You are on page 1of 96

TAHUN XXXIX EDISI 393 AGUSTUS 2007

Pengawasan
& Pelayanan
BARANG PENUMPANG
& BARANG KIRIMAN

PROFIL WAWANCARA

MENUNGGU IMPLEMENTASI
SUKARNO
“LAKUKAN SETIAP TUGAS
DENGAN BAIK”
HERU SANTOSO
“IDEALNYA DJBC HARUS MEMPUNYAI
X-RAY YANG CUKUP”
DARI REDAKSI

TERBIT SEJAK 25 APRIL 1968

INDONESIA
IZIN DEPPEN: NO. 1331/SK/DIRJEN-G/SIT/72
TANGGAL, 20 JUNI 1972 ISSN.0216-2483

B
PELINDUNG
Direktur Jenderal Bea dan Cukai:
ulan Juli lalu ada dua peristiwa yang punya arti penting buat Drs. Anwar Suprijadi, MSc
PENASEHAT
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC). Yang pertama Direktur Penerimaan & Peraturan
Kepabeanan dan Cukai:
diluncurkannya Kantor Pelayanan Utama (KPU) di Tanjung Priok Drs. Hanafi Usman
Direktur Teknis Kepabeanan
pada 2 Juli. Dan yang kedua, disetujuinya RUU Cukai oleh DPR Drs. Teguh Indrayana, MA
Direktur Fasilitas Kepabeanan
RI untuk disahkan menjadi undang-undang dalam rapat paripur- Drs. Kusdirman Iskandar
Direktur Cukai
na pada 20 Juli. Bagaimana KPU berjalan dalam dua-tiga bulan ke Drs. Frans Rupang
Direktur Penindakan & Penyidikan
depan, serta bagaimana proses penetapan UU Cukai yang baru, masing- Heru Santoso, SH
masing akan redaksi bahas lebih dalam pada rubrik laporan utama edisi Direktur Audit
Drs. Thomas Sugijata, Ak. MM
mendatang sambil kami mengumpulkan bahan-bahan penulisan. Direktur Kepabeanan Internasional
Drs. M. Wahyu Purnomo, MSc
Dua bulan berturut-turut, laporan utama WBC membahas mengenai Direktur Informasi Kepabeanan & Cukai
Dr. Heri Kristiono, SH, MA
pengawasan oleh DJBC. Pada edisi Juli, redaksi menulis mengenai pokok- Kepala Pusat Pendidikan dan
Pelatihan Bea dan Cukai
pokok peningkatan pengawasan dalam undang-undang pabean yang baru, Drs. Endang Tata
Inspektur Bea dan Cukai
UU No.17/2006, sementara pada edisi Agustus ini kami membahas soal Edy Setyo
pengawasan terhadap barang penumpang dan barang kiriman. Tenaga Pengkaji Bidang Pelayanan &
Penerimaan KC
Salah satu alasan redaksi mengangkat masalah pengawasan terhadap Drs. Bambang Prasodjo
Tenaga Pengkaji Bidang Pengawasan &
barang bawaan penumpang baik di bandara maupun pelabuhan laut Penegakan Hukum KC
Drs. Erlangga Mantik, MA
internasional adalah upaya untuk membantu menyosialisasikan Tenaga Pengkaji Bidang Pengembangan
Kapasitas & Kinerja Organisasi KC
keberadaan customs declaration (CD). Dokumen pabean ini dimaksudkan Drs. Joko Wiyono
agar para penumpang yang datang dari luar negeri melaporkan dengan KETUA DEWAN PENGARAH
Sekretaris Direktorat Jenderal
benar jumlah dan jenis barang bawaannya yang terkait dengan peraturan. Bea dan Cukai:
Yang terjadi di lapangan, cukup banyak masyarakat yang tidak tahu apa Dr. Kamil Sjoeib, MA
WAKIL KETUA DEWAN PENGARAH/
maksud dari CD tersebut, atau, pura-pura tidak tahu apa fungsi CD dengan PENANGGUNG JAWAB
Kepala Bagian Umum:
maksud menyembunyikan barang yang dibawanya. Sonny Subagyo, S.Sos
DEWAN PENGARAH
WBC edisi Maret, April dan Mei 2007 memuat berita tegahan KPBC Drs. Nofrial, M.A.,
Drs. Patarai Pabottinggi,
Soekarno-Hatta terhadap barang-barang bawaan penumpang yang tidak Dra. Cantyastuti Rahayu,
Ariohadi, SH, MA.
dilaporkan maupun yang dilaporkan dengan tidak benar. Barang-barang Marisi Zainuddin Sihotang, SH.,M.M.
Drs. Martediansyah M.P.M,
tersebut diantaranya laptop, HP, sepatu, tas, DVD, majalah porno, obat- J. Didit Krisnady, SH
obatan, senjata, hingga perhiasan berupa emas dan berlian. Yang menarik, Ir. Sucipto, M.M, Ir. Azis Syamsu Arifin,
Muhammad Zein, SH, MA.
dalam beberapa bulan belakangan ini, perhiasan menjadi produk yang PEMIMPIN REDAKSI
Lucky R. Tangkulung
kerap dibawa secara ilegal. Sebuah tayangan berita di satu televisi swasta REDAKTUR
Aris Suryantini,
pada pertengahan bulan Juli lalu mengulas secara khusus mengenai Supriyadi Widjaya,
Ifah Margaretta Siahaan,
maraknya pemasukan barang-barang perhiasan melalui bandara Zulfril Adha Putra
FOTOGRAFER
Soekarno-Hatta. Jadi kalau ada yang menawarkan kepada pembaca Andy Tria Saputra
perhiasan dalam bentuk anting, gelang, kalung yang bertahtakan emas KORESPONDEN DAERAH
` Bambang Wicaksono (Surabaya)
dan berlian dengan harga miring, mungkin perlu hati-hati, jangan-jangan Ian Hermawan (Pontianak)
KOORDINATOR PRACETAK
perhiasan tersebut masuk ke Indonesia dengan tidak benar. Asbial Nurdin
SEKRETARIS REDAKSI
Redaksi menyampaikan terima kasih atas undangan dan sambutan Kitty Hutabarat
PIMPINAN USAHA/IKLAN
selama liputan WBC di KPBC Palembang, KPBC Kudus dan PT Pura pada Piter Pasaribu
TATA USAHA
akhir bulan Juli. Kunjungan di dua tempat terakhir dilakukan bersama- Mira Puspita Dewi S.Pt., M.S.M.,
Untung Sugiarto
sama dengan sekitar 40-an wartawan desk ekonomi dan keuangan yang IKLAN
dikoordinir Humas Departemen Keuangan. Wirda Renata Pardede
SIRKULASI
Sebagai penutup, selayaknya di bulan Agustus ini kita ucapkan H. Hasyim, Amung Suryana
BAGIAN UMUM
dirgahayu Republik Indonesia yang ke-62 tahun. Sekalipun beberapa Rony Wijaya
PERCETAKAN
peristiwa terdekat seperti Candi Borobudur yang tidak lagi dianggap tujuh PT. BDL Jakarta
keajaiban dunia, timnas sepakbola gagal di Piala Asia, serta Uni Eropa ALAMAT REDAKSI/TATA USAHA
Kantor Pusat Direktorat Jenderal
melarang maskapai penerbangan Indonesia masuk ke wilayahnya, Bea dan Cukai,
Jl. Jenderal A. Yani (By Pass) Jakarta Timur
menyiratkan sepertinya negara ini ‘bukan apa-apa’, bagaimanapun juga, Telp. (021) 47865608, 47860504,
Indonesia adalah negara kita yang kita cintai. 4890308 Psw. 154 - Fax. (021) 4892353
E-Mail : - wbc@cbn.net.id
Right is right, wrong is wrong, this is my country, INDONESIA. - majalah_wbc@yahoo.com
REKENING GIRO WARTA BEA CUKAI
BANK BNI CABANG JATINEGARA JAKARTA
Nomor Rekening : 8910841
Lucky R. Tangkulung Pengganti Ongkos Cetak Rp. 10.000,-

EDISI 393 AGUSTUS 2007 WARTA BEA CUKAI 1


DAFTAR ISI

1 DARI REDAKSI
3 SURAT PEMBACA
5-19 4
24
KARIKATUR
KOPERASI
Laporan Utama - Hari Ulang Tahun Koperasi
Masih adanya penumpang dari luar da- Ke-60
erah pabean yang tidak memberitahu- - Meningkatkan Partisipasi
kan barang bawaannya melalui Cus- Anggota : Tantangan Koperasi
toms Declaration (CD), begitu juga ke-
beratan atas bea masuk yang ditentu- Pegawai Negeri
kan, menunjukkan bahwa masyarakat 44 SIAPA MENGAPA
umum masih banyak yang belum pa- - Rosira Ren
ham akan ketentuan ini. Laporan uta- - Baco. M
ma kali ini akan mengupas mengenai
hal yang terkait masalah tersebut. - Edward
46 CUKAI
- Disain baru Pita Cukai 2007
48 INFO PEGAWAI
76-79 - Reformasi Birokrasi di
Departemen Keuangan Mulai
Profil Disosialisasikan
Berbekal uang dari hasil - Peluncuran Kantor Pelayanan
penjualan jam Utama Bea dan Cukai Tanjung
tangannya, pergilah ia ke Priok
Jakarta untuk mengadu
nasib. Di kota inilah kisah - Pegawai Pensiun Per-1 Agustus
suka duka hidup 2007
merantau dimulai, hingga 54 SEPUTAR BEACUKAI
akhirnya nasib baik 57 PENGAWASAN
berpihak pada Sukarno
dengan menjadi seorang KPU Bea dan Cukai Tanjung Priok
PNS di DJBC. Tegah Eksportasi Rotan dan kayu
58 PUSDIKLAT
DJBC dan Pusdiklat BC Bentuk

28-36
Tim Pengkaji Pola Pendidikan dan
Pelatihan Pegawai
60 KEPABEANAN
Daerah ke Daerah Sosialisasi Aturan baru
Menampilkan keberhasilan Penyelenggaraan KB dan TPS
KPBC Dumai menggagalkan 62 OPINI
upaya penyelundupan kayu
balak. Keberhasilan KPBC - Manajemen Risiko dan Intelejen
Palembang menegah - Sanksi Hukum Terhadap PFPD
ballpressed dan pesawat yang Salah Dalam Menghitung
handphone. Disamping itu Bea Masuk/Keluar (Tinjauan
juga rubrik daerah juga diisi Yuridis Pasal 113B)
dengan berita kerjasama
penanganan penyelundupan 67 KOLOM
Malaysia-Indonesia. Sisi Unik Bola dan bea Cukai
69 PERISTIWA
Inkado Korda Jabar

37-43
Pertahankan Gelar Juara Umum
Pada Kejurwil III Wilayah barat
70 RENUNGAN ROHANI
Selak
Umat Islam dan Perjuangan
Kisah kali ini adalah Kemerdekaan
pengalaman menyelam
anggota Customs Diving 72 RUANG KESEHATAN
Club dan beberapa kru Mangatasi Bintik Kecoklatan
televisi Trans 7 dan Bekas jerawat
stasiun televisi lokal di 73 APA KATA MEREKA
Tarakan (Tarakan TV) - Nabila Marsya Nada
untuk melihat keindahan
alam bawah laut Derawan, - Misye Arsita
Sangalaki dan Kakaban. 74 RUANG INTERAKSI
Liburan

2 WARTA BEA CUKAI EDISI 393 AGUSTUS 2007


Surat Pembaca
Kirimkan surat anda ke Redaksi WBC melalui alamat
surat, fax atau e-mail. Surat hendaknya dilengkapi
dengan identitas diri yang benar dan masih berlaku.

DANA KESEJAHTERAAN
PEGAWAI DJBC (I)
Sehubungan dengan Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor KEP-61/BC/1996
tanggal 11 September 1996 tentang Pengelolaan dan Penggunaan Dana Kesejahteraan
Pegawai Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, kami sampaikan hal-hal sebagai berikat :
1. Pada Lampiran XXIV menyatakan jenis dan besarnya bantuan dari Dana Kesejahteraan
Pegawai, dengan nilai nominal/rupiah.
2. Mengingat perkembangan situasi saat ini, kami rasa sudah tidak sesuai lagi mengenai
besarnya masing-masing jenis bantuan tersebut, terutama bila dikaitkan dengan
pemotongan Tunjangan Khusus yang menggunakan persentasi (2%), yang meskipun
ketentuannya dibuat tahun 1996, tetap bisa mengikuti perkembangan jaman.

Memperhatikan butir 1 dan 2 diatas, kami berharap agar Keputusan Direktur Jenderal
Bea dan Cukai No. 61/BC/1996 ditinjau kembali, terutama pada Lampiran XXIV-nya.
Demikian kami sampaikan, atas perhatian Bapak Direktur Jenderal serta dimuatnya surat ini
pada WBC kami ucapkan terima kasih.

Hormat kami,

SUTADIR
NIP 060040364

DANA KESEJAHTERAAN
PEGAWAI DJBC (II)
Melihat besarnya bantuan dari Dana Kesejahteraan Pegawai DJBC sesuai lampiran
Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai nomor : KEP-61/BC/1996, menurut pendapat
saya kiranya dapat dilakukan perubahan atas besarnya dana yang diberikan dari setiap jenis
bantuan. Hal ini mengingat :
1. Bahwa besarnya dana bantuan tersebut sudah tidak sesuai lagi dengan kondisi ekonomi
dan perkembangan harga saat ini, dimana keputusan tersebut ditetapkan saat krisis
moneter belum terjadi;
2. Potongan DKP sejumlah 2% yang setiap bulannya diambil dari Tunjangan Khusus
Pembinaan Keuangan Negara (TKPKN) otomatis menyesuaikan jika adanya perubahan
besarnya TKPKN. Dalam kurun waktu 1996 sampai dengan sekarang, besarnya TKPKN
telah mengalami kenaikan beberapa kali, sehingga menurut hemat saya besarnya dana
bantuan DKP harus disesuaikan dengan kenaikan besarnya TKPKN dimaksud.

Demikian disampaikan atas perhatiannya diucapkan terima kasih.

Hormat saya,

DJOKO YUWONO
NIP 060057964

EDISI 393 AGUSTUS 2007 WARTA BEA CUKAI 3


KARIKATUR

4 WARTA BEA CUKAI EDISI 393 AGUSTUS 2007


Aturan &
Mekanisme
PENGAWASAN BARANG PENUMPANG, PJT
DAN KIRIMAN MELALUI KANTOR POS
Masih banyaknya penumpang dari luar pabean Indonesia yang tidak memberitahukan barang
bawaannya melalui Customs Decklaration (CD), dan masih banyaknya penerima barang
kiriman yang keberatan akan beban bea masuk yang ditentukan, menunjukkan sosialisasi maupun
pemahaman masyarakat umum akan ketentuan ini masih belum mencapai sasaran.

D
irektorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) memiliki dan Telekomunikasi (Ditjen Postel) yang dituangkan ke dalam
tiga tugas yang harus diemban, yaitu community surat keputusan bersama (SKB) dan surat edaran bersama
protector, revenue collector, dan trade facilitator. (SEB) nomor SE-20/BC/2000 dan SE-35/Dirutpos/2000 ten-
Sebagai community protector, DJBC dituntut untuk tang tatacara penyelesaian barang impor atau barang ekspor
dapat mencegah masuknya barang-barang yang yang dikirim melalui pos dengan menggunakan layanan logis-
dapat merugikan maupun membahayakan negara, baik yang tik dan komunikasi.
dikirim melalui kargo maupun yang dibawa oleh penumpang Lalu bagaimana kebijakan-kebijakan tersebut dapat
pesawat dan kapal laut dari luar negeri. mengantisipasi pemasukan barang ilegal yang dibawa oleh
Sebagai revenue collector, DJBC dituntut untuk dapat penumpang dari luar negeri dan kiriman barang melalui
menghimpun penerimaan negara dari beban bea masuk perusahaan jasa titipan (PJT). Lalu, bagaimana sebenarnya
yang telah ditentukan pada barang-barang baik yang dikirim SE bersama DJBC dengan Ditjen Postel dapat mengakomo-
maupun yang dibawa dari luar negeri. Sedangkan sebagai dir kepentingan pengirim barang, sudah efektifkah kebijakan
trade facilitator, DJBC diharuskan untuk dapat memfasilitasi tersebut hingga kini?
industri dalam negeri untuk dapat bersaing dan Dari kebijakan yang dikeluarkan oleh DJBC maupun SE
mempermudahkan dalam proses ekspor impornya. bersama antara DJBC dan Ditjen Postel, sebenarnya selu-
Terkait dengan tugas sebagai community protector dan ruhnya sudah cukup mengakomodir bahkan sudah disesuai-
revenue collector, DJBC yang juga merupakan penjaga pintu kan dengan perkembangan bisnis pengiriman barang saat
gerbang negara, telah berupaya dengan semaksimal ini. Sebagai contoh, untuk barang bawaan penumpang dari
mungkin melalui berbagai kebijakan yang dikeluarkan yang luar negeri, pada Kep-78/BC/1997 telah diatur dengan sangat
diharapkan dapat menekan seminimal mungkin upaya jelas pada Bab I pasal 1 ayat 4 yang berbunyi,”Barang
pemasukan barang ilegal ke dalam negeri dan berusaha penumpang adalah barang impor milik penumpang yang tiba
semaksimal mungkin memberikan penerimaan negara dari bersama penumpang, sebelum atau setelah kedatangan pe-
barang-barang yang dikenakan bea masuk. numpang bersangkutan, yang dapat berupa : a. Barang
keperluan diri dan sisa bekal penumpang yaitu barang baik
DASAR HUKUM PENGAWASAN BARANG PENUMPANG dalam keadaan baru atau bekas pakai yang wajar diperlukan
Kebijakan yang telah dikeluarkan untuk pengawasan ba- selama dalam perjalanannya. b. Barang bawaan penumpang
rang bawaan penumpang, awak sarana pengangkut, pelintas yaitu barang yang bukan merupakan barang keperluan diri
batas, dan kiriman melalui jasa titipan dan kiriman pos telah dan sisa bekal penumpang”.
diakomodir melalui Keputusan Menteri Keuangan Nomor: Selain di pasal 1 ayat 4, untuk barang penumpang juga
490/KMK.05/1996 tentang tatalaksana impor barang penum- dijelaskan pada pasal 2 ayat 1 hingga 5, yang menerangkan
pang, awak sarana pengangkut, pelintas batas, kiriman pos, tentang ketentuan barang bawaan penumpang dan awak
dan kiriman melalui perusahaan jasa titipan, serta Keputusan sarana pengangkut, wajib memberitahukannya melalui Cus-
Direktur Jenderal bea dan cukai nomor: Kep-78/BC/1997, toms Declaration (CD). Dengan CD ini maka barang bawaan
yang telah diubah menjadi Keputusan Direktur Jenderal Bea penumpang dan awak sarana pengangkut dapat dikategori-
dan Cukai Nomo: Kep-83/BC/2002 yang mana secara detail kan masuk ke dalam jalur hijau dan merah oleh pejabat bea
dijelaskan mengenai mekanisme dan tatacara barang, nilai cukai yang menerima CD, yang selengkapnya diatur pada pa-
maupun berat yang dapat dibawa maupun dikirim. sal 3 ayat 1 hingga 4.
Sementara itu untuk kiriman barang melalui kantor pos, Sementara itu untuk ketentuan nilai barang yang boleh
DJBC juga telah bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Pos dibawa oleh penumpang dan awak sarana pengangkut, juga

EDISI 393 AGUSTUS 2007 WARTA BEA CUKAI 5


LAPORAN UTAMA
WBC/ATS
ketentuan yang ada di Kep-
83/BC/2003 khususnya
pasal 11 tentang barang ki-
riman melalui PJT sudah
tidak berlaku lagi, dan me-
mang jika melihat kondisi
perkembangan saat ini
peraturan tersebut sudah
tidak dapat mengakomodir
masing-masing pihak, baik
DJBC, PJT, dan pengirim
barang. Sebagai contoh,
dengan lebih menekankan
pada berat tidak lagi pada
nilai, maka pengirim dan
PJT dapat lebih leluasa
menerima barang asalkan
tidak melebihi 100 kg,
sementara pengirim dapat
menikmati kebebasan bea
masuk walaupun nilai
barang tersebut melebihi
US$ 5000.

DASAR HUKUM PENGAWAS-


AN DAN PELAYANAN
KIRIMAN MELALUI KANTOR
POS
Lalu bagaimana dengan
kiriman barang melalui
SOSIALISASI. Kurangnya sosialisasi menyebabkan pelaksanaan kebijakan dirasakan kurang efektif karena kantor pos. Untuk pengirim-
masyarakat masih banyak yang awam.. an barang melalui kantor
pos, pada SE bersama an-
telah dijelaskan secara detail pada pasal 4 ayat 1 hingga 5. tara DJBC dan Ditjen Postel nomor 20/BC/2000 dan nomor
Dari seluruh penjelasan Kep-78/BC/1997 khususnya pada 35/Dirutpos/2000, tentang tatacara penyelesaian barang im-
Bab I dan II, jelas sekali kalau DJBC telah mengatur por atau barang ekspor yang dikirim melalui pos dengan
sekaligus melayani kepentingan barang bawaan penumpang menggunakan layanan logistik dan komunikasi, jelas telah di-
dan awak sarana pengakut, secara adil namun tidak atur bagaimana mekanisme pengawasan dan pelayanan
merugikan negara. barang kiriman melalui kantor pos yang tepatnya diatur pada
Bab II hingga Bab X.
PENGAWASAN PJT DENGAN KEBIJAKAN BARU Sementara itu untuk pengiriman pos dengan layanan ekspres
Terkait dengan kepentingan masyarakat akan pengiriman atau yang disebut dengan express mail service (EMS), juga
barang yang kini sudah menjadi kebutuhan primer baik untuk tertuang dalam SE bersama nomor 21/BC/2000 dan nomor 36/
perorangan maupun perusahaan, DJBC juga telah Dirutpos/2000, tentang tatacara penyelesaian barang impor atau
melakukan suatu terobosan besar yang sebenarnya sangat barang ekspor yang dikirim melalu pos dengan menggunakan
diharapkan oleh para perusahaan jasa titipan (PJT) yang jasa express mail service (EMS). Pada SEB ini untuk pengawas-
melayani pengiriman barang tersebut. Terobosan besar ini an dan pelayannnya jelas tertuang pada Bab II hingga Bab IX.
tertuang dalam Peraturan Direktur Jendaral Bea dan Cukai WBC/ATS
nomor: P-05/BC/2006, tentang petunjuk pelaksanaan
penyelesaian impor barang kiriman melalui perusahaan jasa
titipan.
Sebenarnya untuk kiriman melalui PJT, telah diatur dalam
Kep-78/BC/1997 tepatnya pada Bab IV pasal 11 hingga 14,
yang telah diubah menjadi Keputusan Direktur Jenderal Bea
dan Cukai nomor: Kep-83/BC/2002, dimana dijelaskan
pengiriman melalui PJT untuk nilai, tidak melebihi freight and
board (FOB) US$ 5000 dan berat tidak melebihi 100 kilo-
gram. Namun dengan pesatnya perkembangan
perekonomian yang menuntut kecepatan dan efiensi waktu
pengiriman, maka DJBC juga telah berupaya agar
pengiriman barang melalui PJT, selain dapat mengakomodir
kepentingan pengirim, juga kepentingan para PJT.
Ada empat hal baru yang menjadi terobosan DJBC untuk
pengiriman barang melalui PJT di P-05/BC/2006 ini pertama,
kriteria barang kiriman melalui PJT hanya mengacu pada
berat barang yaitu tidak melebihi 100 kg. Kedua,
penyampaian pemberitahuan pabean (PIBT) dapat dilakukan
secara elektronik tanpa wajib menyerahkan hardcopy PIBT.
Ketiga, setiap house Air Way Bill (AWB) dengan nilai melebihi
FOB US$ 50 wajib dibuatkan satu PIBT. Dan keempat, DJBC. Telah berupaya semaksimal mungkin untuk memberikan
dikenal adanya jalur hijau (tanpa pemeriksaan fisik barang). pelayanan dan pengawasan terhadap barang bawaan penumpang, PJT,
Dengan dilahirkannya P-05/BC/2006, tentunya segala dan kiriman melalui kantor pos.

6 WARTA BEA CUKAI EDISI 393 AGUSTUS 2007


Satu hal yang cukup membedakan pengiriman barang
melalui PJT dan kantor pos ini adalah, pada pengiriman PELANGGARAN BARANG
melalui kantor pos, nilai FOB yang ditentukan adalah US$
50 dan berat maksimal hanya 20 kg. Ketentuan nilai FOB
BAWAAN PENUMPANG

Bisa Jadi
dan berat pada pengiriman melalui kantor pos hingga kini
masih tetap mengacu pada Kep-78/BC/1997 tepatnya
pada Bab V yang mekanisme pelaksanaannya juga
mengacu pada SE 20/BC/2000 dan SE 35/Dirutpos/2000,

Trend,
juga SE 21/BC/2000 dan SE 36/Dirutpos/2000.
Dengan adanya SE bersama ini, maka segala bentuk
dokumen atau model-model yang dipergunakan dalam
tata cara penyelesaian barang impor atau barang ekspor

Bisa Karena
yang dikirim melalui kantor pos, dengan nilai FOB dan
berat yang telah ditentukan, maka dokumennya mengikuti
ketentuan yang telah dibuat oleh pihak kantor pos.

Tidak Tahu
Sementara itu untuk barang yang nilai FOB dan beratnya
melebihi ketentuan Kep-78/BC/1997, dokumennya tetap
menggunakan dokumen pabean seperti biasa.
Dengan kebijakan atau landasan hukum akan
pengawasan barang bawaan penumpang, PJT dan kiriman
melalui kantor pos, khususnya yang tertuang dalam Kep-78/
BC/1997, P-05/BC/2006 dan SEB DJBC dan Ditjen Postel,
jelas terlihat barang-barang yang akan masuk ke dalam
Dari peraturan yang ada, jelas disebutkan
daerah pabean Indonesia sangat diatur dengan selektif ketentuan nilai barang yang boleh dibawa oleh
namun tetap memperhatikan berbagai kepentingan. Namun penumpang asal luar negeri menuju Indonesia
kenyataan kini, khususnya untuk barang bawaan penumpang ada batasannya. Namun dari sekian banyak
dan kiriman melalui pos, masih banyak masyarakat yang penumpang, ada yang masih awam akan
kurang paham bahkan awam akan segala peraturan tersebut.
Salah satu kurang pahamnya masyarakat akan pera- ketentuan bahkan tidak mengerti apa saja yang
turan barang bawaan penumpang, terkadang ada yang harus dilakukan ketika mereka membawa
tidak menyebutkan barang bawaannya pada CD, sementa- barang yang nilainya lebih dari yang ditentukan.
ra untuk kiriman melalui pos, masih banyak masyarakat

S
yang komplain karena harus dikenakan bea masuk, kare-
na mereka merasa telah membayar ongkos kirim yang udah menjadi tradisi jika kita bepergian keluar nege-
cukup mahal. Maka sudah sepatutnya DJBC lebih pro ak- ri, biasanya ada banyak barang-barang souvenir
tif lagi dalam memberikan sosialisasi kepada masyarakat yang akan dibawa. Namun sadarkah kita jika semua
umum, baik melalui media maupun dengan sarana lainnya. barang yang kita bawa tersebut akan dihitung
Memang sifat peraturan adalah mengikat, dengan nilainya pabeannya. Kondisi dan kenyataan seperti
dikeluarkannya peraturan maka masyarakat diangap telah ini adalah keadaan sehari-hari yang harus dihadapi oleh
tahu. Namun semua itu masih perlu sosialisasi yang petugas bea cukai di pintu-pintu gerbang kedatangan luar
intensif hingga masyarakat dapat benar-benar negeri baik yang di bandara internasional, maupun di pelabu-
memahaminya. Jika masyarakat telah paham, tentunya han laut internasional, yang diharuskan mengetahui berapa
tidak akan ada lagi ditemukan penumpang pesawat atau nilai barang yang dibawa oleh penumpang tersebut.
kapal laut dari luar negeri yang membawa barang Menurut ketentuan yang tercantum pada Keputusan Me-
melebihi FOB karena tidak tahu, dan tidak ada lagi nteri Keuangan nomor: 490/KMK.05/1996 tentang tatalaksa-
masyarakat yang komplien dengan pengenaan bea na impor barang penumpang, awak sarana pengangkut,
masuk terhadap barang kirimannya. adi pelintas batas, kiriman pos, dan kiriman melalui perusahaan
WBC/ATS jasa titipan, tepatnya pada Bab I pasal II, dan Keputusan
Direktur Jenderal Bea dan Cukai nomor: Kep-78/BC/1997
tentang petunjuk pelaksanaan penyelesaian barang penum-
pang, awak sarana pengangkut, pelintas batas, kiriman
melalui jasa titipan, dan kiriman pos, tepatnya pada Bab II
pasal 4, nilai barang yang boleh dibawa oleh satu orang pe-
numpang adalah tidak melebihi freight on board (FOB) USD
250 atau FOB USD 1.000 untuk setiap keluarga.

CUSTOMS DECLARATION PENENTU PENGAWASAN BARANG


PENUMPANG
Selain ketentuan akan nilai barang yang boleh dibawa,
pada kedua peraturan tersebut juga menyebutkan keharusan
para penumpang yang masuk ke daerah pabean Indonesia
untuk memberitahukan segala barang bawaannya ke dalam
Customs Declaration (CD) yang pada dokumen bea cukai
disebut juga dokumen BC. 2.2. Bentuknya yang kecil namun
berisikan hal-hal yang harus diisi oleh penumpang ini,
terkadang sering dilupakan bahkan banyak yang tidak paham
akan manfaat CD ini.
Menurut Kepala Seksi Penindakan II Direktorat
Penindakan dan Penyidikan, Iwan Hermawan, CD secara
DITEGAH. Dengan dasar hukum yang ada saat ini DJBC dapat internasional diketahui merupakan dokumen pemberitahuan
mencegah barang-barang yang masuk wilayah pabean Indonesia pabean yang diwajibkan kepada setiap penumpang dan awak
yang melebihi ketentuan. sarana pengangkut yang datang ke wilayah suatu negara/

EDISI 393 AGUSTUS 2007 WARTA BEA CUKAI 7


LAPORAN UTAMA
WBC/KY

PELABUHAN PENUMPANG INTERNASIONAL. Pengunaan CD pada pelabuhan penumpang internasional di daerah masih kurang efektif ketimbang
bandara internasional.

masuk kedalam daerah pabean suatu negara tertentu dalam kategori barang komersial, maka ketentuannya sesuai de-
rangka memenuhi kewajiban pabeannya sesuai peraturan ngan nilai FOB yang ada, namun jika barang tersebut masuk
perundang-undangan yang berlaku di negara yang dalam larangan pembatasan, maka kita tidak akan melihat
didatanginya, dengan memberitahukan/menulis didalam CD, FOB barang tersebut tapi yang kita lakukan adalah
barang-barang yang dibawa saat memasuki daerah pabean penegahan, karena barang-barang tersebut memang tidak
negara yang bersangkutan. dapat masuk ke wilayah pabean Indonesia,” jelas Eko.
“Berdasarkan data yang diberitahukan pada CD/BC 2.2,
petugas bea cukai melakukan penelitian secara profesional PELANGGARAN BARANG BAWAAN PENUMPANG SIKLUS YANG
apakah terhadap barang penumpang WBC/ATS
BERPUTAR
tersebut telah diberitahukan dengan benar Tegahan terhadap barang bawaan
terutama jenis, jumlah dan nilai pabeannya. penumpang, memang kerap dilakukan oleh
Artinya nilai pabeannya tidak melebihi KPBC Soekarno-Hatta, namun demikian
ketentuan pembebasan bea masuk dan baik Iwan maupun Eko menyatakan kalau
pajak dalam rangka impor sebesar FOB hal tersebut bukanlah menjadi trend saat
USD 250 per orang atau maksimal USD ini, karena modus pelanggaran pada
1.000 per keluarga. Serta meneliti apakah umumnya tidak mengalami perubahan dari
barang yang dibawa termasuk barang waktu ke waktu, hanya mengalami
larangan dan pembatasan yang ditetapkan perputaran.
oleh instansi terkait,” ujar Iwan Hermawan. “Kalaupun saat ini yang berhasil diung-
Lebih lanjut Iwan menjelaskan, bagi kap dengan modus barang bawaan penum-
petugas bea cukai, CD juga menjadi salah pang khususnya untuk komoditi narkotika,
satu sumber informasi/bahan analisa prekursor, obat-obatan terlarang, perhias-
intelijen dalam melakukan pengawasan an, senjata api, mainan berbentuk senjata
khususnya terhadap pemasukan barang- api dan/atau replikasinya, tidak berarti
barang larangan dan pembatasan. kecenderungan pelanggaran kepebeanan-
Sementara itu menurut Kepala Seksi nya hanya dengan menggunakan modus
Penindakan dan Penyidikan (P2) Kantor tersebut. Pengawasan terhadap barang
Pelayanan Bea dan Cukai (KPBC) Tipe A1 bawaan penumpang, barang-barang kargo/
Soekarno-Hatta, Eko Dharmanto, untuk kiriman melalui PJT, yang melalui bandara
barang bawaan penumpang sebenarnya tetap dilakukan, karena masih diduga dapat
dibagi menjadi dua, pertama barang menjadi modus yang dilakukan oleh pelaku
EKO DHARMANTO : Terkait dengan kegunaan
penumpang komersial dan kedua yang CD, KPBC Soekarno-Hatta selalu aktif dalam pelanggaran,” kata Iwan.
masuk ke dalam larangan memberikan sosialisasi baik kepada maska- Sementara itu menurut Eko, terkait
pembatasan.”Untuk yang masuk ke dalam pai maupun kepada masyarakat umum.. dengan maraknya barang penumpang yang

8 WARTA BEA CUKAI EDISI 393 AGUSTUS 2007


ditegah, sebenarnya yang akan berkembang adalah bagai- diindikasikan dengan sengaja memakai barang bawaannya
mana cara mengemasnya agar jangan sampai barang yang guna menghindari pembayaran bea masuk dan PDRI.”
sekiranya masuk dalam kategori larangan pembatasan bisa
dideteksi bea cukai.” Jadi yang berkembang itu cara dia SAKSI PELANGGARAN BARANG BAWAAN PENUMPANG
mengemas, dulu mungkin dia taruh di kaleng permen dan Lebih lanjut dijelaskan juga oleh Iwan, pada Undang-Un-
dibungkus pakaian, sekarang sudah menjadi satu dengan dang Nomor 17 tahun 2006 tentang Kepabeanan, ketentuan
bagian tas seperti dibagian-bagian dalam tas tersebut dan itu tentang barang bawaan penumpang diatur pada pasal 10B
akan berkembang terus, tapi secara garis besar modusnya ayat 3 dan pasal 25 ayat 1 huruf m. Sedangkan sanksi atas
tetap, mereka bawa dari luar daerah pabean ke daerah pelanggaran ketentuan barang bawaan penumpang diatur
pabean tanpa dilengkapi dokumen,” pada pasal 25 ayat 4, yang berbunyi “Pelanggaran atas ket-
Namun cukupkah CD dapat memberikan informasi akan entuan pembebasan bea masuk dikenakan sanksi adminis-
barang bawaan penumpang yang harus ditegah ini. Menurut trasi sebesar paling sedikit 100 % atau 500 % dari bea masuk
Eko, ada tiga cara yang dilakukan KPBC untuk mengetahui yang seharusnya dibayar”.
secara pasti barang yang dibawa oleh penumpang tersebut. Selain itu sanksi juga diatur pada pasal 102 huruf e yang
Pertama, dengan adanya informasi masyarakat yang akan berbunyi,“Setiap orang yang menyembunyikan barang impor
dikembangkan dalam operasi intelijen. Kedua, informasi yang secara melawan hukum yaitu menyimpan barang ditempat
didapat dari unit kerja, seperti Direktorat P2 Kantor Pusat yang tidak wajar (seperti dinding koper, di dalam tubuh) dan/
DJBC yang selalu akan memberikan informasi jika ada surat atau dengan sengaja menutupi keberadaan barang, di pidana
atau data-data dari customs negara luar. Dan ketiga, dengan dengan pidana penjara paling singkat 1 tahun dan paling
cara operasi di lapangan baik yang akan mempergunakan lama 10 tahun dan pidana denda paling sedikit Rp.
alat X-Ray ataupun anjing pelacak narkotika (APN). 50.000.000 dan paling banyak Rp. 5.000.000.000”.
Dengan metode-metode yang dilakukan saat ini, dapat Aturan lainya juga pada pasal 102 huruf h yang berbunyi,
diketahui kalau pelaksanaan pengawasan sehari-hari serta “Setiap orang yang dengan sengaja memberitahukan jenis
pelayanan atas kelancaran arus barang bawaan penumpang dan/atau jumlah barang impor dalam pemberitahuan pabean
pada dasarnya merupakan tugas dan fungsi pengawasan secara salah di pidana dengan pidana penjara paling singkat
rutin dari KPBC atau Kantor Wilayah yang mengawasi 1 tahun dan paling lama 10 tahun dan pidana denda paling
bandara internasional atau pelabuhan internasional yang sedikit Rp.50.000.000 dan paling banyak Rp. 5.000.000.000”
bersangkutan. Juga pada pasal 103 huruf h yang berbunyi,“Setiap orang
Dengan pelaksanaan pengawasan yang dilakukan terse- yang memberikan keterangan lisan atau tertulis yang tidak
but, maka Direktorat P2 Kantor Pusat DJBC apabila benar yang digunakan untuk pemenuhan kewajiban pabean
dipandang perlu juga dapat menugaskan petugas ke suatu di pidana dengan pidana penjara paling singkat 2 tahun dan
bandara atau pelabuhan internasional guna membantu dan paling lama 8 tahun dan/atau pidana denda paling sedikit Rp.
berkoordinasi dengan KPBC atau Kantor Wilayah DJBC 100.000.000 dan paling banyak Rp. 5.000.000.000”
setempat untuk bersama-sama atau melakukan sendiri peng- Dengan sanksi dan ketentuan yang sudah sangat jelas
awasan untuk mencegah pelanggaran ataupun penindakan tersebut, seharusnya masyarakat berusaha semaksimal
terhadap satu target operasi/pelanggaran. mungkin memenuhi ketentuan yang ada, sayangnya kenya-
Pengawasan barang bawaan penumpang tidak hanya taan tidak selalu sesuai yang diinginkan, masih banyak pe-
dilakukan pada apa yang dibawanya. Salah satu pengawasan numpang dari luar negeri yang tidak memberitahukan barang
terhadap penumpang dari luar negeri juga pada apa yang bawaannya pada CD yang menyebabkan pengawasan harus
dikenakan oleh penum- WBC/ATS
pang tersebut. Karena
tidak dapat dipungkiri
kalau banyak barang-
barang yang nilainya
sangat besar dan mele-
bihi FOB yang ditentu-
kan, dapat lolos ke luar
karena dipakai oleh
penumpang.
Menyikapi hal terse-
but, Iwan menyatakan
pengawasan barang pe-
numpang yang sengaja
dipakai penumpang
untuk menutupi ketentu-
an nilai FOB, pada da-
sarnya dapat dideteksi
melalui profil penum-
pang. “Apabila satu
penumpang memakai
pakaian, aksesoris per-
hiasan, atau membawa
barang keperluan
pribadi yang melebihi
kewajaran pemakaian
selama perjalanan yang
bersangkutan atau ter-
lebih pula jika barang-
barang bawaan penum-
pang tersebut dalam
kondisi baru, maka pe-
numpang tersebut dapat PEMERIKSAAN BARANG PENUMPANG. Pengawasan barang bawaan penumpang juga dilakukan melalui unit anjing pelacak.

EDISI 393 AGUSTUS 2007 WARTA BEA CUKAI 9


LAPORAN UTAMA
WBC/ATS
luruhnya dilakukan peme-
riksaan 100 persen.
Hal ini tentunya tidak
sejalan dengan konsep
pelayanan dan pengawas-
an yang saat ini diterapkan
oleh DJBC, namun demiki-
an pihak KPBC yang me-
miliki wilayah perbatasan
mengaku telah berusaha
untuk menerapkan CD pa-
da pelayaran internasional,
sayangnya pihak pelayar-
an yang masih kurang men-
dukung kebijakan yang te-
lah diterapkan oleh peme-
rintah dalam hal ini DJBC.
Terkait hal tersebut,
Iwan menyatakan, fungsi
pengawasan pabean atas
barang bawaan
penumpang, PJT, maupun
kiriman melalui kantor pos
tersebut melekat pada
pelaksanaan tugas pokok
dan fungsi yang dilakukan
sehari-hari oleh KPBC dan
Kantor Wilayah DJBC.
PEMERIKSAAN 100 PERSEN. Penumpang yang tidak menyerahkan dan mengisi CD pemeriksaan barang bawaannya Sehingga, pada dasarnya
dilakukan 100 persen atau masuk jalur merah. sudah menjadi tugas
KPBC dan Kantor Wilayah
dilakukan dengan 100 persen atau memasukannya pada jalur DJBC untuk selalu meningkatkan kemampuan pengawasan
merah. atas setiap objek pengawasan dalam daerah wewenangnya.
Hal ini tentunya bukan suatu cara yang selalu diinginkan “Pola pengawasan yang dilakukan oleh Direktorat P2
oleh penumpang, penumpang yang tidak tahu kegunaan CD Kantor Pusat DJBC, adalah sama seperti pola pengawasan
bahkan tidak pernah dijelaskan apa CD tersebut dan kegiatan kepabeanan dan cukai umumnya, yaitu mengedepan-
bagaimana cara mengisinya, tentunya sangat keberatan kan pemberdayaan kemampuan pelaksanaan tugas oleh
dengan pemeriksaan 100 persen ini. Hal ini diakui oleh salah KPBC dan Kanwil DJBC secara mandiri, berupa pemantauan
seorang TKI yang bernama Sinta, yang baru tiba dari dan pelaksanaan kegiatan intelijen, pemberian informasi,
Thailand, dirinya mengaku tidak pernah disosialisasikan oleh serta jika diperlukan memberikan bantuan dan bimbingan
perusahaan kerja mereka bahwa jika kembali ke Indonesia teknis/asistensi kepada KPBC maupun Kanwil DJBC, sesuai
harus mengisi CD. dengan tugas pokok dan fungsi Direktorat P2,” ungkap Iwan.
“Saya baru tahu harus mengisi CD waktu di pesawat, dan Lebih lanjut Iwan menjelaskan, wujud pemberian bantuan
itupun saya tidak mengerti apa saja yang harus saya isi. Ya kegiatan pengawasan dalam rangka pencegahan
karena tidak tahu, saya jawab saja isi tidak semua, kan pelanggaran peraturan perundang-undangan kepabeanan
nantinya juga bakal diperiksa di bandaranya,” ujar Sinta. dan cukai yang rutin dilakukan oleh Direktorat P2 KP. DJBC,
adalah melakukan operasi terhadap barang bawaan
PERLU SOSIALISASI TENTANG CUSTOMS DECLARATION penumpang, PJT, dan kiriman melalui kantor pos, yang
Jika CD saja mereka tidak dapat mengerti cara mengisi- dilaksanakan pada KPBC-KPBC yang dalam daerah
nya, sudah barang tentu mereka pun tidak paham akan wewenangnya terdapat Kantor Pos Lalu Bea, pelabuhan laut
larangan apa saja yang tidak boleh dibawa dan berapa nilai internasional dan/atau bandara internasional yang
yang seharusnya mendapat pembebasan bea masuk. Akan memberikan kegiatan pelayanan barang bawaan penumpang
hal ini, Eko menjelaskan, pihak KPBC Soekarno-Hatta selalu dan/atau PJT maupun kiriman pos, dengan fokus utama pada
aktif dalam melakukan sosialisasi kepada maskapai, bahkan pengawasan atas pemasukan narkotika dan psikotropika
pertemuan satu bulan sekali selalu diisi dengan pemaparan yang dalam pelaksanaannya memberdayakan unit anjing
akan peran maskapai dalam menjelaskan sekaligus membe- pelacak narkotika (APN) sebagai ujung tombaknya.
rikan CD kepada para penumpang. Kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah dalam hal ini
“Tidak sedikit memang penumpang yang tidak mengisi Menteri Keuangan dan DJBC, tentunya memiliki tujuan agar
CD, jika kedapatan seperti itu maka kami akan melakukan negara ini tidak menerima barang yang berbahaya sekaligus
pemeriksaan 100 persen artinya semua barang yang dibawa merugikan negara yang dibawa oleh penumpang dari luar
akan kita masukan ke dalam X-Ray, selain itu pada daerah pabean Indonesia. Namun kembali lagi, upaya ini
penerbangan yang mendapat attention, kita juga melakukan juga membutuhkan mekanisme sekaligus pola pengawasan
pengawasan dengan anjing pelacak, hal ini dilakukan untuk yang akurat dan efektif. Jika pengawasan yang dilakukan
mencegah masuknya barang bawaan penumpang yang sudah mencapai sasaran tentunya tinggal melihat apa yang
disimpan pada tempat-tempat tersebunyi ataupun barang belum dilaksanakan selama ini untuk mewujudkan
larangan pembatasan,” jelas Eko. pengawasan barang penumpang menjadi lebih efekif lagi.
Arti CD memang kadang terabaikan, bahkan pada bebe- Pelanggaran akan barang bawaan penumpang, memang
rapa pelabuhan penumpang internasional di daerah seperti di banyak alasannya, untuk itu yang difokuskan saat ini adalah,
daerah Kepulauan Riau yang berbatasan dengan negara mampukah DJBC memilah pelanggaran-pelanggaran
Singapura dan Malaysia, penggunaan CD tidak seefektif tersebut apakah memang tengah menjadi trend, atau
yang dilakukan pada bandara internasional Soekarno-Hatta, memang para penumpang tidak mengerti akan tatacara dan
dengan kondisi demikian barang bawaan penumpang pun se- nilai barang bawaan yang seharusnya mereka bawa. adi

10 WARTA BEA CUKAI EDISI 393 AGUSTUS 2007


EDISI 393 AGUSTUS 2007 WARTA BEA CUKAI 11
LAPORAN UTAMA


ADA DUA HAL YANG
MELATARBELAKANGI

Pengawasan
PENGATURAN
KEMBALI PELAYANAN
BARANG KIRIMAN
MELALUI PJT

& Pelayanan
PADA PERUSAHAAN
JASA TITIPAN

Untuk lebih memperlancar pelayanan dan barang kiriman yang menurut sifat dan jumlahnya tidak
pengawasan kiriman barang melalui dimaksudkan untuk diperdagangkan, yang dikirim oleh
pengirim tertentu dari luar negeri kepada penerima tertentu di
perusahaan jasa titipan (PJT), Direktorat dalam negeri dalam bentuk dokumen, sekogram, paket dan
Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) telah bungkusan kecil yang beratnya tidak melebihi 20 kilogram
mengeluarkan terobosan kebijakan dimana netto.
Dengan ketentuan tersebut, maka pengawasan dan
para PJT dapat lebih leluasa dalam mengirim pelayanan yang dilakukan DJBC pada pengeluaran barang
barang karena penekanannya kini pada berat impor melalui PJT, dilaksanakan setelah diajukan
dan bukan lagi pada nilai barang. pemberitahuan impor barang tertentu (PIBT) BC 2.1 dalam 2

P
lembar atau dokumen pelengkap pabean yang dilampiri, bill
erusahaan jasa titipan (PJT) merupakan stakeholder of landing atau air way bill, invoice, packing list dan daftar
DJBC yang perlu mendapatkan perhatian khusus, barang impor per master airway bill.
karena kerjasama antara DJBC dan PJT yang
memang telah terjalin sejak berkembangnya era pe- AWAL PENETAPAN NILAI DAN BERAT BARANG
ngiriman barang baik antar pulau maupun antar Namun seiring dengan berkembangnya era globalisasi
negara, membutuhkan suatu tatanan dan ketentuan khusus dan berkembangnya tuntutan masyarakat akan pelayanan
agar bisnis yang dijalankan PJT dapat berjalan dengan pengiriman barang melalui PJT ini, DJBC pun merasa
lancar, dan negara pun mendapatkan penerimaan negara da- perlu untuk merubah ketentuan yang ada agar dapat
ri bea masuk yang ditentukan. mengakomodir segala kepentingan baik PJT, masyarakat
Bertolak dari Keputusan Menteri Keuangan Nomor: umum, namun tetap tidak menghilangkan fungsi sebagai
490/KMK.05/1996 tentang tatalaksana WBC/ATS penerima pemasukan negara melalui
impor barang penumpang, awak sarana bea masuk.
pengangkut, pelintas batas, kiriman pos Akhirnya pada tahun 2002 dikeluarkan-
dan kiriman melalui perusahaan jasa lah kebijakan yang menurut sebagian besar
titipan. Dan Keputusan Direktur Jenderal PJT sebagai kebijakan adil yang sangat
Bea dan Cukai Nomor: Kep-78/BC/1997 mendukung perkembangan bisnis PJT saat
tentang petunjuk pelaksanaan penyele- itu. Kebijakan tersebut tertuang pada
saian barang penumpang, awak sarana Keputusan Direktur Jenderal Nomor: Kep-
pengangkut, pelintas batas, kiriman me- 83/BC/2002 tentang perubahan keputusan
lalui perusahaan jasa titipan dan kiriman Direktur Jenderal Bea dan Cukai nomor:
pos, segala ketentuan baik tatacara Kep-78/BC/1997 tentang petunjuk pelaksa-
pendirian maupun penerima-an barang naan penyelesaian barang penumpang,
oleh PJT telah diatur dengan sangat awak sarana pengangkut, pelintas batas,
bijaksana. kiriman melalui perusahaan jasa titipan dan
Seperti pada Kep. Menkeu nomor 490/ kiriman pos.
KMK.05/1996, dijelaskan bahwa untuk Pada Kep-83/BC/2002 ini ketentuan
barang impor yang dikirim melalui PJT tidak akan berat dan nilai FOB yang ditetapkan
melebihi freight on board (FOB) USD 50, berubah cukup signifikan, dan ini tertuang
maka diberikan pembebasan bea masuk pada pasal 11 ayat 2 yang berbunyi,
dan pajak dalam rangka impor. Selanjutnya “Barang kiriman adalah barang yang dikirim
atas kelebihan nilai FOB terhadap barang oleh pengirim tertentu di luar negeri kepada
kiriman tersebut, dikenakan bea masuk dan penerima tertentu di dalam negeri
pajak dalam rangka impor. sebagaimana tercantum dalam house
Selanjutnya pada Kep. Dirjen Bea dan TEGUH INDRAYANA. Ada empat hal baru AWB, dengan ketentuan harus memenuhi
Cukai nomor: Kep-78/BC/1997 dijelaskan, yang diatur dalam P-05/BC/2006. salah satu kriteria berat tidak melebihi 100

12 WARTA BEA CUKAI EDISI 393 AGUSTUS 2007


kilogram netto atau nilai (harga) barang tidak melebihi FOB hasil scan X-Ray, profil pengirim, komoditi dan lain-lain,”
USD 5.000, dan untuk tujuan tempat penimbunan berikat ujar Iwan.
tidak dibatasi berat dan nilainya. Namun demikian menurut para PJT, untuk Kep-83/BC/
2002 ini belum banyak mengakomodir kepentingan mereka,
PENGAWASAN DAN PELAYANAN DILIHAT DARI BERAT DAN hal ini mereka nyatakan kalau penetapan nilai dan berat yang
NILAI BARANG ditentukan masih belum memberikan pelayanan yang
Menurut Kepala Seksi Pembebasan Mutlak, Direktorat konsisten kepada para pelanggan.
Teknis Kepabeanan, Priyono Triatmojo, mekanisme Menurut Customs Manager TNT, Tengku Rizal pada Kep-
pelayanan yang dilakukan DJBC terhadap barang kiriman 83/BC/2002, PJT mengalami kesulitan akan adanya dualisme
melalu PJT adalah, setelah menerima pemberitahuan pabean penetapan batas maksimum barang yang dapat dikirim, yaitu
(PIBT) dari PJT, pejabat Bea dan Cukai WBC/ATS antara batas nilai maksimum USD 5.000
melakukan penelitian atas PIBT, menetap- atau batas berat maksimum 100 kilogram
kan jalur pengeluaran barang, melakukan netto. Sehingga PJT merasakan hal ini ku-
pemeriksaan fisik (jika ditetapkan jalur rang tegas diatur.
merah), menetapkan tarif dan nilai pabean, “Dengan kondisi tersebut, maka TNT
menghitung besar bea masuk dan pajak tetap selalu berusaha memberikan solusi
dalam rangka impor yang wajib dilunasi, yang terbaik untuk pelanggannya supaya
dan memberikan persetujuan pengeluaran importasi dari pelanggan tetap dapat
barang. berjalan dengan baik dan selalu mengacu
Sementara itu menurut Kepala Seksi dan berpedoman pada peraturan yang ber-
Penindakan II Direktorat Penindakan dan laku,” jelas Tengku Rizal.
Penyidikan (P2), Iwan Hermawan, pola Sementara itu menurut Corporate Af-
pengawasan yang dilakukan DJBC terha- fairs Manager, PT. DHL, Lien Abdul
dap pengeluaran barang dari PJT Rochman, kendala yang dihadapi DHL
adalah, setiap barang kiriman melalui pada Kep-83/BC/2002 adalah tidak da-
PJT dilakukan pemeriksaan awal melalui pat memberikan pelayanan yang konsis-
mesin X-Ray sebagai alat pengawasan ten terhadap para pelanggan yang dise-
pertama guna mendeteksi pemasukan babkan proses administrasi pengeluaran
barang larangan dan pembatasan. barang yang masih dilakukan secara
“Pengawasan lebih lanjut dilakukan manual dan pengenaan jalur merah
melalui mekanisme pemeriksaan pabean terhadap hampir semua barang kiriman.
yang meliputi penelitian dokumen dan “Hal ini dapat terjadi karena pada Kep-
PRIYONO TRIATMOJO. Mekanisme pelayan-
pemeriksaan fisik barang, yang dalam an yang dilakukan DJBC terhadap barang 83/BC/2002 yang berlaku sebelumnya, pa-
pelaksanaannya dilakukan secara selek- kiriman melalui PJT adalah setelah meneri- da pasal 13d menyebutkan bahwa pejabat
tif berdasarkan berbagai kriteria seperti ma pemberitahuan pabean (PIBT) dari PJT. bea cukai yang melaksanakan pengeluaran

