You are on page 1of 97

TAHUN XXXIX EDISI 391 JUNI 2007

Arah Menuju
Profesionalisme & Integritas
Petugas DJBC
PROFIL WAWANCARA

MENUNGGU IMPLEMENTASI
ANWAR SUPRIJADI
“HARUS BERANI MENERAPKAN
PERATURAN DAN TIDAK KOMPROMI”
THOMAS SUGIJATA
“...MEMEGANG TEGUH PRINSIP
PENGENDALIAN INTERNAL...”
DARI REDAKSI

TERBIT SEJAK 25 APRIL 1968

2
MISI:
7 April lalu adalah masa satu tahun kepemimpinan Dirjen Membimbing dan meningkatkan kecerdasan serta
Anwar Suprijadi di DJBC. Perjalanan waktu satu tahun memang kesadaran karyawan Direktorat Jenderal Bea dan
Jende
Cukai terhadap tugas negara
terasa masih singkat, namun dalam masa tersebut telah Mendekatkan Hubungan antara atasan dan
banyak yang terjadi instansi ini. Pembentukan Kantor bawahan serta antara karyawan Direktorat Jenderal
Jende
Bea dan Cukai dengan masyarakat
Pelayanan Utama (KPU) adalah salah satu yang bisa disebut.
KPU hanyalah sebagian dari upaya Dirjen Anwar Suprijadi untuk
membuat DJBC bergerak ke arah yang lebih baik. IZIN DEPPEN: NO. 1331/SK/DIRJEN-G/SIT/72
TANGGAL, 20 JUNI 1972 ISSN.0216-2483
Di edisi ini dalam rubrik laporan utama, kembali Redaksi mengangkat
topik mengenai KPU, kali ini membahas Bidang Kepatuhan Internal. Dari PELINDUNG
namanya, sudah terlihat bahwa unit ini nantinya akan membuka mata lebar- Direktur Jenderal Bea dan Cukai:
Drs. Anwar Suprijadi, MSc
lebar terhadap kinerja pegawai yang telah dipilih duduk di KPU. SDM, PENASEHAT
dalam hal ini pegawai bea cukai, bagaimanapun juga merupakan faktor Direktur Penerimaan & Peraturan
Kepabeanan dan Cukai:
kunci tercapainya pelayanan dan pengawasan yang utama. Drs. M. Wahyu Purnomo, MSc
Kembali ke masa satu tahun kepemimpinan Dirjen Anwar Suprijadi, Direktur Teknis Kepabeanan
Drs. Teguh Indrayana, MA
para pegawai bea cukai seantero Nusantara pasti sudah merasakan Direktur Fasilitas Kepabeanan
dampak kebijakan yang telah diambil selama ini. Sebagian malah sudah Drs. Ibrahim A. Karim
pernah bertemu ketika Dirjen melakukan kunjungan ke daerah. Namun, Direktur Cukai
Drs. Frans Rupang
banyak yang mungkin belum mengetahui siapakah sosok Anwar Suprijadi, Direktur Penindakan & Penyidikan
sebelum masuk ke lingkungan DJBC. Di rubrik profil pada edisi ini, anda Drs. Erlangga Mantik, MA
Direktur Audit
bisa membaca kisah perjalanan hidupnya secara singkat, karir dan Drs. Thomas Sugijata, Ak. MM
keluarga, hingga kemudian berlabuh di Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Direktur Kepabeanan Internasional
Drs. Kamil Sjoeib, M.A.
Saya ingin mengingatkan pembaca untuk tidak melewatkan rubrik Direktur Informasi Kepabeanan & Cukai
kolom di edisi ini. Ada tiga tulisan yang menarik dan penuh makna filosofis, Dr. Heri Kristiono, SH, MA
Kepala Pusat Pendidikan dan
dua diantaranya menggunakan pendekatan budaya Jawa. Ketika Pelatihan Bea dan Cukai
melakukan editing, saya yang bukan berasal dari daerah Jawa pun ikut Drs. Endang Tata
Inspektur Bea dan Cukai
tersenyum dengan tulisan yang dibuat. Semoga ini memacu penulis lainnya Edy Setyo
untuk mengirimkan karya tulisan yang menarik, membangun, mudah
KETUA DEWAN PENGARAH
dicerna, dengan pendekatan budaya yang beragam. Sekretaris Direktorat Jenderal
Menutup pengantar redaksi, kami mengucapkan terima kasih kepada Bea dan Cukai:
Dr. Djunaedy Djusan
KPBC Tarakan yang telah mengundang WBC melakukan peliputan profil WAKIL KETUA DEWAN PENGARAH/
kantor, yang hasilnya bisa pembaca lihat di edisi ini. Dua foto di bawah PENANGGUNG JAWAB
merupakan sebagian dari image yang terekam selama di kota tersebut, Kepala Bagian Umum:
Sonny Subagyo, S.Sos
satu foto memperlihatkan indahnya matahari pagi yang terbit, sementara DEWAN PENGARAH
foto lainnya mempertunjukkan satu paket keindahan awan dan langit biru Drs. Nofrial, M.A.,
Drs. Patarai Pabottinggi,
yang terlihat dari Pelabuhan Tarakan. Dra. Cantyastuti Rahayu,
Selamat membaca, sampai jumpa di edisi depan. Ariohadi, SH, MA.
Marisi Zainuddin Sihotang, SH.,M.M.
Drs. Martediansyah M.P.M,
Lucky R. Tangkulung J. Didit Krisnady, SH
Ir. Sucipto, M.M, Ir. Azis Syamsu Arifin,
Muhammad Zein, SH, MA.
PEMIMPIN REDAKSI
Lucky R. Tangkulung
REDAKTUR
Aris Suryantini,
Supriyadi Widjaya,
Ifah Margaretta Siahaan,
Zulfril Adha Putra
FOTOGRAFER
Andy Tria Saputra
KORESPONDEN DAERAH
` Bambang Wicaksono (Surabaya)
Ian Hermawan (Pontianak)
KOORDINATOR PRACETAK
Asbial Nurdin
SEKRETARIS REDAKSI
Kitty Hutabarat
PIMPINAN USAHA/IKLAN
Piter Pasaribu
TATA USAHA
Mira Puspita Dewi S.Pt., M.S.M.,
Untung Sugiarto
IKLAN
Wirda Renata Pardede
SIRKULASI
H. Hasyim, Amung Suryana
BAGIAN UMUM
Rony Wijaya
PERCETAKAN
PT. BDL Jakarta
ALAMAT REDAKSI/TATA USAHA
Kantor Pusat Direktorat Jenderal
Bea dan Cukai,
Jl. Jenderal A. Yani (By Pass) Jakarta Timur
Telp. (021) 47865608, 47860504,
4890308 Psw. 154 - Fax. (021) 4892353
E-Mail : - wbc@cbn.net.id
- majalah_wbc@yahoo.com
REKENING GIRO WARTA BEA CUKAI
BANK BNI CABANG JATINEGARA JAKARTA
Nomor Rekening : 8910841
Pengganti Ongkos Cetak Rp. 10.000,-

EDISI 391 JUNI 2007 WARTA BEA CUKAI 1


DAFTAR ISI

5-13
Laporan Utama
Telah lama DJBC memberlakukan sis-
tem pengawasan internal. Hal itu dapat
dilihat dengan adanya pengawasan
yang melekat, rencana strategi 5 tahun,
RKT, laporan akuntabilitas instansi
pemerintah, DP3, kode etik dan
perilaku pegawai, standar pelayanan
publik dan standar auditing sebagai
suatu patokan yang digunakan untuk
menilai kinerja pegawai.

14-17 70-72
Wawancara Selak
Keberadaan bidang Penelusuran goa
kepatuhan internal pada KPU cerme di minggu
bukan diartikan sebagai pagi bersama
pemadam kebakaran atau komunitas wisata.
polisi lalu lintas yang Serunya,
bertindak setelah ada perjalanan wisata
penyimpangan. Selanjutnya, ke goa cerme
simak wawancara WBC dilakukan dengan
dengan Thomas Sugijata bersepeda motor.
mengenai bidang kepatuhan
internal KPU.

31-35
Pengawasan
Bea dan Cukai tegah
penyalahgunaan fasilitas KB,
KPBC Soekarno Hatta tegah
ribuan HP, BNN dan Kanwil
VII DJBC Jakarta I
selenggarakan computer
based training, Kanwil IV
DJBC Kepulauan Riau tegah
9 kapal penyelundup. Simak
berita lengkapnya dalam
rubrik ini.

20-27 76-79
Daerah ke Daerah Profil
KPBC Soekarno Satu tahun sudah (sejak
Hatta terapkan 27 April 2006) Anwar
Soekarno Hatta Suprijadi menjabat
Customs Administra- sebagai Direktur Jenderal
tion Network, simak Bea dan Cukai. Tetapi
pula profil KPBC tidak banyak yang tahu
Tarakan sebagai bagaimanakah sosok
pintu gerbang di pemimpin di Direktorat
wilayah utara Jenderal Bea dan Cukai
Kalimantan Timur. ini. Simak perjalanan
hidupnya dalam rubrik ini.

2 WARTA BEA CUKAI EDISI 391 JUNI 2007


1
3
4
DARI REDAKSI
SURAT PEMBACA
KARIKATUR
Surat Pembaca
Kirimkan surat anda ke Redaksi WBC melalui alamat
18 KONSULTASI surat, fax atau e-mail. Surat hendaknya dilengkapi
dengan identitas diri yang benar dan masih berlaku.
KEPABEANAN & CUKAI
Tentang Registrasi Importir, Audit
dan Pita Cukai UPKP
28 INFORMASI KEPABEANAN Perkenankan kami mengajukan pertanyaan sebagai berikut :
& CUKAI 1. Apakah boleh kami melanjutkan sekolah/kuliah Pasca Sarjana (S2), tetapi kami
belum penyesuaian pangkat (UPKP V) yang Sarjana (S1) ?
Sistem Aplikasi Kendaraan 2. Apakah ijasah kami Pasca Sarjana (S2) nantinya akan diakui ?
Bermotor Direktorat Jenderal Bea 3. Apakah melanjutkan sekolah/kuliah Pasca Sarjana (S2) hanya bisa diijinkan
setelah memiliki pangkat/golongan Penata Muda (IIIa) ?
dan Cukai 4. Apakah setelah kami Pasca Sarjana (S2), kami masih bisa mengikuti Ujian UPKP
36 KOPERASI V (S1)/ tidak bisa ? Atau harus menunggu kenaikan pangkat yang regular terlebih
dahulu sampai Penata Muda (IIIa) kemudian mengikuti UPKP VI (S2) ?
KOPESAT DJBC Dalam
Pengembangan Usahanya Mohon penjelasan secara detail, karena banyak teman-teman kami masih ragu
akan aturan kenaikan pangkat tersebut. Dan secara kebetulan kami masih ada
39 MITRA kesempatan waktu untuk melanjutkan kuliah.
- Layanan Import Express dari
Terima kasih sebelum dan sesudahnya dan mohon info selanjutnya.
DHL Berbasis Web
- PT Pos Indonesia (Persero) D. WIRATMOKO
(060105762)
44 SIAPA MENGAPA Pengatur Muda/IIa
- Khoirul Anwar Pelaksana pada KPBC Tipe A3 Ngurah Rai
- Endang Tanggapan :
- Heri Sustanto
Sehubungan dengan surat Sdr. D. Wiratmoko NIP 060105762 Pengatur Muda
46 CUKAI (Gol. II/a) Pelaksana pada KPBC Tipe A3 Ngurah Rai mengenai Ujian Penyesuaian
DPR Studi Banding Penambahan Kenaikan Pangkat (UPKP), dapat disampaikan sebagai berikut :
Objek Cukai 1. Pada prinsipnya DJBC tidak melarang para pegawai untuk melanjutkan
49 INFO PEGAWAI pendidikan di luar kedinasan yaitu pendidikan pada sekolah/perguruan tinggi
dalam negeri di luar jam kerja dan atas biaya sendiri, serta telah diketahui secara
- Pegawai Pensiun per 1 Juni resmi oleh atasan pegawai yang bersangkutan. Tidak ada larangan juga bagi
2007 seorang pegawai BC yang akan melanjutkan kuliah Pasca Sarjana (S2) tetapi
pegawai yang bersangkutan belum mengikuti UPKP V (UPKP untuk Sarjana
49 INFO PERATURAN Strata 1). Hanya saja kepada pegawai tersebut tetap harus mengikuti UPKP V
50 SEPUTAR BEA CUKAI terlebih dahulu untuk mencapai syarat pangkat minimal (Penata Muda Gol. III/a)
54 OPINI sebelum pegawai tersebut mengikuti UPKP VI (UPKP untuk Pasca Sarjana/S2).

- HJE Minimum, Promosi Rokok 2. Ijasah Pasca Sarjana (S2) yang diakui adalah ijasah yang diperoleh seseorang
setelah menyelesaikan pendidikannya/lulus dari Perguruan Tinggi Negeri atau
dan Penerimaan Cukai Hasil Swasta (yang telah memiliki ijin operasional dari Departemen Pendidikan
Tembakau Nasional), dan ditandasahkan oleh instansi yang berwenang. Jadi, sepanjang
memenuhi kriteria tersebut dan bidang ilmu yang diambil terkait dengan bidang
- Tembakau Iris vs Rokok, tugas DJBC, ijasah tersebut dapat diakui.
Perbedaan yang
3. Pada prinsipnya tidak ada larangan bagi seorang pegawai yang akan melanjutkan
Dipersamakan kuliah Pasca Sarjana (S2) sebelum yang bersangkutan memiliki pangkat Penata
60 KOLOM Muda (Gol. III/a), sepanjang memperoleh izin dari atasan pegawai yang
bersangkutan (Pejabat Eselon III atau Kepala Kantor pegawai yang
- Melik Nggendong Lali bersangkutan).
- Karir dan Tangan
4. Sesuai Pasal 3 ayat (5) Keputusan Menteri Keuangan Nomor 411/KMK.01/2002
- Amarta Berduka tanggal 24 September 2002 tentang Ujian Penyesuaian Kenaikan Pangkat bagi
66 PERISTIWA PNS di Lingkungan Departemen Keuangan menyatakan, bahwa pegawai
golongan II yang memiliki STTB/Ijasah lebih tinggi dari Strata 1 (S1), terlebih
Kejurnas Terjun Payung dan dahulu harus mengikuti dan lulus UPKP V, sebelum yang bersangkutan mengikuti
Seleksi Pra PON 17 UPKP sesuai STTB/Ijasah yang dimilikinya. Persyaratan administrasi untuk dapat
menjadi peserta UPKP adalah :
68 RENUNGAN ROHANI a. Surat Pemberitahuan melanjutkan pendidikan di luar kedinasan yang
Iman Tanpa Zhalim diketahui secara resmi oleh atasannya (Pejabat Eselon III atau Kepala Kantor
pegawai yang bersangkutan);
73 RUANG KESEHATAN b. Surat Penunjukan dari Sekretaris unit organisasi eselon I (Sekretaris DJBC).
Gigi Sering Ngilu
74 RUANG INTERAKSI Demikian jawaban kami, semoga penjelasan di atas dapat memuaskan Saudara
dan teman-teman Saudara yang lain.
Gaya Pengelolaan
80 APA KATA MEREKA KABAG KEPEGAWAIAN

- Dude Herlino Azhar Rasyidi


- Amara NIP 060079946

EDISI 391 JUNI 2007 WARTA BEA CUKAI 3


KARIKATUR

4 WARTA BEA CUKAI EDISI 391 JUNI 2007


LAPORAN UTAMA

BIDANG KEPATUHAN INTERNAL

KPU
Di Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC),
pemberlakuan sistem pengawasan internal
sudah diberlakukan sejak lama. Keberadaan
sistem ini dapat dilihat dengan adanya
waskat atau yang lebih dikenal dengan
pengawasan melekat, rencana strategi lima
internal di lingkungan instansi pemerintahan tertuang pada
pasal 58 ayat 1 Undang-Undang Nomor 1 tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara,dimana pasal tersebut menyebut-
kan dalam rangka meningkatkan kinerja, transparansi dan
akuntabilitas pengelolaan keuangan negara, Presiden selaku
kepala pemerintahan mengatur dan menyelenggarakan
sistem pengendalian internal di lingkungan pemerintahan.
Sistem pengendalian internal pada undang-undang terse-
tahunan (renstra), Rencana Kegiatan Tahunan but masih sebatas pada pengendalian yang terkait dengan
(RKT) dan laporan akuntabilitas instansi pengelolaan keuangan negara. Sementara sistem pengawas-
pemerintah (LAKIP) serta Daftar Penilaian an melekat yang menyangkut pengelolaan organisasi
pemerintahan termuat dalam Inpres nomor 1 tahun 1989
Prestasi Pegawai (DP3). Tidak hanya itu, tentang Pedoman Pelaksanaan Pengawasan melekat. Selain
beberapa tahun terakhir DJBC juga sudah itu juga Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (MENPAN)
memiliki kode etik dan perilaku pegawai, mengeluarkan Surat Keputusan Menteri Nomor Kep/46/
standar pelayanan publik, dan standar auditing M.PAN/4/2004 tanggal 26 April 2004 tentang Petunjuk Pelak-
sanaan Inpres No. 1 Tahun 1989 tentang Pedoman
sebagai suatu patokan yang digunakan Pelaksanaan Pelaksanaan Pengawasan Melekat dalam Pe-
untuk menilai kinerja pegawai. nyelenggaraan Pemerintah.

U
Bagi lembaga pemerintahan, keberadaan bidang kepatuh-
ntuk mendukung kinerja Kantor Pelayanan Utama an internal atau sejenisnya sudah berjalan yang dilakukan
Bea dan Cukai (KPU), berbagai sarana dan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi , untuk ruang lingkup
prasarana guna mendukung pelayanan yang prima pasar modal dilakukan oleh Badan Pengawas Pasar Modal
sudah dipersiapkan, termasuk didalamnya (BAPEPAM)
keberadaan Sumber Daya Manusianya (SDM). SDM
yang berkualitas merupakan ujung tombak bagi kesuksesan
KPU untuk memberikan suatu pelayanan yang prima kepada PENGENDALI INTERNAL PADA INSTANSI PEMERINTAH
para pengguna jasa kepabeanan dan cukai. Untuk Meningkatkan kinerja pelayanan, efisiensi pelayanan dan
mendapatkan SDM tersebut, serangkaian proses rekrutmen efektifitas manajemen risiko berdasarkan peraturan
pun dilakukan oleh DJBC yang bekerja sama dengan perundang-undangan yang berlaku, yang berlandaskan pada
kalangan akademisi. prinsip-prinsip “Good Governance”, yang didukung oleh
Lalu apakah dengan selesainya rekrutmen tersebut manajemen dan sumber daya manusia yang profesional dan
berarti sudah tidak memerlukan lagi suatu pengawasan bagi berdedikasi tinggi, merupakan icon yang melekat pada suatu
mereka? Ternyata tidak, SDM tersebut masih harus perlu instansi pemerintah. Untuk mencapai tujuan yang diemban
dikontrol agar mereka menjalankan tugasnya dengan baik pada organisasi atau lembaga pemerintahan tersebut, maka
dan sesuai dengan peraturan kepabeanan dan cukai yang keberadaan pengendalian internal memegang peranan
ada saat ini. Mekanisme pengawasan bagi SDM KPU penting. Sistem pengendalian internal yang diemban oleh
dilakukan sepenuhnya oleh Bidang Kepatuhan Internal, Unit Pengendalian Internal pada instansi pemerintah dimak-
dimana pimpinan bidang ini melakukan penilaian terhadap sudkan untuk mendorong tercapainya tujuan organisasi mela-
setiap unsur satuan kerja dan pelaku organisasi melalui lui fungsi-fungsi yang dimiliki oleh unit pengendali internal
suatu mekanisme yang sistematik untuk mengevaluasi dan Fungsi tersebut diantaranya adalah melakukan
meningkatkan efektifitas dari risk management, kontrol dan peninjauan (review) terhadap sistem pengawasan melekat
proses bisnis dalam rangka mencapai tujuan organisasi. dan memeriksa kepatuhan, efisiensi dan efektivitas pelaksa-
Secara hukum, penyelenggaraan unsur pengendalian naan tugas dan kegiatan unit kerja di lingkungan organisasi.

EDISI 391 JUNI 2007 WARTA BEA CUKAI 5


LAPORAN UTAMA
WBC/ATS
Selain itu juga Unit Kepatuhan Internal ju- mengedepankan cara persuasif atau de-
ga mempunyai fungsi untuk menegakkan ngan kata lain sebagai upaya peringatan
aturan-aturan kode etik dan perilaku pega- dini. Hal ini disampaikan Bagus Nugroho
wai selain memantau dan menyiapkan Kepala Seksi Impor Direktorat Teknis Ke-
evaluasi pelaksanaan program kerja. pabeanan yang juga salah satu anggota
Sedangkan fungsi lainnya adalah me- Tim Reformasi Kebijakan Pelayanan Bidang
lakukan pemeriksaan lanjutan terhadap Bea dan Cukai. Dalam perbincangannya
adanya indikasi penyimpangan, pelang- dengan WBC ia menyampaikan, Bidang
garan dan penyalahgunaan wewenang Kepatuhan Internal di KPU lebih bersifat
yang terjadi di lingkungan internal untuk memastikan bahwa segala sesuatu
organisasi dalam rangka upaya perbaikan yang ada di KPU berjalan sesuai dengan
juga menjadi fungsi yang melekat pada apa yang telah ditetapkan. “Jadi kita
unit pengendali internal ini. kalau melihat ada suatu tindakan yang
Di DJBC sendiri, pemberlakuan sis- salah dilakukan oleh pegawai,maka kita
tem pengawasan internal sudah diberla- akan mengingatkan, dan bukan menung-
kukan sejak lama. Keberadaan sistem ini gu pegawai melakukan kesalahan, baru
dapat dilihat dengan adanya waskat atau bertindak. Nah unit ini memberikan
yang lebih dikenal dengan pengawasan warning (peringatan) jauh sebelum pe-
melekat, rencana strategi lima tahunan langgaran itu terjadi,’ujar Bagus.
(renstra) Rencana Kegiatan Tahunan BAGUS NIGROHO. Bidang Kepatuhan Internal di Lebih lanjut ia mengatakan mekanis-
(RKT) dan laporan akuntabilitas instansi KPU untuk memastikan bahwa segala sesuatu me yang dilakukan oleh Bidang
pemerintah (LAKIP) serta Daftar Penilaian yang ada di KPU berjalan sesuai dengan apa Kepatuhan Internal adalah memonitor
Prestasi Pegawai (DP3). Tidak hanya itu, yang telah ditetapkan dan mengevaluasi kinerja setiap pegawai
beberapa tahun terakhir DJBC juga sudah dan unit kerja. Pada mekanisme ini
memiliki kode etik dan perilaku pegawai, standar pelayanan nantinya para pegawai diharuskan untuk membuat laporan
publik dan standar auditing sebagai suatu patokan yang untuk setiap pekerjaan yang dilakukannya. “Nah nanti ada
digunakan untuk menilai kinerja pegawai. satu aturan dan kewajiban dimana seorang pegawai harus
Namun disadari keberadaan berbagai hal tadi belum membuat report setiap pekerjaan yang dia lakukan. Tujuan-
terlaksana sesuai dengan apa yang diharapkan. Analisis pun nya adalah untuk menilai kinerja para pegawai. Sehingga kita
dilakukan mengenai belum terlaksana sistem pengawasan bisa mengatakan seorang pegawai itu kerja bener apa
internal tersebut seperti, kurang memadainya standar kinerja, bener-bener kerja,”ujarnya
remunerasi yang kurang memadai, belum optimalnya Selain penilaian yang dilakukan dari dalam, KPU juga
pengendali internal, serta evaluasi dan tindak lanjut yang akan melibatkan peran serta masyarakat dalam hal ini
belum optimal. Selain itu juga laporan hasil kerja, pengukuran pengguna jasa untuk mengetahui apakah para petugas
kinerja dan penegakkan aturan kepegawaian yang belum benar-benar menjalankan tugas dengan baik yang sesuai
memadai menjadi menjadi hal lain pula yang berhasil dengan ketentuan atau tidak. Untuk itu kepatuhan internal
diidentifikasi oleh DJBC sebagai penyebab belum optimalnya akan menerima segala macam pengaduan mengenai kinerja
pengendali internal di DJBC. petugas yang kurang memuaskan maupun juga pujian
terhadap kinerja petugas yang menjalankan tugasnya
LIBATKAN PERAN MASYARAKAT dengan baik.”Model ini (pengaduan dan pujian.red) akan
Jika berbicara mengenai lembaga yang berfungsi untuk lebih objektif, karena masukkan bukan hanya dari dalam tapi
memastikan tidak adanya suatu penyimpangan, yang ada di dari luar. Memotret integritas akan lebih efektif dengan cara
benak para pegawai tentunya adalah suatu lembaga yang seperti ini,” lanjut Bagus.
terdiri dari orang-orang yang akan melakukan suatu tindakan Dengan adanya pengaduan dari masyarakat, maka KPU
yang bisa dibilang represif, dimana lembaga ini akan akan mengetahui suatu kekurangan yang ada di KPU,
bertindak jika ada suatu penyimpangan yang dilakukan oleh mengetahui keinginan masyarakat dan juga sarana evaluasi.
pegawai yang ada disana. Lalu bagaimana dengan Bidang “Nah dari evaluasi ini kita bisa mengetahui kenapa
Kepatuhan Internal KPU? masyarakat tidak puas. Dan dari evaluasi juga bisa dilakukan
Bidang Kepatuhan Internal bisa dikatakan sebagai suatu perbaikan,”terang Bagus. Ia pun juga menjamin, segala
bidang yang tidak menggunakan cara represif, melainkan macam pengaduan yang disampaikan masyarakat kepada
WBC/ATS WBC/ATS

PERAN MASYARAKAT. Kerahasiaan peran masyarakat yang melapor pada DJBC. Telah lama menerapkan fungsi pengawasan internal melalui berbagai
bidang Kepatuhan internal akan tetap terjaga. isntrumen yang ada, namun diakui masih belum berjalan secara maksimal.

6 WARTA BEA CUKAI EDISI 391 JUNI 2007


WBC/ATS
Bidang Kepatuhan Internal akan dija-
ga kerahasiaannya sehingga tidak
menimbulkan suatu ketakutan akan
ditekan oleh pihak yang diadukan.
“Bidang Kepatuhan Internal akan
menjamin kerahasiaan identitas pela-
por yang mengadu kepada bidang
ini, dan ditindaklanjuti oleh Bidang
Kepatuhan”
Bagus kembali menyampaikan
kalau identitas tidak lengkap bisa jadi
apa yang disampaikan pelapor cuma
isapan jempol belaka atau dibuat-
buat. Namun jika ditemukan adanya
hal tersebut, maka pengaduan
tersebut akan di arsipkan dan akan
ditindaklanjuti.
Begitu pula dengan pujian yang
disampaikan masyarakat mengenai
kinerja petugas kepada Bidang
Kepatuhan Internal. Dengan adanya
pujian maka KPU bisa melihat seper-
ti apa petugas menjalankan tugasnya
sehingga ia dipuji oleh masyarakat
dan terpuaskan dengan kinerjanya.
Dan ini bisa menjadi pemicu bagi pe-
tugas yang lain untuk dapat
menjalankan tugasnya dengan baik.
Seorang pengendali internal lan-
jut Bagus, dalam menjalankan tugas-
nya benar-benar berfungsi sebagai
pengamat yang mengamati proses
pelayanan berlangsung. Dan hasil
dari pengamatan tersebut akan di-
sampaikan kepada yang berwenang
dalam hal ini kepala bidang.”Dalam
menjalankan tugasnya ia tidak akan
memberikan masukan kepada
petugas yang diamati dan tidak juga
memberikan keputusan terhadap apa
yang diamatinya, karena yang
berwenang untuk itu adalah kepala
bidang,”ujarnya kembali

ADA FOLLOW UP
Tidak hanya sebatas sebagai
pengingat bagi para petugas dilapa-
ngan agar bertugas sesuai dengan
apa yang telah ditentukan,Bidang
Kepatuhan Internal jika diperlukan KINERJA PETUGAS. Dengan adanya Bidang Kepatuhan Internal, maka petugas pada KPU diharapkan
juga akan melakukan suatu pemerik- menjalankan tugas dan fungsinya dengan maksimal.
saan khusus internal kepatuhan.
Bagus mengatakan hal ini diperlukan jika pada praktek Tidak hanya sampai disitu, Bidang Kepatuhan Internal
dilapangan nantinya menunjukkan ada indikasi pelanggaran melakukan monitoring tindak lanjut hasil pemeriksaan
atau penyimpangan. Hal ini dilakukan dengan berbagai cara kepatuhan, hal ini dilakukan supaya tindaklanjutnya efektif.
seperti melakukan konfirmasi kepada para pihak baik itu Kalaupun nantinya hasil dari berbagai proses bidang
pimpinan dan juga pihak lain. kepatuhan internal itu ada eksekusi, maka Bidang Kepatuhan
Pada pemeriksaan khusus internal kepatuhan lanjut Internal tahu jenis eksekusi tersebut
Bagus, Bidang Kepatuhan Internal akan menggunakan Bagi masyarakat yang memberikan pengaduan kepada
teknik-teknik penyidikan dan teknik pemeriksaan seperti Bidang kepatuhan Internal lanjut Bagus, akan mendapatkan
wawancara dengan berita acara, pencarian bukti dengan feed back dari bidang tersebut mengenai hasil tindak lanjut
berita acara, konfirmasi dan klarifikasi sampai hasil laporan. dari pengaduan mereka sehingga mereka mengetahui
“Hal ini baru dilakukan kalau memang menunjukan perkembangan dari pengaduan yang mereka sampaikan.
adanya pelanggaran, kalau terbukti maka akan di terbitkan ”Tentunya dengan adanya hal ini maka masyarakat
rekomendasi,”ujar Bagus. Ia menekankan sekali lagi bahwa tidak usah merasa takut lagi akan dipersulit karena
Unit Kepatuhan Internal ini tugasnya hanya sampai meman- pengaduan mereka. Dan kita jamin akan ada feed back
tain dan mendetect jika ada suatu hal yang tidak sesuai kepada mereka yang memberikan laporan jika ditemui
dengan prosedur, dan tidak mempunyai kewenangan untuk adanya ketidaksesuaian petugas dalam memeriksa.Dan
mengeksekusi. “Yang melakukan eksekusi adalah kepala kita jamin kerahasiaan mereka yang melapor kepada
kantor yang nanti akan di deliver,katakanlah kalau pelanggar- Bidang Kepatuhan Internal, karena hanya mereka yang
an disiplin dikenakan PP 30, berarti ke kasubag kepegawai- memberikan laporan dengan identitas lengkap yang akan
an, atau kabag umum ke kepegawaian,”terangnya kembali. di follow up,”ujar Bagus. zap

EDISI 391 JUNI 2007 WARTA BEA CUKAI 7


LAPORAN UTAMA

UPAYA TINGKATKAN KINERJA


KANTOR PELAYANAN UTAMA
BEA DAN CUKAI
SDM pada Bidang Kepatuhan Internal harus dan laporan masyarakat.Tugas-tugas tersebut pada
memiliki sifat dasar seperti jujur, obyektif dalam nantinya akan dilaksanakan oleh tiga sub bagian yaitu;
l Subbagian Kepatuhan Kinerja Pelayanan,
menjalankan tugas, tegas dan lugas,investigatif l Subbagian Kepatuhan Kinerja Pengawasan dan
dan mempunyai komitmen yang tinggi. l Subbagian Kepatuhan Kinerja Administrasi.

K
Subbagian Kepatuhan Kinerja Pelayanan dipimpin
eberadaan Bidang Kepatuhan Internal pada Kepala Seksi Kepatuhan Kinerja yang bertugas
Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai (KPU) melakukan pengawasan pelaksanaan tugas dan evaluasi
pada prinsipnya untuk memastikan proses kinerja di bidang pelayanan kepabeanan dan cukai
kepabeanan dan cukai yang ada di KPU berjalan Subbagian Kepatuhan Kinerja Pengawasan, dipimpin
sesuai dengan apa yang telah ditentukan. Untuk oleh Kepala Seksi Kepatuhan Kinerja Pengawasan, yang
mencapai suatu Bidang Kepatuhan Internal yang objektif, bertugas melakukan pengawasan pelaksanaan tugas dan
independen, konsisten dan berkelanjutan, maka Bidang evaluasi kinerja di bidang intelijen, penindakan,
Kepatuhan Internal harus memenuhi enam unsur utama penyidikan dan audit kepabeanan dan cukai.
yang terdiri dari organisasi yang memadai, standar yang Subbagian Kepatuhan Kinerja Administrasi dipimpin
terukur dan aplikabel, laporan hasil kinerja pegawai, oleh Kepala Seksi Kepatuhan Kinerja Administrasi yang
penilaian dan pengukuran, laporan dan tindak lanjut hasil bertugas melakukan pengawasan pelaksanaan tugas dan
penilaian serta evaluasi dan monitoring hasil tindak lanjut. evaluasi kinerja di bidang administrasi serta pelaporan
Dalam menjalankan tugas dalam sistem pengendalian dan pemantauan tindak lanjut hasil pemeriksaan aparat
internal, maka Bidang Kepatuhan Internal memiliki pengawasan fungsional dan laporan masyarakat.
beberapa fungsi yang melekat, diantaranya fungsi
pengawasan pelaksanaan tugas di bidang pelayanan PERLU STANDAR YANG MEMADAI
kepabeanan dan cukai, pengawasan pelaksanaan tugas Setiap kegiatan yang dilakukan pada suatu organisasi
dibidang intelejen, penindakan dan penyidikan di bidang tentunya memiliki standar. Kantor Pelayanan Utama dan
kepabeanan dan cukai. DJBC telah menetapkan beberapa standar atau measures
Tidak hanya itu pengawasan pelaksanaan tugas di yang menjadi dasar dan acuan tingkat kinerja (performance)
bidang audit dan pengawasan pelaksanaan tugas di organisasi. Standar kinerja tersebut seperti Key Performance
bidang administrasi, pelaksanaan evaluasi kinerja di Indicator (KPI) dimana KPI merupakan parameter dari setiap
bidang pelayanan dan pengawasan kepabeanan dan satuan kegiatan yang ada dalam suatu bidang kerja yang
cukai, menjadi fungsi lain yang melekat. Disamping itu diberi nilai berupa kuantifikasi dan atau kualifikasi yang harus
terdapat juga fungsi pelaporan dan pemantauan tindak dicapai atau dipenuhi oleh pegawai dalam suatu bidang kerja
lanjut hasil pemeriksaan aparat pengawasan fungsional yang merefleksikan ukuran atau standard kinerja organisasi.
WBC/ATS WBC/ATS

PROSES REKRUTMEN PEGAWAI KPU. Dilakukan oleh DJBC secara BIDANG AUDIT. Pengawasan dan pelaksananaannya diawasi oleh Bidang
selektif untuk mendapatkan SDM yang berkualitas. Kepatuhan Internal

8 WARTA BEA CUKAI EDISI 391 JUNI 2007


WBC/ATS

SOSIALISASI PERATURAN. Penguasaan peraturan kepabeanan dan cukai oleh petugas Bidang kepatuhan internal memalui berbagai sosialisasi dan
pelatihan merupakan suatu keharusan bagi SDM pada KPU terutama Bidang kepatuhan Internal

Sebagai contoh, KPI untuk layanan informasi dan ukuran tingkah laku dalam melaksanakan tugasnya. Kode
konsultasi umum pada bidang pembinaan dan konsultasi Etik dan Perilaku Pegawai bertujuan untuk meningkatkan
yang dilakukan melalui telepon. Semua pertanyaan dan kompetensi, transparansi dan integritas pegawai DJBC
juga konsultasi umum mengenai kepabeanan dan cukai dalam rangka mewujudkan aparat pemerintah yang bersih
dari klien kepada petugas dijawab petugas sampai dan berwibawa.
sebelum mereka menutup sambungan teleponnya atau Sebagai pedoman beretika dan berperilaku, maka
sampai pertanyaan terjawab tuntas, bisa dikatakan setiap pegawai KPU DJBC wajib menjunjung tinggi,
merupakan sebuah kegiatan indikator kunci, mengingat menghayati dan mengamalkan Kode Etik dan Perilaku
persentasi dari jumlah telepon yang terjawab dalam Pegawai baik dalam pelaksanaan tugasnya maupun
batasan waktu tertentu menjadi salah satu unsur KPI. dalam kehidupan sehari-hari di dalam masyarakat. Setiap
Beberapa kriteria penyusunan KPI antara lain pelanggaran yang dapat berbentuk ucapan, tulisan atau
merefleksikan tujuan dari organisasi yang secara kritis perbuatan yang bertentangan dengan butir-butir yang
mengarah pada kunci sukses. Selain itu KPI dapat diukur terkandung dalam Kode Etik dan Perilaku Pegawai yang
dan dibandingkan sehingga memungkinkan untuk dilakukan oleh pegawai, dapat dikenakan sanksi atau
dilakukan koreksi jika tidak sesuai penetapan targetnya. hukuman sesuai dengan tingkat pelanggarannya
Selain KPI, untuk mewujudkan suatu bentuk sebagaimana tertuang di dalam Peraturan Pemerintah
pelayanan yang tidak sekedar “biasa saja” maka Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 1980 tentang
pembentukan KPU juga harus diawali dengan peluncuran Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
sebuah bentuk janji pelayanan prima atau Client Service Seperti halnya KPI dan Client Service Charter, Kode
Charter (CSC) secara tertulis, yang akan dipegang teguh Etik dan Perilaku Pegawai menjadi salah satu standar
oleh segenap pegawai dari tingkat atas sampai terbawah sebagai unsur dan komponen terciptanya sistem
dari masing-masing unit satuan kerja terkecil yang ada di pengendalian internal pada KPU.
struktur organisasi KPU. Sebuah Service Charter
merupakan sebuah komitmen dari DJBC khususnya KPU KARAKTERISTIK UNIT PENGENDALIAN INTERNAL
untuk memberikan suatu pelayanan yang prima kepada Objective, Integrity, confidentiality dan kompetensi,
semua pengguna jasa. Komitmen KPU harus tertuang di merupakan karakterstik yang melekat pada unit pengen-
dalam Service Charter secara jelas dan akuntabel, dali internal. Objective dalam hal ini bisa dikatakan bahwa
sehingga dapat menjadi standar baku pegangan oleh bidang ini tidak terlibat atau berhubungan dengan kegiat-
pelaku di dalam organisasi dan dapat diketahui secara an lain yang mengakibatkan adanya konflik kepentingan
jelas dan mudah oleh publik dan Perilaku Pegawai DJBC. dalam organisasi. Dalam menjalankan tugas, Bidang
Selain KPI dan CSC, kode etik Kode Etik dan Perilaku Kepatuhan Internal tidak memihak atau berusaha melin-
Pegawai merupakan ketentuan yang memiliki sifat dungi salah satu pihak yang sedang dinilai atau diukur
mengikat pegawai yang berfungsi sebagai landasan kinerjanya. Sehingga bidang ini tidak dibenarkan meneri-

EDISI 391 JUNI 2007 WARTA BEA CUKAI 9


LAPORAN UTAMA
DOK. WBC

SDM YANG BERKUALITAS. Dengan sendirinya SDM tersebut akan tunduk pada standar pelayanan publik dan standar kepegawaian lainnya

ma sesuatu apapun yang dapat mempengaruhi keputusan lainnya. Selanjutnya juga SDM tersebut akan secara
profesionalnya. Sehingga profesionalisme dalam otomatis dan terus menerus meningkatkan kemampuan,
menjalankan tugasnya benar-benar terjaga. efektifitas dan kualitas pelayanannya.
Mengenai integritas (Integrity) SDM Bidang Kepatuhan
Internal, mereka dituntut untuk melaksanakan tugasnya PERSIAPAN YANG DILAKUKAN
secara jujur, cerdas dan bertanggung jawab Untuk itu Untuk lebih mempersiapkan keberadaan Bidang
mereka dituntut pula untuk menguasai peraturan dan Kepatuhan Internal pada KPU, DJBC telah menerapkan
melakukan penilaian berdasarkan peraturan dan action plan atau rencana kerja yang akan dilakukan oleh
profesinya, selain harus mendukung dan mendorong bidang tersebut. Untuk standar kerja, maka DJBC akan
tercapainya tujuan KPU. melakukan evaluasi dan penyempurnaan standar yang
Tentunya Bidang Kepatuhan Internal akan selalu ada dan membentuk serta menerapkan Key Performance
berhubungan dengan berbagai informasi untuk Indicator (KPI) dan client service charter (CSC). Selain
menjalankan tugasnya, sehingga berbagai informasi itu mengenai laporan kinerja dan perilaku pegawai, diben-
tersebut harus tetap dipertahankan kerahasiaannya. tuk sistem pelaporan dan hasil pelaksanaan kegiatan dan
Confidentiality atau kerahasiaan menjadi karakteristik pembentukan sistem manajemen pengaduan dan pujian
utama dari Bidang Kepatuhan Internal, dimana bidang ini (complaint and compliment management system, CCMS)
harus secara bijaksana menggunakan dan melindungi Selanjutnya penyusunan beberapa produk hukum
informasi yang diminta sehubungan dengan tugasnya. yang berkaitan dengan Bidang Kepatuhan Internal dan
Selanjutnya bidang ini tidak diperkenankan pula untuk CCMS dibuat melalui peraturan menteri. Yang kemudian
mengumumkan atau membocorkan semua fakta diikuti dengan penyusunan desain aplikasi dan database
permasalahan yang sedang ditangani. Sesuai dengan yang terdiri dari sistem pelaporan kinerja pegawai, sistem
karakternya yang penuh dengan confidentiality atau complaint dan compliment serta laporan hasil pengukuran
penuh dengan hal-hal yang sifatnya rahasia, maka segala kinerja dan tindak lanjut, yang diikuti dengan penentuan
informasi yang diperolehnya tidak boleh digunakan untuk kualifikasi dan persyaratan pegawai pada bidang
kepentingan pribadi atau golongan yang bertentangan kepatuhan internal, selain sosialisasi dan internalisasi
dengan hukum atau merugikan tujuan formal dan etika Sistem Pengendali Internal (SPI).
KPU. SDM pada Bidang Kepatuhan Internal harus memiliki
SDM yang memiliki pengetahuan dan keterampilan sifat dasar seperti jujur, obyektif dalam menjalankan tu-
dan pengalaman memadai di pengendalian internal gas, tegas dan lugas,investigatif dan mempunyai komit-
menjadi salah satu hal penting selain berbagai hal tadi, men yang tinggi. Selain itu juga petugas pada Bidang
dimana dengan mutu SDM yang berkualitas tersebut kepatuhan internal mempunyai kecakapan profesionalis-
maka dengan sendirinya SDM tersebut akan tunduk pada me seperti Memahami Visi, Misi dan Tujuan KPU,
standar pelayanan publik dan standar kepegawaian Menguasai Sisdur Pengendalian Internal KPU, Menguasai

10 WARTA BEA CUKAI EDISI 391 JUNI 2007


SDM KPU
Standar Integritas & Profesionalisme Teknik Pemerik-
saan dan Wawancara serta Menguasai Teknik Internal
Audit

MANAJEMEN PENILAIAN KINERJA


Untuk dapat menilai apakah seorang petugas itu
menjalankan tugasnya dengan baik atau tidak, JALANKAN TUGAS SESUAI
DENGAN ATURAN
berbagai langkah dilakukan oleh bidang ini.
Mekanisme yang dilakukan oleh bidang ini adalah
melakukan peninjauan atau penelitian terhadap
laporan kinerja yang diterimanya. Pada langkah
selanjutnya dilakukan penilaian dan pengecekan
terhadap analisis yang dilakukan. Hal ini diperoleh Bidang Kepatuhan Internal pada Kantor
melalui laporan kinerja, Key Performance Indicator) Pelayanan Utama Bea dan Cukai (KPU) pada
KPI dan Client Service Charter (CSC). prinsipnya merupakan bidang yang bertugas
Langkah tersebut tidak berhenti disitu, namun untuk melakukan penilaian terhadap setiap
diikuti dengan identifikasi indikasi penyebab, apakah
berasal masalah yang tersistematis atau berasal dari unsur satuan kerja dan pelaku organisasi
kinerja pegawai. Dari dua hal tersebut maka dilakukan melalui mekanisme yang sistemik untuk
konfirmasi dan klarifikasi. Jika memang diperlukan mengevaluasi dan meningkatkan efektifitas dari
konfirmasi dan klarifikasi tersebut maka akan
diteruskan kepada unit investigasi khusus untuk
risk management kontrol, dan bussiness
dilakukan konfirmasi dan klarifikasi lanjutan. Namun process dalam rangka mencapai tujuan KPU.
apabila tidak diperlukan maka klarifikasi dan Untuk itu pada KPU dibutuhkan sebanyak 24
konfirmasi tersebut akan disampaikan kepada kepala orang yang bertugas pada Bidang Kepatuhan
kantor untuk ditindaklanjuti. internal guna memastikan hal-hal tersebut
Permasalahan sistematis sering ditemukan bukan
hanya di DJBC, tetapi juga di institusi lainnya berjalan sesuai dengan apa yang diinginkan.
termasuk juga institusi swasta. Dari berbagai analisa

T
yang dilakukan oleh DJBC ada beberapa penyebab
diantaranya,organisasi yang kurang efektif, sistem ugas yang diemban Bidang Kepatuhan Internal
kerja yang tidak mendukung, prosedur yang panjang tentunya selalu berhubungan dengan masalah
serta penerapan manajemen resiko (risk management) kepegawaian atau Sumber Daya Manusia (SDM),
yang tidak tepat. Selain itu penerapan waskat yang karena bidang tersebut menilai kinerja SDM
kurang efektif yang disertai dengan jumlah SDM yang pada KPU. Namun di KPU tidak ada hubungan
kurang memadai menjadi hal lain yang diidentifikasi yang sifatnya struktural antara Bidang Kepatuhan Internal
sebagai penyebab selain sarana kerja dan standar dengan Bagian Kepegawaian Direktorat Jenderal Bea dan
kerja yang kurang memadai. Cukai (DJBC), mengingat bidang tersebut bertanggung
Sementara akibat yang ditimbulkan dengan adanya jawab kepada kepala KPU sedangkan bagian
masalah yang sistematis tersebut adalah pelayanan yang kepegawaian lebih berada pada tataran kebijakan
tidak optimal dan target yang tidak tercapai. Hal-hal tadi pembinaan SDM secara umum. Hal ini disampaikan
tentunya akan berdampak pula pada kerugian dari sisi Azhar Rasyidi Kepala Bagian Kepegawaian DJBC ketika
penerimaan negara danjuga kerugian yang dialami oleh ditanya mengenai hubungan kerja antara Bidang
klien dalam hal ini adalah pengguna jasa. Selain itu juga Kepatuhan Internal dengan Bagian Kepegawaian DJBC.
masyarakat tidak akan terpuaskan dengan adanya Lebih lanjut Azhar mengatakan dalam concept paper
dampak tersebut dan berujung pada citra buruk. pembentukan KPU ada dua bentuk penanganan tindak
Sebab dan akibat tadi pada langkah selanjutnya lanjut pelanggaran kode etik yang dilakukan pada KPU.
akan di analisis dan di evaluasi yang pada akhirnya Untuk jenis pelanggaran ringan sampai dengan
berujung pada rekomendasi-rekomendasi yang pelanggaran sedang yang dilakukan oleh pegawai sampai
disampaikan kepada kepala kantor. Rekomendasi dengan tingkat eselon IV kebawah, sesuai dengan
tersebut bisa berupa penyempurnaan sistem dan Peraturan Pemerintah nomor 30 tahun 1980 tentang
prosedur pelayanan,penyempurnaan sistem Peraturan Disiplin PNS, maka KPU diberikan kewenangan
manajemen resiko dan penyesuaian jumlah SDM. untuk mengambil tindakan penanganan secara langsung.
Selain itu rekomendasi bisa berupa peningkatan Sementara untuk jenis pelanggaran berat atau
sarana kerja dan peningkatan pengawasan melekat. pelanggaran terhadap kode etik yang melibatkan Kepala
Identifikasi serupa juga dilakukan jika ditemukan KPU, maka hal tersebut lanjutnya akan dilimpahkan
adanya kinerja petugas yang tidak memenuhi standar. kepada komite Kode Etik DJBC. Rekomdendasi atas
Identifikasi terhadap penyebab kurangnya kinerja pegawai penyimpangan yang disebabkan karena ketidakcakapan
bisa berasal dari kurangnya pengetahuan yang dimiliki pegawai dapat diberikan dalam bentuk tindakan adminis-
oleh pegawai, kurangnya keteramplian pegawai dan juga tratif sesuai dengan peraturan kepegawaian, usulan
kurangnya kerjasama tim. Selain itu juga kompetensi pelatihan kembali sesuai lingkup dan bidang tugas pelaku
pegawai yang kurang dan motivasi pegawai yang minim penyimpangan, dan pelimpahan penanganan kepada
bisa menjadi salah satu penyebabnya, selain kepatuhan komite kode etik DJBC.
dan indisipliner pegawai yang bisa menjadi salah satu Tidak hanya sampai disitu, tindakan tuntutan
penyebab juga. perbendaharaan dan tuntutan ganti rugi, tuntutan gugatan
Tentunya identifikasi tersebut akan berujung pada perdata sampai tuntutan pengaduan perbuatan pidana
rekomendasi yang bisa berupa tindakan kepegawaian, merupakan rekomendasi lainnya yang akan diberikan jika
retraining dan juga mutasi pegawai. Selain itu ada juga ada suatu ketidakcakapan yang dilakukan oleh pegawai.
tuntutan perbendaharaan, tuntutan ganti rugi tuntutan
perdata maupun juga pengaduan pidana. Kesemua OBJEKTIF
rekomendasi tersebut akan dilanjutkan kepada kepala Mengenai keberadaan fungsi Bidang Kepatuhan
kantor untuk diambil tindakan selanjutnya. zap Internal KPU yang hampir sama dengan yang diemban

EDISI 391 JUNI 2007 WARTA BEA CUKAI 11


LAPORAN UTAMA
WBC/ATS
oleh Sub Bagian Evaluasi Kinerja dan Ketika ditanya apakah keberadaaan
Pembakuan Prestasi Kerja pada Bagi- Bidang Kepatuhan Internal beserta
an Organisasi dan Tata Laksana DJBC mekanismenya bisa diterapkan pada
menurut Azhar, memang memiliki Kantor Wilayah Bea dan Cukai di
kesamaan tugas yaitu melakukan peni- seluruh Indonesia, Azhar mengatakan,
laian kinerja. Hanya saja ruang lingkup sesuai dengan Peraturan Menteri Keu-
bidang yang berada di bawah Sekreta- angan tentang Perubahan Peraturan
riat DJBC lebih luas, dibandingkan Menteri Keuangan Nomor 133/PMK.01/
dengan ruang lingkup KPU. 2006 tanggal 22 Desember 2006, maka
”Sub Bagian Evaluasi Kinerja dan fungsi kepatuhan internal atau
Pembakuan Prestasi Kerja pada penilaian kinerja pada tingkat Kantor
Sekretariat DJBC mempunyai tugas Wilayah DJBC akan menjadi salah satu
dalam pelaksanaan evaluasi kinerja tugas Subbagian Kepegawaian.
seluruh unsur pada lingkungan DJBC, Bidang Kepatuhan Internal dituntut
sementara kalau Bidang Kepatuhan harus bisa menjalankan tugasnya
Internal hanya sebatas pada KPU dengan baik dan harus benar-benar
saja,”terang Azhar kembali. independent. Untuk itu suatu sistem
Pentingnya keberadaan Bidang Ke- pengendalian internal atau Bidang Ke-
patuhan Internal yang berada pada KPU patuhan Internal harus memiliki empat
tentunya diharapkan dapat meningkat- syarat karakteristik. Azhar menyebut
kan kinerja pelayanan dan pengawas- empat syarat tersebut terdiri dari
an DJBC. Model Pengawasan Internal obyektif, integritas, confidentiality dan
yang terdapat pada KPU bisa kompeten. ”Dalam unsur obyektif itulah
AZHAR RASYIDI. Jangan menilai pemindahan
dikatakan dapat meningkatkan citra tersebut semata-mata karena lulus atau tidak letak independensi unit (Bidang
DJBC, mengingat SDM pada KPU lulus tes KPU. Kepatuhan Internal.red) ini,”terang
dituntut untuk dapat menjalankan Azhar kembali.
tugas sesuai dengan aturan yang ada. SDM di KPU akan Ia kembali menegaskan Bidang Kepatuhan Internal
selalu mendapatkan pengawasan dengan berbagai harus memperhatikan beberapa syarat dimana bidang
mekanisme yang ada pada Bidang Kepatuhan Internal. tersebut tidak terlibat atau berhubungan dengan kegiatan
lain yang dapat mengurangi atau dianggap dapat
WBC/ATS
mengurangi hasil penilaian yang dilakukan. ”Termasuk
disini kegiatan atau hubungan yang mungkin dapat
menimbulkan konflik kepentingan,”ujarnya. Selain itu ia
juga mengatakan Bidang Kepatuhan Internal tidak
memihak atau berusaha melindungi salah satu pihak
yang sedang dinilai atau sedang diukur
kinerjanya.”Petugas tidak boleh berpihak kepada orang
yang sedang diperiksa, termasuk didalamnya atasanya
langsung maupun tidak langsung jika memang
ditemukan,”ujar Azhar kembali.
Selanjutnya Bidang ini tidak diperkenankan menerima
sesuatu apapun yang dapat mempengaruhi keputusan
profesionalnya termasuk didalamnnya tidak
mengumumkan atau membocorkan semua fakta
permasalahan atau laporan yang sedang ditanganinya.

TURUT DALAM PROSES SELEKSI.


