekejap baru disadari yang kebanyakan berupa sembako mengalir. Setelah tim
bahwa hal tadi merupakan tanda bahaya yang luar biasa. Semua melakukan koordinasi dengan relawan setempat, akhirnya
berlarian, berteriak dalam cemas yang tak terkirakan. Dan tidak diputuskan bahwa DJBC melalui P2U memberikan bantuan
lebih dari dua puluh menit gelombang tsunami ini meluluhlantak- berupa sarana kerja bagi para korban.
kan kota Pangandaran dan sekitarnya. Pada survei kedua atau tepatnya tiga bulan setelah survey
Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) mengatakan gelom- pertama, P2U yang berkoordinasi dengan relawan
bang tersebut berawal dari gempa berkekuatan 6,8 skala richter pendampingan korban tsunami, menyepakati akan memberikan
yang disertai 2 kali gempa susulan dengan kekuatan 5,5 dan 6,1 bantuan berupa dua buah perahu lengkap dengan mesin gantar
pada skala richter. Besarnya gempa bahkan terasa sampai Jakar- dengan kekuatan 7 PK, sepuluh unit jaring lengkap, dan satu
ta dan Surabaya. buah traktor sawah untuk petani, serta bahan bangunan untuk
Tidak pelak korban pun berjatuhan. Malam yang biasanya indah perbaikan sarana ibadah. Penyerahan bantuan dilakukan pada
di Pangandaran berubah jadi lautan puing dan mayat. Hiruk pikuk tanggal 3 Desember 2006 dimana Tim P2U yang terdiri dari enam
ambulans bersahutan dengan tangis kedukaan. Anak-anak menjadi orang mewakili DJBC melakukan penyerahan bantuan.
yatim. Para istri menjadi janda. Dan ratusan keluarga tercerai berai. Sebelumnya P2U bersama dengan tim pendamping melakukan
Evakuasi pun segera dilakukan oleh semua elemen pendataan agar bantuan tepat guna dan tepat sasaran
masyarakat dan pemerintah. Tsunami ini terjadi disepanjang Pada penyerahan bantuan lanjut Wawan dihadiri oleh elemen
pesisir pantai selatan Pulau Jawa mulai dari Pameungpeuk, Garut masyarakat dari PPNSI ( Perhimpunan Petani Nelayan Sejahtera
sampai dengan Pantai Ayah di Cilacap dan Kebumen. Bencana Indonesia ), tim Pendampingan, juga elemen masyarakat lainnya.
ini menelan korban lebih dari 600 orang meninggal, 300 orang Usai penyerahan bantuan tim lanjutnya berkesempatan
dinyatakan hilang dan 75.000 orang luka-luka. berkeliling untuk melihat kondisi pengungsi. Ternyata meski telah
Presiden SBY menyempatkan diri untuk menengok para lebih dari 5 bulan, masih banyak korban yang tinggal
korban di Pangandaran dan mengajak semua elemen bangsa dipengungsian, ditenda-tenda, dan dirumah-rumah tenda.
untuk menggalang bantuan sebagai bentuk keprihatinan. Dan Warga lanjut Wawan berharap agar pemerintah dan para
seperti yang sudah-sudah sebelum himbauan ini pun, warga relawan tidak melupakan mereka. Meski telah lama musibah itu
masyarakat secara sepontan mengalirkan bantuan terbaiknya terjadi, namun sejatinya masa-masa tersulit bagi mereka untuk
untuk para korban. Ratusan truk setiap hari hilir mudik memulai hidup baru adalah ketika bencana tersebut usai.
menyalurkan bantuan, untuk meringankan beban para korban. ZAP/Wawan Hermawan - Dit. IKC

EDISI 389 APRIL 2007 WARTA BEA CUKAI 39


SEPUTAR BEACUKAI
WBC/ATS

JAKARTA. Di Aula Grahasawala Depkeu, Menteri Keuangan Sri Mulyani pada 9 Maret 2007 melantik 16 pejabat eselon II dilingkungan Depkeu yakni 3 pejabat dari
Direktorat Jenderal Pajak dan 13 pejabat dari Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Pelantikan didasarkan Keputusan Menteri Keuangan RI. Nomor 1046/KMK.01/
UP.11/2006 yo Nomor 67/KMK.01/UP.11/2007 dan yo Nomor 70/KMK.01/UP.11/2007, dihadiri para pejabat dilingkungan Depkeu beserta ibu, dan ditandai
penandatangan naskah jabatan disaksikan dua saksi yakni Sekretaris Depkeu Mulia Panusunan Nasution dan Kepala Inspektorat Jenderal Depkeu Permana Agung.
FOTO : KIRIMAN

JAKARTA. Bapors Tenis Departemen Keuangan menyelenggarakan pelatihan tenis (Coaching Clinic) pada 11 Maret 2007 di Lapangan Tenis Bea dan
Cukai Bojana Tirta Rawamangun. Pelatihan tenis diikuti kurang lebih 51 orang dilingkungan Departemen Keuangan, diawali dengan kata sambutan ketua
panitia dari Bea dan Cukai yakni Irwan Djuhais, dan selanjutnya dibuka oleh Pembina Club Tenis Depkeu, Permana Agung dengan menghadirkan pelatih
nasional yang memandu acara pelatihan yakni Dedy Prasetyo. Kiriman Panitia Bapors Tenis DJBC
FOTO : DONNY ERIYANTO FOTO : DONNY ERIYANTO

BALIKPAPAN. Sebagai bentuk apresiasi terhadap dedikasi dan jasa


pegawai yang telah memasuki masa purna tugas, pada tanggal 8 Februari
2007 Kanwil XV DJBC Kalimantan Bagian Timur mengadakan pelepasan
masa purna tugas untuk pegawai pelaksana administrasi, Paulina Yunus BALIKPAPAN. Tanggal 8 Februari 2007, bertempat di Aula Kanwil XV
Taruk. Bertempat di Aula Kanwil XV DJBC Kalimantan Bagian Timur, Paulina DJBC Kalimantan Bagian Timur, Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kanwil
yang memasuki purna tugas per tanggal 23 Januari 2007 ini menerima XV DJBC Kalimantan Bagian Timur mengadakan acara pisah sambut untuk
sejumlah cinderamata dari para pejabat dan pegawai Kanwil XV DJBC para anggotanya yang mengikuti pindah tugas para suaminya. Tampak
Kalimantan Bagian Timur. Seperti tampak dalam foto, Kasi Audit, M. Heru dalam gambar, Ketua DWP Kanwil XV DJBC Kalimantan Bagian Timur, Ny.
Subagyo, memberikan cinderamata kepada Paulina. Don’s, Balikpapan Ismartono tengah memberikan cindera mata. Don’s, Balikpapan

40 WARTA BEA CUKAI EDISI 389 APRIL 2007


FOTO : DONNY ERIYANTO
BALIKPAPAN. Bertempat di
Aula Kanwil X DJBC
Balikpapan (sekarang Kanwil
XV DJBC Kalimantan Bagian
Timur), pada tanggal 17
Pebruari 2007 diadakan acara
pisah sambut pejabat Eselon III
dan IV di lingkungan Kanwil X
Balikpapan. Acara yang dihadiri
oleh Kakanwil X Balikpapan,
Ismartono dan para pejabat
eselon II dan IV serta pegawai
di lingkungan Kanwil X
Balikpapan ini diisi dengan
pemberian cindera mata
kepada para pejabat yang
pindah tugas. Tampak dalam
gambar, Kakanwil tengah
memberikan cindera mata dan
dilanjutkan dengan foto
bersama. Don’s, Balikpapan

WBC/ATS

JAKARTA. Sosialisasi Nilai Pabean yang


diselenggarakan di Auditorium KP-DJBC pada
5 Januari 2007 dibuka oleh Direktur Teknis
Kepabeanan Teguh Indrayana. Tampil sebagai
pembicara dalam sosialisasi satu hari ini
Kepala Kanwil VI DJBC Banten Iswan
Ramdana (sebelumnya menjabat sebagai
Kasubdit Nilai Pabean Dit Teknis Kepabeanan)
yang memaparkan tentang Nilai pabean serta
Kepala Seksi Nilai Pabean I Dit. Teknis
Kepabeanan Kusuma Santi yang memaparkan
tentang B.C.F. 2.7. Sosialisasi diikuti oleh
seluruh pegawai KP-DJBC, selain itu juga
hadir Direktur PPKC Wahyu Purnomo dan
beberapa pejabat eselon III dan IV lainnya.

WBC/ATS FOTO : DONNY ERIYANTO

JAKARTA. Kanwil IV DJBC Jakarta (sekarang Kanwil VII DJBC Jakarta I)


menyelenggarakan Sosialisasi Nilai Pabean di gedung induk KPBC Tanjung
Priok pada 6 Januari 2007. Sosialisasi yang dibuka oleh Kakanwil DJBC BALIKPAPAN. “Inna Lillahi Wa Inna Lillahi Rojiun” pada 7 Februari 2007,
Jakarta Heru Santoso dan dihadiri oleh Direktur Teknis Kepabeanan Teguh keluarga besar KPBC tipe A3 Balikpapan tengah diliputi suasana duka dengan
Indrayana, ditujukan kepada pejabat Fungsional Pemeriksa Barang, pejabat telah berpulang ke Rahmatullah, alm. Suneth Tahir (Korlak TU/RT). Almarhum
eselon IV dan para pegawai. Dua pembicara dari Kantor Pusat yakni yang tahun ini akan memasuki masa pensiun dimakamkan pada tanggal 8
Kasubdit Nilai Pabean Dit Teknis Kepabeanan Iswan Ramdana (sekarang Februari 2007 dengan diantar oleh para pegawai KPBC Balikpapan. Tampak
Kepala Kanwil VI DJBC Banten) dan Kepala Seksi Nilai Pabean I Dit. dalam gambar, beberapa pegawai menggotong jenazah di rumah duka dalam
Teknis Kepabeanan Kusuma Santi. prosesi menuju pemakaman. Selamat jalan, Kawan… Don’s, Balikpapan

EDISI 389 APRIL 2007 WARTA BEA CUKAI 41


SEPUTAR BEACUKAI
FOTO : KIRIMAN

SEMARANG. Dihadiri oleh pegawai dan masyarakat usaha dilingkungan Kanwil VI DJBC Semarang (sekarang Kanwil X DJBC Jawa Tengah), diselenggarakan
Sosialisasi UU No. 17 Tahun 2006 Kanwil VI DJBC Semarang tanggal 30 Januari – 1 Pebruari 2007 yang dibuka oleh Kepala Kantor Wilayah VI DJBC Semarang,
Zeth A. Likumahwa, dengan menampilkan pembicara dari Kantor Pusat dihari pertama dipaparkan oleh Kasubdit Penyuluhan Dit. PPKC Muhammad Zein, dan
Kepala KPBC Tipe A4 Bontang, Lupi Hartono. Sementara pada hari kedua dan ketiga dipaparkan oleh Kasi Impor Kanwil VI DJBC Semarang, Hendy Norman (nomor
1 dari kanan) dan Kasi P2 KPBC Tanjung Emas, Ambang Priyonggo (nomor 1 dari kiri). Sosialisasi yang diselenggarakan selama tiga hari ini ditutup oleh Kabid
Kepabeanan dan Cukai Kanwil VI DJBC Semarang Iwan Riswanto (nomor 2 dari kiri) selaku Ketua Panitia. Kiriman Kanwil VI DJBC Semarang
FOTO : KIRIMAN

BONTANG. Pada tanggal 21 Januari 2007


bertempat di Bale Mahoni PT. Badak NGL Bontang,
KPBC Bontang mengadakan “family Gathering”
dalam rangka lebih meningkatkan hubungan antar
keluarga pegawai. Tampak pada gambar Kepala
KPBC Bontang, Yusmariza didampingi Ibu
Yusmariza berada di tengah-tengah keluarga
pegawai (berdiri tengah). Kiriman KPBC Bontang

FOTO : KIRIMAN

JAKARTA. Pada 1 Maret 2007 bertempat di BPIB Tipe A Jakarta diselenggarakan acara pelepasan J.B. Bambang Widyastata dalam memasuki masa
Purna Bakti dan Muhammad Sutartib ke unit kerja yang baru. Acara berlangsung meriah serta dihadiri para undangan dan kerabat terdekat. Tampak pada
gambar, J.B. Bambang Widyastata dan Nyonya tengah bernyanyi sesuai dengan hobinya. Usai acara tersebut dilanjutkan dengan foto bersama dengan
seluruh pegawai BPIB Tipe A Jakarta. Kiriman BPIB Tipe A Jakarta

42 WARTA BEA CUKAI EDISI 389 APRIL 2007


FOTO : KIRIMAN
BONTANG. Pada
tanggal 28 Pebruari 2007
bertempat di Restoran
Rega PT. Badak NGL
Bontang, diadakan Acara
Perpisahan Kepala
Kantor Pelayanan Bea
dan Cukai Bontang Ir.
Yusmariza, MA. Tampak
pada gambar Yusmariza
didampingi Ibu
Yusmariza berada di
tengah-tengah keluarga
pegawai (berdiri tengah).
“Selamat Jalan Bapak Ir.
Yusmariza, MA. Semoga
Sukses di Tempat Tugas
yang Baru”. Kiriman
KPBC Bontang

FOTO : KIRIMAN

SEMARANG. Sosialisasi Peraturan DJBC Nomor : P-1/BC/2007


dilaksanakan pada 19 Pebruari 2007 dan dibuka oleh Kepala
Kanwil VI DJBC Semarang (sekarang Kanwil X DJBC Jawa
Tengah), Zeth A. Likumahwa, dihadiri para pejabat dan pegawai
dilingkungan Kanwil VI DJBC Semarang. Sosialisasi ini
menampilkan pembicara dari KP-DJBC yakni Direktur Teknis
Kepabeanan Teguh Indrayana, Kakanwil VI DJBC Banten dan Kasi
Nilai Pabean I Dit. Teknis Kepabeanan KP-DJBC, Kusuma Santi.
Kiriman Kanwil VI DJBC Semarang

EDISI 389 APRIL 2007 WARTA BEA CUKAI 43


○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○
SIAPA MENGAPA
ANDAR MANALU SH., MM.
Bertugas dimanapun dan seberat apapun, tidak masalah bagi pegawai yang
satu ini. “Asalkan kita sungguh-sungguh dengan niat yang baik menerima tugas itu
maka seberat apapun tugas tersebut, selalu ada jalan yang paling baik agar dapat
menyelesaikannya,” ujar Andar.
Pegawai kelahiran Tapanuli Utara tahun 1952 ini sudah 30 tahun berkarir di
Bea dan Cukai. Ia mengawali karirnya di KPBC Teluk Nibung tahun 1977. Setelah
itu, sejak 1980 ia bertugas di Kanwil I Medan selama 21 tahun. Kemudian pindah ke
KPBC Medan selama satu tahun enam bulan. Hingga sekarang (sejak 2001) ia
ditempatkan di KPBC Merak.
Andar mengaku sebagai pegawai bea cukai, tugas-tugas yang dipikulnya sangat
berat, apalagi saat ia ditempatkan di bagian P2 dimana ia harus siap bekerja siang dan
malam. Namun demikian Andar tidak mengeluh dan tidak merasa bosan dalam
menjalankan tugasnya. Ia menjalankan tugas-tugasnya tersebut dengan gembira.
Andar yang punya motivasi mencari pengalaman dan mengabdi kepada negara
ini, memiliki pengalaman menarik saat baru dimutasi ke KPBC Merak, Banten. Saat
itu ia belum mengetahui situasi daerah tempat ia bertugas. Pada suatu sore, ia
mendapat tugas memeriksa kontainer berisi barang-barang yang mendapat fasilitas
ekspor. Karena ia merupakan pegawai yang baru dimutasi ke KPBC Merak, ia tidak
tahu lokasi barang ekspor tersebut.
Akhirnya, pada pukul 17.00 WIB, Andar dijemput oleh pihak perusahaan
pemilik barang ekspor tersebut menuju lokasi barang. Setibanya di lokasi, Andar
melakukan pemeriksaan terhadap 50 kontainer dan selesai pada pukul 19.00 WIB.
“Karena sudah malam dan sudah tidak ada kendaraan yang lalu lalang, saya
meminta pihak perusahaan untuk mengantarkan saya pulang,” imbuh Andar.
Namun, pihak perusahaan tidak bisa menyanggupi permintaannya lantaran
kendaraan operasional milik perusahaan tidak ada satupun yang berada di lokasi
perusahaan alias sudah pulang semua. Alhasil, Andar terpaksa harus pulang jalan kaki
sambil kebingungan karena tidak tahu ke arah mana ia harus melangkah pulang (lokasi
perusahaan tersebut berada ditengah-tengah kawasan industri-red).
Ditengah kebingungan tersebut, tiba-tiba dari kejauhan Andar melihat sepeda motor

TOUPIK KUROHMAN, SE.


Alasan klasik yang banyak dipakai oleh pegawai yang memutuskan kuliah di Prodip
STAN adalah lantaran tidak perlu mengeluarkan biaya kuliah dan langsung bisa bekerja.
Alasan tersebut juga diamini oleh Toupik karena pada saat lulus SMA, ia yang pada
waktu itu juga diterima UMPTN dan IAIN, memutuskan untuk memilih Prodip STAN. Ia
mengaku mendapatkan dukungan dari guru-gurunya untuk melanjutkan kuliah di Prodip
STAN, selain ia bisa meringankan beban orangtuanya.
Toupik merupakan lulusan STAN Prodip 3 Akuntasi. Toupik mulai ditempatkan di
Bea dan Cukai pada tahun 2002 pada bagian Verifikasi Audit Kantor Pusat DJBC selama
empat tahun. Setelah itu ia dimutasi ke Kanwil Palembang hingga sekarang.
Toupik yang punya hobi menulis, berhasil meraih juara III lomba karya tulis
Bahasa Indonesia dalam rangka Hari Pabean Sedunia ke-55 tahun 2007. Ia
mengaku merasa senang karena karya tulisnya mampu meraih juara, sebab ini
merupakan pertama kalinya ia mengikuti lomba. Terlebih lagi , hadiah yang
diperoleh langsung diserahkan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani usai upacara
memperingati Hari Pabean Sedunia.
“Sebenarnya, saya memang sudah niat untuk mengikuti lomba karya tulis Hari
Pabean Sedunia. Namun pada saat lomba tersebut diumumkan, saya tidak membacanya
secara detail karena berbarengan dengan mengurus kepindahan saya ke Jakarta dalam
rangka tugas belajar,” ungkapnya.
Ia pun mencoba membuka data-data dan bahan-bahan tulisan terdahulu tentang
Bea dan Cukai yang telah ditulis secara umum. Dua hari menjelang hari H pengumpulan
karya tulis, ia memperoleh informasi bahwa lomba yang diadakan bertemakan
pembajakan. Alhasil, dengan sisa waktu itu Toupik mencoba secara maksimal
mengumpulkan data. Setelah berusaha keras, ia pun berhasil menyelesaikan karya
tulisnya, dibantu dengan sang adik yang bertugas mengedit karya tulisnya.
Menurut Toupik, hobi menulis yang dimilikinya timbul secara alami. Ia selalu
menuangkan ide-ide yang ada atau gagasan-gagasan yang timbul dari dirinya kedalam
secarik kertas. “Pernah pada saat saya sedang jalan-jalan, tiba-tiba dibenak saya timbul
ide, karena saya terbiasa langsung menuangkannya kedalam tulisan maka ide tersebut
saya tulis dalam kertas kardus yang ditemui dijalan,” katanya.
Dari situ ia mulai berpikir bahwa mungkin ide-ide atau gagasan-gagasannya ini bisa

M. SOLAFUDIN,SE, MM.
Pegawai yang satu ini adalah sosok yang murah senyum dan ramah ketika
ditemui di ruang kerjanya saat WBC berkunjung ke KPBC Kalianget.
Pengabdiannya di DJBC telah mencapai 13 tahun, sekarang ia menjabat sebagai
Koordinator Pelaksana KPBC Tipe C Kalianget dan berpangkat penata muda Tk I.
Solafudin mulai meniti karir di Bea Cukai sejak tahun 1993 .Menjadi pegawai
negeri sipil bukan merupakan cita-citanya, sejak kecil sebenarnya ia ingin menjadi
insinyur kimia. “Cita-cita saya waktu SMA menjadi insinyur kimia dan kebetulan
ketika saya lulus SMA saya diterima di ITS jurusan Teknik Kimia dan Prodip III
spesialisasi Bea dan Cukai, tetapi karena diminta orang tua untuk masuk Bea dan
Cukai karena masa depan sudah jelas akhirnya saya menurutinya,” kata ayah dua
putra ini.
Penempatan pertama dilalui di P2 KP-DJBC hingga pada 1994, kemudian ia
dipindahtugaskan ke KINSP Panjang Bandar Lampung sampai tahun 1996.
Setelah itu menjadi auditor di KP-DJBC dan pada 1997 sampai 2006 menjadi
auditor di Kanwil VII DJBC Surabaya.Terakhir ia dipromosikan menjadi Korlak P2 di
KPBC Kalianget.
Selain kenyang dengan pengalaman tugas yang berpindah-pindah, ia juga
mengenyam berbagai pendidikan dan latihan di lingkungan kerja antara lain :
PPNS pada 1994, PKN pada 1995, Asisten Akuntan tahun 1996, EDP pada 1998,
UPKP V pada 2002, UPKP VI pada 2006.
Selanjutnya Solafudin tidak pernah menyia-nyiakan waktu untuk menimba ilmu
bidang Ekonomi di Universitas Surabaya dan berhasil meraih gelar sarjana hukum
pada tahun 2001. Tidak puas dengan hanya memiliki gelar S1-nya, Solafudin

44 WARTA BEA CUKAI EDISI 389 APRIL 2007


info buku
melaju ke arahnya. Saat sepeda motor tersebut mendekat, Andar
mencoba menghadang agar kendaraan tersebut berhenti. Si
pengendara motor terlihat ketakutan. “Orang itu mengira saya ini
kalau bukan polisi ya perampok,” kata Andar.
Tetapi untunglah di kegelapan malam si pengendara motor
mau menghentikan kendaraannya dan bersedia mengantarkan-
nya sampai ke jalan besar sehingga Andar mudah memperoleh
angkutan umum untuk pulang.
Selama berkarir di Bea dan Cukai, Andar mampu meraih

BILA ANDA BERMINAT,


banyak hal. Andar telah mengikuti berbagai diklat seperti diklat
DPT I, DPT II dan Komputer. Kemudian, pada 1988 ia melanjut-
kan kuliahnya di Medan. Tahun 1990 ia berhasil memperoleh
gelar Sarjana Hukum dari Universitas UMA. Setelah lulus, Andar
diangkat menjadi dosen di kampusnya tersebut untuk mengajar
MAJALAH WARTA BEA CUKAI MENYEDIAKAN
kelas malam dengan pangkat III/a oleh Menteri Pendidikan BUKU SEBAGAI BERIKUT:
Nasional dan dilakoninya hingga 2001. Pada 2006, saat bertugas
di KPBC Merak, ia berhasil memperoleh pasca sarjananya (S2).

BUNDEL WBC 2006


Selain menjadi dosen selama 10 tahun, Andar juga
dipercaya oleh DJBC untuk menjadi pengajar di Balai Diklat I
Medan selama 13 tahun dan di Medan pula ia juga pernah
menjadi anggota tim penerimaan pegawai baru dari tamatan
SMA, S1 dan S2 untuk Departemen Keuangan selama tujuh
tahun serta mendapat penghargaan Satya Lencana Karya 20 Bundel Majalah Warta Bea Cukai Tahun 2005 (Edisi
tahun dari Presiden RI.
Dengan waktu yang tersisa tinggal satu tahun lagi mengabdi
Januari - Desember)
di Bea dan Cukai, Andar berencana akan mengajar kembali di
Fakultas Hukum UMA, Medan. Ia juga berharap agar institusi

Rp. 120.000
Bea dan Cukai kedepannya dapat memberikan kesempatan
pada seluruh pegawainya untuk melanjutkan pendidikan yang
lebih tinggi. Tujuannya agar wawasan para pegawai bertambah
luas sehingga dapat memberikan pelayanan yang prima. ats

memberikan kontribusi terhadap kantor tempat ia bekerja. Oleh


sebab itu, sewaktu bertugas di Kanwil Palembang, ia sempat
mengajukan diri untuk menjadi koresponden WBC demi
menyalurkan hobinya. Namun keinginannya tersebut tidak bisa
terwujud lantaran ada kekhawatiran dapat mengganggu tugas-
tugasnya di kantor. Walaupun tidak menjadi koresponden, ia
merasa bersyukur karena tulisan yang kerap ia kirim ke WBC CATATAN:
telah dimuat.
Kedepannya, Toupik berharap agar DJBC go public, Ongkos kirim buku wilayah Jabotabek Rp. 25.000
dalam artian lebih terbuka keluar. Salah satu caranya dengan
membuat buku yang berisi bagaimana pengelolaan dan ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
bagaimana mengurus kepabeanan seperti yang dilakukan
Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dimana buku-buku terbitan
DJP sudah banyak diproduksi, bahkan sudah menjadi
sebuah kurikulum di perguruan tinggi.
“Atau DJBC membuat buku tentang ekspor, kita buat LANGGANAN MAJALAH
WARTA BEA CUKAI
buku untuk meningkatkan daya saing produk dalam negeri
dimana dalam hal ini DJBC banyak berperan didalamnya,”
ujar Toupik yang menambahkan pada dasarnya banyak
materi buku yang dapat mengangkat citra DJBC.
Diakhir wawancara, pegawai kelahiran Cirebon tahun
1981 ini berharap agar institusi yang ia cintai ini tetap eksis
dan bisa menjalankan perannya, jangan sampai diambil alih
oleh pihak lain. Menurutnya, tantangan bagi pegawai bea
cukai adalah bagaimana memberikan kontribusi secara
maksimal dan melakukan yang terbaik untuk DJBC.
Tak lupa ia juga berharap agar WBC sebagai satu-
satunya media center pegawai bea cukai, bisa menjadi
sebuah media yang dekat dengan pegawai. Tak hanya itu
saja, ia berharap agar pegawai merasa memiliki WBC, bukan
sekedar (mohon maaf) “terbebani” karena setiap bulan harus
dipotong gajinya untuk mendapatkan WBC. ats

melanjutkan pendidikan pascasarjana, meskipun memiliki


kesibukan di kantor. Gelar Magister Manajemen di Universi-
tas Tujuh Belas Agustus Surabaya berhasil disandangnya
pada tahun 2005.
No Lama Diskon Harga Harga luar
Lebih lanjut di luar jam dinas (hari Sabtu) ia mengajar
ekspor impor di suatu lembaga pendidikan di Surabaya.
Aktivitas lainnya ia juga sebagai sekretaris RT di lingkungan
tempat tinggal.
Berlangganan Jabotabek Jabotabek
Selama masa bertugas, ia punya kisah menarik yaitu 1 3 Bulan (3 edisi) 0% Rp. 4040..500 Rp. 4343..500
ketika patroli laut di KPBC Kalianget pada 2006. “ Waktu itu
saya dan rekan-rekan menggunakan boat untuk patroli di 2 6 Bulan (6 edisi) 5% Rp. 7878..00
0000 Rp. 8484..00
0000
perairan Madura, karena ombak yang kencang sedangkan
boat yang kita kendarai kecil hampir saja terbalik. Itu 3 1 Tahun (12 edisi) 10% Rp. 1150
50.000
50.000 Rp. 1162
62 .000
62.000
mengakibatkan saya mabuk laut berat, “kenang pria
kelahiran Rembang 12 Desember 1971. Sudah Termasuk Ongkos Kirim
Ketika ditanya mengenai prinsip hidup ia mengatakan

MAJALAH WARTA BEA CUKAI


bahwasanya hidup harus banyak bersyukur dan selalu beru-
saha membahagiakan orang tua karena mereka merupakan
pintu rezeki. Solafudin memiliki suatu harapan kepada Kantor Pusat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
institusi DJBC yang sangat ia cintai ini di masa yang akan Jl. A. Yani (By Pass) Jakarta Timur 13230
datang.” Bea Cukai sebagai ujung tombak negara harus me-
miliki pegawai yang selalu meningkatkan wawasan sehingga Telp. (021) 47860504, 4890308 ex. 154
mampu sejajar dengan institusi kepabeanan internasional,” Fax. (021) 4892353 / E-mail: wbc.cbn.net.id
harap pria yang hobby bulutangkis ini. bambang w., sby dengan Hasim / Kitty