EDISI 393 AGUSTUS 2007 WARTA BEA CUKAI 13


LAPORAN UTAMA
WBC/ATS
barang melakukan pemeriksaan fisik barang, dengan aturan yang lama. Hal yang sa-
walaupun sebenarnya di dalam Kep. ngat berbeda adalah masalah kriteria
Menkeu No. 490/KMK.05/1996 pasal 13 barang kiriman dan kewajiban satu PIBT
disebutkan bahwa pemeriksaan fisik untuk satu house AWB. Ini menuntut PJT
dilakukan secara selektif tetapi di lapangan untuk membuat PIBT dalam jumlah yang
tetap mengacu pada Kep-83/BC/2002 se- lebih banyak dari pada yang selama ini.”
bagai petunjuk pelaksanaan barang kirim- Kata Teguh.
an,” kata Lien Dari penjelasan tersebut, Teguh menilai
dari kacamata kepabeanan, dengan ada-
PERATURAN BARU YANG MENEKANKAN nya ketentuan yang baru tersebut tentunya
PADA BERAT akan lebih baik, karena DJBC telah
Dengan berbagai kendala yang diha- melakukan segmentasi terhadap pelayanan
dapi tersebut, maka seiring dengan pemasukan barang, mana yang barang
perkembangan bisnis, DJBC kembali kargo dan mana yang barang kiriman.
mengeluarkan kebijakan yang dianggap Selain itu, DJBC juga dapat mengetahui
cukup spektakuler bagi para PJT yang uraian barang yang diberitahukan dengan
tertuang dalam Peraturan Direktur lebih jelas dan data yang lebih akurat.
Jendaral Bea dan Cukai: P-05/BC/2006 Namun demikian Teguh juga menga-
tentang petunjuk pelaksanaan penyele- kui, kalau sekarang ini masih ada bebe-
saian impor barang kiriman melalui per- rapa hal yang masih harus diperbaiki,
usahaan jasa titipan. namun ini belum bisa dikategorikan
Menurut Direktur Teknis Kepabeanan, sebagai kendala, permasalahan tersebut
Teguh Indrayana, ada dua hal yang mela- LIEN ABDUL RACHMAN. Kendala saat ini adalah untuk PJT saat ini penyampaian
tarbelakangi pengaturan kembali pelayan- adalah tidak dapat memberikan pelayanan PIBT secara elektronik belum dapat dila-
an barang kiriman melalui PJT. Pertama, yang konsisten kepada pelanggan. kukan sehingga harus dilakukan secara
hasil evaluasi pelayanan dan pengawasan manual. Dengan demikian, PIBT masih
yang menuntut adanya penegasan ketentuan, terciptanya ter- perlu mencetak PIBT untuk setiap house AWB.
tib administrasi, dan terjaminnya penerimaan negara. Kedua, Dengan adanya ketentuan baru ini, maka pola pengawas-
sebagai legalitas dalam penerapan sistem otomasi pelayanan an yang dilakukan juga mengalami perubahan. Menurut Iwan,
impor barang kiriman. dengan adanya ketentuan baru tersebut, maka pengawasan
Lebih lanjut Teguh menjelaskan, ada empat hal baru guna menetapkan suatu barang kiriman atau bukan, menjadi
yang diatur dalam P-05/BC/2006. Pertama, kriteria barang lebih mudah karena hanya dilakukan penimbangan untuk
kiriman melalui PJT hanya mengacu pada berat barang yaitu mengetahui berat barang.
tidak melebihi 100 kilogram netto. Dua, penyampaian pembe- “Namun dari sisi pengawasan, terhadap nilai pabean men-
ritahuan pabean (PIBT) dapat dilakukan secara elektronik jadi lebih sulit, karena sangat mungkin PJT dengan sengaja
tanpa kewajiban penyerahan hardcopy PIBT. Tiga, setiap memberitahukan nilai barang dengan harga yang lebih
house AWB dengan nilai melebihi FOB USD 50 wajib rendah tidak melebihi FOB USD 50 (underinvoice) guna men-
dibuatkan 1 PIBT. Dan keempat, dikenal adanya jalur hijau dapatkan pembebasan bea masuk dan pajak dalam rangka
(tanpa pemeriksaan fisik). impor, mengingat dalam Peraturan Dirjen Bea Cukai Nomor
“Secara prinsip, aturan yang baru tidak jauh berbeda 10 tahun 2005 , ditetapkan pula bahwa barang kiriman yang
WBC/ATS nilainya tidak melebihi
FOB USD 50 diberikan
pembebasan bea masuk
dan pajak dalam rangka
impor,” jelas Iwan.
Lalu bagaimana para
PJT menyikapi peraturan
baru yang dinilai sebagai
“surga” bagi PJT. Menurut
Lien Abdul Rachman, pada
intinya peraturan baru
tersebut sudah cukup baik,
selain lebih detail juga ada
terobosan baru yaitu, da-
pat dilakukan secara elek-
tronik dan paperless, atau
lebih maju dari sistem PIB
yang berlaku saat ini.
Hanya sampai satu tahun
setelah P-05/BC/2006 di-
berlakukan, sistem elektro-
nik untuk PIBT belum juga
diimplementasikan.
Masih menurut Lien,
saat ini ada tiga hambatan
yang dialami DHL pada P-
05/BC/2006 yang dirasa
perlu mendapat perhatian
dari DJBC. Pertama, krite-
ria barang kiriman pada P-
X-RAY. Salah satu sarana pengawasan barang kiriman melalui PJT adalah dengan melakukan X-Ray terhadap 05/BC/2006 mengacu pa-
semua barang.. da berat, sementara pada

14 WARTA BEA CUKAI EDISI 393 AGUSTUS 2007


WBC/ATS
immediate release guideliness yang dikelu- para PJT, mereka memang diharuskan
arkan oleh WCO, barang-barang yang da- paperless ke DJBC tapi ke pihak lain DJBC
pat di release dengan cepat dibagi berda- tidak mengaturnya,” ujar Teguh.
sarkan nilai barang kiriman, hal ini banyak
menimbulkan pertanyaan dari negara lain. PJT MELARANG KIRIMAN BARANG
Kedua, secepatnya mengimplementasikan LARANGAN
sistem PIBT-PDE atau elektronik, karena Namun demikian baik DHL maupun
selama sistem elektronik ini belum TNT merasa pengawasan yang dilakukan
diimplementasikan, maka ini menjadi DJBC saat ini untuk PJT sudah lebih baik
kendala dan beban bagi PJT dan juga bagi dan mencapai sasaran, menurut Rizal
bea cukai di lapangan, karena volume dengan ketentuan yang baru maka penga-
dokumen PIBT yang diproses cukup besar wasan yang dilakukan lebih terkontrol de-
seharinya. ngan fokus pada berat barang bukan nilai.
Dan ketiga, jika sistem elektronik yang “Menurut pihak kami, pengawasan yang
paperless diterapkan, maka perlu koordina- saat ini dilakukan DJBC terhadap PJT akan
si antara pihak DJBC dengan Direktorat lebih efektif dan efisien jika telah ada
Jendaral Pajak (DJP) untuk membuat sistem PDE manifes dan PDE PIBT,
mekanisme dengan tidak adanya hardcopy sementara itu secara fisik seluruh impor
PIBT, karena sering didengar dari para barang PJT dilakukan X-Ray,” ujar Lien.
pelanggan, bahwa pada saat DJP melaku- Lien juga menambahkan, sebagai PJT
kan audit, dokumen PIBT sering diperta- yang masuk dalam kategori empat besar,
nyakan. sarana dan prasarana untuk pengawasan
Sama halnya dengan DHL, pihak TNT TENGKU RIZAL. Mekanisme pengawasan sudah cukup memadai, sebagai contoh
menurut Rizal juga mempunyai hambatan menjadi lebih terkontrol dengan fokus DHL, selain menggunakan sistem akses
dengan dikeluarkannya P-05/BC/2006. terhadap berat barang bukan nilai. terbatas ditambah dengan menempatkan
Hambatan tersebut menurut Rizal, terdapat security untuk menggunakan CCTV yang
pada pasal 4 ayat 4 dan 5 tentang batasan sebanyak-banyak- dapat dimonitor dari mana saja, selain itu DHL memiliki QCC
nya 10 house AWB atau house B/L dalam 1 PIBT tersendiri (Quality Control Center) yang secara proaktif memonitor
untuk nama di house AWB. segala pergerakan barang.
“Akibatnya adalah bertumpuknya dokumen yang harus Dengan kerjasama yang baik antara DJBC dan PJT baik
dibuat. Salah satu core business PJT adalah pengiriman do- dibidang pengawasan maupun pelayanan, kedua belah pihak
kumen yang jumlahnya sangat besar per harinya. Pengaturan juga saling mendukung terhadap kemungkinan masuknya
pasal 4 ayat 4 dan 5 menyebabkan pemborosan jumlah barang-barang larangan pembatasan ke Indonesia. Sebagai
dokumen yang harus dibuat dan penyiapan waktu dokumen contoh, kedua PJT ini telah mengeluarkan larangan
yang bertambah,” terang Rizal. pengiriman barang berbahaya untuk masuk ke Indonesia,
Menanggapi hal tersebut, Teguh menyatakan jika kita kecuali dengan perusahaan-perusahaan tertentu yang telah
membuat suatu peraturan yang baru, maka yang harus siap diaudit sebelumnya dan memiliki kejelasan penggunaannya
adalah kedua belah pihak yang dalam hal ini adalah DJBC di dalam negeri.
dan PJT. Dari DJBC sudah siap dengan peraturan baru terse- Menurut Government and Regulatory Affairs Manager
but, namun apakah PJT telah siap, itu juga perlu dipertanyakan. DHL, Adenan Tampubolon, DHL memiliki peraturan yang
“Dari sisi kita kalau kita mengeluarkan peraturan, masak melarang menerima kiriman barang tertentu, termasuk
kita gak siap, ya kemungkinan ada itu, mungkin kurang sem- barang-barang berbahaya (dangerous goods), pengangkutan
purna, iya mungkin. Jadi jika ada suatu permasalahan seperti barang-barang berbahaya hanya diijinkan untuk pelanggan
itu lebih baik kita rembukkan apa permasalahan sebenarnya, besar dan itupun setelah pihak DHL melakukan audit
nah setelah itu kita akan beri solusinya. Jika hanya bisa terhadap pelanggan tersebut mengenai kelayakan prosedur
bicara ini akan menghambat tapi tidak dijelaskan secara baik, penanganan termasuk pengemasan atas barang berbahaya
kita juga akan tanya dimana menghambat- WBC/ATS yang dimilikinya.” Dan jika dinilai prosedur
nya,” jelas Teguh. penanganannya kurang maka DHL akan
Masih menurut Teguh, terkait dengan menolak untuk mengangkut barang
belum dapat diimplementasikannya sistem tersebut,” terang Adenan.
elektronik PIBT setelah P-05/BC/2006 ber- Sementara itu menurut Rizal, TNT
jalan, DJBC sudah mengundang para PJT memiliki peraturan mengenai dangerous
yang akhirnya dibuat tim bersama antara goods, dan disamping itu TNT juga
asosiasi PJT dengan tim dari Direktorat In- memakai, mematuhi aturan dangerous
formasi Kepabenan dan Cukai (IKC), untuk goods yang diatur oleh IATA. TNT pun
membuat modul agar dapat disepakati oleh hanya menerima paket kiriman dangerous
kedua belah pihak, dan ini sudah berjalan goods di negara-negara yang memiliki
bahkan kemajuannya sudah banyak. kemampuan untuk menangani barang
Terkait dengan keluhan DHL akan tersebut seperti, trained staff, depot
ketentuan berat yang menjadi pertanyaan facilities, procedures, vehicle equipment,
bagi beberapa negara, Teguh mengatakan dan lain-lain.
hingga saat ini belum ada satu negara pun Dengan kerjasama ini, maka sudah
yang keberatan dengan peraturan yang dapat dipastikan kalau pengawasan yang
dikeluarkan oleh DJBC. Hal ini sebenarnya dilakukan DJBC dan PJT sendiri sudah
kewenangan dari negara masing-masing sesuai dengan apa yang diharapkan
dan berat itu termasuk didalamnya. bangsa ini. Kini peningkatan kerjasama
“Kalau untuk ketentuan paperless, tersebut tentunya harus lebih ditingkat-
sebenarnya itu hanya dilakukan oleh PJT kan lagi, karena semakin ke depan maka
ke DJBC, untuk ke DJP kita tidak menga- pola pengiriman akan lebih simpel dan
turnya, masak mereka membuat dokumen ADENAN TAMPUBOLON. DHL memiliki efisien yang tentunya membutuhkan su-
tapi tidak membuatnya juga dalam bentuk aturan yang melarang menerima barang atu kebijakkan yang lebih memihak serta
manual. Ini yang harus diluruskan kepada kiriman tertentu. pengawasan yang lebih melekat. adi

EDISI 393 AGUSTUS 2007 WARTA BEA CUKAI 15


LAPORAN UTAMA

Pengawasan dan Pelayanan



BERDASARKAN
DOKUMEN AP7
INILAH KPBC
MELAKUKAN

Kiriman PT. Pos


PENGAWASAN
UNTUK NILAI DAN
BERATNYA
BERSAMA-SAMA

MENGACU PADA DUA


DENGAN PETUGAS
KANTOR POS

KETENTUAN
Sebagai jasa kiriman barang tertua, Kantor Pos
sejak dulu hingga kini terus menjalin hubungan
pengawasan dan pelayanan dengan Direktorat
Jenderal Bea dan Cukai (DJBC). Hubungan ini
tertuang melalui surat keputusan bersama

Pos. Akan bentuk kerjasama ini, dilakukan melalui dua meka-
nisme, yaitu dengan menerbitkan surat keputusan bersama
(SKB) antara DJBC dengan Direktorat Jenderal Pos dan Te-
lekomunikasi (Ditjen Postel) nomor: Kep-34/BC/2000 dan
Nomor : 41/Dirjen/2000 yang secara struktural membawahi
kegiatan Kantor Pos. Dan surat edaran bersama (SEB),
antara DJBC dengan Direktur Utama PT. Pos Indonesia,
(SKB) dan surat edaran bersama (SEB). nomor: SE-20/BC/2000 dan nomor: SE-35/Dirutpos/2000.
Ketentuan yang telah dijalankan lama ini, hingga Dengan SKB dan SEB ini, segala ketentuan berat dan
kini terus mengalami perubahan sesuai dengan nilai barang yang dapat masuk ke Indonesia juga diatur de-
kondisi dan perkembangan jasa kiriman barang. ngan seksama, sama seperti halnya pada PJT. Untuk kiriman
melalui Kantor Pos, menurut Keputusan Menteri Keuangan

S
Nomor : 490/KMK.05/1996 tentang tatalaksana impor barang
ejarah perkembangan pengiriman barang di Indo- penumpang, awak sarana pengangkut, pelintas batas,
nesia, tentunya tidak dapat dilepaskan dari jasa kiriman pos, dan kiriman melalui perusahaan jasa titipan,
yang telah dijalani oleh PT. Pos. Sejak masa pada Bab IV pasal 10 ayat 1 disebutkan,”Terhadap barang
pengiriman surat antar daerah atau antar negara, kiriman melalui pos yang nilainya tidak melebihi freight on
hingga mengalami perkembangan dengan board (FOB) USD 50 untuk setiap orang kiriman diberikan
elektronik, pelayanan jasa kiriman barang melalui Kantor pembebasan bea masuk dan pajak dalam rangka impor”
Pos terus mengalami perkembangan, hingga akhirnya ha- Sementara itu menurut Keputusan Direktur Jenderal Bea
rus bersaing dengan perusahaan jasa titipan (PJT) yang dan Cukai Nomor: Kep-78/BC/1997 tentang petunjuk
terus tumbuh subur hinga kini. pelaksanaan penyelesaian barang penumpang, awak sarana
Sebagai perusahaan milik negara, PT. Pos juga terus pengangkut, pelintas batas, kiriman melalui jasa titipan dan
WBC/ATS
memacu pelayanan- kantor pos, tepatnya pa- DOK. WBC
nya agar dapat terus da pasal 15 ayat 1,
eksis dan mampu ber- ditetapkan nilai barang
saing dengan para tidak melebihi FOB
PJT. Salah satu USD 50. Selengkapnya
bentuk pelayanan dan isi pasal tersebut ada-
pengawasan yang lah,”Terhadap barang
terus disempurnakan kiriman pos yang nilai-
oleh Kantor Pos, ada- nya tidak melebihi FOB
lah melakukan kerjasa- USD 50 untuk setiap
ma dengan berbagai orang per kiriman, dibe-
instansi terkait agar rikan pembebasan bea
apa yang selama ini masuk dan pajak dalam
dilayani dan diawasi rangka impor”
dapat berjalan sesuai Dengan adanya ke-
dengan yang diamanat- dua keputusan tersebut,
kan oleh negara. maka segala dokumen
pengiriman barang
KERJASAMA DJBC mengacu pada ketentu-
DENGAN PT. POS an yang dibuat oleh
INDONESIA Kantor Pos. Untuk itu,
DJBC sebagai pen- pada SEB disebutkan
jaga pintu gerbang khususnya Bab IV pasal
BAMBANG SUMARSONO. Berdasarkan AP7 bangsa juga tak luput 7 dan 8, yang berbunyi, HANA SURYANA. SKB dan
inilah KPBC Kantor Pos pasar Baru melakukan dari jalinan kerjasama ”Atas kiriman pabean SEB masih relevan namun perlu
pengawasan dan pelayanan kiriman barang. yang dilakukan oleh PT. sebagaimana dimaksud penyempurnaan lagi.

16 WARTA BEA CUKAI EDISI 393 AGUSTUS 2007


WBC/ATS

KANTOR POS UDARA LALU BEA Soekarno-Hatta dan KANTOR POS Pasar Baru.

pada pasal 7 dilakukan pemeriksaan pabean oleh pejabat petugas akan mengambalikan kepada pihak pos untuk mengi-
bea dan cukai untuk penetapan bea yang harus dibayar oleh rim paket-paket tersebut sesuai dengan wilayahnya.
penerima kiriman pabean. “Pemeriksaan sebagaimana Jika kedapatan paket atau barang tersebut melebihi
dimaksud meliputi penelitian dokumen dan pemeriksaan fisik ketentuan berat dan nilai FOB, maka pihak pos lah yang akan
barang”. melakukan pemberitahuan atau pemanggilan kepada pemilik
barang, jika barangnya telah sampai. Namun jika kedapatan
PENGAWASAN AWAL BARANG KIRIMAN POS barang tersebut ada yang masuk dalam barang larangan
Menurut Kepala Seksi Penindakan II Direktorat Penindak- pembatasan, maka barang tersebut akan langsung ditegah
an dan Penyidikan (P2), Iwan Hermawan, pengawasan awal oleh petugas bea cukai, dan pemilik akan diberitahukan
terhadap barang kiriman pos juga dilakukan melalui mesin X- melalui pos.
Ray pada pos lalu bea di bandara, atas setiap barang kiriman “Dengan penegahan ini, maka petugas akan membuat
pos bersangkutan guna mendeteksi ada atau tidaknya dokumen rangkap tiga, satu untuk bea cukai, satu untuk pos
barang larangan dan pembatasan. dan satu lagi untuk pemilik barang, dan terhadap barang ter-
“Pengawasan lebih lanjut dilakukan pada kantor Pos Pa- sebut petugas berhak menahannya selama tiga bulan sampai
sar Baru, yaitu melalui pemeriksaan mesin X-Ray dan peme- pemilik paket datang untuk mengurus ijin atau lainnya,
riksaan fisik barang pada saat dilakukan pencacahan dan namun jika dalam waktu tiga bulan pemilik tidak datang walau-
pembeaan kiriman pos (PPKP). Untuk itu dengan adanya pun sudah diberitahukan melalui pos, maka terhadap barang
SKB dan SEB antara DJBC dan Ditjen Postel justru efektif atau paket tersebut akan langsung dilakukan penegahan,”
memberikan kekuatan serta memberdayakan fungsi pengawas- jelas Bambang Sumarsono.
an yang dimiliki DJBC,” ujar Iwan. Hal ini juga diamini oleh Kepala Seksi Pabean III KPBC
Sementara itu menurut Kepala Kantor Pelayanan Bea dan Tipe A1 Soekarno-Hatta, Slamet Mulyono, yang juga
Cukai (KPBC) Kantor Pos Pasar Baru, Bambang membawahi pengawasan dan pelayanan Kantor Pos Udara
Sumarsono, barang kiriman yang diterima dari pos bisa lalu bea Soekarno-Hatta. Menurutnya pengawasan dan pela-
diterima dari kiriman udara atau laut yang WBC/ATS
yanan di Kantor Pos udara lalu bea
umumnya dalam bentuk kantung-kantung Soekarno-Hatta tidak berbeda jauh dengan
pos dengan dokumen AP7. Berdasarkan Kantor Pos Pasar Baru, hanya bedanya un-
dokumen AP7 inilah KPBC melakukan pe- tuk di Seokarno-Hatta khusus untuk kiriman
ngawasan untuk nilai dan beratnya bersa- EMS.
ma-sama dengan petugas Kantor Pos. “Untuk Kantor Pos udara lalu bea
“Setelah diteliti di Kantor Pos lalu bea, Soekarno-Hatta hanya melayani kiriman
akan dilakukan pembukaan kantung-kan- EMS, jadi jika kiriman tersebut EMS ma-
tung dan dipisahkan karena untuk Kantor ka akan kita hitung dan timbang beratnya,
Pos Pasar Baru hanya menerima yang re- jika barang tersebut tidak memenuhi
guler saja, sedangkan untuk Express Mail salah satunya, maka akan kita hitung
Service (EMS) penghitungannya dilakukan berapa bea masuk yang harus dikena-
di pos udara lalu bea Soekarno-Hatta yang kan. Itu untuk EMS, untuk diluar EMS
diawasi oleh KPBC Soekarno-Hatta. akan langsung kita kirim ke Pasar Baru,”
Sehingga kami hanya menghitung bea kata Slamet Mulyono.
masuk yang reguler saja dan itupun untuk
wilayah Jabodetabek,” kata Bambang KURANG SOSIALISASI AKAN PENGENAAN
Sumarsono. BEA MASUK
Lebih lanjut dijelaskan oleh Bambang, Bambang Sumarsono menambahkan,
setelah diadakan pemeriksaan fisik dan jika ada barang yang harus dikenakan bea
penghitungan nilai barang, petugas bea masuk, maka setelah barang tersebut
cukai akan membuat nota pemeriksaan dihitung, pihak pos akan mengirim surat
dan penghitungannya lalu mengembalikan kepada penerima barang untuk melunasi
barang tersebut dalam bentuk asalnya SLAMET MULYONO. Di Kantor Pos Udara bea masuk. Untuk itu, pihak KPBC Pasar
sekaligus memberikan tanda pengaman. Soekarno-Hatta hanya melayani kiriman EMS Baru sebenarnya sudah memiliki data
Setelah itu dengan dilampirkan PPKP-nya, dan dihitung langsung beban bea masuknya. penerimaan dari PPKP, tinggal mendefinitif-

EDISI 393 AGUSTUS 2007 WARTA BEA CUKAI 17


LAPORAN UTAMA

kan penerimaan tersebut setelah barang diambil oleh pemilik dalam hal ini Direktorat P2 untuk memprosesnya, dan bisa
dan membayar bea masuknya. juga berkoordinasi dengan instansi lain seperti Kepolisian
“Jika pemilik sudah mengambil dan membayar bea atau BNN, jika barang yang dimaksud adalah psikotropika
masuk, maka pihak pos akan menyerahkan kembali bukti dan narkotika.
pembayarannya. Itu semua adalah paket impor yang
pengawasannya juga dibantu oleh unit anjing pelacak dan KURANGNYA SARANA X-RAY DI KANTOR POS
dua unit X-Ray. Namun terkadang kami juga menggalami Sementara itu menurut Direktur Utama PT. Pos Indonesia,
kendala, para pemilik barang karena merasa telah membayar Hana Suryana, pengawasan kiriman barang dimulai pada
ongkos kirim cukup mahal, maka mereka berpikir ongkos saat pengeposan di loket berkaitan dengan isi dan kemasan
tersebut sudah termasuk beban bea masuk, padahal belum,” (packaging), pengawasan proses, angkutan, hingga ke
ungkap Bambang. pengantaran (delivery). Khusus untuk kiriman barang tujuan
Dengan kendala tersebut, pihak KPBC Pasar Baru pun luar negeri, dilakukan pemeriksaan terhadap kiriman yang
selalu berusaha untuk memberikan pengertian kepada termasuk larangan pembatasan, bekerja sama dengan pihak
pemilik barang. Memang pada awalnya banyak yang bea cukai.
keberatan, hal ini disebabkan oleh minimnya sosialisasi yang “Kendala yang kami hadapi pada umumnya bila isi kirim-
diberikan DJBC kepada pemilik barang akan ketentuan nilai an yang dicantumkan pada resi tidak sesuai dengan barang.
FOB dan berat yang diperbolehkan. Namun dengan Selain itu, keterbatasan sarana, misalnya loket pelayanan
penjelasan akan ketentuan dan peraturan yang ada, para tidak dilengkapi scanner/X-Ray untuk mendeteksi isi/jenis
pemilik barang pun dapat memahami pembebanan bea barang yang akan dikirim, juga dapat menjadi kendala kami
masuk yang dikenakannya. dalam memberikan pelayanan dan pengawasan terhadap
Lalu bagaimana sebenarnya pengawasan barang keluar barang kiriman,” ujar Hana Suryana.
dari Kantor Pos ini? Menurut Iwan, sesuai ketentuan, barang Terkait dengan nilai FOB dan berat yang telah ditentukan
kiriman yang dikirim melalui Kantor Pos dilakukan saat ini, Hana berkomentar kalau FOB bebas yang berlaku
pemeriksaan pabean yang meliputi penelitian dokumen dan saat ini adalah USD 50, sedangkan ketentuan berat barang
pemeriksaan fisik barang, yang dalam pelaksanaannya untuk kiriman internasional tergantung pada ketentuan
dilakukan secara selektif. masing-masing negara, sedangkan untuk kiriman domestik
“Setiap barang dilakukan pemeriksaan melalui mesin X- ditentukan kiriman maksimal 30 kilogram. Untuk kiriman
Ray dan/atau pemeriksaan fisik serta penetapan nilai pabean internasional di beberapa negara (seperti untuk kiriman ke
barang kiriman pos impor yang bersangkutan secara manual Jepang) menerapkan pembatasan berat sampai dengan 20
(pada saat pelaksanaan PPKP) oleh petugas KPBC setempat kilogram.
dengan disaksikan oleh petugas PT. Pos Indonesia yang “Saat ini banyak kiriman barang dari luar negeri yang diki-
ditunjuk sebagai wakil pemilik barang,” jelas Iwan. rim oleh para TKI dan dimaksudkan sebagai hadiah/souvenir
Selanjutnya Bambang Sumarsono menambahkan, untuk dengan nilai barang lebih dari USD 50, sehingga penerima
barang kiriman yang kedapatan berisi larangan pembatasan, merasa keberatan dalam membayar bea masuk, contoh ki-
maka barang tersebut selain langsung dilakukan penegahan, riman hanya berisi satu buah handphone. Sebaiknya keten-
pihak KPBC juga akan berkoordinasi dengan KP-DJBC tuan FOB juga tetap mempertimbangkan jumlah barang da-
WBC/ATS lam satu kiriman dan
maksud dari pengirim-
an (non commercial
value), sedangkan
ketentuan berat saat
ini masih dapat dilak-
sanakan,” ungkap
Hana Suryana.
Terkait dengan
banyaknya pihak yang
berasa keberatan
akan pengenaan be-
ban bea masuk yang
ditetapkan, karena
pengirim merasa telah
membayar ongkos
kirim yang cukup ma-
hal, maka pihak
Kantor Pos juga telah
melakukan sosialisasi
mengenai ketentuan
kiriman barang yang
berasal dari luar ne-
geri melalui website,
yaitu Forum Pelang-
gan Pos Indonesia
Pos Online (PIOL).
Selain itu pihak Pos
juga memberikan
penjelasan secara li-
san kepada penerima
barang pada saat
pengambilan barang
kiriman yang dikena-
kan bea masuk.
Lalu masih relevan-

18 WARTA BEA CUKAI EDISI 393 AGUSTUS 2007


WBC/ATS
kah SKB dan SEB
antara DJBC dengan
Ditjen Postel dan
Dirut Pos saat ini?
Menurut Hana Surya-
na, SKB dan SEB
hingga saat ini ma-
sih dirasakan relevan,
namun perlu
penyempurnaan se-
hingga lebih dapat
dimengerti secara
teknis oleh petugas
lapangan baik pos
maupun bea cukai.
Hana mencontoh-
kan, untuk teknis
penegahan kiriman
dan maksimal waktu
pemrosesan kiriman
oleh pihak bea cukai
masih banyak yang
belum jelas. Untuk
itu, saat ini Ditjen
Postel dan DJBC
tengah melakukan
proses penyempur-
naan untuk kasus-
kasus tersebut.
Sementara itu
menurut Iwan BERHASIL DITEGAH. Dengan kerjasama yang baik antara DJBC dan pihak pos, berbagai barang larangan pun berhasil
Hermawan, SKB dan ditegahnya.
SEB antara DJBC
dan Ditjen Postel masih dirasakan relevan, bahkan dengan lebih mendukung kinerja bea cukai, pihak pos pun telah
SKB dan SEB tersebut efektif memberikan kekuatan serta mengeluarkan peraturan untuk barang-barang apa saja
memberdayakan fungsi pengawasan yang dimiliki DJBC. yang dapat dikirim ke Indonesia.
“Saat ini Direktorat P2 KP-DJBC sebagai unit penyiap- “Saat ini, kiriman melalui pos memang dibagi menjadi
an kebijakan dan evaluasi pelaksanaan pengawasan dua. Pertama, kiriman perorangan yang umumnya berupa
DJBC pada tingkat pusat, selalu memberikan dukungan barang-barang kiriman TKI, buku-buku, sample barang
yang diperlukan dan berkoordinasi dengan KPBC Kantor dagangan dan lain-lain. Kedua, kiriman yang dikirim oleh
Pos Pasar Baru dalam upaya pencegahan penyelundup- perusahaan, umumnya berupa barang-barang niaga/
an, khususnya penyampaian informasi intelijen guna perdagangan dan dokumen berharga,” kata Hana.
ditindaklanjuti dengan kegiatan pengawasan atau Untuk peraturan yang dikeluarkan PT. Pos Indonesia
penindakan, maupun secara rutin menugaskan pegawai terhadap barang-barang yang tidak boleh masuk ke
dari Direktorat P2 untuk melakukan operasi pencegahan Indonesia, adalah barang-barang purbakala dan bahan
pemasukan narkotika dan psikotropika melalui Kantor Pos tumbuh-tumbuhan. Dengan ketentuan yang telah
Pasar Baru dengan menggunakan anjing pelacak disebarkan keberbagai negara ini, maka pengirim yang
narkotika (APN),” ujar Iwan. akan memasukan barang-barang tersebut ke Indonesia
Namun demikian Iwan menambahkan, kendala saat ini melalui pos akan dapat ditegah sebelumnya di Kantor
untuk melakukan pengawasan yang optimal terhadap Pos awal atau negara pengirim.
barang kirman melalui pos masih belum memadai, karena Pengawasan dan pelayanan terhadap kiriman melalui
mesin X-Ray dan APN jumlahnya belum memadai jika Kantor Pos memang memiliki karateristik tersendiri jika
dibandingkan dengan volume impor yang harus dilayani, dibandingkan dengan barang kiriman lainnya. Proses
banyak mesin X-Ray yang dimiliki dalam kondisi rusak, penegahan yang hanya dapat dilakukan pada barang
jumlah petugas pengawasan yang kurang memadai, dan bukan pada pemilik, menunjukan perlu dibuat suatu
informasi yang minim. aturan yang lebih tegas, sehingga penegahan bukan
Akan hal ini juga diakui oleh Hana Suryana, hanya pada barangnya saja tapi juga dapat dilakukan
menurutnya PT.Pos saat ini hanya memiliki empat mesin terhadap penerima barang.
X-Ray, yaitu pertama di Kantor Pos Banda Aceh. Kedua, Akan keluhan terhadap nilai FOB dan berat yang
Kantor Pos Denpasar. Dan dua unit di Kantor Pos udara ditentukan, memang diperlukan sosialisasi yang lebih
Jakarta Soekarno-Hatta, untuk kepentingan pengawasan. intensif kepada masyarakat, karena dengan persaingan
Ini tentunya masih kurang, karena menurut Hana idealnya pelayanan jasa pengiriman yang lebih kompetitif saat ini,
di setiap loket di Kantor Pos tersedia sarana X-Ray/ pihak pos tentunya juga telah melakukan berbagai
scanner untuk mendeteksi isi/jenis kiriman barang. terobosan yang tentunya harus didukung oleh sosialisasi
dan penyempurnaan baik sarana dan prasarana yang ada
KETENTUAN BARANG LARANGAN DAN PEMBATASAN saat ini.
Seiring dengan perkembangan era globalisasi, maka Jika kedua hal tersebut telah dijalankan, tentunya baik pi-
pemesanan barang pun kini dapat dilakukan melalui hak pos maupun bea cukai, akan lebih mudah dalam
elektronik atau dengan internet. Menanggapai hal memberikan pelayanan dan pengawasan terhadap barang
tersebut, Hana mengatakan, untuk kiriman impor yang kiriman. Untuk itu penyempurnaan SKB dan SEB akan lebih
dipesan melalui internet, maka pengawasan kiriman menentukan langkah selanjutnya kerjasama DJBC dan Ditjen
dilakukan sama dengan kiriman lainnya. Namun untuk Postel untuk menuju kearah yang lebih baik. adi

EDISI 393 AGUSTUS 2007 WARTA BEA CUKAI 19


WAWANCARA

10
20 WARTA BEA CUKAI EDISI 393 AGUSTUS 2007
Heru Santoso
DIREKTUR PENINDAKAN DAN PENYIDIKAN - DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

“Diperlukan Semangat Juang


dan Komitmen Yang Tinggi
Dalam Melakukan Pengawasan”
Tidak mudah melakukan pengawasan terhadap barang penumpang, barang kiriman
melalui perusahaan jasa titipan (PJT), dan kiriman melalui kantor pos. Diperlukan
suatu keahlian khusus untuk dapat menaksir berapa nilai barang yang dibawa masuk dengan
ketiga cara tersebut. Kendati secara ketentuan telah diatur akan nilai dan berat yang
dibebaskan dari bea masuk, namun kenyataan masih banyak yang belum tahu
bahkan dengan sengaja melanggar ketentuan tersebut. Untuk mengetahui bagaimana
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) melakukan pengawasan terhadap barang- barang
kiriman tersebut, dan kendala apa yang dihadapi petugas di lapangan, berikut wawancara
Reporter WBC Supriyadi.W dan Fotografer Andy Tria Saputra, dengan Direktur
Penindakan dan Penyidikan (P2) DJBC, Heru Santoso
Santoso. Berikut petikan wawancaranya:

Saat ini bagaimana pola pengawasan yang dilakukan lebih ketat dengan undercover mulai dari pintu pesawat
Direktorat P2 untuk barang bawaan penumpang, PJT udara, di koridor, sebelum pelayanan imigrasi, kamar
dan kiriman melalui kantor pos? kecil, membaur dengan penumpang dan dibelakang
Mengingat jumlah kemasan/pallet yang relatif banyak conveyor, termasuk koordinasi dengan imigrasi jika ada
dan pergerakan yang cepat maka pola pengawasan penumpang yang dicurigai.
adalah dengan meningkatkan kegiatan intelijen berupa
pengumpulan informasi, profile negara asal, profile Dari beberapa daerah perbatasan, seperti Batam dan
penumpang, profile pengangkut, berat dan dipergunakan Tanjung Pinang, penggunaan CD tidak se-efektif
X-Ray dan dilakukan pemeriksaan fisik. seperti di Soekarno-Hatta, padahal mereka sama-
sama pelabuhan internasional. Bagaimana menurut
Bagaimana dengan pengawasan melalui Customs Bapak hal tersebut?


Declaration (CD)? Untuk sosialisasi kepada Sebetulnya, kondisinya sama baik di Batam,
penumpang dan maskapai penerbangan Tanjung Pinang maupun di Soekarno-Hatta
apakah sudah dilakukan? bahwa CD berlaku untuk semua penumpang dari
CD berlaku umum dan internasional sehingga BELUM ADA luar negeri yang masuk ke Indonesia, hanya
semua maskapai penerbangan/pelayaran mungkin didaerah perbatasan melalui ferry
internasional mengetahui tentang CD yang juga TREND kebanyakan adalah penumpang yang sering
merupakan salah satu pelayanan maskapai BARANG bepergian karena kegiatan pekerjaan, sekedar
kepada penumpangnya. Usaha lain yang dilaku- ILEGAL DARI jalan-jalan atau berkunjung ke keluarga
kan untuk sosialisasi ketentuan dengan sehingga jarang sekali mereka membawa
penyebaran papan-papan informasi di bandara,
BAWAAN barang-barang dagangan yang perlu dilaporkan
PENUMPANG dengan CD. Namun pemberitahuan kewajiban


pamflet dan brosur, termasuk kepada penumpang
yang datang di meja pemeriksaan pabean mengisi CD tetap dilakukan oleh pegawai ferry
apakah sudah mengisi Customs Declaration. tersebut kepada setiap penumpang.

Saat ini apakah trend pemasukan barang ilegal me- Bagaimana dengan pengawasan barang penumpang
mang dari barang bawaan penumpang? yang sengaja digunakan pada tubuh (arloji) yang
Belum ada trend barang ilegal dari bawaan sebenarnya melebihi FOB yang ditentukan?
penumpang. Usaha penyembunyian melalui penumpang Barang-barang yang dipakai ditubuh seperti jam
memang selalu ada tapi terus diupayakan pengawasan, tangan/ perhiasan, topi, kaca mata, tidak termasuk
penertiban dan penegakan hukum. Dan untuk barang bawaan. Namun apabila bisa dibuktikan ada kotak
penerbangan tertentu dilaksanakan pengawasan yang perhiasan/arloji atau kuitansi pembelian dari luar negeri

EDISI 393 AGUSTUS 2007 WARTA BEA CUKAI 11


21
WAWANCARA

berarti harus diperhitungkan sebagai barang penumpang. Kerjasama yang dilakukan terutama untuk pengawas-
Kelebihan dari hak penumpang itu yang dipungut bea ma- an adalah saling tukar menukar informasi, dan PJT
suk dan pungutan impor lainnya. memberitahukan apabila dicurigai ada barang larangan
dan pembatasan.
Bagaimana dengan rencana pemeriksaan outlet dan
mall terkait barang-barang penumpang yang lolos Untuk kiriman barang dari kantor pos, apakah
dari pemeriksaan petugas? pengawasan yang dilakukan sama dengan PJT?
Dalam proses pembahasan, karena harus benar-benar Apakah dengan adanya SKB dan SEB antara DJBC
diperhatikan efek hukumnya. dengan Ditjen Postel fungsi pengawasan DJBC
menjadi kurang efektif ?
Bagaimanakan Undang-Undang nomor 17 tahun 2006 Pengawasan barang kantor pos dengan PJT relatif
tentang Kepabeanan mengatur barang bawaan sama, dengan SEB justru menjadi lebih baik karena ada
penumpang termasuk sanksinya? dua pihak yang mengawasi masing-masing kantor pos
Secara khusus barang penumpang diatur dalam Un- dan bea cukai untuk barang via pos serta PJT itu sendiri
dang-Undang nomor 17 tahun 2006 pasal 25 (1) namun untuk barang-barang jasa titipan.
secara umum aturan/sanksi barang bawaan penumpang
sama dengan ketentuan barang impor/ekspor. Selain dengan SKB dan SEB tersebut, apakah ada
bentuk kerjasama lain dengan Kantor Pos
Bisa dijelaskan tentang ketentuan baru pada PJT untuk pengawasan barang kiriman melalui kantor
yang saat ini lebih menekankan pada berat bukan ni- pos?
lai FOB, apakah pengawasannya menjadi lebih sulit? Kerjasama yang dilakukan adalah saling tukar
Ketentuan mengenai PJT adalah merupakan peraturan menukar informasi apabila ada barang yang dicurigai


dari Dirjen Pos dan Telekomunikasi, sehingga ijin pengu- sebagai barang LARTAS (Larangan Pembatasan-red).
sahaan jasa titipan dikeluarkan oleh Dirjen
Pos dan Telekomunikasi yang diatur dalam Lalu bagaimana dengan pengawasan yang
peraturan Menteri Perhubungan No. 5 tahun dilakukan pada kantor pos lalu bea, apakah
2005 tentang penyelenggaraan jasa titipan SAAT INI KITA sama pengawasannya dengan yang dilaku-
dan keputusan Dirjen Pos dan Telekomunikasi SELALU kan oleh KPBC Kantor Pos Pasar Baru?
nomor: 108/Dirjen/1994 tentang petunjuk Ada perbedaan, pos lalu bea hanya diawasi
pelaksanaan perijinan pengusahaan jasa BERUSAHA bahwa barang-barang tersebut benar-benar
titipan, sehingga dalam setiap ijin melakukan MENGOPTIMALKAN dikirim ke kantor pos tujuan, sedangkan di
kegiatan jasa titipan juga memperhatikan SARANA DAN Pasar Baru sendiri dilakukan pemeriksaan fisik
batasan berat masing-masing jenis kiriman, satu persatu baik dibuka atau dengan X-Ray,
baik barang cetakan, surat kabar, sekogram,
PRASARANA YANG sedangkan untuk pelayanan cepat kantor pos
bungkusan kecil, paket dan uang. PJT juga ADA UNTUK (Express Mail Service) dimana dijanjikan oleh
diatur dalam Kep Menkeu RI nomor: 490/ PENGAWASAN kantor pos barang akan sampai di alamat tujuan


KMK.05/1996 tentang tatalaksana impor ba- paling lambat 24 jam dilaksanakan oleh kantor
rang penumpang, awak sarana pengangkut, pos bandara Soekarno-Hatta.
pelintas batas, kiriman melalui jasa titipan
dan kiriman pos. Pengawasan tetap dilaksanakan baik Bagaimana dengan pengawasan barang yang
dari tukar menukar informasi, dengan X-Ray, dengan transaksinya melalui media elektronik?
pemeriksaan fisik termasuk party barang yang tidak dapat Bila yang dimaksud adalah pembelian software atau
diselesaikan dengan PIBT tetapi harus dengan PIB, dan hak siar hingga saat ini belum diatur, namun yang
nilai jaminan harus lebih tinggi dari jumlah bea masuk dimaksud adalah proses pembayarannya/pemesanan
dan pungutan pabean lainnya yang telah ditentukan, saja melalui media elektronik maka prosesnya sama
karena barang keluar lebih dahulu, baru untuk PIBT dengan proses impor/ekspor biasa.
pembayaran bea masuk dan pungutan pabean lainnya
dilaksanakan. Kendala apa yang dihadapi DJBC untuk melakukan
pengawasan pada ketiga barang tersebut (barang
Bagaimana sarana dan prasarana yang dimiliki DJBC penumpang, barang kiriman melalui PJT, dan barang
untuk melakukan pengawasan pengeluaran barang kiriman melalui kantor pos)?
dari PJT. Apakah sudah cukup memadai? Kendala, bahwa baik barang penumpang/kiriman
Saat ini kita selalu berusaha mengoptimalkan sarana melalui PJT/pos, bea dan cukai dihadapkan pada barang
dan prasarana yang ada untuk pengawasan. Memang dalam volume yang kecil dan jumlah satuan kemasan
idealnya DJBC harus mempunyai X-Ray dengan jumlah yang banyak serta perlu kecepatan pergerakan barang
yang cukup di semua pelabuhan internasional yang dilalui sehingga diperlukan semangat juang dan komitment
barang-barang jasa titipan. yang tinggi dari para pegawai bea dan cukai dalam mela-
kukan pengawasan, maupun pelaksanaan risk
Bentuk kerjasama apa saja yang telah dilakukan manajemen, dan penempatan petugas pada tempat de-
DJBC dengan PJT terkait masalah pengawasan ngan jam-jam tertentu, dan waktu maupun penerbangan-
barang kiriman? penerbangan yang rawan.

12
22 WARTA BEA CUKAI EDISI 393 AGUSTUS 2007
PENGAWASAN
WBC/ATS
selanjutnya dilakukan pemeriksaan fisik 100 persen atas partai
barang yang rencananya akan di ekspor ke India (Source (HK) Li-
mited A/C Saturn Intel Co) dan Hongkong (Fok Hing (HK) Trading
Limited). Hasilnya, dalam dua kontainer berukuran 40 feet,
kedapatan 22.000 kg dan 25.000 kg rotan asalan yang belum
dikerjakan.
Potensi kerugian negara akibat eksportasi rotan tersebut se-
nilai kurang lebih Rp. 337.883.000 (dengan perkiraan HPE: US$
0.79/kg). Namun demikian, terdapat pula kerugian yang bersifat
immaterial, diantaranya terjadi kelangkaan bahan baku rotan
yang dapat mengganggu industri kerajinan rotan dalam negeri.
Serta, kerusakan hutan dan ekosistem sebagai akibat penebang-
an rotan secara liar yang potensi kerugiannya tidak ternilai.

PENYELUNDUPAN KAYU CENDANA


Tak hanya itu, berkat hasil kegiatan intelijen, petugas juga ber-
hasil menggagalkan penyelundupan satu kontainer 20 feet kayu
Cendana Semut dan kayu Papi (dari Nusa Tenggara) tujuan Chi-
na (Xiamen Contro Imp & Exp Co Ltd). Dalam dokumen pabean-
nya, kayu tersebut diberitahukan sebagai kayu kecapi (untuk
obat) untuk menghindari aturan larangan ekspor kayu Cendana
Semut dari pemerintah.
Adalah PT. BJPP yang hendak menyelundupkan 300 batang
MEMBERI KETERANGAN PADA PERS. Kepala Kantor Wilayah VII DJBC Jakarta (14.000 kg) kayu Cendana Semut dan kayu Papi. Akibat
I, Agung Kuswandono didampingi Direktur Audit, Thomas Sugijata, dengan pelanggaran tersebut, potensi kerugian negara mencapai sekitar
berlatar belakang kayu Cendana Semut, memberikan keterangan pada pers Rp. 700.000.000 (perkiraan harga Rp. 50.000/kg). Tak hanya
seputar penegahan yang dilakukan petugas bea cukai KPU Tanjung Priok.
kerugian materil, penyelundupan tersebut juga menyebabkan
kerugian immaterial, yakni makin langkanya kayu cendana yang
KPU Bea dan Cukai Tanjung Priok dilindungi kelestariannya.

Tegah
“Penegahan ini bukan hanya terkait dengan ekonomi tapi ju-
ga lingkungan. Kayu Cendana ini sudah langka, kalau sekian
banyak diekspor tanpa kita ketahui tentu sebentar lagi kita tidak
akan punya kayu Cendana. Jadi, yang jadi masalah adalah

Eksportasi
lingkungan, ini kan kayu langka yang harusnya kita lindungi, kita
jaga,” tandas Agung.

PENYELUNDUPAN KAYU OLAHAN


Selain itu, petugas bea cukai Kantor Pelayanan Utama Tan-

Rotan dan Kayu


jung Priok juga berhasil menyita 3 kontainer 40 feet kayu olahan
jenis kayu Nangka, Mahoni, Kecapi, Medang, Merbau dan kayu
rimba lainnya tujuan Jepang (GT Freight Forwarders (S) Pte Ltd).
Untuk menghindari aturan larangan/pembatasan ekspor dari
Eksportasi rotan dan kayu yang berhasil ditegah pemerintah, modus operandi yang digunakan adalah dengan
tersebut senilai Rp. 1.233.087.300. memberitahukan dalam dokumen pabean sebagai butelnuts (biji
buah pinang).