Kegiatan ekspor impor Indonesia sebanyak 70 persen
dilakukan di pelabuhan Tanjung Priok. Untuk itu
dibutuhkan jumlah SDM Bea Cukai yang ideal dalam
melayani kegiatan ekspor impor tersebut. Selain itu juga
mutu dari SDM tersebut juga haruslah yang benar-benar
handal dan dapat diandalkan agar pelayanan prima
kepada para pengguna jasa dapat terlaksana dan
pengawasan yang efektif di bidang kepabeanan maupun
cukai. Untuk itu DJBC mulai membentuk Kantor
Pelayanan Utama Bea dan Cukai di kawasan Pelabuhan
Tanjung Priok serta Batam untuk dapat memberikan
pelayanan prima dan pengawasan yang komprehensif.
Penunjukkan Tanjung Priok dan Batam sebagai awal
KPU bisa dikatakan sebagai suatu upaya untuk
memperlihatkan bahwa DJBC serius untuk meningkatkan
kinerja dan citra kepada masyarakat. Berbagai upaya
dilakukan oleh DJBC termasuk didalamnya melakukan
seleksi bagi para calon pegawai yang akan menempati
posisi pada KPU di Batam dan Tanjung Priok. Proses
tersebut melibatkan lembaga akademis yang berhubung-
an dengan sumber daya manusia dan dilakukan dalam
berbagai tahapan yang benar-benar ketat.
Sebagai bagian dari Tim Percepatan Reformasi
TANJUNG PRIOK. Penunjukan Tanjung Priok sebagai KPU bisa dijadikan Kebijakan Bidang Pelayanan Bea dan Cukai, Bagian
sebagai suatu upaya untuk meningkatkan kinerja dan citra kepada masyarakat Kepegawaian terang Azhar, diberi tugas dalam bidang

12 WARTA BEA CUKAI EDISI 391 JUNI 2007


WBC/ATS

TRAINING KPU. diikuti oleh para pegawai yang telah lulus seleksi dengan penuh antusias.

peningkatan integritas dan SDM. Dan bidang ini bertang- Azhar mengatakan jumlah ideal pegawai yang
gung jawab mulai dari proses rekrutmen dan seleksi dibutuhkan pada saat implementasi KPU di Tanjung Priok
sampai dengan pelaksanaan training dan retraining bagi berjumlah 842 orang. Lebih lanjut ia merinci jumlah
calon pegawai KPU. Pada pelaksanaan beberapa waktu tersebut terdiri dari satu orang Kepala KPU, 10 orang
yang lalu, antusiasme para pegawai DJBC untuk Kepala Bidang, dua orang Pengendali Mutu Audit dan 38
mengikuti seleksi tersebut cukup banyak,hal ini terlihat orang Kepala Seksi atau subbagian. Selain itu juga
banyaknya peserta pada saat seleksi dan training . terdapat 80 orang Pejabat Fungsional Pemeriksa
DOK. WBC
Dokumen (PFPD), 492 Pelaksana Pemeriksa dan 219
Pelaksana Administrasi. ”Jumlah tersebut termasuk
pegawai yang akan menempati posisi di Bidang
Kepatuhan Internal, sebanyak 24 orang. Dan jumlah
tersebut dihitung berdasarkan analisis beban kerja
dengan membandingkan kondisi sebelum dan perkiraan
saat KPU diimplementasikan,”ujarnya kembali.
Ketika ditanya mengenai posisi para pegawai pada
wilayah Kanwil VII Jakarta I yang tidak ikut tes seleksi
KPU dan yang tidak lulus tes, Azhar mengatakan, mereka
harus dipindahkan dari Tanjung Priok. Untuk melakukan
proses pemindahan pegawai tersebut dilakukan secara
selektif dan hati-hati, karena jumlah keseluruhan pegawai
yang harus dipindahkan keluar dari Tanjung Priok kurang
lebih mencapai 1100 orang. Selektif dan hati-hati yang
dimaksud Azhar adalah, dari jumlah tersebut sebagian
besar adalah pegawai yang berusia di atas 50 tahun atau
pegawai perempuan yang tentu penempatannya tidak
akan disamaratakan dengan pegawai yang masih muda.
”Satu hal mendasar yang ingin saya kemukakan
adalah, jangan menilai pemindahan tersebut semata-
mata karena lulus atau tidak lulus tes KPU, karena pada
kenyataannya banyak sekali pegawai di Tanjung priok
yang memang sudah terlalu lama bertugas disana
(Tanjung Priok.red) sehingga pemindahan mereka
sebenarnya adalah dalam rangka penyegaran. Ini yang
KPBC BATAM. Siap menjadi KPU harus disadari bersama,”tegas Azhar. zap

EDISI 391 JUNI 2007 WARTA BEA CUKAI 13


WAWANCARA

THOMAS SUGIJATA
DIREKTUR AUDIT
SEKALIGUS KETUA TIM REFORMASI KEBIJAKAN PELAYANAN BIDANG BEA DAN CUKAI

”...MENJAGA TINGKAT KINERJA DAN


KEPATUHAN
PELAKSANAAN TUGAS...”
Keberadaan Bidang kepatuhan Internal pada KPU bukan diartikan sebagai ”pemadam kebakaran”
atau ”polisi lalu lintas” yang baru bertindak setelah ada penyimpangan. Bukan hanya itu,
diharapkan Bidang Kepatuhan Internal melakukan pengawasan, penilaian dan lain sebagainya
untuk menjamin tujuan organisasi KPU berhasil. Hal tersebut menjadi tujuan utama dari
keberadaan Bidang Kepatuhan Internal pada KPU yang dipaparkan Thomas Sugijata selaku
Ketua Tim Reformasi Kebijakan Pelayanan Bidang Pelayanan Bea dan Cukai kepada redaktur
WBC Zulfril Adha Putra. Berikut petikan wawancaranya

Bisa diceritakan seberapa pentingnya keberadaaan serta DP3 (Daftar Penilaian Prestasi Pegawai) dan terma-
Bidang Kepatuhan Internal pada Kantor Pelayanan suk pula didalamnya Tim Evaluasi Kinerja.
Utama Bea dan Cukai? Tidak hanya itu, bahkan beberapa tahun terakhir kita
Keberadaan Bidang Kepatuhan Internal pada KPU juga mempunyai kode etik dan perilaku pegawai,
sangat penting, mengingat fungsi dari bidang ini adalah kemudian ada juga Standar Pelayanan Publik dan
untuk menjamin tingkat kinerja yang prima dengan Standar Auditing sebagai standar dan produk hasil
menerapkan sebuah penilaian terhadap setiap unsur penilaian pegawai.Namun kita menyadari dan mengakui
satuan kerja dan pelaku organisasi KPU. Penilaian bahwa sampai saat ini semua alat dan mekanisme
tersebut melalui mekanisme yang sistemik dan pengendalian tersebut masih perlu ditingkatkan agar lebih
transparan untuk mengevaluasi dan meningkatkan optimal dan bersifat build-in control. Disinilah Bidang
efektifitas dari manajemen resiko, pengawasan, serta Kepatuhan Internal diharapkan dapat menjawabnya.
sistem dan prosedur dalam rangka mencapai tujuan
organisasi dalam hal ini KPU. Lalu bagaimana standar Bidang kepatuhan Internal
Selanjutnya bidang ini diharapkan juga untuk melaku- dalam menjalankan tugasnya?
kan pengawasan, penilaian, evaluasi kerja serta Pegawai pada Bidang Kepatuhan Internal wajib
penegakkan pelaksanaan kode etik dan integritas serta menerapkan dan memegang teguh prinsip-prinsip


menjamin pegawai dan organisasi dapat bekerja pengendalian internal yang menjadi standar
secara efisien dan efektif. dalam menjalankan tugasnya. Standar tersebut
berupa Integrity, dimana integritas pegawai pada
”KPU
Apakah prinsip yang diterapkan selama ini Bidang Kepatuhan Internal harus tinggi dan
dalam hal pengawasan internal belum maksi-
ADALAH dapat dipercaya sehingga semua keputusan
mal sehingga harus dibentuk Bidang BAGIAN yang dihasilkan juga bersifat dapat di percaya.
Kepatuhan Internal yang ada pada KPU? DARI Selanjutnya objectivity, disini pegawai Bidang
Sebenarnya sejak lama DJBC sudah memiliki DJBC Kepatuhan Internal harus menampilkan
perangkat dan sistem pengendalian internal. Kita YANG objektifitas profesional pada level tertinggi di
bisa lihat seperti adanya Waskat (pengawasan TIDAK dalam mengumpulkan, mengevaluasi,
melekat), Renstra (Rencana strategis lima tahun- BERBEDA...” mengkomunikasikan semua informasi mengenai


an), Rencana Kegiatan Tahunan (RKT) dan La- kinerja atau proses kerja dari unit kerja yang
poran Akuntabilitas Instansi Pemerintah (Lakip) sedang dinilai atau diukur.

14 WARTA BEA CUKAI EDISI 391 JUNI 2007


EDISI 391 JUNI 2007 WARTA BEA CUKAI 15
WAWANCARA

Pegawai pada Bidang Kepatuhan Internal harus pegawai dibandingkan dengan semua standar yang
menciptakan keseimbangan diantara semua hal yang berupa Key Performance Indicator atau KPI, Client
relevan dan tidak secara semestinya dipengaruhi oleh Service Charter (CSC), peraturan perundang-undangan di
kepentingan pribadi atau golongan di dalam memberikan bidang kepabeanan dan cukai serta peraturan kode etik
penilaian atau keputusan. dan perilaku DJBC maupun KPU.
Selain dua hal tadi ada juga confidentiality, disini Selanjutnya yang ketiga pemeriksaan kepatuhan
pegawai Bidang Kepatuhan Internal harus menghargai internal. Disini tindak lanjut dari simpulan hasil analisis
nilai dan kerahasiaan semua informasi yang mereka informasi suatu kinerja atau perilaku pegawai atau unit
terima dan tidak menyebarkan informasi tersebut diluar kerja yang kedapatan tidak memenuhi standar atau
kewenangannya kecuali, secara legal atau profesional kriteria tertentu tertulis, dapat dilakukan pemeriksaan
diharuskan untuk melakukan itu. Selanjutnya adalah kepatuhan internal.
competency, maksudnya adalah pegawai pada Bidang Sedangkan yang ke empat adalah pemeriksaan
Kepatuhan Internal harus memiliki dasar-dasar yang kuat khusus kepatuhan internal. Ini adalah pemeriksaan
dan harus mampu mengaplikasikan pengetahuan, lanjutan yang dilakukan terhadap adanya dugaan kuat
keterampilan dan pengalaman yang dibutuhkan di dalam telah terjadinya penyimpangan dan atau penyalahgunaan
kinerja Bidang Kepatuhan Internal. wewenang pegawai dan atau unit kerja di lingkungan
KPU.
Lalu bagaimana dengan metode yang digunakan oleh Yang kelima adalah pelaporan dan tindak lanjut. Disini
Bidang Kepatuhan Internal yang ada di KPU dalam laporan hasil pemeriksaan kepatuhan internal menyajikan
menjalankan tugasnya? informasi tentang simpulan, temuan, rekomendasi hasil
Bidang Kepatuhan Internal melakukan penanganan pemeriksaan kepatuhan internal secara lengkap, rinci dan
analisis informasi yang dapat diperoleh dari empat akurat serta tepat waktu. Laporan hasil pemeriksaan


sumber. Sumber pertama adalah Laporan Hasil kepatuhan internal dibuat dengan bentuk dan
Pelaksanaan Kegiatan (LHPK), kemudian susunan sesuai standar yang ditentukan.
Sistem Manajemen Pengaduan dan Pujian Ma- Hasil pemeriksaan kepatuhan internal
syarakat (SMPP), Hasil pengawasan pelaksa- ”INDIKATOR disampaikan kepada kepala kantor dengan
naan tugas di bidang pelayanan,pengawasan KINERJA nota dinas tindak lanjut laporan untuk
dan administrasi kepabeanan dan cukai, dan TENTU diteruskan kepada pimpinan unit terkait yang
perintah tertulis Direktur Jenderal atau Kepala SAJA berwenang.
kantor. BERDASARKAN Sedangkan yang ke enam mengenai
pemantauan tindak lanjut laporan kinerja.
PARAMETER...”


Bisa diceritakan mekanisme kerja yang di- Pemantauan tindaklanjut hasil pemeriksaan
lakukan bidang ini dalam menjalankan yang dilakukan oleh Bidang Kepatuhan
tugasnya, apakah dalam prakteknya akan merupakan salah satu fungsi kontrol demi
selalu memantau kinerja tiap unit di KPU dengan terciptanya efektifitas pelaksanaan sistem pengendalian
menempatkan personilnya disana? internal pada KPU. Laporan kinerja hasil pelaksanaan
Sistem Pengendalian Internal merupakan suatu sistem pengendalian internal yang merupakan tugas
rangkaian kegiatan yang sistematis dan pokok dari Bidang Kepatuhan Internal berfungsi sebagai
berkesinambungan. Untuk itu dilakukan melalui enam bahan evaluasi dan penilaian bagi pimpinan terhadap
tahapan yaitu; efektifitas kinerja Bidang Kepatuhan Internal.
Penanganan informasi, disini Bidang Kepatuhan
Internal melakukan penanganan atas semua informasi Jika ditemukan adanya suatu ketidakpatuhan yang
yang dapat menjadi sumber atau dasar dilakukannya dilakukan, apa yang akan dilakukan oleh Bidang
analisis informasi, pemeriksaan maupun pemeriksaan Kepatuhan Internal? Dan sampai sejauh mana
khusus kepatuhan internal. kewenangannya dalam hal menindaklanjuti suatu
Yang kedua analisis informasi, dimana pada dasarnya kasus tersebut?
merupakan tahap pertama dari proses pengukuran atau Ada dua langkah yang akan diambil oleh Bidang
penilaian kinerja pegawai dan atau unit bidang kerja Kepatuhan Internal, jika terdapat indikasi pelanggaran atau
melalui informasi. Proses penilaian kinerja di dalam tahap penyimpangan kinerja. Yang pertama berupa pemberian
analisis informasi dilakukan dengan membandingkan semacam peringatan kepada pegawai atau unit kerja yang
tingkat performance yang ditunjukkan dari hasil bersangkutan yang dikirimkan kepada pimpinan langsung
pelaksanaan kerja dan perilaku yang ditampilkan oleh terkait untuk perbaikan atau peningkatan kinerja selanjutnya.

16 WARTA BEA CUKAI EDISI 391 JUNI 2007


Yang kedua, jika menyangkut pelanggaran atau Lalu bagaimana pula mengontrol Bidang Kepatuhan
penyimpangan berulang atau kategori berat, maka akan Internal agar tetap bisa menjalankan tugasnya
diberikan rekomendasi sesuai jenis dan tingkat dengan baik atau dengan kata lain, siapa yang
pelanggaran. Misalnya, pelanggaran terkait dengan mis- mengontrol kepatuhan bidang ini?
conduct pegawai dapat berupa pengenaan sanksi atau Unit yang mengontrol kinerja bidang ini adalah Kepala
hukuman sebagaimana yang ditetapkan dalam ketentuan Kantor, Dirjen dan instansi pengawasan eksternal KPU
PP Nomor 30 tahun 1980 tentang Peraturan Disiplin seperti Inspektorat Jenderal Departemen Keuangan.
Pegawai negeri sipil.
Rekomendasi akan diteruskan kepada Kepala Kantor Apakah dengan adanya Bidang Kepatuhan Internal
untuk ditindaklanjuti kepada unit atau pihak yang maka akan ada pula Bidang Kepatuhan Eksternal?
berwenang sesuai jenis pelanggarannya. Misalnya, Ada bidang bimbingan kepatuhan dan layanan
rekomendasi mengenai sanksi disiplin pegawai akan informasi yang berfungsi untuk memberikan bimbingan
diteruskan kepada Bagian Umum u.p Kasubag kepatuhan dan konsultasi kepabeanan dan cukai bagi
Kepegawaian. pengguna jasa, menyediakan informasi yang akurat dan
seragam baik kepada masyarakat maupun pengguna jasa
Bisa diceritakan apa yang menjadi dasar Bidang serta unit internal dalam rangka fasilitasi hubungan
Kepatuhan internal menjalankan tugasnya, apakah kepada pengguna jasa.
ketika mengetahui adanya suatu ketidakpatuhan Untuk menciptakan kelancaran dan kenyamanan
baru bidang ini menjalankan tugasnya? Atau sesuai prinsip Know Your Customers” maka dilakukan
sebagai suatu sistem yang memberikan suatu segmentasi jenis kegiatan pembinaan dan konsultasi.
peringatan dini agar para petugas yang berada di
KPU menjalankan tugasnya dengan baik dan patuh Kembali mengenai KPU, kalau KPU bisa


pada aturan? dikatakan utama dengan visi dan misinya
Bidang ini dibentuk bukan sebagai sehingga bisa menekan jumlah
”pemadam kebakaran” atau ”polisi lalu lintas” penyalahgunaan dan juga menyelamatkan
yang baru bertindak setelah ada ADA DUA pendapatan negara, apakah efek balon
penyimpangan atau pelanggaran, melainkan LANGKAH YANG bisa terjadi, dimana nantinya
lebih kepada fungsi pengendalian yang AKAN DIAMBIL penyelewengan tersebut dapat terjadi di
bersifat prefentif melalui mekanisme yang OLEH BIDANG tempat lain yang bukan KPU?
sistematis dalam menjaga tingkat kinerja dan KEPATUHAN Ada dua hal yang berbeda yang harus kita
kepatuhan pelaksanaan tugas. pahami disini. Pertama, bahwa importasi
INTERNAL


adalah hak importir untuk melakukan dimana
Apakah Bidang Kepatuhan Internal yang saja mereka lakukan. Prinsip yang berlaku
ada pada KPU sama dengan bidang serupa disini adalah maksimalkan keuntungan secara
yang ada pada Bappepam dan KPK? bisnis. Namun yang kedua, di lain pihak DJBC memiliki
Bidang Kepatuhan Internal pada KPU secara umum kewajiban untuk memastikan kepatuhan semua transaksi
memiliki persamaan tugas dan fungsi sebagaimana unit atas pemenuhan kepabeanan, dimanapun transaksi
pengendali internal yang ada pada Bappepeam dan KPK importasi dilakukan.
pada khususnya, yaitu sebuah unit yang berfungsi Perlu diingat, KPU adalah bagian dari DJBC yang tidak
sebagai pengendali dan penjamin terlaksananya berbeda dengan kantor-kantor pabean lainnya dalam
kepatuhan internal pegawai dan unit kerja dalam mengamankan hak-hak negara. Sehingga pengamanan dan
melaksanakan tugas. penegakkan visi dan misi DJBC juga akan diterapkan di
seluruh kantor pabean yang KPU maupun yang non KPU.
Lalu apa yang menjadi indikator keberhasilan Bidang
Kepatuhan Internal dalam menjalankan tugasnya? Dengan adanya Bidang Kepatuhan Internal pada
Indikator kinerja tentu saja berdasarkan parameter KPU, apa yang diharapkan bagi KPU dan DJBC?
dan indikator-indikator yang tercantum dalam KPI untuk Dengan adanya Bidang kepatuhan Internal, maka
Bidang Kepatuhan Internal. Secara umum tingkat diharapkan kinerja baik dari sisi profesionalisme maupun
keberhasilan bidang ini akan ditunjukkan dari makin integritas pegawai, unit kerja dan organisasi KPU dapat
tingginya tingkat kepatuhan yang ditunjukkan oleh seluruh memenuhi standar yang telah ditetapkan sehingga
pegawai dan unit kerja KPU dan makin tingginya tingkat diharapkan tujuan, misi dan visi KPU khususnya dan
kepuasan masyarakat terhadap kinerja pelayanan KPU. DJBC pada umumnya dapat tercapai.

EDISI 391 JUNI 2007 WARTA BEA CUKAI 17


KONSULTASI
KEPABEANAN & CUKAI
Dengan ini kami informasikan agar setiap surat pertanyaan yang masuk ke Redaksi Warta Bea Cukai baik melalui pos, fax ataupun
e-mail, agar dilengkapi dengan identitas yang jelas dan benar. Redaksi hanya akan memproses pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
dengan menyebutkan identitas dan alamat yang jelas dan benar. Dan sesuai permintaan, kami dapat merahasiakan identitas anda.
Demikian pemberitahuan ini kami sampaikan, atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih. Redaksi

TENTANG REGISTRASI IMPORTIR,


AUDIT DAN PITA CUKAI
Mohon ijin untuk mengajukan beberapa pertanyaan : Pertanyaannya,
a. Bagaimana terhadap perusahaan rokok tersebut yang
1. Seorang importir produsen mendapat fasilitas Jalur Hijau telah memproduksi rokok tanpa dilaporkan (ijin merk)
yang memiliki nomor agenda registrasi, melakukan ke kantor Bea dan Cukai setempat mengingat
importasinya menggunakan jasa PPJK, tentu saja importir perusahaan tersebut sudah memiliki NPPBKC.
tersebut memberitahukan nomor agenda registrasinya b. Bagaimana terhadap rokok yang dijual dengan dilekati
yang sifatnya sangat rahasia pada PPJK tadi. Kalau stiker yang mirip/menyerupai pita cukai.
PPJKnya nakal, maka nomor agenda registrasi yang
dimiliki importir tadi bisa dipakai untuk importir lain, Terimakasih atas tanggapan yang diberikan
dengan demikian terjadi penyalahgunaan agenda
registrasi. Misalnya PPJK tersebut meminjamkan nomor ABUD S.B.
registrasinya kepada importir produsen yang lain, Desa Walan No. 32 Rt. 004/Rw. 01
kemudian importir produsen tadi melakukan importasi Sedati Agung, Sidoarjo Jatim
barang yang bukan peruntukannya, dengan demikian
telah terjadi penyalahgunaan registrasi importir dan
penyalahgunaan fasilitas jalur hijau sedangkan kerugian Tanggapan dari Dit. P2 :
negara yang ditimbulkan tidak ada, tetapi barang impor
tersebut setelah keluar dari kawasan pabean tujuannya Sehubungan dengan pertanyaan nomor 1 seperti
tidak ke importir tadi, hal ini dapat dibuktikan dengan termaksud di atas, bersama ini disampaikan pendapat kami
diikuti (Delivery Order), dan terbukti terjadi sebagai berikut :
penyalahgunaan nama importir dan fasilitas jalur hijau.
A. Kasus :
Pertanyaannya, 1. Penyalagunaan nomor registrasi importir.
a. Bila terbukti terjadi penyalahgunaan nama importir Perusahaan/Importir Produsen (A) yang melakukan
(registrasi) dan barang tersebut tujuannya tidak ke importasi dengan menggunakan nomor registrasi
importirnya, apa tindakan petugas Bea dan Cukai dan importir Perusahaan/Importir Produsen lain (B)
apakah ada dasar hukumnya untuk melakukan yang dalam pelayanan impornya mendapatkan
tindakan ? jalur hijau. Nomor Registrasi Importir diperoleh dari
b. Apakah boleh dilakukan perbaikan penerima barang PPJK yang sebelumnya mengurus importasi
(redress) perusahaan/importir pemilik nomor registrasi yang
sah (B).
2. Saya pernah mendengar istilah Audit Investigasi, dalam 2. Barang yang diimpor bukan peruntukannya;
terminologi/ketentuan umum yang tercantum didalam UU 3. Dalam Proses Importasi Tidak ada kerugian negara;
No. 10/1995 tentang Kepabeanan dan UU No. 11/1995 4. Barang Impor tidak dibawa ke alamat importasinya
tentang Cukai, tidak ada pengertian tentang Audit atau
Audit Investigasi. Pada UU No. 17/2006 tentang
Perubahan atas UU No. 10/1995 tentang kepabeanan B. Pertanyaan:
tercantum penjelasan audit, sedangkan Audit Investigasi 1. Bila terbukti terjadi penyalahgunaan nama importir
tidak ada penjelasan. (registrasi), dan barang tersebut tujuannya tidak ke
importasinya, apa tindakan petugas Bea dan Cukai
Pertanyaannya, dan apakah dasar hukumnya untuk melakukan
a. Apa pengertian Audit Investigasi ? tindakan itu.
b. Apa dasar hukumnya suatu perusahaan dilakukan 2. Apakah boleh dilakukan perbaikan penerimaan
Audit Investigasi ? barang (redress)?
c. Dalam hal apa dilakukan Audit Investigasi ?
d. Dan siapa/bagian mana yang melakukan audit C. Analisa
investigasi ? Terdapat beberapa indikasi dan hal yang perlu
diperhatikan yaitu:
3. Sebuah Perusahaan Rokok yang telah memiliki NPPBKC, 1. Bahwa PPJK telah berlaku curang dengan
kemudian perusahaan tersebut produksi hasil tembakau meminjamkan nomor registrasi Importir B kepada
berupa SKT atau SKTF, tetapi hasil produksi rokok importir A tanpa ijin dari importir B sebagai pemilik
tersebut tidak didaftarkan di KPBC setempat, lalu rokok nomor registrasi;
tersebut dikeluarkan dari pabrik untuk dijual dengan 2. Bahwa semua dokumen pelengkap yang dilampirkan
dilekati stiker yang mirip/menyerupai pita cukai. pada saat pengajuan PIB adalah palsu, karena

18 WARTA BEA CUKAI EDISI 391 JUNI 2007


importasi A menggunakan nomor registrasi importir B diberikan oleh Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995
tanpa ijin dari importir B; tentang Kepabeanan sebagaimana telah diubah dengan
3. Bahwa barang yang diimpor adalah barang-barang Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006 tentang
yang bukan merupakan modal maupun bahan baku Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995
untuk keperluan produksinya atau barang lain yang tentang Kepabeanan pada Pasal 86 mengenai audit
bukan untuk keperluan perusahaan industri yang kepabeanan dan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995
bersangkutan; tentang Cukai pada Pasal 39 mengenai pemeriksaan
4. Semua kewajiban kepabeanan yang berkaitan dengan pembukuan.
pembayaran Bea Masuk dan Pajak Dalam Rangka c. Audit yang bersifat investigasi dapat dilakukan dalam hal
Impor (PDRI) telah dipenuhi. terdapat dugaan tindak pidana kepabeanan dan/atau
cukai.
D. Pendapat d. Audit yang bersifat investigasi dapat dilaksanakan oleh
1. Dengan acuan indikasi tersebut, perlu dilakukan Direktorat Audit atau Kantor Wilayah Bea dan Cukai
penyelidikan mendalam terlebih dahulu untuk berdasarkan surat perintah Direktur Jenderal Bea dan
mendapatkan informasi yang cukup dan akurat dalam Cukai atau Kepala Kantor Wilayah Bea dan Cukai.
rangka membuktikan ada atau tidaknya pelanggaran
baik terhadap ketentuan kepabeanan maupun Tim Audit yang bersifat Investigasi terdiri dari seorang
ketentuan mengenai Angka Pengenal Impotir. Pengawas Mutu Audit, seorang Pengendali Teknis Audit,
Apabila berdasarkan penyelidikan dapat dibuktikan seorang Ketua Auditor, seorang atau lebih Auditor,
adanya pelanggaran baik terhadap ketentuan ditambah dengan satu atau lebih Pejabat Bea dan Cukai
kepabeanan, ketentuan mengenai Angka Pengenal dari Direktorat Penindakan dan Penyidikan atau Bidang
Importir maupun ketentuan impor lainnya, maka akan Penindakan dan Penyidikan, dan jika dipandang perlu
dilakukan proses penindakan sesuai dengan dapat ditambah dengan seorang atau lebih Pejabat Bea
ketentuan yang berlaku atas pelanggaran yang telah dan Cukai lainnya.
dilakukan. Demikian disampaikan sebagai masukan.
Salah satu proses penyelidikan yang dapat dilakukan
adalah dengan melakukan Audit terhadap perusahaan DIREKTUR AUDIT
(A) sebagai pemilik nomor registrasi importir yang sah,
sehingga akan terdeteksi/diketahui adanya Thomas Sugijata
penyalahgunaan nomor registrasi importir, karena NIP 060054084
perusahaan (A) tidak pernah mengajukan PIB yang
diajukan perusahaan (B) kepada Bea Cukai. Tanggapan dari Dit. Cukai :

2. Untuk pertanyaan tentang perbaikan penerima barang Sehubungan dengan surat pertanyaan pada butir 3,
(redress consignee), dengan ini disampaikan tanggapan sebagai berikut :
kami tidak bisa memberikan jawaban karena tidak “Bahwa untuk menjalankan usaha sebagai Pengusaha
dijelaskan permasalahannya, pihak-pihak mana saja Pabrik Hasil Tembakau wajib memiliki ijin berupa
yang terlibat serta alasan pengajuan redress. NPPBKC sebagaimana diatur dalam Pasal 14 Undang-
Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai, dan dalam
Demikian disampaikan untuk dimaklumi. NPPBKC dicantumkan jenis hasil tembakau yang diijinkan
untuk diproduksi.
DIREKTUR P2 Pengusaha pabrik yang telah memiliki NPPBKC,
sebelum memproduksi hasil tembakau sesuai jenis hasil
Erlangga Mantik tembakau yang diijinkan dalam NPPBKC wajib
NIP 060044479 mengajukan permohonan Penetapan Harga Jual Eceran
(HJE) atas merek yang akan diproduksi tersebut kepada
Tanggapan dari Dit. Audit : Kepala Kantor Pelayanan Bea dan Cukai sebagaimana
diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Nomor 07/BC/
Atas pertanyaan pembaca WBC pada nomor 2 tersebut di 2005 tentang Tata Cara Penetapan Harga Jual Eceran
atas, kami memberikan tanggapan sebagai berikut : Hasil Tembakau.
a. Audit Investigasi bukan merupakan jenis audit tersendiri Atas dasar Penetapan HJE oleh Kepala Kantor
tetapi merupakan metode/teknik khusus dari audit Pelayanan Bea dan Cukai tersebut, pengusaha dapat
kepabeanan dan audit cukai sehingga lebih tepat disebut mengajukan pemesanan pita cukai dengan mengajukan
sebagai Audit yang bersifat Investigasi. dokumen pemesanan pita cukai (CK-1) ke KPBC yang
Di dalam Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai mengawasi pabrik hasil tembakau.
Nomor 12 Tahun 2000 tentang Tatalaksana Audit Di Hasil tembakau (rokok) yang dijual atau disediakan
Bidang Kepabeanan dan Cukai, Audit yang bersifat untuk dijual yang belum mendapatkan Penetapan Harga
Investigasi dilaksanakan secara insidentil berdasarkan Jual Eceran (HJE) dan/atau dilekati selain Pita Cukai
perintah, permintaan atau informasi yang bersifat yang diwajibkan berdasarkan peraturan perundang-
mendesak dari Direktur Jenderal Bea dan Cukai, Direktur undangan di bidang cukai (dilekati sticker yang mirip/
Audit, Direktorat lain, Kepala Kantor Wilayah, Masyarakat, menyerupai Pita Cukai), dikategorikan sebagai
Perusahaan atau Instansi lain. pelanggaran ketentuan pidana di bidang cukai.”
Pada dasarnya Audit yang bersifat Investigasi merupakan
audit kepabeanan dan/atau audit cukai yang khusus Demikian disampaikan dan agar menjadi maklum.
dilakukan untuk mencari dan menemukan suatu peristiwa
yang diduga sebagai tindak pidana kepabeanan dan/atau
cukai guna menentukan dapat atau tidaknya dilakukan DIREKTUR CUKAI
penyidikan menurut cara yang diatur dalam undang- u.b.
undang. Kasubdit Cukai Hasil Tembakau

b. Audit yang bersifat Investigasi berada di dalam lingkup Patarai Pabottinggi


kewenangan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang NIP 060061502

EDISI 391 JUNI 2007 WARTA BEA CUKAI 19


DAERAH KE DAERAH
WBC/KY

FOTO BERSAMA. Seluruh pegawai KPBC Tarakan berpose bersama di depan KPBC Tarakan.

KPBC TIPE A4 TARAKAN


PINTU GERBANG DI WILAYAH UTARA
KALIMANTAN TIMUR
Luasnya wilayah perairan menyulitkan Usai istirahat dan makan siang di dalam kantor, kami
pelaksanaan pengawasan. pun beranjak menuju dermaga Malundung. Dermaga
tersebut letaknya persis di sebelah KPBC Tarakan. Di

“M
tempat itu telah menunggu kapal patroli BC 7001 bersa-
atahari di Tarakan ada tujuh…” celetuk ma para ABK-nya yang sedang bersiap-siap melakukan
seorang teman, saat kami tiba di Bandara patroli. Kami cukup beruntung diberi kesempatan
Juwata, Tarakan, Kalimantan Timur (15/5). berkeliling selama kurang lebih satu jam mengitari
Teriknya sinar matahari memang begitu wilayah perairan Tarakan dengan menggunakan BC 7001
terasa di kota berpenduduk sekitar sambil melihat-lihat lebih dekat fasilitas dan peralatan
175.129.000 jiwa tersebut. yang dimiliki BC 7001.
Hari itu WBC tiba di Bandara Juwata sekitar pukul Melihat lokasinya berada di wilayah paling utara
13.25 WIB atau pukul 14.25 WITA (perbedaan waktu Kalimantan Timur, tak heran jika Tarakan disebut sebagai
antara Jakarta dan Tarakan adalah satu jam-red). Selama pintu gerbang di wilayah utara Kalimantan Timur yang
dua jam perjalanan Jakarta – Balikpapan ditambah transit berbatasan langsung dengan Tawau-Sabah (Malaysia)
sekitar 30 menit di Bandara Sepinggan, Balikpapan, dan Filipina (Davao, Mindanao). Tarakan memiliki luas
membuat perjalanan dari Jakarta menuju Tarakan cukup wilayah 657,33 km, yang terdiri dari wilayah daratan
melelahkan. (250,80 km) dan lautan (406,53 km).
Setibanya di bandara, kami langsung menuju Kota Tarakan memiliki posisi yang strategis bagi propinsi
lapangan parkir dan langsung tancap gas menuju KPBC Kaltim karena kota tersebut merupakan penggerak
Tarakan. Setelah kurang lebih 10 menit perjalanan dari pertumbuhan wilayah utara propinsi Kaltim dan pintu gerbang
bandara, kami tiba di KPBC Tarakan yang terletak di ke dua (second gate) bagi Kaltim setelah Kota Balikpapan.
ujung Kota Tarakan. Sekilas, lokasi KPBC Tarakan persis Selain merupakan pusat transit perdagangan antar pulau di
berada di tusuk sate, tetapi ternyata tidak karena jalan wilayah utara Kaltim, Tarakan juga menjadi pusat transit
menuju KPBC Tipe A4 Tarakan hanya satu arah sehingga perdagangan antar Indonesia-Malaysia-Filipina. Tak heran
untuk mencapai KPBC Tarakan kami harus memutar. jika Tarakan memiliki visi menjadi “The New Singapore”.

20 WARTA BEA CUKAI EDISI 391 JUNI 2007


WBC/KY
Dengan jumlah penduduk yang Heru menjelaskan, saat ini komoditi
terus meningkat, struktur batu bara merupakan komoditi ekspor
perekonomian Tarakan didominasi oleh terbesar yang melalui KPBC Tarakan.
sektor jasa dan industri (sekitar 75 Namun demikian, ada beberapa komo-
persen) dan sektor ekstaktif sumber diti ekspor lainnya yang juga menjadi
daya alam (sekitar 14 persen), sisanya andalan seperti plywood, udang,
dari sektor lain. Saat ini, peluang chipwood dan methanol dengan jumlah
investasi yang potensial untuk PEB rata-rata perbulan sekitar 80
dikembangkan di kota Tarakan adalah dokumen.
sektor perdagangan, industri hilir, Berbicara mengenai target peneri-
manufacturing, pariwisata dan properti. maan, Heru menjelaskan bahwa tahun
Wilayah kerja KPBC Tarakan sendiri 2006 target yang dibebankan pada
meliputi Kotamadya Dati II Tarakan, KPBC Tarakan sebesar Rp.
Kabupaten Bulungan, Kabupaten 2.821.520.000. Dari target tersebut,
Malinau dan Kabupaten Berau. KPBC yang tercapai hanya 51,83 persen atau
Tarakan juga membawahi dua kantor sebesar Rp. 1.218.095.743, dimana
bantu dan dua pos pengawasan, yakni pemasukan yang paling besar berasal
Kantor Bantu Bea dan Cukai Pulau dari bea masuk yakni sebesar Rp.
Bunyu, Kantor Bantu Tanjung Redeb- 938.173.542.
Berau, Pos Pengawasan Bandar Udara Menurut Heru, tingginya pemasuk-
Juwata Tarakan dan Pos Pengawasan an dari bea masuk disebabkan karena
Pelabuhan Malundung Tarakan. komoditi yang paling banyak diimpor
Namun demikian, saat ini di Kantor hanyalah batu pecah guna
Bantu Pulau Bunyu sudah tidak ada pembangunan infrastruktur dan alat-
lagi kegiatan pelayanan maupun HERU HARIADI. Masyarakat Tarakan sudah alat kebutuhan pabrik plywood.
turun temurun melakukan perdagangan
pengawasan. Demikian pula halnya secara tradisional dengan Tawau, Malaysia. Untuk tahun 2007 ini, target
Pos Pengawasan Bandara Juwata yang penerimaan yang dibebankan pada
sudah tidak berfungsi sejak bandara KPBC Tarakan naik menjadi Rp.
tersebut tidak lagi melayani rute internasional (sekitar 3.018.960.000. Hingga saat ini (Januari - April 2007),
tahun 1990-an). Sedangkan Pos Pengawasan Pelabuhan target yang diperoleh telah mencapai Rp. 1.216.417.267,
Malundung saat ini masih aktif mengawasi barang-barang atau sekitar 46,94 persen dari target yang ditetapkan
bawaan penumpang kapal ferry rute Tawau, Malaysia – dengan kontribusi terbesar dari komoditi impor gula dari
Tarakan yang berlabuh setiap hari di dermaga Thailand.
Malundung. Saat ditanya mengenai cukai, Heru menjelaskan
Menurut Kepala KPBC Tipe A4 Tarakan, Heru Hariadi, bahwa di wilayah kerja KPBC Tarakan tidak terdapat
saat ini yang berpeluang untuk berkembang adalah pengusaha cukai. Sejak menjabat sebagai Kepala KPBC
Kantor Bantu Tanjung Redeb, Berau. Pasalnya, kegiatan Tarakan, Heru mengaku belum pernah melihat rokok
ekspor batu bara yang melalui pos tersebut diperkirakan ilegal yang dipasarkan di Tarakan. Namun demikian,
dapat dieksploitasi selama 30 tahun kedepan dan dikelola dalam waktu dekat pihaknya akan melakukan operasi
oleh PT. Berau Coal dan PT. Bara Jaya Utama. cukai bekerjasama dengan Kanwil Balikpapan.
WBC/KY WBC/KY

TANGKAPAN KAYU. Hasil operasi BKO juga berhasil


menegah kayu yang akan diselundupkan. Tampak
barang bukti berupa tumpukan kayu-kayu yang
ROMA. Operasi BKO berhasil menegah 514 bal roma (rombengan Malaysia) atau pakaian bekas. berhasil disita petugas.

EDISI 391 JUNI 2007 WARTA BEA CUKAI 21


DAERAH KE DAERAH

PELABUHAN TANGKAHAN SULITKAN PENGAWASAN pegawai bea cukai Tarakan adalah memberikan sosialisa-
Dengan wilayah kerja yang luas dan dipisahkan oleh si pada masyarakat setempat, bagaimana ketentuan atau
lautan, tantangan dan hambatan yang selama ini dihadapi peraturan perundang-undangan kepabeanan.
oleh KPBC Tarakan dalam hal pengawasan adalah Untuk itu, KPBC Tarakan beberapa kali telah mengun-
terbatasnya sarana transportasi. Saat ini KPBC Tarakan dang tokoh-tokoh masyarakat setempat untuk diberikan
dilengkapi dengan sarana berupa speed boat BC 1515 penjelasan atau sosialisasi kepabeanan yang sifatnya
dan BC 15024 untuk wilayah perairan, serta BKO dari ringan. Pasalnya, sosialisasi tersebut lebih ditujukan
Kanwil XV (Balikpapan) untuk wilayah lautan lepas. Sarana untuk penyadaran masyarakat bahwa ada ketentuan
lain yang dimiliki KPBC Tarakan antara lain adalah alat kepabeanan yang berlaku saat ini. “Alhamdullilah sejak
komunikasi (Radio SSB), kendaraan roda 4 dan roda 2, sosialisasi tersebut dilakukan, masyarakat sudah banyak
serta senjata api dinas. Untuk itu, lanjut Heru, upaya yang yang mengisi dan menyerahkan CD atau customs decla-
selama ini dilakukan untuk menghadapi tantangan dan ration pada petugas bea cukai,” katanya.
hambatan tersebut adalah dengan cara mengoptimalkan Tahun ini saja (Januari - April 2007), dari CD yang
sarana yang ada. diserahkan, berhasil terkumpul penerimaan dari bea
Selain kurangnya sarana transportasi, ada beberapa masuk yang nilainya meningkat dari tahun sebelumnya.
kendala yang kerap dialami dalam melakukan Untuk itu Heru menargetkan bahwa CD tersebut sebagai
pengawasan. Pertama, kondisi geografis yang langkah awal untuk menyadarkan masyarakat akan
menyulitkan pelaksanaan pengawasan kerja karena kewajibannya membayar bea masuk sesuai aturan.
luasnya wilayah perairan yang harus diawasi. Sedangkan hubungan antara KPBC Tarakan dengan
Kedua, banyaknya tempat atau dermaga tradisional stakeholder di sekitarnya hingga saat ini berjalan dengan
(tangkahan) yang menyebabkan timbulnya kegiatan baik. Kepada para stakeholder tersebut, KPBC Tarakan
ekonomi ilegal di sepanjang perairan dan pantai serta juga telah melakukan pembinaan melalui sosialisasi
tempat-tempat terpencil lainnya. “Banyaknya pelabuhan tentang kepabeanan.
tangkahan ini membuat kita kesulitan untuk Ia juga mengatakan bahwa tingkat penyelundupan di
memonitornya secara maksimal, ditambah lagi kurangnya wilayah kerja KPBC Tarakan cukup tinggi. Komoditi yang
SDM,” tambah Heru. kerap diselundupkan adalah kayu dan rombengan/
Biasanya, komoditi yang melalui pelabuhan tangkahan pakaian bekas. Beberapa waktu yang lalu (14/3), hasil
merupakan komoditi sehari-hari yang dibutuhkan operasi BKO yang dikoordinasikan Kanwil XV DJBC
masyarakat yang didatangkan dari Tawau, Malaysia, Kalimantan Bagian Timur (Balikpapan), berhasil ditegah
seperti sayuran, susu, bahan makanan dan sebagainya. dua buah kapal berisi cakar (pakaian rombengan) atau
Ketiga, aspek sosial kemasyarakatan dan perilaku roma (rombengan Malaysia) sejumlah 514 bal yang
masyarakat daerah. “Masyarakat Tarakan sudah turun proses penyidikannya dilakukan di KPBC Tarakan.
temurun melakukan perdagangan secara tradisional Kemudian tanggal 8 Mei 2007, kembali hasil operasi
dengan Tawau, Malaysia, sehingga mereka belum BKO tersebut berhasil menegah penyu yang telah mati
terbiasa dengan aturan kepabeanan,” kata Heru. Dengan sejumlah 387 ekor dan 3 buah cangkang kima. Lalu,
demikian, tugas yang paling utama yang harus dilakukan tanggal 20 Mei 2007, operasi tersebut berhasil menegah
WBC/KY 2 kapal berisi kayu jenis
amara berukuran
kurang lebih 5 m3
sejumlah 93 batang dan
kayu jenis meranti dan
mengkirai berukuran 25
m3 sejumlah 573
batang.

SDM KURANG
Sebagai Kepala
KPBC Tarakan, Heru
memiliki program kerja
yang sedang dijalan-
kan. Yang paling utama
adalah bagaimana me-
nyadarkan masyarakat
yang selama ini berda-
gang secara tradisional,
agar lebih paham de-
ngan aturan kepabean-
an. Kedua, meningkat-
kan kinerja pegawai
agar pengetahuan
pegawai bertambah dan
lebih terbuka dalam
menghadapi persoalan.
Selama ini, untuk
meningkatkan kapasitas
pegawai di lingkungan
KPBC Tarakan, digelar
pelatihan seperti P2KP
(program pembinaan
dan keterampilan
KANTOR BANTU TANJUNG REDEB, BERAU. Berpeluang untuk berkembang karena tingginya kegiatan ekspor batu bara pegawai) secara rutin.
yang melalui pos tersebut. Tampak tiga orang pegawai yang sedang bertugas di Kantor Bantu tersebut. Selain itu, kegiatan

22 WARTA BEA CUKAI EDISI 391 JUNI 2007


WBC/KY

DERMAGA MALUNDUNG. Di dermaga ini kegiatan pengawasan terhadap barang-barang bawaan penumpang kapal ferry rute Tawau, Malaysia - Tarakan
dilakukan petugas bea cukai.

olahraga di lingkungan KPBC Tarakan juga digiatkan, Upaya untuk penambahan pegawai telah dilakukan
terutama olahraga bola voli. Dari olahraga bola voli dengan meminta penambahan pegawai ke Kantor Pusat.
tersebut, KPBC Tarakan boleh berbangga hati karena tim Saat ini KPBC Tarakan diperkuat oleh 35 personil.
bola voli putri KPBC Tarakan kerap memenangkan Idealnya, lanjut Heru, jumlah SDM untuk KPBC Tarakan
berbagai macam pertandingan. adalah 65 orang.
Selain melalui olahraga, Heru juga melakukan
pendekatan dengan anak buahnya melalui diskusi dari TABEL KOMPOSISI PEGAWAI
hati ke hati. “Banyak hal yang bisa didiskusikan dengan KPBC TARAKAN
pegawai. Kalau pegawai ada yang menemui kendala di
lapangan, dapat didiskusikan bersama-sama dan dicari SAAT INI TERDIRI DARI : IDEALNYA:
pemecahannya,” tandasnya.
Seperti telah disebutkan sebelumnya, salah satu Posisi Jumlah Posisi Jumlah
kendala yang dihadapi KPBC Tarakan adalah belum (pegawai) (pegawai)
memadainya SDM yang dimiliki KPBC Tarakan. Dengan
terbatasnya SDM, wilayah pengawasan yang letaknya Kepala kantor 1 Kepala kantor 1
jauh menjadi sulit untuk dijangkau. Heru mencontohkan, Kepala seksi 5 Kepala seksi 5
kapal patroli yang ada di Tarakan jumlahnya ada 2 kapal, Korlak 4 Korlak 4
tapi nakhodanya hanya satu orang, begitu juga dengan Pelaksana 6 Pelaksana 10
KKM (kepala kamar mesin) yang juga hanya satu orang. pemeriksa pemeriksa
Akibatnya, satu orang nakhoda dan satu orang KKM pelaksana 16 pelaksana 30
merangkap dua kapal sekaligus. Sarhub 3 Sarhub 5
Tak hanya itu, terkadang pegawai yang tersisa di
kantor jumlahnya berkurang karena ada beberapa Jumlah 35 Jumlah 65
pegawai yang ikut patroli, ada pula yang secara bergilir
(rolling) tiap bulan bertugas di Kantor Bantu Tanjung Berbicara mengenai rumah dinas, Heru mengaku
Redeb, Berau (jumlahnya tiga orang). Namun demikian, rumah dinas yang ada saat ini cukup memadai bagi
kegiatan pelayanan tetap dilakukan dengan pegawai karena mayoritas pegawai bea cukai Tarakan
mengoptimalkan jumlah pegawai yang ada. merupakan putra daerah asli. ifa

EDISI 391 JUNI 2007 WARTA BEA CUKAI 23


DAERAH KE DAERAH
FOTO-FOTO : KY

BC 7001
Ketika WBC berkunjung ke KPBC Tarakan (15/5), kapal patroli BC 7001 sedang merapat di Pelabuhan Tarakan.
Kapal ini sedang dalam persiapan untuk melakukan patroli selama kurang lebih satu bulan. Muncul kemudian tawaran
berkeliling sejenak menggunakan BC 7001. Jadilah WBC ikut dalam pelayaran singkat berkeliling perairan Tarakan
selama hampir satu jam. Dalam pelayaran tersebut kami berkesempatan melihat dari dekat peralatan dan fasiltas yang
dimiliki kapal mulai dari ruang mesin, ruang ABK, dapur, ruang kemudi, hingga pelajaran singkat tentang senjata yang
ada di muka kapal, serta berkenalan dengan para awak kapal. BC 7001, selamat bertugas ! ky

8
24 WARTA BEA CUKAI EDISI 391 JUNI 2007
WBC/ATS

KPBC TIPE A1 SOEKARNO-HATTA. Pada 1 Juli 2007 mulai menerapkan secara penuh Soekarno-Hatta Customs Administration Network.

KPBC SOEKARNO-HATTA
TERAPKAN “SOEKARNO-HATTA
CUSTOMS ADMINISTRATION NETWORK”
Demi mewujudkan pelayanan prima itulah yang sering dimanfaatkan oleh calo dengan menawar-
yang selama ini dicita-citakan Direktorat kan diri mengurus segala sesuatunya kepada bea cukai de-
ngan ongkos borongan.
Jendaral Bea dan Cukai (DJBC), Kantor Kenyataan yang terjadi, banyak pihak importir yang dike-
Pelayanan Bea dan Cukai (KPBC) Tipe A1 cewakan dan dirugikan dalam jumlah yang cukup besar oleh
Soekarno-Hatta, menerapkan pola calo-calo tadi, dan ujung-ujungnya yang akan disalahkan
adalah bea cukai, karena importir hanya mengetahunya bea
administrasi yang lebih sederhana dan cukai lah yang telah mempersulit impor mereka.
efisien. Pola yang mulai diterapkan pada
1 Juli mendatang, diharapkan dapat menjadi MENGUBAH POLA LAMA MENJADI LEBIH EFISIEN
cerminan pelayanan DJBC kedepan. Berbagai upaya pun telah dilakukan KPBC Soekarno-
Hatta, mulai dari sosialisasi kepada importir untuk tidak

T
menggunakan jasa calo, hingga pemasangan pamflet
idak dapat dipungkiri, kegiatan ekspor impor di disetiap sudut ruangan yang berisi tatacara ekspor dan impor
KPBC Tipe A1 Soekarno –Hatta mempunyai maupun kegiatan kepabeanan lainnya. Dari rangkaian
frekuensi yang cukup tinggi, mulai dari impor barang kejadian yang kerap menimpa importir tersebut, maka KPBC
perorangan yang tidak terlalu besar, hingga impor Soekarno-Hatta pun kini telah menerapkan pola baru yang
barang dalam jumlah besar, berjalan secara rutin lebih efisien yang diberi nama “Soekarno-Hatta Customs
setiap harinya. Tingginya frekuensi impor ini, terkadang Administration Network” (SCAN) atau jaringan adminsitrasi
sering dimanfaatkan oleh oknum-oknum yang tidak KPBC Soekarno-Hatta.
bertanggunga jawab yang akhirnya dapat menyesatkan Menurut Kepala KPBC Tipe A1 Soekarno-Hatta, Agung
market forces. Kuswandono, penerapan Soekarno-Hatta Customs Adminis-
Umumnya oknum tersebut atau yang dikenal dengan tration Network ini sebenarnya bukan hal baru di DJBC, ini
istilah “calo”, kerap berkeliaran di sekitar bandara. Jika para hanya mengubah pola lama yang selama ini berjalan menjadi
calo melihat wajah lugu seseorang yang akan melakukan lebih efisien lagi.
impor dan tidak tahu tatacara impor yang benar, kesempatan “Saya melihat 70 persen jenis pekerjaan di KPBC ini

EDISI 391 JUNI 2007 WARTA BEA CUKAI 25


DAERAH KE DAERAH
WBC/ATS
sudah protap (prosedur tetap-red), artinya draf SK-nya dan langsung dikerjakan.
prosedurnya sudah berjalan, untuk itulah Ketiga, surat yang memerlukan
kita mencoba mengidentifikasi jenis analisis, surat ini di registration officer
pekerjaan apa saja yang kiranya bisa di- nanti akan diteruskan ke suatu rungan
selesaikan saat itu dengan pola adminis- khusus yang diberi nama analyzing
trasi baru, ini juga bukan sistem yang point. Untuk analyzing point
baru bagi DJBC, sejak dulu ini sudah sebenarnya sejak dulu sudah ada, tapi
ada, jadi yang kita ubah bukan sistem or- tempatnya di masing-masing unit. Di
ganisasinya tapi cara mengerjakannya SCAN nanti semua unit dikumpulakan
yang kita buat menjadi lebih simpel,” jelas pada satu tempat, sehingga nota
Agung Kuswandono. pendapat diselesaikan di satu tempat.
Lebih lanjut menurut Agung, jika Dan yang utama adalah, masing-
sebelumnya surat permohonan yang masing pemeriksa yang memberikan
masuk harus didisposisikan mulai dari nota pendapat tersebut harus
kepala kantor lalu turun ke kepala seksi, menandatanganinya, termasuk kepala
lalu turun lagi ke korlak dan turun lagi ke seksi yang terkait juga ikut
pelaksana, hal ini sebenarnya sangat mendatanganinya, jika semuanya telah
menghambat sekali, padahal aturannya benar maka kepala kantor tinggal
sudah ada, dan ini bisa memakan waktu menandatanganinya, jadi tidak harus
7 hingga 14 hari. Hal inilah yang akan di- berjalan ke masing-masing unit.
ubah polanya dengan SCAN. “Kami telah siapkan beberapa
pegawai untuk registrasi, pegawai
PERUBAHAN DIBEBERAPA LINI khusus untuk front desk, sedangkan
Untuk perubahan itu, Agung menje- AGUNG KUSWANDONO. Yang diubah bukan untuk conception desk ada di analysing
sistemnya, tapi polanya yang dibuat menjadi
laskan ada beberapa lini. Lini yang per- lebih simpel. point. Sehingga front desk akan
tama adalah Front Desk Officer, yang menjelaskan kepada market forces
pekerjaannya menerima surat dan mem- yang datang, misalnya untuk impor
bukukan surat. Namun sebelum surat tersebut dibukukan, sementara namun belum jelas tatacaranya, maka akan
terlebih dulu dilakukan screening, jika surat yang masuk ada petugas khusus yang akan menjelaskan. Selain itu
dari market forces, maka akan dilihat dulu juga telah disediakan komputer untuk membantu
kelengkapannya, apakah sudah lengkap baik persyaratan penjelasan. Sehingga market forces akan menerima
maupun administrasinya atau belum, jika belum maka penjelasan dengan baik dan benar, kendati surat mereka
jawaban langsung diberikan saat itu juga kepada market belum lengkap, paling tidak mereka kembali tidak dengan
forces sehingga mereka tidak menunggu terlalu lama. tangan kosong. Nah ini kalau di KPU yang dinamakan
Jika surat tersebut sudah lengkap segala client coordinator,” ujar Agung Kuswandono.
persyaratannya, maka surat tersebut akan dibukukan di Kembali kepada ketiga surat tersebut, jika surat telah
komputer, sehingga market forces dapat mengetahuinya ditandatangani oleh kepala kantor maka surat akan
kalau suratnya sudah diterima. Setelah itu surat dinomori dan masuk ke tim monitoring. Tim monitoring
diserahkan ke belakang yang disebut registration desk, yang akan memasukan entry data dan dinyatakan selesai
disinilah surat-surat tersebut dipilah. diproses. Dengan demikian market forces yang
Ada tiga jenis surat yang dipilah, pertama surat yang menunggu akan tahu surat yang mereka ajukan telah
langsung diproses oleh kepala kantor atau seksi yang selesai atau belum.
terkait, misalnya surat meminta sumbangan, surat ketemu “Untuk tim monitoring memiliki beberapa fungsi,
kepala kantor, surat dari instansi terkait, surat dari diantaranya memonitor seluruh pekerjaan ini, misalnya
kakanwil, itu langsung diberikan ke kepala kantor. Kedua, ada surat di analyzing poin sudah empat jam tidak
surat yang berkaitan dengan pekerjaan administrasi tetapi bergerak maka mereka yang akan memberitahukan
tidak memerlukan banyak analisis, misalnya permohonan kepada kepala kantor, itu untuk internal. Untuk eksternal,
perpanjangan dan syaratnya sudah lengkap di depan tadi, tim monitoring yang telah memiliki data base SKPBM tiap
surat ini akan masuk ke konseptor dan tinggal dibuatkan hari akan mengamati mana yang akan jatuh tempo dan
WBC/ATS

SATU TEMPAT. Dengan pemusatan sistem administrasi satu tempat, waktu yang dibutuhkan menjadi lebih efisien.

26 WARTA BEA CUKAI EDISI 391 JUNI 2007


WBC/ATS

SDM. Dibutuhkan pengembangan mutu SDM agar semuanya dapat berjalan dengan baik dan lancar.

mana yang masih berjalan, jika akan jatuh tempo maka “Tolak ukur ini masih kita pikirkan, karena kita tidak
satu minggu sebelumnya tim akan menyampaikan ke mau gegabah, terus terang SDM kita bergerak terus ada
market forces sebagai warning, jadi ada follow up nya,” yang dipindah dan ada yang masuk, ini yang membuat
ungkap Agung Kuswandono. hitung-hitungan kita menjadi agak susah. Jadi yang
penting saat ini sedang dilakukan trial and error, yang kita
KENDALA DAN UKURAN WAKTU rencanakan selesai dalam satu hingga dua bulan ini,”
Kembali dijelaskan Agung, fungsi yang disebutkan di tutur Agung Kuswandono.
atas tadi yang selama ini belum pernah ada, karena Terkait dengan uji coba, saat ini telah dibentuk tim
selama ini hanya menunggu batas waktu baru akan yang diketuai oleh Seksi OKDD, untuk mempersiapkan
ditegur, sekarang satu minggu sebelum sudah dapat sistem yang dimulai sejak awal Maret. Dan sementara ini
diberitahukan, sehingga ini menjadi early warning system yang sedang dijalankan adalah perekaman surat namun
bagi sistem pelayanan di KPBC Soekarno-Hatta. tetap di tandem dengan surat manual, karena dengan
”Sistem inilah yang akan dijalankan oleh KPBC Soekarno- pegawai yang masih baru dan sistem yang masih
Hatta, jadi sebenarnya bukan hal yang baru, hanya sekedar memerlukan pengembangan tentunya membutuhkan
mengubah polanya sehingga market forces bisa mendapat penyesuaian dan keahlian dalam menjalankannya.
penjelasan langsung dari bea cukai, dan waktu pengurusan Karena saat ini juga diperlukan SDM yang paham akan
yang tadinya tujuh hari bisa dipersingkat menjadi satu atau tugasnya dalam memberikan penjelasan kepada market
dua hari. Selain itu dari sistem ini juga lebih mengefektifkan forces, sehingga kepada market forces mempunyai
fungsi delivery surat, karena begitu surat datang langsung di- perilaku yang menyenangkan.
proses tidak menunggu banyak dulu. Dengan sistem ini juga “Kalau kendala terus terang ini jalan yang belum ada
tugas kepala kantor dan kepala seksi seperti managerial, jadi branch mark-nya, ini berjalan hanya dengan niat baik dan
fungsi operasional berada pada korlak dan pelaksana,” kata kemauan saja, jadi kendala saya belum tahu karena ini
Agung Kuswandono. hanya sebuah upaya untuk memperbaiki diri. Namun
Namun demikian untuk ukuran waktu. Agung Kuswando- semua kendala pasti harus diatasi dan itu mungkin tidak
no, menjelaskan sejauh ini belum jelas, hanya saja dari secepat yang kita bayangkan, tapi yang penting saya
pelayanan yang tujuh hari tersebut diharapkan akan lebih hanya berbicara soal progress, kedepan akan lebih baik,
cepat lagi, kalau surat tersebut masuk pada pagi hari, maka itu saja menurut saya dan ini yang the best we can do,
sore hari sudah bisa keluar, atau surat yang hanya menung- jadi kedepan yang kita inginkan adalah never ending job,”
gu jawaban bisa diselesaikan dengan hitungan jam saja. tandas Agung Kuswandono. adi

EDISI 391 JUNI 2007 WARTA BEA CUKAI 27


INFORMASI KEPABEANAN & CUKAI

SISTEM APLIKASI Oleh:



APLIKASI IMPOR
KENDARAAN
BERMOTOR TELAH
DIOPERASIKAN
OLEH 8 KANTOR

KENDARAAN Moh. Tsani


Annafari, S.Si,
M.Sc.*)
PELAYANAN SESUAI
ARAHAN

BERMOTOR DIREKTORAT TEKNIS


KEPABEANAN

DIREKTORAT JENDERAL
BEA DAN CUKAI

D
alam Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai sebagai lokasi penerbitan formulir, dengan pihak Kantor Pusat
Nomor: 62/BC/1999 tentang Surat Keterangan DJBC sebagai lokasi pemesanan formulir dan pemberi
Pengimporan Kendaraan Bermotor yang terakhir persetujuan, pihak Direktorat Jenderal Pajak sebagai instansi
disempurnakan dengan Keputusan nomor: Nomor: penerbit persetujuan fasilitas terkait Pajak dan Kepolisian sebagai
63/BC/2000, diatur bahwa untuk mempermudah instansi pengguna data Formulir A, B dan C.
pelayanan kepada importir dan industri perakitan perlu Mempertimbangkan kondisi tersebut, Direktorat Teknis
ditetapkan pengaturan kembali tentang penerbitan formulir Kepabeanan bekerjasama dengan Direktorat Informasi
yang berkaitan dengan impor kendaraan bermotor. Kepabeanan dan Cukai mengembangkan Sistem Aplikasi
Impor Kendaraan Bermotor (SAIKB). Sistem tersebut
Dalam Keputusan tersebut ditetapkan ketentuan-ketentu- merupakan system aplikasi berbasis web yang berfungsi
an sebagai berikut: untuk membantu Direktorat Teknis Kepabeanan dalam
1. Formulir A, digunakan untuk kendaraan bermotor yang mengelola data administrasi impor kendaraan bermotor dan
diimpor untuk dipakai dalam keadaan lain daripada terurai pendistribusian Formulir A, Bdan C ke KPBC. Melalui system
sama sekali (CBU-Completely Built Up) yang telah dipenuhi ini diharapkan dokumentasi dan tatalaksana administrasi
kewajiban pabean dan dilunasi bea masuk dan pajak dalam impor kendaraan bermotor dapat lebih tertata sehingga
rangka impornya sesuai ketentuan yang berlaku. memudahkan dalam hal pencarian data tertentu maupun
2. Formulir B, digunakan untuk kendaraan bermotor yang proses monitoring dan pengendalian proses penerbitan dan
diimpor untuk dipakai dalam keadaan lain daripada terurai pendistribusian Formulir A, B dan C.
sama sekali (CBU-Completely Built Up) atau hasil rakitan
industri perakitan dalam negeri (CKD-Completely Knocked KONFIGURASI TEKNIS
Down) yang memperoleh fasilitas pembebasan, keringanan Secara umum, Sistem Aplikasi Impor Kendaraan
atau penangguhan pembayaran bea masuk dan atau pajak Bermotor (SAIKB) terdiri atas 2 modul utama, yaitu :
dalam rangka impor.
3. Formulir C, digunakan untuk kendaraan GAMBAR 1.
bermotor yang pada pengimporannya MENU EDIT DENGAN TAMPILAN GRAPHICAL USER
diberikan fasilitas dengan menggunakan INTRFACE YANG USER FRIENDLY
Formulir B, yang dijual atau dipindah
tangankan dengan persetujuan Direktur
Jenderal Bea dan Cukai atau pejabat yang
ditunjuknya dan telah dipenuhi kewajiban
pabean serta telah dilunasi bea masuk dan
pajak dalam rangka impornya sesuai
ketentuan yang berlaku.

