Professional Documents
Culture Documents
Kawasan Berikat
FASILITAS YANG PERLU PENYEMPURNAAN
PROFIL WAWANCARA
MENUNGGU IMPLEMENTASI
OZA OLAVIA
“BEKERJA DENGAN PERATURAN DAN JALUR
YANG ADA SESUAI KEINGINAN HATI NURANI”
IBRAHIM A. KARIM
“SAAT INI SEDANG DIKEMBANGKAN POLA
PENGAWASAN BERBASIS IT”
DARI REDAKSI
BC 1 di WBC MISI:
Membimbing dan meningkatkan kecerdasan serta
kesadaran karyawan Direktorat Jenderal Bea dan
Jende
J
Cukai terhadap tugas negara
Mendekatkan Hubungan antara atasan dan
umat 16 Maret 2007, Warta Bea Cukai (WBC) kedatangan tamu bawahan serta antara karyawan Direktorat Jenderal
Jende
istimewa. Hari itu, Direktur Jenderal Bea dan Cukai Anwar Suprijadi Bea dan Cukai dengan masyarakat
bertandang untuk pertama kalinya ke dapur WBC. Kunjungan ini sangat
mendadak, tidak ada pemberitahuan sebelumnya, bahkan Dirjen hanya IZIN DEPPEN: NO. 1331/SK/DIRJEN-G/SIT/72
ditemani oleh seorang PKD. Sambil melihat-lihat, selama kurang lebih 20 TANGGAL, 20 JUNI 1972 ISSN.0216-2483
menit Dirjen berbincang-bincang dengan kru yang ada. Perbincangan yang PELINDUNG
mengalir berlangsung dengan santai dan rileks, jauh dari kesan formal. Direktur Jenderal Bea dan Cukai:
Sekalipun singkat, kunjungan Dirjen Bea Cukai Anwar Suprijadi terasa Drs. Anwar Suprijadi, MSc
PENASEHAT
mendalam dan sangat bermakna buat seluruh kru WBC. Karena tidak hanya Direktur Penerimaan & Peraturan
Dirjen bisa mengenal lebih banyak kru yang ada, mengetahui lebih baik tentang Kepabeanan dan Cukai:
Drs. M. Wahyu Purnomo, MSc
bagaimana operasional WBC, namun WBC juga berkesempatan Direktur Teknis Kepabeanan
menyampaikan beberapa hal penting kepada Dirjen dalam rangka mendukung Drs. Teguh Indrayana, MA
Direktur Fasilitas Kepabeanan
kinerja majalah ini. Drs. Ibrahim A. Karim
Satu hal sebagai contoh yang kami harap dapat terealisasi adalah, Direktur Cukai
kesempatan WBC untuk ikut serta dalam kunjungan Dirjen ke kantor-kantor bea Drs. Frans Rupang
Direktur Pencegahan & Penyidikan
cukai terutama yang berada di wilayah jauh ataupun terpencil. Sejak lama kami Drs. Erlangga Mantik, MA
selalu menyuarakan keinginan untuk bisa meliput kantor atau pos bea cukai Direktur Verifikasi & Audit
Drs. Thomas Sugijata, Ak. MM
yang ada di sudut-sudut peta wilayah, entah itu di Tual, Nunukan, Atapupu, Biak, Direktur Kepabeanan Internasional
Merauke ataupun di Natuna. Sayangnya, keterbatasan dana sering menjadi Drs. Kamil Sjoeib, M.A.
Direktur Informasi Kepabeanan & Cukai
kendala untuk kami bisa menjangkau daerah-daerah dimaksud. Dr. Heri Kristiono, SH, MA
Buat jurnalis seperti kami, merupakan tantangan untuk bisa memperlihatkan Kepala Pusat Pendidikan dan
Pelatihan Bea dan Cukai
ke masyarakat luas bahwa bea cukai tersebar di pelosok nusantara, dan di Drs. Endang Tata
dalamnya ada banyak petugas yang setia dengan tugasnya, bekerja di wilayah Inspektur Bea dan Cukai
Edy Setyo
yang jauh dari Mal, 21, apalagi padang golf.
Kunjungan Dirjen juga terasa bermakna terlebih di bulan April ini tepatnya KETUA DEWAN PENGARAH
Sekretaris Direktorat Jenderal
tanggal 25, WBC merayakan hari jadinya yang ke-39. Artinya 39 tahun sudah Bea dan Cukai:
WBC hadir di tengah-tengah pembaca yang mayoritas adalah pegawai DJBC. Dr. Djunaedy Djusan
WAKIL KETUA DEWAN PENGARAH/
Terima kasih kami sampaikan atas dukungan yang diberikan selama ini, PENANGGUNG JAWAB
sebagai pembaca setia, nara sumber, penulis, koresponden, kolumnis, Kepala Bagian Umum:
Sonny Subagyo, S.Sos
kontributor, dan atas begitu banyak bantuan, saran, serta kritik demi kemajuan DEWAN PENGARAH
WBC. Dengan segala keterbatasan yang ada kami akan berusaha tampil lebih Drs. Nofrial, M.A., Drs. Patarai Pabottinggi,
baik lagi dari waktu ke waktu. Dra. Cantyastuti Rahayu,
Ariohadi, SH, MA.
Terima kasih juga kami sampaikan kepada Dirjen Bea Cukai, Anwar Suprijadi Marisi Zainuddin Sihotang, SH.,M.M.
atas kunjungannya ke WBC dan atas saran-saran demi perbaikan kualitas Drs. Martediansyah M.P.M,
J. Didit Krisnady, SH
majalah ini. Satu usulan menarik dalam hal pemberitaan sempat dilontarkan oleh Ir. Sucipto, M.M, Ir. Azis Syamsu Arifin
Dirjen, semoga hal tersebut bisa diwujudkan dalam waktu dekat. Kami tetap PEMIMPIN REDAKSI
Lucky R. Tangkulung
menantikan saran dan kritik sehingga WBC bisa membantu mendukung tugas- REDAKTUR
tugas Dirjen dalam mengelola institusi ini. Aris Suryantini,
Supriyadi Widjaya,
Dan seperti pesan Dirjen kepada seluruh kru di akhir perbincangan untuk Ifah Margaretta Siahaan,
tetap semangat, maka WBC akan tetap semangat dalam bekerja menjadi media Zulfril Adha Putra
FOTOGRAFER
komunikasi dan informasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, di tahun demi Andy Tria Saputra
tahun yang Tuhan ijinkan untuk berkarya. KORESPONDEN DAERAH
Donny Eriyanto (Balikpapan),
Lucky R. Tangkulung Bendito Menezes (Denpasar),
Bambang Wicaksono (Surabaya)
Ari Widodo (Medan)
KOORDINATOR PRACETAK
Asbial Nurdin
SEKRETARIS REDAKSI
Kitty Hutabarat
PIMPINAN USAHA/IKLAN
Piter Pasaribu
TATA USAHA
Mira Puspita Dewi S.Pt., M.S.M.,
Untung Sugiarto
IKLAN
Wirda Renata Pardede
SIRKULASI
H. Hasyim, Amung Suryana
BAGIAN UMUM
Rony Wijaya
PERCETAKAN
PT. BDL Jakarta
ALAMAT REDAKSI/TATA USAHA
Kantor Pusat Direktorat Jenderal
Bea dan Cukai,
Jl. Jenderal A. Yani (By Pass) Jakarta Timur
Telp. (021) 47865608, 47860504,
4890308 Psw. 154 - Fax. (021) 4892353
E-Mail : - wbc@cbn.net.id
- majalah_wbc@yahoo.com
REKENING GIRO WARTA BEA CUKAI
BANK BNI CABANG JATINEGARA JAKARTA
Nomor Rekening : 8910841
Pengganti Ongkos Cetak Rp. 10.000,-
5-18
Laporan Utama
Untuk menarik investor asing
dan mensiasati daya saing
industri dalam negeri,
Pemerintah Indonesia
memberikan beberapa insentif
kepada para investor agar
tertarik menanamkan
investasinya. Salah satunya
dengan memberikan fasilitas
kawasan berikat.
19-21 39
Wawancara Peristiwa
Aturan yang terkait dengan Sebagai salah satu elemen
fasilitas kawasan berikat terus- warga dan pemerintah, DJBC
menerus mengalami ikut peduli terhadap korban
perubahan, seiring dengan bencana alam melalui suatu
perkembangan dan kemajuan lembaga penanggulangan
industri yang terkait dengan bencana alam yang bernama
fasilitas ini. Lebih jauh Pos Peduli Umat (P2U). Salah
mengenai hal tersebut, WBC satu kegiatan yang telah
melakukan wawancara dengan dilakukan adalah penyaluran
Direktur Fasilitas Kepabeanan bantuan terhadap korban
DJBC, Ibrahim A Karim. tsunami di Pangandaran.
22-27
Pengawasan
Untuk meningkatkan kinerja aparat
DJBC dalam pelaksanaan tugas-tu-
gasnya, salah satunya adalah dengan
melakukan pemeriksaan mendadak
(spot check), Belum lama ini Inspek-
torat Jenderal Departemen Keuang-
an dan DJBC melakukan penanda-
tangan Peraturan Bersama menge-
nai pemeriksaan mendadak. Disam-
ping juga berita mengenai penegah-
an yang dilakukan aparat DJBC.
28-38 76-79
Daerah ke Daerah Profil
Berbagai kegiatan di daerah Dia bukanlah tipe orang yang
mewarnai isi rubrik ini, antara membeda-bedakan kemampu-
lain; KPBC Bojonegoro, KPBC an dibidang pekerjaan antara
Juanda Surabaya serta acara laki-laki dan perempuan.
serah terima jabatan dan pisah Karena menurutnya jika orang
sambut pejabat eselon III di lain terutama laki-laki bisa
Kanwil II DJBC Sumatera melakukan suatu pekerjaan,
Utara. Ada juga kabar-kabari ia harus mencoba untuk bisa
dari PPLB Skow Wutung, per- melakukannya juga.
batasan Indonesia dan PNG.
Sepanjang hal itu normal dan
bisa bersaing.
JUARA III
LOMBA KARIKATUR
DALAM RANGKA HARI PABEAN SEDUNIA
KE-55 TAHUN 2007
KARYA : BENEDICTUS JACKSON
NIP : 060089780
UNIT KERJA : KPBC TIPE A1 SOEKARNO HATTA
Kawasan
Berikat
Satu Insentif Yang Diberikan Pemerintah
Salah satu upaya pemerintah dalam mensiasati Dari penjelasan tersebut dapat diketahui, bahwa kawasan
daya saing industri dalam negeri serta berikat memiliki perlakuan khusus untuk bidang perpajakan,
seperti bea masuk dan PDRI, dan segala perijinannya diserahkan
untuk menarik investor asing agar berlomba kepada Presiden melalui Menteri Keuangan, yang dalam hal ini
melakukan investasi di Indonesia, adalah dijalankan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) yang
dengan mendirikan suatu kawasan yang selain akan memberikan pelayanan terhadap kawasan berikat
juga melakukan pengawasan penuh kepada kawasan berikat
disebut dengan kawasan berikat. tersebut.
N
Menurut Kepala Seksi Tempat Penimbunan I Subdit Tampat
ilai lebih suatu negara, sering dilihat oleh banyaknya Penimbunan dan Kemudahan Ekspor Direktorat Fasilitas
investasi yang masuk kenegara tersebut. Semakin Kepabeanan, Putut Tedjo Ismojo Djati, untuk tatacara pendirian
banyak investor yang menanamkan modalnya di kawasan berikat saat ini sebenarnya telah diatur dengan jelas
negara tersebut, maka semakin menguntungkannya pada pasal 10-15 Kep. Dirjen Bea Cukai nomor 63/BC/1997 ten-
negara tersebut bagi kalangan industri dan pasar dari tang tatacara pendirian dan tatalaksana pemasukan dan penge-
industri tersebut. luaran barang ke dan dari kawasan berikat.
Indonesia sebagai negara berkembang, sejak dulu telah gen- Selain hal tersebut, sesuai dengan keputusan Menteri
car mempromosikan negerinya kepada investor asing agar mau Keuangan nomor 32/KMK.01/2007 tentang pelimpahan
menanamkan modalnya disini. Dengan kiat promosi lokasi yang wewenang dari Menteri keuangan kepada Direktur Jenderal
strategis dan pangsa pasar yang menjanjikan, Indonesia juga Bea dan Cukai, saat ini wewenang untuk mengeluarkan ijin
memberikan beberapa insensif kepada para investor agar tertarik. penetapan kawasan berikat berada pada Direktur Jenderal
Salah satu insentif yang diberikan pemerintah Indonesia untuk Bea dan Cukai untuk dan atas nama Menteri Keuangan, dan
menarik investor tersebut, yaitu dengan memberikan fasilitas berdasarkan P 22/BC/2007, kewenangan tersebut telah
penangguhan bea masuk untuk barang impor dan pajak dalam didelegasikan kepada Direktorat Fasilitas Kepabeanan untuk
rangka impor (PDRI) bagi perusahaan yang mendapatkan fasili- menandatangani ijin penetapan kawasan berikat.
tas kawasan berikat. Apakah menguntungkan fasilitas kawasan Tetapi Kantor Pusat DJBC tidak dapat memutuskan
berikat ini dan bagaimana cara investor untuk mendapatkan fasi- sendiri dalam memberikan ijin penetapan kawasan berikat
litas kawasan berikat ? tersebut, mengingat terdapat beberapa persyaratan tertentu
yang melibatkan Kantor Pelayanan Bea dan Cukai (KPBC)
MANFAAT FASILITAS KAWASAN BERIKAT yang berfungsi sebagai kantor pengawas yaitu dalam hal
Sebelum menjabarkan hal tersebut, ada baiknya untuk me- pemeriksaan lokasi yang dituangkan dalam bentuk berita
ngetahui dulu apa yang dimaksud dengan fasilitas kawasan acara pemeriksaan lokasi. Berita acara pemeriksaan tersebut
berikat tersebut. Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indo- harus disertai dengan rekomendasi dari Kepala KPBC yang
nesia Nomor 22 tahun 1986 tentang kawasan berikat, dijelaskan menyatakan lokasi calon kawasan berikat telah memenuhi
pada pasal 1, bahwa kawasan berikat (Bonded Zone) ialah suatu syarat sesuai ketentuan yang berlaku serta dapat
kawasan dengan batas-batas tententu di wilayah pabean dipertimbangkan untuk diberikan persetujuan sebagai
Indonesia yang di dalamnya diberlakukan ketentuan khusus kawasan berikat.
di bidang pabean, yaitu terhadap barang yang dimasukan “Saat ini jumlah seluruh pengusaha kawasan berikat
dari luar daerah pabean atau dari dalam pabean Indonesia (PKB) dan pengusaha di kawasan berikat (PDKB) yang ada
lainnya tanpa terlebih dahulu dikenakan pungutan bea, cukai di Indonesia adalah kurang lebih 1.254 perusahaan, dan dari
dan/atau pungutan negara lainnya sampai barang tersebut jumlah tersebut sebanyak 810 PKB/PDKB berada di wilayah
dikeluarkan untuk tujuan impor, ekspor atau re-ekspor. IX DJBC Jawa Barat,” jelas Putut.
Skala Prioritas
MENGGALANG
SEGALA
INFORMASI
Pengawasan
YANG ADA
Tahun 2007 ”
Kendati pelabuhan sudah diperketat namun di jual ke daerah pabean Indonesia lainnya (DPIL).
pengawasannya, Direktorat Jenderal Bea dan Kegiatan ini tentunya sangat merugikan negara, baik dari
pajak yang seharusnya dikenakan juga berdampat buruk
Cukai (DJBC) tetap tidak bisa lengah, pada produk dalam negeri sendiri.
karena para “pencari keuntungan” akan
mencari celah melalui perusahaan penerima TEKSTIL KOMODITI HIGH RISK
Salah satu primadona produk yang kerap disalahgunakan
fasilitas seperti kawasan berikat untuk peruntukannya adalah tekstil dan produk tekstil yang menurut
tetap memasukan barangnya. Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) telah mematikan
U
banyak industri-industri tekstil dalam negeri. Memang dari
paya penyelundupan memang selalu dilakukan seluruh jumlah penerima fasilitas kawasan berikat hampir 70
oleh oknum-oknum yang ingin mencari keuntungan persen umumnya mengolah tekstil dan produk tekstil, maka
dengan jalan yang tidak halal atau menyalahi tak heran jika komoditi ini menjadi primadona untuk selalu
segala aturan yang ditentukan. Segala celah yang disalahgunakan.
ada tentunya akan dilihat dan dicermati dengan Menurut Kepala Subdirektorat Penindakan Direktorat
baik agar penyelundup dapat memasukan barangnya ke Penindakan dan Penyidikan, Marisi Zainuddin Sihotang,
wilayah pabean Indonesia. WBC/ATS
untuk mekanisme pengawasan terhadap
Indonesia memang negara yang me- kawasan berikat, hal utama yang dilihat
miliki pangsa pasar yang begitu besar adalah relevansi pasar saat ini, dimana
untuk segala macam produk, hal ini tidak tekstil dan produk tekstil yang banyak
lain karena jumlah penduduknya yang terserap oleh pasar. Setelah itu dilaku-
cukup banyak disamping letak geografis- kan mapping tentang kondisi kawasan
nya yang terdiri dari pulau-pulau yang berikat yang ada, juga dibantu oleh infor-
menyebabkan niatan pemasukan barang masi-informasi lain yang kemungkinan
ke Indonesia juga dengan berbagai terlewatkan pada mapping ini. “Karena
modus. untuk kawasan berikat juga banyak
DJBC sebagai penjaga pintu gerbang ‘pemain-pemain hebatnya’, sehingga kita
bangsa, tentu sudah bekerja ekstra tidak bisa hanya mengandalkan map-
keras agar upaya-upaya penyelundupan ping, dan ini dapat dilakukan dengan
ini dapat ditekan seminimal mungkin. menghidupkan jaringan intelijen.”
Salah satu modus yang dilakukan oknum “Kalau melihat kawasan berikat,
penyelundup adalah dengan mengguna- mungkin masalahnya antara jumlah ka-
kan fasilitas yang telah diberikan negara, wasan berikat dengan jumlah petugas
yaitu dengan fasilitas kawasan berikat. yang mengawasi sangat jauh berbeda,
Pada fasilitas ini segala bea masuk itu pertama. Kedua, yang menjadi
dan pajak dalam rangka impor (PDRI) masalah karena ada pegawai disana lalu
ditangguhkan sejauh bahan baku yang barang BC 2.3 yang dari pelabuhan tidak
diimpornya diolah untuk kemudian di- diperiksa kemudian dibawa ke pabrik,
ekspor kembali. Namun apa yang terjadi sehingga disitu dapat terjadi segala
pada kenyataan saat ini, banyak kemungkinan, bisa barang tidak sampai
pengguna fasilitas kawasan berikat tidak MARISI ZAINUDDIN SIHOTANG. Perlu tujuan atau juga diganti, artinya BC 2.3
mengolah bahan baku tersebut ataupun penyempurnaan segel dan ketentuan alat angkut nya bisa sampai namun barangnya tidak,
jika diolah tidak untuk diekspor kembali untuk masalah kawasan berikat. lalu bisa saja ditukar,” kata Marisi.
DITEGAH. Dari skala prioritas yang diterapkan saat ini, banyak penerima fasilitas kawasan berikat yang menyimpang dan berhasil ditegah.
PERLU PENYEMPURNAAN SEGEL terkait dengan dana, namun hal tersebut akan jauh lebih
Lebih lanjut dijelaskan oleh Marisi, yang harus dilakukan efektif dalam pengawasannya ketimbang dengan segel
saat ini adalah mekanisme mulai dari pembongkaran terlebih stiker,” ujar Marisi.
dahulu, karena selama ini BC 2.3 sering kali barang Dari skala prioritas ini memang sudah dapat dibuktikan,
dibongkar kemudian masuk ke dalam kontainer dan disegel, kalau di Kantor Pelayanan Bea dan Cukai (KPBC) yang
faktanya terkadang penempelan segel dilakukan secara asal. memiliki pengawasan kawasan berikat, sudah menunjukan
Lalu, alat angkutnya yang harus diperhatikan, kalau hal yang cukup memuaskan. Seperti di KPBC Bogor yang
berbentuk kontainer akan lebih aman dalam penyegelan, tapi belum lama menegah puluhan kontainer berisikan tekstil dari
kalau dalam bentuk bak terbuka yang hanya tertutup terpal kawasan berikat yang akan dijual ke DPIL. Ini menunjukan
penyegelan akan silit, karena yang disegel juga tidak jelas. kalau unit pengawasan saat ini sudah benar-benar bergerak
Terkait hal tersebut, Marisi juga menyatakan yang harus walaupun dari banyak sisi juga menghadapi kendala teknis
dicermati saat ini oleh DJBC agar mekanisme pengawasan dan non-teknis.
terhadap kawasan berikat dapat menjadi efektif adalah, Sementara itu Menurut Kepala Bidang Penindakan dan
pertama soal segel yang saat ini mudah rusak, selain itu saat Penyidikan (P2) Kantor Wilayah (Kanwil) VII DJBC Jakarta I,
ini pelekatannya juga agak sulit, jika dilekatkan agak Rahmat Subagio, ada dua mekanisme pengawasan yang
renggang dia mudah rusak, namun jika terlalu rekat maka dilakukan oleh Kanwil VII DJBC Jakarta I untuk pengguna
ketika dibuka segel itu tidak rusak namun utuh dan itu dapat kawasan berikat, pertama, pengawasan secara fisik dengan
digunakan kembali oleh oknum. melakukan pemantauan pemasukan dan pengeluaran barang
“Skala prioritas pengawasan tahun 2007 ini adalah ke dan dari kawasan berikat. Kedua, pengawasan secara
kawasan berikat, bukan artinya tahun sebelumnya tidak dokumen dengan melakukan audit dibidang kepabeanan.
mendapat prioritas, dan saya juga sudah mencoba “Saat ini pengawasan lebih difokuskan terhadap pengusa-
mengusulkan agar khusus untuk alat angkut BC 2.3 harus ha di kawasan berikat (PDKB) yang melakukan pemasukan
menggunakan kontainer tidak lagi dengan bak terbuka, selain barang impor yang sifatnya strategis seperti produk tekstil
itu untuk segel tidak menggunakan segel stiker seperti namun dengan tidak melupakan pengawasan produk-produk
sekarang tapi menggunakan segel botol dan hanya dapat lainnya. Risk manajemen yang dijalankan saat ini juga sudah
dibuka oleh petugas bea cukai saja. Untuk segel ini memang berjalan cukup baik walaupun belum maksimal dan efisien
B
yang kondusif, ma-
ka pemeriksaan ermula dari laporan Kepala KPBC Bogor
secara post arrival tentang adanya pelanggaran di bidang
inspection adalah kepabeanan oleh perusahaan PT. PRG yang
solusi yang kita ja- ditindaklanjuti dengan audit oleh Kantor
lankan terhadap Wilayah (Kanwil) IX DJBC Jawa Barat,
mereka. Intinya da- terhadap perusahaan penerima fasilitas kawasan
lam praktek kegiat- berikat ini, akhirnya diketahui kalau perusahaan
an audit dilakukan tersebut telah menyalahgunakan fasilitas kepabeanan
untuk periode- yang mengarah pada pelanggaran pidana.
periode transaksi Pelanggaran yang melibatkan banyak pihak ini,
tertentu sehingga akhirnya dapat diungkap secara tuntas oleh Kanwil IX
tidak mengganggu DJBC bahkan jaringan yang ada pun dapat terungkap,
kegiatan produksi baik pemilik maupun penadah barang, setelah
pihak yang diaudit. dilakukan penyidikan selama kurang lebih sembilan
SUPRI ADY. Mekanisme pengawasan yang Dari sisi pelayan- bulan. Menurut Kepala Kanwil IX DJBC Jawa Barat,
dilakukan sudah sesuai dengan aturan yang ada. an, kita sudah Jody Kuesmendro, PT. PRG adalah perusahaan
mengutamakan penerima fasilitas kawasan berikat sejak awal tahun
proses clearance di pelabuhan masuk, tinggal kita lihat 2006, dan produksi yang dihasilkannya adalah tekstil
bagaimana tanggung jawab perusahaan,” kata Pardamean. dan produk tekstil.
Dengan audit yang dilakukan terhadap perusahaan penerima “PT. PRG sejak awal berdirinya memang
fasilitas kawasan berikat, hal ini adalah kunci utama bagi DJBC mempunyai niatan lain dari fasilitas yang diterimanya,
dalam melihat apakah kawasan berikat tersebut telah hal ini diketahui dari modus yang dilakukannya
menjalankan bisnisnya dengan baik atau menyimpang dari bisnis dengan mengimpor tekstil yang bukan miliknya atau
yang sesungguhnya. Dengan audit ini Kanwil IX Jawa Barat juga untuk kepentingan usahanya, dengan maksud untuk
mendapatkan informasi selain informasi yang diterima dari unit dikeluarkan ke pemilik barang yang sebenarnya, tanpa
pengawasan, kalau kawasan berikat yang berhasil ditegah juga melalui proses pengolahan lebih lanjut di perusahaan.
kedapat menyimpang dari mean bisnis mereka. Tekstil tersebut dikeluarkan dengan modus untuk
“Apabila mengacu pada hasil pelaksanaan audit dalam pengerjaan lebih lanjut melalui sub kontrak ke
bentuk tagihan berupa bea masuk, PDRI, serta denda perusahaan lain diperedaran bebas,” ungkap Jody.
administrasi, maka selama tiga tahun ini hasil yang kita peroleh Lebih lanjut diungkapkan Jody, terbongkarnya
adalah, tahun 2004 terdapat 266 laporan hasil audit (LHA) jaringan tekstil ini juga atas dorongan dari Asosiasi
dengan tagihan Rp. 38.592.146.554. Tahun 2005 terdapat 239 Pertekstilan Indonesia (API) yang menilai kasus
LHA dengan tagihan Rp. 25.218.290.927. Tahun 2006 terdapat penyelundupan tekstil telah mematikan industri tektil di
242 LHA dengan tagihan Rp. 117.491.528.957,” ujar Pardamean. dalam negeri. Untuk itu Jody juga meminta API untuk
Dengan hasil tersebut Pardamean menyatakan, angka turut memantau hasil persidangan yang akan digelar,
tambah bayar tersebut tidak berarti tingkat kepatuhan auditee karena saat ini sanksi yang ada belum terlalu berat
di Kanwil IX Jawa Barat tidak bagus, namun lebih dikarenakan dan tidak menimbulkan efek jera bagi pelakuknya.
volume transaksi yang banyak dan periode pemeriksaan yang Hasil tegahan yang digelar pada acara press release
cukup lama. Sementara itu untuk mencapai tingkat kepatuhan di halaman Kantor Pusat DJBC pada 8 Maret 2007, juga
100 persen adalah hal yang sulit mengingat jumlah dan dihadiri oleh Ketua API, Benni Sutrisno, Kadin, dan
beragamnya jenis perusahaan yang harus diawasi. Untuk itu asosiasi pengusaha kawasan berikat yang ada di Jawa
yang dapat dilakukan adalah melakukan pembinaan secara Barat. Pada acara tersebut disebutkan, dari 13 kontainer
berkelanjutan dengan melakukan audit secara periodik serta yang ditegah tersebut merupakan sisa bahan baku yang
menerapkan sanksi secara tegas untuk setiap penyalagunaan berhasil diamankan, sementara itu sisa dari barang
fasilitas yang ditemukan. tersebut masih dalam proses penyitaan.