EDISI 389 APRIL 2007 WARTA BEA CUKAI 45


KEPABEANAN INTERNASIONAL

JUARA III
LOMBA
KARYA TULIS
BAHASA

Langkah
INDONESIA
DALAM RANGKA
HARI PABEAN
SEDUNIA

Strategis
KE-55

DJBC
Dalam Memberantas Pembajakan
Oleh: Toupik Kurohman, SE

F
enomena pembajakan di Indonesia sangat mempri- Penyebab lainnya adalah harga yang relatif terhadap
hatinkan. Indonesia seakan menjadi surga bagi para perangkat lunak. Perangkat lunak dengan harga global akan
pembajak. Produk bajakan di Indonesia sangat terasa lebih mahal bagi negara sedang berkembang
mudah ditemui dimana-mana, mulai dari lapak-lapak dibandingkan dengan negara sudah berkembang. Jika harga
kaki lima sampai mal-mal mewah. Produk yang terlalu jauh dari kemampuan konsumen untuk membeli
marak dibajak antara lain film, VCD, DVD, LD, atau hasil in- perangkat lunak, maka pembajakan akan selalu terjadi.
dustri musik, software, buku bahkan sudah merambah dunia Idealnya para produsen menerapkan strategi harga yang
farmasi. Beberapa waktu silam ditemukan selain obat-obatan dibagi kedalam kelas-kelas sebagai metode yang potensial
palsu, sekarang susu formula pun dipalsukan. Sungguh untuk mengurangi pembajakan pada negara sedang
menyedihkan fenomena ini. berkembang.
Hasil studi yang dilakukan International Data Corporation Apapun alasannya peredaran produk bajakan merupakan
(IDC) menunjukkan sepanjang tahun 2005, 87 persen tindakan pelanggaran hukum dan tidak etis. Pembajakan
software yang digunakan di Indonesia adalah hasil bajakan. tidak hanya menimbulkan kerugian material bagi pemegang
Tingginya angka pembajakan yang tidak bergerak sejak 2004 hak cipta, pembajakan berarti tidak menghargai jerih payah,
menempatkan Indonesia sebagai negara pembajakan kretifitas dan karya seseorang. Ketika produk yang dibajak
terbesar ketiga di dunia setelah Vietnam dan Zimbawe. adalah hasil karya anak negeri, pembajakan akan membuat
Potential lost (potensi kerugian) dari penjualan software di potensi besar bangsa ini semakin terkubur dan selalu
pasar Indonesia mencapai sekitar 1,8 miliar dollar AS dalam tertinggal serta mengekor pada bangsa lain.
setahun (Kompas Cyber Media 10/11). Orang-orang berpotensi di bangsa ini akan malas
Kantor Perwakilan Perdagangan Amerika Serikat United berkreatifitas dan berkarya, karena mereka tidak dihargai dan
States Trade Representative (USTR) menempatkan Indonesia para pembajak lah yang menikmati jerih payah. Ketika produk
masuk ke dalam peringkat negara Watch List sedikit lebih baik yang dibajak adalah produk impor maka para eksportir akan
dari Priority Watch List (PWL) sehingga dikhawatirkan dapat lari, investor pun enggan menanamkan modalnya di negeri
menghambat perdagangan Indonesia ke Amerika Serikat. kita dan citra bangsa ini di dunia internasional akan
Asim El Sheikh, Abdullah Abdali Rashed, Bashar Al tercoreng.
Qudah, dan A. Graham Peace dalam artikel An Exploratory Pembajakan adalah masalah serius yang harus
Study of Software Piracy in Jordan yang mengemukakan ditanggani oleh pemerintah, LSM dan perusahaan swasta.
hasil penelitian pembajakan perangkat lunak di negara- Ketiga pihak ini merupakan pihak yang paling
negara berkembang dengan studi kasus Yordania bertanggungjawab untuk meningkatkan kepedulian
mengemukakan bahwa penyebab pembajakan di negara masyarakat dari pelanggaran hak kekayaan intelektual yang
berkembang lebih tinggi di banding negara maju adalah ilegal dan tidak etis.
tingkat kesadaran hukum masyarakat rendah. Mereka tidak
menyadari bahwa meng-copy prangkat lunak adalah PEMBAJAKAN VS CUKAI
perbuatan ilegal/melawan hukum, namun mereka sebagian Penanggulangan pembajakan di Indonesia belum
besar percaya bahwa perbuatan tersebut tidak etis. menunjukkan tanda-tanda perbaikan. Setidaknya upaya

46 WARTA BEA CUKAI EDISI 389 APRIL 2007


kembali barang dagangannya di
tempat keramaian.
Kondisi ini semakin diperbu-
ruk dengan tindakan para aparat
penegak hukum yang hanya
melakukan razia terhadap para
pedagang tetapi tidak terhadap
sumber produk bajakan tersebut,
sehingga produksi barang
bajakan terus berlanjut. Hal ini
menunjukkan bahwa pemerintah
belum tuntas menyelesaikan
masalah pembajakan, masih ba-
nyak produsen yang leluasa
memproduksi barang bajakan
tersebut secara masif belum
tersentuh oleh aparat penegak
hukum.
Pada medio tahun 2004
pemerintah dalam hal ini DJBC
mengambil inisiatif untuk melaku-
kan penanggulangan pembajak-
an yang sudah menggrogoti 90
% pasar dalam negeri dengan
instrumen pengenaan cukai me-
lalui pengenaan pita cukai pada
produk rekaman kaset, compact
disc (CD), video compact disc
(VCD) digital video disc (DVD)
dan laser disc (LD). Pengenaan
cukai terhadap hasil rekaman ini
juga berpotensi untuk menambah
penerimaan negara.
Hal ini didukung oleh hasil
survei Badan Analisis Fiskal–
BAF (Sekarang BKF, Badan
Kebijakan Fiskal) Depkeu, po-
tensi penerimaan dari pengena-
an tarif cukai pada kaset, CD,
VCD, DVD, dan LD, dengan
asumsi harga Rp 750 per pro-
duk, penerimaan tahun pertama
untuk asumsi tarif sebesar 30
persen akan diperoleh peneri-
maan cukai Rp 98,41 miliar.
Kemudian, untuk asumsi tarif
40 persen, maka diperoleh
hasil Rp 122,35 miliar. Untuk
tarif 50 persen, maka
penerimaan negara mencapai
Rp 146,29 miliar. Adapun untuk
tarif sebesar 60 persen, akan
diperoleh hasil sebesar Rp
170,23 miliar
Langkah ini walaupun dise-
tujui Komisi IX DPR-RI untuk
diberlakukan efektif mulai
Januari 2005 menimbulkan pro
kontra luas di tengah-tengah
masyarakat. Para pengusaha
rekaman, asosiasi, LSM, dan
pemerintah untuk melawan pembajakan terus dilakukan. musisi menolak rencana ini, walaupun beberapa dari
Salah satunya adalah diberlakukannya Undang-undang mereka ada juga yang menerima. Mereka yang menolak
No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta pada tanggal 29 meragukan keberhasilan pengenaan cukai dapat
Juli 2003. Pada saat mulai diberlakukannya hampir menanggulangi pembajakan. Beberapa argumen yang
seluruh pedangang CD, VCD dan DVD bajakan tidak mereka kemukakan antara lain :
tampak di pinggir-pinggir jalan, di tempat mereka biasa
menggelar barang dagangannya. 1. Produk hasil rekaman tidak dapat dikategorikan
Namun beberapa minggu kemudian, sedikit-demi sedikit sebagai obyek cukai.
para pedagang tersebut mulai tampak menggelar kembali Mereka menilai Undang-undang Nomor. 11 tahun 1995 ten-
barang dagangannya, dan hingga sampai saat ini mereka tang Cukai dipandang tidak dapat memasukan barang-barang
dengan sangat leluasa dan terang-terangan berani menjual ini sebagai obyek cukai. Dalam pasal 2 ayat (1) disebutkan :

EDISI 389 APRIL 2007 WARTA BEA CUKAI 47


KEPABEANAN INTERNASIONAL

“Barang-barang tertentu yang mempunyai sifat atau jakan hendaklah didudukan pada tugas pokok dan fungsi
karakteristik yang ditetapkan dikenai cukai berdasarkan DJBC sebagai berikut :
Undang-undang ini”.
Di dalam penjelasannya, dikatakan bahwa yang dimaksud 1. Industrial Assistence, mendorong dan membantu
dengan “barang-barang tertentu yang mempunyai sifat pertumbuhan industri yang mendapat lisensi untuk
atau karakteristik yang ditetapkan” adalah barang-barang mengedarkan, menyiarkan dan memperbanyak produk
yang dalam pemakaiannya, antara lain, perlu dibatasi dan yang dilindungi hak cipta. Mencegah pihak-pihak yang
diawasi. Mereka berpendapat produk rekaman tidak dapat tidak mendapatkan hak lisensi untuk membajak.
dikategorikan barang yang perlu dibatasi dan diawasi. Melindungi pemegang hak dari kerugian material dan non
2. Pengenaan cukai akan menambah pembajakan material dari tindakan para pelanggar hak cipta.
berkembang lebih dahsyat Memberikan kepastian dan perlindungan kepada mereka
Pengenaan cukai dinilai membuka kesempatan bagi para untuk memperoleh haknya seperti royalti.
produsen barang bajakan untuk meningkatkan 2. Trade Facilitator, menciptakan iklim perdagangan dan
produksinya memenuhi kebutuhan konsumen yang tidak persaingan yang sehat, memberikan perlindungan
dapat membeli produk aslinya karena produk asli akan terhadap produk hak cipta dari aneka produk bajakan dan
semakin mahal akibat pengenaan cukai. tiruan yang dapat merusak harga pasar. Menjaga citra
3. Pengenaan cukai tumpang tindih dengan UU Hak bangsa dari percaturan komunitas perdagangan interna-
Cipta sional dari bahaya pembajakan yang dapat mempenga-
Praktek pembajakan yang merupakan pelanggaran ruhi investasi dan kepercayaan dunia internasional.
terhadap UU Hak Cipta, sudah sepatutnya jika sanksi 3. Community Protector, memberikan perlindungan ter-
pidana yang dikenakannya didasarkan pula pada UU Hak hadap semua pihak, menjaga martabat bangsa,
Cipta. Dengan dikenakannya cukai terhadap produk melindungi hasil karya anak bangsa dalam berbagai


rekaman, maka dikhawatirkan ketentuan bidang kehidupan serta mejaga kekayaan
pidana yang terdapat dalam UU Hak Cipta intelektual. Perlunya pembatasan dan
tidak dapat efektif, akan terjadi tumpang pengawasan atas produk hasil rekaman
tindih dengan ketentuan pidana pada UU seperti VCD, DVD dan LD dilakukan untuk
Cukai, sehingga dikhawatirkan aturan hu- memberi perlindungan pada konsumen.
kum yang ada tidak diterapkan secara Seperti kita ketahui, sekarang ini untuk
tegas kepada para pelanggar Hak Cipta. APAPUN produk tersebut khususnya film sudah ada
4. Cukai mematikan industri musik dan ALASANNYA anjuran untuk dibatasai berdasarkan
rekaman tingkat usia. Merebaknya kasus kekerasan
Pengenaan cukai akan menjadi komponen PEREDARAN pada anak dan pornografi disebabkan oleh
penambah biaya. Biaya produksi yang merebaknya produk tersebut secara bebas,
selama ini sudah tinggi karena berbagai PRODUK BAJAKAN tragisnya justru yang paling banyak
kenaikan harga akan semakin membeng-
kak bila harus dibebani cukai. Dampaknya
MERUPAKAN beredar adalah produk bajakannya.
4. Revenue Collector, mengamankan
harga jual produk akan semakin mahal TINDAKAN penerimaan negara akibat penyalahgunaan
dan sulit terjangkau masyarakat. Turunnya
daya beli masyarakat menyebabkan penu- PELANGGARAN barang hasil kekayaan intelektual.
Beredarnya barang-barang hasil bajakan
runan penjualan dan industri rekaman ter-
ancam gulung tikar.
HUKUM DAN menyebabkan penerimaan negara yang
seharusnya diperoleh dari hasil penjualan
5. Cukai merugikan dan membebani TIDAK ETIS barang hasil kekayaan intelektual tidak


kosumen dapat dipungut karena umumnya barang-
Bertambahnya ongkos produksi yang ha- barang tersebut beredar secara ilegal.
rus ditanggung oleh pihak industri rekam- Selama ini disinyalir banyak beredar
an akibat pengenaan cukai pada akhirnya barang hasil kekayaan intelektual tidak
akan dibebankan kepada masyarakat dilengkapi dengan stiker PPN artinya
pembeli, oleh karena sudah pasti harga jual terhadap pro- terjadi penggelapan pajak, hal ini terjadi karena stiker
duk rekaman akan meningkat. Sehingga produk rekaman PPN tidak seperti cukai yang melekat didalamnya
akan menjadi barang eksklusif yang tidak dapat dinikmati fungsi pengawasan.
oleh masyarakat secara luas.
6. Cukai menghalang kreatifitas dan apresiasi Berbagai advokasi, sosialisasi, hearing yang dilakukan DJBC
terhadap kesenian untuk menanggulangi pembajakan tidak dilakukan dengan
Kesenian akan menjadi barang mewah dan aktifitas pendekatan prioritas fungsi DJBC seperti yang disebutkan dalam
kebudayaan pun pada umumnya akan menjadi sema- urutan diatas. Selama ini prespektif yang ditangkap publik
kin eksklusif dan semakin jauh dari rakyat. cendrung negatif. DJBC dituding hanya menjadikan alasan
Pemberlakuan cukai dapat menjadi ancaman bagi ak- pembajakan untuk memperoleh tambahan pendapatan negara
tifitas berkesenian dan produk-produk kesenian, juga dari sektor cukai. Fungsi revenue collector lebih dominan
ancaman terhadap apresiasi rakyat terhadap kesenian dibanding ketiga fungsi lainnya yang merupakan cerminan dari
dan kebudayaan. Hak rakyat atau publik untuk fungsi pelayanan yang diberikan DJBC kepada masyarakat.
mengapresiasikan atau menikmati karya-karya seni Prespektif publik yang positif dalam arti mereka
menjadi semakin turun. mendukung langkah DJBC untuk menanggulangi
pembajakan dengan kewenangan yang dimiliki dapat
DJBC, WHAT’S UP ? diarahkan ketika dari awal proses komunikasi yang dibangun
DJBC sebagai institusi yang memiliki kewenangan di dilakukan dengan pendekatan fungsi pelayanan. Dengan
bidang kepabenanan dan cukai mempunyai kesempatan pendekatan ini semua yang menjadi kekhawatiran mereka
yang sangat bagus untuk memainkan peran strategisnya dapat dijawab dengan mudah. Lagi-lagi masalah komunikasi
bagi kepentingan bangsa ini. Inisiatif untuk menangani publik, fungsi humas DJBC yang tidak berjalan.
pembajakan harus terus didukung. DJBC jangan sampai Implementasi yang paling logis dilakukan DJBC dalam
terjebak lagi pada posisi dilematis dan terkesan bagi menangani pembajakan adalah dengan pendekatan
sebagian masyarakat menjadi masalah baru dari rumitnya kewenangan yang dimiliki, sehingga DJBC dapat menerap-
menangai pembajakan di negeri ini. Penanganan pemba- kan aspek prioritas dalam penanggulangan pembajakan.

48 WARTA BEA CUKAI EDISI 389 APRIL 2007


1. Kewenangan di Bidang Kepabeanan terdiri dari Kepolisian, DJBC, Ditjen HaKI Dep. Hukum & HAM
Dalam menjalankan kewenangan dibidang kepabeanan tetapi tetap saja belum optimal.
tidak dapat dipungkiri bahwa DJBC mendapat ’titipan’ Mengambil pelajaran dari mekanisme penerapan cukai
peraturan yang harus dilaksanakan, salah satunya adalah yang selama ini belaku di Indonesia terhadap 3 jenis barang
peraturan mengenai hak cipta. Indonesia melalui Undang- yaitu etil alkohol, MMEA dan hasil tembakau. Jauh lebih
undang Nomor 19 tahun 2002 sudah meratifikasi berbagai sedikit dibanding Malaysia yang memasukan 10 jenis barang
konvensi internasional tentang perlindungan hak cipta yaang menjadi obyek cukai atau Thailand yang memasukan
diantaranya adalah Agreement Establishing the World Trade 20 jenis barang kena cukai. Pemberlakuan cukai terhadap
Organization (persetujuan pembentukan organisasi barang-barang yang dimasukan kedalam Barang Kena Cukai
perdagangan dunia) yang mencakup Agreement on Trade (BKC) dapat digunakan untuk melaksanakan fungsi pengen-
Related Aspects of Intellectual Property Rights (persetujuan dalian, pengawasan sampai pada penindakan terhapap ba-
tentang aspek-aspek dagang hak kekayaan intelektual ), rang bajakan yang tidak terakomodir dalam Undang-undang
selanjutnya disebut TRIPs, melalui Undang-undang No 7 Nomor. 19 tahun 2002. Dalam Undang-undang No. 11 tahun
Tahun 1994. Selain itu, Indonesia juga meratifikasi Berne 1995 tentang Cukai mengatur secara jelas peredaran BKC
Convention for the Protection of Artisct and Literary Works mulai dari berapa jumlah barang yang diproduksi, sampai
(konvensi berne tentang perlindungan karya seni dan satra ) kepada siapa tanggung jawab atas BKC tersebut berada.
melalui Keputusan Presiden No 18 Tahun 1997 dan World Pasal 3 ayat 1 Undang-undang No. 11 tahun 1995
Intellectual Property Organization Copyrigths Treaty menyebutkan ”Pengenaan cukai mulai berlaku untuk Barang
(perjanjian hak cipta WIPO), selanjutnya disebut WTC, Kena Cukai yang dibuat di Indonesia pada saat selesai
melalui Keputusan Presiden no 19 Tahun 1997. dibuat dan untuk Barang Kena Cukai yang diimpor pada saat
Sudah menjadi bagian dari tugas DJBC sebagai pemasukannya ke dalam Daerah Pabean sesuai dengan
penjaga perbatasan lalu lintas barang dari dan ke luar ne- ketentuan Undang-undang tentang Kepabeanan.” Hal ini


geri untuk mencegah barang-barang yang menunjukan bahwa pengendalian atas
dikategorikan melanggar hak kekayaan in- peredaran BKC dilakukan sejak dari awal
telektual. DJBC dapat melakukan penegak- sebelum barang itu beredar.
an hukum terhadap barang-barang bajakan Pihak produsen atau pemasok melalui me-
dan barang palsu sesuai dengan ketentuan kanisme cukai melaporkan secara jelas jumlah
yang berlaku. Kita semua sepakat bahwa produk mereka yang akan dilempar ke pasar, dan
ini merupakan peran pemberantasan MEREKA DJBC memberikan pita cukai sesuai dengan
tindakan pembajakan yang sangat mungkin YANG permohonan mereka atas dasar jumlah barang
dan bisa dilakukan DJBC, tanpa adanya yang dilaporkan tersebut. Jika mekanisme ini
resistensi dari pihak manapun. MENOLAK diterapkan pada barang-barang yang dilindungi
hak cipta maka peredaran barang hak cipta dapat
2. Kewenangan di Bidang Cukai MERAGUKAN diketahui secara pasti, sisanya kalau ada barang
Solusi penerapan cukai sebagai instru-
men untuk mengatasi pembajakan khusus-
KEBERHASILAN sama yang beredar dapat dipastikan bahwa
barang itu ilegal.
nya produk rekaman mendapat reaksi be- PENGENAAN Pasal 3 ayat 2 Undang-undang No. 11
ragam. Imbasnya pengesahan RUU Cukai tahun 1995 menyebutkan ”Tanggung jawab
sampai mengalami penundaan, dimana CUKAI DAPAT cukai untuk Barang Kena Cukai yang dibuat di
salah satu yang masih menyisakan pemba- MENANGGULANGI Indonesia berada pada Pengusaha Pabrik
hasan adalah perluasan objek cukai. atau Pengusaha Tempat Penyimpanan, dan
Sebagai perbandingan DPR baru-baru ini PEMBAJAKAN untuk Barang Kena Cukai yang diimpor bera-


mengadakan studi banding ke Malaysia da pada Importir atau pihak-pihak lain seba-
dan Thailand untuk melihat sejauh mana gaimana dimaksud dalam Undang-undang
penerapan cukai disana. DJBC sendiri dari tentang Kepabeanan”. Dalam penjelasannya
awal berkeyakinan bahwa cukai dapat dija- disebutkan bahwa memperhatikan pengertian
dikan instrumen yang paling efektif untuk tentang Pengusaha Pabrik dan Pengusaha
mengendalikan dan pengawasan terhadap peredaran ba- Tempat Penyimpanan sebagaimana diatur dalam Pasal 1,
rang bajakan, mengapa? maka tanggung jawab cukai atas Barang Kena Cukai apabila
masih berada dalam Pabrik terletak pada Pengusaha Pabrik,
MENGATASI KELEMAHAN UU HAK CIPTA sedangkan apabila berada dalam Tempat Penyimpanan,
Undang-undang Nomor 19 tahun 2002 tentang Hak Cipta maka tanggung jawab beralih kepada Pengusaha Tempat
tidak ditopang oleh peraturan yang mengatur masalah tata Penyimpanan.
niaga peredaran barang hak cipta dan mekanisme Jika pada barang hasil kekayaan intelektual dapat
pengawasan peredaran hasil kekayaan intelektual. Inilah diperlakukan seperti ini maka pemilik/pemegang hak cipta
celah yang menyebabkan Undang-undang Nomor 19 tahun akan mendapat jaminan kepastian hukum atas hasil karya
2002 tidak dapat berjalan efektif. mereka. Lisensi yang mereka berikan kepada para produsen
Undang-undang Nomor 19 tahun 2002 memang sudah dan terus berjenjang sampai ketingkat pengecer menjadikan
secara lengkap mengatur aspek-aspek legalitas hak cipta, para produsen mempunyai tanggungjawab atas produksi dan
pendaftaran, penyelesaian sengketa oleh pengadilan niaga, penyebaran barang hak cipta begitupun juga para penjual.
arbitrase, ketentuan pidana dan denda atas pelanggaran hak Pihak-pihak yang tidak memiliki hak lisensi akan sulit untuk
terkait. Namun, karena tidak ada instrumen yang melakukan melakukan pembajakan karena disamping mereka terkena
fungsi pengendalian dan pengawasan terhadap barang hasil delik melakukan tidakan ilegal terhadap hak cipta mereka
kekayaan intelektual yang beredar di pasar tetap saja juga akan kesulitan berhadapan dengan prosedur cukai.
pembajakan merajalela.
Pemberantasan pembajakan seringkali dilakukan setelah ASPEK PENERAPAN CUKAI YANG ADIL
ada pengaduan dan keresahan masyarakat dan itupun aspek Istilah cukai dulu diartikan sebagai pajak kenikmatan. Tapi
pembuktiannya sulit dilakukan. Diperparah lagi dengan le- kemudian pengertian ini bergeser seiring dengan relativitas
mahnya koordinasi aparat penegakan hukum dan kewenang- dari kata ’kenikmatan’ itu sendiri. Parameter kenikmatan
an masing-masing yang tidak diatur secara spesifik membuat suatu produk sangat relatif bisa berbeda pada setap orang,
para pembajak masih leluasa bergerak. Tim Nasional Pembe- waktu dan kondisi tertentu. Kemudian ada pula yang
rantasan Pembajakan memang sudah dibentuk, anggotanya mendefenisikan cukai adalah adalah pajak yang dikenakan

EDISI 389 APRIL 2007 WARTA BEA CUKAI 49


KEPABEANAN INTERNASIONAL

terhadap barang-barang yang mempunyai efek negatif, 1. Produk asal impor


sehingga harus diawasi dan dibatasi peredarannya. Keresahan para produsen asing yang mengalami kerugian
Barang kena cukai dalam penjelasan Undang-undang akibat pembajakan produknya bisa kita prioritaskan untuk
Nomor 11 tahun 1995 menyebutkan karakteristik dibatasi dan pengenaan cukai. Seperti misalnya Microsoft yang sangat
diawasi dalam pemakainnya. Dalam RUU amandemen UU terpukul dan merasakan dampak pembajakan produk
Cukai karakteristik barang kena cukai diperluas menjadi sofware. Resistensi mereka terhadap penerapan cukai ini
barang yang konsumsinya perlu dikendalikan, peredarannya nyaris tidak ada bila dibandingkan dengan produsen lokal.
perlu diawasi, produksi dan/atau pemakainya dapat 2. Produk dalam negeri
memberikan dampak negatif bagi masyarakat atau Untuk produsen dalam negeri dan kepentingan melindungi
lingkungan hidup, atau pemakaiannya perlu pembebanan industri dalam negeri kebijakan cukai tetap dilakukan
pungutan negara dalam rangka keadilan dan keseimbangan. dengan memberikan insentif dan fasilitas dibidang cukai.
Dengan kebijakan ini diharapkan dapat melindungi industri
Barang-barang hasil kekayaan intelektual dapat dalam negeri dan agenda melawan pembajakan tetap
dimasukan menjadi obyek cukai berdasarkan karakteristik dapat berjalan. Diharapkan cukai juga dapat menciptakan
diatas. Pembajakan dan pemalsuan yang berkembang cukup iklim indusri rekaman yang sehat dengan menjamin
marak telah menimbulkan dampak negatif serta keresahan kepastian hukum terhadap seluruh pihak yang terkait mulai
ditengah-tengah masyarakat. Produksi dan/atau pemakaian dari pemilik/pemegang hak cipta (seperti artis, musisi,
barang bajakan dapat memberikan dampak negatif bagi ilmuan dll), produsen/perusahaan rekaman/broadcasting,
masyarakat. para penjual sampai kunsumen. Contohnya selama ini
Jelas sekali bahwa konsumsi barang bajakan tidak hanya sering kita saksikan pertentangan antara terdengar artis
harus dikendalikan tetapi harus dihilangkan. Sehingga dengan produsen/perusahaan rekaman/broadcasting atau
menjadi sebuah konsekuensi untuk mencegah pembajakan, asosianya menyangkut masalah royalti. Dengan adanya
produksi dan peredaran hasil kekayaan intelektual perlu cukai diharapkan mampu memberikan jaminan kepada
diawasi dan dibatasi agar barang bajakan dapat diidentifikasi semua pihak untuk dapat mempertanggungjawabkan dan
secara jelas dan ditindak dengan tegas. Pita cukai itu dapat menunaikan masing-masing hak dan kewajibannya terkait
dijadikan bahan penyelidikan, bahkan ketika barang kena dengan peredaran produk tersebut.
cukai Haki tidak ada pita cukainya bisa langsung ditindak.
Penerapan cukai tidak dapat dilakukan secara pukul rata DJBC TIDAK BISA JALAN SENDIRI
terhadap semua produk. Perlu beberapa terobosan kebijakan Langkah-langkah yang ditempuh DJBC dalam rangka
baik dari tarif dan penerapannya sesuai dengan aspirasi melawan pembajakan dan barang palsu tidak bisa dilakukan
masyarakat. Strategi penerapan cukai harus dilakukan seca- sendirian. Penting melakukan upaya-upaya untuk dapat
ra cermat dan memenuhi rasa keadilan. Berbagai kekhawa- bersinergi dengan pihak-pihak lain dilingkup internal
tiran masyarakat akan dampak negatif akibat penerapan pemerintah seperti Ditjen HaKI Departemen Hukum dan
cukai harus ditanggapi dengan bijak. Berbagai kritik yang HAM, Kepolisian untuk menyamakan persepsi dan
muncul seiring dengan inisiatif pemberlakukan cukai, dapat menyelaraskan langkah masing-masing sesuai dengan
diantisipasi dengan mengemukanan berbagai alasan yang kewenangan yang dimiliki untuk memberantas pembajakan
logis, realistis dan keberpihakan terhapap masyarakat. sampai tuntas.
Dari 6 (enam) kritik diatas yang muncul di masyarakat, Dan selanjutnya bersama mereka atas nama pemerintah
kalau kita kaji lebih dalam kekhawatiran terbesar yang melakukan upaya-upaya untuk menggandeng perusahaan
mereka suarakan adalah masalah konsekuensi kenaikan swasta dan LSM untuk mendukung dan melakukan
harga yang akan terjadi akibat penerapan cukai. kampanye anti penyelundupan keseluruh lapisan
Kenaikan harga inilah yang menjadi masalah dasar yang masyarakat. Sehingga terciptalah kesadaran masyarakat
berujung pada ekses munculnya masalah-masalah lain akan hukum dan prilaku tidak etis untuk tidak melakukan dan
seperti menimbulkan beban yang semakin memberatkan mendukung tindakan pembajakan. Waullahu a’lam.
konsumen, menurunkan daya beli masyarakat sehingga
mengganggu pertumbuhan industri rekaman. Menurunnya Referensi :
1. Undang-Undang No. 11 Tahun 1995 tentang Cukai
tingkat konsumsi masyarakat mengakibatkan masyarakat 2. Undang-Undang No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta
beralih kepada produk bajakan sehingga produksi barang 3. Undang-Undang No.17 Tahun 2006 Tentang Perubahan atas Undang-Undang
bajakan ini akan melonjak karena tingginya permintaan Nomor 10 Tahun 1995 Tentang Kepabeanan
4. Draf RUU Amandemen Cukai, www.beacukai.go.id
masyarakat. 5. Kalangan Artis Tetap Menolak Cukai Rekaman; Pemungutan Cukai Produk
DJBC seyogianya dapat menerapkan strategi kebijakan Rekaman Disetujui DPR; Artis Menolak Pengenaan Cukai Produksi Rekaman;
cukai dengan mengedepankan kepedulian terhadap masalah Pemungutan Cukai Produk Rekaman Disetujui DPR.,www.liputan6.com
pemberantasan pembajakan dari pada memaksakan 6. Benang Kusut Pembajakan Software di Indonesia; Pemerintah Indonesia
Komitmen Berantas Pembajakan; Penegakan HaKI di Indonesia, Lambat tapi
kebijakan tarif untuk mendongkrak penerimaan negara. Pasti. KOMPAS CYBER MEDIA_files
Kepala BKF Anggito Abimanyu dalam sebuah kesempatan 7. ‘lonceng Kematian’ Bernama Cukai Rekaman Audi; Pappri Yakin Pita Cukai Vcd
wawancara di sebuah stasiun televisi mengemukakan Bisa Tekan Pembajakan Hingga 50%; Pengenaan Cukai Produk Rekaman
langkah pertama penerapan cukai atas produk rekaman Diupayakan Tak Memberatkan. Detikinet
8. CUKAI MENGHALANGI KREATIFITAS Dan APRESIASI Terhadap KESENIAN,
adalah dalam rangka penegakan hukum. ”Cukai itu hanya FreeLists - ppi - Sikap JAKER (Jaringan Kerja Kebudayaan Rakyat) terhadap
instrumen,” kata Anggito. Anggito menambahkan hingga saat cukai film dan rekaman musik
ini, besaran dan tanda cukai belum ditentukan. Pemerintah 9. Tekan Pembajakan, Produk Rekaman Akan Dikenai Cukai,
bisa saja tak menarik tarif apapun apabila kalangan musisi www.bisnisjakarta.com
10. Angka Pembajakan Software Kian Mengkhawatirkan, Brama Setyadi,
tetap keberatan. Menurut dia, dana untuk membuat tanda www.infokomputer.com
cukai bisa diambil dari Anggaran Pendapatan dan Belanja 11. EFEKTIFITAS PENGENAAN PITA CUKAI REKAMAN TERHADAP
Negara. Namun, diakui pemasangan tanda cukai akan PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PEMBAJAKAN oleh: Frans Hendra
Winarta Oktober 2004, Komisi Hukum Nasional RI
menambah ongkos produksi barang rekaman. Besaran biaya
12. dll
tambahan inilah yang perlu dibicarakan dengan kalangan
musisi dan industri rekaman. Yang pasti, diusahakan tidak
membebani lagi konsumen (Liputan6.Com 8/8). BIODATA PENULIS
Nama : Toupik Kurohman, SE
Penerapan cukai untuk produk rekaman dan software NIP : 060104237
dapat dilakukan dengan pendekatan berdasarkan Unit Kerja : Bagian Verifikasi dan Audit
pendekatan asal produk yang paling banyak dibajak yaitu : Kanwil III DJBC Palembang1

50 WARTA BEA CUKAI EDISI 389 APRIL 2007


KEPABEANAN
WBC/ATS WBC/ATS

WAJIB. BCF 2.7 wajib dibuat oleh petugas yang menetapkan nilai
pabean. Hal itu untuk mengantisipasi jika suatu saat nanti terjadi hal-hal
yang tidak diinginkan, seperti keberatan atau banding dari importir
SOSIALISASI. Sosialisasi P-01/BC/2007 di Auditorium Kantor Pusat DJBC. terhadap keputusan penetapan nilai yang dilakukan petugas bea cukai.