Secara operasional, Formulir A, B dan


C sebenarnya merupakan dokumen berhar-
ga karena menjadi salah satu persyaratan
utama penerbitan Bukti Kepemilikan
Kendaraan Bermotor (BPKB) di Kepolisian,
sehingga diperlukan kontrol terhadap
penerbitan, distribusi dan penggunaannya
agar tidak disalahgunakan oleh pihak-pihak
yang tidak bertanggung jawab.
Terkait dengan mekanisme kontrol
tersebut, salah satu kendala yang dirasa
cukup menyulitkan adalah adanya kebutuhan
koordinasi administrasi dengan beberapa unit
dan instansi terkait, diantaranya antara KPBC

28 WARTA BEA CUKAI EDISI 391 JUNI 2007


GAMBAR 2. pemeliharaan database dan backup system. Namun demikian
ARSITEKTUR JARINGAN SISTEM APLIKASI pada tahap awal implementasi, system centralized tersebut
IMPOR KENDARAAN BERMOTOR membutuhkan beberapa setting pada PC KPBC untuk keperluan
pembuatan user, pengalokasian IP address maupun setting
database client. Hal tersebut diperlukan sebagai bagian dari
upaya pengamanan agar aplikasi hanya dapat diakses melalui
PC tertentu dengan user dan password yang telah ditentukan
sehingga akses yang tidak dikehendaki dapat dicegah. Dengan
metode centralized, KPBC dan unit terkait lainnya murni di
posisikan sebagai operator aplikasi dan hanya perlu melakukan
hal-hal yang terkait teknis administrasi pelayanan.
Untuk mempermudah pengoperasian, aplikasi dibangun
dengan tampilan berbasis GUI (Graphical User Interface) dan
bersifat user friendly, sehingga staf KPBC dapat menguasai cara
pengoperasiannya meski hanya melalui training singkat atau
belajar sendiri menggunakan user manual yang disediakan.
Disamping itu, menu edit yang diperlukan untuk
melakukan perbaikan data-data yang telah direkam juga telah
tersedia. Dengan menu ini perubahan yang terjadi akibat
kesalahan ketik atau sebab lainnya dapat di lakukan dengan
sederhana dan surat perubahan atas formulir dimaksud juga
dapat langsung dicetak.

STRUKTUR JARINGAN
Secara teknis untuk dapat terhubung dengan aplikasi
kendaraan bermotor hanya diperlukan PC dengan koneksi
internet dengan bandwith yang memadai (minimal 36 Kb/S).
Untuk KPBC di lingkungan DJBC, koneksi tersebut dapat
1. Modul Administrasi Impor Kendaraan Bermotor dilakukan dengan mengunakan jaringan MPLS yang telah
Modul ini berfungsi untuk merekam dan mengawasi tersedia pada masing-masing KPBC, sedangkan akses oleh
proses impor serta proses pemindahtanganan kendaraan Direktorat Teknis dan Bagian Perlengkapan disiapkan
bermotor baik oleh importir umum maupun oleh importir dengan menggunakan infrastruktur intranet kantor pusat.
pemegang fasilitas, seperti Perwakilan Negara Asing, Sementara untuk akses dari Kepolisian disarankan untuk
Badan Internasional, dan personal/institusi lain yang dapat dilakukan dengan menggunakan koneksi internet
mendapat persetujuan pembebasan BM/PDRI dari broadband, misalnya dengan menggunakan ADSL Telkom
Menteri Keuangan. Dalam modul ini, direkam penerbitan Speedy atau dedicated connection lainnya.
Formulir A, B dan C maupun Surat Keputusan terkait
proses impor atau proses pemindahtanganan kendaraan SECURITY
bermotor yang terjadi, baik antara sesama pemegang Mengingat aplikasi impor kendaraan bermotor adalah
fasilitas maupun dari pemegang fasilitas ke bukan aplikasi web-based dan menggunakan platform public yang
pemegang fasilitas atau sebaliknya. bersifat terbuka, maka untuk SAIKB dirancang keamanan
2. Modul Pendistribusian Formulir A, B dan C system yang meliputi :
Modul ini digunakan untuk merekam pendistribusian - Security hardware melalui penyediaan firewall yang dapat
Formulir A, B dan C ke KPBC dan rekonsiliasi memblokir/mengisolasi akses-akses tidak sah dari luar ke
penggunaannya. Proses yang direkam meliputi proses dalam system.
permintaan Formulir A, B dan C dari KPBC, pengeluaran - Security Software melalui penyediaan aplikasi Administra-
formulir oleh Direktorat Teknis Kepabeanan, pencetakan tor dengan metode Back End dan Front End, dimana da-
blangko formulir, penerbitan formulir oleh KPBC dan lam metode Back End user diberikan hak akses ke dalam
pelaporannya ke Kantor Pusat. Dalam modul ini disiapkan
pula menu khusus pelaporan yang dapat digunakan pihak TABEL 1.
kepolisian untuk melakukan rekonsiliasi dan verifikasi DATA PEREKAMAN FORMULIR A, B DAN C
data Formulir A, B dan C maupun keperluan lainnya. PERIODE 01 JANUARI - 15 MARET 2007
Dalam Sistem Aplikasi Impor Kendaraan Bermotor (SAIKB)
kedua modul tersebut saling terkait sehingga dapat dilakukan
pelacakan identitas pemegang formulir, identitas kendaraan
bermotor, nomor formulir yang dikeluarkan oleh Direktorat Teknis,
nomor Formulir yang diterbitkan KPBC maupun jumlah formulir
yang rusak, dengan demikian monitoring terhadap
penyalahgunaan formulir A, B dan C dapat secara efektif
dilakukan.
Secara teknis, aplikasi dibangun menggunakan platform web-
based technology dengan pola centralized, sehingga secara fisik
aplikasi hanya diinstal di server yang ditempatkan di DIKC,
sementara KPBC maupun unit terkait lainnya termasuk
Kepolisian dapat mengakses aplikasi tersebut melalui jaringan
intranet dengan menggunakan PC yang yang telah di set sebagai
client. Dengan pola tersebut, semua unit dapat terhubung secara
online tanpa perlu terlalu banyak mengeluarkan biaya
infrastruktur. Disamping itu pemeliharaan maupun update aplikasi
dapat dilakukan secara langsung di DIKC, sehingga problem
terhadap operasional aplikasi dapat langsung ditangani termasuk

EDISI 391 JUNI 2007 WARTA BEA CUKAI 29


INFORMASI KEPABEANAN & CUKAI

database dan tabel melalui administrator, sehingga setiap pelaksanaan pemesanan dan pemantauan stok formulir A,B
record data yang ada dalam system hanya dapat diakses dan C belum dapat dilaksanakan. Selain itu Direktorat
oleh user tertentu dengan kendali administrator. Sedang- Jenderal Pajak juga belum mendapat menu aplikasi serupa,
kan dalam metode front end security dilakukan dengan cara sehingga untuk proses konfirmasi persetujuan fasilitas pajak
mengatur struktur menu sesuai hak akses masing-masing atas kegiatan importasi kendaraan bermotor masih harus di-
user pada saat dia melakukan login ke dalam system. lakukan secara manual. Kondisi tersebut seringkali meng-
hambat proses pelayanan.
IMPLEMENTASI 2. Setting pencetakan
Sejauh ini aplikasi impor kendaraan bermotor telah Dalam praktek, Formulir A,B dan C berbentuk pre-printed
dioperasikan oleh 8 kantor pelayanan sesuai arahan namun tidak tercetak dengan presisi tinggi dan sebenarnya
Direktorat Teknis Kepabeanan. Namun demikian disiapkan untuk pengetikan secara manual dan bukan untuk
implementasi tersebut lebih merupakan kegiatan otomasi pencetakan menggunakan printer. Akibatnya output aplikasi
prosedur yang telah ada dengan titik berat pada perekaman yang selalu standard kadang menjadi tidak dapat tercetak
data dibandingkan pelayanan secara elektronik, hal ini secara tepat. Kendala ini juga dipersulit karena formulir harus
disebabkan tatalaksana terkait pelayanan aplikasi impor dicetak dalam jumlah cukup banyak (rangkap 6), sementara
kendaraan bermotor secara elektronik yang masih belum dokumen yang ada tidak berbentuk continuous form sehingga
terbit. (Lihat Tabel 1) harus dimasukkan satu persatu ke dalam printer. Akibatnya
kadang pemasukan kertas tersebut secara manual tersebut
Namun demikian, sejumlah terobosan telah dilakukan dianta- menyebabkan posisi kertas bergeser sehingga output aplika-
ranya dengan membuat modul pemberitahuan Formulir dalam si tidak tercetak secara baik. Selain itu pencetakan menjadi
format excel sebagai pelengkap pemberitahuan secara hardcopy, tidak dapat dilakukan secara langsung dalam satu proses.
sehingga importir kendaran bermotor dapat menyampaikan data 3. Penunjukkan Administrator Aplikasi
pemberitahuannya secara elektronik melalui media disket yang Dengan poa implementasi yang centralized, sebenarnya
dapat di load oleh PC KPBC. Fasilitas ini sangat membantu posisi administrator aplikasi sangat vital, sebab kendali semua
petugas di KPBC, sebab mereka tidak perlu lagi melakukan entry operasional pelayanan ada di bawah kendali administrator.
ulang data hardcopy yang seringkali sangat menyita waktu. Di Namun demikian, hingga saat ini untuk aplikasi yang telah
masa depan sedang dijajagi upaya agar pengguna jasa dapat dibuat belum ditetapkan secara definitif administrator penge-
menyampaikan pemberitahuan secara online, sebab secara lola aplikasi. Meski secara teknis aplikasi berada di bawah
konsep hal itu dimungkinkan dengan telah digunakannya aplikasi pengelolaan dan pemeliharaan Direktorat Informasi Kepa-
berbasi Web untuk aplikasi impor kendaraan bermotor ini. beanan dan Cukai, namun secara operasional, kewenangan
pengendalian aplikasi seharusnya berada dibawah Direktorat
KENDALA-KENDALA DALAM IMPLEMENTASI Teknis Kepabeanan.
Terkait dengan implementasi telah diinventarisir sejumlah
permasalahan non teknis yang muncul di Kantor pelayanan, AGENDA-AGENDA TERKAIT IMPLEMENTASI APLIKASI
antara lain : Agar implementasi aplikasi dapat mencapai hasil yang
optimal, beberapa hal berikut perlu segera dilakukan oleh unit
1. Belum semua unit/instansi terakomodir dalam sistem terkait:
Secara teknis, ada beberapa unit/instansi yang terlibat dalam
kegiatan pelayanan impor kendaraan bermotor belum
Penyempurnaan Tatalaksana
l
terhubung dengan system, misalnya Bagian Perlengkapan
Agar proses pelayanan aplikasi impor kendaraan bermo-
sebagai unit yang bertanggung jawab terhadap pencetakan
tor memiliki dasar hukum yang lebih kuat,, diperlukan
dokumen Formulir A, B dan C. Akibatnya pemantauan
penyempurnaan atas peraturan-peraturan yang ada dan
berlaku saat ini. Dengan penyempurnaan
GAMBAR 3. tatalaksana tersebut diharapkan perubahan
MENU BROWSING DATA YANG DAPAT yang diperlukan terkait implementasi dan
DI AKSES KEPOLISIAN UNTUK KONFIRMASI pengembangan aplikasi akan memiliki dasar
PENERBITAN FORMULIR hukum serta kejelasan pola operasional.
MENU AKAN BERFUNGSI SECARA LEGAL JIKA MOU l Penyusunan Nota Kesepahaman
PERTUKARAN DATA TELAH DITANDATANGANI pertukaran data elektronik dengan
instansi terkait.
Nota Kesepahaman dalam hal ini
diperlukan agar penyerahan data dalam format
elektronik memilik dasar hukum dan memiliki
kejelasan mekanisme teknis dalam
implementasinya. Saat ini proses
penandatanganan nota kesepahaman dengan
POLDA Metrojaya sedang dalam proses
persiapan, dan diharapkan dalam waktu dekat
dapat direalisasikan.

Demikian uraian singkat mengenai upaya


implementasi aplikasi impor kendaraan bermo-
tor yang telah dilaksanakan Direktorat Informa-
si Kepabeanan dan Cukai. Semoga dengan
platform baru pelayanan yang telah terkompu-
terisasi dapat mendukung peningkatan kualitas
pelayanan dan pengawasan terhadap para
pengguna jasa sehing- ga dapat makin
meningkatkan citra dan kinerja DJBC sebagai
institusi yang handal dan transparan.
*) Penulis adalah Kepala Seksi Pelayanan Informasi
Direktorat Informasi Kepabeanan dan Cukai

30 WARTA BEA CUKAI EDISI 391 JUNI 2007


PENGAWASAN
DOK.KANWIL IV DJBC KEPULAUAN RIAU
SEMBILAN KAPAL. Dalam waktu satu hari tim patroli laut Kanwil IV DJBC
Kepulauan Riau, berhasil menegah sembilan kapal penyelundup yang
membawa pakaian bekas dan sepatu asal Malaysia.

DALAM SEHARI SEMBILAN


KAPAL PENYELUNDUP
BERHASIL DITEGAH
PATROLI BEA CUKAI
Dengan perencanaan strategi yang matang Satria Abadi I, KM Mega Sempurna, dan KLM Berkat Saudara
akhirnya petugas patroli laut Kantor Wilayah Jaya, menuju lokasi yang sama dengan target sebelumnya.
Untuk kali ini ketiga kapal tersebut tidak tinggal diam, mereka
(Kanwil) IV Direktorat Jenderal Bea dan Cukai berusaha untuk melarikan diri, maka terjadilah pengejaran oleh
(DJBC) Kepulauan Riau, berhasil menegah tim patroli. Namun mereka tetap tidak mau menghentikan
sembilan kapal penyelundup. Penegahan yang kapalnya, akhirnya setelah diberikan tembakan peringatan
sebanyak tiga kali ke udara dan tidak dihiraukan juga, tim patroli
diwarnai aksi tembak menembak ini, akhirnya pun akhirnya menembakkan ke badan kapal-kapal tersebut, yang
dapat mengamankan kerugian negara yang akhirnya mereka menyerah tanpa syarat.
diperkirakan mencapai Rp 30 milyar. Pukul 15.00 wib, tim yang dipimpin langsung oleh Kakanwil IV
DJBC Kepulauan Riau, akhirnya mendapati ketiga kapal lain yang

T
sedang beriringan dengan tujuan Tembilahan dan Kuala Enok.
im patroli laut Kanwil IV DJBC Kepulauan Riau kembali Pengejaran pun dilakukan dan kali ini tembakan peringatan juga
menunjukan prestasinya kepada masyarakat Indone- sempat dilakukan tim karena kapal tidak mau berhenti, akhirnya
sia. Dengan strategi yang matang akhirnya tim patroli dengan tembakan ke badan kapal, kapal-kapal penyelundup
laut Kanwil IV dapat menegah sembilan kapal tersebut menyerah seperti kapal-kapal sebelumnya.
bermuatan pakaian bekas dan sepatu asal Malaysia Dari hasil tegahan sembilan kapal ini, setelah dilakukan
yang akan di bawa ke Indonesia dengan tujuan Kuala Enok dan pemeriksaan ternyata kedapatan membawa 15.120 balepressed
Tembilahan Riau. pakaian bekas dan 600 karung sepatu yang tidak dilengkapi
Berawal dari hasil pengumpulan data intelijen pada 10 dengan manifes. Dengan pelanggran ini mereka dinyatakan telah
Mei 2007 yang memberitahukan ada sembilan kapal motor melanggar pasal 102 huruf a dan 102 huruf b Undang-Undang
berbendera Indonesia yang akan membawa pakaian bekas nomor 10 tahun 1995 yang mana telah diubah menjadi Undang-
dan sepatu asal Pasir Gudang Malaysia, tim patroli Kanwil IV Undang nomor 17 tahun 2006 tentang Kepabeanan. Dengan
langsung membuat strategi untuk menegah masuknya kapal ancaman pidana minimal 1 tahun dan maksimal 10 tahun, dan
tersebut. denda minimal Rp.50 juta atau maksimal Rp.5 milyar.
Menurut Thomas Sugijata pada saat press release yang
TEMBAKAN PERINGATAN TIDAK DIHIRAUKAN digelar pada 15 Mei 2007 di Auditorium gedung B Kantor Pusat
Tim yang dipimpin langsung oleh Kepala Bidang Penindakan DJBC, yang juga dihadiri oleh Kalakhar Bakorkamla, Asosiasi
dan Pencegahan (P2) Kanwil IV DJBC Kepulauan Riau, Thamrin, Pertekstilan Indonesia, dan Pjs. Direktur P2, menyatakan dari
berangkat terlebih dahulu ke lokasi target operasi di Kuala Enok barang bukti yang diperoleh diperkirakan nilai kerugian negara
dan Tembilahan dengan menggunakan kapal patroli BC 10001 mencapai Rp.30.840.000.000, dan posisi kasus tersebut saat ini
dengan nakoda R. Sjamsul Bahri, sekaligus memobilisasi kapal masih dalam proses penyelidikan dan penyidikan pada bidang P2
patroli DJBC lainnya yang sudah stand by di lokasi, yaitu BC Kanwil IV DJBC Kepulauan Riau.
5002, BC 7003, dan BC 7005. Sementara itu, menurut Achmad Budiyanto yang menjabat
Akhirnya pada 11 Mei 2007, pukul 02.30 wib tepatnya di sebagai Pjs. Direktur P2, mengucapkan selamat atas prestasi
perairan Berakit/Pulau Mapor, mulai terlihat kapal-kapal target yang dipersembahkan oleh patroli laut Kanwil IV DJBC
operasi, yaitu KM Rupat Utara II dan KM Putra Amirah. Melihat Kepulauan Riau, yang mana dalam satu hari dapat menegah
target yang sudah datang, tim langsung melakukan pengejaran sembilan kapal penyelundup.
dan penegahan. Tanpa melakukan perlawanan kedua kapal Hal yang sama juga diungkapkan oleh pihak Asosiasi
tersebut akhirnya menyerah dan langsung dibawa menuju Kanwil Pertekstilan Indonesia, karena secara tidak langsung telah
IV DJBC kepulauan Riau dengan dikawal BC 9002 dan BC 1607. melindungi usaha padat karya, sehingga dapat menciptakan iklim
Selang beberapa jam kemudian tepatnya pukul 06.35 wib, yang kondusif dibidang pertekstilan. Sementara itu Kalakhar
kembali kapal lainnya, yaitu KM Selamat Jaya, masuk ke perairan Bakorkamla, Djoko Sumaryono, berjanji akan mendampingi
Berakit. Melihat itu tim kemudian langsung menegahnya. Bebera- DJBC hingga ke pengadilan, sehingga kasus penyelundupan ini
pa waktu kemudian tepatnya pukul 07.35, tiga kapal yaitu KLM dapat tuntas dengan adil dan benar. adi

EDISI 391 JUNI 2007 WARTA BEA CUKAI 31


PENGAWASAN
WBC/ATS

TEKSTIL yang berhasil diamankan aparat bea dan cukai.

BEA CUKAI TEGAH PENYALAHGUNAAN


FASILITAS KAWASAN BERIKAT
Jumlah kerugian negara dapat bertambah dilakukan aparat Bea dan Cukai setelah diketahui dari
sampai miliaran rupiah dikarenakan modus hasil pengumpulan data intelijen bahwa kedua
perusahaan itu, PT. LMG dan PT. TIA sudah beberapa kali
operandi pengeluaran barang yang dilakukan mengeluarkan barang, baik bahan baku kain maupun
oleh kedua perusahaan tersebut telah dilakukan barang jadi ke Daerah Pabean Indonesia Lainnya (DPIL)
sejak lama, dan untuk mengetahui besarnya di luar jam kerja atau pada hari libur tanpa persetujuan
petugas Bea dan Cukai dan tanpa dokumen yang
secara pasti akan dilakukan audit investigasi. seharusnya.

D
PT. LMG yang beralamat di Jalan Raya Tenjo Ayu
ua perusahaan fasilitas kawasan berikat Cicurug, Sukabumi Jawa Barat adalah perusahaan
membawa muatan tanpa persetujuan petugas garment yang berorientasi ekspor dengan mendapat
Bea dan Cukai. Hal itu diungkap dalam acara fasilitas kawasan berikat. Begitu pula dengan PT.TIA yang
press release yang diadakan pada 11 Mei 2007 beralamat di Jalan Pancasila IV Gunung Putri, Bogor.
di Auditorium Gedung B. Acara yang dipimpin Terhadap PT. LMG, setelah petugas Bea Cukai
oleh Kasubdit Sarana Operasi Dit. Penindakan dan mendapat data intelijen, dilakukanlah pengawasan secara
Penyidikan (P2), Achmad Budiyanto yang mewakili khusus terhadap PT.LMG dengan menempatkan
Direktur P2, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC). beberapa petugas surveillance di sekitar pabrik.
Achmad Budiyanto mengungkapkan, penegahan ini Tepatnya pada Jumat, 6 April 2007 yang merupakan

32 WARTA BEA CUKAI EDISI 391 JUNI 2007


hari libur nasional kedapatan telah keluar sebuah truk tentang Kepabeanan yang berbunyi : ”Setiap orang yang
boks dengan nomor polisi B 9329 AI dari PT. LMG yang mengeluarkan barang impor yang belum diselesaikan
diduga membawa muatan tanpa persetujuan petugas Bea kewajiban pabeannya dari kawasan pabean atau dari
dan Cukai. tempat penimbunan berikat atau dari tempat lain di bawah
Truk boks itu diikuti oleh tim surveillance dan pengawasan pabean tanpa persetujuan pejabat bea dan
dilakukan penegahan di gudang tujuan yang beralamat di cukai yang mengakibatkan tidak terpenuhinya pungutan
Jalan Gunung Sahari I No. 45 Jakarta Pusat. Dari hasil negara berdasarkan undang-undang ini dipidana karena
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan pihak-pihak terkait melakukan penyelundupan di bidang impor dengan
diperoleh data bahwa truk boks itu membawa 80 karton pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan pidana
celana pendek sebanyak 5757 buah dari kawasan berikat penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan pidana denda
PT. LMG tanpa dilindungi dokumen kepabeanan yang paling sedikit Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah)
seharusnya dan tanpa persetujuan petugas Bea dan dan paling banyak Rp. 5000.000.000,00 (lima miliar
Cukai. rupiah)”
Sedangkan terhadap PT. TIA, setelah tim surveillance Terhadap barang bukti, aparat bea cukai telah menyita
memperoleh data intelijen, maka pengawasan secara alat pengangkut berupa truk boks dengan nomor polisi B
khusus dilakukan terhadap perusahaan ini. Tepatnya 9188 EI dan 376 roll bahan polyester, 18 rol bahan
pada Rabu, 2 Mei 2007, PT TIA dipergoki mengeluarkan padding dan 1365 karton bahan jadi/ garment milik PT.
muatannya dengan mobil truk boks bernomor polisi B TIA. Begitu juga, truk box dengan nomor polisi B 9329 AI
9188 EI tanpa persetujuan petugas Bea dan Cukai. dan 80 karton berisi garmen berupa celana pendek sport/
Setelah petugas surveillance mengikutinya sampai ke olahrga sebanyak 5757 buah PT. LMG.
tempat tujuan yaitu di Ruko Griya Bukit Jaya Blok O-12 “Pelaku, berwarga negara asing berinisial PU, selaku
No. 24 Gunung Putri, Bogor, maka dilakukanlah Manager Pabrik PT. LMG ditetapkan sebagai pelaku
penegahan dan dari hasil pemeriksaan fisik dan sedangkan satu lagi warga negara asing berinisial KOL
pemeriksaan pihak-pihak yang terkait diperoleh data selaku pemegang saham PT.TIA,” demikian ungkap
bahwa truk tersebut mengangkut 151 roll kain/tekstil dari Achmad Budiyanto.
kawasan berikat PT. TIA tanpa dilindungi dokumen
kepabeanan yang seharusnya dan tanpa persetujuan KERUGIAN NEGARA
petugas bea cukai. Namun setelah dilakukan Atas perbuatan melanggar hukum yang dilakukan ok-
pemeriksaan lebih lanjut ditemukan sejumlah 221 rol num PT. LMG, dari barang bukti awal diperkirakan jumlah
bahan polyester, 18 rol bahan padding dan 1365 karton kerugian negara yang timbul adalah sebesar Rp.
bahan jadi/ garment yang menurut pengakuan penjaga 150.000.0000, sedangkan yang dilakukan oleh oknum PT.
ruko semuanya berasal dari PT. TIA. TIA, jumlah kerugian negara mencapai Rp. 600.000.000.
Kini kedua kasus tersebut sedang dalam proses penyeli-
SANKSI dikan dan penyidikan Subdit Penyidikan Direktorat P2.
Perbuatan melawan hukum yang dilakukan kedua Sementara itu dalam kesempatan tersebut, Kepala
perusahaan tersebut melanggar pasal 102 huruf f Kantor Wilayah IX DJBC Jawa Barat, Djody Koesmendro
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006 tentang menyampaikan laporan bahwa sejak Januari 2007,
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 Kanwil Jawa Barat telah membentuk tim untuk melakukan
WBC/ATS
pengawasan yang lebih
intensif terhadap perusa-
haan yang mendapatkan
fasilitas Kawasan Berikat.
Dan sejak bulan Januari
telah ditemukan sebanyak
17 pelanggaran yang di-
lakukan, masing-masing
oleh 13 perusahaan
kawasan berikat dan 4
perusahaan KITE (Kemu-
dahan Impor Tujuan Eks-
por).
Disebutkan Djody, dari
17 pelanggaran tersebut
yang sudah diselesaikan
kasusnya melalui audit
verifikasi sebanyak 3 peru-
sahaan dan diketahui keti-
ga perusahaan ini telah
mengakibatkan kerugian
negara sebanyak Rp. 34, 3
miliar, masing-masing PT.
T sebanyak Rp. 376 juta,
PT. PRG sebanyak Rp.
14,6 miliar dan PT. NI
sebanyak Rp. 18 miliar.
“Dari hasil pengung-
kapan itu, secara internal
kami telah diberikan
sanksi bagi petugas bea
cukai yang bertugas
DJODY KOESMENDRO. Sejak Januari 2007 telah ditemukan 17 pelanggaran melibatkan para pengusaha yang menjaga kawasan
mendapat fasilitas kawasan berikat. berikat,” ujar Djody. ris

EDISI 391 JUNI 2007 WARTA BEA CUKAI 33


PENGAWASAN
WBC/ATS
dibayar dalam rangka impor
adalah Rp. 402,5 juta.
Kemudian, tanggal 3 Mei
2007, kembali petugas bea
cukai menegah 1.823 pieces
HP. Kali ini HP tersebut dikirim
melalui paket kiriman kantor
pos atau express mail service
(EMS). Melalui pencacahan
yang dilakukan bersama-sama
dengan petugas dari Kantor
Pos, dalam paket tersebut
kedapatan berbagai jenis HP
seperti Nokia (seri 6030, 6070,
6080 dan 6255 sejumlah 240
pieces), Sony Ericson (seri
K700i, K510i dan K310i,
sejumlah 683 pieces) dan
telepon genggam jenis CDMA
(tanpa merek) sejumlah 900
pieces. Seluruh HP tersebut
dikirim melalui paket dari
Hongkong dengan tujuan ke
beberapa alamat perorangan
yang tidak jelas.
Petugas melihat importasi
terhadap barang tersebut tidak
lazim karena selaku barang
larangan pembatasan,
seharusnya HP tersebut di
impor oleh perusahaan yang
HP BERBAGAI MEREK. Ribuan HP illegal berbagai merek diperlihatkan kepada pers. mempunyai ijin untuk
mengimpor alat-alat
komunikasi, bukan perorangan.
PETUGAS BEA CUKAI SOEKARNO-HATTA Diperkirakan, HP tersebut

SITA RIBUAN HAND PHONE


nilainya mencapai Rp. 796 juta
dan perkiraan PPN dan PPh
yang seharusnya dibayar
sebesar Rp. 139,3 juta.
Sejumlah 4.943 pieces hand phone illegal Penegahan ketiga dilakukan tanggal 7 Mei 2007. Petugas
senilai Rp. 3,6 milyar, berhasil ditegah petugas. kembali menegah HP yang di impor dari Hongkong melalui
EMS. Sebanyak 1.830 pieces HP merek Nokia seri 2115i,
6016i dan 2112i berhasil ditegah. Sama seperti tegahan

P
ada 9 Mei 2007, Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A1 sebelumnya, dalam dokumen pos-nya, data yang
Soekarno Hatta kembali menggelar jumpa pers diberitahukan tidak benar. Dalam dokumen, HP tersebut
sehubungan dengan penegahan berupa telepon diberitahukan antara lain sebagai spare parts, pakaian,
seluler atau telepon genggam. Sebanyak 4.943 boneka, sepatu, bahkan ada yang tidak diberitahukan sama
pieces hand phone (HP) senilai Rp. 3,6 milyar, sekali. Diperkirakan nilai barang tersebut mencapai Rp. 521
berhasil disita petugas. juta dengan perkiraan PPN dan PPh yang seharusnya
Jumlah tersebut belum termasuk penegahan yang baru dibayar mencapai Rp. 92 juta.
dilakukan malam sebelumnya (8/5) yakni sebanyak 2 koli “Uniknya, seluruh HP yang berhasil ditegah tersebut, tidak
barang yang di impor melalui Kantor Pos, disinyalir memiliki box atau kotak, charger, buku panduan dan
merupakan HP. “Hanya, karena baru ditangkap tadi malam, perlengkapan lain, yang lazim terdapat pada HP baru.
saat ini kami belum bisa mencacahnya karena barang Sehingga, dapat dipastikan kalau HP tersebut merupakan
tersebut harus dicacah bersama-sama dengan petugas barang selundupan,” tambah Agung.
kantor pos. Jadi, lebih dari 5000 pieces HP berhasil kami Dalam kesempatan itu, Agung menghimbau agar dalam
tegah dalam 4 kali tangkapan,” kata Kepala KPBC Soekarno melakukan importasi atau memasukan barang ke dalam
Hatta, Agung Kuswandono. daerah pabean, ada dua hal yang harus diperhatikan
Menurut Agung, penegahan tersebut dilakukan dalam masyarakat. Pertama, ketentuan larangan pembatasan.
waktu yang berbeda-beda. Penegahan pertama terjadi pada Kalau barang itu harus mendapatkan ijin dari instansi terkait,
30 April 2007. Pada saat itu terjaring sejumlah 1.290 pieces maka ijin tersebut harus dipenuhi terlebih dahulu. Apalagi
HP merek Nokia seri 5300, 2610, N95, 6300, 7610 dan 3230. terkait dengan barang larangan pembatasan dimana
HP tersebut dimuat di dalam dua buah tas koper besar yang terhadap importasi alat-alat komunikasi, dalam hal ini HP,
merupakan barang bawaan penumpang. Barang tersebut harus mempunyai ijin dari Departemen Pos dan
masuk melalui terminal kedatangan internasional. Telekomunikasi.
Berdasarkan pemeriksaan x-ray, kecurigaan petugas Kedua, memperhatikan apakah barang tersebut terutang
muncul karena sangat tidak lazim ada penumpang membawa bea masuk dan pajak dalam rangka impor (PDRI). Sehingga,
HP yang banyaknya hingga dua koper besar. Petugas pun terhadap barang-barang impor, yang terkena larangan
kesulitan melacak siapa pemilik HP tersebut karena koper- pembatasan maupun yang tidak, maka barang tersebut
koper berisi HP itu sengaja ditinggal oleh pemiliknya. terutang bea masuk yang nilainya tergantung dari jenis
Diperkirakan, nilai dari HP tersebut mencapai Rp 2,3 milyar barangnya. “Kedua hal harus diperhatikan oleh masyarakat,”
dengan perkiraan nilai PPN dan PPh yang seharusnya tandas Agung. ifa

34 WARTA BEA CUKAI EDISI 391 JUNI 2007


BNN DAN KANWIL VII DJBC JAKARTA I

WBC/ATS
SELENGGARAKAN
COMPUTER BASED
TRAINING
Memanfaatkan komputer sebagai sarana untuk
mempelajari teknik-teknik pengungkapan
kejahatan narkoba dan kejahatan lainnya
dengan menggunakan modul-modul pelatihan.

U
ntuk meningkatkan kemampuan petugas Bea dan Cu-
kai terutama yang berkaitan dengan masalah penyelun-
dupan narkoba, Kanwil VII DJBC Jakarta I bekerja
sama dengan Badan Narkotika Nasional (BNN) meng-
adakan pelatihan Computer Based Training (CBT)
kepada Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Bea dan Cukai di
wilayah Kanwil VII DJBC Jakarta I dan Kanwil VIII Jakarta II pada
16 sampai dengan 27 April 2007 di Kanwil VII Jakarta I.
Materi yang disampaikan mengenai investigasi tindak pidana
narkoba, metode money laundering dan lain sebagainya yang
terangkum dalam 11 modul. Dihadapan 30 peserta dan juga tamu
undangan pada acara pembukaan, Kepala Pusat Dukungan Pe-
negakkan Hukum Pelaksana Harian Badan Narkotika Nasional
(Kapusduggakum BNN) Djoko Satriyo, Msi mengatakan, bisnis
haram narkoba pada kenyataan memang menguntungkan. Ia
mencontohkan untuk pembuatan satu pil ecstasy hanya memer- SUASANA TRAINING. Peserta mengikuti pelatihan langsung dibawah
lukan biaya sebesar Rp.5000 untuk pembuatan setiap butirnya. pelatihan BNN
Sementara dalam pemasarannya, pil tersebut dijual dengan
harga Rp.100.000 sampai Rp.175.000 untuk setiap butirnya. ini. Pelatihan ini lanjut Azhar bertujuan agar tersedianya tenaga
“Bisa dibayangkan berapa jumlah uang yang dihasilkan dari itu PPNS yang professional di bidang investigasi tindak pidana
(narkoba.red) sementara dampaknya pada rusaknya mental gene- narkoba, tercapainya koordinasi secara terpadu antar instansi
rasi muda akibat narkoba tadi,”ujar Djoko dihadapan para peserta. terkait, terwujudnya hasil pelaksanaan tugas sesuai dengan tuju-
Untuk mengelabui kekayaan dari hasil perdagangan narkoba an yang diharapkan. Selain itu juga lanjutnya, peserta pelatihan
tersebut para sindikat lanjut Djoko, selalu berusaha untuk menya- diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilan
markan hasil transaksi narkoba tersebut dengan cara memasuk- dalam pelaksanaan tugas di lapangan.
kan hasil tindak pidana tersebut ke dalam sistem keuangan ter- CBT lanjut Azhar, merupakan pusat pelatihan bagi aparat
utama sistem perbankan. Modus pencucian uang hasil transaksi penegak hukum di Indonesia yang memanfaatkan komputer
narkoba ini lanjutnya, kini sudah dilirik para sindikat bahkan juga sebagai sarana untuk mempelajari teknik-teknik pengungkapan
sudah dilakukan, agar uang mereka tetap terlihat legal. kejahatan narkoba dan kejahatan lainnya dengan menggunakan
Sementara itu Kepala Kantor Wilayah Bea dan Cukai VII Ja- modul-modul pelatihan. Mengenai pendirian CBT dalam
karta I Heru Santoso mengatakan, kejelian petugas dalam mela- perkembangannya merupakan program bantuan dari United
kukan suatu pendeteksian terhadap masuknya narkoba melalui Nations Office on Drug and Crime (UNODC) dimana badan PBB
jalur laut sangat penting mengingat dampak yang dirasakan jika tersebut melakukan penelitian atau studi kelayakan di beberapa
barang haram tersebut lolos sangat besar terutama pada ancam- daerah rawan narkoba. Dari penelitian tersebut ditetapkan
an rusaknya mental generasi muda. Untuk itu pula ia menyampai- daerah-daerah yang dianggap tepat untuk dibangun pusat
kan agar para peserta pelatihan dapat menjalani pelatihan terse- pelatihan CBT, dan pelabuhan Tanjung Priok ditunjuk sebagai
DOK. WBC but dengan baik, salah satu lokasi pusat pelatihan CBT.
mengingat salah satu Aris salah satu peserta CBT mengatakan, pelatihan tersebut
fungsi dari instansi bisa menambah wawasannya mengenai seluk beluk jalur
kepabeanan adalah masuknya narkoba dari luar negeri. Ia mencontohkan, banyak
melindungi masyara- metode baru yang digunakan oleh para penyelundup untuk
kat dari masuknya memasukan narkoba ke Indonesia, mulai dari cara mengelabui
barang illegal,salah agar narkoba tidak terdeteksi oleh petugas dan juga X-ray,
satunya adalah nar- sampai pada manipulasi dokumen.
koba. “Kami dilatih dengan menggunakan media komputer
Ketua panitia mengenai cara mengetahui suatu narkoba itu masuk ke Indone-
CBT Ali Azhar me- sia melalui jalur laut, pelatihan ini juga bisa dikatakan melengkapi
ngatakan, pelatihan pelatihan-pelatihan serupa yang diadakan oleh DJBC melalui
yang diselenggara- diklat dan lain sebagainya, sehingga dalam prakteknya nanti kita
kan selama sepuluh bisa menggabung teknik yang di dapat di Bea Cukai maupun juga
hari tersebut diikuti yang diselenggarakan BNN,”ujar Aris yang kini mendapat promosi
oleh para peserta sebagai Kepala Seksi OKDD pada KPBC Tanjung Uban.
dengan baik, hal ini Lebih lanjut ia mengatakan, pada CBT tersebut, para peserta
terlihat dari antusias dicoba kemampuannya melalui simulasi yang di lakukan oleh
TEGAHAN NARKOBA. Hasil dari transaksi narkoba para peserta para trainer mulai dari cara mendeteksi narkoba yang masuk ke
identik dengan tindak pidana pencucian uang mengikuti pelatihan Indonesia, sampai simulasi money laundering. zap

EDISI 391 JUNI 2007 WARTA BEA CUKAI 35


KOPERASI

Koperasi Pegawai
Kantor Pusat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
(KOPESAT DJBC)
Dalam Pengembangan Usahanya

S
eperti telah kita ketahui bahwa Koperasi Kantor Pusat Usaha Lain
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai atau disingkat KOPESAT a. Kolam Renang Bea Cukai Bojana Tirta
DJBC merupakan badan usaha koperasi yang bergerak di Usaha ini mulai dikelola oleh KOPESAT DJBC sejak tahun 2004
bidang simpan pinjam, bidang toko, dan bidang usaha yang sebelumnya dikelola oleh Yayasan Bangun Citra. Kolam
lainnya. Bidang usaha lain yang dikelola KOPESAT DJBC Renang ini dibuka untuk umum dan menerima rombongan anak
saat ini adalah kolam renang Bojana Tirta, Aula dan lapangan tenis sekolah. Kolam renang yang berstandar nasional ini mempunyai
yang lokasinya terletak di Jl. Bojana Tirta, biro jasa perjalanan yang 3 (tiga) kolam dengan kedalaman yang berbeda dan salah satu
bekerjasama dengan PT Garbarata yang merupakan usaha baru. kolam memiliki 8 (delapan) lintasan. Fasilitas yang ada di kolam
KOPESAT DJBC beranggotakan semua pegawai yang bertugas di renang ini adalah locker pribadi, toilet wanita dan pria masing-
Kantor Pusat DJBC, pegawai DJBC yang bertugas di wilayah Jakar- masing 4 buah, kantin yang bersih dan nyaman, perlengkapan
ta, Bogor, Tangerang, Bekasi dan Purwakarta (Jabotabekpur); karya- renang berupa pelampung dan papan renang yang disediakan
wan Warta Bea dan Cukai (WBC) serta karyawan KOPESAT DJBC. secara gratis dan 3 (tiga) buah tribune masing-masing
Dalam usahanya, KOPESAT DJBC dapat dibilang cukup pesat berkapasitas 50 orang. Tarif masuk kolam renang Bojana Tirta
perkembangannya. Selama hampir 27 tahun, sejak mulai berdiri relatif murah, dengan merogoh kocek Rp. 7.500,00 untuk umum,
pada tahun 1990 yang pada saat itu hanya bermodal usaha Rp. Rp. 5.000,00 untuk pegawai dan Rp. 2.000,00 untuk pengantar
10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) sampai saat ini modal usaha rombongan sekolah pada hari biasa; serta Rp. 10.000,00 untuk
KOPESAT DJBC sudah mencapai Rp. 9.261.885.501,00 (sembilan umum dan Rp. 5.000,00 untuk pegawai beserta keluarganya
milyar duaratus enam puluh satu juta delapan ratus delapan puluh pada hari libur, anda dapat berolah raga renang dengan nyaman
lima ribu lima ratus satu rupiah). Perkembangan yang pesat tersebut bersama keluarga. Kolam renang Bojana Tirta juga menerima
tidak lepas dari peran serta semua anggota KOPESAT DJBC dan pengunjung langganan per bulan dengan tarif Rp. 8.000,00 per
Pengurus yang telah berusaha meluangkan waktu untuk Koperasi orang untuk rombongan minimal 20 orang dengan jumlah
disamping tugas utamanya pada struktural DJBC. Namun demikian, kedatangan 4 kali dan untuk langganan perorangan dikenakan
kita tidak akan puas dengan hasil tersebut dan untuk itu Pengurus tarif Rp. 22.500,00 per orang dengan jumlah kedatangan bebas.
akan berusaha terus mengembangkan KOPESAT DJBC dalam Perlu diketahui bahwa rata-rata omset kolam renang dalam
rangka meningkatkan kesejahteraan anggota. setahun Rp. 523.451.500,00 atau Rp. 43.620.958,00 per bulan.

Usaha Simpan Pinjam b. Aula (Gedung Pertemuan)


KOPESAT DJBC memberikan pinjaman kepada anggotanya Terletak di lantai 2 area kolam renang Bojana Tirta, KOPESAT
dengan plafon: DJBC mengelola aula yang disediakan bagi masyarakat umum
l Golongan I : Rp. 4.500.000,00 untuk acara resepsi pernikahan, reuni, perayaan agama,
l Golongan II : Rp. 6.000.000,00 silaturahmi/halal bil halal, seminar dan masih banyak lagi
l Golongan III : Rp. 7.500.000,00 kegiatan yang dapat dilaksanakan di aula dengan kapasitas
l Golongan IV : Rp. 9.000.000,00 standing reception 600 orang ini dengan hanya membayar Rp.
Pinjaman ini dikembalikan melalui pemotongan gaji setiap 3.000.00,00 mendapatkan fasilitas pemakaian kursi sebanyak 60
bulannya dan dapat dikembalikan paling lama 12 bulan (1 tahun). buah, AC dan sound system. Apabila anda berminat untuk
Jasa pinjaman yang diterima oleh KOPESAT DJBC sebesar 10% menggunakan Aula ini, silakan menghubungi Koperasi pada
- 12% per tahun dan pendapatan rata-rata setahun untuk usaha nomor telepon 021-4712868 untuk pemesanan tanggal
simpan pinjam ini sebesar Rp. 445.819.000,00 pemakaian. Mulai tahun 2005 Aula ini disewakan untuk umum
dan memperoleh pendapatan sebesar Rp. 64.500.000,00.
Usaha Toko
Usaha toko yang dijalankan oleh KOPESAT DJBC berupa c. Lapangan Tenis Bea dan Cukai
penjualan barang konsumsi terdiri dari sandang, pangan, alat tulis Lapangan tenis yang dikelola KOPESAT DJBC terdiri dari 2
dan buku-buku serta perlengkapan dinas pegawai DJBC seperti kain lapangan indoor dan 2 lapangan outdoor. Lapangan tenis ini
seragam, emblem, tanda pangkat, yoyo dan tempat ID Card serta dibuka untuk umum dan tarif yang dikenakan di lapangan indoor
souvenir berlogo DJBC, sedangkan untuk kebutuhan non konsumsi Rp. 20.000,00 pada jam 06.00-16.00 WIB dan Rp. 25.000,00
berupa berbagai macam barang elektronik, ponsel (handphone) pada jam 16.00-22.00 WIB dan untuk lapangan outdoor Rp.
dengan berbagai merek, pulsa HP, furniture dan sebagainya. Untuk 15.000,00 pada jam 06.00-09.00 WIB, Rp. 10.000,00 pada jam
pembelian barang konsumsi dapat dibayar secara tunai atau kredit 09.00-16.00 WIB dan Rp. 20.000,00 pada jam 16.00-22.00 WIB.
yaitu dibayar pada bulan berikutnya atau istilahnya nge-BON dengan Rata-rata pendapatan dari lapangan tenis ini sebesar Rp.
syarat menyebutkan Nomor Induk Pegawai (NIP) dan 68.275.00,00 dalam setahun.
menandatangani bukti bon/kuitansi kepada petugas kasir. Ini
merupakan fasilitas yang disediakan oleh KOPESAT DJBC. d. Biro Jasa Perjalanan
Perlu diketahui bahwa harga di toko KOPESAT relatif lebih Usaha ini baru dijalankan oleh KOPESAT DJBC pada bulan
murah dibandingkan dengan toko di sekitar KP DJBC. Februari 2007 yang mengambil tempat di area toko Kopesat
Sedangkan fasilitas yang diberikan untuk pembelian barang non DJBC dengan nomor telp. 021-47867045, dengan harapan agar
konsumsi yaitu anggota dapat membayar barang-barang yang para pegawai yang akan bepergian ke luar kota atau pegawai
dibeli dengan cara mengangsur melalui pemotongan TKPKN yang sedang bertugas ke KP DJBC akan kembali ke daerah
setiap bulannya paling lama 12 bulan (1 tahun). tidak kesulitan dan lebih cepat mendapatkan tiket pesawat.
Toko KOPESAT juga dibuka untuk umum dalam arti tidak hanya Untuk menjalankan usaha ini KOPESAT DJBC bekerjasama
melayani pegawai DJBC saja, namun yang mendapatkan fasilitas dengan PT Garbarata sebuah perusahaan biro jasa yang sudah
pembayaran secara kredit adalah pegawai yang menjadi anggota berpengalaman dalam menjalankan kerjasama dengan berbagai
KOPESAT saja. Menarik bukan? Oleh karena itu, mulailah dari instansi pemerintah melalui koperasi instansi masing-masing.
sekarang untuk berbelanja di toko kita dan nikmati fasilitas-fasilitas
yang diberikan kepada anggota KOPESAT DJBC. Dengan adanya usaha-usaha yang telah dijalankan KOPESAT
Dengan berbelanja di toko KOPESAT DJBC, keuntungan ganda DJBC tersebut, janganlah ragu untuk mencoba penawaran yang
akan diperoleh. Keuntungan pertama, anggota dapat membeli telah tersedia. Mengapa harus jauh-jauh mengorbankan waktu dan
barang secara kredit dan yang kedua, laba yang diperoleh dari hasil ongkos transport jika di lingkungan kita sendiri juga ada?
penjualan di toko akan kembali kepada anggota dalam bentuk Sisa
Hasil Usaha (SHU) yang akan dibagikan setiap tahun. Jumlah Pada kesempatan ini diumumkan bahwa dalam rangka
belanjaan anggota akan mempengaruhi jumlah SHU yang diterima, menyambut Hari Koperasi yang jatuh pada tanggal 12 Juli,
semakin banyak berbelanja di toko KOPESAT DJBC maka akan Pengurus KOPESAT DJBC berencana mengadakan kegiatan-
semakin banyak pula SHU yang diterima oleh anggota. kegiatan antara lain bazar selama 2 hari pada tanggal 12 dan 13
Omset penjualan di toko KOPESAT DJBC dalam satu tahun Juli 2007, lomba mewarnai dan melukis, lomba karya tulis
rata-rata Rp. 5.019.915.337,00 dengan rata-rata keuntungan Rp. tentang koperasi se Jabotabekpur dan aerobik bersama yang
526.970.557,00 atau Rp. 43.914.213,00 per bulan. diisi dengan games dan pemilihan peserta aerobik terbaik.

36 WARTA BEA CUKAI EDISI 391 JUNI 2007


EDISI 391 JUNI 2007 WARTA BEA CUKAI 37
Segenap Relasi & Mitra Kerja
Direktorat Jenderal bea dan Cukai

Mengucapkan Selamat Bertugas Kepada

Ir. Edi Burman, M.M


Sebagai Kepala
KPBC Tipe A2 Bekasi

RUANG INFO
Majalah Warta Bea Cukai (WBC) merupakan media yang cukup efektif sebagai sarana promosi dan publikasi karena
disebarkan di seluruh wilayah Indonesia. Bagi para pengusaha, eksportir, importir, swasta maupun BUMN yang ingin
mempromosikan perusahaannya, segera hubungi bagian iklan di 021 47865608, 47860504.

T a r i f I k l a n
A. BERWARNA (FC)

1 x EDISI 6 x EDISI 12 x EDISI


UKURAN (Cm)
Tarif (Rp) Tarif/edisi (Rp) Total(Rp) Tarif/edisi(Rp) Total (Rp)

Cover II (Hal Dalam Depan) 6.000.000,- 5.500.000,- 33.000.000,- 5.000.000,- 60.000.000,-

Cover III (Hal Dalam Belakang) 5.000.000,- 4.500.000,- 27.000.000,- 4.000.000,- 48.000.000,-

Cover IV (Hal Belakang) 7.000.000,- 6.500.000,- 39.000.000,- 6.000.000,- 72.000.000,-

1 Hal (21 x 28) 4.500.000,- 4.250.000,- 25.500.000,- 4.000.000,- 48.000.000,-

B. HITAM PUTIH (BW)

1 x EDISI 6 x EDISI 12 x EDISI


UKURAN (Cm)
Tarif (Rp) Tarif/edisi (Rp) Total(Rp) Tarif/edisi(Rp) Total (Rp)

1 Hal (21 x 28) 3.500.000,- 3.250.000,- 19.500.000,- 3.000.000,- 36.000.000,-

1/ 2 Hal (12 x 18) 2.500.000,- 2.250.000,- 13.500.000,- 2.000.000,- 24.000.000,-

1/4 Hal (8.5 x 12) 1.500.000,- 1.250.000,- 7.500.000,- 1.000.000,- 12.000.000,-

6
38 WARTA BEA CUKAI EDISI 391 JUNI 2007
MITRA
WBC/ATS

EDY PRAYITNO. Dengan DHL Import Express Online, para pelanggan dapat mengelola seluruh proses impor hanya melalui komputer mereka.

LAYANAN IMPORT EXPRESS


DARI DHL BERBASIS WEB
Solusi berbasis web, mendukung dan pasokan dalam meningkatkan efisiensi serta mengurangi biaya
bagi para pelanggan DHL tanpa mengurangi tingkat keamanan
mengotomatisasi layanan import express yang diberikan.
untuk pelanggan. Selain itu, sebagai bagian dari pengembangan layanan DHL

P
Import Express, kami juga menyediakan sistim “clear in the air”
engiriman barang yang semakin meningkat membuat yang memungkinkan untuk memproses dokumen-dokumen
impr ekspres berbasis web ini kini menjadi kebutuhan impor yang dibutuhkan, sementara barang kiriman masih dalam
pengguna jasa. Untuk itu DHL, mulai membidik pasar perjalanan,” demikan kata Edy Prayitno.
korporat melalui kemudahan layanan solusi berbasis Selain di Indonesia, untuk melengkapi perkenalan layanan
web, yakni Import Express Online (IEO). Menurut IEO, sebuah kampanye pemasaran telah diluncurkan di seluruh
National Marketing Manager PT Birotika Semesta/ DHL Express, kawasan Asia Pasifik, wilayah yang memiliki perkembangan
Edy Prayitno, dalam acara perkenalan layanan IEO di Jakarta, 8 pelanggan yang cukup pesat, untuk mengkampanyekan manfaat
Mei 2007, layanan berbasis internet tersebut merupakan bagian import express, termasuk layanan berbasis web IEO.
dari usaha DHL dalam meningkatkan fitur dan layanan import DHL juga telah menyelenggarakan beberapa forum bisnis
express yang sudah berjalan selama 12 tahun di Indonesia untuk mensosialisasikan regulasi kepabeanan yang baru serta
dimana layanan import express ini telah menguasai hingga 95 manfaatnya bagi komunitas impor dan ekspor di Indonesia.
persen pendapatan DHL di Indonesia. Forum bisnis ini telah diselenggarakan di Jakarta, Bandung,
Import Express, merupakan salah satu layanan DHL yang Semarang, Surabaya, Medan, Batam, Makassar dan Manado.
berkembang sangat pesat di Asia Pasifik. Para pelanggan yang Layanan IEO yang memiliki fitur-fitur lengkap serta mudah
menggunakan layanan Import Express DHL dapat menikmati digunakan ini, memungkinkan para pemegang account Import
kemudahan serta mengontrol proses impor mereka melalui Express berikut para pemasok mereka tidak hanya membuat dan
konsep one contact (satu perusahaan yang dihubungi), one fixed memproses instruksi pengiriman secara elektronik, namun juga
price (satu harga tetap), one invoice (satu tagihan) dan one dapat memberikan instruksi kepada DHL tentang jadwal
currency (satu mata uang) untuk seluruh pengiriman door to door penjemputan barang secara elektronik.
di lebih dari 210 negara di seluruh dunia. Selain itu, layanan IEO menawarkan kemudahan pelanggan
Dikemukakan Edy Prayitno, bahwa sejak diluncurkan 12 ta- berdasarkan proses pengiriman IEO secara otomatis,
hun yang lalu, import express telah menunjukkan perkembangan meningkatkan kemampuan untuk melacak proses pengiriman
yang sangat pesat, serta secara konsisten telah mencatat termasuk notifikasi detil-detil pengiriman melalui email,
pertumbuhan rata-rata 20 sampai 25 persen untuk kawasan Asia ketersediaan detil-detil dan catatan perjalanan pengiriman yang
Pasifik selama beberapa tahun terakhir. lalu hingga 99 hari, serta meningkatkan keamanan dan kontrol
Peluncuran layanan berbasis web ini merupakan salah satu untuk memperkecil kemungkinan penyalahgunaan account DHL
kelebihan yang ditawarkan untuk mempermudah proses rantai bagi para importir. ris

EDISI 391 JUNI 2007 WARTA BEA CUKAI 39


MITRA
DOK. PT POS

KANTOR PUSAT PT.POS. Gedung Kantor Pusat PT.POS yang terletak di Bandung.