Lalu bagaimana dengan wilayah yang memiliki jumlah Dengan terungkapnya jaringan penyalagunaan
kawasan berikatnya tidak terlalu banyak, apakah juga fasilitas kawasan berikat untuk komoditi tekstil ini,
membuat mapping seperti halnya di Jakarta dan Jawa Barat? maka dari PT. PRG berhasil diamankan Sdr, SNJ
Menurut Kepala Bidang Penindakan dan Penyidikan Kanwil warga negara Korea, dan dikenakan sanksi berupa
XI Jawa Timur I, Supri Ady, diwilayahnya sekalipun penerima pidana penjara paling lama lima tahun dan/atau denda
fasilitas kawasan berikatnya tidak sebanyak di Jawa Barat, paling banyak Rp. 250.000.000. Sementara itu untuk
namun tetap melakukan mapping. potensi kerugian negara atas kegiatan PT.PRG ini
“Walaupun sepanjang tahun 2006 hingga awal 2007 ini belum masih dalam tahap perhitungan. adi
ditemukan penyalahgunaan oleh penerima fasilitas kawasan be-
rikat, namun tetap menjadi perioritas pengawasan, dan mekanis-
me yang kami lakukan juga sudah sesuai dengan ketentuan yang Fasilitas kawasan berikat memang kerap dijadikan cara
telah ada dan berjalan dengan baik,” kata Supri Ady. untuk melakukan penyelundupan. Untuk itu DJBC melalui
Terkait soal kendala SDM, Supri Ady mengatakan hal ini unit pengawasan diharapkan dapat lebih meningkatkan lagi
memang juga dialami, namun dengan lebih meningkatkan dari apa yang sudah dilaksanakan saat ini. Bila jaringan
jaringan intelijen yang ada maka pengawasan yang dilakukan intelijen telah dikerahkan semua dan upaya mencari infomasi
pun dapat berjalan dengan efektif dan optimal.”Umumya kawasan sebanyak-banyaknya juga telah dilaksanakan, kini tinggal
berikat yang ada disini patuh dan jumlahnya juga tidak banyak, waktu saja yang berbicara, apakah kawasan berikat tersebut
jadi pengawasan kami tidak terlalu rumit,” tandas Supri Ady. melakukan penyimpangan atau tidak. adi
S
menilai rencana kebijakan kawasan berikat harus berada di
ebagai instansi yang mengeluarkan perijinan fasilitas kawasan industri akan lebih memudahkan KPBC baik dalam
kawasan berikat, DJBC memang tidak dapat menolak melakukan pelayanan maupun pengawasannya.
jika ada permohonan yang masuk, karena fasilitas ini “Kebijakan itu harus didukung dan sangat baik kalau sudah
adalah fasilitas yang diberikan negara sebagai salah diterapkan, selain itu perijinan kawasan berikat juga harus
satu bentuk insentif dibidang fiskal untuk industri yang diperketat, maksudnya agar DJBC dapat mendeteksi secara dini
ada di Indonesia. Namun dari perijinan yang telah apa maksud pendiriannya. Memang kemampuan industri saat ini
dikeluarkan saat ini, jumlah penerima fasilitas kawasan berikat sudah berkembang begitu pesat dan perlu dukungan kebijakan
sudah tidak sebanding lagi dengan jumlah pegawai DJBC. Akan yang lebih efektif lagi, makanya DJBC saat ini juga terus
kelemahan ini terkadang dimanfaatkan oleh penerima fasilitas melakukan perbaikan baik dari sisi peraturan maupun dari sisi
kawasan berikat untuk melakukan penyimpangan, dan ini terbukti sistemnya,” ujar Karlan.
dari beberapa hasil tegahan DJBC yang didapat dari penerima
fasilitas kawasan berikat. KAWASAN BERIKAT HARUS BERADA DI KAWASAN INDUSTRI
Seperti halnya yang ada di wilayah kerja KPBC Tipe A2 Kebijakan penerima fasilitas kawasan berikat harus berada di
Bogor, di KPBC ini satu petugas melayani 3 hingga 4 kawasan kawasan industri, memang menimbulkan pro dan kontra di
berikat dimana jumlah kawasan berikat di Bogor saat ini telah kalangan pengusaha. Terkait hal tersebut, menurut Kepala KPBC
mencapai 105. Padahal jumlah Tipe A2 Bekasi,
WBC/ATS WBC/ATS
keseluruhan pegawai di KPBC Istyastuti Wuwuh
Tipe A2 Bogor sebanyak 114 Asri, sangat setuju
pegawai. Tentu saja sudah dengan kebijakan
tidak ideal lagi jika keseluruhan tersebut, karena
pegawai KPBC Bogor dengan berlokasi di
diperuntukan untuk mengawasi kawasan industri,
kawasan berikat, maka hanya maka lokasi mudah
akan tinggal sembilan pegawai dijangkau dan
yang melayani administrasinya. monitoring terhadap
Menurut Kepala KPBC Tipe eksistensi dan
A2 Bogor, Karlan Sjuaibun aktifitas perusahaan
Lubis, dengan kondisi ini relatif lebih mudah.
KPBC Bogor mensiasastinya Sehingga lebih
dengan melakukan mapping memudahkan dalam
dan lebih memberdayakan unit proses pelayanan
pengawasan yang ada, sehing- dan pengawasan.
ga dari sisi administrasi menjadi “Saya yakin
lebih jelas dan penerima investasi tidak akan
fasilitas kawasan berikat pun terhambat hanya
menjadi lebih baik dalam karena pemusatan
menjalankan aturan karena pengusaha kawas-
mereka diawasi secara ketat. an berikat di suatu
“Ini terbukti dari beberapa lokasi kawasan in-
KARLAN SJUAIBUN LUBIS.
Penertiban administrasi hasil tegahan kami belum lama dustri, yang penting ISTYASTUTI WUWUH ASRI. Harus Dipikirkan
menjadikan pengawasan kawasan ini, yang mana dari hasil pelayanan yang di- segera bagaimana EDI/PDE diterapkan untuk
berikat jauh lebih baik. tersebut dapat dilihat kalau unit berikan tetap prima. kawasan berikat
9 IX ……………. — — — —
10 X Samarinda 1 6 — —
Kota Baru 1 — —
Balikpapan — — 3 —
11 XI Ujung Pandang 3 — — —
Bitung 3 — — —
12 XII Biak 1 — — —
Manfaat
mutasi pegawai masih dilakukan
secara “tambal sulam”.
“Kondisi tersebut terjadi antara lain
komposisi pegawai DJBC sangat
Kawasan Berikat
heterogen ditinjau dari pendidikan
formal dan syarat diklat teknis yang
harus dimiliki, sehinga muncul dikotomi
pegawai pelaksana administrasi dan
Bagi Industri
pelaksana pemeriksa. Namun
demikian, kami dari KP DJBC selalu
berusaha memenuhi SDM yang
dibutuhkan kantor-kantor vertikal.
Untuk itu peran kepala kantor vertikal
juga sangat besar, terutama pada saat
penempatan dan rotasi pegawai yang
dibawahinya,” jelas Azhar.
Fasilitas kawasan berikat ternyata sangat membantu industri
Prioritas memang akan tetap yang ada di Indonesia, kendati banyak persoalan yang kerap
dilakukan oleh KP DJBC terkait dihadapi, namun semua itu dapat terselesaikan dengan baik
dengan kurangnya jumlah SDM untuk sesuai dengan peraturan yang berlaku.
melayani dan mengawasi kawasan
S
berikat, dan banyaknya pelanggaran
yang terjadi di kawasan berikat. Akan ebagai investor yang telah banyak menyumbangkan devisa maupun penye-
tetapi bidang tugas lain bukan berarti rapan tenaga kerja di Indonesia, tentunya tidak berlebihan jika mereka
tidak diprioritaskan, kesemuanya ini menuntut agar diberikan kemudahan maupun fasilitas yang dapat mendukung
diarahkan pada kondisi ideal dengan industrinya sehingga cita-cita luhur mereka untuk tetap dapat eksis di Indone-
mengoptimalkan segala SDM yang sia berjalan dengan lancar sesuai dengan apa yang mereka inginkan.
dimiliki. Untuk itu, benang merahnya Pemerintah selaku regulator dalam melayani sekaligus mengawasi industri tersebut,
adalah tuntutan terhadap pegawai tentunya juga tidak menginginkan investasi yang ada menjadi hancur ataupun hengkang
dalam menunjukan kemampuan, dari negeri ini. Salah satu kemudahan atau fasilitas yang ditawarkan oleh pemerintah ke-
dedikasi, loyalitas, dan integritas yang pada industri tersebut adalah dengan memberikan penangguhan bea masuk dan pajak
tinggi yang diutamakan. dalam rangka impor (PDRI) atau yang lebih dikenal dengan fasilitas kawasan berikat.
Jika hal tersebut telah dijalankan, Sejak dilahirkannya ide kawasan berikat, hingga kini jumlah perusahaan penerima
maka tidak akan ada lagi keluhan fasilitas tersebut kian tahun kian bertambah jumlahnya, hal ini tidak lain karena para
tentang kurangnya SDM dan pengusaha merasa sangat terbantu dengan fasilitas yang diberikan tersebut. Selain
lemahnya petugas dalam menjalankan mereka dapat penangguhan bea masuk, mereka juga dapat melakukan ekspor dengan
tugas di kawasan berikat. Karena lancar, bahkan sebagian dari produksi mereka atau sebanyak 25 persen dapat dijual ke
kurikulum yang disusun dalam rangka daerah pabean Indonesia lainnya (DPIL).
penyelenggaraan diklat teknis tidak Bukti tersebut menunjukan kalau pemerintah memang sangat menginginkan
disusun secara khusus hanya untuk terciptanya iklim investasi yang kondusif, sehingga negara juga mendapatkan
pegawai yang akan ditempatkan di pemasukan yang jumlahnya cukup besar. Bukti lain dari peran pemerintah pada fasilitas
kawasan berikat. Kurikulum yang kawasan berikat ini adalah dengan selalu mengikuti perkembangan trend bisnis yang
disusun, dirancang secara umum ada serta selalu mengikuti pola perdagangan dunia yang setiap saat mengalami
untuk diberikan kepada peserta didik di perubahan yang signifikan.
Pusdiklat Bea Cukai, sehingga Untuk itulah maka pemerintah melalui Menteri Keuangan yang kemudian
diharapkan lulusan Pusdiklat Bea didelegasikan kepada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, membuat peraturan yang
Cukai dapat melaksanakan seluruh
tugas-tugas teknis di bidang WBC/ATS WBC/ATS
kepabeanan dan cukai.
Selain itu, pemenuhan jumlah
pegawai di KPBC yang mempunyai
jumlah kawasan berikat yang tidak
sebanding, sebenarnya hanya tinggal
menunggu waktu saja, karena saat ini
KP DJBC sedang konsentrasi pada
Kantor Pelayanan Utama (KPU) yang
tentunya juga kantor-kantor lainnya
akan menerima pegawai dari kantor
yang akan dijadikan KPU.
Jalan keluar yang cukup bijak
dari kendala ini, mungkin DJBC
harus cepat memikirkan sistem baru
yang berbasis teknologi informasi
agar proses pelayanan dan
pengawasan untuk kawasan berikat
dapat lebih efektif dan optimal. Jika
kawasan berikat atau tempat penim-
bunan berikat (TPB) seluruhnya
sudah dielektronikan, tentunya
DJBC akan lebih mudah dalam
melakukan monitoring sehingga
penyalahgunaan fasilitas ini dapat KAWASAN BERIKAT. Perlu persyaratan yang POS BEA CUKAI. Ditintut pelayanan yang lebih
dengan cepat terdeteksi. adi ketat dan selektif.. prima dan pengawasan yang ekstra ketat.
Ibrahim A. Karim
Direktur Fasilitas Kepabeanan
“Pelanggaran
Yang Terjadi
Karena
Aturannya
Tidak
Dijalankan”
Sebagai negara ber-
kembang Indonesia meng-
inginkan agar investasi
dapat banyak yang masuk
sehingga dapat menyerap
tenaga kerja dan tentunya
juga pendapatan devisa
negara menjadi bertam-
bah. Salah satu daya tarik
yang diberikan oleh peme-
rintah kepada industri-
industri yang ada, adalah
dengan memberikan
fasilitas penangguhan bea
masuk dan pajak dalam
rangka impor (PDRI) sela-
ma barang yang diimpor-
nya kemudian diolah lalu
diekspor kembali. Dan
fasilitas tersebut disebut
dengan fasilitas kawasan
berikat (KB).
Dari sejarah dilahirkan-
nya kawasan berikat
hingga kini, perkembangan
industri terus berubah
sehingga segala peraturan
yang terkait dengan
fasilitas kawasan berikat
juga harus menyesuaikan
dengan kondisi yang ada.
Untuk mengetahui kondisi
kawasan berikat saat ini
dan kendala yang dihadapi
oleh para pengusaha
kawasan berikat, reporter
WBC Supriyadi. W
mewawancarai Direktur
Fasilitas Kepabeanan,
Ibrahim A Karim. Berikut
petikan wawancaranya :
Bagaimana kondisi kawasan berikat saat ini, apakah Ketentuan pemindahtanganan barang modal yang tidak
fasilitas yang pengusaha dapatkan sudah sesuai dipakai lagi oleh kawasan berikat baik ke DPIL maupun ke
dengan yang diharapkan oleh DJBC? PDKB lain secara tegas memang tidak diatur, namun atas
Dari sudut pengguna fasilitas, fasilitas yang diterima pemindahan tersebut secara implisit diatur didalam Pasal 15
sudah sesuai dengan peraturan yang berlaku yaitu terhadap KMK No.291/KMK.05/1997. Untuk penyempurnaannya
barang impor diberikan penangguhan bea masuk (BM) dan (dalam rangka mempertegas ketentuan tersebut) saat ini
tidak dipungut pajak dalam rangka impor (PDRI) dan apabila telah dilakukan perbaikan terhadap KMK No.291/KMK.05/
barangnya dari daerah pabean Indonesia lainnya (DPIL) tidak 1997 dan sudah dalam tahap pembahasan final di Kantor
dipungut pajak pertambahan nilai (PPN). pusat DJBC
Dari sudut harapan Bea dan Cukai, dengan diberikannya
fasilitas kawasan berikat (KB), investasi meningkat (indikator Bagaimana dengan ketentuan pajak yang masih
sederhana dapat dilihat dari permohonan fasilitas KB oleh dikenakan kepada pengusaha kawasan berikat selain
investor baru dimana dari waktu ke waktu mengalami bea masuk dan PDRI?
peningkatan yang signifikan sementara permintaan Bahwa fasilitas yang diberikan kepada pengusaha
penutupannya relatif kecil), tenaga kerja terserap, devisa kawasan berikat berkaitan dengan kegiatan perusahaan yang
meningkat, dan lain-lain. bersangkutan adalah atas pajak barang impor/pembelian
barang dalam bentuk PPN, PPnBM dan PPh Pasal 22 Impor
Bagaimana dengan perijinan saat ini, apakah kebijakan (PDRI), untuk pungutan pajak lainnya tetap dikenakan sesuai
penerima fasilitas kawasan berikat yang harus berada ketentuan perpajakan yang berlaku seperti PPh Pasal 29 WP
di kawasan industri justru akan menghambat investasi? Badan, Pajak Bumi dan Bangunan dan PPN atas
Tidak, justru di kawasan Industri sudah tersedia fasilitas- penggunaan jasa angkutan yang memang harus tunduk
fasilitas untuk investasi, sehingga lebih mempermudah kepada ketentuan perpajakan
investor untuk menanamkan investasinya dan dari sisi
pelayanan dan pengawasan akan menjadi lebih efektif dan Menurut Bapak, apakah pelanggaran yang dilakukan
efisien oleh perusahaan penerima fasilitas kawasan berikat,
lebih dikarenakan peraturannya masih longgar? Atau
Bagaimana jika perusahaan tersebut telah menerima terlalu membebaninya peraturan tersebut hingga
fasilitas kawasan berikat namun diluar kawasan akhirnya disimpangkan?
industri dan berniat mengajukan fasilitas kawasan Bahwa aturan mengenai kawasan berikat dibuat
berikat untuk dua industrinya dilokasi yang sama? dengan mengamsusikan kondisi yang akan terjadi adalah
Apakah masih memungkinkan? kondisi ideal. Namun dalam pelaksanaan di lapangan
Sesuai dengan ketentuan yang berlaku, hal tersebut aturan diatas tidak dijalankan secara benar sehingga
masih memungkinkan, namun mengingat pola pengawasan apabila hal tersebut terjadi maka pelaksanaannya
saat ini yang masih bersifat fisik sehingga dengan jumlah merupakan bentuk pelanggaran. Dengan demikian
pegawai yang tersedia pengawasan yang dilakukan tidak sebenarnya aturan tentang KB tersebut bukannya longgar
dapat optimal, dan untuk memudahkan/mengoptimalkan tetapi pelanggaran yang terjadi tersebut adalah semata-
pengawasan diharapkan agar ijin KB baru seyogyanya mata aturannya tidak dijalankan secara benar. Mengenai
berada di kawasan industri (KI). bahwa peraturan tersebut terlalu membebani menurut
Perlu diinformasikan bahwa saat ini sedang pendapat saya sebenarnya tidak tepat karena pengusaha
dikembangkan pola pengawasan berbasis teknologi informasi KB dengan telah menerima fasilitas-fasilitas yang lebih
(IT) yang tentu saja dalam pelaksanaannya memerlukan dibandingkan dengan bukan Pengusaha Kawasan Berikat
proses waktu yang lama. Sebelum proses IT tersebut dapat maka sebagai konsekuensinya harus menjalankan
dilaksanakan, maka dengan pola pengawasan yang saat ini peraturan tersebut secara benar. Kalau ada
dilaksanakan dan dalam rangka mengoptimalkan penyimpangan seperti yang di maksud itu karena adanya
pengawasan serta untuk memudahkan pengawasan, maka tindakan oknum yang tidak bertanggung jawab.
untuk sementara ijin baru KB diarahkan ke kawasan industri.
Apakah peraturan tentang kawasan berikat saat ini
Beberapa perusahaan penerima fasilitas kawasan masih perlu disempurnakan? Dan apa yang menjadi
berikat banyak yang mengutarakan kalau kebijakan kendala DJBC saat ini untuk melayani dan mengawasi
yang sekarang masih bersifat sentralistik, bahkan yang kawasan berikat?
bersifat operasional masih ditentukan oleh kantor Ya, memang masih perlu disempurnakan karena kondisi
pusat. Apakah kebijakan itu memungkinkan untuk pada saat aturan KMK Nomor 291/KMK.05/1997 dibuat
dilimpahkan kepada kantor wilayah atau kantor dengan kondisi saat ini memang berbeda dan untuk itu perlu
pelayanan? dilakukan penyesuaian-penyesuaian sejalan dengan
Perlu diperjelas mengenai pengertian kebijakan yang perkembangan teknologi dan globalisasi perekonomian. Saat
sentralistik. Memang ada kebijakan-kebijakan yang saat ini ini sedang dilakukan pengkajian dan perumusan perubahan
disentralisasi di pusat, seharusnya bisa didelegasikan ke KMK Nomor 291/KMK.05/1997 tentang Kawasan Berikat.
daerah. Hal ini sudah dilakukan antara lain untuk kebijakan Terlebih lagi dengan disahkannya Undang-Undang Nomor 17
menerima subkon dari DPIL yang telah dilimpahkan ke Tahun 2006, maka ketentuan tentang KB khususnya dan TPB
Kantor Pelayanan Bea dan Cukai (KPBC). Dan untuk KB pada umumnya harus disesuaikan.
yang ada di Batam, semua perijinan telah didelegasikan Salah satu kendala DJBC untuk melayani dan mengawasi
kepada KPBC. Namun untuk hal-hal tertentu seperti kawasan berikat adalah jumlah pegawai yang ada di KPBC
pemberian penangguhan BM dan ijin-ijin tertentu lainnya tidak sebanding dengan jumlah KB yang sudah ada ditambah
yang karena sifatnya perlu pengawasan yang terkoordinasi, lagi calon KB yang telah mengajukan permohonan ke DJBC,
harus tetap ditangani oleh Kantor Pusat (KP) DJBC. hal ini terjadi karena pola pengawasan KB saat ini masih
dilakukan secara fisik sehingga memerlukan banyak
Bagaimana dengan ketentuan khusus yang bersifat pegawai. Untuk kedepannya saat ini telah dilakukan usaha-
petunjuk pelaksanaan yang sampai saat ini masih usaha untuk menggantikan pola pengawasan secara fisik
belum banyak dijabarkan secara jelas. Misalnya perihal dengan pola pengawasan yang berbasis teknologi
pemindahtanganan barang modal yang tidak dipakai
lagi oleh kawasan berikat baik yang akan Saat ini pemberlakuan peraturan kawasan berikat di
dipindahtangankan ke DPIL atau PDKB lainnya? pulau Batam berbeda dengan di luar Batam. Apakah
Ada usulan kalau penerima fasilitas kawasan berikat Apakah pegawai di kawasan berikat sudah memahami
saat ini diberikan tingkatan seperti halnya penjaluran, seluruhnya akan peraturan tentang kawasan berikat?
jika perusahaan tersebut memang benar-benar baik Pada dasarnya setiap petugas bea dan cukai yang
dalam menjalankan peraturan yang terkait dengan bertugas mengawasi dan melayani kawasan berikat harus
kawasan berikat maka tidak lagi memerlukan paham akan seluruh peraturan tentang kawasan berikat.
pengawasan ataupun dokumen seperti saat ini. Apakah Bahkan Direktorat Fasilitas Keapabeanan (sebelumnya di
ini memungkinkan? Direktorat Teknis Kepabeanan) sendiri selama ini selalu
Mungkin saja dapat dilakukan, tetapi terkait dengan mengadakan sosialisasi kepada KPBC-KPBC apabila ada
masalah penjaluran, dengan sistem yang sekarang saja peraturan baru mengenai kawasan berikat. Dan di KPBC-
pengusaha KB sudah mendapatkan jalur hijau (kecuali dalam KPBC-pun sebenarnya telah ada sarana untuk
hal ada NHI). Apabila berdasarkan penilaian suatu KB mensosialisasikan peraturan-peraturan tentang kepabeanan
memang benar-benar baik (asas profiling) maka nantinya dan cukai termasuk peraturan tentang KB kepada para
dapat saja diberikan fasilitas lebih berupa pengawasan yang pegawainya yaitu P2KP, sehingga diharapkan selama
khusus yang berbeda dengan KB-KB lainnya. Mengenai menjalankan tugasnya pegawai-pegawai tersebut tidak
dokumen, hal tersebut tidak mungkin mengingat dokumen berpotensi menghambat pelayanan dan pengawasan. Namun
tersebut merupakan persyaratan yang harus dipenuhi oleh secara jujur harus diakui bahwa masih terdapat beberapa
KB dan akan digunakan oleh auditor sebagai obyek audit pegawai yang bertugas dilapangan yang belum mengerti
perusahaan KB. peraturan tentang kawasan berikat. Hal ini dimungkinkan
karena antara lain pegawai tersebut baru dimutasikan ke
Bagaimana dengan pengawasan yang dilaksanakan tempat tersebut dan baru melaksanakan tugas untuk
saat ini? Apakah sudah cukup efektif? melayani dan mengawasi KB. Untuk itu kedepannya dalam
Pengawasan terhadap KB saat ini terdiri dari 3 tahapan, rangka meningkatkan pelayanan dan pengawasan kepada
yaitu pengawasan pada saat barang masuk ke KB, barang pengguna fasilitas kawasan berikat, sudah menjadi
keluar dari KB dan pengawasan audit. Pengawasan tersebut keharusan bagi pimpinan (terutama kepada Kepala KPBC)
akan efektif apabila tersedia pegawai yang cukup untuk untuk lebih meningkatkan pembinaan kepada para pegawai
mengawasi hal tersebut. Namun hal tersebut tidak mungkin di wilayah kerjanya.
dilakukan, dan untuk mengatasinya adalah dengan
menerapkan manajemen risiko, sehingga pengawasan yang Bagaimana dengan pengertian impor untuk kawasan
dilakukan adalah dengan memperhatikan tingkatan risiko berikat yang saat ini masih belum ada kesepakatan
perusahaan dan dengan demikian penempatan pegawai antara DJBC dengan pajak?
dapat dilakukan secara proporsional sesuai dengan tingkat Pengertian Impor antara DJBC dengan DJP sebenarnya
risiko KB yang ada. Kedepannya akan menjadi lebih efektif tidak berbeda. Yang berbeda adalah pada saat barang dari
apabila pengawasan dilakukan dengan sistem yang berbasis KB dikeluarkan ke DPIL (lokal) yang berarti barang tersebut
Teknologi. akan diimpor untuk dipakai. Dari sudut pandang DJBC
perlakuannya adalah sama dengan apabila barang tersebut
Apakah kawasan berikat saat ini harus diawasi secara diimpor dari luar negeri ke DPIL dan berlaku ketentuan umum
penuh 24 jam oleh DJBC? dibidang impor serta sesuai PP 33 Pasal 5 maka atas barang
Berdasarkan SE DJBC Nomor : SE-22/BC/2005 telah tersebut tidak perlu dikenakan PPN dua kali (PPN masukan
diatur bahwa untuk TPB yang terletak di Kawasan Industri, dan PPN keluaran), tetapi dari sudut pandang DJP karena KB
kegiatan pelayanan dan pengawasan kepabeanan dan cukai tersebut sudah dianggap di dalam negeri, maka apabila
bagi pejabat/petugas bea dan cukai adalah 7 (tujuh) hari suatu barang dari KB dikeluarkan ke DPIL maka atas barang
selama 24 jam atau mengikuti hari dan jam kerja kegiatan tersebut disamping dikenakan PPN masukan juga dikenakan
TPB yang bersangkutan. Untuk TPB yang terletak di luar PPN keluaran atas penyerahan barang dari KB ke DPIL
Kawasan Industri, kegiatan pelayanan dan pengawasan (penyerahan dalam negeri). Kedepan, atas perbedaan ini
kepabeanan dan cukai bagi pejabat/petugas bea dan cukai memang perlu dibicarakan dengan DJP untuk menyamakan
mengikuti hari dan jam kerja nasional/normal. Dalam hal sudut pandang (persepsi) tersebut.
suatu TPB memerlukan pelayanan kepabeanan dan cukai
diluar jam kerja (untuk yang diluar Kawasan Industri) Apa harapan Bapak ke depan untuk kawasan berikat ini?