B
Dua dari tiga kontainer tersebut memuat 78 pallet atau sama
au rotan dan kayu cendana langsung menyengat hi- dengan 15.600 pieces atau 85,8 m3 kayu balok (kaso), yang
dung saat kontainer yang ditempeli segel merah Bea diketam di keempat sisinya dan merupakan jenis barang yang
dan Cukai dibuka oleh petugas. Di balik kontainer-kon- dilarang di ekspor sesuai Permendag No. 09/M-DAG/Per/2/2007.
tainer tersebut, terpampang rotan dan kayu yang ber- Sementara satu kontainer lainnya berisi 20 pallet atau sama
hasil digagalkan eksportasinya oleh petugas bea cukai. dengan 7.852 pieces atau 44,3362 m3 kayu olahan seperti solid
Hari itu (10/7), Kantor Pelayanan Utama (KPU) Bea dan Cukai door, jamb, door lipping, finger jointed laminating dan finger
Tanjung Priok, menggelar jumpa pers di lapangan Terminal Peti jointed stick. Kayu tersebut merupakan jenis barang yang hanya
Kemas Koja, Tanjung Priok, berkaitan dengan penegahan yang dapat diekspor oleh perusahaan pemegang ETPIK (eksportir ter-
dilakukan petugas atas puluhan ribu kilo rotan dan kayu cendana daftar produk industri kehutanan).
serta ratusan ribu kubik kayu olahan. Atas upaya penyelundupan 130,1362 m3 kayu olahan oleh
Agung Kuswandono, Kepala Kantor Wilayah VII DJBC Ja- PT. PU, potensi kerugian yang dialami negara mencapai sekitar
karta I, yang didampingi oleh Direktur Audit, Thomas Sugijata Rp. 195.204.300 (perkiraan harga Rp. 1.500.000/m3). Tak hanya
yang juga merupakan Ketua Kelompok Kerja Tim Percepatan itu, penyelundupan terhadap kayu tersebut juga menyebabkan
Reformasi Kebijakan Bidang Pelayanan Bea dan Cukai, me- kerugian immaterial, yakni kerusakan hutan dan ekosistem
ngatakan bahwa penegahan tersebut dilakukan berdasarkan sebagai akibat penebangan liar.
hasil analisis intelijen KPU Bea dan Cukai Tanjung Priok. Agung melanjutkan, saat ini tersangka penyelundup kayu dan
Ia menjelaskan, penegahan terhadap kayu dan rotan itu dila- rotan tersebut sudah ada tapi masih dalam proses penyelidikan.
kukan karena barang tersebut merupakan barang yang memerlu- “Beberapa pihak sudah dicurigai, jadi ada perusahaan yang
kan ijin dari instansi terkait (untuk mengekspornya-red) dan ter- sebenarnya sudah tidak terdaftar tapi masih melakukan kegiatan.
masuk barang yang dilarang untuk diekspor. Dari analisis tersebut, kita coba telusuri dan akhirnya
Dari analisis intelijen tersebut, terdapat indikasi adanya pe- menghasilkan seperti yang kita lihat sekarang ini,” ungkap Agung.
langgaran pemberitahuan dalam hal ekspor. Indikasi pertama Selanjutnya, atas pelanggaran tersebut telah terjadi tindak pi-
adalah yang dilakukan oleh PT. SE dan PT. KSP. Dalam dokumen dana kepabeanan sebagaimana dimaksud dalam pasal 102A hu-
pabeannya diberitahukan bahwa partai barang tersebut merupa- ruf (b) jo. Pasal 103 huruf (a) UU No. 10/1995 tentang Kepabean-
kan fox crystal mix fruit (permen) dan nata de coco. Atas dasar an yang telah dirubah dengan UU No. 17/2006 dengan sanksi
kecurigaan tersebut, dikeluarkan Nota Hasil Intelijen (NHI) untuk minimal penjara 10 tahun dan denda maksimal Rp. 5 milyar. ifa

EDISI 393 AGUSTUS 2007 WARTA BEA CUKAI 23


3
KOPERASI

Hari Ulang Tahun


Koperasi Ke-60
D
alam rangka hari ulang tahun Koperasi ke-60 Kamil Sjoieb, Ketua Koperasi M. Azis Syamsul Arifin, Te-
tanggal 12 Juli 2007, Pengurus Koperasi Pega- naga Pengkaji Bidang Pengawasan dan Penegakan
wai Kantor Pusat (Kopesat) DJBC menyelengga- Hukum Kepabeanan dan Cukai, Erlangga Mantik, Tenaga
rakan rangkaian kegiatan diantaranya donor Pengkaji Bidang Pelayanan dan Penerimaan Kepabeanan
darah, lomba karya tulis, lomba mewarnai dan dan Cukai Bambang Prasodjo dan pejabat lainnya
menggambar, senam aerobik bersama hingga acara pun- meninjau stan-stan yang ada.
cak kegiatan bazar yang diadakan di KP-DJBC. Bazar dilaksanakan selama dua hari yakni dari tanggal
Acara donor darah yang diselenggarakan pada 10 Juli 12 dan 13 Juli 2007, lokasi penyelenggaraan bazar ini
2007 merupakan kerjasama antara Kopesat dengan terletak mulai didepan koperasi memanjang hingga di
Palang Merah Indonesia yang dilaksanakan di Auditorium depan kantor WBC dan diikuti oleh 63 peserta yang
Gedung Utama KP-DJBC dan diikuti 98 pegawai yang menawarkan beragam perlengkapan yakni mulai dari
mendaftar sebagai pendonor. Dari jumlah tersebut yang barang elektronik, pernik-pernik, pakaian, keramik,
memenuhi kriteria dan dapat diambil darahnya sebanyak peralatan dapur, mainan anak-anak, tanaman dan
82 pegawai. Dalam kesempatan tersebut Direktur minuman, serta makanan. Selain itu juga ada stan motor,
Jenderal Bea dan Cukai Anwar Suprijadi ikut mobil dan asuransi.
berpartisipasi menyumbangkan darahnya beserta para Bersamaan dengan acara bazar tanggal 12 juli 2007
pejabat eselon II, III dan IV dilingkungan KP-DJBC. juga dilaksanakan lomba mewarnai dan menggambar
Untuk pertama kalinya pengurus Kopesat bagi anak-anak pegawai beacukai usia TK dan SD yang
menyelenggarakan Lomba Karya Tulis dengan mengambil kali ini diikuti oleh 23 peserta dan diselenggarakan di
tema tentang koperasi. Lomba ini sendiri terbuka bagi Aula Koperasi. Pada hari kedua bazaar diumumkan para
para pegawai dilingkungan Kantor Pusat, Bogor, Depok, pemenang sekaligus pemberian hadiah kepada para juara
Tangerang dan Bekasi. Dari tulisan-tulisan yang masuk, lomba mewarnai dan menggambar yang diserahkan oleh
juri akhirnya memutuskan 3 tulisan terbaik yaitu : Ketua Koperasi M. Azis Syamsul Arifin. Adapun para
a. Juara I : Heri Winarko (060103248) dari Direktorat pemenangnya adalah sebagai berikut :
PPKC dengan judul tulisan Meningkatkan Partisipasi
anggota : Tantangan Keoperasi Pegawai Negeri. l Kategori Mewarnai Tingkat Taman Kanak Kanak
b. Juara II : Beni Novri (060097691) dari Direktorat Cukai Juara I : Litha
dengan judul tulisan Strategi Koperasi sebagai Juara II : Hagi Maulana
Sokoguru Perekonomian Nasional Dalam Juara III : Chorida Ulya Nabila
Meningkatkan Kesejahteraan Anggota.
c. Juara III : Muammar Khadafi (060083381) dari KWBC l Kategori Mewarnai Tingkat SD Kelas I sampai
Banten dengan judul tulisan Meningkatkan dengan Kelas III
Keunggulan Kompetitif Koperasi Di Era Kapitalisme. Juara I : Resi
Juara II : Aisyah Raisah
Puncak rangkaian acara diselenggarakan pada 12 Juli Juara III : Kensita Aurora
2007 dengan mengadakan bazar yang dihadiri oleh para
pegawai, para pejabat serta Dirjen Bea dan Cukai Anwar l Kategori Menggambar Tingkat SD Kelas IV sampai
Suprijadi yang membuka bazar. Dirjen dalam acara dengan Kelas VI
pembukaan sekaligus menyerahkan piala kepada para Juara I : Hidayaning Nur S
pemenang lomba karya tulis. Seusai membuka acara Dir- Juara II : Nala Zafira
jen kemudian ditemani Sekretaris Ditjen Bea dan Cukai Juara III : Dina Bestika

24 WARTA BEA CUKAI EDISI 393 AGUSTUS 2007


1 2

4
3

5
Dirjen Bea dan Cukai Anwar Suprijadi memberikan sambutan
sekaligus membuka acara bazar (Foto 1) Dirjen Bea dan
Cukai Anwar Suprijadi meninjau stan-stan bazaar yang ada
(Foto 2) Bazaar Kopesat DJBC (Foto 3) Kegiatan donor
darah (Foto 4) Foto bersama para pemenang Lomba Karya
Tulis dengan Dirjen Bea Cukai dan staf Inti (Foto 5) Senam
aerobic di halaman parkir KP-DJBC dalam rangka hari
kopersi (Foto 6) Suasana lomba mewarnai yang diikuti anak-
anak pegawai DJBC dari tingkat TK dan SD (Foto 7) 7

EDISI 393 AGUSTUS 2007 WARTA BEA CUKAI 25


KOPERASI

JUARA I LOMBA KARYA TULIS DALAM RANGKA HARI KOPERASI

Meningkatkan Partisipasi Anggota :


Tantangan Koperasi
Pegawai Negeri
Oleh : Heri Winarko

K
operasi adalah bentuk badan usaha yang paling sesuai Usaha Kecil dan Menengah. Posisi di kabinet yang berubah-ubah
dengan ketentuan UUD 1945 yang menyebutkan setidaknya menunjukkan bahwa kebijakan koperasi di negeri ini
bahwa perekonomian disusun sebagai usaha bersama tidak cukup konsisten.
berdasar atas asas kekeluargaan1 . Di negara-negara
barat koperasi lahir sebagai gerakan untuk melawan PERAN MASYARAKAT
ketidakadilan pasar. Di Indonesia cikal-bakal ide perkoperasian Tetapi semata berharap pada pemerintah juga tidak tepat.
dimunculkan oleh R. Aria Wiraatmadja ketika mendirikan bank Pembangunan koperasi merupakan tugas dan tanggung jawab
untuk pegawai negeri pada tahun 1896.2 pemerintah dan seluruh rakyat secara bersama-sama7 . Dengan
Di masa kemerdekaan, koperasi dijadikan gerakan ekonomi demikian, anggota masyarakat pun seharusnya terlibat dalam
rakyat yang berperan untuk mewujudkan masyarakat yang maju, pengembangan koperasi, sesuai dengan kapasitas dan
adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang kemampuan yang dimilikinya. Pendidikan perkoperasian ”nyaris
Dasar 1945. Koperasi memegang tugas berat untuk memperko- tak terdengar,” baik pemerintah maupun koperasi tampaknya
koh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan tidak cukup telaten menyelenggarakan pendidikan perkoperasian,
perekonomian nasional. Koperasi dalam hal ini diposisikan padahal hal tersebut adalah salah satu prinsip untuk
sebagai sokoguru perekonomian nasional. ”Sokoguru” adalah mengembangkan koperasi sesuai UU Perkoperasian.
istilah dari bahasa Jawa yang artinya ”pilar utama”.3 Pendidikan perkoperasian mestinya juga dilakukan oleh
Pemahaman atas posisi koperasi yang sangat penting inilah koperasi, setidaknya terhadap para anggotanya. Tidak berlebihan
yang mewarnai pemikiran para peserta kongres gerakan koperasi kiranya koperasi mensyaratkan anggotanya mengikuti pendidikan
di Tasikmalaya pada tanggal 12 Juli 1947. Kongres yang dasar perkoperasian sebelum ia diterima menjadi anggota.
disponsori oleh Jawatan Koperasi di bawah pimpinan R. Suria Pengetahuan, nilai dan prinsip-prinsip koperasi tidak diwariskan,
Atmadja itu menetapkan tanggal 12 Juli sebagai Hari Koperasi, sehingga kita harus melakukan pendidikan perkoperasian secara
yang hingga kini kita peringati setiap tahun. berkesinambungan. Dengan cara itu koperasi akan dapat tumbuh
Di peringatan Hari Koperasi yang ke-60 kali ini, sudahkah ko- dan berkembang dengan baik.
perasi telah menjadi pilar utama perekonomian nasional? Melihat kondisi saat ini, mengembangkan koperasi sebagai
Jawabannya adalah belum. Jangankan menjadi pilar utama, ko- badan usaha sekaligus gerakan ekonomi rakyat adalah hal yang
perasi bahkan belum cukup sebanding peranannya dengan masih (sangat) mungkin untuk dilakukan. Salah satu varian
badan usaha yang lain, terutama dengan badan usaha swasta koperasi yang potensial untuk dikembangkan adalah koperasi
seperti Perusahaan Terbatas (PT)4 . Dalam hal kesadaran berko- yang basis anggotanya pegawai negeri sipil. Koperasi macam ini
perasi, bahkan terdapat fenomena unik, yakni koperasi yang telah memiliki beberapa kelebihan yang dapat direkayasa untuk
mapan justru membentuk PT untuk mengelola salah satu unit menjadikannya mampu berkembang dengan pesat. Tentu saja,
usahanya.5 hal itu juga harus dibarengi dengan langkah-langkah untuk
mengeliminasi atau meminimalisir kekurangan-kekurangan yang
PERAN PEMERINTAH juga melekat pada dirinya.
Dari sisi peran pemerintah, terdapat dua pendapat yang Koperasi Pegawai Negeri (KPN), sebagaimana koperasi
berseberangan. Pendapat pertama melihat pemerintah sudah pada umumnya, lahir dari kebutuhan para anggotanya.
cukup berperan dalam pengembangan (dan pembinaan) Karena itu, jangan heran apabila dilakukan survei terhadap
koperasi, terbukti dengan berdirinya koperasi hingga ke pelo- anggota KPN, barangkali asosiasi yang muncul pertama kali
sok desa (KUD) dan ditunjuknya seorang menteri di kabinet dalam pikiran mereka ketika disebutkan kata ”koperasi”
yang khusus menangani koperasi. adalah ”toko” dan ”nyicil”. KPN umumnya memang bergerak
Pendapat kedua melihat bahwa pemerintah salah arah dalam di dua bidang tersebut, yaitu bidang konsumsi (melalui toko
pembentukan koperasi. Koperasi Unit Desa (KUD) memang di- koperasi) dan bidang kredit (simpan-pinjam).8
dirikan di setiap desa, namun prinsip dan nilai-nilai koperasi tidak
ditularkan secara memadai. Hasilnya, KUD-KUD tidak banyak KELEBIHAN KPN
yang berhasil sebagai gerakan koperasi untuk memberdayakan Beberapa ciri KPN yang merupakan kelebihan antara lain
kekuatan ekonomi anggota. KUD menjadi sekadar ”koperasi adalah, pertama, kemudahan mengumpulkan simpanan
pengurus”6 . Koperasi semacam ini akhirnya berkembang sebagai wajib. Berbeda dengan koperasi lainnya yang harus mengha-
”koperasi proyek”, yang cenderung menjadi semacam makelar dapi permasalahan kesulitan mengumpulkan simpanan wajib
atas proyek-proyek yang diselenggarakan pemerintah. dari anggotanya, KPN justru sangat diuntungkan karena sim-
Pembentukan unit khusus di lingkaran eksekutif yang mena- panan wajib biasanya dikumpulkan dengan cara memotong
ngani koperasi pun memunculkan kritik. Suatu saat koperasi gaji para anggotanya.
disatukan dengan bidang perdagangan, di saat lainnya digabung- Para pengurus KPN yang sebelumnya tidak berpengalaman
kan dengan bidang transmigrasi dan pembangunan masyarakat sebagai aktivis koperasi kerapkali tidak menyadari bahwa “di luar
desa, kemudian dengan bidang pembinaan pengusaha kecil, dan sana” mengumpulkan simpanan wajib sulitnya setengah mati.
akhirnya saat ini koperasi di bawah Menteri Negara Koperasi dan Pengurus KPN seringkali menganggap uang yang tiap bulan

26 WARTA BEA CUKAI EDISI 393 AGUSTUS 2007


masuk ke kas koperasi adalah uang mudah, atau kredit dengan penting, mengingat koperasi bukanlah milik pengurus semata,
bunga 0 % dari sumber yang anonim. Pada masa lalu, konon melainkan milik seluruh anggota. Komunikasi yang baik antara
pengurus koperasi bahkan hanya mempunyai catatan berdasar- pengurus dan anggota akan memunculkan rasa saling-percaya,
kan golongan para pegawai saja. Sekian rupiah dari pegawai go- sehingga pada gilirannya akan memompa rasa kebersamaan
longan I, sekian rupiah dari pegawai golongan II, dan seterusnya. dan rasa memiliki anggota atas koperasi tersebut.
Komponen simpanan wajib pun tidak menjadi faktor yang diper- Dan ketiga, melakukan langkah-langkah pragmatis untuk
timbangkan dalam pembagian SHU. Sebagai anggota koperasi meningkatkan partisipasi anggota. Meski langkah pertama dan
yang sudah membayar simpanan wajib selama 5 tahun (60 kedua telah dilakukan, langkah pragmatis atau praktis tetap perlu
bulan), saya akan mendapatkan SHU yang sama dengan rekan dilakukan. Langkah terakhir inilah yang paling mudah untuk
segolongan saya yang baru menjadi anggota selama 6 bulan! diukur (dideteksi secara fisik) karena berkaitan langsung dengan
Kedua, adanya “kebiasaan buruk” pegawai negeri yang cen- keterlibatan anggota. Contohnya, sebuah koperasi dapat
derung berutang pada sepertiga akhir bulan. Alasannya, gaji yang mengukur peningkatan partisipasi anggotanya dalam berbelanja
dibayarkan di awal bulan saat itu sudah habis, sehingga mereka di toko koperasi sebelum dan sesudah diterapkannya sistem poin
tidak bisa berbelanja di pasar atau toko konvensional. Kebiasaan (yang akan digunakan dalam menghitung pembagian SHU) atas
semacam ini, meskipun tidak sehat, sesungguhnya dapat diarah- pembelanjaan di toko tersebut.
kan (baca: dimanfaatkan) untuk memperbesar omzet koperasi Akhirnya, harus disadari bahwa mengembangkan koperasi
konsumsi, yang pada gilirannya akan memperbesar SHU yang memang bukan pekerjaan mudah. Diperlukan kemauan,
akan dibagikan setelah tutup buku. kesungguhan, dan kerja keras dari semua pihak. Namun
Ketiga, perilaku anggota yang ”nrimo”, cenderung tidak banyak demikian, cita-cita mulia untuk mengembangkan badan usaha
tuntutan kepada pengurus. Alhasil, pengurus pun dapat bekerja dan gerakan ekonomi rakyat tidak boleh terhambat oleh semua
menjalankan program-programnya dengan terfokus, tanpa rintangan itu. Dimulai dari diri kita sendiri, mari kita jadikan
gangguan kritik tajam dan macam-macam tuntutan dari anggota. rintangan itu sebagai tantangan. Dimulai dari diri sendiri, mari kita
tingkatkan partisipasi kita sebagai anggota koperasi. Koperasi
KEKURANGAN KPN adalah milik kita bersama. Seperti slogan pariwisata Malaysia,
Sementara itu, kekurangan yang melekat pada KPN, di ”koperasiku, koperasi kamu juga...”
antaranya adalah, pertama, basis data anggota yang terus
1
berubah. Kondisi semacam ini terjadi karena anggota KPN Pasal 33 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945. Selain itu pada pasal 33
umumnya berbasiskan kantor kerja sedangkan para anggota ayat (4) UUD 1945 hasil amandemen juga disebutkan, “Perekonomian
nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip
harus berpindah-pindah kantor karena tuntutan mutasi ataupun kebersamaan, efisiensi, berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan,
promosi. Namun kekurangan ini sebetulnya mudah diatasi kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan
dengan sedikit kemauan, mengingat saat ini telah banyak dirilis ekonomi nasional”.
2
program komputer yang dapat dimanfaatkan untuk mengelola Bank tersebut hingga sekarang masih eksis, bahkan menjadi bank
basis data yang terus berubah tersebut.9 pemerintah yang memiliki wilayah pelayanan paling luas, menjangkau hingga
Kedua, kurangnya rasa memiliki dari anggota. Rapat Anggota ke kecamatan-kecamatan, yaitu Bank Rakyat Indonesia.
3
Istilah “sokoguru” mengacu pada konsep bangunan rumah adat Jawa
yang formalistis, keanggotaan menafikan prinsip kesukarelaan (rumah joglo), di mana terdapat empat tiang utama yang menopang
dan keterbukaan, tidak terakomodasinya kepentingan anggota, bangunan rumah. Keempat tiang itulah yang disebut dengan “sokoguru”.
4
dan kesenjangan posisi antara anggota-pengurus (pengurus Memang ada beberapa koperasi sekunder yang cukup berperan dalam
memerankan diri sebagai pemilik atau investor sementara pentas perekonomian nasional, misalnya GKBI (Gabungan Koperasi Batik
anggota hanya sebagai konsumen semata), menjadi faktor yang Indonesia), Inkud (Induk Koperasi Unit Desa), dan Puskopad (Pusat Koperasi
Angkatan Darat), namun secara umum belum cukup signifikan untuk
menyebabkan anggota merasa terasing dari koperasinya sendiri. dibandingkan dengan sektor swasta.
Ketiga dan paling penting, kurangnya peran aktif anggota, 5
Pada dasarnya tidak ada hal yang salah dengan pembentukan PT oleh
baik sebagai pengurus maupun sebagai pengguna jasa koperasi. koperasi, namun dari fenomena ini dapat dilihat bahwa para pengurus
Kurang aktifnya anggota disebabkan karena kurangnya rasa koperasi tersebut tidak lagi memandang prinsip-prinsip koperasi sebagai
memiliki dan faktor-faktor yang telah disebutkan sebelumnya. prinsip ideal untuk melakukan kegiatan usaha.
6
Di beberapa tempat bahkan populer plesetan akronim KUD = Ketua Untung
Kurangnya partisipasi anggota merupakan masalah umum Dulu.
yang dihadapi sebagian besar KPN, sehingga perlu segera dicari 7
UU Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian.
solusi untuk mengatasinya agar koperasi dapat berkembang lebih 8
Jarang ada KPN yang bergerak sebagai koperasi produksi, karena basis
pesat lagi. anggota KPN umumnya bukan produsen.
9
Pengelolaan basis data anggota yang baik akan berguna untuk menghitung
MENAWARKAN SOLUSI 10
jumlah SHU yang akan diterima oleh masing-masing anggota.
Pasal 5 ayat (2) UU Nomor 25 Tahun 1992 yang berbunyi, “Dalam
Solusi yang dapat ditawarkan tentu saja berbeda-beda, harus mengembangkan Koperasi, maka Koperasi melaksanakan pula prinsip
mempertimbangkan kekhasan kasus pada masing-masing KPN. Koperasi sebagai berikut: a. Pendidikan perkoperasian, b. Kerja sama
Namun demikian, setidaknya meliputi tiga langkah yang tidak se- antarkoperasi”.
11
derhana. Langkah-langkah itu, pertama, mengintensifkan pendi- Pasal 45 ayat (2) UU Nomor 25 Tahun 1992 yang berbunyi, “Sisa Hasil
dikan perkoperasian bagi anggota dan masyarakat umum. Usaha setelah dikurangi dana cadangan, dibagikan kepada anggota
sebanding dengan jasa usaha yang dilakukan oleh masing-masing anggota
Pendidikan perkoperasian merupakan salah satu prinsip da- dengan Koperasi, serta digunakan untuk keperluan pendidikan perkoperasian
lam pengembangan koperasi sesuai Pasal 5 ayat (2) UU Perko- dan keperluan lain dari Koperasi, sesuai dengan keputusan Rapat Anggota”.
perasian10 . Pendidikan perkoperasian setidaknya memberikan
pengetahuan tentang koperasi serta mengajarkan nilai-nilai dan Rujukan :
prinsip-prinsip koperasi. Secara khusus, pendidikan perkoperasi- 1. Undang-Undang Dasar Tahun 1945 (beserta amandemennya).
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian.
an dapat dilakukan dalam bentuk diklat, seminar, atau kelas dis- 3. Mubyarto, “Membangkitkan Ekonomi Kerakyatan Melalui Gerakan Koperasi:
kusi. Sementara secara luas, pendidikan bisa dilakukan dengan Peran Perguruan Tinggi”, artikel pada www.ekonomirakyat.org.
berbagai macam cara atau metode dengan menggunakan 4. Noer Soetrisno, “Koperasi Mewujudkan Kebersamaan dan Kesejahteraan:
berbagai macam media. Misalnya dengan membuat poster, sele- Menjawab Tantangan Global dan Regionalisme Baru”, artikel pada
baran, buku, talkshow di radio, dan menyelenggarakan lomba- www.ekonomirakyat.org.
lomba bertema koperasi. Dana yang digunakan untuk pendidikan 5. Bayu Krisnamurthi, “Membangun Koperasi Berbasis Anggota dalam Rangka
Pengembangan Ekonomi Rakyat”, artikel pada www.ekonomirakyat.org.
perkoperasian ini dialokasikan dari Sisa Hasil Usaha (SHU)
sesuai kesepakatan Rapat Anggota.11 Data Penulis
Kedua, mengintensifkan komunikasi pengurus-anggota. Nama : Heri Winarko
Komunikasi yang baik antara pengurus dan anggota dilakukan NIP : 060103248
agar prinsip pengelolaan secara demokratis dapat dilaksanakan. Jabatan : Pelaksana pada Subdit Penyuluhan dan Publikasi
Keterbukaan informasi dalam sebuah koperasi adalah hal yang Direktorat PPKC

EDISI 393 AGUSTUS 2007 WARTA BEA CUKAI 27


DAERAH KE DAERAH
FOTO : DONNY FOTO : DONNY

JUSUF INDARTO tampak bersama istri, ketika memberikan kata-kata CINDERA MATA berupa karikatur ini menggambarkan prestasi Jusuf
perpisahan. Indarto selama menjabat Kakanwil XVI Sulawesi

PISAH SAMBUT ‘kehilangan’ seorang pemimpin yang mampu mengayomi para


bawahannya. Gaya kepemimpinan Jusuf Indarto yang mau
KAKANWIL XVI DJBC SULAWESI menampung semua saran, kritik, maupun keluhan, baik dalam

“Meskipun di Ujung
rangka tugas dinas maupun diluar kedinasan memberikan moti-
vasi tersendiri bagi para pegawai.

Tapi Keinginan Mengabdi


“Kami menikmati kebersamaan itu, menikmati dalam melak-
sanakan tugas, baik tugas rutin maupun diluar hal-hal lain diluar

Luar Biasa…”
tugas, seperti kuliner bersama atau olahraga,” kata Kepala Bagi-
an Umum Kanwil XVI Sulawesi, Tutung Budi karya.
Diluar tugas kedinasan, Jusuf memang kerap mengajak para
Enam bulan lamanya, Kepala Kantor Wilayah pegawai untuk menikmati makan malam bersama atau bahkan
menyempatkan diri untuk berolahraga bulutangkis bersama di
(Kakanwil) XVI DJBC Sulawesi, Jusuf Indarto lapangan kompleks rumah dinas Bea Cukai. Tidak ada jarak yang
telah melaksanakan tugas di Kanwil XVI membatasi antara pimpinan dengan bawahan.
Sulawesi. Banyak suka maupun duka yang
dialaminya selama bertugas. PULANG KAMPUNG
Dilain pihak, bagi Kakanwil XVI Sulawesi yang baru, Bachtiar,

H
bertugas di Makassar kali ini ibaratnya seperti ‘pulang kampung’.
al tersebut terungkap dalam sambutan Jusuf Indarto Pasalnya, pada tahun 1990-1991 dia pernah bertugas di Makas-
ketika acara pisah sambut Kakanwil XVI Sulawesi dari sar. Kala itu ia bertugas sebagai Kasubsi Hanggar di Kantor Ins-
Jusuf Indarto kepada Bachtiar sebagai Kakanwil XVI peksi Makassar.
Sulawesi yang baru. Pisah sambut yang diadakan pada “Ada dua kebanggaan yang saya rasakan (sebagai Kakanwil
18 Juni 2007 dengan mengambil tempat di Hotel Sahid XVI Sulawesi). Pertama, saya menggantikan seorang Jusuf
Makassar ini selain dihadiri para pejabat eselon III, IV serta staff di Indarto yang begitu perfect memimpin kantor ini. Kedua, (selama)
jajaran Kanwil XVI Sulawesi, turut dihadiri pula jajaran pejabat saya bertugas sebagai kakanwil, yang pertama di daerah Teuku
dilingkungan Departemen Keuangan yang meliputi Kakanwil Umar (Pahlawan Aceh) dan yang kedua sekarang dipindahkan di
Ditjen Pajak Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat dan Sulawesi daerah Sultan Hasanuddin (Pahlawan Sulsel). Semua daerah
Tenggara, Ditjen Perbendaharaan, dan Ditjen Kekayaan Negara. pahlawan. Mudah-mudahan saya menjadi pejuang bagi Bea Cu-
Meskipun hanya enam bulan saja, akan tetapi Jusuf Indarto kai,” kata Bachtiar yang sebelumnya menjabat sebagai Kakanwil
telah menorehkan berbagai prestasi gemilang dalam memimpin I NAD (Nanggroe Aceh Darussalam)
Kanwil XVI Sulawesi selama ini. Sembilan (9) kasus tangkapan Bachtiar sendiri mempunyai harapan besar untuk tempat tu-
berbagai komoditi barang yang hendak diselundupkan, saat ini gas barunya ini. ”Kita mencoba mengetengahkan Kanwil XVI
statusnya sudah dilimpahkan ke Kejaksaan (P21) dengan nilai Sulawesi ini menjadi kantor yang mempunyai dedikasi dan loyali-
total barang mencapai Rp. 6.076.000.000 (baca WBC edisi 392 tas yang dapat diandalkan DJBC,” harapannya.
bulan Juli 2007). Selain itu, keberhasilan dalam tiga (3) kasus Dalam kesempatan pisah sambut itu, diserahkan pula
penangkapan rokok illegal juga berhasil menyelamatkan kerugian penghargaan kepada beberapa pegawai yang berprestasi dalam
negara sebesar Rp. 2.166.330.672. melakukan beberapa penangkapan. Selanjutnya acara yang
“Saya mengucapkan terimakasih dan apresiasi yang setinggi- dipandu oleh MC Miskam ini dimeriahkan dengan beberapa
tingginya, sejujur-jujurnya saya mengucapkannya atas pencapai- sumbangan lagu termasuk dari Jusuf Indarto dan Bachtiar.
an kinerja selama ini dan Alhamdulillah target bea masuk sudah Sebagai kenang-kenangan, diserahkan beberapa cindera
terlewati dan cukai sudah (mencapai) 80 persen meskipun baru mata yang diberikan oleh beberapa pejabat dan masing-masing
lima bulan,” kata Jusuf dengan penuh kebanggaan. Lebih lanjut, Kepala KPBC di lingkungan Kanwil XVI Sulawesi. Salah satu
bagi Jusuf Indarto sendiri maupun jajaran dibawahnya, prestasi cindera mata adalah karikatur yang diberikan oleh Tutung Budi
tersebut memberikan kesan dan kebanggaan yang mendalam. Karya mewakili para pegawai Kanwil XVI Sulawesi. Karikatur
“Bahwa meskipun diujung, tapi ternyata keinginan untuk mengab- tersebut memuat gambar Jusuf Indarto dengan background
di sangat luar biasa…” gambar hasil tangkapan selama ini.
Keakraban makin terjalin tatkala ditengah – tengah suasana
TEGAS TETAPI LENTUR ramah tamah, Jusuf Indarto berjalan mendatangi meja-meja para
Waktu enam bulan memang terasa sangat cepat berlalu, hadirin untuk sekedar menyapa dan berdiskusi ringan. Tidak ada
tidak hanya bagi Jusuf Indarto saja, tapi juga bagi segenap pega- sedikitpun kecanggungan. Akhirnya, selamat bertugas ditempat
wai di Kanwil XVI Sulawesi. Para pegawai sangat merasakan yang baru, Pak Yosi… dons, makassar

28 WARTA BEA CUKAI EDISI 393 AGUSTUS 2007


DOK. KANWIL I
beberapa faktor yang turut andil didalamnya, diantaranya fak-
tor keamanan, stabilitas politik, infrastruktur yang memadai
dan juga yang sangat penting adalah regulasi dan insentif
yang dapat diberikan oleh pemerintah untuk mendukung in-
vestasi di Aceh. Setiap negara berkembang berlomba-lomba
untuk memberikan insentif dan membuat regulasi semudah
mungkin untuk menarik para investor. Bayangkan saja, nega-
ra sekecil Kamboja memberikan insentif berupa kebijakan
fiskal dan perpajakan.
Oleh karena itu Investor Outreach Office (IOO) mendu-
kung upaya Pemerintah NAD bersinergi dengan Kantor Wila-
yah (Kanwil) I Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Nanggroe
Aceh Darussalam, mengadakan seminar yang bertemakan
‘Regulasi dan Insentif Pemerintah untuk Mendukung
Kemudahan Investasi di NAD’. Seminar yang diadakan pada
hari Rabu, 20 Juni 2007 ini, dihadiri oleh berbagai kalangan,
mulai dari pejabat pemerintah tingkat I, pihak swasta dan
para calon investor.
Seminar dibuka dengan kata sambutan dari Gubernur
Propinsi NAD, Irwandi Yusuf yang berharap, Undang-Undang
Pemerintah Aceh (UUPA), regulasi investasi baru serta di
dukung oleh potensi yang ada di Aceh, dapat menjadi magnet
tersendiri bagi para investor untuk datang dan menanamkan
PARA PEMAKALAH. Tampak dalam gambar para pemakalah dari IOO dan modalnya di Aceh.
DJBC memberikan materi pada seminar pengembangan investasi di Aceh. Sementara dalam pengantar seminar tersebut, Kepala
Kantor Wilayah I DJBC NAD, Drs. Bachtiar, M.Si (saat ini
menjabat sebagai Kakanwil XVI DJBC Sulawesi (Makassar)
Menuju Perekonomian menyatakan bahwa dalam menjalankan fungsinya sebagai
trade facilitator dan industrial assistant, Direktorat Jenderal
Aceh Baru yang bea dan Cukai berupaya mendorong terciptanya iklim usaha

Modern dan Kompetitif


yang kondusif bagi pertumbuhan industri dan investasi,
termasuk di Aceh.
“Misalnya, dengan memberikan Kemudahan Impor Tujuan
Ekspor (KITE) dan kawasan berikat, gudang berikat dan
Seminar pengembangan investasi oleh IOO intensif untuk pemasukan barang modal yang dapat berupa
dan Kantor Wilayah I DJBC NAD. fasilitas penangguhan, pembebasan serta keringanan bea
masuk, serta pajak dalam rangka impor. Ini merupakan kunci

N
yang dapat membawa Aceh menjadi daerah industri,”
anggroe Aceh Darussalam (NAD) merupakan salah katanya.
satu propinsi dengan sumber daya alam terbesar di Pada kesempatan itu, Direktur Jenderal Bea dan Cukai
Indonesia. Ketersediaan sumber daya alam adalah menugaskan Drs. Kusdirman Iskandar, Direktur Fasilitas
modal dasar stimulus bagi kemajuan perekonomian Kepabeanan DJBC untuk menyampaikan materi berupa : ke-
di Aceh. Namun untuk mengelola potensi sumber bijakan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dalam mendukung
daya tersebut dibutuhkan para investor. regulasi dan insentif investasi di NAD.
Untuk mencapai suatu iklim investasi yang dinamis ada Materi yang disampaikan oleh Direktur Fasilitas Kepabean-
DOK. KANWIL I an ini antara lain mencakup semua hal yang berkaitan
dengan fasilitas yang diberikan oleh instansi kepabeanan, ya-
itu tempat penimbunan berikat (kawasan berikat dan gudang
berikat), Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE) dan
fasilitas penanaman modal bagi industri/industri jasa (135/
KMK.05/2000).
Pemakalah lainnya adalah Kepala BKPM yang menyata-
kan keyakinannya bahwa Undang-undang investasi yang
baru akan membuat Indonesia menjadi negara yang sangat
diperhitungkan oleh investor, lewat fasilitas one stop investor
facility sehingga pengurusan lisensi dan prosedur investasi
menjadi lebih mudah. “Bentuk insentif lain berupa bentuk ijin
kepemilikan tanah bagi investor luar. Jika negara China
menawarkan hak guna tanah hingga 90 tahun, maka Indone-
sia menawarkan lebih, yaitu 95 tahun,” ujarnya.
Deputi Bidang Ekonomi dan Usaha BRR NAD-Nias me-
nambahkan, “Regulasi dan insentif investasi yang kompetitif
diharapkan dapat menjadi solusi tepat untuk menciptakan
iklim investasi yang menarik di Aceh.”
Dari seminar ini muncul sedikit asa semoga
perekonomian Aceh baru yang modern dan kompetitif
bukan lagi menjadi mimpi. Jika berbagai pihak memiliki
keinginan kuat dan serius berusaha menciptakan iklim
investasi yang kondusif, maka kesejahteraan masyarakat
MEMBERIKAN SAMBUTAN. Kakanwil I DJBC NAD, Drs. Bachtiar, Msi Aceh akan segera tercapai.
(sekarang menjabat sebagai Kakawil XVI DJBC Sulawesi (Makassar)) saat Handoko Nindyo Wardono,
memberikan sambutannya di depan peserta seminar. Kasi Keberatan dan Banding I, Kanwil I DJBC NAD

EDISI 393 AGUSTUS 2007 WARTA BEA CUKAI 29


DAERAH KE DAERAH
DOK. KPBC DUMAI

KAPAL beserta muatannya diamankan di KPBC Dumai.

KPBC TIPE A 3 DUMAI


Kembali Gagalkan Upaya
Penyelundupan Kayu Balak
Hanya dalam rentang waktu kurang lebih satu bulan, dari 7 Juni sampai dengan 12 Juli 2007,
tim patroli laut Kantor Pelayanan Bea dan Cukai (KPBC) Tipe A3 Dumai sudah berhasil
menggagalkan empat kali upaya penyelundupan kayu balak sejumlah kurang lebih 220 ton jenis
campuran dan meranti yang diangkut tanpa dilindungi dengan dokumen yang sah.

D
i tengah gencarnya kampanye terkait pemberantas- berdasarkan informasi tersebut, oleh tim intelijen di analisis
an praktek illegal logging, KPBC Tipe A3 Dumai di untuk mendapatkan suatu data yang akurat.
bawah pimpinan Saipullah Nasution, kembali Selanjutnya Kasi P2, Arie Papiano langsung mengum-
berhasil menjalankan perannya dalam mengawasi pulkan anggota tim patroli untuk diadakan briefing tertutup
lalu lintas arus barang ekspor-impor dan dalam guna memberikan penjelasan dan mengatur strategi. Tepat
rangka mengamankan aset-aset negara. Dengan posisi Du- pukul 20.00 WIB tim patroli yang dipimpin oleh Yusuf Effendy
mai yang strategis dimana berbatasan langsung dengan Se- Harahap dan nahkoda Rela Ginting mulai melakukan perge-
lat Malaka yang merupakan salah satu jalur lalu lintas pelayar- rakan menuju lokasi target dengan dilengkapi persenjataan
an internasional, maka kerja keras dan kesigapan petugas dan menggunakan armada BC 15016. Perjalanan ke lokasi
sangat diperlukan. kira – kira membutuhkan waktu 2 jam.
Penegahan pertama kali dilakukan oleh Kapal Patroli berno- Setelah mengapung di sekitar lokasi selama 5 jam akhirnya
mor lambung BC 15016 dengan Kopat Ali Tahir dan dinahkodai pukul 03.30 WIB dari muara Sungai Penuntun terdengar suara
oleh Rela Ginting pada hari Kamis 7 Juni 2007 di sekitar Perairan mesin kapal sayup-sayup. Kopat langsung memerintahkan
Sungai Penuntun (dekat Pulau Babi), Rupat Utara, Kab. Bengka- nahkoda untuk mendekati sumber bunyi tersebut dan didapatkan
lis, sebagaimana telah diberitakan pada WBC edisi sebelumnya. kapal dengan muatan kayu balak. Selanjutnya anggota tim
Dua minggu kemudian, tepatnya Kamis, 21 Juni 2007, langsung turun ke kapal dan memeriksa kelengkapan dokumen.
berawal dari informasi adanya aktifitas di suatu tempat yang Dari hasil pemeriksaan sementara, kapal motor tanpa nama
mengindikasikan ke arah pelanggaran di bidang kepabeanan, bernomor S.21 No.2982 tersebut diketahui tidak dilengkapi

30 WARTA BEA CUKAI EDISI 393 AGUSTUS 2007


dengan SIB (Surat Izin Berlayar) dari Syahbandar setempat dan Tipe A3 Dumai, Tery Zakiar Muslim, maka KM beserta muatan
atas muatannya tidak diajukan dokumen outward manifest ke dan awaknya ditarik ke Pelabuhan Dumai untuk diserahkan ke-
kantor pabean setempat serta tidak dilengkapi SKSKB (Surat pada PPNS KPBC Tipe A3 Dumai guna penyelidikan lebih lanjut.
Keterangan Sahnya Kayu Bulat) yang sebelumnya dikenal Sejauh ini, setelah dilakukan pemeriksaan terhadap awak
dengan SKSHH (Surat Keterangan Sahnya Hasil Hutan) atau kapal, maka ditetapkan nahkoda dengan inisial SBJ dan ABK
SAL (Surat Angkut Lelang) sebagai prosedur pengangkutan kayu sebagai tersangka. Untuk sementara para tersangka dititipkan di
hasil hutan. Sementara awak kapal membawa Seaman’s Book Rutan Dumai sambil menunggu proses pengadilan.
(Buku Pelaut) sebagai pengganti PasporMenurut pengakuan Tidak berhenti disitu, tindak penyelundupan kayu balak masih
nahkoda KM. tanpa nama S.21 No. 2982, kayu tersebut berasal marak terjadi. Hal ini terbukti pada Kamis, 12 Juli 2007 tim patroli
dari daerah Hutan Ayu, Rupat Utara, Kab. Bengkalis yang akan laut KPBC Tipe A3 Dumai untuk ke empat kalinya kembali
dibawa ke Kuala Linggi, Malaysia. berhasil menggagalkan upaya penyelundupan oleh KM. Musarni
Selang 30 menit kemudian tepatnya pukul 04.00 WIB, tidak Jaya di sekitar Perairan Tanjung Medang, Kab. Bengkalis.
jauh dari lokasi penegahan pertama, kembali terdengar suara Disinyalir kayu sejumlah kurang lebih 100 ton tersebut berasal
mesin kapal. Berdasarkan gelagat tersebut Kopat memerintahkan dari daerah Titi Akar masih di wilayah Rupat Utara.
sebagian crew (sebagian lagi stand by di KM sebelumnya) untuk Untuk sementara kapal, muatan beserta awaknya diamankan
mengarahkan kapal patroli ke arah target dan didapatkan kapal di KPBC Tipe A3 Dumai. Terkait mengenai jumlah, jenis, kualitas
dengan nama KM. Parmonangan II yang memuat kayu balak kayu tersebut serta besarnya kerugian negara, masih menunggu
yang berasal dari daerah yang sama dengan KM sebelumnya. hasil pemeriksaan Tim Ahli Dinas Kehutanan Kota Dumai.
Muatan tersebut juga akan di bawa ke Kuala Linggi, Malaysia. Menurut Husni Mawardi, Korlak Penyidikan dan Barang Bukti
Modus operandi yang digunakan masih seputar membawa kayu KPBC Tipe A3 Dumai, atas perbuatan para tersangka tersebut,
balak tanpa memberitahukan / melapor ke kantor pabean yang mereka dijerat melakukan tindak pidana penyelundupan ekspor
membawahi dan tidak dilengkapi dokumen yang sah. yang melanggar Undang-Undang Nomor 17 tahun 2006 tentang
Setelah berkoordinasi dengan Korlak Patroli Operasi KPBC perubahan atas UU No. 10 tahun 1995 tentang Kepabeanan Pa-
DOK. KPBC DUMAI sal 102A huruf (a) “Mengekspor barang tanpa me-
nyerahkan pemberitahuan pabean”; huruf (c) “Me-
muat barang ekspor diluar kawasan pabean tanpa
izin Kepala Kantor Pabean” dan huruf (e) “Meng-
angkut barang ekspor tanpa dilindungi dengan
dokumen yang sah sesuai dengan pemberitahuan
pabean”.
Ancaman pidana penjara atas pelanggaran di
atas paling singkat 1 tahun dan paling lama 10
tahun dan pidana denda paling sedikit Rp.
50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) dan paling
banyak Rp. 5.000.000.000,- (lima milyar rupiah).
Dengan masih maraknya tindak penyelundupan
yang terjadi di wilayah kerja KPBC Tipe A3 Dumai
khususnya untuk komoditi kayu balak, ke depan
perlu dipikirkan masalah kesulitan tempat penyim-
panan barang bukti. Mengingat kapasitas tempat
penimbunan yang kurang memadai sehingga
penimbunan dilakukan di halaman kantor yang
membuat pemandangan kantor jadi kurang tertata.
Ditengah keterbatasan sarana dan SDM yang
ada pada KPBC Tipe A3 Dumai serta kondisi
geografis yang sangat rawan terhadap praktik-
praktik penyelundupan, diharapkan adanya sua-
tu sistem reward, sehingga dapat menjaga dan
meningkatkan kinerja pegawai yang pada akhir-
nya dapat menjalankan tugas dan fungsi DJBC
BARANG BUKTI yang disimpan di KPBC Dumai secara keseluruhan. ndri

EDISI 393 AGUSTUS 2007 WARTA BEA CUKAI 31


DAERAH KE DAERAH
DOK. KPBC PALEMBANG WBC/ATS

HANDPHONE. Dua kopor handphone yang berhasi ditegah KPBC


Palembang karena ditinggalkan pemiliknya di bandara kini menunggu
proses pemusnahan.

L
uas wilayah pengawasan KPBC Tipe A3 Palembang
memang terbentang cukup luas, dimulai dari
perbatasan Propinsi Lampung hingga ke perbatasan
Propinsi Jambi, wilayah ini juga banyak dilintasi oleh
pecahan alur sungai-sungai. Dengan banyaknya
pecahan alur sungai ini, membuat wilayah Palembang
menjadi salah satu celah bagi upaya penyelundupan barang-
barang ilegal yang memanfaatkan tangkahan-tangkahan
untuk menurunkan barang-barang selundupan.
Upaya KPBC Palembang untuk mencegah aksi penyelun-
dupan memang terkadang terbentur oleh kondisi yang sulit
dan rawan, namun semua itu selalu dapat dihadapi dengan
baik walaupun dari segi sarana dan prasarana sangat keku-
rangan sekali. Salah satu upaya maksimal yang dilakukan
LIMA TRUK. Pengejaran darat terhadap lima truk yang penuh risiko ini,
KPBC Palembang dalam mencegah penyelundupan, terbukti
akhirnya dapat diselesikan dengan bantuan KPBC Jambi dan pihak Kepolisian. ketika KPBC Palembang mendapat informasi akan adanya
dua kapal yang sedang melakukan pembongkaran
ballpressed ilegal asal WBC/ATS

KPBC PALEMBANG
Malaysia yang dilaku-
kan di dermaga Merki,
Sungai Lalan, Mendis,

Berhasil Tegah Kecamatan Banyung


Lencir, Kabupaten Musi

Ballpressed dan
Banyuasin.

TEGAHAN DARAT
TERHADAP LIMA TRUK

Handphone BERMUATAN
BALLPRESSED
Berdasarkan infor-
masi yang diterima dari
Direktorat P2 Kantor
Dengan berbagai kendala yang dihadapi Pusat yang diteruskan
akhirnya Kantor Pelayanan Bea dan Cukai kepada Kepala Bidang
(KPBC) Tipe A3 Palembang yang bekerja sama P2 Kantor Wilayah V
dengan Kantor Wilayah V DJBC Sumatera DJBC Sumatera Bagian
Selatan (Sumbagsel)
Bagian Selatan dan Kantor Pelayanan Bea dan pada tanggal 21 Juni
Cukai (KPBC) Tipe A3 Jambi berhasil menegah 2007 tersebut, KPBC
2.016 ball pakaian bekas (ballpressed) ilegal Palembang bersama
asal Malaysia. Tegahan yang dilakukan di tim P2 Kantor Wilayah
V Sumbagsel segera
BAMBANG I ARIBASAR: Luasnya wilayah
darat dan sungai ini juga mendapat dukungan pengawasan KPBC Tipe A3 Palembang,
menurunkan tim surveil- menuntut petugas untuk bekerja semaksi-
yang positif dari masyarakat sekitar. lance untuk melakukan mal mungkin.

32 WARTA BEA CUKAI EDISI 393 AGUSTUS 2007


DOK. KPBC PALEMBANG
monitoring dan penegahan terhadap sarana
pengakut dan barang yang diduga ilegal
asal Malaysia tersebut. Tiga personil tim
KPBC Palembang bersama empat personil
dari tim P2 Kantor Wilayah V Sumbagsel,
bergerak menuju lokasi Kecamatan Bayung
Lencir yang berjarak kurang lebih tiga ratus
kilometer dari kota Palembang.
Untuk menuju lokasi dermaga Merki
yang berjarak kurang lebih 3 kilometer dari
jalan raya Palembang-Jambi, ternyata tidak
semudah yang dibayangkan, dengan
melalui jalan tanah yang berliku-liku dan
naik turun, jarak tiga kilometer itupun
akhirnya harus ditempuh dalam waktu 30
menit. Setiba dilokasi pada 22 Juni 2007,
tim yang melakukan pengamatan melihat
adanya lima truk telah memuat ballpressed
ilegal, sementara kapal yang memuatnya
sudah melarikan diri.
Menurut Kepala Seksi Penindakan dan
Penyidikan (P2) KPBC Tipe A3 Palembang,
Gerendra, kondisi penegahan saat itu tidak
dapat langsung dilakukan, hal itu mengingat
jumlah personil bea cukai yang kurang dan
kondisi daerah yang rawan menyebabkan
tim melalui Kepala Bidang Penindakan dan KM. SRI RAHAYU. Kapal yang kedapatan membawa ballpressed ilegal asal Singapura tanpa
Penyidikan (P2) KWBC V Sumbagsel, dokumen ini, berhasil ditegah KPBC Palembang.
kembali meminta bantuan dari KPBC Tipe
A3 Jambi yang wilayahnya lebih dekat dengan lokasi tegah- kurang lebih sebanyak 2.016 bales yang nilai barangnya
an. Di samping itu tim yang bergerak di lapangan juga memin- diperkirakan lebih dari Rp. 4.000.000.000,00 (empat milyar
ta bantua pihak kepolisian setempat (Polsek Bayung Lencir) rupiah), dan hingga kini kasusnya masih dilakukan
untuk menghentikan truk-truk tersebut, sekaligus mem-back penyidikan dan pemeriksaan awal terhadap saksi-saksi
up terhadap tindakan-tindakan yang akan dilakukan. (pengemudi truk dan ABK KM. Sri Rahayu).
“Kondisi saat itu memang sangat tidak mungkin untuk “Apabila dari hasil penyelidikan terdapat indikasi tindak
langsung dilakukan penegahan, suasana saat itu sangat pidana, maka akan ditingkatkan ke tahap penyidikan, namun
tegang, bahkan jumlah mereka sangat banyak sementara hingga saat ini pemilik barang maupun pemilik KM. Sri Raha-
kami hanya berjumlah tujuh personil dan kami pun tidak yu belum diketemukan. Sementara itu untuk jumlah kerugian
dilengkapi dengan senjata. Untuk itu kami pun meminta negara masih dalam tahap penghitungan, namun yang lebih
bantuan dari P2 KPBC Jambi yang wilayahnya lebih dekat ke berbahaya adalah jika barang tersebut dapat masuk ke
lokasi,” ujar Gerendra. wilayah pabean Indonesia, maka sudah dapat dipastikan
Penegahan pun langsung dilakukan, namun para industri garmen dalam negeri akan rusak, dan itu merupakan
penyelundup tidak menyerah begitu saja, mereka langsung kerugian negara yang tiada nilainya,” ujar Bambang Aribasar.
melarikan truk-truk yang telah memuat ballpressed illegal kea
rah jalan lintas timur menuju kota Palembang Tiga truk DUA KOPOR BERISI HANDPHONE ILEGAL
berhasil ditegah sementara dua truk lainnya yang sempat Lebih lanjut Bambang I. Aribasar menjelaskan, selain
meloloskan diri dapat dihentikan setelah tim berkoordinasi tegahan ballpressed tersebut, tahun lalu tepatnya pada 5
dengan petugas bantuan dari KPBC Palembang dan KWBC Oktober 2006 KPBC Palembang berhasil menegah satu
V Sumbagsel yang belakangan bergerak juga menuju lokasi kopor yang berisi handphone ilegal asal Singapura merek LG
Kecamatan Bayung Lencir. sebanyak 487 unit yang ditinggalkan pemiliknya di bandara
internasional Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang.
SATU KAPAL JUGA BERHASIL DITEGAH “Dari tegahan handphone tersebut, kami juga tidak
Setelah penegahan truk berhasil dan dengan tibanya bantuan menemukan pemiliknya, dan selang beberapa bulan
dari Tim P2 KPBC Jambi, tim pun melakukan penyisiran melalui kemudian tepatnya pada 25 Januari 2007 kami kembali
sungai untuk mencari kapal lain yang menurut informasi telah me- berhasil menegah satu kopor berisi 465 handphone tanpa
ninggalkan dermaga Merki. Dengan jarak 20 menit antara Kam- merek asal Singapura yang ditinggalkan pemiliknya. Dari dua
pung Mendis (tepi jalan raya Palembang-Jambi) menuju dermaga tegahan tersebut masing-masing dibawa oleh orang yang
Merki, tim yang menggunakan speedboat sewaan, akhirnya meli- tidak diketahui hingga kini dengan menggunakan pesawat
hat kapal motor (KM) Sri Rahayu sedang lego jangkar beberapa Silk Air asal Singapura. Sementara kerugian negara jika
kilometer dari dermaga Merki, yang diketahui barang tersebut handphone tersebut lolos adalah sebesar Rp. 28.013.182,-,”
adalah ballpressed ilegal. kata Bambang Aribasar.
Melihat hal tersebut, tim langsung melakukan penegahan Dari dua tegahan handphone tersebut, untuk proses
dan meminta dokumen atas barang yang dibawanya, namun selanjutnya KPBC Palembang telah menerima keputusan
dari sekian banyak ABK tidak ada yang mengaku sebagai Menteri Keuangan untuk proses pemusnahan pada tegahan
nakhoda, karena nakhoda telah melarikan diri sebelumnya. handphone pertama dan masih menunggu keputusan Menteri
Dengan berhasilnya tegahan ini, kini ke lima truk dan satu Keuangan untuk proses pemusnahan terhadap tegahan
kapal dengan bantuan Tim P2 KWBC V Sumbagsel dan Tim handphone kedua.
Patroli Laut KPBC Tipe A3 Jambi diamankan di KPBC Dengan berhasilnya KPBC Tipe A3 Palembang menegah
Palembang untuk proses lebih lanjut. barang-barang ilegal yang diupayakan masuk ke Indonesia,
Menurut Kepala KPBC Tipe A3 Palembang, Bambang I menunjukkan bahwa dengan kondisi pengawasan yang
Aribasar, dari kelima truk dan satu kapal tersebut, jumlah cukup luas dan sarana yang minim, KPBC Palembang tetap
ballpressed yang diduga diimpor secara ilegal, berjumlah dapat melakukan pengawasan secara maksimal. adi

EDISI 393 AGUSTUS 2007 WARTA BEA CUKAI 33


DAERAH KE DAERAH
DOK.KANWIL XIV DJBC

FOTO BERSAMA. Tim Teknik Pencegahan Penyelundupan Peringkat Negeri Sarawak, Malaysia dengan Tim Teknis Penyelundupan Daerah Kalimantan
Barat Republik Indonesia berpose bersama di Kuching, Sarawak saat pertemuan SOSEK MALINDO, 2 - 3 juli 2007.

Kerjasama Penanganan Penyelundupan

Malaysia - Indonesia
Penyelundupan yang marak terjadi hingga XIV DJBC Kalimantan Bagian Barat pada saat pidato pem-
perlukannya kerjasama antar negara bukaan SOSEK MALINDO tahun 2007.
Masalah krusial yang diangkat pada pertemuan tersebut
yang berbatasan langsung, menjadi dasar adalah penyeludupan kayu, ekspor gula pasir ke Indonesia,
diadakannya kerjasama dan penaganan kegiatan ekspor impor ternakan, produk/hasil ternakan,
serius mengenai aktivitas penyelundupan biologik ternak/sarana produksi ternakan serta hasil olahan
ternak, buah segar, sayur segar, tumbuhan dan ikan.
di daerah perbatasan. Kegiatan ekspor impor obat-obatan termasuk vaksin, obat-

B
obatan tradisional, makanan, minuman, barangan kosmetik,
elum tertatanya stuktur alam di sekitar daerah per- produk komplemen/food supplement, narkotika, psikotropika
batasan yang menjadi lintas keluar masuknya orang serta alat kesehatan, kegiatan ekspor impor beras, rokok,
dan barang menjadi sebuah peluang emas untuk batik sarung, senjata api, senjata api mainan (imitation gun),
memudahkan orang beraktifitas tanpa mengindah- mercon/bunga api dan VCD porno, penjualan barang-barang
kan peraturan yang ada. Apalagi krisis ketidaktahu- eceran oleh warga negara Indonesia di Pekan Serikin dan
an warga di daerah perbatasan mengenai peraturan ataupun permasalahan lain yang berkaitan dengan impor/ekspor ba-
‘kenakalan’ eksportir dan importir selalu menjadi titik awal rang-barang larangan serta pembatasan lainnya.
aktivitas penyelundupan.
Untuk itulah pada tanggal 2 - 3 Juli 2007 diselenggarakan HASIL PERTEMUAN
kerja sama Sosial Ekonomi Malaysia - Indonesia (SOSEK Hasil pertemuan yang dicapai di antara Tim Teknik Pence-
MALINDO) untuk membahas permasalahan seputar kegiatan gahan Penyeludupan Peringkat Negeri Sarawak-Malaysia
sosial ekonomi kedua negara. Dalam hal ini, Bea dan Cukai dengan Tim Teknis Penyelundupan Daerah Kalimantan Barat
melakukan kerja sama penanganan penyelundupan di - Republik Indonesia di Kuching - Sarawak pada 2 Juli 2007
daerah perbatasan antara Indonesia dengan Malaysia untuk sebagai berikut :
wilayah pengawasan Kanwil XIV DJBC Kalimantan Bagian
Barat. Dalam Hal Perdagangan :
“Kesepakatan yang akan disahkan, diharapkan nantinya A. Penyeludupan Kayu
dapat dilaksanakan dengan baik dan memberikan manfaat Pertama, adanya kesepakatan antara Malaysia – Indone-
yang lebih besar bagi kedua belah pihak terutama dalam sia untuk saling membantu menangani masalah penye-
penanganan penyelundupan dan perdagangan ilegal lintas ludupan kayu dengan menahan dan tidak mengijinkan
batas. Dengan tersusunnya suatu kesepakatan atau kesepa- kendaraan/alat angkut yang membawa muatan kayu ma-
haman dalam penanganan penyelundupan diharapkan suk melintasi batas tanpa dokumen Pemberitahuan
kegiatan penyelundupan ataupun perdagangan ilegal dapat Ekspor Barang (PEB) yang diterbitkan berdasarkan peng-
dikurangi seminimal mungkin sehingga masing-masing pihak ajuan dari Eksportir Terdaftar Produksi Industri Kehutanan
tidak dirugikan,” ungkap Muhammad Chariri, Kepala Kanwil (ETPIK), dasar dokumen kehutanan berupa surat ketera-

34 WARTA BEA CUKAI EDISI 393 AGUSTUS 2007


DOK. WBC
ngan sahnya hasil hutan berupa
Faktur Angkutan Kayu Olahan
(FAKO) atau Nota Perusahaan,
Endorsement yang dikeluarkan
oleh Badan Revitalisasi Industri
Kehutanan (BRIK) dan Laporan
Surveyor (LS) yang ditunjuk
Pemerintah Indonesia.
Kedua, adanya kesepakatan un-
tuk lebih menyosialisasikan per-
aturan mengenai ekspor impor
kayu-kayu olahan kepada ekpor-
tir/importir yang secara resmi di-
tunjuk pemerintah.