BC Bentuk Komite Penyusunan Profil


Juklak penetapan nilai pabean untuk kan up dating terhadap profil importir. Secara periodik, up
penghitungan bea masuk berlaku mulai dating terhadap profil importir tersebut akan terus dilakukan.
Tugas daripada Komite itu sendiri antara lain
1 Maret 2007. mengkoordinasikan tugas-tugas yang sebenarnya sudah rutin,

A
seperti penilaian profil perusahaan. Hanya saja, tugas-tugas
gar penetapan nilai pabean dapat dilakukan tersebut kini dibahas dalam komite agar masukan yang diperoleh
dengan lebih efektif dan efisien serta penggunaan lebih banyak dalam menilai profil suatu perusahaan. Dengan
data base harga dapat digunakan secara optimal, demikian, yang paling mendesak saat ini adalah menyiapkan
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) profil importir yang sudah ada, seraya terus melakukan evaluasi.
menerbitkan Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Dalam melakukan analisa profil importir terdapat 3
Cukai Nomor P-01/BC/2007 tentang Petunjuk Pelaksanaan kategori importir, yakni importir high risk, medium risk dan low
Penetapan Nilai Pabean untuk Penghitungan Bea Masuk risk. Sejak importir mengajukan SPR (surat pemberitahuan
yang berlaku mulai tanggal 1 Maret 2007. registrasi), penelitian terhadap importir tersebut telah
Menurut Dwi Teguh W, Kepala Seksi Nilai Pabean IV, Dit. dilakukan. Dalam penelitian tersebut, kepemilikan, eksistensi
Teknis Kepabeanan, terbitnya P-01/BC/2007 tersebut dikarena- perusahaan, pembukuan dan hal-hal lainnya mempengaruhi
kan beberapa sebab. Pertama, juklak (petunjuk pelaksanaan) skor atau penilaian terhadap importir tersebut.
tersebut dibuat agar penetapan nilai pabean WBC/ATS
Menurut Teguh, dalam hal pembuku-
dapat dilakukan lebih sistematis dan ber- an, jika perusahaan melakukan pembu-
urutan. “Jadi, cara pemeriksaannya mulai kuan sesuai dengan standar, misalnya
dari awal seperti mulai dari uji kewajaran, sesuai dengan sistem akutansi Indone-
kemudian masuk ke analisa profil importir, sia, maka perusahaan tersebut bisa
pemenuhan ketentuan nilai pabean dan diakui atau masuk dalam daftar low risk.
yang terakhir disesuaikan dengan hasil pe- Pasalnya, pembukuan merupakan
meriksaan fisik,” jelasnya. cermin dari segala kegiatan perusahaan
Kemudian, yang kedua adalah membe- yang tercatat didalamnya. Sehingga, jika
rikan kepastian pelayanan dan perlakuan pembukuannya tidak bisa mencerminkan
yang baik kepada importir. Ketiga, kegiatan perusahaan maka pembukuan
menerapkan prinsip manajemen risiko pada tersebut sangat diragukan.
pelaksanaan penetapan nilai pabean. “Kalau pada importir low risk itu dite-
Mengingat pentingnya mengetahui mukan pelanggaran misalnya ada temu-
profil importir, saat ini DJBC telah mem- an dari P2 atau Audit, maka peringkatnya
bentuk Komite Penyusunan Profil berda- bisa diturunkan menjadi medium atau
sarkan Kep 03/BC/2007. Komite tersebut high risk,” tambah Teguh yang juga
telah berjalan sejak Januari 2007 dan merupakan Anggota Sekretariat Komite
terdiri dari lima direktorat, yakni Informasi Penyusunan Profil tersebut.
Kepabeanan dan Cukai (IKC), Penindak- “Untuk itu kami tidak mau mengambil
an dan Penyidikan (P2), Audit, Penerima- resiko, misalnya pada awalnya kami nyata-
an dan Peraturan Kepabeanan dan kan bahwa barang milik importir tersebut
Cukai (PPKC) dan Teknis Kepabeanan. semuanya merupakan nilai transaksi,
Masing-masing direktorat tersebut, di- padahal setelah dilakukan audit ternyata
bantu dengan anggota dari seluruh Kan- DWI TEGUH. pegawai harus yakin dan tidak terjadi transaksi, bahkan sudah tidak
wil yang ada, membentuk suatu task bertanggung jawab dengan nilai pabean yang ditemukan lagi perusahaannya. Itu berarti
force yang akan menindaklanjuti melaku- ditetapkannya. sangat merugikan negara,” kata Teguh.

EDISI 389 APRIL 2007 WARTA BEA CUKAI 51


KEPABEANAN

TITIK BERAT P-01 tersebut (seperti royalti-red) sangat sulit untuk ditetapkan nilai
Teguh menjelaskan bahwa perubahan yang ada pada P-01/ pabeannya di awal atau di Kantor Pelayanan (front line).
BC/2007 tersebut menitikberatkan pada pertama, pelayanan, Kalau barang-barang tersebut tidak diberitahukan sejak awal,
terutama pada importir low risk yang selain bisa menikmati jalur maka importir akan dikenakan denda atau pinalti yang besarnya
hijau, juga bisa langsung diterima dan ditetapkan nilai pabeannya hingga 1000 persen. “Tetapi kalau sebelumnya importir telah jujur
selama bukan merupakan nilai transaksi dengan menggunakan mengatakan bahwa barang tersebut nilainya bukan berdasarkan
metode II – VI. Hal itu disebabkan pembukuan yang dilakukan nilai transaksi, berarti importir tersebut siap membayar nilai pabean
importir low risk sudah mencerminkan kegiatan perusahaan. berdasarkan ketetapan dari petugas bea cukai,” tambah Teguh.
Selain itu juga, pada importir low risk tidak diharuskan menye-
rahkan INP-DNP (informasi nilai pabean-deklarasi nilai pabean). PERSEPSI YANG BERBEDA-BEDA
Karena selain membutuhkan waktu yang lama, hal tersebut juga Teguh mengakui, hingga saat ini masih ada beberapa
dapat menyebabkan time release yang lama. Sehingga akan pengertian/persepsi yang berbeda dalam menetapkan nilai
menimbulkan masalah baru. Sedangkan untuk importir medium pabean antar pegawai bea cukai. Ia mencontohkan pada saat ia
risk, mekanisme yang dilakukan seperti biasa, yakni harus melakukan sosialisasi di beberapa KPBC di beberapa daerah
menyerahkan INP-DNP. pada Pebruari lalu. Menurut Teguh, selama ini peserta sosialisasi
Sementara untuk importir high risk, penetapan nilai pabean- beranggapan, barang yang tidak ditetapkan di kantor pelayanan,
nya menggunakan metode II - VI. Pasalnya, sangat sulit misalnya tidak ditambah bayar, merupakan barang yang diterima
menemukan pembukuan yang benar pada importir high risk. dengan metode I. Padahal importir barang-barang itu termasuk
Penetapan dengan metode II - VI tersebut berlaku untuk semua importir high risk.
importir high risk baik itu importir umum maupun produsen. Untuk itu, pada saat sosialisasi tersebut ia menyampaikan
Sebab, Teguh tidak menampik adanya kemungkinan importir bahwa metode II - V dalam penetapkan nilai pabean, sulit untuk
produsen yang tergolong high risk dan terkena jalur merah. dilakukan di Kantor Pelayanan. Hal itu disebabkan beberapa
Titik berat yang kedua, hal-hal yang menjadi perhatian, khu- alasan. Diantaranya, metode II (barang identik) dan metode III
susnya bagi pegawai bea cukai dalam menetapkan nilai pabean (barang serupa) merupakan barang-barang yang sudah pernah di
adalah INP diberlakukan hanya untuk medium risk, serta penggu- impor dan sudah diterima dan ditetapkan nilai pabeannya
naan profil importir sebagai analisa profil sebagai dasar bagi petu- berdasarkan metode I (nilai transaksi).
gas bea cukai dalam melakukan penetapan nilai pabean. “Padahal kita tahu bahwa pembuktian metode I hanya bisa
Ketiga, petugas bea cukai yang menetapkan nilai pabean dilakukan dengan audit karena yang mengetahui transaksi
wajib membuat atau mengisi dokumen BCF 2.7. Dokumen BCF hanyalah penjual dan pembeli. Jadi, segala sesuatu kegiatan
2.7 merupakan risalah penetapan nilai pabean yang harus perusahaan tercermin dalam pembukuan, dari pembukuan
dilakukan oleh petugas bea cukai yang menetapkan nilai pabean. tersebut otomatis kita bisa melihat berapa transaksinya, apakah
Karena, semua keputusan, baik itu diterima maupun ditolak, ada biaya-biaya tambahan yang dimasukan dalam transaksi
ditambah bayar dan sebagainya, semua itu harus ada penelitian tersebut. Untuk melihat hal itu hanya bisa dilakukan dengan
atau keputusannya. Keputusan tersebut harus dituangkan dalam audit,” terang Teguh.
bentuk tertulis, dimana hal itu terlupakan selama ini. Kemudian untuk metode IV (deduksi) adalah menghitung nilai
“Jadi selama ini saya kira banyak dokumen PIB yang tidak pabean barang impor berdasarkan harga jual dari barang impor
memiliki risalah sama sekali,” kata Teguh. Hal itu dikarenakan yang bersangkutan, barang impor yang identik atau barang impor
risalah tersebut memang tidak diwajibkan sebelumnya. Tetapi, yang serupa di pasar dalam daerah pabean, dikurangi biaya atau
sejak keluarnya P-01/BC/2007, risalah tersebut menjadi wajib pengeluaran untuk komisi/keuntungan, transportasi, asuransi,
dibuat oleh petugas. Hal itu untuk mengantisipasi jika suatu saat bea masuk dan pajak. Untuk mengetahui hal itu, caranya juga
nanti terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti keberatan atau melihat melalui pembukuan, berapa biaya-biaya yang
banding dari importir terhadap keputusan penetapan nilai yang ditambahkan di dalam harga pembelian impor sehingga menjadi
dilakukan petugas bea cukai. harga jual. Untuk mengetahui hal itu juga melalui audit.
“Dengan begitu, petugas yang menetapkan nilai pabean Sementara itu metode V (komputasi) adalah menghitung
terhadap suatu barang tidak lagi bermodalkan angan-angan atau kembali berdasarkan harga supplier di luar negeri. Hal itu tidak
bermodalkan ingatan berapa nilai penetapannya yang dulu, mungkin dilakukan mengingat besarnya biaya yang harus
karena kenyataannya sampai hari ini pun, kalau ada hal-hal yang dikeluarkan untuk pergi keluar negeri hanya karena ingin
kita tanyakan pada petugas, misalnya mengenai dokumen yang menetapkan nilai pabean saja. Oleh karena itu Teguh yakin yang
dulu, mereka baru membuat risalahnya sekarang. Sehingga, paling banyak digunakan dalam penetapan nilai pabean di KPBC-
kalau kita tanya nota pembetulan itu berasal dari mana, mereka KPBC adalah metode VI, yakni menggunakan fleksibilitas
juga akan bingung menghitungnya karena sebelumnya memang maupun data-data yang terukur lainnya.
tidak ada hitungannya atau tidak jelas,” imbuh Teguh. Namun demikian, sistem hirarki dalam melakukan penelitian
Untuk itu semua pihak yang terkait dengan penetapan nilai nilai pabean bisa dilakukan. Sesuai dengan Pasal 15 UU No. 17/
pabean dituntut untuk membuat risalah tersebut. Pasalnya, 2007, dimungkinkan mendahulukan menggunakan metode V
risalah itu bisa menjadi argumen dari masing-masing pejabat dari daripada metode IV dan importir boleh/berhak menggunakan hal
PFPD atau seksi pabean dalam mempertanggung jawabkan apa itu. Tetapi, lanjut Teguh, hal itu belum diakomodir oleh P-01/BC/
yang telah diputuskan. 2007 karena belum dilakukan perubahan terhadap Kep Menkeu
“Saya juga mengingatkan bahwa kita sekarang di dalam UU No. 690/KMK.05/1996 tentang Nilai Pabean untuk Penghitungan
17/2006 tentang Perubahan Atas UU No 10/1995 tentang Bea Masuk. Kalau Kep Menkeu tersebut diubah, itu berarti
Kepabeanan, didalamnya ada sesuatu yang berat atau sanksi mendahulukan ke metode V daripada metode IV bisa dilakukan.
bagi pegawai kalau salah menetapkan nilai pabean sehingga Saat ini, perubahan tersebut sedang disusun oleh Tim RUU
terjadi kekurangan penerimaan negara. Hal itu (dalam pasal Kepabeanan untuk dibuat peraturan pelaksanaannya.
113B-red) dinyatakan sebagai pidana. Hal itu yang kita jaga,” Setelah sosialisasi dilakukan terhadap seluruh pegawai
jelasnya. Untuk itu Teguh menyarankan agar semua pegawai bea cukai yang bidang tugasnya terkait dengan pelaksanaan
menyamakan persepsi karena pegawai juga harus yakin dan nilai pabean di seluruh Indonesia, sosialisasi kepada
bertanggung jawab dengan nilai pabean yang ditetapkannya. pengguna jasa belum bisa dilakukan. Menurut Teguh, hal itu
Selain itu, P-01/BC/2007 juga mengakomodir DNP tanpa disebabkan waktu untuk sosialisasi ke seluruh pegawai di
perlu menerbitkan INP. Jadi, seandainya importir merasa bahwa seluruh Indonesia baru selesai dilakukan Pebruari lalu dalam
barang yang diimpornya bukan barang transaksi (jual-beli), kondisi cuaca yang buruk. Untuk itu, saat ini diharapkan agar
misalnya barang pemberian, konsinyasi maupun royalti, maka pegawai yang bertugas di Kantor Wilayah maupun Kantor
terhadap barang-barang tersebut, terlebih dahulu harus Pelayanan dapat menjelaskan secara langsung P-01 tersebut
diberitahukan dalam DNP. Pasalnya, terhadap barang-barang pada pengguna jasa di daerahnya. ifa

52 WARTA BEA CUKAI EDISI 389 APRIL 2007


INFORMASI KEPABEANAN & CUKAI

Cyber Law ?
Teknologi Informasi dan Komunikasi saat ini berkembang dengan sangat pesat membuat pihak-
pihak yang terkait di dalamnya saling berlomba untuk menciptakan inovasi baru agar tidak
dikatakan “ketinggalan zaman” atau untuk mencari pasar produk yang dihasilkannya.

S
ecara alamiah, manusia tidak mungkin dilepas- disadari bahwa penggunaan sistem komputer dan sistem
kan dari kemajuan teknologi yang tujuannya komunikasi juga berakibat hadirnya suatu Media
adalah untuk memudahkan kehidupannya. Komunikasi baru dalam penyajian informasi kepada
Secara alamiah pula, manusia tidak mungkin masyarakat, yakni dari perkembangan dari media cetak
dilepaskan dari hukum yang tujuannya adalah menjadi media elektronik. Sehingga menjadi lebih jauh
menjaga eksistensi keberadaannya. Bagi manusia, tek- lagi, istilah TELEMATIKA juga kemudian menjadi jargon
nologi tanpa disertai dengan hukum akan berakibat pada yang ditujukan untuk memperlihatkan perkembangan
kekacauan yang pada gilirannya akan merusak kehidupan konvergensi antara teknologi TELEKOMUNIKASI, MEDIA,
manusia itu sendiri. Sebaliknya hukum yang semata-mata dan INFORMATIKA yang semula masing-masing
membatasi kemajuan teknologi akan memasung peradab- berkembang secara terpisah.


an manusia. Disinilah perlunya keseimbangan Setelah memperhatikan dan menyimak hal-
antara hukum dan teknologi. hal tersebut di atas, kemudian muncul suatu
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, pertanyaan, manakah lebih tepat kita gunakan
saat ini telah lahir suatu rezim hukum baru sebagai istilah yang baku ”cyberspace” ataukah
yang dikenal dengan nama Hukum Siber. ”telematika”. Jika kita berbicara tentang
Istilah ”hukum siber” diartikan sebagai ”CYBER cyberspace berarti kita akan berbicara tentang
padanan kata dari Cyber Law, yang saat ini halusinasi alam virtual, sedangkan jika
secara internasional digunakan untuk istilah LAW” melakukan pendekatan dengan istilah
hukum yang terkait dengan pemanfaatan telematika berarti kita akan melihat kepada
teknologi informasi. LEBIH hakekat cyberspace itu sendiri yakni sebagai
suatu sistem elektronik yang lahir dari hasil
CYBER (LAW) DAN (HUKUM) TELEMATIKA PANTAS perkembangan dan konvergensi
Norbert Wiener (Seorang matematikawan DIGUNAKAN telekomunikasi, media, dan informatika itu
pernah mencetuskan suatu teori yang dikenal sendiri. Oleh sebab itu, istilah ”telematika” lebih
dengan nama Cybernetics Theory yakni teori ATAU baik digunakan ketimbang ”cyberspace” karena
yang ditujukan untuk pendekatan interdisipliner istilah tersebut lebih memperlihatkan hakekat
(interdisciplinary approach) dalam mempelajari DITUJUKAN keberadaannya dan layak untuk digunakan
sistem kendali dan komunikasi dari hewan, UNTUK sebagai definisi guna melakukan pengkajian
manusia, mesin, dan organisasi) mengakui hukum.
bahwa istilah Cyber itu sendiri sendiri pernah HUKUM- Dengan melihat hakekat yang mendasari
dikemukakan oleh Ampere yang namanya lahirnya cyberspace adalah konvergensi
digunakan sebagai satuan kuat arus. Jadi, jika HUKUM TELEMATIKA, maka untuk menghindari
kita melihat asal usul kata Cyber, maka istilah FISIKA... kesalahpahaman seharusnya kita lebih


Cyber ditujukan untuk penamaan kawat listrik. mempopulerkan istilah Hukum Telematika
Sehingga tidak mengherankan, jika istilah ketimbang Hukum Cyberspace. Hal ini berarti
tersebut juga digunakan untuk organ buatan bahwa domain-domain ketentuan hukum yang
listrik CYBORG yang merupakan singkatan mungkin semula dipahami per sektor, (baik
dari Cybernetics Organics. telekomunikasi, media, dan informatika) akan
Oleh sebab itu, istilah ”cyber law” lebih pantas menjadi semakin konvergen. Sehingga kita tidak
digunakan atau ditujukan untuk hukum-hukum fisika yang menyatakan adanya kevakuman hukum, melainkan akan
berlaku terhadap arus listrik dalam kawat, bukan menarik suatu pembidangan hukum yang lebih khusus
sebagaimana yang dipahami oleh masyarakat sekarang namun tidak menafikan keberlakuan bidang-bidang hu-
ini sebagai hukum yang tumbuh dalam medium kum yang telah ada dalam sistem hukum yang berlaku.
cyberspace. Jadi sepatutnya, jika kita mengkaji kembali
apa yang dimaksud oleh masyarakat sebagai ”Cyber Law” DAFTAR PUSTAKA
itu sendiri, maka sepatutnya istilah yang digunakan Makarim, Edmon. SH.S.Kom. Kompilasi Hukum Telematika. cet.1. Jakarta:
adalah ”cyberspace law” bukan ”cyber law”. PT. RajaGrafindo Persada, 2003.
Ramli, H. Ahmad M. Prof.DR. SH. MH. Cyber Law dan HAKI Dalam Sistem
Istilah TELEMATIKA berasal dari istilah Perancis Hukum Indonesia. Cet.1. Bandung: PT.Refika Aditama, 2004.
”TELEMATIQUE” yang kemudian menjadi istilah umum di
Eropa untuk memperlihatkan bertemunya sistem jaringan Carl A.H.S. Tampubolon
komunikasi dengan teknologi informasi. Kemudian baru Pelaksana pada Direktorat Informasi Kepabeanan dan Cukai

EDISI 389 APRIL 2007 WARTA BEA CUKAI 53


KONSULTASI
KEPABEANAN & CUKAI
Dengan ini kami informasikan agar setiap surat pertanyaan yang masuk ke Redaksi Warta Bea Cukai baik melalui pos, fax ataupun
e-mail, agar dilengkapi dengan identitas yang jelas dan benar. Redaksi hanya akan memproses pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
dengan menyebutkan identitas dan alamat yang jelas dan benar. Dan sesuai permintaan, kami dapat merahasiakan identitas anda.
Demikian pemberitahuan ini kami sampaikan, atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih. Redaksi

Importir Sebenarnya Pada MBL


Perusahaan kami bergerak dibidang Forwarding, dalam Actual / Real Consignee (Importir sebenarnya), sedangkan
penyelesaian formalitas kepabeanan impor memakai House Bill Freight Forwarder sebagai pihak yang diberitahu (Notify Party).
of Lading (HBL) sebagai dokumen pelengkap pabean. Data Actual / Real Consignee (Importer sebenarnya) harus
Sehubungan dengan pemberlakuan SAP PDE Manifest Impor diisikan pada Modul Pengangkut untuk dikirim ke Kantor
per tanggal 1 Juli 2006, dan sesuai jawaban atas pertanyaan Pelayanan Bea dan Cukai (KPBC) dengan menggunakan sistem
saya di WBC edisi 382 September 2006 oleh Bp. Endang Tata, PDE. Terhadap hal-hal tersebut, Saudara menanyakan :
Dir P2 pada waktu itu. Tentang ketentuan penggunaan HBL dapat 1. Apakah memang ada aturan yang mengatur tentang
dilaksanakan sepanjang data-data yang tercantum dalam kewajiban memasukan nama importir sebenarnya pada
dokumen pemberitahuan pabean sesuai dengan data-data yang modul pengangkut utamanya pada pos manifest ?
tercantum di BC 1.1 2. Apakah ada mekanisme dimana perusahaan Freight Forwar-
Dalam SK Menkeu No 39/PMK/04/06 Tentang Rencana Ke- der dapat merahasiakan kliennya dari perusahaan pelayaran ?
datangan Sarana Pengangkut (RKSP) Inward Manifest dan
Outward Manifest yang pelaksanaannya diatur dalam Peraturan Atas pertanyaan tersebut, dapat dijawab sebagai berikut :
DJBC No. P10/BC/2006. Pasal pada peraturan-peraturan terse-
but di atas, tidak secara teknis mewajibkan pencantuman nama Jawaban atas pertanyaan no. 1
importir sebenarnya (actual/real consignee) pada MBL. Sesuai Peraturan Direktur Jenderal Bea Dan Cukai
Sebelum mandatory manifest pada MBL, shipper dan consig- Nomor P-10/BC/2006 tanggal 16 Juni 2006 Tentang Tata
nee adalah nama freight forwader. Implementasi di lapangan Cara Penyerahan Dan Penatausahan Pemberitahuan
agen pelayaran meminta agar pada MBL dicantumkan nama im- Rencana Kedatangan Sarana Pengangkut, Manifes
portir sebenarnya, dan freight forwarder sebagai pihak yang Kedatangan Sarana Pengangkut, dan Manifes
diberitahu (Notify Party) yang menurut mereka ini yang harus diisi Keberangkatan Sarana Pengangkut, pada Lampiran V,
dalam Modul Pengangkut dalam link Pos Manifest. Lampiran VI, dan Lampiran VII mengenai Tata Cara
Kelalaian mencantumkan nama importir sebenarnya akan Penyerahan dan Penatausahaan Pemberitahuan Inward
mengakibatkan perbaikan BC.1.1 (redress consignee) Manifest secara Manual, melalui Media Penyimpan Data
Akibat penerapan peraturan ini, menurut hemat saya akan Elektronik, atau melalui Sistem PDE, dinyatakan bahwa
merugikan perusahaan-perusahaan jasa transportasi (freight Pengangkut harus menyiapkan dan menyerahkan
forwarder) di Indonesia, yang mayoritas perusahaan Pemberitahuan Inward Manifest dengan elemen data yang
bumiputera, dimana perusahaan pelayaran di Indonesia lebih ditetapkan, diantaranya adalah :
bertindak sebagai agen pelayaran asing. - nama dan alamat pengirim (shipper/supplier);
Dengan diketahui importir sebenarnya oleh perusahaan - nama dan alamat penerima (consignee);
agen pelayaran disini dan di negara asal, cepat atau lambat - nama dan alamat pemberitahu (notify address/notify party);
akan mematikan kegiatan usaha dibidang freight forwader
yang dengan susah payah mencari klien, sebelumnya Jawaban atas pertanyaan no. 2
perusahaan sejenis kami dapat merahasiakan klien Berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Bea Dan Cukai
sebenarnya agar tak dapat diketahui oleh agen pelayaran. Nomor P-10/BC/2006 tanggal 16 Juni 2006 pada Pasal 6, pasal
7 dan Lampiran VIII mengenai Tata Cara Perbaikan terhadap
Pertanyaan saya adalah : BC1.1, diatur bahwa perbaikan terhadap BC 1.1 dapat diajukan
1. Apakah memang ada aturan yang mengatur tentang oleh Pihak Pengangkut (Shipping Line / Air Line) atau pihak-pihak
kewajiban memasukan nama importir sebenarnya pada lain yang bertanggungjawab atas barang (Freight Forwarder,
modul pengangkut utamanya pada pos manifest ? Cargo Handling, Yang mendapat Kuasa) dengan
2. Kami mendukung penerapan SAP PDE Manifest sebagai alat mempersyaratkan dapat dibuktikan dengan dokumen pendukung.
kontrol lalu lintas barang ekspor impor, namun apakah ada Jadi data Inward Manifest (BC 1.1) yang diserahkan oleh Agen
mekanisme dimana perusahaan freight forwader dapat Pelayaran ke KPBC, pada isian kolom Consignee dapat berisikan
merahasiakan klien dari perusahaan agen pelayaran ? data Freight Forwarder atau actual / real Consignee (Importer).
Dalam hal kolom Consignee pada Inward Manifest (BC 1.1)
Tanggapan atas pertanyaan-pertanyaan ini sangat saya berisikan data Freight Forwarder, maka harus dilakukan
tunggu. Sebelum dan sesudahnya saya ucapkan banyak perbaikan BC 1.1. Khusus untuk Freight Forwarder, mekanisme
terima kasih pengajuan perbaikan BC 1.1 (redress) dapat ditempuh dengan
HERA Y MELATI melalui salah satu diantara 2 (dua) pilihan, yaitu :
Bukit Duri Putaran No. 13-14 - Jkt 12840 a. Melalui Agen Pelayaran, dan segala perbaikan data BC
1.1 diajukan oleh Agen Pelayaran ke KPBC, dan otomatis
Jawaban : Agen Pelayaran mengetahui data Master atau House B/L
yang berkaitan dengan Freight Forwarder ;
Dari uraian pada Surat tersebut dapat disimpulkan, bahwa : b. Pihak Freight Forwarder melakukan perbaikan data
Sebelum mandatory SAP Manifest, pada Master B/L yang Inward Manifest (BC 1.1) langsung ke KPBC, sehingga
tertulis sebagai Shipper dan Consignee adalah Freight Forwarder. Actual / Real Consignee tidak diketahui oleh Shipping
Dan setelah mandatory SAP Manifest para Agen Pelayaran (Ship- Line (Agen Pelayaran).
ping Line) meminta agar pada Master B/L dicantumkan nama TIM MANIFEST

54 WARTA BEA CUKAI EDISI 389 APRIL 2007


KOLOM

Jerat UU

MASYARAKAT
INTERNASIONAL
SUDAH
MENGKUALIFI-
KASIKAN

Pemberantasan Oleh :
Mohammad
KORUPSI
SEBAGAI

Tindak Pidana
Gauss
Sitompul “KEJAHATAN
LUAR BIASA”

Korupsi
Terhadap Tindak
Pidana Kepabeanan

K
orupsi merupakan suatu tindak kejahatan yang sisi lain melayani stakeholder dengan memberikan fasilitas
terjadi tidak hanya di negara yang sedang kepabeanan yang bertujuan menciptakan iklim yang kondusif
berkembang namun terjadi pula di negara maju dan bagi dunia usaha sehingga menimbulkan geliat di sektor
modern sekalipun. Dimensi efek kehancuran akibat perekonomian yang pada akhirnya tercipta perekonomian
korupsi sangat luas, menyeluruh dan nyata yang nasional yang stabil.
sekarang pun dirasakan oleh seluruh rakyat bangsa ini. Lebih Dalam memberikan fasilitas kepabeanan unsur kehati-
lagi dalam skala sangat dahsyat dapat menghapus hatian merupakan syarat mutlak terutama pada ketaatan
eksistensi suatu negara dalam tataran pergaulan pada peraturan dan prosedur yang harus dilaksanakan.
internasional. Selanjutnya terhadap pengawasan dan sanksi terhadap
Secara sederhana dari sisi pemerintah, korupsi dapat pelanggaran aturan harus dilaksanakan tanpa tebang pilih
diartikan tindakan pegawai, aparat, oknum, pimpinan sehingga pada akhirnya menimbulkan efek jera bagi setiap
melakukan penyalahgunaan kewenangan dengan cara subjek pelanggaran (detterent effect). Mengapa hal ini perlu
melakukan penyimpangan, melanggar aturan dalam rangka dimunculkan ?
meraih keuntungan pribadi atau kelompok yang pada Harus diakui bahwa selama ini seringkali dalam
akhirnya merugikan kepentingan negara dan masyarakat. memberikan fasilitas kepabeanan petugas Bea dan Cukai
Dalam rangka memberantas korupsi beserta turunannya lalai terhadap berbagai hal sehingga timbulah kerawanan dan
pemerintah Republik Indonesia telah mengeluarkan Undang- selanjutnya tercipta celah hukum (loop hole) untuk
Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan pelanggaran dimana akibatnya penegak hukum diluar
Tindak Pidana Korupsi sebagaimana yang telah diubah PPNS DJBC dapat masuk dan menyeret kelalaian tersebut
dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang sebagai dasar untuk mengembangkan penyelidikan dan
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 penyidikan jika didapat cukup bukti.
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (untuk
selanjutnya disebut UU PTPK). CONTOH KASUS
Agar tidak melebar dan lebih terfokus pada judul, uraian Dengan tetap mengedepankan asas “Praduga tak bersa-
selanjutnya hanya membatasi pada ketentuan/ pasal UU lah” bahwa setiap orang yang disangka, ditangkap, ditahan,
PTPK yang mana dapat digunakan penegak hukum dalam dituntut, dan atau dihadapkan dimuka sidang pengadilan
menjerat orang/PNS yang diduga melakukan tindak pidana wajib dianggap tidak bersalah sampai adanya putusan peng-
kepabeanan. Selain itu agar lebih mudah menelaahnya adilan yang menyatakan kesalahannya dan memperoleh
diasumsikan bahwa setiap petugas DJBC memahami UU kekuatan hukum tetap .
Kepabeanan secara baik dan benar Salah satu kasus yang sedang berjalan pemeriksaannya
dalam kompetensi relatif PN Jakarta Utara adalah yang intinya
SEKILAS TENTANG BEA DAN CUKAI fasilitas kepabeanan atas impor barang diberikan berupa
Tugas pokok dan fungsi DJBC antara lain adalah Gudang Berikat dan Eigenloosing, tapi ternyata disalahgunakan
l Fasilitator perdagangan dan industri oleh Importir dan pada akhirnya barang impor tersebut beredar di
l Pengumpul pajak dalam rangka impor pasaran dengan tidak memenuhi kewajiban kepabeanannya
yaitu berupa pembayaran pajak dalam rangka impor. Padahal
Berangkat dari salah satu tugas dasar tersebut tergambar terhadap kasus ini mekanisme secara hukum untuk menagih
betapa berat, rumit dan rawannya DJBC dalam pelaksanaan dan atau menyelesaikan bea masuk dan pajak dalam rangka
tugasnya. Betapa tidak, ibarat mata uang logam di satu sisi impor sudah jelas aturannya. Misalnya post clearance audit
mengemban tugas mencari dan mengumpulkan pendapatan (PCA), surat paksa, penyitaan dan pelelangan terhadap harta
negara melalui sektor pungutan pajak dalam rangka impor, benda milik importir oleh Badan Piutang dan Lelang Negara.

