You are on page 1of 17

IKHLAS

1.0

Pengertian Ikhlas 1.1 Ikhlas menurut Al-quran

Katakanlah: "Sesungguhnya solat, ibadah, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam,tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)"(Al-anam 162-163) Dari segi Bahasa ikhlas berasal dari perkataan kholasha, khulushon, khalashon yang bermakna murni dan bebas daripada kotoran. Perkataan ikhlas menunjukan erti murni, bersih, terbebas dari segala sesuatu yang mencampuri dan mengotorinya.

Dan sesungguhnya pada binatang ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu. Kami memberimu minum daripada apa yang berada dalam perutnya (berupa) susu yang bersih antara tahi dan darah, yang mudah ditelan bagi orang-orang yang meminumnya.( An-Nahl 66) Ikhlas ialah mengelakkan pandangan manusia dengan sentiasa mengarahkan tujuan kepada Allah SWT, menggabungkan antara perbuatan zahir dan batin, tidak menyertakan kepentingan peribadi ataupun balasan duniawi dari apa yang di lakukan. Ikhlas ialah melakukan amal, baik perkataan mahupun perbuatan ditujukan untuk Allah semata-mata. Al-Quran memerintahkan kita untuk ikhlas dalam beramal.

dan (aku telah diperintah): "Hadapkanlah mukamu kepada agama dengan tulus dan ikhlas dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang musyrik. (QS Yunus 10:105).

1.2

Ikhlas menurut hadith

Rasulullah SAW mengingatkan, "Allah tidak menerima amal kecuali apabila dilaksanakan dengan ikhlas untuk mencari redha Allah semata-mata. "(HR Abu Daud dan Nasa'i). Pengertian lain daripada Ikhlas kepada Allah ialah: seseorang berniat dengan ibadahnya untuk mendekatkan diri hanya kepada Allah semata dan untuk sampai ke negeri kemuliannya (Syurga).

1.3

Ikhlas menurut Ulama

An Nawawi Asy-Syafi'i rohimahullah menukil dalam kitabnya At Tibyan kata-kata ustaz Abu Qosim Al Qusairiy rohimahullah, beliau mengatakan: "Ikhlas adalah engkau mentauhidkan / menunggalkan niatmu dalam keta'atan kepada Allah Subahanahu wa Ta'ala, iaitu engkau berniat mendekatkan diri kepada Allah dengan amalamal agama tanpa mengharapkan dari mahluk suatu apapun berupa pujian dari manusia dan lain sebagainya". Ibnu Qayyim rohimahullah seorang ulama besar mengatakan, "Ikhlas adalah kesesuaian amalan batin (hati) seorang hamba dengan zahirnya / anggota badannya". Sedangkan Abu 'Uthman Sa'id bin' Ismail rohimahullah mengatakan,

"Ikhlas yang benar / jujur adalah tidak menghiraukan perhatian mahluk kerana terus menerus memperhatikan penglihatan Sang Khaliq. Sedangkan ikhlas itu ialah engkau menginginkan atas amalan hatimu dan amalan badanmu keredhaan Allah disertai rasa takut akan murka-Nya seakan-akan engkau melihatNya dan meyakini bahawa Allah melihatmu sehingga hilanglah riya 'dari hatimu ". Kemudian beliau melanjutkan, Maka ingatlah nikmat-nikmat yang Allah anugerahkan kepadamu berupa amal yang ikhlas kerana Dia-lah yang menganugerahkannya padamu apabila anda telah melakukan hal ini maka hilanglah dari dirimu sikap ujub. Bersikap perlahan-lahanlah dalam amal-amalmu sampai hilanglah dari dirimu sikap terburu-buru dalam hatimu.

2.0

Ikhlas dalam Al-quran 2.1 Memurnikan Keesaan Allah.

Sesungguhnya Kami menurunkan kepadamu Kitab (Al-Quran) dengan (membawa) kebenaran. Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya. Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): "Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya". Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisihan padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar. (Azzumar 2-3) 2.2 Meringankan beban kehidupan.