Pengusaha TPB dapat mengajukan permohonan kepada Harapannya adalah agar fasilitas kawasan berikat dapat
Kepala KPBC yang mengawasi. dimanfaatkan oleh investor sedemikian rupa sehingga atas
pemanfaatan tersebut dapat meningkatkan investasi, sektor
Bagaimana dengan keluhan KPBC yang pegawainya riil bangkit, pendapatan perkapita naik, menyerap lapangan
harus melayani sekaligus mengawasi suatu kawasan pekerjaan, meningkatkan devisa dan secara umum
berikat dengan perbandingan 1 pegawai mengawasi perekonomian nasional dapat tumbuh dan berkembang
4 hingga 5 kawasan berikat? sesuai harapan pemerintah dan rakyat Indonesia.
Peraturan Bersama
peraturan bersama an-
tara Inspektur Jenderal
Spot Check
(Irjen) Depkeu, Dr. Per-
mana Agung dengan
Direktur Jenderal
(Dirjen) Bea dan Cukai,
Drs. Anwar Suprijadi
MSc. Peraturan
bersama Irjen Depkeu
dengan Dirjen Bea dan
P
Lebih lanjut ia menjelaskan, Menteri Keuangan (Menkeu)
emeriksaan mendadak pada saat pengeluaran barang merupakan pengelola keuangan negara tertinggi setelah Presi-
mulai dilakukan sejak 1 April 2003, melalui Keputusan den mendelegasikannya kepada menteri. Dalam pelaksanaan
Menteri Keuangan (KMK) Nomor : 111/KMK.04/2003 tugasnya, Menkeu mendelegasikan kewenangannya kepada pa-
(yang kemudian dirubah dalam KMK Nomor 114/PMK. ra dirjen yang berada di seluruh jajaran Depkeu, termasuk Dirjen
04/2006), merupakan salah satu bagian dari program Bea dan Cukai beserta seluruh jajarannya berkaitan dengan ma-
Reformasi Kepabeanan yang ketika itu sedang digalakkan oleh salah administrasi kepabeanan.
DJBC. Ini dilakukan untuk memastikan apakah petugas bea cukai Lantas bagaimana sekarang Menkeu mempunyai keyakinan
telah melaksanakan tugas penanganan barang-barang impor bahwa Dirjen Bea dan Cukai beserta seluruh jajarannya telah
tersebut sesuai dengan ketentuan kepabeanan. melaksanakan tugasnya sesuai dengan kebijakan Menkeu dan
Upaya ini dilakukan untuk mengevaluasi atau mengawasi peraturan perundangan yang berlaku ? Untuk itu, lanjut Permana
P
hukuman seperti yang sudah saya sampaikan tadi, juklaknya
etugas Kantor Pelayanan Bea dan Cukai (KPBC) Tipe saat ini sedang dibuat,“ tegasnya.
A1 Soekarno-Hatta berhasil menegah sejumlah barang Hadir dalam press release yang berlangsung di Media Center
antara lain perhiasan, tas, sepatu dan beberapa unit Gedung A KPBC Tipe A1 Soekarno-Hatta, pada 12 Maret 2007,
laptop yang akan masuk ke Indonesia tanpa melalui Direktur Jenderal Bea dan Cukai, Anwar Suprijadi, Kakanwil IX
prosedur kepabeanan yang telah ditentukan. DJBC Jawa Barat, Jody Koesmendro, beberapa pejabat eselon III
Untuk alasan penegahan barang-barang berupa perhiasan di lingkungan DJBC, Kepala Kepolisian Bandara SH, Kepala
dikarenakan penumpang yang bersangkutan tidak memenuhi Imigrasi Bandara SH dan undangan lainnya. ris
kewajibannya untuk memberitahukan barang yang dibawanya WBC/RIS
kepada petuas Bea dan Cukai dengan mengisi formulis Customs
Declaration (BC.2.2).
Sementara itu untuk penegahan laptop dan asesories
dilakukan aparat KPBC Soekarno-Hatta atas informasi dari
Bea dan Cukai Batam . Perbuatan ini masih bersifat
pelanggaran administratif dengan sanksi administrasi berupa
denda. Untuk penegahan tas dan sepatu dilakukan karena
pemberitahuan yang disampaikan oleh si pemilik barang tidak
sesuai dengan prosedur kepabeanan.
Berikut barang-barang hasil tegahan yang kini
diamankan oleh petugas KPBC Soekarno Hatta:
l 110 pasang perhiasan yang dibawa penumpang inisial YK
warga negara Indonesia yang datang dari Amerika pada 23
Pebruari 2007 dengan pesawat Emirat Airlines EK-348.
l 2 koper laptop dan assesories eks impor yang dibawa
penumpang inisial DK warga negara Indonesia yang da-
tang dari Batam pada 23 pebruari 2007 dengan pesawat
Adam Air K1-271 BARANG-BARANG HASIL TEGAHAN yang kini diamankan oleh petugas
l 17 pasang perhiasan yang dibawa penumpang inisial NNM KPBC Soekarno Hatta.
Kanwil VII DJBC Jakarta I Atas terungkapnya kasus tersebut, negara ber-
potensi mengalami kerugian yang sifatnya immate-
PENYELUNDUPAN ROTAN
Tidak hanya itu saja, petugas bea cukai pela-
Pelaku memberitahukan barang yang diimpor buhan Tanjung Priok juga berhasil mengagalkan pengiriman rotan
dan ekspor dengan secara tidak benar. asalan ke China, dengan menggunakan modus tidak memberita-
hukan secara benar isi kontainer dalam Pemberitahuan Ekspor
D
Barang (PEB). Hal tersebut dilakukan dengan maksud untuk
ua kasus pelanggaran kepabeanan dibidang impor menghindari pungutan ekspor serta aturan larangan ekspor rotan
maupun ekspor berhasil diungkap petugas bea dan asalan dari pemerintah. Dalam PEB isi kontainer disebutkan
cukai Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta. Hal ini sebagai kerajinan rotan.
disampaikan Kepala Kantor Wilayah VII DJBC Jakarta I Petugas bea cukai menurut Heru curiga terhadap eksportasi
Heru Santoso kepada pers Selasa, 6 Maret 2007. Pada atas nama CV. SA yang jenis barangnya disebutkan sebagai
kasus pelanggaran kepabeanan dibidang impor, petugas kerajinan rotan tadi sebanyak tiga kontainer dengan tujuan China.
menegah masuknya daging bebek, daging WBC/ATS
Tindak lanjut dari kecurigaan tersebut
ayam dan daging asal China dan Brazil petugas mengeluarkan Nota Hasil Intelejen
yang diimpor dari Hongkong. Modus ope- (NHI) untuk melakukan penegahan dan
randi yang dilakukan adalah dengan tidak pemeriksan atas barang tersebut.
memberitahukan dalam Pemberitahuan Kecurigaan petugas terbukti dimana
Impor Barang (PIB) secara benar dengan pada pemeriksaan fisik barang kontainer
maksud menghindari larangan pemerintah tersebut bukan berisi kerajinan rotan mela-
tentang pemasukkan hewan dan bahan asal inkan 396 bales rotan asalan dan bukan
hewan dari negara yang tertular Penyakit kerjainan rotan seperti yang diberitahukan
Mulut dan Kuku (PMK). dalam PEB sehingga dilakukan penegahan
Impor daging illegal tersebut dilarang untuk proses hukum lebih lanjut.
pemerintah karena China dan Brazil yang Petugas telah menetapkan dua orang
merupakan negara asal daging tersebut tersangka yaitu TD dari customs broker PT.
termasuk negara yang tertular dan terkena AIBT yang telah ditangkap dan HM,
wabah PMK yang sesuai dengan Surat seorang Broker yang kini masih dalam
Edaran Menteri Pertanian No. TN.510/94/A/ Daftar Pencarian Orang (DPO). Tersangka
IV/2001 tanggal 20 April 2001. dijerat dengan UU No.17/2006 tentang
Impor daging tersebut lanjut Heru dilaku- Perubahan Atas UU No. 10/1995 tentang
kan CV. CB dengan mengajukan PIB nomor Kepabeanan pasal 102 A huruf (b) Jo. 103
045026 dengan pemberitahuan barang yang huruf (a) dengan sanksi maksimal penjara
diimpornya pada PIB sebagai makanan ha- 10 tahun dan denda Rp. 5 Miliar.
sil laut seperti octopus, cuttle fish, shell mus- Potensi kerugian negara atas
sel, jelly fish, scallops dan kernel corn. Oleh ROTAN. Akibat ekspor illegal rotan terjadi eksportasi illegal tersebut, mencapai
sistem komputer bea cukai, PIB tersebut kerugian immaterial yaitu langkanya bahan Rp.46.107.000 dari penerimaan sektor
terkena jalur merah dan menurut prosedur baku rotan yang menopang industri Pajak Ekspor (PE). zap
K
an ekspor beberapa komoditi
antor Pelayanan Bea dan Cukai (KPBC Tipe A1 tertentu sesuai dengan ketentuan internasional mengenai
Tanjung Priok III) baru-baru ini berhasil mengagalkan lalu lintas barang. Kpbc Tanjung Priok III / zap
eksportasi barang secara ilegal yakni barang ekspor DOK. KPBC TANJUNG PRIOK III
dengan pemberitahuan 205 MT of Ball Clays E-1
Packed Inused Jumbo Bags, dengan eksportir PT.
NSP sebanyak 9 kontainer yang masing-masing berukuran 20
feet.Eksportasi secara ilegal tersebut dapat dideteksi melalui
analisa intelejen yang dilakukan petugas P2 KPBC Tipe A1
Tanjung Priok III. Selama ini sangat jarang eksportasi
diberitahukan dengan jenis barang clay (Tanah liat) sedangkan
selama ini clay merupakan jenis barang yang sering diimpor.
Atas dasar analisa tersebut ditambah dengan pengecekan
past record eksportasi seperti alamat eksportir tidak
ditemukan, maka atas barang tersebut dikenakan Nota Hasil
Intelejen (NHI). Berdasarkan pemeriksaan fisik kedapatan 118
bag dengan berat 204,8 ton bongkahan material berwarna
abu-abu kehitam-hitaman. Untuk memastikan kandungan
bongkahan material tersebut, KPBC Tanjung Priok III telah
mengirimkan contoh untuk dilakukan uji laboratorium oleh
Balai Pengujian dan Identifikasi Barang (BPIB) dan
berdasarkan hasil pengujian disimpulkan bongkahan tersebut
merupakan besi yang telah bercampur dengan timah.
Untuk penyelidikan dan penyidikan, Petugas KPBC
Tanjung Priok III memanggil eksportir dan Perusahaan
Penyedia Jasa Kepabeanan (PPJK), namun eksportir dan
PPJK tersebut tidak memenuhi panggilan. Begitu pula ketika
dilakukan pengejaran, penanggung jawab perusahaan tidak
ditemukan. Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap PPJK
tersebut, kasus ini tidak memenuhi unsur-unsur untuk disidik. TIMAH. Contoh timah yang gagal di ekspor
D
DOK. WBC
alam pertemu-
an itu Ketua
Program Studi
Magister Akun-
tansi menceri-
takan asal-usul menge-
nai munculnya mata
kuliah Kepabeanan dan
Cukai dalam program
tersebut. Bahwa Prog-
ram Studi ini didirikan
berdasarkan Surat Ijin
Penyelenggaraan Prog-
ram Studi Magister
Akuntansi pada Univer-
sitas Airlangga dari
Dirjen Pendidikan Tinggi
Nomor: 2377/D/T/2001
tanggal 12 Juli 2001.
Program Studi ini
menerima calon maha-
siswa yang bergelar
Sarjana dari Program
Studi Akuntansi, Mana-
jemen, Studi Pemba-
ngunan, Perpajakan
serta Administrasi Nia-
ga. Untuk mata kuliah
Kepabeanan dan Cukai
mulai dilaksanakan
pada tahun 2004 karena
permasalahan kepabean-
an dan cukai juga meru-
pakan permasalahan
KANWIL XI DJBC JAWA TIMUR I, sejak tahun 2004 mulai memperkenalkan mata kuliah Kepabeanan dan Cukai di
Pascasarjana Program Magister Akuntansi Universitas Airlangga, Surabaya. perpajakan. Mata kuliah
tersebut terdiri dari 3
SKS dan dilaksanakan
Mengenalkan
pada perkuliahan
malam hari jam 18.30
s.d. 21.30.
Sebagai tindak lanjut
pertemuan tersebut,
Kepala Kantor Wilayah
P
Setelah itu acara dirangkaikan dengan acara Pisah
ada Jumat 16 Februari 2007 telah diselenggarakan Sambut para Pejabat Eselon III. Kali ini acara berjalan lebih
acara Serah Terima Jabatan dan Pisah Sambut para santai, diawali dengan persembahan sebuah lagu dari
Pejabat Eselon III pada Kantor Wilayah II DJBC Paduan Suara Kantor Wilayah II DJBC. Kemudian
Sumatera Utara. Pada acara ini ada 4 jabatan yang penyampaian kesan dan pesan dari para pejabat yang
diserahterimakan, yaitu Kepala KPBC Tipe A1 Bela- meninggalkan Kantor Wilayah II DJBC, diwakili oleh
wan, Kepala KPBC Tipe A3 Medan, Kepala Bagian Umum Surendro Suprijadi. Setelah itu kesan dan pesan dari para
dan Kepala KPBC Tipe A3 Teluk Bayur. pejabat yang baru masuk ke lingkungan Kantor Wilayah II
Acara dimulai pada pukul 09.30 WIB dengan laporan dari DJBC yang diwakili oleh Zul Achir Siregar. Kemudian
Komandan Upacara kepada Kepala Kantor Wilayah I DJBC sambutan dari Bapak Heryanto Budi Santoso.
Sumatera Utara Heryanto Budi Santoso. Kemudian dilanjut- Pada kesempatan tersebut Heryanto meminta Surendro
FOTO : ARI WIDODO
PENYERAHAN CENDERAMATA. Dari para pegawai kepada para pejabat yang pindah
Penetapan
rikan cendera mata untuk Kantor-kantor Wilayah ter-
para pejabat yang mening- sebut.
galkan Kantor Wilayah I Adapun sosialisasi ini
DJBC Sumatera Utara. diberikan oleh Tim Sosiali-
Nilai Pabean
Acara berikutnya adalah sasi dari Kantor Pusat
ramah tamah, di mana para DJBC, yang terdiri dari
undangan dipersilakan Iswan Ramdana yang juga
menikmati hidangan yang menjabat sebagai Kepala
disediakan dan juga menik- Kantor Wilayah DJBC Ban-
mati hiburan dari Paduan Sosialisasi ini diberikan oleh Tim Sosialisasi ten, didampingi oleh Kusu-
Suara Kantor Wilayah II
DJBC. Para pejabat pun
dari Kantor Pusat DJBC ma Santi, Amin dan Rizal.
Sedangkan maksud dari
tidak mau kalah diselenggarakannya sosi-
menyumbangkan suara alisasi tersebut adalah bahwa pokok-pokok substansi yang diatur dalam peraturan tersebut
emasnya. Di antaranya mengalami perubahan yang cukup signifikan dibandingkan dengan ketentuan dan
Grup Band “Wonder Boys” peraturan sebelumnya dan harus mulai diberlakukan mulai tanggal 1 Maret 2007. Selain itu
yang terdiri dari Sahat perubahan tersebut akan berpengaruh pada sistem pelayanan lain di bidang kepabeanan.
Simamora, Eddy Kusuma, Acara sosialisasi diadakan di Ruang Aula Kantor Wilayah II DJBC Sum-ut, dimulai pada
Supraptono, Surendro pukul 08.00 WIB dan selesai pada pukul 12.00 WIB. Tepat pada pukul 08.00 WIB acara di-
Suprijadi dan Kunto Prasti buka oleh Kepala Kantor Wilayah I DJBC Medan Heryanto Budi Santoso, selanjutnya di-
Trenggono. Dan terakhir sampaikan pemaparan materi oleh Iswan Ramdana dan diteruskan oleh Ibu Kusuma Santi.
ditutup dengan manis de- FOTO : ARI WIDODO Pada pelaksanaannya
ngan alunan lagu dari sosialisasi berjalan cukup
Heryanto bersama dengan menarik karena materi yang
para pejabat yang baru disampaikan terkait de-
masuk ke lingkungan Kan- ngan kegiatan dan tugas
tor Wilayah II DJBC. sehari-hari para pegawai,
Sebagai tambahan, sehingga banyak muncul
selain yang telah disebut di pertanyaan-pertanyaan,
atas, pejabat yang mulai dari yang sekedar
meninggalkan Kantor minta penegasan/konfir-
Wilayah II DJBC Sum-ut masi sampai dengan per-
adalah Noviandi yang tanyaan-pertanyaan kritis.
menjadi Kepala Bidang Namun semua keinginta-
Audit di Kantor Wilayah huan para pegawai terse-
DJBC Sumatra Barat. but terpuaskan dengan
Sedangkan pejabat yang jawaban-jawaban dari Tim
baru masuk ke lingkungan Sosialisasi.
Kantor Wilayah II DJBC Pada pukul 12.00 WIB
Medan adalah Sudirman acara ditutup oleh Kakanwil
sebagai Kepala Bidang II DJBC Heyanto Budi
Informasi Kepabeanan dan Santoso.
Cukai. Ari Widodo (Medan) SUASANA SOSIALISASI. Peserta yang cukup antusias mengkuti sosialisasi Ari Widodo (Medan)
D
kantor baru di bawah pimpinan Beni Ridwan beserta jajaran
engan adanya gedung kantor baru di atas tanah pegawai KPBC Bojonegoro bertekad akan selalu berusaha
ukuran 21x30 m2, berlantai dua, dan bergaya secara optimal untuk meningkatkan kinerja dan citra dalam
arsitek minimalis yang merupakan hasil renovasi mengemban tugas yang diamanatkan oleh undang-undang.
kantor lama, Kantor Pelayanan Bea dan Cukai
(KPBC) Tipe B Bojonegoro terasa sangat berbeda KOTA PENGHASIL TEMBAKAU
suasananya. Rasa lega, nyaman, tempat parkir yang cukup KPBC Bojonegoro sendiri terletak di jantung kota
luas, merupakan gambaran baru mengenai jati diri fisik Bojonegoro tepatnya di Jl. Basuki Rahmat 67 dan wilayah
KPBC Bojonegoro. kerjanya meliputi dua kabupaten yaitu Kabupaten Tuban dan
Gambaran suasana yang sangat menyenangkan itu Kabupaten Bojonegoro. Meskipun dalam wilayah kerja
tidaklah ada artinya apabila tidak diimbangi dengan suasana tersebut terdapat pantai , tapi hanya ada pelabuhan khusus
kerja yang kondusif, baik hubungan impersonal antar untuk PT Semen Gresik dan PT. Trans Pasific Petrochemical
pegawai yang satu dengan yang lain, hubungan antara Indonesia (TPPI )di Tuban.
petugas KPBC Bojonegoro dengan masyarakat usaha Kota Bojonegoro sendiri berjarak kurang lebih 108 km
maupun hubungan antara petugas KPBC Bojonegoro dengan dari kota Surabaya dan sekitar 27 km dari kota Babat .
petugas dari instansi lainnya. Perjalanan dapat ditempuh dengan jalan darat dengan
“Menciptakan rasa persaudaraan merupakan hal yang menggunakan kereta api,bis umum, atau kendaraan pribadi
terpenting di lingkungan kerja baik dengan pegawai, dari Surabaya dengan waktu tempuh sekitar dua jam. Kota
pihak luar antara lain kepolisian, kejaksaan, pemerintah Bojonegoro merupakan daerah Tingkat II dan dipimpin
daerah, dan pengguna jasa kepabeanan dan cukai yang seorang Bupati.
baik merupakan faktor pendukung dalam menciptakan Keadaan geografis Kabupaten Bojonegoro dan Tuban
pelayanan prima,” demikian kata Beni Ridwan, Kepala yang panas dengan tanah tandus sangat cocok untuk
FOTO : BAMBANG WICAKSONO FOTO : BAMBANG WICAKSONO
GEDUNG KPBC BOJONEGORO YANG LAMA GEDUNG KPBC BOJONEGERO YANG BARU
KEPALA KPBC BOJONEGORO BESERTA STAF bertekad akan selalu berusaha secara optimal untuk meningkatkan kinerja dan citra dalam mengemban
tugas yang diamanatkan oleh undang-undang.
PPLB
Skow-Wutung
Perbatasan Indonesia dan PNG
Pintu gerbang Indonesia di ujung paling mengingat adanya rumor yang beredar bahwa gerakan sepa-
timur Nusantara ratis kerap melancarkan aksi operasi mereka disepanjang
jalur perjalanan menuju PPLB Skow. Namun berkat lancarnya
P
komunikasi dan koordinasi antara pihak Bea dan Cukai
os Pengawasan Lintas Batas (PPLB) Skow merupa- dengan aparat keamanan setempat, maka sedikit mengikis
kan tempat pengawasan para pelintas batas di kekhawatiran tersebut. Dalam perjalanan menuju PPLB Skow
perbatasan negara Republik Indonesia dengan kita akan menemui beberapa pos penjagaan TNI yang siap
negara Papua New Guinea (PNG). Lokasi PPLB siaga dalam waktu 24 jam.
Skow berkisar lebih kurang 55 km ke arah timur kota Setelah sampai di PPLB Skow, kita bisa melihat kegiatan
Jayapura dengan dibatasi dua kabupaten yaitu Kabupaten transaksi di pasar antara warga Wutung-Vanimo dengan
Jayapura dan Kabupaten Keerom. Pos Pengawasan Lintas warga Skow di wilayah perbatasan RI. Vanimo merupakan
Batas ini merupakan pintu pengawasan antara penduduk salah satu ibukota propinsi di PNG yang letaknya berdekatan
Indonesia dan Papua New Guinea (PNG) yang biasa bertran- dengan wilayah RI. Namun berdasarkan informasi dari warga
saksi kebutuhan sehari-hari. Kami mencoba melakukan per- setempat, aktivitas perdagangan di Vanimo kalah ramai
jalanan ke PPLB Skow untuk mengetahui keberadaan serta dengan Jayapura, bahkan masih lebih ramai Abepura yang
situasi dan kondisi di sana. merupakan kota pendidikan di Papua.
Perjalanan kami menuju PPLB Skow dari Kota Jayapura Barang dagangan yang diperjualbelikan di pasar PPLB
ditempuh dalam waktu kurang lebih 1 jam. Akses menuju ke Skow lumayan beragam. Mulai dari buah pinang, baju, beras,
Skow ditempuh dengan kendaraan roda empat berupa mobil keperluan rumah tangga sampai dengan peralatan elektronik
Panther khusus yang disediakan untuk petugas Bea dan Cukai berupa televisi berwarna, radio, tape dan lain sebagainya.
yang bertugas di PPLB Skow-Wutung. Perjalanan ditempuh Pada saat cuaca baik dan ramai tidak kurang dari 200 orang
melalui jalan darat berupa aspal yang sudah sangat memadai. warga negara PNG masuk wilayah Indonesia untuk belanja di
Berangkat dari Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A4 Marketing Point di wilayah PPLB Skow.
Jayapura yang beralamatkan di Jalan Koti No. 13 Jayapura,
perjalanan dimulai menuju Abepantai kemudian terus menuju BEA CUKAI
Distrik Muara Tami yang merupakan daerah transmigran. Sesaat setelah beristirahat sebentar, kemudian kami
Sepanjang perjalanan kita akan disuguhi pemandangan alam melanjutkan tinjauan dengan melihat lingkungan di sekitar
yang luar biasa dan kita juga bisa merasakan manisnya PPLB Skow yang merupakan salah satu pintu perbatasan
jagung Koya yang di jual di sepanjang jalan Koya menuju Indonesia yang terletak di ujung paling timur nusantara ini.
PPLB Skow-Wutung. Perjalanan dari Jayapura menuju Wilayah perkantoran di PPLB Skow telah direnovasi oleh
Abepantai, kita bisa menikmati pemandangan berupa pesisir BPKD (Badan Perbatasan dan Kerjasama Daerah) Propinsi
pantai dengan paparan bukit dan gugusan pulau-pulau kecil Papua untuk menjadi berstandar internasional.
disekitarnya dan tidak jarang terlihat binatang-binatang liar di PPLB Skow memiliki beberapa fasilitas seperti X-Ray
bukit seperti monyet dan burung-burung. Scan seperti yang dimiliki bandara udara internasional.
Selanjutnya setelah melewati daerah Abepantai kita akan Selain itu nampak kokoh berdiri menara pengawasan
melihat daerah transmigrasi di sekitar daerah Koya Timur dan Republik Indonesia. Dalam kompleks perkantoran dinas yang
memasuki daerah Muara Tami. Kemudian perjalanan dilanjutkan dikelola oleh BPKD Propinsi Papua, Bea dan Cukai tidak
dengan pemandangan berupa hutan rimba yang masih perawan sendirian dalam melaksanakan tugasnya. Terdapat instansi
dan pemandangan ini terus berlanjut dan hanya diselingi satu Imigrasi, Karantina, Kepolisian (Polsek Muara Tami) bahkan
sungai besar dengan jembatan yang kokoh sampai dengan dari asuransi.
tujuan di PPLB Skow yang dijaga oleh satu peleton tentara dari Memang saat ini PPLB Skow mendapat perhatian dari
Kodam IV Diponegoro, dan tidak ketinggalan buaya-buaya pemerintah pusat maupun daerah mengingat statusnya
sungai yang sedang berjemur di pinggiran Kali Tami. sebagai pintu gerbang wilayah RI di ujung paling timur
Pada mulanya terbesit rasa ragu dan sedikit khawatir saat nusantara. Selain itu PPLB Skow-Wutung juga dipandang
pertama kali melakukan perjalanan menuju PPLB Skow sebagai wilayah perbatasan yang cukup penting bagi
MENARA PENGAWAS RI di PPLB SKOW-WUTUNG PINTU GERBANG batas wilayah Republik Indonesia.
kegiatan perekonomian antara negara Republik Indonesia tepatnya di desa Wutung. Kami disambut dengan senyum
dan Papua New Guiena. para pelintas batas dari desa Wutung dan Vanimo, bahkan
Perlu diketahui pula bahwa PPLB Skow saat ini juga tidak hanya itu, kami juga disapa dengan salam dalam
menanti peresmian oleh Presiden RI Susilo Bambang bahasa Indonesia.