PT Pos Indonesia (Persero)


“Mewujudkan Positioning Pos Indonesia sebagai national payment point dan
peran intermediary transaksi keuangan di Indonesia”

D
i tengah pesatnya perkembangan teknologi hasil wawancara WBC dengan Hana Suryana, Direktur
telekomunikasi yang memberikan berbagai Utama PT Pos Indonesia.
kemudahan bagi masyarakat dalam
berkomunikasi dan bertransaksi, Pos Indonesia Apa peran PT Pos Indonesia yang saat ini masih
dihadapkan pada tantangan perubahan signifikan?
lingkungan bisnis yang menuntut dilakukannya perubahan Sebagai perusahaan publik yang mengemban tugas dari
mendasar di setiap lini bisnisnya. Pilar bisnis pos yang Pemerintah untuk menyediakan jasa pos, kehadiran Pos Indo-
terdiri dari bisnis mail atau surat, pengiriman barang, dan nesia masih dibutuhkan oleh masyarakat dan negara. Ini se-
pengiriman uang, semuanya menghadapi persaingan jalan dengan keberadaan atau misi kami untuk memberikan
yang sangat ketat. Bahkan persaingan tersebut justru solusi terbaik bagi bisnis, pemerintah, dan individu melalui
tidak hanya dari perusahaan sejenis seperti Titipan Kilat, penyediaan sistem bisnis dan layanan komunikasi tulis, logis-
Pandu Siwi, dan KGP, tetapi persaingan tersebut juga tik, transaksi keuangan, dan filateli berbasis jejaring terinteg-
berasal dari perusahaan telekomunikasi dan perbankan rasi, terpercaya dan kompetitif di pasar domestik dan global.
yang memberikan solusi alternatif atau produk substitusi Peran ini semakin penting terutama untuk membantu
bagi pengguna setia jasa pos. Pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat
Apa strategi dan bagaimana Pos Indonesia menghadapi melalui kelancaran arus informasi, kelancaran distribusi
peta perubahan lingkungan bisnis tersebut, dan peran Pos pendapatan, uang, dan pembayaran, dan kelancaran arus
Indonesia terkait dengan upaya Direktorat Jenderal Bea dan distribusi barang baik dari Pemerintah kepada masyarakat
Cukai dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat atau sebaliknya dan antar masyarakat sendiri.
untuk transaksi setoran bea dan cukai, menarik untuk Bahkan, karena keberadaan jaringan Pos Indonesia yang
Redaksi sajikan kepada pembaca dengan menghadirkan menjangkau seluruh wilayah nusantara dan jaringan luar ne-

40 WARTA BEA CUKAI EDISI 391 JUNI 2007


geri yang menjangkau 194 negara (dalam jaringan Universal komunikasi. Bisnis pengiriman paket kami redefinisi menjadi
Postal Union atau UPU), Pos Indonesia berperan sangat bisnis logistik. Pengiriman wesel dan giro kami redefinisi
strategis yaitu: (1) media komunikasi untuk persatuan dan ke- menjadi bisnis layanan keuangan. Bisnis keagenan kami
satuan nasional, (2) penghubung daerah terpencil, (3) pere- redefinisi menjadi bisnis ritel. Bisnis filateli tidak kami lakukan
kat hubungan antar masyarakat, (4) penggerak perekonomian redefinisi karena telah sesuai dengan tuntutan perubahan
masyarakat, (5) perantara efektif hubungan antar institusi, dan lingkungan bisinis.
(6) sebagai faktor dasar sosial budaya. Setelah redefinisi bisnis pos, selanjutnya kami
Contoh nyata peran ini antara lain: Pos Indonesia melak- membangun fundamental perusahaan agar Pos Indonesia
sanakan program dari Pemerintah untuk pembayaran Subsi- memiliki fondasi yang kokoh sebagai entitas bisnis yang
di Langsung Tunai, Jaring Pengaman Sosial, distribusi surat dikelola secara profesional. Kami secara terus-menerus
suara pada Pemilu 1999 dan 2004, distribusi obat dari Dep- melakukan perubahan dalam bentuk transformasi bisnis baik
kes, distribusi dana untuk bidan desa/Puskesmas, distribusi secara struktural maupun kultural. Perubahan kultural ini
dana beasiswa, gaji dokter PTT, guru bantu, biaya operasio- menjadi penting agar insan Pos memiliki mindset atau pola
nal sekolah (BOS), penyaluran dana bantuan khusus murid pikir dan perilaku yang fokus pada pelayanan kastamer.
(BKM), bantuan khusus guru (BKG), bantuan guru kontrak Sejak tahun 2003, Pos Indonesia melakukan transfor-
(BKG), Takesra/Kukesra, pengiriman SPT Pajak, pembayaran masi bisnis secara mendasar melalui strategi 6R yaitu
uang pensiun (Taspen, Asabri, Pertamina, Pegadaian), dsb. repositioning, reinventing, restructuring, reengineering,
Bahkan Pos Indonesia juga melakukan pembayaran upah rightsizing, dan resource allocation. Strategi 6R ini kami
karyawan pabrik PT HM Sampoerna. operasionalkan dalam bentuk program-program kerja
Di segmen kastamer korporat, Pos Indonesia dapat yang dieksekusi secara bertahap (milestone).
berperan dalam penyediaan layanan DOK. PT POS
pengiriman surat (termasuk dokumen) baik
dari bisnis ke bisnis (B2B) atau dari bisnis ke
kastamer (B2C). Dalam beberapa tahun
terakhir ini justru distribusi pengiriman surat
B2C semakin meningkat. Ini terutama karena
kebutuhan bagi sebagian besar perusahaan
untuk mendekatkan hubungan dengan
kastamer semakin diperlukan. Contohnya,
pengiriman billing atau surat pemberitahuan
tagihan, advertising mail, dan customer
response melalui surat. Selain itu, di segmen
kastamer korporat, Pos Indonesia
menyediakan layanan logistik sebagai solusi
untuk supply chain management.
Di segmen kastamer individu (household),
kebutuhan akan transaksi keuangan semakin
meningkat terutama untuk pembayaran
tagihan telepon, PAM, kartu kredit, angsuran
kredit kendaraan bermotor, setoran pajak, dan
sebagainya.
Singkatnya, keberadaan Pos sebagai
penyedia layanan komunikasi melalui surat,
transaksi keuangan, dan logistik masih
dibutuhkan oleh Pemerintah dan masyarakat
baik dari segmen korporat maupun rumah
tangga (household).

Apa yang akan dilakukan dengan PT Pos


Indonesia agar tetap eksis dan mampu
bersaing dengan pihak swasta?
Untuk lebih meningkatkan peran Pos Indo-
nesia dan secara bisnis agar Pos Indonesia
mempunyai daya saing tinggi, kami melaku-
kan perubahan dan perbaikan secara terus-
menerus di berbagai linis bisnis dan operasio-
nal dalam program transformasi bisnis.
Program tranformasi bisnis ini sejatinya
telah kami mulai sejak pergantian status dari
Perusahaan Umum (Perum) ke PT (Persero)
pada tahun 1995 melalui redefinisi bisnis.
Bisnis Pos kami redefinisi agar dapat menja-
wab kebutuhan perubahan lingkungan bisnis.
Kami melakukan penginderaan jauh kedepan
(trendwatching) beberapa faktor yang mem-
pengaruhi bisnis Pos dalam 10 s.d 15 tahun
kedepan terutama faktor perubahan politik/
regulasi, ekonomi, sosial, dan teknologi serta
analisis industri pos di beberapa negara lain.
Dari hasil trendwatching tersebut, kami
melakukan redefinisi bisnis pos. Bisnis pengi- HANA SURYANA. Kami melakukan perubahan dan perbaikan secara terus menerus di
riman surat kami redefinisi menjadi bisnis berbagai linis bisnis dan operasional dalam program transformasi bisnis.

EDISI 391 JUNI 2007 WARTA BEA CUKAI 41


MITRA
DOK. PT POS

Apa sasaran strategis Pos Indonesia dalam beberapa Dalam bisnis layanan keuangan ini diarahkan untuk
tahun mendatang? menempatkan Pos Indonesia sebagai institusi intermediary
Untuk memperbaiki kinerja Pos Indonesia kami telah dengan berbagai institusi yang ada mulai dari institusi
mencanangkan visi dalam 5 tahun ke depan. Sasaran dan pemerintah dan perusahaan swasta yang dapat melayani
strategy map dalam periode 2006 – 2010, kami seluruh transaksi keuangan secara nasional.
menginginkan Pos Indonesia menjadi tempat yang menarik Contoh nyata dari positioning Pos Indonesia sebagai
dan menyenangkan bagi karyawan, kastemer, dan investor national payment point adalah layanan SOPP (Payment Point
atau shareholder. Ini yang dalam beberapa kesempatan saya Online System) Pos yang dapat melayani masyarakat dalam
katakan, Pos Indonesia harus menjadi tempat yang good bertransaksi setoran pajak, angsuran kredit, pembayaran
place to work, good place to shop, dan good place to invest telepon, setoran premi asuransi, dan sebagainya. Khusus
atau yang disingkat 3G. kerja sama dengan DJBC, Pos Indonesia telah siap
Untuk menjadi 3G kami perlu melakukan perbaikan seca- menerima setoran Penerimaan Negara dalam rangka Impor
ra mendasar, di berbagai area, antara lain perbaikan kualitas dan Penerimaan Negara atas Barang Kena Cukai.
operasi dan perbaikan kualitas pelayanan. Perbaikan kualitas Hadirnya layanan SOPP tersebut merupakan hasil redefi-
operasi dan kualitas pelayanan memerlukan perubahan cara nisi bisnis, khususnya bisnis keuangan. Sebelum redefinisi
kerja, perubahan mindset insan pos terhadap paradigma bisnis, bisnis keuangan Pos Indonesia masih sangat terbatas
pengelolaan bisnis pos dan pelayanan kepada kastemer. lingkupnya. Pada saat itu secara umum di bisnis ini, kami
hanya memiliki dua lini layanan yaitu Weselpos dan Giropos.
Ruang gerak di dua lini layanan ini semakin terbatas apalagi
Di bisnis keuangan, positioning Pos Indonesia adalah ketika kemudian beraneka ragam layanan perbankan mulai
menjadikan Pos Indonesia sebagai national payment menawarkan berbagai kemudahan kepada pelanggannya
point di Indonesia, apa maksudnya? Bagaimana dalam bertransaksi keuangan dengan hadirnya layanan ATM.
mewujudkan positioning tersebut? Menghadapi tantangan perubahan lingkungan bisnis
Positioning kami dalam bisnis keuangan ini adalah menja- keuangan, keputusan strategis yang kami lakukan adalah
dikan Pos Indonesia sebagai lembaga yang menjalankan meredefinisi bisnis keuangan dari pengiriman uang ke
fungsi national payment point. Apa artinya? Pos Indonesia layanan keuangan. Dengan redefinisi bisnis ini, cakupan
memberikan pelayanan semua transaksi keuangan, yang bisnis keuangan semakin luas sehingga kami dapat memiliki
intinya kami klasifikasikan menjadi: collection, transfer, fleksibilitas untuk masuk ke bisnis-bisnis yang lebih prospektif
payment, dan saving. Peran ini terus kami tingkatkan dan relevan dengan kompetensi yang kami miliki.
melalui pembenahan teknologi, pembenahan tampilan kantor Untuk mewujudkan positioning Pos Indonesia sebagai
pos, sampai kepada peningkatan pelayanan di front liner. national payment system ini, ada sejumlah keunggulan yang

42 WARTA BEA CUKAI EDISI 391 JUNI 2007


DOK. PT POS
sudah kami miliki, yaitu
basis pelanggan pos yang
besar, jaringan pelayanan
yang luas, serta infrastruk-
tur teknologi yang terus-me-
nerus kami tingkatkan kapa-
bilitas dan keandalannya.
Pembenahan infrastruk-
tur teknologi terus kami
lakukan dengan mengem-
bangkan Giro On-line
sebagai backbone sistem
layanan keuangan. Saat ini
ada 1.383 service point
kantor pos termasuk
eMobile yang dapat mela-
yani SOPP. Dengan
cakupan service point yang
luas dan tersebar di seluruh
penjuru Nusantara ini,
layanan SOPP Pos semakin
dekat dengan pelanggan
dan masyarakat luas.
Kedepan, kami akan mem-
perluas pelayanan SOPP
melalui electronic channel
seperti EDC (electronic data
capture) dan ATM Giropos.
Pembenahan tampilan
kantor pos sebagai front liner layanan SOPP terus kami secara bisnis agar Pos Indonesia mempunyai daya saing
lakukan melalui pengembangan Kios Pos di lokasi-lokasi global, kami melakukan perubahan dan perbaikan secara
yang dekat dengan basis pelanggan. Perubahan tampilan terus-menerus di berbagai linis bisnis dan operasional.
fisik tersebut kami barengi dengan perubahan budaya dan Pos Indonesia sebagai perusahaan yang bergerak di
sikap kerja dalam melayani pelanggan. bidang jasa, servis menjadi hal yang sangat menentukan
Berbagai pembenahan tersebut, semua ini kami lakukan kualitas produk atau layanan. Pada perusahaan jasa, produk
untuk kenyamanan dan keamanan bagi pelanggan dalam atau layanan diciptakan secara langsung pada saat
bertransaksi layanan keuangan di kantor pos. berinteraksi dengan kastamer. Produk tercipta pada saat itu
juga. Dengan demikian, menjadi penting bagi kami untuk
Bagaimana upaya PT Pos Indonesia menghadapi melayani dengan sebaik-baiknya pada saat kastamer
persaingan di era global? berinteraksi dengan kami yang merupakan moment of truth
Untuk lebih meningkatkan peran Pos Indonesia dan layanan Pos Indonesia kepada kastamer.
DOK. PT POS
Bila mereka puas dengan pela-
yanan yang kita berikan, maka saya
jamin mereka akan menggunakan
jasa Pos Indonesia lagi, bahkan me-
reka akan merekomendasikan kepa-
da teman-temannya untuk menggu-
nakan jasa Pos.
Apa artinya ini? Cara kami
melayani sangat berarti bagi
kelangsungan hidup perusahaan.
Sejatinya kastamer adalah nafas
perusahaan. Sebagai nafas,
kastamer dapat menentukan hidup-
matinya perusahaan ini. Mereka
adalah aset yang paling berharga
bagi perusahaan.
Demikian pentingnya masalah
servis atau pelayanan ini, pada tahun
2007 ini kami mencanangkan
komitmen bersama untuk melayani
kastamer kita dengan lebih baik
melalui melayani dengan “PASTI”.
“PASTI” merupakan singkatan dari
Pelayanan “Prestasi”, sedangkan
“Prestasi” sendiri merupakan akronim
dari Profesional, Ramah, Empati, Se-
nyum, Tanggap, Amanah, Semangat,
dan Integritas. Jadi, masyarakat
pengguna jasa pos dapat menikmati
PASTI melalui PRESTASI yang dibe-
rikan para insan Pos Indonesia.

EDISI 391 JUNI 2007 WARTA BEA CUKAI 43


○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○
SIAPA MENGAPA

E N D A N G
Pegawai yang satu ini mungkin sudah kebal dengan berbagai tingkah
laku dari berbagai karakter tamu. Pasalnya, walau kadang pahit dirasakan,
hal itu merupakan risiko bekerja sebagai Staf Kepala KPBC Soekarno Hatta.
Sejak dimutasi dari KPBC Cilacap ke KPBC Soekarno Hatta (1993), sudah
beberapa kali pejabat Kepala KPBC Soekarno Hatta yang menjadi
atasannya.
Ia mengaku bahwa kiatnya selama ini dalam menjalankan tugas
hanyalah berusaha jujur dan menjalankan tugas dengan baik, sopan
kepada siapapun. “Jadi, setiap ada pergantian Kepala Kantor, yang pertama
saya lakukan adalah meminta petunjuk kalau ada kesulitan dan ditegur
kalau ada kesalahan,” ujar ibu dua anak
Seperti biasa, setiap tamu datang yang ingin menghadap Kepala
Kantor, bertemu dengan Endang terlebih dahulu untuk ditanya maksud dan
tujuannya. Terkadang karena kesibukannya, Kepala Kantor tidak bisa
diganggu. Kalau sudah begitu, dengan sigap Endang menanganinya dan
memberikan penjelasan agar tamu tersebut mengerti dan menerima.
Ia pernah kedatangan tamu yang tanpa sebab, marah-marah dan
memakinya sekalipun sudah diberi penjelasan oleh Endang namun tetap
marah-marah. Setelah emosi reda ternyata yang bersangkutan sedang ada
urusan dibagian seksi P2

K H O I R U L A N W A R
Khoirul Anwar kini menjabat sebagai Koordinator Pelaksana Penindakan dan
Penyidikan KPBC Blitar. Pria kelahiran Blitar 20 Januari 1971 pada awalnya
memiliki cita-cita sebagai Prajurit TNI AD. Selepas lulu SMA pada 1990 ia malah
mendaftar ke PLP Curug, Teknik Lingkungan ITS, dan STAN Prodip Keuangan.
Dari hasi tes ketiga-tiganya lulus. Tetapi akhirnya ia memilih STAN Prodip
Keuangan dengan alasan ingin membantu ibunya yang membesarkan seorang
diri ketujuh puteranya sedangkan ayahnya telah meninggal pada 1975. Ketiga
kakaknya masih kuliah dan dia sendiri merupakan putera terakhir.
Penempatan pertama dilalui di Kantor Pusat Direktorat Jenderal Bea
dan Cukai tahun 1993 hingga tahun 1996, kemudian ia dipindahtugaskan ke
Kanwil IX Pontianak pada Bagian Umum. Pada 1997 ia berpindah tugas di
Bidang P2 Kanwil VII Surabaya. Setelah itu ia dipromosikan menjadi
Kordinator Pelaksana P2 di KPBC Blitar pada 2002. hingga saat ini.
Penempatan pada saat ini sebagai Kordinator Pelaksana KPBC Blitar
merupakan kesempatan berharga bagi Khoirul untuk berkarya di tempat di
mana dia dibesarkan.
“Saya dan rekan-rekan P2 selalu berupaya menjalankan amanah, baik
dengan melakukan konsolidasi serta pendekatan personal di lapangan
dengan pengusaha hasil tembakau sehingga pelanggaran di bidang cukai
bisa ditekan,” kata ayah tiga orang putra ini.
Selama masa bertugas, ia punya kisah berkesan ketika di Pontianak
pada 1996. “Waktu itu saya pengantin baru dengan penghasilan Rp
400.000, sedangkan istri masih melanjutkan sekolah dan biaya hidup mahal.
Kendaraan yang saya miliki hanyalah Honda Bebek tua yang sering mogok
dan perlu didorong, “kenangnya.
Selain kenyang dengan pengalaman tugas yang berpindah-pindah, ia juga

H E R I S U S T A N T O
Kesuksessannya menyusun database ekspor dan impor di Direktorat
Informasi Kepabeanan dan Cukai (IKC) KP-DJBC membuat Heri dipercaya
oleh mantan Kepala Bagian Kepegawaian, Oentarto Wibowo untuk
menyusun database kepegawaian saat bertugas di Sekretariat (2004). “Saya
sangat senang dipercaya untuk menyusun database kepegawaian yang
merupakan pusat sumber data pegawai yang akurat. Melalui database ini
nantinya dapat diketahui apakah pegawai tersebut akan di mutasi, naik
pangkat atau promosi, yang akan mendapatkan pelatihan, hingga pegawai
yang akan memperoleh penghargaan,” ujarnya.
Sebelum dilakukan penyusunan, Heri melihat database kepegawaian
saat itu masih berantakan. “Berantakan dalam arti kata masih ada pegawai
yang ditempatkan di kantor yang pada reorganisasi tahun 2001 sudah
dihapus. Akibatnya, pegawai tersebut otomatis tidak akan pernah terpanggil
untuk dimutasi atau mengikuti diklat dan segala macamnya,” imbuhnya lagi.
Setelah dilakukan penelitian lagi secara mendalam, ternyata masih ada
pegawai yang sudah pensiun atau meninggal dunia tapi statusnya masih aktif
berdinas dan bekerja. “Pegawai yang sudah pensiun atau meninggal dunia
seharusnya secara otomatis hilang dari database kepegawaian,” tambahnya.
Namun demikian, hal tersebut telah diperbaiki dan database yang ada
telah disusun secara akurat dengan menggunakan teknologi komputer yang
saat ini makin berkembang pesat. Dengan menggunakan portal DJBC yang
telah link dengan aplikasi kepegawaian, maka pegawai bea cukai di seluruh
Indonesia yang sudah terkoneksi dengan jaringan MPLS (Multi Protocol
Level Swictching), bisa melihat CV-nya masing-masing dan bisa
memperbaiki atau mengurangi CV tersebut.
Dalam menyusun database tersebut, Heri menghadapi kendala. Database

44 WARTA BEA CUKAI EDISI 391 JUNI 2007


info buku
Endang mengaku, agak berat bertugas menjadi Staf
atau bisa juga dibilang sebagai sekretaris Kepala KPBC
Soekarno Hatta. Kejenuhan kadang-kadang
menerpanya. Untuk menyiasati kejenuhan tersebut, ia
pergi berlibur bersama keluarga pada akhir pekan dan
melakukan hal-hal menyenangkan lainnya, seperti
olahraga atau mancing).
Ia sendiri tidak pernah berpikir untuk pindah atau
minta pindah ke bagian lain. Selama ini ia pelajari
BILA ANDA BERMINAT,
tugas-tugas dibidang lainnya (seperti P2, hanggar, MAJALAH WARTA BEA CUKAI MENYEDIAKAN
kepabeanan dan lainnya-red) dengan membaca BUKU SEBAGAI BERIKUT:
peraturan dan cerita dari para pegawai lainnya. Cerita

BUNDEL WBC 2006


tersebut ia dengar dan dijadikan masukan atau ilmu
agar ia siap dan tidak kaget jika suatu saat nanti ia
terkena mutasi ke bidang lain.
Di akhir wawancara, Endang mengaku mendapat Bundel Majalah Warta Bea Cukai Tahun 2005 (Edisi
pengalaman berharga sebagai staf Kepala Kantor.
Diantaranya, ia bisa mengenal banyak pejabat, banyak
Januari - Desember)
belajar dan banyak teman. Ia berharap agar tugas

Rp. 120.000
DJBC sebagai pemungut pajak untuk penerimaan
negara bisa dihargai semua pihak. ats

mengenyam berbagai pendidikan dan latihan di lingkungan


kerja antara lain : Prajab 1982, Diklat PPNS 1993,UD II
2003, Diklat Intelejen 2004.
Di luar jam dinas ia juga aktif dalam berbagai kegiatan
misalnya ikut tergabung dalam komunitas Relawan Blitar,
Selaku ketua Cabang Lembaga Manajemen Infaq (LMI)
Blitar, Pengurus Yayasan Al Ghifarri bidang Sosial dan
Dakwah, serta pengurus Lembaga Iqra Blitar bidang CATATAN:
Pembinaan Remaja. “Semua kegiatan akan saya lakukan
selama itu positif dan bermanfaat untuk orang lain. Karena Ongkos kirim buku wilayah Jabotabek Rp. 25.000
sebaik-baik manusia adalah manusia yang bermanfaat
untuk orang lain,” kata bapak yang juga memiliki hoby ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
renang dan jogging. Lebih lanjut ia juga masih sempat
menyisihkan waktu untuk belajar dalam pendidikan formal

LANGGANAN MAJALAH
di STIEKEN Blitar bidang Akuntansi.
Ketika ditanya mengenai prinsip hidup ia
mengatakan bahwa segala sesuatu yang dilakukan
merupakan ibadah. Perbanyak melakukan kebaikan
pada orang lain lebih diutamakan daripada diri sendiri.
Di akhir perbincangan , Khoirul memiliki suatu
WARTA BEA CUKAI
harapan kepada institusi DJBC yang sangat ia cintai ini
di masa yang akan datang.” Apabila Kantor Pelayanan
Utama (KPU) terealisasi dan berjalan baik maka tidak
hanya menjadi tonggak bersejarah bagi Bea Cukai
tetapi dapat menjadi salah satu percontohan seluruh
lembaga birokasi lainnya,” harap pria yang juga salah
seorang calon pegawai KPU ini. bambang w., sby

sebelumnya, masih menggunakan infrastruktur lama yang


diolah di Direktorat IKC dimana maintenance data tersebut
kurang diperhatikan. Selama ini, yang dilakukan hanya
mem-backup data tersebut tanpa memperhatikan aplikasi
database yang dipergunakan sudah bagus atau tidak.
Tak hanya itu, saat menyusun kembali database
kepegawaian bulan April hingga Juli tahun 2006, data-data
tersebut hilang saat dimasukkan ke komputer. Untung saja
waktu itu masih ada print file data tersebut sehingga semua
data pegawai (mulai dari pangkat, diklat yang pernah No Lama Diskon Harga Harga luar
diikuti, mutasi dan promosi) direkap ulang secara manual.
Heri sendiri mulai bekerja di Bea dan Cukai sejak
Berlangganan Jabotabek Jabotabek
1995. Waktu itu ia baru lulus dari Prodip I dan ditempatkan 1 3 Bulan (3 edisi) 0% Rp. 4040..500 Rp. 4343..500
di Kanwil I DJBC Medan (sekarang Kanwil II DJBC Sumate-
ra Utara-red). Kemudian, tahun 1996 ia dimutasi ke Direkto- 2 6 Bulan (6 edisi) 5% Rp. 7878..00
0000 Rp. 8484..00
0000
rat Cukai, KP DJBC. Tahun 1997 ia dipindahkan ke KPBC
Soekarno-Hatta I. Lalu dimutasi kembali ke Direktorat 3 1 Tahun (12 edisi) 10% Rp. 1150
50.000
50.000 Rp. 1162
62 .000
62.000
Puslatasi (sekarang Dit. IKC-red) tahun 1999. Sejak tahun Sudah Termasuk Ongkos Kirim
2003, ia ditempatkan di Sekretariat hingga sekarang.
Saat bekerja di Sekretariat KP DJBC, pegawai yang
menikah dengan Siti Khodijah dan diakaruniai dua anak ini, ikut
latihan menembak dan tergabung dalam Customs Shooting
MAJALAH WARTA BEA CUKAI
Club. Tahun 2004 ia berhasil mendapat juara II kejuaraan Kantor Pusat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
menembak di Paspamres. Ia saat terkesan dengan kejuaraan Jl. A. Yani (By Pass) Jakarta Timur 13230
tersebut, sebab lawan-lawannya berasal dari angkatan seperti Telp. (021) 47860504, 4890308 ex. 154
TNI Paskhas, Kopasus, TNI AD, Gegana dan Brimob, yang Fax. (021) 4892353 / E-mail: wbc.cbn.net.id
kesehariannya bergelut dengan senjata. ats dengan Hasim / Kitty

EDISI 391 JUNI 2007 WARTA BEA CUKAI 45


CUKAI

DPR STUDI BANDING


PENAMBAHAN
OBJEK CUKAI
Amandemen UU Cukai diperkirakan ketuanya. “Saya tidak ikut ke Malaysia, saya hanya studi ban-
selesai akhir Juni 2007. ding ke Thailand saja,” ujarnya. Selama di Thailand, Irmady
juga menyempatkan diri berkunjung ke suatu perusahaan

S
minyak dan gas, dan melihat bagaimana proses pembayaran
ejak tahun 1995, sesuai dengan Undang-Undang cukai perusahaan tersebut.
Cukai, Indonesia hanya mengenal 3 objek cukai Menurutnya, negara gajah putih itu memungut cukai
yakni, hasil tembakau, MMEA (minuman bukan berdasarkan kategori, melainkan langsung menunjuk
mengandung etil alkohol) dan etil alkohol. Seiring pada barang, sehingga objek cukainya menjadi lebih pasti.
dengan berkembangnya perekonomian bangsa Ada 16 komoditi yang dikenakan cukai di Thailand, plus lima
Indonesia, keinginan untuk mengamandemen UU Cukai pun (5) bidang jasa yang juga dikenakan cukai. Total objek cukai
bergulir. Dalam rancangan amandemen UU Cukai tersebut, di Thailand ada 21 items. Ke-16 komoditi dan 5 jasa itu
pemerintah mengajukan penambahan objek cukai dengan terbagi dalam empat kategori. Yang pertama adalah liquor
dua kategori penambahan objek cukai. Pertama, cukai dike- yakni bir, wine dan minuman fermentasi lainnya serta ethyl
nakan terhadap barang-barang yang proses produksi dan alcohol and other spirits. Kedua, tobacco yang terdiri dari
pendistribusian dan penggunaannya dianggap mengganggu cigars, cheroots, cigarillos, cigarettes dan smoking tobacco.
lingkungan hidup. Kedua, cukai dikenakan terhadap barang Ketiga, playing cards dan yang keempat excise tax.
yang dipandang perlu demi memenuhi WBC/ATS Kategori yang ke-4 ini terdiri dari 18 jenis,
rasa keadilan dan kebersamaan. (1) petroleum oils and petroleum prod-
Munculnya dua kategori tersebut me- ucts. (2) minuman non alcoholic, buah-
nimbulkan reaksi. Walaupun fraksi-fraksi buahan tanpa fermentasi dan vegetable
yang ada di Dewan Perwakilan Rakyat juices, (3) air conditioning units, compris-
(DPR) setuju terhadap usulan penambah- ing a motor-driven fan dan elemen untuk
an objek cukai tetapi mereka mengang- mengganti temperatur dan kelembaban
gap dua kategori tersebut merupakan hal dengan kapasitas kekuatan untuk
yang bias atau memberikan cek kosong mendinginkan tiap condensing units, tidak
pada pemerintah. Dunia usaha pun lebih dari 72,000 B.T.U per jam.
menjadi gelisah karena tidak jelasnya (4) Tempat lilin dan other electric cei-
objek yang dikenakan cukai berdasarkan ling atau lampu dinding yang dihiasi
dua kategori tersebut. Padahal, untuk dengan kristal. (5) Produk-produk lead
menciptakan iklim usaha yang kondusif, crystal dengan minimum mengandung
harus ada kepastian. Oleh sebab itu, lead monoxide (Pbo) seberat 24 persen
Pansus DPR untuk RUU Cukai memutus- dan other crystal (yang memiliki kandung-
kan untuk perlu mengadakan studi ban- an Pbo yang sama). (6) Kendaraan
ding ke luar negeri. penumpang dan kendaraan transportasi
Setelah dilakukan penelitian dan pe- publik dengan tempat duduk tidak lebih
ngumpulan informasi, ternyata Malaysia dan dari 10 orang. (7) Sepedamotor 2 dan 4
Thailand merupakan negara yang tepat tak, (8) parfum dan produk parfum, (9)
untuk melakukan studi banding. Pemilihan karpet dari bahan wool, (10) yacht (kapal
kedua negara tersebut berdasarkan pada pesiar), (11) baterai dan cells, (12)
kesamaan culture dan barang-barang yang IRMADY LUBIS. Ada lima kategori yang paling chlorofluorocarbon substances (CFCs),
dipergunakan mayoritas masyarakatnya. tepat bagi suatu barang dikenakan cukai. (13) transformed marble and granit, (14)
Saat ditemui WBC di ruang kerjanya, stadion pacuan kuda (dari tiket menonton
Ketua Pansus DPR untuk RUU Cukai, Irmady Lubis menga- pacuan dan dari taruhan pacuan kuda), (15) kursus golf (only
takan, studi banding tersebut sangat penting, selain hasilnya green fees and member fees), (16) klub malam dan diskotik,
harus bisa diimplementasikan, studi banding itu juga (17) jasa panti pijat dan (18) jasa telepon.
dilakukan karena Indonesia tidak memiliki rujukan mengenai Dibanding dengan Indonesia, ia melihat Thailand lebih
objek cukai. Pansus RUU Cukai pun membentuk dua tim. Tim agresif dalam hal memungut cukai. Misalnya saja, cukai
pertama pergi ke Thailand dan tim yang kedua ke Malaysia. untuk minuman bir, besarnya 10 kali lipat dari Indonesia.
Pada 20 – 24 Maret 2007, tim pertama berada di Thailand Padahal, bir atau MMEA bukanlah konsumsi masyarakat
untuk melakukan studi banding dimana Irmady Lubis sebagai umum di Thailand. (Lihat Tabel 1)

46 WARTA BEA CUKAI EDISI 391 JUNI 2007


FOTO : ISTIMEWA
Yang lebih menarik lagi, tambah Irmady, di
Thailand, Direktorat Jenderal Cukai berdiri
sendiri, tidak digabung dengan kepabeanan
seperti Indonesia. Menurutnya, hal itu dikare-
nakan perbedaan pendekatan yang dilakukan.
Kalau kepabeanan tugasnya antara lain
mengawasi border dan barang yang masuk.
“Sedangkan cukai merupakan excise yang
sebetulnya adalah access atau pungutan
negara untuk pengendalian access atau kalau
di Malaysia cukai disebut dengan pajak dosa
atau sin tax,” tambahnya.
Untuk itu, dari hasil studi banding ke Thai-
land, DPR memberi masukan pada pemerin-
tah bahwa untuk meningkatkan penerimaan
negara, ada beberapa hal yang sebaiknya
dilakukan. Pertama, membentuk Ditjen Cukai
sendiri, terpisah dari kepabeanan. Kedua,
menjadikan PPnBM (pajak pertambahan nilai
atas barang mewah) masuk ke dalam pungut-
an cukai bukan ke Ditjen Pajak. “Sebab,
PPnBM itu sebetulnya masuk ke cukai karena
itu access untuk pengendalian pemakaian
barang mewah dan lebih banyak merupakan
barang impor,” jelas Irmady.
Ketiga, pengkategorian barang kena cukai,
apakah langsung menunjuk barang atau meng-
gunakan pengkategorian. Walaupun pengka-
tegorian lebih terasa fleksibel, lanjut Irmady,
tetapi pengkategorian itu sedapat mungkin ti-
dak bias. Selain itu, untuk pengembangan
objek cukai dikemudian hari, DPR juga akan
mengusulkan untuk membuka kemungkinan
pengenaan cukai terhadap jasa, jadi tidak
hanya terhadap barang saja. Sebab, usaha ja-
sa seperti tempat perjudian, night club, bukan-
lah objek yang memberatkan masyarakat.

TARIF CUKAI TIDAK NAIK


Menurutnya, berdasarkan studi banding ke DISKOTIK DAN NIGHT CLUB. Diskotik dan night club merupakan salah satu usaha bidang jasa
Thailand, ada lima kategori yang paling tepat yang bisa dikenakan cukai.
bagi suatu barang dikenakan cukai. Pertama,
untuk kesehatan dan moral concern seperti rokok, minuman pertimbangan moral misalnya, tempat perjudian dan pelacur-
keras dan panti pijat. Kedua, barang mewah (untuk an dikenakan cukai yang sangat tinggi.
memenuhi rasa keadilan) misalnya tas atau sepatu yang “Di Thailand yang mayoritas penduduknya penganut
mahal. Ketiga, penghematan energi misalnya BBM dikenakan Budha, melarang perjudian dan pelacuran, makanya tempat-
cukai, tetapi untuk energi alternatif seperti gasohol, biodiesel tempat itu dikenakan cukai yang sangat tinggi. Begitu juga
tidak dikenakan cukai. Keempat, polusi misalnya, barang dengan barang mewah, tidaklah pantas seseorang mengena-
yang proses produksinya menghasilkan polusi. Kelima, ada kan tas atau barang yang mahal sementara disekitarnya
masih banyak yang kekurangan. Untuk itu barang-barang
TABEL 1 mahal tersebut kena cukai,” jelas Irmady.
TABEL PENERIMAAN PAJAK YANG Ia menambahkan, kelima kategori yang diusulkannya
DILAKUKAN OLEH PEMERINTAH THAILAND tersebut, cocok untuk diterapkan di Indonesia. Namun
SELAMA KURUN WAKTU 20024– 2006 demikian, DPR juga harus membuat ketentuan lebih lanjut
mengenai objek cukai tersebut, apakah itu melalui peraturan
Unit : Million Baht pemerintah atau peraturan menteri keuangan.
Irmady menilai, dengan hanya memiliki 3 objek cukai,
Commodity 2004 2005 2006 merupakan suatu indikasi bahwa negara Indonesia kurang
aware terhadap rakyatnya sendiri. Ia juga menilai pengem-
amount % amount % amount % balian pungutan cukai pada masyarakat tidak jelas. Misalnya
of total of total of total saja pungutan cukai rokok dimana tujuan pemungutannya
adalah mengendalikan access daripada pemakaian rokok.
Revenue 772,236.0 66.9 937,150.0 70.6 1,057,200.0 74.1 Pungutan tersebut seharusnya dikembalikan ke masyarakat
Department dalam bentuk misalnya pembangunan puskesmas dan
sebagainya. “Tetapi yang terjadi saat ini, pungutan dari cukai
Excise 275,774.0 23.9 279,397.0 21.1 274,095.0 19.2 semuanya masuk ke penerimaan negara dan lebur dengan
Department penerimaan lainnya,” tandasnya.
Berbicara mengenai tarif cukai, Irmady menjelaskan
Customs 106,122.0 9.2 110,404.0 8.3 96,232.0 6.7 bahwa pemerintah meminta agar dalam rancangan
Department amandemen UU Cukai, tarif maksimal cukai untuk rokok naik,
dari semula 55 persen menjadi 65 persen. Tetapi sebagian
Total 1,154,132.0 100.0 1,326,951.0 100.0 1,427,527.0 100.0 besar fraksi di DPR tidak setuju kenaikan tersebut karena

EDISI 391 JUNI 2007 WARTA BEA CUKAI 47


CUKAI
FOTO : ISTIMEWA
an bagi masyarakat. Intinya, penambahan ob-
jek cukai untuk menambah penerimaan negara
bukan menambah beban masyarakat. Jadi kita
ingin mencoba kategori yang agak mengikat.
Kalau perlu di penjelasannya nanti disebutkan
yang namanya memenuhi rasa keadilan itu ke-
adilan yang bagaimana,” tambahnya.

CUKAI DI MALAYSIA
Malaysia merupakan salah satu negara
tetangga Indonesia. Seperti halnya Indonesia,
Malaysia juga mengenakan pajak terhadap
barang-barang tertentu. Peran dan fungsi pa-
jak di negara rumpun Melayu itu adalah seba-
gai instrumen penerimaan negara (budgeter),
instrumen untuk mendorong pertumbuhan
ekonomi, alat untuk redistribusi pendapatan
(dimana struktur tariff pajak dibuat progresif
dengan maksud agar golongan yang lebih
mampu dikenakan pajak yang lebih tinggi se-
hingga akan tercipta distribusi pendapatan dan
kekayaan yang merata dan adil), instrumen
TAS MEWAH. Di Thailand, tas yang harganya mahal atau barang mewah dikenakan cukai stabilitas harga, serta meningkatkan tabungan
untuk memenuhi rasa keadilan. nasional.
Ada dua jenis pajak di Malaysia yakni pajak
dianggap terlalu besar. Selain itu, tarif yang berlaku saat ini langsung dan pajak tidak langsung. Pajak langsung dipungut
saja belum mencapai titik maksimal (baru mencapai 40-45 dan ditegakkan oleh Inland Revenue Board of Malaysia, se-
persen batasan tarif yang paling tinggi, itu pun hanya rokok- dangkan pajak tidak langsung di pungut oleh Kastam Diraja
red). Malaysia. Pajak langsung terdiri dari pajak penghasilan dan
Dengan demikian untuk sementara ini, besaran tarif cukai pajak langsung lainnya. Sementara itu, pajak tidak langsung
maksimal untuk rokok tidak berubah hingga ada kemampuan terdiri dari bea impor, bea ekspor dan cukai dalaman. Cukai
pemerintah untuk melakukan law enforcement terhadap dalaman ini terbagi menjadi tiga yakni pajak jualan (sales
penyalahgunaan atau tindakan yang merugikan negara tax), pajak perkhidmatan dan pajak excise (cukai).
dalam penerimaan cukai. Rancangan amandemen UU Cukai Khusus untuk cukai, ada beberapa jenis barang yang
juga akan dibuat fleksibel, sehingga untuk masalah tarif dikenakan pungutan cukai. Pertama adalah bir dan minuman
(menaikkan dan menurunkan tarif cukai-red), lebih baik keras (liquor). Pemerintah Malaysia mengenakan cukai pada
ditetapkan dalam peraturan menteri keuangan agar dapat produk tersebut untuk menghindari dan mencegah
mengikuti perkembangan yang ada. timbulnya permasalahan/problem sosial di kalangan
Hingga saat ini perkembangan rancangan amandemen masyarakat yang diakibatkan oleh kecanduan minuman keras
UU cukai sudah sampai pada tahap panja. Diperkirakan yang berlebih-lebihan. Kedua, pengenaan cukai terhadap
amandemen UU Cukai akan selesai pada akhir Juni 2007. cigarettes dan hasil tembakau, hal itu dilakukan untuk
Menurut Irmady, ada beberapa hal yang masih mengganjal meningkatkan pola hidup yang sehat dan memperbaiki
dalam pembahasan rancangan amandemen UU Cukai kesehatan masyarakat dan sebagai sumber penerimaan
tersebut. Selain penambahan objek cukai dan penetapan negara (budgeter).
tariff maksimal, hal yang masih mengganjal lainnya adalah Ketiga, mahjong tiles dan playing card, dimana pengena-
usulan pemerintah untuk memendekkan waktu pelunasan annya untuk menghindari dan mencegah permasalahan/
cukai dari 90 hari menjadi 60 hari. problem sosial yang diakibatkan oleh judi. Terakhir, motor
Dari hasil dengar rapat dengan 4 (empat) orang mantan vehicles. Pengenaan cukai terhadap kendaraan bermotor
Menteri Keuangan (Ali Wardhana, Sumarlin, Fuad Bawazir bertujuan untuk melindungi industri otomotif dalam negeri dan
dan Marie Muhammad), seluruh fraksi di DPR mengatakan untuk meningkatkan penerimaan negara (budgeter).
bahwa tidak ada manfaat yang signifikan yang di peroleh Dalam hal perijinan, setiap orang yang akan menjalankan
pemerintah dengan pemen- kegiatan destilasi, fermentasi,
dekkan waktu pelunasan TABEL 2 brewery atau memproduksi
cukai tersebut. Pengusaha ro- TABEL PENERIMAAN PAJAK hasil tembakau atau barang
kok pun keberatan dengan hal PEMERINTAH MALAYSIA kena cukai lainnya, wajib
itu karena dalam jangka wak- SELAMA KURUN WAKTU 2004 – 2006 memiliki ijin dari Direktur
tu 60 hari, rokok belum sam- Jenderal Kastam Diraja
pai ke tangan konsumennya Jenis 2004 2005 2006 Malaysia dan membayar fee
sehingga sulit bagi pengusa- penerimaan yang telah ditetapkan.
ha untuk melunasi cukai RM (bil) % RM (bil) % RM (bil) % Sedangkan bagi masyarakat
dalam jangka waktu 60 hari. yang ingin menjalankan
Irmady mengaku merasa Pajak 48.7 49 53.5 50 61.6 50 kegiatan usaha penjualan
ada suatu keanehan yang terja- Langsung eceran minuman keras
di di Departemen Keuangan, (selain bir), distributor minu-
dimana Ditjen Pajak begitu giat Pajak tidak 23.3 23 27.0 25 25.0 20 man keras dan pergudangan
mengejar segala macam objek langsung untuk tempat menyimpan
pajak, padahal ada objek cukai BKC tanpa dipungut cukai,
yang masih banyak berkeliaran Non-Tax 26.5 28 25.0 25 36.0 30 wajib memiliki ijin dari Direk-
dan hal itu ti-dak menjadi perha- Revenue tur Jenderal Kastam Diraja
tian untuk menambah peneri- Malaysia dan membayar fee
maan negara. Total 99.3 100 106.3 100 123.6 100 yang telah ditetapkan. (Lihat
“Kita ingin mencari keadil- Tabel 2) ifa

48 WARTA BEA CUKAI EDISI 391 JUNI 2007


INFO PEGAWAI

PEGAWAI PENSIUN
T.M.T 01 JUNI 2007
NO N A M A N I P GOL J A B A T A N K E D U D U K A N

1 Bambang Ishartono, S.H. 060034165 IV/a Kepala Seksi Penindakan Kantor Pelayanan Bea dan
dan Penyidikan Cukai Tipe A3 Surakarta

2 Lintong Situngkir 060034157 IV/a Kepala Subbagian Kantor Wilayah II DJBC


Keuangan Sumatera Utara

3 Sartono 060035366 IV/a Kepala Seksi Tempat Kantor Pelayanan Bea dan
Penimbunan II Cukai Tipe A1 Tanjung Priok III

4 Hadi Muljono 060040545 III/c Koordinator Pelaksana Kantor Pelayanan Bea dan
Urusan Tata Usaha dan Cukai Tipe A3 Jakarta
Administrasi Kepegawaian

5 Tjitjih Rustiani, Ny 140066862 III/c Pelaksana Kantor Pelayanan Bea dan


Cukai Tipe A1 Tanjung Priok I

6 Alip Saluki 060040016 III/b Pelaksana Kantor Pelayanan Bea dan


Cukai Tipe A2 Bekasi

7 Asri Gutomo 060040698 III/b Pelaksana Kantor Pelayanan Bea dan


Cukai Tipe A1 Soekarno-Hatta

8 Kambali 060052388 III/b Pelaksana Kantor Pelayanan Bea dan


Cukai Tipe A1 Tanjung Priok I

9 M. Ismail 060032153 III/b Pelaksana Kantor Pelayanan Bea dan


Cukai Tipe A1 Tanjung Priok I

10 Jatno 060059380 II/d Pelaksana Kantor Pelayanan Bea dan


Cukai Tipe A3 Jakarta

11 Radjipa 060047080 II/d Pelaksana Kantor Wilayah II DJBC


Sumatera Utara

12 Harjono 060041128 II/b Pelaksana Kantor Pelayanan Bea dan


Cukai Tipe A1 Soekarno-Hatta

13 Mattohir Bin Saimih 060040862 II/b Pelaksana Kantor Pelayanan Bea dan
Cukai Tipe A1 Tanjung Priok III

14 Mochammad Tabrani 060061642 II/b Pelaksana Kantor Pelayanan Bea dan


Cukai Tipe B Panarukan

15 Saimin 060056714 II/b Pelaksana Kantor Pelayanan Bea dan


Cukai Tipe A3 Jakarta

16 Zaenal Abidin 060057737 II/b Pelaksana Kantor Pelayanan Bea dan


Cukai Tipe A3 Jakarta

INFO PERATURAN
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI
Per Mei 2007
PERATURAN
No. P E R I H A L
Nomor Tanggal

1. P-09/BC/2007 18-04-07 Perubahan Kedua Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai
Nomor KEP-14/BC/2001 Tentang Pemblokiran Perusahaan Di
Bidang Kepabeanan.

EDISI 391 JUNI 2007 WARTA BEA CUKAI 49


SEPUTAR BEACUKAI
FOTO : KIRIMAN

MAKASSAR. Dharma Wanita Persatuan Departemen Keuangan Makassar mengadakan acara peringatan Hari Kartini ke-128 pada 24 April 2007 dengan
beberapa rangkaian lomba. Dalam lomba yang berlangsung satu hari ini, Kanwil XVI DJBC Sulawesi ikut berpartisipasi dan berhasil meraih Juara II untuk
Lomba Menghias Tumpeng, Juara II Lomba Pidato Tanpa Teks dan terpilih diantara Sepuluh Terbaik Busana Kebaya (gambar kiri). Usai lomba, perwakilan
Dharma Wanita Kantor Wilayah XVI DJBC Sulawesi foto bersama dengan karya tumpengnya yang terpilih menjadi Juara II. Tampak dalam gambar dari kiri
ke kanan : Ny. Amiruddin, Ny, I Putu Alit Ari Sudarsono, Ibu Ria Almarni dan Ny. Heru Hardjanto. Kiriman Kanwil XVI DJBC Sulawesi
FOTO : DONNY ERIYANTO

BALIKPAPAN. Dalam rangka memeriahkan peringatan Hari Kartini ke 128, Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kanwil XV DJBC Kalimantan Bagian Timur dan
KPBC Tipe A3 Balikpapan pada tanggal 18 April 2007 mengadakan lomba membuat kue dengan bahan dasar ubi. Lomba yang diadakan di Aula Kanwil XV DJBC ini
diikuti oleh peserta dari ibu-ibu DWP Kanwil XV DJBC Kalimantan Bagian Timur dan KPBC Tipe A3 Balikpapan. Sebelum lomba tersebut dimulai, terlebih dahulu
diadakan acara pengajian dan arisan rutin. Tampak dalam gambar, Ketua DWP Kanwil XV DJBC Kalimantan Bagian Timur, Ny. Ismartono, tengah memberikan
penilaian terhadap hasil karya peserta lomba dan para pemenang lomba berkesempatan berfoto bersama. Don’s, Balikpapan
FOTO : MUQSITH HAMIDI

BALIKPAPAN. Pada 3 Mei 2007 bertempat di Aula Kanwil XV DJBC Kalimantan Bagian Timur dilangsungkan upacara pelantikan dan pengambilan sumpah jabatan
pejabat eselon IV yang akan bertugas di lingkungan Kanwil XV DJBC Kalimantan Bagian Timur. Acara dipimpin langsung oleh Kakanwil XV DJBC Kalimantan Bagian
Timur, Ismartono dengan disaksikan para pejabat eselon III dan rohaniawan. Tampak dalam gambar, KaKanwil tengah menandatangani naskah jabatan dengan
disaksikan dua saksi yakni Kabag Umum Hery Susanto dan Kabid Kepabeanan dan Cukai Wisnu Wibowo serta para pejabat eselon IV yang sedang diambil sumpah
jabatannya. Seusai acara pelantikan dilakukan foto bersama Pejabat Eselon II dan Pejabat Eselon III Kanwil XV DJBC Kalimantan Bagian Timur. Tampak dalam
gambar, KaKanwil XV DJBC Kalimantan Bagian Timur, Ismartono ikut foto bersama (duduk no.5 dari kiri). Kanwil XV DJBC Kalimantan Bagian Timur

50 WARTA BEA CUKAI EDISI 391 JUNI 2007


FOTO : MUQSITH HAMIDI WBC/ATS

BALIKPAPAN. Pada 20 April 2007, Angkatan ke-5 Prodip I Bea dan Cukai STAN JAKARTA. Pada 15 Mei 2007 diselenggarakan Sosialisasi
Balikpapan yang berjumlah 16 orang melakukan kunjungan singkat ke Kantor Penyelesaian Kewajiban Pabean Dengan Pendekatan Fiskal
Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A3 Balikpapan dalam rangka melihat gambaran secara Atas Kapal Pesiar/Yacht dan Sepeda Motor Besar, yang pada
langsung pelayanan prima yang diberikan petugas bea dan cukai kepada para saat pemasukannya belum memenuhi kewajiban pabean.
stakeholder di kantor tersebut. Dalam kesempatan ini pula rombongan Prodip tersebut Sosialisasi yang diikuti Klub Motor Gede, Klub kapal pesiar dan
dibawa Donny Eriyanto (Korlak Ekspor Hanggar V) untuk melihat secara langsung Pos perorangan dibuka dan sekaligus sebagai narasumber yakni
Pelayanan Bea dan Cukai (Hanggar II) di Pelabuhan Semayang, Balikpapan. Tampak Direktur Teknis Kepabeanan Teguh Indrayana didampingi
dalam gambar, Kasi Pencegahan dan Penyidikan KPBC Tipe A3 Balikapapan, Winarko KaKanwil IX DJBC Jawa Barat Jody Koesmendro. Selain itu
sedang menjelaskan mengenai alur pelayanan kepabeanan sejak kedatangan sarana juga dihadirkan beberapa narasumber yaitu Dinas
pengangkut sampai dikeluarkannya persetujuan pengeluaran suatu barang baik impor Pemerintahan Daerah (Dispemda), Departemen Perhubungan,
maupun ekspor. Kanwil XV DJBC Kalimantan Bagian Timur Departemen Perdagangan dan Polri.
FOTO : KIRIMAN

PONTIANAK. Kantor Wilayah XIV DJBC Kalimantan Bagian Barat telah menyelenggarakan Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) dengan tema “ Pencapaian Target
Penerimaan Melalui Peningkatan Pelayanan dan Optimalisasi Pengawasan “. Rakerwil dua hari diselenggarakan pada 19 April 2007 di Aula KPBC Pontianak dihadiri
dihadiri delapan KPBC bertujuan untuk mengevaluasi berbagai macam permasalahan dan solusi yang akan dicapai guna mewujudkan visi dan misi Direktort Jenderal
Bea dan Cukai khususnya Kantor Wilayah XIV DJBC Kalimantan Bagian Barat. Tampak pada gambar kiri para peserta rakerwil foto bersama dengan Kepala Kanwil
dan gambar kanan, usai rapat juga diadakan acara pisah sambut Kepala Bid. P2, Budiman Karo-Karo yang digantikan Heru Sulastiomo, Kepala KPBC Entikong
Guntur Cahyo Purnomo sekarang dijabat oleh Sugeng Harianto dan Kepala Bagian Umum yang sudah memasuki masa purnabhakti Soedjita digantikan oleh Cecep
Rustandi. Dalam acara tersebut dilakukan penyerahan cindera mata kepada pejabat tersebut. Ian Hermawan, Pontianak
FOTO : KIRIMAN

PONTIANAK. Berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor 52/BC/Up.9/2007, Kepala Kanwil XIV DJBC Kalimantan Bagian Barat
melantik 44 pejabat eselon IV pada 8 Mei 2007 di Aula Kanwil XIV DJBC Kalimantan Bagian Barat. Pelantikan dipimpin langsung Kepala Kanwil XIV DJBC
Kalimantan Bagian Barat Muhammad Chariri selaku Pembina Upacara, dihadiri oleh Kepala Subbagian Umum KPBC Entikong, Pontas Ojahan Aritonang,
Kasi P2 KPBC Sintete, Bagus Putu Ari Sudana, Kasubbag Umum KPBC Pontianak Syamsu Rizal dan Kepala KPBC Pangkalan Bun, Boas Naibaho serta
para pejabat IV lainnya. Ian Hermawan, Pontianak

EDISI 391 JUNI 2007 WARTA BEA CUKAI 51


SEPUTAR BEACUKAI
FOTO: ATS

JAKARTA. Pengurus induk Indonesia Karate-Do (Inkado) melantik dan mengambil sumpah jabatan 28 pengurus baru untuk masa jabatan 2006-2011. Pelantikan
yang dipimpin langsung oleh Ketua Umum PB. Forki, Jenderal Purnawirawan Luhut B Panjaitan, berlangsung di Hotel Century Park Senayan Jakarta, pada 12 Mei
2007. Dari ke-28 pengurus baru tersebut, untuk jabatan ketua umum Inkado masih dijabat oleh Yorris Raweyai, sementara untuk jabatan staf khusus dijabat oleh
Agustinus Djoko Pinandojo yang juga merupakan Kepala Seksi P2 KPBC Tipe A2 Belawan. Sementara untuk jabatan Ketua Bidang Pembinaan, dijabat oleh Maman
Anurachman, yang merupakan Kepala Subdirektorat Intelijen DJBC. Selain acara pelantikan, pada 13 Mei 2007 juga diselenggarakan rapat koordinasi untuk
membahas rencana program kerja pengurus baru, dan rakor ini dibuka oleh Deputy Menteri Olahraga dan Pemuda.
WBC/ADI WBC/ADI

JAKARTA. Sebanyak 97 pejabat eselon IV di lingkungan Kantor Pusat DJBC, JAKARTA. Bertempat di ruang loka muda gedung B Kantor Pusat DJBC,
Kantor Wilayah VI DJBC Banten, dan Kantor Wilayah VIII DJBC Jakarta II, pada 9 Mei 2007 diadakan seminar tentang “kiat menjadi pria sejati untuk
dilantik dan diambil sumpahnya oleh Sekretaris Jenderal Bea dan Cukai, menjaga keharmonisan rumah tangga” dengan pembicara Dr. Naek L
Djunaedy Djusan. Acara pelantikan dan pengambilan sumpah jabatan yang Tobing. Seminar yang terselenggara atas kerjasama Sekretariat Jenderal
diselenggarakan pada 4 Mei 2007 ini, bertempat di Auditorium gedung utama Bea dan Cukai dengan Primera Interprise ini membahas tentang kiat-kiat
Kantor Pusat DJBC. Bertindak sebagai saksi pejabat pada pelantikan ini, Kabag sehat dalam keharmonisan keluarga. Seminar sehari ini mendapat
Umum Kantor Pusat DJBC dan Kabag Umum Kanwil VI DJBC Banten. Dan perhatian yang cukup banyak dari pegawai DJBC karena selain dihadiri
pelantikan ini selain di hadiri oleh pejabat eselon II, III, IV di lingkungan KP oleh pegawai dilingkungan KP DJBC juga dihadiri oleh pegawai Kanwil VI
DJBC, juga dihadiri oleh Tenaga Pengkaji DJBC. DJBC Banten.
FOTO : DARMAWAN SIGIT PRANOTO

KENDARI. Dalam rangka meningkatkan ekspor dan impor di Sulawesi Tenggara, diadakan Seminar Evaluasi Terhadap Penetapan Pelabuhan yang
Terbuka untuk Perdagangan Luar Negeri dan Sosialisasi Kebijakan Perdagangan Luar Negeri, berturut-turut pada hari Kamis dan Sabtu, 12 dan 14 April
2007. Atas koordinasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Propinsi Sulawesi Tenggara, KPBC Kendari, yang diwakili oleh Kepala Seksi Penindakan dan
Penyidikan, Farid Fahrudi, menyampaikan materi berturut-turut mengenai Tatalaksana Kepabeanan di Pelabuhan dan Tatalaksana Kepabeanan di Bidang
Impor dan Ekspor pada seminar yang dihadiri oleh masyarakat dunia usaha dan instansi pemerintah tersebut. Kiriman KPBC Kendari

52 WARTA BEA CUKAI EDISI 391 JUNI 2007


FOTO : DARMAWAN SIGIT PRANOTO FOTO : BAMBANG WICAKSONO

KENDARI. Pada tanggal 20 Februari 2007, KPBC Kendari SURABAYA. Peringatan Hari Kartini di lingkungan
mengadakan Sosialisasi UU No.17 tahun 2007 di lingkungan Kanwil IX DJBC Jawa Timur I Surabaya pada 16-17 April 2007
internal pegawai. Tampak pada gambar, Kepala Seksi P2, diikuti karyawati dan Dharma Wanita dengan berbagai
Farid Fahrudi, sedang menyampaikan materi, didampingi perlombaan antara lain fashion show, merangkai bunga,
Kepala Kantor, Dwi Restu Nugroho, dan Kasubbag Umum, dan pidato. Bambang Wicaksono, Surabaya
Suaidy. Kiriman KPBC Kendari
FOTO : BAMBANG WICAKSONO FOTO: ZAP

SURABAYA. Pada 27 April 2007 bertempat di Aula Kanwil IX DJBC Jawa


Timur I, diselenggarakan acara penghantar purna tugas Kabid Informasi
Kepabeanan dan Cukai Kanwil IX DJBC Jawa Timur I Sumardjana dan pisah
sambut pejabat eselon III antara lain, Kepala Bagian Umum Hari Wahyudi
dimutasi menjadi Kepala KPBC Gresik, Kepala KPBC Gresik Edy Burman
dimutasi menjadi Kepala KPBC Bekasi, dan Kepala Bagian Umum Kanwil IX
DJBC Jawa Timur I dijabat oleh Mursito. Bambang Wicaksono, Surabaya
FOTO: KY
JAKARTA. Pada 15 Mei 2007 bertempat di kantor Redaksi Warta
Purnawirawan Bea dan Cukai Jalan Letjen Suprapto no 66
Cempaka Putih Jakarta Pusat berlangsung syukuran atas
peluncuran Warta Purnawirawan Bea dan Cukai edisi revisi, yang
tampil berbeda pada edisi sebelumnya. Tampak pada gambar
Pemimpin Redaksi Warta Purnawirawan Bea dan Cukai (WPBC)
Fx. Suwito Marsam (kiri) menerima potongan tumpeng dari Slamet
Munaryo (kanan) yang selama ini menangani Bulletin Purnawirawan
Bea dan Cukai. Hadir pula pada acara tersebut Kabag umum KP-
DJBC Sonny Subagyo, Kepala BPIB Jakarta Aminnudin Budiarjo,
para pengurus Yayasan YKBT dan tamu undangan lainnya. WPBC
akan disebarkan kepada para seluruh purnawirawan Bea Cukai di
seluruh Indonesia dan juga kantor Bea Cukai seluruh Indonesia
guna mengikat tali silahturahmi antara para purnawirawan dan juga
pegawaI DJBC yang masih aktif .