EDISI 389 APRIL 2007 WARTA BEA CUKAI 55


KOLOM

Secara rinci pasal per pasal dalam UU Kepabeanan Mengacu pada sifat melawan hukum tindak pidana
sebagai berikut : korupsi maka kejahatan ini merupakan “Delik Formil” yaitu
l Psl 30. Importir bertanggung jawab terhadap bea masuk adanya unsur-unsur perbuatan telah terpenuhi yang tidak
yang terutang sejak tanggal pemberitahuan pabean atas memperdulikan akibatnya. Berbeda dengan kualifikasi delik
importasinya. materiil yaitu mensyaratkan akibat dari perbuatan berupa
l Psl 38 (1). Utang atau tagihan kepada negara berdasarkan kerugian yang timbul harus sudah terjadi.
Undang-undang ini yang tidak atau kurang dibayar dikenakan
bunga sebesar 2% setiap bulannya untuk selama-lamanya l Unsur melawan hukum itu sendiri adalah tindakan yang
24 bulan, dihitung sejak tanggal jatuh tempo sampai hari dilakukan dimana termasuk dalam rumusan delik, bersifat
pembayaran dan bagian bulan dihitung satu bulan. melawan hukum dan dapat dicela.
l Ps 39 (1). Negara mempunyai hak mendahului untuk tagihan
pabean atas barang-barang milik yang berutang. l Unsur merugikan keuangan negara dapat tergambar
l Ayat (3). Hak mendahului untuk tagihan pabean melebihi dalam 2 hubungan yang ekstrim yaitu :
segala hak mendahului lainnya. 1. Nyata-nyata merugikan keuangan negara
l Psl 41 (penjelasan). Utang yang tidak dapat diselesaikan 2. Kemungkinan dapat merugikan perekonomian negara
berdasarkan ketentuan dalam undang-undang ini
penagihannya diserahkan kepada instansi pemerintah Diantara dua hubungan diatas sebenarnya masih ada
yang mengurusi penagihan piutang negara. hubungan yang “belum nyata terjadi” tetapi dengan
mempertimbangkan keadaan khusus dan konkrit disekitar
Atas mekanisme hukum tersebut jelas sistem penagihan peristiwa yang terjadi atau peristiwa yang melatarbelakanginya,
dalam proses kepabeanan memiliki khususan yang artinya secara logis dapat disimpulkan bahwa akan ada suatu akibat
segala kemungkinan yang patut diduga akan menimbulkan yang akan terjadi yaitu kerugian keuangan negara.
kerugian bagi keuangan negara telah diantisipasi dan diatur. Unsur-unsur pasal 2 (1) dan pasal 3 UU PTPK memang
diciptakan dan dibuat sengaja untuk menjangkau seluruh bentuk
UNSUR MELAWAN HUKUM MERUGIKAN KEUANGAN NEGARA tindak pidana korupsi. Mengapa demikian ? Seperti sekarang ini


Didalam mengupas unsur melawan korupsi terjadi sangat dalam, parah dan luas
hukum tindak pidana korupsi, tulisan ini hanya ibaratnya penyakit kanker kronis.
mengupas pasal 2 (1) dan pasal (3) UU Khususnya di negara Republik Indonesia
PTPK yaitu, kegiatan administrasi dan struktur pemerintahan
sering kali tidak menciptakan kepastian hukum,
Pasal 2 ayat (1) DIMENSI EFEK berbagai peraturan baik yang diundangkan
Setiap orang yang secara melawan hukum pemerintah pusat maupun pemerintah daerah
melakukan perbuatan memperkaya diri KEHANCURAN banyak yang menciptakan peluang untuk
sendiri atau orang lain atau suatu korporasi keleluasaan monopoli ditambah dengan PNS,
yang dapat merugikan keuangan negara atau AKIBAT KORUPSI aparat keamanan, pejabat tinggi negara dan
perekonomian negara dipidana dengan pida- SANGAT LUAS, lain sebagainya telah juga menciptakan iklim
na penjara seumur hidup atau pidana penjara dan sistem korupsi yang sistematis didukung
paling singkat 4 (empat) tahun dan paling MENYELURUH DAN pula oleh persoalan gaji, standar hidup dan
lama 20 (dua puluh) tahun dan denda paling ekonomi biaya tinggi yang makin menguatkan
sedikit Rp. 200.000.000, (dua ratus juta NYATA YANG perilaku korupsi.
rupiah) dan paling banyak Rp. 1.000.000.000,
(satu milyar rupiah)
SEKARANG PUN Atas perilaku tersebut bahkan masyara-
kat internasional sudah mengkualifikasikan
DIRASAKAN OLEH korupsi sebagai “ kejahatan luar biasa”. Oleh
Penjelasan pasal 2 (1)
Yang dimaksud dengan “Secara melawan SELURUH RAKYAT karena itu dalam penanganannya pada
tahap penyelidikan, penyidikan, penuntutan
hukum” dalam pasal ini mencakup perbuatan- BANGSA INI dan penjatuhan putusan pengadilan harus


perbuatan melawan hukum dalam arti formil dilakukan secara luar biasa juga (extraordi-
maupun dalam arti materiil yakni meskipun nary measures).
perbuatan tersebut tidak diatur dalam peratur-
an perundang-undangan, namun apabila per- Unsur memperkaya diri sendiri
buatan tersebut dianggap tercela karena tidak mengandung pengertian bahwa penggunaan
sesuai dengan rasa keadilan atau norma-norma kehidupan keuangan negara tidak diperuntukkan bagi kepentingan pe-
sosial dalam masyarakat, maka perbuatan tersebut dapat nyelenggaraan negara tetapi untuk kepentingan diri pelaku
dipidana. tindak pidana korupsi.

Pasal 3 : Sedangkan unsur penyalahgunaan kewenangan (abuse


Setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri of power) pada pasal 3 menunjuk pada memberikan keuntungan
atau orang lain atau suatu korporasi menyalahgunakan yang tidak selalu indentik dengan penambahan harta kekayaan
kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena tetapi dapat juga memperoleh kenikmatan atau keuntungan yang
jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara bersifat materiil dan/atau immateriil berupa fasilitas dan
atau perekonomian negara, dipidana dengan pidana seumur kemudahan untuk melakukan sesuatu tindakan.
hidup atau pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan atau
denda paling sedikit Rp. 50.000.000. (lima puluh juta rupiah) dan Jangkauan yang lebih keras dan luas lagi dalam hal telah
paling banyak Rp 1.000.000.000, (satu milyar rupiah) terjadi percobaan yang didalam Kitab Hukum Undang Pidana
merupakan delik yang tidak sempurna pada tindak pidana
Unsur-unsur melawan hukum pasal 2 ayat (1) UU PTPK korupsi merupakan suatu tindak pidana yang bersifat satu
ialah : kesatuan bulat dan lengkap serta diancam pidana yang sama
l Unsur perbuatan melawan hukum dengan delik sempurna bahkan terhadap pengembalian
l Unsur memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu kerugian keuangan negara tidak menghapus unsur pidananya.
korporasi
l Unsur dapat merugikan keuangan negara atau PENERAPAN UNDANG-UNDANG
perekonomian negara. Kitab Undang Hukum Pidana dalam pasal 63 (2) menen-

56 WARTA BEA CUKAI EDISI 389 APRIL 2007



tukan, “Jika bagi suatu perbuatan terancam oleh ketentu-
an pidana umum ada ketentuan istimewa/khusus, maka
ketentuan pidana istimewa itu saja yang dipergunakan.
Dan ini bersesuaian dengan adagium/asas Lex spesial-
ais derogat lex generali. PERUBAHAN
Ahli hukum pidana, Schaffmeister berpendapat ADALAH
sebagaimana dikutip oleh Prof Dr. A.Z. Abidin dan Prof Dr. Jur.
Andi Hamzah dalam bukunya yang berjudul “Bentuk-bentuk TANDA
khusus perwujudan delik dan hukum penentisier” pada hal
318, bahwa ketentuan dalam pasal 63 (2) KUHP dinyatakan ADANYA
sebagai pidana bentuk kekhususan yang sistematis. KEHIDUPAN
Oleh :


Secara jelas Schaffmeister memberikan contoh suatu
perkara penyelundupan sebagaimana diatur dalam UU Rinsan
Kepabeanan apabila seseorang menyelundupkan barang
berarti tidak membayar bea masuk dan menjadi bagian yang Siagian
dapat disebut memperkaya diri sendiri atau orang lain dan
pasti merugikan keuangan negara yang artinya memenuhi
semua bagian inti delik korupsi sesuai UU PTPK, namun UU

Mengawal
PTPK tidak boleh diterapkan karena bersifat umum, ada
bentuk khusus delik penyelundupan yang disebut dalam
pasal 102 UU Kepabeanan, dengan demikian jika hal tersebut
dipaksakan maka jelas merupakan pelanggaran atas
kekhususan yang sistematis.

Perubahan
Kembali pada episiode tindak pidana kepabeanan
ditinjau dari penyertaan dalam melakukan perbuatan pidana,
dari sisi pelaku (dader) dapat dikualifikasikan sebagai berikut;
1. Melakukan, yang menyuruh melakukan, dan yang turut
serta melakukan perbuatan.

Pada DJBC
2. Mereka yang memberi atau menjanjikan sesuatu dengan
menyalahgunakan kekuasaan atau martabat atau
memberi kesempatan, sarana atau keterangan, sengaja
menganjurkan orang lain supaya bertindak sesuatu.

Dari klasifikasi pelaku pada umumnya modus tindak


pidana kepabeanan bila tidak sesuai dengan rumusan
delik pasal 102 UU Kepabeanan, sering kali melibatkan

A
konspirasi oknum pegawai. Terlepas dari modus operandi,
yang menjadi pertanyaan penegak hukum adalah apakah ngin perubahan di organisasi Bea dan Cukai semakin
UU Kepabeanan mengatur tentang sanksi bagi oknum mengalir dengan cepat. Perubahan dalam struktur
pegawai yang terlibat berkonspirasi dalam tindak pidana organisasi, rencana pembentukan Kantor Pelayan
kepabeanan sehingga keuangan negara dirugikan ? Utama, PDE dan bahkan rencana single windows
Apakah dengan diberikan sanksi berdasarkan PP 30 menjadi hal yang menggairahkan bukan saja bagi
Tahun 1980 tentang disiplin PNS menghapuskan pegawai Bea dan Cukai tapi juga bagi seluruh bangsa Indonesia.
kesalahan perbuatan dan ancaman pidana ? Tentu saja dengan satu harapan, melalui perubahan ini Bea dan
Terhadap importir kewajiban kepabeanan berdasarkan Cukai dapat berperan dengan baik dalam mendorong laju roda
sistem self assesment tegas diatur sehingga apapun yang pergerakan perekonomian Indonesia yang terus berusaha keluar
menjadi alasan importir untuk menghindar dari kewajibannya dari krisis multidimensi.
tidak akan pernah lepas dari perangkap sanksi UU Sangat besar harapan agar pelaksanaan perubahan dapat
Kepabeanan. Tugas PPNS DJBC-lah untuk memproses berjalan dengan baik dan berhasil hingga akhir yang diinginkan.
sesuai ketentuannya. Hasil penyidikan dapat dilihat dan Untuk itu pelaksanaan perubahan ini harus dikawal agar terus
buktikan bersama dengan adanya beberapa keputusan berada pada jalan-jalan yang menuju keberhasilan.
pengadilan yang inkracht (Bravo PPNS DJBC). Agar dapat terus melakukan perubahan dengan baik dan
Hakekat PNS (ambtenaar) adalah idealnya seseorang berhasil, John P. Kotter mengemukakan bahwa terdapat dua
yang mengemban tugas mulia dengan sumpahnya kepada komponen yang pokok dalam melakukan perubahan, pertama
Tuhan Yang Maha Esa untuk mencurahkan, mengorbankan perubahan itu harus dilakukan melalui tahap-tahap dan berurutan.
dan membaktikan hidupnya dalam menjalankan tugas dan Proses perubahan memiliki delapan tahap yaitu : menetapkan
tanggung jawab terhadap negara dengan segala konsekuensi makna urgensi perubahan, menciptakan koalisi pengarah,
resiko demi terciptanya kesejahteraan masyarakat. Terhadap mengembangkan visi dan strategi, mengkomunikasikan visi
PNS yang terlibat berkonspirasi dalam tindak pidana perubahan, memberdayakan dan melibatkan banyak orang untuk
kepabeanan penegak hukum mencoba menjerat dengan melakukan tindakan, menghasilkan output jangka pendek,
dasar UU PTPK yaitu unsur memperkaya orang lain dan tidak mengkonsolidasikan pencapaian-pencapaian dan menghasilkan
melaksanakan kewenangan yang dimilikinya sehingga lebih banyak perubahan dan melembagakan praktek-praktek
keuangan negara dirugikan. baru dalam kultur baru organisasi.
Terlepas dari usaha penegak hukum mencoba menyeret Pelaksanaan satu tahap dengan baik dalam prosesnya akan
tersangka pelaku tindak pidana kepabeanan berdasarkan UU memberikan landasan yang kuat bagi tahap pelaksanaan
PTPK diputus bersalah atau bebas oleh pengadilan, sudah berikutnya demikian seterusnya, ibarat roda didalam roda. Bila
seyogyanyalah masing-masing pegawai introspeksi dan hanya melakukan beberapa tahap saja atau langsung melompat
membenahi diri agar instansi yang dibanggakan ini dapat pada tahap selanjutnya tanpa landasan yang kuat, lebih sering
terus memberikan kontribusi terhadap keuangan negara dan menghadapi masalah dalam pelaksanaan perubahan.
mengawal Republik Indonesia tercinta ini. Komponen kedua adalah pendorong proses perubahan
Penulis adalah Staf Pelaksana Biro Hukum Sekertaris Jenderal adalah kepemimpinan, kepemimpinan dan sekali lagi masih tetap
Depkeu, Mantan Kepala KPBC Atapupu/Atambua, NTT membutuhkan kepemimpinan. Kepemimpinan menentukan arah

EDISI 389 APRIL 2007 WARTA BEA CUKAI 57


KOLOM

dengan mengembangkan visi dan misi masa depan dan menen- - Bisa dikomunikasikan : mudah dijelaskan dalam waktu
tukan strategi-strategi untuk menghasilkan perubahan-perubahan lima menit
untuk mencapai visi itu, mengarahkan para karyawan pada visi,
memberikan motivasi dan inspirasi kepada anggota organisasi 4. MENGKOMUNIKASIKAN PERUBAHAN
meskipun terdapat hambatan. Gagasan akan visi yang telah ditetapkan agar sampai
kepada seluruh organisasi harus dilakukan dengan baik,
1. MENETAPKAN MAKNA URGENSI jangan sampai mengirimkan pesan yang tidak konsisten.
Menetapkan tingkat urgensi adalah menentukan alasan Elemen-elemen kunci dalam komunikasi yang efektif :
mengapa melakukan perubahan. Perubahan dapat didorong oleh - Kesederhanan : Informasi bebas dari jargon-jargon.
kondisi internal maupun tuntutan eksternal. Krisis ekonomi suatu - Metafor, analogi dan contoh : Sebuah gambaran verbal
negara dapat menjadi pendorong untuk melakukan perubahan bisa mengungkapkan ribuan kata.
sebuah organisiasi. - Berbagai macam forum : Rapat-rapat besar, dan kecil,
Dengan memiliki tingkat urgensi yang tinggi untuk melakukan memo dan terbitan berkala, interaksi formal dan informal
perubahan, organisasi akan membuat kebijakan-kebijakan baru – semuanya merupakan sarana yang efektif untuk
dan mencari praktek-praktek yang terbaik untuk menciptakan menyebarluaskan informasi.
performance yang lebih baik. Keinginan untuk memperbaiki - Pengulangan : Gagasan-gagasan bisa mengakar dalam
kondisi ini akan menginventaris masalah yang ada dan mencari hanya setelah semua itu didengar berulang kali.
peluang penyelesaian dangan baik dan norma yang berlaku - Kepemimpinan berdasarkan contoh : Perilaku dari orang-
adalah kerjakan sekarang juga. orang penting yang tidak konsisten dengan visi yang telah
ditentukan mengalahkan bentuk komunikasi lainnya.
2. MEMBENTUK KOALISI ATAU TIM PENGARAH - Penjelasan mengenai ketidakkonsistenan yang terjadi :
Melakukan perubahan besar merupakan pekerjaan yang sa- Ketidakkonsistenan (inkonsistensi) yang tidak diatasi
ngat sulit untuk itu sangat diperlukan kekuatan yang besar untuk menghambat kredibilitas semua komunikasi.
melakukan perubahan tersebut. Diperlukan tim dengan komposisi - Memberi dan menerima : Komunikasi dua arah selalu
yang tepat agar peruabahan berjalan dengan baik. Semua ang- lebih kuat dibandingkan komunikasi satu arah.
gota tim harus memiliki kesalingpercayaan yang tinggi, mewakili
kelompok-kelompok yang ada dalam organisasi, memiliki 5. MEMBERDAYAKAN DAN MELIBATKAN BANYAK ORANG
komitmen dan tujuan yang sama dalam perbaikan organisasi. UNTUK MELAKUKAN TINDAKAN
Empat karakteristik pokok yang penting untuk membentuk Transformasi harus dilakukan oleh semua unsur dalam
koalisi pengarah yang efektif : organisasi, dengan memberdayakan semua orang untuk
- Kekuatan posisi : tim pengarah terdiri dari pelaku kunci melakukan tindakan dengan cara menghilangkan sebanyak
dalam top manajemen, terutama manajer lini utama mungkin hambatan dalam mengimplementasikan visi
- Keahlian : memiliki wawasan dan sudut pandang yang luas - perubahan.
tim memiliki disiplin ilmu yang relevan, pengalaman kerja Empat hambatan yang penting dikelola dengan baik :
relevan dan lainnya sehingga dapat membuat keputusan - Hambatan struktural : harus ada kesesuaian antara visi
yang matang dan komprehensif. dan struktur organisasi antara lain berkaitan dengan
- Kredibilitas : memiliki reputasi kerja yang baik sehingga konsumen, pendelegasian wewenang dengan tepat.
pernyataannya akan benar-benar diperhatikan dan - Keterampilan : peningkatan keterampilan diperlukan
dilaksanakan dengan baik. dalam perubahan.
- Kepemimpinan : tim pengarah melibatkan pemimpin yang - Sistem : menyatukan sistem dengan visi. Sistem yang
baik sehingga mampu mendorong terjadinya proses sumber daya manusia (SDM) Penilaian Kerja.
perubahan. Kompensasi. Promosi. Perencanaan Suksesi.
- Supervisor : dikembangkannya dialog yang jujur dengan
3. MENGEMBANGKAN VISI DAN STRATEGI para manajer yang enggan melakukan perubahan.
Visi mengacu pada gambaran organisisasi dimasa depan
dengan beberapa komentar implisit atau eksplisit mengenai Para karyawan yang patah semangat dan lemah akan
mengapa orang harus berusaha dengan keras untuk menjadi beban dalam proses perubahan, tetapi dengan
menciptakan masa depan seperti itu. membuat struktur, pelatihan, sistem dan supevisor yang tepat
Visi yang baik mempunyai tiga tujuan penting, pertama, dapat menjadi sumber kekuatan pembangkit yang sangat
menjelaskan tujuan umum dari perubahan tersebut dengan besar untuk meningkatkan kinerja organisasi.
mengatakan “Kita harus mengadakan perubahan arah dalam
beberapa tahun dari posisi kita sekarang ini”, visi ini 6. MENGHASILKAN KEUNTUNGAN JANGKA PENDEK
menyederhanakan ratusan bahkan ribuan keputusan yang lebih Penentuan sasaran yang harus dicapai dalam jangka
terinci. Kedua, visi akan memotivasi banyak orang untuk pendek dengan perencanaan kegiatan, anggaran-anggaran
melakukan tindakan ke arah yang benar, sekalipun langkah- dan mengatur implementasinya dalam jangka pendek dan
langkah awal menyakitkan mereka sendiri. Ketiga, visi akan mengontrol proses itu pada jalur yang ditentukan sangat
membantu mengkoordinasikan tindakan-tindakan banyak orang dibutuhkan dalam perubahan. Dalam hal ini peranan manajer
berbeda, bahkan ribuan orang secara cepat dan efisien. dan kepemimpinan. Hal-hal yang kecil yang dapat dicapai
Visi yang efektif paling tidak harus memiliki enam dengan baik akan menjadi pendorong bagi perubahan kecil
karateristik pokok : lainnya dan terus mengalir sehingga tercapai perubahan
- Dapat dibayangkan : mengambarkan bentuk aktivitas yang lebih besar.
organisasi kelak di masa depan.
- Menarik : menyatakan dengan jelas mengenai sederatan 7. MENGKONSOLIDASIKAN PENCAPAIAN-PENCAPAIAN DAN
kemungkinan yang menjadi kepentingan karyawan, MENGHASILKAN LEBIH BANYAK PERUBAHAN
konsumen yang menghadapi risiko dalam situasi itu. Keberhasilan dalam perubahan kecil adalah keberhasilan
- Realisitis, bukan fantasi yang tampak menyenangkan kecil, jangan cepat merasa puas diri, ini hanya untuk menarik
tetapi tidak mempunyai peluang untuk direalisasikan. napas sejenak dan selanjutnya kita harus siap mengalirkan
- Terfokus : cukup jelas untuk memberikan bimbingan keberhasilan ini untuk menggerakkan ratusan bahkan ribuan
dalam pengambilan keputusan elemen-elemen lainnya yang dapat saling terkait dan pasti
- Fleksibel : cukup umum untuk memungkinkan individu akan memerlukan waktu, dan tenaga yang sangat besar,
mengambil inisiatif dan respons alternatif dalam pasti lebih melelahkan.
hubungannya dengan kondisi yang berubah Mengidentifikasi keberhasilan harus dapat dijaga sebagai

58 WARTA BEA CUKAI EDISI 389 APRIL 2007


momentum untuk melakukan perubahan yang lebih banyak lingkungan eksternal telah memberi arahan bahwa Bea dan
perubahan. Dalam perjalanan perubahan yang memerlukan Cukai harus berubah. Tuntutan akan pelayanan yang profesional
tenaga besar dalam waktu yang panjang memerlukan pemimpin dalam mendorong roda perekonomian di tengah-tengah usaha
yang dapat mengarahkan proses perubahan itu. pemulihan ekonomi Indonesia, di tengah-tengah arus globalisasi
Perubahan dalam sistem yang sangat saling tergantung yang terus bergulir, merupakan hal pendorong dilakukannya
sering kali juga harus mengubah hampir segala sesuatunya, perubahan di organisasi Bea dan Cukai. Dan perubahan ini harus
transformasi organisasi menjadi pekerjaan besar, jalan dikawal agar perubahan yang dilakukan dapat sampai pada
panjang yang melelahkan dan memakan waktu bertahun- tujuan yang diharapkan.
tahun bahkan dekade. Diperlukan Tim Pengarah Perubahan di Bea dan Cukai
Sekali lagi kepemimpinan memegang peranan yang seperti Tim KPU, Tim Pengkaji Struktur Organisasi dan Tim
sangat penting dalam menciptakan visi-visi yang menantang, lainnya hendaknya beranggotakan orang-orang yang memiliki
bersedia berpikir jangka panjang, mengarahkan pada tujuan kekuatan posisi, keahlian, kredibilitas dam kepemimpinan agar
yang diharapkan. terdapat tingkat kepercayaan akan proses perubahan yang
berlangsung.
8. MENCANANGKAN PRAKTEK-PRAKTEK BARU KE DALAM Penyataan visi dan misi Bea dan Cukai di masa depan harus
KULTUR jelas. Mungkin membingungkan membayangkan Bea dan Cukai
Praktek-praktek operasional yang telah berhasil dicapai dimasa mendatang dimana terdapat BC KPU dengan pola kerja
selama proses perubahan harus ditanamkan dalam kultur dan kesejahteraan yang cukup baik dengan non-KPU dengan
organisasi. Kultur adalah mengacu pada perilaku dan nilai-nilai pola kerja dan kesejahteraan yang belum jelas. Dan Bea Cukai
yang diyakini bersama diantara sekelompok orang. yang dituntut sejajar dengan Bea Cukai sedunia tetapi
Norma perilaku merupakan cara bertingkah-laku yang lazim kesejahteraan jauh dibandingkan negara lainnya. Bea dan Cukai
atau meresap dalam sebuah kelompok dan yang muncul karena perlu merumuskan visi dengan baik.
para anggota kelompok cenderung berperilaku dalam cara-cara Visi dan misi, praktek-praktek baru, gagasan-gagasan baru
yang mengajarkan praktek-praktek ini kepada anggota baru, harus dikomunikasikan dengan baik sehingga semua pegawai
memberikan penghargaan kepada mereka yang berperilaku yang tersebar di seluruh Indonesia dapat mengetahui proses
sesuai dan memberikan sanksi kepada mereka yang berperilaku perubahan yang telah, sedang dan hendak berlangsung. Tanpa
tidak sesuai. komunikasi yang baik akan terjadi kebingungan di tengah-tengah
Nilai-nilai yang diyakini bersama merupakan perhatian pegawai. Warta Bea Cukai dapat menjadi media yang bagus
penting dan tujuan-tujuan bersama oleh sebagian besar orang dalam mengkomunikasikan proses perubahan yang berlangsung.
dalam sebuah kelompok dan yang sering berlangsung lama Perubahan di Bea dan Cukai harus melibatkan semua
sekalipun keanggotaan kelompok sudah berubah. sumber daya yang ada. Struktur organisasi yang dinamis dengan
Praktek-praktek baru harus dapat mengantikan kultur memperhatikan wilayah kerja dan volume kerja masing-masing
yang lama. Mengubah dan mengendalikan kultur yang lama Kantor Wilayah dan dan Kantor Pelayanan. Tentu rentang kendali
menjadi kultur yang baru dapat berjalan bila kita berhasil Kanwil di Jakarta akan berbeda dengan rentang kendali di Kanwil
menetapkan urgensi, menciptakan koalisi pengarah, Indonesia bagian timur. Peningkatan keterampilan harus benar-
mengembangkan visi dan strategi, mengkomunikasikan visi benar diarahkan sesuai kebutuhan organisasi. Penilaian kerja,
perubahan, memberdayakan banyak orang untuk melakukan kompensasi, promosi, dan perencanaan suksesi yang terukur
tindakan, menghasilkan output jangka pendek, mengkonsoli- dan transparan.
dasikan pencapaian-pencapaian dan menghasilkan lebih Kompensasi juga harus memperhatikan perhitungan biaya
banyak perubahan. Hampir selama perubahan kultur terjadi hidup tiap daerah yang sangat berbeda. Dan terus melakukan
dalam tahap 8 bukan tahap 1. Adalah kesalahan besar jika dialog yang jujur dengan para pegawai yang masih enggan
kita menjadikan “perubahan kultur” pada tahap 1. terhadap perubahan. Sistem jaringan online yang kuat pada
Kultur bukanlah sesuatu yang dapat dimanipulasi dengan seluruh intern kantor Bea dan Cukai yang tersebar di seluruh
mudah. Untuk itu diperlukan pemahaman yang mendalam Indonesia, tentu akan mendukung penggunaan teknologi
tentang kultur organisasi sejak awal pelaksanaan perubahan berbasis elektronik untuk melayani stakeholders.
untuk membentuk kultur di setiap proses pada setiap tahap agar Sistem pelayanan dan pengawasan oleh Bea dan Cukai
dapat mencipkatan perubahan kultur total. Pengelolaan sangat terkait dengan instansi lain, dengan itu perubahan
perubahan kultur dilakukan sejak awal hingga akhirnya akan sistem di Bea dan Cukai akan membutuhkan perubahan juga
telihat hasilnya pada tahap akhir dan selanjutnya ditanamkan pada instansi terkait.
pada secara dalam sebagai kultur organisasi. Dengan perencanaan yang matang dapat memperlihatkan
Dalam mencanangkan perubahan kultur : hasil jangka pendek. Mengkonsolidasikan pencapaian-
- Hasilnya baru terlihat pada tahap akhir, walapun harus pencapaian untuk menghasilkan perubahan yang lebih banyak
dilakukan sejak tahap awal akan memperlihatkan bahwa pendekatan-pendekatan baru itu
- Pendekatan-pendekatan baru biasanya berakar dalam kultur bisa berjalan dan lebih baik dibandingkan metode-metode lama.
hanya setelah semuanya menjadi sangat jelas bahwa Masalah kultur bukanlah masalah chicken and egg situation.
pendekatan-pendekatan itu bisa berjalan dan lebih baik John P Kotter mengemukakan bahwa pemahaman terhadap
dibandingkan metode-metode lama kultur pada setiap tahap perubahan sangat penting untuk
- Diperlukan instruksi dan dukungan lisan agar semua anggota menciptakan praktek-praktek baru dalam organisasi dan
organisasi dapat mengetahui kesahihan praktek-praktek yang perlahan-lahan menanamkannya sejak awal perubahan dalam 8
baru tahap perubahan dan hasilnya akan terlihat pada tahap akhir
- Kadang-kadang satu-satunya cara untuk mengubah kultur perubahan dan terus tertanam pada organisasi sebagai kultur
adalah dengan mengganti pelaku-pelaku utama baru, bila praktek-praktek baru dapat berjalan dengan baik.
- Dalam membuat keputusan mengenai suksesi, promosi Perubahan adalah tanda adanya kehidupan. To live is to
harus benar-benar menggunakan praktek-praktek yang baru, change and to be perfect is to change often.
sehingga tidak menimbulkan apriori dan segera kembali ke Daftar Pustaka :
kultur yang lama 1. John P Kotter1996 Leading Change. Menjadi Pionir Perubahan. Harvard Business
School Press
Hal-hal yang dikemukakan oleh John P. Kotter di atas dapat 2. Gary Hamel, C.K Prahalad 1994, Competing for the Future, Harvard Business School
Press
menjadi langkah-langkah yang dilalui dalam mengawal 3. Arie de Geus 1997, The Living Company, Harvard Business School Press
perubahan di Bea dan Cukai.
Adanya urgensi yang tinggi di lingkungan Bea dan Cukai baik Penulis adalah Kasi Verifikasi Impor pada KWBC XII Ambon,
urgensi yang didorong oleh lingkungan internal maupun Peserta DTU Self Development 04-08 Desember 2006

