You are on page 1of 5

INKUBATOR YANG BERGERAK DALAM MEMFOKUSKAN PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN BAGI MAHASISWA PERGURUAN TINGGI.

RUMUSAN MASALAH

1.

Model pembelajaran untuk mengembangkan bakat mahasiswa menjadi seorang entrepreneur.

2.

Peranan

Perguruan

Tinggi

dalam

memfasilitasi

mahasiswa

mengembangkan

semangat

entrepreneurship.

3.

Design inkubator bisnis yang biasa dijumpai di berbagai Perguruan Tinggi baik negeri maupun swasta kurang memberi nafas segar dalam pengembangan semangat entrepreneurship dikalangan mahasiswa.

LATAR BELAKANG MASALAH Era globalisasi dan reformasi yang melanda Indonesia sekarang ini mendorong sektor-sektor industri sibuk mencari SDM ( Sumber Daya Manusia ) yang berkompeten khususnya lulusan yang berkualitas dari perguruanperguruan tinggi baik negeri maupun swasta.Namun krisis ekonomi yang melanda mengakibatkan jumlah lapangan kerja tidak tumbuh optimal. Banyaknya usia produktif kerja di Indonesia yang tidak berkerja

membuat negara ini makin terpuruk dalam memajukan perekonomian. Dalam hal ini banyak yang menganggap bahwa semakin tingginya pendidikan maka akan semakin tinggi pula kesejahteraan yang di capai. Namun kenyataannya hal itu salah, terbukti banyaknya mahasiswa yang tidak produktif dalam bekerja atau menjadi pengangguran setelah lulus kuliah dan menerima gelar sarjana dari perguruan tinggi. Dalam kondisi seperti ini, perguruan tinggi dituntut untuk menghasilkan kajian, penelitian dan pengembangan yang bernilai akademis dan mempunyai nilai tambah bagi peningkatan perekonomian nasional. Kewirausahaan sebagai salah satu faktor produksi yang dapat digunakan sebagai senjata meningkatkan daya saing perekonomian suatu negara. Sebagai inovasi pertambahan kesejahteraan masyarakat. Dalam mengembangkan minat wirausaha kepada mahasiswa bisa di bilang cukup sulit saat ini dikarenakan mahasiswa lebih berorientasi kepada lapangan pekerjaan yang mengacu dunia kantor daripada dunia wirausaha. Oleh sebab itu perguruan tinggi untuk sekarang ini ditekankan untuk lebih memicu mahasiswanya dalam membuka

lapangan pekerjaan dan mandiri dalam mengolah usaha. Selain itu perlu juga pengajaran dan pelajaran dalam membentuk pikiran berwirausaha dalam dunia perguruan tinggi. Dalam dunia wirausaha tak hanya memerlukan niat untuk membuka dan mengembangkan usaha tapi juga memberikan inovasi baru dalam dunia wirausaha yang tujuannya bukan untuk mencari laba melainkan mencari dan memperdalam pengalaman dalam berwirausaha. Disini, perguruan tinggi sebagai wadah mahasiswa dalam mencari ilmu berperan tinggi dalam menyokong terbentuknya wirausaha. Bagi para agen untuk mengaplikasikan inkubasi bisnis tidak hanya dibutuhkan kreatifitas semata. Dibutuhkan ketekunan, keseriusan dalam membangun, semangat pantang menyerah, dan kemampuan berpikir jauh kedepan(visioner). Disamping itu tantangan yang dihadapi seharusnya bisa dilewati sebagai bentuk tanggung jawab terhadap universitas sebagai mitra bisnisnya. Kini, sudah saatnya universitas memberdayakan lulusannya dengan program seperti ini. Inkubator bisnis juga bisa menjadi sumber devisa bagi universitas. Tentunya keberagaman ide, usaha, serta komitmen menjadi bisa menjadi latar belakang didirikanya usaha inkubasi ini. Tidak semata hanya berorientasi pada hasil akhir, yakni uang. Jika masih terdapat beberapa kekurangan pada lulusan universitas, hal ini harus segera dibenahi. Para agen tidak bisa bangkit hanya dengan dorongan dari universitas. Dibutuhkan peran pemerintah sebagai pembuat regulasi dan pihak swasta yang bisa menjadi investor memberikan suntikan modal. Peluang bisnis seperti ini diharapkan bisa mendatangkan penanaman modal dalam jumlah besar. Sehingga kedepannya setiap lulusan universitas tidak lagi menganggur dan negara bisa mengatur kepentingan lain yang lebih diprioritaskan.