TARAKAN. KPBC Tipe A4 Tarakan pada 15 Mei


2007menggelar pertandingan bola voli yang cukup unik.
Bertempat di lapangan bola voli yang bersebelahan langsung
dengan kantor, pertandingan unik ini mempertemukan pegawai
wanita KPBC Tarakan melawan kaum waria (wanita/pria) dari
wilayah setempat. Pertandingan yang berlangsung secara
serius ini menarik perhatian banyak masyarakat di sekitar
kantor pelayanan. Tampak dalam gambar pegawai wanita
beserta pelatih dan pembina (berdiri) berpose bersama kaum
waria (duduk), usai pertandingan yang dimenangkan pegawai
wanita KPBC Tarakan.

EDISI 391 JUNI 2007 WARTA BEA CUKAI 53


OPINI

HARGA JUAL Oleh :



PADA TAHUN 2004
PERSENTASE
BIAYA PROMOSI
TERHADAP TOTAL
BEBAN USAHA

ECERAN
Agus PADA LAPORAN
Cahyono, KEUANGAN SUATU
S.E., Ak.,
M.Si

MINIMUM,
PERUSAHAAN
MENCAPAI 65%

PROMOSI ROKOK
DAN PENERIMAAN CUKAI
HASIL TEMBAKAU

P
iala dunia sepakbola 2006 telah lama berakhir besar maupun kecil umumnya menemui adanya pos-pos
sementara liga sepakbola tanah air masih bergulir, spesifik kegiatan promosi dalam bentuk akun biaya advertis-
lalu apa kaitannya dengan peneriman cukai? ing atau akun untuk kegiatan lainnya seperti event-event
Mungkin secara langsung tidak ada korelasinya, tertentu, media massa, olah raga, konser musik, seni budaya
namun tentunya anda masih ingat betul bahwa salah dan pameran/demo yang tercermin pada chart of account
satu sponsor resmi dari tayangan langsung ajang laporan keuangan mereka. Itulah hal yang senantiasa
pertandingan sepakbola piala dunia di Jerman pada salah menggugah keingintahuan penulis untuk mengetahui lebih
satu TV swasta di negeri ini dan sponsor utama sepakbola jauh peranan kegiatan promosi hasil tembakau.
Indonesia adalah berkaitan dengan suatu brand name dari Rambu-rambu pengamanan rokok bagi kesehatan telah
perusahaan rokok terkemuka. dibuat dan mekanismenya juga jelas, maka dalam tulisan ini tidak
Bahkan bukan hanya itu saja, masih banyak event-event akan diuraikan lebih lanjut mengenai bagaimana konsumsi dan
olah raga, hiburan, kepemudaan, seni budaya dan kegiatan iklan rokok itu sendiri. Uraian yang akan disajikan hanya
produktif lainnya yang mengandalkan perusahaan rokok bertujuan untuk mengetahui apakah sebenarnya biaya promosi -
sebagai sponsor utamanya. Keberadaan iklan rokok pada dan penetapan harga jual eceran tentunya - sedemikian
media massa sebagaimana dirilis WHO, pada paruh tahun berpengaruh terhadap konsumsi rokok yang pada akhirnya juga
pertama 2002 adalah mencapai 7% dari total pendapatan berpengaruh terhadap pencapaian target penerimaan cukai
iklan nasional. Angkanya memang tidak cukup besar tetapi sebagai persepsi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
kehadirannya cukup terasa di sekeliling kita. Target dan realisasi penerimaan cukai selama tahun
Itulah fenomena yang ada, dibalik upaya ’setengah hati’ 2000-2005 sebagaimana tercantum pada Tabel 1.
pemerintah dalam melakukan regulasi untuk membatasi kon- Kita mengetahui bahwa berdasarkan Undang-Undang Cukai
sumsi rokok, berbagai cara dilakukan pelaku industri rokok nomor 11 Tahun 1995 bahwa pengenaan cukai didasarkan pada
untuk mendekatkan pasar kepada konsumennya. Hal demiki- tarif dan harga dasar barang kena cukai yang ditetapkan lebih
an memang sah-sah saja sepanjang tidak bertentangan
dengan ketentuan yang berlaku seperti yang diatur dalam PP TABEL 1
19/2003 tentang Pengamanan Rokok bagi Kesehatan. PERKEMBANGAN TARGET
Sekedar diketahui bahwa PP tersebut selain mengatur DAN REALISASI PENERIMAAN CUKAI
pembatasan jam tayang pada media elektronik juga mengatur HASIL TEMBAKAU
bahwa materi iklan rokok dilarang jika : (a) merangsang atau TAHUN ANGGARAN 1999/2000- 2005
menyarankan orang untuk merokok; (b) menggambarkan atau (MILIAR RUPIAH)
menyarankan bahwa merokok memberikan manfaat bagi
kesehatan; (c) memperagakan atau menggambarkan dalam Tahun Target Realisasi Pencapaian
bentuk gambar, tulisan atau gabungan keduanya, bungkus Anggaran
rokok, rokok atau orang sedang merokok atau mengarah pada
orang yang sedang merokok; (d) ditujukan terhadap atau 1999/2000 10.160,00 10.398,50 102,35%
menampilkan dalam bentuk gambar atau tulisan atau gabungan 2000 10.271,80 11.380,00 110,79%
keduanya, anak, remaja, atau wanita hamil; (e) mencantumkan 2001 17.600,60 17.491,00 99,38%
nama produk yang bersangkutan adalah rokok; dan (f) 2002 22.469,00 23.327,00 103,82%
bertentangan dengan norma yang berlaku dalam masyarakat. 2003 26.114,00 25,928.20 100,72%
Iklan rokok yang merupakan bagian dari kegiatan promosi 2004 28.441,90 28,636.30 100,68%
dengan bentuk dan jenis yang seringkali penuh kreatifitas 2005 32.244,80 32,650.60 101,26%
adalah suatu hal yang menarik. Selain itu, pengamatan
penulis dalam mempelajari laporan keuangan pabrikan rokok Sumber: Laporan Tahunan DJBC, www.beacukai.go.id

54 WARTA BEA CUKAI EDISI 391 JUNI 2007


TABEL 2
PERSENTASE BIAYA PROMOSI TERHADAP BEBAN USAHA PADA BEBERAPA KELOMPOK
INDUSTRI BARANG KONSUMSI TAHUN 2004 (JUTA RUPIAH)
Perusahaan Biaya Promosi/Pemasaran Beban Usaha Persentase Keterangan

Industri Makanan/Minuman

PT Ades Waters Indonesia Tbk. 12.277,00 88.831,00 13,82%


PT Delta Tbk. 47.798,57 104.901,04 45,56% Prod BKC MMEA
PT Indo Food Sukses Makmur Tbk. 509.441,56 2.507.500,77 20,32%
PT Multi Bintang Indonesia Tbk. 115.049,00 205.280,00 56,04% Prod BKC MMEA
PT Sari Husada Tbk. 15.326,00 321.126,00 4,68%
PT Sinar Mas Agro Resources Tbk. 22.853,85 332.613,54 6,87%
PT Suba Indah Tbk. 1.108,33 35.759,59 3,10%
PT Ultrajaya Milk Industry Tbk. 11.472,74 87.912,13 13,05%

Industri Hasil Tembakau

PT Gudang Garam Tbk. 1.237.032,00 1.916.005,00 64,56% Prod BKC SKT/M


PT HM Sampoerna Tbk. 648.375,00 2.623.446,00 24,73% Prod BKC SKT/M
PT BAT Indonesia Tbk. 28.497,00 283.240,00 10,06% Prod BKC SPM

Sumber : www.jsx.co.id, diolah


Keterangan :
- BKC MMEA = barang kena cukai jenis minuman mengandung etil alkohol
- BKC SKT/M = barang kena cukai jenis sigaret kretek tangan/mesin
- BKC SPM = barang kena cukai jenis sigaret putih mesin

lanjut oleh Menteri, dalam hal ini adalah Menteri Keuangan. tantangan tersendiri bagi industri hasil tembakau. Ketentuan
Sebagai implementasinya, pada produk hasil tembakau dikenal yang ditetapkan pemerintah mulai dari Peraturan Pemerintah,
adanya mekanisme penetapan harga jual eceran dan tarif Keputusan Menteri sampai dengan Peraturan Daerah yang
sebagai variabel kendali produk cukai dalam rangka pencapaian bersifat lokal cenderung membatasi industri hasil tembakau
fungsi penerimaan negara (revenue collector). dalam memasarkan hasil produknya.
Dalam kenyataannya, selama periode tahun 2000 sampai Dalam tatalaksana cukai sendiri terdapat aturan yang
dengan 2004 hanya sedikit terjadi perubahan tarif hasil tembakau membatasi pemasaran hasil tembakau seperti tersebut pada
sehingga pada periode tersebut mekanisme penerimaan cukai Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai nomor Kep-67/
dari sektor ini lebih ditentukan pada kebijakan penetapan harga BC/1996 tanggal 25 Oktober 1996 tentang Larangan
jual eceran. Perubahan harga jual eceran yang terjadi selama Penjualan Hasil Tembakau Berhadiah yang diantaranya
periode tersebut tercatat mencapai sepuluh kali, terbanyak tahun melarang penjualan atau pemasaran hasil tembakau dengan
2000-2001 yang mencapai empat kali dalam setahun (efektif tiga pemberian hadiah berupa uang, barang, atau yang semacam
kali perubahan HJE). itu, baik yang dikemas menjadi satu maupun tidak dikemas
Menurut pendapat penulis, mekanisme tersebut untuk menjadi satu dengan hasil tembakau.
saat itu mungkin merupakan satu-satunya instrumen andalan Bagi pabrikan hasil tembakau, agar brand image dan kon-
pemerintah yang lebih jitu dan aman dalam rangka mencapai sumsi hasil tembakau oleh masyarakat tetap dapat diperta-
target penerimaan cukai. Hal ini disebabkan karena dampak hankan dan bila memungkinkan untuk terus ditingkatkan di-
psikologis bagi konsumen dan produsen atas kenaikan HJE perlukan strategi yang tepat, diantaranya adalah dengan
lebih ringan daripada dampak kenaikan tarif walapun kedua upaya promosi yang berkesinambungan. Hal ini tercermin
kebijakan yang ditempuh senantiasa memperhitungkan ting- dari persentase kegiatan promosi yang cukup tinggi eksisten-
kat produksi rokok dan kemampuan daya serap konsumen sinya, pada tahun 2004 persentase biaya promosi terhadap
atas hasil tembakau yang bersangkutan. total beban usaha pada laporan keuangan suatu perusahaan
Ketentuan dalam Undang-Undang Cukai memang masih mencapai 65%. Bandingkan dengan tingkat biaya promosi/
memungkinkan untuk ditetapkannya tarif hasil tembakau pemasaran pada perusahaan sejenis khususnya produsen
setinggi-tingginya 55% dari Harga Jual Eceran, namun BKC (Barang Kena Cukai) dalam kelompok industri barang
sampai saat ini tarif tertinggi baru mencapai 40%. Bisa jadi konsumsi yang tercatat pada Bursa Efek Jakarta sebagaima-
kondisi yang ada merupakan implementasi kebijakan na tercantum pada Tabel 2.
pemerintah untuk menjaga agar tarifnya tetap berada pada
satu tingkat yang sama dalam daerah yang diperkenankan Uraian tersebut di atas melatarbelakangi penelitian empi-
(diluar prohibitive range for government). ris penulis yang mengangkat keberadaan komponen biaya
Sebagaimana dikutip oleh Permana Agung (Subiyantoro, promosi pada industri hasil tembakau dan regulasi penetapan
2004:262), bahwa dalam kebijaksanaan tarif dikenal adanya harga jual eceran minimum serta pengaruhnya terhadap
teori Kurfa Laffer yaitu selalu terdapat dua tingkat tarif yang penerimaan cukai hasil tembakau. Biaya promosi pada hasil
dapat menghasilkan satu tingkat penerimaan yang sama. tembakau yang dimaksud adalah biaya yang dikeluarkan
Artinya penerimaan akan maksimum dan tingkat produksi oleh perusahaan dalam rangka kegiatan pemasaran yang
akan optimal pada titik tertentu. Bila tingkat tarif diturunkan ditujukan untuk mendorong permintaan produk hasil temba-
lagi maka produksi akan meningkat tetapi penerimaan akan kau. Komponen biaya ini tercantum dalam laporan laba-rugi
berkurang; sebaliknya bila tarif dinaikkan maka tingkat perusahaan pada pos beban usaha (operating expenses)
produksi dan penerimaan akan berkurang. yang meliputi beban penjualan dan beban administrasi.
Di sisi lain, banyaknya himbauan dan peringatan menge- Sedangkan penetapan Harga Jual Eceran (HJE) yang
nai bahaya merokok yang mengedepankan peningkatan dipakai adalah HJE minimum, sebab pada perkembangannya
derajat kesehatan dan kualitas hidup masyarakat merupakan sekarang bahwa keputusan penetapan harga dasar hasil

EDISI 391 JUNI 2007 WARTA BEA CUKAI 55


OPINI

tembakau hanya mengatur tingkat harga jual eceran mini- TABEL 4


mum saja, tidak seperti pada awal pemberlakuan kebijakan HARGA JUAL ECERAN MINIMUM
cukai yang juga menetapkan harga jual eceran maksimum UNTUK SKT DAN SKM
pada setiap strata pabrikan hasil tembakau.
Istilah promosi yang dimaksud dalam tulisan ini adalah Harga Jual Eceran Minimum
suatu upaya penciptaan pertukaran produk yang sejalan PERIODE
dengan upaya mendorong permintaan sebagaimana SKT (Rp/Btg) SKM (Rp/Btg)
didefinisikan oleh Martin L. Bell (1979:406;Irawan.1990:349)
sebagai, ”semua jenis kegiatan pemasaran yang ditujukan KW 1 2000 160 225
untuk mendorong permintaan”, dan William G. Nickel KW 2 2000 165 250
(1979:309; Irawan.1990:349) sebagai, ”arus informasi atau KW 3 2000 165 250
persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan KW 4 2000 200 280
seseorang atau organisasi kepada tindakan yang mencipta- KW 1 2001 200 280
kan pertukaran dalam pemasaran produk”. Termasuk dalam KW 2 2001 230 305
pengertian promosi ini adalah promotional mix, yaitu KW 3 2001 255 325
kombinasi strategi yang paling baik dari variabel periklanan, KW 4 2001 255 325
personal selling, dan alat promosi yang lain, yang semuanya KW 1 2002 255 325
direncanakan untuk mencapai tujuan program penjualan KW 2 2002 255 325
(William J. Stanton,1978:410; Irawan.1990:349). KW 3 2002 255 325
Penelitian dilakukan dengan populasi pabrikan yang KW 4 2002 340 400
mempunyai strata tertinggi yaitu Golongan I yang menguasai KW 1 2003 340 400
pangsa pasar mencapai 84% dari total jumlah produksi KW 2 2003 340 400
industri hasil tembakau. Sampel penelitian adalah perusaha- KW 3 2003 340 400
an berbentuk perseroan terbatas (PT) yang bersifat terbuka KW 4 2003 340 400
(go public) yang memproduksi sigaret kretek (SKT/SKM), KW 1 2004 340 400
dalam hal ini terdapat 2 (dua) perusahaan yaitu ”PT ABC Tbk” KW 2 2004 340 400
dan ”PT XYZ Tbk”, sedangkan satu perusahaan terbuka KW 3 2004 340 400
lainnya tidak memenuhi persyaratan karena hanya mempro- KW 4 2004 340 400
duksi hasil tembakau jenis Sigaret Putih Mesin (SPM).
Pemilihan sampel pabrikan hasil tembakau berbentuk PT Sumber: Skep Menteri Keuangan, DJBC, diolah.
Terbuka didasarkan pada metode pemilihan sampel non
statistik secara terarah (judgemental direct sample selection). Pengolahan data dengan menggunakan alat bantu pada
Pertimbangannya dengan memperhatikan jumlah produksi tingkat kepercayaan 95% menghasilkan model sebagai berikut :
(skala industri) yang mewakili dan pangsa pasar yang dimiliki
perusahaan hasil tembakau sigaret kretek yaitu berkisar 66% Untuk Hasil Tembakau SKT :
- 68% sebagaimana tercantum pada Tabel 3.
Selanjutnya, hubungan antara variabel bebas dan
variabel terikat dibedakan menjadi dua golongan besar yaitu R = 0,950 F hitung = 78,15
masing-masing untuk hasil tembakau sigaret kretek yang
dibuat dengan tangan (SKT) dan hasil tembakau sigaret Artinya, pada persamaan regresi hasil tembakau SKT terda-
kretek yang dibuat dengan mesin (SKM). Hal ini dilakukan pat konstanta sebesar 72.922,71 yang menyatakan bahwa jika
mengingat masing-masing jenis sigaret mempunyai secara simultan tidak ada nilai dari variabel biaya promosi (X1)
penetapan harga jual eceran minimum yang berbeda dan variabel harga jual eceran minimum (X2) maka nilai peneri-
sebagaimana tercantum pada Tabel 4. maan cukai hasil tembakau (Y) adalah 72.922,71 juta rupiah.
TABEL 3
PENERIMAAN CUKAI SKT/SKM PT TERBUKA (SAMPEL PENELITIAN)

Perusahaan Jenis HT 2004 2005

Produksi (juta btg) Cukai (juta Rp) Produksi (juta btg) Cukai (juta Rp)

PT ABC Tbk SKM 53.300,88 10.412.588,05 55.702,40 10.880.599,75


SKT 10.264,04 902.036,81 9.053,73 795.466,01

PT XYZ Tbk SKM 13.664,91 2.639.736,38 17.815,11 3.442.974,50


SKT 21.939,65 2.445.694,37 24.416,57 2.727.261,86
TOTAL SAMPEL 99.169,47 16.400.055,61 106.987,82 17.846.302,11
TOTAL POPULASI 150.599,39 23.950.017,27 157.845,34 27.296.174,89
PERSENTASE SAMPEL/ - 68,48% - 65,38%
POPULASI
Sumber: Laporan Tahunan DJBC, www.beacukai.go.id, diolah.
Data tersebut kemudian diurai dalam periode triwulan (kwartal) dan selanjutnya diolah berdasarkan metode parametrik trend
regresi
^
berganda (Hanke et.al,1999:27):
Y = bo+b1X1+b2X2, dimana
Y = Penerimaan cukai hasil tembakau SKT/SKM
X1 = Biaya promosi
X2 = Harga jual eceran minimum SKT/SKM.

56 WARTA BEA CUKAI EDISI 391 JUNI 2007


Koefisien regresi sebesar 0,15 menyatakan bahwa setiap SKM setidaknya sebesar 1,5%. Walaupun secara parsial
penambahan satu juta rupiah biaya promosi akan memberikan pengaruh biaya promosi lebih signifikan pada hasil tembakau
peningkatan penerimaan cukai hasil tembakau sebesar 0,15 juta SKM tetapi pengaruh kenaikan harga jual eceran (yang angkanya
rupiah sedangkan koefisien regresi sebesar 2.178,37 lebih besar) akan berpengaruh lebih dominan pada hasil
menyatakan bahwa setiap penambahan satu rupiah harga jual tembakau SKT. Menurut pendapat penulis, hal ini disebabkan
eceran minimum akan memberikan peningkatan penerimaan karena pada hasil tembakau baik SKT, SKM dan SPM terdapat
cukai hasil tembakau sebesar 2.178,37 juta rupiah. hubungan elastisitas silang sebagai barang substitusi yang dapat
saling menggantikan.
Untuk Hasil Tembakau SKM : Menurut Tjahjaprijadi dan Indarto (2003) bahwa selama
rentang waktu 1999-2002 harga rokok SKT tidak
mempengaruhi konsumsi rokok SKM demikian pula
R = 0,942 F hitung = 66,41 sebaliknya harga rokok SKM tidak mempengaruhi konsumsi
rokok SKT, tetapi harga rokok SKT mempengaruhi konsumsi
Artinya, pada persamaan regresi hasil tembakau SKM rokok SPM. Adapun bagi produk SPM, harga rokok SKM dan
terdapat konstanta sebesar -578.027,151 yang menyatakan SKT akan mempengaruhi konsumsinya namun harga rokok
bahwa secara simultan jika tidak ada nilai dari variabel biaya SPM dapat mempengaruhi konsumsi rokok SKT.
promosi (X1) dan variabel harga jual eceran minimum (X2) maka Itulah sebabnya mengapa produk SKM elastistisitasnya lebih
nilai penerimaan cukai hasil tembakau (Y) adalah -578.027,151 sedikit dibanding produk SKT sebagaimana terlihat dari
juta rupiah (defisit). Koefisien regresi sebesar 2,40 menyatakan hubungan di atas. Produk SKT mempunyai hubungan resiprokal
bahwa setiap penambahan satu juta rupiah biaya promosi akan dengan produk SPM sedangkan produk SKM tidak. Produk SKM
memberikan peningkatan penerimaan cukai hasil tembakau merupakan produk yang paling inelastis. Tentunya kenyataan di
sebesar 2,40 juta rupiah sedangkan koefisien regresi sebesar lapangan tidaklah sesederhana itu karena masih banyak faktor
7.262,01 menyatakan bahwa setiap penambahan satu rupiah pengaruh lainnya yang harus diperhitungkan.
harga jual eceran minimum akan memberikan peningkatan Sebagai bahan pemikiran, eksperimen terpisah (belum
penerimaan cukai hasil tembakau sebesar 7.262,01 juta rupiah. teruji) yang dilakukan dengan memasukkan variabel lainnya
Berdasarkan kedua model tersebut di atas, dapat dijelaskan meliputi variabel tingkat inflasi makanan jadi, minuman dan
bahwa biaya promosi dan harga jual eceran minimum secara hasil tembakau (tobacco), tingkat inflasi pendidikan, rekreasi
simultan berpengaruh signifikan terhadap penerimaan cukai hasil dan olahraga (sport), tingkat inflasi bahan makanan (food
tembakau. Pada produk SKT pengaruh biaya promosi dan harga stuff) serta variabel Indeks Tendensi Konsumen (ITK) yang
jual eceran minimum terhadap penerimaan cukai hasil tembakau datanya bersumber dari data publikasi Badan Pusat Statistik
adalah sebesar R² x 100% atau 0,950² x 100% = 90,2%, sedikit banyak menjelaskan hal itu.
sedangkan pada produk SKM adalah sebesar R² x 100% atau Dengan asumsi bahwa konsumsi produk hasil tembakau
0,942² x 100% = 88,7%. akan dipengaruhi oleh harga barang lain dan harga barang
Bila dianalisis secara parsial (terpisah) variabel biaya promosi terkait lainnya, hasilnya ternyata menjelaskan bahwa
hanya berpengaruh terhadap penerimaan cukai produk SKM konsumsi hasil tembakau SKT selain dipengaruhi oleh HJE
dengan korelasi r sebesar 0,521 atau berada di atas 0,5 yang minimum juga cenderung dipengaruhi oleh tingkat inflasi
artinya cukup kuat, sedangkan pada produk SKT pengaruh biaya pendidikan, rekreasi dan olahraga (sport) dengan korelasi
promosi tersebut hanya mempunyai korelasi r sebesar 0,172 parsial r sebesar 0,388 walaupun cukup lemah (di bawah 0,5)
atau jauh di bawah 0,5 yang berarti sangat lemah dan masih namun hanya berada satu tingkat di bawah HJE dan berada
banyak dipengaruhi oleh faktor lain. Sedangkan variabel harga di atas variabel lainnya seperti terlihat pada Tabel 5.
jual eceran minimum secara parsial berpengaruh signifikan Pada hasil analisis di atas terdapat lebih dari satu
terhadap kedua produk hasil tembakau baik SKT maupun SKM hubungan yang kolinear (multikolinear) dan masih banyak
yang bila ditelaah lebih lanjut, pengaruh pada produk SKT lebih mengandung kelemahan namun sebagai data awal dapat
kuat daripada SKM yaitu dengan korelasi r sebesar 0,828 untuk kita lihat bahwa variabel tingkat inflasi pendidikan, rekreasi
produk SKT dan korelasi r sebesar 0,689 untuk produk SKM, dan olahraga (sport) diterima pada level signifikansi 0,10 dan
keduanya berada di atas 0,5. ditolak pada pada level signifi-kansi 0,05. Sedangkan untuk
Dari analisis secara simultan kita mendapatkan bahwa fungsi menganalisisnya lebih mendalam masih diperlukan pengujian
penerimaan cukai hasil tembakau SKT lebih elastis dibanding lebih lanjut pada masa yang akan datang.

TABEL 5
HASIL ANALISIS REGRESI BERGANDA HJE, ADV, TOBACCO, SPORT, FOOD, ITK
TERHADAP PENERIMAAN CUKAI SKT
Standard Coeff Correlations Collinearity Statistics Kesimpulan
Model t Sig.
Beta Zero-order Partial Part Tolerance VIF Uji t

(Constant) -0,702 0,5


HJE_SKT 0,942 10,38 0 0,948 0,945 0,82 0,766 1,31 Ho ditolak
ADV 0,075 0,604 0,56 0,269 0,165 0,05 0,408 2,45 Ho diterima
TOBACCO 0,054 0,455 0,66 -0,25 0,125 0,04 0,438 2,28 Ho diterima
SPORT 0,125 1,517 0,15 -0,04 0,388 0,12 0,929 1,08 Ho ditolak*
FOOD 0,025 0,272 0,79 0,059 0,075 0,02 0,746 1,34 Ho diterima
ITK 0,065 0,694 0,5 0,328 0,189 0,06 0,716 1,4 Ho diterima
a Dependent Variable: Y_SKT

t tabel á 0,05 = 1,771; á 0,10 = 1,350


Durbin- Watson 1,55 (diterima, tidak terdapat autokorelasi)
F Hitung 24,29 (signifikan, F tabel 2,92)
Sumber : Analisis anova dengan SPSS 11.5 for Windows dengan (data tidak disajikan).

EDISI 391 JUNI 2007 WARTA BEA CUKAI 57


OPINI


Pada akhir tulisan ini, dapat penulis tekankan bahwa
mengingat keterbatasan waktu dan biaya yang ada maka
model-model yang disajikan pada tulisan ini tentunya
masih banyak memerlukan penyempurnaan karena hanya SEGMEN PASAR
didasarkan pada asumsi dan kondisi sebagai berikut : UNTUK
1. Pengumpulan data dilakukan berdasarkan telaah
dokumen atas data sekunder yang bersumber dari PENJUALAN
laporan keuangan auditan sebagaimana dirilis pada daftar
emiten anggota Bursa Efek Jakarta, bukan dari data
TEMBAKAU IRIS
primer laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan. TANGAN
2. Biaya promosi yang tercantum pada laporan keuangan Oleh : (RAJANGAN)
perusahaan secara keseluruhan unsur-unsurnya Galih
dianggap sama walaupun pada perusahaan tertentu ada Elham SANGAT
yang memasukkan fungsi distribusi dan transportasi
dalam akun biaya promosi dan pemasaran;
Setiawan TERBATAS PADA
3. Persepsi penerimaan cukai per periode dianggap propor- LINGKUP
sional dengan angka penjualan perusahaan per periode;
PEDESAAN …


4. Biaya promosi dianggap sama peruntukkannya bagi jenis
hasil tembakau SKT dan SKM.

Kesimpulan dari tulisan ini adalah :


1. Besarnya pengaruh secara simultan antara variabel biaya

TEMBAKAU
promosi (X1) dan harga jual eceran minimum (X2)
terhadap penerimaan cukai hasil tembakau (Y) tergolong
kuat pada kedua jenis industri hasil tembakau SKT dan
SKM dengan kontribusi variabel X1 dan X2 terhadap (Y)

IRIS
untuk SKT sebesar 90,2% sedangkan sisanya 9,8%
ditentukan oleh variabel lain; dan kontribusi variabel X1
dan X2 terhadap (Y) untuk SKM sebesar 88,7%
sedangkan sisanya 11,3 % ditentukan oleh variabel lain.

vs
2. Naik turunnya atau besar kecilnya penerimaan cukai hasil
tembakau dapat diprediksi melalui persamaan regresi Y =
72.922,71 + 0,15 X1+ 2.178,37 X2 untuk hasil tembakau
SKT dan Y = -578.027,15 + 2.40 X1 + 7.262,01 X2 untuk

ROKOK
hasil tembakau SKM.

Saran yang dapat diberikan untuk mencapai maksud dan


tujuan optimalisasi penerimaan cukai adalah :
1. Pihak pengambil kebijakan hendaknya lebih memperhati-
kan nilai sebenarnya komponen harga pokok produksi pa-
da setiap jenis hasil tembakau dari masing-masing strata
golongan pabrikan dalam menetapkan kebijakan harga
jual eceran minimum sehingga elastisitas harga produk
hasil tembakau berjalan sesuai dengan mekanisme pasar;
PERBEDAAN YANG
2. Pihak pengambil kebijakan hendaknya lebih cermat
dalam melakukan penetapan harga jual eceran minimum
untuk jenis hasil tembakau SKT mengingat pengaruh
perubahan harga jual eceran minimum lebih besar terjadi
DIPERSAMAKAN

P
pada hasil tembakau jenis ini dari pada jenis yang lain.
Selain itu dampak yang ditimbulkan akibat perubahan erdagangan barang kena cukai berupa hasil
harga jual eceran hasil tembakau SKT lebih luas terjadi, tembakau saat ini lebih didominasi oleh produk
termasuk dampak kepada buruh linting rokok dan industri rokok dari berbagai jenis. Sementara untuk
pendukungnya, bila dibandingkan dengan jenis hasil produksi tembakau iris jumlahnya tidak begitu
tembakau SKM; signifikan dibandingkan dengan produksi rokok,
3. Promosi hasil tembakau oleh Pengusaha Pabrik hendak- apalagi untuk tembakau iris yang dibuat oleh tangan dan
nya tetap dilakukan secara berkesinambungan sesuai masih berupa asli irisan tangan (rajangan) bukan berupa
dengan ketentuan yang ada sehingga upaya Direktorat hasil olahan dengan mesin yang telah berbentuk butiran
Jenderal Bea dan Cukai dalam memenuhi target hancur (granular) dengan tambahan campuran cengkih.
penerimaan cukai hasil tembakau tetap dapat terjaga. Dipandang dari sisi penerimaan cukainya pun produk
tembakau iris bisa dibilang tidak ada apa-apanya
Daftar Bacaan :
Hanke, John E. 2003. Peramalan Bisnis. Edisi Ketujuh Bahasa Indonesia. dibandingkan dengan cukai rokok. Namun, dari sisi
Jakarta: Prenhallindo. penggolongan pengusaha, pengenaan tarif, dan
Horngren, Charles T., Srikant M. Datar dan George Foster. 2003. Cost Accounting penerapan peraturannya sampai dengan saat ini masih
a Managerial Emphasis. New Jersey,USA : Pearson Education International.
Irawan. 1990. Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta : Liberty sering dipersamakan.
Subiyantoro, Heru dan Riphat Singgih. 2004. Kebijakan Fiskal Pemikiran, Konsep Mempersamakan sesuatu hal yang berbeda karakter-
dan Implementasi. Jakarta: Kompas. istik, sifat, dan filosofi jenis barangnya tentu saja akan
Tjahjaprijadi, Cornelius dan Djoko Indarto, Waluyo. 2003. Analisis Pola Konsumsi
Rokok Sigaret Kretek Mesin, Sigaret Kretek Tangan dan Sigaret Putih Mesin berdampak pada implementasi-nya di lapangan. Temba-
dalam Kajian Ekonomi dan Keuangan, Vol. 7, No. 4. Jakarta: BPEK, Depkeu. kau iris, terutama yang merupakan rajangan hasil olahan
WHO. 2003. Larangan Menyeluruh Iklan, Promosi dan Pemberian Sponsor
tangan, lebih banyak diproduksi oleh pengusaha rumahan
dalam www.litbang.depkes.go.id/tobaccofree/.Jakarta: Depkes.
pada tingkatan pengusaha golongan IIIB, oleh karena itu
Penulis adalah Kasi Dukungan Teknis dan Distribusi Dokumen tembakau iris jenis ini lebih sering disebut sebagai hasil
KPBC Tipe A4 Bontang kerajinan tangan dari industri rumah tangga.

58 WARTA BEA CUKAI EDISI 391 JUNI 2007


Dengan demikian dapat diasumsikan bahwa besarnya perhitungan cost of production di atas dapat digunakan
modal kerja, jumlah tenaga kerja, dan tingkat kemampuan untuk menghitungan secara kasar berapa besar
menjualnya sangat terbatas pada posisi yang tidak terlalu penerimaan pengusaha atas usahanya mengolah 1 kg
leluasa, sehingga mereka sangat rentan terhadap adanya tembakau asalan. Dengan hasil 33 kemasan tembakau
kebijakan kenaikan tarif dan harga jual eceran yang iris buatan tangan dan HJE terendah Rp 35 per gram
diberlakukan oleh pemerintah. maka harga jual per kemasan yang berada di pasaran
Sampai dengan saat ini pun belum ada pengusaha saat ini berkisar Rp. 1.500. Total pendapatan pengusaha
tembakau iris yang masuk pada golongan I, yang ada tembakau iris tangan menjadi Rp. 49.500.
adalah pengusaha golongan II dengan produksi Untuk pengusaha rokok, dengan jumlah tembakau
menggunakan mesin (untuk taraf ini seharusnya sudah yang diolah sama, pengenaan HJE terendah Rp. 275 per
mulai dibedakan penggolongan tarif dan harga jual batang atau Rp. 3.300 per kemasan, akan didapat angka
eceran antara tembakau iris buatan tangan/rajangan hasil penjualan pada kisaran Rp. 260.700. Nilai cukai
dengan tembakau iris buatan mesin seperti halnya yang dipungut pada golongan IIIB adalah sama sebesar
perbedaan penggolongan dan tarif antara SKT dengan 4% (dalam kasus ini nilai cukai untuk TIS Rp.1.980, dan
SKM). Para pengusaha tembakau iris tangan/rajangan rokok Rp. 10.428), sementara perbedaan harga saus dan
golongan IIIB juga rentan terhadap perubahan harga yang kemasan tidak terlalu signifikan antara tembakau iris
terjadi di pasaran, baik harga jual barang kena cukainya buatan tangan dengan rokok pada golongan IIIB, yang
maupun harga beli bahan baku terutama bahan baku membedakan hanya penggunaan cengkih pada rokok.
utamanya yaitu tembakau asalan. Dapatkah dibayangkan apabila saat ini harga pasaran
Dengan tingkat sensitifitas yang tinggi terhadap tembakau asalan/bantalan dengan grade yang layak
berbagai perubahan inilah maka dipandang perlu adanya adalah sekitar Rp. 30.000/kg, berapa nilai keuntungan
perlakuan khusus dalam merumuskan kebijakan di bidang yang akan diperoleh oleh masing-masing pengusaha


cukai apabila kita memang masih peduli hasil tembakau tersebut? Apabila arah kebijakan
terhadap pergerakan ekonomi rakyat kecil yang yang diambil selalu menyetarakan antara
berusaha di bidang pengolahan hasil tembakau pengusaha tembakau iris buatan tangan dengan
serta tidak hanya semata-mata terpaku pada sisi pengusaha rokok, siapa yang akan bangkrut
penerimaan negara saja. duluan?
Hal itu juga dikarenakan segmen pasar untuk COST OF Bagaimana meningkatkan kepatuhan
penjualan tembakau iris tangan (rajangan) sa- PRODUCTION pelekatan pita cukai pada produk tembakau iris
ngat terbatas pada lingkup pedesaan dan pada tangan apabila secara hitung-hitungan ekonomi
kelompok usia pembeli tertentu yang secara DARI mereka akan selalu merugi? Apa yang akan
ekonomi di tataran ekonomi lemah, dengan data TEMBAKAU terjadi apabila kita tidak mau peduli atas
tersebut maka sangat tidak dapat diharapkan keberadaan para pengusaha pada skala yang
adanya penerimaan cukai yang tinggi yang akan IRIS TANGAN sangat kecil ini? Dan masih banyak lagi
didapat dari pengenaan cukai tembakau iris DIDOMINASI pertanyaan yang mungkin tidak akan mudah
tangan ini. untuk menemukan jawabannya.
Pertentangan pendapat mengenai perlu OLEH HARGA Bagaimanapun juga para pengusaha
tidaknya pengusaha hasil tembakau golongan III BAHAN BAKU tembakau iris tangan ini adalah warga negara
dipertahankan atau akan dihapus dengan Indonesia yang secara langsung tidak terlalu
pengenaan tarif dan HJE mendekati golongan I UTAMANYA membebani pemerintah dalam menciptakan
selayaknya tidak hanya didasarkan pada BERUPA lapangan kerja dan dalam mencukupi kebutuhan
analisis atas pelbagai kejadian menyangkut nafkahnya, bahkan mereka adalah penggerak
pelanggaran peredaran hasil tembakau berupa TEMBAKAU ekonomi rakyat di sekitar tempat berdirinya
rokok. Dengan spesifikasi dan cost of production ASALAN/ usaha tersebut. Produk yang dihasilkannya pun
yang berbeda dari rokok, tembakau iris buatan bukan produk substitusi dari produk rokok.
tangan lebih tepat apabila mendapatkan BANTALAN Segmen pasar dan tingkat daya beli dari
perbedaan penanganan baik dari sisi kebijakan konsumennya sangat terbatas dan sangat sulit
yang akan diterapkan maupun penanganan
(BERKISAR untuk dimungkinkan dapat berkembang dari
teknis di lapangannya. Dengan adanya perbeda- 80%) … jumlah yang telah ada saat ini. Berapapun nilai


an karakteristik serta filosofi jenis barang kena cukai yang dihasilkan dari pemungutan cukai
cukai ini dapat dijadikan sebagai salah satu tembakau iris tangan ini tidak terlalu signifikan
dasar guna melakukan analisis pengambilan jumlahnya apabila dibandingkan dengan
kebijakan di bidang cukai hasil tembakau. penerimaan cukai rokok secara keseluruhan.
Cost of production dari tembakau iris tangan didomina- Namun demikian, apabila arah kebijakan penggolong-
si oleh harga bahan baku utamanya berupa tembakau an dan pengenaan tarifnya selalu dipersamakan dengan
asalan/bantalan (berkisar 80%), sementara untuk hasil tembakau lainnya maka tunggulah kehancuran dari
pembelian atau pembuatan kemasan, saus, dan upah usaha tembakau iris tangan ini. Kehancuran bukan selalu
tenaga kerja hanya pada kisaran 15%-20% dari total berarti kebangkrutan pengusaha hasil tembakau saja
harga pokok produksi. Dalam satu kemasan tembakau iris akan tetapi juga bisa berarti terjadinya pembangkangan
buatan tangan terdapat unsur tembakau asalan minimal secara massal terhadap pelaksanaan peraturan yang
seberat 30 gram (berdasarkan data yang tercatat saat mereka anggap tidak adil dan tidak memihak pada
ini), dengan demikian apabila diasumsikan penggunaan kepentingan rakyat kecil.
bahan baku tembakau seberat 1 kg yang diolah menjadi Sebelum itu terjadi, memang akan lebih baik apabila
tembakau iris tangan maka hanya akan menjadi sekitar suatu pengambilan kebijakan dan pembuatan peraturan
33 kemasan tembakau iris. haruslah dilandasi oleh kajian, analisis, dan kearifan
Bandingkan dengan pengolahan rokok yang rata-rata terhadap obyek pelakunya. Jangan hanya
hanya memerlukan tembakau seberat 1,05 gram per mengedepankan jurus hantam kromo dengan
batang atau 12,6 gram per kemasan isi 12 batang, penggunaan asumsi dan data yang tidak memasukkan
sehingga untuk bahan baku seberat 1 kg tembakau berbagai kepentingan ekonomi kerakyatan yang terjadi
asalan akan dapat dihasilkan 952 batang atau sekitar 79 pada masyarakat kita.
kemasan rokok. Penulis adalah Pj. Kasi Pelaksanaan Audit I
Dari tinjauan pemberlakukan HJE terendah saat ini, Kanwil XIII DJBC Bali, NTB dan NTT

EDISI 391 JUNI 2007 WARTA BEA CUKAI 59


KOLOM

MELIK Oleh :

KALAU INGIN
KAYA JADILAH
SAUDAGAR,
KALAU PEGAWAI
PEMERINTAH

NGGENDONG
PALING-PALING
(Alm.) AKAN
Dibyosusilo*
MENDAPAT

LALI
“GERING-GERING
ANGGERE
MLANGKRING”

S
(KETERPENJARAAN JIWA)
emangat ber’seminar’ dari masyarakat desa pe-
nulis, yang terletak di kaki gunung Merapi pada
kurun waktu 1950 - 1960 patut diacungi jempol.
Sekalipun mereka kebanyakan tidak bisa baca
tulis/buta huruf alias ora mangan sekolahan kata

bertengkar lalai akan kepentingan rakyatnya yang mendam-
bakan suasana aman, tertib dan sejahtera. Gara-gara “pam-
rih/melik” (nafsu) mereka kehilangan nurani dan kearifan.
Peristiwa ini dalam khasanah budaya Jawa dinamakan melik
gendong lali.
orang Jawa, tetapi secara teratur hampir setiap malam Dalam sarasehan dinyatakan bahwa yang namanya
para orang tua selalu berkumpul/jagongan di rumah pamrih itu, dapat berwujud 3 (tiga) “ta” yaitu “harta”,
kakek penulis untuk berseminar model desa yang biasa “tahta”, dan “wanita”. Pamrih angkara murka tiga “ta”
dikenal sebagai “sarasehan/mintoke kawruh”, omong- sebagaimana tersebut secara utuh dan berkobar-kobar
omong bersama saling tukar pikiran. merasuki diri Prabu Dasamuka, anak pertama Wisrowo
Topiknya tidak jauh dari “wayang”, suatu jenis keseni- dan Sukesi. Dasamuka, dimana saja dan kapan saja
an yang dihayati oleh masyarakatnya sebagai “tontonan” selalu mengumandangkan motto “yo bondoku yo
(hiburan yang berdimensi keindahan/estetika dan donyoku” (ya hartaku ya duniaku), “dunia” memang
mengarah pada tataran “edi-peni”, indah dan menarik) menjadi tujuan hidupnya.


sekaligus “tuntunan” (pelajaran yang berdi- Sebagai lambang nafsu angkara murka, nura-
mensi moral-tingkah laku/etika yang mengarah ninya telah terlumpuhkan oleh nafsu-nafsu. Benih-
pada tataran “adiluhung”, baik dan luhur). benih rasa kepedulian terhadap sesama
Salah satu cerita wayang yang sangat ber- terbonsai, ketulusan lenyap, pandangan terhadap
kesan adalah lakon “Geger Loka Pala”, yang ‘PEKERJAAN batasan-batasan/norma kabur. Dunia dianggap
memuat pesan moral melik gendong lali. masih terlalu sempit untuk melayani nafsu serakah-
Ungkapan ini unik dan menggelitik. Apa sebe- YANG nya (jagad arep diemperi), maka keberadaannya
narnya makna, butir-butir kearifan dan implika- BERHUBUNGAN dimana-mana selalu menimbulkan kerusakan dan
sinya ? petaka.
Secara singkat inti cerita Geger Loka Pala DENGAN Wayang sebagai media “cermin diri”, baik
adalah : Pada waktu itu kerajaan Loka Pala UANG dalam lakon Ramayana maupun Mahabarata
dipimpin oleh Raja Donopati, ia ingin memper- menceritakan bahwa negara Alengka maupun
istri Dewi Sukesi. Dewi Sukesi mengajukan ITU Astina hancur gara-gara para “elite” terpeleset
persyaratan bahwa siapapun pria yang ingin BERBAHAYA oleh godaan dan rayuan nafsu melik gendong lali.
memperistrinya harus menguasai ilmu “sastro Dalam dunia nyata tidak mustahil suatu institusi
jendro hayuningrat” (ilmu yang paling tinggi DAN seperti : negara, pemerintahan, departemen,
dalam dunia wayang). Donopati memohon BERAT’ direktorat jenderal bisa juga hancur bila elitenya


ayahnya yang bernama Begawan Wisrowo un- terseret oleh nafsu melik gendong lali. Yang wujud
tuk melamarkan Dewi Sukesi sebagai istri, ka- konkritnya dapat berupa kolusi, korupsi,
rena Wisrowo lah yang memiliki ilmu itu. nepotisme, manipulasi, penyelundupan, dokumen
Ternyata Begawan Wisrowo tidak berhasil fiktif, mark up, pungli, dan sebagainya. Dalam
melaksanakan misinya, karena terseret oleh hawa nafsu peribahasa disebut sebagai “Pagar makan tanaman”.
asmaranya sendiri, Begawan Wisrowo dan Dewi Sukesi Pesan moral yang ingin disampaikan, “mengingatkan”
justru tidak tahu malu saling jatuh cinta, “selingkuh” dan betapa berbahayanya nafsu melik gendong lali dengan
akhirnya hamil. segala ragam corak dan akibatnya. Bagaimana penang-
Mendengar berita itu Donopati menjadi marah besar, ia gulangannya ? Sarasehan menyimpulkan menjaga
“melabrak” ayahnya sehingga terjadilah perang besar. Loka “Luhuring Budi Pekerti”. Pada tataran laku/ pelaksana-
Pala geger (chaos), rakyat kecil/kawula alit bingung annya kira-kira berbunyi perlu ditumbuh kembangkan, di-
kehilangan panutan dan teladan, para unsur elite melupakan rawat, dan dipupuk sikap kebajikan serta orientasi budaya
“komitmen” dan “misi luhurnya”. Demi kepentingan pribadi, seperti: “tahu batas”, lugahari, “pengendalian diri”, “pra-
Wisrowo tega “merampas” harapan dan cita-cita sang anak. sojo”, “jujur”, “irit/hemat”, “ambeg parama artha” (skala
Donopati berani melawan sang bapak, keduanya sibuk prioritas), “legawa”, “sak madya”, dan “wirang/malu”.

60 WARTA BEA CUKAI EDISI 391 JUNI 2007


Makna ungkapan melik gendong lali kurang lebih Amenangi jaman edan, (Mengalami jaman “gila”)
secara harafiah, adalah “Pamrih selalu mengusung khilaf/ Ewuh oyo ing pambudi, (Sangat dilematis dan
lupa”. Secara psikologis, terdorong oleh nafsu “ingin memusingkan)
memiliki” secara berlebihan, sehingga melupakan misi/ Melu edan ora tahan, (Ikut gila tidak tahan dan
amanah luhur yang seharusnya diemban. tidak berani)
Mohamad Sobary dalam bukunya yang berjudul “Kang Yen tan melu hanglakoni (Tetapi kalau tidak mau ikut
Sejo Melihat Tuhan” hal. 156 menyatakan : Ada jenis “gila”)
penjara lain. Orang tidak terkurung dalam penjara tapi ia Nora kaduman milik, (Tidak kebagian apa-apa/
terpenjara. Dan celaka, banyak orang yang tak menyadari harta)
bahwa sebenarnya mereka terpenjara juga didalam Kaliren wekasanipun, (Akhirnya akan kelaparan)
seluruh kebebasannya. Dalam konsep Inggris, penjara Dilallah kerso Allah, (Kebetulan karena kehendak
jenis ini captive mind: Jiwa yang terpenjara (sekalipun Ilahi)
fisik bebas melayang kemana saja) ini mungkin lebih Begjo begjane kang lali, (Walaupun kelihatannya
membahayakan dan lebih kejam dibanding terpenjara justru “yang lupa”/gila harta
fisik. Pikir punya pikir, di masyarakat kita banyak ulah mendapat untung)
manusia yang mungkin bisa disebut sebagai gambaran Luwih begjo kang eling (Akan tetapi sebenarnya
keterpenjaraan jiwa itu. Nafsu “berkuasa” secara berle- lawan waspodo masih beruntung yang “ingat
bihan, adalah juga bentuk jiwa yang terpenjara. Untuk dan waspada”, tetap
mudahnya ini bisa dinamakan “penjara nafsu”. Rangkaian mengikuti norma tuntunan
keterpenjaraan itu banyak sekali. Biasanya lanjutan dan bimbingan Ilahi).
nafsu berkuasa, adalah nafsu “ingin punya”. Di dunia
wayang kita kenal Dasamuka. Ia bernafsu menjadi jagoan Dunia terus berputar dan jaman selalu berubah, dapat
paling sakti di bumi (bahkan juga di langit ingin melebihi dibayangkan seandainya kakek masih hidup, pasti akan
para dewa), dan ingin memiliki apa saja yang dimiliki orang senang dan bangga sekaligus heran serta terkaget-kaget
lain. menyaksikan keadaan sekarang bahwa tidak sedikit pegawai
Selanjutnya ia menulis di hal. 157 : betapapun baha- negeri yang kehidupannya serba mewah; rumah, mobil dan


yanya terpenjara secara fisik, segala dampak perabotannya mahal dan terkesan wah, tabungan
negatif dan aneka corak penderitaannya cukup dan deposito banyak, diikuti dengan gaya hidup
dirasakan oleh yang bersangkutan. Tapi keter- dan macam-macam “klangenan” simbol
penjaraan jiwa diam-diam rupanya merembet, kemewahan/moderenisasi pergaulan, golf serta
merayap, dan menggerayangi segenap pihak ADAKAH HAL moge (motor gede) misalnya.
dalam keluarga. Bahkan mungkin segenap Dan kakek pun pasti akan berusaha mengurai
kerabat, famili, sanak, dan konco-konco seper- YANG “keheranannya” dengan bertanya : “le, saiki piblik
juangan dulu. Keterpenjaraan jiwa, pendeknya, BEGITU Indonesia opo wis makmur tenan to ?, kok biso
serupa wabah yang terjangkit. Wabah itu masa menehi blonjo pegawene gedhe banget”. (Cucu
inkubasinya pendek, jangkauan dan daya PENTING apa Negara Republik Indonesia sekarang sudah
ledaknya luas. Ancamannya : gawat, tapi tak DALAM sangat makmur ?, gaji pegawai negeri
selalu darurat. Soalnya yang bersangkutan tak kelihatannya kok sudah besar sekali). Atau dalam
sadar. Dan karena itu tak harus merasa malu. HIDUP hatinya menggumpal kekhawatiran, jangan-jangan
Yang ada malah sejenis rasa bangga. Dapat KITA, wabah penyakit melik gendong lali/
dikatakan “melik gendong lali” juga merupakan keterpenjaraan jiwa, telah sedemikian jauh
salah satu jenis “keterpenjaraan jiwa”. MELEBIHI meracuni Negara Republik Indonesia tercinta ini.
Ungkapan melik gendong lali bersinggungan KESELAMATAN Dalam era globalisasi dengan serbuan


lagi dengan penulis pada tahun 1974, sewaktu negatifnya berdampak pada budaya “hedonisme”
mohon pamit dan doa restu kepada kakek, ketika dan “konsumerisme” mungkin wabah penyakit
akan melaksanakan tugas sebagai PNS rendahan keterpenjaraan jiwa cenderung semakin marak.
di Kanwil DJBC Ujung Pandang, saat itu kakek Tiba-tiba tanpa sadar penulis teringat kembali
bertanya, “Gaweanmu iku ngurusi opo ?” (Pekerjaanmu itu di makna kearifan lokal ungkapan melik nggendong lali dan
bagian apa). Penulis jawab, “Semacam urusan memungut sayup-sayup terngiang di telinga bunyi Serat Kolotido dalam
pajak”. Beliau terdiam sejenak, kemudian bergumam dengan Tembang Sinom “amenangi jaman edan …. dst”, serta
nada nasehat dan peringatan, “Gawean kang magepokan terbayang jelas di pelupuk mata tulisan M. Sobary, “Adakah
karo duit iku gawat lan abot” (pekerjaan yang berhubungan hal yang begitu penting dalam hidup kita, melebihi
dengan uang itu berbahaya dan berat). Ibaratnya “nguwot keselamatan ? Agama mengajarkan perilaku, agar
kreteg ogal agil” (menyeberang “jembatan goyang” yang manusia memperoleh keselamatan”.
luasnya hanya seluas rambut dibelah tujuh). Godaannya Tentang tafsir “keselamatan”, manusia diberi kebebasan
“Swarane dinar kumricing” (suara gemricingnya uang dinar/ memilih (free will), lebih mengutamakan upaya
emas) dan “kumilating pupu kuning” (kemilaunya paha kuning penyelamatan jiwa dan roh, atau lebih mengutamakan
yang mulus). “Begawan Wisrowo sing bontos ngelmune wae upaya penyelamatan jasad/jasmani. Yang perlu juga
kepleset, melik nggendong lali” (manusia yang hebat sekelas ditanyakan, cukup banyakkah jumlah individu diantara kita,
Wisrowo saja, tergelincir karena pamrih). Maka kamu harus yang masih mengumandangkan motto “yo bondoku yo
hati-hati!!! donyoku?” (motto dari Dasamuka).
Sebagai penutup beliau berkata, semua itu tergantung Ketika tulisan ini dibuat, Harian Kompas Sabtu, 15 April
pada dirimu sendiri apakah memilih tetap setia pada 2006 dalam pembahasan tentang korupsi, kolom tajuk
“sesanggeman” (amanah/misi) atau membiarkan dirimu rencana menurunkan judul : Nafsu Melik Gendong Lali.
terperangkap pamrih-pamrih (nafsu). Kalau ingin kaya jadilah Rupanya kearifan lokal sebagai kekayaan “sumber daya
saudagar, kalau pegawai pemerintah paling-paling akan kebudayaan”, masih layak untuk dikemukakan serta memiliki
mendapat “gering-gering anggere mlangkring” (sedikit-dikit relevansi, sebagai salah satu sarana “percerahan” dan
tapi rutin/pasti), kalau ingin jadi PNS yang “mblegedhu” pepeling atau “mengingatkan”, dengan asumsi dan
(kaya-raya), embuh ora weruh aku ora ngerti…. lan opo yo berlandaskan keyakinan bahwa manusia selalu mempunyai
biso”? (saya tidak tahu … dan apa bisa?). Sembari potensi dan kesempatan untuk memperbaiki dirinya.
mengingatkan bunyi Serat Kolotido karangan pujangga *Almarhum Dibyosusilo adalah Pensiunan Pegawai Bea Cukai.
Ronggo Warsito dalam Pupuh (Nyanyian) Sinom : Tulisan ini diserahkan kepada WBC sebelum wafatnya almarhum

EDISI 391 JUNI 2007 WARTA BEA CUKAI 61


KOLOM


DI MANA PUN
POSISI
KARIR

KARIR &
KITA SAAT INI,
Oleh: MARI
Aris DISYUKURI...