B. Ekspor Gula Pasir ke Indonesia


Pertama, pihak Bea dan Cukai In-
donesia setuju untuk memberikan
informasi terbaru (up to date)
mengenai nama/list importir yang
resmi/legal kepada pihak Kastam
di Malaysia.
Kedua, pihak Malaysia setuju un-
tuk lebih menyosialisasikan kepa-
da eksportir gula di Malaysia bah-
wa gula pasir adalah barang yang GEDUNG KANTOR WILAYAH XIV DJBC KALIMANTAN BAGIAN BARAT
dilarang untuk di ekspor ke Indo-
nesia. Ketiga, pihak Bea dan Cukai Indonesia setuju untuk di atas yang tidak sesuai dengan peraturan yang ber-
menahan dan merampas gula pasir yang di impor ke Indo- laku di negara masing-masing.
nesia oleh importir ilegal. Kedua belah pihak juga setuju untuk saling membantu
dalam menangani impor ternakan, produk/hasil
C. Kegiatan ekspor impor ternakan, produk/hasil ternakan, biologic ternakan/sarana produksi ternakan
ternakan, biologik ternak/sarana produksi ternakan serta hasil olahannya, buah segar, sayur segar,
serta hasil olahan ternak, buah segar, sayur segar, tumbuhan, serta ikan melalui sempadan/perbatasan
tumbuhan dan ikan. negara masing-masing dengan menahan dan tidak
Kedua belah pihak telah sepakat untuk saling mem- mengijinkan masuknya/impor produk-produk tersebut
bantu dalam menangani ekspor ternakan, produk/hasil di atas yang tidak sesuai dengan peraturan yang
ternakan, biologic ternakan/sarana produksi ternakan berlaku di negara masing-masing.
serta hasil olahannya, serta buah segar, sayur segar,
tumbuhan, serta ikan melalui sempadan/perbatasan D. Kegiatan ekspor impor obat-obatan termasuk vaksin,
negara masing-masing dengan menahan dan tidak obat-obatan tradisional, makanan, minuman,
mengijinkan keluarnya/ekspor produk-produk tersebut barangan kosmetik, produk komplemen/food supple-
DOK. WBC
ment, narkotika, psikotropika serta
alat kesehatan.
Kedua belah pihak telah sepakat
untuk saling membantu dalam
menangani impor/ekspor obat-obatan
termasuk vaksin, obat-obatan
tradisional, makanan, minuman, kos-
metik, alat kesehatan seperti dispos-
able syringe serta infusion set, produk
komplemen/food supplement, narko-
tika serta psikotropika melalui sempa-
dan/perbatasan masing-masing nega-
ra dengan menahan dan tidak meng-
ijinkan keluar masuk produk-produk
tersebut di atas yang tidak sesuai de-
ngan peraturan yang berlaku di nega-
ra masing-masing.

E. Kegiatan ekspor impor beras,


rokok, batik sarung, senjata api,
senjata api mainan (imitation gun),
mercon/bunga api dan VCD porno.
Kedua belah pihak telah sepakat
untuk saling membantu dalam mena-
ngani impor/ekspor beras, rokok,
batik sarung, senjata api, senjata api
mainan (imitation gun), mercon/bunga
api dan VCD porno melalui sempa-
dan/perbatasan masing-masing nega-
PPLB ENTIKONG ra dengan menahan dan tidak meng-

EDISI 393 AGUSTUS 2007 WARTA BEA CUKAI 35


DAERAH KE DAERAH

ijinkan keluar masuk produk-produk tersebut yang tidak berbahaya (B2), serta barang impor tertentu yang
sesuai dengan peraturan yang berlaku di negara masing- wajib penerapan standar nasional Indonesia (SNI).
masing. Kedua belah pihak setuju untuk meningkatkan
pengawasan serta pematuhan terhadap masuk dan
F. Penjualan barang-barang eceran oleh warga negara keluarnya semua barang-barang larangan dan
Indonesia di Pekan Serikin, Bau. pembatasan selain dari yang dinyatakan pada butir A - G
Pihak Indonesia setuju untuk membantu dengan mem- di atas, termasuk pupuk, makanan dan minuman, barang
beri penyuluhan/penerangan kepada warga negara kategori bahan berbahaya beracun (B3) dan bahan
Indonesia yang menjual barang eceran ke Malaysia berbahaya (B2), serta barang impor tertentu yang wajib
agar mematuhi peraturan yang berlaku di Malaysia. penerapan standar nasional Indonesia (SNI).
Pihak Malaysia setuju untuk menahan dan merampas
barang-barang eceran yang dijual oleh warga negara H. Kedua belah pihak sepakat untuk meningkatkan
Indonesia yang tidak mematuhi peraturan yang berla- pelaksanaan kerja sama di atas dengan cara :
ku di Malaysia. Melakukan pertukaran informasi terus-menerus mengenai
peraturan-peraturan yang berlaku di negara masing-
G. Isu-isu lain berkaitan dengan impor/ekspor barang- masing. Mekanisme yang digunakan sebagai contoh
barang larangan dan pembatasan lainnya, antara lain dengan pembuatan dan pemasangan brosur,
termasuk pupuk, makanan dan minuman, barang poster atau pamflet pada tempat-tempat yang strategis di
kategori bahan berbahaya beracun (B3) dan bahan perbatasan kedua belah pihak.
DOK. WBC Pihak Indonesia meminta supaya pihak
Malaysia menginformasikan daftar
kendaraan termasuk motosikal yang
dilaporkan hilang di Malaysia kepada Bea
dan Cukai Indonesia agar dapat membantu
penyelesaian persoalan yang ada.

Dalam hal lainnya :


a. Kedua belah pihak sepakat untuk melaksa-
nakan patroli bersama dalam rangka pence-
gahan penyeludupan berdasarkan informasi
yang diperoleh kedua belah pihak.
b. Kedua belah pihak sepakat untuk menga-
dakan program sebagai berikut:
- Meneruskan kegiatan patroli bersama
di sempadan.
- Mengadakan kerjasama antar
perbatasan di Tebedu/Entikong, Lubok
Antu/Badau, Biawak/Aruk dan Serikin/
Jagoi Babang.
- Ekspedisi peninjauan lintas batas
Biawak/Sambas pada tahun 2007.
c. Saling meningkatkan koordinasi melalui
komunikasi antar negara.
d. Kedua belah pihak sepakat untuk
melakukan pertemuan satu kali dalam
satu tahun untuk membahas masalah
yang belum dapat diselesaikan pada
pertemuan kali ini. Sekiranya ada
keppentingan yang mendesak, dengan
persetujuan kedua belah pihak dapat
dilakukan pertemuan lebih dari satu kali.
e. Kedua belah pihak sepakat untuk menetap-
kan pertemuan berikutnya berdasarkan hasil
keputusan SOSEK - MALINDO tahun 2007.

USUL BARU
- Adanya pos kawalan tambahan di Sempa-
dan Serikin/Jagoi Babang.
Pihak Malaysia meminta kerjasama pihak
Indonesia untuk menginformasikan kepada
warganegara Indonesia di Sempadan Jagoi
Babang mengenai cadangan pos kawalan
tambahan Malaysia ini yang bertujuan untuk
mengawasi keluar/masuk barang dan pen-
duduk Indonesia yang melakukan perdaga-
ngan di Pekan Serikin.
- Penanganan permasalahan pada tahun
2006 mengenai keluar masuknya kendara-
an pribadi/kendaraan bermotor wisatawan
melalui PPLB Entikong/Pos Kawalan
PENYELUNDUPAN SENJATA API. Merupakan salah satu masalah krusial yang diangkat pada Sempadan Tebedu dianggap telah berjalan
pertemuan SOSEK MALINDO. dengan baik dan lancar. ian

36 WARTA BEA CUKAI EDISI 393 AGUSTUS 2007


SELAK

Eksotisme
Bawah Laut
DERAWAN,
SANGALAKI DAN
KAKABAN
Pertengahan Mei lalu
(15/5), WBC mengunjungi Kota
Tarakan, yang terletak di
Kalimantan Timur. Dalam

DOK. CDC
perjalanan tersebut, WBC
mendapat kesempatan untuk
turut serta dalam ekspedisi
penyelaman bawah laut ber-
sama-sama dengan Customs
Diving Club, Jejak Petualang
Trans7 dan Tarakan TV.

P
agi hari (16/5), dari Tarakan tim
ekspedisi berangkat menuju
gugusan Kepulauan Derawan.
Perjalanan dari Tarakan ke
Kepulauan Derawan cukup jauh
dan dapat ditempuh melalui laut dan
udara. Cuaca pagi itu sangat cerah ketika
kami tiba di Bandara Juwata, Tarakan,
Kalimantan Timur. Dengan menaiki
pesawat bermesin baling-baling kami ter-
bang menuju Pulau Berau. Sekitar 22
menit kami melayang diketinggian 8000
kaki dan mendarat di Bandara Kalimaru,
Tanjung Redeb, Kabupaten Berau,
Kalimantan Timur, pada pukul 08.50 WITA.
Usai mendarat, kami langsung me-
nuju Dermaga Berau Coal yang letaknya
tidak jauh dari Kantor Bantu Bea dan
Cukai Tanjung Redeb. Sekitar pukul 09.40
WITA kami berangkat meninggalkan
Dermaga Berau Coal menuju Pulau De-
rawan dengan menggunakan speed boat
bermesin 200 PK.
Dengan kecepatan tinggi, speed BERMAIN-
boat yang membawa kami melaju di MAIN
atas sungai Segah. Sungai Segah dengan
memiliki lebar kira-kira 200 m. Disepan- ubur-ubur
di Danau
jang sungai, banyak ditumbuhi pohon kakaban.
nipah, bakau dan pohon tropis lainnya.
Sesekali boat yang kami tumpangi
berjalan zig-zag menghindari sampah-
sampah kayu yang ada di sepanjang
sungai. Beberapa kali boat juga harus
terhempas saat melaju di atas riak
gelombang yang ditimbulkan kapal lain.

EDISI 393 AGUSTUS 2007 WARTA BEA CUKAI 37


SELAK

Entah karena tidak banyak penduduk di sepanjang sungai menceburkan diri ke dalam air laut yang mulai pasang. Hari
Segah atau tidak banyak penduduk yang menggunakan itu air laut cukup jernih dengan tingkat visibility (jarak pan-
transportasi air, disepanjang perjalanan kami jarang melihat dang di dalam laut) sekitar 15 - 20 m sehingga WBC mampu
kapal kayu maupun speed boat yang melintas. Hanya saja melihat dengan jelas indahnya terumbu karang di dasar laut.
beberapa kali kami berpapasan dengan kapal tongkang yang Berbagai macam sponges (bunga karang) tampak meng-
mengangkut batu bara milik PT. Berau Coal, itu pun bisa hiasi dasar laut. Ada giant barrel sponge (seperti gunung
dihitung dengan jari. Kebayang… hanya speed boat yang dengan lubang ditengahnya), spiky sponge, tube sponge,
kami tumpangi saja yang melaju sendiri di atas sungai Segah giant clam (sejenis molluscs) dan sponge lainnya. Berbagai
yang panjang, meliuk-liuk bagaikan ular naga yang besar. bentuk coral (karang) pun bisa dijumpai di perairan ini,
Perjalanan siang itu terasa begitu lama karena seperti Table Coral, Wire Coral, Gorgonian Fan, Dome Coral,
disepanjang sungai tidak banyak pemandangan yang bisa Wrinkled Soft Coral (bentuknya seperti otak manusia) dan
kami lihat. Sekitar pukul 11.00 WITA, speed boat mulai masih banyak lagi. (Berkat buku ‘Marine Life of Southeast
meninggalkan sungai Segah dan memasuki lautan lepas. Asia and The Pasific’, published by Periplus Nature Guides,
Siang itu laut begitu biru dan tenang, tidak bergelombang, written by Gerald Allen, makanya sedikit banyak WBC tahu
hmm… setidaknya kami bisa segera tiba di Pulau Derawan. nama-nama biota laut yang ada di Kepulauan Derawan).
Empat puluh lima menit kemudian, dari kejauhan kami Tak hanya coral dan sponge, berbagai warna bintang laut
melihat Pulau Derawan. Senang rasanya mengetahui kami serta ikan-ikan yang melayang disekitar kami terlihat sangat
telah tiba di Pulau Derawan, pulau yang terkenal dengan indah. Diantaranya jenis Lionfish, Butterflyfish, pufferfish,
pasir putih dan keelokkan biota lautnya. Parrotfish (kebanyakan yang kami temui berwarna biru) dan
Saat menginjakkan kaki di Dermaga P. Derawan, bibir ini Crocodilefish. WBC juga melihat berbagai ikan jenis Clown
tidak putus-putusnya mengagumi keindahan P. Derawan. Anemonefish, Palette Surgeonfish dan Mooris Idol, hmm…
Apalagi siang itu air laut sedang surut sehingga dasar laut jadi inget film ‘Nemo…
terlihat jelas. Tampak ikan-ikan laut dengan warnanya yang Sebenarnya masih banyak lagi jenis ikan yang WBC lihat,
indah wara-wiri disekitar dermaga. Beberapa ekor penyu tapi karena keterbatasan pengetahuan, WBC tidak tahu
hijau berukuran cukup besar pun terlihat berenang dengan semua nama-nama ikan laut yang ditemui. Saat sedang asyik
tenangnya di pinggir dermaga seolah hendak mengucapkan menikmati pemandangan laut, sambil berfoto-foto dan meli-
selamat datang ke Pulau Derawan. hat rekan dari Jejak Petualang Trans7 mengambil gambar
Pulau Derawan merupakan salah satu pulau dari 21 pulau dengan kameranya, beberapa kali kami terkena arus laut
yang ada di gugusan Kepulauan Derawan yang yang cukup kuat. Kalau sudah begitu, kami segera meraih
dikembangkan menjadi kawasan wisata laut dan konservasi karang yang ada didekat kami untuk berpegangan agar tidak
biota laut. Pulau Derawan terkenal sebagai salah satu terbawa arus.
kawasan pengembangbiakkan penyu hijau untuk melindungi Sekitar 35 menit WBC berada di kedalaman 17,4 m.
satwa ini dari kepunahan. Begitu melihat tanda di regulator bahwa persediaan oksigen
Usai istirahat, sekitar pukul 16.30 WITA kami menuju sudah menipis, WBC segera memberi tanda pada buddy dan
ujung dermaga untuk mempersiapkan diri melakukan kami pun memutuskan untuk naik kepermukaan. Sebelum
penyelaman disekitar dermaga Pulau Derawan, tepatnya di naik ke permukaan, kami harus berhenti dulu di kedalaman 4
Jetty Spot. Setelah menyiapkan alat-alat scuba diving, kami - 5 m untuk melakukan safety stop selama tiga menit. Safety
pun melakukan briefing dan berdoa sejenak yang dipandu stop atau berhenti sejenak dilakukan untuk menghindari
oleh dua orang dive guide setempat. Ada 9 orang yang kejadian yang tidak diinginkan pada diver (paru-paru bisa
melakukan penyelaman, terdiri dari tiga orang kru Jejak Petu- pecah jika penyelam langsung naik ke permukaan dengan
alang Trans7, redaktur WBC dan Customs Diving Club (Heru cepat tanpa melakukan safety stop).
Hariadi, Marlon W, Bambang Wahyudi, M. Syawal, Otto). Alhamdulillah, penyelaman pertama berhasil kami lalui
Setelah briefing dan berdoa, berikutnya adalah penentuan dengan baik. Usai penyelaman pertama, kami pun beristira-
buddy (mitra/rekan saat penyelaman). Kebetulan yang hat sejenak sambil menunggu penyelaman yang kedua,
menjadi buddy redaktur WBC adalah Dive Master, Marlon W. night dive (menyelam di malam hari). Menjelang malam, kami
(Customs Diving Club) yang sekaligus merupakan pelatih se- pun bersiap-siap untuk melakukan penyelaman yang kedua.
lam redaktur WBC. Kemudian, para diver satu persatu mulai Sempat terbersit rasa khawatir dalam diri WBC ketika hendak
WBC/KY WBC/KY

BERSIAP-SIAP untuk melakukan penyelaman sore dan malam hari di Dermaga Pulau Derawan.

38 WARTA BEA CUKAI EDISI 393 AGUSTUS 2007


WBC/KY

PARA DIVER berpose bersama di depan Danau Kakaban.


melakukan night dive. Pasalnya, ini pertama kali WBC menco- bersembunyi di balik karang dan masih banyak biota laut
ba menyelam di malam hari. Untung saja teman-teman diver lainnya. Setelah hampir 36 menit menyelam dikedalaman 20
terus menyemangati sehingga perlahan-lahan rasa khawatir m, WBC dan buddy naik kepermukaan. Saat sedang berada
pun terkikis. di posisi safety stop, tiba-tiba seekor penyu hijau yang cukup
Sekitar pukul 20.00 WITA persiapan night dive dimulai. besar melintas tenang diatas kami, so beautiful…
Persiapan yang dilakukan tidak berbeda dengan penyelaman Waktu menunjukkan pukul 21.30 WITA saat kami berada di
sebelumnya, hanya saja kami perlu menggunakan senter atas dermaga. Ternyata lumayan lama juga persiapan kami
sebagai alat penerang di dalam air. Saat sedang melakukan menyelam malam itu. Usai menyelam, kami bergegas menuju
persiapan dive, tiba-tiba kami dikejutkan dengan munculnya resort untuk membersihkan diri, makan malam dan beristirahat.
penyu hijau yang cukup besar di pinggir dermaga. Kami pun
segera berhamburan ke tepi dermaga untuk sekedar melihat SANGALAKI, MANTA RAY SPOT
penyu tersebut. Buat kami, yang tinggal di kota besar seperti Keesokan paginya (17/5), sekitar pukul 07.50 WITA, kami
Jakarta, melihat penyu bukanlah pemandangan sehari-hari. telah bersiap-siap melanjutkan perjalanan untuk melakukan
Jadi, norak sedikit gak papa ya… penyelaman di perairan Pulau Sangalaki, masih di gugusan
Usai briefing dan berdoa, satu persatu diver mulai Kepulauan Derawan. Perjalanan kami sedikit terhambat karena
menceburkan diri ke dalam air laut yang mulai tabung oksigen untuk diving belum tiba. Akhirnya, kami baru
bergelombang. Karena gelombang arus laut terlihat kuat, kali bisa bergerak menuju Sangalaki sekitar pukul 08.30 WITA.
ini kami menyelam persis di dekat dermaga. Sekitar satu jam perjalanan, kami tiba di perairan P.
Takjub… itu yang WBC rasakan saat berada di dalam air, Sangalaki. Sembilan orang diver plus dua orang diver guide, akan
malam hari. Sinar dari lampu senter cukup terang untuk melakukan penyelaman di Manta Point. Kali ini kami hendak
menyinari kedalaman laut. Beberapa ikan laut tampak cuek memburu ikan Pari Manta (Manta Ray). Ikan Pari Manta biasanya
berenang hilir mudik, tak peduli ada makhluk darat yang hidup berkelompok di perairan pulau ini. Mereka mencari makan
sedang mengamatinya. Saat menggunakan senter di dalam berupa plankton yang banyak terdapat di perairan ini. Dari literatur
air, sinar senter tidak bolah langsung menyinari mata ikan yang WBC baca, Pari Manta ini jinak dan tidak berbahaya.
karena dapat membuat ikan menjadi panik dan pergi. Sekitar pukul 11.00 WITA, kami mulai melakukan
Setelah beberapa saat berada di bawah laut, tiba-tiba penyelaman. Hari itu cuaca begitu tenang dan air laut tidak
salah seorang diver menggerak-gerakkan senternya ke kiri bergelombang. Perlahan kami turun ke kedalaman 15,2 m.
dan ke kanan dengan cepat. Itu pertanda, ia menemukan Tingkat visibility di bawah laut begitu jelas, sekitar 25 – 30 m.
biota laut yang unik. Kami pun segera menghampiri, ternyata Sambil menunggu Pari Manta, kami melihat-lihat biota laut
di dasar laut tampak seekor stonefish sedang berdiam diri. yang ada di perairan pulau ini. Hampir semua biota laut yang
Stonefish merupakan ikan yang memiliki kulit unik. Warna WBC lihat di perairan P. Derawan juga ada di Sangalaki.
tubuhnya bercak-bercak tak beraturan, hampir sama dengan Beberapa ikan jenis Unicornfish (ikan bertanduk) tampak
karang, di beberapa bagian tampak seperti tembok tua yang wara-wiri di depan kami. Ikan jenis Moorish Idol dan Batfish (mirip
terkelupas. Dengan warna kulit seperti itu, Stonefish Moorish Idol dengan sirip pendek) tampak berenang bergerom-
merupakan spesies laut yang ahli dalam melakukan under- bol. Ditempat ini banyak juga ikan jenis Suregeonfish (bentuk
cover atau menyamar. Ikan ini juga memiliki racun yang ekor seperti mata pisau) berwarna hitam dan ikan jenis Many
berguna untuk menjerat mangsanya. Spotted Sweetlips (corak totol-totol hitam) berenang hilir mudik.
Selain Stonefish, kami juga menemukan Cleaner Coral Beberapa blue spotted fantail stingray atau pari tutul biru berukur-
Shrimp (warnanya belang, merah-putih) sedang bertengger di an kecil tampak berusaha sembunyi dengan membenamkan
atas coral. Beberapa ikan jenis parrotfish juga terlihat sedang tubuhnya di dasar laut sehingga menimbulkan riak pasir putih.

EDISI 393 AGUSTUS 2007 WARTA BEA CUKAI 39


40 WARTA BEA CUKAI EDISI 393 AGUSTUS 2007
EDISI 393 AGUSTUS 2007 WARTA BEA CUKAI 41
SELAK
WBC/KY
depan pulau bukan terdiri dari hamparan pasir tetapi berupa
karang-karang yang tajam.
Untuk menuju P. Kakaban, kami harus berenang. Melihat
dasar laut yang begitu jernih, terbersit di pikiran WBC untuk
bersnorkling sebentar di pinggir boat dan wuih…pulau yang
sebagian besar terdiri dari karang itu menyimpan sejuta
pesona bawah lautnya. Ikan-ikan kecil dengan beraneka
warna terlihat asyik hilir mudik di antara batu-batu karang dan
sea anemone (sejenis tanaman laut). Usai bersnorkling, kami
bergerak menuju kaki tebing P. Kakaban. Beberapa kali kami
harus meringis menahan sakit saat kaki tergores tajamnya
batu karang. Kami memang harus ekstra hati-hati melewati
batu-batu karang tersebut, selain karena tajam, sayang kan
kalau terinjak…
Untuk menuju Danau Kakaban, kami harus menaiki anak
tangga setinggi kira-kira 100 m. Kemudian, kami harus
berjalan meniti anak tangga yang terbuat dari kayu meranti.
Disepanjang titian anak tangga tampak rimbunan pohon
tropis dan di beberapa bagian tanah yang terbuka mencuat
batu karang yang tajam dan berpori. Tak heran jika pulau ini
dikenal sebagai pulau karang atau pulau atol. Rasa lelah
meniti anak tangga yang naik turun musnah seketika saat
pandangan kami tertuju pada sebuah laguna yang
membentang luas di depan mata. Laguna itulah yang disebut
TUKIK atau anak penyu hijau yang baru menetas di penangkaran penyu dengan Danau Kakaban.
yang terdapat di Pulau Derawan Menurut literatur, pada mulanya Danau Kakaban
merupakan laguna dari sebuah atol yang terbentuk lebih dari
Hingga 45 menit berlalu, pari manta yang kami cari belum 2 juta tahun yang lalu. Bagian dalam atol merupakan laguna
juga menampakkan wujudnya. Sepertinya kali ini kami kurang yang tertutup dan terpisah dari laut di sekitar Kakaban.
beruntung karena tidak mendapat kesempatan bermain-main Namun, lewat pori-pori karang itu air laut dapat masuk ke
dengan Pari Manta. Persediaan oksigen WBC semakin laguna, bercampur dengan air hujan yang tertampung di
menipis. Sampai akhirnya WBC memberikan kode pada dalamnya. Hal itulah yang menyebabkan air di cekungan itu
buddy untuk naik ke permukaan. payau. Sebagai pulau atol yang memiliki laguna berair
Saat kami sedang berada di safety stop, tiba-tiba salah payau di dalamnya, Kakaban tergolong langka. Diketahui
seorang diver (B. Wahyudi) datang mendekat sambil hanya ada dua laguna di dunia yang memiliki kondisi
membekap seekor ikan many spotted sweetlips ditangannya. serupa, yang lainnya berada di Pulau Palau di Mikronesia,
Surprise…sebab, kemungkinan untuk menangkap ikan Filipina.
dengan tangan di dalam laut bisa dikatakan mustahil. Setelah Setibanya di bibir danau, kami segera menceburkan diri
diteliti, ternyata ikan tersebut tidak dapat melihat alias buta ke dalam danau untuk bersnorkling. Karena kurang hati-hati
akibat racun yang ditebarkan nelayan untuk menangkap ikan. saat menceburkan diri, air danau langsung keruh sebab
Ikan tersebut berhasil selamat dari racun tetapi harus pasir yang ada di dasar danau langsung terangkat. Dari balik
kehilangan indra penglihatannya, kasihan… kaca masker, tampak ubur-ubur dengan berbagai ukuran,
Usai penyelaman pertama, kami kembali ke atas boat menari-nari di danau yang dasarnya ditutupi rumput laut
untuk beristirahat dan bersiap-siap melakukan penyelaman berwarna hijau tua.
kedua. Tetapi mengingat waktu kami yang sangat terbatas Dari literatur yang WBC baca, ternyata beragam biota laut
(karena hari itu juga kami harus kembali ke Berau), yang menghuni Danau Kakaban mengalami evolusi selama
penyelaman kedua pun ditiadakan. Untuk menghemat waktu terkurung di dalamnya sehingga memiliki sifat dan tampilan
kami langsung menuju Pulau Kakaban untuk bersnorkling di fisik yang berbeda dengan spesies sejenisnya yang berada di
Danau Kakaban. laut. Makanya, ubur-ubur yang ada di Danau Kakaban telah
kehilangan kemampuan untuk menyengat. Tanpa ragu, kami
BERMAIN BERSAMA UBUR-UBUR DI KAKABAN pun bermain-main dengan ubur-ubur tersebut dan
Boat yang kami tumpangi melaju kencang menuju Pulau memegangnya… kenyal seperti agar-agar.
Kakaban yang masih berada di gugusan Kepulauan Di antara ubur-ubur itu ada yang berbadan bening
Derawan. Sekitar 20 menit perjalanan, kami tiba di Pulau layaknya piring kaca (Aurelia Aurita) dan beberapa jenis lain
Kakaban yang bagian luarnya berupa tebing karang yang yang jauh lebih mungil seukuran ujung jari telunjuk
tinggi. Boat tidak dapat merapat ke pulau lantaran bagian (Tripedalia Cystophora). Sedangkan yang berukuran
WBC/KY sekepalan tangan, berwarna coklat dengan tubuh seperti
bohlam lampu (Martigias Papua), jumlahnya lebih dominan.
Di dasar danau tampak ubur-ubur jenis Cassiopeia Ornata
menempel pada rumput laut. Uniknya, ubur-ubur jenis ini
berenang secara terbalik. Selain ubur-ubur, kami juga melihat
beberapa jenis ikan-ikan kecil seperti teri karang dan ikan
julung-julung.
Puas bermain-main dengan ubur-ubur, kami pun beranjak
meninggalkan Kakaban. Hati terasa senang menikmati dan
mengagumi indahnya ciptaan Tuhan. Tapi terbersit rasa
khawatir, apa yang terjadi jika kawasan konservasi biota laut
Danau Kakaban didatangi oleh rombongan wisata dalam
jumlah besar. Terbayang terumbu karang yang terinjak-injak,
sampah yang dibuang sembarangan, akan membuat
kerusakan yang permanen di kawasan ini. Semoga kekhawa-
DI ATAS BOAT menuju Manta Ray Spot di perairan Pulau Sanglaki. tiran tadi tidak menjadi kenyataan, semoga… ifa

42 WARTA BEA CUKAI EDISI 393 AGUSTUS 2007


3

FOTO 1,2,3,5/KY
1 2
FOTO 4,6,7/DOK. CDC

5 4

6 7
(1) Pulau Derawan (2) Snorkling di Pulau Sangalaki (3) WBC bersama buddy (4) Persiapan diving di tangga dermaga Pulau Derawan. (5) Danau
Kakaban (6) Pemandangan bawah laut (7) Lionfish di perairan Pulau Derawan.

EDISI 393 AGUSTUS 2007 WARTA BEA CUKAI 43


○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○
SIAPA MENGAPA
R O S I T A R E N
Setelah menyelesaikan sekolah perawat di Rumah Sakit Umum Bukit
Tinggi Sumatera Barat, Rosita yang lahir di Banda Aceh tahun 1953 bekerja
di Departemen Kesehatan (Depkes). Saat itu, oleh Depkes ia ditugaskan
menjadi tenaga honorer di KPBC Halim Perdanakusuma. “Bisa dibayangkan
waktu itu saya bekerja di instansi lain, bukan di Depkes, dengan status
honorer,” katanya.
Setelah 6 tahun 6 bulan, menjadi honorer, perjuangannya untuk
mendapat status Pegawai Negeri Sipil (PNS) tidak sia-sia. Tahun 1980 ia
mendengar ada pengumuman penerimaan untuk menjadi pegawai bea
cukai. Tanpa ragu, ia pun mengikuti tes dan diterima. Kemudian, ia
ditugaskan di KPBC Soekarno-Hatta, itupun dengan gaji yang masih harus
diambil di Depkes. Setelah dua tahun berjalan barulah ia bisa mengambil
gajinya di Bea dan Cukai. “Itulah perjuangan saya yang menjadi kenangan
tak terlupakan,” ujarnya mengenang.
Sekian lama bekerja di KPBC Soekarno Hatta sebagai tenaga medis di
poliklinik, ia memiliki kesan tersendiri. Sejak bekerja di Bea dan Cukai
karirnya mentok disitu-situ saja. “Kalau berdinas dirumah sakit jenjang
karirnya pasti ada, saya bisa jadi kepala ruangan atau yang lainnya,” imbuh
Rosita yang saat ini merupakan pegawai golongan IIIC.
Walau karirnya terhambat, ia mengaku bangga bisa bekerja di Bea dan
Cukai. Saat ditanya apakah ia tidak merasa jenuh sekian lama bertugas di
bagian medis, Rosita mengaku bahwa rasa jenuh itu terkadang datang
menghinggapi dirinya. Namun ia menolak saat ada yang menawarkan
padanya untuk pindah ke bidang lain. Ia berpikir bahwa masa kerjanya di
Bea dan Cukai tinggal tiga tahun lagi. Anak-anaknya berjumlah tiga anak
pun sudah besar semua sehingga ia sudah tidak memiliki tanggungan lagi.
“Untuk itu saya sangat berterimakasih sekali ada yang memperhatikan

B A C O . M
M.
Lewat olahraga sepak bola Baco berkenalan dengan Bea dan Cukai. Waktu
itu akhir tahun 1981, Baco baru saja lulus SMU di Jakarta. Ia tinggal di rumah
kerabatnya (H. Omon Miftahudin, orang tua angkat) yang bekerja sebagai
pegawai bea cukai. Kerabatnya ini tahu bahwa Baco sangat menyukai olahraga
sepak bola. Olehnya, Baco dimasukkan menjadi anggota klub sepak bola Bea
dan Cukai Tanjung Priok, Jakarta.
Awal tahun 1982, Baco mendengar ada penerimaan menjadi pegawai bea
dan cukai dengan menggunakan ijasah SMP. Tak mau menyia-nyiakan kesem-
patan itu, Baco pun mengikuti tes penerimaan yang diselenggarakan di Surabaya
pada Pebruari 1982. Oktober 1982, dari sekitar 5000 orang yang mengikuti tes
penerimaan, hanya sekitar 350 orang yang lulus tes, termasuk Baco.
Pertama kali bertugas, Baco ditempatkan di Kanwil Surabaya. Selanjutnya, ia
dipindahkan ke Kantor Inspeksi Tanjung Perak. Kemudian, Juli tahun 1996 ia
dimutasi ke Kantor Inspeksi Sampit, Kalimantan Tengah selama kurang lebih satu
setengah tahun sebagai Pelaksana. Awal 1998, tepatnya bulan Pebruari, ia
dimutasi kembali ke Kanwil Surabaya. Kemudian, pertengahan tahun 2002 ia
diangkat menjadi Korlak Administrasi Ekspor di KPBC Tanjung Perak hingga
akhir 2005. Lalu, ia dipromosi menjadi Kepala Seksi Kepabeanan dan Cukai di
KPBC Tipe A4 Tarakan. Terakhir, ia menjabat sebagai Kasi Dukungan Teknis dan
Distribusi Dokumen KPBC Tipe A4 Tarakan, hingga saat ini.
Pria kelahiran Jakarta, 2 Pebruari 1962 ini mengaku terkesan saat bertugas
di Surabaya. “Karena saya sudah lama tinggal di Surabaya dan menikah juga di
Surabaya,” ujar suami dari Sony Rita ini seraya tersenyum.
Ayah tiga orang anak ini juga mengaku terkesan saat bertugas di KPBC
Tanjung Perak. Waktu itu ia bertugas di dinas laut (boatzooking) selama dua
setengah tahun. Sebagai anggota, ia memperoleh banyak pengetahuan tentang
karakter anak buah kapal dari berbagai bangsa dan negara.
Tak hanya itu ia juga mendapatkan pengalaman yang menarik saat

E D W A R D
Pepatah buah jatuh tidak jauh dari pohonnya tampaknya berlaku bagi
Edward. Pria asli Sumatera Utara yang lahir (17 Januari 1963) dan besar di
Tanjung Balai Karimun (TBK) ini, mengikuti jejak ayahnya menjadi pegawai bea
cukai. “Saya ingat waktu itu, dalam pikiran saya, pekerjaan bea cukai adalah
memberantas penyulundupan, ini karena ayah saya tugasnya di kapal patroli di
pangsarop (Pangkalan Sarana Operasi di TBK -red)”.
Tahun 1982 ketika ada lowongan di Departemen Keuangan di TBK, Edward
melamar. Tahun 1983, ia diterima dan resmi bergabung dengan Bea Cukai.
Seperti ayahnya, Edward juga bertugas di kapal patroli yaitu sebagai ABK Kapal
BC 7003 di bagian mesin, yang dulu disebut sebagai juru minyak. Di tempat
inilah Edward ditempatkan untuk pertama kali sebagai pegawai bea cukai.
Edward mengaku pada awalnya ia merasa asing dengan mesin kapal
berhubung latar belakangnya yang SMA. Namun pada akhirnya ia menikmati
tugasnya tersebut, kegiatan rutin di kapal patroli menjadi hal yang menarik.
Edward misalnya menjadi tahu bagaimana cara merawat mesin kapal yang besar.
”Dalam kecepatan memburu kita harus di kamar mesin untuk melihat bagian
mesin mana yang bekerja dengan normal atau tidak”.
Hanya enam bulan Edward ditempatkan di bagian mesin, setelah itu ia pindah ke
bagian navigasi. Cukup panjang masa kerja Edward di pangkalan sarana operasi TBK,
terhitung mulai tahun 1983 hingga 2002. Dalam rentang waktu tersebut, ia termasuk
pegawai yang memiliki banyak pengalaman dengan kapal patroli.
Tahun 1987, ketika pulang dari tugas patroli di daerah Tual menuju ke Ambon, di
Laut Banda kapal BC 8002 yang mereka gunakan dihantam ombak besar hingga 4
meter, sedangkan kapal yang mereka gunakan hanya setinggi 3 meter dengan
panjang 28 meter. Ombak besar tersebut berlangsung selama 4 jam. Saat itu, ia dan
rekan-rekannya sempat berpikir tidak akan mau berlayar kembali. Lucunya, begitu tiba
dengan selamat di dermaga, pikiran semacam itu lenyap.
Ia kembali bercerita, pernah suatu kali bersama tim dengan menggunakan kapal
patroli BC 10001, mereka memburu kapal yang membawa kayu dari daerah Bengkalis
yang akan menuju Malaysia. Kapal tersebut melakukan perlawanan, padahal sudah

44 WARTA BEA CUKAI EDISI 393 AGUSTUS 2007


info buku
saya, terutama pada Kepala Kantor, Agung Kuswando-
no (sekarang Kepala Kanwil DJBC Jakarta I-red). Jadi,
lebih baik suami saya saja yang berkarir lebih tinggi,”
imbuh Rosita yang suaminya juga merupakan pegawai
bea cukai.
Saat kejenuhan itu melanda, Rosita
menghilangkannya dengan aktif mengikuti kegiatan
olahraga, seperti senam, jalan santai dan lainnya.
Karena kesibukannya dalam kegiatan berolahraga di

BILA ANDA BERMINAT,


DJBC, ia selalu ditunjuk sebagai koordinator apabila
ada kegiatan lomba gerak jalan atau senam aerobik.
Banyak keuntungan yang didapatnya dengan
berolahraga, disamping badan menjadi sehat, ia juga
merasa senang kalau teman-temannya juga ikut
MAJALAH WARTA BEA CUKAI MENYEDIAKAN
menjadi sehat. Rosita menerapkan hidup sehat di BUKU SEBAGAI BERIKUT:
kantor dengan cara menyebarkan pamflet-pamflet
tentang kesehatan. Namun, sebelum menyebarkan

BUNDEL WBC 2006


pamflet tersebut ia menjalankan hidup sehat pada
dirinya sendiri terlebih dahulu. Hingga usianya yang kini
sudah menginjak kepala lima, ia merasa sehat dan aktif
membina olahraga.
Di akhir wawancara, Rosita yang juga aktif
mempromosikan sebuah produk kesehatan dari Amerika Bundel Majalah Warta Bea Cukai Tahun 2005 (Edisi
ini berharap agar poliklinik tempatnya bekerja
diberikan fasilitas yang lebih lengkap seperti
Januari - Desember)
laboratorium. Ia juga berharap agar setiap pegawai
yang akan melakukan medical cek up atau lainnya tidak
perlu dikenakan biaya. ats

mendapat kesempatan untuk ikut berpatroli dengan kapal


Rp. 120.000
patroli BC yang di BKO-kan di Surabaya. Saat itu tugas
yang diemban adalah melakukan penegahan terhadap
kapal barang yang dicurigai dari Singapura, dimana ABK-
nya berkebangsaan Indonesia, membawa buah-buahan
yang akan diselundupkan ke Surabaya. Setelah dilakukan
patroli pada malam hari dengan gelombang yang cukup
besar, akhirnya kapal tersebut ditemukan di daerah Karang
Jamuang. Di dalamnya terdapat buah-buahan yang ingin
diselundupkan dalam jumlah cukup besar.
Berbeda dengan pengalamannya di Surabaya, selama
CATATAN:
dinas di Tarakan ia mengaku memperoleh pembelajaran Ongkos kirim buku wilayah Jabotabek Rp. 25.000
dalam bekerja dan ibadahnya semakin meningkat.
“Mungkin karena situasi dan kondisinya mendukung,
ditambah pekerjaan di kantor juga tidak terlalu padat,” kata ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
pria yang meraih gelar sarjananya di Universitas Yos
Sudarso, Surabaya ini. Tak hanya itu, di Tarakan ia juga

LANGGANAN MAJALAH
dapat menyalurkan hobinya bermain sepak bola.
Dalam bekerja, ia selalu berpegang pada keikhlasan.
“Kalau kita ikhlas apapun jadi enak. Makanya, apa yang
saya peroleh hingga saat ini semuanya saya syukuri,
alhamdulillah,” katanya merendah.
Kedepannya ia berharap agar citra Bea dan Cukai
WARTA BEA CUKAI
semakin baik di mata masyarakat. Ia juga berharap
agar pegawai bea cukai dapat lebih disiplin dalam
bekerja. “Pegawai juga sebaiknya harus jujur, terus
meningkatkan prestasi, menambah pengetahuan,
supaya dapat meningkatkan citra bea dan cukai,
sekarang dan akan datang,” imbuhnya. ifa

diarahkan lampu sorot serta tembakan peringatan, namun ka-


pal tidak mau berhenti.
”Kebetulan BC 10001 punya alat pemadam kebakaran
yang kran airnya sangat kencang, jadi kami lepaskan tembakan
semburan air di dek depan dan dek belakang yang menyebab-
kan ruang kemudi mereka porak poranda dan membuat
mereka tidak dapat mengendalikan kapalnya. Akhirnya mereka
menyerah kepada kita tanpa ada korban, ” tutur Edward.
15 Nopember 2002, Edward pindah ke KPBC Batam. Ber-
tugas di bagian P2, Edward bersama rekan-rekannya berhasil
melakukan beberapa penegahan. Prestasi tersebut membuat ia
termasuk dalam daftar pegawai yang menerima penghargaan.
Tahun 2004, tepatnya tanggal 26 Januari pada upacara Hari No Lama Diskon Harga Harga luar
Pabean Internasional (HPI), Edward bersama tim menerima
penghargaan dari Dirjen (ketika itu masih dijabat oleh Eddy
Berlangganan Jabotabek Jabotabek
Abdurrachman) karena keberhasilan menangkap ekstasi di 1 3 Bulan (3 edisi) 0% Rp. 4040..500 Rp. 4343..500
Terminal Batam Center yang dibawa oleh penumpang kapal
fery. Di tahun berikutnya 2005, juga pada perayaan HPI, ia 2 6 Bulan (6 edisi) 5% Rp. 7878..00
0000 Rp. 8484..00
0000
bersama tim kembali menerima penghargaan, kali ini karena
keberhasilan sepanjang tahun 2004 dalam menegah hingga 14 3 1 Tahun (12 edisi) 10% Rp. 1150
50.000
50.000 Rp. 1162
62 .000
62.000
kapal penyelundup.
Edward yang masih menjabat sebagai Pelaksana P2 di Sudah Termasuk Ongkos Kirim
KPBC Batam berharap, suatu saat nanti bisa kembali bertugas
di tanah kelahirannya di Tanjung Balai Karimun. ”Tapi kalau bisa
bukan di pangkalan lagi, ini karena usia dan daya tahan tubuh MAJALAH WARTA BEA CUKAI
yang tidak sekuat dulu”. Kantor Pusat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Ayah tiga orang anak yang telah mengikuti pendidikan Jl. A. Yani (By Pass) Jakarta Timur 13230
DPT 2 Kepabeanan dan Cukai pada tahun 1997/1998 ini juga
mempunyai harapan agar para pegawai bea cukai bisa memiliki Telp. (021) 47860504, 4890308 ex. 154
kinerja yang baik dan integritas tinggi agar citra bea cukai di Fax. (021) 4892353 / E-mail: wbc.cbn.net.id
mata masyarakat dapat lebih baik dari sebelumnya. ky dengan Hasim / Kitty

EDISI 393 AGUSTUS 2007 WARTA BEA CUKAI 45


CUKAI
WBC/RIS

DISAIN BARU pita cukai untuk tahun 2007.

Disain Baru
Pita Cukai 2007
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC), KPBC yang di wilayah kerjanya ada kegiatan cukainya, serta per-
melalui Direktorat Cukai, wakilan Kanwil di seluruh Indonesia, lanjut Suparyanto,
dikemukakan mengenai disain pita cukai 2007, meliputi profil pita
telah mengeluarkan, disain pita cukai baru cukai 2007, sistim pengaman pita cukai dan cara mendeteksi
untuk produksi Hasil Tembakau (HT) dan antara pita cukai asli dengan pita cukai palsu. “Minimal teman-
mulai berlaku sejak 1 Juli 2007. teman di pelayanan mengetahui cara mendeteksi awal untuk mem-
bedakan antara yang asli dengan yang palsu.”

F
Sosialisasi ini selain disampaikan para pembicara dari Direk-
ungsi pita cukai selain sebagai bukti pelunasan cukai, torat Cukai, juga disampaikan oleh tiga pihak yang terkait dengan
juga untuk pengamanan serta pengawasan, baik pembuatan pita cukai, yaitu PT. Kertas Padalarang selaku
oleh pegawai bea cukai, masyarakat maupun oleh penyedia kertas, PT Pura Nusantara Persada selaku pembuat
pengusaha pabrik hasil tembakau. Untuk tetap hologram, dan Perum Peruri selaku pencetak pita cukai.
menjaga kualitas pita cukai sebagai alat pengaman-
an serta pengawasan, maka setiap tahun dilakukan perubah- SULIT DITIRU MUDAH DIDETEKSI
an disain pita cukai oleh Direktorat Cukai dengan melibatkan Disinggung mengenai profil disain pita cukai 2007, Supar-
tiga unsur terkait yang menangani produksi pita cukai selama yanto menjelaskan, bahwa antara pita cukai 2006 dengan
ini, yaitu PT Kertas Padalarang yang menangani fitur-fitur pita cukai 2007 berbeda sama sekali, artinya di pita cukai
security pada kertas bandrol, PT Pura yang menangani ten- memiliki tiga unsur yaitu kertas, hologram dan cetakan. Ketiga
tang spesifikasi hologram pita cukai HT, dan PT Peruri seba- unsur ini setiap tahunnya diusahakan untuk selalu dirubah.
gai pencetak pita cukai. Tetapi tetap dengan persyaratan dari Bea dan Cukai, yaitu
Sejak 1 Juli 2007 telah diberlakukan pita cukai hasil temba- mudah dideteksi dan sulit ditiru, layaknya mendeteksi uang.
kau yang menggunakan disain baru, setelah sebelumnya Sebaliknya jika sulit dideteksi untuk mengetahui apakah pita
pada 12 Juni 2007 di lakukan sosialisasi. Mengenai waktu cukai itu asli atau palsu, maka akan menyulitkan aparat bea
penerapan dan sosialisasi disain pita cukai 2007, Suparyanto, cukai di lapangan.
Seksi Penyediaan dan Penukaran, Subdirektorat Pita Cukai, Jadi kuncinya adalah sulit ditiru tetapi mudah dideteksi.
Direktorat Cukai mengatakan, “sosialisasi yang biasanya Misalnya untuk pita cukai yang sebelumnya, kertas broken white
dilakukan awal tahun (2007) untuk kali ini memang waktunya dan warnanya agak kuning, pada disain baru warnanya agak
mundur karena adanya mutasi eselon IV, sehingga kalau hijau dan tampilan fisiknya agak kasar, ini disajikan dari PT
dipaksakan awal tahun hal itu kurang efektif jika pejabat yang Padalarang. Untuk hologram dibuat oleh PT Pura Nusa Persada,
definitif tadi belum duduk sudah dipanggil untuk sosialisasi. jika sebelumnya warna dasarnya agak kehijaun, untuk disain baru
Makanya baru terlaksana bulan Juni lalu. Sebab target agak soft orange dan warnanya agak muda. Untuk cetakan dari
sosialisasi yang dituju adalah eselon IV yang menangani PT Peruri, cetakan lebih jelas tampak ada perubahan dari
bidang cukai dan P2. Untuk ke depan mudah-mudahan bisa sebelumnya. Secara kasat mata saja sudah bisa membedakan
diselenggarakan awal tahun,” demikian Suparyanto. antara yang lama dengan yang baru.
Dalam sosialisasi yang dihadiri seluruh Kasi Cukai dan P2 di “Sebetulnya orang awam juga bisa menggunakan alat yang

46 WARTA BEA CUKAI EDISI 393 AGUSTUS 2007


WBC/RIS
sama seperti mendeteksi uang. Sedangkan dibawahnya tercantum Rp.3 per batang, maka
untuk aparat bea cukai di lapangan bisa me- dilakukan penyesuain lagi. Dan dalam rangka
makan luv atau ultra violet (UV). Jika menggu- memudahkan identifikasi di lapangan, maka
nakan luv, deteksi bisa dilakukan secara detail per 1 Juli 2007 untuk pita cukai, khusus HJE
dan terlihat secara fisik pita cukai yang rapi, dan personalisasi akan dicetak dengan warna
halus dan tidak kasar. Begitu juga dengan ho- merah (tinta merah).
logramnya, karena untuk menciptakan holog- “Untuk memudahkan identifikasi di
ram yang rapi itu agak sulit, karena banyak lapangan, maka mulai 1 Juli jika
unsur didalamnya. Kalau dengan UV terutama pengajuan pita cukai dengan personalisasi
dari cetakan kalau kita terawang akan terlihat pasti HJE-nya tercetak merah dan bisa
violet hijau dengan logo BC,” jelasnya. dicirikan bahwa itu pasti pita cukai untuk
bulan Juli,” ujar Suparyanto yang
DISAIN DIGANTI SETAHUN SEKALI menjelaskan bahwa tidak semua jenis HT
Upaya-upaya untuk menekan peredar- dikenakan tarif advelorum dan spesifik.
an pita cukai palsu salah satu caranya ada- Hanya untuk SKM dan SPM golongan I, II,
lah dengan melakukan perubahan disain III dan SKT golongan I,II, IIIa dan IIIb yang
setiap tahun. “Artinya jika ditemukan bebe- terkena tarif advelorum dan spesifik
rapa pita cukai yang dipalsukan, maka kita sedangkan untuk jenis tembakau iris (TIS)
akan mulai melakukan perubahan disain. dan cerutu tidak dikenakan tarif tersebut.
Ini yang bisa kami upayakan dari bagian DJBC dalam hal mengganti dan
kami untuk mengurangi pemalsuan,” lanjut SUPARYANTO. Profil pita cukai antara mengerjakan disain pita cukai, telah
Suparyanto. lain sulit ditiru tetapi mudah dideteksi. memilih tiga pihak yang terlibat, yaiu PT.
Dalam proses pengadaan disain baru Kertas Padalarang, PT Pura Nusapersada
untuk pita cukai itu, menurut Suparyanto, dibentuklah sebuah dan PT Peruri. Jika diperhatikan selama ini pita cukai yang
panitia yang disebut panitia pengadaan. Tugas panitia dikerjakan oleh ketiga unsur terkait tadi sudah sangat baik,
pengadaan, lanjutnya, dimulai dari pembuatan desain, artinya sebab selama ini aparat bea cukai tidak pernah menemukan
tim meminta ketiga pihak yang terkait dengan pembuatan pita pita cukai palsu yang benar-benar seperti aslinya. Karena di
cukai ini memberikan disain terbarunya untuk disesuaikan tiga unsur tadi telah dilengkapi dengan pengaman.
dengan kemauan DJBC, termasuk cara-cara melakukan “Kalau pun kita tahu dari tiga unsur pengaman ini, pasti
deteksi dan ukuran maupun bentuk pita cukai, dikarenakan ada satu unsur lagi yang tidak disampaikan mereka, ini
DJBC tidak memiliki suatu tim yang khusus dibidang grafis. karena memang betul-betul security sehingga hanya mereka
“Ibaratnya kita ini penilainya yang menentukan sampai ke yang mengetahui. Contohnya untuk kertas ada watermark,
final. Sepanjang proses persetujuan itu, pihak-pihak terkait ada serat-serat fiber. Lalu di hologram banyak fitur-fitur
dialog dengan kita, apa yang kurang, apa yang harus dimasukkan dengan cetakan yang demikian rapihnya. Dari
ditambah atau yang harus dirubah. Hingga pada akhirnya hasil temuan kita di lapangan setelah di cek dengan aslinya
ada persetujuan disain,” ujar Suparyanto. Ia menambahkan belum pernah ada kejadian kertas asli tetapi hologram palsu,
untuk sekedar pengajuan desain waktu yang diperlukan cetakan asli tetapi kertas asli, atau hologram palsu tetapi
relatif singkat antara tiga atau empat bulan, namun dalam hal cetakan palsu, kalau palsu pasti palsu semuanya, atau asli
ini proses pengadaannya yang cukup memakan waktu. pasti asli semuanya. Maka itu kombinasi ini sampai sekarang
Untuk disain tahun 2007, lanjutnya, sebenarnya sudah ada masih kita pertahankan,” demikian penjelasan Suparyanto.
sejak 1 Januari sampai Desember namun dikarenakan pada 1
Juli terdapat kebijakan baru tentang tarif spesifik, yaitu menggu-
nakan tarif advelorum dengan presentase dan pengenaan tarif MASA TRANSISI
per batang, maka di pita cukai yang baru, misalnya, dicantum- Mengenai masa transisi pemberlakuan pita cukai dengan
kan pada kolom yang berbentuk bulat tarif advelorum 4% dan desain tahun 2007, menurut Suparyanto, yang mengatur hal
itu ada pada Peraturan Direktur Jenderal
WBC/ATS
Bea dan Cukai No.17 (P-17/BC/2007) ten-
tang Penyediaan dan Pemesanan Pita Cu-
kai Hasil Tembakau. Sesuai dengan kebi-
jakan, bahwa penyediaan dan pemesanan
pita cukai untuk bulan Juni pemesanan de-
ngan dokumen CK-1 hanya boleh dilakukan
sampai dengan tanggal 27 Juni 2007.
Sedangkan untuk pelekatannya, ada
keputusan yang mengaturnya yaitu Per-
aturan Dirjen Bea dan Cukai Nomor Kep-
13/BC/2005 tentang Pelekatan Pita Cukai
Hasil Tembakau. Dalam aturan itu
disebutkan bahwa perubahan tarif dan atau
HJE yang dipesan sebelum berlakunya
perubahan, paling lama 40 hari setelah di-
berlakukannya perubahan, berarti pelekat-
an pita cukai paling lama 40 hari setelah
diberlakukannya pergantian dan perubah-
annya.
“Jadi antara tanggal 9-10 Agustus 2007
sudah mulai bisa dilekatkan pita cukai de-
ngan disain baru yang ada tarif spesifiknya
dan antara tanggal itu sudah tidak boleh
lagi melekati hasil tembakaunya dengan
pita cukai yang lama. Itu kebijakan kita
DALAM PROSES PENGADAAN disain baru pita cukai dibentuk panitia pengadaan. mengenai masa transisi,” tegasnya. ris

EDISI 393 AGUSTUS 2007 WARTA BEA CUKAI 47


INFO PEGAWAI
DOK. WBC
PROGRAM REFORMASI
BIROKRASI 2007
Program utama dalam re-
formasi birokrasi tahun 2007
antara lain meliputi empat
poin, yaitu penataan organi-
sasi, perbaikan business
process, peningkatan mana-
jemen SDM dan perbaikan
remunerasi.
Untuk penataan organi-
sasi, pada tahun 2007 dilak-
sanakan reorganisasi
diantaranya menghasilkan,
pembentukan KPU DJBC
dan transformasi Biro Kepe-
gawaian menjadi Biro SDM
di Departemen Keuangan.
Mengenai perbaikan
Business Process, dilakukan
tiga langkah, yaitu:
1. analisis dan evaluasi
jabatan,
2. penyusunan SOP
3. analisis beban kerja.