EDISI 389 APRIL 2007 WARTA BEA CUKAI 59


OPINI

Jalur Prioritas:

ISTILAH
PRIORITAS INI
LEBIH COCOK
DIGUNAKAN

Jalur Atau
SEBAGAI
Oleh : PREDIKAT
Wirawan IMPORTIR
Sahli
DARIPADA

Predikat
NOMENCLATUR
PENJALURAN

Importir ? ”
D
alam Warta Bea Cukai edisi Juli 2005 dimuat hasil diperiksa secara fisik yang berarti masuk jalur hijau tetapi
survei JICA (Japan International Cooperation untuk impor sementara, barang re-impor, barang tertentu
Agency) sebagai laporan utama. Survei tersebut yang ditetapkan pemerintah (misalnya beras, gula dan
berjudul “The Study on Trade Related Systems and kendaraan bermotor terpasang) atau yang terkena nota
Procedures”, yang antara lain menghitung lamanya intelejen dilakukan pemeriksaan fisik yang berarti masuk jalur
waktu pelayanan Bea dan Cukai dalam menangani barang merah.
impor di pelabuhan Tanjung Priok. Jadi sebagian jalur prioritas masuk jalur hijau dan
Ada satu hal yang ditanyakan oleh reporter WBC kepada sebagian masuk jalur merah. Jalur hijau disini artinya barang
pihak JICA dalam hal ini adalah Jitsuya Hasegawa, mengapa dapat dilepas (release) tanpa pemeriksaan dokumen dan
jalur prioritas tidak disinggung atau diteliti tersendiri dalam tanpa pemeriksaan barang dan jalur merah artinya barang
survei tersebut. Oleh Hasegawa dijawab bahwa jalur prioritas baru dilepas setelah melalui pemeriksaan dokumen dan
termasuk jalur hijau. Memang survei tersebut hanya meneliti pemeriksaan fisik.
jalur hijau dan jalur merah saja tanpa menyinggung Kalau berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku
keberadaan jalur prioritas. yaitu Keputusan Dirjen Bea dan Cukai nomor KEP-07/BC/
Saya kira tidak hanya reporter WBC saja yang 2003 tanggal 31 Januari 2003, definisi Jalur Prioritas adalah
menanyakan hal ini, banyak pejabat Bea Cukai yang juga fasilitas dalam mekanisme pelayanan kepabeanan di bidang
menanyakan kepada pihak JICA mengapa jalur prioritas tidak impor yang diberikan kepada importir yang mempunyai
diteliti tersendiri. Jawaban pihak JICA sama saja yaitu jalur reputasi baik dan memenuhi persyaratan/kriteria yang
prioritas termasuk jalur hijau. Padahal di Indonesia jalur ditentukan untuk mendapatkan pelayanan khusus, sehingga
prioritas adalah jalur tersendiri yang bukan jalur hijau dan penyelesaian importasinya dapat dilakukan dengan lebih
bukan jalur merah. sederhana dan cepat.
Definisi ini berbeda dengan kriteria jalur yang umumnya
PERBEDAAN KERANGKA ACUAN dipakai di kalangan pabean internasional karena definisi
Disini terlihat adanya kesenjangan atau kesalahpahaman tersebut tidak menyebutkan apakah dilakukan pemeriksaan
antara Bea Cukai Indonesia dan JICA yang penelitinya dokumen atau tidak dan juga tidak disebutkan apakah
umumnya adalah orang Bea Cukai Jepang. Kesenjangan ini diperlukan pemeriksaan fisik atau tidak untuk bisa merelease
terjadi karena perbedaan term of reference atau kerangka barang. Demikian juga dalam Pasal 17 keputusan yang sama
acuan dalam penjaluran. Mereka menggunakan kriteria ada tidak ditegaskan apakah terhadap Jalur Prioritas dikenakan
dan tidaknya pemeriksaan dokumen dan pemeriksaan fisik pemeriksaan dokumen dan pemeriksaan fisik. Bunyi ayat (3)
sebelum barang direlease. Jalur hijau apabila barang bisa dari pasal tersebut adalah sebagai berikut :
direlease tanpa pemeriksaan dokumen dan tanpa (3) Kriteria sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)
pemeriksaan fisik sebelumnya, sedangkan jalur merah menentukan bentuk pemeriksaan pabean, yaitu :
apabila barang baru bisa direlease setelah dilakukannya a. Jalur Merah dilakukan penelitian dokumen dan
pemeriksaan dokumen dan pemeriksaan fisik. periksaan fisik barang;
Sebenarnya dalam sistem pabean internasional juga b. Jalur Hijau hanya dilakukan penelitian dokumen;
dikenal satu jalur lagi yaitu jalur kuning dimana barang bisa c. Jalur Prioritas tidak dilakukan Pemeriksaan
direlease hanya dengan pemeriksaan dokumen saja tanpa Pabean sebagaimana yang dilakukan terhadap
pemeriksaan fisik. jalur merah atau hijau.
Memang jika kita menggunakan kerangka acuan tersebut
diatas menimbulkan pertanyaan apakah jalur prioritas itu Dari kriteria di atas hanya kriteria Jalur Merah yang
suatu jalur atau bukan. Kalau kita perhatikan, importir jalur sama dan sejalan dengan kriteria penjaluran yang
prioritas memperoleh kemudahan barang impornya tidak digunakan di kalangan pabean internasional yaitu adanya

60 WARTA BEA CUKAI EDISI 389 APRIL 2007


pemeriksaan dokumen dan pemeriksaan fisik sedangkan melakukan pelanggaran. Mestinya importir prioritas ini tidak
untuk jalur hijau disebutkan adanya penelitian dokumen akan dikenakan jalur merah. Di negara lain juga kalau sudah
padahal kriteria jalur hijau internasional adalah tanpa diberi predikat importir bonafide, importir teladan atau apapun
pemeriksaan dokumen dan tanpa pemeriksaan fisik. istilah yang digunakan, barang impornya tidak akan kena
Kalau ada pemeriksaan dokumen setelah barang dilepas jalur merah.
itu tidak menjadi kriteria penjaluran karena kalau barang Disini kita lagi-lagi agak menyimpang dari kelaziman
sudah di peredaran bebas baru dilakukan pemeriksaan internasional karena sudah disebut sebagai importir prioritas
dokumen itu tidak menghambat arus barang. Mereka (berarti statusnya istimewa sekali) tetapi masih bisa kena
tidak menjadikan pemeriksaan barang setelah pelepasan jalur merah untuk impor sementara atau barang re-impor.
(release) sebagai kriteria penjaluran karena barang dile- Tentu hal ini tidak konsisten dengan kriteria istimewa yang
pas setelah penjaluran. dimiliki importir prioritas.
Tidak ada gunanya menjadikan kegiatan setelah Untuk impor biasa ke peredaran bebas saja importir prio-
pelepasan sebagai kriteria penjaluran karena pelepasan itu ritas diberikan jalur hijau mengapa untuk impor sementara
terjadinya setelah penjaluran. Jadi kalau yang dimaksud dan untuk barang re-impor harus masuk jalur merah. Impor
dengan penelitian dokumen dalam keputusan Dirjen diatas sementara adalah impor untuk diekspor kembali artinya
adalah pemeriksaan dokumen setelah release ini tidak barang itu akan kembali lagi ke luar negeri, di dalam daerah
sejalan dengan kriteria penjaluran menurut kelaziman dalam pabean hanya sementara saja tetapi mengapa harus diperik-
dunia kepabeanan. Karena kelaziman penjaluran dalam sa fisiknya sedangkan yang akan dikonsumsi dan dipakai
kepabeanan internasional hanya menggunakan kriteria sampai habis disini saja tidak dikenakan pemeriksaan fisik.
kegiatan sebelum barang dilepas. Mungkin ada yang berpendapat karena kalau barang
Kriteria Jalur Prioritas dalam ayat tersebut juga tidak impor sementara harus dibuktikan bahwa barang tersebut
secara tegas menyebutkan apakah jalur prioritas itu harus setelah dipakai disini akan diekspor kembali, jadi waktu
diperiksa dokumennya maupun fisiknya atau tidak. masuk dan waktu keluar harus diperiksa. Ini memang benar
Namun kenyataannya Jalur Prioritas mau tidak mau akan kalau untuk importir biasa tetapi kalau kita sudah berani
masuk jalur hijau atau jalur merah tergantung jenis memberikan predikat prioritas kepada importir tersebut dan
barang yang diimpor atau jenis importasinya. Jika barang pasti kita sudah yakin akan kejujuran dan bonafiditasnya
tersebut termasuk yang ditetapkan pemerintah seperti tentu kita juga akan percaya bahwa barang yang diimpor
gula dan beras akan masuk jalur merah. Demikian pula sementara tadi pasti akan diekspor dalam bentuk yang sama


jika jenis importasinya adalah impor meskipun kita tidak memeriksa secara fisik.
sementara atau re-impor akan masuk jalur Sama halnya untuk barang re-impor yang
merah. Untuk barang lainnya akan masuk juga harus masuk jalur merah meskipun
jalur hijau dalam arti tanpa pemeriksaan importir prioritas. Disini juga kita tidak konsisten
dokumen dan tanpa pemeriksaan fisik, karena barang re-impor adalah barang buatan
barang dapat dilepas. Jalur prioritas disini SEBENARNYA Indonesia yang dikembalikan (reject) karena
ternyata juga harus diperiksa dokumennya
setelah barang dilepas sama dengan jalur DALAM SISTEM suatu hal tetapi mengapa harus dikenakan
jalur merah sedangkan yang jelas-jelas buatan
hijau.
Dalam membuat definisi atau kriteria kita
PABEAN luar negeri yang diimpor oleh importir prioritas
tidak kena jalur merah. Barang re-impor bisa
harus berhati-hati dan harus konsisten INTERNASIONAL saja barang yang bahan bakunya 100% buatan
karena kalau tidak konsisten akan
menimbulkan salah paham seperti kejadian JUGA DIKENAL dalam negeri atau barang impor yang belum
dibayar beanya. Mungkin pembuat peraturan
pada awal tulisan ini. Kalau kita ikut seminar
atau simposium internasional yang
SATU JALUR berpendapat bahwa barang tersebut harus
diperiksa secara fisik untuk dicocokkan dengan
membahas penjaluran dan kita LAGI YAITU dokumen ekspor yang lalu. Atau mungkin
menggunakan definisi dan kriteria yang kita
JALUR KUNING berpendapat kalau nanti barang tersebut harus


pakai disini tentu akan menimbulkan diekspor kembali jadi harus diperiksa secara
kesalahpahaman dengan ahli-ahli pabean di fisik.
tingkat dunia. Kembali lagi, bukankah kita sudah sepakat
Untuk berbicara pada tingkat dunia kita memberi predikat prioritas kepada importir
harus menggunakan kerangka acuan yang tersebut dan untuk memperoleh predikat itu
sama untuk menghindarai kesalahpahaman. Ini tidak ha- kita sudah menetapkan syarat-syarat yang ketat dan melaku-
nya berlaku di kalangan pabean tetapi pada seluruh kan penelitian sedemikian rupa, mengapa kepercayaan itu
bidang ilmu yang lain. Orang-orang asing memang sangat diambil kembali justru untuk barang yang akan diekspor
rasional dan konsisten dalam merumuskan kerangka kembali. Untuk barang impor biasa kita percaya bahwa yang
acuan, definisi ataupun kriteria. ada didalam kontainer itu sesuai dengan dokumennya tetapi
Dalam bidang zoologi misalnya kalau kita menyebut ikan untuk barang impor sementara dan barang reimpor kita tidak
maka kriterianya adalah binatang yang bernafas dengan percaya kepada importir yang sama. Barangkali ini juga yang
insang dan reproduksinya dengan bertelur. Maka ikan paus menjadi penyebab sedikitnya importir yang mengajukan
dan lumba-lumba tidak termasuk golongan ikan karena permohonan menjadi importir jalur prioritas.
bernafas dengan paru-paru dan cara reproduksinya dengan Dalam keputusan Dirjen tersebut diatas banyak ditemui
melahirkan anak. Ikan paus dan lumba-lumba termasuk kalimat-kalimat yang menunjukkan bahwa Jalur Prioritas
binatang menyusui. Kalau ada ahli zoologi kita mencoba sebenarnya adalah predikat importir. Kalimat-kalimat tersebut
membuat definisi yang lain misalnya menggolongkan ikan antara lain:
paus dalam golongan ikan karena hidup di air pasti akan 1. Importir Jalur Prioritas menyiapkan PIB dengan
membingungkan ahli-ahli zoologi dari negara lain. menggunakan program aplikasi PIB modul importir
miliknya sendiri.
IMPORTIR PRIORITAS 2. Dalam hal Importir Jalur Prioritas memanfaatkan
Kalau kita mengkaji peraturan-peraturan yang berlaku fasilitas pembayaran berkala.
untuk jalur prioritas sebenarnya istilah prioritas ini lebih cocok 3. Dalam hal Importir Jalur Prioritas mendapat fasilitas
digunakan sebagai predikat importir daripada nomenclatur pembebasan atau keringanan bea masuk.
penjaluran. Jadi tidak ada jalur prioritas yang ada adalah 4. Dalam hal Importir Jalur Prioritas mendapat fasilitas
importir prioritas yaitu importir yang jujur dan tidak pernah Impor Sementara.

EDISI 389 APRIL 2007 WARTA BEA CUKAI 61


OPINI


Kalimat-kalimat tersebut menunjukkan bahwa Jalur
Prioritas sebenarnya tidak ada, yang ada adalah Importir
Prioritas. Jalur yang dikenakan tetap saja jalur hijau atau
jalur merah. KETENTUAN
Barangkali yang dimaksud jalur dalam Jalur
Prioritas disini adalah proses pengolahan informasi YANG
dalam sistem aplikasi impor misalnya dari A —B—
C—D dan seterusnya. Kalau ini yang dimaksud sama BERLAKU DI
halnya dengan rute atau jalan yang ditempuh dalam
suatu proses. Ini berbeda dengan pengertian jalur
KAWASAN
(channel) yang dibakukan oleh kalangan pabean BERIKAT YANG
internasional.
Jalur menurut pengertian mereka adalah saluran Oleh : ADA SAAT INI
keluarnya barang. Kalau barang dilepas tanpa
pemeriksaan dokumen dan tanpa pemeriksaan fisik Suwondo MASIH
artinya lewat jalur hijau, kalau dilepas setelah melalui BERSIFAT
pemeriksaan dokumen dan pemeriksaan fisik artinya
lewat jalur merah, kalau dilepas setelah pemeriksaan SENTRALISTIK


dokumen tanpa pemeriksaan fisik berarti lewat jalur
kuning.
Kalau Jalur Prioritas memang jalur seperti halnya jalur
merah atau jalur hijau pasti akan melalui jalurnya sendiri,
tetapi disini ternyata jalur prioritas kadang masuk jalur
merah kadang masuk jalur hijau (de facto). Jadi Jalur

Fasilitas
Prioritas sebenarnya bukan jalur, sama dengan Planet
Pluto yang berdasarkan kesepakatan para astronom
dunia sekarang ini tidak dianggap sebagai planet karena
setelah diamati ternyata orbitnya memotong orbit planet
lain.

Kawasan
Kalau visi kita adalah sejajar dengan institusi
kepabeanan internasional dalam kinerja dan citra
tentunya kita juga harus menyeragamkan kerangka
acuan, definisi dan kriteria yang dipakai oleh pabean
internasional. Jangan malah membuat sendiri tetapi
tidak dimengerti orang lain.

Berikat
Selama ini karena jumlah jalur prioritas sangat sedikit
jika dibandingkan dengan jalur merah dan jalur hijau kita
lantas membuat program atau rencana bagaimana
meningkatkan jumlah jalur prioritas. Namun kalau kita
menyadari bahwa jalur prioritas ini sebenarnya bukan
jalur tentunya kita tidak perlu membandingkan atau

Antara Kemudahan Dan


menyandingkan dengan jalur merah dan jalur hijau sebab
bukan satu jenis. Program seperti ini hanya akan
menghabiskan waktu, tenaga dan biaya.
Lebih baik kita menganggap jalur prioritas tidak ada
dan yang ada adalah importir prioritas kemudian kita
membuat program untuk menambah jumlah importir
Kendalanya di Lapangan
prioritas. Namun predikat importir prioritas sebaiknya kita

F
berikan tanpa yang bersangkutan mengajukan
permohonan tetapi memang murni berdasarkan penilaian asilitas Kawasan Berikat diberikan oleh pemerin-
kita sendiri bahwa importir tersebut pantas menyandang tah Indonesia dengan tujuan untuk meningkatkan
gelar importir prioritas. Semua data dan profile importir daya tarik investor baik dalam rangka PMA,
ada pada Bea Cukai dan pasti kita bisa menilai sendiri PMDN dan non PMA-PMDN untuk menanamkan
mana yang layak dan mana yang tidak layak memperoleh modalnya di Indonesia, serta untuk menciptakan
predikat tersebut. iklim usaha yang menguntungkan. Dengan pemberian fa-
silitas Kawasan Berikat ini diharapkan dapat menghasil-
KESIMPULAN DAN SARAN kan suatu produk dengan harga yang dapat bersaing di
1. Jalur prioritas berdasarkan kerangka acuan penjaluran pasaran internasional sehingga dapat meningkatkan eks-
yang lazim dipakai oleh kalangan pabean por non migas.
internasional sebenarnya tidak ada, yang ada adalah
importir prioritas. Dalam pembicaraan dengan pihak MANFAAT FASILITAS KAWASAN BERIKAT
luar sebaiknya kita mengatakan bahwa kita Bagi perusahaan-perusahaan yang berorientasi ekspor
menerapkan jalur merah dan jalur hijau saja. dan telah menggunakan fasilitas Kawasan Berikat, memang
2. Untuk mendapatkan status atau predikat importir tidak dapat dipungkiri bahwa banyak kemudahan dan
prioritas sebaiknya perusahaan yang bersangkutan manfaat yang bisa diperoleh dibandingkan dengan fasilitas
tidak perlu mengajukan permohonan tetapi Bea Cukai lainnya yang ada, antara lain :
sendiri yang aktif menilai untuk memberikan status ini. a. Membantu penyehatan cash-flow perusahaan
3. Seyogyanya importir prioritas tidak dikenakan jalur Hal ini sangat dimungkinan karena pada saat
merah untuk impor sementara dan barang re-impor memasukkan barang dan atau bahan serta barang modal
karena sudah diteliti dan diamati dalam waktu yang dan peralatan pabrik dari Luar Daerah Pabean ke dalam
lama bahwa mereka jujur dan dapat dipercaya. Kawasan Berikat tidak dikenakan Bea Masuk, PPn,
Penulis adalah pensiunan Bea dan Cukai PPnBm dan PPh pasal 22 impor. Dengan demikian dana

62 WARTA BEA CUKAI EDISI 389 APRIL 2007


tersebut dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan Jenderal Bea dan Cukai juga mengeluarkan sejumlah kepu-
bisnis lainnya. tusan dan surat edaran yang mengatur pelaksanaannya di
b. Kelancaran arus barang dan dokumen lapangan.
Pemasukan barang dari Luar Daerah Pabean ke dalam Berdasarkan hasil pencarian dari berbagai sumber yang
Kawasan Berikat tidak diberlakukan ketentuan dilakukan penulis selama ini, ketentuan tentang Kawasan
tatalaksana kepabeanan di bidang impor khususnya Berikat sejak dikeluarkannya Peraturan Menteri Keuangan
dalam hal pemeriksaan fisik di pelabuhan bongkar serta nomor 291/KMK.05/1997 tahun 1997 yang lalu, telah
melalui proses administrasi yang sederhana sehingga mengalami perubahan sebanyak tujuh kali, dengan
proses pengeluarannya memakan waktu yang singkat. perubahan terakhir Nomor 101/PMK.04/2005 tanggal 19
c. Meningkatkan daya saing produk Oktober 2005. Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai
Bea masuk dan sewa gudang di pelabuhan merupakan ada 1 kali perubahan. Sedangkan surat edaran yang
salah satu faktor biaya yang diperhitungan dalam dikeluarkan oleh Direktur Jenderal Bea dan Cukai yang
menentukan harga jual produk. Dengan tanpa kewajiban mengatur tata cara atau petunjuk pelaksanaan di lapangan
membayar Bea Masuk pada saat pengimporan bahan yang memang tidak diatur secara eksplisit dalam peraturan
baku serta proses custom clearance yang cepat sehingga menteri, tidak kurang dari 39 surat edaran.
menekan biaya sewa gudang di pelabuhan, maka harga Usaha-usaha yang sudah dilakukan pemerintah tersebut
jual produk yang dihasilkan dapat bersaing di pasar diatas sangatlah wajar, namun dampak daripada banyaknya
internasional. perubahan ketentuan ini menjadi kendala tersendiri bagi
d. Perusahaan pengguna fasilitas Kawasan Berikat masih semua pihak yang terlibat di dalamnya. Fakta yang ada di
dimungkinkan untuk menjual sebagian produknya ke lapangan menunjukkan bahwa tidak semua perusahaan
pasar dalam negeri. pengguna fasilitas Kawasan Berikat, terlebih lagi perusaha-
an-perusahaan yang baru saja mendapatkan persetujuan
Meskipun banyak manfaat yang dapat diperoleh dari fasilitas Kawasan Berikat, mendapatkan informasi yang jelas
penggunaan fasilitas Kawasan Berikat sebagaimana tersebut dan cepat tentang adanya perubahan suatu ketentuan,


diatas, tidak sedikit pula kendala-kendala yang karena selama ini sangat jarang bahkan
terjadi dalam praktek di lapangan sehingga hampir tidak pernah ada sosialisasi jika ada
adakalanya kendala-kendala tersebut benar- perubahan ketentuan.
benar kontra produktif dengan filosofi fasilitas Di samping itu, jarang sekali atau hampir
Kawasan Berikat itu sendiri. tidak dapat dijumpai pengusaha bahkan
Dari sekian banyak kendala yang kerap PENGAMATAN pejabat Bea Cukai di kantor pelayanan
terjadi dan dihadapi oleh perusahaan
pengguna fasilitas Kawasan Berikat, menurut PENULIS... LEBIH ataupun yang bertugas di lapangan, yang mau
mengumpulkan semua ketentuan tentang
hemat penulis, penyebab utamanya dapat
dibedakan menjadi 2 (dua) hal, yaitu :
DARI 75% Kawasan Berikat sehingga dapat dijadikan pe-
doman dalam melaksanakan tugasnya ma-
l Ketentuan tentang Kawasan Berikat itu PETUGAS BC DI sing-masing. Dengan kondisi tersebut diatas,
sendiri
l Human Resources (Sumberdaya Manusia) LAPANGAN TIDAK adalah suatu keniscayaan saja apabila seo-
rang pengusaha di Kawasan Berikat dan bah-

KETENTUAN TENTANG KAWASAN BERIKAT


DIBEKALI DENGAN kan petugas bea cukai yang ada di lapangan
tidak hafal atau tidak dapat mengingat semua
Kendala dilapangan yang disebabkan CUKUP aturan main yang ada.
karena faktor ketentuan-ketentuan yang
berlaku di Kawasan Berikat, dapat dibedakan PENGETAHUAN Kedua, ketentuan yang berlaku di Kawas-
sebagai berikut : TENTANG an Berikat yang ada saat ini masih bersifat
sentralistik, yang mengandung pengertian
Pertama, karena terlalu banyaknya perubah- KETENTUAN bahwa segala kebijakan di Kawasan Berikat
an yang terjadi baik perubahan atas keputusan bahkan yang bersifat operasional masih
menteri atau yang sekarang dirubah menjadi per- YANG BERLAKU ditentukan oleh Kantor Pusat, meskipun
aturan menteri dan keputusan serta surat edaran DI KAWASAN kebijakan tertentu sebenarnya dapat dilakukan
Direktur Jenderal Bea dan cukai. oleh Kepala Kantor Pelayanan yang
Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa BERIKAT mengawasi Kawasan Berikat, atau setidak-


ketentuan dan atau petunjuk pelaksanaan tidaknya Kepala Kantor Wilayah setempat. Hal
tentang kegiatan di Kawasan Berikat ini diatur ini tentunya sudah sangat tidak cocok dengan
dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor kondisi perekonomian yang ada saat ini yang
291/KMK.05/1997 dan Keputusan Direktur menuntut kecepatan dalam pengambilan
Jenderal Bea dan Cukai Nomor Kep-63/BC/ keputusan.
1997 yang dikeluarkan tahun 1997. Pada saat kedua per- Sebagai contoh misalnya penjualan sisa bahan baku
aturan ini dibuat, kegiatan bisnis masih relatif sederhana. yang benar-benar tidak dapat digunakan lagi dalam
Dalam kurun waktu terakhir ini kegiatan bisnis sudah proses produksi karena pergantian mode (dead-stock)
berkembang dengan sangat pesatnya dan begitu komplek. namun masih bisa digunakan oleh pengusaha lain di
Era teknologi informasi sudah sedemikian hebatnya DPIL atau Kawasan Berikat lainnya, penangguhan
merambah segala sendi kehidupan. Kegiatan bisnis yang pembayaran bea masuk dan tidak dipungut pajak dalam
pada saat itu masih dapat ditunda pelaksanaan dan rangka impor atas importasi barang modal yang tidak
penyelesaiannya, sekarang harus dikerjakan pada saat itu berhubungan langsung dengan produksi. Untuk kegiatan-
juga, karena jika tidak kita akan semakin ketinggalan dengan kegiatan pengusaha di Kawasan Berikat harus
negara lain, yang pada akhirnya berpengaruh pada iklim mengajukan surat permohonan persetujuannya ke Kantor
investasi di Indonesia. Pusat Bea dan Cukai di Jakarta.
Karena tuntutan atas perkembangan yang sangat pesat Hal tersebut memang bukanlah merupakan hal yang
dalam dunia bisnis itulah antisipasi atau usaha pemerintah serius bagi perusahaan yang berlokasi dan atau yang
dalam hal ini Menteri Keuangan banyak mengeluarkan mempunyai kantor perwakilan yang dekat dengan Kantor
sejumlah peraturan yang menyempurnakan dan atau Pusat, namun bagi perusahaan-perusahaan yang jauh
melengkapi peraturan sebelumnya, meskipun perubahan dari Kantor Pusat seperti yang berlokasi di Jawa Timur
yang dilakukan terkesan masih lambat. Begitu juga Direktur atau luar Jawa misalnya, merupakan kendala yang serius