Sudarminto

TANGAN
M
emahami proses karir seseorang memang SWT- sehingga dapat dicegah efek negatif bagi organisa-
penuh dengan misteri. Berbagai cerita si yang memicu timbulnya sikap destruktif dari dalam.
mengenai mutasi, demosi dan promosi dari Memang di dalamnya tetap ada faktor kepercayaan,
generasi ke generasi terus saja menjadi epik namun kepercayaan ini didasarkan pada sudut pandang
yang menarik untuk diperbincangkan. Kalau obyektif, dan bukan sekedar faktor ”suka dan tidak suka”
ada yang mau membukukan perjalanan karirnya sendiri, atau lebih parah lagi hanya karena faktor ”suka-suka”
mungkin akan terlihat garis datar, garis turun, garis naik saja yang cenderung diskriminatif. Sehingga proses karir
atau perubahan naik turunnya karir masing-masing seseorang tidak hanya berkembang oleh karena
individu, dan barangkali akan menjadi best dramatic true ”kebijakan” atau ”kebajikan” pejabat yang berwenang
story – the series kalau ditulis dengan menarik. pada saat itu, karena resikonya bila terdapat pergantian
Komentar ”kasihan” atas demosi atau mutasi seorang pejabat maka terjadi pula pergantian ”kebijakan” dan


pegawai yang dianggap tidak ”enak”, komentar ”kebajikan” yang dilaksanakan.
”selamat” atas promosi atau mutasi seorang
pegawai yang dianggap ”enak”, atau bahkan KARIR DAN TANGAN
komentar ”kekaguman” atas promosi atau Daripada terlalu serius, sekarang mari
mutasi seorang pegawai yang terhitung ”super PENINGKATAN sedikit ber –intermezzo– dengan mencoba
cepat” ke tempat-tempat yang dicitrakan melihat karir dari tangan kita masing-masing.
”super deal 2 milyar” atau jabatan ”super stra- KARIR Sangat boleh juga dan nggak ada yang
tegis” -istilah penulis sendiri- berdasarkan BIASANYA peduli, eh...nggak ding...maksudnya nggak
rahasia umum yang berlaku di Bea Cukai, ada yang melarang kalau dianggap ancang-
menjadi hal lumrah setiap terbit keputusan ke- DEKAT PADA ancang atau mengukur diri sendiri ketika
pegawaian yang baru. Malah barangkali ORANG YANG kesempatan yang setiap saat lewat itu
bertambah dengan heran -kalau perlu dengan
mata terbelalak- melihat mutasi yang cuma
RAJIN MENJABAT memungkinkan buat kita atau tidak....so what
gitu loh. Barangkali kalau hitung-hitungan
muter-muter di situ lagi - situ lagi doang, TANGAN kita benar, maka akan dapat merubah
seolah-olah institusi ini punya mbahe dhewe SIAPA SAJA perjalanan karir kita, ya...khan? meneketehe.


(nenek moyangnya sendiri). Tapi yang nggak kalah penting adalah
adanya filosofi Jawa yang harus juga
KARIR DAN PARADIGMA dipahami, Ojo Rumongso Biso, Ning Bisoo
Tapi penulis tidak mau terus menerus ter- Rumongso (Jangan merasa bisa, tapi bisalah
jebak dengan paradigma lama dengan sudut pandang merasa), artinya pandai-pandailah melihat diri sendiri dan
”orang dalam” tersebut, dan perlu mengajak pembaca selalu introspeksi sebelum berharap.
untuk mengambil sudut pandang yang lebih obyektif Sepertinya untuk memahami hubungan antara karir
dengan berpikir positif. Kenapa? Karena penulis yakin dan tangan kita, menurut hasil perenungan penulis
sesungguhnya paradigma tersebut akan berubah dan adalah sebagaimana terangkum di bawah ini :
pasti berubah, seiring dengan pergantian kepemimpinan,
perubahan jaman dan perubahan cara berpikir, yang 1. GARIS TANGAN
makin memandang Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai Ini harus dipahami sebagai prinsip yang paling pertama
cerminan kualitas sebuah organisasi. Sehingga kualitas dan utama, karena sesungguhnya perjalanan hidup kita
SDM menjadi ukuran utama dalam mempertimbangkan termasuk karir di dalamnya, sudah ditentukan oleh Allah
karir seseorang sebagai bagian dari pelaksanaan SWT. Bukankah pada saat ruh ditiupkan ketika kita masih
manajemen SDM seiring adanya arus perubahan untuk di alam rahim, rejeki merupakan urusan yang sudah dite-
peningkatan citra organisasi menjadi lebih baik. tapkan Allah SWT? Jadi keyakinan ini yang akan membu-
Makin ke depan nanti, kita semua harus berharap dan ahkan tawakal dan kesabaran pada Allah SWT, setelah
berperan serta untuk menciptakan sistem karir yang baik, kita berusaha sebagai sarana ikhtiar dan sunnatullah-Nya.
obyektif dan mendekati prinsip keadilan -kenapa hanya Jadi harus dipahami makna garis tangan ini adalah takdir
mendekati, karena keadilan 100% hanya produk Allah Allah SWT atas segala upaya ikhtiar kita dan bukan diam

62 WARTA BEA CUKAI EDISI 391 JUNI 2007


saja. So...biasa sajalah kalau melihat ada seseorang yang 5. KAKI TANGAN
karirnya lebih baik dari kita. Satu lagi... Allah SWT itu Mungkin lebih baik diperhalus menjadi networking
Maha Adil, jadi keberagaman itu bagian dari keadilan, ma- saja-lah, soalnya kalau kaki tangan citranya seperti
ka ikutlah bersyukur dan tetaplah tersenyum...man! dekat dengan ”mafia”. Secara teknis maksud network-
ing di sini bertujuan agar sedapat mungkin informasi
2. BUAH TANGAN mengenai peluang, isu-isu, dan rencana-rencana yang
Buah tangan disini maksudnya bukan oleh-oleh untuk berkaitan dengan karir harus tahu lebih dulu.
pihak tertentu yang kebetulan lebih mengenal ”bahasa Sehingga bisa segera diolah, disikapi dan
sajen” dibanding bahasa hati untuk mengatrol karir ditindaklanjuti dengan keputusan strategis, misalnya
seseorang, tetapi justru perlu dimaknai sebagai dengan adanya isu mutasi keluar Jawa, maka
kinerja, atau prestasi yang sudah kita buat untuk digunakanlah kaki tangannya untuk mencari tahu
institusi ini. Sebagai pegawai tentunya harus apakah dirinya masuk dalam skema tersebut,
menyadari bahwa dirinya sudah digaji untuk bekerja. kemudian mencoba merubah kemungkinan posisi,
Terlepas kontroversi besaran gaji yang dianggap atau malah menjalankan ”misi pembatalan”.
cukup, tentunya harus ada kontribusi balik kepada Sepertinya contoh yang ekstrem ya... tapi sekali lagi
institusi. Idealnya kalau kontribusi itu signifikan, maka hanya misal lho! Jangan ada yang tersinggung, weleh-
idealnya pula sistem reward juga berjalan dengan weleh...gitu aja kok repot!
diikuti peningkatan karir bagi yang bersangkutan.
Bukankah kebaikan itu balasannya juga kebaikan? 6. JABAT TANGAN
Untuk memberikan kontribusi positif tersebut, Peningkatan karir biasanya dekat pada orang yang
seseorang harus selalu meningkatkan kualitas dan rajin menjabat tangan siapa saja. Seseorang yang
kompetensi dirinya melalui pendidikan, pelatihan dan rajin silaturahim akan dimudahkan urusannya.
keterlibatan aktif dalam momentum-momentum Barangkali pertanyaannya adalah bagaimana
strategis dan kritis yang dialami oleh institusi. mendapatkan kesempatan untuk dapat
Sehingga seseorang harus rajin meng-ekspose melakukannya? Tingkat ke-supel-an seseorang akan
kemampuan dirinya sendiri agar tercipta kesempatan mempengaruhi seberapa banyak tangan-tangan yang
dan timbul kepercayaan institusi atas loyalitasnya. dijabatnya. Biasanya mereka sangat kreatif
menciptakan kesempatan itu. Semuanya bisa menjadi
3. CAMPUR TANGAN momentum yang tepat untuk menjadi lebih dekat
Perjalanan karir seseorang tidak terjadi dengan sendiri- dengan siapa saja. Pesta Ulang Tahun, Pernikahan,
nya tetapi juga ada faktor orang lain. Tinggal mungkin Idul fitri, Selamatan, Sunatan, Pindah Rumah, Olah
dilihat, apakah tingkat campur tangan itu kecil, sedang, Raga -tenis lapangan, sepak bola, sepeda, golf, terjun


besar atau malah paling dominan. Minimal pas- payung-, Panitia Seminar, Pengurus Masjid,
ti ada orang lain, baik yang sengaja dimintai Forum Alumnus, Pembentukan Tim Kerja, dll,
tolong untuk ikut memberikan rekomendasi, bisa menjadi sarananya. Tetapi harus diingat
atau tanpa sepengetahuan kita memberikan hal, semuanya harus melibatkan hati, artinya
rekomendasi kepada pejabat kepegawaian dilakukan dengan ikhlas dan bukan untuk
yang berwenang. Tapi sepertinya, faktor siapa
BEGITULAH mendapatkan perhatian Boss saja alias riya’,
kita dan bukti kontribusi kita pada institusi HUKUM supaya juga menjadi amal ibadah.
turut memicu terjadinya campur tangan yang MENABUR DAN
positif. Memang sih, campur tangan yang 7. TANGAN BESI
”negatif” juga mungkin bisa terjadi, misalnya MENUAI, SIAPA Yang dimaksud penulis disini bukan
seseorang punya ”kartu truf” yang bisa MENABUR diktator, tetapi lebih untuk menggambarkan
dimainkan untuk memaksa rekomendasi usaha keras yang tidak ada habisnya
oknum pejabat yang dipegang ”kartu truf”-nya, KEBAIKAN, walaupun sering mengalami kegagalan.
seperti video ekstrem-nya Maria Eva...tahu MAKA IA MENUAI Walaupun ibaratnya, semua orang sudah
kan? Tapi sebaiknya jangan diikuti-lah...yaw, KEBAIKAN mengalami peningkatan karir, tinggal dirinya


cari masalah saja. sendiri yang belum, tidak akan mempengaruhi
dirinya untuk tetap terus bekerja keras
4. TANGAN KANAN memberikan kontribusi positif. Mengapa?
Kalau seseorang sudah bertahun-tahun di Karena energi yang dimilikinya cukup besar
satu tempat, bukan karena nggak mau pindah lho!, te- dan keluar dari prinsip hidup seorang visioner. Di
tapi memang sangat dibutuhkan keberadaannya oleh bawah ini, barangkali menjadi contoh daftar perjalanan
organisasi –sebagai tangan kanan pejabat struktural karir seseorang.
organisasi yang memiliki kans suara untuk Thn : Kejadian Yang Dialami
didengarkan oleh pejabat di kepegawaian– maka 1831 : ia mengalami kebangkrutan dalam
peluang untuk mempercepat perkembangan karirnya usahanya.
sangatlah terbuka lebar. Kalau semula hanya staf 1832 : ia menderita dalam pemilihan tingkat lokal.
pelaksana, maka sangat mungkin -banyak kok 1833 : ia menderita kebangkrutan.
contohnya, man!- jabatan kepala seksi di tempatnya 1835 : istrinya meninggal dunia.
akan berpindah tangan padanya. Tetapi sekali lagi, 1836 : ia menderita tekanan mental sedemikian
keahlian yang terbukti sangat diperlukan tersebut rupa, sehingga hampir saja masuk rumah sakit
harus menjadi modal kita. Jadi jangan sekali-kali jiwa.
terlena begitu lama tanpa mengasah keahlian khusus 1837 : ia menderita kekalahan dalam kontes pidato.
atau menjadi tangan kanan orang yang diragukan 1840 : ia gagal dalam pemilihan anggota Senat
suaranya untuk didengar organisasi, kecuali memang Amerika Serikat.
sudah ”niat ingsun” tidak ingin mengembangkan karir, 1842 : ia menderita kekalahan untuk duduk dalam
dengan kata lain tetap ingin dekat Monas teruuss. kongres Amerika Serikat.

EDISI 391 JUNI 2007 WARTA BEA CUKAI 63


KOLOM

1848 : ia kalah lagi dalam kongres Amerika Serikat. menabur dan menuai, siapa menabur kebaikan, maka
1855 : ia gagal lagi di Senat Amerika Serikat. ia menuai kebaikan.
1856 : ia kalah dalam pemilihan untuk menduduki
kursi Wapres Amerika Serikat. 9. PANJANG TANGAN
1858 : ia kalah lagi di Senat Amerika Serikat. Panjang tangan artinya suka mencuri. Jadi karakter
1860 : ia akhirnya menjadi Presiden Amerika yang melekat di dalamnya penuh dengan intrik-intrik
Serikat. negatif. Memang tidak menutup kemungkinan sebuah
karir bisa didapat dengan cara negatif yaitu mencuri.
Tahukah anda siapa dia? Jawabnya adalah Abraham Sehingga untuk mendapatkan posisi yang diincarnya,
Lincoln. maka segala cara dilakukan untuk mendapatkan,
Sehingga wajarlah seharusnya, jika seseorang bahkan dengan menjegal posisi orang lain yang masih
mempunyai visi yang jauh lebih panjang dan tidak dalam posisi ”draft” atau bisa juga setelah orang lain
sekedar dunia saja, tetapi mencapai dimensi pasca duduk di posisi tersebut, segera mengupayakan
dunia yaitu akhirat, tentunya seseorang akan adanya perubahan keputusan atau ralat. Tetapi kalau
mempunyai energi yang lebih besar lagi untuk masih sedikit ada kesabaran, biarlah sedikit
mewujudkan prestasi besar dan cita-cita besar dalam menunggu agar orang lain duduk dulu sebentar, baru
menebar manfaat. Untuk itu yakinlah, suatu saat nanti dilakukan penggeseran. Pasti operasi ini harganya
perubahan akan terjadi. mahal, kali? Bagaimana dengan Kijang Innova? Tetapi
harus diingat, bukankah dosa itu berarti manakala kita
8. RINGAN TANGAN malu kalau orang lain tahu kita mengerjakannya?
Seseorang yang ringan tangan biasanya suka Ingat baik-baik!!!
membantu. Nah, karenanya berarti banyak orang yang
berhutang budi padanya atas bantuan diberikan baik 10. TANDA TANGAN


secara formal maupun informal. Sehingga Ini yang paling penting dalam perubahan karir
wajar kalau orang yang berhutang budi seseorang. Selembar kertas yang sudah
berkeinginan untuk membalas kebaikannya. ditandatangani oleh Pejabat yang berwenanglah
Kalau seandainya kita-lah yang menanam yang menjadi bukti otentik dan kemudian akan
kebaikan tersebut, maka barangkali orang- PERJALANAN merubah jalan karir kita. Selama masih isu,
orang yang berhutang budi itu membalas kabar burung atau malah draft sekalipun, belum
dengan mendoakan karir atau memberikan KARIR berarti apa-apa dan tidak ada pengaruhnya
rekomendasi kepada pejabat di SESEORANG dengan karir seseorang. Walaupun setelah
kepegawaian tanpa sepengetahuan kita. ditandatanganipun kenyataannya bisa berubah
Kalau ceritanya begini, bukan tidak mungkin
TIDAK lagi, asal jangan lupa...sekali lagi?...Ada tanda
karir kita juga berubah. Apalagi kalau TERJADI tangan.
ternyata yang punya hutang budi itu DENGAN
kebetulan jadi Kepala Seksi Mutasi, Kepala 11. LEPAS TANGAN ALIAS TANGAN THOK
Bagian Kepegawaian atau malah Sekretaris SENDIRINYA THIL ??!
Direktorat Jenderal, bukankah sangat TETAPI Wah, kalo yang lawaran thok alias kerja
mungkin akan membantu mewujudkan rutinitas saja yang hanya dilakukan, maka
peningkatan karir kita. Jadi kesimpulannya? JUGA ADA sepertinya harus angkat tangan alias pasrah
Berbuatlah baik di mana saja dan sama FAKTOR tunggu nasib... karena hanya mengandalkan
siapa saja.
ORANG LAIN garis tangan thok....dengan kata lain (meminjam


istilah penulis lain)....ya sudah good bye saja.
Coba simak kisah berikut ini :
Pada suatu hari ada seorang pemuda miskin Kalau masih penasaran bila saja ada tangan-
yang menolong seorang pemuda bangsawan tangan lain yang ketinggalan, silahkan pembaca
yang sedang terjebak di sebuah lumpur di hutan dan menambahkan sendiri dan bisa saja dikirim ke WBC
hampir tenggelam. Berkat pertolongannya pemuda biar jadi tulisan Jilid II-nya.
bangsawan tersebut selamat, namun ketika ayah
pemuda bangsawan yang kaya raya tadi mau memberi PENUTUP
hadiah, pemuda miskin menolak dengan halus, karena Sebagai penutup, penulis merasa perlu mengingatkan
merasa sudah selayaknya menolong manusia. untuk tidak memperdebatkan posisi atau tangan-tangan
Walaupun miskin, ternyata pemuda tersebut bercita- yang mana yang mau kita pilih, namun lebih menekankan
cita untuk menjadi dokter dan mustahil dicapai karena pada prinsip dalam menempuh karir adalah bagian dari
tidak memiliki biaya. Tetapi akhirnya ayah pemuda ibadah untuk menjadikan kita lebih bermanfaat, baik buat
bangsawan tadi membiayai pendidikannya hingga diri sendiri maupun institusi, sehingga pilih cara yang
meraih gelar dokter. baik. Di mana pun posisi karir kita saat ini, mari disyukuri
Suatu ketika si pemuda bangsawan tadi masuk dinas dan dijadikan sebagai sarana untuk mengoptimalkan
militer dan dalam suatu tugas di medan perang, ia segenap potensi untuk turut serta membangun citra
terluka parah sehingga menyebabkan demam yang intitusi tercinta yang tengah seru-serunya mencari jati
sangat tinggi karena infeksi. Siapakah yang dapat dirinya kembali.
mengobati? Ternyata pemuda miskin yang sudah Kalaulah ternyata yang kita punya hanya tangan thok
menjadi dokter itulah yang dapat mengobati dengan thil, tetaplah bersyukur, karena setidaknya masih ada
obat penemuan barunya ”penisilin”. Ya dialah Dr. tangan yang jadi modal hidup dan menyokong perputaran
ALEXANDER FLEMING. Lalu siapakah pemuda roda kinerja institusi ini... Coba kalau tangannya
bangsawan tersebut? Namanya WINSTON buntung, hayoo.... pilih yang mana?
CHURCHILL, yang nantinya menjadi Perdana Menteri Penulis adalah Kepala Seksi
Inggris yang cukup terkenal. Begitulah hukum Dukungan Teknis dan Distribusi Dokumen KPBC Tipe A4 Tanjung Uban

64 WARTA BEA CUKAI EDISI 391 JUNI 2007



GATUTKACA
OMBO

AMARTA
JANGKAHE,
TIDAK PERNAH
Oleh : MENUNDA
Fauzan PEKERJAAN

BERDUKA ”
“K
ocap kacarito,.. Raden Gatutkaca, Satrio Antasena (saudaranya yang hidup di dalam air) atau si Antareja
Pringgodani kang kondhang kasektenipun, (saudaranya yang hidup di dalam perut bumi).
otot kawat, balung wesi, kulit tembaga, rai Gatutkaca weteng karet, tidak pernah menolak rejeki, yang
gedhek, weteng karet, dowo sikile... ombo penting halal. Dengan perut karetnya, ia tampung semua rejeki
jangkahe, dowo tangane.... nyolongan....” itu, tidak diolah dan diserap oleh perutnya, melainkan ia simpan,
(Diceritakan, Raden Gatutkaca, Satria dari keraton dan pada saatnya ia keluarkan dan bagikan kepada bawahan,
Pringgadani, yang terkenal kesaktiannya, ibarat memiliki otot rakyat, atau masyarakat yang membutuhkannya.
terbuat dari kawat, tulang besi, kulit tembaga, wajah anyaman Gatutkaca ombo jangkahe, tidak pernah menunda pekerjaan,
bambu -tidak tahu malu-, perut karet, panjang kaki panjang secepat kilat ia terbang ke tujuan memberikan bantuan,
langkahnya, panjang tangannya -suka mencuri-) melaksanakan tugasnya, tanpa menunggu fasilitas yang kapan
tersedianya, wallahualam.
Gerrrr, para penonton tergelak mendengar guyonan dari sang Gatutkaca nyolongan, suka mencuri start untuk membuat
dalang wayang kulit itu. Saya hanya tersenyum, telah beberapa serta menciptakan inovasi dan program-program kerja yang
kali saya mendengar guyonan itu. mengantisipasi perkembangan jaman, selalu berusaha tampil
Di dalam cerita pewayangan, Raden Gatutkaca adalah anak menjadi orang pertama.
dari Bima atau Werkudara, orang kedua Pandawa Lima, dan ibu Dalam Perang Dunia Baratayudha, antara pihak sekutu
Dewi Arimbi, seorang puteri raksasa. Terlahir sebagai bayi yang Amarta dengan pihak sekutu Astina, kekalahan tampak terbayang
tampan dan sehat. bagi Amarta, karena pihak Astina memiliki senjata ajaib dispos-
Sewaktu bayinya, Gatutkaca digembleng para dewa, able gun, senjata sekali pakai bernama Kunta, senjata andalan
diceburkan dalam Kawah Candradimuka, diberi susuk sarung pemberian penguasa Kahyangan, yang sangat dahsyat untuk
senjata Kunta dan berbagai senjata pusaka lainnya, diberi menghancur leburkan kerajaan Amarta seisinya dalam sekejap
berbagai vitamin berkhasiat tinggi, sehingga dalam tempo yang mata. Hanya ada satu barang yang dapat meredam kekuatan
sesingkat-singkatnya Gatutkaca tumbuh menjadi remaja instan dahsyat Kunta, yaitu sarung senjata itu sendiri. Dan sarung
yang kuat dan sakti mandraguna, tidak mempan segala macam senjata itu ada dalam perut Gatutkaca.
senjata, sehingga dikatakan Gatutkaca berotot kawat, bertulang Para penasihat militer dan pengatur strategi perang sekutu
besi, kulit tembaga. Amarta di malam hari itu saling lirik, dilema. Tidak ada yang tega
Ternyata kesaktian yang diberikan para dewa tidak gratis, meminta pengorbanan Gatutkaca, yang selama ini telah teruji
melainkan untuk tujuan berperang memberantas kejahatan kesetiaannya kepada kerajaan, yang selalu melaksanakan tugas
yang terjadi di Kahyangan, kerajaan para dewa, karena ulah tanpa pamrih, dan pada hari itu baru memiliki seorang putra
seorang raja raksasa bernama Niwatakacana. Alhasil, semata wayang, yang masih kecil dan perlu bimbingan dan biaya
Gatutkaca berhasil menumpas kejahatan itu. Namun dalam dari orang tuanya agar kelak dapat menjadi orang yang berguna
peperangan itu, sebagai remaja instan yang belum pernah bagi nusa dan bangsa.
diajari sopan santun cara berperang sesuai dengan Konvensi Gatutkaca, yang juga peserta rapat hari itu, tahu diri, tanpa
Geneva, Gatutkaca main gebuk saja, dan terakhir berhasil berpikir panjang langsung mengajukan diri menjadi panglima
membunuh Niwatakawaca dengan cara menggigit lehernya perang pada keesokan harinya.
sampai putus. Akhir cerita, dalam perang keesokan harinya, dengan
Akibat gaya main gigit itu, sifat raksasanya, yang terbawa dari sombongnya, Gatutkaca berteriak-teriak sambil menari kuda
darah ibunya muncul, dan tumbuhlah taringnya memanjang. Jadi, lumping, dengan sengaja memancing kemarahan pengelola
Gatutkaca yang tampan dan gagah, bertaring. Hiii... senjata Kunta, Adipati Karna. Sang Adipati Karna terpancing, lupa
Dalam perjalanan hidupnya, Gatutkaca menjadi panglima bahwa senjata Kunta yang rencananya dijadikan senjata
perang kerajaan Amarta, kerajaannya Pandawa Lima, bertugas pamungkas untuk melenyapkan kerajaan Amarta, dikeluarkannya
melindungi kerajaan dan menumpas berbagai kejahatan yang dan ditembakkan ke arah Gatutkaca.
dapat mengancam keamanan dan kesatuan kerajaan. Secepat kilat Kunta melesat, menghunjam ke perut
Gatutkaca rai gedhek, tidak pernah memiliki rasa malu dalam Gatutkaca, masuk ke dalam sarungnya, bablas menembus tubuh
menjalankan tugasnya, baik yang ringan maupun yang berat, Gatutkaca dan kembali ke asalnya, Kahyangan. Tidak terjadi
tidak perduli tugas itu biasa dilakukan oleh bawahan atau bahkan ledakan dahsyat yang menghancurkan Amarta, hening. Semua
oleh tukang sapu jalanan. termangu melihat Gatutkaca jatuh berdebum dari langit. Amarta
Setiap saat, ringan tangan menolong orang yang terancam selamat, Amarta berduka.
dan teraniaya, siapapun dia. Tidak mengandalkan bantuan Kitakah Sang Gatutkaca ? Ah, itu kan cerita dulu... (Kalau
atasan, bawahan, atau orang lain. Tidak malu minta bantuan, sekarang mah, ke-siangan atuh....).
kalau bukan dalam bidangnya, seperti saat berada di dalam air Penulis adalah Kepala Bidang Kepabeanan dan Cukai
atau di dalam bumi, tak segan ia meminta bantuan ahlinya si Kanwil III DJBC Riau dan Sumatera Barat

EDISI 391 JUNI 2007 WARTA BEA CUKAI 65


PERISTIWA
WBC/ATS

FORMASI DI UDARA. Tim Under Dog Jawa Barat yang dipimpin Baharuddin siap melompat dari ketinggain 10.000 fit untuk membuat formasi di udara..

KEJURNAS TERJUN PAYUNG


DAN SELEKSI PRA PON 17
Sebanyak tujuh atlet terjun payung Direktorat lam event ini, bahkan 5 atlet yang dimiliki DJBC, yaitu Dirgantoro,
Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) turut serta Febra, Wisnu, Tiono, dan Baharuddin, diminta untuk mewakili
dua propinsi, yaitu Kepulauan Riau dan Jawa Barat, bahkan
dalam kejuaraan nasional (kejurnas) terjun untuk propinsi Kepulauan Riau, untuk manager dan officernya
payung dan seleksi pra PON 17 tahun 2008 di juga dipilih dari DJBC, yaitu Rahmat Suwarto dan Tri Aprapto.
Kalimantan Timur. Untuk pra PON kali ini, tim Terpilihnya atlet DJBC untuk mewakili dua propinsi tersebut
berawal dari hasil rapat kerja nasional Persatuan Olah Raga
terjun payung DJBC mewakili dua propinsi, Dirgantara Terjun Payung (PORDIRGA), dimana propinsi-propinsi
Kepulauan Riau dan Jawa Barat. yang tidak memiliki atlet terjun payung dapat meminjam dari

B
beberapa instansi untuk mewakilinya.
ertempat di Apron skuadron teknik lapangan udara Terpilihnya atlet terjun payung DJBC untuk mewakili dua
Halim Perdanakusuma, sebanyak 98 atlet terjun propinsi ini, bukanlah hal yang baru, seperti pada tahun 2004 lalu
payung yang terdiri dari 84 putra dan 14 putri, dari atlet terjun payung DJBC mewakili propinsi Bali dalam Kejurnas
14 propinsi mengikuti kejurnas terjun payung dan dan berhasil meraih posisi 7 dari 14 propinsi. Sedangkan pada
babak pra PON 17 tahun 2008 mendatang. tahun 2005 lalu, atlet DJBC mewakili propinsi Jambi dalam
Kejurnas yang dilaksanakan sejak 7 hingga 11 Mei dan ber- kejuaraan nasional di Tenggarong.
langsung setahun sekali ini, selain sebagai ajang persiapan atlet Untuk kejuaraan kali ini, kelas yang dipertandingkan adalah
terjun payung Indonesia dalam menghadapi kejuaraan terjun ketepatan mendarat putra-putri dari ketinggian 3500 fit dan kerja-
payung internasional di Manado mendatang, juga sebagai seleksi sama di udara putra-putri dari ketinggian 10.000 fit. Untuk kete-
untuk mengikuti PON di Kalimantan Timur , yang hingga kini ma- patan mendarat, propinsi Kepulauan Riau mendapat peringkat I,
sih dibatasi hanya untuk 50 atlet terbaik saja. sedangkan untuk propinsi Jawa Barat mendapat peringkat ke III.
Menurut salah seorang atlet DJBC yang mewakili Kepulauan
DEMI NAMA INSTITUSI DAN DAERAH Riau, Febra, timnya boleh dikatakan tidak terlalu siap dalam per-
DJBC yang memiliki atlet terjun payung, tidak ketinggalan da- tandingan ini, hal ini tidak lain karena mereka minim sekali dalam

66 WARTA BEA CUKAI EDISI 391 JUNI 2007


WBC/ATS
latihan.”Kami hanya latihan enam kali saja, hal ini selain dikarena-
kan faktor teknis, tim kami juga tidak seluruhnya bertugas di
Jakarta, ada yang di Gresik dan Aceh seperti saya,” ujar Febra
Lebih lanjut dijelaskan Febra, dengan waktu latihan yang
minim tersebut, timnya tidak terlalu optimis untuk mendapat
peringkat pertama, yang diharapkan hanya dapat lolos pada pra
PON saja. Namun dengan semangat yang ada, akhirnya mereka
mendapatkan peringkat pertama.
Sementara itu menurut Baharuddin yang mewakili tim Jawa
Barat untuk kerja sama di udara, untuk latihan tim Jawa Barat
tidak ada sama sekali latihan bahkan boleh dikatakan tim mereka
adalah tim “under dog”, hanya bermodalkan semangat dan
keyakinan diri mereka berani bertarung di kelas yang cukup
banyak pesaingnya.
WBC yang diberikan kesempatan untuk ikut dalam pesawat
Hercules yang mengangkut atlet untuk kelas kerjasama di udara,
merasa cukup terkesan melihat tim “under dog” ini, dengan
langkah yang mantap dan kekompakan yang mereka miliki,
mereka terlihat tidak gentar dengan lawan-lawan yang
sebelumnya telah mengikuti latihan yang cukup matang.
Dari ketinggian 10.000 fit para peterjun sebelum dinyatakan
exit oleh wasit, mereka telah memposisikan diri untuk siap-siap
melompat dan membuat formasi sebanyak-banyaknya dalam
waktu tiga detik, walau tampak sedikit kekhawatiran dalam diri PROSEDUR YANG BAIK DAN BENAR. Jika atlet mengikuti prosedur yang baik dan
mereka, namun dengan prosedur yang dijalankan dengan baik benar, olah raga terjun payung tidak akan membahayakan jiwa atlet tersebut.
dan benar, mereka merasa yakin dapat memperlihatkan kemam-
puan dan prestasi mereka kepada daerah yang mereka wakili. Dalam kata sambutannya, Kasau menyatakan dari 250
peterjun yang ada saat ini di Indonesia umumnya mereka adalah
PERLU REGENERASI ATLET TERJUN PAYUNG para senior, untuk itu perlu diadakan regenerasi sehingga
Akhirnya setelah bertanding selama lima hari berturut-turut, Indonesia tetap memiliki peterjun-peterjun yang handal dan
kejuaraan pun menghasilkan peterjun-peterjun profesional dan profesional di bidangnya. Selain itu menurut Kasau, olah raga
handal. Dan dengan hasil yang telah diumumkan, para peterjun terjun payung memang olah raga yang cukup mahal, namun
pun merasa puas dan lega dengan apa yang telah mereka demikian dengan dukungan pemerintah daerah saat ini yang
persembahkan kepada daerah dan institusi mereka. cukup antusias kepada olah raga terjun payung, membuat para
Kejuaran yang berakhir pada 11 Mei 2007 ini, akhirnya atlet tidak kesulitan baik dalam menjalankan latihan maupun
ditutup oleh Kepala Staf TNI Angkatan Udara, Marsekal TNI dalam mengikuti event pertandingan.
Herman Prayitno, yang juga bertindak selaku ketua umum Sementara itu menurut ketua PORDIRGA yang juga merupa-
PB FASI. Hadir dalam upacara penutupan tersebut, Kadispen kan pembina atlet terjun payung DJBC, Nisfu Chasbullah, rege-
TNI AU Marsekal Muda TNI Daryatmo, Kepala Dinas Operasi nerasi atlet terjun payung di DJBC saat ini sudah mulai dilakukan,
Kasau, Marsekal Muda TNI, Edy Hardjoko, Aspam Kasau, Mar- yaitu di Sumatera Selatan dan Yogyakarta dengan usia minimal
sekal Muda TNI, Iwan Sidi, Itjen Kasau, Marsekal Muda TNI, 16 tahun.”Saat ini memang perlu sosialisasi kepada pegawai
Eko Edi Santoso, dan Ketua PORDIRGA, Nisfu Chasbullah. DJBC agar terjadi regenerasi yang baik dari atlet terjun payung
yang ada saat ini, yang tentunya
WBC/ATS
juga didukung oleh pimpinan,” jelas
Nisfu Chasbullah.
Hal tersebut juga diamini oleh
Ketua Terjun Payung DJBC, Maman
Anurachman. Menurutnya sosiali-
sasi yang harus dilakukan adalah
memberikan penjelasan yang
sebenar-benarnya kalau olah raga
terjun payung tidak akan berbaha-
ya jika dilakukan dengan baik dan
benar, sehingga kekhawatiran akan
bahayanya olah raga ini tidak men-
jadi hambatan dalam regenarasi
atlet terjun payung di DJBC.
“Olah raga terjun payung juga
merupakan olah raga yang
membutuhkan kedisiplinan,
kesiapan mental, dan kecerdasan
dalam mengambil keputusan disaat
yang tetap. Hal ini tentunya juga
berkaitan dengan kinerja pegawai
DJBC, dengan disiplin yang baik,
mental yang kuat dan kecepatan
dalam mengambil keputusan yang
optimal, membuat kinerja mereka
menjadi lebih baik yang tentunya
sangat bermanfaat bagi diri
FOTO BERSAMA. Seluruh atlet terjun payung DJBC berfoto bersama dengan Kepala Staf Angkatan Udara, ketua pegawai tersebut,” kata Maman
PORDIRGA dan ketua terjun payung DJBC, setelah acara penutupan kejurnas dan pra PON 2008.. Anurachman. adi

EDISI 391 JUNI 2007 WARTA BEA CUKAI 67


RENUNGAN ROHANI


PERBUATAN
ZHALIM (ANIAYA)

IMAN
DAPAT
BERDAMPAK
PADA DIRI
PELAKU, ORANG
LAIN ATAUPUN
BENDA

TANPA ZHALIM
Dalam salah satu ayat dalam Alquran, Allah
SWT berfirman, “Orang yang berfirman dan
tidak mengotori imannya dengan aniaya,

bisa saja berbuat zhalim baik terhadap dirinya, anggota
keluarga lain, bahkan kepada orang lain. Demikian pula
kedudukan orang sebagai tetangga, pekerja dan lain
sebagainya.
mereka itulah orang-orang yang berhak Seperti sudah ditegaskan di atas, bahwa aniaya bisa
menerima rasa aman dan mereka itulah yang bersifat fisik dan non fisik, sedangkan pengaruh yang
ditimbulkannya bisa berkepanjangan bagi berbagai pihak,
sebenar-benarnya mendapat petunjuk.” termasuk tentunya bagi diri si pelaku. Seorang hakim

E
misalnya, ketika ia berani meminta suap atau berani
mpat kata pada ayat yang pendek ini ingin digaris menerima suap atau ia berani korupsi, maka dia akan
bawahi, yaitu: “iman”,, “zhalim” (aniaya),”al-amnu” melakukan kezhaliman yang berlipat-lipat. Sebab,
(aman) dan “muhtadun” (orang-orang yang disamping telah mengotori dirinya sendiri, menerima suap
mendapat petunjuk).Ketiga dari empat kata ini juga berarti telah melakukan perbuatan yang tidak jujur.
berkonotasi makna positif, sedangkan yang satu Sementara ketidakjujuran sama artinya dengan mengotori
berkonotasi negatif. Ketiga kata yang berkonotasi positif kepribadian, moral dan akhlaknya. Hasil menerima suap,
tersebut adalah “iman”, “al-(aman) dan “muhtadun” misalnya dipergunakan untuk membiayai keluarga, anak
(orang-orang yang mendapat petunjuk). Sementara satu dan isterinya dengan harta yang tidak halal.
kata lagi yang berkonotasi negatif adalah al-zhulmu Tegasnya, dengan korupsi dan suap, berarti menimbulkan
(zhalim) yang biasa diterjemahkan dengan aniaya. pihak-pihak yang dikalahkan. Padahal yang dikalahkan boleh
Dilihat dari sasarannya, al-zhulmu meliputi al-zhulmu ‘ala jadi lebih benar. Disamping itu, perilaku KKN (Korupsi, Kolusi


nafsi (dzalim kepada diri sendiri), al-zhulmu ‘ala ghoiri (dzalim dan Nepotisme) pada gilirannya akan merusak tatanan
terhadap orang lain) al-zhulmu ‘ala syai’i (zhalim hukum, kesejahteraan umum, karena telah
terhadap hal lain selain diri manusia, misalnya bi- dizhalimi oleh pelaku KKN tersebut.
natang, benda, bangsa dan hal lainnya). Di mana Demikian pula pada level yang lebih tinggi,
kesemuanya itu bisa menjadi sasaran zhalim. seperti seorang pejabat. Ketika pejabat
Jika dilihat dari sifatnya, zhalim bisa mengenai TUJUAN UTAMA mengambil keputusan yang disandarkan pada
paling tidak dibagi ke dalam dua kategori. DALAM hawa nafsunya, asal menang sendiri dan
Pertama, zhalim terhadap hal-hal yang bersifat fi- menguntungkan kelompoknya, maka
sik, seperti kepada badan, manusia, benda, tanah IBADAH KITA kemudian hal itu menyebabkan kerugian yang
dan lain-lain. Kedua, zhalim terhadap hal-hal yang ADALAH akan dirasakan oleh pihak-pihak lain.
bersifat non fisik, misalnya menyangkut moral Dilihat dari kacamata para sufi, perbuatan
atau mental manusia. Dengan demikian, perbuat- MENINGKATKAN maksiat sekecil apapun, termasuk ke dalam
an zhalim yang dilakukan seseorang, baik kadar- KETAKWAAN kategori perbuatan zhalim. Misalnya, tidak


nya besar atau kecil, dimungkinkan akan menge- menjalankan shalat, sekalipun hanya pada
nai sasaran yang bersifat fisik, disamping juga satu waktu, hal itu sudah terhitung perbuatan
terhadap hal-hal yang bersifat non fisik, yaitu mo- zhalim. Kemudian, contoh lain adalah kurang
ral atau mental manusia. dijaganya puasa, mengeluarkan zakat dengan
Beberapa kata lainnya yang terkandung dalam ayat di tidak memperhitungkan sebagaimana mestinya, semua
atas adalah al-amnu. “al-amnu” dapat diartikan sebagai itu juga termasuk perbuatan maksiat. Sementara, tiap-tiap
rasa tenang, tentram, bahagia, sejahtera, lahir dan kemaksiatan, baik dengan kadar yang besar atau kecil,
bathin, baik kini ataupun nanti. Sedangkan “muhtadun” termasuk perbuatan zhalim (aniaya), minimal bagi orang
dapat diterjemahkan menjadi orang-orang yang menerima yang melakukannya.
atau mendapat atau lebih tegas lagi, mengikuti petunjuk
Allah adalah orang-orang yang beriman, menjauhi KESEMPATAN TELAH DIBERIKAN PADA MANUSIA
kezhaliman dan dia akan memperolah rasa aman yang Allah SWT telah memberikan usia kepada kita hingga
sebenar-benarnya, kini ataupun nanti. saat ini. Hal ini artinya, kita telah diberi kesempatan yang
Perbuatan zhalim (aniaya) dapat berdampak pada diri sangat baik oleh Allah SWT. Untuk mengkaji ulang,
pelaku, orang lain ataupun benda. Sebagai contoh, mawas diri, memperkuat iman, memperhalus rasa dan
seseorang yang berkedudukan sebagai anggota keluarga, pikiran budi. Dengan demikian, masa-masa ke depan

68 WARTA BEA CUKAI EDISI 391 JUNI 2007


Iklan
diorientasikan pada penguatan iman dan yang menjadi
sasaran seharusnya adalah tidak memberi tempat kepada
zhalim.
Sekalipun demikian, kemungkinan untuk terjadinya

Keluarga
kezhaliman masih saja sangat terbuka dilakukan oleh
siapapun, seperti ujub terhadap diri kita sendiri.Contoh
sederhana ini merupakan gambaran betapa orang yang
melakukan hal demikian adalah orang yang zhalim
kepada dirinya sendiri, mengotori imannya, menodai
ketakwaannya dan pada akhirnya mengganggu ketertiban
orang lain.
Mulai edisi Juni 2007, Majalah Warta Bea Cukai
Lebih dari contoh sederhana di atas, ada orang yang
berani melakukan korupsi maka tentu saja hal itu dapat menyediakan halaman untuk mempublikasikan
melipatgandakan kezhalimannya. Dengan demikian,
(sesungguhnya) waktu-waktu ke depan adalah medan Iklan Keluarga khusus bagi keluarga besar,
dan masa yang sangat tepat untuk memperbaiki diri kerabat atau pensiunan pegawai DJBC di
sendiri, memperkuat iman, memperkuat budi, pikiran dan
rasa. Sebab, kalau kita bertanya pada agama, apakah seluruh Indonesia tentang :
penawar atas krisis multidimensi seperti sekarang ini ?
jawaban yang paling tepat adalah mempertebal iman dan
menjauhkan diri dari perbuatan zhalim. Zhalim itulah yang u PERNIKAHAN
membuat orang, masyarakat, bangsa dan negara dapat
terperosok pada posisi yang tidak baik, terdesak dan u KELAHIRAN ANAK
terkalahkan oleh sikap zhalim. u UCAPAN TERIMA KASIH
Dengan memperkuat iman, menghindari sifat zhalim
sekecil apapun, maka agaknya sangat tepat kalau kita u UCAPAN DUKA CITA
menyegarkan kembali apa yang dimaksud dengan takwa. u INFORMASI LAINNYA
Sebab, tujuan utama dalam ibadah kita adalah mening-
katkan ketakwaan. Dengan takwa (Insya Allah), zhalim
akan terkalahkan. Takwa bisa diberi arti takut kepada al- Dengan memasang iklan keluarga di majalah
Jalil, yaitu melaksanakan apa yang tertulis dalam al- Warta Bea Cukai ini, apapun informasi anda
Tanzil (isi al-Qir’an) dan selalu berupaya menghimpun tentang keluarga bisa sampai kepada kerabat
perbekalan untuk kehidupan bahagia, baik di dunia anda, dengan harga yang cukup terjangkau
maupun di akhirat. Takut kepada Allah tidak sama seperti seperta tabel berikut :
takut kepada benda, binatang, misalnya harimau.
Rasa takut kita kepada harimau, misalnya, akan UKURAN HARGA
membuat kita akan menjauhi harimau, tetapi berbeda arti
takut kepada Allah. Justru dengan semakin takut kepada Halaman Cm Hitam/Putih Berwarna
Allah, kita akan semakin dekat denganNya. Sebab arti
takut kepada Allah adalah takut kalau ada perintahNya 1 21x28 2.000.000 3.000.000
yang belum terlaksanakan, takut kalau ada larangan-Nya 1/2 14x21 1.000.000 1.500.000
yang kita lakukan.
Salah satu wujud rasa takut kita kepada Allah SWT 1/4 10x14 500.000 750.000
adalah mengamalkan semua isi (kandungan) al-Qur’an di 1/8 7x10 300.000 500.000
antaranya melakukan puasa, mengeluarkan zakat,
melakukan amal kebajikan, membaca al-Qur’an dan
menjadi “al-mutawadhi” (orang yang membiasakan diri
selalu dalam keadaan berwudu). Al-mutawaddih’ adalah
orang yang selalu mempertahankan kesucian badannya
dengan selalu dalam kondisi mempunyai wudlu’, 1/2 Halaman
sekalipun tidak hendak melakukan sholat atau membaca 14 x 21
al-Qur’an. Dengan demikian Insya Allah, zhalim sekecil
apapun tidak akan dilakukan.
Masa-masa sekarang hingga ke depan merupakan
kesempatan untuk melakukan berbagai kegiatan, baik 1 Halaman
berupa ibadah mahdah maupun ibadah sosial yang bisa 21 x 28
1/8
mendatangkan kebaikan, baik dihadapan Allah maupun Halaman
kebaikan (mashlahah) bagi sesama manusia. Sebab, dari 1/4 7 x 10
kedua kebaikan inilah akan terhimpun pahala. Halaman
Dengan demikian, seperti telah ditegaskan oleh Allah 10 x 14
SWT, melalui salah satu firman-Nya, di awal tadi, kita
disuruh untuk selalu menjaga iman, mengejar rasa aman,
tenteram, bahagia, mengikuti petunjuk Allah dan menjauhi
kezhaliman. Selain itu, kita juga harus melakukan ibadah,
selalu mawas diri untuk memperhitungkan diri, apakah
ada perintah Allah yang belum dilaksanakan atau Materi iklan disediakan dan diserahkan pemasang paling lambat
sebaliknya, apakah kita masih melakukan pelanggaran tanggal 15 untuk penerbitan bulan berikutnya ke alamat redaksi
terhadap Allah. Marilah kita selalu berupaya dan pembayaran bisa ditransfer ke rekening Warta Bea Cukai
melaksanakan petunjuk-petunjuk al-Qur’an, dalam rangka sesuai pada kolom redaksi.
menghimpun perbekalan diri untuk menuju kehidupan
bahagia, kini dan nanti. Informasi hubungi :
Titian Dakwah/ Prof. Dr. H. Ahmad Sukarja, SH, MA. Wirda, telp (021) 47865608, 47860504 fax (021) 4892353

EDISI 391 JUNI 2007 WARTA BEA CUKAI 69


SELAK
DOK. PENULIS DOK. PENULIS

DI DALAM GOA, kadang-kadang kita harus merangkak. SEBAGIAN kecil keindahan goa.

PENELUSURAN
GOA CERME
Bermula dari omong-omong di ruang tamu Sehingga kalau kami berangkat dari kantor, maka jaraknya
pada pagi hari setelah absen pagi, hanya kurang lebih 35 km.
Pagi itu hari Minggu tanggal 3 Desember 2006 kurang lebih
dimana beberapa rekan kantor, termasuk jam 08.00 kami berkumpul lebih dahulu di kantor sebagai titik
penulis terlibat dalam perbincangan santai start. Yang hadir pada waktu itu mulai dari adik-adik prodip I
sebelum menuju ke tempat tugas masing- maupun III, kami (non prodip) sampai keamanan kantor bapak
Udi Utomo, beliau ini adalah peserta paling tua diantara kami,
masing, terjadilah kesepakatan untuk kurang lebih berusia 60 tahun dan peserta dari luar, saudara
mengadakan touring dengan biaya yang Ngatiman yang karyawan MSA cargo cabang Yogya. Kalau
murah namun tetap berkesan. sebelumnya tercatat ada sekitar 18 pegawai yang menyatakan
akan ikut, namun pagi itu ada beberapa teman yang terpaksa

D
tidak jadi ikut karena satu dan lain hal. Sehingga rombongan
i Yogyakarta akhir-akhir ini banyak bermunculan kami yang siap berangkat pagi itu ada 13 orang.
komunitas-komunitas wisata dengan bersepeda Sebelum berangkat kami berdoa terlebih dahulu untuk
motor. Komunitas-komunitas itu tidak hanya memohon keselamatan dalam perjalanan dan mudah-mudahan
didasarkan merk sepeda motornya, namun juga apa yang kami kerjakan mendapat ridho dari-Nya. Sengaja kami
didasarkan pada merek dan jenisnya, misalnya tidak mengambil rute perjalanan yang biasa yaitu dari kantor
Komunitas Motor Gede Harley (eksklusif), Honda Supra Fit, lewat jalan Solo, ring road selatan, kemudian perempatan
Honda Kharisma, Honda Supra X, Suzuki Smash, Suzuki terminal Giwangan ke kiri terus sampai ke tujuan.
Shogun, Yamaha RX King, Yamaha Vega dan lain-lain. Namun kami akan mengambil rute lain yaitu dari kantor ke
Akhirnya kami sepakat untuk mengadakan touring dengan jalan Solo, ke kiri arah Solo, sampai di depan percetakan KR
sepeda motor kita masing-masing tanpa memandang merk (Kedaulatan Rakyat, harian lokal Yogyakarta) putar ke arah
atau jenis tertentu. Yogyakarta kemudian belok kiri melalui jalan Berbah,
Untuk tujuan wisata pertama ini disepakati akan menuju memotong jalan Wonosari di Sampakan langsung melalui
Goa Cerme. Goa ini sudah banyak dipublikasikan baik dalam jalan Bawuran Pleret, kemudian ambil jalan pintas lagi lewat
media cetak maupun media televisi, baik lokal maupun Pucung tanpa melewati jembatan opak di Segoroyoso,
nasional. Goa ini terletak di dusun Srunggo, Selopamioro, langsung ke jalan Imogiri.
Imogiri, Bantul. Letak goa ini hanya kurang lebih 22 km ke Jalan-jalan yang kami lewati beraspal mulus dengan
arah selatan dari kota Yogyakarta, atau hanya berjarak pemandangan kanan kiri persawahan yang disana sini
kurang lebih 9 km ke selatan dari makam raja-raja Mataram. nampak hijau atau kuning keemasan bagi sawah yang siap

70 WARTA BEA CUKAI EDISI 391 JUNI 2007


DOK. PENULIS
panen, suatu anugerah walaupun kini
masih puncaknya musim kemarau namun
kanan kiri jalan nampak subur dengan
berbagai tanaman. Di sepanjang jalan
kami masih dapat menyaksikan banyak
puing-puing rumah yang hancur akibat
gempa bumi tanggal 27 Mei lalu. Di sana-
sini juga masih nampak tenda ataupun
rumah darurat, walaupun tidak sedikit
yang sudah kembali membangun rumah
permanen mendahului turunnya dana
rekonstruksi dari pemerintah.
Setelah kami lewati jembatan Siluk
barulah jalan menuju goa mulai menan-
jak, dan tanjakan-tanjakannya semakin
terasa di mesin sepeda motor kami,
walaupun motor-motor kami rata-rata
masih relatif baru. Kadang-kadang kami
terpaksa menggunakan gigi transmisi satu
ketika melewati tikungan-tikungan tajam
dan menanjak. Kurang lebih pukul 09.45
kami sampai tujuan.
Sepeda motor kami titipkan dengan
membayar Rp 2.000 per motor. Kami berdiri
dan menghadap ke arah utara, nampak jalan
yang tadi kami lewati berkelok-kelok seperti
naga, lebih jauh lagi kami dapat
memandangi lembah Bantul dan kota
Yogyakarta yang dihiasi dengan bukit-bukit
kecil dihadapan kami. Pegunungan Menoreh
dimana disana juga ada goa Kiskendo
nampak samar-samar berada di arah barat
laut tempat kami berdiri. Sedangkan gunung
Merapi tertutup awan hitam, apalagi akhir-
akhir ini puncak gunung atau lereng selatan
sudah sering diguyur hujan lebat yang mulai
menggelontor membawa material vulkanik.
Lahar dingin merapi juga merupakan
ancaman bagi masyarakat sekitar daerah
aliran sungai Gendol, Opak, Kuning
maupun Boyong, namun juga sangat
ditunggu di bagian hilirnya sebagai unsur
material guna rekonstruksi bangunan
pasca gempa.
Kembali kami berbalik menatap
dinding batu karst yang berdiri tegak dan
angkuh di depan saya, yang berhiaskan
pohon-pohon tinggi di pelataran pintu

MULUT KELUAR GOA tampak dari atas.


masuknya, mungkin sudah berusia ratusan tahun yang tum-
buh dengan gagahnya karena dapat menikmati kebutuhan air
sepanjang masa. Hal ini sangat kontras dengan pepohonan
di bagian-bagian lainnya yang kebanyakan sudah meranggas
dan nampak seperti tumbuhan bonsai berusia ratusan tahun.
Di depan mulut goa ada bagian tanah yang agak rata, di
sana dibangun diantaranya loket penjualan tanda masuk,
mushola maupun kamar mandi. Namun bangunan-bangunan
tersebut nampak rusak di sana-sini akibat gempa belum
diperbaiki kembali. Setelah membeli tiket tanda masuk yang
relatif murah, kami mendekati mulut goa dan siap-siap mela-
kukan penelusuran. Kami minta bantuan guide Goa Bapak
Yono dengan bayaran Rp 20.000 ditambah ongkos baterai.
Dari rombongan bertiga belas ternyata Sdr. Ant. Supar-
man dan Syawal memutuskan tidak ikut masuk. Sehingga
yang masuh hanya bersebelas, termasuk satu wanita.
Sebelum masuk ke mulut goa sudah diinformasikan bahwa
penelusuran bisa memakan waktu 1,5 sampai 2 jam dan
dalam perjalanan akan banyak harus menyeberangi air
dalam goa dengan kedalaman sampai pusar orang dewasa.
PENULIS, (kanan) membawa tas bersama P. Bambang Mulyanto. Pertama menjejakkan kaki di air dalam goa terasa dingin

EDISI 391 JUNI 2007 WARTA BEA CUKAI 71


SELAK
DOK. PENULIS
beristirahat dan mengeringkan
pakaian yang basah kuyup.
Kembali kami membuka
catatan tentang goa yang ditulis
harian Kedaulatan Rakyat
tanggal 27 Nopember 2006.
Dimana diinformasikan ada ra-
tusan goa berada di Kabupaten
Gunung Kidul. Diantara goa-
goa itu yang cukup dikenal
masyarakat adalah : Bribin,
Seropan, Ngobaran, Sundak,
Baron serta Cerme. Di Kabupa-
ten Bantul disamping Goa
Cerme juga ada Goa Siluman,
Selarong, Gajah. Sedang di
Kabupaten Kulonprogo juga
dikenal adanya Goa Kiskendo,
Goa Sumitro dan Goa Sriti.
Setelah Goa Cerme tentu goa-
goa lainnya masih menantang.
Pukul 14.00 kami mening-
galkan Goa Cerme, kalau pada
awal keberangkatan pagi hari-
nya kami akan meneruskan
perjalanan ke pantai Parangtri-
tis, niat itu terpaksa kami urung-
kan karena badan sudah terasa
letih dan esok pagi kami harus
kembali bekerja. Mudah-mudah-
an acara seperti ini bisa kemba-
li kita laksanakan pada masa
BERSIAP. Sesaat sebelum berangkat, berkumpul di KPBC Yogyakarta. yang akan datang dengan tuju-
an dan obyek yang berbeda.
sekali, kami mulai menikmati ruang-ruang goa yang disana- Dari kegiatan yang kami laksanakan ini paling tidak kami :
sini terdapat stalaktit maupun stalakmit yang begitu indah. l Lebih bisa merasakan keagungan Tuhan akan kebesaran
Banyak ceruk-ceruk goa bahkan ada semacam balkon yang ciptaan-Nya, sehingga menambah iman dan taqwa kita
menjorok disana-sini. Stalaktit maupun stalakmit yang l Menumbuhkan kebersamaan diantara kami
dibentuk oleh alam melalui tetesan atau rembesan air yang l Lebih bisa mengenal lingkungan serta peduli akan
mengandung kapur melalui proses beratus-ratus tahun. kelestariannya
Lorong-lorong goa kami telusuri yang kadang-kadang l Badan serta pikiran diharapkan menjadi lebih sehat
diantara kami harus jatuh bangun karena licin atau kaki kami l Ikut menggeliatkan pariwisata lokal Yogyakarta yang
menapak di dasar batuan terjal maupun tajam sehingga kehi- terpukul bertubi-tubi oleh bencana maupun sebab lain,
langan keseimbangan. Sesekali terdengar jeritan dari anggo- walaupun dalam skala kecil
ta kami yang wanita dan suara grubyuk jatuh ke air. Kepala-
pun kadang-kadang juga harus terantuk tonjolan-tonjolan Kembali kami berdoa mudah-mudahan dalam perjalanan
batu, demikian juga kaki maupun tangan harus rela tergores, pulang kami tetap dalam lindungan-Nya dan semoga Alloh
terantuk bagian-bagian goa tanpa dapat kami hindari. meridhoi apa yang kami lakukan ini. Amin.
Ketika kami sudah merasakan kepenatan sempat diantara Pariyo, pegawai KPBC Yogya
kami menanyakan kepada Pak Yono, “Masih jauh pak”, sambil DOK. PENULIS
terengah-engah. Pak Yono dengan kalem memberi tahu bahwa
ini baru separuh jalan. Dibenak kami mengira sudah hampir
sampai pintu keluar atau ingin segera sampai pintu keluar.
Baru setelah kami ketemu pipa-pipa besi yang terpasang
sangat panjang berkelok-kelok mengikuti alur goa, Pak Yono
memberi informasi kalau pipa-pipa ini adalah pipa untuk
menaikkan air ke atas goa yang dipakai oleh masyarakat
sekitar, dan sekarang sudah dekat dengan mulut keluar goa.
Benar, kemudian jauh dari atas ada garis-garis sinar yang
masuk menyinari anak tangga dan diujungnya ada sinar yang
sangat terang, itu pertanda mulut goanya sudah dekat.
Dengan sisa-sisa tenaga, kami naiki satu demi satu anak
tangga yang licin dengan hati-hati dan sampailah di atas
mulut goa. Dengan mengucap hamdhalah memuji asma Alloh
kami semua sudah menyelesaikan penelusuran goa ini.
Kembali kami pandangi mulut goa yang berada dibawah kami
berdiri dengan perasaan lega luar biasa. Hampir selama 2
jam kami berada di perut bumi.
Setelah beristirahat secukupnya kemudian kami turun ke
posisi awal dimana sepeda motor kami titipkan melalui jalan
terjal berbatu kurang lebih 750 meter dan sampailah kami ke JALAN TERJAL. Kembali ke posisi awal setelah penelusuran melalui jalan
posisi awal. Sambil memesan teh panas kami kembali terjal berbatu.