PERINGKAT JABATAN. Ada 27 peringkat jabatan di lingkungan Departemen Keuangan. Untuk analisis dan eva-
luasi jabatan, meliputi
empat kegiatan yaitu pe-
REFORMASI BIROKRASI nyusunan uraian jabatan,
spesifikasi jabatan, peta ja-
DI DEPARTEMEN KEUANGAN batan dan peringkat jabat-
an yang tujuannya meng-

Mulai Disosialisasikan
hasilkan adanya peringkat
jabatan yang akan diguna-
kan sebagai input
penyusunan struktur remu-
nerasi berbasis pekerjaan.
Reformasi birokrasi Departemen Keuangan bertujuan untuk Dari hasil itu telah tersusun
meningkatkan kinerja pengelolaan keuangan negara dan kekayaan negara 27 peringkat untuk seluruh
termasuk pasar modal, secara terencana dan bertahap jabatan fungsional, struk-
tural dan pelaksana yang

D
saat ini masih dalam pro-
epartemen Keuangan (Depkeu) merupakan departe- ses penyusunan Peraturan Menteri Keuangan (PMK).
men yang strategis dan kita kenal sebagai pengelola Untuk penyusunan SOP (Standar Operasional Prosedur) me-
fiskal. Instansi ini juga dikenal sebagai pengumpul dana liputi 2 kegiatan, yaitu: penyusunan pedoman SOP dan penyusun-
terbesar dalam APBN (Anggaran Penerimaan dan an SOP. Tujuan akhir yang hendak dicapai adalah peningkatan
Belanja Negara) yang memiliki kantor vertikal yang efektivitas dan efisiensi melalui simplifikasi dan standarisasi
tersebar di seluruh Indonesia dan bersifat holding type organiza- business process. Untuk itu telah disusun 6.292 SOP untuk selu-
tion, dengan jumlah pegawai sekitar 60.000 orang. ruh unit di lingkungan Departemen Keuangan. Dari jumlah terse-
Depkeu yang memiliki kewenangan dalam pengaturan kebi- but, 3.743 SOP mengalami revisi dan 535 SOP telah ditetapkan.
jakan publik di bidang ekonomi dan fiskal sehingga terkait erat Untuk SOP layanan unggulan telah siap ditetapkan dengan PMK.
dengan pasar, mulai melakukan reformasi birokrasi di tubuhnya, Selanjutnya direncanakan untuk dipublikasikan kepada
sesuai dengan KMK 30/KMK.01/2007 tentang Reformasi masyarakat.
Birokrasi Departemen Keuangan dan KMK 31/KMK.01/2007 ten- Mengenai analisis beban kerja, meliputi dua kegiatan yaitu,
tang Pembentukan Tim Reformasi Birokrasi Pusat Departemen mengkompilasi hasil analisis jabatan untuk dipergunakan sebagai
Keuangan Tahun Anggaran 2007. input dalam melaksanakan analisis beban kerja dan melakukan
Sehubungan dengan itu, pada 25 Juni 2007 bertempat di analisis beban kerja. Semua itu dilakukan bertujuan untuk pening-
Kantor Pusat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) tepatnya katan efektivitas dan efisiensi melalui rightsizing/ penataan PNS
di Aula Loka Muda, berlangsung acara Sosialisasi Reformasi (kuantitas dan kualitas pegawai sesuai dengan yang dibutuhkan).
Birokrasi Departemen Keuangan yang disampaikan oleh Tim Disamping itu, kuesioner analisis beban kerja akan segera
Reformasi Birokrasi Pusat Departemen keuangan. Bertindak disebarkan ke seluruh unit kerja di lingkungan Eselon I Depkeu.
sebagai pembicara adalah Eddy Abdurachman, Staf Ahli Menteri Tentang masalah remunerasi, Eddy Abdurachman
Keuangan, Bidang Kerjasama Ekonomi Internasional. mengatakan bahwa bisa berbentuk gaji. Sedangkan untuk
Dalam sosialisasi yang dihadiri seluruh pejabat eselon II di pejabat yang menduduki suatu jabatan biasa disebut dengan
DJBC dan beberapa pejabat eselon III serta beberapa Kepala tunjangan jabatan yang dikenal dengan istilah Tunjangan Khusus
Kantor tersebut, materi yang diberikan selain mengenai Pembinaan Keuangan Negara (TKPKN) atau populer dengan
Reformasi Birokrasi Depkeu yang disampaikan oleh Eddy sebutan TC (Tunjangan Khusus).
Abdurachman, juga disampaikan materi mengenai Kantor Dalam sosialisasi, Eddy Abdurachman yang lebih khusus
Pelayanan Utama Bea dan Cukai oleh Thomas Sugijata (Direktur membahas masalah remunerasi menyatakan, hal-hal yang harus
Audit) dan Pokok-Pokok Penyempurnaan Instansi Vertikal DJBC dilakukan sebelum memberikan remunerasi atau untuk mencapai
oleh Nofrial, Kabag Organisasi Tata Laksana (OTL) KP DJBC. ke arah perbaikan remunerasi maka langkah pertama adalah me-

48 WARTA BEA CUKAI EDISI 393 AGUSTUS 2007


DOK. ATS
lakukan analisis jabatan. Analisis jabatan dilakukan
dengan dua tahap yaitu job description (uraian
jabatan) dan job spesification (spesifikasi jabatan).
“Yang diuraikan disini bukan orangnya. Kalau
sudah berbicara mengenai jabatan maka jabat-
an yang menjadi fokusnya, misalnya Direktur
P2, maka yang dibahas adalah uraian jabatan
dari Direktur P2, bukan orangnya misalnya, Pak
Heru Susanto. Kemudian jabatan Sekditjen, yang
kita bahas buat job description dari Sekditjen, bu-
kan Pak Kamil Sjoeib,” ujar Eddy menjelaskan.
Jabatan ini, lanjutnya, dimulai dari jabatan yang
paling atas sampai yang terbawah. Di lingkup birok-
rasi, jabatan yang tertinggi mulai dari eselon I. Jika
di Bea dan Cukai eselon I adalah Direktur Jenderal.
Kemudian ada jabatan eselon II, eselon III eselon IV
dan V (yang kini ada di DJBC) serta jabatan
pelaksana. Terutama untuk jabatan pelaksana yang
kenyataannya sangat banyak dan bervariasi.
Dari jabatan-jabatan yang telah dibuat uraian
jabatannya ( job description) lalu ditentukan spesifi-
sikasi jabatannya untuk menduduki suatu jabatan
berdasarkan pangkatnya. “Misalnya pangkatnya mi-
nimal sekian, range-nya sekian, pendidikan minimal-
nya sekian, apakah dia juga diperlukan suatu
pengetahuan-pengetahuan tertentu atau pernah
mengikuti beberapa training tertentu,” ujar Eddy.
Setelah hal itu dilakukan, kemudian dibuatlah SUASANA SOSIALISASI Reformasi Birokrasi Departemen Keuangan.
job evaluation, atau evaluasi pekerjaan. Masing-
masing pekerjaan dievaluasi semua. Karena begitu besar dan Kemudian untuk eselon II. Menurut penjelasan Eddy, di ese-
banyaknya jabatan serta hambatan yang ada, maka pendekatan lon II juga terdapat empat grade, mulai dari grade 20 sampai
yang dilakukan oleh tim reformasi birokrasi adalah dengan grade 23. Jadi di eselon II grade yang tertinggi adalah grade 23
menggunakan jabatan-jabatan yang disebut dengan jabatan sedangkan yang terendah peringkat 20.
benchmark. “Sekali lagi bukan orangnya, tetapi jabatannya. Orang
Dari eselon satu dipilihlah jabatan-jabatan tertentu yang akan yang ditempatkan dijabatan eselon II, tidak dilihat berdasar-
dijadikan sebagai benchmark. Jabatan yang benchmark inilah kan pangkat, umur dan masa kerjanya, tetapi berdasarkan
yang dilakukan evaluasi dengan menggunakan metode-metode kompetensinya dan sebagainya untuk ditempatkan di suatu
tertentu untuk mendapatkan job peringkat jabatannya atau job jabatan eselon II. Ini sudah disusun dalam tabel dan ada
grade-nya sekaligus dilakukan grading. PMKnya, misalnya kalau Kakanwil grade-nya berapa ini
berkaitan dengan TKPKN yang akan dibayarkan. Begitu juga
DUAPULUH TUJUH PERINGKAT JABATAN DI DEPKEU KPU grade-nya akan dibayarkan sesuai dengan tabel yang
Sesuai dengan keputusan Menteri Keuangan, bahwa seluruh ada untuk grade KPU,” jelas Eddy.
jabatan yang ada di lingkungan Depkeu ada 27 peringkat atau Untuk eselon III ada tiga grade mulai dari 17,18 dan 19. Ese-
27 grading, mulai yang terbawah peringkat pertama atau grade 1 lon IV mulai dari 14,15,16. Karena saat ini di DJBC ada eselon V
sampai yang tertinggi peringkat 27. Grading ini dibuat setelah maka grade-nya 13. Sedangkan untuk Pelaksana yang sangat
melalui proses-proses di atas tadi, yaitu proses evaluasi jabatan bervariasi dan banyak maka grade ditentukan oleh masing-
DOK. WBC
dengan menggunakan masing atasan atau kepala satuan kerjanya, misalnya di Kanwil,
metode dengan melihat maka Kakanwil yang menentukannya. Di Kantor Pelayanan,
aspek know how dan maka Kepala Kantornya yang menentukan dan di Direktorat,
problem solving untuk maka Kepala Direktorat (direktur) yang menentukannya. Terakhir
mengetahui score-nya untuk Pelaksana, yang memiliki grade mulai dari 1 sampai 12.
dalam menentukan Sekali lagi ditegaskan Eddy, bahwa semua pejabat eselon,
grade jabatan itu. mulai dari eselon eselon I sampai eselon V di lingkungan Depkeu
Dari 27 jabatan tadi sudah di grading. Dan metode dalam melakukan grading
untuk jabatan eselon satu berdasarkan evaluasi terhadap tiga aspek, yaitu know how
ada 4 grade (band) (menyangkut technical dan managerial know how), pengetahuan
mulai dari grade 24 dan human relation. Masih mengenai masalah remunerasi, untuk
sampai 27 (24,25,26,27). pejabat yang berada di Kantor Pusat dan Kanwil non KPU akan
Meski sama-sama ese- menerima tunjangan TKPKN dalam bentuk tunjangan pokok saja,
lon satu tetapi grade-nya sedangkan yang berada di KPU selain mendapat tunjangan
bisa berbeda, misalnya pokok juga mendapat tunjangan tambahan. Untuk jabatan-
Dirjen Bea Cukai ada di jabatan tertentu di KPU misalnya pemeriksa barang atau PFPD
band berbeda dengan juga mendapatkan tunjangan tambahan.
Dirjen Pajak, karena dili- “Di KPU memang pegawai sangat dituntut peformance-
hat berdasarkan grade- nya karena saat ini KPU merupakan upaya modernisasi untuk
nya. Faktor inilah yang membedakan dengan yang lain, tetapi nantinya tunjangan
berkaitan dengan penen- tambahan itu akan dikaitkan dengan kinerja dan perfor-
tuan remunerasi, artinya mance, dan kedepannya nanti akan dikaitkan dengan
pejabat yang menduduki individual performance (kinerja perorangan), artinya ke depan
UNTUK PERBAIKAN REMUNERASI maka ha-
rus melakukan analisis jabatan. Analisis de- grade lebih tinggi diberi- untuk semua pegawai, tunjangan dikaitkan dengan kinerja
ngan melakukan job description (uraian jabat- kan gaji dan tunjangan pegawai sehingga akan dihitung berdasarkan key perfor-
an) dan job spesification (spesifikasi jabatan). yang lebih tinggi. mance individualnya,” tandasnya. ris

EDISI 393 AGUSTUS 2007 WARTA BEA CUKAI 49


INFO PEGAWAI

PERESMIAN PAPAN NAMA. Dirjen Bea dan Cukai, Anwar Suprijadi meresmikan papan nama Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Tanjung Priok.

PELUNCURAN
Kantor Pelayanan Utama
Bea dan Cukai Tanjung Priok
Mulai tanggal 2 Juli 2007, Kantor Pelayanan terminal 009. Sekitar 20 menit Menkeu dan Menhub melihat
Utama (KPU) Bea dan Cukai Tanjung Priok dan bertanya-tanya tentang keadaan dan situasi di tempat itu.
Kemudian, rombongan bergerak lagi menuju TPS (tempat
secara resmi berjalan. penimbunan sementara), Terminal Peti Kemas Koja. Di

B
tempat itu Menkeu dan Menhub melihat barang-barang yang
eberapa waktu yang lalu (22/6), lantai dasar gedung terkena pemeriksaan fisik (jalur merah).
KPU Bea dan Cukai Tanjung Priok tampak penuh Setelah itu, rombongan bergerak kembali menuju gedung
sesak. Beberapa rekan-rekan pers tampak sibuk hi co x-ray scan untuk melihat dan bertanya mengenai proses
membidikkan lensanya ke arah seorang perempuan pemeriksaan kontainer dengan menggunakan hi co x-ray
yang sedang melakukan tanya jawab dengan para scanner. Kepada pers Menkeu mengatakan bahwa tujuannya
pejabat bea dan cukai (eselon I dan eselon II) yang berada di melakukan inspeksi mendadak ke KPU Bea dan Cukai
tempat itu. Orang-orang pun berebutan untuk melihat lebih Tanjung Priok bersama dengan Menhub adalah ingin melihat
dekat sosok perempuan yang ternyata adalah Menteri secara fisik sehubungan dengan beberapa pemberitaan di
Keuangan, Sri Mulyani. media massa yang akhir-akhir ini mengatakan bahwa di
Hari itu Menkeu, didampingi Menteri Perhubungan, Jusman Tanjung Priok terdapat masalah, terutama terkait dengan arus
Syafei Djamal, melakukan sidak (inspeksi mendadak) ke KPU barang masuk maupun keluar.
Bea dan Cukai Tanjung Priok. Menkeu yang hadir lebih dulu “Kebetulan tanggal 1 Juli akan dimulai secara resmi Kan-
(Menhub menyusul kemudian-red) melihat-lihat situasi di tor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Tanjung Priok, dimana
lantai dasar gedung KPU Bea dan Cukai Tanjung Priok. Pada para pegawai yang duduk di kantor tersebut merupakan
kesempatan itu, Menkeu juga melakukan tanya jawab dengan pegawai baru yang disaring melalui suatu seleksi untuk
para stakeholder yang ada disana mengenai keluhan mereka melihat kapasitas dan integritasnya. Sistem yang digunakan
dan tanggapan mereka seputar KPU. Suasana ditempat itu juga baru, seperti reward dan disiplin yang berbeda.
tampak akrab. Sesekali gelak tawa membahana di seluruh Kemudian pada saat yang bersamaan pemerintah juga
ruangan kala Menkeu dan para stakeholder saling melempar merapikan TPS, mendisiplinkan perusahaan konsultan jasa
joke. kepabeanan,” kata Sri Mulyani.
Selama kurang lebih 30 menit, Menkeu dan Menhub ber- Ia menambahkan dengan terbentuknya KPU, diharapkan
ada di lantai dasar gedung KPU Bea dan Cukai Tanjung Priok. Bea dan Cukai dapat memberikan pelayanan yang lebih baik
Setelah itu, rombongan bergerak menuju dermaga container dengan waktu yang lebih cepat dan biaya yang secara formal

50 WARTA BEA CUKAI EDISI 393 AGUSTUS 2007


telah ditetapkan. Namun demikian, Bea dan Cukai tidak da- Tanjung Priok yang dilakukan sejak 2 April 2007, hasil yang
pat bekerja sendiri. Banyak instansi yang juga berada di pela- dicatat cukup bagus. Terdapat peningkatan penerimaan rata-
buhan, seperti Departemen Perhubungan. Untuk itu, dengan rata perbulan hingga Rp. 200 milyar.
kerjasama antar instansi, akan tercipta koordinasi sehingga
memiliki spirit yang sama untuk memperbaiki. BRIEFING
Menhub yang saat itu datang bersama dengan Tim Perce- Jumat, 29 Juni 2007, dua hari sebelum soft launching KPU
patan Arus Barang Ekspor Impor mengatakan, tujuannya Bea dan Cukai Tanjung Priok, para pejabat eselon III dan eselon
datang ke pelabuhan Tanjung Priok adalah untuk memusat- IV yang baru dilantik untuk menempati posisi di KPU Tanjung
kan perhatian pada penataan atau tata ruang pelabuhan Tan- Priok dan Batam, menghadiri acara briefing yang dilakukan di
jung Priok. “Dengan adanya perbaikan yang telah dilakukan Ruang Loka Muda, Gedung B, Kantor Pusat DJBC.
DJBC, dalam arti melakukan percepatan dokumen dan Dalam kesempatan tersebut, hadir untuk memberikan
sebagainya, maka pekerjaan kita berikutnya adalah penataan pengarahan pada pejabat yang baru dilantik adalah Direktur
pelabuhan Tanjung Priok,” tambah Jusman. Jenderal Bea dan Cukai, Anwar Suprijadi, Sekretaris DJBC
Hal pertama yang akan ditata adalah ISPS (International Kamil Sjoeib, Direktur Penindakan dan Penyidikan Heru San-
Ship Port Security) Code. Dengan adanya ISPS Code , toso, Direktur Teknis Kepabeanan, Teguh Indrayana, Direktur
semua tata letak pelabuhan Tanjung Priok dapat dikelola, Fasilitas Kepabeanan, Kusdirman Iskandar, serta Kepala
dengan adanya spesifikasi atau pemisahan. Kantor Wilayah VII DJBC Jakarta I, Agung Kuswandono.
Jusman mencontohkan, saat ini barang untuk interinsuler dan Dalam pengarahannya, Dirjen Bea dan Cukai meminta
barang untuk internasional bercampur jadi satu di pelabuhan. agar pegawai yang baru dilantik menjadi pegawai KPU dapat
Oleh sebab itu, tata ruangnya harus dibuat dengan baik agar ter- bekerja dengan lebih baik. Menurutnya, ada beberapa hal
jadi pemisahan barang interinsuler dan internasional. Dengan de- yang perlu dicermati dalam KPU, antara lain mengenai
mikian hal tersebut akan mempercepat proses pemeriksaan oleh pemeriksaan barang, PFPD serta task force dalam rangka
petugas bea cukai. Selain itu, nantinya orang-orang yang tidak kepatuhan internal. Kalau unsur-unsur tersebut bekerja
berkepentingan di pelabuhan tidak diperkenankan untuk masuk dengan baik, maka akan menghasilkan kinerja yang lebih
ke areal pelabuhan. Diharapkan lay out untuk tata ruang pelabuh- tinggi. Ditambah lagi dengan remunerasi yang lebih tinggi
an Tanjung Priok dapat selesai pada Oktober 2007. dari pegawai yang tidak duduk di KPU, maka kinerja yang
Saat ditanya mengenai KPU Bea dan Cukai di Batam, Sri diharapkan juga dapat lebih tinggi.
Mulyani menjawab bahwa KPU Batam masih belum siap Khusus untuk pegawai yang duduk di KPU Batam, Dirjen
untuk di launch, berbeda dengan Tanjung Priok. Hal itu meminta agar para pegawai menunjukkan kesungguhannya
disebabkan KPU Batam baru di mulai bulan Juni 2007. dalam uji coba KPU Batam. “Hal itu supaya kinerja yang
Sehingga, launching untuk KPU Batam belum bisa dilakukan dihasilkan cukup signifikan sehingga saya bisa dengan
dan masih harus dilakukan persiapan. Diharapkan dalam 3 - bangga hati ikut memperjuangkan remunerasi yang sama
4 bulan kedepan Batam sudah bisa menjadi KPU. dan model yang sama dengan KPU yang lainnya. Sehingga
Kepada WBC Dirjen Bea dan Cukai, Anwar Suprijadi juga me- bisa menghasilkan sesuatu yang lebih baik,” tambah Anwar.
ngatakan bahwa KPU di Batam bukan ditunda karena masih Kemudian, Dirjen juga berpesan agar pegawai yang me-
diperlukan uji coba terlebih dahulu. Waktu satu bulan (sejak 1 Ju- nangani kepatuhan internal dapat mencatat dan melaporkan
ni sudah dilakukan uji coba KPU Batam-red) belum cukup untuk hal-hal yang berkaitan dengan pelanggaran yang dilakukan
melihat hasilnya. “Minimal waktu yang diperlukan untuk uji coba pegawai dan menyampaikannya pada pimpinan agar diberi-
adalah 3 bulan, jadi kita tidak sembarangan dalam melakukan kan sanksi. Untuk itu ia berharap agar KPU menjadi kantor
penilaian, apakah Batam layak untuk menjadi KPU. Namun kita pelayanan prima, cepat, transparan, efektif dan efisien.
berharap sekitar akhir September 2007 diharapkan KPU di Batam
sudah berjalan,” tambah Anwar. SOFT LAUNCHING
Berbicara mengenai sarana, Anwar mengatakan, sarana Senin, tepatnya 2 Juli 2007, Soft Launching Implementasi
di KPU Batam sudah cukup tersedia, yang kini sedang Tahap Awal Kantor Pelayanan Utama Tanjung Priok digelar
disiapkan adalah SDM-nya. Sedangkan untuk KPU Tanjung diaula Kantor Pelayanan Utama (KPU) Tanjung Priok. Hadir
Priok, sarana dan SDM-nya telah siap. Sejak uji coba KPU pada acara tersebut Direktur Jenderal Bea dan Cukai, Anwar
DOK. ATS DOK. ATS

KETERANGAN PADA PERS. Menteri Keungan, Sri Mulyani dan Menteri SIDAK MENKEU DAN MENHUB. Menteri Keuangan, Sri Mulyani dan
Perhubungan, Jusman Syafei Djamal, saat memberikan keterangan pada Menteri Perhubungan, Jusman Syafei Djamal, saat berbincang-bincang
pers di gedung hi co x-ray scan container. dengan para stakeholder di gedung KPU Bea dan Cukai Tanjung Priok.

EDISI 393 AGUSTUS 2007 WARTA BEA CUKAI 51


INFO PEGAWAI
DOK. ATS
sejak tahun 2002 DJBC telah melakukan perubahan secara
dinamis melalui upaya reformasi tapi ternyata hal itu belum
mendapat respon yang positif dari dunia usaha. Sehingga
DJBC perlu melakukan reformasi dalam rangka meningkat-
kan good governance, pelayanan, pengawasan dan integritas
melalui pembentukan Kantor Pelayanan Utama.
Sesuai dengan tuntutan dan beban kerja yang tinggi,
maka pegawai KPU juga harus memiliki dedikasi dan sikap
professional dalam menjalankan tugasnya. Untuk itu
dilakukan assessment test yang dilakukan oleh P3M Univer-
sitas Indonesia untuk menjamin objektifitas dan transparansi
dalam seleksi pegawai. Karena KPU di Tanjung Priok
membuat organisasi lebih sederhana dan fungsional, maka
kebutuhan pegawai pun menjadi efisien. Dari sebelumnya
sejumlah 1351 orang menjadi 842 orang.
“Saya berharap KPU ini dapat tepat sasaran, karena hal
ini sangat penting bagi kita semua mengingat pelabuhan
Tanjung Priok merupakan pelabuhan yang sangat strategis.
Kita juga akan terus mengembangkan dan mengevaluasi
KPU dan kita juga tidak bisa berpuas diri terhadap tuntutan
masyarakat,” kata Anwar.
Usai memberikan kata sambutan, Dirjen Bea dan Cukai
serta Kepala Kantor Wilayah DJBC Jakarta I, Agung
Kuswandono menandatangani pakta integritas yang berisi
tentang komitmen bersama pegawai di lingkungan Kantor
PAKTA INTEGRITAS. Penandatanganan pakta integritas dilakukan oleh
Pelayanan Utama Tanjung Priok yang akan melaksanakan
Dirjen Bea dan Cukai Anwar Suprijadi dan Kepala Kantor Wilayah DJBC tugas secara profesional dan integritas tinggi, transparan,
Jakarta I, Agung Kuswandono. bebas kolusi, korupsi dan nepotisme dan perbuatan tercela
lainnya. Juga akan mengerahkan segala kemampuan dan
Suprijadi, beberapa pejabat eselon II DJBC, Inspektur Jende- sumber daya secara optimal untuk memberikan hasil terbaik
ral Departemen Keuangan, perwakilan KPK, Kepala Badan juga akan memenuhi segala ketentuan kode etik dan perilaku
POM, perwakilan dari instansi pemerintah lainnya, asosiasi pegawai DJBC yang diatur dalam peraturan yang ada.
dan mitra kerja DJBC, serta rekan-rekan pers. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan peresmian papan
Dalam sambutannya, Direktur Jenderal Bea dan Cukai, nama KPU Bea dan Cukai Tanjung Priok. Dalam
Anwar Suprijadi mengatakan, Tanjung Priok dipilih untuk me- wawancaranya dengan WBC, Agung Kuswandono, Kepala
lakukan reformasi karena berdasarkan Laporan Hasil Kerja Kantor Wilayah VII DJBC Jakarta I mengatakan, keunggulan
Kajian Sistem Administrasi Impor pada Direktorat Jenderal dari KPU yang paling utama adalah mempercepat proses
Bea dan Cukai oleh Direktorat Monitor Komisi Pemberantas- kepabeanan dan adanya client coordinator.
an Korupsi (KPK) yang melaksanakan observasi di Kantor Mengenai sarana dan SDM saat ini telah ditingkatkan dan
Pelayanan Bea dan Cukai (KPBC) Tanjung Priok I, II dan III terus diperbaiki. Kalau ada sarana yang kurang akan terus
sejak 8 Januari - 8 Maret 2007. Dari laporan tersebut ditambah. KPU juga akan menerapkan pemeriksaan yang
diperoleh perhitungan estimasi pungutan liar sebesar Rp. proporsional. Dalam dua bulan terakhir ini, yang tadinya
890 juta/bulan dan perhitungan estimasi nilai kolusi sebesar hanya 12 kontainer yang diperiksa dengan menggunakan
Rp. 12,795 miliar/bulan. high container x-ray, sekarang meningkat menjadi sekitar 120
Bea dan Cukai juga dituntut dalam perbaikan indeks kontainer per hari.
pelayanan publik dan indeks persepsi korupsi. Sebenarnya, “Kedepannya kita ingin agar KPU ini dapat melayani dan
DOK. ATS mengawasi masyarakat dengan baik. Mengenai remunerasi,
seperti kita ketahui bahwa standar penggajian kita tidak imbang
dengan scope pekerjaan yang ada. Dengan adanya remunerasi
maka tidak ada lagi alasan bahwa pegawai tidak punya uang.
Saat ini belum diketahui berapa besarnya remunerasi tersebut
tapi yang jelas jumlahnya cukup signifikan. Sehingga tidak boleh
ada lagi istilah neko-neko,” tandas Agung.
Mengenai meningkatnya penerimaan negara atau tidak
dengan adanya KPU, menurut Agung hal itu merupakan
variable eksternal, karena kegiatan impor dan ekspor bukan
ditentukan oleh Bea dan Cukai. Tetapi setidaknya kebocoran
tersebut tidak terjadi dengan demikian penerimaan negara
bisa meningkat dari sebelumnya.
Agung mengatakan bahwa mulai dari Pelaksana hingga
Kepala Kantor, semuanya memiliki komitmen yang sama.
Tidak ada perbedaan, no pungli, no deal, no family,
semuanya equal treatment. Sementara mengenai PFPD,
terkait dengan pasal 113B, UU No. 17/2006, ia menyarankan
agar PFPD tidak perlu takut pada pasal tersebut.
“Kalau kita bekerja dengan baik dan tidak menggunakan
jabatan untuk kepentingan pribadi, pasal itu tidak berlaku.
Tapi kalau mau ‘main-main’ silahkan saja, kita punya
kepatuhan internal, kita punya pengawasan,” tegas Agung
SAAT BRIEFING. Dirjen Bea dan Cukai didampingi oleh pejabat eselon II yang berharap dengan adanya KPU akan ada perubahan dari
DJBC saat memberikan pengarahan pada pejabat eselon III dan IV yang paradigma lama ke paradigma baru, yang tidak ada lagi
akan duduk di KPU Tanjung Priok dan KPU Batam. ‘main-main’. ifa

52 WARTA BEA CUKAI EDISI 393 AGUSTUS 2007


PEGAWAI PENSIUN
T.M.T 01 AGUSTUS 2007
NO NAMA NIP GOL JABATAN KEDUDUKAN
1 Hartono Singgih, S.H. 060035359 IV/b Kepala Subdirektorat Kantor Pusat DJBC Direktorat PPKC
Penerimaan
2 Slamet, S.E. 060035428 IV/a Kepala Seksi Tempat Kantor Pusat DJBC Direktorat Fasilitas
Penimbunan III Kepabeanan
3 Waris Munadhi 060040552 IV/a Kepala Seksi Tempat KPBC Tipe A Khusus Tanjung Priok II
Penimbunan II
4 Sri Yuliarti Sudibyo 060034358 III/c Koordinator Pelaksana KPBC Tipe B Bogor
Administrasi Impor dan
Ekspor
5 Baster Manurung 060049455 III/c Pelaksana KPBC Tipe A Jakarta
6 Sugijo 060040240 III/c Pelaksana KPBC Tipe A Khusus Soekarno-Hatta
7 Sumandoyo 060045243 III/c Pelaksana KPBC Tipe A Tg. Balai Karimun
8 Karmadji 060048009 III/b Pelaksana Kantor Wilayah IV DJBC Jakarta
9 Tarmidji 060045291 III/a Pelaksana Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai Tipe A
Tg. Balai Karimun
10 Aris Munandar 060056775 II/d Pelaksana KPBC Tipe A Khusus Soekarno Hatta
11 Batjok 060045368 II/d Pelaksana Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai Tipe A
Tg. Balai Karimun
12 Muhari 060041502 II/d Pelaksana KPBC Tipe A Khusus Tg. Priok I
13 Umar bin Amat 060032050 II/b Pelaksana KPBC Tipe A Khusus Tg. Priok III
14 Walu 060032154 II/b Pelaksana KPBC Tipe C Fak-Fak

INFO PERATURAN
PERATURAN MENTERI KEUANGAN
Per Juli 2007
No. Peraturan P E R I H A L
Nomor Tanggal

1. 60/PMK.04/2007 14-06-07 Perubahan Kedua Atas Keputusan Menteri Keuangan Nomor 240/KMK.05/1996
Tentang Pelunasan Cukai
2. 65/PMK.04/2007 20-06-07 Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan
3. 70/PMK.04/2007 27-06-07 Kawasan Pabean Dan Tempat Penimbunan Sementara

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI


Per Juli 2007
PERATURAN
No. Nomor Tanggal P E R I H A L

1. P-15/BC/2007 04-06-07 Petunjuk Pelaksanaan Penyelesaian Kewajiban Pabean Atas Jam Tangan Dan
Perhiasan Yang Pada Saat Pemasukannya Ke Dalam Daerah Pabean Indonesia
Belum Diselesaikan Kewajiban Pabeannya
2. P-20/BC/2007 28-06-07 Petunjuk Pelaksanaan Penetapan Kawasan Pabean Dan Tempat Penimbunan
Sementara
3. P-22/BC/2007 04-07-07 Petunjuk Pelaksanaan Pemberian Nomor Pokok Dan Pengawasan Pengusaha
Pengurusan Jasa Kepabeanan

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI


Per Juli 2007
PERATURAN
No. Nomor Tanggal P E R I H A L

1. SE-11/BC/2007 20-06-07 Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 61/PMK.011/2007


Tentang Perubahan Kelima Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 92/PMK.02/
2005 Tentang Penetapan Jenis Barang Ekspor Tertentu Dan Besaran Tarif
Pungutan Ekspor

EDISI 393 AGUSTUS 2007 WARTA BEA CUKAI 53


SEPUTAR BEACUKAI
WBC/ATS

JAKARTA. Direktur Jenderal Bea dan Cukai Anwar Suprijadi pada 22 Juni 2007 menghadiri acara serah terima jabatan 15 pejabat
eselon II DJBC di Aula Loka Muda gedung B lantai 5. (data lengkap lihat edisi Juli WBC 392). Acara diawali penandatanganan
naskah jabatan dan penyerahan memorandum jabatan yang dilakukan dalam tiga tahap. Usai serah terima Direktur Jenderal Bea dan
Cukai Anwar Suprijadi memberikan briefing kepada pejabat didampingi Sekretaris Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kamil Sjoeib.
WBC/ATS

JAKARTA. Bertempat di Auditorium Gedung Utama Kantor Pusat DJBC, pada 29 Juni 2007 dilaksanakan pelantikan pejabat eselon
III dan IV untuk ditempatkan di Kantor Pelayanan Utama Tanjung Priok dan Batam. Upacara pelantikan dipimpin langsung oleh
Direktur Jenderal Bea dan Cukai Anwar Suprijadi yang melantik 85 orang, terdiri dari 18 pejabat eselon III dan 67 pejabat eselon IV.
Acara diawali dengan pembacaan sumpah jabatan oleh Dirjen, dan selanjutnya dilakukan dengan penandatanganan naskah sumpah
jabatan serta penyematan tanda jabatan.

6
54 WARTA BEA CUKAI EDISI 393 AGUSTUS 2007
FOTO : KIRIMAN

ACEH. Pada 21 Juni 2007, di Banda Aceh berlangsung acara pisah sambut pejabat Kepala Kantor Wilayah I DJBC NAD dari pejabat lama
Drs. Bachtiar, M.Si kepada pejabat baru, Drs. Achmad Riyadi. Dalam acara tersebut dilakukan pula pelepasan bagi pegawai pelaksana Kanwil
I NAD yang dimutasikan ke Kanwil VII DJBC Jakarta II, serta pemberian tanda mata kepada Kakanwil I DJBC NAD yang lama, Bachtiar, yang
selanjutnya akan menempati posnya yang baru di Kanwil XVI DJBC Sulawesi di Makassar. Tampak pada gambar Kakanwil I DJBC NAD,
Bachtiar, sedang memberikan tanda mata kepada para pelaksana pemeriksa Kanwil I DJBC NAD yang dimutasikan ke Kanwil VII DJBC
Jakarta II. Selain itu juga diserahkan cindera mata kepada Bachtiar dari Kepala KPBC Lhoksemauwe, Sugeng Aprianto, dengan diakhiri foto
bersama Pejabat Kakanwil I DJBC NAD yang lama, Bachtiar beserta ibu dengan Pejabat Kakanwil I DJBC NAD yang baru, Achmad Riyadi
beserta ibu. Kiriman Handoko Nindyo Wardono, Kanwil I DJBC Nanggroe Aceh Darusalam
FOTO : KIRIMAN

FOTO : KIRIMAN s
DENPASAR. Musholla Al Muhajirin Kanwil XIII DJBC
Bali, NTB, dan NTT diresmikan oleh Kepala Kantor
Wilayah XIII DJBC Bapak Faried Syibli Barchia pada
tanggal 20 Juni 2007. Musholla ini dibangun di halaman
depan kantor wilayah, dengan swadaya dari pegawai
pada kantor wilayah, KPBC Ngurah Rai, KPBC Benoa,
dan sumbangan-sumbangan pribadi yang tidak mau
disebutkan. Acara tersebut juga disertai dengan
santunan kepada anak-anak yatim piatu dari Yayasan
Hidayatullah dan taushiah dari Ustadz Hasibli, diakhiri
dengan sholat dzuhur berjamaah. Selaku ketua panitia
pembangunan musholla adalah Kepala Bidang Audit
Bapak Siswa Murwono. Kiriman Kanwil XIII DJBC Bali,
NTB, dan NTT

JAKARTA. Pada 13 Juli 2007 Kepala Kanwil DJBC


Jakarta, Nasir adenan menerima kunjungan teman
lamanya, Mr. Kahramon A. Shakirov, Charge d’Affairs
(kuasa Hukum) yang baru Kedutaan Republik Uzbekistan
di Jakarta. Sebelumnnya Mr. Sakirov adalah Counselor
Ekonomi pada Kedutaan Republik Uzbekistan di Tokyo-
Jepang. Kiriman Kanwil DJBC Jakarta

EDISI 393 AGUSTUS 2007 WARTA BEA CUKAI 55


7
SEPUTAR BEACUKAI
FOTO : BAMBANG WICAKSONO

SURABAYA. Serah terima sekaligus pisah sambut Dharma Wanita Kanwil XI DJBC Jawa Timur I berlangsung di ruang perpustakaan
Kanwilpada 28 juni 2007 yaitu dari ketua lama Ny. Bambang Prasodjo kepada ketua baru Ny. Djasman Soetedjo. Acara ini dihadiri
oleh pengurus dan para anggota serta dihadiri pejabat dan pegawai di lingkungan Kanwil XI DJBC Jawa Timur I serta para stake
holder. Tampak pada gambar kiri usai serah terima dilakukan foto bersama dengan para pejabat, dan gambar kanan, Dharma Wanita
foto bersama dengan ketua lama dan baru. Bambang Wicaksono, Surabaya
FOTO : KIRIMAN

SEMARANG. Kantor Wilayah X DJBC Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta pada 22 – 31 Mei 2007 menyelenggarakan
cukai tentang Perijinan Hasil Tembakau dan Kebijakan Cukai, yang berlangsung diberbagai daerah meliputi KPBC Tipe B Pekalongan
(22/5), KPBC Tipe B Tegal (23/5), KPBC Tipe A4 Cilacap (24/5), KPBC Tipe A4 Yogyakarta (26/5), KPBC Tipe A3 Surakarta (29/5),
KPBC Tipe A2 Kudus (30/5) dan KPBC Tipe A1 Tanjung Emas (31/5). Dalam sosialisasi tersebut hadir sebagai pembicara Kabid
Kepabeanan dan Cukai Kanwil X DJBC Jawa Tengah dan DIY, Iwan Riswanto, Kepala Seksi Tempat Penimbunan IV KPBC Tipe A2
Tangerang Moch Ma’mun dan Kepala Seksi Keberatan Banding II Kanwil DJBC Sumatera Utara, Kunawi. Tampak pada gambar kiri,
dalam sosialisasi yang diadakan di KPBC Tipe A4 Cilacap, Kepala Kanwil Z. A. Likumahwa hadir sebagai narasumber dan gambar
kanan, suasana sosialisasi yang diadakan di Yogyakarta. Kiriman Kanwil X DJBC Jawa Tengah dan DIY
FOTO : KIRIMAN

SEMARANG. Pada 10 Mei 2007 dilaksanakan Pelantikan Pejabat Eselon IV dan Pengambilan Sumpah Pegawai Negeri Sipil
dilingkungan Kanwil X DJBC Jawa Tengah dan DIY. Pelantikan dilaksanakan diaula Kanwil yang dipimpin langsung oleh Z. A.
Likumahwa sebagai Inspektur Upacara. Tampak pada gambar kiri, pegawai yang dilantik dan diambil sumpahnya dan gambar kanan,
dilakukan foto bersama usai pelantikan. Kanwil X DJBC Jawa Tengah dan DIY

8
56 WARTA BEA CUKAI EDISI 393 AGUSTUS 2007
FOTO : KIRIMAN

PALEMBANG. Bertempat di lapangan olah raga Kanwil V Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel) diselenggarakan acara peresmian
sarana olahraga di Kanwil V Sumbagsel (Palembang) pada tanggal 8 Juni 2007, yang dihadiri para pejabat eselon III dan IV serta
para pegawai dilingkungan Kanwil V dan KPBC Tipe A3 Palembang. Peresmian dilakukan dengan acara pemotongan tumpeng dan
pengguntingan pita oleh Kepala Bagian Umum (KBU) Achjar serta ditutup dengan pertandingan Futsal antara para pejabat dan
pegawai. Lapangan olah raga multifungsi ini dapat digunakan sebagai lapangan futsal, bulutangkis serta bola voli. Kiriman Toupik
Kurohman, Kanwil DJBC Sumatera Bagian Selatan
WBC/IFA

JAKARTA. Bertempat di
Pulau Sangyang, Anyer,
beberapa pegawai bea
cukai Kantor Pusat dan
Soekarno Hatta yang
tergabung dalam Customs
Diving Club, menempuh
ujian selam untuk
mendapatkan sertifikat star
one. Dalam ujian yang
dilaksanakan pada 17 Juli
2007 tersebut, para peserta
menyelam sebanyak dua
kali dan harus mampu
mempraktekkan teori dan
pelatihan yang sebelumnya
dilakukan di kolam renang
Senayan, Jakarta. Tampak
dalam gambar, para
pegawai bea cukai berpose
bersama sebelum
melakukan penyelaman.

EDISI 393 AGUSTUS 2007 WARTA BEA CUKAI 57


9
PUSDIKLAT
DOK. WBC

DJBC dan Pusdiklat BC


Bentuk Tim Pengkaji Pola Pendidikan
dan Pelatihan Pegawai
Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Bea dan Cukai hadapi suatu kendala yang diakibatkan oleh keterbatasan da-
dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) melakukan ri BPPK. Dirjen mencontohkan keberadaan tiga tenaga
kesepakatan tentang Pembentukkan Tim Pengkaji Pola pengkaji DJBC yang bisa membantu Pusdiklat Bea dan Cukai
Pendidikan dan Pelatihan Pegawai DJBC. dalam berbagai hal, salah satunya adalah dalam bidang peng-

K
ajaran. Selain itu, Dirjen Bea dan Cukai juga menyarankan
esepakatan tersebut dibuat dalam pertemuan yang untuk membentuk tim kecil yang segera melakukan pertemu-
berlangsung pada 17 Januari 2007, yang ditindak- an untuk mengkaji pola diklat.
lanjuti dengan ditetapkannya keputusan bersama Ketika ditanya mengenai rancangan Pusdiklat Bea dan
antara Sekretaris DJBC dan Kepala Pusdiklat Bea Cukai agar suatu diklat dapat mencapai suatu keberhasilan,
dan Cukai dengan Nomor : 03/BC.1/2007 dan Tata mengatakan, ada beberapa hal seperti, harus
Nomor : 036/PP.5/2007 pada 31 Januari 2007 tentang Pem- disiapkannya program diklat yang sesuai dengan kebutuhan
bentukan Tim Pengkaji Pola Pendidikan dan Pelatihan user dalam hal ini DJBC, dan adanya koordinasi yang intensif
Pegawai DJBC yang diketuai oleh Kapusdiklat dan Sekretaris antara DJBC dengan Pusdiklat Bea dan Cukai dalam
DJBC. Tim tersebut mulai bekerja pada 26 Februari 2007 merencanakan dan menyelenggarakan diklat dan rekrutmen
dengan 11 prioritas tugas pengkajian. (lihat box) siswa yang harus benar.
Setelah adanya kesepakatan tersebut, DJBC bersama Hal lainnya adalah, perkuliahan atau proses pembelajar-
dengan Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) an yang harus benar, penempatan yang benar setelah
tetap melakukan koordinasi dalam rangka pengembangan menyelesaikan diklat, adanya evaluasi pasca diklat, adanya
Sumber Daya Manusia (SDM) DJBC, salah satunya melalui feed back dari DJBC sehubungan dengan penggunaan lulus-
pertemuan yang diselenggarakan di Kantor Pusat DJBC (KP- an diklat dan tersedianya sarana dan anggaran yang cukup.
DJBC) pada 15 Juni 2007, yang dihadiri oleh Dirjen Bea dan
Cukai beserta beberapa pejabat KP-DJBC, Kepala BPPK, DIKLAT YANG EFEKTIF
Kapusdiklat Bea dan Cukai, Direktur Sekolah Akuntansi Endang Tata mengatakan, maksud dari kesepakatan
Negara (STAN) dan pihak lain dibawah BPPK yang terkait bersama tersebut adalah untuk mengatur kedudukan dan
dengan masalah SDM (lihat WBC 392) hubungan kerja antara DJBC dengan BPPK dalam
Menurut Kepala Pusdiklat Bea dan Cukai Endang Tata, menyelenggarakan diklat bagi pegawai DJBC. Sedangkan
dalam kesepakatan yang dibuat pada pertemuan 17 Januari tujuannya adalah untuk meningkatkan koordinasi dan sinergi
2007 lalu, Dirjen Bea Cukai Anwar Suprijadi menyatakan, antara DJBC dan BPPK dalam menyelenggarakan diklat bagi
pihaknya sebagai user bersedia untuk membantu Pusdiklat pegawai DJBC yang efektif dan efisien.
Bea dan Cukai apabila dalam penyelenggaraan diklat meng- Ada beberapa ruang lingkup dari kesepakatan tersebut

58 WARTA BEA CUKAI EDISI 393 AGUSTUS 2007


DOK. WBC
yang harus dijalankan
seperti, peningkatan ko- Prioritas Tugas Pengkajian oleh
ordinasi dan sinergisitas
antara DJBC dan BPPK
Tim Pengkaji Pola Pendidikan
dalam bentuk pertemu-
an secara berkala anta- 1. Pengkajian pola koordinasi antara BPPK dan
ra Sekretaris DJBC de- DJBC
ngan Kapusdiklat Bea 2. Pengkajian Standar kompetensi jabatan
dan Cukai, tukar menu- 3. Pengkajian jenis-jenis diklat;
kar informasi yang ber- l Teknis
kaitan dengan standar l Fungsional
kompetensi jabatan pe- l Penyegaran
gawai, perencanaan ke- l Kerjasama dengan pihak ketiga
pegawaian, pola pembi- l Current issue
naan dan pengembang- 4. Pengkajian kurikulum diklat
an pegawai serta pe- 5. Pengkajian modul diklat
manfaatan lulusan diklat. 6. Pengkajian rencana dan program diklat
Ruang lingkup lain- 7. Pengkajian kebutuhan tenaga pengajar
nya adalah perencana- 8. Pengkajian penyelenggaraan diklat
an, pelaksanaan dan 9. Pengkajian evaluasi dan pengembangan diklat
evaluasi diklat yang me- 10. Pengkajian sarana dan prasarana diklat
ENDANG TATA. penyelenggaraan diklat liputi pemebentukkan 11. pengkajian anggaran penyelenggaraan diklat
pegawai DJBC oleh Pusdiklat Bea dan Cukai dan atau penentuan po-
menjadi lebih efektif dan efisien. la dan jenis diklat, * sumber; wawancara dengan Endag Tata,
penyusunan kurikulum Kapusdiklat Bea dan Cukai.
sesuai dengan standar kompetensi jabatan,penyusunan mo-
dul diklat dan pembahasan current issue sebagai bahan ajar
pada peserta diklat. Ruang lingkup lainnya adalah fasilitasi pegawai DJBC oleh Pusdiklat Bea dan Cukai menjadi lebih
dan pemanfaatan sumber daya yang dimiliki oleh kedua belah efektif dan efisien. Karena selama ini menurutnya, penyusun-
pihak dalam rangka pencapaian maksud dan tujuan kesepa- an rencanan dan program diklat, kurikulum dan modul bisa
katan bersama. dibilang hanya dilakukan sendiri oleh Pusdiklat Bea dan
Cukai. “Dengan adanya kajian bersama oleh penyelenggara
PERAN PUSDIKLAT DAN DJBC diklat dan pengguna lulusan diklat, diharapkan hasilnya
Endang Tata lebih lanjut mengatakan, Pusdiklat Bea dan menjadi lebih berkualitas,”terangnya kembali.
Cukai berdasarkan kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Tata kembali menerangkan, dengan adanya kesepakatan
Kepala BPPK, secara bersama-sama dengan DJBC sesuai bersama tersebut diharapkan, pegawai lulusan Pusdiklat Bea
dengan keputusan bersama tadi, melakukan berbagai dan Cukai memiliki kualifikasi yang diharapkan atau
pengkajian seperti, pengkajian jenis-jenis diklat, pengkajian diperlukan oleh DJBC. “Diharapkan setiap pegawai DJBC
kurikulum diklat,pengkajian modul diklat, pengkajian rencana menjalankan tugas pokok dan fungsi DJBC sesuai dengan
dan program diklat,pengkajian kebutuhan tenaga pegajar, ketentuan yang telah ditetapkan dan dapat mewujudkan visi
pengkajian penyelenggaraan diklat, pengkajian evaluasi dan dan misi DJBC,”terang Tata mengenai harapannya dengan
pengembangan diklat, pengkajian sarana dan prasarana dik- adanya kesepakatan bersama tersebut. zap
lat dan pengkajian anggaran penye- DOK. ATS
lenggaran diklat.
Sedangkan DJBC lanjut Tata ber-
peran untuk melakukan standar penyu-
sunan standar kompetensi jabatan
pegawai,perencanaan kepegawaian,
penyusunan pola pembinaan dan pe-
ngembangan pegawai dan pemanfa-
atan lulusan diklat.
Tentang implementasi dari kese-
pakatan tersebut Tata kembali menje-
laskan, Tim Pengkaji Pola Pendidikan
dan Pelatihan Pegawai DJBC telah
melakukan kajian sesuai dengan
nomor urut prioritas (lihat box) dengan
mengadakan pertemuan maupun ra-
pat pengkajian yang dilakukan setiap
dua kali dalam seminggu. Persiapan
pun dilakukan oleh Pusdiklat Bea dan
Cukai dalam bentuk penyusunan kuri-
kulum dan modul yang disesuaikan
dengan hasil kajian.
Kurikulum lanjut Tata mengalami
perubahan karena disesuaikan dengan
kompetensi jabatan atau kebutuhan
DJBC. “Perubahan kurikulum saat ini
masih pada tahap pembahasan dalam
tim dan belum final,”ujarnya .
Dengan adanya kesepakatan
bersama ini, penyelenggaraan diklat KESEPAKATAN BERSAMA. Menyamakan visi untuk menghasilkan diklat yang berkualitas dan efektif.