EDISI 389 APRIL 2007 WARTA BEA CUKAI 63


OPINI

mengingat pengurusan surat persetujuan tersebut jelas- Kawasan Berikat. Dalam praktek bisnis terutama pada peru-
jelas memerlukan waktu, tenaga dan biaya, sedangkan sahaan-perusahaan yang mempunyai hasil olahan atau pro-
bahan baku tersebut sangat diperlukan oleh pembeli. duk yang sama, misalnya industri garmen, sangat dimung-
kinkan apabila diantara kedua perusahaan mempunyai bahan
Ketiga, ketentuan yang ada khususnya yang bersifat baku yang sama, misalnya benang, suatu saat bahan baku
petunjuk pelaksanaan, banyak yang tidak menjabarkan tersebut tidak gunakan oleh perusahaan yang satu namun
secara jelas tentang tata cara atau prosedur bagaimana masih dibutuhkan oleh perusahaan lainnya.
suatu kegiatan harus dilakukan. Akibat dari tidak jelasnya Ada kalanya juga karena keterlambatan bahan baku
prosedur atas suatu kegiatan tertentu merupakan kendala asal impor, perusahaan yang satu ingin meminjam bahan
yang sangat banyak dikeluhkan oleh para pengusaha baku pada perusahaan lainnya demi menjaga
Kawasan Berikat di lapangan. kelangsungan produksinya dan mengembalikannya jika
Sebagai contoh dapatlah kita kemukakan misalnya perihal order bahan baku pesanannya telah tiba di perusahaan-
pemindah-tanganan barang modal yang tidak dipakai lagi nya. Atas kegiatan inipun terpaksa tidak dapat dilakukan
oleh pengusaha di Kawasan Berikat, baik yang akan oleh para perusahaan di Kawasan Berikat karena tidak
dipindah-tangankan ke DPIL atau PDKB yang lain. ada ketentuannya, dan akhirnya keputusan yang
Berdasarkan ketentuan yang berlaku di Kawasan Berikat saat ditempuhkan adalah penghentian proses produksi karena
ini, tidak disebutkan bagaimana prosedur dan mekanisme keterlambatan bahan baku. Sungguh suatu keputusan


pengeluarannya. Namun dalam prakteknya, yang sangat disayangkan karena berdampak
pengusaha di Kawasan Berikat harus mengaju- pada penurunan kegiatan ekspor yang
kan surat permohonan persetujuan terlebih sebenarnya kontroversi dengan keinginan
dahulu ke kantor pusat Jakarta dengan melam- pemerintah dalam memacu ekspor.
pirkan dokumen pemasukan awal dan Contoh lain yang juga belum diatur
pendukung lainnya. FAKTA DI namun banyak terjadi di lapangan misalnya
Karena hal tersebut tidak diatur secara jelas penyimpanan sementara bahan baku yang
dalam ketentuan yang ada terutama dokumen LAPANGAN dikeluarkan dari Kawasan Berikat ke gudang
apa saja yang harus dilampirkan dalam surat
pengajuan, sudah barang tentu berakibat pada
MENUNJUKKAN umum di luar Kawasan Berikat atau di
Gudang Berikat. Dalam kondisi tertentu,
lamanya waktu yang diperlukan untuk proses TIDAK SEMUA sangat dimungkinkan terjadinya over-stock
tersebut. Hal ini yang seringkali terjadi karena
dokumen pendukung yang dilampirkan sudah PERUSAHAAN bahan baku ataupun barang jadi sebagai
akibat dibatalkannya pesanan dari customer
dirasa lengkap oleh pengusaha di Kawasan PENGGUNA atau sebab lain sehingga gudang yang ada
Berikat, ternyata masih dianggap kurang oleh di perusahaan Kawasan Berikat tidak cukup
pejabat di Kantor Pusat Bea dan Cukai, sehing- FASILITAS untuk menampungya.
ga memaksa pengusaha untuk mondar-mandir Apabila hal ini terjadi, tidak ada solusi
untuk melengkapi dokumen yang diperlukan. KAWASAN yang terbaik bagi pengusaha kecuali
Hal lain yang masih berkaitan dengan ma- BERIKAT... menyimpannya di gudang yang berada di
salah persetujuan pemindah-tanganan barang luar Kawasan Berikat. Namun, karena hal ini
modal ini adalah keharusan melampirkan MENDAPATKAN tidak diatur, kegiatan semacam ini tidak
dokumen pemasukannya. Bagaimana mungkin dapat dilakukan dan pada akhirnya pengus-
seorang pengusaha dapat menunjukkan doku- INFORMASI aha Kawasan Berikatlah yang merugi karena
men impor atas barang modal yang diimpor barang tidak ditimbun di tempat sebagaima-
lebih dari 10 tahun yang lalu, mengingat doku-
YANG JELAS na mestinya yang bisa berakibat pada penu-
men-dokumen impor yang telah melebihi 10 ta- DAN CEPAT runan harga jual karena penurunan kualitas
hun, sesuai ketentuan yang berlaku, dapat produk.
dimusnahkan. TENTANG Kecenderungan lain yang berkembang
dalam dunia bisnis yang juga belum diatur
Keempat, ketentuan yang ada saat ini ADANYA adalah kegiatan yang melibatkan tiga pihak
sudah saatnya untuk secepatnya digantikan PERUBAHAN di dua negara, dimana seller (penjual) ada di
dengan peraturan yang lebih komprehensif, Indonesia dan buyer (pembeli) ada di luar
yang mampu menampung atau mengakomo- SUATU negeri, namun end-user (penerima barang)
dasikan semua perkembangan yang telah ada di Indonesia. Dalam transaksi ini, semua
terjadi hingga saat ini. KETENTUAN, kegiatan jual beli termasuk order pembelian,


Banyak kegiatan yang terjadi dalam dunia pembayaran dan lain-lain akan dilakukan
bisnis yang tidak dapat dilaksanakan hanya ka- antara eksportir di Indonesia dan importir di
rena mekanismenya tidak diatur dalam ketentu- luar negeri, namun penyerahan fisik barang
an yang berlaku saat ini. Beberapa contoh yang akan dilakukan di salah satu perusahaan di
dapat dikemukakan misalnya masalah re-impor oleh Kawas- Indonesia yang merupakan partner dari pembeli tersebut
an Berikat. Dengan semakin banyaknya pesaing di pasar yang ada di Indonesia.
internasional, sangat mungkin produk dari negara kita yang
sudah tiba di negara pembeli, tiba-tiba ditolak karena alasan SUMBER DAYA MANUSIA (HUMAN RESOURCES)
kualitas dan harus dikembalikan ke Indonesia, atau di re- Permasalahan yang sering muncul di lapangan yang
impor. Apabila barang tersebut diekspor oleh perusahaan disebabkan oleh sumber daya manusia (SDM), menurut
non Kawasan Berikat, maka tidak ada kendala saat dilakukan hemat penulis, juga dikelompokkan menjadi dua kelompok,
re-impor karena prosedurnya sudah diatur secara jelas. yaitu: a). Sumber daya manusia dari dalam perusahaan di
Namun hal tersebut menjadi kendala tersendiri apabila Kawasan Berikat itu sendiri, dan b). Sumber daya manusia
yang melakukan ekspor saat itu adalah perusahaan di dari Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang ditugaskan di
Kawasan Berikat, mengingat ketentuan re-impor yang ada lapangan.
saat ini tidak relevan kalau digunakan atas kegiatan re-rimpor
yang dilakukan oleh pengusaha di Kawasan Berikat. a) SDM dari perusahaan di Kawasan Berikat
Disamping masalah re-impor oleh Kawasan Berikat Permasalahan yang muncul pada umumnya terjadi
tersebut, ada lagi kegiatan yang juga belum diatur yaitu pada perusahaan-perusahaan yang baru saja mendapat-
pemindah-tanganan dan atau peminjaman bahan baku antar kan persetujuan dan beroperasi sebagai Kawasan

64 WARTA BEA CUKAI EDISI 389 APRIL 2007


Berikat. Hal ini sangatlah wajar mengingat petugas dari perusahaan dan petugas dari Bea Cukai, bahkan antar
perusahaan pada umumnya belum mengerti ketentuan- petugas Bea Cukai itu sendiri. Akibatnya, pekerjaan yang
ketentuan yang berlaku di Kawasan Berikat. Mereka tidak seharusnya dapat dengan segera diselesaikan, namun
banyak mendapatkan informasi yang komprehensif baik justru memerlukan waktu yang lama dan mengganggu
dari Kantor Pelayanan Bea dan Cukai atau seminar-se- kelancaran arus barang.
minar serta kursus yang ada sebelum memulai beroperasi Salah satu contoh yang pernah ditanyakan kepada
sebagai Kawasan Berikat. penulis misalnya adalah pengertian bahan baku yang
Namun demikian, permasalahan SDM dari perusahaan rusak atau busuk di Kawasan Berikat. Menurut penjelasan
di Kawasan Berikat ini sekarang dapat segera diatasi petugas Bea Cukai di lapangan bahwa bahan yang rusak
apabila petugas dari perusahaan yang bersangkutan mau atau busuk hanya terbatas pada barang hasil olahan saja,
segera bergabung dengan asosiasi yang sudah ada, yang bukan termasuk bahan baku yang belum diolah.
saat ini sudah berdiri di Bandung sebagai kantor Kenyataan di lapangan, apabila ada bahan baku yang sa-
pusatnya dan di Jawa Timur sebagai cabangnya dengan lah dalam penanganan handling-nya oleh pihak transpor-
nama Asosiasi Pengusaha Kawasan Berikat atau lebih tasi atau terkena bencana alam seperti banjir misalnya,
dikenal dengan nama APKB. dapatlah dikategorikan sebagai bahan baku yang rusak
Dengan bergabung menjadi anggotanya, maka petu- karena tidak memungkinkan diolah menjadi barang jadi
gas dari perusahaan yang bersangkutan bisa bertanya yang sesuai dengan standar kualitas yang diterapkan.


dan belajar kepada sesama petugas dari per- Atas kenyataan ini, timbulah perbedaan
usahaan yang telah lebih dulu menggunakan pendapat apabila bahan baku tersebut akan
dan beroperasi sebagai Kawasan Berikat. dijual ke DPIL karena memakan tempat
penyimpanan. Pemahaman dari petugas
b) SDM dari Direktorat Jenderal Bea dan perusahaan bahan baku tersebut
Cukai AKIBAT DARI dikategorikan sebagai bahan baku yang rusak
Banyak faktor yang menyebabkan timbulnya dan dapat dijual ke DPIL berdasarkan harga
permasalahan di lapangan sehubungan dengan TIDAK penyerahan dengan menggunakan PIB sesuai
SDM dari Direktorat Jenderal Bea Cukai ini,
antara lain :
JELASNYA Kep-63/BC/1997 pasal 51, namun dari
petugas Bea dan Cukai menganggap bahan
PROSEDUR baku tersebut dikategorikan sebagai barang
Pertama, kurangnya pengetahuan petugas
tentang ketentuan Kawasan Berikat. ATAS SUATU sisa dan harus mengajukan permohonan
persetujuan ke Direktur Jenderal sesuai SE-
Berdasarkan pengamatan penulis selama ini KEGIATAN 09/BC/2000 sebelum dijual ke DPIL.
dapatlah dikatakan bahwa lebih dari 75% Akibat lain yang timbul karena perbedaan
petugas Bea Cukai yang ditugaskan di lapangan TERTENTU persepsi ini adalah adanya perbedaan waktu
tidak dibekali dengan cukup atas pengetahuan proses penyelesaian kepabeanan antara Kantor
tentang ketentuan-ketentuan yang berlaku di MERUPAKAN Pelayanan Bea dan Cukai yang satu dengan
Kawasan Berikat. Pada umumnya, mereka baru KENDALA lainnya. Sebagai contoh, misalnya penjualan
belajar tentang Kawasan Berikat pada saat hasil olahan dari Kawasan Berikat ke DPIL.
bertugas di lapangan. Akibat dari ketidak YANG Sesuai ketentuan yang ada, tatacaranya adalah
mengertian tentang ketentuan yang berlaku ini pengusaha membuat PIB atas barang hasil
seringkali menimbulkan salah paham dengan SANGAT olahan yang akan dijual ke DPIL tersebut,
petugas dari perusahaan di Kawasan Berikat. membayar BM dan PDRI di bank, mengajukan
Pernah ada sebuah perusahaan di Kawasan
BANYAK PIB ke kantor pelayanan, barang diperiksa
Berikat mengeluh kepada penulis dimana DIKELUHKAN secara fisik kemudian diterbitkan SPPB.
perusahaan tersebut menanyakan tatacara untuk Namun ada Kantor Pelayanan Bea dan
melakukan suatu aktifitas tertentu kepada OLEH PARA Cukai yang mengharuskan mengajukan surat
pejabat yang bertugas di perusahaannya. Bukan
solusi yang didapatkan melainkan suatu vonis PENGUSAHA permohonan persetujuan terlebih dahulu
sebelum pembuatan PIB. Dengan adanya
yang menyatakan bahwa kegiatan tersebut tidak KAWASAN perbedaan ini, penyelesaian kepabeanan atas
dapat dilaksanakan dan melanggar peraturan penjualan barang hasil olahan dari KB ke DPIL
kepabeanan, yang pada akhirnya membuat si BERIKAT DI memerlukan 2-3 hari saja di satu kantor
pengusaha merasa frustasi karena bisnisnya pelayanan, namun di kantor pelayanan lain bisa
tidak bisa berjalan dan ingin berhenti saja dari LAPANGAN memerlukan lebih dari 1 minggu.


Kawasan Berikat.
KESIMPULAN
Kedua, terlalu seringnya pergantian (rota- Dari apa yang telah diuraikan diatas, dapatlah
si) petugas di lapangan. ditarik kesimpulan sebagai berikut :
Pada kenyataannya, petugas Bea dan Cukai yang a. Ketentuan tentang Kawasan Berikat yang komprehensif
ditugaskan di suatu perusahaan Kawasan Berikat diganti sebagai pengganti ketentuan yang ada saat ini agar
setidaknya setiap 2-3 bulan sekali. Akibat sering segera disusun oleh para pengambil kebijakan sehingga
bergantinya petugas tersebut, seringkali pelayanan yang dapat mengakomodasikan kegiatan-kegiatan dalam dunia
biasanya dapat diselesaikan dalam waktu kurang dari 10 bisnis yang saat ini belum diatur ketentuannya, ataupun
menit, bisa berubah menjadi beberapa jam karena sudah diatur namun tersebar di berbagai surat edaran
petugas dari perusahaan harus menjelaskan sesuatu dari direktur jenderal yang menyulitkan banyak pihak.
awal sampai akhir suatu proses. Hal tersebut kadang b. Ketentuan yang dibuat khususnya yang berhubungan
diperparah oleh suatu kondisi dimana adanya petugas dengan petunjuk pelaksanaan di lapangan hendaknya
yang baru dan kurang memahami ketentuan Kawasan dibuat sejelas mungkin untuk menghindarkan multi
Berikat namun mengedepankan egonya. interpretasi bagi semua pihak.
c. Setiap ada perubahan ketentuan, seyogyanya segera
Ketiga, perbedaan persepsi atas maksud suatu disosialisasikan baik kepada para pengguna jasa maupun
ketentuan. di lingkungan pejabat Bea Cukai sendiri khususnya yang
Seringkali dijumpai di lapangan adanya perbedaan ditugaskan di lapangan.
persepsi atas suatu ketentuan antara petugas dari Penulis adalah Ketua Asosiasi Pengusaha Kawasan Berikat (APKB) Jawa Timur

EDISI 389 APRIL 2007 WARTA BEA CUKAI 65


INFO PEGAWAI
WBC/ATS
sedang menghadapi beberapa masa-
lah. Pertama, adanya ekonomi biaya
tinggi yang dirasakan pengguna jasa.
Hal itu terjadi karena ketidak primaan
dan tidak transparannya pelayanan
yang dilakukan Bea dan Cukai. Bea dan
Cukai juga dianggap tidak melaksana-
kan good governance atau tata
pemerintahan yang baik.
Kedua, dalam melakukan penegak-
an hukum, masih terjadi diskriminasi
terhadap perlakuan penegakan hukum.
Ketiga, masalah integritas dan code of
condact yang ada di DJBC dan keem-
pat, masalah manajemen. Melihat hal
itu, DJBC mencoba melakukan refor-
masi di bidang kepabeanan dan cukai.
Salah satunya dengan membentuk
Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Uta-
ma (KPU) di Tanjung Priok dan Batam,
yang akan dioperasikan pada Juli 2007.
“Tanjung Priok adalah ukuran negeri
kita. Kalau KPU di Tanjung Priok
berhasil maka insya Allah citra kita akan
lebih baik. Selanjutnya Soekarno Hatta
dan kantor lainnya akan mengikuti.
Sehingga, tanpa dukungan dan restu
dari semua, apa yang kita lakukan tidak
akan berhasil,” tandas Anwar.
Untuk itu, Anwar berharap agar para
stakeholder harus comply terhadap Bea
dan Cukai, begitu pula dengan instansi-
instansi terkait seperti Karantina, Perda-
gangan, BPOM dan lainnya. Sehingga
sistem yang ada bisa dilakukan dengan
menggunakan teknologi informasi kare-
na pada dasarnya DJBC ingin menghin-
dari contact person untuk menghindari
biaya tinggi.
Ia juga menjelaskan, dalam KPU
terdapat client coordinator, yang akan
menjadi tempat bertanya bagi stake-
SOSIALISASI. Sekitar 700 orang hadir pada acara sosialisasi Pembentukan KPU Tanjung Priok yang holder yang mempunyai masalah. “Kita
mengambil tempat di Auditorium KP DJBC. menggunakan manajemen resiko, bagi
client yang baik akan kami beri
pelayanan yang baik, bagi yang kurang

Sosialisasi baik akan kita bina, tapi yang sama


sekali tidak ada harapan ya terpaksa

Kantor Pelayanan Utama


kita good bye sajalah, itu yang
dinamakan adil. Untuk itu saya juga
berharap PPJK akan comply dengan

Bea dan Cukai


kita sebab banyak juga PPJK yang
‘buka warung’ sehingga menurut saya
sudah tidak cocok lagi,” imbuh Anwar.
Sebelum membentuk KPU, DJBC
telah melakukan beberapa langkah.
Para pengguna jasa menanti implementasi KPU sesuai Pertama, menyiapkan pemikiran untuk
dengan konsep yang ada. melakukan yang terbaik. Kedua, menata
organisasi dimana Kantor Pelayanan

P
Bea dan Cukai Tanjung Priok saat ini
ada 13 Maret 2007, Auditorium Kantor Pusat Direktorat dirasakan sudah tidak memadai. Ketiga, menangani masalah
Jenderal Bea dan Cukai tampak penuh sesak. Sekitar sumber daya manusia (SDM) di Bea dan Cukai dan penataan
700 orang pengguna jasa menghadiri acara sosialisasi kembali sistem penggajian.
Pembentukan Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Utama “Untuk pegawai yang dalam pekerjaannya berisiko tinggi
Tanjung Priok. Tampak para peserta sosialisasi antusias mendapatkan remunerasi yang berbeda degan pegawai yang
mengikuti jalannya sosialisasi yang menghadirkan pembicara dari pekerjaannya berisiko rendah,” kata Anwar. Ia melanjutkan, dari
Tim Percepatan Reformasi Kebijakan Bidang Pelayanan Bea sekitar 3000 pegawai yang mengikuti tes (untuk duduk di KPU-
Cukai, yakni Thomas Sugijata (selaku Ketua Tim), Kusdirman, red), sekitar 1000 pegawai yang berhasil lulus. Tes itu sendiri
Heru Pambudi dan Lupi Hartono. dilakukan oleh pihak independen dari kalangan akademisi UI
Acara yang dimulai sejak pukul 09.00 - 12.00 WIB tersebut, (Universitas Indonesia).
dibuka oleh Direktur Jenderal Bea dan Cukai, Anwar Suprijadi. Saat ditemui WBC di sela-sela acara sosialisasi, Lily Bandra-
Dalam pidatonya Anwar mengatakan, saat ini Bea dan Cukai naya, Country Manager, Operations & Government Liaisons, PT.

66 WARTA BEA CUKAI EDISI 389 APRIL 2007


WBC/ATS
BDP International, mengata-
kan bahwa rencana Bea dan
Cukai membentuk KPU sangat
bagus. Namun ia menegas-
kan, yang paling penting ada-
lah agar KPU tersebut dapat
diimplementasikan sesuai de-
ngan konsep yang ada. “Kalau
terlalu banyak teori tapi prak-
teknya tidak sama kan percu-
ma juga. Jadi, saya sungguh
sangat menerima dengan baik
rencana KPU ini karena ini
merupakan suatu titik terang
untuk semuanya,” katanya.
Selain dalam hal
pengurusan dokumen akan
menjadi lebih mudah,
dengan adanya KPU ini ia
berharap agar pungli dapat
dihilangkan. “Kalau kita
(pengguna jasa-red) me-
mang tidak menyalahi pera-
turan yang ada, seharusnya
kan tidak ada pungli. Seperti
yang tadi diinfokan, kalau ki-
ta tidak tahu, tolonglah agar
pegawai KPBC memberitahu SOSIALISASI khusus jalur prioritas
jalan yang sebetulnya,
kecuali kalau memang kita yang nakal, pasti kita akan terima membentuk kantor unggulan yang disebut KPU, dimana KPU ini
risikonya,” imbuhnya. dengan sendirinya akan mempunyai warna yang berbeda dari
Selain itu, ia juga berharap adanya unit one shop service, call pada Kantor Pelayanan Bea dan Cukai pada umumnya.
center atau call information dalam KPU. Unit tersebut nantinya Perbedaan tersebut antara lain, para pegawai yang akan
akan menjadi front desk yang paling utama untuk bisa duduk di KPU dipilih melalui suatu tes penyaringan yang sangat
memberikan segala informasi pada pengguna jasa. Sebab, pada ketat, yang dilakukan lembaga manajemen UI. Dengan demikian,
dasarnya pengguna jasa tidak mau menyalahi peraturan. pegawai yang terpilih diharapkan dapat lebih baik dari yang ada
“Kami bukan perusahaan yang mau berdiri cuma 2 saat ini. Kemudian, pelayanan yang dilakukan mengarah pada
minggu, kami ingin seterusnya bisa berdiri. Kami minta paperless. “Kalau selama ini untuk ekspor sudah paperless, impor
kontribusi yang baik, toh kami kan membayar impor duty, jadi juga akan kita arahkan ke paperless, dan mungkin akan kita mulai
saling menguntungkan. Kami tahu untuk berubah memang dari importir yang mendapatkan jalur prioritas,” tambah Frans.
butuh waktu. Jadi tolong, teori yang sangat indah ini Pada kesempatan itu pula, Frans mengatakan bahwa dalam
dipraktekan juga sampai ke bawah. Jangan teorinya saja KPU, importir yang mempunyai reputasi yang bagus dan sudah
yang bagus, tapi prakteknya tidak,” pintanya. comply dengan Bea dan Cukai akan diberikan pelayanan yang
WBC/ATS
berbeda, yang lebih baik. Untuk itu ia berharap, dengan adanya
KHUSUS JALUR PRIORITAS KPU ini, akan lebih banyak lagi pengguna jasa yang comply
Sementara itu, keesokan dengan Bea dan Cukai.
harinya (14/3), sosialisasi kepa- Saat ditemui WBC usai acara sosialisasi, Marcella, Import &
da pengguna jasa mengenai Export Manager, PT. Astra Honda Motor, menyambut baik
Pembentukan Kantor Pelayan- rencana DJBC membentuk KPU. “Kalau kantor di Tanjung Priok
an Bea dan Cukai Utama dijadikan satu semua dan menggunakan sistem paperless, maka
Tanjung Priok juga dilakukan. proses administrasi yang tadinya memakan waktu cukup lama
Dengan mengambil tempat di bisa jadi cepat dan menghemat waktu dan biaya,” katanya.
Ruang Loka Muda Gedung B, Sebagai pengguna jasa yang memperoleh fasilitas jalur
Kantor Pusat DJBC, sosialisasi prioritas, ia berharap agar pada saat praktek dilapangan bisa
digelar khusus pengguna jasa sesuai dengan apa yang dicita-citakan oleh Bea dan Cukai.
yang mendapatkan jalur prioritas. Dengan demikian, tercipta keadaan yang saling menguntungkan
Hadir sebagai pembicara antara pengguna jasa dan Bea dan Cukai.
dari Tim Percepatan Reformasi Senada dengan Marcella, Firman Satria, Import & Export
Kebijakan Bidang Pelayanan Staff, PT. Astra Daihatsu Motor, mendukung adanya KPU.
Bea dan Cukai, yakni Frans Ru- Menurutnya, dengan adanya KPU ini, akan terjadi kemudahan
pang (Wakil Ketua Tim), Heru terutama dalam hal menyerahkan dokumen impor maupun
Pambudi, Lupi Hartono, Bagus ekspor. “Karena kadang kita kesulitan kalau mau menyerahkan
Nugroho dan M. Danang. dokumen, kadang kita tidak tahu harus menyerahkan kemana.
Kepada peserta sosialisasi, Dengan adanya KPU ini kami berharap agar penyerahan
Frans mengatakan, pimpinan di dokumen menjadi lebih mudah dan cepat,” katanya.
DJBC sangat menyadari, dilihat Selain itu, ia juga berharap orang-orang yang duduk di KPU
dari sisi kepuasan stakeholder, dapat memberikan pelayanan yang pasti. “Yang tadi saya dengar,
apa yang dilakukan selama ini orang-orang yang pilih itu kan orang-orang yang berkualitas jadi
masih belum optimal. Namun saya harap dengan begitu bisa mengurangi pungli dan bersifat
DIRJEN BEA DAN CUKAI. Tanpa
dukungan dan restu dari semua demikian, DJBC berupaya jujur dalam melayani kami,” tambahnya. Tak hanya di Tanjung
pihak, apa yang kita lakukan tidak untuk terus memperbaikinya. Priok, ia juga berharap agar KPU juga dibentuk di kantor-kantor
akan berhasil. Salah satunya adalah dengan lainnya seperti di Soekarno Hatta. ifa

EDISI 389 APRIL 2007 WARTA BEA CUKAI 67


INFO PEGAWAI

Kantor Pelayanan Utama


Bea dan Cukai
Langkah Strategis Memperbaiki Citra dan Kinerja Institusi
Dunia usaha menuntut kepastian hukum, dan Wakil Ketua Sekretaris Direktorat Jenderal, serta anggo-
waktu dan biaya. ta para Direktur di lingkungan Kantor Pusat DJBC dan Kelom-
pok Kerja yang diketuai oleh Thomas Sugijata, dan Wakil

D
Ketua Frans Rupang serta beranggotakan pejabat dan
ewasa ini perdagangan internasional sangat pegawai dari Sekretariat dan seluruh Direktorat di lingkungan
berkembang pesat baik dalam volume dan jenisnya. Kantor Pusat DJBC.
Dari hasil kajian yang dilakukan oleh JICA pada Dari hasil kajian yang dilakukan oleh tim, diketahui bahwa
tahun 2004, disebutkan bahwa pelaku bisnis yang dunia usaha dan masyarakat masih banyak yang
terlibat dengan perdagangan internasional mengeluhkan dan merasa perlu adanya perbaikan terhadap
membutuhkan administrasi kepabeanan yang memberikan efektifitas pelayanan dan pengawasan yang dilakukan DJBC.
”pelayanan prima” (excellent service with swift, transparent, Misalnya dalam hal integritas pegawai yang masih perlu
and immediate response) dan pelayanan cepat dan murah ditingkatkan, masalah time release, masih adanya barang-
(faster, cheaper, and better). Direktorat Jenderal Bea dan barang selundupan, perbaikan sistem remunerasi,
Cukai (DJBC) sebagai salah satu lembaga pemerintah yang penyederhanaan sistem dan prosedur, serta akuntabilitas
berkaitan langsung dengan perdagangan internasional organisasi. Intinya, dunia usaha menuntut agar DJBC
dituntut untuk dapat senantiasa memperbaharui diri (self- memberikan kepastian hukum, waktu dan biaya.
reinventing) sesuai dengan aspirasi masyarakat dan Melihat hal tersebut, DJBC melakukan berbagai upaya
perkembangan mutakhir teknologi keuangan serta serius dan menempuh langkah-langkah strategis guna
administrasi publik. melakukan perbaikan secara sistemik, yang diwujudkan
Menjawab tuntutan tersebut, sejak lama DJBC telah mela- dengan upaya pembentukan Kantor Pelayanan Utama Bea
kukan reformasi kepabeanan. Reformasi tahun 2002 yang dan Cukai (KPU). KPU merupakan Kantor Pelayanan DJBC
dilaksanakan dengan asistensi dari IMF dirasa masih belum yang memberikan pelayanan prima dan pengawasan yang
memenuhi harapan masyarakat akan kinerja pelayanan DJBC efektif kepada pengguna jasa kepabeanan dan cukai, dengan
yang dapat memberikan kepastian hukum, WBC/ATS
mengimplementasikan cara kerja yang
waktu, dan biaya. cepat, efisien, transparan dan responsif
Dalam pengarahannya pada Rapat terhadap kebutuhan pengguna jasa.
Pimpinan DJP dan DJBC di awal masa Untuk melaksanakan pembentukan
kerja Direktur Jenderal Bea dan Cukai KPU tersebut, telah disusun Cetak Biru
yang baru (Anwar Suprijadi-red), Menteri Pembentukan KPU sebagai roadmap
Koordinator Bidang Perekonomian, yang komprehensif, sistematis, terarah
Budiono, memberikan arahan agar prog- dan terukur. Pada tahap awal, titik berat
ram kerja DJBC diharapkan fokus upaya pembentukan KPU dilakukan di
kepada sasaran konkrit yang berdampak Tanjung Priok dan Batam yang
signifikan terhadap penciptaan iklim usa- merupakan pintu utama bagi kegiatan
ha yang kondusif dan peningkatan citra ekspor impor dan mempunyai pengaruh
DJBC. Senada dengan rekannya, Mente- sangat signifikan terhadap pertumbuhan
ri Keuangan, Sri Mulyani, juga memberi ekonomi nasional serta menjadi etalase
arahan bahwa program kerja DJBC bagi dunia internasional. Hal ini sesuai
harus terkait good governance dan harus dengan arahan Menteri Keuangan dan
bisa mengatasi masalah penerimaan Menteri Koordinator Bidang
(dengan mengurangi kebocoran peneri- Perekonomian untuk membentuk kantor
maan negara), komplain dari masyarakat pelayanan prima di Tanjung Priok dan
terkait dengan kinerja bea dan cukai dan Batam dimana pembentukan KPU
meningkatkan integritas untuk mengura- diharapkan juga sekaligus dapat menata
ngi misconduct. pelabuhan.
Untuk itu, berdasarkan Kep-66/BC/ Dari data empiris, Tanjung Priok
2006 tanggal 14 Juni 2006 yang diubah mempunyai kegiatan yang signifikan jika
dengan Kep-10/BC/2007 tanggal 18 dilihat dari sisi penerimaan bea masuk
Januari 2007, telah dibentuk Tim Perce- THOMAS SUGIJATA. KPU merupakan suatu (BM). Pada tahun 2006, penerimaan BM
manifestasi dari upaya DJBC untuk melakukan
patan Reformasi Kebijakan Bidang Pela- perubahan secara sistemik baik dari sisi sistem di Tanjung Priok (KPBC Tanjung Priok I –
yanan Bea dan Cukai dengan Tim Peng- dan prosedur, organisasi, SDM dan tingkat III) mencapai sekitar Rp 6,6 trilyun atau
arah yang diketuai oleh Direktur Jenderal kesejahteraan pegawainya. 54,4 persen dari total penerimaan BM di