72 WARTA BEA CUKAI EDISI 391 JUNI 2007


RUANG KESEHATAN

“GIGI SERING NGILU” Anda


Anda Bertanya
Bertanya
Dokter Menjawab
Dokter Menjawab

S
aya pria berusia 29 tahun yang punya keluhan dengan
gigi. Mengapa setiap saya memakan makanan yang DIASUH OLEH PARA DOKTER
manis atau makanan dingin seperti es, gigi saya terasa DI KLINIK KANTOR PUSAT DJBC
ngilu sekali. Saya disarankan untuk menggunakan pas-
ta gigi khusus gigi sensitif dan itu bisa membantu saya,
namun jika tidak menggunakan pasta gigi itu akan terasa lagi bulu sikat yang terlalu keras atau karena tekanan yang kuat
ngilunya. Apakah penyakit gigi saya ini bisa disembuhkan dok ? pada saat menyikat gigi. Pada abrasi yang masih dangkal
Dan apa saja pencetusnya sehingga gigi saya menjadi sensitif ? proses pengikisan gigi menyebabkan lapisan email hilang dan
dentin menjadi terbuka. Rasa linu yang timbul pada abrasi
Jawab : disebabkan oleh makanan dan minuman panas atau dingin
Gigi linu adalah salah satu keluhan yang sering dialami yang mengenai gigi tersebut. Untuk abrasi yang sudah lebih
pasien. Ada beberapa penyebab timbulnya rasa linu. dalam rasa linu dapat timbul karena gigi terkena udara atau
angin pada saat penderita membuka mulut. Penanggulangan
1. Hilangnya sebagian dari lapisan gigi. pada kasus ini adalah dengan cara menambal gigi yang
Gigi terdiri dari beberapa lapisan atau bagian : abrasi tersebut. Abrasi juga dapat menyebabkan terbukanya
ruang pulpa, pada kasus ini gigi harus ditanggulangi dengan
perawatan saluran akar. Setelah dilakukan tindakan
perawatan saluran akar dan penambalan penderita harus
a. Email mengganti jenis sikat gigi yang akan digunakan dengan sikat
gigi yang berbulu halus. Juga mengubah cara menyikat gigi
dengan cara yang lebih baik, yaitu dengan mengurangi
tekanan pada saat menyikat gigi. Pada saat menyikat seluruh
b. Dentin permukaan gigi harus terkena sikat baik itu permukaan yang
menghadap pipi, bibir, lidah, langit-langit maupun permukaan
c. Ruang pulpa yang digunakan untuk mengunyah makanan. Sikat gigi
digerakan dengan arah vertical atau ke atas dan ke bawah.
- Penderita Bruxism
Bruxism adalah kebiasaan buruk yang terjadi pada saat pen-
d. Jaringan periodontal
derita tidur, penderita melakukan gerakan seperti mengunyah
dengan tekanan yang kuat menyebabkan hilangnya lapisan
email. Rasa linu yang timbul disebabkan karena rangsang
e. Tulang alveolar panas atau dingin yang datang dari makanan dan minuman
yang kontak dengan gigi tersebut. Untuk rasa linu yang
disebabkan karena bruxism dapat ditanggulangi dengan
pembuatan gigi palsu crown pada gigi yang lapisan emailnya
Lapisan email adalah lapisan luar dari gigi, merupakan bagian hilang. Bruxism adalah kebiasaan buruk yang sulit
paling keras. Email melindungi gigi dari segala bentuk rangsang dihilangkan. Untuk menghilangkan kebiasaan buruk atau
yang mengenai gigi, baik itu pada gigi susu maupun gigi tetap. bruxism penderita harus memakai alat yang dapat mencegah
Bila lapisan email hilang maka lapisan dibawahnya yaitu Dentin gigi terkikis lebih dalam lagi. Alat tersebut dibuat oleh dokter
akan langsung terkena rangsang tanpa ada yang melindungi. Hal gigi dan dipakai pada waktu tidur.
ini yang dapat menyebabkan timbulnya rasa linu atau ngilu. - Hypoplasia enamel
Hypoplasia enamel terjadi karena pembentukan gigi yang
Adapun hal-hal yang menyebabkan hilangnya lapisan kurang sempurna. Pada kasus ini email tidak terbentuk
Email adalah : sempurna sehingga gigi terasa linu bila terkena rangsang
- Gigi berlubang atau karies gigi. panas atau dingin. Penanggulangannya adalah dengan
Proses terjadinya karies atau lubang gigi menyebabkan pembuatan gigi palsu crown pada gigi tersebut.
hilangnya email gigi, sehingga dentin menjadi terbuka tanpa
ada pelindung. Dentin langsung terkena rangsang yang 2. Gangguan pada jaringan periodontal/jaringan
mengenai gigi baik itu karena masuknya makanan ke dalam penyangga gigi (periodontitis)
lubang gigi atau karena adanya rangsang panas dan dingin Periodontitis adalah adanya gangguan atau infeksi yang
yang datang dari makanan dan minuman yang masuk ke terjadi pada jaringan penyangga gigi atau jaringan tempat
dalam mulut dan kontak dengan gigi yang berlubang tersebut. menempelnya gigi pada tulang alveolar. Pada gigi yang
Rasa linu atau ngilu yang disebabkan oleh gigi berlubang mengalami periodontitis rasa linu atau ngilu timbul karena adanya
dapat ditanggulangi dengan cara menambal gigi yang berlu- tekanan yang disebabkan oleh tekanan kunyah yang menekan
bang. Bahan tambal dapat menggantikan fungsi dari lapisan gigi tersebut. Penanggulangannya adalah dengan
gigi yang hilang yaitu mencegah lapisan gigi yang terbuka menghilangkan infeksi pada gigi yang mengalami periodontitis.
agar tidak langsung terkena rangsang yang mengenai gigi. Untuk kasus periodontitis ringan penanggulangannya cukup
Karies yang lebih dalam adalah karies yang sudah mencapai dengan menggunakan obat kumur tertentu. Pada sebagian kasus
ruang pulpa. Pada kasus ini semua bentuk rangsang periodontitis dapat hilang dengan meminum obat anti infeksi,
langsung mengenai ruang pulpa dari gigi yang berlubang. pada sebagian kasus lainnya harus ditanggulangi dengan
Rasa linu atau sakit pada kasus ini lebih hebat disbanding perawatan jaringan periodontal. Periodontitis yang sudah lanjut
rasa linu atau sakit pada karies yang baru mencapai dentin. dapat menyebabkan gigi menjadi goyang.
Penanggulangannya yaitu dengan perawatan saluran akar Pada prinsipnya bila ada keluhan pada gigi harus segera
oleh dokter gigi. dicari penyebab timbulnya rasa linu atau sakit nya, dan
- Abrasi pada leher gigi segera ditanggulangi. Rasa linu atau ngilu kadang dapat
Abrasi adalah hilangnya sebagian lapisan gigi pada daerah hilang dengan menggunakan pasta gigi tertentu, tapi
leher gigi karena adanya proses pengikisan. Terkikisnya gigi hilangnya rasa linu hanya bersifat sementara, bila pasta gigi
disebabkan oleh sikat gigi, baik itu karena sikat gigi dengan tidak digunakan lagi rasa linu akan timbul kembali.

EDISI 391 JUNI 2007 WARTA BEA CUKAI 73


RUANG INTERAKSI


APA YANG
MEMBUAT

GAYA
SESEORANG
MENJADI
Oleh: PENABUNG
Ratna SEMENTARA
Sugeng
LAINNYA
PEMBELANJA?

PENGELOLAAN
Pendapat bahwa keberhasilan pengelolaan
keuangan anda terletak pada besarnya
penghasilan anda, tidak seluruhnya benar.

wanan tipe pengelolaan keuangannya akan kecemplung
dalam konflik, dan baru terbebas konflik ketika mereka
mengubah pola pengelolaan keuangannya.
Apa yang membuat seseorang menjadi penabung
Secara khusus setiap pengelolaan diri sementara lainnya pembelanja? Kebanyakan orang mem-
termasuk uang melibatkan faktor emosi yang punyai kombinasi kedua sifat, banyak menabung dan
sekaligus banyak pembelanja. Menurut para pakar
memberi dorongan dalam diri akan pengeluaran psikologi, tipe pengelolaan uang seseorang dipengaruhi
dan pemasukannya. Banyak uang dengan pola asuh masa kanak-kanaknya. Mengkombinasikan
pengeluaran yang mengalir deras tak ter- kecenderungan tipe akan kekuatan dan kelemahannya,
bendung, dibanding sedikit penghasilan dengan membuat seseorang dapat memperbaiki pola pengelolaan
uang pribadinya.
pengeluaran yang cermat akan memberikan
hasil akhir yang berbeda. Termasuk tipe PENABUNG
pengelola uang pribadi manakah anda ? Para penabung mempunyai kecenderungan mena-
bungkan uangnya ketika mereka memperolehnya, agar
dirinya merasa aman. Pak Dwidjo, seorang karyawan di

D
sebuah bank nasional, selalu rajin menabung, dan hampir
ina, 47 tahun, seorang profesional pengelola tidak membelanjakan uangnya kecuali untuk kebutuhan
SDM di sebuah kantor, merupakan pembelanja pokoknya sehari-hari. Ia mengatakan tak tahu kapan ia
yang jitu sejak ia menerima gaji pertamanya. berhenti menabung dan kapan merasa jumlah uangnya
”Ketika saya mendapatkan uang, saya senanti- cukup aman. Sebanyak apapun tabungannya, seorang
asa menghadiahi diri saya dengan sesuatu, penabung senantiasa menyimpan rasa kecemasan
seperti coklat, makanan enak atau pakaian dan aksesori”. irasional, takut berlebihan kalau-kalau terjadi bencana
Pada suatu masa, ia mempunyai tagihan kartu kredit atau sesuatu yang tak terduga, kata Jordan Goodman,
20 juta, uang ini merupakan pembelanjaan pakaian penulis buku Master Your Money Type.
mewah, makan bersama teman-teman kayanya, berma-
lam di hotel mewah. Ia datang pada saya dan termenung, Kekuatannya
“Gila masak saya menghabiskan sekian banyak uang Mereka yang termasuk golongan ini selalu hidup tera-
tanpa kelihatan apa yang saya beli,” katanya pada saya. tur, mengikuti aturan anggaran, hampir tak pernah membu-
Ia sadar bahwa dirinya terlalu memanjakan diri, sedikit at kartu kreditnya kena penalty. Mereka juga hemat dalam
saja ia berhasil mendapatkan sesuatu, ia memberi hadiah kehidupannya, dengan melakukan sendiri hal-hal yang
pada dirinya melewati batas kemampuan finansialnya. dapat dikerjakan.
Kemudian ia belajar mengendalikan emosinya,
memangkas pembelanjaan kosmetik , pakaian dan makan Kelemahannya
di tempat mewah dan mencicil tagihan kartu kreditnya. Karena senantiasa berpikir akan hari esok, dan terus
Memahami perilaku diri sendiri dalam soal uang, kita menyimpan agar aman di hari esok, maka hari ini tidak
kembali bertanya, ”Apakah arti uang bagi saya?”. Artinya lagi ada kenikmatan. Sulit menikmati hari-hari ini dalam
apa perasaan saya ketika mengeluarkan atau menyimpan hidupnya. Juga karena kehati-hatiannya dalam menyim-
uang. Orang seringkali berpikir bahwa uang dapat pan uang, ia cenderung konservatif dalam menyimpan
membeli cinta, keamanan, kekuasaan, atau harga diri, uang, artinya menyimpan uangnya di tempat aman
kata Olivia Mellan penulis buku Money Harmony. Mitos ini berbunga rendah, dibanding di tempat bergejolak di pasar
mungkin benar, namun, bila terekat erat pada mitos ini, uang yang berbuah banyak.
kita tak akan dapat membuat keputusan keuangan
rasional dan ini akan memberi dampak dalam hubungan PEMBELANJA
sosial seseorang. Membeli merupakan kenikmatan luar biasa baginya,
Jika kita berpikir bahwa uang berarti keamanan, kita dengan membeli ia merasa dicintai, penting, dan diperhi-
akan menjadi tak berdaya atau kacau ketika tak cukup tungkan. Kebiasaan belanja didapat dari orangtua yang
uang untuk ditabung. Serta pasangan hidup yang berla- memang tukang belanja atau orangtua yang mengabaikan

74 WARTA BEA CUKAI EDISI 391 JUNI 2007


anak. Para pembelanja mengatakan, ”Aku ingin, aku panjang kalau saya minta uang, kayaknya jantungnya mau
ambil, aku tak mau dipungkiri”. Pembelanja ulung adalah saya ambil,” kata Eno.
mereka yang mencari status, yang dengan belanja
merasa dirinya berharga, dengan membeli barang wah Kekuatannya
menjadi terangkat harga dirinya. Mereka adalah orang yang membayar setiap tagihan
tepat waktu, tak pernah mengabaikan tagihan. Mereka
Kekuatannya mengelola uang dengan sangat baik.
Mereka yang masuk tipe ini adalah penikmat hari ini.
Mereka adalah orang pertama yang memiliki barang baru, Kelemahannya
atau menghadiahi orang dengan kejutan barang baru. Pengelolaan uang menghabiskan energi dan pikiran me-
reka. Perlu pertimbangan matang untuk mengeluarkan uang.
Kelemahannya
Seringkali terlalu memanjakan diri dan menguras uang, PENDERMA
sampai kartu kredit dibatas yang sulit dicicil. Mungkin saja Tipe ini takut memegang atau dikendalikan oleh uang.
hutang disana-sini. FOTO : ISTIMEWA Berbicara tentang
uang membuat mereka
PENIMBUN DAN tak nyaman, terkesan
PEMUNTAH korupsi, terpikir rakus.
Tipe ini pada suatu Uang bagi mereka
periode menabung mempunyai nilai
terus menerus, hemat moral, mendonasikan
dan cenderung kikir, uang merupakan
namun pada suatu kegiatan yang mereka
saat tak dapat lakukan setiap ada
mengendalikan nafsu kelebihan dari
belanjanya. Ia ingin keperluan keseharian.
mengamankan diri Dalam masa perkem-
dengan menabung, bangannya mereka
tetapi sekaligus belajar dari keluarga
kemudian menyabot bahwa didalam uang
upaya hematnya ada energi setan yang
sendiri. Menurut Melan membuat perilaku tidak
tipe ini terlalu menim- layak.
bun uang karena takut
bangkrut, disisi lain ia Kekuatannya
merasa lelah menim- Tipe ini sangat
bun dan mengagalkan menghargai moral dan
usahanya sendiri de- penderma
ngan belanja gila-gila-
an sampai-sampai me- Kelemahannya
nguras tabungannya. Meletakkan diri
dalam posisi berisiko,
Kekuatannya dengan kurang
Orang yang teliti mempertimbangkan
menabung,sehingga kemungkinan penge-
keuangan aman, luaran dimasa depan.
setiap sen dihitung
dengan baik. Ia bukan PENGUASA
kikir terhadap diri Bagi mereka uang
sendiri, dan merupakan alat untuk
menghadiahi diri menikmati hidup.
dengan kesenangan Biasanya mereka ber-
belanja. asal dari keluarga
yang menguasai
Kelemahannya pengelolaan uang de-
Bila datang dorong- ngan baik, atau
an nafsu belanja, ia bu- karena pernah berma-
kan hanya gila belanja, salah dengan uang
juga menguras tabungan. Ia merasa lelah menabung, dan kemudian bangkit dengan mengelolanya lebih baik.
rileks dengan menghamburkan uang.
Kekuatannya
PENCEMAS Golongan ini pandai menanamkan uangnya ditempat
Setiap orang cemas dengan keuangannya, tipe ini menguntungkan untuk jangka panjang, serta dapat
bukan hanya cemas biasa, ia amat sangat cemas meski membelanjakan uang sesuai kebutuhan. Gaya hidupnya
sebenarnya secara nalar ia tak perlu cemas. ”Saya baru sangat disesuaikan dengan keadaan keuangannya.
merasa lega kalau semua tagihan bulanan selesai
terbayar,” kata Eno, seorang terapis profesional. ”Lalu Kelemahannya
datang cemas lagi memikirkan tagihan bulan depan”. Pengalamannya mengajarkan gaya hidupnya, orang
Bentuk obsesif seperti ini sering berasal dari keluarga lain tak perlu menasehatinya. Ketika ia memberikan pe-
atau orangtua yang merasa tak cukup percaya diri ngalamannya kepada orang lain, mungkin orang
mengelola keuangan, atau perfeksionis atau sangat ketat menyangka ia mengkritik orang, maka hubungan relasi
dalam soal uang. ”Ayah saya akan menghela nafas pertemanan menjadi kurang nyaman.

EDISI 391 JUNI 2007 WARTA BEA CUKAI 75


PROFIL

ANWAR SUPRIJADI
DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI

“SEBAGAI PIMPINAN HARUS TAHU


KESULITAN ANAK BUAH...”
Satu tahun sudah (sejak 27 April 2006) Anwar Suprijadi menjabat sebagai Direktur Jenderal
Bea dan Cukai. Dalam jangka waktu tersebut berbagai kebijakan untuk mengangkat
citra Bea dan Cukai telah ia lakukan, ada yang pro, ada pula yang kontra. Tetapi di balik itu
semua, terselip rasa ingin tahu, bagaimanakah sosok pemimpin di Direktorat Jenderal Bea dan
Cukai ini. Alhamdulillah, di tengah kesibukannya yang padat, Anwar bersedia
meluangkan waktu untuk bercerita seputar perjalanan hidupnya.

D
atang pagi-pagi ke kantor (pukul 06.00 – 06.30 WIB Anwar memutuskan untuk berhenti bekerja dan melamar sebagai
sudah tiba di kantor-red) sambil menyetir mobil pegawai BNI. Pekerjaannya sebagai pegawai bank tidak
sendiri, merupakan hal rutin yang biasa yang ia la- bertahan lama. Pasalnya, Direktur Utama Perusahaan KA
kukan. Pada pagi itu (26/4), Anwar menerima WBC mencarinya dan memerintahkan pada Direktur Personilnya agar
pada pukul 07.00 WIB. Sapaan hangat menyambut Anwar dapat kembali bekerja di Perusahaan KA dengan cara
WBC saat bertemu dengan Anwar Suprijadi di ruang kerja- apapun. Padahal, waktu itu tidak hanya Anwar yang mengajukan
nya. Dari bibirnya, meluncurlah kisah perjalanan hidupnya. diri untuk keluar dari KA, tapi juga beberapa rekannya yang lain.
Anwar lahir di kota Semarang, 23 Desember 1948. Sang Namun, hanya Anwar yang ditarik kembali ke KA.
ibu berprofesi sebagai guru dan ayahnya merupakan seorang Anwar pun setuju untuk kembali ke KA tetapi dengan
pegawai di perusahaan Perjalanan Haji Indonesia (PHI). beberapa persyaratan tertentu, diantaranya diberikan job
Anwar merupakan anak terakhir dari 6 bersaudara. Menjadi description yang jelas. Setelah ia kembali, rekan-rekan kerja
anak bungsu tidak serta merta membuatnya menjadi anak satu angkatannya pun diangkat menjadi pegawai KA. “Waktu
yang manja. Orangtuanya memperlakukan semua anaknya itu ada kesan dari senior saya bahwa kalau mau diangkat
dengan kasih sayang yang sama dan mendidik anak-anak- menjadi pegawai harus melewati job training dulu selama 5 -
nya menjadi anak yang mandiri serta bertanggung jawab. 10 tahun seperti jaman senior saya dulu. Tetapi kami tidak
Sejak kecil Anwar menyukai olahraga renang. Ia pernah mau diperlakukan sama seperti itu, jadi jangan balas
mengikuti beberapa perlombaan renang dan meraih juara. dendamlah,” ujarnya.
Tetapi karena karena kesibukannya, saat ini ia jarang menekuni Setelah diangkat menjadi pegawai KA, ia mengikuti pen-
olahraga tersebut. Setelah lulus SMA, Anwar melanjutkan didikan dan mendapat brevet sebagai Operator Kereta Api.
pendidikannya ke fakultas ekonomi Universitas Diponegoro Kemudian ia ditugaskan menjadi Pengawas Kereta Api untuk
(UNDIP) dan mengambil jurusan ekonomi perusahaan. Tahun daerah Bandung - Cikampek dan Bandung – Sukabumi. Ada
1972, ia berhasil meraih gelar sarjana ekonomi perusahaan. sekitar 25 stasiun yang berada di bawah pengawasannya. Se-
Akhir tahun 1972, ia mulai memasuki dunia kerja. lama menjadi Operator KA, ia melihat banyak peristiwa kece-
Mulanya ia membaca di surat kabar sebuah iklan lowongan lakaan kereta terjadi. Jika demikian, hal pertama yang harus
kerja sebagai pegawai di Perusahaan Kereta Api. Anwar yang diurus adalah mencari kendaraan alternatif untuk mengang-
pada waktu itu baru lulus kuliah, langsung mencoba melamar kut penumpang kereta hingga tiba di tujuan dengan selamat.
pekerjaan tersebut. Saat melamar, ia langsung ditolak oleh Setelah menjadi Operator KA di Bandung, ia ditugaskan ke
pegawai HRD Perusahaan Kereta Api (KA). “Saya dikira Surabaya, masih sebagai Pengawas KA. Saat diperjalanan di
hanya lulusan SMA. Saya pun meyakinkan orang itu bahwa kereta api dari Bandung - Surabaya itulah ia bertemu dengan
saya sudah selesai kuliah,” katanya. seorang gadis bernama Herawati Pudyastuti yang juga
Akhirnya pegawai HRD tersebut percaya. Ia pun merupakan pegawai KA di bagian Operasi, Surabaya. Tahun
mengikuti tes dan berhasil lulus menjadi calon pegawai 1974, tepatnya tanggal 17 Januari, mereka menikah di Jember.
Perusahaan KA di Jakarta. Setelah menjadi calon pegawai, ia Hasil dari pernikahan tersebut, mereka dikaruniai tiga
memperoleh didikan yang cukup berat, diantaranya tes orang anak, yakni Dyah Novita Andriastuti, lulusan S2 dari
keberanian. Ia harus mampu menaiki menara tempat instalasi Boston University, Amerika, yang kini bekerja di sebuah per-
kabel listrik dipasang. Ia juga dididik menjadi petugas yang usahaan asuransi dan telah menikah. Putrinya yang kedua
bisa memberangkatkan kereta api (sebagai petugas kereta bernama Widya Desy Andrianti, seorang akuntan yang
api dengan topi merah dan membunyikan peluit tanda kereta meraih gelar S2-nya dari Wiscounsin University, Amerika dan
api sudah bisa berangkat-red). Anwar tidak mengeluh, saat ini ikut suaminya yang bekerja di sebuah perusahaan
walaupun lulusan sarjana, ia tetap dididik dari bawah. minyak di Pekan Baru. Putranya yang ketiga, Arief Yuwono
“Karena saya lulusan ekonomi, saya dididik di bidang Andriyanto, masih lajang, sarjana lulusan IPB yang mengam-
operasi. Tapi saya pernah mencoba mengendarai kereta api, bil S2-nya di Colorado School of Mines, Amerika, kini bekerja
jadi masinis. Selain rasanya exiting, saya juga bisa di sebuah perusahaan tambang milik Australia yang ada di
merasakan kesulitan orang kecil. Menjadi masinis merupakan Indonesia dan dalam waktu dekat, akan bekerja di Kanada.
pekerjaan yang begitu keras, harus bertanggung jawab Dalam mendidik ketiga anaknya tersebut, Anwar
terhadap keselamatan ratusan penumpangnya,” katanya. mengikuti cara kedua orang tuanya. Ia juga mendidik ketiga
Setelah kurang lebih dua tahun bekerja di Perusahaan KA, buah hatinya untuk menjadi anak yang mandiri dan bertang-

76 WARTA BEA CUKAI EDISI 391 JUNI 2007


EDISI 391 JUNI 2007 WARTA BEA CUKAI 77
PROFIL
DOK. PRIBADI
KALAU MAU AMAN AKAN MELANGGAR
PERATURAN
Kembali ke perjalanan karirnya. Saat
bertugas di Surabaya, Anwar dipanggil
oleh Departemen Perhubungan untuk
melanjutkan pendidikan S2 dengan biaya
negara. Pada saat yang bersamaan, ia
juga dipromosi menjadi Kepala Daerah
Operasional Kereta Api di Purwokerto.
Tahun 1983, ia berhasil meraih gelar S2
dari Institut Teknologi Bandung jurusan
transportasi. Setelah lulus, terjadi
pergantian pimpinan KA dan Anwar dipilih
untuk menjabat sebagai Kepala Bidang
Operasi di Jawa Timur.
Setelah itu, ia dipromosi ke Kantor Pusat
Perusahaan KA di Jakarta, sebagai Kepala
Sub Direktorat Operasi. Saat bertugas di
Jakarta, terjadi peristiwa kecelakaan kereta
api di Bintaro (1987) yang begitu menyita
perhatian publik karena banyaknya korban
yang berjatuhan. Imbasnya, citra perkereta-
apian memburuk. Untuk menangani hal
tersebut, Anwar diangkat menjadi Kasubdit
Ekspertasi KA di Jakarta.
Menurutnya, masalah indisipliner dari
pegawai maupun penumpang adalah
penyebab utama kecelakaan kereta api
BERSAMA KELUARGA. (kika) Anwar Suprijadi, Herawati Pudyastuti (istri), Widya Desy Andrianti tersebut. Sehingga, begitu Anwar menja-
(anak ke-2), Arief Yuwono Andriyanto (anak ke-3) dan Dyah Novita Andriastuti (anak pertama). bat sebagai Kepala Ekspertasi, hal perta-
ma yang ia lakukan adalah menggelar
gung jawab. “Saya sering berpindah-pindah tugas dalam operasi yustisi bekerjasama dengan pihak kejaksaan, hakim
bekerja. Saat pindah dari Surabaya ke Jakarta, keluarga saya dan kepolisian, untuk melakukan pengadilan setempat di
tidak turut serta. Jadi, putri saya yang paling besar membantu hampir seluruh stasiun di Jakarta.
mendidik adik-adiknya untuk mandiri,” ujarnya. Dari operasi tersebut, pernah dalam satu hari ada sekitar
Dengan demikian, saat anak-anaknya menginjak usia 10.000 penumpang terkena operasi yustisi. Ada yang karena
remaja, mereka sudah terbiasa mandiri. Ada yang tidak membayar karcis, menjadi calo, buang air kecil
memberikan les privat atau bimbingan belajar matematika sembarangan di stasiun dan pelanggaran lainnya. “Hasilnya,
maupun fisika, ada yang berjualan kue dan lainnya. Bahkan, setelah operasi itu perkeretaapian kita menjadi lebih baik,
putrinya tidak segan-segan bekerja menjadi penjaga stand orang dalam juga menjadi segan dan penumpang juga
pameran sewaktu mereka tinggal di Bandung. menjadi tertib,” kata kakek dari 4 orang cucu ini.
Dalam mengatur waktu antara pekerjaan dan keluarga, Setelah 4 bulan menjabat sebagai Kasubdit Ekspertasi, ia
Anwar mengaku lebih banyak beban kerjanya saat ini jika pun dipromosi menjadi Direktur Operasi, waktu itu usianya
dibandingkan dulu. Sehingga, terkadang ia tidak bisa secara baru 38 tahun. Kemudian saat usianya menginjak 41 tahun,
penuh memberikan perhatian pada anak-anaknya. Anwar diangkat menjadi Direktur Utama Perusahaan KA. Ia
Untungnya, sang istri sangat berperan dalam memberikan pun melakukan beberapa pengembangan diantaranya
perhatian pada anak mereka. “Tetapi, minimal seminggu pengadaan kereta eksekutif dan kereta argo.
sekali biasanya pada malam minggu, kami makan bersama di Saat menjabat sebagai Dirut Perusahaan KA, ia berbeda
rumah atau diluar. Jadi, jangan sampai kalau anak-anak ada pendapat dengan Menteri Perhubungan yang pada waktu itu
masalah maka curhatnya diluar bukannya kepada kami dijabat oleh Hariyanto Dhanutirto. Ada beberapa kebijakan
orangtuanya,” katanya. yang menurut Anwar tidak sesuai aturan tapi dipaksakan
DOK. WBC harus sesuai. “Akhirnya saya diganti. Itu sudah resiko, kalau
kita tetap berpegang teguh pada peraturan maka kita akan
diganti. Tapi kalau mau aman maka kita nurut perintah atasan
tetapi kita akan melanggar peraturan,” katanya seraya
terkekeh. Dengan demikian, selama 4 tahun ia menjabat
sebagai Dirut Perusahaan KA (1991 – 1995).
Usai menjabat sebagai Dirut Perusahaan KA, sesuai
Keppres yang terbit, seharusnya ia menjabat sebagai Staf
Ahli Menteri Perhubungan. Ia pun menghadap Menteri Perhu-
bungan dan menanyakan kapan ia akan dilantik sebagai Staf
Ahli Menteri. “Kapan-kapan,” jawab sang Menteri. Karena
masih belum jelas kapan akan dilantik, ia pun meminta ijin
melakukan ibadah haji (1995).
Sewaktu baru saja menyelesaikan wukuf di Padang Ara-
fah, tiba-tiba Anwar mendapat panggilan agar segera kembali
ke Jakarta untuk dilantik menjadi Direktur Jenderal Pembina-
an Pengusaha Kecil (PPK), Departemen Koperasi dan UKM.

AMANAH BARU
SEMINAR NSW. Saat Seminar Nasional dan Workshop Indonesia Menjabat sebagai Dirjen PPK merupakan amanah baru
National Single Window di KP-DJBC, Pebruari 2007. yang harus dipikulnya. Sebagai Dirjen PPK, ia bertugas

78 WARTA BEA CUKAI EDISI 391 JUNI 2007


DOK. PRIBADI
membina koperasi dan pengusaha kecil. Ia mulai mengem-
bangkan kemitraan diperusahaan-perusahaan hingga mem-
bina klinik konsultasi bisnis pengusaha kecil. Setelah menjadi
Dirjen PPK periode 1995 – 1998, ia ditarik kembali ke Ditjen
Perhubungan dan menjabat sebagai Sekjen Departemen
Perhubungan (Dephub) dan Preskom PT. Telkom.
Selama 3 tahun menjadi Sekjen Dephub (1998 – 2001), ia
melakukan pembenahan, termasuk di dalamnya melakukan
privatisasi terhadap JICT (Jakarta International Container
Terminal). Saat itu ia kembali berbeda pendapat dengan
salah satu menteri yang ada. Kali ini dengan Meneg BUMN
yang pada waktu itu dijabat oleh Tanri Abeng. “Karena
perbedaan pendapat tersebut, jabatan saya sebagai Preskom
PT. Telkom pun dicopot,” ujarnya kembali terkekeh.
Kemudian, pada 2001 ia menjabat sebagai Menteri Pendaya-
gunaan Aparatur Negara (PAN), di masa kepresidenan Gus Dur.
Ia mengaku proses dirinya menjabat sebagai menteri hanyalah
karena kepercayaan saja. Ia juga mengaku sebelumnya tidak
mengenal dekat Gus Dur. Ia hanya tahu dirinya tiba-tiba diangkat
menjadi menteri. Baginya, jabatan itu merupakan amanah.
Selama tiga bulan menjabat sebagai menteri, ia pernah
mengunjungi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai berkaitan KERETA API. Bersama istri saat berada di atas kereta api.
dengan banyaknya masalah pelayanan publik di Bea dan Cukai.
Pembenahan pun dilakukan dengan mencoba menerapkan kebi- penting saat ini adalah membangun kembali kepercayaan
jakan reformasi. Tetapi karena waktunya hanya 3 bulan menjabat masyarakat pada Bea dan Cukai. Hal itu tentu saja sulit
sebagai Menteri PAN, tidak banyak yang bisa ia lakukan. mengingat citra Bea dan Cukai sudah terkooptasi, padahal
Usai menjabat sebagai menteri, ia diangkat menjadi Kepala banyak pegawai bea cukai yang bagus. Oleh sebab itu, perlu
Lembaga Administrasi Negara (LAN). Setelah tiga tahun menja- dilakukan reformasi. Hanya saja, reformasi secara
bat sebagai Kepala LAN (2003 – 2006), pada 27 April 2006, ia menyeluruh tidak mungkin dilakukan mengingat waktu,
dilantik menjadi Direktur Jenderal Bea dan Cukai hingga saat ini. anggaran dan SDM yang terbatas. Oleh karena itu, muncul
Saat pertama kali memasuki dunia Bea dan Cukai, Anwar konsep Kantor Pelayanan Utama (KPU).
mengaku mengalami kesulitan. “Belum apa-apa saya sudah Nantinya, Bea dan Cukai akan memiliki KPU yang
di demo. Saya mencari apakah ada sesuatu yang salah langsung berada di bawah Dirjen Bea dan Cukai. KPU akan
dalam diri saya? Tapi setelah saya lihat sepertinya tidak ada menangani kegiatan-kegiatan yang strategis dan magnitude,
yang salah. Akhirnya saya berkesimpulan, mungkin demo itu misalnya Tanjung Priok, Soekarno Hatta, Batam, Semarang,
dilakukan karena ada sesuatu kepentingan yang terganggu, Tanjung Perak dan Belawan. Sedangkan KPU untuk cukai
atau karena ingin menguji nyali saya sampai mana. Jadi, akan berada di Kudus, Malang dan Kediri. Sementara Kantor
saya jalankan saja, saya yakin saya kerja di sini karena Pelayanan lainnya akan menjadi KPBC modern dibawah
amanah dan tidak ada sponsor,” tandasnya. pengawasan Kantor Wilayah.
Memperoleh jabatan dengan bidang kerja yang berbeda- Kedepannya Anwar berharap agar pegawai bea cukai
beda membuat Anwar harus selalu belajar. Ia selalu dapat menyingkirkan kepentingan pribadi maupun
menganggap jabatan yang diterimanya merupakan amanah kepentingan kelompok. “Saya berharap teman-teman di Bea
sehingga tidak ada beban harus mempertahankannya. Ia dan Cukai berani menerapkan peraturan dan tidak kompromi
juga harus profesional jika diberikan kepercayaan. Sebagai meskipun kadangkala resiko jabatan menjadi taruhannya.
profesional, ia harus mengetahui substansi bidang kerjanya, Sebab, jabatan itu tidak tergantung pada manusia tetapi pada
caranya melalui komunikasi dengan anak buah dan melalui Tuhan dan reputasi kita. Kalau mencari kecukupan, manusia
rapat pimpinan. Sambil belajar, tak lupa ia terus memotivasi mana ada yang cukup. Untuk itu, apa yang kita peroleh harus
semangat kerja anak buahnya. kita optimalkan dan syukuri,” tandasnya. ifa
Bagi Anwar, anak buah bisa berarti sebagai adik maupun DOK. WBC
teman. Artinya, anak buah merupakan partner kerja yang
positif, yang kalau berhasil dibina akan menciptakan
kesuksesan. “Jadi, anak buah jangan hanya disalahkan saja,
tapi diajak ke yang benar. Sebagai pimpinan harus tahu
kesulitan anak buah, bukan hanya bisa marah saja. Itu yang
penting menurut saya,” katanya tegas.
Ia bercerita, sewaktu ia masih bertugas di Perusahaan
KA, ia pernah memiliki anak buah yang luar biasa badung-
nya. Selain jago berjudi dan pandai berbohong, anak tersebut
kerap melakukan hal-hal yang merugikan perusahaan. Pada-
hal, anak tersebut merupakan anak yang pintar.
Anwar pun berusaha sabar dalam membina anak terse-
but. Ia mulai melakukan pendekatan yang cukup intensif
dengan mengunjungi rumahnya, tempat kerjanya, memotivasi
anak buahnya, sampai ikut serta dalam koperasi dan ikatan
kekeluargaan anak tersebut. Hasilnya, si anak menjadi baik
dan saat ini telah menjadi salah satu pejabat. “Jadi, untuk
sukses tidak bisa kalau hanya kita sendiri, lingkungan kita
harus mendukung agar kita maju. Sebab ada yang sukses di
karir belum tentu sukses di keluarga,” tambahnya.
MoU DENGAN AMERIKA. Saat berbincang-bincang dengan Duta Besar
Ia sendiri melihat pegawai bea cukai saat ini sudah Amerika Serikat, B. Lynn Pascoe, sebelum acara penandatanganan MoU
bagus. Tetapi ia ingin terus mengajak para pegawai untuk kerjasama peningkatan perdagangan dan pencegahan tindak kejahatan,
melakukan perbaikan. Menurutnya, masalah yang paling November 2006.

EDISI 391 JUNI 2007 WARTA BEA CUKAI 79


APA KATA MEREKA

Sekian lama
tidak terdengar
kiprahnya di bidang
tarik suara bersama
dengan group vokal
Lingua, Amara kini
lebih banyak
melakukan aktivitas
dirumah bersama
dengan keluarga
dan suami tercinta
Frans Mohede.
“Main sinetron ma-
sih juga tapi gak
terlalu banyak,”
ujarnya kepada
WBC.
Amara menga-
takan, bermain
sinetron dan ber-
nyanyi memerlukan
perhatian yang
DUDE HERLINO
serius dan kalau Jalankan Tugas Dengan Baik
ditekuni dengan
baik maka akan Bintang sinetron muda yang namanya kini
menuai hasil yang melesat melalui perannya di berbagai sinteron
baik. Hasilnya pun yang ditayangkan di televisi, Dude Herlino,
terbukti ketika ternyata menapaki karirnya dari bawah melalui
album pertama beberapa casting yang diselenggarakan oleh
Lingua melalui lagu berbagai production house untuk mendapatkan
“Bila ku ingat” peran di suatu sinetron.
mendapat tempat di Terkenal tidak membuatnya menjadi tinggi
masyarakat. hati, tidak jarang ia selalu diajak untuk berfoto
Sebagai bersama dengan para penggemarnya di luar
selebritas, waktu shooting baik itu di pusat perbelanjaan
perjalanan ke luar atau dimanapun, ia layani dengan senang hati.
negeri pernah ia Itulah sekelumit cerita yang ia sampaikan kepa-
lakukan baik dalam da WBC ketika berbincang melalui telepon
rangka bekerja atau mengenai kegiatan yang ia lakukan selama ini.
sekedar refreshing. Mengenai banyaknya penggemar diakui
Amara pun Dude merupakan suatu hal yang istimewa,
mengakui tidak disamping ia bisa memperoleh banyak teman,
mendapat masalah melalui penggemar ia bisa memperoleh
ketika harus melalui masukkan agar bisa berperan lebih baik dalam
pemeriksaan sinetron-sinteron yang dibintanginya.
kepabeanan Penggemarnya tidak hanya sebatas di dalam
setelah ia pulang negeri, di negeri tetangga pun terkadang ada
dari luar negeri. Ia penggemar yang mengenalinya ketika ia
mengatakan sedang berlibur di sana atau sedang
petugas bea cukai melakukan suatu kegiatan, walaupun tidak
Indonesia ramah sebanyak di Indonesia.
dan baik. Berkunjung ke luar negeri diakui Dude tidak
“Walaupun terlalu sering ia lakukan mengingat jadwalnya
terkadang petugas cukup padat untuk shooting. Mengenai
tampak lelah, tapi pemeriksaan kepabeanan yang dilakukan
mereka dengan setiap ia pulang dari luar negeri, Dude
senang hati mengatakan biasa-biasa saja, dalam arti tidak
menjalankan tugas menyulitkan. Bahkan petugas Bea Cukai di
dan yang pasti bandara lanjutnya sangat ramah ketika
mereka mengucap- memintanya untuk membuka koper. “Saya
kan terima kasih ngikutin aja apa kata petugas, karena barang
setelah memeriksa, bawaan saya tidak banyak dan isinya gak
dan pastinya aneh-aneh ya silahkan saja diperiksa,”ujarnya.

Amara
penumpang merasa Ketika ditanya perbandingan antara
nyaman ketika petugas Bea Cukai Indonesia dengan nega-
harus melewati pos ra lain Dude menjawab, dalam menjalankan
pemeriksaan bea tugas tentunya ada plus minus-nya. “Plus di
cukai,”ujarnya lagi kita (Indonesia.red) belum tentu plus di

Petugas Ramah
ketika ditanya mereka (negara lain.red) begitu juga seba-
kesannya terhadap liknya, yang penting tetap jalankan tugas

dan Baik petugas bea cukai


di bandara. zap
dengan baik aja-lah,”ujarnya mengakhiri
perbincangan dengan WBC. zap

80 WARTA BEA CUKAI EDISI 391 JUNI 2007


K E P U T U S A N & K E T E T A P A N
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI
NOMOR: P- 06 /BC/2007

TENTANG
PERUBAHAN KEEMPAT ATAS KEPUTUSAN
DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI
NOMOR KEP-07/BC/2003
TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN
TATALAKSANA KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR

DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,


Menimbang :
a. bahwa sehubungan dengan adanya perubahan struktur organisasi pada Kantor Wilayah Direktorat
Jenderal Bea dan Cukai, tugas penelitian dokumen yang semula dilaksanakan Bidang Verifikasi
dikembalikan ke Kantor Pelayanan Bea dan Cukai;
b. bahwa berdasarkan hasil evaluasi terkait dengan prosedur pelayanan dan dengan adanya
perubahan peraturan tentang penyerahan pemberitahuan kedatangan sarana pengangkut,
pemberitahuan manifest, penetapan nilai pabean, dan pembayaran bea masuk, cukai, dan pajak
dalam rangka impor, beberapa
ketentuan dilakukan penyesuaian dan perubahan;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b, perlu menetapkan
Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai tentang Perubahan Keempat Atas Keputusan Direktur
Jenderal Bea dan Cukai Nomor KEP-07/BC/2003 tentang Petunjuk Pelaksanaan Tatalaksana
Kepabeanan di Bidang Impor;

Mengingat :
1. Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tatacara Perpajakan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3262) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 16 Tahun
2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3984);
2. Undang-undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 3612) sebagaimana telah
diubah dengan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2006 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2006 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4661);
3. Undang-undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1995 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 3613);
4. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 453/KMK.04/2002 tentang Tatalaksana Kepabeanan di Bidang
Impor sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Menteri Keuangan
Nomor 112/KMK.04/2003;
5. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 84/KMK.04/2003 tentang Tatalaksana Pembayaran dan
Penyetoran Penerimaan Negara Dalam Rangka Impor dan Penerimaan Negara Atas Barang Kena
Cukai Buatan Dalam Negeri sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 145/PMK.04/2006;
6. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 39/PMK.04/2006 tentang Tatalaksana Penyerahan
Pemberitahuan Rencana Kedatangan Sarana Pengangkut, Manifes Kedatangan Sarana
Pengangkut, dan Manifes Keberangkatan Sarana Pengangkut;
7. Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor 81/BC/1999 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Penetapan Nilai Pabean sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan
Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor P-01/BC/2007;
8. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor P-10/BC/2006 tentang Tatacara Penyerahan dan
Penatausahaan Pemberitahuan Rencana Kedatangan Sarana Pengangkut, Manifes Kedatangan
Sarana Pengangkut, dan Manifes Keberangkatan Sarana Pengangkut sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor P-19/BC/2006;

MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR KEP-07/BC/2003 TENTANG
PETUNJUK PELAKSANAAN TATALAKSANA KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR.

Pasal I
Beberapa ketentuan dalam Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor KEP-07/BC/2003 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Tatalaksana Kepabeanan di Bidang Impor sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor P-19/BC/2005 diubah sebagai berikut.

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 391 JUNI 2007


t 1
K E P U T U S A N & K E T E T A P A N
1. Pasal 2 diubah, sehingga Pasal 2 berbunyi sebagai berikut.

”Pasal 2
Pengangkut yang sarana pengangkutnya akan datang dari :
a. luar Daerah Pabean; atau
b. dalam Daerah Pabean yang mengangkut Barang impor, Barang ekspor dan/atau barang asal Daerah
Pabean yang diangkut ke dalam Daerah Pabean lainnya melalui luar Daerah Pabean,
wajib menyerahkan pemberitahuan berupa Rencana Kedatangan Sarana Pengangkut (RKSP) kepada
Pejabat di setiap Kantor Pabean yang akan disinggahi.”

2. Pasal 4 diubah, sehingga Pasal 4 berbunyi sebagai berikut.

“Pasal 4
(1) Pengangkut yang sarana pengangkutnya datang dari :
a. luar Daerah Pabean; atau
b. dalam Daerah Pabean dengan mengangkut Barang impor, Barang ekspor dan/atau barang asal
Daerah Pabean yang diangkut ke dalam Daerah Pabean lainnya melalui luar Daerah Pabean,
wajib menyerahkan pemberitahuan berupa Inward Manifest dalam bahasa Indonesia atau bahasa
Inggris kepada Pejabat di Kantor Pabean kedatangan.

(2) Selain Pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), paling lambat pada saat kedatangan
sarana pengangkut, pengangkut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a wajib menyerahkan
Pemberitahuan dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris secara elektronik atau manual kepada
Pejabat di Kantor Pabean, berupa :
a. Daftar penumpang dan/atau awak sarana pengangkut;
b. Daftar bekal sarana pengangkut;
c. Daftar perlengkapan/ inventaris sarana pengangkut;
d. Stowage Plan atau Bay Plan untuk sarana pengangkut melalui laut;
e. Daftar senjata api dan amunisi; dan
f. Daftar obat-obatan termasuk narkotika yang digunakan untuk kepentingan pengobatan.

(3) Pengangkut yang sarana pengangkutnya datang dari luar Daerah Pabean, apabila sarana
pengangkutnya tidak mengangkut barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), wajib menyerahkan
pemberitahuan nihil.

(4) Untuk sarana pengangkut yang diimpor untuk dipakai atau diimpor sementara, Pengangkut wajib
mencantumkan sarana pengangkut tersebut dalam Inward Manifest sebagaimana dimaksud pada
ayat (1).”

3. Pasal 5 diubah, sehingga Pasal 5 berbunyi sebagai berikut.

”Pasal 5
Sepanjang dapat dibuktikan dengan dokumen pendukung, pengangkut atau pihakpihak lain yang
bertanggungjawab atas pengangkutan barang dapat mengajukan perbaikan terhadap BC 1.1
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (5) dalam hal:
a. terdapat kesalahan mengenai nomor, merek, ukuran dan jenis kemasan dan/atau petikemas;
b. terdapat kesalahan mengenai jumlah kemasan dan/atau petikemas serta jumlah barang curah;
c. terdapat kesalahan nama consignee dan/atau notify party pada Manifes;
d. diperlukan penggabungan beberapa pos menjadi satu pos, dengan syarat:
1) pos BC 1.1 yang akan digabungkan berasal dari BC 1.1 yang sama;
2) nama dan alamat shipper/supplier, consignee, notify address/notify party, dan pelabuhan
pemuatan harus sama untuk masing-masing pos yang akan digabungkan;
3) telah diterbitkan revisi Bill of Lading/Airway Bill;
e. terdapat perubahan pos manifes tanpa mengubah jumlah dan/atau jenis barang.”

4. Pasal 6 diubah, sehingga Pasal 6 berbunyi sebagai berikut.

“Pasal 6
Tatalaksana penyerahan pemberitahuan rencana kedatangan sarana pengangkut sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2, pemberitahuan inward manifest sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4,
dan perbaikan BC 1.1 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, diatur secara tersendiri dalam
Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor P-10/BC/2006 tentang Tata Cara Penyerahan
dan Penatausahaan Pemberitahuan Rencana Kedatangan Sarana Pengangkut, Manifes
Kedatangan Sarana Pengangkut, dan Manifes Keberangkatan Sarana Pengangkut sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor P-19/BC/2006.”

t
2 BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 391 JUNI 2007
K E P U T U S A N & K E T E T A P A N
5. Pasal 7 diubah, sehingga Pasal 7 berbunyi sebagai berikut.

“Pasal 7
(1) Inward Manifest sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1), yang telah diterima dan
mendapat nomor pendaftaran di Kantor Pabean merupakan Pemberitahuan Pabean BC 1.1
dan berlaku sebagai persetujuan pembongkaran barang.
(2) Kepala Kantor Pabean atau pejabat yang ditunjuknya dapat menangguhkan atau membatalkan
persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam hal terdapat larangan pemasukan
barang impor dari instansi teknis.”

6. Pasal 16 diubah, sehingga Pasal 16 berbunyi sebagai berikut.

“Pasal 16
(1) Pembayaran Bea Masuk, Cukai, dan PDRI dapat dilakukan dengan cara :
a. pembayaran biasa; atau
b. pembayaran berkala, khusus untuk importir jalur prioritas dan kemudahan PIB Berkala.
(2) Untuk Kantor Pabean yang telah menerapkan sistem PDE Kepabeanan, pembayaran Bea
Masuk, Cukai, dan PDRI dilakukan di Bank Devisa Persepsi/Pos Persepsi yang on-line dengan
sistem PDE Kepabeanan.
(3) Untuk Kantor Pabean yang belum menerapkan sistem PDE Kepabeanan, pembayaran Bea
Masuk, Cukai, dan PDRI dilakukan di Bank Devisa Persepsi/Pos Persepsi.
(4) Pembayaran Bea Masuk, Cukai, dan PDRI di Kantor Pabean hanya dapat dilakukan dalam
hal :
a. di kota/wilayah kerja Kantor Pabean tempat pemenuhan kewajiban pabean tidak terdapat
Bank Devisa Persepsi/Pos Persepsi; atau
b. impor barang penumpang, awak sarana pengangkut, atau pelintas batas.
(5) Terhadap pembayaran Bea Masuk, Cukai, dan PDRI yang dilakukan oleh importir, maka:
a. Bank Devisa Persepsi/Pos Persepsi:
i. membubuhkan Nomor Tanda Penerimaan Negara (NTPN) dalam SSPCP atau Bukti
Penerimaan Negara (BPN); dan
ii. mengirimkan credit advice melalui sistem PDE Kepabeanan, khusus terhadap
pembayaran PIB yang didaftarkan di Kantor Pabean yang telah menerapkan sistem
PDE Kepabeanan;
b. Kantor Pabean memberikan bukti pembayaran berupa BPPCP kepada importir.”

7. Pasal 19A diubah, sehingga Pasal 19A berbunyi sebagai berikut.

“Pasal 19A
(1) Penelitian dan penetapan klasifikasi, pembebanan, dan nilai pabean dilakukan oleh Pejabat
Pemeriksa Dokumen di Kantor Pabean yang melayani pengajuan PIB secara elektronik melalui
jaringan PDE Kepabeanan, secara elektronik melalui media disket, dan secara manual.
(2) Penetapan nilai pabean sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai tata cara
penetapan nilai pabean sebagaimana diatur dalam Keputusan Direktur Jenderal Nomor: KEP-
81/BC/1999 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penetapan Nilai Pabean Untuk Penghitungan Bea
Masuk sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Direktur Jenderal
Nomor: P-01/BC/2007.
(3) Dalam hal penelitian dan penetapan klasifikasi, pembebanan, dan nilai pabean untuk PIB yang
ditetapkan jalur merah mengakibatkan kekurangan pembayaran BM, Cukai, dan/atau PDRI,
SPPB diterbitkan:
a. setelah importir melunasi kekurangan Bea Masuk, Cukai, PDRI, dan/atau sanksi
administrasi berupa denda;
b. setelah importir menyerahkan jaminan sebesar Bea Masuk, Cukai, PDRI, dan/atau sanksi
administrasi berupa denda dalam hal diajukan keberatan; atau
c. setelah importir membayar semua tagihan sebagai akibat dari pelaksanaan pemeriksaan
jabatan, dalam hal dilakukan pemeriksaan jabatan.
8. Pasal 19B dihapus.
9. Pasal 21 diubah, sehingga Pasal 21 berbunyi sebagai berikut.

“Pasal 21
(1) Pengeluaran barang impor sementara dari Kawasan Pabean dilakukan dengan menggunakan
PIB dan dokumen pelengkap pabean serta bukti pembayaran dan/atau jaminan.
(2) Pengeluaran barang impor sementara yang dibawa oleh penumpang, dilakukan dengan
menggunakan PIBT dan dokumen pelengkap pabean serta bukti pembayaran dan/atau
jaminan.
(3) Pemberitahuan Pabean sebagaimana dimaksud pada ayat (1) atau ayat (2) diserahkan oleh
importir kepada Pejabat di Kantor Pabean tempat pengeluaran barang.

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 391 JUNI 2007


t 3
K E P U T U S A N & K E T E T A P A N
(4) Besarnya jaminan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) atau ayat (2) adalah :
a. jumlah Bea Masuk, Cukai, dan PDRI, dalam hal barang impor sementara mendapat fasilitas
pembebasan Bea Masuk, Cukai, dan PDRI.
b. selisih antara Bea Masuk, Cukai, dan PDRI yang harus dibayar dengan Bea Masuk, Cukai, dan
PDRI yang telah dibayar, dalam hal mendapat fasilitas keringanan pembayaran Bea Masuk,
Cukai, dan PDRI.
(5) Terhadap barang impor sementara dilakukan pemeriksaan fisik barang.
(6) Dalam hal hasil pemeriksaan fisik barang kedapatan jumlah dan/atau jenis barang tidak sesuai
dengan pemberitahuan dalam PIB atau PIBT, importir wajib mengajukan permohonan perbaikan
persetujuan impor sementara dan penyesuaian jaminan dan/atau jumlah Bea Masuk, Cukai, dan
PDRI yang harus dibayar.”

10. Pasal 27 diubah, sehingga Pasal 27 berbunyi sebagai berikut.

“Pasal 27
(1) Terhadap barang impor yang masih berada di dalam Kawasan Pabean dapat diekspor kembali
apabila:
a. tidak sesuai pesanan;
b. tidak boleh diimpor karena adanya perubahan peraturan;
c. salah kirim;
d. rusak; atau
e. tidak dapat memenuhi persyaratan impor dari instansi teknis.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku apabila barang tersebut telah diajukan
PIB dan telah dilakukan pemeriksaan fisik barang dengan hasil kedapatan jumlah dan/atau jenis
barang tidak sesuai.
(3) Importir mengajukan permohonan reekspor kepada Kepala Kantor Pabean dengan menyebutkan
alasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(4) Berdasarkan persetujuan Kepala Kantor Pabean, Importir atau Pengangkut mengisi dan
menyerahkan Pemberitahuan Pabean kepada Pejabat di Kantor Pabean tempat pemuatan, berupa:
a. BC 1.2, dalam hal barang impor belum diajukan PIB; atau
b. BC 3.0, dalam hal barang impor telah diajukan PIB.
(5) Persetujuan pengeluaran dan/atau pemuatan barang diberikan oleh Pejabat sebagaimana dimaksud
pada ayat (4) apabila jumlah, jenis, nomor, merek serta ukuran kemasan atau peti kemas yang
tercantum dalam Pemberitahuan Pabean dengan kemasan atau peti kemas yang bersangkutan
kedapatan sesuai.
(6) Tatakerja pengeluaran barang impor untuk diekspor kembali adalah sebagaimana ditetapkan dalam
Lampiran VII huruf D Peraturan Direktur Jenderal ini.”

11. Bab IV, Bagian Kedua, Pemeriksaan Mendadak, dihapus.

12. Pasal 29 dihapus.

13. Pasal 32 diubah sehingga Pasal 32 berbunyi sebagai berikut.

“Pasal 32
(1) Jalur Prioritas diberikan kepada importir yang memenuhi persyaratan Importir tertentu.
(2) Ketentuan tentang jalur prioritas mengacu pada Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor
P-11/BC/2005 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor
P-06/BC 2006.”
14. Pasal 33 sampai dengan Pasal 37 dihapus.
15. Pasal 39 diubah, sehingga Pasal 39 berbunyi sebagai berikut.