EDISI 393 AGUSTUS 2007 WARTA BEA CUKAI 59


KEPABEANAN

MULAI 1 JULI 2007 dilakukan pembaruan mengenai penetapan KB dan TPS

Dari Sosialisasi Aturan Baru


Penyelenggaraan
KB dan TPS
Perlunya fasilitas Sarana dan Prasarana Untuk itu Anwar Suprijadi mengajak semua pihak khususnya diri-
Kepelabuhanan dan Tempat Penimbunan untuk nya sendiri dan rekan-rekan di Bea Cukai untuk bisa
mengantisipasi tuntutan tersebut.
mendukung tugas Bea dan Cukai. “Kami mengajak supaya kita (Bea Cukai.red) patuh pada

B
peraturan. Ini sangat mendesak, di Tanjung Priok dalam hal ini
ertempat di Auditorium Gedung B, Kantor Pusat Direk- Pelindo II sudah mulai mencoba menata lini 1 pada restrict area
torat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) pada 29 Juni 2007 dengan memanfaatkan shuttle bus,” ujar Anwar Suprijadi.
berlangsung sosialisasi Peraturan Menteri Keuangan Untuk itu dan bersamaan pada 1 Juli diresmikan KPU (Kantor
No. 70/ PMK 04/ 2007 tanggal 7 Juni 2007 tentang Ka- Pelayanan Utama) di Tanjung Priok, merupakan jawaban dan
wasan Pabean (KB) dan Tempat Penimbunan Sementa- salah satu solusi mengatasi permasalahan di Tanjung Priok.
ra (TPS). Acara ini dihadiri selain dihadiri para pegawai bea cukai “Karena yang menjadi sasaran dari permasalahan selama
juga pengusaha KB dan TPS di wilayah Jabodetabek dan otoritas ini ditujukan kepada Bea dan Cukai, akhirnya kami coba
pelabuhan. lakukan pembenahan dari diri kita sendiri yang sudah dimulai
Beberapa hal penting dan ajakan kepada para pengusaha sejak 1 April. Dalam uji coba memang ada beberapa hal
disampaikan Direktur Jenderal Bea dan Cukai, Anwar Suprijadi yang dulu biasa salah dianggap sesuatu yang benar
melalui sambutannya sekaligus membuka acara sosialisasi misalnya penempatan kontainer ekspor dan kontainer lokal,
tersebut. Ia menyatakan, latar belakang dikeluarkannya aturan itu dijadikan satu dianggap sesuatu yang biasa, tetapi sebe-
yang baru mengenai kawasan pabean dan tempat penimbunan narnya adalah salah,” imbuh Anwar Suprijadi.
sementara karena adanya tuntutan dari berbagai pihak khusus- “Kemudian kebiasaan kami biasanya barang tidak dibongkar,
nya dari dunia usaha kepada pemerintah dalam hal ini Direktorat setelah ‘tengok’ kiri kanan lalu di-release, itu dianggap sesuatu
Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) untuk memberikan pelayanan yang biasa dan benar, padahal itu salah. Terus terang kami mela-
yang prima dan pengawasan yang memadai. Untuk memenuhi kukan pembenahan, khususnya di Tanjung Priok, posisi semula
tuntutan tersebut salah satunya adalah dengan telah keluarnya 1300 pegawai kami coba menjadi 842 pegawai, caranya kita ta-
satu produk dari Menteri Keuangan mengenai Peraturan Menteri warkan pada 11.000 pegawai DJBC, yang melamar 4000, lulus
Keuangan No. 70/PMK04/2007 tentang kawasan pabean dan 1700, sisanya akan kami tempatkan pada KPU yang lainnya,
tempat penimbunan sementara. kemudian teman-teman yang tidak lulus seleksi kita sudah ambil
Tujuan dikeluarkannya peraturan ini, lanjut Anwar adalah training dan ditempatkan pada posisi-posisi yang tepat. Karena
upaya yang utama dari DJBC untuk membenahi kelancaran arus Tanjung Priok adalah sesuatu yang strategik bagi kami hingga ka-
barang khususnya di pelabuhan dan bandar udara. Hal ini sangat mi pilih SDM Bea dan Cukai yang terbaik, supaya kami bisa men-
diperlukan karena dunia usaha kini semakin tidak kompetitif. jadi pelayan yang terbaik untuk ini,” tegas Anwar.

60 WARTA BEA CUKAI EDISI 393 AGUSTUS 2007


DOK. WBC
Di dalam proses pelayanan, ternyata tidak “Karena itu kami minta mengenai jaminan,
hanya tergantung pada institusi Bea dan Cukai, sebagai wujud komitmen untuk tanggung ja-
tetapi juga pada sistem yang ada di bandara wab. Karena kita membutuhkan teman-teman
maupun pelabuhan laut yang melibatkan un- yang profesional. Disamping juga mengenai
sur antara lain Pelindo, Terminal Operator, penyelenggaraan diklat aplikasi dan pengolah-
JICT, Koja, dan PPJK, sehingga DJBC harus an data secara elektronik. Untuk itu nantinya
menata kembali tentang hal yang berkaitan harapan kami ada TPS online. Makanya, silah-
dengan masalah kepabeanan. Karena itu ada kan pengusaha TPS memilih provider yang di-
beberapa hal yang melatarbelakangi terbitnya kehendaki, kami tidak memonopoli tetapi yang
peraturan ini, lanjut Anwar Suprijadi yang me- penting sistim aplikasinya comply dengan
nurutnya, latar belakang itu antara lain; kami di Bea Cukai,” ujarnya.
1. Kawasan pabean dan tempat penimbunan DJBC juga menghendaki adanya laporan
sementara memegang peranan yang sa- yang proaktif dan akuntabel, karena itu dalam
ngat penting dalam mendukung kelancaran ketentuan baru ini ada penegasan ketentuan
arus barang dan jasa di pelabuhan laut mengenai penimbunan barang di TPS, pene-
maupun bandar udara. gasan tentang tanggung jawab TPS terhadap
2. Pencanangan program pemerintah tentang Bea Masuk dan Pajak Dalam Rangka Impor
peningkatan penanaman modal investasi di serta ketentuan KB yang lebih tegas.
Indonesia dan program peningkatan kelan- “Termasuk penegasan dari Menkeu,
caran arus barang baik impor maupun eks- bahwa di TPS harus dilengkapi dengan rompi
por. ANWAR SUPRIJADI. Tujuan dikeluarkannya dan kita juga harus comply terhadap ini. Kalau
3. UU No.10 tahun 1995 junc to UU N0.17 peraturan ini adalah upaya yang utama dari otoritas pelabuhan menghendaki kita comply
DJBC untuk membenahi kelancaran arus
tahun 2006 tentang kepabeanan meng- barang khususnya di pelabuhan dan bandar kami juga harus comply . Ini yang perlu kita
atur peran dan tanggung jawab kawasan udara. lakukan,” ujar Dirjen.
pabean terutama tempat penimbunan Sosialisasi yang diisi dengan penyampaian
sementara dalam kaitannya dengan tatalaksana di bidang materi yang oleh tim sosialisasi yang diketuai oleh Direktur Teknis
kepabeanan. Kepabeanan, Teguh Indrayana, juga diisi dengan tanya jawab
4. Makin tingginya dunia usaha untuk mendapatkan dari para peserta sosialisasi.
pelayanan yang cepat dan murah, aman dalam kegiatan Teguh Indrayana menggarisbawahi apa yang telah diinfor-
impor dan ekspor. masikan Dirjen, bahwa mulai 1 Juli 2007 telah dilakukan
5. Perlunya dukungan fasilitas sarana dan prasarana kepelabuh- pembaruan mengenai penetapan KB dan TPS yang selama
anan dan tempat penimbunan dalam mendukung tugas Bea ini masih banyak kerancuan dan ketidakpastian yang menye-
dan Cukai, seiring dengan program percepatan reformasi babkan juga terhambatnya arus barangnya. Dan pada ke-
kebijakan di bidang kepabeanan yang efektif dilaksanakan di sempatan tersebut sosialisasi tidak hanya memanggil stake-
Tanjung Priok pada 1 Juli 2007. holder tetapi juga otoritas pelabuhan yang juga mendukung
diberlakukannya secara baik peraturan ini.
Berangkat dari latar belakang tersebut serta pertimbangan “Kami menyadari bahwa waktu yang sangat sempit antara so-
yang matang, lanjut Anwar Suprijadi, maka dilakukan reformasi di sialisasi dengan pemberlakuan peraturan per 1 Juli 2007 meng-
lingkungan Bea dan Cukai, yang ditangani sendiri secara dana haruskan sosialisasi digabungkan antara petugas bea cukai de-
mandiri oleh Bea dan Cukai. “Dalam hal ini kami tidak ngan stakeholder. Diharapkan pegawai yang diundang bisa men-
menggunakan bantuan pinjaman asing, tidak menggunakan jadi trainer dari pada materi ini. Karena itu perwakilan pegawai da-
expert, tetapi menggunakan tenaga-tenaga yang dimiliki DJBC.” ri seluruh Indonesia kita panggil,” tandas Teguh Indrayana. ris
DOK. WBC
PMK NO. 70/ PMK 04/ 2007
Ada beberapa hal mendasar yang diatur
dalam peraturan KB dan TPS. Mengenai tata
cara penetapan sebagai KB dan TPS, status
dan batas-batas KB, tanggung jawab dan
kewajiban TPS, antara lain diharuskan pihak
TPS untuk menyediakan tempat pemeriksaan
barang. Tempat pemeriksaan ini yang sangat
diperlukan para pemeriksa Bea Cukai. Dalam
beberapa pengalaman tenaga pemeriksa Bea
Cukai yang didatangkan untuk memeriksa, di-
tuntut untuk memeriksa secara benar, namun
seringkali menghadapi kendala terutama pada
saat hujan tidak punya tempat untuk
melanjutkan pemeriksaan. “Untuk itu kami
minta secara bertahap TPS bisa menyiapkan
tempat yang terlindung dari hujan. Ini kami
perlukan supaya seandainya ada komplain dari
pemilik barang, akibat barangnya rusak karena
kehujanan Bea Cukai tidak disalahkan.”
Untuk penyerahan jaminan, dibuat kon-
sep penyerahan jaminan yang aman dan le-
bih sederhana. Terus terang saja, TPS saat
ini tidak memiliki jaminan, lantas jika terjadi
kasus adanya kontainer hilang, yang diper-
tanyakan adalah siapa yang bertanggung
jawab ? Karena yang menjadi bagian akhir
dari proses tersebut ada di pabean, otoma-
tis Bea dan Cukai yang sering dipersalahkan. SUASANA SOSIALISASI Kawasan Berikat dan Tempat Penimbunan Sementara

EDISI 393 AGUSTUS 2007 WARTA BEA CUKAI 61


OPINI

Manajemen Oleh :
Wirawan

RISK MANAGEMENT
MENGARAHKAN
PENGGUNAAN
SUMBERDAYA DENGAN
SEBAIK-BAIKNYA AGAR

Risiko
Sahli MEMPEROLEH
KEMANFAATAN YANG
MAKSIMAL

dan
Intelejen

S
ewaktu bertugas di Kantor Pusat pada tahun rekan anggota Tim kalau saya tadi menjawab sekenanya
2002 saya ditunjuk menjadi salah satu anggota dan sebenarnya saya sependapat dengan orang IMF tadi.
Tim Reformasi Kepabeanan. Tim ini dibentuk Saya tidak tahu pasti riwayatnya mengapa ada Subdit
sebagai pelaksanaan rekomendasi IMF (Interna- Manajemen Risiko padahal sudah ada Subdit Intelejen.
tional Monetary Funds). Sebagaimana diketahui Kalau tidak salah Subdit Manajemen Risiko dibentuk se-
setelah krisis ekonomi tahun 1998 Indonesia meminta jak tahun 2000. Mungkin Subdit Manajemen Risiko diben-
bantuan dari IMF dan sebagai konsekuensinya Indonesia tuk setelah adanya pelatihan Risk Management yang
harus melakukan program-program penyembuhan seperti diberikan oleh para penatar dari Bea Cukai Australia.
yang disarankan oleh IMF. Saya ingat pada tahun 1997 ada pelatihan manajemen
Di bidang Bea Cukai, IMF juga memberikan saran-sa- risiko yang diberikan oleh pejabat Bea Cukai Australia
ran dan rekomendasi. Rekomendasi yang telah disetujui kepada pejabat-pejabat Bea Cukai Indonesia. Pelatihan ini
oleh pimpinan Bea dan Cukai harus dilaksanakan dan sebagai bagian dari program WCO (World Customs Organi-
untuk melaksanakan ini dibentuk Tim Tindaklanjut zation) untuk mengenalkan Risk Management kepada
Rekomendasi IMF yang kemudian disebut sebagai Tim negara-negara anggota. Buku yang digunakan dalam
Reformasi Kepabeanan. Tiga bulan sekali orang-orang pelatihan itu adalah “Risk Management: A Customs Perspec-
IMF datang ke Indonesia untuk bertemu dengan pimpinan tive” karya Colin Vasarotti seorang pakar Bea Cukai Australia.
Bea Cukai berikut anggota Tim Reformasi untuk Menurut Vasarotti dalam bukunya tersebut risk
mengevaluasi program yang sudah dibuat. Pertemuan management sudah lebih dulu diterapkan di perusahaan
evaluasi itu biasanya diisi dengan diskusi dan tanya asuransi, perbankan dan investasi portofolio. Khusus di
jawab tentang kemajuan program yang sudah dibuat. Bea Cukai, risk management digunakan untuk law
Dalam suatu pertemuan, salah seorang anggota IMF enforcement (penegakan hukum). Bidang-bidang tugas
mengajukan pertanyaan kepada Tim kita, mengapa di Bea yang menggunakan risk management adalah : audit,
Cukai Indonesia ada Subdirektorat Manajemen Risiko dan control dan interdiction (anti-smuggling).
ada Subdirektorat Intelejen, bukankah kedua bidang itu Audit adalah pemeriksaan pembukuan perusahaan,
sama saja dan biasanya di negara lain dijadikan satu unit control yang dimaksud disini adalah patroli atau
kerja. Karena tidak ada yang menjawab saya jawab saja pengawasan laut dan perbatasan dan juga pengawasan
sekenanya, kalau Subdit Manajemen Risiko itu menangani terhadap pengangkutan barang ke kawasan berikat.
informasi-informasi yang bersifat strategis dan Sedangkan yang dimaksud interdiction adalah
konsepsional sedangkan Subdit Intelejen menangani pencegahan atau penangkapan atas barang-barang yang
informasi yang bersifat operasional dan taktis. Orang IMF disembunyikan (concealment).
itu rupanya tidak puas dengan jawaban saya dan bertanya Risk management mengarahkan penggunaan sumberda-
lebih lanjut bagaimana membagi informasi yang strategis ya dengan sebaik-baiknya agar memperoleh kemanfaatan
dan yang operasional itu. Saya jawab kalau kita sudah yang maksimal. Manajer-manajer di Bea Cukai diharapkan
mempunyai panduan dan ukuran-ukurannya untuk itu. bisa mengambil keputusan dimana dan kapan sumber daya
Memang orang IMF tadi langsung diam tetapi dari raut (orang dan dana) harus ditempatkan dan digunakan untuk
mukanya nampak tidak puas dengan jawaban saya. menjawab kebutuhan. Aplikasinya yang lebih teknis lagi
Dalam hati saya mengaku kalau jawaban saya itu adalah dalam rangka seleksi dan targeting. Menyeleksi
jawaban asal-asalan daripada tidak ada yang menjawab. barang impor yang harus diperiksa, menyeleksi penumpang
Sejujurnya saya sependapat dengan orang IMF itu bahwa atau kapal yang harus diperiksa dan menyeleksi perusahaan-
manajemen risiko dan intelejen itu hakekatnya sama saja perusahaan yang akan diaudit.
dan harusnya berada dalam satu unit kerja saja. Setelah Seleksi dan penetapan sasaran (targeting) itu mau
pertemuan itu bubar saya juga mengaku kepada rekan- tidak mau harus dilakukan di Bea Cukai karena Bea

62 WARTA BEA CUKAI EDISI 393 AGUSTUS 2007


Cukai tidak mungkin mampu memeriksa seluruh barang Kalau disebut Customs Intelligence Systems artinya sistem
impor, penumpang atau kapal laut yang memasuki komputerisasi data dan pemrosesannya yang secara cepat
Indonesia karena jumlah pegawai dan anggaran yang bisa dipakai mengambil keputusan apakah suatu importasi
tersedia sangat terbatas. Lagipula jika seluruh barang harus diperiksa atau suatu perusahaan harus diaudit atau su-
impor diperiksa akan menimbulkan hambatan di atu kapal laut harus diperiksa. Karena sistem tadi bisa meng-
pelabuhan dan menimbulkan biaya tinggi. Penyeleksian ambil keputusan dengan cepat berarti cerdas atau
dan penetapan sasaran itu dapat dilakukan dengan intellegence. Tidak ada hubungannya dengan mata-mata
manajemen risiko. Dengan manajemen risiko tugas Bea atau spionase. Ini semata-mata adalah sistem komputerisasi
Cukai dapat dijalankan dengan cara yang dapat yang digunakan untuk seleksi dan targeting.
dipertanggungjawabkan dan lebih akuntabel. Tahun 1996 dahulu pemerintah Jepang memberikan
Kalau dikaji substansinya manajemen risiko memang bantuan kepada Bea Cukai Indonesia untuk melakukan studi
sama saja dengan intelejen. Dalam intelejen kita harus dan perancangan komputerisasi pabean. Rancangan yang
melakukan analisa risiko (risk analysis) dan sumber daya dibuat tersebut terdiri dari dua sistem yaitu Customs Service
harus diarahkan kepada importasi yang berisiko tinggi Systems dan Customs Intelligence Systems. Waktu itu tidak
karena tidak mungkin semua barang impor, penumpang, disebut Customs Risk Management Systems. Customs
kapal dan pesawat udara akan diperiksa. Demikian pula Intelegence Systems yang dirancang ini dapat digunakan
perusahaan yang jumlahnya ribuan itu tidak mungkin untuk kepentingan seleksi dan targeting dalam rangka audit,
diaudit seluruhnya. Akhirnya kembali lagi kepada seleksi pemeriksaan kargo atau penumpang.
dan targeting. Karena jumlah tenaga dan sumber dana Manajemen Risiko adalah suatu cabang ilmu
terbatas harus dilakukan seleksi untuk memilih mana pengetahuan yang baru sebagai bagian dari ilmu manajemen
sasaran yang paling berisiko dan yang paling berisiko ini umum. Intelejen pada hakekatnya juga manajemen karena
dijadikan target pemeriksaan. ada perencanaan, pembiayaan, penggerakan, pelaksanaan,
pengawasan, evaluasi, kepemimpinan dan sebagainya.
TIGA LAPIS Menurut hemat saya, Manajemen Risiko di Bea Cukai
Risk Management juga terdiri dari tiga lapis atau tiga sebenarnya merupakan pengembangan intelejen yang sudah
tingkat yaitu : Strategic Risk Management, Operational Risk lama ada dan dipraktekkan di kalangan pabean.
Management dan, Tactical Risk Management. Strategic Risk Saya berani mengatakan demikian karena kerangka
Management menangani risiko yang bersifat umum misalnya kerjanya sama dan tujuan akhirnya juga sama yaitu seleksi
kalau disini importir produsen dinilai berisiko rendah dan targeting. Bahan baku yang diolah juga sama yaitu data
dibandingkan dengan importir umum. Operational Risk atau informasi. Informasi ini diolah untuk mengambil
Management menangani risiko yang lebih teknis misalnya keputusan. Kalau kita bicara intelejen atau risk management
mengatur tingkat pemeriksaan fisik apakah 10% atau 30%. di kalangan pabean ini berarti data dan informasi yang diolah
Tactical Risk Management menangani risiko yang sangat dan disediakan untuk pengambilan keputusan baik strategis,
teknis misalnya menentukan barang atau penumpang yang operasional maupun taktis.
harus diperiksa dan keputusan ini harus diambil oleh petugas Intelejen dan risk manajement juga sama penggunaannya
di lapangan. yaitu di bidang penegakan hukum (law enforcement) karena
Dalam intelejen kita juga mengenal tiga lapis yaitu itu jika ada pelatihan di bidang intelejen atau risk manage-
Intelejen Strategis, Intelejen Operasional dan, Intelejen ment umumnya yang dilatih adalah orang-orang yang
Taktis dengan ukuran pembeda yang sama, makin ke bertugas di unit P2 (Penindakan dan Penyidikan).
bawah semakin teknis. Sebelumnya di kalangan pabean internasional sudah dikenal
Siklus Manajemen Risiko adalah : adanya risk analysis dan risk assessment, tetapi dalam
Risk Identification------ Risk Analysis------ Risk Manage- perkembangannya risk assessment ini dikembangkan lebih
s s
s

ment Solution------ Evaluation and Audit------ Performance luas menjadi risk management seperti sekarang ini.
s s

Measurement------ Review. Dalam bidang lain juga terjadi pengembangan dan


Siklus ini juga mirip dengan siklus intelejen yang pencabangan misalnya dalam akuntansi (accounting) ada
dimulai dari pengumpulan data------ evaluasi data------ akuntansi biaya. Dalam manajemen ada Management By
s

pengolahan data (analisis)------ penyebaran data------ Objectives (MBO), Planning Programing Budgeting
s

tindakan (action)------ kaji ulang dan seterusnya. Systems (PPBS) dan sebagainya. Masalahnya apakah
s

Dalam manajemen risiko setelah proses analisis ada cabang-cabang ilmu pengetahuan tadi perlu dibuat wadah
proses solusi manajemen risiko yang sebenarnya ini tersendiri dalam organisasi kita. Apakah kita perlu
adalah tindakan yang harus diambil atau dilakukan dan membentuk Subdirektorat Akuntansi meskipun akuntansi
sesudah itu ada review atau kaji ulang. Dalam siklus sebagai disiplin ilmu itu sudah diterapkan di Bagian
intelejen setelah proses analisis pasti juga ada tindakan Keuangan dan Bagian Perlengkapan misalnya.
yang harus diambil dan sesudah itu pasti juga ada review Demikian juga, apakah kita perlu membentuk Subdi-
atau kaji ulang dan hasilnya akan menjadi informasi baru. rektorat Manajemen Resiko kalau sebenarnya substansi-
Prinsip dan cara kerjanya sama saja. nya sudah ditangani oleh Subdirektorat Intelejen. Mung-
Memang harus diakui bahwa istilah intelejen itu terasa kin dibentuknya Subdirektorat Manajemen Resiko oleh
menakutkan dan tidak akrab dengan dunia usaha. Istilah pimpinan Bea Cukai waktu itu adalah sebagai respons
manajemen risiko terasa lebih bersahabat. Dahulu Bea Cukai atas pelatihan yang diberikan oleh pejabat Bea Cukai
hanya mengenal istilah intelejen saja sedangkan manajemen Australia, namun dalam pemikiran saya mereka tentu
risiko sudah lama digunakan di dunia asuransi dan tidak merekomendasikan dibentuknya satu unit kerja baru
perbankan. Namun karena adanya perubahan paradigma kalau sudah ada unit yang menangani bidang tersebut.
dalam dunia pabean yang harus lebih mengutamakan Manajemen Resiko adalah alat yang digunakan untuk
kemitraan dengan dunia usaha maka istilah manajemen keperluan penegakan hukum (enforcement) karena itu sudah
risiko lebih sering digunakan karena lebih bersahabat. selayaknya kalau yang mengkoordinasikan kegiatan ini ada-
Dahulu intelejen digunakan oleh kalangan militer lah Direktorat P2 meskipun data dan informasi yang diguna-
untuk kepentingan pertahanan. Baru kemudian diadopsi kan itu disimpan dan disiapkan oleh Direktorat Informasi
oleh kalangan pabean untuk keperluan seleksi dan Kepabeanan. Dalam pelaksanaannya manajemen resiko ini
targeting. Menyusul kemudian manajemen risiko juga akan dioperasikan oleh unit masing-masing yang memerlu-
diadopsi oleh pabean untuk keperluan yang sama. kannya misalnya menetapkan sasaran audit, pemeriksaan
Sebenarnya intelejen bukan suatu kata yang menakutkan barang, penumpang dan sarana pengangkut.
atau yang buruk artinya. Intelejen dapat berarti kecerdasan. Penulis adalah pensiunan Bea dan Cukai

EDISI 393 AGUSTUS 2007 WARTA BEA CUKAI 63


OPINI


BANYAK PARA
PFPD YANG

Sanksi
TAKUT
MENGAMBIL
Oleh: RISIKO UNTUK
Sutardi DIANGGAP

Hukum
MELANGGAR
PASAL 113B...

TERHADAP PFPD YANG SALAH


DALAM MENGHITUNG
BEA MASUK/ BEA KELUAR
(Tinjauan Yuridis Pasal 113B)

(Bagian II - Tamat)

U
ntuk menghindari adanya tuntutan aparat Lalu kapan suatu putusan dalam menghitung atau
penegak hukum berdasarkan pelanggaran pasal menetapkan bea masuk atau bea keluar tersebut
113B tersebut seorang pejabat PFPD, atau dikatakan telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap?
pejabat yang bertugas untuk menetapkan nilai Pada tingkat pertama, putusan pejabat bea dan cukai
pabean dan/atau tarif dan/atau menghitung bea dalam menghitung atau menetapkan bea masuk atau bea
masuk dan bea keluar harus: keluar tersebut dikatakan telah mempunyai kekuatan
1. Dalam menghitung atau menetapkan bea masuk atau hukum yang tetap apabila suatu putusan pejabat bea dan
bea keluar harus sesuai dengan Undang-Undang cukai tentang perhitungan bea masuk atau bea keluar
nomor 17 tahun 2006 sebagai perubahan Undang- telah disetujui oleh si pemberitahu. Keputusan PFPD di
Undang nomor 10 tahun 1995, dan keputusannya front line yang tidak diajukan keberatan oleh si
tersebut tidak mengakibatkan belum terpenuhinya pemberitahu merupakan suatu keputusan yang telah
pungutan negara; atau punya keputusan hukum yang tetap. Demikian juga
2. Dalam menghitung atau menetapkan bea masuk atau keputusan atas keberatan ke Kantor Pusat yang tidak
bea keluar meskipun tidak sesuai dengan Undang- dilakukan banding ke Pengadilan Pajak, serta putusan
Undang nomor 17 tahun 2006 sebagai perubahan Pengadilan Pajak yang tidak dimintakan upaya hukum
Undang-Undang nomor 10 tahun 1995, akan tetapi luar biasa dalam hal ini (d.h.i.) peninjauan kembali ke
keputusannya tersebut harus tidak mengakibatkan Mahkamah Agung (MA), atau putusan MA. Masing-masing
belum terpenuhinya pungutan negara; atau putusan tersebut adalah merupakan suatu keputusan
3. apabila penetapan pejabat tersebut mengakibatkan yang telah punya keputusan hukum yang tetap.
belum terpenuhinya pungutan negara, maka dalam Keputusan PFPD di front line yang memenuhi unsur
menghitung atau menetapkan bea masuk atau bea delik berdasarkan pasal 113B, belum dapat dipakai untuk
keluar harus sesuai dengan Undang-Undang nomor menguji/ membuktikan bahwa suatu penetapan pejabat
17 tahun 2006 sebagai perubahan Undang-Undang telah terbukti mengakibatkan belum terpenuhinya
nomor 10 tahun 1995 dan peraturan pelaksanaannya. pungutan negara, karena keputusan PFPD di front line
masih belum final (dapat diajukan keberatan), demikian
Berkenaan dengan butir 3, meskipun pejabat bea cu- juga keputusan atas keberatan oleh Kantor Pusat,
kai dalam menghitung atau menetapkan bea masuk atau karena keputusan atas keberatan tersebut masih dapat
bea keluar telah sesuai dengan Undang-Undang nomor dimintakan banding ke Pengadilan Pajak.
17 tahun 2006 yang merupakan perubahan Undang- Sarana yang dapat dipakai sebagai alat uji/ alat bukti
Undang nomor 10 tahun 1995 dan peraturan pelaksana- bahwa suatu penetapan pejabat telah terbukti mengaki-
annya akan tetapi mengakibatkan belum terpenuhinya batkan belum terpenuhinya pungutan negara adalah
pungutan negara, maka meskipun terhadap pejabat keputusan pengadilan pajak yang tidak dimintakan upaya
tersebut tidak dapat dituntut berdasarkan ketentuan pasal hukum luar biasa d.h.i. peninjauan kembali atau Putusan
113B, akan tetapi yang bersangkutan dapat dijatuhi Mahkamah Agung, hal ini karena sudah menyangkut ma-
hukuman jabatan PP30 Tahun 1980, apalagi apabila per- salah pidana dimana dalam hukum pidana dianut
buatan tersebut dilakukan dengan sengaja. kebenaran materiel (kebenaran hakiki), bukan kebenaran
Untuk menguji apakah perhitungan atau penetapan formil, oleh karenanya hanya alat uji yang telah punya
pejabat tersebut terbukti mengakibatkan belum kekuatan hukum yang tetaplah yang dapat dipakai untuk
terpenuhinya pungutan negara, tentu saja putusan peja- menguji apakah putusan pejabat bea cukai yang dituntut
bat tersebut harus dimintakan suatu putusan yang telah melanggar pasal 113B tersebut telah terbukti meng-
putusannya merupakan suatu putusan yang telah mempu- akibatkan belum terpenuhinya pungutan negara apa tidak.
nyai kekuatan hukum yang tetap (in kracht van gewijsde). Pasal 113B Undang-Undang nomor 10 tahun 1995

64 WARTA BEA CUKAI EDISI 393 AGUSTUS 2007


sebagaimana dirubah dengan Undang-Undang nomor 17 belum dilakukan penyidikan atas pelanggaran pasal 113B
tahun 2006 dikelompokkan/ dimasukkan ke dalam BAB tersebut, apabila ada indikasi tindak pidana kepabeanan,
XVA Pembinaan Pegawai bukan dalam BAB XV maka Direktur Jenderal Bea dan Cukai harus melaporkan
Ketentuan Pidana, pasal 113C mengamanatkan bahwa kepada Menteri Keuangan, kemudian hal ini tergantung
terhadap pelanggaran pasal 113B yang berindikasi tindak kepada Menteri Keuangan apakah memerintahkan
pidana kepabeanan yang menyangkut pegawai Direktorat kepada Inspektur Jenderal untuk melakukan investigasi
Jenderal Bea dan Cukai, Menteri dapat menugasi unit pra penyidikan, atau langsung memerintahkan kepada
pemeriksa internal di lingkungan Departemen Keuangan Dirjen agar dilakukan penyidikan oleh PPNS Bea Cukai.
(Inspektorat Jenderal), sehingga apabila pemeriksaan Berkenaan dengan hal tersebut sebaiknya diatur
oleh Inspektur Jenderal dinyatakan merupakan suatu dalam Peraturan Menteri Keuangan karena memang su-
tindak pidana kepabeanan, maka sebagai konsekuensi dah dimandatkan oleh Undang-Undang kepada Menteri
yuridisnya, penyelesaian atas pelanggaran pasal tersebut untuk mengaturnya (lihat ayat (2) Pasal 113C UU No.17/
secara otomatis melalui proses penyidikan sebagaimana 2006), dan untuk membuat peraturan Menteri sebagai
diatur dalam pasal 112 ayat (1) yang menyatakan bahwa peraturan pelaksanaan ayat (2) Pasal 113C tersebut
penyidikannya dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri hendaknya ada pejabat Inspektorat Jenderal yang
Sipil (PPNS) Bea dan Cukai. menangani masalah bea cukai diikutkan sebagai anggota
Sedangkan Pasal 113C secara lengkap berbunyi tim dalam menyususn draft Peraturan Menteri tersebut.
sebagai berikut: Apabila di dalam unit organisasi Inspektorat Jenderal
(1) Dalam hal terdapat indikasi tindak pidana kepabeanan Departemen Keuangan dibentuk unit PPNS, maka penyi-
yang menyangkut pegawai Direktorat Jenderal Bea dikan dapat juga dilakukan dari awal berupa pemeriksa-


dan Cukai, Menteri dapat menugasi unit pemeriksa an pendahuluan, dibuatkan pemberitahuan dimulainya
internal di lingkungan Departemen Keu- penyidikan sampai pemberkasan sebelum
angan untuk melakukan pemeriksaan diserahkan kepada penuntut umum oleh
pegawai guna menemukan bukti permu- Inspektorat Jenderal. Akan tetapi hal ini ti-
laan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada PESAN MORAL DARI dak secara eksplisit diamanatkan oleh
Undang-Undang yaitu dalam pasal 113C,
ayat (1) diatur lebih lanjut dengan pera- PASAL 113B INI selain daripada itu dalam pasal 112 ayat (1)
turan menteri.
ADALAH AGAR TIDAK dinyatakan secara eksplisit bahwa penyidik-
an terhadap tindak pidana kepabeanan
Sebagaimana telah dijelaskan dimuka ADA PENYIMPANGAN dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri
bahwa yang dimaksud dengan pemeriksa Sipil (PPNS) Bea dan Cukai. Oleh karena
internal di lingkungan Departemen (KKN) YANG itu penulis setuju apabila penyidikan tetap
Keuangan adalah Inspektorat Jenderal DILAKUKAN OLEH dilakukan oleh PPNS Bea Cukai yang seca-
Departemen Keuangan, faktanya bahwa ra teknis maupun substansil telah mengua-
Inspektorat Jenderal Departemen PEJABAT BEA CUKAI sai masalah kepabeanan.
Keuangan tidak mempunyai PPNS. Yang TERUTAMA YANG
dipunyai oleh Inspektorat Jenderal SYNDROMA EKSISTENSI PASAL 113B ?
Departemen Keuangan adalah Inspektorat BERTUGAS UNTUK Pesan moral dari pasal 113B ini adalah
Bidang Investigasi yang tugasnya melaku- MENETAPKAN TARIF agar tidak ada penyimpangan (KKN) yang
kan investigasi terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh pejabat bea cukai terutama
DAN NILAI PABEAN yang bertugas untuk menetapkan tarif dan


dilakukan oleh pejabat di lingkungan unit
Eselon I Departemen Keuangan di bidang nilai pabean (dalam menghitung atau
Hukum Administrasi Negara, bukan mela- menetapkan bea masuk atau bea keluar),
kukan penyidikan yang merupakan proses sehingga Undang-Undang mewajibkan
penyelesaian dibidang hukum pidana. Akan tetapi setidak- mereka untuk bekerja sesuai dengan ketentuan dalam
nya ada room untuk Inspektorat Jenderal untuk melakukan Undang- Undang Kepabeanan dan peraturan-peraturan
pemeriksaan sebelum dilakukan proses pidana sesuai ke- pelaksanaannya seperti Peraturan Pemerintah, Peraturan
tentuan yang berlaku. Menteri Keuangan, maupun Peraturan Direktur Jenderal
Mengingat pelanggaran pasal 113B, apabila ada indi- Bea dan Cukai, serta putusannya tidak mengakibatkan
kasi tindak pidana, adalah merupakan Tindak Pidana Ke- belum terpenuhinya pungutan negara. Penciptaan pasal
pabeanan yang terkait dengan Hukum Pidana dan telah tersebut seperti apa yang dimaksudkan oleh Roscoe
mempunyai hukum acara sendiri yaitu Undang-Undang Pound bahwa hukum merupakan alat pembaharuan
Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana, maka dalam tata kehidupan bermasyarakat, yang dalam hal ini
pelaksanaan penyidikannya, sebagaimana telah kami yang menjadi sasaran utamanya adalah pihak fiskus,
jelaskan dimuka, mau tidak mau harus dilakukan oleh tepatnya perilaku/ sikap tindak fiskus.
PPNS Bea Cukai, akan tetapi sesuai bunyi pasal 113C Efek psikologis pasal tersebut pada kinerja pejabat
tersebut diatas, sebelum dilakukan penyidikan, atas kasus bea cukai terutama yang bertugas untuk menetapkan tarif
tersebut Menteri dapat memerintahkan agar kasusnya dan nilai pabean (PFPD) berimbas juga pada perfoman-
diperiksa terlebih dahulu oleh Inspektorat Jenderal ce-nya dan sedikit banyak mempengaruhi performance/
Departemen Keuangan yang dalam hal ini dilakukan oleh citra bea cukai. Secara sadar banyak para PFPD yang
Inspektorat Bidang Investigasi yang proses tidak mau ambil risiko sehingga menghindari untuk mela-
pemeriksaannya merupakan kegiatan pra-penyidikan. Hal kukan penetapan nilai pabean dan klasifikasi HS yang
ini dipertegas dalam frasa terakhir pasal 113C ayat (1) mengakibatkan kekurangan pembayaran bea masuk dan
yang berbunyi .... guna menemukan bukti permulaan, bea keluar, apalagi kebijakan Kantor Pusat dengan menge-
yang merupakan starting point untuk dilakukannya suatu luarkan profil harga yang seakan-akan merupakan harga
penyidikan. mati yang harus dipedomani oleh para PFPD, sehingga
Secara implisit, pasal 113C mewajibkan kepada Direk- dalam banyak hal suatu nilai pebean yang didasarkan
tur Jenderal Bea dan Cukai untuk melaporkan kepada pada transaction value yang benar dan yang berdasarkan
Menteri Keuangan apabila ada pelanggaran atas Undang- Undang-Undang merupakan nilai pabean sebagai dasar
Undang Kepabeanan yang menyangkut pegawai Direk- perhitungan bea masuk sering dikalahkan dengan harga
torat Jenderal Bea dan Cukai, dan pelanggaran tersebut berdasarkan profil yang payung yuridisnya hanya
terdapat indikasi tindak pidana kepabeanan, sehingga se- Peraturan Menteri bahkan peraturan Direktur Jenderal.

EDISI 393 AGUSTUS 2007 WARTA BEA CUKAI 65


OPINI

Dalam beberapa kasus yang terpantau oleh penulis, tuan undang-undang, dengan tujuan agar pejabat terse-
bahwa banyak para PFPD yang takut mengambil risiko but dianggap sekali lagi dianggap ketat/ “bersih”
untuk dianggap melanggar pasal 113B dengan tetap sebagaimana yang sempat penulis amati, tanpa menghi-
menetapkan nilai pabean berdasarkan harga profile tanpa raukan kepentingan industri dan perdagangan yang legal
didasari adanya profesional judgement meskipun si (legitimate trade), maka hal tersebut berarti pejabat
pemberitahu sudah melampirkan bukti-bukti transaction tersebut dapat dianggap egois, yaitu mementingkan diri
value seperti telegraphic transfer (TT), dan barangnya sendiri akan tetapi merugikan orang lain bahkan merusak
pun bukan merupakan barang yang dijual bebas di citra bea cukai, karena pejabat tersebut menyampingkan
pasaran atau yang dapat mendistorsi pasar, bahkan prinsip hukum yang tertuang dalam adagium “Lex
merupakan peralatan pabrik yang sangat diperlukan bagi Superiori Derogat Lex Inferiori” yang dalam konteks
kelangsungan proses produksi, dan telah beberapa kali tulisan ini bahwa instruksi Direktur Jenderal oleh pejabat
dilakukan importasi, serta bukan merupakan Very High tersebut dipakai untuk menyampingkan ketentuan yang
Risk Importers (VHRI) sehingga akibatnya terjadi suatu diatur Undang-Undang, yang ujung-ujungnya adalah
in-efisiensi, dan sangat merugikan pemakai jasa berefek negatif pada kualitas pelayanan.
kepabeanan terutama dibidang industri. Untuk menghilangkan hal-hal tersebut yang tentunya
Hal ini karena bagi PFPD penetapan Nilai Pabean secara akumulatif akan menciptakan citra buruk bagi
berdasarkan harga profile tidak mempunyai efek Departemen Keuangan pada umumnya, khususnya
kepegawaian (civil effect), lebih mudah, lebih terukur instansi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, sebaiknya
serta dianggap taat kepada pimpinan (compliance) dalam diberikan dorongan kepada market forces yang
hal ini Kantor Pusat, sedangkan penetapan nilai pabean mendapatkan perlakuan yang tidak proporsional dan/atau
berdasarkan transaction value bahkan truly transaction irasional dari oknum aparat Bea Cukai terutama yang
value dianggap masih mengandung resiko kepegawaian, berada di front line tersebut baik PFPD, Kasi Pabean,
bahkan apabila ada komplain dari pemakai jasa yang PFPB, maupun Petugas Pelaksana lainnya atau petugas
dirugikan dengan enteng mereka menjawab “bukan P2 yang mengada-ada, untuk segera melaporkan hal
urusan gue”. tersebut secara tertulis kepada Direktur Jenderal Bea dan
Bagi PFPD yang bertugas dengan prinsip, yang Cukai dengan tembusan kepada Inspektur Jenderal
penting “safety for myself,” tersebut memang putusannya Departemen Keuangan yang merupakan pengawas


tidak merugikan keuangan negara akan tetapi Internal Departemen Keuangan.
hal tersebut dapat menurunkan citra/perfoman- Inspektorat Jenderal pasti akan merespon
ce bea cukai sehingga ada kesan berurusan demi terciptanya tata kelola pemerintahan
dengan bea cukai selalu dihadapkan pada yang baik, bersih dan transparans (good
time consuming dan high cost. Pejabat yang PADA KPU governance), yang penting laporan jelas
demikian seharusnya tidak dapat ditempatkan dengan menyebutkan nama pejabat, tempat
di front line seperti PFPD, karena menurunkan HARUS ADA dan waktu terjadinya perlakuan tidak
citra institusi sebenarnya hampir sama SUATU STANDAR proporsional/irasional tersebut, kemudian
dengan merugikan keuangan negara. Seba- nama dan alamat pelapor juga harus jelas,
gaimana pernah diucapkan Permana Agung PELAYANAN yang penting jangan merupakan suatu fitnah,
semasa menjabat Direktur Jenderal Bea dan YANG BAKU ... penulis yakin Dirjen Bea dan Cukai pun juga


Cukai, bahwa “untuk membangun citra bea akan merespon demi perbaikan citra
cukai diperlukan kerjasama oleh banyak orang Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
dan dilakukan dalam kurun waktu yang lama Jangan sampai KPU yang merupakan
(perlu dilakukan oleh seluruh pegawai), akan singkatan dari Kantor Pelayanan Utama, yang
tetapi untuk merusak citra bea cukai hanya perlu waktu diharapkan merupakan masterpiece produk Direktorat
singkat dan tidak perlu dilakukan oleh orang banyak, Jenderal Bea dan Cukai dibidang pelayanan yang
bahkan cukup satu orang oknum pejabat bea cukai saja”. semboyannya adalah pelayanan prima dan efektifitas
Apabila melihat beberapa kesepakatan institusi kepa- pengawasan, kemudian berubah menjadi Kantor
beanan internasional maupun dalam praktek kepabeanan Pengawasan Utama yang mengakibatkan pelayanan
internasional (Best Customs Practices) bahwa sebagai menjadi amburadul, dikarenakan semua pejabat di front
institusi bea cukai yang modern hendaknya pabean tidak line memposisikan dirinya sebagai yang penting safety for
menjadi faktor penghambat (barrier) terhadap pergerakan myself players, penuh hati-hati dan rasa takut, acuh dan
penumpang internasional maupun nasional juga terhadap masa bodoh tanpa memperhatikan kepentingan market
transaksi perdagangan (Modern Customs Administration forces, serta perekonomian nasional yang belum
involves minimal intervention by officials in travel move- sepenuhnya pulih.
ments and trade transaction), dan ini telah tercermin Yang pada gilirannya apabila tidak ada perubahan
dalam pembentukan Kantor Pelayanan Utama (KPU) oleh yang signifikan terutama dibidang pelayanan di KPU,
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang untuk tahap orang dapat saja mengatakan bahwa pembentukan KPU
pertama baru dilaksanakan di Tanjung Priok dan Batam hanya membuang waktu tenaga pikiran dan
(lihat Laporan Utama WBC bulan Mei 2007). Dengan misi penghamburan dana, karena toh tidak ada bedanya
peningkatan pelayanan dan efektifitas pengawasan, oleh antara KPU dengan Kantor Pelayanan (KPBC)
karenanya pada KPU harus ada suatu standar pelayan- sebelumnya, dan sayangnya prinsip “hati-hati” dan “rasa
an yang baku sehingga untuk kasus yang sama harus di takut” berbuat salah tersebut ditunjukkan kepada
treatment sama meskipun dilakukan oleh pejabat yang market forces yang kurang dikenal meskipun most of
berbeda, selain daripada itu secara periodik perlu them adalah legitimate traders, bukan kepada mahluk
dievaluasi ada beberapa kasus penerapan profil harga yang disebut “family” yang tentu saja ada udang dibalik
yang mengesampingkan “truly transaction value”, batu.
sehingga kesan high cost dan time consuming setiap Kalau demikian halnya, apakah hal ini merupakan aki-
berurusan dengan bea cukai tersebut dapat dihilangkan. bat dari adanya pasal 113B (merupakan syndroma pasal
Oleh karena itu apabila fenomena yang kami 113B), atau inikah barangkali coreng-moreng atau carut
kemukakan diatas dibiarkan terus menerus, yaitu dalam marut wajah sebagian birokrasi di Indonesia saat ini.
beberapa kasus penetapan tarif dan/atau nilai pabean Silahkan pembaca melakukan evaluasi sendiri.
dilakukan secara yang penting safety for myself bagi Penulis adalah pengamat masalah bea cukai,
pejabat yang bersangkutan, dengan mengabaikan keten- sekarang menjabat sebagai Inspektur Bidang VII pada Itjen Depkeu

66 WARTA BEA CUKAI EDISI 393 AGUSTUS 2007


KOLOM

SISI UNIK

IMPIANLAH
YANG MEMBUAT
ANDA MEMULAI.
SEMENTARA

Bola dan
DISIPLIN
Oleh: MEMBUAT
Suko ANDA MAJU
Wibowo
TERUS

Bea Cukai ”
T
ulisan pertama saya yang mengungkap sisi unik speak about players individually. Players don’t win trophies,
bola dan Bea Cukai (BC) berkaitan dengan squad win tropies’. Pernyataan Jose Maurinho tersebut
momen Piala Dunia. Tulisan lanjutan kali ini akan seperti juga apa yang diinginkan Pak Dirjen yang dimuat
bertepatan dengan momen Piala Asia 2007. WBC edisi 391 Juni 2007. Beliau berharap agar pegawai BC
Indonesia ditunjuk sebagai tuan rumah Piala dapat menyingkirkan kepentingan pribadi maupun kelompok.
Asia 2007 yang dimulai awal bulan Juli. Sebelumnya Beliau mengatakan, “Saya berharap teman-teman di BC
penulis telah mengemukakan mengenai pemanfaatan berani menerapkan peraturan dan tidak kompromi meskipun
waktu dan manajemen SDM. Pada kesempatan kali ini, kadangkala resiko jabatan menjadi taruhannya. Sebab,
penulis yang mengumpulkan dari berbagai sumber akan jabatan itu tidak tergantung pada manusia tetapi pada Tuhan
mengupas bola dan BC dari sisi strategi, disiplin, dan dan reputasi kita. Kalau mencari kecukupan, manusia mana
kompetensi. yang ada yang cukup. Untuk itu, apa yang kita perolah harus
kita optimalkan dan syukuri“.
A. STRATEGI
Dalam bahasa umum, strategi didefinisikan sebagai B. DISIPLIN
sekumpulan langkah-langkah yang terencana untuk Dalam bukunya Bussiness and the Beatiful Game karya
mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Theo Theobald & Cary Cooper, ada istilah ‘Impianlah yang
Sedangkan dalam kaitannya dengan SDM, strategi membuat Anda memulai. Sementara disiplin membuat Anda
merupakan rangkaian tindakan SDM yang digunakan maju terus‘. Disiplin merupakan unsur penting dalam lingkup
untuk mencapai sasaran (Gary Dessler). Jadi segala sepak bola maupun kerja. Disiplin apabila diterapkan pada
aktifitas untuk mencapai suatu tujuan pasti menggunakan diri kita sendiri akan menghasilkan hal yang bermanfaat.
strategi, termasuk permainan sepakbola. Dalam sepakbola kita kenal tendangan bebas nan indah ala
Tentunya pembaca masih ingat, istilah ‘sepakbola David Beckham dan pemain Indonesia Bima Sakti. Mereka
gajah’ yang dipopulerkan oleh salah satu kesebelasan adalah orang-orang yang terlatih. Prinsip mereka tiada hari
papan atas di negara kita, dengan cara mengalah 12-0 tanpa melatih diri untuk membuat tendangan akurat.
kepada lawan yang di atas kertas sangat mudah Semuanya tidak datang dengan secara instan dan otomatis.
dikalahkan. Contoh lain, ketika salah seorang pemain Semua adalah berkat kerja keras dan punya sikap menuntut
timnas Indonesia (yang notabene juga salah satu pemain diri untuk menang.
dari klub papan atas tadi) melakukan gol ke gawangnya Kita juga bisa mengambil contoh dalam buku serial
sendiri alias bunuh diri ( silahkan tebak sendiri nama Franklin karya Paulette dan Brenda Clark, “Franklin
klubnya). Apakah ini salah? Jawabannya adalah ‘salah’ Bermain Sepakbola“. Disana diceritakan bahwa Franklin
kalau tujuannya adalah untuk memenangkan si kura-kura dan teman-temannya merasa sangat sedih
pertandingan, tapi bisa berarti ‘tidak salah’ kalau karena tidak pernah mencetak gol dan selalu kalah dalam
tujuannya adalah untuk memilih lawan di pertandingan pertandingan. Pelatih dan ayah Franklin selalu
berikutnya untuk memenangkan turnamen. memotivasi Franklin, Rabbit, Beaver dan Goose. Sebelum
Strategi diperlukan karena sepakbola merupakan bertanding, mereka selalu berlatih dan berlatih bahkan
permainan tim. Bila tim yang dihadapi cukup baik dan kita ketika hujan turun. Akhirnya, dalam pertandingan melawan
bermain tanpa strategi tentunya hasilnya pasti dapat tim Bear, tim Franklin mampu mencetak gol untuk perta-
ditebak. Penulis jadi teringat tatkala menyusun strategi ma kalinya, walaupun pada akhirnya tim Bear lah yang
bersama untuk memenangkan kejuaraan bola antar tetap memenangkan pertandingan dengan skor 2 – 1.
direktorat KP-DJBC (7 tahun penulis ikut ambil bagian, Belajar secara tekun dan berhati-hati dalam mengam-
tapi belum pernah juara…). bil tindakan ‘action’ akan membuat seseorang pemula
Jose Maurinho pelatih Chelsea pernah berujar, ‘I hate to menjadi mahir dalam bekerja. Modalnya adalah panduan

EDISI 393 AGUSTUS 2007 WARTA BEA CUKAI 67


Iklan
dan adanya update knowledge, tukar menukar info yang
jelas bagi pegawai, jangan sampai pengalaman penulis
dahulu yang masuk pertama IKC (dulu PUSLATASI )
bingung apa yang mau dipelajari? Apa yang mau dibaca?

Keluarga
Semua pada “sibuk sendiri”? Ataukah penyusun sendiri
yang memang bingung ..he he.. Sabar, pantang menyerah
dan ambil hikmahnya (terima kasih atas semuanya). Hal
inilah yang membuat penyusun mengambil inisiatif untuk
membuat sebuah catatan panduan buat para pemula.

C. KOMPETENSI Mulai edisi Juni 2007, Majalah Warta Bea Cukai


Kompetensi dapat digambarkan sebagai karakteristik
dasar, kepribadian yang paling dalam dan mempengaruhi menyediakan halaman untuk mempublikasikan
perilaku seorang pekerja ketika ia menghadapi pekerjaan,
dimana karakteristik dasar tersebut pada akhirnya Iklan Keluarga khusus bagi keluarga besar,
berpengaruh pada efektifitas kerja. Pendapat (Spencer) kerabat atau pensiunan pegawai DJBC di
yang menyatakan bahwa faktor terpenting yang dapat
mempengaruhi pencapain hasil kerja seseorang adalah seluruh Indonesia tentang :
faktor kompetensi orang bersangkutan. Indikator
kompetensi dapat dibagi dalam tiga bagian besar yaitu
pengetahuan, keterampilan dan sikap individu. u PERNIKAHAN
Sebagai contoh, Andriy Shevcenko atau sering
dipanggil Sheva juga berasal dari individu yang belajar u KELAHIRAN ANAK
dari bawah. Dari Ukraina klub Dynamo Kiev bisa u UCAPAN TERIMA KASIH
bergabung ke tim AC Milan dan sekarang bermain di
Chelsea. Selain itu, penulis ketika memulai awal karir di u UCAPAN DUKA CITA
Bea Cukai (IKC) tidak memiliki pengetahuan mengenai u INFORMASI LAINNYA
seluk beluk sistem komputer, aplikasi dan lain sebaginya.
Seiring dengan perjalanan waktu, penulis bisa belajar dan
mengasah kompetensi di bidang komputer. Harapannya, Dengan memasang iklan keluarga di majalah
kemampuan penulis dan teman-teman pegawai IT lainnya Warta Bea Cukai ini, apapun informasi anda
bisa dimanfaatkan untuk kemajuan BC. tentang keluarga bisa sampai kepada kerabat
Keahlian pegawai diharapkan tidak dipakai untuk anda, dengan harga yang cukup terjangkau
mengutak atik sistem dalam arti “ngakali“ sistem. seperta tabel berikut :
Tentunya, pegawai IT yang “expert” di bidangnya begitu
diharapkan bisa menjaga amanah yang diembankan UKURAN HARGA
kepadanya, bukan malah menggunakan kunci password
yang dimilikinya untuk mengakali sistem, bukan seperti Halaman Cm Hitam/Putih Berwarna
“pagar makan tanaman” kayak lagunya Megi Z, mending
sedikit tahu tapi amanah. Kata seorang teman “Itu 1 21x28 2.000.000 3.000.000
jiwanya bukan IT “. Semoga tetap langgeng dan 1/2 14x21 1.000.000 1.500.000
istiqomah. Amin. Tentunya orang lebih pengen dikenal
kebaikannya daripada perbuatan tidak baiknya. 1/4 10x14 500.000 750.000
Pembaca, sebagai anggota keluarga besar Direktorat 1/8 7x10 300.000 500.000
Jenderal Bea dan Cukai, penulis berpikir bahwa kita
semua punya hak dan kewajiban untuk mencermati
strategi yang dimainkan oleh ’kesebelasan’ DJBC yang
sama-sama kita cintai ini. Banyak pertanyaan yang bisa
kita ajukan pada diri sendiri untuk mengukur kecermatan
kita dalam berpartisipasi mensukseskan kemenangan 1/2 Halaman
kesebelasan DJBC dalam jangka panjang. 14 x 21
Apakah kita semua paham benar dengan strategi yang
sedang diterapkan oleh manajer tim kita? Kalau belum
apakah kita yang kurang aktif mencari tahu, kita tidak mau
tahu atau memang strategi itu belum pernah dijelaskan pada 1 Halaman
kita? Apakah dalam pertandingan yang sedang kita hadapi 21 x 28
1/8
saat ini kita harus menang besar, cukup bermain seri saja Halaman
atau justru harus mengalah? Lantas apakah kita dapat 1/4 7 x 10
menjadi bagian kesebelasan DJBC ini untuk memenangkan Halaman
pertandingan demi pertandingan? Di stadion KPU? Di 10 x 14
turnamen Kediri-Malang-Kudus? Di kompetisi Ngurah Rai,
Balikpapan, Makasar? Apakah manajer kita telah memilih
pemain yang benar-benar mempunyai kompetensi sesuai
dengan posisinya masing-masing? Adakah ’Yohannes
Karubun’ yang dipaksa jadi bek? Atau justru ’Ponirin Meka’
ngotot minta jadi striker? Materi iklan disediakan dan diserahkan pemasang paling lambat
Banyak, dan banyak lagi pertanyaan yang dapat kita tanggal 15 untuk penerbitan bulan berikutnya ke alamat redaksi
tanyakan pada diri sendiri, dan karena pertanyaan itu dan pembayaran bisa ditransfer ke rekening Warta Bea Cukai
diajukan pada diri sendiri maka penulis pikir kita juga sesuai pada kolom redaksi.
punya hak untuk menjawabnya sendiri. Mohon maaf dan
tetap semangat. Salam olah raga ! Informasi hubungi :
Penulis adalah pelaksana DIKC, Pengawas Pertandingan Pengda PSSI Wirda, telp (021) 47865608, 47860504 fax (021) 4892353

68 WARTA BEA CUKAI EDISI 393 AGUSTUS 2007


PERISTIWA

Inkado
WBC/ATS

Korda Jabar
Pertahankan Gelar
Juara Umum
PADA KEJURWIL III
WILAYAH BARAT
Dengan persaingan yang sangat ketat dan
diramaikan dengan aksi protes kepada para
wasit, akhirnya Indonesia Karete-Do
(Inkado) Koordinator Daerah (Korda) Jawa
Barat, berhasil mempertahankan gelar juara
umum untuk yang kedua kalinya, dengan
mengalahkan Korda Sumatera Barat dengan
selisih satu emas.