Yudhoyono. Namun rencana ini sempat tertunda disebabkan Memang sebagian dari warga desa Wutung-PNG dapat
oleh beberapa hal diantaranya belum siapnya pihak instansi mengatakan beberapa kata salam dalam bahasa Indonesia
perbatasan Papua New Guiena (PNG). dan harga barang dalam rupiah. Hal ini mengingat interaksi
Pada bulan Desember 2006 yang lalu Kepala Kanwil XII yang terjadi antara warga Skow-RI dan Wutung-PNG terbatas
Bea dan Cukai Ambon (sekarang Kanwil XVII), C.F. Sidjabat pada transaksi barang keperluan sehari-hari, dan selebihnya
didampingi Kepala KPBC Tipe A4 Jayapura Sudardjo, mereka pakai bahasa “tarzan”.
berkesempatan melakukan kunjungan kerja di PPLB Skow Demikian pula dengan aparat pemerintah PNG yang
untuk melihat situasi dan kondisi aparat Bea dan Cukai yang bertugas di perbatasan. Kami sempat berjabat tangan dan
bertugas di Pos Pengawasan Lintas Batas. “say hello”, dan pada mulanya kami mengira mereka terampil
Setelah puas melihat-lihat lingkungan perkantoran di berbahasa Inggris, namun ternyata hanya itu saja yang
perbatasan yang termasuk wilayah Indonesia, selanjutnya mereka bisa, selebihnya kami berkomunikasi pakai bahasa
perjalanan kami lanjutkan dengan berjalan kaki sekitar lebih Inggris sekenanya. Memang salah satu kendala antara aparat
kurang 200 meter menuju wilayah Papua New Guinea. Bea dan Cukai Indonesia dengan aparat Bea dan Cukai PNG
Selanjutnya tanpa kami sadari kami sudah menginjakkan kaki adalah bahasa. Bahasa nasional PNG adalah Fiji Melanesia
di negara lain, yaitu negara Papua New Guinea (PNG), (campuran bahasa Inggris dengan bahasa ibu PNG).
DOK. PENULIS DOK. PENULIS
POS Pengawas Lintas Batas PNG. POS Pengawas Lintas Batas Skow-RI.
PEDAGANG kaki lima di wilayah SAAT BERTUGAS di Pos Pengawasan Lintas Batas Skow-Wutung. Dari kiri ke
Wutung-PNG. kanan : Penulis, M. Affar, Arif S, Iwan Y, Syors Kespo, Renald Sahara.
PERAHU. Tim P2U bersama tim pendampingan mencoba perahu hasil PENYERAHAN BANTUAN. Penyerahan bantuan diserahkan kepada
bantuan di Laut Pangandaran perwakilan warga Pangandaran
S
berada di DJBC dan pengelolaannya berada di bawah lembaga
enin 17 Juli 2006, sehari setelah International Kite Festi- Zakat Infak dan Sadaqah (ZIS) Mesjid Baiturahman KP-DJBC,
val yang diikuti oleh lebih dari seratus peserta dari ber- segera melakukan insitiaf penggalangan dana melalui
bagai belahan dunia, langit Pangandaran tampak jingga penyebaran kupon kepada para pegawai di Kantor Pusat DJBC.
merona, diiringi suara adzan ashar yang terdengar Menurut salah satu relawan P2U Wawan Hermawan yang
bersahutan puluhan nelayan tampak bergegas pulang, bertugas di Dit IKC, dari penyebaran kupon tersebut terkumpul
sementara sebagian lainnya masih menarik jaring mengais tang- sejumlah dana. Masih menurutnya sebelum penyaluran bantuan
kapan ikan hari itu. dilaksanakan P2U melakukan survei sebanyak dua kali yang
Ditengah kebiasaan masyarakat nelayan tadi, tiba-tiba air laut bertujuan untuk mengidentifikasi keadaan para korban dan juga
surut beberapa meter, dan dalam hitungan detik air laut yang kebutuhan mereka.
surut tadi berbalik dengan cepat, disertai gelombang yang sangat Pada survei pertama di bulan September 2006, didapati fakta
tinggi. Dibeberapa titik, ketinggiannya mencapai 14 meter, dan yang luar biasa. Korban sudah tidak lagi membutuhkan bantuan
mencapai daratan hampir sejauh 2 km. sembako. Hal ini lanjut Wawan dikarenakan banyaknya bantuan
Warga hanya dapat melihat terpana, sekejap baru disadari yang kebanyakan berupa sembako mengalir. Setelah tim
bahwa hal tadi merupakan tanda bahaya yang luar biasa. Semua melakukan koordinasi dengan relawan setempat, akhirnya
berlarian, berteriak dalam cemas yang tak terkirakan. Dan tidak diputuskan bahwa DJBC melalui P2U memberikan bantuan
lebih dari dua puluh menit gelombang tsunami ini meluluhlantak- berupa sarana kerja bagi para korban.
kan kota Pangandaran dan sekitarnya. Pada survei kedua atau tepatnya tiga bulan setelah survey
Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) mengatakan gelom- pertama, P2U yang berkoordinasi dengan relawan
bang tersebut berawal dari gempa berkekuatan 6,8 skala richter pendampingan korban tsunami, menyepakati akan memberikan
yang disertai 2 kali gempa susulan dengan kekuatan 5,5 dan 6,1 bantuan berupa dua buah perahu lengkap dengan mesin gantar
pada skala richter. Besarnya gempa bahkan terasa sampai Jakar- dengan kekuatan 7 PK, sepuluh unit jaring lengkap, dan satu
ta dan Surabaya. buah traktor sawah untuk petani, serta bahan bangunan untuk
Tidak pelak korban pun berjatuhan. Malam yang biasanya indah perbaikan sarana ibadah. Penyerahan bantuan dilakukan pada
di Pangandaran berubah jadi lautan puing dan mayat. Hiruk pikuk tanggal 3 Desember 2006 dimana Tim P2U yang terdiri dari enam
ambulans bersahutan dengan tangis kedukaan. Anak-anak menjadi orang mewakili DJBC melakukan penyerahan bantuan.
yatim. Para istri menjadi janda. Dan ratusan keluarga tercerai berai. Sebelumnya P2U bersama dengan tim pendamping melakukan
Evakuasi pun segera dilakukan oleh semua elemen pendataan agar bantuan tepat guna dan tepat sasaran
masyarakat dan pemerintah. Tsunami ini terjadi disepanjang Pada penyerahan bantuan lanjut Wawan dihadiri oleh elemen
pesisir pantai selatan Pulau Jawa mulai dari Pameungpeuk, Garut masyarakat dari PPNSI ( Perhimpunan Petani Nelayan Sejahtera
sampai dengan Pantai Ayah di Cilacap dan Kebumen. Bencana Indonesia ), tim Pendampingan, juga elemen masyarakat lainnya.
ini menelan korban lebih dari 600 orang meninggal, 300 orang Usai penyerahan bantuan tim lanjutnya berkesempatan
dinyatakan hilang dan 75.000 orang luka-luka. berkeliling untuk melihat kondisi pengungsi. Ternyata meski telah
Presiden SBY menyempatkan diri untuk menengok para lebih dari 5 bulan, masih banyak korban yang tinggal
korban di Pangandaran dan mengajak semua elemen bangsa dipengungsian, ditenda-tenda, dan dirumah-rumah tenda.
untuk menggalang bantuan sebagai bentuk keprihatinan. Dan Warga lanjut Wawan berharap agar pemerintah dan para
seperti yang sudah-sudah sebelum himbauan ini pun, warga relawan tidak melupakan mereka. Meski telah lama musibah itu
masyarakat secara sepontan mengalirkan bantuan terbaiknya terjadi, namun sejatinya masa-masa tersulit bagi mereka untuk
untuk para korban. Ratusan truk setiap hari hilir mudik memulai hidup baru adalah ketika bencana tersebut usai.
menyalurkan bantuan, untuk meringankan beban para korban. ZAP/Wawan Hermawan - Dit. IKC
JAKARTA. Di Aula Grahasawala Depkeu, Menteri Keuangan Sri Mulyani pada 9 Maret 2007 melantik 16 pejabat eselon II dilingkungan Depkeu yakni 3 pejabat dari
Direktorat Jenderal Pajak dan 13 pejabat dari Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Pelantikan didasarkan Keputusan Menteri Keuangan RI. Nomor 1046/KMK.01/
UP.11/2006 yo Nomor 67/KMK.01/UP.11/2007 dan yo Nomor 70/KMK.01/UP.11/2007, dihadiri para pejabat dilingkungan Depkeu beserta ibu, dan ditandai
penandatangan naskah jabatan disaksikan dua saksi yakni Sekretaris Depkeu Mulia Panusunan Nasution dan Kepala Inspektorat Jenderal Depkeu Permana Agung.
FOTO : KIRIMAN
JAKARTA. Bapors Tenis Departemen Keuangan menyelenggarakan pelatihan tenis (Coaching Clinic) pada 11 Maret 2007 di Lapangan Tenis Bea dan
Cukai Bojana Tirta Rawamangun. Pelatihan tenis diikuti kurang lebih 51 orang dilingkungan Departemen Keuangan, diawali dengan kata sambutan ketua
panitia dari Bea dan Cukai yakni Irwan Djuhais, dan selanjutnya dibuka oleh Pembina Club Tenis Depkeu, Permana Agung dengan menghadirkan pelatih
nasional yang memandu acara pelatihan yakni Dedy Prasetyo. Kiriman Panitia Bapors Tenis DJBC
FOTO : DONNY ERIYANTO FOTO : DONNY ERIYANTO
WBC/ATS
SEMARANG. Dihadiri oleh pegawai dan masyarakat usaha dilingkungan Kanwil VI DJBC Semarang (sekarang Kanwil X DJBC Jawa Tengah), diselenggarakan
Sosialisasi UU No. 17 Tahun 2006 Kanwil VI DJBC Semarang tanggal 30 Januari – 1 Pebruari 2007 yang dibuka oleh Kepala Kantor Wilayah VI DJBC Semarang,
Zeth A. Likumahwa, dengan menampilkan pembicara dari Kantor Pusat dihari pertama dipaparkan oleh Kasubdit Penyuluhan Dit. PPKC Muhammad Zein, dan
Kepala KPBC Tipe A4 Bontang, Lupi Hartono. Sementara pada hari kedua dan ketiga dipaparkan oleh Kasi Impor Kanwil VI DJBC Semarang, Hendy Norman (nomor
1 dari kanan) dan Kasi P2 KPBC Tanjung Emas, Ambang Priyonggo (nomor 1 dari kiri). Sosialisasi yang diselenggarakan selama tiga hari ini ditutup oleh Kabid
Kepabeanan dan Cukai Kanwil VI DJBC Semarang Iwan Riswanto (nomor 2 dari kiri) selaku Ketua Panitia. Kiriman Kanwil VI DJBC Semarang
FOTO : KIRIMAN
FOTO : KIRIMAN
JAKARTA. Pada 1 Maret 2007 bertempat di BPIB Tipe A Jakarta diselenggarakan acara pelepasan J.B. Bambang Widyastata dalam memasuki masa
Purna Bakti dan Muhammad Sutartib ke unit kerja yang baru. Acara berlangsung meriah serta dihadiri para undangan dan kerabat terdekat. Tampak pada
gambar, J.B. Bambang Widyastata dan Nyonya tengah bernyanyi sesuai dengan hobinya. Usai acara tersebut dilanjutkan dengan foto bersama dengan
seluruh pegawai BPIB Tipe A Jakarta. Kiriman BPIB Tipe A Jakarta
FOTO : KIRIMAN
M. SOLAFUDIN,SE, MM.
Pegawai yang satu ini adalah sosok yang murah senyum dan ramah ketika
ditemui di ruang kerjanya saat WBC berkunjung ke KPBC Kalianget.
Pengabdiannya di DJBC telah mencapai 13 tahun, sekarang ia menjabat sebagai
Koordinator Pelaksana KPBC Tipe C Kalianget dan berpangkat penata muda Tk I.
Solafudin mulai meniti karir di Bea Cukai sejak tahun 1993 .Menjadi pegawai
negeri sipil bukan merupakan cita-citanya, sejak kecil sebenarnya ia ingin menjadi
insinyur kimia. “Cita-cita saya waktu SMA menjadi insinyur kimia dan kebetulan
ketika saya lulus SMA saya diterima di ITS jurusan Teknik Kimia dan Prodip III
spesialisasi Bea dan Cukai, tetapi karena diminta orang tua untuk masuk Bea dan
Cukai karena masa depan sudah jelas akhirnya saya menurutinya,” kata ayah dua
putra ini.
Penempatan pertama dilalui di P2 KP-DJBC hingga pada 1994, kemudian ia
dipindahtugaskan ke KINSP Panjang Bandar Lampung sampai tahun 1996.
Setelah itu menjadi auditor di KP-DJBC dan pada 1997 sampai 2006 menjadi
auditor di Kanwil VII DJBC Surabaya.Terakhir ia dipromosikan menjadi Korlak P2 di
KPBC Kalianget.
Selain kenyang dengan pengalaman tugas yang berpindah-pindah, ia juga
mengenyam berbagai pendidikan dan latihan di lingkungan kerja antara lain :
PPNS pada 1994, PKN pada 1995, Asisten Akuntan tahun 1996, EDP pada 1998,
UPKP V pada 2002, UPKP VI pada 2006.
Selanjutnya Solafudin tidak pernah menyia-nyiakan waktu untuk menimba ilmu
bidang Ekonomi di Universitas Surabaya dan berhasil meraih gelar sarjana hukum
pada tahun 2001. Tidak puas dengan hanya memiliki gelar S1-nya, Solafudin
Rp. 120.000
Bea dan Cukai kedepannya dapat memberikan kesempatan
pada seluruh pegawainya untuk melanjutkan pendidikan yang
lebih tinggi. Tujuannya agar wawasan para pegawai bertambah
luas sehingga dapat memberikan pelayanan yang prima. ats
JUARA III
LOMBA
KARYA TULIS
BAHASA
Langkah
INDONESIA
DALAM RANGKA
HARI PABEAN
SEDUNIA
Strategis
KE-55
DJBC
Dalam Memberantas Pembajakan
Oleh: Toupik Kurohman, SE
F
enomena pembajakan di Indonesia sangat mempri- Penyebab lainnya adalah harga yang relatif terhadap
hatinkan. Indonesia seakan menjadi surga bagi para perangkat lunak. Perangkat lunak dengan harga global akan
pembajak. Produk bajakan di Indonesia sangat terasa lebih mahal bagi negara sedang berkembang
mudah ditemui dimana-mana, mulai dari lapak-lapak dibandingkan dengan negara sudah berkembang. Jika harga
kaki lima sampai mal-mal mewah. Produk yang terlalu jauh dari kemampuan konsumen untuk membeli
marak dibajak antara lain film, VCD, DVD, LD, atau hasil in- perangkat lunak, maka pembajakan akan selalu terjadi.
dustri musik, software, buku bahkan sudah merambah dunia Idealnya para produsen menerapkan strategi harga yang
farmasi. Beberapa waktu silam ditemukan selain obat-obatan dibagi kedalam kelas-kelas sebagai metode yang potensial
palsu, sekarang susu formula pun dipalsukan. Sungguh untuk mengurangi pembajakan pada negara sedang
menyedihkan fenomena ini. berkembang.
Hasil studi yang dilakukan International Data Corporation Apapun alasannya peredaran produk bajakan merupakan
(IDC) menunjukkan sepanjang tahun 2005, 87 persen tindakan pelanggaran hukum dan tidak etis. Pembajakan
software yang digunakan di Indonesia adalah hasil bajakan. tidak hanya menimbulkan kerugian material bagi pemegang
Tingginya angka pembajakan yang tidak bergerak sejak 2004 hak cipta, pembajakan berarti tidak menghargai jerih payah,
menempatkan Indonesia sebagai negara pembajakan kretifitas dan karya seseorang. Ketika produk yang dibajak
terbesar ketiga di dunia setelah Vietnam dan Zimbawe. adalah hasil karya anak negeri, pembajakan akan membuat
Potential lost (potensi kerugian) dari penjualan software di potensi besar bangsa ini semakin terkubur dan selalu
pasar Indonesia mencapai sekitar 1,8 miliar dollar AS dalam tertinggal serta mengekor pada bangsa lain.
setahun (Kompas Cyber Media 10/11). Orang-orang berpotensi di bangsa ini akan malas
Kantor Perwakilan Perdagangan Amerika Serikat United berkreatifitas dan berkarya, karena mereka tidak dihargai dan
States Trade Representative (USTR) menempatkan Indonesia para pembajak lah yang menikmati jerih payah. Ketika produk
masuk ke dalam peringkat negara Watch List sedikit lebih baik yang dibajak adalah produk impor maka para eksportir akan
dari Priority Watch List (PWL) sehingga dikhawatirkan dapat lari, investor pun enggan menanamkan modalnya di negeri
menghambat perdagangan Indonesia ke Amerika Serikat. kita dan citra bangsa ini di dunia internasional akan
Asim El Sheikh, Abdullah Abdali Rashed, Bashar Al tercoreng.
Qudah, dan A. Graham Peace dalam artikel An Exploratory Pembajakan adalah masalah serius yang harus
Study of Software Piracy in Jordan yang mengemukakan ditanggani oleh pemerintah, LSM dan perusahaan swasta.
hasil penelitian pembajakan perangkat lunak di negara- Ketiga pihak ini merupakan pihak yang paling
negara berkembang dengan studi kasus Yordania bertanggungjawab untuk meningkatkan kepedulian
mengemukakan bahwa penyebab pembajakan di negara masyarakat dari pelanggaran hak kekayaan intelektual yang
berkembang lebih tinggi di banding negara maju adalah ilegal dan tidak etis.
tingkat kesadaran hukum masyarakat rendah. Mereka tidak
menyadari bahwa meng-copy prangkat lunak adalah PEMBAJAKAN VS CUKAI
perbuatan ilegal/melawan hukum, namun mereka sebagian Penanggulangan pembajakan di Indonesia belum
besar percaya bahwa perbuatan tersebut tidak etis. menunjukkan tanda-tanda perbaikan. Setidaknya upaya
“Barang-barang tertentu yang mempunyai sifat atau jakan hendaklah didudukan pada tugas pokok dan fungsi
karakteristik yang ditetapkan dikenai cukai berdasarkan DJBC sebagai berikut :
Undang-undang ini”.
Di dalam penjelasannya, dikatakan bahwa yang dimaksud 1. Industrial Assistence, mendorong dan membantu
dengan “barang-barang tertentu yang mempunyai sifat pertumbuhan industri yang mendapat lisensi untuk
atau karakteristik yang ditetapkan” adalah barang-barang mengedarkan, menyiarkan dan memperbanyak produk
yang dalam pemakaiannya, antara lain, perlu dibatasi dan yang dilindungi hak cipta. Mencegah pihak-pihak yang
diawasi. Mereka berpendapat produk rekaman tidak dapat tidak mendapatkan hak lisensi untuk membajak.
dikategorikan barang yang perlu dibatasi dan diawasi. Melindungi pemegang hak dari kerugian material dan non
2. Pengenaan cukai akan menambah pembajakan material dari tindakan para pelanggar hak cipta.
berkembang lebih dahsyat Memberikan kepastian dan perlindungan kepada mereka
Pengenaan cukai dinilai membuka kesempatan bagi para untuk memperoleh haknya seperti royalti.
produsen barang bajakan untuk meningkatkan 2. Trade Facilitator, menciptakan iklim perdagangan dan
produksinya memenuhi kebutuhan konsumen yang tidak persaingan yang sehat, memberikan perlindungan
dapat membeli produk aslinya karena produk asli akan terhadap produk hak cipta dari aneka produk bajakan dan
semakin mahal akibat pengenaan cukai. tiruan yang dapat merusak harga pasar. Menjaga citra
3. Pengenaan cukai tumpang tindih dengan UU Hak bangsa dari percaturan komunitas perdagangan interna-
Cipta sional dari bahaya pembajakan yang dapat mempenga-
Praktek pembajakan yang merupakan pelanggaran ruhi investasi dan kepercayaan dunia internasional.
terhadap UU Hak Cipta, sudah sepatutnya jika sanksi 3. Community Protector, memberikan perlindungan ter-
pidana yang dikenakannya didasarkan pula pada UU Hak hadap semua pihak, menjaga martabat bangsa,
Cipta. Dengan dikenakannya cukai terhadap produk melindungi hasil karya anak bangsa dalam berbagai
“
rekaman, maka dikhawatirkan ketentuan bidang kehidupan serta mejaga kekayaan
pidana yang terdapat dalam UU Hak Cipta intelektual. Perlunya pembatasan dan
tidak dapat efektif, akan terjadi tumpang pengawasan atas produk hasil rekaman
tindih dengan ketentuan pidana pada UU seperti VCD, DVD dan LD dilakukan untuk
Cukai, sehingga dikhawatirkan aturan hu- memberi perlindungan pada konsumen.
kum yang ada tidak diterapkan secara Seperti kita ketahui, sekarang ini untuk
tegas kepada para pelanggar Hak Cipta. APAPUN produk tersebut khususnya film sudah ada
4. Cukai mematikan industri musik dan ALASANNYA anjuran untuk dibatasai berdasarkan
rekaman tingkat usia. Merebaknya kasus kekerasan
Pengenaan cukai akan menjadi komponen PEREDARAN pada anak dan pornografi disebabkan oleh
penambah biaya. Biaya produksi yang merebaknya produk tersebut secara bebas,
selama ini sudah tinggi karena berbagai PRODUK BAJAKAN tragisnya justru yang paling banyak
kenaikan harga akan semakin membeng-
kak bila harus dibebani cukai. Dampaknya
MERUPAKAN beredar adalah produk bajakannya.
4. Revenue Collector, mengamankan
harga jual produk akan semakin mahal TINDAKAN penerimaan negara akibat penyalahgunaan
dan sulit terjangkau masyarakat. Turunnya
daya beli masyarakat menyebabkan penu- PELANGGARAN barang hasil kekayaan intelektual.
Beredarnya barang-barang hasil bajakan
runan penjualan dan industri rekaman ter-
ancam gulung tikar.
HUKUM DAN menyebabkan penerimaan negara yang
seharusnya diperoleh dari hasil penjualan
5. Cukai merugikan dan membebani TIDAK ETIS barang hasil kekayaan intelektual tidak
”
kosumen dapat dipungut karena umumnya barang-
Bertambahnya ongkos produksi yang ha- barang tersebut beredar secara ilegal.
rus ditanggung oleh pihak industri rekam- Selama ini disinyalir banyak beredar
an akibat pengenaan cukai pada akhirnya barang hasil kekayaan intelektual tidak
akan dibebankan kepada masyarakat dilengkapi dengan stiker PPN artinya
pembeli, oleh karena sudah pasti harga jual terhadap pro- terjadi penggelapan pajak, hal ini terjadi karena stiker
duk rekaman akan meningkat. Sehingga produk rekaman PPN tidak seperti cukai yang melekat didalamnya
akan menjadi barang eksklusif yang tidak dapat dinikmati fungsi pengawasan.
oleh masyarakat secara luas.
6. Cukai menghalang kreatifitas dan apresiasi Berbagai advokasi, sosialisasi, hearing yang dilakukan DJBC
terhadap kesenian untuk menanggulangi pembajakan tidak dilakukan dengan
Kesenian akan menjadi barang mewah dan aktifitas pendekatan prioritas fungsi DJBC seperti yang disebutkan dalam
kebudayaan pun pada umumnya akan menjadi sema- urutan diatas. Selama ini prespektif yang ditangkap publik
kin eksklusif dan semakin jauh dari rakyat. cendrung negatif. DJBC dituding hanya menjadikan alasan
Pemberlakuan cukai dapat menjadi ancaman bagi ak- pembajakan untuk memperoleh tambahan pendapatan negara
tifitas berkesenian dan produk-produk kesenian, juga dari sektor cukai. Fungsi revenue collector lebih dominan
ancaman terhadap apresiasi rakyat terhadap kesenian dibanding ketiga fungsi lainnya yang merupakan cerminan dari
dan kebudayaan. Hak rakyat atau publik untuk fungsi pelayanan yang diberikan DJBC kepada masyarakat.
mengapresiasikan atau menikmati karya-karya seni Prespektif publik yang positif dalam arti mereka
menjadi semakin turun. mendukung langkah DJBC untuk menanggulangi
pembajakan dengan kewenangan yang dimiliki dapat
DJBC, WHAT’S UP ? diarahkan ketika dari awal proses komunikasi yang dibangun
DJBC sebagai institusi yang memiliki kewenangan di dilakukan dengan pendekatan fungsi pelayanan. Dengan
bidang kepabenanan dan cukai mempunyai kesempatan pendekatan ini semua yang menjadi kekhawatiran mereka
yang sangat bagus untuk memainkan peran strategisnya dapat dijawab dengan mudah. Lagi-lagi masalah komunikasi
bagi kepentingan bangsa ini. Inisiatif untuk menangani publik, fungsi humas DJBC yang tidak berjalan.
pembajakan harus terus didukung. DJBC jangan sampai Implementasi yang paling logis dilakukan DJBC dalam
terjebak lagi pada posisi dilematis dan terkesan bagi menangani pembajakan adalah dengan pendekatan
sebagian masyarakat menjadi masalah baru dari rumitnya kewenangan yang dimiliki, sehingga DJBC dapat menerap-
menangai pembajakan di negeri ini. Penanganan pemba- kan aspek prioritas dalam penanggulangan pembajakan.
“
geri untuk mencegah barang-barang yang menunjukan bahwa pengendalian atas
dikategorikan melanggar hak kekayaan in- peredaran BKC dilakukan sejak dari awal
telektual. DJBC dapat melakukan penegak- sebelum barang itu beredar.
an hukum terhadap barang-barang bajakan Pihak produsen atau pemasok melalui me-
dan barang palsu sesuai dengan ketentuan kanisme cukai melaporkan secara jelas jumlah
yang berlaku. Kita semua sepakat bahwa produk mereka yang akan dilempar ke pasar, dan
ini merupakan peran pemberantasan MEREKA DJBC memberikan pita cukai sesuai dengan
tindakan pembajakan yang sangat mungkin YANG permohonan mereka atas dasar jumlah barang
dan bisa dilakukan DJBC, tanpa adanya yang dilaporkan tersebut. Jika mekanisme ini
resistensi dari pihak manapun. MENOLAK diterapkan pada barang-barang yang dilindungi
hak cipta maka peredaran barang hak cipta dapat
2. Kewenangan di Bidang Cukai MERAGUKAN diketahui secara pasti, sisanya kalau ada barang
Solusi penerapan cukai sebagai instru-
men untuk mengatasi pembajakan khusus-
KEBERHASILAN sama yang beredar dapat dipastikan bahwa
barang itu ilegal.
nya produk rekaman mendapat reaksi be- PENGENAAN Pasal 3 ayat 2 Undang-undang No. 11
ragam. Imbasnya pengesahan RUU Cukai tahun 1995 menyebutkan ”Tanggung jawab
sampai mengalami penundaan, dimana CUKAI DAPAT cukai untuk Barang Kena Cukai yang dibuat di
salah satu yang masih menyisakan pemba- MENANGGULANGI Indonesia berada pada Pengusaha Pabrik
hasan adalah perluasan objek cukai. atau Pengusaha Tempat Penyimpanan, dan
Sebagai perbandingan DPR baru-baru ini PEMBAJAKAN untuk Barang Kena Cukai yang diimpor bera-
”
mengadakan studi banding ke Malaysia da pada Importir atau pihak-pihak lain seba-
dan Thailand untuk melihat sejauh mana gaimana dimaksud dalam Undang-undang
penerapan cukai disana. DJBC sendiri dari tentang Kepabeanan”. Dalam penjelasannya
awal berkeyakinan bahwa cukai dapat dija- disebutkan bahwa memperhatikan pengertian
dikan instrumen yang paling efektif untuk tentang Pengusaha Pabrik dan Pengusaha
mengendalikan dan pengawasan terhadap peredaran ba- Tempat Penyimpanan sebagaimana diatur dalam Pasal 1,
rang bajakan, mengapa? maka tanggung jawab cukai atas Barang Kena Cukai apabila
masih berada dalam Pabrik terletak pada Pengusaha Pabrik,
MENGATASI KELEMAHAN UU HAK CIPTA sedangkan apabila berada dalam Tempat Penyimpanan,
Undang-undang Nomor 19 tahun 2002 tentang Hak Cipta maka tanggung jawab beralih kepada Pengusaha Tempat
tidak ditopang oleh peraturan yang mengatur masalah tata Penyimpanan.
niaga peredaran barang hak cipta dan mekanisme Jika pada barang hasil kekayaan intelektual dapat
pengawasan peredaran hasil kekayaan intelektual. Inilah diperlakukan seperti ini maka pemilik/pemegang hak cipta
celah yang menyebabkan Undang-undang Nomor 19 tahun akan mendapat jaminan kepastian hukum atas hasil karya
2002 tidak dapat berjalan efektif. mereka. Lisensi yang mereka berikan kepada para produsen
Undang-undang Nomor 19 tahun 2002 memang sudah dan terus berjenjang sampai ketingkat pengecer menjadikan
secara lengkap mengatur aspek-aspek legalitas hak cipta, para produsen mempunyai tanggungjawab atas produksi dan
pendaftaran, penyelesaian sengketa oleh pengadilan niaga, penyebaran barang hak cipta begitupun juga para penjual.
arbitrase, ketentuan pidana dan denda atas pelanggaran hak Pihak-pihak yang tidak memiliki hak lisensi akan sulit untuk
terkait. Namun, karena tidak ada instrumen yang melakukan melakukan pembajakan karena disamping mereka terkena
fungsi pengendalian dan pengawasan terhadap barang hasil delik melakukan tidakan ilegal terhadap hak cipta mereka
kekayaan intelektual yang beredar di pasar tetap saja juga akan kesulitan berhadapan dengan prosedur cukai.
pembajakan merajalela.