ISI 1) Research, University, Technology-based business incubator, yang dasar pengembangannya pada riset dan berbasis di universitas, fokus programnya adalah menyediakan pelayanan untuk personil yang terlatih guna menjadi seorang entrepreneur yang melakukan ekstrak teknologi untuk memenuhi pasar dan berbagai peluang yang tersedia. Inkubator bisnis yang menjadi wadah para mahasiswa atau bahkan alumni untuk mengembangkan jiwa kewirausahaan. Dalam hal ini adalah sebuah kewajiban bagi perguruan tinggi untuk memfasilitasi dalam pembuatan inkubator-inkubator bisnis. Namun, sepatutnya pihak perguruan tinggi juga menseleksi dalam hal pembentukan inkubasi bisnis. Misalkan , mahasiswa mengajukan pembentukan inkubasi bisnis seyogyanya pihak perguruan tinggi melihat sejauh apa power dan kejelasan visi dan misi usul inkubator tersebut. Jelas tidaknya atau siap tidaknya usulan inkubasi bisnis dapat terlihat dari presentasi usul tersebut. Bila , ada yang kurang siap, misal dalam hal manajemen keuangan , pihak perguruan tinggi lantas tidak lepas tangan begitu saja. Pihak PT wajib memberikan pelatihan-pelatihan mengenai manajemen keuangan agar usulan inkubasi tersebut siap dan mampu untuk diluncurkan. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kesuksesan dalam pengembangan inkubator bisnis, diantaranya : a) Jumlah mahasiswa .

b) Fasilitas yang diberikan oleh perguruan tinggi . c) Penghargaan bagi yang sukses / berhasil .

Berikut penjelasan dari ketiga faktor diatas . a) Jumlah mahasiswa

Banyak yang bilang bahwa mahasiswa adalah asset yang sangat penting bagi perguruan tinggi . Banyak mahasiswa mungkin banyak pula ide-ide kreatif yang muncul. Disinilah letak pentingnya banyak mahasiswa bagi perguruan tinggi . Dari banyaknya mahasiswa tersebut diharapkan mampu memberikan sumbangsih berupa ide-ide yang kreatif, inovatif dan spektakuler . Namun , kebanyakan dari mahasiswa tidak mengerti bahwa mereka mempunyai potensi yang besar dalam menciptakan ide-ide yang spektakuler. Ide tersebut merupakan potensi yang luar biasa yang wajib difasilitasi oleh perguruan tinggi. b) Fasilitas yang diberikan oleh perguruan tinggi. Ide kreatif dan melimpah tanpa fasilitas yang memadai seperti tong kosong tanpa isi , tidak ada artimya. Jadi, sebaiknya perguruan tinggi memfasilitasi ide kreatif dari mahasiswa. Berikut ini beberapa fasilitas yang

disarankan oleh Hon. Peter Reith, MP (2000).

Secara umum inkubator dikelola oleh sejumlah staf dengan manajemen yang sangat efisien dengan menyediakan layanan 7S, yaitu: space, shared, services, support, skill development, seed capital, dan synergy.

Space berarti inkubator menyediakan tempat untuk mengembangkan usaha pada tahap awal.

Shared ditujukan bahwa inkubator menyediakan fasilitas kantor yang bisa digunakan secara bersama, misalnya resepsionis, ruang konferensi, sistem telepon, faksimile, komputer, dan keamanan.

Services meliputi konsultasi manajemen dan masalah pasar, aspek keuangan dan hukum, informasi perdagangan dan teknologi.

Support dalam artian inkubator membantu akses kepada riset, jaringan profesional, teknologi, internasional, dan investasi.

Skill development dapat dilakukan melalui latihan menyiapkan rencana bisnis, manajemen, dan kemampuan lainnya.

Seed capital dapat dilakukan melalui dana bergulir internal atau dengan membantu akses usaha kecil pada sumber-sumber pendanaan atau lembaga keuangan yang ada.

Synergy dimaksudkan kerjasama tenant atau persaingan antar tenant dan jejaring (network) dengan pihak universitas, lembaga riset, usaha swasta, profesional maupun dengan masyarakat internasional.

Failitas atau layanan 7S sekiranya dapat memberikan nafas segar dan dukungan penuh dari pihak perguruan tinggi agar dapat berkembangnya ide-ide kreatif dan kemudian merealisaikanya. Namun , sekiranya menurut kelompok kami perguruan tinggi tidak memberi secara free fasilitas-fasilitas diatas dikarenakan apabila

diberiak secara free maka mahasiswa tersebut tidak mempunyai tanggung jawab terhadap perkejaan mereka, karena tidak ada tanggung jawab akan terkesan hanya untuk main-main tanpa keseriusan.

c)

Penghargaan untuk yang sukses/ berhasil

Secara teori, penghargaan adalah suatu hasil kerja yang bernilai positif bagi individu. Pengharagaan ada 2, yaitu bersifat eksentrik dan intrinsik. Penghargaan eksentrik diatur oleh pihak eksternal, dan hasil hasil bernilai yang diberikan kepada orang lain, khususnya seorang supervisor atau menejer tingkatan yang lebih tinggi. Contohnya adalah : bonus, promosi, cuti, penugasan khusus, perlengkapan kantor, penghargaan, pujian lisan dan sebagainya. Penghargaan intrinsik diatur oleh diri sendiri, sumber utama dari penghargaan intrisik adalah perasaan tentang kompetensi, pengembangan personal, dan pengendalian diri yang dialami oleh para karyawan dalam karyawan mereka. Jadi, pemberian penghargaan sangat diperlukan untuk mendorong kreatifitas mahasiswa merangsang ide-ide baru kreatif untuk dapat muncul dipermukaan.

2)

You might also like