68 WARTA BEA CUKAI EDISI 389 APRIL 2007


WBC/ATS
dengan proses bisnis yang akan diterapkan pada KPU nanti-
nya,” imbuhnya.
KPU Tanjung Priok itu sendiri merupakan penggabungan
antara Kantor Wilayah VII DJBC Jakarta I, KPBC Tanjung
Priok I, II dan III, yang dipimpin oleh pejabat tingkat eselon II.
Sedangkan KPU Batam merupakan penggabungan antara
KPBC Batam dan KPBC Muka Kuning yang juga dipimpin
oleh pejabat eselon II. Dengan demikian, secara otomatis hal
itu akan merubah struktur organisasi.
Pejabat dan pegawai yang akan masuk dalam KPU harus
melalui assessment test yang dilakukan secara obyektif dan
transparan. Tes yang diberikan meliputi antara lain tes
kompetensi jabatan, yang mencakup masalah integritas,
minat dan kepemimpinan. DJBC melibatkan UI (Universitas
Indonesia) sebagai pihak yang independen dalam
melakukan assesment test. Menurut Thomas, dari sekitar
1070 pegawai yang telah memenuhi kriteria sebagai calon
pegawai KPU akan mendapatkan training yang bersifat
umum dan spesialisasi, sebelum nantinya akan dipanggil dan
ditempatkan secara bertahap.
Dalam training tersebut pegawai akan diberi pengarahan,
salah satunya oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
yang memberikan materi menyangkut masalah integritas.
Selain KPK, ada juga pembicara dari pihak swasta, yakni
Astra Internasional yang memberikan materi seputar masalah
budaya kerja. Dipilihnya Astra dikarenakan perusahaan
tersebut telah terkenal dengan etos kerjanya yang tinggi.
Terakhir, ada tim dari Trustco yang memberikan arahan
mengenai masalah motivasi, komunikasi dan kerjasama tim.
Trustco merupakan suatu lembaga yang berpengalaman saat
mendidik pegawai dari Direktorat Jenderal Pajak yang duduk
dalam LTO (large tax office) atau yang lebih dikenal sebagai
kantor pajak modern.
Karena status pegawai KPU sama dengan pegawai lain-
nya, maka pegawai yang duduk di KPU juga akan mengikuti
pola mutasi yang umum. “Jadi, dari KPU Tanjung Priok tidak
lantas di pindahkan ke KPU Batam, tapi bisa kemana saja,
seperti mutasi pada umumnya. Hanya saja yang ingin duduk
di KPU harus melewati assessment test. Jadi, kedepannya
akan ada assessment test lagi untuk penempatan pegawai di
KPU,” jelas Thomas.
KPU TANJUNG PRIOK. Selain remunerasi, pegawai KPU juga harus Setelah duduk di KPU pada Juli nanti, setiap pegawai
didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai. yang ada akan dievaluasi. Evaluasi terhadap kinerja pegawai
akan ditangani secara khusus oleh Bidang Kepatuhan Inter-
KPBC seluruh Indonesia. Oleh sebab itu, Tanjung Priok dipilih nal KPU. Terhadap hasil evaluasi kinerja pegawai tersebut
karena mempunyai pengaruh sangat signifikan terhadap per- akan diterapkan reward and punishment yang jelas dan
tumbuhan ekonomi nasional. Sedangkan untuk Batam dipilih tegas. Pegawai KPU memang dituntut memiliki kinerja yang
karena merupakan etalase terkait dengan kegiatan yang tinggi dan bekerja secara cermat. Evaluasi itu sendiri akan
berhubungan dengan negara tetangga seperti Singapura dan dilakukan secara periodik, sehingga kinerja pegawai akan
Malaysia. terus diikuti. Bidang Kepatuhan Internal sendiri akan dievalu-
Apakah pembentukan KPU di Batam dan Tanjung Priok asi kinerjanya oleh Kepala KPU.
ada kaitannya National Single Window atau NSW (piloting Namun demikian, pengawasan tersebut tidak hanya dila-
portal single window juga dilakukan di Batam dan piloting In- kukan secara internal tapi juga melalui komplain dari masya-
donesia NSW di Tanjung Priok-red)? Thomas Sugijata me- rakat usaha. Karena, lanjut Thomas, dalam sistem KPU, ma-
ngatakan bahwa NSW merupakan Program Nasional, dimana syarakat usaha memang diberikan ruang untuk melakukan
DJBC menjadi ujung tombaknya. NSW dan KPU tentunya penilaian secara independen melalui sarana pengaduan dan
secara sinergi dan terintegrasi akan dapat meningkatkan pemberian pujian (complaints and compliments) di KPU.
kinerja DJBC. Dalam KPU juga akan diterapkan Key Performance
Indicator (KPI). KPI menjadi alat bagi manajemen untuk
DIPIMPIN ESELON II menilai apakah KPU sudah berjalan secara efektif dan efisien
Setelah Batam dan Tanjung Priok, dalam kurun waktu sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Dengan adanya
2007 – 2013 akan dibentuk KPU lainnya di seluruh Indonesia, KPI maka proses pengambilan keputusan dan perencanaan
antara lain Soekarno-Hatta dan Tanjung Perak. “Kita punya strategis di KPU dapat berjalan dengan lebih efektif,
program dari tahun 2007 hingga 2013 untuk meng-KPU-kan sekaligus sebagai instrumen bagi peningkatan transparansi,
semua Kantor Bea Cukai yang feasible,” kata Thomas. akuntabilitas, dan integritas KPU.
Thomas menambahkan, KPBC Tanjung Priok I – III akan
melaksanakan masa transisi sebagai KPU pada April hingga BUKAN KARENA GAJINYA LEBIH BESAR
Juni 2007, sedangkan untuk KPBC Batam pada Mei 2007 Banyak yang mengatakan bahwa gaji pegawai KPU lebih
hingga Juni 2007. Keduanya (KPU Tanjung Priok dan KPU besar dari pegawai bea cukai pada umumnya. Lantas, apa-
Batam-red) akan diimplementasikan secara penuh mulai 1 kah hal itu yang membuat KPU ini begitu spesial? Thomas
Juli 2007. “Masa transisi di kedua lokasi tersebut harus menolak anggapan tersebut. Menurutnya, hal itu merupakan
dilakukan untuk dilakukan penyesuaian-penyesuaian terkait salah persepsi dari sebagian orang. Ia meminta agar orang

EDISI 389 APRIL 2007 WARTA BEA CUKAI 69


INFO PEGAWAI
WBC/ATS
Oleh sebab itu, Thomas
berharap agar pegawai yang
duduk di KPU menjadi SDM
yang profesional, berintegri-
tas, jujur, berkompetensi
dan memiliki akuntabilitas.
“Artinya, SDM yang ada di-
harapkan mempunyai know-
ledge atau bisa mengopti-
malkan pengetahuan dan
keahlian yang dimiliki untuk
melakukan pekerjaan yang
menjadi tanggung jawabnya
dengan sikap atau attitude
sesuai dengan budaya orga-
nisasi yang sudah disepa-
kati,” ujarnya.
Saat disinggung menge-
nai masalah sosialisasi,
Thomas menjelaskan bahwa
sosialisasi kepada seluruh
pegawai Tanjung Priok telah
dilakukan, juga kepada selu-
ruh pegawai yang dipanggil
untuk mengikuti training
sebagai persiapan calon
pegawai KPU. Pada Maret
TRAINING. Dari sekitar 1070 pegawai yang telah dipanggil untuk mengikuti training secara bertahap akan lalu, sosialisasi juga telah
ditempatkan di KPU. dilakukan dengan mengun-
dang para stakeholder.
jangan melihat dari masalah gaji atau remunerasi yang akan Ketika ditanya bagaimana tanggapan para pengusaha
diterima pegawai KPU. Dari hasil kajian yang dilakukan oleh mengenai pembentukan KPU, Thomas menjawab bahwa
Tim, sistem remunerasi hanya salah satu sisi yang harus pada dasarnya pengusaha tidak keberatan karena hal itu
dibenahi. merupakan suatu perubahan yang besar. Artinya, pengusaha
Namun yang paling utama adalah, KPU merupakan suatu setuju dengan pembentukan KPU karena ingin adanya
manifestasi dari upaya DJBC untuk melakukan perubahan perubahan menuju ke arah perbaikan. Sebab, keuntungan
secara sistemik baik dari sisi sistem dan prosedur, organisa- yang bisa diperoleh bagi pengusaha dengan adanya KPU ini
si, SDM, dan remunerasi pegawainya. “Jadi, ini suatu adalah adanya kepastian hukum, waktu, dan biaya.
perubahan sistemik dan strategis. Sehingga, perubahan ter- Misalnya saja, dengan adanya pelayanan satu atap
sebut cukup signifikan dan menjadi suatu hal yang berbeda dimana pengusaha dapat menyelesaikan sebagian besar
dengan kantor pelayanan yang ada saat ini,” kata Thomas. kegiatan clearance barang pada KPU, termasuk dalam hal
Menurutnya, ketika membentuk KPU, yang harus pengajuan fasilitas, perijinan, dan keberatan. Tak hanya itu,
dipikirkan terlebih dahulu bukanlah masalah gaji atau keuntungan lain yang diperoleh pengusaha adalah adanya
remunerasi. “Kita ingin menempatkan pegawai yang Client Coordinator (CC) bagi importir yang memiliki tingkat
profesional di KPU dimana para pegawai tersebut sudah kepatuhan yang tinggi. Sedangkan bagi importir lainnya
dipilih melalui assessment test. Mereka dituntut bekerja diberikan layanan informasi melalui Consultation Desk (CD).
dengan profesional dan dengan integritas yang tinggi. Kalau CC dan CD berfungsi untuk memberikan bimbingan,
mereka salah akan dihukum. Sanksinya sesuai dengan menyediakan informasi dan menjelaskan ketidakpahaman
sanksi administrasi kepegawaian,” imbuhnya. pengusaha terhadap suatu aturan. CC dan CD juga akan
Dengan demikian, tuntutan yang tinggi terhadap pegawai menindaklanjuti komplain dari pengusaha agar menjadi
tersebut harus diimbangi dengan remunerasi yang memadai, masukan bagi DJBC.
yang membuat pegawai merasa nyaman dalam bekerja. Jadi, Dalam KPU juga akan ditetapkan Client Service Charter
perbedaan KPU dengan kantor lainnya bukan berdasarkan (CSC). CSC ini adalah komitmen KPU dalam memberikan
remunerasi melainkan pegawai yang duduk dalam KPU kualitas pelayanan kepada para stakeholder-nya. Jika
dipilih secara selektif, harus bekerja secara professional dan pelayanan yang diberikan oleh KPU tidak sesuai dengan
terhadap pekerjaannya dilakukan kontrol/pengawasan. CSC, importir dapat saja mengajukan komplain melalui
Selain remunerasi, pegawai KPU juga harus didukung sarana pengaduan dan pujian yang tersedia di KPU.
dengan sarana dan prasarana yang memadai, misalnya Selain pada stakeholder, DJBC secara intensif juga
kendaraan untuk operasional pegawai, perangkat software melakukan koordinasi dengan instansi-instansi terkait yang
dan hardware maupun equipment lainnya, untuk menciptakan ada di pelabuhan dan bandara. Instansi-instansi tersebut
kantor yang nyaman. Tujuannya agar pegawai yang bekerja antara lain PT Pelindo II, PT Angkasa Pura II, BKPM, Ditjen
merasa nyaman dan mampu bekerja secara maksimal Perdagangan Luar Negeri, Administrator Pelabuhan Tanjung
dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi Priok, Administrator Bandara Soekarno-Hatta, Badan
secara optimal. Karantina, Departemen Kelautan dan Perikanan, Ditjen
Lantas, bagaimana melakukan pengawasan terhadap Perhubungan Laut, Ditjen Perhubungan Udara, Departemen
pegawai KPU agar integritasnya tetap terjaga? Thomas Kehutanan, Departemen Kesehatan dan BPOM.
mengatakan, seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, Pertemuan itu dirasa sangat penting, lanjut Thomas,
dalam KPU ada yang disebut dengan Bidang Kepatuhan mengingat kerjasama dengan instansi lain merupakan salah
Internal. Tugasnya adalah untuk melakukan pengawasan, satu key success factor pembentukan KPU. Oleh sebab itu,
penilaian, evaluasi kerja serta penegakan pelaksanaan Thomas berharap, dengan adanya KPU, image Bea dan
kode etik dan integritas atau menjamin pegawai bekerja Cukai atau kinerja dan citra Bea dan Cukai akan menjadi
secara efisien dan efektif. lebih baik di mata masyarakat maupun stakeholder. ifa

70 WARTA BEA CUKAI EDISI 389 APRIL 2007


TPB. Melakukan penggalangan dana yang berasal dari pegawai KP-DJBC

Tim Peduli Bencana DJBC


Salurkan Bantuan Untuk
Korban Banjir Jakarta
Seratus orang pegawai Kantor Pusat DJBC dan
tiga orang pegawai Cleaning Service menjadi
korban Banjir Jakarta pada awal Februari 2007.

B
anjir yang sempat melumpuhkan kota Jakarta dan
sekitarnya pada awal Februari 2007 meninggalkan
cerita sedih bagi sebagian warganya, tidak
terkecuali bagi para pegawai DJBC yang berada di
didaerah tersebut. Untuk meringankan beban
sebagian warga Jakarta yang tertimpa musibah tersebut,
Kantor Pusat DJBC melalui tim Peduli Bencana (TPB) yang
dibentuk oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai melalui
Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor : P-03/
BC/2007 tanggal 7 Februari, telah berhasil menyalurkan
bantuan yang berasal dari donasi para pegawai di
lingkungan Kantor Pusat DJBC kepada para korban banjir
Jakarta. Menurut Muhammad Lukman Ketua TPB yang juga
Kasubag Umum Kepegawaian Kantor Pusat DJBC, donasi
yang berasal dari para pegawai tersebut digalang tepat pada
saat musibah banjir melanda Jakarta pada awal bulan
Februari 2007 dan berlangsung selama dua pekan.
Lukman menambahkan, dalam penggalangan dana yang
berlangsung selama dua pekan tersebut berhasil terkumpul
dana sebesar Rp.90.685.000 (rincian lihat Tabel) dan
penyaluran bantuan dilakukan oleh TPB ke berbagai posko
banjir yang ada di Jakarta. Posko-posko tersebut meliputi
posko banjir yang berada di Kali Sodong, Cipinang Lontar,

EDISI 389 APRIL 2007 WARTA BEA CUKAI 71


INFO PEGAWAI
DOK. TPB
Cipinang Muara, Cipinang Besar Utara,Kampung Melayu
Kecil dan Jatinegara. Terhadap posko-posko tersebut
disalurkan bantuan berupa makanan, minuman, selimut,
pakaian, peralatan kebersihan dan lain sebagainya. (Rincian
Pengeluaran LihatTabel)
Untuk penyaluran bantuan yang berupa barang, TPB be-
kerja sama dengan Kopesat. Kopesat lanjut Lukman menye-
diakan bantuan dalam bentuk barang, dan TPB melengkapi
barang bantuan tersebut, apabila ada barang bantuan tidak
tersedia di Kopesat.”Untuk melengkapi barang bantuan, kami
membelinya dari sumbangan tersebut,”ujarnya.
Selain posko banjir bantuan juga disalurkan ke beberapa
dapur umum, bantuan diantaranya disalurkan untuk dapur
umum yang berada di Manggarai dan Utan Kayu Selatan, se-
lain bantuan pelayanan kesehatan paska banjir di Kerawang
Jawa Barat.
Lukman menambahkan, bantuan juga disalurkan kepada
para pegawai dan juga pegawai Cleaning Service (CS) yang
mengalami musibah banjir tersebut. Tercatat 100 pegawai
Kantor Pusat DJBC dan tiga orang CS mengalami musibah
banjir. Dan bantuan yang disalurkan kepada mereka
diberikan dalam bentuk uang yang didasarkan pada parah PENYERAHAN BANTUAN. Selain daerah di sekitar KP-DJBC, bantuan juga
tidaknya banjir yang dialami. zap disalurkan ke Kerawang Jabar

PEGAWAI PENSIUN T.M.T 01 APRIL 2007


NO NAMA NIP GOL JABATAN KEDUDUKAN

1 Ibrahim A. Karim, Drs. 060027872 IV/d Direktur Fasilitas Direktorat Fasilitas Kepabeanan
Kepabeanan
2 Bambang Sudjatmoko, Drs. 060059690 IV/b Kepala Subdirektorat Direktorat PPKC
Penyuluhan dan Publikasi
3 Ganjar Nugraha, Drs. 060059697 IV/b Kepala Kantor Pelayanan Kantor Pelayanan Bea dan Cukai
Bea dan Cukai Tipe A Khusus Tanjung Priok III
4 Soedjita, Drs. 060035513 IV/a Kepala Bagian Umum Kantor Wilayah IX DJBC
Pontianak
5 Pudjo Wibowo, S.E. 060041109 IV/a Kepala Pangkalan Sarana Pangkalan Sarana Operasi Bea
Operasi Bea dan Cukai dan Cukai Tipe B Tanjung Priok
6 Jonson Utama Prapat, S.E. 060045597 III/d Kepala Seksi Kepabeanan Kantor Pelayanan Bea dan
II Cukai Tipe A Belawan
7 Tumpak Manaek Sianturi, BA. 060033026 III/d Kepala Seksi Tempat Kantor Pelayanan Bea dan
Penimbunan IV Cukai Tipe A Bekasi
8 Ida Bagus Made Sutrisna 060032166 III/b Koordinator Pelaksana Kantor Pelayanan Bea dan
Administrasi Penerimaan Cukai Tipe A Ngurah Rai
dan Jaminan
9 Saut Tahi Napitupulu 060045525 III/b Koordinator Pelaksana Kantor Pelayanan Bea dan
Administrasi Impor Cukai Tipe A Jakarta
10 Wagiyono, S.Pd. 060045484 III/b Koordinator Pelaksana Kantor Pelayanan Bea dan
Administrasi Tempat Cukai Tipe A Tanjung Emas
Penimbunan Berikat
11 Ngisa 060045247 III/a Pelaksana Kantor Pelayanan Bea dan
Cukai Tipe A Tanjung Emas
12 Suhari 060057857 II/d Pelaksana Kantor Pelayanan Bea dan
Cukai Tipe A Merak
13 Maman 060041169 II/b Pelaksana Direktorat Fasilitas Kepabeanan
14 Tama 060056945 II/a Pelaksana Kantor Pelayanan Bea dan
Cukai Tipe B Bogor

BERITA DUKA CITA


Telah meninggal dunia, I WAYAN DRESTA TJAHU, (80), pensiunan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai,
pada hari Minggu, 25 Pebruari 2007, pukul 22.40 WIB di RS. Mitra Internasional Jatinegara, Jakarta.
Jenazah telah dikremasi hari Rabu, 28 Pebruari 2007, berangkat dari rumah duka RS. Gatot Subroto, pukul 07.00 WIB.

Segenap jajaran Direktorat Jenderal Bea dan Cukai menyatakan duka yang sedalam-dalamnya. Bagi keluarga yang
ditinggalkan semoga diberikan ketabahan dan kekuatan oleh Tuhan Yang maha Esa

72 WARTA BEA CUKAI EDISI 389 APRIL 2007


INFO PERATURAN

PERATURAN MENTERI KEUANGAN


Per Maret 2007
No. PERATURAN P E R I H A L
Nomor Tanggal

1. 07/PMK.04/2007 06-02-07 Penetapan Tarif Bea Masuk Atas Impor Barang Dalam
Rangka Early Harvest Package (EHP) ASEAN-CHINA Free
Trade Area (AC-FTA).

2. 08/PMK.04/2007 06-02-07 Penetapan Tarif Bea Masuk Atas Impor Barang Dalam
Rangka Early Harvest Package (EHP) Bilateral Indonesia-
China Free Trade Area (FTA).

3. 11/PMK.03/2007 14-02-07 Perubahan Ketiga Atas Keputusan Menteri Keuangan Nomor


155/KMK.03/001 Tentang Pelaksanaan Pajak Pertambahan
Nilai Yang Dibebaskan Atas Impor Dan/Atau Penyerahan
Barang Kena Pajak Tertentu Yang Bersifat Strategis.

4. 21/PMK.05/2007 23-02-07 Kerja Lembur Dan Pemberian Uang Lembur Bagi Pegawai
Negeri Sipil.

5. 22/PMK.05/2007 23-02-07 Pemberian Uang Makan Bagi Pegawai Negeri Sipil.

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI


Per Maret 2007
PERATURAN
No. Nomor Tanggal P E R I H A L

1. P-04/BC/2007 16-02-07 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemeriksaan Mendadak


Kepabeanan Di Bidang Impor .

2. P-05/BC/2007 28-02-07 Perubahan Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai


Nomor KEP-14/BC/2001 Tentang Pemblokiran Perusahaan
Di Bidang Kepabeanan.

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI


Per Maret 2007
PERATURAN
No. Nomor Tanggal P E R I H A L

1. SE-02/BC/2007 15-02-07 Peningkatan Pengawasan Terhadap Mesin SKM.

2. SE-03/BC/2007 23-02-07 Pembayaran Biaya Pengganti Pita Cukai

EDISI 389 APRIL 2007 WARTA BEA CUKAI 73


RUANG INTERAKSI


PANIK JUGA
MEMBUAT

Panik
ORANG
BERTINDAK
OTOMATIS
Oleh: TANPA PIKIR
Ratna Sugeng

dan Gempa Bumi ”


Pelajaran akan bencana dan cara menyelamatkan pasiennya dan tetap bertanggung jawab
penyelamatan merupakan keterampilan atau atas tugasnya menolong orang (dalam hal ini pasien),
artinya sikap dasar bertanggung jawab atas pekerjaannya
setidaknya pengetahuan yang harus dimiliki tetap berjalan, sementara ada juga orang-orang yang
setiap orang yang tinggal di daerah rawan hanya sibuk mengatasi dirinya sendiri.
bencana seperti Indonesia. Situasi mendadak, tak diantisipasi dan mengancam
jiwa membuat lengkung refleks saraf terpicu berespon

G
mengaktifkan seluruh otot untuk menghadapi bahaya.
empa berkekuatan 5.8 SR mengguncang Suma- Refleks memang diciptakan guna menanggulangi diri dari
tera Barat, pusat gempa dikatakan berada di bahaya. Refleks dapat dilatih, sehingga spontanitas
16 km barat Batusangkar di kedalaman 33 km. terarah.
Kepanikan menyengat semua orang yang me- Lepas kerjanya logika membuat saraf bekerja mengi-
rasakan gempa yang menurut laporan sebuah kuti arah rangsang listrik dari indera. Begitu terdengar
stasiun televisi berita, terjadi empat kali dengan dua kali teriakan, terutama tentang ancaman selanjutnya maka
guncangan kuat pada pukul 11.00 dan 12.49 hari Selasa kepanikan menjadi makin membuat bingung. Katakanlah
6 Maret 2007. Kepanikan bukan saja karena terkejut teriakan tersebut sebuat aba-aba: ”Lari ke gunung”, maka
dihadapkan pada bahaya, tetapi juga karena bayangan secara spontan banyak orang mengambil langkah ini.
tsunami masih melekat di benak banyak orang Indonesia. Demikian maka setiap ada dominasi baik suara maupun
gerombolan orang, akan diikuti oleh massa tanpa pikir.
TSUNAMI
Sebutannya indah, ujudnya amat menakutkan dengan CEMAS DAN BINGUNG
bayangan air laut menggunung menghempas daratan Sesaat setelah tahu diri selamat, terjadi kecemasan
beserta apa saja yang dilaluinya. Istilah tsunami berasal dan kebingungan. Anak-anak sekolah menangis
dari bahasa Jepang, Tsu artinya pelabuhan dan Nami berteriak-teriak, seorang perawat terlihat serba salah
artinya gelombang laut. Dari kisah inilah muncul istilah gelisah menangis dan bingung. Cemas dan bingung
tsunami. Awalnya tsunami berarti gelombang laut yang dipicu oleh ketidakmampuan berpikir selanjutnya, juga
menghantam pelabuhan (Kompas Cybermedia). Tsunami oleh ketidakpastian kabar orang-orang yang dicintai,
memang dapat terjadi bila ada gempa bumi. Sebagai keraguan arah membawa diri apakah pulang atau
manusia awam banyak orang berpikir tsunami akan mengungsi, dimana tempat mengungsi, naik apa pulang,
terjadi ketika ada gempa bumi, sesungguhnya tsunami dengan apa mengirim atau mencari berita, dan banyak
hanya akan terjadi jika pusat gempa berada di dasar laut lagi pertanyaan lalu lalang dalam pikiran.
dengan kedalaman kurang dari 60 km. Masa cemas dan bingung ini sering dimanfaatkan oleh
mereka yang berpikiran licin untuk menangguk
PANIK keuntungan bagi diri sendiri dengan merugikan orang
Terlihat dalam berita televisi begitu terjadi gempa, lain, seperti menjarah barang, menambah kebingungan
orang menjadi hiruk pikuk tak peduli apapun segera orang yang cenderung berbakat bingung, memanfaatkan
keluar dari gedung. Tak pelak lagi, itu juga yang dilakukan ketidakberdayaan.
para pekerja kesehatan di rumah sakit. Kepanikan
bahkan sempat menimbulkan kemarahan dan nasib tak APA YANG TERJADI PASKA BENCANA
berdaya ketika banyak orang terkunci dalam ruang terali 1. Tak seorang pun pernah menyangka bahwa dirinya akan
besi di sebuah rumah sakit. Rupanya pemegang kunci mengalami bencana, hampir semua orang tak pernah
hengkang sampai lupa akan tanggung jawab kerjanya di- menyiapkan diri menghadapi bencana. Ketidaksiapan ini
ruangan dan meninggalkan orang banyak dalam memungkinkan kepanikan, kecemasan dan kebingungan
keterkurungan. berkepanjangan, sehingga menurunkan kemampuan diri
Panik juga membuat orang bertindak otomatis tanpa untuk berpikir dan bertindak terarah. Bahkan kecemasan
pikir. Otak berhenti sejenak dari logika, refleks bekerja berkepanjangan akan menurunkan produktivitas
secara spontan. Terlihat juga petugas rumah sakit yang seseorang, artinya kemampuan konsentrasi dan atensi

74 WARTA BEA CUKAI EDISI 389 APRIL 2007


FOTO : ISTIMEWA
menurun. Hal ini dapat dialami oleh individu maupun oleh bencana seperti Indonesia. Pengetahuan dan keterampil-
masyarakat. Jadi yang mengalami trauma dapat perorang- an ini akan menurunkan kecemasan dan kebingungan.
an ataupun masyarakat. Keterampilan dan pengetahuan akan dapat diadopsi oleh
2. Kebanyakan orang akan mempunyai ikatan kebersamaan sistem refleks terutama jika dipelajari dengan perhatian
sesudah bencana dan dapat saling menolong karena yang tinggi. Kemampuan diri berenang, menyelinap dari
bencana menggugah semangat kebersamaan mereka da- penghalang, melompat jauh, berlari kencang, akan
lam satu nasib: mengalami bencana. banyak menolong mengasah refleks.
3. Stres dan duka merupakan reaksi normal pada setiap Salah satu sekolah di Sumatera Barat, paska bencana
situasi abnormal. Reaksi emosional dari mereka yang se- telah menggelar simulasi evakuasi murid jika menghadapi
lamat kebanyakan berupa masalah hidup yang telah ada gempa. Suatu langkah maju yang patut dikembangkan,
sebelum bencana datang. Ketika bantuan untuk memulih- bukan hanya evakuasi tetapi juga mengenal gempa, siapa
kan masalah emosional akibat bencana datang dari orang yang dihubungi paska gempa, kemana mencari
asing, sebagian orang akan merasa marah, frustasi, dan pertolongan, dan sebagainya.
makin merasa tidak berdaya, apalagi jika bantuan tidak Kepemimpinan untuk mengarahkan massa yang panik
sesuai dengan budaya yang dianut. harus dimiliki oleh beberapa orang dalam masyarakat.
4. Kebanyakan orang tidak merasa membutuhkan pertolong- Mengingat massa yang panik akan mudah diarahkan dan
an memulihkan stres dan kecemasan mereka, sehingga diselamatkan oleh orang yang lantang memimpin. Dalam hal
seringkali uluran pertolongan terkait pemulihan stres dito- bencana pesawat, awak kabin dan pilot merupakan pemimpin
lak. Karena itu bantuan psikologik hendaklah disesuaikan yang mengarahkan penumpang yang panik. Tokoh ibu atau
dengan budaya masyarakat setempat dan dengan aktif ayah (guru) yang matang dapat membantu mengarahkan
mendorong aktivitas masyarakat sehari-hari. Mendorong masyarakat kecil (anak, murid) yang panik.
kegiatan mereka kembali hanya akan direspon bila Sifat menolong membangun perasaan kebersamaan dan
disampaikan dengan tulus dan ikhlas, serta sesuai menyingkirkan ketamakan menguasai ruang dan waktu.
dengan fase bencana itu sendiri. Pemulihan ditentukan Dalam bencana, keikhlasan menolong dapat menumbuhkan
juga oleh dukungan sistem sosial masyarakat itu sendiri. harga diri bahwa diri ini cukup berharga untuk orang lain.
Rasa berharga akan membuat keseimbangan baru dari rasa
APA YANG DAPAT DILAKUKAN ketidakberdayaan akibat bencana. Dengan demikian rasa
Banyak yang dapat dilakukan untuk meminimalisasi cemas berkepanjangan atau depresi dapat dihindari.
korban bencana secara fisik, disini kita bicarakan sisi ma- Berikan bantuan untuk korban bencana sesuai dengan
nusia, lebih tepatnya segi psikologiknya. budaya dan kebiasaan mereka. Bantuan makanan misalnya
Pelajaran akan bencana dan cara penyelamatan me- akan lebih sesuai jika makanan lokal, juga pakaian.
rupakan keterampilan atau setidaknya pengetahuan yang Membantu korban tsunami Aceh dengan pakaian lengan
harus dimiliki setiap orang yang tinggal di daerah rawan pendek untuk perempuan tentu saja sulit diterima.

EDISI 389 APRIL 2007 WARTA BEA CUKAI 75


PROFIL

Oza Olavia, S.Si, Apt, M.Si.


Kepala Bidang Informasi Kepabeanan dan Cukai Kanwil XIII DJBC Bali, NTB dan NTT

“Tekuni Pekerjaan yang Kita Pilih...”


Diusianya yang terbilang cukup muda, Oza Olavia sudah masuk dalam jajaran pejabat
eselon III di Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC). Berarti saat ini tercatat baru empat orang
pegawai perempuan menjadi pejabat eselon III. Menurut Oza, demikian ia dipanggil,
SDM perempuan di DJBC sudah menempati berbagai level, tinggal bagaimana peluang dan
kesempatan yang sama diberikan pada mereka.