Pemberantasan pembajakan seringkali dilakukan setelah ASPEK PENERAPAN CUKAI YANG ADIL
ada pengaduan dan keresahan masyarakat dan itupun aspek Istilah cukai dulu diartikan sebagai pajak kenikmatan. Tapi
pembuktiannya sulit dilakukan. Diperparah lagi dengan le- kemudian pengertian ini bergeser seiring dengan relativitas
mahnya koordinasi aparat penegakan hukum dan kewenang- dari kata ’kenikmatan’ itu sendiri. Parameter kenikmatan
an masing-masing yang tidak diatur secara spesifik membuat suatu produk sangat relatif bisa berbeda pada setap orang,
para pembajak masih leluasa bergerak. Tim Nasional Pembe- waktu dan kondisi tertentu. Kemudian ada pula yang
rantasan Pembajakan memang sudah dibentuk, anggotanya mendefenisikan cukai adalah adalah pajak yang dikenakan
WAJIB. BCF 2.7 wajib dibuat oleh petugas yang menetapkan nilai
pabean. Hal itu untuk mengantisipasi jika suatu saat nanti terjadi hal-hal
yang tidak diinginkan, seperti keberatan atau banding dari importir
SOSIALISASI. Sosialisasi P-01/BC/2007 di Auditorium Kantor Pusat DJBC. terhadap keputusan penetapan nilai yang dilakukan petugas bea cukai.
A
seperti penilaian profil perusahaan. Hanya saja, tugas-tugas
gar penetapan nilai pabean dapat dilakukan tersebut kini dibahas dalam komite agar masukan yang diperoleh
dengan lebih efektif dan efisien serta penggunaan lebih banyak dalam menilai profil suatu perusahaan. Dengan
data base harga dapat digunakan secara optimal, demikian, yang paling mendesak saat ini adalah menyiapkan
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) profil importir yang sudah ada, seraya terus melakukan evaluasi.
menerbitkan Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Dalam melakukan analisa profil importir terdapat 3
Cukai Nomor P-01/BC/2007 tentang Petunjuk Pelaksanaan kategori importir, yakni importir high risk, medium risk dan low
Penetapan Nilai Pabean untuk Penghitungan Bea Masuk risk. Sejak importir mengajukan SPR (surat pemberitahuan
yang berlaku mulai tanggal 1 Maret 2007. registrasi), penelitian terhadap importir tersebut telah
Menurut Dwi Teguh W, Kepala Seksi Nilai Pabean IV, Dit. dilakukan. Dalam penelitian tersebut, kepemilikan, eksistensi
Teknis Kepabeanan, terbitnya P-01/BC/2007 tersebut dikarena- perusahaan, pembukuan dan hal-hal lainnya mempengaruhi
kan beberapa sebab. Pertama, juklak (petunjuk pelaksanaan) skor atau penilaian terhadap importir tersebut.
tersebut dibuat agar penetapan nilai pabean WBC/ATS
Menurut Teguh, dalam hal pembuku-
dapat dilakukan lebih sistematis dan ber- an, jika perusahaan melakukan pembu-
urutan. “Jadi, cara pemeriksaannya mulai kuan sesuai dengan standar, misalnya
dari awal seperti mulai dari uji kewajaran, sesuai dengan sistem akutansi Indone-
kemudian masuk ke analisa profil importir, sia, maka perusahaan tersebut bisa
pemenuhan ketentuan nilai pabean dan diakui atau masuk dalam daftar low risk.
yang terakhir disesuaikan dengan hasil pe- Pasalnya, pembukuan merupakan
meriksaan fisik,” jelasnya. cermin dari segala kegiatan perusahaan
Kemudian, yang kedua adalah membe- yang tercatat didalamnya. Sehingga, jika
rikan kepastian pelayanan dan perlakuan pembukuannya tidak bisa mencerminkan
yang baik kepada importir. Ketiga, kegiatan perusahaan maka pembukuan
menerapkan prinsip manajemen risiko pada tersebut sangat diragukan.
pelaksanaan penetapan nilai pabean. “Kalau pada importir low risk itu dite-
Mengingat pentingnya mengetahui mukan pelanggaran misalnya ada temu-
profil importir, saat ini DJBC telah mem- an dari P2 atau Audit, maka peringkatnya
bentuk Komite Penyusunan Profil berda- bisa diturunkan menjadi medium atau
sarkan Kep 03/BC/2007. Komite tersebut high risk,” tambah Teguh yang juga
telah berjalan sejak Januari 2007 dan merupakan Anggota Sekretariat Komite
terdiri dari lima direktorat, yakni Informasi Penyusunan Profil tersebut.
Kepabeanan dan Cukai (IKC), Penindak- “Untuk itu kami tidak mau mengambil
an dan Penyidikan (P2), Audit, Penerima- resiko, misalnya pada awalnya kami nyata-
an dan Peraturan Kepabeanan dan kan bahwa barang milik importir tersebut
Cukai (PPKC) dan Teknis Kepabeanan. semuanya merupakan nilai transaksi,
Masing-masing direktorat tersebut, di- padahal setelah dilakukan audit ternyata
bantu dengan anggota dari seluruh Kan- DWI TEGUH. pegawai harus yakin dan tidak terjadi transaksi, bahkan sudah tidak
wil yang ada, membentuk suatu task bertanggung jawab dengan nilai pabean yang ditemukan lagi perusahaannya. Itu berarti
force yang akan menindaklanjuti melaku- ditetapkannya. sangat merugikan negara,” kata Teguh.
TITIK BERAT P-01 tersebut (seperti royalti-red) sangat sulit untuk ditetapkan nilai
Teguh menjelaskan bahwa perubahan yang ada pada P-01/ pabeannya di awal atau di Kantor Pelayanan (front line).
BC/2007 tersebut menitikberatkan pada pertama, pelayanan, Kalau barang-barang tersebut tidak diberitahukan sejak awal,
terutama pada importir low risk yang selain bisa menikmati jalur maka importir akan dikenakan denda atau pinalti yang besarnya
hijau, juga bisa langsung diterima dan ditetapkan nilai pabeannya hingga 1000 persen. “Tetapi kalau sebelumnya importir telah jujur
selama bukan merupakan nilai transaksi dengan menggunakan mengatakan bahwa barang tersebut nilainya bukan berdasarkan
metode II – VI. Hal itu disebabkan pembukuan yang dilakukan nilai transaksi, berarti importir tersebut siap membayar nilai pabean
importir low risk sudah mencerminkan kegiatan perusahaan. berdasarkan ketetapan dari petugas bea cukai,” tambah Teguh.
Selain itu juga, pada importir low risk tidak diharuskan menye-
rahkan INP-DNP (informasi nilai pabean-deklarasi nilai pabean). PERSEPSI YANG BERBEDA-BEDA
Karena selain membutuhkan waktu yang lama, hal tersebut juga Teguh mengakui, hingga saat ini masih ada beberapa
dapat menyebabkan time release yang lama. Sehingga akan pengertian/persepsi yang berbeda dalam menetapkan nilai
menimbulkan masalah baru. Sedangkan untuk importir medium pabean antar pegawai bea cukai. Ia mencontohkan pada saat ia
risk, mekanisme yang dilakukan seperti biasa, yakni harus melakukan sosialisasi di beberapa KPBC di beberapa daerah
menyerahkan INP-DNP. pada Pebruari lalu. Menurut Teguh, selama ini peserta sosialisasi
Sementara untuk importir high risk, penetapan nilai pabean- beranggapan, barang yang tidak ditetapkan di kantor pelayanan,
nya menggunakan metode II - VI. Pasalnya, sangat sulit misalnya tidak ditambah bayar, merupakan barang yang diterima
menemukan pembukuan yang benar pada importir high risk. dengan metode I. Padahal importir barang-barang itu termasuk
Penetapan dengan metode II - VI tersebut berlaku untuk semua importir high risk.
importir high risk baik itu importir umum maupun produsen. Untuk itu, pada saat sosialisasi tersebut ia menyampaikan
Sebab, Teguh tidak menampik adanya kemungkinan importir bahwa metode II - V dalam penetapkan nilai pabean, sulit untuk
produsen yang tergolong high risk dan terkena jalur merah. dilakukan di Kantor Pelayanan. Hal itu disebabkan beberapa
Titik berat yang kedua, hal-hal yang menjadi perhatian, khu- alasan. Diantaranya, metode II (barang identik) dan metode III
susnya bagi pegawai bea cukai dalam menetapkan nilai pabean (barang serupa) merupakan barang-barang yang sudah pernah di
adalah INP diberlakukan hanya untuk medium risk, serta penggu- impor dan sudah diterima dan ditetapkan nilai pabeannya
naan profil importir sebagai analisa profil sebagai dasar bagi petu- berdasarkan metode I (nilai transaksi).
gas bea cukai dalam melakukan penetapan nilai pabean. “Padahal kita tahu bahwa pembuktian metode I hanya bisa
Ketiga, petugas bea cukai yang menetapkan nilai pabean dilakukan dengan audit karena yang mengetahui transaksi
wajib membuat atau mengisi dokumen BCF 2.7. Dokumen BCF hanyalah penjual dan pembeli. Jadi, segala sesuatu kegiatan
2.7 merupakan risalah penetapan nilai pabean yang harus perusahaan tercermin dalam pembukuan, dari pembukuan
dilakukan oleh petugas bea cukai yang menetapkan nilai pabean. tersebut otomatis kita bisa melihat berapa transaksinya, apakah
Karena, semua keputusan, baik itu diterima maupun ditolak, ada biaya-biaya tambahan yang dimasukan dalam transaksi
ditambah bayar dan sebagainya, semua itu harus ada penelitian tersebut. Untuk melihat hal itu hanya bisa dilakukan dengan
atau keputusannya. Keputusan tersebut harus dituangkan dalam audit,” terang Teguh.
bentuk tertulis, dimana hal itu terlupakan selama ini. Kemudian untuk metode IV (deduksi) adalah menghitung nilai
“Jadi selama ini saya kira banyak dokumen PIB yang tidak pabean barang impor berdasarkan harga jual dari barang impor
memiliki risalah sama sekali,” kata Teguh. Hal itu dikarenakan yang bersangkutan, barang impor yang identik atau barang impor
risalah tersebut memang tidak diwajibkan sebelumnya. Tetapi, yang serupa di pasar dalam daerah pabean, dikurangi biaya atau
sejak keluarnya P-01/BC/2007, risalah tersebut menjadi wajib pengeluaran untuk komisi/keuntungan, transportasi, asuransi,
dibuat oleh petugas. Hal itu untuk mengantisipasi jika suatu saat bea masuk dan pajak. Untuk mengetahui hal itu, caranya juga
nanti terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti keberatan atau melihat melalui pembukuan, berapa biaya-biaya yang
banding dari importir terhadap keputusan penetapan nilai yang ditambahkan di dalam harga pembelian impor sehingga menjadi
dilakukan petugas bea cukai. harga jual. Untuk mengetahui hal itu juga melalui audit.
“Dengan begitu, petugas yang menetapkan nilai pabean Sementara itu metode V (komputasi) adalah menghitung
terhadap suatu barang tidak lagi bermodalkan angan-angan atau kembali berdasarkan harga supplier di luar negeri. Hal itu tidak
bermodalkan ingatan berapa nilai penetapannya yang dulu, mungkin dilakukan mengingat besarnya biaya yang harus
karena kenyataannya sampai hari ini pun, kalau ada hal-hal yang dikeluarkan untuk pergi keluar negeri hanya karena ingin
kita tanyakan pada petugas, misalnya mengenai dokumen yang menetapkan nilai pabean saja. Oleh karena itu Teguh yakin yang
dulu, mereka baru membuat risalahnya sekarang. Sehingga, paling banyak digunakan dalam penetapan nilai pabean di KPBC-
kalau kita tanya nota pembetulan itu berasal dari mana, mereka KPBC adalah metode VI, yakni menggunakan fleksibilitas
juga akan bingung menghitungnya karena sebelumnya memang maupun data-data yang terukur lainnya.
tidak ada hitungannya atau tidak jelas,” imbuh Teguh. Namun demikian, sistem hirarki dalam melakukan penelitian
Untuk itu semua pihak yang terkait dengan penetapan nilai nilai pabean bisa dilakukan. Sesuai dengan Pasal 15 UU No. 17/
pabean dituntut untuk membuat risalah tersebut. Pasalnya, 2007, dimungkinkan mendahulukan menggunakan metode V
risalah itu bisa menjadi argumen dari masing-masing pejabat dari daripada metode IV dan importir boleh/berhak menggunakan hal
PFPD atau seksi pabean dalam mempertanggung jawabkan apa itu. Tetapi, lanjut Teguh, hal itu belum diakomodir oleh P-01/BC/
yang telah diputuskan. 2007 karena belum dilakukan perubahan terhadap Kep Menkeu
“Saya juga mengingatkan bahwa kita sekarang di dalam UU No. 690/KMK.05/1996 tentang Nilai Pabean untuk Penghitungan
17/2006 tentang Perubahan Atas UU No 10/1995 tentang Bea Masuk. Kalau Kep Menkeu tersebut diubah, itu berarti
Kepabeanan, didalamnya ada sesuatu yang berat atau sanksi mendahulukan ke metode V daripada metode IV bisa dilakukan.
bagi pegawai kalau salah menetapkan nilai pabean sehingga Saat ini, perubahan tersebut sedang disusun oleh Tim RUU
terjadi kekurangan penerimaan negara. Hal itu (dalam pasal Kepabeanan untuk dibuat peraturan pelaksanaannya.
113B-red) dinyatakan sebagai pidana. Hal itu yang kita jaga,” Setelah sosialisasi dilakukan terhadap seluruh pegawai
jelasnya. Untuk itu Teguh menyarankan agar semua pegawai bea cukai yang bidang tugasnya terkait dengan pelaksanaan
menyamakan persepsi karena pegawai juga harus yakin dan nilai pabean di seluruh Indonesia, sosialisasi kepada
bertanggung jawab dengan nilai pabean yang ditetapkannya. pengguna jasa belum bisa dilakukan. Menurut Teguh, hal itu
Selain itu, P-01/BC/2007 juga mengakomodir DNP tanpa disebabkan waktu untuk sosialisasi ke seluruh pegawai di
perlu menerbitkan INP. Jadi, seandainya importir merasa bahwa seluruh Indonesia baru selesai dilakukan Pebruari lalu dalam
barang yang diimpornya bukan barang transaksi (jual-beli), kondisi cuaca yang buruk. Untuk itu, saat ini diharapkan agar
misalnya barang pemberian, konsinyasi maupun royalti, maka pegawai yang bertugas di Kantor Wilayah maupun Kantor
terhadap barang-barang tersebut, terlebih dahulu harus Pelayanan dapat menjelaskan secara langsung P-01 tersebut
diberitahukan dalam DNP. Pasalnya, terhadap barang-barang pada pengguna jasa di daerahnya. ifa
Cyber Law ?
Teknologi Informasi dan Komunikasi saat ini berkembang dengan sangat pesat membuat pihak-
pihak yang terkait di dalamnya saling berlomba untuk menciptakan inovasi baru agar tidak
dikatakan “ketinggalan zaman” atau untuk mencari pasar produk yang dihasilkannya.
S
ecara alamiah, manusia tidak mungkin dilepas- disadari bahwa penggunaan sistem komputer dan sistem
kan dari kemajuan teknologi yang tujuannya komunikasi juga berakibat hadirnya suatu Media
adalah untuk memudahkan kehidupannya. Komunikasi baru dalam penyajian informasi kepada
Secara alamiah pula, manusia tidak mungkin masyarakat, yakni dari perkembangan dari media cetak
dilepaskan dari hukum yang tujuannya adalah menjadi media elektronik. Sehingga menjadi lebih jauh
menjaga eksistensi keberadaannya. Bagi manusia, tek- lagi, istilah TELEMATIKA juga kemudian menjadi jargon
nologi tanpa disertai dengan hukum akan berakibat pada yang ditujukan untuk memperlihatkan perkembangan
kekacauan yang pada gilirannya akan merusak kehidupan konvergensi antara teknologi TELEKOMUNIKASI, MEDIA,
manusia itu sendiri. Sebaliknya hukum yang semata-mata dan INFORMATIKA yang semula masing-masing
membatasi kemajuan teknologi akan memasung peradab- berkembang secara terpisah.
“
an manusia. Disinilah perlunya keseimbangan Setelah memperhatikan dan menyimak hal-
antara hukum dan teknologi. hal tersebut di atas, kemudian muncul suatu
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, pertanyaan, manakah lebih tepat kita gunakan
saat ini telah lahir suatu rezim hukum baru sebagai istilah yang baku ”cyberspace” ataukah
yang dikenal dengan nama Hukum Siber. ”telematika”. Jika kita berbicara tentang
Istilah ”hukum siber” diartikan sebagai ”CYBER cyberspace berarti kita akan berbicara tentang
padanan kata dari Cyber Law, yang saat ini halusinasi alam virtual, sedangkan jika
secara internasional digunakan untuk istilah LAW” melakukan pendekatan dengan istilah
hukum yang terkait dengan pemanfaatan telematika berarti kita akan melihat kepada
teknologi informasi. LEBIH hakekat cyberspace itu sendiri yakni sebagai
suatu sistem elektronik yang lahir dari hasil
CYBER (LAW) DAN (HUKUM) TELEMATIKA PANTAS perkembangan dan konvergensi
Norbert Wiener (Seorang matematikawan DIGUNAKAN telekomunikasi, media, dan informatika itu
pernah mencetuskan suatu teori yang dikenal sendiri. Oleh sebab itu, istilah ”telematika” lebih
dengan nama Cybernetics Theory yakni teori ATAU baik digunakan ketimbang ”cyberspace” karena
yang ditujukan untuk pendekatan interdisipliner istilah tersebut lebih memperlihatkan hakekat
(interdisciplinary approach) dalam mempelajari DITUJUKAN keberadaannya dan layak untuk digunakan
sistem kendali dan komunikasi dari hewan, UNTUK sebagai definisi guna melakukan pengkajian
manusia, mesin, dan organisasi) mengakui hukum.
bahwa istilah Cyber itu sendiri sendiri pernah HUKUM- Dengan melihat hakekat yang mendasari
dikemukakan oleh Ampere yang namanya lahirnya cyberspace adalah konvergensi
digunakan sebagai satuan kuat arus. Jadi, jika HUKUM TELEMATIKA, maka untuk menghindari
kita melihat asal usul kata Cyber, maka istilah FISIKA... kesalahpahaman seharusnya kita lebih
”
Cyber ditujukan untuk penamaan kawat listrik. mempopulerkan istilah Hukum Telematika
Sehingga tidak mengherankan, jika istilah ketimbang Hukum Cyberspace. Hal ini berarti
tersebut juga digunakan untuk organ buatan bahwa domain-domain ketentuan hukum yang
listrik CYBORG yang merupakan singkatan mungkin semula dipahami per sektor, (baik
dari Cybernetics Organics. telekomunikasi, media, dan informatika) akan
Oleh sebab itu, istilah ”cyber law” lebih pantas menjadi semakin konvergen. Sehingga kita tidak
digunakan atau ditujukan untuk hukum-hukum fisika yang menyatakan adanya kevakuman hukum, melainkan akan
berlaku terhadap arus listrik dalam kawat, bukan menarik suatu pembidangan hukum yang lebih khusus
sebagaimana yang dipahami oleh masyarakat sekarang namun tidak menafikan keberlakuan bidang-bidang hu-
ini sebagai hukum yang tumbuh dalam medium kum yang telah ada dalam sistem hukum yang berlaku.
cyberspace. Jadi sepatutnya, jika kita mengkaji kembali
apa yang dimaksud oleh masyarakat sebagai ”Cyber Law” DAFTAR PUSTAKA
itu sendiri, maka sepatutnya istilah yang digunakan Makarim, Edmon. SH.S.Kom. Kompilasi Hukum Telematika. cet.1. Jakarta:
adalah ”cyberspace law” bukan ”cyber law”. PT. RajaGrafindo Persada, 2003.
Ramli, H. Ahmad M. Prof.DR. SH. MH. Cyber Law dan HAKI Dalam Sistem
Istilah TELEMATIKA berasal dari istilah Perancis Hukum Indonesia. Cet.1. Bandung: PT.Refika Aditama, 2004.
”TELEMATIQUE” yang kemudian menjadi istilah umum di
Eropa untuk memperlihatkan bertemunya sistem jaringan Carl A.H.S. Tampubolon
komunikasi dengan teknologi informasi. Kemudian baru Pelaksana pada Direktorat Informasi Kepabeanan dan Cukai
Jerat UU
“
MASYARAKAT
INTERNASIONAL
SUDAH
MENGKUALIFI-
KASIKAN
Pemberantasan Oleh :
Mohammad
KORUPSI
SEBAGAI
Tindak Pidana
Gauss
Sitompul “KEJAHATAN
LUAR BIASA”
Korupsi
Terhadap Tindak
Pidana Kepabeanan
”
K
orupsi merupakan suatu tindak kejahatan yang sisi lain melayani stakeholder dengan memberikan fasilitas
terjadi tidak hanya di negara yang sedang kepabeanan yang bertujuan menciptakan iklim yang kondusif
berkembang namun terjadi pula di negara maju dan bagi dunia usaha sehingga menimbulkan geliat di sektor
modern sekalipun. Dimensi efek kehancuran akibat perekonomian yang pada akhirnya tercipta perekonomian
korupsi sangat luas, menyeluruh dan nyata yang nasional yang stabil.
sekarang pun dirasakan oleh seluruh rakyat bangsa ini. Lebih Dalam memberikan fasilitas kepabeanan unsur kehati-
lagi dalam skala sangat dahsyat dapat menghapus hatian merupakan syarat mutlak terutama pada ketaatan
eksistensi suatu negara dalam tataran pergaulan pada peraturan dan prosedur yang harus dilaksanakan.
internasional. Selanjutnya terhadap pengawasan dan sanksi terhadap
Secara sederhana dari sisi pemerintah, korupsi dapat pelanggaran aturan harus dilaksanakan tanpa tebang pilih
diartikan tindakan pegawai, aparat, oknum, pimpinan sehingga pada akhirnya menimbulkan efek jera bagi setiap
melakukan penyalahgunaan kewenangan dengan cara subjek pelanggaran (detterent effect). Mengapa hal ini perlu
melakukan penyimpangan, melanggar aturan dalam rangka dimunculkan ?
meraih keuntungan pribadi atau kelompok yang pada Harus diakui bahwa selama ini seringkali dalam
akhirnya merugikan kepentingan negara dan masyarakat. memberikan fasilitas kepabeanan petugas Bea dan Cukai
Dalam rangka memberantas korupsi beserta turunannya lalai terhadap berbagai hal sehingga timbulah kerawanan dan
pemerintah Republik Indonesia telah mengeluarkan Undang- selanjutnya tercipta celah hukum (loop hole) untuk
Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan pelanggaran dimana akibatnya penegak hukum diluar
Tindak Pidana Korupsi sebagaimana yang telah diubah PPNS DJBC dapat masuk dan menyeret kelalaian tersebut
dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang sebagai dasar untuk mengembangkan penyelidikan dan
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 penyidikan jika didapat cukup bukti.
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (untuk
selanjutnya disebut UU PTPK). CONTOH KASUS
Agar tidak melebar dan lebih terfokus pada judul, uraian Dengan tetap mengedepankan asas “Praduga tak bersa-
selanjutnya hanya membatasi pada ketentuan/ pasal UU lah” bahwa setiap orang yang disangka, ditangkap, ditahan,
PTPK yang mana dapat digunakan penegak hukum dalam dituntut, dan atau dihadapkan dimuka sidang pengadilan
menjerat orang/PNS yang diduga melakukan tindak pidana wajib dianggap tidak bersalah sampai adanya putusan peng-
kepabeanan. Selain itu agar lebih mudah menelaahnya adilan yang menyatakan kesalahannya dan memperoleh
diasumsikan bahwa setiap petugas DJBC memahami UU kekuatan hukum tetap .
Kepabeanan secara baik dan benar Salah satu kasus yang sedang berjalan pemeriksaannya
dalam kompetensi relatif PN Jakarta Utara adalah yang intinya
SEKILAS TENTANG BEA DAN CUKAI fasilitas kepabeanan atas impor barang diberikan berupa
Tugas pokok dan fungsi DJBC antara lain adalah Gudang Berikat dan Eigenloosing, tapi ternyata disalahgunakan
l Fasilitator perdagangan dan industri oleh Importir dan pada akhirnya barang impor tersebut beredar di
l Pengumpul pajak dalam rangka impor pasaran dengan tidak memenuhi kewajiban kepabeanannya
yaitu berupa pembayaran pajak dalam rangka impor. Padahal
Berangkat dari salah satu tugas dasar tersebut tergambar terhadap kasus ini mekanisme secara hukum untuk menagih
betapa berat, rumit dan rawannya DJBC dalam pelaksanaan dan atau menyelesaikan bea masuk dan pajak dalam rangka
tugasnya. Betapa tidak, ibarat mata uang logam di satu sisi impor sudah jelas aturannya. Misalnya post clearance audit
mengemban tugas mencari dan mengumpulkan pendapatan (PCA), surat paksa, penyitaan dan pelelangan terhadap harta
negara melalui sektor pungutan pajak dalam rangka impor, benda milik importir oleh Badan Piutang dan Lelang Negara.