U
ntuk yang ketiga kalinya Inkado wilayah barat
yang meliputi Sumatera dan Jawa, mengadakan
kejuaraan wilayah (kejurwil). Kejurwil ketiga kali
ini yang bertemakan “Raih prestasi dengan
semangat dan sportifitas, jadilah karateka sejati,”
berlangsung di gelanggang olahraga (GOR) Saburai
Bandar Lampung pada 13 hingga 15 Juli 2007. Dengan
diikuti 315 atau 12 Korda se-Sumatera dan Jawa,
kejuaraan karate yang cukup bergengsi ini, dibuka oleh
Gubernur Propinsi Lampung, yang diwakili oleh Sekretaris
Propinsi, M.S. Djoko Umar Said.
Sejak hari pertama pertandingan, para atlet karateka
berjuang dengan penuh persaingan karena masing-
masing Korda ingin menunjukan kalau atletnya yang JUARA UMUM. Tim Korda Jawa Barat untuk yang kedua kalinya meraih gelar
paling terbaik dan berhak atas gelar juara umum. Korda juara umum, dengan meraih 11 emas, 11 perak, dan 21 perunggu.
WBC/ATS WBC/ATS

KEJURNAS MENDAGRI. Di Kejurnas Mendagri, walaupun PB. Inkado hanya PERINGKAT ENAM. Walaupun hanya mengirimkan 17 atlet lapis kedua, namun
menurunkan 19 atlet, namun bisa mengimbangi permainan lawan. tim Korda DKI Jaya berhasil meraih peringkat enam.

EDISI 393 AGUSTUS 2007 WARTA BEA CUKAI 69


RENUNGAN ROHANI

Umat
Jawa Barat yang dipimpin oleh Agustinus Djoko
Pinandjojo, yang juga merupakan Kepala Seksi
Penindakan dan Penyidikan Kantor Pelayanan Bea
dan Cukai (KPBC) Tipe A2 Belawan, pada kejurwil
kali ini menurunkan atlet-atlet terbaiknya guna

Islam
mempertahankan gelar juara umum yang diraihnya
pada kejurwil II di Pekanbaru dua tahun lalu.
“Pada kejurwil kali ini kami menurunkan 55 atlet
untuk mengikuti 54 kelas pertandingan, persiapan
yang kami lakukan cukup matang karena selain
training center yang kami lakukan tiap minggu, pa-
ra atlet juga digembleng dengan mengikuti
beberapa kejuaraan sebelumnya,” ujar Agustinus.
Masih menurut Agustinus, dengan target juara

dan Perjuangan
umum, para atlet sudah bermain dengan sangat
memuaskan dan ini terbukti dengan diraihnya kem-
bali gelar juara umum ke dua untuk korda Jawa

Kemerdekaan
Barat dengan meraih 11 emas, 11 perak dan 21 pe-
runggu. Dengan hasil tersebut, korda Jawa Barat
unggul satu emas atas korda Sumatera Barat yang
keluar sebagai runer up, dengan meraih 10 emas,
5 perak, dan 8 perunggu.
Dari hasil tersebut, maka kejurwil yang diada-
kan tiap dua tahun ini, pada 2009 mendatang
“Dan janganlah kalian merasa lemah (hina) dan
Korda Jawa Barat akan menjadi tuan rumah dan, janganlah (pula) kamu bersedih hati,
perjuangan untuk meraih kembali gelar juara padahal kalianlah orang-orang yang paling
umum yang ketiga kalinya semakin lebar. tinggi (derajatnya), jika kalian adalah
Sementara itu korda DKI Jaya yang dipimpin
oleh Maman Anurachman, yang juga merupakan orang-orang yang (benar-benar) beriman,”
Kepala Subdirektorat Intelijen, Direktorat (Ali Imran (3) ayat : 139)
Penindakan dan Penyidikan, Kantor Pusar Direkto-

P
rat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC), dan Ketua
Bidang Pembinaan PB. Inkado, pada kejurwil kali ada awal da’wah Islam telah menghantarkan
ini hanya menurunkan 17 atlet dan berada di posisi ummatnya pada kebebasan dan kemerdekaan
enam, dengan meraih 4 emas, 6 perak dan 3 yang hakiki. Itulah sebabnya, kita dapat mudah
perunggu. melihat keistimewaan masyarakat muslim yang
“Secara keseluruhan dengan melihat meratanya merdeka dan tampilnya kaum muslimin disetiap
hasil perolehan medali, pembinaan karateka perjuangan kemerdekaan. Kalaupun umat islam
Inkado boleh dikatakan sudah berhasil, baik hasil memasuki suatu wilayah, maka sesungguhnya tujuan
yang diperoleh DKI Jaya maupun Korda lainnya, utamanya bukanlah untuk menjajah atau megurangi
menunjukkan masing-masing Korda telah kemerdekaan masyarakat setempat, seperti yang biasa
mempersiapkan atletnya untuk menggantikan atlet dilakukan oleh bangsa-bangsa dan umat lain, yakni
senior, sehingga walaupun mereka ini adalah lapis menjajah.
kedua dari masing-masing Korda, tapi prestasi Tidak ada dalam catatan sejarah di belajan dunia
mereka bisa menyamai lapis pertamanya,” jelas manapun bahwa islam datang untuk menjajah. Bahkan
Maman Anurachman. kehadiran kaum muslimin itu justru untuk membebaskan
dan melepaskan masyarakat yang didatanginya dari
KEJURNAS PIALA MENDAGRI segala bentuk belenggu dan perbudakan, sehingga
Sementara itu pada kejuaraan nasional mereka hanya terikat dengan garis-garis serta ketentuan
(kejurnas) piala Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Allah yang maha kuasa. Tidak lagi bergantung kepada
yang berlangsung di Palembang pada 6 hingga 8 sesama mahluk; Katakanlah: Dia-lah yang Maha Esa;
Juli, PB. Inkado berhasil meraih 1 emas, 2 perak, Allah (semata) tempat kita bergantung
dan 4 perunggu. Dengan hasil tersebut, baik (meminta).´(Q.S.112:1-2)
Agustinus maupun Maman Anurachman Lantas mengapa kemudian keadaannya justru
menyatakan, cukup bangga karena walaupun pada berbalik? Setidak-tidaknya, pada periode abad ke tujuh
kejurnas kali ini PB. Inkado hanya menurunkan 19 belas sampai pertengahan abad kedua puluh, hampir
atletnya, namun secara keseluruhan atlet-atlet semua dunia islam berada di bawah telapak kaki
Inkado banyak yang diminta untuk mewakili propin- penjajahan yang kotor dan hina.
si, sehingga secara keseluruhan dari kejurnas Tentu banyak faktor penyebabnya.di satu sisi, para
tersebut perolehan medali hampir seluruhnya dire- penjajah itu memiliki kemampuan fiskal untuk melakukan
but oleh atlet Inkado. dominasi, ditambah dengan sifat mereka yang rakus harta
“Rencana kami kedepan adalah mempersiap- dan kekuasaan yang dipergunakan untuk memperkuat
kan atlet-atlet Inkado untuk persiapan PON 2008 di dominasi mereka, juga disertai dengan misi-misi tertentu,
Kalimantan Timur, dan terus mencari bibit-bibit seperti menyebarkan agama yang akan mendukung
baru untuk dipersiapkan menjadi atlet nasional, ka- upaya penjajahan yang mereka lakukan..
rena sampai saat ini Inkado masih sebagai penyum- Perhatikanlah sejarah perjuangan kemerdekaan
bang atlet nasional terbanyak, dengan 4 atlet dan 1 nasional, umpamanya; sebagian besar gerak perlawanan
pelatih, untuk persiapan Sea Games mendatang. terhadap penjajah relative hanya timbul dari kalangan
Selain itu kami juga akan terus menambah jam umat islam; dimotori oleh para tokoh pesantren, ulama
terbang dari para atlet dengan mengikuti setiap dan kyai; sedangkan yang menjadi antek-antek imprelialis
event baik yang diadakan Forki maupun oleh nasio- boleh dikata mereka yang bukan muslim.
nal,” tandas Maman Anurachman. adi Di sisi yang lain, dan ini tampaknya yang terpenting,

70 WARTA BEA CUKAI EDISI 393 AGUSTUS 2007


yakni kaum muslimin berada dalam kondisi yang lemah; mereka, bukan pula karena berambisi agar dihargai, teta-
terutama kelemahan di bidang Aqidah yang kemudian pi semua itu harus dipahami demi keadilan dan amanah
menimbulkan kelemahan-kelemahan lainnya; seperti sejarah yang harus disampaikan kepada umat islam, ter-
menyebarkan penyakit materialisme(Hubud-dunya) dan utama kaum mudanya. Membicarakan sejarah
ketakutan dalam menghadapi resiko (Karahiyatul-maut). perjuangan kemerdekaan Indonesia, tidak mungkin dile-
Akibatnya musuh dengan mudah dan leluasa menyerobot paskan dari perjuangan kaum muslimin. Sebab, perjalan-
kebebasan dan potensi yang ada pada kita, kaum an bangsa Indonesia merupakan perjalanan muslimin itu
muslimin. Itulah penjajahan. juga, yang merupakan penduduk mayoritas negeri ini.
Disebutkan dalam sebuah riwayat yang maksudnya, Sekaligus sebagai negeri dengan jumlah muslimin terbe-
Kamu akan diperebutkan oleh umat-umat (lain) sebagai- sar di dunia.
mana diperebutkannya makanan di meja. Seorang Kebanggan terhadap para mujahidin muslim itu sam-
(sahabat) ada yang bertanya,”Apakah karena kami ketika pai kini masih terus terjaga denga baik, dan tidak mung-
itu dalam keadaan sedikit (minoritas)?” Beliau pun kin dihapus begitu saja diberbagai kota, kita dapat de-
menjawab,”Bahkan ketika itu kamu banyak (Mayoritas) ngan mudah menemukan Jalan Diponegoro, Imam Bonjol,
tetapi kalian itu ibarat buih di air bah. Allah cabut rasa Hasanuddin, Teuku Umar dan lain sebagainya. Begitu
takut musuh-musuh kalian dari dada mereka, dan juga nama besar itu banyak dipergunakan sebagai nama
(sebaliknya) di dalam hatimu (justru) tertanam (Penyakit) yayasan, bahkan juga perguruan tinggi.Setelah proklama-
Wahn.” Lantas ada seseorang yang bertanya,”Ya si pun, ketika Belanda mencoba menjajah kembali, kaum
Rasulullah,apakah Wahn itu?” Beliau menjawab,”Cinta muslimin-lah yang tampil lagi di panggung perjuangan.
dunia dan takut mati,”(HR. Abu Dawud dan Baihaqi) Diantaranya adalah dibawah pimpinan Bung Tomo, Arek-
Manakala materialisme yang menjadikan kebendaan arek Suroboyo menghalau penjajah itu dengan jihad yang
sebagai standar nilai, tumbuh dan berkembang di kalang- nyata, mengorbankan harta dan nyawa di tengah teriakan


an umat, maka hilanglah idealisme. Dan itu takbir yang membahana “Allahu Akbar”
adalah sebagian dari pertanda ke- jatuhan Berkat peran serta tokoh-tokoh islam
suatu umat dan ancamanpun akan mudah pula, kemerdekaan Indonesia diakui dan
diarahkan kepada mereka. diterima oleh dunia internasional. Bahkan
Hilangnya idealisme menjadikan MENYEBUT JASA-JASA negara-negara islam-lah yang pertama
umat tidak lagi memiliki Izzah (harga mengakui kemerdekaan Indonesia pada
diri), terutama dalam menghadapi PARA PAHLAWAN masa-masa awal yang sangat genting dan
musuh-musuhnya. Padahal kalau saja MUSLIM BUKAN BERARTI rawan. Maka kalau kini peran umat islam
muslimin sadar, niscaya mereka akan akan dilecehkan, jelas itu merupakan ironi
mudah memahami bahwa KITA MENGHILANGKAN yang harus diluruskan kembali, juga
sesuangguhnya kemuliaan dan harga NILAI KEIKHLASAN dengan gerak perjuangan da’wah yang
diri itu terletak pada keimanan yang ikhlas, untuk menegakkan agama Allah di
benar sebagaimana dimaksud dalayan PERJUANGAN MEREKA, muka bumi ini hingga akhir nanti.
ayat yang telah dikutip di muka tulisan BUKAN PULA KARENA
ini (QS.3:139) juga sura An-Nisa 104; NI’MAT KEMERDEKAAN
Yunus 65;Fathir 10 dan Al Munafiqun 8. BERAMBISI AGAR Kemerdekaan merupakan ni’mat Allah
karena Izzah dan semangat jihad-lah, DIHARGAI, TETAPI dan rahmatNya yang wajib kita syukuri.
tokoh-tokoh kaum muslimin dan para Hal ini pun diakui pula secara nyata dan
ulama memobilisasi, mengerahkan SEMUA ITU HARUS termaktub di dalam konstitusi, mukadimah
massa umat islam, masyarakat muslim DIPAHAMI DEMI UUD 1945
untuk mengusir penjajah dan membe- Bersyukur terhadap ni’mat Allah tentu
baskan wilayah negeri ini dari KEADILAN DAN AMANAH saja bukan hanya sekedar pada ucapan
penjajahan, sehingga kemudian umat SEJARAH YANG HARUS lisan atau dengan acara-acara syukuran
dapat melaksanakan tugas ibadah ke- yang diadakan di mana-mana yang seba-
pada Allah dengan baik DISAMPAIKAN KEPADA hagiannya dalam bentuk yang sangat lo-
DUKUNGAN DUNIA ISLAM
UMAT ISLAM, TERUTAMA gis.seperti, apa hubungan syukur dengan
bermain di Lumpur, umpamanya,atau
Gerak perjuangan mengusir penjajah KAUM MUDANYA anak dara dan ibu-ibu yang bermain se-


itu bukan hanya dilakukan oleh muslimin pak bola dengan pakaian yang seadanya
di dalam negeri, melainkan oleh umat ditonton oleh khalayak yang bersorak-
islam di berbagai belahan dunia. Bahkan sorai seperti yang banyak dilakukan
tercatat dalam sejarah nasional, wilayah dalam perayaan 17-an tetapi syukur dalam
(kerajaan) Islam Aceh relatif tidak dapat ditaklukkan oleh pengertian yang sebenarnya, yang dinyatakan dengan
penjajahan Belanda, karena dalam perjuangannya, umat lisan dan dibuktikan dengan amal perbuatan.
islam disana mendapat bantuan material serta dukungan Sebagaimana dikemukakan oleh Syeikh Ahmad Mustafa
militer dari kekhalifahan Utsmaniyah, yang berpusat di Al Maraghi di dalam kitab tafsirnya, bahwa syukur itu
Turki sekarang ini. Sehingga kemudian, wilayah ini adalah mendayagunakan segala pemberian dan karunia
memperoleh status yang khusus dalam pemerintahan Allah, yang sesuai dengan tuntunan dan kehendakNya.
Indonesia: Daerah Istimewa Aceh atau Nanggroe Aceh Dengan cara demikian, Insya Allah akan terasalah
Darussalam berkah kemerdekaan ini, dan karunia Allah yang lain pun
Demikian juga,proklamasi kemerdekaan Indonesia se- bercucuran. Namun jika teryata kita melakukan hal-hal
gera diakui dan diterima muslimin sedunia seperti Mesir, yang sebaliknya, meskipun dipoles dan diatasnamakan
Turki dan negara islam lainnya di wilayah Arab dan lain- syukur, maka bukan tidak mungkin jika Allah akan
lain. Sementara sekutu barat justru sangat menentang mengurangi ni’matnya itu, atau bahkan mencabutnya,
proklamasi kemerdekaan Indonesia. Buktinya mereka sehingga apa yang ada pada kita berupa materi, hanya
terus merongrong dan menggugat keberadaan Indonesia menimbulkan ketidaktentraman. Na’udzubilahi mindzalik.
Indonesia merdeka, yang harus dihadapi melalui berbagai Sebagaimana maksud firman Allah, “ Jika kamu bersyukur
perundingan yang sengit dan berat. niscaya akan aku tambah (ni’mat lagi) kepadamu, namun
Menyebut jasa-jasa para pahlawan muslim bukan ber- jika kamu kufur (ni’mat) maka sesungguhnya adzabKu
arti kita menghilangkan nilai keikhlasan perjuangan sangat pedih,” (Qs. 14:7) As-Salaam

EDISI 393 AGUSTUS 2007 WARTA BEA CUKAI 71


RUANG KESEHATAN

Anda
Anda Bertanya
Bertanya
Dokter Menjawab
Dokter Menjawab
DIASUH OLEH
PARA DOKTER
DI KLINIK KANTOR
PUSAT DJBC
Mengatasi Bintik Kecoklatan

Bekas Jerawat
S
aya seorang gadis berusia 23 tahun, memiliki jenis pemakaian adapalene gel 0,2 ini. Sebagai obat yang
kulit berminyak. Wajah saya mudah berjerawat. bersifat retinoids (memperbaiki sel-sel kulit) karena
Ketika jerawat muncul saya obati dengan salep anti pemakaiannya harus teratur sampai 1 bulan dan me-
jerawat. Setelah sembuh, jerawat menimbulkan merlukan pemakaian secara maintenance setiap hari.
bekas kecoklatan. Memang bekas kecoklatan itu Jika jerawat anda termasuk yang berat dan sangat
akan hilang sendiri, tetapi cukup lama. Menyiasati masalah beradang diberikan terapi kombinasi, yaitu :
ini selalu memakai alas bedak sedikit tebal, hanya saja bedak l Topical di wajah dengan retinoid seperti adapalene
yang saya pakai mudah luntur, terutama bila berkeringat dan gel 0,2
saya harus memakai bedak kembali, cara ini tentu l Sistemik (minum obat) dengan antibiotika.
merepotkan. Yang ingin saya tanyakan, bagaimana
menghilangkan flek coklat bekas jerawat supaya tidak timbul B. Menghindari factor pemicu
lagi dan bagaimana mengurangi a. Melakukan gaya hidup sehat
kadar minyak pada kulit wajah ? b. Penggunaan kosmetika
sesuai jenis kulit.
Jawab : Sebaiknya memakai satu seri
Saya turut prihatin dengan ke- kosmetik seperti pelembab,
adaan anda yang mudah berjera- foundation dan bedak harus
wat yang dalam istilah kedokter- tabur dalam 1 seri/ 1 merek,
annya disebut acne (Akne). Akne karena tiap-tiap bagian
adalah penyakit kulit yang terjadi seperti pelembab, foundation,
akibat peradangan menahun bedak tabur tersebut telah
folikel pilosebasea yang ditandai diatur komponen-komponen
dengan adanya komedo, popul, untuk wajah dengan jenis
pastul, modus dan kista pada kulit tertentu. Sebaiknya cari
tempatnya. Biasanya timbul pada produk yang tidak komedoge-
umur 12 sampai 24 tahun. nik. Setiap pagi dan malam
Komedo, popul, pastul, modus harus memakai sunblok yang
adalah beberapa bentuk akne yang diatas 20 SPF. Sebaiknya 25
hilang sembuh tidak menghilangkan atau 30 SPF yang oil free be-
bekas flek di wajah, kista yang me- rupa lotion. Pemakaian
rupakan bentuk akne yang mening- sunblock untuk malam hanya
galkan flek berupa parut yang dapat untuk menghindari lampu-
sembuh dengan perawatan secara lampu berhalogen yang ter-
teratur pada dokter. nyata memberikan efek
Anda memiliki jenis kulit wajah seperti cahaya matahari pada
berminyak sehingga harus dilaku- kulit wajah di siang hari.
kan pencegahan dengan cara : Sunblock pada pagi hari dipa-
kai sesudah pelembab, baru
A. Menghindari peningkatan diberikan sunblock, founda-
jumlah sebum tion dan bedak tabur.
a. Diet rendah lemak dan c. Menjauhi minuman keras, al-
kabohidrat. Hindari makan kohol, merokok dan lain-lain.
kacang-kacangan seperti d. Menghindari polusi debu,
somay, satai, ketoprak dan pemencetan jerawat . Untuk
gado-gado pemencetan jerawat ini pen-
b. Harus rutin melakukan perawatan kulit dengan perawatan ting sekali dihindari karena infeksi/ akne yang beradang
dasar dan melakukan facial di klinik perawatan. Sebaiknya menjadi lebih serius dan bisa meninggalkan flek kecoklatan.
tiap dua minggu sekali harus kontrol sampai keadaan
minyak agak berkurang kemudian dilakukan teratur Cara menghilangkan flek cokelat bekas jerawat adalah
sebulan sekali untuk regenerasi kulit dan untuk mencegah mengikuti pencegahan yang diatas dan paling utama mendisip-
terjadinya keratinisasi kulit wajah, setiap 1 bulan sekali. linkan diri membersihkan muka dengan facial wash berupa
Saat ini keratinisasi (terjadinya sel-sel mati yang diha- sabun muka sebelum tidur malam dan penggunaan krim ma-
silkan kulit wajah setiap 1 bulan sekali) dapat dibersih- lam secara teratur. Besok paginya diulang, dicuci muka dengan
kan dengan teratur memakai Adapalene 0,2 gel untuk facial wash sebelumnya, kemudian ditepuk-tepuk dengan ka-
jerawat dengan lesi beradang dan lesi tidak beradang. pas memakai toner, baru diberi pelembap, sublock, foundation,
Saya anjurkan konsultasi segera ke dokter kulit untuk bedak tabur. Untuk flek coklatnya tersebut bisa diupayakan

72 WARTA BEA CUKAI EDISI 393 AGUSTUS 2007


APA KATA MEREKA
FOTO : ISTIMEWA
Acara pencarian Nabila Marsya Nada, Indonesia Idol
“Gak Pernah
bakat memiliki
banyak manfaat ba-

Mengalami Kendala…”
gi anak-anak muda.
Pasalnya, selain
menghindari
kebosanan, mereka Sore itu (25/6) bundaran HI, Jakarta, terlihat berbeda dari
jadi memiliki banyak biasanya. Saat itu sejumlah artis ibukota hadir di bundaran HI untuk
kegiatan di luar membagi-bagikan bunga maupun brosur pada pengendara roda dua
kegiatannya sehari- maupun roda empat yang melintasi tempat tersebut. Gerangan apa
hari (sekolah-red). yang menyebabkan hal itu terjadi?
“Dari pada Ditemui WBC usai membagi-bagikan bunga, Nabila Marsya
melakukan kegiatan Nada, salah satu finalis Indonesia Idol mengatakan, dirinya datang
yang tidak jelas di ke bundaran HI hari itu dalam rangka memperingati hari anti madat
luar, anak-anak atau anti narkoba yang jatuh pada 26 Juni 2007.
muda ini bisa Saat ditanya komentarnya mengenai pengalamannya dengan
mengembangkan petugas bea cukai dibandara internasional, seperti Soekarno Hatta,
bakat mereka. Marsya, begitu ia biasa dipanggil mengatakan bahwa selama ini ia
Paling tidak mereka belum pernah berurusan dengan petugas bea cukai sepulangnya dari
memiliki kegiatan luar negeri. “Alhamdulillah Marsya gak pernah mengalami kendala
yang positif,” kata dengan petugas bea cukai baik saat berangkat maupun keluar
Misye Arsita saat negeri,” katanya.
ditemui WBC usai Cewek hitam manis dan bertubuh mungil ini melihat, selama ini
acara pencarian petugas bea cukai sudah melakukan pekerjaannya dengan baik.
bakat di salah satu Menurutnya, tugas bea cukai di bandara memang sangat diperlukan
pusat perbelanjaan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan seperti masuknya
di bilangan Depok. narkoba. Hanya saja, ia menyayangkan ada petugas yang bersikap
Saat ditanya berbeda antara satu penumpang dengan penumpang yang lainnya.
pengalamannya de- Misye Arsita

“Tau Beresnya
“Kadang aku ngeliat ada orang yang diperiksa secara detail,
ngan petugas bea sementara penumpang yang lainnya tidak diperiksa sedetail itu, jadi
cukai, Misye meng- ada perbedaan perlakuan,” imbuh cewek yang lahir tanggal 14 Maret

Saja…”
aku hingga saat ini 1991 ini.
ia belum pernah Saat ditanya mengenai pemeriksaan barang oleh petugas bea cukai,
berurusan dengan Marsya mengaku tidak tahu soal itu. “Soalnya kalau menyangkut barang-
petugas bea cukai barang biasanya urusan mama sama papa. Mereka yang ngurusin soal
di bandara internasional, seperti Bandara Soekarno Hatta. barang, kalau passport baru aku sendiri yang ngurusin,” ujar cewek yang
“Sejauh ini semuanya lancar-lancar saja, mungkin karena aku telah memiliki album solo dan ikut membintangi film Sumanto ini.
juga memiliki surat-surat yang lengkap,” katanya. Hingga saat ini ia menga-
Sebelumnya, ia kerap melakukan perjalanan ke Perth, ku telah mengunjungi Si-
Australia, karena ia pernah memiliki sebuah rumah di negara itu. ngapura dan Thailand
Tak hanya itu, terkadang ia juga sering berpergian ke Singapura dalam rangka mengisi
atau Timur Tengah dalam rangka jalan-jalan dan refreshing. waktu liburan. Selain
Ia sendiri mengaku tidak mengetahui secara pasti perbedaan an- menyanyi, kegiatan
tara petugas bea cukai Indonesia dan petugas bea cukai di luar nege- Marsya sekarang
ri. Pasalnya, selama ini perjalanannya ke luar negeri di urus oleh tra- adalah sibuk bela-
vel yang bersangkutan sehingga, ia tidak pernah menemui kesulitan. jar. Saat ini ia me-
“Tau beresnya saja hehe…kalau mengurus sendiri mungkin rupakan siswi ke-
aku bakal kesulitan kali ya karena aku gak mengerti aturannya. las 1 dari SMU
Jadi, aku serahkan saja semuanya ke biro travel. Aku pun cari bi- Labs School.
ro travel yang sudah qualified sehingga aku gak pernah mengala-
ifa
mi kesulitan,” katanya.
Ia juga mengatakan bahwa barang bawaannya tidak pernah
ditegah oleh petugas bea cukai. “Malahan aku pernah bawa ta-
naman, kan seharusnya tidak boleh dibawa tuh... Aku masukkan
tanaman itu ke dalam koperku dan itu gak ketahuan. Pada-
hal koper aku diperiksa oleh petugas,” katanya. Waktu itu
ia membawa tanaman yang berasal dari Mesir, sejenis
tanaman zaitun tetapi masih berupa bibit. Ia juga tidak
mengerti apa karena petugas mengenal dirinya seba-
gai public figure sehingga kopernya tidak diperiksa
secara teliti.
Saat ditanya apakah ia tahu tugas dan fungsi Bea
dan Cukai, Misye mengatakan bahwa sepengetahuan
dirinya, tugas Bea dan Cukai adalah memeriksa
identitas penumpang dan memeriksa segala macam
bentuk bawaan penumpang, apakah legal atau
tidak. Tak hanya itu, petugas juga bertugas
menjaga agar barang-barang terlarang tidak lolos
atau tidak bisa masuk ke dalam wilayah negara
Indonesia.
Kedepannya, ia menyarankan agar petugas
bea cukai perlu memasang tampang nice. A
EW
“Soalnya kalau tidak begitu nanti penumpang ISTIM
:
pada takut. Saya lihat pemeriksaan petugas TO
FO
juga sudah bagus, makanya banyak ba-
rang terlarang yang tidak lolos, kalaupun
ada yang lolos mungkin itu karena
faktor x ya,” tambah Misye yang saat
ini lebih banyak syuting sinetron le-
pas dan mengajar di beberapa tem-
pat kursus akting miliknya. ifa

EDISI 393 AGUSTUS 2007 WARTA BEA CUKAI 73


RUANG INTERAKSI

Oleh: Ratna Sugeng

Liburan
Rencanakan transportasi dan akomodasi jauh um yang menggambarkan sejarah negeri maupun sejarah keraja-
hari sebelum berangkat. an dan intrik-intriknya. Topik pembicaraan dengan anak adalah
diskusi tentang kebesaran sebuah negeri, kejayaan pemimpinnya,

M
dan kejatuhan negeri karena kegagalan atau kekalahan
asa liburan panjang sekolah menjelang. Banyak kelu- pemimpinnya, menjadikan pencerahan pikiran dari pembelajaran
arga mempersiapkan untuk bersama menikmatinya. keberhasilan dan kegagalan seorang tokoh negeri.
Liburan tidak selamanya berbiaya mahal,
kesempatan memanfaatkan fasilitas terkait pekerjaan Cerita Frans
termasuk sebuah strategi menikmati liburan. Saya Frans, 60 tahun senantiasa memperpanjang masa tinggalnya
coba mendekati kawan-kawan yang memang senang menikmati selama beberapa hari di tempat ia ditugaskan sebagai konsultan,
liburan. Berikut ini ceritanya. sebelum ia kembali ke Jakarta. Ia kemudian menikmati perjalan-
an ke hutan, gunung, danau atau laut seorang diri. Dikatakannya,
Cerita Dyah kala menikmati pemandangan membuatnya merasa dekat de-
Dyah, seorang manajer program, 45 tahun, yang sering men- ngan Tuhan sambil merenung apa yang telah, sedang dan akan
jalani rute penerbangan dalam negeri maupun luar negeri, meng- dilakukannya. Ia hanya memerlukan tambahan sedikit uang hotel
ambil kesempatan liburan tahun ini ke negeri kanguru. Ia dan untuk dapat menikmati hidupnya dengan alam, sementara
ketiga anaknya (berumur 17, 15 dan 7 tahun) telah jauh hari me- transportasi sudah masuk dalam biaya perjalanan konsultannya.
nyiapkan dokumen perjalanan, tempat berlibur, apa yang akan Bagaimana proses menentukan tujuan, menjalaninya bah-
dilihat dan dinikmati, siapa yang terlibat didalamnya, tempat meng- kan mengganti tujuan tempat liburan, merupakan hal yang
inap. Dyah senantiasa menyiapkan liburan setahun sebelumnya, memperkuat kemampuan anggota keluarga dalam
dengan mempertimbangkan anggaran yang tersedia dengan mak- membangun kebersamaan dan kesatuan keluarga dapat kita


sud memberi imbalan atas prestasi anak, memperlu- ikuti tutur mereka sebagai bahan renungan yang
as wawasan mereka, mendekatkan diri satu sama memperkaya wawasan.
lain sambil memotivasi ke arah cita-cita mereka. Bia-
sanya ia berlibur ke tempat adik-adiknya tinggal PERENCANAAN
sehingga efisiensi biaya akomodasi dapat dilakukan. MELIHAT Ide yang mencetuskan penyusunan rencana
dapat datang dari anak atau orangtua. Dyah
Cerita Utami
PEMANDANGAN menentukan rencana atas dasar permintaan anak-
Utami, 45 tahun, wakil direktur sebuah organi- DISEPANJANG nya ketika mereka santai mengobrol bersama,
sasi, bersama suami yang direktur sebuah dengan pertimbangan ke negeri kanguru sekali-
perusahaan perkapalan dan keluarga besarnya
PERJALANAN gus menengok adik perempuannya yang sedang
menjalani liburan di Pangandaran pada bulan la- DAPAT menuntut ilmu S3 di Melbourne. Maka surat
lu. Ketika itu air gelombang pasang laut mening- menyurat pun diurus, mulai menyiapkan undang-
gi. Pemerintah daerah setempat mengumumkan MERUPAKAN an untuk datang ke Australia sebagai persyaratan
bahwa wilayah tersebut tidak aman dari terpaan TOPIK BAHASAN permohonan visa, mengurus paspor, visa, jadwal
gelombang laut, maka mereka sesampainya di penerbangan, jadwal kunjungan ke tempat yang
YANG HANGAT


Pangandaran memutuskan mengalihkan rute per- diminati untuk berlibur, dan transportasi yang dipi-
jalanan ke Garut dan menikmati keindahan bumi lih. Faktor pendukung anggaran pun disiapkan.
Garut. Keluarga ini lebih sering berliburan bersa- Anak dilibatkan memilih tempat liburan ke
ma keluarga besar, satu nenek dengan banyak kota sekitar Melbourne, dengan pandangan yang
cucu. Tujuannya lebih pada mengakrabkan para anggota ke- jelas dari sang ibu tentang The Great Barrier, studio film,
luarga, mempelajari hubungan hirarki generasi pertama pantai selatan Australia yang indah dengan batu karangnya.
sampai ketiga, memahami posisi dan peran masing-masing. Kebetulan adik ibu Dyah bekerja di agen perjalanan, dan
mereka ke Melbourne tak perlu tinggal di hotel, dengan
Cerita Nani begitu terjadi penghematan uang menginap, dan kemudahan
Nani, 57 tahun, hampir dipastikan tak pernah merencanakan mengatur rute perjalanan.
cuti sepanjang hidupnya. Perjalanannya ke berbagai negeri Anggaran telah disiapkan setahun sebelumnya, karena
karena tugasnya seringkali dimulai atau diakhiri dengan perjalan- merupakan budaya keluarga ini untuk memberikan imbalan
an ‘cuti’. Jadwal tugasnya biasanya dapat diadaptasi oleh anak- prestasi puteri-puteranya dengan berlibur kenaikan kelas ke
nya. Tugas ke Eropa di bulan Juli misalnya, membuat sang anak negeri dimana anggota keluarga mereka tinggal. Kebetulan
dapat mengawal ibundanya. Hitung-hitung gratis hotel dan anggota keluarga mereka ada yang tinggal di negara Paman
kemudahan mendapatkan visa. Ketika ia bekerja di suatu tempat Sam, dan negeri kanguru.
selama beberapa hari, anaknya dapat menikmati perjalanan di Utami dan suami memimpin ‘rapat’ skenario liburan kare-
sekitar tempat tersebut yang tujuannya telah dipelajari sebelum- na tempat tujuan liburan semula tidak dapat dikunjungi.
nya melalui internet. Biasanya Nani akan memperpanjang masa Mengatasi kekecewaan bermain dilaut bagi anak-anak dilaku-
tinggal di negeri tempat tugasnya dua hari, agar dapat bersama kan melalui pendekatan logika akan risiko, serta
anaknya menikmati keindahan pemandangan, menelusuri muse- mengalihkannya berlibur ke gunung. Suatu contigency plan.

74 WARTA BEA CUKAI EDISI 393 AGUSTUS 2007


Nani dan Frans tidak menentukan tujuan dan waktu berlibur, buat hubungan antar orang demikian intensifnya, mengingat
karena tergantung pada waktu dan tempat tugas. Perencanaan ruang dan waktu yang terbatas, dan tak memungkinkan seo-
tetap dilakukan terutama terkait pada perihal yang akan dinikmati rangpun lepas dari kontak. Dinding tempat dan waktu
sambil dipelajari, dokumen perjalanan serta penambahan anggar- membuat kebersamaan semakin kental. Interaksi yang rekat
an untuk akomodasi. ini akan membuncahkan berbagai emosi, dari senang,
tersinggung, marah dan kembali berbaikan. Masa inilah yang
PERSIAPAN mematangkan diri individu dalam berinteraksi, dan membuat
Untuk persiapan pergi Dyah telah menganggarkan setahun diri dalam keseimbangan baru paska turbulensi emosi.
sebelumnya. Anak-anak Melihat pemandang-
diminta membuat visa an disepanjang perjalan-
sendiri, sehingga mereka an dapat merupakan
belajar bagaimana cara topik bahasan yang ha-
memperolehnya dan per- ngat. Disaat ini persepsi
syaratan apa yang diperlu- yang berbeda atas apa
kan. Baju dan oleh-oleh yang dilihat beserta latar
pesanan dari negeri sebe- belakangnya, memper-
rang mereka siapkan juga. kaya pikiran dan perasa-
Bepergian di dalam an. Tanpa disadari
negeri sering merupakan pelajaran bergulir ketika
rencana yang hanya persepsi dan pikiran
dibuat beberapa minggu seseorang berbeda dari
saja oleh keluarga ibu apa yang dimiliki. Ter-
Utami. Saat mereka san- nyata satu benda atau-
tai, anak-anak mengaju- pun persoalan menjadi
kan usulan ke pantai, ke berbeda makna bagi se-
gunung atau ke perke- orang ke orang lainnya.
mahan. Biasanya mere- Bagi mereka yang
ka kemudian menelpon berjalan seorang diri se-
adik-kakak ibu Utami dan perti Frans, sepanjang
mengajak mereka pergi perjalanan ia menikmati
bersama beriringan.
Pembagian tugas persi- TIPS LIBURAN kedekatannya dengan
alam, mempelajari
apan pun dilakukan. 1. Rencanakan transportasi dan akomodasi jauh hari sebelum perilaku tumbuhan dan
Biasanya menu dan ma- berangkat. Banyak penerbangan yang memberikan harga tiket binatang, juga perilaku
kanan merupakan tugas dan hotel lebih murah jika dipesan jauh hari sebelumnya. masyarakat sekitarnya.
ibu Utami, sementara Hotel memberikan harga khusus untuk peserta dalam jumlah Ia merenung memaknai
logistik lainnya disiapkan banyak dan periode waktu tertentu terkait dengan kegiatan hidupnya.
kakaknya. Bagi keluarga seminar, lokakarya, konferensi oleh institusi. Jadi masa tinggal
yang ekonominya tak di hotel sebelum dan paska pertemuan tugas dapat dimintakan TEMPAT TUJUAN
terlalu bagus, memberi- harga yang sama (potongan harga bagi perusahaan). LIBURAN
kan ide dan tenaganya 2. Pelajari lingkungan sekitar kota tujuan, jika masih dalam Sesampainya di tem-
guna kesuksesan perja- jangkauan dan berharga untuk dilihat, maka jangan lewatkan. pat tujuan, tim ibu Utami
lanan, semisal informasi 3. Bepergian ke luar negeri memerlukan perhatian khusus atas langsung bergerak melak-
perjalanan. paspor, visa, airport service charge. Pada beberapa negara sanakan tugas masing-
Mempersiapkan pergi visa dapat diurus on arrival, beberapa negara tidak. Beberapa masing sesuai pembagian
ke Pangandaran telah de- negara tidak mensyaratkan visa untuk paspor dinas. yang telah direncanakan.
ngan masak-masak mere- 4. Larangan membawa makanan, barang dari hewan atau Anak yang tadinya tak ter-
ka susun seperti peralatan tumbuhan dilakukan oleh Australia. Karena itu petunjuk saat gerak untuk serta menjadi
pantai, jenis permainan, mengurus visa tentang negara yang bersangkutan perlu termotivasi bergabung
penggolongan tim permain- dimintakan. untuk bersama-sama da-
an dan jenis hadiah bagi 5. Sesuaikan pakaian dengan iklim, etika dan budaya setempat lam tim. Permainan meru-
yang menang. Pembagian 6. Bawalah stop kontak listrik untuk bepergian ke luar negeri, pakan alat penguji
kerja dalam masa sebab seringkali stop kontaknya tidak sama dengan di Indone- sportivitas masing-masing
persiapan biasanya atas sia. Stop kontak sangat perlu untuk batere komputer, batere anggota tim. Pembagian
kehendak anak-anak, dan telpon genggam atau bahkan pemanas air minum. Beberapa ruang, pendominasian
orangtua memfasilitasi. hotel seperti rumah kuno di Eropa tidak menyediakan pemanas mungkin muncul, dan
Sesampainya mereka air minum di kamar. mekanisme meluruhkan
di pantai Pangandaran 7. Gunakan pemandu resmi untuk wisata ke wilayah yang akan keakuan yang terlampau
dan ternyata pantai Pa- dieksplorasi. Biasanya hotel dapat memberikan petunjuk. besar terjadi secara
ngandaran tidak ramah, 8. Jaga makan agar tak bermasalah dengan pencernaan. pelahan dalam hubungan
anak-anak dan para ibu- Bawalah obat-obatan yang biasa digunakan untuk penyakit timbal balik.
bapak berembug hendak yang sering menghampiri anda. Bilamana seseorang
meneruskan liburan dan mengajukan usul untuk
pilihan jatuh ke Garut. Selamat menikmati liburan. menikmati sesuatu, baik
Terlihat betapa serunya permainan, pemandang-
dialog antar anak, dipan- an ataupun melihat-lihat
du ibu-bapak menentukan rencana berikut dan mengganti sekeliling sampai membeli cinderamata, maka akan terlihat indivi-
persiapan permainan yang direncanakan untuk laut menjadi du yang kuat memberi pengaruh, individu yang bertindak sebagai
untuk permainan di gunung. pemecah kesulitan, individu yang mementingkan diri sendiri, dan
mereka yang bisa saling asah-asuh berdiri diatas kepentingan ba-
PERJALANAN nyak orang dengan membuat urutan pemenuhan keinginan.
Perjalanan merupakan bagian yang mungkin paling mem- Ratna Sugeng adalah seorang Psikiater, bisa dihubungi di ardiawika@yahoo.com

EDISI 393 AGUSTUS 2007 WARTA BEA CUKAI 75


PROFIL

SUKARNO
KEPALA SEKSI PABEAN I KPBC BANDUNG

“Jangan Merasa Bisa,


Tapi Harus Bisa Merasa...”
Kemauannya untuk menjadi seorang yang mempertemukan saya dengan kakak angkat saya tadi,”ujar
mandiri menguatkan tekad Sukarno pria kelahiran Ngawi 24 Agustus 1951.
Kakak angkatnya Bambang Sugianto adalah seorang
memutuskan untuk merantau mengikuti anggota Brimob (Brigade Mobil) yang ditugaskan di
seorang kawan yang mengajaknya untuk Departemen Hankam. Kakak angkatnya bertanggung jawab
mengadu nasib di Jakarta. menyediakan keperluan makan siang para pegawai Hankam
dan disanalah Sukarno bekerja di bagian dapur mencabuti

K
bulu ayam membantu kakaknya.
eputusan Sukarno, sosok profil WBC kali ini, datang Rupanya Sukarno tidak puas dengan pekerjaannya, ia
ke Jakarta pada 12 Januari 1973, sebenarnya tidak pun minta ijin kepada kakaknya untuk tidak bekerja satu hari
mendapat persetujuan dari ayahnya, almarhum untuk melihat-lihat Jakarta dan mencari informasi lowongan
Ronowiyono, seorang petani di Ngawi Jawa Timur, pekerjaan lain. Dari Kampung Melayu, Sukarno naik
karena sang ayah sudah mempersiapkan Sukarno angkutan umum menuju daerah Gandaria daerah yang cukup
bekerja sebagai pegawai di salah satu pabrik gula di Ngawi. banyak pabrik di daerah Jakarta Timur. Sampai di Gandaria
Namun Sukarno ketika itu tidak ingin menjadi pegawai pabrik hari sudah siang, dan ia pun singgah di sebuah rumah
gula karena ia ingin mencoba merubah nasibnya di Jakarta makan untuk mengisi perutnya. Rumah makan tersebut mulai
agar wawasannya berkembang tidak hanya sebatas di Ngawi dipenuhi oleh para pegawai pabrik yang ingin makan siang.
tempat kelahirannya.“Wawasan yang luas ketika itu cuma Ia pun semakin punya keinginan kuat untuk menjadi pegawai.
bisa di dapat di Jakarta,karena itu saya berangkat ke Melihat upaya Sukarno yang begitu gigih mencari
Jakarta,”terang Karno sapaan akrab Sukarno. pekerjaan, salah seorang kerabat kakak angkatnya
Ia mengisahkan, orang tuanya ketika itu tidak membekali menyarankan Sukarno untuk mengurus kartu pencari kerja
sepeser pun uang untuknya merantau ke Jakarta. Akhirnya ia atau kartu kuning untuk mencari lowongan pekerjaan di
menjual jam tangan kesayangannya sebagai modal untuk Departemen Tenaga Kerja (Depnaker). Informasi tersebut
merantau ke Jakarta. Setelah memiliki ongkos dan langsung ditindaklanjuti Sukarno ke Kantor Departemen Te-
persyaratan untuk mencari kerja yang menurutnya ketika itu naga Kerja dan pada Oktober 1973 ia lolos seleksi adminis-
cukup dengan ijasah, surat keterangan kelakuan baik dari trasi dan mengikuti tes penerimaan pegawai Departemen
kepolisian dan juga surat keterangan tidak terlibat G30S/PKI, Keuangan yang diselenggarakan melalui Depnaker.
maka pergilah Sukarno ke Jakarta bersama dengan seorang
sahabatnya. Tidak ada perasaan was-was atau bingung pada MENITI KARIR SEBAGAI OPERATOR RADIO
dirinya walaupun perjalanan ke Jakarta adalah yang pertama Tes yang diselenggarakan oleh Departemen Keuangan
kali buatnya. berlangsung di Jalan Bojana Tirta tepatnya di Puspla (Pusat
Bagi Sukarno, sikap dan tingkah laku haruslah baik dima- Pelatihan Bea Cukai yang kini menjadi Pusdiklat Bea Cukai).
na pun dan kepada siapa pun, sehingga buah dari kebaikan Serangkaian tes yang diikuti Sukarno ternyata kembali
akan dirasakan tanpa disadari. Ia kembali mengisahkan, membuahkan hasil. Ia pun lulus tes. “Dari hasil tes tersebut
dalam perjalanannya dari Madiun menuju Jakarta mengguna- baru diketahui kalau saya akan ditempatkan di Departemen
kan kereta api, ia bertemu dengan seorang penumpang yang Keuangan, dan dilimpahkan ke Bea Cukai, sebagai tenaga
membawa serta anaknya yang masih kecil. Sepanjang operator radio telegrafis,”kenang kakek dua cucu yang masih
perjalanan anak tersebut selalu menangis dan rewel karena aktif bermain tenis.
udara dalam kereta yang panas. Pendidikan operator radio diikuti Sukarno di daerah
Ia melihat bagaimana payahnya orang tua anak tersebut Gambir Jakarta Pusat tepatnya di di Kantor Postel (Pos dan
membujuk agar si anak tadi bisa diam dan tidak rewel. Telekomunikasi) selama satu tahun. “Untuk mendapatkan
Setelah meminta ijin dari orang tua si anak untuk membujuk uang saku, pagi hari sebelum mengikuti pendidikan, saya
anak yang rewel tersebut, Sukarno menggendong anak menjaga kios penyewaan komik,”kenangnya kembali.
tersebut dan mengajaknya bermain. Ternyata si anak tadi Pada 20 Februari 1975 Sukarno resmi menjadi pegawai
tidak rewel dan tidak menangis lagi, bahkan anak tadi sempat Bea Cukai sebagai operator radio di Kantor Pusat DJBC.
tertidur di gendongan Sukarno. Menjadi operator radio menurut Sukarno mempunyai suatu
Ketika si anak tadi tertidur terjadilah pembicaraan dengan tantangan tersendiri, dimana ia harus cekatan dalam
orang tua si anak tadi. Dari pembicaraan tersebut, orang tua menyampaikan informasi ke daerah dan cekatan pula
si anak tadi mengajaknya untuk tinggal bersama mereka di menerima informasi dari daerah. “Informasi yang kita terima
daerah Kampung Melayu dan bahkan diajak bekerja ditempat atau yang kita kirimkan itu harus tepat dan cepat karena
orang tua sang anak tadi (yang kemudian menjadi kakak dikirim dengan menggunakan kode morse,” terang Sukarno.
angkatnya di Jakarta). Walaupun sudah memiliki dasar pendidikan operator
“Mungkin karena prinsip saya tersebut, makanya Allah radio, Sukarno harus bisa mengikuti irama kerja. Ia
memberikan kemudahan bagi saya sampai ke Jakarta dengan mencontohkan persepsi penerimaan dari berbagai kantor di

76 WARTA BEA CUKAI EDISI 393 AGUSTUS 2007


daerah ketika itu disampaikan dalam bentuk kode
morse. “Saya pernah harus menyampaikan informasi
melalui radio ke Surabaya, pegawai di Surabaya
itu jago morse, kalau kita salah atau telat
merespon bisa di marahin sama dia, nah supaya
gak dimarahin saya terus menekuni pekerjaan
saya dan bisa mengikuti irama kerja lawan bicara
kita di sana,”kenang Sukarno yang bekerja
sebagai operator radio selama sepuluh tahun.
Satu hal yang tidak mungkin dilupakannya
adalah ketika harus turut serta dalam proses
integrasi Timor-Timur ke Indonesia. Ketika itu
Bea Cukai menurut Sukarno mendapat tugas
untuk membantu pemerintah menyalurkan
bantuan dan mobilisasi pasukan ke Timor-
Timur dalam rangka integrasi dengan menggu-
nakan kapal patroli. Sukarno pun ikut dalam
kapal patroli BT (ejaan lama dari BC.red) 802
sebagai operator radio.
Ketika itu dirinya seperti orang gunung
yang baru tahu laut dengan ombaknya dan
kapal patroli dengan segala fasilitasnya.
Karena baru sekali menumpang kapal patroli,
Sukarno mengaku mabuk laut dan tidak bisa
tidur karena gelombang laut yang menghempas
badan kapal.”Waktu pertama kali lihat kapal
patroli saya seperti orang bingung, grogi.
Sampai-sampai saya tidur di atas kap mesin
buritan kapal, bawa bantal, bawa sarung supaya
hangat. Selama perjalanan perut juga mual
karena kapal patroli goyang dihantam
gelombang laut, nah pada tugas itu saya baru
‘kenalan’ sama laut,” kenang Sukarno yang
pernah bertugas di Kanwil III DJBC Tanjung Balai
Karimun . Di kapal patroli Sukarno bertugas untuk
mengirimkan segala macam informasi yang
dibutuhkan oleh Jakarta mengenai berbagai keadaan
di Timor-Timur melalui radio.
Keberhasilan Sukarno menjadi seorang Pegawai
Negeri Sipil membuat kedua orang tuanya bangga. Ia
menceritakan bagaimana orang tuanya yang
seorang petani dan seorang ibu rumah tangga
bangga melihat anaknya yang pergi ke
kota tanpa bekal yang cukup dan
tanpa bantuan orang tua
mampu mencari kerja di
Jakarta. Namun ada
sedikit penyesal-
an dari dalam
hatinya
karena
Sukarno
be-
lum

EDISI 393 AGUSTUS 2007 WARTA BEA CUKAI 77


PROFIL
DOK. PRIBADI
Malang, Jawa Timur. Ia
tidak tahu sebelumnya
kalau ayam yang ia ter-
nakkan dan dijual terse-
but menjadi ayam adu-
an dan terkenal.”Terus
terang saja saya gak
tau kalau orang yang
beli ayam hasil ternak
saya menjadi ayam adu-
an dan terkenal
pula,”ungkap Sukarno.
Begitu pula ketika
ia bertugas di Tanjung
Balai Karimun tahun
2000, disela-sela
kesibukkannya disana
ia masih bisa meng-
hasilkan sesuatu yang
bermanfaat bagi diri-
nya. Ia menceritakan
ketika hari Minggu
atau hari libur nasio-
nal, ia sengaja berbu-
ru barang-barang
elektronik bekas da-
lam berbagai kondisi.
Dengan pengetahuan
kelistrikkan yang cu-
kup memadai Sukarno
berhasil merekondisi
barang-barang elek-
tronik tadi dan menju-
alnya ke Jakarta. “Ha-
BERSAMA KELUARGA. Selalu untuk bisa membimbing keluarga walau jauh dari keluarga silnya lumayan buat
nambah-nambah uang
sempat membalas budi kepada ayahnya yang meninggal pa- dapur,”ujar Sukarno suami dari Henny Sri Poerwanti.
da tahun 1975 ketika baru bertugas selama empat bulan di Namun diakui Sukarno yang saat ini bertugas di KPBC
Kantor Pusat DJBC,“Saya cuma bisa mendoakan beliau agar Bandung sebagai Kasi Pabean I sejak 2004, hal tersebut
diberi tempat yang layak di sisiNya,”kata Sukarno. tidak sempat ia lakoni kembali karena volume kerja yang
begitu padat. Ia berprinsip kegemarannya untuk mencoba
BERTANGAN DINGIN DOK. PRIBADI
Ada suatu hal yang sempat membuatnya merasa was-
was ketika ia menjabat sebagai Kasubsi Hanggar pada KPBC
Tanjung Pandan, ketika itu Sukarno pada 1989 dipanggil
secara mendadak ke Kantor Pusat,”Ketika saya dipanggil ke
Kantor Pusat saya bertanya-tanya, apa ada yang salah dengan
pekerjaan saya?”kenang Sukarno yang ketika itu sampai ha-
rus memeriksa berkas-berkas pekerjaannya karena khawatir
telah berbuat salah dalam menjalankan tugas, karena
dipanggil mendadak dan dibriefing oleh Dirjen yang ketika itu
dijabat oleh Sudjana.
Ketika mengikuti briefing di kantor pusat, barulah Sukarno
mengetahui bahwa dirinya bersama dengan ke-60 pegawai
yang dipanggil mendadak akan dipindahtugaskan, dan Su-
karno dipindahkan ke KPBC Soekarno-Hatta sebagai Kasub-
si Penelitian Dokumen (pendok) selama tiga tahun yang
kemudian pindah ke KPBC Kebumen sebagai Kepala Urusan
Umum (Kaur Umum)
Selama bertugas di Kebumen Sukarno mengaku mempu-
nyai banyak teman, mulai dari para pegawai sampai masya-
rakat biasa. Dari pergaulan dengan masyarakat setempat
lanjutnya, banyak manfaat yang bisa ia peroleh, salah satu-
nya adalah pengetahuan mengenai pemeliharaan ayam jago.
Pengetahuan yang diperolehnya tersebut ia coba terapkan
dan ternyata berhasil, ayam jago yang ia ternakkan berhasil
dan selalu dicari oleh para penggemar ayam jago.
Pada awalnya lanjut Sukarno, ia berniat membiakkan ayam
jago karena kesibukanya di Kebumen tidak terlalu banyak
sehingga ia memanfaatkan waktu luang untuk membiakkan
ayam jago. Ayam jago yang dipelihara Sukarno terkenal kare-
na memiliki kualitas yang sangat baik dan terkenal sampai ke SUKARNO. Berusaha untuk memberikan yang terbaik bagi DJBC.