S
ebagai pegawai perempuan di lingkungan birokrasi Mengutamakan pendidikan adalah prinsip kedua orang
terutama di Bea dan Cukai yang lebih dominan kaum tuanya dalam membesarkan kedelapan anaknya. Menurut Oza,
laki-lakinya, Oza bukanlah tipe orang yang membeda- pada prinsipnya orang tuanya menginginkan semua anaknya
bedakan kemampuan dibidang pekerjaan antara laki- bisa kuliah, bagaimanapun caranya. Dan tidak pernah memaksa
laki dan perempuan. Karena menurutnya jika orang lain anak-anaknya untuk memilih bidang pendidikan yang akan
terutama laki-laki bisa melakukan suatu pekerjaan, ia harus dijalani yang terpenting adalah mereka mau terus belajar.
mencoba untuk bisa melakukannya juga. Sepanjang hal itu “Pokoknya mau tidak mau harus selesai S-1, itu target orang tua
normal dan bisa bersaing, maka ia akan kerjakan karena tidak kami, ketika itu. Mungkin itulah yang diwariskan kepada anak-
ada alasan untuk membeda-bedakan. anaknya. Alhamdulillah kini kami berdelapan sudah selesai kuliah
Mengenai populasi perempuan di Bea dan Cukai yang dan semuanya dari universitas negeri.”
dinilainya masih sedikit dibandingkan laki-laki, menurutnya Farmasi, bidang yang dipilihnya saat dibangku kuliah semula
mungkin ada alasan tersendiri dari departemen sehingga dibatasi bukan bidang yang diinginkannya. Orang tua, terutama ibunya
jumlahnya, seperti di pendidikan program diploma jurusan Bea menginginkan Oza kuliah di fakultas kedokteran, sedangkan Oza
Cukai sudah tidak lagi menerima mahasiswa perempuan. sendiri lebih menyukai bidang sosial, karena diakuinya ia terma-
Meski perempuan masih sedikit jumlahnya namun dibidang suk orang yang penjijik, sehingga tidak berminat masuk kedok-
pekerjaan perempuan sudah banyak berperan. Dikarenakan teran. Salah satu kakaknya yang mahasiswa kimia ketika itu
bidang pekerjaan di Bea dan Cukai lebih banyak di lapangan, menyarankan ia masuk ke bidang farmasi, mengingat lingkungan
mungkin saja pimpinan di Bea dan Cukai menilai bahwa teman-teman kakaknya banyak yang mahasiswa farmasi. Oza
pekerjaan itu tidak cocok untuk perempuan, apalagi bila melihat pun mengikuti saran kakaknya dan ia memilih jurusan farmasi.
dari nilai-nilai ketimuran, demikian menurutnya. Tahun 1995, Oza menyelesaikan sarjana farmasi.
“Tetapi sebenarnya paradigma seperti itu sudah mulai Kesempatan mengikuti program profesi apoteker pun tidak disia-
berubah karena menurut saya jika seseorang tidak pernah coba siakannya. Selama 11 bulan ia mengikuti program tersebut.
ditempatkan, kita mana akan tahu seseorang itu mampu atau Menjelang kelulusan dari program apoteker yang juga diambilnya
tidak ? Sebenarnya di bea cukai, perempuan bisa ditempatkan di Universitas Andalas, Oza mendapat informasi dari kawannya
dimana saja. Mungkin dibeberapa bidang tertentu tidak bahwa Departemen Keuangan (Depkeu) sedang membuka
memungkinkan perempuan bertugas di sana, seperti patroli, lowongan untuk sarjana. Kawannya menganjurkan untuk
tetapi itu kembali lagi ke budaya kita. Untuk ke depan saya mencoba mendaftar lowongan tersebut dengan tenggat waktu
berharap agar perempuan lebih banyak lagi diberikan pengiriman berkas lamaran sudah memasuki hari terakhir.
kesempatan untuk promosi di posisi yang strategis,” ujar Oza. Setelah menunggu beberapa waktu akhirnya ia mendapat
panggilan untuk mengikuti ujian masuk Depkeu di Padang dan
DIDIKAN MANDIRI SEJAK KECIL kebetulan pula saat itu Oza telah lulus dari program apotekernya.
Anak ketiga dari delapan bersaudara kelahiran Bukit Tinggi Dinyatakan lulus dan diterima sebagai calon pegawai
pada 8 Januari 1971 ini mengaku menjalani masa kecil layaknya negeri di Depkeu, Oza kemudian di panggil ke Jakarta (Kantor
anak seusianya ketika itu yang senang bermain bersama teman- Pusat DJBC) untuk mengikuti pendidikan dan latihan (diklat) di
temannya. Saat berada di rumah Oza bersama saudara- Pusdiklat tepatnya pada 1996. Sebelum diklat, Oza sempat
saudaranya senang melakukan pekerjaan rumah seperti beberapa bulan ditempatkan di Direktorat Cukai yang saat itu UU
membersihkan rumah dan memasak. Memang, sikap mandiri ini Cukai baru saja rampung dan mulai berlaku tahun 1997.
diajarkan kedua orang tuanya, Haji Mudahar YS dan Hajjah Beberapa bulan di cukai kemudian diklat DPT III dan Samapta.
Adifah, yang kedua-duanya merupakan pensiunan pegawai di
Pemda Agam, Sumatera Barat. BANYAK KESAN DI BPIB JAKARTA
Mereka berdelapan diajarkan untuk menjalankan tugas di Selesai diklat, Oza kemudian ditempatkan di Direktorat
rumah selama kedua orang tuanya bekerja. “Kami masing- Pabean (sekarang Direktorat Teknis Kepabeanan) hanya bebera-
masing diberi tugas. Karena terbiasa menjalankan tugas sendiri pa bulan saja, karena setelah itu ia ditempatkan di Balai Penguji-
maka tidak heran kalau saya merasakan punya pembantu hanya an Impor Barang (BPIB) Bea dan Cukai Jakarta di Cempaka
sampai kelas 6 SD. Bukannya pembantu tidak mau bekerja Putih. Di tempat inilah Oza memperoleh promosi eselon IV seba-
dengan kami, tetapi karena kami sudah terbiasa berbagi tugas gai Kepala Seksi Pelayanan Teknis.
bersama,” kenang Oza. Bidang pekerjaan Oza selama di BPIB bukanlah hal asing
Sekolah SD sampai SMA dilalui Oza di kota kelahirannya. Baru baginya karena sejak mahasiswa selalu berhubungan dengan
pada saat meneruskan kuliah, Oza meninggalkan tanah kelahir- laboratorium sehingga sebagai sarjana farmasi ia bisa
annya menuju Kota Padang dan berkuliah di Universitas Andalas menerapkan ilmunya saat kuliah dulu. Ia pun merasa beruntung
Padang. Diakuinya prestasi selama ia sekolah sampai tamat SMA bisa ditempatkan di BPIB Jakarta karena tidak semua teman-
lumayan-lumayan saja namun selalu mendapat ranking. temannya yang basic-nya esakta bisa ditempatkan pertama kali

76 WARTA BEA CUKAI EDISI 389 APRIL 2007


penugasannya di laboratorium.
“Saya rasa penempatan di BPIB
merupakan tempat yang tepat sesuai
dengan bidang, banyak sarjana
farmasi atau kimia tidak ditempatkan
disana. Saya pada waktu itu
ditempatkan berdua dengan Ibu Eha,
baru beberapa bulan kemudian ada
tambahan sarjana. Saya beruntung
karena bisa memanfaatkan basic
science disana untuk melakukan
pengujian, pokoknya learning by
doing. Sambil belajar, ada sample
dikerjakan lalu kita belajar lagi, saya
merasa senang pertama kali
ditempatkan disana,” ujarnya.
Jujur diakuinya, sewaktu pertama
kali masuk ke BPIB ia langsung
diminta menjalankan tugas tanpa
training sebelumnya. Pada saat itu
kondisi lab belum seperti sekarang,
dimana alat, standar dan metoda uji
belum lengkap. Hal itu bisa
dimakluminya karena tenaga di BPIB
sangat sedikit saat itu sedangkan
beban kerja cukup banyak. Namun
beruntung karena pimpinannya
ketika itu, Bambang Widyastata men-
suport-nya sehingga kerjasama
antara pimpinan dan staf di BPIB
bisa terjalin baik dan pelaksanaan
tugas lab bisa berjalan lancar.
“Pak Ganot memberi dukungan
yang besar dan kami mulai menata
lab pada masa beliau memimpin.
Kemudian dimulailah berbagai
pelatihan, penyiapan dokumen,
penataan dan akhirnya berkat
bantuan berbagai pihak termasuk
mantan-mantan pegawai lab dan
kerja keras pegawai BPIB saat itu
upaya mendapatkan ISO (Interna-
tional Organization for Standardiza-
tion) bisa terwujud. Lucunya ketika itu
yang menjadi manajer di lab
semuanya perempuan,” kenang Oza.
Meskipun berupa lab, tetapi
menyangkut manajemen administrasi
dan teknis, diakui Oza, BPIB Jakarta
saat ini sangat bagus. Dengan
pedoman kerja tulis apa yang anda
kerjakan dan kerjakan apa yang
anda tulis, membuat segala prosedur
yang ada di lab menjadi tertata baik,
termasuk administrasi, pelaksanaan
tugas dan juga pengawasannya yang
dilakukan oleh unit luar, sehingga
obyektifitasnya tinggi. Jadi antara
belajar dan bekerja bisa berlangsung
dengan baik, benar dan terstruktur.
“Selesai terlibat proses ISO
ternyata banyak memberi manfaat
khususnya buat saya, dalam bidang
pekerjaan saya terbiasa
melakukannya secara prosedural
dan terstruktur termasuk bagaimana
membuat dokumen yang baik dan
terstruktur, saya rasa itu sangat
berguna dibidang manapun. Nah
saat ini saya banyak terlibat dalam
pembuatan suatu peraturan dan
prosedur, karena pekerjaan saya

EDISI 389 APRIL 2007 WARTA BEA CUKAI 77


PROFIL
DOK. PRIBADI DOK. PRIBADI

SAAT DI BPIB. Kegiatan rutin sehari-hari melakukan pengujian di BPIB SAAT MENJADI KOMANDAN PASUKAN pada Hari Pabean Sedunia
Bea dan Cukai Jakarta. tahun 2007

sebelumnya sudah seperti itu jadi no problem, saya bisa nyam- ISO 17025:1999 (SNI-19-17085-2000) dari Komite Akreditasi
bung ke bagian manapun,” kata penyuka berbagai macam baca- Nasional sebagai Laboratorium Penguji.
an yang diakui hobinya ini mengikuti kebiasaan ayahnya. ”Untuk meraih ISO bukanlah kerja ringan waktu itu karena
Oza sejak kecil suka berbagai macam bacaan, ia tidak pilih- saat itu masih banyak pro dan kontra dan bagaimana caranya
pilih jenis bacaan, apalagi sekarang dengan kondisi pekerjaan di kita menjadikan yang kecil untuk mendapat standar mutu pela-
bea cukai yang dirasanya memang spesifik. Antara membahas yanan. Ini baru satu-satunya di Bea dan Cukai. Ini merupakan ha-
cukai atau pabean akan berbeda materinya. Jika tidak mengiku- sil kerja keras seluruh pegawai BPIB beberapa tahun,” ujar Oza.
tinya, dengan membaca misalnya maka akan tertinggal. “Kalau- Oza pun menyampaikan terimakasih atas dukungan dan
pun kita tidak ditempatkan di bidang tersebut paling tidak akan bantuan dari semua pihak. Tanpa bantuan semua pihak ia rasa
memiliki pengetahuan dan jika diajak berbicara mengenai hal tidak bisa sukses seperti saat ini. Itulah hal yang membuatnya
yang berkaitan dengan masalah tersebut kita bisa ikut berdiskusi.” terkesan selama menjalankan tugasnya sebagai pegawai bea
Jika ditanya, penempatan tugas yang mana yang membuat- cukai. Karena bisa meninggalkan satu kenangan yang sampai
nya berkesan, menurut prinsipnya dimanapun ia ditempatkan saat ini masih ia ikuti terus perkembangannya. Harapannya,
baginya memberikan kesan tersendiri di masing-masing tempat. mudah-mudahan ke depan laboratorium BPIB bisa lebih maju lagi
Karena memiliki kesempatan paling lama di BPIB, maka tempat karena menurutnya bagaimanapun Bea dan Cukai tidak lagi
itulah termasuk memberikan kesan tersendiri. Di BPIB ia merasa hanya berperan sebagai pengumpul penerimaan negara bahkan
banyak diberi kesempatan untuk mengembangkan BPIB dan mungkin akan semakin turun karena perannya lebih ke
kebetulan sekali teman-temannya di BPIB bisa sejalan, sehinga pelayanan dan pengawasan. Untuk pengawasan maka
pada akhirnya dapat bersama-sama membangun. dibutuhkan instrumen-instrumen atau tools lain untuk pengujian,
Segala daya upaya dan kerjasama dengan Universitas salah satu instrumennya dengan manfaatkan laboratorium.
Indonesia dilakukan, mulai dari pelatihan untuk meningkatkan Menurutnya, di negara luar peran laboratorium sangat tinggi,
kompetensi staf BPIB dan pengembangan manajemen di BPIB, misalnya di negara Jepang dan kebetulan ia pernah training job
pengembangan metode pemeriksaan dan pengujian standar selama hampir 6 bulan tepatnya tahun 2000. Apapun pekerjaan
termasuk pengembangan infrastruktur fisik laboratorium. Usaha di sana akan langsung link dengan laboratoriumnya. Karena itu
ini membuahkan hasil, BPIB Jakarta dinyatakan memenuhi peranan laboratorium sangat tinggi bahkan setingkat eselon 1.
standar Customs Laboratory Guide WCO dan ISO 17025, Peran laboratorium akan sangat diperlukan untuk mengetahui
tepatnya pada 6 November 2002. BPIB Jakarta meraih akreditasi jenis barang, pengklasifikasian barang, harga barang, masalah
DOK. PRIBADI
larangan dan pembatasan, barang purbakala, pengambilan
keputusan dan lain sebagainya.
Ketika WBC menanyakan pemikiran dan masukannya untuk
kemajuan laboratorium Bea dan Cukai, ia menekankan bahwa
laboratorium bisa dimaksimalkan seoptimal mungkin perannya.
Maka itu harapannya untuk ke depan laboratorium tidak hanya
setingkat eselon III melainkan bisa menjadi eselon II supaya
dapat dibuat bidang-bidang tertentu yang lebih spesifik. Kondisi
yang sekarang memang belum spesifik, apalagi pekerjaan BPIB
masih banyak yang diambil departemen lain, padahal
sebenarnya Bea dan Cukai sendiri bisa memeriksanya.
“Diperaturan kita harus lewat Departemen lain padahal Bea
dan Cukai sendiri juga bisa. Lalu mengapa harus ke instansi lain
padahal kita juga bisa ? Jadi mengapa harus orang luar yang
periksa padahal kita juga bisa,” ujarnya.
Menurut Oza, SDM yang dimiliki BPIB Jakarta sudah mencu-
kupi khususnya tenaga analisis setingkat SMA dan D3 seperti
analisis kimia, analisis tekstil, teknik kimia dan berbagai macam
level eksak untuk tingkat SMA dan D3 di BPIB. Sedangkan diakui-
nya, untuk tingkat sarjana memang masih terbatas sebab rekrut-
men tingkat sarjana yang terakhir tahun 1999 hanya 3 orang.
Dan pengembangan BPIB ke depan adalah memanfaatkan apa
BERSAMA DIRJEN CCL (Central Customs Laboratorium) saat mengikuti job yang telah ada di BPIB Jakarta untuk bisa berperan serta dalam
training mengenai customs analisys training di Jepang tahun 1998. menjalankan tugas Bea dan Cukai, karena dirasakan Oza, keber-

78 WARTA BEA CUKAI EDISI 389 APRIL 2007


DOK. PRIBADI
adaan laboratorium terutama sebagai instrumen pengawasan dan Cukai, menurut pe-
dan pelayanan oleh Bea dan Cukai belum optimal dimanfaatkan. nilaiannya di bidang
tertentu memang telah
PROMOSI ESELON III ada yang diberi kesem-
Dari BPIB, Oza dipindahkan ke KPBC Tanjung Priok III patan, namun masih
sebagai PFPD (Pejabat Fungsional Pemeriksa Dokumen). juga ada bidang yang
Selanjutnya dari Priok dipindahkan ke KPBC Kediri sebagai Seksi didominasi laki-laki.
Kepabeanan IV yang hanya berlangsung satu tahun dan lebih Jujur ia melihat peker-
banyak berada di Jakarta karena sering terlibat dengan tim jaan yang dominan le-
pembuatan Buku Tariff Bea Masuk maupun RUU Peraturan bih banyak yang diam-
Menteri Keuangan. Bahkan pada saat mendapat promosi eselon bil laki-laki, namun se-
III sebagai Kabid IKC (Informasi Kepabeanan dan Cukai) di cara keseluruhan
Kanwil XIII DJBC Bali, NTB dan NTT, Oza sedang tugas kenyataannya memang
kumandah membahas rancangan Peraturan Menteri Keuangan laki-laki lebih banyak
sehubungan dengan adanya amandemen UU Kepabeanan. berperan karena jumlah
Ketika ditanya mengenai perasaannya sebagai satu-satunya perempuan di DJBC
perempuan pegawai di DJBC yang mendapat promosi eselon III sedikit sehingga tidak
pada tahun ini dan tercatat sebagai pejabat eselon III termuda, ia terlihat, padahal ada
mengaku senang dan kepercayaan itu merupakan amanah dan beberapa posisi yang
bagian dari tanggung jawabnya. Sungguh diakuinya ia tidak telah menempatkan
mengetahui alasan mengapa dirinya dipercaya menjadi pejabat perempuan. Hanya
eselon III. Namun apapun alasannya, ia harus dapat memberikan saja, lanjutnya, posisi
sesuatu untuk instansi tempatnya mengabdi. “Dengan cara strategis belum banyak
bagaimanapun, mungkin ada hal-hal yang perlu saya kerjakan. pegawai perempuan MESKI PEREMPUAN masih sedikit
Perubahan kedepan akan saya usahakan nanti, setidaknya ditempatkan. jumlahnya dibidang pekerjaan namun
memberikan suatu warna atau suatu masukan untuk DJBC “Saya sendiri belum sudah banyak berperan.
dimasa mendatang. Insya allah.” tahu alasannya apa ?
“IKC, bidang baru bagi saya. Namun begitu Insya allah saya Apa karena belum cocok atau ada alasan lain saya tidak tahu. Di
siap. IKC di tingkat wilayah merupakan satu bidang baru jadi luar konteks gender atau bukan saya tidak tahu, tetapi karena
otomatis semuanya sama-sama belajar karena memang kita belum dicoba bagaimana kita tahu,” ujar lulusan S-2 dari
lihat belum lengkap struktur organisasinya sampai ke bawah juga Universitas Indonesia yang mengambil program material science
belum lengkap dan petunjuk pelaksanaannya juga belum. Nanti lulusan tahun 2005 dan berkeinginan untuk melanjutkan
kalau sudah ada juklaknya kita lihat job-nya apa yang akan perlu pendidikan ke jenjang S-3.
kita sediakan dan kita kembangkan,” ujar Oza yang mengisi Menurutnya dari segi kemampuan tidak ada perbedaan an-
waktu luang di luar kerja dengan kegiatan yang berhubungan tara laki-laki dan perempuan. Masalah gender saat ini bukan ma-
dengan apoteker dan usaha lainnya bersama teman-temannya. salah yang menarik lagi untuk dibicarakan, tetapi memang akan
Dalam benak wanita yang menyukai olah raga santai seperti tetap ada isu gender selama dunia ini masih ada karena memang
tenis meja dan jogging ini, IKC bisa menjadi pusat informasi data manusia diciptakan dengan jenis yang berbeda. Tetapi kalau mem-
di wilayah, supaya jika diperlukan suatu masukan dari wilayah bicarakan masalah gender, misalnya perempuan tidak cocok
harusnya bisa mengambil data yang sudah dianalisa, sehingga untuk suatu bidang tertentu, rasanya itu bukan lagi jamannya.
data yang akan dikeluarkan sebagai produknya wilayah akan Dicontohkannya, saat ini perempuan telah bekerja diberbagai
lebih baik dan otomatis di Kantor Pusat untuk data yang masuk bidang, misalnya, Menteri Keuangan era sekarang juga
akan jauh lebih baik. Dengan ini akan lebih meningkatkan peran- perempuan dan Indonesia pernah dipimpin seorang presiden
an informasi kepabeanan dan cukai di wilayah untuk mendukung perempuan. Jadi menurutnya Bea dan Cukai kedepan akan lebih
kegiatan Bea dan Cukai secara keseluruhan. maju, karena sudah banyak petinggi-petinggi di instansi ini
melihat bahwa sebagian perempuan sudah bisa berpotensi dan
POTENSI PEREMPUAN DI BEA DAN CUKAI bisa menghasilkan suatu masukan, hanya saja jumlahnya perlu
Kesempatan yang diberikan bagi pegawai perempuan di Bea ditingkatkan lagi karena saat ini jumlah antara laki-laki dan
DOK. PRIBADI
perempuan yang mendapat posisi strategis tidak sebanding.
SDM perempuan di DJBC menurutnya sudah menempati
berbagai posisi, baik level pelaksana maupun pejabat, tinggal
bagaimana bisa lebih memberikan peluang dan kesempatan
yang sama, baik dalam hal pekerjaan dan pendidikan.
Dirasakannya bahwa diklat saat ini masih dibatasi
kesempatannya untuk perempuan, misalnya dalam pendidikan
dan pekerjaan masih didominasi laki-laki, mestinya diberikan
kesempatan yang sama. sepanjang perempuan bisa dan
mampu. “Terkadang ada yang siap tetapi sebenarnya tidak
mampu, kemudian ada yang mampu karena ada alasan yang lain
sehingga tidak siap.
“Harapan saya kaum perempuan diberi kesempatan yang
lebih bagus disemua bidang untuk bisa bersaing dan bersama-
sama membangun Bea dan Cukai, namun disisi lain perempuan
jangan berhenti belajar berbagai hal dan mencari pengalaman
ataupun menggali pengalaman kebeacukaian dari berbagai pi-
hak,” begitu harap pegawai yang bermotto hidup bekerja dengan
peraturan dan jalur yang ada sesuai keinginan hati nurani.
Baginya, menjadi wanita karir merupakan suatu pilihan dan
hidup juga merupakan suatu pilihan karena itu karir yang sudah
dipilih haruslah ditekuni, sebab kesempatan wanita saat ini sudah
MELUANGKAN WAKTU dengan berlibur setelah mengikuti training sangat luas. Jika pada akhirnya harus menghadapi tantangan
customs analisys training di Jepang. maka itu sudah merupakan resiko. ris

EDISI 389 APRIL 2007 WARTA BEA CUKAI 79


APA KATA MEREKA

Dave Hendrick

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
“Sok Akrab Aja...”
Saat ditemui WBC usai pagelaran wayang gokil, Dave Hendrick, memberi-
kan komentarnya terhadap pertunjukkan wayang tersebut. “Wayang gokil ini se-
ru, karena konsepnya beda dan gokil, sayangnya membernya (para pemainnya-
red) tidak semua hadir. Kalau hadir kan jadi lebih terasa serunya,” imbuhnya.
Saat ini, Dave yang masih aktif sebagai penyiar di salah satu radio di Jakar-
ta, tengah dikontrak secara ekseklusif di salah satu televisi swasta. Dengan
gayanya yang ‘khas’, cowok berperawakan sedang dan berkulit putih ini meman-
du acara kuis rejeki satu milyar dan espresso prime time, di stasiun televisi
swasta tersebut.
“Untuk yang di radio (sebagai penyiar-red) itu harus gue pertahankan kare-
na itu nafkah batin gue,” katanya. Walaupun pernah mencoba bermain sinetron
di awal karirnya, Dave mengaku tidak memiliki keinginan menekuni sinetron
yang dianggap bukan dunianya. Ia sudah menetapkan keinginannya untuk pro-
fessional di bidang penyiar, presenter dan MC.
Ketika ditanya tentang kesannya pada petugas bea cukai di bandara, Dave
yang malam itu ditemani oleh asistennya mengaku tidak pernah mendapat masalah
saat ia berhadapan dengan petugas bea cukai di bandara seperti di Soekarno Hatta.
Selama ini petugas melayani dengan penuh senyum dan ramah tamah.
Pada dasarnya, Dave memang tidak pernah membawa barang-barang yang
berlebihan sepulangnya dari luar negeri. Berbeda dengan teman-temannya yang

Lembu, Club Eighties mostly perempuan, yang kerap membeli banyak barang. Ia sering mendengar
cerita dan keluhan dari teman-temannya yang barangnya sering ditahan oleh
petugas bea cukai dan diperiksa secara berlebihan.

“Punya Cost Khusus...”


“Mungkin karena aku pasang bemper duluan kali ya, aku pasang senyum
duluan dan ramah pada petugas. Tapi sampai saat ini semuanya baik-baik aja,
nggak pernah dapat pengalaman yang gak enak,” tambahnya.
Diakui atau tidak, Dave merasa hal itu disebabkan dirinya dianggap
Lazimnya orang mengenal wayang sebagai salah satu kesenian yang selebritis sehingga hal itu mempermudahnya saat berhadapan dengan petugas.
dimiliki bangsa Indonesia. Ada wayang golek, wayang kulit, wayang orang “Karena mereka (petugas-red) kenal gue, jadi gue sok akrab aja...” katanya.
dan… wayang gokil, hah? Anda pasti mengernyitkan dahi mendengar nama Ia yang kerap berpergian ke luar negeri bersama teman-temannya juga
wayang gokil. Wayang gokil merupakan pertunjukkan wayang kulit yang mengaku tidak tahu tugas dan fungsi Bea dan Cukai. “Sepanjang yang gue tahu,
dikemas mengikuti trend masa kini, dengan menggunakan bahasa gaul, Bea dan Cukai adalah suatu badan yang mengontrol
theme song yang lagi trend saat ini dan ceritanya pun agak melenceng dari keluar masuknya barang. Betul gak? (diam
pakem yang ada. sejenak) Emang tugas sebenarnya apa-
Adalah sekelompok selebritis muda Jakarta yang ingin menyelamatkan an?” ujarnya balik bertanya seraya terkekeh.
warisan leluhur bangsa. Dengan mengambil lakon Ramayana, awal Januari Namun demikian, Dave menyarankan
lalu (10/1), bertempat di Museum Wayang, Jakarta, digelar pertunjukkan agar petugas bea cukai memberikan
wayang gokil. Tidak seperti pertunjukkan wayang kulit pada umumnya, tugas perlakuan yang sama pada setiap
dalang dalam pagelaran wayang gokil hanyalah menggerakkan wayang- penumpang, tidak mem- beda-bedakan.
wayang tersebut. Sementara dialog cerita menggunakan alih suara (dubbing) Ia bercerita bahwa pe- tugas yang
yang disuarakan oleh beberapa artis seperti Dian Sastro (sebagai Shinta), memeriksanya selalu dengan wajah
Farhan (Rahwana), Indra Bekti (Narator) dan Lembu Club Eighties (Rama). yang ramah. Tetapi ke- tika petugas itu
Saat ditemui WBC sebelum pertunjukkan dimulai, Lembu, Vokalis grup memeriksa orang lain (yang kebetul-
band Club Eighties mengatakan, wayang gokil digelar karena melihat an berada di belakang Dave-red),
semakin hari pertunjukkan wayang kurang diminati, terutama oleh kaum petugas langsung me- masang wajah
muda. Ada beberapa hal yang menyebabkan itu terjadi, pertama karena yang kurang menye- nangkan.
bahasanya tidak dimengerti (bahasa Jawa-red), musiknya kurang diminati “Padahal petugasnya sama dengan
(gamelan dan sinden-red), serta ceritanya yang dianggap monoton. yang melayani gue, tapi karena mungkin
“Kedepannya, bukan hanya cerita legenda aja yang ingin gue tampilkan petugasnya kenal gue kali ya jadi mau gak
tapi gue ingin memasukkan pesan-pesan moral seperti anti narkoba dan mau dia ramah. Sementara dengan orang yang
sebagainya kedalam pertunjukkan wayang gokil ini. Jadi wayang gokil ini dia gak kenal mukanya jadi agak sedikit kenceng.
memang gokil (gila-red), dalam arti gue bisa masukin apa aja disini, tanpa Seharusnya dia memberikan perlakuan yang sama
merubah struktur cerita aslinya,” kata Lembu yang berharap wayang gokil kepada semua orang, kenal atau gak kenal,” saran
ini bisa terus berkembang. Dave yang biasanya pergi keluar negeri
Saat ditanya mengenai kesannya pada petugas bea cukai di bandara sekitar setahun 2 kali dalam
internasional seperti di Soekarno Hatta, Lembu mengaku sudah terbiasa rangka liburan. ifa
berurusan dengan petugas bea cukai yang menurutnya ujung-ujungnya adalah
uang dan hal itu sudah menjadi rahasia umum. Oleh sebab itu terkadang ia
merasa khawatir kalau membawa banyak barang sepulangnya dari luar negeri.
Ia sendiri pernah mengalami kekecewaan saat mengimpor spare part
untuk moge (motor gede-red) miliknya. Alih-alih ingin menghemat dengan
mengimpor sendiri, ternyata cost yang harus ia bayar sama dengan jika
membeli lewat dealer. Pasalnya, banyak prosedur dan meja yang harus ia
lewati. Ia sendiri tidak tahu apakah itu memang suatu permainan atau jatah
tiap instansi yang ada di bandara.
“Jadi waktu itu gue kena denda ini, musti bayar itu, musti tunggu seminggu
lagi, ribet deh. Tapi karena gue butuh spare part itu akhirnya gue pasrah, gue
sendiri gak tau prosedur yang sebenarnya itu seperti apa,” katanya.
Tak hanya itu, Lembu yang juga menjabat sebagai Art Director disebuah
agency advertising, kerap mengalami kejadian yang kurang menyenangkan
saat membawa banyak tape yang berisi dubb iklan untuk ditransfer ke format
layar bioskop yang biasanya ia lakukan di Hongkong atau Australia.
“Kalau tidak ada surat jalan dari PH (production house-red) tempat
iklan tersebut dibuat, biasanya tape tersebut ditahan oleh petugas. Padahal
iklan itu kejar tayang, harus segera beredar di seluruh bioskop di Indonesia.
Makanya kita punya cost khusus untuk mengantisipasi kalau ada apa-apa di
bandara,” tuturnya.
Ia sendiri mengaku kalau tindakannya tersebut seperti mensupport
korupsi. Tapi hal itu terpaksa dilakukan mengingat ia butuh waktu yang
cepat. Untuk itu ia berharap agar ada koordinasi dan prosedur yang jelas di
setiap instansi yang ada di bandara. “Jangan karena memiliki wewenang di
bandara, lantas petugas dengan seenaknya mempermainkan harga,
mempersulit prosedur dan sebagainya,” pintanya. ifa

80 WARTA BEA CUKAI EDISI 389 APRIL 2007

You might also like