Secara rinci pasal per pasal dalam UU Kepabeanan Mengacu pada sifat melawan hukum tindak pidana
sebagai berikut : korupsi maka kejahatan ini merupakan “Delik Formil” yaitu
l Psl 30. Importir bertanggung jawab terhadap bea masuk adanya unsur-unsur perbuatan telah terpenuhi yang tidak
yang terutang sejak tanggal pemberitahuan pabean atas memperdulikan akibatnya. Berbeda dengan kualifikasi delik
importasinya. materiil yaitu mensyaratkan akibat dari perbuatan berupa
l Psl 38 (1). Utang atau tagihan kepada negara berdasarkan kerugian yang timbul harus sudah terjadi.
Undang-undang ini yang tidak atau kurang dibayar dikenakan
bunga sebesar 2% setiap bulannya untuk selama-lamanya l Unsur melawan hukum itu sendiri adalah tindakan yang
24 bulan, dihitung sejak tanggal jatuh tempo sampai hari dilakukan dimana termasuk dalam rumusan delik, bersifat
pembayaran dan bagian bulan dihitung satu bulan. melawan hukum dan dapat dicela.
l Ps 39 (1). Negara mempunyai hak mendahului untuk tagihan
pabean atas barang-barang milik yang berutang. l Unsur merugikan keuangan negara dapat tergambar
l Ayat (3). Hak mendahului untuk tagihan pabean melebihi dalam 2 hubungan yang ekstrim yaitu :
segala hak mendahului lainnya. 1. Nyata-nyata merugikan keuangan negara
l Psl 41 (penjelasan). Utang yang tidak dapat diselesaikan 2. Kemungkinan dapat merugikan perekonomian negara
berdasarkan ketentuan dalam undang-undang ini
penagihannya diserahkan kepada instansi pemerintah Diantara dua hubungan diatas sebenarnya masih ada
yang mengurusi penagihan piutang negara. hubungan yang “belum nyata terjadi” tetapi dengan
mempertimbangkan keadaan khusus dan konkrit disekitar
Atas mekanisme hukum tersebut jelas sistem penagihan peristiwa yang terjadi atau peristiwa yang melatarbelakanginya,
dalam proses kepabeanan memiliki khususan yang artinya secara logis dapat disimpulkan bahwa akan ada suatu akibat
segala kemungkinan yang patut diduga akan menimbulkan yang akan terjadi yaitu kerugian keuangan negara.
kerugian bagi keuangan negara telah diantisipasi dan diatur. Unsur-unsur pasal 2 (1) dan pasal 3 UU PTPK memang
diciptakan dan dibuat sengaja untuk menjangkau seluruh bentuk
UNSUR MELAWAN HUKUM MERUGIKAN KEUANGAN NEGARA tindak pidana korupsi. Mengapa demikian ? Seperti sekarang ini
“
Didalam mengupas unsur melawan korupsi terjadi sangat dalam, parah dan luas
hukum tindak pidana korupsi, tulisan ini hanya ibaratnya penyakit kanker kronis.
mengupas pasal 2 (1) dan pasal (3) UU Khususnya di negara Republik Indonesia
PTPK yaitu, kegiatan administrasi dan struktur pemerintahan
sering kali tidak menciptakan kepastian hukum,
Pasal 2 ayat (1) DIMENSI EFEK berbagai peraturan baik yang diundangkan
Setiap orang yang secara melawan hukum pemerintah pusat maupun pemerintah daerah
melakukan perbuatan memperkaya diri KEHANCURAN banyak yang menciptakan peluang untuk
sendiri atau orang lain atau suatu korporasi keleluasaan monopoli ditambah dengan PNS,
yang dapat merugikan keuangan negara atau AKIBAT KORUPSI aparat keamanan, pejabat tinggi negara dan
perekonomian negara dipidana dengan pida- SANGAT LUAS, lain sebagainya telah juga menciptakan iklim
na penjara seumur hidup atau pidana penjara dan sistem korupsi yang sistematis didukung
paling singkat 4 (empat) tahun dan paling MENYELURUH DAN pula oleh persoalan gaji, standar hidup dan
lama 20 (dua puluh) tahun dan denda paling ekonomi biaya tinggi yang makin menguatkan
sedikit Rp. 200.000.000, (dua ratus juta NYATA YANG perilaku korupsi.
rupiah) dan paling banyak Rp. 1.000.000.000,
(satu milyar rupiah)
SEKARANG PUN Atas perilaku tersebut bahkan masyara-
kat internasional sudah mengkualifikasikan
DIRASAKAN OLEH korupsi sebagai “ kejahatan luar biasa”. Oleh
Penjelasan pasal 2 (1)
Yang dimaksud dengan “Secara melawan SELURUH RAKYAT karena itu dalam penanganannya pada
tahap penyelidikan, penyidikan, penuntutan
hukum” dalam pasal ini mencakup perbuatan- BANGSA INI dan penjatuhan putusan pengadilan harus
”
perbuatan melawan hukum dalam arti formil dilakukan secara luar biasa juga (extraordi-
maupun dalam arti materiil yakni meskipun nary measures).
perbuatan tersebut tidak diatur dalam peratur-
an perundang-undangan, namun apabila per- Unsur memperkaya diri sendiri
buatan tersebut dianggap tercela karena tidak mengandung pengertian bahwa penggunaan
sesuai dengan rasa keadilan atau norma-norma kehidupan keuangan negara tidak diperuntukkan bagi kepentingan pe-
sosial dalam masyarakat, maka perbuatan tersebut dapat nyelenggaraan negara tetapi untuk kepentingan diri pelaku
dipidana. tindak pidana korupsi.
”
Secara jelas Schaffmeister memberikan contoh suatu
perkara penyelundupan sebagaimana diatur dalam UU Rinsan
Kepabeanan apabila seseorang menyelundupkan barang
berarti tidak membayar bea masuk dan menjadi bagian yang Siagian
dapat disebut memperkaya diri sendiri atau orang lain dan
pasti merugikan keuangan negara yang artinya memenuhi
semua bagian inti delik korupsi sesuai UU PTPK, namun UU
Mengawal
PTPK tidak boleh diterapkan karena bersifat umum, ada
bentuk khusus delik penyelundupan yang disebut dalam
pasal 102 UU Kepabeanan, dengan demikian jika hal tersebut
dipaksakan maka jelas merupakan pelanggaran atas
kekhususan yang sistematis.
Perubahan
Kembali pada episiode tindak pidana kepabeanan
ditinjau dari penyertaan dalam melakukan perbuatan pidana,
dari sisi pelaku (dader) dapat dikualifikasikan sebagai berikut;
1. Melakukan, yang menyuruh melakukan, dan yang turut
serta melakukan perbuatan.
Pada DJBC
2. Mereka yang memberi atau menjanjikan sesuatu dengan
menyalahgunakan kekuasaan atau martabat atau
memberi kesempatan, sarana atau keterangan, sengaja
menganjurkan orang lain supaya bertindak sesuatu.
A
konspirasi oknum pegawai. Terlepas dari modus operandi,
yang menjadi pertanyaan penegak hukum adalah apakah ngin perubahan di organisasi Bea dan Cukai semakin
UU Kepabeanan mengatur tentang sanksi bagi oknum mengalir dengan cepat. Perubahan dalam struktur
pegawai yang terlibat berkonspirasi dalam tindak pidana organisasi, rencana pembentukan Kantor Pelayan
kepabeanan sehingga keuangan negara dirugikan ? Utama, PDE dan bahkan rencana single windows
Apakah dengan diberikan sanksi berdasarkan PP 30 menjadi hal yang menggairahkan bukan saja bagi
Tahun 1980 tentang disiplin PNS menghapuskan pegawai Bea dan Cukai tapi juga bagi seluruh bangsa Indonesia.
kesalahan perbuatan dan ancaman pidana ? Tentu saja dengan satu harapan, melalui perubahan ini Bea dan
Terhadap importir kewajiban kepabeanan berdasarkan Cukai dapat berperan dengan baik dalam mendorong laju roda
sistem self assesment tegas diatur sehingga apapun yang pergerakan perekonomian Indonesia yang terus berusaha keluar
menjadi alasan importir untuk menghindar dari kewajibannya dari krisis multidimensi.
tidak akan pernah lepas dari perangkap sanksi UU Sangat besar harapan agar pelaksanaan perubahan dapat
Kepabeanan. Tugas PPNS DJBC-lah untuk memproses berjalan dengan baik dan berhasil hingga akhir yang diinginkan.
sesuai ketentuannya. Hasil penyidikan dapat dilihat dan Untuk itu pelaksanaan perubahan ini harus dikawal agar terus
buktikan bersama dengan adanya beberapa keputusan berada pada jalan-jalan yang menuju keberhasilan.
pengadilan yang inkracht (Bravo PPNS DJBC). Agar dapat terus melakukan perubahan dengan baik dan
Hakekat PNS (ambtenaar) adalah idealnya seseorang berhasil, John P. Kotter mengemukakan bahwa terdapat dua
yang mengemban tugas mulia dengan sumpahnya kepada komponen yang pokok dalam melakukan perubahan, pertama
Tuhan Yang Maha Esa untuk mencurahkan, mengorbankan perubahan itu harus dilakukan melalui tahap-tahap dan berurutan.
dan membaktikan hidupnya dalam menjalankan tugas dan Proses perubahan memiliki delapan tahap yaitu : menetapkan
tanggung jawab terhadap negara dengan segala konsekuensi makna urgensi perubahan, menciptakan koalisi pengarah,
resiko demi terciptanya kesejahteraan masyarakat. Terhadap mengembangkan visi dan strategi, mengkomunikasikan visi
PNS yang terlibat berkonspirasi dalam tindak pidana perubahan, memberdayakan dan melibatkan banyak orang untuk
kepabeanan penegak hukum mencoba menjerat dengan melakukan tindakan, menghasilkan output jangka pendek,
dasar UU PTPK yaitu unsur memperkaya orang lain dan tidak mengkonsolidasikan pencapaian-pencapaian dan menghasilkan
melaksanakan kewenangan yang dimilikinya sehingga lebih banyak perubahan dan melembagakan praktek-praktek
keuangan negara dirugikan. baru dalam kultur baru organisasi.
Terlepas dari usaha penegak hukum mencoba menyeret Pelaksanaan satu tahap dengan baik dalam prosesnya akan
tersangka pelaku tindak pidana kepabeanan berdasarkan UU memberikan landasan yang kuat bagi tahap pelaksanaan
PTPK diputus bersalah atau bebas oleh pengadilan, sudah berikutnya demikian seterusnya, ibarat roda didalam roda. Bila
seyogyanyalah masing-masing pegawai introspeksi dan hanya melakukan beberapa tahap saja atau langsung melompat
membenahi diri agar instansi yang dibanggakan ini dapat pada tahap selanjutnya tanpa landasan yang kuat, lebih sering
terus memberikan kontribusi terhadap keuangan negara dan menghadapi masalah dalam pelaksanaan perubahan.
mengawal Republik Indonesia tercinta ini. Komponen kedua adalah pendorong proses perubahan
Penulis adalah Staf Pelaksana Biro Hukum Sekertaris Jenderal adalah kepemimpinan, kepemimpinan dan sekali lagi masih tetap
Depkeu, Mantan Kepala KPBC Atapupu/Atambua, NTT membutuhkan kepemimpinan. Kepemimpinan menentukan arah
dengan mengembangkan visi dan misi masa depan dan menen- - Bisa dikomunikasikan : mudah dijelaskan dalam waktu
tukan strategi-strategi untuk menghasilkan perubahan-perubahan lima menit
untuk mencapai visi itu, mengarahkan para karyawan pada visi,
memberikan motivasi dan inspirasi kepada anggota organisasi 4. MENGKOMUNIKASIKAN PERUBAHAN
meskipun terdapat hambatan. Gagasan akan visi yang telah ditetapkan agar sampai
kepada seluruh organisasi harus dilakukan dengan baik,
1. MENETAPKAN MAKNA URGENSI jangan sampai mengirimkan pesan yang tidak konsisten.
Menetapkan tingkat urgensi adalah menentukan alasan Elemen-elemen kunci dalam komunikasi yang efektif :
mengapa melakukan perubahan. Perubahan dapat didorong oleh - Kesederhanan : Informasi bebas dari jargon-jargon.
kondisi internal maupun tuntutan eksternal. Krisis ekonomi suatu - Metafor, analogi dan contoh : Sebuah gambaran verbal
negara dapat menjadi pendorong untuk melakukan perubahan bisa mengungkapkan ribuan kata.
sebuah organisiasi. - Berbagai macam forum : Rapat-rapat besar, dan kecil,
Dengan memiliki tingkat urgensi yang tinggi untuk melakukan memo dan terbitan berkala, interaksi formal dan informal
perubahan, organisasi akan membuat kebijakan-kebijakan baru – semuanya merupakan sarana yang efektif untuk
dan mencari praktek-praktek yang terbaik untuk menciptakan menyebarluaskan informasi.
performance yang lebih baik. Keinginan untuk memperbaiki - Pengulangan : Gagasan-gagasan bisa mengakar dalam
kondisi ini akan menginventaris masalah yang ada dan mencari hanya setelah semua itu didengar berulang kali.
peluang penyelesaian dangan baik dan norma yang berlaku - Kepemimpinan berdasarkan contoh : Perilaku dari orang-
adalah kerjakan sekarang juga. orang penting yang tidak konsisten dengan visi yang telah
ditentukan mengalahkan bentuk komunikasi lainnya.
2. MEMBENTUK KOALISI ATAU TIM PENGARAH - Penjelasan mengenai ketidakkonsistenan yang terjadi :
Melakukan perubahan besar merupakan pekerjaan yang sa- Ketidakkonsistenan (inkonsistensi) yang tidak diatasi
ngat sulit untuk itu sangat diperlukan kekuatan yang besar untuk menghambat kredibilitas semua komunikasi.
melakukan perubahan tersebut. Diperlukan tim dengan komposisi - Memberi dan menerima : Komunikasi dua arah selalu
yang tepat agar peruabahan berjalan dengan baik. Semua ang- lebih kuat dibandingkan komunikasi satu arah.
gota tim harus memiliki kesalingpercayaan yang tinggi, mewakili
kelompok-kelompok yang ada dalam organisasi, memiliki 5. MEMBERDAYAKAN DAN MELIBATKAN BANYAK ORANG
komitmen dan tujuan yang sama dalam perbaikan organisasi. UNTUK MELAKUKAN TINDAKAN
Empat karakteristik pokok yang penting untuk membentuk Transformasi harus dilakukan oleh semua unsur dalam
koalisi pengarah yang efektif : organisasi, dengan memberdayakan semua orang untuk
- Kekuatan posisi : tim pengarah terdiri dari pelaku kunci melakukan tindakan dengan cara menghilangkan sebanyak
dalam top manajemen, terutama manajer lini utama mungkin hambatan dalam mengimplementasikan visi
- Keahlian : memiliki wawasan dan sudut pandang yang luas - perubahan.
tim memiliki disiplin ilmu yang relevan, pengalaman kerja Empat hambatan yang penting dikelola dengan baik :
relevan dan lainnya sehingga dapat membuat keputusan - Hambatan struktural : harus ada kesesuaian antara visi
yang matang dan komprehensif. dan struktur organisasi antara lain berkaitan dengan
- Kredibilitas : memiliki reputasi kerja yang baik sehingga konsumen, pendelegasian wewenang dengan tepat.
pernyataannya akan benar-benar diperhatikan dan - Keterampilan : peningkatan keterampilan diperlukan
dilaksanakan dengan baik. dalam perubahan.
- Kepemimpinan : tim pengarah melibatkan pemimpin yang - Sistem : menyatukan sistem dengan visi. Sistem yang
baik sehingga mampu mendorong terjadinya proses sumber daya manusia (SDM) Penilaian Kerja.
perubahan. Kompensasi. Promosi. Perencanaan Suksesi.
- Supervisor : dikembangkannya dialog yang jujur dengan
3. MENGEMBANGKAN VISI DAN STRATEGI para manajer yang enggan melakukan perubahan.
Visi mengacu pada gambaran organisisasi dimasa depan
dengan beberapa komentar implisit atau eksplisit mengenai Para karyawan yang patah semangat dan lemah akan
mengapa orang harus berusaha dengan keras untuk menjadi beban dalam proses perubahan, tetapi dengan
menciptakan masa depan seperti itu. membuat struktur, pelatihan, sistem dan supevisor yang tepat
Visi yang baik mempunyai tiga tujuan penting, pertama, dapat menjadi sumber kekuatan pembangkit yang sangat
menjelaskan tujuan umum dari perubahan tersebut dengan besar untuk meningkatkan kinerja organisasi.
mengatakan “Kita harus mengadakan perubahan arah dalam
beberapa tahun dari posisi kita sekarang ini”, visi ini 6. MENGHASILKAN KEUNTUNGAN JANGKA PENDEK
menyederhanakan ratusan bahkan ribuan keputusan yang lebih Penentuan sasaran yang harus dicapai dalam jangka
terinci. Kedua, visi akan memotivasi banyak orang untuk pendek dengan perencanaan kegiatan, anggaran-anggaran
melakukan tindakan ke arah yang benar, sekalipun langkah- dan mengatur implementasinya dalam jangka pendek dan
langkah awal menyakitkan mereka sendiri. Ketiga, visi akan mengontrol proses itu pada jalur yang ditentukan sangat
membantu mengkoordinasikan tindakan-tindakan banyak orang dibutuhkan dalam perubahan. Dalam hal ini peranan manajer
berbeda, bahkan ribuan orang secara cepat dan efisien. dan kepemimpinan. Hal-hal yang kecil yang dapat dicapai
Visi yang efektif paling tidak harus memiliki enam dengan baik akan menjadi pendorong bagi perubahan kecil
karateristik pokok : lainnya dan terus mengalir sehingga tercapai perubahan
- Dapat dibayangkan : mengambarkan bentuk aktivitas yang lebih besar.
organisasi kelak di masa depan.
- Menarik : menyatakan dengan jelas mengenai sederatan 7. MENGKONSOLIDASIKAN PENCAPAIAN-PENCAPAIAN DAN
kemungkinan yang menjadi kepentingan karyawan, MENGHASILKAN LEBIH BANYAK PERUBAHAN
konsumen yang menghadapi risiko dalam situasi itu. Keberhasilan dalam perubahan kecil adalah keberhasilan
- Realisitis, bukan fantasi yang tampak menyenangkan kecil, jangan cepat merasa puas diri, ini hanya untuk menarik
tetapi tidak mempunyai peluang untuk direalisasikan. napas sejenak dan selanjutnya kita harus siap mengalirkan
- Terfokus : cukup jelas untuk memberikan bimbingan keberhasilan ini untuk menggerakkan ratusan bahkan ribuan
dalam pengambilan keputusan elemen-elemen lainnya yang dapat saling terkait dan pasti
- Fleksibel : cukup umum untuk memungkinkan individu akan memerlukan waktu, dan tenaga yang sangat besar,
mengambil inisiatif dan respons alternatif dalam pasti lebih melelahkan.
hubungannya dengan kondisi yang berubah Mengidentifikasi keberhasilan harus dapat dijaga sebagai
Jalur Prioritas:
“
ISTILAH
PRIORITAS INI
LEBIH COCOK
DIGUNAKAN
Jalur Atau
SEBAGAI
Oleh : PREDIKAT
Wirawan IMPORTIR
Sahli
DARIPADA
Predikat
NOMENCLATUR
PENJALURAN
Importir ? ”
D
alam Warta Bea Cukai edisi Juli 2005 dimuat hasil diperiksa secara fisik yang berarti masuk jalur hijau tetapi
survei JICA (Japan International Cooperation untuk impor sementara, barang re-impor, barang tertentu
Agency) sebagai laporan utama. Survei tersebut yang ditetapkan pemerintah (misalnya beras, gula dan
berjudul “The Study on Trade Related Systems and kendaraan bermotor terpasang) atau yang terkena nota
Procedures”, yang antara lain menghitung lamanya intelejen dilakukan pemeriksaan fisik yang berarti masuk jalur
waktu pelayanan Bea dan Cukai dalam menangani barang merah.
impor di pelabuhan Tanjung Priok. Jadi sebagian jalur prioritas masuk jalur hijau dan
Ada satu hal yang ditanyakan oleh reporter WBC kepada sebagian masuk jalur merah. Jalur hijau disini artinya barang
pihak JICA dalam hal ini adalah Jitsuya Hasegawa, mengapa dapat dilepas (release) tanpa pemeriksaan dokumen dan
jalur prioritas tidak disinggung atau diteliti tersendiri dalam tanpa pemeriksaan barang dan jalur merah artinya barang
survei tersebut. Oleh Hasegawa dijawab bahwa jalur prioritas baru dilepas setelah melalui pemeriksaan dokumen dan
termasuk jalur hijau. Memang survei tersebut hanya meneliti pemeriksaan fisik.
jalur hijau dan jalur merah saja tanpa menyinggung Kalau berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku
keberadaan jalur prioritas. yaitu Keputusan Dirjen Bea dan Cukai nomor KEP-07/BC/
Saya kira tidak hanya reporter WBC saja yang 2003 tanggal 31 Januari 2003, definisi Jalur Prioritas adalah
menanyakan hal ini, banyak pejabat Bea Cukai yang juga fasilitas dalam mekanisme pelayanan kepabeanan di bidang
menanyakan kepada pihak JICA mengapa jalur prioritas tidak impor yang diberikan kepada importir yang mempunyai
diteliti tersendiri. Jawaban pihak JICA sama saja yaitu jalur reputasi baik dan memenuhi persyaratan/kriteria yang
prioritas termasuk jalur hijau. Padahal di Indonesia jalur ditentukan untuk mendapatkan pelayanan khusus, sehingga
prioritas adalah jalur tersendiri yang bukan jalur hijau dan penyelesaian importasinya dapat dilakukan dengan lebih
bukan jalur merah. sederhana dan cepat.
Definisi ini berbeda dengan kriteria jalur yang umumnya
PERBEDAAN KERANGKA ACUAN dipakai di kalangan pabean internasional karena definisi
Disini terlihat adanya kesenjangan atau kesalahpahaman tersebut tidak menyebutkan apakah dilakukan pemeriksaan
antara Bea Cukai Indonesia dan JICA yang penelitinya dokumen atau tidak dan juga tidak disebutkan apakah
umumnya adalah orang Bea Cukai Jepang. Kesenjangan ini diperlukan pemeriksaan fisik atau tidak untuk bisa merelease
terjadi karena perbedaan term of reference atau kerangka barang. Demikian juga dalam Pasal 17 keputusan yang sama
acuan dalam penjaluran. Mereka menggunakan kriteria ada tidak ditegaskan apakah terhadap Jalur Prioritas dikenakan
dan tidaknya pemeriksaan dokumen dan pemeriksaan fisik pemeriksaan dokumen dan pemeriksaan fisik. Bunyi ayat (3)
sebelum barang direlease. Jalur hijau apabila barang bisa dari pasal tersebut adalah sebagai berikut :
direlease tanpa pemeriksaan dokumen dan tanpa (3) Kriteria sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)
pemeriksaan fisik sebelumnya, sedangkan jalur merah menentukan bentuk pemeriksaan pabean, yaitu :
apabila barang baru bisa direlease setelah dilakukannya a. Jalur Merah dilakukan penelitian dokumen dan
pemeriksaan dokumen dan pemeriksaan fisik. periksaan fisik barang;
Sebenarnya dalam sistem pabean internasional juga b. Jalur Hijau hanya dilakukan penelitian dokumen;
dikenal satu jalur lagi yaitu jalur kuning dimana barang bisa c. Jalur Prioritas tidak dilakukan Pemeriksaan
direlease hanya dengan pemeriksaan dokumen saja tanpa Pabean sebagaimana yang dilakukan terhadap
pemeriksaan fisik. jalur merah atau hijau.
Memang jika kita menggunakan kerangka acuan tersebut
diatas menimbulkan pertanyaan apakah jalur prioritas itu Dari kriteria di atas hanya kriteria Jalur Merah yang
suatu jalur atau bukan. Kalau kita perhatikan, importir jalur sama dan sejalan dengan kriteria penjaluran yang
prioritas memperoleh kemudahan barang impornya tidak digunakan di kalangan pabean internasional yaitu adanya
“
jika jenis importasinya adalah impor meskipun kita tidak memeriksa secara fisik.
sementara atau re-impor akan masuk jalur Sama halnya untuk barang re-impor yang
merah. Untuk barang lainnya akan masuk juga harus masuk jalur merah meskipun
jalur hijau dalam arti tanpa pemeriksaan importir prioritas. Disini juga kita tidak konsisten
dokumen dan tanpa pemeriksaan fisik, karena barang re-impor adalah barang buatan
barang dapat dilepas. Jalur prioritas disini SEBENARNYA Indonesia yang dikembalikan (reject) karena
ternyata juga harus diperiksa dokumennya
setelah barang dilepas sama dengan jalur DALAM SISTEM suatu hal tetapi mengapa harus dikenakan
jalur merah sedangkan yang jelas-jelas buatan
hijau.
Dalam membuat definisi atau kriteria kita
PABEAN luar negeri yang diimpor oleh importir prioritas
tidak kena jalur merah. Barang re-impor bisa
harus berhati-hati dan harus konsisten INTERNASIONAL saja barang yang bahan bakunya 100% buatan
karena kalau tidak konsisten akan
menimbulkan salah paham seperti kejadian JUGA DIKENAL dalam negeri atau barang impor yang belum
dibayar beanya. Mungkin pembuat peraturan
pada awal tulisan ini. Kalau kita ikut seminar
atau simposium internasional yang
SATU JALUR berpendapat bahwa barang tersebut harus
diperiksa secara fisik untuk dicocokkan dengan
membahas penjaluran dan kita LAGI YAITU dokumen ekspor yang lalu. Atau mungkin
menggunakan definisi dan kriteria yang kita
JALUR KUNING berpendapat kalau nanti barang tersebut harus
”
pakai disini tentu akan menimbulkan diekspor kembali jadi harus diperiksa secara
kesalahpahaman dengan ahli-ahli pabean di fisik.
tingkat dunia. Kembali lagi, bukankah kita sudah sepakat
Untuk berbicara pada tingkat dunia kita memberi predikat prioritas kepada importir
harus menggunakan kerangka acuan yang tersebut dan untuk memperoleh predikat itu
sama untuk menghindarai kesalahpahaman. Ini tidak ha- kita sudah menetapkan syarat-syarat yang ketat dan melaku-
nya berlaku di kalangan pabean tetapi pada seluruh kan penelitian sedemikian rupa, mengapa kepercayaan itu
bidang ilmu yang lain. Orang-orang asing memang sangat diambil kembali justru untuk barang yang akan diekspor
rasional dan konsisten dalam merumuskan kerangka kembali. Untuk barang impor biasa kita percaya bahwa yang
acuan, definisi ataupun kriteria. ada didalam kontainer itu sesuai dengan dokumennya tetapi
Dalam bidang zoologi misalnya kalau kita menyebut ikan untuk barang impor sementara dan barang reimpor kita tidak
maka kriterianya adalah binatang yang bernafas dengan percaya kepada importir yang sama. Barangkali ini juga yang
insang dan reproduksinya dengan bertelur. Maka ikan paus menjadi penyebab sedikitnya importir yang mengajukan
dan lumba-lumba tidak termasuk golongan ikan karena permohonan menjadi importir jalur prioritas.
bernafas dengan paru-paru dan cara reproduksinya dengan Dalam keputusan Dirjen tersebut diatas banyak ditemui
melahirkan anak. Ikan paus dan lumba-lumba termasuk kalimat-kalimat yang menunjukkan bahwa Jalur Prioritas
binatang menyusui. Kalau ada ahli zoologi kita mencoba sebenarnya adalah predikat importir. Kalimat-kalimat tersebut
membuat definisi yang lain misalnya menggolongkan ikan antara lain:
paus dalam golongan ikan karena hidup di air pasti akan 1. Importir Jalur Prioritas menyiapkan PIB dengan
membingungkan ahli-ahli zoologi dari negara lain. menggunakan program aplikasi PIB modul importir
miliknya sendiri.