78 WARTA BEA CUKAI EDISI 393 AGUSTUS 2007


DOK. PRIBADI
hal baru yang menghasilkan jangan sampai mengganggu
pekerjaan utamanya sebagai pegawai DJBC.

HARUS BISA MERASA


Berbagai tempat yang pernah ia singgahi diakui Sukarno
memberikan kesan tersendiri. Terutama ketika harus bergaul
dengan orang-orang sekitar. Menurutnya ketika berada
disuatu tempat baru, maka yang harus pertama kali diketahui
adalah budaya masyarakat setempat,dimana dirinya harus
bisa menyesuaikan diri dengan keadaan.
Ia kembali menceritakan mengenai keberhasilannya
membiakkan ayam jago. Ia peroleh pengetahuan tersebut
dari masyarakat Kebumen yang gemar memelihara ayam
jago. “Saya memperhatikan bagaimana cara memelihara,
bagaimana cara memberi makan dan bagaimana merawat
ayam yang sakit. Saya ikuti saja apa yang dibicarakan
dan ternyata berhasil,”ungkap Sukarno.
Selain itu pergaulannya dengan berbagai macam tipe
orang juga mengharuskan dirinya untuk mampu merasa apa
yang dirasa oleh orang lain. Ia mencontohkan dalam
bertugas ia harus bisa merasakan kesulitan pimpinan, rekan
kerjanya atau anak buahnya dalam menjalankan pekerjaan.
Jangan sampai seseorang tersebut menjadi orang yang pa-
ling bisa dan tidak merasakan kesulitan yang dirasakan oleh
orang lain pimpinan, rekan kerja atau bahkan anak buah.
”Kalau kita bisa meraskan sulitnya jadi pimpinan, maka BERSEPEDA. Sukarno (paling depan) ketika menyalurkan hobi bersepeda
usahakan jangan sampai menyulitkan pimpinan dalam bersama rekan-rekannya
memimpin kita, usahakan peduli dan bantu pimpinan kita
dalam melaksanakan tugas,” ujarnya. akan dipertanggungjawabkan dihadapan Tuhan,”Lakukan se-
“Kalau suatu saat kita mendapatkan kesulitan dalam be- tiap tugas yang diberikan sebagai bentuk pertanggungjawab-
kerja atau apa saja, kemudian kesulitan kita tidak mampu an kita kepada Tuhan karena Tuhanlah yang maha
dirasa oleh orang lain atau atasan kita, itu yang paling susah, menilai,berusahalah yang terbaik bagi DJBC,”pesan Sukarno.
makanya saya berusaha sedapat mungkin untuk bisa mera- Selanjutnya kepada para pegawai yang akan mema-
sakan dan tidak merasa bisa…,”papar Sukarno mengenai suki masa pensiun Sukarno juga menghimbau agar pen-
prinsip hidupnya. siun jangan dijadikan sebagai suatu hal yang menakutkan
Hal serupa juga ia terapkan dalam mendidik ketiga anak- “Masa pensiun masih bisa diisi dengan hal-hal yang ber-
nya Muhammad Mansur, Syani Sarifatun dan Yuli Sukaesih guna yang tidak sempat kita lakukan ketika masih aktif,
serta dua cucunya dalam menghadapi suatu masalah. jalani dengan ikhlas lilahi ta’ala,” ujarnya menutup pembi-
Menurutnya setiap masalah pasti ada jalan keluarnya. “Suatu caraan dengan WBC. zap
permasalahan harus dise- DOK. PRIBADI
lesaikan secara bersama
dan setidaknya dapat dira-
sa oleh lingkungan kita,”
ujarnya.
Begitu juga mengenai
etika sopan santun, ia me-
ngatakan jika melihat ada
salah satu anak atau cucu-
nya kurang berlaku sopan,
maka ia akan menegurnya
dan menasehati, agar
selalu berlaku sopan
jangan sampai nanti ketika
menjadi orang tua tidak
diperlakukan secara sopan
oleh anak cucu.
Menjelang masa pensi-
un pada 1 September 2007
Sukarno berpesan kepada
para rekan-rekan yang ma-
sih aktif maupun juga yang
masih baru bekerja di
DJBC agar dapat menja-
lankan tugas dengan baik,
karena menurutnya tugas
yang diemban setiap
petugas Bea Cukai adalah
amanah dari Tuhan yang
harus dijalankan dengan
baik karena tidak hanya di-
pertanggungjawabkan
kepada atasan, tetapi nanti DI GEDE BAGE BANDUNG. Saat sedang melaksanakan tugas rutin sebagai Kasi Pabean I Kanwil IX DJBC Bandung

EDISI 393 AGUSTUS 2007 WARTA BEA CUKAI 79


K E P U T U S A N & K E T E T A P A N
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI
NOMOR : P-17/BC/2007

TENTANG
PENYEDIAAN DAN PEMESANAN PITA CUKAI
HASIL TEMBAKAU

DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,


Menimbang :
bahwa dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat usaha dan efisiensi penyediaan pita
cukai, dipandang perlu menetapkan kembali Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai tentang
penyediaan dan pemesanan pita cukai hasil tembakau;

Mengingat :
1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3612)
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4661);
2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1995 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3613);
3. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 240/KMK.05/1996 tentang Pelunasan Cukai sebagaimana
telah diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 105/KMK.05/1997;
4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 610/PMK.04/2004 tentang Penyediaan dan Desain Pita Cukai
Hasil Tembakau;
5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 131/PMK.01/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Departemen Keuangan;
6. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 133/PMK.01/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi
Vertikal Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.

MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI TENTANG PENYEDIAAN DAN PEMESANAN
PITA CUKAI HASIL TEMBAKAU.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai ini, yang dimaksud dengan :
1. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Bea dan Cukai.
2. Direktur adalah Direktur Cukai pada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
3. Kantor Pusat adalah Kantor Pusat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
4. Kantor Wilayah adalah Kantor Wilayah Bea dan Cukai yang membawahi Kantor Pelayanan Bea dan
Cukai yang mengawasi pabrik atau lokasi tempat usaha importir hasil tembakau.
5. Kantor Pelayanan adalah Kantor Pelayanan Bea dan Cukai yang mengawasi pabrik atau lokasi
tempat usaha importir hasil tembakau.
6. Kepala Kantor adalah Kepala Kantor Pelayanan Bea dan Cukai.
7. Kepala Seksi Kepabeanan dan Cukai adalah Kepala Seksi Kepabeanan dan Cukai pada Kantor
Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A1, A2, A3, atau A4.
8. Kepala Subseksi Kepabeanan dan Cukai adalah Kepala Subseksi Kepabeanan dan Cukai pada
Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe B.
9. Kepala Seksi Perbendaharaan adalah Kepala Seksi Perbendaharaan pada Kantor Pelayanan Bea
dan Cukai Tipe A1, A2, A3, atau A4.
10. Kepala Subseksi Perbendaharaan adalah Kepala Subseksi Perbendaharaan pada Kantor
Pelayanan Bea dan Cukai Tipe B.
11. Pengusaha adalah pengusaha pabrik atau importir hasil tembakau atau kuasanya.
12. Permohonan Penyediaan Pita Cukai (P3C) adalah dokumen yang digunakan Pengusaha untuk
mengajukan permohonan penyediaan pita cukai sebelum pengajuan CK-1.
13. Permohonan Penyediaan Pita Cukai Tambahan (P3CT) adalah dokumen yang digunakan
Pengusaha untuk mengajukan permohonan penyediaan pita cukai dalam hal jumlah yang diajukan
dengan P3C tidak mencukupi.
14. Daftar Permohonan Penyediaan Pita Cukai (DP3C) adalah dokumen yang digunakan Kantor
Pelayanan untuk mengajukan permohonan penyediaan pita cukai ke Kantor Pusat yang merupakan
rekapitulasi P3C yang pita cukainya disediakan di Kantor Pelayanan.

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 393 AGUSTUS 2007


1
K E P U T U S A N & K E T E T A P A N
15. Daftar Permohonan Penyediaan Pita Cukai Tambahan (DP3CT) adalah dokumen yang digunakan
Kantor Pelayanan untuk mengajukan permohonan penyediaan pita cukai ke Kantor Pusat yang
merupakan rekapitulasi P3CT yang pita cukainya disediakan di Kantor Pelayanan.
16. Produksi adalah produksi pabrik yang direalisasikan dengan dokumen CK-1.
17. Biaya Pengganti adalah biaya yang harus dibayar oleh Pengusaha atas penyediaan pita cukai yang
telah diajukan dengan P3C dan/atau P3CT tetapi tidak direalisasikan dengan CK-1.

BAB II
PENYEDIAAN PITA CUKAI

Pasal 2
(1) Pita cukai hasil tembakau disediakan di Kantor Pusat dan di Kantor Pelayanan.
(2) Pita cukai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disediakan berdasarkan P3C, P3CT, DP3C, dan/
atau DP3CT.
(3) Tata cara penyediaan pita cukai hasil tembakau dilaksanakan sebagaimana ditetapkan dalam
Lampiran I Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai ini.

Pasal 3
(1) Pita cukai hasil tembakau untuk Pengusaha dengan total produksi semua jenis hasil tembakau
dalam 1 (satu) tahun takwim sebelumnya lebih dari 100.000.000 (seratus juta) batang dan/atau
gram, disediakan di Kantor Pusat.
(2) Pita cukai hasil tembakau untuk Pengusaha dengan total produksi semua jenis hasil tembakau
dalam 1 (satu) tahun takwim sebelumnya sampai dengan 100.000.000 (seratus juta) batang dan/
atau gram, disediakan di Kantor Pelayanan.
(3) Pengusaha sebagaimana dimaksud pada ayat (2) atas permintaan yang bersangkutan dapat
mengambil sendiri pita cukainya di Kantor Pusat.

Pasal 4
(1) Untuk penyediaan pita cukai, Pengusaha wajib mengajukan P3C dengan menggunakan format
sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran II Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai ini kepada
Kepala Kantor.
(2) Untuk Pengusaha golongan I, II, III, dan IIIA, P3C sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan
mulai tanggal 1 (satu) sampai tanggal 10 (sepuluh) untuk kebutuhan periode 1 (satu) bulan
berikutnya.
(3) Untuk Pengusaha golongan IIIB, P3C sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan mulai tanggal
1 (satu) sampai tanggal 10 (sepuluh) untuk kebutuhan periode 3 (tiga) bulan berikutnya.
(4) Batas waktu pengajuan P3C sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dapat diberikan
pengecualian dalam hal:
a. Pengusaha mengalami kenaikan golongan; atau
b. Pengusaha yang Nomor Pokok Pengusaha Barang Kena Cukai (NPPBKC)-nya diaktifkan
kembali setelah pembekuannya dicabut.
(5) Untuk pita cukai yang disediakan di Kantor Pusat, Kepala Kantor menyampaikan P3C sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ke Kantor Pusat pada hari kerja berikutnya setelah P3C diterima.
(6) Untuk pita cukai yang disediakan di Kantor Pelayanan, Kepala Kantor menyampaikan DP3C ke
Kantor Pusat pada hari kerja berikutnya setelah P3C diterima.
(7) DP3C sebagaimana dimaksud pada ayat (6) menggunakan format sebagaimana ditetapkan dalam
Lampiran III Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai ini.

Pasal 5
(1) Dalam hal pita cukai yang telah disediakan berdasarkan P3C sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 tidak
mencukupi, Pengusaha dapat mengajukan P3CT kepada Kepala Kantor dan diterima di Kantor Pusat
paling lambat tanggal 20 (dua puluh) pada bulan pengajuan CK-1 dengan menggunakan format
sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran IV Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai ini.
(2) Pengajuan P3CT sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dapat dilakukan 1 (satu) kali dalam
jangka waktu 1 (satu) bulan setelah didahului dengan pengajuan P3C untuk jenis pita cukai dengan
spesifikasi jenis hasil tembakau, seri, warna, tarif, dan Harga Jual Eceran (HJE) yang sama.
(3) Batas waktu pengajuan P3CT pada akhir tahun dan menjelang adanya kebijakan baru di bidang
cukai diterima di Kantor Pusat paling lambat tanggal 10 (sepuluh) bulan pengajuan CK-1.
(4) Untuk pita cukai yang disediakan di Kantor Pusat, Kepala Kantor menyampaikan P3CT
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ke Kantor Pusat pada hari kerja berikutnya setelah P3CT
diterima.
(5) Untuk pita cukai yang disediakan di Kantor Pelayanan, Kepala Kantor menyampaikan DP3CT ke
Kantor Pusat pada hari kerja berikutnya setelah P3CT diterima.
(6) DP3CT sebagaimana dimaksud pada ayat (5) menggunakan format sebagaimana ditetapkan dalam
Lampiran V Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai ini.

2 BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 393 AGUSTUS 2007


K E P U T U S A N & K E T E T A P A N
Pasal 6
(1) Jumlah pita cukai yang diajukan dalam P3C:
a. Untuk Pengusaha golongan I, II, III, dan IIIA paling banyak 100% (seratus persen) dari rata-rata
bulanan jumlah pita cukai yang dipesan dengan CK-1 dalam kurun waktu 3 bulan terakhir sebelum
pengajuan P3C, dengan memperhatikan batasan produksi golongan pengusaha pabrik;
b. Untuk Pengusaha golongan IIIB paling banyak 200% (dua ratus persen) dari rata-rata bulanan
jumlah pita cukai yang dipesan dengan CK-1 dalam kurun waktu 3 bulan terakhir sebelum
pengajuan P3C, dengan memperhatikan batasan produksi golongan pengusaha pabrik;
c. Dalam hal rata-rata bulanan jumlah pita cukai yang dipesan dengan CK-1 dalam kurun waktu 3
bulan terakhir sebelum pengajuan P3C kurang dari 500 (lima ratus) lembar, jumlah pita cukai
yang dapat diajukan dalam P3C paling banyak 1.000 (seribu) lembar dengan memperhatikan
batasan produksi golongan pengusaha pabrik; atau
d. Dalam hal data rata-rata bulanan jumlah yang dipesan dengan CK-1 dalam kurun waktu 3
bulan terakhir sebelum pengajuan P3C untuk jenis pita cukai yang diajukan tidak tersedia,
jumlah pita cukai yang diajukan sesuai kebutuhan bulanan dengan memperhatikan batasan
produksi golongan pengusaha pabrik.
(2) Jumlah pita cukai yang diajukan dalam P3CT paling banyak 50% dari P3C yang telah diajukan
untuk periode yang sama dengan memperhatikan batasan produksi golongan pengusaha pabrik.
(3) P3C dan P3CT yang jumlahnya melebihi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat
(2) diajukan melalui Kantor Pelayanan untuk mendapat izin Direktur Jenderal u.p. Direktur.
(4) Jumlah pita cukai yang diajukan dengan P3C atau P3CT harus dalam kelipatan 10 (sepuluh) lembar.

BAB III
PEMESANAN PITA CUKAI

Pasal 7
(1) Untuk mendapatkan pita cukai, Pengusaha mengajukan pemesanan pita cukai dengan
menggunakan dokumen pemesanan pita cukai (CK-1) kepada Kepala Kantor.
(2) Tata cara pemesanan pita cukai hasil tembakau sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran VI
Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai ini.

BAB IV
PENGEMBALIAN PITA CUKAI

Pasal 8
(1) Setelah berakhirnya tahun anggaran dan/atau berlakunya kebijakan baru di bidang cukai, terhadap
pita cukai yang telah disediakan berdasarkan P3C, DP3C, P3CT, dan/atau DP3CT yang belum
direalisasikan dengan CK-1 yang masih berada di Kantor Pelayanan dan Kantor Pusat dilakukan
pencacahan.
(2) Pencacahan pita cukai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 60 (enam
puluh) hari oleh:
a. Kepala Kantor atas sisa persediaan pita cukai di Kantor Pelayanan; dan
b. Kasubdit Pita Cukai atas nama Direktur atas sisa persediaan pita cukai di Kantor Pusat.
(3) Hasil pencacahan pita cukai sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, dituangkan dalam Berita
Acara Pencacahan yang dibuat rangkap 2 (dua) dengan peruntukan:
a. Asli untuk Kepala Kantor Pelayanan; dan
b. Tembusan untuk Kepala Kantor Wilayah.
(4) Hasil pencacahan pita cukai sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b, dituangkan dalam Berita
Acara Pencacahan dan disampaikan kepada Direktur.
(5) Sisa pita cukai sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a dan Berita Acara Pencacahan
sebagaimana dimaksud pada ayat (3), dikembalikan oleh Kepala Kantor ke Kantor Pusat, paling
lambat 60 (enam puluh) hari setelah dilakukan pencacahan.
(6) Kantor Pusat melakukan pemusnahan atas sisa pita cukai sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
sesuai ketentuan yang berlaku.
(7) Pemusnahan atas pita cukai sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a dapat dilakukan oleh
Kepala Kantor atau Kepala Kantor Wilayah setelah mendapatkan ijin dari Direktur Jenderal.

BAB V
BIAYA PENGGANTI PENYEDIAAN PITA CUKAI

Pasal 9
(1) Pengusaha yang telah mengajukan P3C dan/atau P3CT yang tidak menyelesaikan seluruhnya dengan CK-1
karena pita cukainya sudah tidak dapat digunakan lagi, dikenakan biaya pengganti penyediaan pita cukai.

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 393 AGUSTUS 2007


3
K E P U T U S A N & K E T E T A P A N
(2) Dikecualikan dari ketentuan pada ayat (1) dalam hal terjadi:
a. perubahan Tarif dan/atau HJE sebagai akibat dari kebijakan pemerintah atau temuan audit;
b. kenaikan golongan pengusaha pabrik;
c. kenaikan HJE karena Harga Transaksi Pasar melebihi HJE;
d. yang bersangkutan tidak dapat dilayani pemesanan pita cukainya;
atau
e. karena kesalahan pengadministrasian oleh Pejabat Bea dan Cukai.
(3) Biaya pengganti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) besarnya untuk tiap-tiap keping sebagai berikut :
a. Pita cukai seri I : Rp 18,00 (delapan belas rupiah);
b. Pita cukai seri II : Rp 35,00 (tiga puluh lima rupiah); dan
c. Pita cukai seri III : Rp 18,00 (delapan belas rupiah).
(4) Terhadap sisa pita cukai yang tidak diselesaikan dengan CK-1 sebagaimana dimaksud dalam pasal
8 ayat (2) huruf a, Kepala Kantor menerbitkan Surat Pemberitahuan Pengenaan Biaya Pengganti
(SPPBP) kepada Pengusaha.
(5) Terhadap sisa pita cukai yang tidak diselesaikan dengan CK-1 sebagaimana dimaksud dalam pasal
8 ayat (2) huruf b, Direktur memberitahukan kepada Kepala Kantor untuk menerbitkan Surat
Pemberitahuan Pengenaan Biaya Pengganti (SPPBP) kepada Pengusaha.
(6) Pembayaran biaya pengganti dibuktikan dengan menggunakan Surat Setoran Cukai atas Barang
Kena Cukai dan PPN Hasil Tembakau Buatan Dalam Negeri (SSCP) sebagai Penerimaan Cukai
Lainnya dengan Mata Anggaran Penerimaan (MAP) 411519.
(7) Biaya pengganti harus dilunasi paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal diterimanya SPPBP.
(8) Dalam hal biaya pengganti tidak dilunasi dalam waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (6),
pemesanan CK-1 berikutnya tidak dilayani.
(9) Format SPPBP sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dan ayat (5) menggunakan format
sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran VII Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai ini.

BAB VI
KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 10
(1) P3C dan/atau DP3C untuk pita cukai kebutuhan bulan Juli 2007 diterima di Kantor Pusat DJBC
paling lambat tanggal 15 Juni 2007.
(2) P3C dan DP3C yang diajukan sebelum tanggal 1 Juni 2007, pengajuan CK-1:
a. diterima di Kantor Pelayanan paling lambat tanggal 27 Juni 2007, dalam hal pita cukai
disediakan di Kantor Pelayanan; dan
b. diterima di Subdit Pita Cukai paling lambat tanggal 27 Juni 2007, dalam hal pita cukai
disediakan di Kantor Pusat.
(3) P3CT dan/atau DP3CT untuk pita cukai kebutuhan bulan Juni 2007 sudah harus diterima di Kantor
Pusat DJBC paling lambat tanggal 12 Juni 2007.
(4) Pengajuan permohonan penyediaan/pemesanan yang melewati jangka waktu sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) tidak dilayani.

BAB VII
PENUTUP

Pasal 11
Pada saat Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai ini mulai berlaku, maka Peraturan Direktur
Jenderal Bea dan Cukai Nomor P-22/BC/2005 tentang Penyediaan dan Tata Cara Pemesanan Pita
Cukai Hasil Tembakau sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai
Nomor P-04/BC/2006 dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi.

Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku sejak tanggal 2 Juli 2007.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Peraturan Direktur Jenderal Bea dan
Cukai ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 06 Juni 2007

DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI

-ttd-

ANWAR SUPRIJADI
NIP 120050332

4 BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 393 AGUSTUS 2007


K E P U T U S A N & K E T E T A P A N
LAMPIRAN I
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI
NOMOR : P-17/BC/2007 TANGGAL : 06 JUNI 2007

TATA CARA PENYEDIAAN PITA CUKAI HASIL TEMBAKAU

A. PITA CUKAI DISEDIAKAN DI KANTOR PUSAT


1. Pengusaha melakukan kegiatan sebagai berikut:
a. mengisi format P3C atau P3CT dengan lengkap dan benar; dan
b. mengajukan kepada Kepala Kantor u.p. Kepala Seksi Kepabeanan dan Cukai/Kepala Subseksi
Kepabeanan dan Cukai.
P3C atau P3CT dibuat rangkap 3, terdiri dari:
- lembar pertama untuk Kepala Seksi Kepabeanan dan Cukai/Kepala Subseksi Kepabeanan dan
Cukai;
- lembar kedua untuk Direktur u.p. Kasubdit Pita Cukai; dan
- lembar ketiga untuk pengusaha yang bersangkutan.

2. Kepala Seksi Kepabeanan dan Cukai/Kepala Subseksi Kepabeanan dan Cukai melakukan kegiatan
sebagai berikut:
a. menerima P3C atau P3CT dari pengusaha;
b. meneliti apakah pengusaha yang bersangkutan termasuk dalam daftar pengusaha yang dapat
atau tidak dapat dilayani pemesanan pita cukainya;
c. dalam hal pengusaha tidak dapat dilayani pemesanan pita cukainya, P3C atau P3CT
dikembalikan pada yang bersangkutan dengan mengunakan format Nota Penolakan
sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran VIII Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai ini;
d. meneliti kebenaran pengisian P3C meliputi seri, warna, tarif, peruntukan, HJE, dan kode
personalisasi jika ada, dan periode pengajuan P3C;
e. meneliti apakah P3C untuk periode yang sama pernah diajukan dalam hal pengusaha
mengajukan P3CT;
f. mengembalikan dokumen tersebut kepada pengusaha yang bersangkutan untuk diperbaiki
dalam hal pengisian P3C atau P3CT tidak lengkap dan/atau tidak benar;
g. menandatangani, memberi nomor dan membukukan P3C atau P3CT dalam buku bambu P3C
dan/atau P3CT dalam hal P3C atau P3CT lengkap dan benar; dan
h. mengarsipkan lembar pertama P3C dan/atau P3CT untuk diperhitungkan dengan CK-1nya,
mengirimkan lembar kedua untuk Direktur u.p. Kasubdit Pita Cukai, dan lembar ketiga untuk
pengusaha yang bersangkutan.
3. Kasubdit Pita Cukai melakukan kegiatan sebagai berikut:
a. menerima P3C atau P3CT dari Kepala Seksi Kepabeanan dan Cukai/Kepala Subseksi
Kepabeanan dan Cukai; dan
b. meneruskan P3C atau P3CT tersebut kepada Kepala Seksi Penyimpanan dan Pendistribusian.
4. Kepala Seksi Penyimpanan dan Pendistribusian melakukan kegiatan sebagai berikut:
a. menerima P3C atau P3CT dari Kasubdit Pita Cukai;
b. membukukan P3C atau P3CT dalam buku bambu;
c. membuat usulan pesanan pita cukai hasil tembakau kepada Kepala Seksi Penyediaan dan
Penukaran;
d. mengarsipkan P3C atau P3CT tersebut;
e. menerima pita cukai dari Kepala Seksi Penyediaan dan Penukaran; dan
f. menyimpan pita cukai yang diterima.
5. Kepala Seksi Penyediaan dan Penukaran melakukan kegiatan sebagai berikut:
a. menerima usulan pesanan pita cukai dari Kepala Seksi Penyimpanan dan Pendistribusian;
b. meneliti usulan pesanan pita cukai;
c. membuat daftar pesanan pita cukai kepada penyedia pita cukai;
d. menerima pita cukai dari penyedia pita cukai;
e. menyerahkan pita cukai kepada Kepala Seksi Penyimpanan dan Pendistribusian; dan
f. mengarsipkan usulan pesanan pita cukai tersebut.

B. PITA CUKAI DISEDIAKAN DI KANTOR PELAYANAN


1. Pengusaha melakukan kegiatan sebagai berikut:
a. mengisi format P3C atau P3CT dengan lengkap dan benar; dan
b. mengajukan kepada Kepala Kantor u.p. Kepala Seksi Kepabeanan dan Cukai/Kepala Subseksi
Kepabeanan dan Cukai.
P3C atau P3CT dibuat rangkap 3, terdiri dari:
- lembar pertama untuk Kepala Seksi Kepabeanan dan Cukai/Kepala Subseksi Kepabeanan dan
Cukai;
- lembar kedua untuk Kepala Seksi Perbendaharaan/Kepala Subseksi Perbendaharaan; dan
- lembar ketiga untuk pengusaha yang bersangkutan.

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 393 AGUSTUS 2007


5
K E P U T U S A N & K E T E T A P A N
2. Kepala Seksi Kepabeanan dan Cukai/Kepala Subseksi Kepabeanan dan Cukai melakukan
kegiatan sebagai berikut:
a. menerima P3C atau P3CT dari pengusaha;
b. meneliti apakah pengusaha yang bersangkutan termasuk dalam daftar pengusaha yang
dapat atau tidak dapat dilayani pemesanan pita cukainya;
c. dalam hal pengusaha tidak dapat dilayani pemesanan pita cukainya, P3C atau P3CT
dikembalikan pada yang bersangkutan dengan mengunakan format Nota Penolakan
sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran VIII Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai ini;
d. meneliti kebenaran seri, warna, tarif, peruntukan, HJE, dan kode personalisasi jika ada;
e. meneliti perhitungan jumlah pita cukai yang diajukan dalam P3C atau P3CT tersebut
dengan memperhatikan batasan produksi pabrik untuk golongan pengusaha tersebut;
f. meneliti periode P3C atau P3CT yang diajukan;
g. mengembalikan dokumen tersebut kepada pengusaha yang bersangkutan untuk diperbaiki
dalam hal pengisian P3C atau P3CT tidak lengkap dan/atau tidak benar;
h. menandatangani, memberi nomor dan membukukan P3C atau P3CT dalam buku bambu
P3C atau P3CT dalam hal P3C atau P3CT lengkap dan benar; dan
i. mengarsipkan lembar pertama P3C atau P3CT untuk diperhitungkan dengan CK-1-nya,
menyerahkan lembar kedua kepada Kepala Seksi Perbendaharaan/Kepala Subseksi
Perbendaharaan dan lembar ketiga kepada pengusaha yang bersangkutan.
3. Kepala Seksi Perbendaharaan/Kepala Subseksi Perbendaharaan melakukan kegiatan sebagai
berikut:
a. merekapitulasi P3C atau P3CT lembar kedua yang diterima ke dalam DP3C atau DP3CT;
b. mengirimkan DP3C atau DP3CT yang telah ditandatangani Kepala Kantor kepada Direktur
u.p. Kasubdit Pita Cukai; dan
c. mengarsipkan P3C atau P3CT lembar kedua.
4. Kasubdit Pita Cukai menerima dan meneruskan DP3C atau DP3CT kepada Kepala Seksi
Penyimpanan dan Pendistribusian.
5. Kepala Seksi Penyimpanan dan Pendistribusian setelah menerima DP3C atau DP3CT
melakukan kegiatan sebagai berikut:
a. membukukan DP3C atau DP3CT dalam buku bambu dan menatausahakannya;
b. membuat usulan pesanan pita cukai hasil tembakau kepada Kepala Seksi Penyediaan dan
Penukaran;
c. menerima pita cukai dari Kepala Seksi Penyediaan dan Penukaran Pita Cukai dan
menyimpannya di gudang pita cukai;
d. mempersiapkan pita cukai yang akan dikirimkan sesuai seri, warna, tarif, HJE dan kode
personalisasi yang ada dalam DP3C kemudian membuat Daftar Pengiriman Pita Cukai
(DPPC) dan Daftar Sisa Pita Cukai yang Belum Dikirim atas nama Kasubdit Pita Cukai;
dan
e. mengirimkan atau menyerahkan pita cukai dilampiri dengan DPPC dan Daftar Sisa Pita
Cukai Yang Belum Dikirim kepada Kepala Kantor tujuan.
6. Kepala Seksi Penyediaan dan Penukaran melakukan kegiatan sebagai berikut:
a. menerima usulan pesanan pita cukai dari Kepala Seksi Penyimpanan dan Pendistribusian;
b. meneliti usulan pesanan pita cukai;
c. membuat daftar pesanan pita cukai kepada penyedia pita cukai;
d. menerima pita cukai dari penyedia pita cukai;
e. menyerahkan pita cukai kepada Seksi Penyimpanan dan Pendistribusian; dan
f. mengarsipkan usulan pesanan pita cukai tersebut.
7. Kepala Kantor u.p. Kepala Seksi Perbendaharaan/Kepala Subseksi Perbendaharaan
melakukan kegiatan sebagai berikut:
a. menerima dan meneliti kebenaran seri, warna, tarif, HJE, dan kode personalisasi pita
cukai yang diterima dengan DPPC;
b. membuat Berita Acara Pemeriksaan dan mengirimkannya kepada Kasubdit Pita Cukai u.p.
Kepala Seksi Penyimpanan dan Pendistribusian dalam hal jumlah pita cukai yang diterima
kedapatan tidak sesuai dengan DPPC;
c. menyimpan pita cukai yang diterima;
d. meneliti dan mencocokkan Daftar Sisa Pita Cukai Yang Belum Dikirim dengan data yang
ada di Kantor Pelayanan; dan
e. mengkonfirmasikan kepada Kasubdit Pita Cukai jika Daftar Sisa Pita Cukai yang Belum
Dikirim dengan data yang ada di Kantor Pelayanan kedapatan tidak sesuai.

DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI

-ttd-

ANWAR SUPRIJADI
NIP 120050332

6 BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 393 AGUSTUS 2007


LAMPIRAN II
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI

7
NOMOR : P-17/BC/2007 TANGGAL : 06 JUNI 2007
K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 393 AGUSTUS 2007


&
K E P U T U S A N

DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI


-ttd-
ANWAR SUPRIJADI
NIP 120050332
LAMPIRAN III
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI
NOMOR : P-17/BC/2007 TANGGAL : 06 JUNI 2007
K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 393 AGUSTUS 2007


&
K E P U T U S A N

DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI


-ttd-

8
ANWAR SUPRIJADI
NIP 120050332
LAMPIRAN IV
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI

9
NOMOR : P-17/BC/2007 TANGGAL : 06 JUNI 2007
K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 393 AGUSTUS 2007


&
K E P U T U S A N

DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI


-ttd-
ANWAR SUPRIJADI
NIP 120050332
LAMPIRAN V
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI
NOMOR : P-17/BC/2007 TANGGAL : 06 JUNI 2007
K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 393 AGUSTUS 2007


&
K E P U T U S A N

DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI


-ttd-

10
ANWAR SUPRIJADI
NIP 120050332
K E P U T U S A N & K E T E T A P A N
LAMPIRAN VI
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI
NOMOR : P-17/BC/2007 TANGGAL : 06 JUNI 2007

TATA CARA PEMESANAN


PITA CUKAI
HASIL TEMBAKAU

A. PITA CUKAI DISEDIAKAN DI KANTOR PUSAT

1. Pengusaha mengajukan CK-1 kepada Kepala Seksi Kepabeanan dan Cukai/Kepala Subseksi
Kepabeanan dan Cukai dengan cara mengisi dan menandatangani CK-1 paling sedikit rangkap
5 dengan perincian sebagai berikut:
a. Lembar pertama untuk Direktorat Cukai;
b. Lembar kedua untuk Kantor Pelayanan;
c. Lembar ketiga untuk Pengusaha;
d. Lembar keempat untuk Kantor Wilayah DJBC; dan
e. Lembar kelima untuk Kantor Pelayanan Pajak.

2. Kepala Seksi Kepabeanan dan Cukai/Kepala Subseksi Kepabeanan dan Cukai melakukan
kegiatan sebagai berikut:
a. meneliti apakah pengusaha yang bersangkutan termasuk dalam daftar pengusaha yang
dapat atau tidak dapat dilayani pemesanan pita cukainya;
b. dalam hal pengusaha tidak dapat dilayani pemesanan pita cukainya, dokumen CK-1
dikembalikan pada yang bersangkutan dengan mengunakan format Nota Penolakan
sebagaimana ditetapkan dalam lampiran VIII Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai
ini;
c. meneliti kelengkapan dan kebenaran pengisian dokumen CK-1 meliputi:
1) nama pengusaha atau kuasanya yang berhak menandatangani CK-1;
2) nama dan alamat perusahaan;
3) NPPBKC;
4) merek, HJE, dan tarif cukai dari jenis hasil tembakau yang dipesankan pita cukainya;
5) isi per kemasan hasil tembakau;
6) jumlah lembar dan seri pita cukai yang dipesan; dan
7) kebenaran perhitungan dan jumlah cukai, PPN, dan PNBP.
d. meneliti apakah saldo P3C dan/atau P3CT untuk pita cukai dimaksud cukup untuk
memenuhi CK-1 yang diajukan;
e. dalam hal pengisian CK-1 telah lengkap dan benar serta saldo P3C dan/atau P3CTnya
mencukupi, mencatat data CK-1 pada Buku Daftar Dokumen Pemesanan Pita Cukai
(BDCK-3) dan memberi nomor CK-1 dari buku BDCK-3;
f. dalam hal pengisian CK-1 tidak lengkap atau tidak benar atau saldo P3C dan P3CT-nya
tidak mencukupi, CK-1 dikembalikan kepada Pengusaha untuk dilengkapi/diperbaiki atau
mengajukan P3C/P3CT terlebih dahulu;
g. untuk pemesanan pita cukai secara kredit, CK-1 diteruskan kepada Kepala Seksi
Perbendaharaan / Kepala Subseksi Perbendaharaan;
h. untuk pemesanan pita cukai secara tunai CK-1 lembar ketiga dikembalikan kepada
Pengusaha agar dilakukan pembayaran dengan cara sebagai berikut:
1) pembayaran dapat dilakukan di Bank Persepsi yang sewilayah/sekota dengan Kantor
Pelayanan;
2) dalam hal tidak terdapat Bank Persepsi yang sewilayah/sekota dengan Kantor
Pelayanan maka pembayaran dapat dilakukan melalui PT Pos Indonesia yang
sewilayah / sekota dengan Kantor Pelayanan; dan
3) apabila telah dilunasi, CK-1 lembar ketiga dan SSCP diserahkan kepada Kepala Seksi
Kepabeanan dan Cukai / Kepala Subseksi Kepabeanan dan Cukai.
i. Kepala Seksi Kepabeanan dan Cukai/Kepala Subseksi Kepabeanan dan Cukai
menandatangani halaman pertama CK-1 dan meneruskannya kepada Kepala Seksi
Perbendaharaan / Kepala Subseksi Perbendaharaan.

3. Kepala Seksi Perbendaharaan/Kepala Subseksi Perbendaharaan melakukan kegiatan sebagai


berikut:
a. menerima CK-1 dari Kepala Seksi Kepabeanan dan Cukai/Kepala Subseksi Kepabeanan
dan Cukai;
b. untuk CK-1 kredit, meneliti batasan kredit, mencatat jumlah dan tanggal jatuh tempo utang
cukai, dan melakukan pengurangan saldo penundaan cukai pada Buku Rekening Kredit
(BCK-7) dan pada carik I;

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 393 AGUSTUS 2007


11
K E P U T U S A N & K E T E T A P A N
c. untuk CK-1 tunai, meneliti kebenaran pembayaran cukai dan pungutan lainnya pada SSCP
atau SSPCP dan mencatat nomor dan tanggal SSCP atau SSPCP pada carik I;
d. menandatangani CK-1 pada carik I;
e. CK-1 lembar pertama diserahkan kepada Pengusaha untuk diteruskan ke Direktur u.p.
Kasubdit Pita Cukai di Kantor Pusat;
f. CK-1 lembar ketiga diserahkan kepada Pengusaha untuk arsip yang bersangkutan; dan
g. CK-1 lembar kedua, lembar keempat dan lembar kelima diteruskan kepada Kepala Seksi
Dukungan Teknis dan Distribusi Dokumen untuk didistribusikan.

4. Pengusaha menyerahkan CK-1 lembar pertama kepada Direktur Cukai u.p. Kasubdit Pita
Cukai guna pengambilan pita cukai.

5. Kasubdit Pita Cukai melakukan kegiatan sebagai berikut:


a. menerima CK-1 dari pengusaha; dan
b. meneruskan CK-1 kepada Kepala Seksi Penyimpanan dan Pendistribusian.

6. Kepala Seksi Penyimpanan dan Pendistribusian melakukan kegiatan sebagai berikut:


a. menerima CK-1 dari Kasubdit Pita Cukai;
b. memeriksa ulang kebenaran pengisian CK-1, meliputi seri, merek, HJE, tarif cukai, dan
jumlah pita cukai;
c. meneliti apakah saldo P3C dan P3CT untuk pita cukai dimaksud cukup untuk memenuhi
CK-1 yang diajukan;
d. apabila pengisian CK-1 kedapatan benar serta saldo P3C dan P3CT-nya mencukupi,
Kepala Seksi Penyimpanan dan Pendistribusian Pita Cukai mencatat pada buku bambu
(Buku Daftar CK-1) dan memberi nomor penerimaan dokumen CK-1;
e. dalam hal ditemukan ketidakbenaran dalam pengisian CK-1 atau saldo P3C dan P3CT
tidak mencukupi, maka CK-1 tersebut tidak dilayani dan dikembalikan kepada Kepala
Kantor;
f. menyetujui pengeluaran pita cukai untuk diserahkan kepada Pengusaha dengan membuat
tanda terima pita cukai;
g. menyerahkan pita cukai sesuai CK-1 kepada Pengusaha;
h. mengirimkan carik III CK-1 kepada Kepala Seksi Perbendaharaan/Kepala Subseksi
Perbendaharaan Kantor Pelayanan asal CK-1; dan
i. mengarsipkan CK-1 lembar ke 1 tanpa carik III beserta tanda terima pita cukai.

7. Pengusaha pada saat menerima pita cukai melakukan kegiatan:


a. mencocokkan seri, warna, tarif, HJE dan personalisasi (jika ada) serta jumlah pita cukai
yang diterima dengan yang tertera dalam CK-1; dan
b. menandatangani CK-1 halaman kedua pada carik II dan tanda terima pita cukai sebagai
bukti telah menerima pita cukai dengan lengkap dan benar.
8. Setelah berakhirnya tahun anggaran atau setelah berlakunya kebijakan, Kepala Kantor segera
menerbitkan dan mengirimkan Surat Pemberitahuan Pengenaan Biaya Pengganti (SPPBP) pita
cukai setelah mendapat pemberitahuan dari Direktur.

B. PITA CUKAI DISEDIAKAN DI KANTOR PELAYANAN

1. Pengusaha mengajukan CK-1 kepada Kepala Seksi Kepabeanan dan Cukai/Kepala Subseksi
Kepabeanan dan Cukai dengan cara mengisi dan menandatangani CK-1 paling sedikit rangkap
5 dengan perincian sebagai berikut:
- Lembar pertama untuk Direktorat Cukai;
- Lembar kedua untuk Kantor Pelayanan;
- Lembar ketiga untuk Pengusaha;
- Lembar keempat untuk Kantor Wilayah DJBC; dan
- Lembar kelima untuk Kantor Pelayanan Pajak.

2. Kepala Seksi Kepabeanan dan Cukai/Kepala Subseksi Kepabeanan dan Cukai melakukan
kegiatan sebagai berikut:
a. meneliti apakah pengusaha yang bersangkutan termasuk dalam daftar pengusaha yang
dapat atau tidak dapat dilayani pemesanan pita cukainya;
b. Dalam hal pengusaha yang bersangkutan termasuk dalam daftar pengusaha yang tidak
dapat dilayani pemesanan pita cukainya, dokumen CK-1 dikembalikan kepada pengusaha
yang bersangkutan dengan format Nota Penolakan sebagaimana ditetapkan dalam
Lampiran VIII Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai ini;
c. meneliti kelengkapan dan kebenaran pengisian dokumen CK-1 meliputi:
1) nama pengusaha atau kuasanya yang berhak menandatangani CK-1;
2) nama dan alamat perusahaan;

12 BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 393 AGUSTUS 2007


K E P U T U S A N & K E T E T A P A N
3) NPPBKC;
4) merek, HJE dan tarif cukai dari jenis hasil tembakau yang dipesankan pita cukainya;
5) isi per kemasan hasil tembakau;
6) jumlah lembar dan seri pita cukai yang dipesan; dan
7) kebenaran perhitungan dan jumlah cukai, PPN serta PNBP.
d. meneliti apakah saldo P3C dan/atau P3CT untuk pita cukai dimaksud cukup untuk
memenuhi CK-1 yang diajukan;
e. dalam hal pengisian CK-1 telah lengkap dan benar serta saldo P3C dan/atau P3CT-nya
mencukupi, mencatat data CK-1 pada Buku Daftar Dokumen Pemesanan Pita Cukai
(BDCK-3) dan memberi nomor CK-1 dari buku BDCK-3;
f. dalam hal pengisian CK-1 tidak lengkap atau tidak benar atau saldo P3C dan P3CTnya
tidak mencukupi, CK-1 dikembalikan kepada Pengusaha untuk dilengkapi/diperbaiki atau
mengajukan P3C/P3CT terlebih dahulu;
g. untuk pemesanan pita cukai secara tunai CK-1 lembar ketiga dikembalikan kepada
Pengusaha agar dilakukan pembayaran dengan cara sebagai berikut:
1) pembayaran dapat dilakukan di Bank Persepsi yang sewilayah / sekota dengan Kantor
Pelayanan; dan
2) dalam hal tidak terdapat Bank Persepsi yang sewilayah / sekota dengan Kantor
Pelayanan maka pembayaran dapat dilakukan melalui PT Pos Indonesia yang
sewilayah/sekota dengan Kantor Pelayanan;
h. apabila telah dilunasi, CK-1 lembar ketiga dan SSCP/SSPCP diserahkan kepada Kepala
Seksi Kepabeanan dan Cukai / Kepala Subseksi Kepabeanan dan Cukai; dan
i. menandatangani halaman pertama CK-1 dan meneruskannya kepada Kepala Seksi
Perbendaharaan/Kepala Subseksi Perbendaharaan.

3. Kepala Seksi Perbendaharaan/Kepala Subseksi Perbendaharaan melakukan kegiatan sebagai


berikut:
a. menerima CK-1 dari Kepala Seksi Kepabeanan dan Cukai/Kepala Subseksi Kepabeanan
dan Cukai;
b. untuk CK-1 kredit, meneliti batasan kredit, mencatat jumlah dan tanggal jatuh tempo utang
cukai, melakukan pengurangan saldo penundaan cukai pada Buku Rekening Kredit (BCK-
7) dan pada carik I;
c. untuk CK-1 tunai, meneliti kebenaran pembayaran cukai dan pungutan lainnya pada SSCP
atau SSPCP dan mencatat nomor dan tanggal SSCP atau SSPCP pada carik I;
d. Menandatangani CK-1 pada carik I;
e. CK-1 lembar ketiga diserahkan kepada Pengusaha, CK-1 lembar pertama, keempat dan
kelima diteruskan kepada Kepala Seksi Dukungan Teknis dan Distribusi Dokumen untuk
didistribusikan;
f. menyetujui pengeluaran pita cukai dari gudang pita cukai untuk diserahkan kepada
Pengusaha dengan membuat tanda terima pita cukai; dan
g. menyerahkan pita cukai dengan seri, warna, tarif, HJE, personalisasi, dan jumlah pita
cukai yang sesuai dengan yang dimintakan dengan CK-1 bersangkutan kepada
Pengusaha.

4. Pengusaha pada saat menerima pita cukai melakukan kegiatan:


a. mencocokkan seri, warna, tarif dan HJE, personalisasi serta jumlah pita cukai yang
diterima dengan yang tertera dalam CK-1; dan
b. menandatangani CK-1 lembar kedua pada carik II dan tanda terima pita cukai sebagai
bukti telah menerima pita cukai dengan lengkap dan benar.

5. Setelah berakhirnya tahun anggaran atau setelah berlakunya kebijakan, Kepala Kantor segera
melakukan kegiatan sebagai berikut:
a. membuat Berita Acara Pencacahan Pita Cukai Sisa Persediaan di Kantor Pelayanan; dan
b. menerbitkan dan mengirimkan Surat Pemberitahuan Pengenaan Biaya Pengganti (SPPBP)
pita cukai jika ada.

DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI

-ttd-

ANWAR SUPRIJADI
NIP 120050332

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 393 AGUSTUS 2007


13
K E P U T U S A N & K E T E T A P A N
LAMPIRAN VII
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI
NOMOR : P-17/BC/2007 TANGGAL : 06 JUNI 2007

DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI


-ttd-
ANWAR SUPRIJADI
NIP 120050332

14 BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 393 AGUSTUS 2007


K E P U T U S A N & K E T E T A P A N
LAMPIRAN VIII
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : P-17/BC/2007 TANGGAL : 06 JUNI 2007

DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI


-ttd-
ANWAR SUPRIJADI
NIP 120050332

PETUNJUK PENGISIAN P3C

DIISI PENGUSAHA YANG BERSANGKUTAN:

NOMOR K E T E R A N G A N

4 Nama pabrik hasil tembakau sesuai yang tersebut dalam NPPBKC


5 Kota lokasi pabrik hasil tembakau tersebut berada sesuai NPPBKC
6 NPPBKC pengusaha pabrik bersangkutan
7 Untuk periode bulan P3C tersebut dibuat contoh : Januari 2007.
8 Cukup jelas
9 Jenis hasil tembakau yang dimohonkan pita cukainya
10 Kode personalisasi hanya diisi untuk jenis pita yang menggunakan kode personalisasi yaitu :
untuk jenis hasil tembakau SKT golongan pengusaha pabrik IIIA dan IIIB, untuk jenis hasil
tembakau SKM golongan pengusaha pabrik III.
Untuk yang pita cukai selain tersebut diatas kode personalisasinya dikosongkan.
11 Seri pita cukai, yaitu seri I, II, atau III
12 Warna pita cukai sesuai peruntukan, contoh Hijau Kombinasi Coklat
13 Tarif cukai:
- Kolom % diisi tarif advalorum, misalnya 4, untuk 4%;
- Kolom Rp./btg diisi tarif spesifik, misalnya 3, untuk Rp3/btg
14 Harga Jual Eceran (dalam Rupiah), contohnya 4.000
15 Isi perbungkus dari merk hasil tembakau yang menggunakan pita cukai tersebut (dalam
batang/gram)
contohnya 10
16 Jika pita cukai tersebut untuk pihak ketiga (tamu) diisi UT dan untuk karyawan diisi UK. Untuk
peruntukan biasa kolom ini tidak perlu diisi
17 Jumlah pita cukai yang dipesan
18 Nama kota lokasi pabrik
19 Tanggal P3C dibuat
21 Diisi sama dengan nomor 4
24 Nama pengusaha atau kuasanya.
P3C diisi dan ditandatangani pengusaha pabrik bersangkutan atau kuasanya. Kemudian
dibubuhi stempel resmi dari perusahaan bersangkutan.

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 393 AGUSTUS 2007


15
K E P U T U S A N & K E T E T A P A N
DIISI PETUGAS KPBC YANG BERSANGKUTAN:

NOMOR K E T E R A N G A N

1 Diisi nomor P3C dari buku bambu P3C yang ada di KPBC.
2 Tanggal P3C tersebut disetujui KPBC dan diberi nomor dari buku bambu P3C.
3 Coret yang tidak perlu, sesuai dimana pabrik tersebut dilayani pita cukainya.
20 KPBC dimana P3C tersebut diajukan
22 Kasi Kepabeanan dan Cukai untuk KPBC Tipe A1,A2, A3 dan A4 atau Kepala Subseksi
Kepabeanan dan Cukai untuk KPBC Tipe B
23 NIP. (cukup jelas)

PETUNJUK PENGISIAN P3CT

DIISI PENGUSAHA YANG BERSANGKUTAN:

NOMOR K E T E R A N G A N

4 Nama pabrik hasil tembakau sesuai yang tersebut dalam NPPBKC


5 Kota lokasi pabrik hasil tembakau tersebut berada sesuai NPPBKC
6 NPPBKC pengusaha pabrik bersangkutan
7 Untuk periode bulan P3C tersebut dibuat contoh : Januari 2007.
8 Cukup jelas
9 Jenis hasil tembakau yang dimohonkan pita cukainya
10 Kode personalisasi hanya diisi untuk jenis pita yang menggunakan kode personalisasi
yaitu : untuk jenis hasil tembakau SKT golongan pengusaha pabrik IIIA dan IIIB, untuk
jenis hasil tembakau SKM golongan pengusaha pabrik III.
Untuk yang pita cukai selain tersebut diatas kode personalisasinya dikosongkan.
11 Seri pita cukai, yaitu seri I, II, atau III
12 Warna pita cukai sesuai peruntukan, contoh Hijau Kombinasi Coklat
13 Tarif cukai:
- Kolom % diisi tarif advalorum, misalnya 4, untuk 4%;
- Kolom Rp./btg diisi tarif spesifik, misalnya 3, untuk Rp.3/btg
14 Harga Jual Eceran (dalam Rupiah), contohnya 4.000
15 Isi perbungkus dari merk hasil tembakau yang menggunakan pita cukai tersebut (dalam
batang/gram)
contohnya 10
16 Jika pita cukai tersebut untuk pihak ketiga (tamu) diisi UT dan untuk karyawan diisi UK.
Untuk peruntukan biasa kolom ini tidak perlu diisi
17 Jumlah P3CT yang telah diajukan. Misalnya P3CT untuk bulan Pebruari 2007, (yang
bisa diajukan sampai dengan tanggal 15 Maret 2007) maka butir 17 diisi dengan jumlah
permohonan P3C untuk periode bulan Februari 2007.
18 Jumlah pita cukai yang dipesan
19 Nama kota lokasi pabrik
20 Tanggal P3C dibuat
22 Diisi sama dengan nomor 4
25 Nama pengusaha atau kuasanya.
P3C diisi dan ditandatangani pengusaha pabrik bersangkutan atau kuasanya. Kemudian
dibubuhi stempel resmi dari perusahaan bersangkutan.

DIISI PETUGAS KPBC YANG BERSANGKUTAN:

NOMOR K E T E R A N G A N

1 Diisi nomor P3CT dari buku bambu P3CT yang ada di KPBC.
2 Tanggal P3CT tersebut disetujui KPBC dan diberi nomor dari buku bambu P3CT
3 Coret yang tidak perlu, sesuai dimana pabrik tersebut dilayani pita cukainya.
21 KPBC dimana P3C tersebut diajukan
23 Kasi Kepabeanan dan Cukai untuk KPBC Tipe A1,A2, A3 dan A4 atau Kepala Subseksi
Kepabeanan dan Cukai untuk KPBC Tipe B
24 NIP. (cukup jelas)

16 BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 393 AGUSTUS 2007

You might also like