“Pasal 39
(1) Untuk mendapatkan pelayanan segera, Importir mengajukan kepada Pejabat di Kantor Pabean:
a. Dokumen Pelengkap Pabean dan jaminan sebesar Bea Masuk, Cukai, dan PDRI.
b. PIBT dilampiri Dokumen Pelengkap Pabean dan bukti pembayaran atau jaminan sebesar Bea
Masuk, Cukai, dan PDRI, sepanjang importasi dilakukan oleh orang-perorangan dan tidak untuk
diperdagangkan.
(2) Pelayanan segera sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dapat diberikan terhadap importasi:
a. organ tubuh manusia antara lain ginjal, kornea mata, atau darah;
b. jenazah dan abu jenazah;
c. barang yang dapat merusak lingkungan antara lain bahan yang mengandung radiasi;
d. binatang hidup;
e. tumbuhan hidup;
f. surat kabar, majalah yang peka waktu;
g. barang berupa dokumen;

t
4 BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 391 JUNI 2007
K E P U T U S A N & K E T E T A P A N
(3) Pengajuan Dokumen Pelengkap Pabean atau PIBT sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
dilakukan secara elektronik atau secara manual.
(4) Terhadap importir yang mempunyai frekuensi impor dengan pelayanan segera relatif tinggi dapat
menaruh jaminan yang besarnya tidak kurang dari seluruh BM, Cukai, dan PDRI yang terutang atas
barang impor yang dikeluarkan dengan beberapa Dokumen Pelengkap Pabean atau PIBT pada
periode tertentu.
(5) Untuk menyelesaikan importasi dengan pelayanan segera dengan menggunakan Dokumen
Pelengkap Pabean sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, Importir wajib mengajukan PIB
definitif sesuai tatakerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 dengan mendapatkan penetapan
Jalur Hijau tanpa diterbitkan Surat Persetujuan Pengeluaran Barang (SPPB), dalam waktu paling
lama 7 (tujuh) hari kerja sejak tanggal pengeluaran barang impor.
(6) Pelayanan segera terhadap barang impor sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c, d, atau e
hanya dapat diberikan apabila telah mendapatkan izin dari instansi teknis.
(7) Dalam hal kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (5) tidak dipenuhi:
a. jaminan dicairkan;
b. importir dikenai sanksi administrasi berupa denda sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10D
ayat (6) Undang-undang Nomor 17 Tahun 2006; dan
c. kemudahan pelayanan segera sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk dan atas nama
Importir yang bersangkutan hanya dapat diberikan lagi setelah 6 (enam) bulan sejak importir
menyelesaikan kewajibannya.
(8) Tatakerja pengeluaran barang impor dengan pelayanan segera adalah sebagaimana ditetapkan
dalam Lampiran VIII huruf C Keputusan Direktur Jenderal ini.

16. Pasal 56 diubah, sehingga Pasal 56 berbunyi sebagai berikut.

“Pasal 56
(1) PIB yang diajukan di Kantor Pabean yang telah menerapkan sistem PDE Kepabeanan hanya dapat
dibatalkan dalam hal:
a. salah kirim yaitu data PIB dikirim ke Kantor Pabean lain dari Kantor Pabean tempat barang
dibongkar;
b. pengiriman data PIB dari importasi yang sama dilakukan lebih dari satu kali.
(2) Pembatalan PIB dilakukan dengan persetujuan Kepala Kantor Pabean berdasarkan permohonan
importir.”

17. Lampiran II diubah sehingga menjadi sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran I Peraturan Direktur
Jenderal ini.

18. Lampiran VII Huruf D diubah sehingga menjadi sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran II
Peraturan Direktur Jenderal ini.

19. Lampiran VIII Huruf A dihapus.

20. Lampiran VIII Huruf C diubah sehingga menjadi sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran III
Peraturan Direktur Jenderal ini.

Pasal II
Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku pada tanggal 1 April 2007.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Peraturan Direktur Jenderal Bea dan
Cukai ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 28 Maret 2007

DIREKTUR JENDERAL,

ttd.

ANWAR SUPRIJADI
NIP 120050332

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 391 JUNI 2007


t 5
K E P U T U S A N & K E T E T A P A N
LAMPIRAN I
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P-06/BC/2007 TENTANG
PERUBAHAN KEEMPAT ATAS KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR KEP-07/
BC/2003 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN TATALAKSANA KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR

TATAKERJA PENYELESAIAN BARANG IMPOR DENGAN PIB SECARA ELEKTRONIK


MELALUI JARINGAN PERTUKARAN DATA ELEKTRONIK

A. Importir
1. IMPORTIR JALUR PRIORITAS:
a. Dengan menggunakan program aplikasi modul PIB importir/PPJK, menyiapkan dan mengisi PIB
secara lengkap dan benar dengan mencantumkan/mengisi:
1) nomor surat persetujuan/izin yang diterbitkan oleh instansi teknis dalam hal importasi
memerlukan perizinan/rekomendasi;
2) nomor dan tanggal surat keputusan tentang pemberian fasilitas kepabeanan;
3) kolom jenis pembayaran pada PIB dengan “Pembayaran Berkala”, apabila memanfaatkan
fasilitas pembayaran berkala;
4) nomor dan tanggal manifes (BC 1.1) dan nomor pos-nya;
b. Melakukan pembayaran Bea Masuk, Cukai, dan PDRI melalui Bank Devisa Persepsi/Pos
Persepsi yang telah on-line dengan PDE Kepabeanan, apabila tidak memanfaatkan fasilitas
Pembayaran Berkala;
c. Mengirimkan data PIB ke Kantor Pabean;
d. Menerima respons berupa penolakan data PIB;
e. Mengirim kembali data PIB setelah dilengkapi/diperbaiki, kecuali terhadap impor barang larangan;
f. Menerima respons nomor pendaftaran PIB;
g. Menerima respons dan mencetak SPPB serta membawa dan menyerahkan SPPB tersebut
kepada Petugas yang Mengawasi Pengeluaran Barang;
h. Dalam hal Importir mendapat fasilitas Impor Sementara atau Re-impor atau mengimpor barang-
barang tertentu yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal untuk dilakukan pemeriksaan fisik:
1) Menerima respons dan mencetak SPJM yang sekaligus merupakan izin pengeluaran dan
pemeriksaan fisik barang di lokasi importir;
2) Menyerahkan hardcopy PIB dalam rangkap 3 (tiga) lengkap dengan 1 (satu) set Dokumen
Pelengkap Pabean kepada Pejabat Penerima Dokumen;
3) Menyiapkan barang untuk dilakukan pemeriksaan fisik, memberitahukan kesiapan
pemeriksaan barang kepada Pejabat Pemeriksa Barang, dan menghadiri pelaksanaan
pemeriksaan fisik barang;
4) Mengajukan permohonan perbaikan persetujuan fasilitas impor sementara, dalam hal terda-
pat perbedaan jumlah dan/atau jenis barang berdasarkan hasil pemeriksaan fisik barang;
5) Menerima persetujuan Impor Sementara atau Re-impor berupa SPPB.
i. Dalam hal Importir memanfaatkan fasilitas Pembayaran Berkala, melakukan pembayaran Bea
Masuk, Cukai, dan PDRI melalui Bank Devisa Persepsi/Pos Persepsi yang telah on-line dengan
PDE Kepabeanan dengan mencantumkan nomor aju dan nomor PIB pada SSPCP;
j. Dalam hal importir mendapat fasilitas pembebasan atau keringanan Bea Masuk:
1) Menyerahkan copy master list untuk ditandasahkan oleh Pejabat yang mengelola fasilitas
dengan menunjukkan asli master list pada saat pertama kali melakukan importasi;
2) Menerima copy master list yang telah ditandasahkan oleh Pejabat yang mengelola fasilitas dan
selanjutnya setiap importasi membawa copy master list tersebut kepada Pejabat yang mengelola
fasilitas tempat pemasukan barang untuk dilakukan pengurangan jumlah pembebasan;
3) Pengurangan jumlah pembebasan dilakukan sebelum menyerahkan hardcopy PIB;
k. Menyerahkan hard copy PIB dalam rangkap 3 (tiga) lengkap dengan 1 (satu) set Dokumen Pelengkap
Pabean dan bukti pembayaran (SSPCP) dan surat izin/rekomendasi yang diterbitkan oleh instansi
teknis dalam hal importasi memerlukan izin/rekomendasi kepada Pejabat Penerima Dokumen paling
lama 5 (lima) hari kerja setelah tanggal penerbitan SPPB dengan mendapat tanda terima;
l. Menerima kembali SPPB/SPJM yang telah diberikan catatan pengeluaran barang dari Petugas
yang Mengawasi Pengeluaran Barang;
m. Menyampaikan laporan importasi secara periodik setiap 6 (enam) bulan sekali kepada Pejabat
yang melakukan pengawasan dalam bentuk softcopy.

2. IMPORTIR LAINNYA
a. Dengan menggunakan program aplikasi modul PIB importir/PPJK, menyiapkan dan mengisi PIB
secara lengkap dan benar dengan mencantumkan:
1) nomor surat persetujuan/izin yang diterbitkan oleh instansi teknis dalam hal importasi
memerlukan perizinan/rekomendasi;
2) nomor dan tanggal bukti pembayaran dan/atau bukti penerimaan jaminan/STTJ;
3) nomor dan tanggal surat keputusan tentang pemberian fasilitas kepabeanan;
4) nomor dan tanggal manifes (BC 1.1) dan nomor pos-nya.

t
6 BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 391 JUNI 2007
K E P U T U S A N & K E T E T A P A N
b. Melakukan pembayaran Bea Masuk, Cukai, dan PDRI melalui Bank Devisa Persepsi/Pos
Persepsi yang telah on-line dengan PDE Kepabeanan;
c. Menyerahkan jaminan atas PIB yang mendapat fasilitas Impor Sementara atau penangguhan
atau Surat Tanda Terima Jaminan (STTJ) apabila mendapat fasilitas Kemudahan Impor Tujuan
Ekspor (KITE) kepada Pejabat yang mengelola fasilitas/jaminan dan mendapatkan bukti
penerimaan jaminan/STTJ;
d. Mengirimkan data PIB ke Kantor Pabean;
e. Menerima respons permintaan bukti penerimaan jaminan, dan menyerahkan bukti penerimaan
jaminan atau STTJ kepada Pejabat yang mengelola jaminan, dalam hal jaminan tidak
dipertaruhkan di Kantor Pabean tempat pembongkaran barang;
f. Menerima respons berupa penolakan data PIB;
g. Mengirimkan kembali data PIB setelah dilengkapi/diperbaiki kecuali terhadap impor barang larangan;
h. Menerima respons permintaan izin/rekomendasi instansi teknis terkait dari Pejabat di Analyzing Point;
i. Menyerahkan izin/rekomendasi instansi teknis terkait kepada Pejabat Pejabat di Analyzing Point;
j. Menerima respons nomor pendaftaran PIB;
k. Dalam hal importir mendapat fasilitas pembebasan atau keringanan Bea Masuk:
1) Menyerahkan copy master list untuk ditandasahkan oleh Pejabat yang mengelola fasilitas
dengan menunjukkan asli master list pada saat pertama kali melakukan importasi;
2) Menerima copy master list yang telah ditandasahkan oleh Pejabat yang mengelola fasilitas dan
selanjutnya setiap importasi membawa copy master list tersebut kepada Pejabat yang mengelola
fasilitas tempat pemasukan barang untuk dilakukan pengurangan jumlah pembebasan;
3) Pengurangan jumlah pembebasan dilakukan sebelum menyerahkan hard copy PIB;
l. Dalam hal importasi ditetapkan melalui Jalur Hijau:
1) Menerima respons dan mencetak SPPB untuk pengeluaran barang atau SPPB dengan
tanda “melalui Hi-Co Scan”;
2) Menyerahkan hard copy PIB dalam rangkap 3 (tiga) lengkap dengan 1 (satu) set Dokumen
Pelengkap Pabean, dan SSPCP paling lama 3 (tiga) hari kerja setelah tanggal penerbitan
SPPB kepada Pejabat Penerima Dokumen;
3) Menerima respons dan mencetak permintaan informasi tentang Nilai Pabean, dan
menyerahkan bukti-bukti kebenaran Nilai Pabean kepada Pejabat Pemeriksa Dokumen
paling lama dalam waktu 7 (tujuh) hari kerja setelah tanggal permintaan informasi;
4) Menerima respons dan mencetak Surat Pemberitahuan Kekurangan Pembayaran Bea
Masuk, Cukai, PDRI, dan/atau Sanksi Adminsitrasi (SPKPBM) untuk selanjutnya
melunasinya dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal SPKPBM, dan
menyerahkan SSPCP kepada Pejabat yang mengelola penagihan/pengembalian;
5) Dalam hal tidak menerima keputusan penetapan kekurangan pembayaran Bea Masuk,
Cukai, PDRI, dan/atau Sanksi Adminsitrasi, mengajukan keberatan kepada Kepala Kantor
Pabean dengan mempertaruhkan jaminan sebesar kekurangan pembayaran Bea Masuk,
Cukai, PDRI dan/atau Sanksi Administrasi kepada Pejabat yang mengelola jaminan dalam
waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal SPKPBM;
m. Dalam hal importasi ditetapkan melalui Jalur Merah:
1) Menerima dan mencetak respons SPJM;
2) Menyerahkan hard copy PIB rangkap 3 (tiga) lengkap dengan 1 (satu) set Dokumen
Pelengkap Pabean beserta SSPCP kepada Pejabat Penerima Dokumen paling lambat 3
(tiga) hari kerja setelah tanggal SPJM;
3) Menyiapkan barang untuk dilakukan pemeriksaan fisik, memberitahukan kesiapan
pemeriksaan barang kepada Pejabat Pemeriksa Barang, dan menghadiri pelaksanaan
pemeriksaan barang;
4) Mengajukan permohonan perpanjangan batas waktu penetapan pemeriksaan jabatan
beserta alasannya;
5) Menerima tembusan Instruksi Pemeriksaan Jabatan dari Pejabat Seksi Pabean jika dalam
jangka waktu 3 (tiga) hari kerja setelah tanggal SPJM tidak menyerahkan dokumen, tidak
menyiapkan barang, dan/atau tidak menghadiri pemeriksaan fisik;
6) Menerima respons Nota Pemberitahuan dari Pejabat Pemeriksa Dokumen dalam hal
barang impor merupakan barang larangan atau pembatasan;
7) Menerima respons dan mencetak permintaan informasi tentang Nilai Pabean dan
menyerahkan bukti-bukti kebenaran Nilai Pabean kepada Pejabat Pemeriksa Dokumen
paling lama dalam waktu 7 (tujuh) hari kerja setelah tanggal permintaan informasi;
8) Menerima respons dan mencetak SPKPBM untuk selanjutnya melunasinya dalam waktu
paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal SPKPBM, dan menyerahkan SSPCP kepada
Pejabat yang mengelola penagihan/pengembalian;
9) Dalam hal tidak menerima keputusan penetapan kekurangan pembayaran Bea Masuk,
Cukai, PDRI, dan/atau Sanksi Adminsitrasi, mengajukan keberatan kepada Kepala Kantor
Pabean dengan mempertaruhkan jaminan sebesar kekurangan pembayaran Bea Masuk,
Cukai, PDRI, dan/atau Sanksi Adminsitrasi kepada Pejabat yang mengelola fasilitas/jaminan
dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal SPKPBM;

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 391 JUNI 2007


t 7
K E P U T U S A N & K E T E T A P A N
10) Menerima respons SPPB untuk PIB Jalur Merah yang telah selesai diproses dan mencetak
SPPB untuk pengeluaran barang;
11) Menerima kembali SPPB yang telah diberikan catatan pengeluaran barang dari Petugas
yang Mengawasi Pengeluaran Barang.

B. Sistem Aplikasi Pelayanan Impor di Kantor Pabean:


1. Menerima dan meneliti data PIB yang dikirim oleh importir;
2. Mengirimkan respons kepada importir yang belum teregistrasi agar segera melakukan registrasi,
terhadap importasi yang pertama kali,
3. Meneliti dan mencocokkan credit advice dengan data PIB, dan apabila credit advice belum dikirimkan oleh
Bank Devisa Persepsi/Pos Persepsi, maka data PIB akan dimasukkan dalam Status Tunggu paling lama 1
(satu) hari untuk menunggu credit advice dikirimkan oleh Bank Devisa Persepsi/Pos Persepsi;
4. Meneruskan data PIB kepada Pejabat di Analyzing Point untuk penelitian lebih lanjut dalam hal
barang impor termasuk dalam kategori barang larangan atau pembatasan;
5. Mengirim respons permintaan bukti jaminan/STTJ atau Dokumen Pelengkap Pabean/master list
kepada importir, untuk diserahkan kepada Pejabat yang mengelola fasilitas/jaminan;
6. Mengirim respons berupa penolakan data PIB, apabila:
a. data PIB tidak diisi dengan lengkap dan benar;
b. setelah importasi yang pertama kali, importir belum mempunyai Surat Pemberitahuan Registrasi
(SPR);
c. importir belum melunasi hutang Bea Masuk, Cukai, PDRI dan atau denda dalam waktu paling
lama 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal SPKPBM;
d. data nomor B/L, AWB atau nomor pengajuan yang berulang;
e. kode valuta asing tidak tercantum dalam data NDPBM dan/atau pos tarif tidak tercantum dalam
BTBMI;
f. Importir Jalur Prioritas:
1) belum menyerahkan berkas PIB sampai dengan hari kerja ke-5 (lima) setelah SPPB
diterbitkan;
2) tidak menyerahkan SSPCP atas PIB dengan fasilitas Pembayaran Berkala sampai dengan
saat jatuh tempo;
g. importir lainnya belum menyerahkan berkas PIB sampai dengan hari kerja ke- 3 (tiga) setelah
SPPB diterbitkan;
h. PPJK mencantumkan Nomor Pokok PPJK (NPP) yang tidak benar dan/atau masa berlaku NPP
sudah habis;
i. importir/PPJK termasuk dalam daftar tidak boleh dilayani (black list) yang diterbitkan oleh
Direktur Jenderal, Kepala Kantor Wilayah, atau Kepala Kantor Pabean;
j. barang impor termasuk barang larangan, dengan tembusan kepada pejabat yang melakukan
pengawasan
k. importir tidak menyerahkan izin/rekomendasi dari instansi teknis dalam jangka waktu 3 (tiga) hari
kerja setelah tanggal respon dengan tembusan kepada pejabat yang melakukan pengawasan;
7. Mengirim respon permintaan izin/rekomendasi dari instansi teknis dalam hal barang impor
merupakan barang pembatasan/tataniaga
8. Memberikan nomor pendaftaran PIB dan mengirimkan respon nomor pendaftaran PIB kepada
importir;
9. Menetapkan jalur pengeluaran barang yaitu :
a. Jalur Prioritas : mengirim respons dan mencetak SPPB
b. Jalur hijau : mengirim respons dan mencetak SPPB
c. Jalur Merah :
1) menentukan tingkat pemeriksaan fisik barang 10% (sepuluh persen), 30% (tiga puluh
persen) atau 100% (seratus persen);
2) mengirimkan respon SPJM dan permintaan untuk segera menyiapkan barang guna
dilakukan pemeriksaan,
3) mencetak Instruksi Pemeriksaan dan SPJM
4) Mengirimkan respons berupa instruksi pemeriksaan jabatan dari Pejabat Seksi Pabean
kepada importir dalam hal dilakukan pemeriksaan jabatan;
10. Untuk kantor yang mengoperasikan Hi-Co Scan:
a. melakukan pemilihan acak terhadap PIB Jalur Hijau untuk pemeriksaan melalui Hi-Co Scan;
b. Mencetak dan mengirimkan respons SPPB dengan tanda “melalui Hi-Co Scan”;
c. Mencetak BCF 2.3. C, yaitu hasil cetak uraian barang secara lengkap yang tercantum dalam
PIB;
d. Mencetak Instruksi Pemeriksaan terhadap SPPB dengan tanda melalui Hi-Co Scan yang
diputuskan Pejabat Analis Hi-Co Scan perlu dilakukan pemeriksaan fisik;
11. Mengirimkan respons dan mencetak permintaan informasi tentang Nilai Pabean;
12. Mengirimkan respons dan mencetak SPKPBM;
13. Mengirimkan respons dan mencetak Nota Pemberitahuan, dalam hal barang impor merupakan
barang larangan atau pembatasan;

t
8 BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 391 JUNI 2007
K E P U T U S A N & K E T E T A P A N
14. Mengirimkan respons dan mencetak SPPB untuk PIB Jalur Merah:
a. setelah selesainya proses penetapan klasifikasi, pembebanan, dan nilai pabean oleh Pejabat
Pemeriksa Dokumen, dalam hal penetapan klasifikasi, pembebanan, dan nilai pabean tersebut
tidak mengakibatkan kekurangan pembayaran bea masuk, cukai, PDRI, dan/atau sanksi
administrasi berupa denda;
b. setelah dilunasinya kekurangan pembayaran bea masuk, cukai, PDRI, dan/atau sanksi administrasi be-
rupa denda dalam hal penetapan klasifikasi, pembebanan, dan/atau nilai pabean tersebut mengakibat-
kan kekurangan pembayaran bea masuk, cukai, PDRI, dan/atau sanksi administrasi berupa denda;
c. setelah diserahkannya jaminan sebesar bea masuk, cukai, PDRI, dan/atau sanksi administrasi
dalam hal importir mengajukan keberatan atas penetapan klasifikasi, pembebanan, dan/atau
nilai pabean; atau
d. setelah importir membayar semua tagihan sebagai akibat dari pelaksanaan pemeriksaan
jabatan, dalam hal dilakukan pemeriksaan jabatan.

C. Pejabat di Analyzing Point


1. Meneliti data PIB tentang persyaratan impor dalam hari kerja yang sama dengan pengajuan PIB dan
mengirim respon:
a. pemberitahuan berupa permintaan izin/rekomendasi dari instansi teknis apabila barang impor
termasuk barang pembatasan/tataniaga dan permintaan agar menyerahkan hard copy izin/
rekomendasi dalam jangka waktu 3 (tiga) hari kerja setelah tanggal Pemberitahuan.
b. pemberitahuan penolakan PIB apabila barang impor termasuk barang larangan dengan
tembusan kepada pejabat yang melakukan pengawasan;
2. Menerima izin/rekomendasi dari instansi teknis dan merekamnya ke dalam komputer.

D. Pejabat Analis Hi-Co Scan :


1. Menerima SPPB dengan tanda “melalui Hi-Co Scan”, BCF 2.3 C, dan invoice/packing list yang telah
ditandasahkan dari Pejabat yang mendistribusikan Dokumen;
2. Melakukan analisis image/hasil cetak Hi-Co Scan;
3. Membuat keputusan dengan menggunakan BCF 2.3 D dan merekam hasil keputusannya ke dalam
komputer:
a. Dalam hal diputuskan bahwa pemeriksaan fisik barang tidak perlu dilakukan, maka BCF 2.3 D
dan hasil cetak Hi-Co Scan diserahkan kepada Pejabat yang Mendistribusikan Dokumen dan
mengirimkan SPPB kepada Petugas yang mengawasi pengeluaran barang;
b. Dalam hal diputuskan bahwa perlu ditindaklanjuti dengan pemeriksaan fisik barang, maka BCF
2.3 D, hasil cetak Hi-Co Scan dan SPPB diserahkan kepada Pejabat Pemeriksa Barang untuk
dilakukan pemeriksaan fisik; ;
4. Menerima salinan LHP dari Pejabat Pemeriksa Barang dalam hal pemeriksaan barang dilakukan
berdasarkan BCF 2.3 D;
5. Dapat mengikuti kegiatan pemeriksaan fisik barang;
6. Terhadap SPPB dengan tanda “melalui Hi-Co Scan”, atau barang eksep yang karena sifat barangnya
tidak bisa dilakukan pemeriksaan melalui Hi-Co Scan, dilakukan pemeriksaan fisik barang impor di
lokasi importir oleh Pejabat yang melakukan pengawasan.

E. Pejabat Penerima Dokumen


1. Menerima hard copy PIB jalur prioritas dalam rangkap 3 (tiga) serta 1 (satu) set Dokumen Pelengkap
Pabean dari importir dan mencocokkan kebenaran dokumen-dokumen tersebut;
2. Memeriksa kebenaran hard copy PIB jalur prioritas dengan cara membandingkan data PIB serta
Dokumen Pelengkap Pabean dengan data PIB dalam komputer, yang meliputi:
a. nomor aju PIB;
b. identitas importir;
c. jumlah pungutan Bea Masuk, Cukai dan PDRI;
d. kebenaran izin/rekomendasi dari instansi teknis apabila importasi tersebut memerlukan izin/
rekomendasi dari instansi teknis, dan apabila perizinan tersebut tidak sesuai dengan yang
seharusnya, PIB dikembalikan dan membuat:
1) Pemberitahuan kepada importir yang bersangkutan untuk mengganti dengan yang seharusnya;
2) laporan kepada Kepala Kantor Pabean bahwa importir dalam waktu yang ditetapkan tidak
melaksanakan kewajibannya untuk menyerahkan persyaratan importasi yang diwajibkan.
3. Menerima hard copy PIB jalur hijau atau jalur merah dalam rangkap 3 (tiga), 1 (satu) set Dokumen
Pelengkap Pabean serta SSPCP dari importir dan mencocokkan kebenaran dokumen-dokumen tersebut;
4. Merekam data PIB dalam komputer dan memberikan tanda terima kepada importir apabila berkas
PIB lengkap;
5. Menyimpan 1 (satu) lembar PIB Jalur Prioritas yang memanfaatkan fasilitas pembayaran berkala
beserta Dokumen Pelengkap Pabean untuk digabungkan dengan SSPCP dan PIB yang telah
ditandasahkan oleh Bank;
6. Menerima SSPCP atas PIB Jalur Prioritas yang memanfaatkan fasilitas pembayaran berkala untuk
digabungkan dengan PIB yang bersangkutan;

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 391 JUNI 2007


t 9
K E P U T U S A N & K E T E T A P A N
7. Mengirimkan hardcopy PIB:
a. Jalur prioritas kepada Pejabat yang mendistribusikan dokumen untuk ditatausahakan;
b. Jalur hijau kepada Pejabat Pemeriksa Dokumen;
c. Jalur Hijau yang ditetapkan untuk dilakukan pemeriksaan melalui Hi-Co Scan;
d. Jalur merah kepada Pejabat Pemeriksa Dokumen;
8. Mencetak instruksi pemeriksaan dan mengirimkannya kepada Pejabat Pemeriksa Barang disertai
dengan fotokopi packing list;
9. Menerima bukti-bukti kebenaran Nilai Pabean dari importir untuk diteruskan kepada Pejabat
Pemeriksa Dokumen.

F. Pejabat Pemeriksa Barang :


1. Menerima BCF 2.3 D, hasil cetak Hi-Co Scan, dan SPPB dari Pejabat Analis Hi-Co Scan apabila
pemeriksaan fisik dilakukan berdasarkan putusan Pejabat Analis Hi-Co Scan;
2. Menerima Instruksi Pemeriksaan dan fotokopi packing list dari Pejabat Penerima Dokumen;
3. Menerima persetujuan pemeriksaan barang di lokasi importir apabila pemeriksaan dilakukan di lokasi
importir;
4. Membuat laporan tentang tidak dapat dilakukannya pemeriksaan fisik barang beserta alasannya
kepada Pejabat Seksi Pabean jika dalam jangka waktu 3 (tiga) hari kerja setelah tanggal SPJM,
importir atau kuasanya:
a. tidak menyerahkan daftar barang (packing list dan/atau invoice);
b. tidak menyiapkan barang untuk diperiksa; atau
c. tidak hadir untuk pelaksanaan pemeriksaan fisik;
5. Menerima instruksi pemeriksaan jabatan dari Pejabat Seksi Pabean;
6. Melakukan pemeriksaan fisik barang, mencatat waktu dimulainya dan berakhirnya pemeriksaan,
menuangkan hasil pemeriksaan pada formulir Instruksi Pemeriksaan, dan merekamnya ke dalam
komputer dalam waktu selama-lamanya 3 (tiga) hari kerja sejak:
a. barang siap untuk dilakukan pemeriksaan fisik; atau
b. diterimanya instruksi pemeriksaan jabatan, kecuali dalam hal tertentu;
7. Mengambil contoh barang, apabila perlu dan menyerahkannya kepada Pejabat Pemeriksa
Dokumen;
8. Mengirimkan Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) kepada Pejabat Pemeriksa Dokumen, termasuk
hasil pemeriksaan fisik atas PIB jalur hijau yang dilakukan pemeriksaan fisik berdasarkan putusan
Pejabat Analisa Hi-Co Scan disertai BCF 2.3D dan hasil cetak Hi-Co Scan;
9. Mengirimkan SPPB dengan tanda “melalui Hi-Co Scan” yang dilakukan pemeriksaan fisik
berdasarkan putusan Pejabat Analisa Hi-Co Scan dengan hasil pemeriksaan fisik kedapatan sesuai
kepada Petugas yang Mengawasi Pengeluaran Barang;
10. Menerima kembali LHP yang kurang lengkap dari Pejabat Pemeriksa Dokumen dan mengirimkan
LHP yang telah dilengkapi kepada Pejabat Pemeriksa Dokumen;
11. Mengirimkan salinan LHP kepada Pejabat Analis Hi-Co Scan apabila pemeriksaan dilakukan
berdasarkan putusan Pejabat Analis Hi-Co Scan.

G. Pejabat Seksi Pabean:


1. Menerima laporan tentang tidak dapat dilakukannya pemeriksaan fisik dalam jangka waktu 3 (tiga)
hari kerja setelah tanggal SPJM dari Pejabat Pemeriksa Barang;
2. Menerima permohonanan perpanjangan batas waktu penetapan pemeriksaan jabatan dari importir;
3. Melakukan penelitian tentang penyebab tidak bisa dilakukannya pemeriksaan fisik;
4. Membuat keputusan pada hari yang sama berupa:
a. pemberian perpanjangan batas waktu pemeriksaan jabatan paling lama 2 (dua) hari kerja dalam
hal importir dapat memberikan penjelasan tentang penyebab tidak bisa dilakukannya
pemeriksaan fisik; atau
b. penetapan pemeriksaan jabatan;
5. Mengirimkan instruksi pemeriksaan jabatan kepada Pejabat Pemeriksa Barang dengan tembusan
kepada importir dan Pejabat yang melakukan pengawasan.

H. Pejabat Pemeriksa Dokumen:


1. Menerima berkas PIB Jalur Hijau dari importir/PPJK dan meneliti kelengkapan dokumen dan
kebenaran pengisian PIB berdasarkan invoice, packing list, dan Dokumen Pelengkap Pabean
lainnya;
2. Menerima berkas PIB dan LHP:
a. PIB Jalur Merah;
b. PIB Jalur Hijau yang oleh Pejabat Analis Hi-Co Scan ditetapkan untuk dilakukan pemeriksaan
fisik; atau
c. PIB Jalur Prioritas yang ditetapkan jalur merah, dari Pejabat Penerima Dokumen dan meneliti
kelengkapan dokumen dan kebenaran pengisian PIB berdasarkan invoice, packing list, dan
Dokumen Pelengkap Pabean lainnya;
3. Menerima LHP dari Pejabat Pemeriksa Barang;

t
10 BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 391 JUNI 2007
K E P U T U S A N & K E T E T A P A N
4. Mengembalikan LHP yang kurang jelas kepada Pejabat Pemeriksa Barang disertai penjelasan
mengenai hal-hal yang harus diperbaiki dan menerimanya kembali setelah diperbaiki;
5. Meneliti dan menetapkan klasifikasi, pembebanan, dan nilai pabean serta pelunasan Bea Masuk, Cukai, dan
PDRI, dimana penetapan klasifikasi, pembebanan, dan nilai pabean harus dilakukan paling lama 3 (tiga) hari
kerja sejak tanggal penerimaan hardcopy PIB atau LHP, kecuali dalam hal tertentu;
6. Mengirim contoh barang ke laboratorium dalam hal perlu dilakukan pengujian dan jika berdasarkan
data PIB dan Dokumen pelengkap pabean:
a. dapat diketahui bahwa barang impor bukan termasuk barang larangan dan/atau pembatasan,
maka penetapan klasifikasi, pembebanan, dan nilai pabean sampai dengan penerbitan SPPB
dilakukan tanpa menunggu hasil laboratorium;
b. tidak dapat diketahui bahwa barang impor bukan termasuk barang larangan dan/atau
pembatasan, maka SPPB tidak dapat diterbitkan sebelum adanya hasil laboratorium;
7. Menerbitkan permintaan informasi tentang Nilai Pabean sesuai ketentuan penerbitan informasi nilai pabean;
8. Menerima dan meneliti bukti-bukti kebenaran Nilai Pabean yang diterima dari importir;
9. Dalam hal terdapat kekurangan pembayaran Bea Masuk, Cukai dan PDRI, menerbitkan Nota
Pembetulan dalam 2 (dua) rangkap, dengan peruntukan:
a. lembar pertama untuk Pejabat yang mengelola penagihan/pengembalian;
b. lembar kedua untuk disematkan pada berkas PIB;
10. Dalam hal terdapat kelebihan pembayaran Bea Masuk, Cukai dan PDRI, menerbitkan Nota
Pembetulan dalam 2 (dua) rangkap, dengan peruntukan:
a. lembar pertama untuk Pejabat yang mengelola penagihan/pengembalian;
b. lembar kedua untuk disematkan pada berkas PIB.
11. Dalam hal hasil laboratorium menunjukkan hasil yang berbeda dengan pemberitahuan PIB,
menetapkan kembali klasifikasi, pembebanan dan nilai pabean serta menerbitkan nota pembetulan.
12. Dalam hal terdapat barang impor yang terkena ketentuan larangan dan pembatasan yang tidak
diberitahukan atau diberitahukan tidak benar dalam PIB :
a. menerbitkan Nota Pemberitahuan dalam rangkap 3 (tiga) dengan peruntukan:
1) lembar pertama untuk importir;
2) lembar kedua untuk Pejabat yang melakukan pengawasan;
3) lembar ketiga untuk disematkan pada berkas PIB;
b. mengirimkan berkas PIB kepada Pejabat yang melakukan pengawasan;
13. Menerbitkan SPPB setelah selesainya proses penetapan klasifikasi, pembebanan, dan nilai pabean,
dalam hal penetapan klasifikasi, pembebanan, dan nilai pabean tersebut tidak mengakibatkan
kekurangan pembayaran bea masuk, cukai, PDRI, dan/atau sanksi administrasi berupa denda;
14. Mengirim berkas PIB dan LHP kepada Pejabat yang melakukan pengawasan, dalam hal terdapat ke-
salahan jumlah dan atau jenis barang yang mengakibatkan kekurangan pembayaran Bea Masuk, Cu-
kai, dan PDRI sebesar 500% (lima ratus persen) atau lebih dari pungutan impor yang telah dibayar;
15. Mengirimkan berkas PIB kepada:
a. Pejabat yang mendistribusikan dokumen apabila terhadap PIB tersebut tidak diterbitkan SPKPBM;
b. Pejabat yang mengelola penagihan/pengembalian apabila terhadap PIB tersebut diterbitkan SPKPBM;
16. Dalam hal terdapat barang impor berupa Barang Kena Cukai yang dikemas untuk penjualan eceran,
pengeluarannya dari Kawasan Pabean atau tempat lain yang berada dibawah pengawasan Pabean
hanya dapat dilakukan setelah dilekati Tanda Pelunasan atau Pengawasan Cukai sesuai ketentuan
yang berlaku.

I. Petugas yang Mengawasi Pengeluaran Barang :


1. Menerima SPPB dari:
a. Importir;
b. Pejabat yang mendistribusikan Dokumen;
c. Pejabat Analis Hi-Co Scan dalam hal SPPB dengan tanda “melalui Hi-Co Scan” dengan hasil
analisa tidak perlu pemeriksaan fisik; atau
d. Pejabat Pemeriksa Barang dalam hal SPPB dengan tanda “melalui Hi-Co Scan” dengan hasil
analisa perlu pemeriksaan fisik dan kedapatan hasil pemeriksaan fisik sesuai;
2. Menerima SPJM dari Pejabat Pemeriksa Barang dan SPJM yang dicetak oleh importir dalam hal PIB
Jalur Prioritas yang sekaligus merupakan izin pengeluaran barang untuk pemeriksaan fisik barang
di lokasi importir;
3. Mengawasi pengeluaran barang dengan mencocokkan SPPB atau SPJM Importir Jalur Prioritas dan
data komputer dengan nomor, merek, ukuran, jumlah dan jenis kemasan/peti kemas atau jumlah
barang curah yang bersangkutan :
a. kedapatan sesuai, barang impor dapat dikeluarkan;
b. kedapatan tidak sesuai, barang impor tidak dapat dikeluarkan, SPPB dikirimkan kepada Pejabat
yang mengelola manifest untuk penyelesaian lebih lanjut;
c. memberikan catatan pada SPPB dalam hal jumlah kemasan/peti kemas/barang curah
kedapatan kurang (eksep), dan penanganan selanjutnya dilaksanakan sesuai dengan tatacara
penyelesaian barang impor yang kedapatan eksep;
4. Memberikan catatan tentang pengeluaran barang pada SPPB atau SPJM Importir Jalur Prioritas,

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 391 JUNI 2007


t 11
K E P U T U S A N & K E T E T A P A N
5. Mengembalikan SPPB kepada importir setelah diberikan catatan pengeluaran;
6. Melakukan penegahan pengeluaran barang impor dalam hal diterbitkan surat perintah penegahan
dan memberi catatan tentang penegahan tersebut pada SPPB bersangkutan, dan menyerahkan
SPPB tersebut kepada Pejabat yang melakukan pengawasan.
7. Merekam nomor PIB, data pengemas dan nomor polisi alat angkut darat ke dalam komputer;
8. Mengirimkan SPPB kepada Pejabat yang mengelola manifest untuk digunakan sebagai dasar
penutupan pos BC 1.1;
9. Mengirimkan SPJM Importir Jalur Prioritas kepada Pejabat Penerima Dokumen untuk disematkan
pada berkas PIB.

J. Pejabat yang Mengelola Manifest:


1. Menerima SPPB dari Petugas yang mengawasi pengeluaran barang;
2. Menutup Pos BC 1.1 yang bersangkutan;
3. Mengirimkan SPPB kepada Pejabat yang mendistribusikan dokumen untuk disematkan pada PIB
bersangkutan.

K. Pejabat yang Melakukan Pengawasan:


1. Menerima tembusan penolakan PIB dari pejabat Analyzing point dalam hal barang impor merupakan
barang larangan dan menindaklanjutinya;
2. Menerima tembusan Instruksi Pemeriksaan Jabatan dari Pejabat Seksi Pabean dan melakukan
penelitian tentang kemungkinan terjadinya pelanggaran kepabeanan serta menindaklanjutinya
melalui mekanisme pemblokiran/sanksi lainnya;
3. Menerima berkas PIB dan Nota Pemberitahuan tentang adanya barang larangan/pembatasan dari
Pejabat Pemeriksa Dokumen untuk selanjutnya melakukan penelitian;
4. Menerima berkas PIB dan LHP dari Pejabat Pemeriksa Dokumen terhadap barang impor yang kedapatan
jumlah dan atau jenisnya tidak sesuai, sehingga mengakibatkan kekurangan pembayaran Bea Masuk,
Cukai dan PDRI sebesar 500% (lima ratus persen) atau lebih dari pungutan impor yang telah dibayar;
5. Memproses PIB sebagaimana dimaksud dalam butir 4 paling lama dalam jangka waktu 5 (lima) hari
untuk memutuskan:
a. diteruskan ke proses penyidikan karena terbukti melanggar ketentuan pidana yang diatur dalam
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan; atau
b. dikembalikan kepada Pejabat Pemeriksa Dokumen untuk diproses lebih lanjut karena tidak cukup bukti;
6. Menerbitkan NHI dan surat perintah penegahan;
7. Menerima dan menyimpan SPPB dari PIB Jalur Hijau yang terkena penegahan dari Petugas yang
mengawasi pengeluaran barang;
8. Melakukan pemeriksaan fisik terhadap PIB yang terkena penegahan yang perlu dilakukan
pemeriksaan lanjutan;
9. Mengirimkan berkas PIB sesuai butir 8 ke Pejabat yang Mendistribusikan Dokumen apabila
berdasarkan penelitian tidak terdapat cukup bukti untuk dilakukan penyidikan;
10. Melakukan pemeriksaan atas barang impor yang yang karena sifatnya tidak dapat dilakukan
pemeriksaan dengan Hi-Co Scan.
11. Menerima laporan importasi secara periodik dari importir Jalur Prioritas dalam bentuk softcopy.

L. Pejabat yang Mendistribusikan Dokumen:


1. Mencetak dan mengirimkan SPPB kepada Petugas yang mengawasi pengeluaran barang;
2. Mengirimkan SPPB dengan tanda “melalui Hi-Co Scan” dan BCF 2.3C kepada Pejabat Analis Hi-Co
Scan dalam hal diterbitkan SPPB dengan tanda “melalui Hi-Co Scan”;
3. Menerima BCF 2.3D dan hasil cetak Hi-Co Scan yang ditetapkan tidak dilakukan pemeriksaan fisik
dari Pejabat Analis Hi-Co untuk diteruskan kepada Pejabat Pemeriksa Dokumen;
4. Menerima dan meneliti kelengkapan berkas PIB:
a. dari Pejabat Pemeriksa Dokumen atas PIB Jalur Hijau Hi-Co Scan yang ditetapkan untuk
dilakukan pemeriksaan fisik;
b. dari Pejabat Pemeriksa Dokumen atas PIB Jalur Hijau lainnya dan PIB Jalur Merah;
5. Menerima SPPB dari Pejabat yang mengelola manifest atas PIB jalur hijau untuk disematkan dalam
PIB yang bersangkutan;
6. Menyerahkan berkas PIB yang mendapat fasilitas impor sementara atau penangguhan atau yang
mendapat fasilitas pembebasan Bea Masuk, Cukai, dan PDRI, PIB Jalur Merah yang pengeluaran
barangnya dengan mempertaruhkan jaminan kepada Pejabat yang mengelola fasilitas/jaminan;
7. Menerima berkas PIB fasilitas yang telah selesai dari Pejabat yang mengelola fasilitas/jaminan;
8. Menerima hardcopy PIB jalur prioritas dari Pejabat Penerima Dokumen;
9. Mendistribusikan PIB ke Bank Indonesia dan Badan Pusat Statistik;
10. Menatausahakan PIB sesuai Surat Edaran Direktur Jenderal tentang Penatausahaan Dokumen,
Barang, dan Penerimaan Negara Dalam Rangka Impor.

M. Pejabat yang Mengelola Fasilitas/Jaminan:


1. Menerima dan membukukan jaminan;

t
12 BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 391 JUNI 2007
K E P U T U S A N & K E T E T A P A N
2. Menerima STTJ apabila importasi mendapat fasilitas KITE;
3. Menerima dan merekam nilai jaminan yang dipertaruhkan di Kantor Pabean tersebut;
4. Memberikan bukti penerimaan jaminan/STTJ;
5. Menerima berkas PIB fasilitas dari Pejabat yang mendistribusikan dokumen;
6. Melakukan pemantauan penyelesaian PIB fasilitas;
7. Menerima bukti penyelesaian PIB fasilitas;
8. Mencairkan jaminan yang telah jatuh tempo dan menyetorkannya berdasarkan masing-masing PIB
ke Bank Devisa Persepsi/Pos Persepsi;
9. Mengirimkan PIB fasilitas yang telah diselesaikan kepada Pejabat yang mendistribusikan dokumen.
10. Menerima copy master list dari importir yang mendapat fasilitas pembebasan/keringanan Bea Masuk
untuk ditandahsahkan berdasarkan master list asli, memberikan catatan “Telah dibuatkan copy
master list yang ditandasahkan” dalam master list asli, dan melakukan pengurangan jumlah
pembebasan/keringanan dalam copy master list untuk setiap kali importasi;

N. Pejabat yang Mengelola Penagihan/Pengembalian:


1. Melakukan pemantauan atas pelunasan BM, Cukai, dan PDRI untuk penyelesaian PIB Jalur Prioritas
yang memanfaatkan fasilitas Pembayaran Berkala;
2. Membuat laporan adanya keterlambatan pelunasan BM, Cukai, dan PDRI kepada Kepala Kantor Pa-
bean sebagai bahan pertimbangan dalam pencabutan sementara atas fasilitas pembayaran berkala;
3. Melakukan pemantauan atas penyelesaian tagihan yang telah jatuh tempo;
4. Menerbitkan SPKPBM dan menghitung besarnya sanksi administrasi berupa denda atas
keterlambatan pelunasan utang berdasarkan fasilitas Pembayaran Berkala;
5. Menerima lembar pertama Nota Pembetulan tentang adanya kelebihan bayar dari Pejabat Pemeriksa
Dokumen dan menerbitkan surat pemberitahuan kepada importir supaya mengajukan permohonan
pengembalian.
6. Menerima lembar pertama Nota Pembetulan tentang adanya kekurangan bayar dan SPKPBM.
7. Menerima berkas PIB yang diterbitkan SPKPBM dari Pejabat Pemeriksa Dokumen;
8. Melakukan pemantauan atas pelunasan SPKPBM;
9. Menerbitkan Surat Teguran terhadap utang yang belum dilunasi berdasarkan SPKPBM yang telah
jatuh tempo;
10. Menerima SSPCP atas pelunasan SPKPBM dan melakukan penelitian terkait rekonsiliasi
pembayaran yang bersangkutan;
11. Menerima dan menyelesaikan permohonan pengembalian yang diajukan oleh importir.

O. Ketentuan Lain-lain :
1. Dalam hal sistem komputer Kantor Pabean tidak dapat berfungsi paling sedikit 4 (empat) jam,
tatakerja pengeluaran barang impor untuk dipakai dilakukan secara manual dengan menunjuk
Pejabat untuk menggantikan fungsi-fungsi yang dilakukan oleh sistem aplikasi komputer dengan
melampirkan tanda bukti pengiriman data PIB melalui PDE Kepabeanan dan SSPCP.
2. Pemeriksaan barang melalui Hi-Co Scan tidak dilaksanakan.
3. Untuk pelaksanaan hal tersebut dalam butir 1, Kepala Kantor Pabean menunjuk :
a. Pejabat yang bertanggung jawab atas penyelesaian PIB secara manual, meliputi:
1) Pejabat yang memeriksa kebenaran dan kelengkapan dokumen serta penomoran PIB;
2) Pejabat yang menetapkan jalur pengeluaran barang;
3) Pejabat yang melakukan Pemeriksaan Dokumen;
4) Pejabat Pemeriksa Barang;
b. Pejabat yang bertanggung jawab terhadap perekaman data PIB berdasarkan hasil penetapan
jalur secara manual.
4. Untuk pelaksanaan ketentuan dalam butir 1 di atas, dipergunakan format PIB sebagaimana yang ada
dalam modul importir pada sistem PIB PDE Kepabeanan.
5. Dalam hal sistem komputer Kantor Pabean berfungsi kembali, maka :
a. PIB yang telah mendapatkan SPPB secara manual, diselesaikan sebagaimana diatur dalam
butir 1 di atas;
b. PIB yang belum mendapatkan SPPB secara manual, dikembalikan ke sistem komputer Kantor
Pabean;
c. Apabila terjadi perbedaan penetapan jalur antara komputer dengan penetapan secara manual
sebagaimana dimaksud dalam butir 5 huruf a terhadap data PIB yang telah dikirim melalui PDE
Kepabeanan, pejabat yang menetapkan jalur pengeluaran barang wajib membuat laporan
tentang perbedaan tersebut kepada Kepala Kantor Pabean.

DIREKTUR JENDERAL,

ttd.

ANWAR SUPRIJADI
NIP 120050332

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 391 JUNI 2007


t 13
K E P U T U S A N & K E T E T A P A N
LAMPIRAN II
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P-06/BC/2007 TENTANG PERUBAHAN
KEEMPAT ATAS KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR KEP-07/BC/2003
TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN TATALAKSANA KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR

TATAKERJA PENGELUARAN BARANG IMPOR


DARI KAWASAN PABEAN
UNTUK DIEKSPOR KEMBALI

A. Importir atau Pengangkut :

1. Mengisi Pemberitahuan Pabean secara lengkap dan benar dalam rangkap 2 (dua), berupa:
a. BC 1.2, dalam hal barang impor belum diajukan PIB; atau
b. BC 3.0 dengan mengisi kolom asal barang ”Bukan Indonesia”, dalam hal barang impor
telah diajukan PIB.

2. Menyerahkan BC 1.2 atau BC 3.0 kepada Pejabat yang mengelola manifest di Kantor Pabean
pelabuhan pemuatan barang;

B. Pejabat yang Mengelola Manifest :


1. Menerima BC 1.2 atau BC 3.0 dalam rangkap 2 (dua) dari importir atau pengangkut dan
meneliti kebenaran data BC 1.2 atau BC 3.0;

2. Membukukan BC 1.2 ke dalam BCP-BC 1.2 atau BC 3.0 ke dalam BCP-BC 3.0 (khusus
reekspor) dan memberikan nomor pendaftaran pada BC 1.2 atau BC 3.0;

3. Meneliti BC 1.2 atau BC 3.0 serta mencocokkannya dengan pos BC 1.1 :


a. apabila kedapatan sesuai :
1) menutup pos BC 1.1 yang bersangkutan;
2) memberikan persetujuan pemuatan barang pada BC 1.2 atau BC 3.0;
3) mengirimkan BC 1.2 atau BC 3.0 lembar pertama kepada Petugas yang mengawasi
pemuatan barang;
b. apabila kedapatan tidak sesuai, BC 1.2 atau BC 3.0 dikembalikan kepada importir atau
pengangkut untuk diperbaiki.

4. Menerima kembali BC 1.2 atau BC 3.0 lembar pertama dari Petugas yang mengawasi
pemuatan barang, setelah diberi catatan pemuatan;

5. Menggabungkan BC 1.2 atau BC 3.0 lembar pertama dan kedua;

6. Mengirimkan copy BC 3.0 dilampiri dengan copy PIB yang bersangkutan kepada BI dan BPS
dengan penjelasan bahwa barang impor diekspor kembali ke Luar Daerah Pabean.

C. Petugas yang Mengawasi Pemuatan Barang :

1. Menerima BC 1.2 atau BC 3.0 lembar pertama dari Pejabat yang mengelola manifest;

2. Mengawasi pemuatan barang dan mencocokkan BC 1.2 atau BC 3.0 dengan nomor, merek,
ukuran, jumlah, dan jenis kemasan/peti kemas yang bersangkutan:
a. kedapatan sesuai, barang impor dapat dimuat;
b. kedapatan tidak sesuai, barang impor tidak dapat dimuat, BC 1.2 atau BC 3.0 dikirimkan
kepada Pejabat yang mengelola manifest untuk penyelesaian lebih lanjut;

3. Memberikan catatan tentang pemuatan barang impor pada BC 1.2 atau BC 3.0;

4. Mengirimkan kembali BC 1.2 atau BC 3.0 kepada Pejabat pengelola manifest.

DIREKTUR JENDERAL,

ttd.

ANWAR SUPRIJADI
NIP 120050332

t
14 BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 391 JUNI 2007
K E P U T U S A N & K E T E T A P A N
LAMPIRAN III
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P-06/BC/2007 TENTANG PERUBAHAN
KEEMPAT ATAS KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR KEP-07/BC/2003
TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN TATALAKSANA KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR

TATAKERJA PENGELUARAN BARANG IMPOR


DENGAN PELAYANAN SEGERA

A. Importir :

1. Mengajukan :
a. PIBT beserta Dokumen Pelengkap Pabean dan bukti pembayaran atau jaminan sebesar Bea
Masuk, Cukai, dan PDRI; atau
b. Dokumen Pelengkap Pabean dan jaminan sebesar Bea Masuk, Cukai, dan PDRI; kepada
Pejabat yang mengelola fasilitas/jaminan di Kantor Pabean;

2. Menerima SPPB lembar kedua dari Pejabat Seksi Pabean serta membawa dan menyerahkannya
kepada Petugas yang Mengawasi Pengeluaran Barang;

3. Menerima kembali SPPB yang telah diberikan catatan pengeluaran barang dari Petugas yang
Mengawasi Pengeluaran Barang;

4. Melunasi Bea Masuk, Cukai, dan PDRI atas barang impor yang dikeluarkan dengan mempertaruhkan
jaminan melalui Bank Devisa Persepsi/Pos Persepsi dan mendapatkan SSPCP;

5. Menyerahkan PIB definitif dan SSPCP Pejabat yang mengelola fasilitas/jaminan, dalam hal
pengeluaran barang dilakukan dengan menggunakan dokumen pelengkap pabean;

6. Menarik kembali jaminan yang telah diserahkan dari Pejabat yang mengelola fasilitas/jaminan.

B. Pejabat yang Mengelola Fasilitas/Jaminan:

1. Menerima PIBT dan/atau Dokumen Pelengkap Pabean;

2. Meneliti apakah barang yang bersangkutan dapat diberikan pelayanan segera;

3. Meneliti kelengkapan dan kebenaran Dokumen Pelengkap Pabean serta menerima jaminan dan/atau
jaminan tambahan dengan memberikan bukti penerimaan jaminan;

4. Menyerahkan PIBT dan/atau Dokumen Pelengkap Pabean kepada Pejabat Seksi Pabean;

5. Menerima kembali PIBT dan/atau Dokumen Pelengkap Pabean dan LHP dari Pejabat Seksi Pabean;

6. Menerima SPPB yang telah diberikan catatan pengeluaran barang dari Petugas yang Mengawasi
Pengeluaran Barang untuk disematkan pada PIBT dan/atau Dokumen Pelengkap Pabean yang
bersangkutan;

7. Menerima PIB definitif beserta SSPCP dari importir;

8. Meneliti dan mencocokkan PIB definitif dengan Dokumen Pelengkap Pabean dan LHP :
a. Apabila sesuai mengembalikan jaminan kepada importir;
b. Apabila tidak sesuai, mengembalikan PIB definitif untuk diperbaiki;

9. Mencairkan jaminan dalam hal importir tidak menyerahkan PIB definitif sesuai jangka waktu yang
telah ditentukan;

10. Menyerahkan PIB definitif, Dokumen Pelengkap Pabean, dan LHP kepada Pejabat yang
mendistribusikan dokumen.

C. Pejabat Seksi Pabean :

1. Menerima PIBT dan/atau Dokumen Pelengkap Pabean dari Pejabat yang mengelola fasilitas/
jaminan;
2. Menerbitkan instruksi pemeriksaan dan menunjuk Pejabat Pemeriksa Barang untuk
pemeriksaan fisik barang;

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 391 JUNI 2007


t 15
K E P U T U S A N & K E T E T A P A N
3. Mengirimkan instruksi pemeriksaan kepada Pejabat Pemeriksa Barang;

4. Menerima LHP dari Pejabat Pemeriksa Barang;

5. Meneliti dan mencocokkan LHP dengan PIBT dan/atau Dokumen Pelengkap Pabean:
a. Dalam hal jumlah dan jenis barang sesuai, menerbitkan SPPB dalam rangkap 2 (dua)
dengan peruntukan:
1) lembar pertama diserahkan kepada Petugas yang mengawasi pengeluaran barang;
2) lembar kedua diserahkan kepada importir;
b. Dalam hal jumlah barang kedapatan lebih, importir wajib menyesuaikan besarnya jaminan;
c. Dalam hal jenis barang kedapatan tidak sesuai, terhadap barang impor tersebut tidak
dapat diberikan kemudahan pelayanan segera dan importir wajib segera mengajukan PIB.

6. Mengirimkan LHP disertai PIBT dan/atau Dokumen Pelengkap Pabean kepada Pejabat yang
mengelola fasilitas/jaminan.

D. Pejabat Pemeriksa Barang :

1. Menerima instruksi pemeriksaan dari Pejabat Seksi Pabean;

2. Melakukan pemeriksaan fisik barang dan menuangkan hasil pemeriksaan ke dalam LHP;

3. Mengirimkan LHP kepada Pejabat Seksi Pabean.

E. Petugas yang Mengawasi Pengeluaran Barang:

1. Menerima SPPB lembar pertama dari Pejabat Seksi Pabean dan SPPB lembar kedua dari
importir;

2. Mengawasi pengeluaran barang dengan mencocokkan SPPB dengan nomor, merek, ukuran,
jumlah, dan jenis kemasan/peti kemas yang bersangkutan :
a. kedapatan sesuai, barang impor dapat dikeluarkan;
b. kedapatan tidak sesuai, barang impor tidak dapat dikeluarkan, SPPB dikirimkan kepada
Pejabat yang mengelola manifest untuk penyelesaian lebih lanjut;

3. Memberikan catatan tentang pengeluaran barang pada SPPB;

4. Mengembalikan SPPB kepada importir setelah diberi catatan pengeluaran;

5. Mengirimkan SPPB kepada Pejabat yang mengelola manifest untuk digunakan sebagai dasar
penutupan pos BC 1.1.

F. Pejabat yang Mengelola Manifest :

1. Menerima SPPB dari Petugas yang mengawasi pengeluaran barang;

2. Menutup Pos BC 1.1 yang bersangkutan;

3. Mengirimkan SPPB kepada Pejabat yang mengelola fasilitas/jaminan untuk disematkan pada
PIB/PIBT dan/atau Dokumen Pelengkap Pabean yang bersangkutan.

G. Pejabat yang Mendistribusikan Dokumen :

1. Menerima PIBT, Dokumen Pelengkap Pabean dan LHP dari Pejabat yang mengelola fasilitas/jaminan

2. Menerima PIB definitif, Dokumen Pelengkap Pabean dan LHP dari Pejabat yang mengelola
fasilitas/jaminan;

3. Menatausahakan PIB/PIBT.

DIREKTUR JENDERAL,

ttd.

ANWAR SUPRIJADI
NIP 120050332

t
16 BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 391 JUNI 2007

You might also like