IMPORTIR PRIORITAS 2. Dalam hal Importir Jalur Prioritas memanfaatkan
Kalau kita mengkaji peraturan-peraturan yang berlaku fasilitas pembayaran berkala.
untuk jalur prioritas sebenarnya istilah prioritas ini lebih cocok 3. Dalam hal Importir Jalur Prioritas mendapat fasilitas
digunakan sebagai predikat importir daripada nomenclatur pembebasan atau keringanan bea masuk.
penjaluran. Jadi tidak ada jalur prioritas yang ada adalah 4. Dalam hal Importir Jalur Prioritas mendapat fasilitas
importir prioritas yaitu importir yang jujur dan tidak pernah Impor Sementara.
“
Kalimat-kalimat tersebut menunjukkan bahwa Jalur
Prioritas sebenarnya tidak ada, yang ada adalah Importir
Prioritas. Jalur yang dikenakan tetap saja jalur hijau atau
jalur merah. KETENTUAN
Barangkali yang dimaksud jalur dalam Jalur
Prioritas disini adalah proses pengolahan informasi YANG
dalam sistem aplikasi impor misalnya dari A —B—
C—D dan seterusnya. Kalau ini yang dimaksud sama BERLAKU DI
halnya dengan rute atau jalan yang ditempuh dalam
suatu proses. Ini berbeda dengan pengertian jalur
KAWASAN
(channel) yang dibakukan oleh kalangan pabean BERIKAT YANG
internasional.
Jalur menurut pengertian mereka adalah saluran Oleh : ADA SAAT INI
keluarnya barang. Kalau barang dilepas tanpa
pemeriksaan dokumen dan tanpa pemeriksaan fisik Suwondo MASIH
artinya lewat jalur hijau, kalau dilepas setelah melalui BERSIFAT
pemeriksaan dokumen dan pemeriksaan fisik artinya
lewat jalur merah, kalau dilepas setelah pemeriksaan SENTRALISTIK
”
dokumen tanpa pemeriksaan fisik berarti lewat jalur
kuning.
Kalau Jalur Prioritas memang jalur seperti halnya jalur
merah atau jalur hijau pasti akan melalui jalurnya sendiri,
tetapi disini ternyata jalur prioritas kadang masuk jalur
merah kadang masuk jalur hijau (de facto). Jadi Jalur
Fasilitas
Prioritas sebenarnya bukan jalur, sama dengan Planet
Pluto yang berdasarkan kesepakatan para astronom
dunia sekarang ini tidak dianggap sebagai planet karena
setelah diamati ternyata orbitnya memotong orbit planet
lain.
Kawasan
Kalau visi kita adalah sejajar dengan institusi
kepabeanan internasional dalam kinerja dan citra
tentunya kita juga harus menyeragamkan kerangka
acuan, definisi dan kriteria yang dipakai oleh pabean
internasional. Jangan malah membuat sendiri tetapi
tidak dimengerti orang lain.
Berikat
Selama ini karena jumlah jalur prioritas sangat sedikit
jika dibandingkan dengan jalur merah dan jalur hijau kita
lantas membuat program atau rencana bagaimana
meningkatkan jumlah jalur prioritas. Namun kalau kita
menyadari bahwa jalur prioritas ini sebenarnya bukan
jalur tentunya kita tidak perlu membandingkan atau
F
berikan tanpa yang bersangkutan mengajukan
permohonan tetapi memang murni berdasarkan penilaian asilitas Kawasan Berikat diberikan oleh pemerin-
kita sendiri bahwa importir tersebut pantas menyandang tah Indonesia dengan tujuan untuk meningkatkan
gelar importir prioritas. Semua data dan profile importir daya tarik investor baik dalam rangka PMA,
ada pada Bea Cukai dan pasti kita bisa menilai sendiri PMDN dan non PMA-PMDN untuk menanamkan
mana yang layak dan mana yang tidak layak memperoleh modalnya di Indonesia, serta untuk menciptakan
predikat tersebut. iklim usaha yang menguntungkan. Dengan pemberian fa-
silitas Kawasan Berikat ini diharapkan dapat menghasil-
KESIMPULAN DAN SARAN kan suatu produk dengan harga yang dapat bersaing di
1. Jalur prioritas berdasarkan kerangka acuan penjaluran pasaran internasional sehingga dapat meningkatkan eks-
yang lazim dipakai oleh kalangan pabean por non migas.
internasional sebenarnya tidak ada, yang ada adalah
importir prioritas. Dalam pembicaraan dengan pihak MANFAAT FASILITAS KAWASAN BERIKAT
luar sebaiknya kita mengatakan bahwa kita Bagi perusahaan-perusahaan yang berorientasi ekspor
menerapkan jalur merah dan jalur hijau saja. dan telah menggunakan fasilitas Kawasan Berikat, memang
2. Untuk mendapatkan status atau predikat importir tidak dapat dipungkiri bahwa banyak kemudahan dan
prioritas sebaiknya perusahaan yang bersangkutan manfaat yang bisa diperoleh dibandingkan dengan fasilitas
tidak perlu mengajukan permohonan tetapi Bea Cukai lainnya yang ada, antara lain :
sendiri yang aktif menilai untuk memberikan status ini. a. Membantu penyehatan cash-flow perusahaan
3. Seyogyanya importir prioritas tidak dikenakan jalur Hal ini sangat dimungkinan karena pada saat
merah untuk impor sementara dan barang re-impor memasukkan barang dan atau bahan serta barang modal
karena sudah diteliti dan diamati dalam waktu yang dan peralatan pabrik dari Luar Daerah Pabean ke dalam
lama bahwa mereka jujur dan dapat dipercaya. Kawasan Berikat tidak dikenakan Bea Masuk, PPn,
Penulis adalah pensiunan Bea dan Cukai PPnBm dan PPh pasal 22 impor. Dengan demikian dana
“
diatas, tidak sedikit pula kendala-kendala yang karena selama ini sangat jarang bahkan
terjadi dalam praktek di lapangan sehingga hampir tidak pernah ada sosialisasi jika ada
adakalanya kendala-kendala tersebut benar- perubahan ketentuan.
benar kontra produktif dengan filosofi fasilitas Di samping itu, jarang sekali atau hampir
Kawasan Berikat itu sendiri. tidak dapat dijumpai pengusaha bahkan
Dari sekian banyak kendala yang kerap PENGAMATAN pejabat Bea Cukai di kantor pelayanan
terjadi dan dihadapi oleh perusahaan
pengguna fasilitas Kawasan Berikat, menurut PENULIS... LEBIH ataupun yang bertugas di lapangan, yang mau
mengumpulkan semua ketentuan tentang
hemat penulis, penyebab utamanya dapat
dibedakan menjadi 2 (dua) hal, yaitu :
DARI 75% Kawasan Berikat sehingga dapat dijadikan pe-
doman dalam melaksanakan tugasnya ma-
l Ketentuan tentang Kawasan Berikat itu PETUGAS BC DI sing-masing. Dengan kondisi tersebut diatas,
sendiri
l Human Resources (Sumberdaya Manusia) LAPANGAN TIDAK adalah suatu keniscayaan saja apabila seo-
rang pengusaha di Kawasan Berikat dan bah-
”
ketentuan dan atau petunjuk pelaksanaan tidaknya Kepala Kantor Wilayah setempat. Hal
tentang kegiatan di Kawasan Berikat ini diatur ini tentunya sudah sangat tidak cocok dengan
dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor kondisi perekonomian yang ada saat ini yang
291/KMK.05/1997 dan Keputusan Direktur menuntut kecepatan dalam pengambilan
Jenderal Bea dan Cukai Nomor Kep-63/BC/ keputusan.
1997 yang dikeluarkan tahun 1997. Pada saat kedua per- Sebagai contoh misalnya penjualan sisa bahan baku
aturan ini dibuat, kegiatan bisnis masih relatif sederhana. yang benar-benar tidak dapat digunakan lagi dalam
Dalam kurun waktu terakhir ini kegiatan bisnis sudah proses produksi karena pergantian mode (dead-stock)
berkembang dengan sangat pesatnya dan begitu komplek. namun masih bisa digunakan oleh pengusaha lain di
Era teknologi informasi sudah sedemikian hebatnya DPIL atau Kawasan Berikat lainnya, penangguhan
merambah segala sendi kehidupan. Kegiatan bisnis yang pembayaran bea masuk dan tidak dipungut pajak dalam
pada saat itu masih dapat ditunda pelaksanaan dan rangka impor atas importasi barang modal yang tidak
penyelesaiannya, sekarang harus dikerjakan pada saat itu berhubungan langsung dengan produksi. Untuk kegiatan-
juga, karena jika tidak kita akan semakin ketinggalan dengan kegiatan pengusaha di Kawasan Berikat harus
negara lain, yang pada akhirnya berpengaruh pada iklim mengajukan surat permohonan persetujuannya ke Kantor
investasi di Indonesia. Pusat Bea dan Cukai di Jakarta.
Karena tuntutan atas perkembangan yang sangat pesat Hal tersebut memang bukanlah merupakan hal yang
dalam dunia bisnis itulah antisipasi atau usaha pemerintah serius bagi perusahaan yang berlokasi dan atau yang
dalam hal ini Menteri Keuangan banyak mengeluarkan mempunyai kantor perwakilan yang dekat dengan Kantor
sejumlah peraturan yang menyempurnakan dan atau Pusat, namun bagi perusahaan-perusahaan yang jauh
melengkapi peraturan sebelumnya, meskipun perubahan dari Kantor Pusat seperti yang berlokasi di Jawa Timur
yang dilakukan terkesan masih lambat. Begitu juga Direktur atau luar Jawa misalnya, merupakan kendala yang serius
mengingat pengurusan surat persetujuan tersebut jelas- Kawasan Berikat. Dalam praktek bisnis terutama pada peru-
jelas memerlukan waktu, tenaga dan biaya, sedangkan sahaan-perusahaan yang mempunyai hasil olahan atau pro-
bahan baku tersebut sangat diperlukan oleh pembeli. duk yang sama, misalnya industri garmen, sangat dimung-
kinkan apabila diantara kedua perusahaan mempunyai bahan
Ketiga, ketentuan yang ada khususnya yang bersifat baku yang sama, misalnya benang, suatu saat bahan baku
petunjuk pelaksanaan, banyak yang tidak menjabarkan tersebut tidak gunakan oleh perusahaan yang satu namun
secara jelas tentang tata cara atau prosedur bagaimana masih dibutuhkan oleh perusahaan lainnya.
suatu kegiatan harus dilakukan. Akibat dari tidak jelasnya Ada kalanya juga karena keterlambatan bahan baku
prosedur atas suatu kegiatan tertentu merupakan kendala asal impor, perusahaan yang satu ingin meminjam bahan
yang sangat banyak dikeluhkan oleh para pengusaha baku pada perusahaan lainnya demi menjaga
Kawasan Berikat di lapangan. kelangsungan produksinya dan mengembalikannya jika
Sebagai contoh dapatlah kita kemukakan misalnya perihal order bahan baku pesanannya telah tiba di perusahaan-
pemindah-tanganan barang modal yang tidak dipakai lagi nya. Atas kegiatan inipun terpaksa tidak dapat dilakukan
oleh pengusaha di Kawasan Berikat, baik yang akan oleh para perusahaan di Kawasan Berikat karena tidak
dipindah-tangankan ke DPIL atau PDKB yang lain. ada ketentuannya, dan akhirnya keputusan yang
Berdasarkan ketentuan yang berlaku di Kawasan Berikat saat ditempuhkan adalah penghentian proses produksi karena
ini, tidak disebutkan bagaimana prosedur dan mekanisme keterlambatan bahan baku. Sungguh suatu keputusan
“
pengeluarannya. Namun dalam prakteknya, yang sangat disayangkan karena berdampak
pengusaha di Kawasan Berikat harus mengaju- pada penurunan kegiatan ekspor yang
kan surat permohonan persetujuan terlebih sebenarnya kontroversi dengan keinginan
dahulu ke kantor pusat Jakarta dengan melam- pemerintah dalam memacu ekspor.
pirkan dokumen pemasukan awal dan Contoh lain yang juga belum diatur
pendukung lainnya. FAKTA DI namun banyak terjadi di lapangan misalnya
Karena hal tersebut tidak diatur secara jelas penyimpanan sementara bahan baku yang
dalam ketentuan yang ada terutama dokumen LAPANGAN dikeluarkan dari Kawasan Berikat ke gudang
apa saja yang harus dilampirkan dalam surat
pengajuan, sudah barang tentu berakibat pada
MENUNJUKKAN umum di luar Kawasan Berikat atau di
Gudang Berikat. Dalam kondisi tertentu,
lamanya waktu yang diperlukan untuk proses TIDAK SEMUA sangat dimungkinkan terjadinya over-stock
tersebut. Hal ini yang seringkali terjadi karena
dokumen pendukung yang dilampirkan sudah PERUSAHAAN bahan baku ataupun barang jadi sebagai
akibat dibatalkannya pesanan dari customer
dirasa lengkap oleh pengusaha di Kawasan PENGGUNA atau sebab lain sehingga gudang yang ada
Berikat, ternyata masih dianggap kurang oleh di perusahaan Kawasan Berikat tidak cukup
pejabat di Kantor Pusat Bea dan Cukai, sehing- FASILITAS untuk menampungya.
ga memaksa pengusaha untuk mondar-mandir Apabila hal ini terjadi, tidak ada solusi
untuk melengkapi dokumen yang diperlukan. KAWASAN yang terbaik bagi pengusaha kecuali
Hal lain yang masih berkaitan dengan ma- BERIKAT... menyimpannya di gudang yang berada di
salah persetujuan pemindah-tanganan barang luar Kawasan Berikat. Namun, karena hal ini
modal ini adalah keharusan melampirkan MENDAPATKAN tidak diatur, kegiatan semacam ini tidak
dokumen pemasukannya. Bagaimana mungkin dapat dilakukan dan pada akhirnya pengus-
seorang pengusaha dapat menunjukkan doku- INFORMASI aha Kawasan Berikatlah yang merugi karena
men impor atas barang modal yang diimpor barang tidak ditimbun di tempat sebagaima-
lebih dari 10 tahun yang lalu, mengingat doku-
YANG JELAS na mestinya yang bisa berakibat pada penu-
men-dokumen impor yang telah melebihi 10 ta- DAN CEPAT runan harga jual karena penurunan kualitas
hun, sesuai ketentuan yang berlaku, dapat produk.
dimusnahkan. TENTANG Kecenderungan lain yang berkembang
dalam dunia bisnis yang juga belum diatur
Keempat, ketentuan yang ada saat ini ADANYA adalah kegiatan yang melibatkan tiga pihak
sudah saatnya untuk secepatnya digantikan PERUBAHAN di dua negara, dimana seller (penjual) ada di
dengan peraturan yang lebih komprehensif, Indonesia dan buyer (pembeli) ada di luar
yang mampu menampung atau mengakomo- SUATU negeri, namun end-user (penerima barang)
dasikan semua perkembangan yang telah ada di Indonesia. Dalam transaksi ini, semua
terjadi hingga saat ini. KETENTUAN, kegiatan jual beli termasuk order pembelian,
”
Banyak kegiatan yang terjadi dalam dunia pembayaran dan lain-lain akan dilakukan
bisnis yang tidak dapat dilaksanakan hanya ka- antara eksportir di Indonesia dan importir di
rena mekanismenya tidak diatur dalam ketentu- luar negeri, namun penyerahan fisik barang
an yang berlaku saat ini. Beberapa contoh yang akan dilakukan di salah satu perusahaan di
dapat dikemukakan misalnya masalah re-impor oleh Kawas- Indonesia yang merupakan partner dari pembeli tersebut
an Berikat. Dengan semakin banyaknya pesaing di pasar yang ada di Indonesia.
internasional, sangat mungkin produk dari negara kita yang
sudah tiba di negara pembeli, tiba-tiba ditolak karena alasan SUMBER DAYA MANUSIA (HUMAN RESOURCES)
kualitas dan harus dikembalikan ke Indonesia, atau di re- Permasalahan yang sering muncul di lapangan yang
impor. Apabila barang tersebut diekspor oleh perusahaan disebabkan oleh sumber daya manusia (SDM), menurut
non Kawasan Berikat, maka tidak ada kendala saat dilakukan hemat penulis, juga dikelompokkan menjadi dua kelompok,
re-impor karena prosedurnya sudah diatur secara jelas. yaitu: a). Sumber daya manusia dari dalam perusahaan di
Namun hal tersebut menjadi kendala tersendiri apabila Kawasan Berikat itu sendiri, dan b). Sumber daya manusia
yang melakukan ekspor saat itu adalah perusahaan di dari Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang ditugaskan di
Kawasan Berikat, mengingat ketentuan re-impor yang ada lapangan.
saat ini tidak relevan kalau digunakan atas kegiatan re-rimpor
yang dilakukan oleh pengusaha di Kawasan Berikat. a) SDM dari perusahaan di Kawasan Berikat
Disamping masalah re-impor oleh Kawasan Berikat Permasalahan yang muncul pada umumnya terjadi
tersebut, ada lagi kegiatan yang juga belum diatur yaitu pada perusahaan-perusahaan yang baru saja mendapat-
pemindah-tanganan dan atau peminjaman bahan baku antar kan persetujuan dan beroperasi sebagai Kawasan
“
dan belajar kepada sesama petugas dari per- Atas kenyataan ini, timbulah perbedaan
usahaan yang telah lebih dulu menggunakan pendapat apabila bahan baku tersebut akan
dan beroperasi sebagai Kawasan Berikat. dijual ke DPIL karena memakan tempat
penyimpanan. Pemahaman dari petugas
b) SDM dari Direktorat Jenderal Bea dan perusahaan bahan baku tersebut
Cukai AKIBAT DARI dikategorikan sebagai bahan baku yang rusak
Banyak faktor yang menyebabkan timbulnya dan dapat dijual ke DPIL berdasarkan harga
permasalahan di lapangan sehubungan dengan TIDAK penyerahan dengan menggunakan PIB sesuai
SDM dari Direktorat Jenderal Bea Cukai ini,
antara lain :
JELASNYA Kep-63/BC/1997 pasal 51, namun dari
petugas Bea dan Cukai menganggap bahan
PROSEDUR baku tersebut dikategorikan sebagai barang
Pertama, kurangnya pengetahuan petugas
tentang ketentuan Kawasan Berikat. ATAS SUATU sisa dan harus mengajukan permohonan
persetujuan ke Direktur Jenderal sesuai SE-
Berdasarkan pengamatan penulis selama ini KEGIATAN 09/BC/2000 sebelum dijual ke DPIL.
dapatlah dikatakan bahwa lebih dari 75% Akibat lain yang timbul karena perbedaan
petugas Bea Cukai yang ditugaskan di lapangan TERTENTU persepsi ini adalah adanya perbedaan waktu
tidak dibekali dengan cukup atas pengetahuan proses penyelesaian kepabeanan antara Kantor
tentang ketentuan-ketentuan yang berlaku di MERUPAKAN Pelayanan Bea dan Cukai yang satu dengan
Kawasan Berikat. Pada umumnya, mereka baru KENDALA lainnya. Sebagai contoh, misalnya penjualan
belajar tentang Kawasan Berikat pada saat hasil olahan dari Kawasan Berikat ke DPIL.
bertugas di lapangan. Akibat dari ketidak YANG Sesuai ketentuan yang ada, tatacaranya adalah
mengertian tentang ketentuan yang berlaku ini pengusaha membuat PIB atas barang hasil
seringkali menimbulkan salah paham dengan SANGAT olahan yang akan dijual ke DPIL tersebut,
petugas dari perusahaan di Kawasan Berikat. membayar BM dan PDRI di bank, mengajukan
Pernah ada sebuah perusahaan di Kawasan
BANYAK PIB ke kantor pelayanan, barang diperiksa
Berikat mengeluh kepada penulis dimana DIKELUHKAN secara fisik kemudian diterbitkan SPPB.
perusahaan tersebut menanyakan tatacara untuk Namun ada Kantor Pelayanan Bea dan
melakukan suatu aktifitas tertentu kepada OLEH PARA Cukai yang mengharuskan mengajukan surat
pejabat yang bertugas di perusahaannya. Bukan
solusi yang didapatkan melainkan suatu vonis PENGUSAHA permohonan persetujuan terlebih dahulu
sebelum pembuatan PIB. Dengan adanya
yang menyatakan bahwa kegiatan tersebut tidak KAWASAN perbedaan ini, penyelesaian kepabeanan atas
dapat dilaksanakan dan melanggar peraturan penjualan barang hasil olahan dari KB ke DPIL
kepabeanan, yang pada akhirnya membuat si BERIKAT DI memerlukan 2-3 hari saja di satu kantor
pengusaha merasa frustasi karena bisnisnya pelayanan, namun di kantor pelayanan lain bisa
tidak bisa berjalan dan ingin berhenti saja dari LAPANGAN memerlukan lebih dari 1 minggu.
”
Kawasan Berikat.
KESIMPULAN
Kedua, terlalu seringnya pergantian (rota- Dari apa yang telah diuraikan diatas, dapatlah
si) petugas di lapangan. ditarik kesimpulan sebagai berikut :
Pada kenyataannya, petugas Bea dan Cukai yang a. Ketentuan tentang Kawasan Berikat yang komprehensif
ditugaskan di suatu perusahaan Kawasan Berikat diganti sebagai pengganti ketentuan yang ada saat ini agar
setidaknya setiap 2-3 bulan sekali. Akibat sering segera disusun oleh para pengambil kebijakan sehingga
bergantinya petugas tersebut, seringkali pelayanan yang dapat mengakomodasikan kegiatan-kegiatan dalam dunia
biasanya dapat diselesaikan dalam waktu kurang dari 10 bisnis yang saat ini belum diatur ketentuannya, ataupun
menit, bisa berubah menjadi beberapa jam karena sudah diatur namun tersebar di berbagai surat edaran
petugas dari perusahaan harus menjelaskan sesuatu dari direktur jenderal yang menyulitkan banyak pihak.
awal sampai akhir suatu proses. Hal tersebut kadang b. Ketentuan yang dibuat khususnya yang berhubungan
diperparah oleh suatu kondisi dimana adanya petugas dengan petunjuk pelaksanaan di lapangan hendaknya
yang baru dan kurang memahami ketentuan Kawasan dibuat sejelas mungkin untuk menghindarkan multi
Berikat namun mengedepankan egonya. interpretasi bagi semua pihak.
c. Setiap ada perubahan ketentuan, seyogyanya segera
Ketiga, perbedaan persepsi atas maksud suatu disosialisasikan baik kepada para pengguna jasa maupun
ketentuan. di lingkungan pejabat Bea Cukai sendiri khususnya yang
Seringkali dijumpai di lapangan adanya perbedaan ditugaskan di lapangan.
persepsi atas suatu ketentuan antara petugas dari Penulis adalah Ketua Asosiasi Pengusaha Kawasan Berikat (APKB) Jawa Timur
P
Bea dan Cukai Tanjung Priok saat ini
ada 13 Maret 2007, Auditorium Kantor Pusat Direktorat dirasakan sudah tidak memadai. Ketiga, menangani masalah
Jenderal Bea dan Cukai tampak penuh sesak. Sekitar sumber daya manusia (SDM) di Bea dan Cukai dan penataan
700 orang pengguna jasa menghadiri acara sosialisasi kembali sistem penggajian.
Pembentukan Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Utama “Untuk pegawai yang dalam pekerjaannya berisiko tinggi
Tanjung Priok. Tampak para peserta sosialisasi antusias mendapatkan remunerasi yang berbeda degan pegawai yang
mengikuti jalannya sosialisasi yang menghadirkan pembicara dari pekerjaannya berisiko rendah,” kata Anwar. Ia melanjutkan, dari
Tim Percepatan Reformasi Kebijakan Bidang Pelayanan Bea sekitar 3000 pegawai yang mengikuti tes (untuk duduk di KPU-
Cukai, yakni Thomas Sugijata (selaku Ketua Tim), Kusdirman, red), sekitar 1000 pegawai yang berhasil lulus. Tes itu sendiri
Heru Pambudi dan Lupi Hartono. dilakukan oleh pihak independen dari kalangan akademisi UI
Acara yang dimulai sejak pukul 09.00 - 12.00 WIB tersebut, (Universitas Indonesia).
dibuka oleh Direktur Jenderal Bea dan Cukai, Anwar Suprijadi. Saat ditemui WBC di sela-sela acara sosialisasi, Lily Bandra-
Dalam pidatonya Anwar mengatakan, saat ini Bea dan Cukai naya, Country Manager, Operations & Government Liaisons, PT.
D
Ketua Frans Rupang serta beranggotakan pejabat dan
ewasa ini perdagangan internasional sangat pegawai dari Sekretariat dan seluruh Direktorat di lingkungan
berkembang pesat baik dalam volume dan jenisnya. Kantor Pusat DJBC.
Dari hasil kajian yang dilakukan oleh JICA pada Dari hasil kajian yang dilakukan oleh tim, diketahui bahwa
tahun 2004, disebutkan bahwa pelaku bisnis yang dunia usaha dan masyarakat masih banyak yang
terlibat dengan perdagangan internasional mengeluhkan dan merasa perlu adanya perbaikan terhadap
membutuhkan administrasi kepabeanan yang memberikan efektifitas pelayanan dan pengawasan yang dilakukan DJBC.
”pelayanan prima” (excellent service with swift, transparent, Misalnya dalam hal integritas pegawai yang masih perlu
and immediate response) dan pelayanan cepat dan murah ditingkatkan, masalah time release, masih adanya barang-
(faster, cheaper, and better). Direktorat Jenderal Bea dan barang selundupan, perbaikan sistem remunerasi,
Cukai (DJBC) sebagai salah satu lembaga pemerintah yang penyederhanaan sistem dan prosedur, serta akuntabilitas
berkaitan langsung dengan perdagangan internasional organisasi. Intinya, dunia usaha menuntut agar DJBC
dituntut untuk dapat senantiasa memperbaharui diri (self- memberikan kepastian hukum, waktu dan biaya.
reinventing) sesuai dengan aspirasi masyarakat dan Melihat hal tersebut, DJBC melakukan berbagai upaya
perkembangan mutakhir teknologi keuangan serta serius dan menempuh langkah-langkah strategis guna
administrasi publik. melakukan perbaikan secara sistemik, yang diwujudkan
Menjawab tuntutan tersebut, sejak lama DJBC telah mela- dengan upaya pembentukan Kantor Pelayanan Utama Bea
kukan reformasi kepabeanan. Reformasi tahun 2002 yang dan Cukai (KPU). KPU merupakan Kantor Pelayanan DJBC
dilaksanakan dengan asistensi dari IMF dirasa masih belum yang memberikan pelayanan prima dan pengawasan yang
memenuhi harapan masyarakat akan kinerja pelayanan DJBC efektif kepada pengguna jasa kepabeanan dan cukai, dengan
yang dapat memberikan kepastian hukum, WBC/ATS
mengimplementasikan cara kerja yang
waktu, dan biaya. cepat, efisien, transparan dan responsif
Dalam pengarahannya pada Rapat terhadap kebutuhan pengguna jasa.
Pimpinan DJP dan DJBC di awal masa Untuk melaksanakan pembentukan
kerja Direktur Jenderal Bea dan Cukai KPU tersebut, telah disusun Cetak Biru
yang baru (Anwar Suprijadi-red), Menteri Pembentukan KPU sebagai roadmap
Koordinator Bidang Perekonomian, yang komprehensif, sistematis, terarah
Budiono, memberikan arahan agar prog- dan terukur. Pada tahap awal, titik berat
ram kerja DJBC diharapkan fokus upaya pembentukan KPU dilakukan di
kepada sasaran konkrit yang berdampak Tanjung Priok dan Batam yang
signifikan terhadap penciptaan iklim usa- merupakan pintu utama bagi kegiatan
ha yang kondusif dan peningkatan citra ekspor impor dan mempunyai pengaruh
DJBC. Senada dengan rekannya, Mente- sangat signifikan terhadap pertumbuhan
ri Keuangan, Sri Mulyani, juga memberi ekonomi nasional serta menjadi etalase
arahan bahwa program kerja DJBC bagi dunia internasional. Hal ini sesuai
harus terkait good governance dan harus dengan arahan Menteri Keuangan dan
bisa mengatasi masalah penerimaan Menteri Koordinator Bidang
(dengan mengurangi kebocoran peneri- Perekonomian untuk membentuk kantor
maan negara), komplain dari masyarakat pelayanan prima di Tanjung Priok dan
terkait dengan kinerja bea dan cukai dan Batam dimana pembentukan KPU
meningkatkan integritas untuk mengura- diharapkan juga sekaligus dapat menata
ngi misconduct. pelabuhan.
Untuk itu, berdasarkan Kep-66/BC/ Dari data empiris, Tanjung Priok
2006 tanggal 14 Juni 2006 yang diubah mempunyai kegiatan yang signifikan jika
dengan Kep-10/BC/2007 tanggal 18 dilihat dari sisi penerimaan bea masuk
Januari 2007, telah dibentuk Tim Perce- THOMAS SUGIJATA. KPU merupakan suatu (BM). Pada tahun 2006, penerimaan BM
manifestasi dari upaya DJBC untuk melakukan
patan Reformasi Kebijakan Bidang Pela- perubahan secara sistemik baik dari sisi sistem di Tanjung Priok (KPBC Tanjung Priok I –
yanan Bea dan Cukai dengan Tim Peng- dan prosedur, organisasi, SDM dan tingkat III) mencapai sekitar Rp 6,6 trilyun atau
arah yang diketuai oleh Direktur Jenderal kesejahteraan pegawainya. 54,4 persen dari total penerimaan BM di
B
anjir yang sempat melumpuhkan kota Jakarta dan
sekitarnya pada awal Februari 2007 meninggalkan
cerita sedih bagi sebagian warganya, tidak
terkecuali bagi para pegawai DJBC yang berada di
didaerah tersebut. Untuk meringankan beban
sebagian warga Jakarta yang tertimpa musibah tersebut,
Kantor Pusat DJBC melalui tim Peduli Bencana (TPB) yang
dibentuk oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai melalui
Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor : P-03/
BC/2007 tanggal 7 Februari, telah berhasil menyalurkan
bantuan yang berasal dari donasi para pegawai di
lingkungan Kantor Pusat DJBC kepada para korban banjir
Jakarta. Menurut Muhammad Lukman Ketua TPB yang juga
Kasubag Umum Kepegawaian Kantor Pusat DJBC, donasi
yang berasal dari para pegawai tersebut digalang tepat pada
saat musibah banjir melanda Jakarta pada awal bulan
Februari 2007 dan berlangsung selama dua pekan.
Lukman menambahkan, dalam penggalangan dana yang
berlangsung selama dua pekan tersebut berhasil terkumpul
dana sebesar Rp.90.685.000 (rincian lihat Tabel) dan
penyaluran bantuan dilakukan oleh TPB ke berbagai posko
banjir yang ada di Jakarta. Posko-posko tersebut meliputi
posko banjir yang berada di Kali Sodong, Cipinang Lontar,
1 Ibrahim A. Karim, Drs. 060027872 IV/d Direktur Fasilitas Direktorat Fasilitas Kepabeanan
Kepabeanan
2 Bambang Sudjatmoko, Drs. 060059690 IV/b Kepala Subdirektorat Direktorat PPKC
Penyuluhan dan Publikasi
3 Ganjar Nugraha, Drs. 060059697 IV/b Kepala Kantor Pelayanan Kantor Pelayanan Bea dan Cukai
Bea dan Cukai Tipe A Khusus Tanjung Priok III
4 Soedjita, Drs. 060035513 IV/a Kepala Bagian Umum Kantor Wilayah IX DJBC
Pontianak
5 Pudjo Wibowo, S.E. 060041109 IV/a Kepala Pangkalan Sarana Pangkalan Sarana Operasi Bea
Operasi Bea dan Cukai dan Cukai Tipe B Tanjung Priok
6 Jonson Utama Prapat, S.E. 060045597 III/d Kepala Seksi Kepabeanan Kantor Pelayanan Bea dan
II Cukai Tipe A Belawan
7 Tumpak Manaek Sianturi, BA. 060033026 III/d Kepala Seksi Tempat Kantor Pelayanan Bea dan
Penimbunan IV Cukai Tipe A Bekasi
8 Ida Bagus Made Sutrisna 060032166 III/b Koordinator Pelaksana Kantor Pelayanan Bea dan
Administrasi Penerimaan Cukai Tipe A Ngurah Rai
dan Jaminan
9 Saut Tahi Napitupulu 060045525 III/b Koordinator Pelaksana Kantor Pelayanan Bea dan
Administrasi Impor Cukai Tipe A Jakarta
10 Wagiyono, S.Pd. 060045484 III/b Koordinator Pelaksana Kantor Pelayanan Bea dan
Administrasi Tempat Cukai Tipe A Tanjung Emas
Penimbunan Berikat
11 Ngisa 060045247 III/a Pelaksana Kantor Pelayanan Bea dan
Cukai Tipe A Tanjung Emas
12 Suhari 060057857 II/d Pelaksana Kantor Pelayanan Bea dan
Cukai Tipe A Merak
13 Maman 060041169 II/b Pelaksana Direktorat Fasilitas Kepabeanan
14 Tama 060056945 II/a Pelaksana Kantor Pelayanan Bea dan
Cukai Tipe B Bogor
Segenap jajaran Direktorat Jenderal Bea dan Cukai menyatakan duka yang sedalam-dalamnya. Bagi keluarga yang
ditinggalkan semoga diberikan ketabahan dan kekuatan oleh Tuhan Yang maha Esa
1. 07/PMK.04/2007 06-02-07 Penetapan Tarif Bea Masuk Atas Impor Barang Dalam
Rangka Early Harvest Package (EHP) ASEAN-CHINA Free
Trade Area (AC-FTA).
2. 08/PMK.04/2007 06-02-07 Penetapan Tarif Bea Masuk Atas Impor Barang Dalam
Rangka Early Harvest Package (EHP) Bilateral Indonesia-
China Free Trade Area (FTA).
4. 21/PMK.05/2007 23-02-07 Kerja Lembur Dan Pemberian Uang Lembur Bagi Pegawai
Negeri Sipil.
“
PANIK JUGA
MEMBUAT
Panik
ORANG
BERTINDAK
OTOMATIS
Oleh: TANPA PIKIR
Ratna Sugeng
G
mengaktifkan seluruh otot untuk menghadapi bahaya.
empa berkekuatan 5.8 SR mengguncang Suma- Refleks memang diciptakan guna menanggulangi diri dari
tera Barat, pusat gempa dikatakan berada di bahaya. Refleks dapat dilatih, sehingga spontanitas
16 km barat Batusangkar di kedalaman 33 km. terarah.
Kepanikan menyengat semua orang yang me- Lepas kerjanya logika membuat saraf bekerja mengi-
rasakan gempa yang menurut laporan sebuah kuti arah rangsang listrik dari indera. Begitu terdengar
stasiun televisi berita, terjadi empat kali dengan dua kali teriakan, terutama tentang ancaman selanjutnya maka
guncangan kuat pada pukul 11.00 dan 12.49 hari Selasa kepanikan menjadi makin membuat bingung. Katakanlah
6 Maret 2007. Kepanikan bukan saja karena terkejut teriakan tersebut sebuat aba-aba: ”Lari ke gunung”, maka
dihadapkan pada bahaya, tetapi juga karena bayangan secara spontan banyak orang mengambil langkah ini.
tsunami masih melekat di benak banyak orang Indonesia. Demikian maka setiap ada dominasi baik suara maupun
gerombolan orang, akan diikuti oleh massa tanpa pikir.
TSUNAMI
Sebutannya indah, ujudnya amat menakutkan dengan CEMAS DAN BINGUNG
bayangan air laut menggunung menghempas daratan Sesaat setelah tahu diri selamat, terjadi kecemasan
beserta apa saja yang dilaluinya. Istilah tsunami berasal dan kebingungan. Anak-anak sekolah menangis
dari bahasa Jepang, Tsu artinya pelabuhan dan Nami berteriak-teriak, seorang perawat terlihat serba salah
artinya gelombang laut. Dari kisah inilah muncul istilah gelisah menangis dan bingung. Cemas dan bingung
tsunami. Awalnya tsunami berarti gelombang laut yang dipicu oleh ketidakmampuan berpikir selanjutnya, juga
menghantam pelabuhan (Kompas Cybermedia). Tsunami oleh ketidakpastian kabar orang-orang yang dicintai,
memang dapat terjadi bila ada gempa bumi. Sebagai keraguan arah membawa diri apakah pulang atau
manusia awam banyak orang berpikir tsunami akan mengungsi, dimana tempat mengungsi, naik apa pulang,
terjadi ketika ada gempa bumi, sesungguhnya tsunami dengan apa mengirim atau mencari berita, dan banyak
hanya akan terjadi jika pusat gempa berada di dasar laut lagi pertanyaan lalu lalang dalam pikiran.
dengan kedalaman kurang dari 60 km. Masa cemas dan bingung ini sering dimanfaatkan oleh
mereka yang berpikiran licin untuk menangguk
PANIK keuntungan bagi diri sendiri dengan merugikan orang
Terlihat dalam berita televisi begitu terjadi gempa, lain, seperti menjarah barang, menambah kebingungan
orang menjadi hiruk pikuk tak peduli apapun segera orang yang cenderung berbakat bingung, memanfaatkan
keluar dari gedung. Tak pelak lagi, itu juga yang dilakukan ketidakberdayaan.
para pekerja kesehatan di rumah sakit. Kepanikan
bahkan sempat menimbulkan kemarahan dan nasib tak APA YANG TERJADI PASKA BENCANA
berdaya ketika banyak orang terkunci dalam ruang terali 1. Tak seorang pun pernah menyangka bahwa dirinya akan
besi di sebuah rumah sakit. Rupanya pemegang kunci mengalami bencana, hampir semua orang tak pernah
hengkang sampai lupa akan tanggung jawab kerjanya di- menyiapkan diri menghadapi bencana. Ketidaksiapan ini
ruangan dan meninggalkan orang banyak dalam memungkinkan kepanikan, kecemasan dan kebingungan
keterkurungan. berkepanjangan, sehingga menurunkan kemampuan diri
Panik juga membuat orang bertindak otomatis tanpa untuk berpikir dan bertindak terarah. Bahkan kecemasan
pikir. Otak berhenti sejenak dari logika, refleks bekerja berkepanjangan akan menurunkan produktivitas
secara spontan. Terlihat juga petugas rumah sakit yang seseorang, artinya kemampuan konsentrasi dan atensi
S
ebagai pegawai perempuan di lingkungan birokrasi Mengutamakan pendidikan adalah prinsip kedua orang
terutama di Bea dan Cukai yang lebih dominan kaum tuanya dalam membesarkan kedelapan anaknya. Menurut Oza,
laki-lakinya, Oza bukanlah tipe orang yang membeda- pada prinsipnya orang tuanya menginginkan semua anaknya
bedakan kemampuan dibidang pekerjaan antara laki- bisa kuliah, bagaimanapun caranya. Dan tidak pernah memaksa
laki dan perempuan. Karena menurutnya jika orang lain anak-anaknya untuk memilih bidang pendidikan yang akan
terutama laki-laki bisa melakukan suatu pekerjaan, ia harus dijalani yang terpenting adalah mereka mau terus belajar.
mencoba untuk bisa melakukannya juga. Sepanjang hal itu “Pokoknya mau tidak mau harus selesai S-1, itu target orang tua
normal dan bisa bersaing, maka ia akan kerjakan karena tidak kami, ketika itu. Mungkin itulah yang diwariskan kepada anak-
ada alasan untuk membeda-bedakan. anaknya. Alhamdulillah kini kami berdelapan sudah selesai kuliah
Mengenai populasi perempuan di Bea dan Cukai yang dan semuanya dari universitas negeri.”
dinilainya masih sedikit dibandingkan laki-laki, menurutnya Farmasi, bidang yang dipilihnya saat dibangku kuliah semula
mungkin ada alasan tersendiri dari departemen sehingga dibatasi bukan bidang yang diinginkannya. Orang tua, terutama ibunya
jumlahnya, seperti di pendidikan program diploma jurusan Bea menginginkan Oza kuliah di fakultas kedokteran, sedangkan Oza
Cukai sudah tidak lagi menerima mahasiswa perempuan. sendiri lebih menyukai bidang sosial, karena diakuinya ia terma-
Meski perempuan masih sedikit jumlahnya namun dibidang suk orang yang penjijik, sehingga tidak berminat masuk kedok-
pekerjaan perempuan sudah banyak berperan. Dikarenakan teran. Salah satu kakaknya yang mahasiswa kimia ketika itu
bidang pekerjaan di Bea dan Cukai lebih banyak di lapangan, menyarankan ia masuk ke bidang farmasi, mengingat lingkungan
mungkin saja pimpinan di Bea dan Cukai menilai bahwa teman-teman kakaknya banyak yang mahasiswa farmasi. Oza
pekerjaan itu tidak cocok untuk perempuan, apalagi bila melihat pun mengikuti saran kakaknya dan ia memilih jurusan farmasi.
dari nilai-nilai ketimuran, demikian menurutnya. Tahun 1995, Oza menyelesaikan sarjana farmasi.
“Tetapi sebenarnya paradigma seperti itu sudah mulai Kesempatan mengikuti program profesi apoteker pun tidak disia-
berubah karena menurut saya jika seseorang tidak pernah coba siakannya. Selama 11 bulan ia mengikuti program tersebut.
ditempatkan, kita mana akan tahu seseorang itu mampu atau Menjelang kelulusan dari program apoteker yang juga diambilnya
tidak ? Sebenarnya di bea cukai, perempuan bisa ditempatkan di Universitas Andalas, Oza mendapat informasi dari kawannya
dimana saja. Mungkin dibeberapa bidang tertentu tidak bahwa Departemen Keuangan (Depkeu) sedang membuka
memungkinkan perempuan bertugas di sana, seperti patroli, lowongan untuk sarjana. Kawannya menganjurkan untuk
tetapi itu kembali lagi ke budaya kita. Untuk ke depan saya mencoba mendaftar lowongan tersebut dengan tenggat waktu
berharap agar perempuan lebih banyak lagi diberikan pengiriman berkas lamaran sudah memasuki hari terakhir.
kesempatan untuk promosi di posisi yang strategis,” ujar Oza. Setelah menunggu beberapa waktu akhirnya ia mendapat
panggilan untuk mengikuti ujian masuk Depkeu di Padang dan
DIDIKAN MANDIRI SEJAK KECIL kebetulan pula saat itu Oza telah lulus dari program apotekernya.
Anak ketiga dari delapan bersaudara kelahiran Bukit Tinggi Dinyatakan lulus dan diterima sebagai calon pegawai
pada 8 Januari 1971 ini mengaku menjalani masa kecil layaknya negeri di Depkeu, Oza kemudian di panggil ke Jakarta (Kantor
anak seusianya ketika itu yang senang bermain bersama teman- Pusat DJBC) untuk mengikuti pendidikan dan latihan (diklat) di
temannya. Saat berada di rumah Oza bersama saudara- Pusdiklat tepatnya pada 1996. Sebelum diklat, Oza sempat
saudaranya senang melakukan pekerjaan rumah seperti beberapa bulan ditempatkan di Direktorat Cukai yang saat itu UU
membersihkan rumah dan memasak. Memang, sikap mandiri ini Cukai baru saja rampung dan mulai berlaku tahun 1997.
diajarkan kedua orang tuanya, Haji Mudahar YS dan Hajjah Beberapa bulan di cukai kemudian diklat DPT III dan Samapta.
Adifah, yang kedua-duanya merupakan pensiunan pegawai di
Pemda Agam, Sumatera Barat. BANYAK KESAN DI BPIB JAKARTA
Mereka berdelapan diajarkan untuk menjalankan tugas di Selesai diklat, Oza kemudian ditempatkan di Direktorat
rumah selama kedua orang tuanya bekerja. “Kami masing- Pabean (sekarang Direktorat Teknis Kepabeanan) hanya bebera-
masing diberi tugas. Karena terbiasa menjalankan tugas sendiri pa bulan saja, karena setelah itu ia ditempatkan di Balai Penguji-
maka tidak heran kalau saya merasakan punya pembantu hanya an Impor Barang (BPIB) Bea dan Cukai Jakarta di Cempaka
sampai kelas 6 SD. Bukannya pembantu tidak mau bekerja Putih. Di tempat inilah Oza memperoleh promosi eselon IV seba-
dengan kami, tetapi karena kami sudah terbiasa berbagi tugas gai Kepala Seksi Pelayanan Teknis.
bersama,” kenang Oza. Bidang pekerjaan Oza selama di BPIB bukanlah hal asing
Sekolah SD sampai SMA dilalui Oza di kota kelahirannya. Baru baginya karena sejak mahasiswa selalu berhubungan dengan
pada saat meneruskan kuliah, Oza meninggalkan tanah kelahir- laboratorium sehingga sebagai sarjana farmasi ia bisa
annya menuju Kota Padang dan berkuliah di Universitas Andalas menerapkan ilmunya saat kuliah dulu. Ia pun merasa beruntung
Padang. Diakuinya prestasi selama ia sekolah sampai tamat SMA bisa ditempatkan di BPIB Jakarta karena tidak semua teman-
lumayan-lumayan saja namun selalu mendapat ranking. temannya yang basic-nya esakta bisa ditempatkan pertama kali
SAAT DI BPIB. Kegiatan rutin sehari-hari melakukan pengujian di BPIB SAAT MENJADI KOMANDAN PASUKAN pada Hari Pabean Sedunia
Bea dan Cukai Jakarta. tahun 2007
sebelumnya sudah seperti itu jadi no problem, saya bisa nyam- ISO 17025:1999 (SNI-19-17085-2000) dari Komite Akreditasi
bung ke bagian manapun,” kata penyuka berbagai macam baca- Nasional sebagai Laboratorium Penguji.
an yang diakui hobinya ini mengikuti kebiasaan ayahnya. ”Untuk meraih ISO bukanlah kerja ringan waktu itu karena
Oza sejak kecil suka berbagai macam bacaan, ia tidak pilih- saat itu masih banyak pro dan kontra dan bagaimana caranya
pilih jenis bacaan, apalagi sekarang dengan kondisi pekerjaan di kita menjadikan yang kecil untuk mendapat standar mutu pela-
bea cukai yang dirasanya memang spesifik. Antara membahas yanan. Ini baru satu-satunya di Bea dan Cukai. Ini merupakan ha-
cukai atau pabean akan berbeda materinya. Jika tidak mengiku- sil kerja keras seluruh pegawai BPIB beberapa tahun,” ujar Oza.
tinya, dengan membaca misalnya maka akan tertinggal. “Kalau- Oza pun menyampaikan terimakasih atas dukungan dan
pun kita tidak ditempatkan di bidang tersebut paling tidak akan bantuan dari semua pihak. Tanpa bantuan semua pihak ia rasa
memiliki pengetahuan dan jika diajak berbicara mengenai hal tidak bisa sukses seperti saat ini. Itulah hal yang membuatnya
yang berkaitan dengan masalah tersebut kita bisa ikut berdiskusi.” terkesan selama menjalankan tugasnya sebagai pegawai bea
Jika ditanya, penempatan tugas yang mana yang membuat- cukai. Karena bisa meninggalkan satu kenangan yang sampai
nya berkesan, menurut prinsipnya dimanapun ia ditempatkan saat ini masih ia ikuti terus perkembangannya. Harapannya,
baginya memberikan kesan tersendiri di masing-masing tempat. mudah-mudahan ke depan laboratorium BPIB bisa lebih maju lagi
Karena memiliki kesempatan paling lama di BPIB, maka tempat karena menurutnya bagaimanapun Bea dan Cukai tidak lagi
itulah termasuk memberikan kesan tersendiri. Di BPIB ia merasa hanya berperan sebagai pengumpul penerimaan negara bahkan
banyak diberi kesempatan untuk mengembangkan BPIB dan mungkin akan semakin turun karena perannya lebih ke
kebetulan sekali teman-temannya di BPIB bisa sejalan, sehinga pelayanan dan pengawasan. Untuk pengawasan maka
pada akhirnya dapat bersama-sama membangun. dibutuhkan instrumen-instrumen atau tools lain untuk pengujian,
Segala daya upaya dan kerjasama dengan Universitas salah satu instrumennya dengan manfaatkan laboratorium.
Indonesia dilakukan, mulai dari pelatihan untuk meningkatkan Menurutnya, di negara luar peran laboratorium sangat tinggi,
kompetensi staf BPIB dan pengembangan manajemen di BPIB, misalnya di negara Jepang dan kebetulan ia pernah training job
pengembangan metode pemeriksaan dan pengujian standar selama hampir 6 bulan tepatnya tahun 2000. Apapun pekerjaan
termasuk pengembangan infrastruktur fisik laboratorium. Usaha di sana akan langsung link dengan laboratoriumnya. Karena itu
ini membuahkan hasil, BPIB Jakarta dinyatakan memenuhi peranan laboratorium sangat tinggi bahkan setingkat eselon 1.
standar Customs Laboratory Guide WCO dan ISO 17025, Peran laboratorium akan sangat diperlukan untuk mengetahui
tepatnya pada 6 November 2002. BPIB Jakarta meraih akreditasi jenis barang, pengklasifikasian barang, harga barang, masalah
DOK. PRIBADI
larangan dan pembatasan, barang purbakala, pengambilan
keputusan dan lain sebagainya.
Ketika WBC menanyakan pemikiran dan masukannya untuk
kemajuan laboratorium Bea dan Cukai, ia menekankan bahwa
laboratorium bisa dimaksimalkan seoptimal mungkin perannya.
Maka itu harapannya untuk ke depan laboratorium tidak hanya
setingkat eselon III melainkan bisa menjadi eselon II supaya
dapat dibuat bidang-bidang tertentu yang lebih spesifik. Kondisi
yang sekarang memang belum spesifik, apalagi pekerjaan BPIB
masih banyak yang diambil departemen lain, padahal
sebenarnya Bea dan Cukai sendiri bisa memeriksanya.
“Diperaturan kita harus lewat Departemen lain padahal Bea
dan Cukai sendiri juga bisa. Lalu mengapa harus ke instansi lain
padahal kita juga bisa ? Jadi mengapa harus orang luar yang
periksa padahal kita juga bisa,” ujarnya.
Menurut Oza, SDM yang dimiliki BPIB Jakarta sudah mencu-
kupi khususnya tenaga analisis setingkat SMA dan D3 seperti
analisis kimia, analisis tekstil, teknik kimia dan berbagai macam
level eksak untuk tingkat SMA dan D3 di BPIB. Sedangkan diakui-
nya, untuk tingkat sarjana memang masih terbatas sebab rekrut-
men tingkat sarjana yang terakhir tahun 1999 hanya 3 orang.
Dan pengembangan BPIB ke depan adalah memanfaatkan apa
BERSAMA DIRJEN CCL (Central Customs Laboratorium) saat mengikuti job yang telah ada di BPIB Jakarta untuk bisa berperan serta dalam
training mengenai customs analisys training di Jepang tahun 1998. menjalankan tugas Bea dan Cukai, karena dirasakan Oza, keber-
Dave Hendrick
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
“Sok Akrab Aja...”
Saat ditemui WBC usai pagelaran wayang gokil, Dave Hendrick, memberi-
kan komentarnya terhadap pertunjukkan wayang tersebut. “Wayang gokil ini se-
ru, karena konsepnya beda dan gokil, sayangnya membernya (para pemainnya-
red) tidak semua hadir. Kalau hadir kan jadi lebih terasa serunya,” imbuhnya.
Saat ini, Dave yang masih aktif sebagai penyiar di salah satu radio di Jakar-
ta, tengah dikontrak secara ekseklusif di salah satu televisi swasta. Dengan
gayanya yang ‘khas’, cowok berperawakan sedang dan berkulit putih ini meman-
du acara kuis rejeki satu milyar dan espresso prime time, di stasiun televisi
swasta tersebut.
“Untuk yang di radio (sebagai penyiar-red) itu harus gue pertahankan kare-
na itu nafkah batin gue,” katanya. Walaupun pernah mencoba bermain sinetron
di awal karirnya, Dave mengaku tidak memiliki keinginan menekuni sinetron
yang dianggap bukan dunianya. Ia sudah menetapkan keinginannya untuk pro-
fessional di bidang penyiar, presenter dan MC.
Ketika ditanya tentang kesannya pada petugas bea cukai di bandara, Dave
yang malam itu ditemani oleh asistennya mengaku tidak pernah mendapat masalah
saat ia berhadapan dengan petugas bea cukai di bandara seperti di Soekarno Hatta.
Selama ini petugas melayani dengan penuh senyum dan ramah tamah.
Pada dasarnya, Dave memang tidak pernah membawa barang-barang yang
berlebihan sepulangnya dari luar negeri. Berbeda dengan teman-temannya yang
Lembu, Club Eighties mostly perempuan, yang kerap membeli banyak barang. Ia sering mendengar
cerita dan keluhan dari teman-temannya yang barangnya sering ditahan oleh
petugas bea cukai dan diperiksa secara berlebihan.