()

() ()

() ()

() () ()

Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu?,()Dan Kami telah menghilangkan dari padamu bebanmu,()yang memberatkan punggungmu?()Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu.() Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,()sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.()Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain,() dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.()( Alam Nasyra : 1-8 ) 2.3 Memurnikan Ketaatan hanya kepada Allah

Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan solat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.( Al-Bayyinah: 5 ) Surat Al-Bayyinah ayat 5 mempunyai beberapa kandungan, antara lain: 1. Manusia diperintahkan untuk menyembah hanya kepada Allah SWT 2. Memurnikan agama Allah dari ajaran-ajaran kemusyrikan 3. Manusia diperintahkan mendirikan solat dan zakat 4. Menyembah kepada Allah dan menjauhi kemusyrikan adalah agama yang benar dan lurus

2.4

Memperbanyak Syukur

() ()
Tidakkah kamu memperhatikan bahwa sesungguhnya kapal itu berlayar di laut dengan nikmat Allah, supaya diperlihatkan-Nya kepadamu sebagian dari tanda-tanda (kekuasaan) -Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda4

tanda bagi semua orang yang sangat sabar lagi banyak bersyukur.() Dan apabila mereka dilamun ombak yang besar seperti gunung, mereka menyeru Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya maka tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai di daratan, lalu sebagian mereka tetap menempuh jalan yang lurus. Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami selain orang-orang yang tidak setia lagi ingkar ( Luqman 31-32 ) 2.5 Pahala untuk orang yang beriman dan ikhlas

Kecuali orang-orang yang taubat dan mengadakan perbaikan dan berpegang teguh pada (agama) Allah dan tulus ikhlas (mengerjakan) agama mereka karena Allah. Maka mereka itu adalah bersama-sama orang-orang yang beriman dan kelak Allah akan memberikan kepada orang-orang yang beriman pahala yang besar. (An-Nisa 145)

3.0

Bahagian Ikhlas 3.1 Ikhlas dalam Amal Ibadah.

Ikhlas dalam Ibadah sangat penting, kerana ibadah yang tidak didasari keikhlasan kepada Allah tiada berguna. Ikhlas dalam ibadah pula akan menolong manusia, mengatasi persoalan-persoalan hidupnya.

Katakanlah: "Sesungguhnya sembahyang, ibadah, hidup dan matiku, hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam, tiada sekutu bagi-Nya dan dengan yang demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)". (Al-An'am 162-163)

3.2

Ikhlas dalam Syahadat 5

()

()

()

()

Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa,Allah adalah Tuhan yang bergantung kepadaNya segala sesuatu.Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan,dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia".( Al-Ikhlas 1-4 ) Ikhlas dalam syahadat adalah memurnikan kesaksian diri kita secara lahir mahupun batin bahawa hanya Allah Tuhan kita. Hamba yang ikhlas hanya bergantung kepada Allah S.W.T. Kemudian makna daripada ikhlas dalam syahadat ialah, memurnikan kesaksian diri bahwa Nabi Muhammad adalah pembawa risalah Islam, serta Khotimul anbiya.

3.3

Ikhlas dalam Shalat

Ikhlas dalam solat merupakan keharusan, Sebab solat merupakan bukti penghambaan manusia kepada Allah.

Katakanlah: "Sesungguhnya sembahyang, ibadah, hidup dan matiku, hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam, tiada sekutu bagi-Nya dan dengan yang demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)". (Al-An'am 162-163)

3.4

Ikhlas dalam Zakat dan Sedekah

Ikhlas dalam zakat dan sedekah ertinya ialah, memurnikan niat dan tujuan ketika mengeluarkan rezeki yan diberikan Allah, dengan niat ikhlas dan tulus.

Hai orang-orang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena ria kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatu pun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir. ( Al-Baqarah 264 )

3.5

Ikhlas berpuasa

Ikhlas dalam puasa ertinya memurnikan niat dan tujuan dalam menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa. Hanya orang yang beriman serta ikhlas berpuasa akan menjadikannya dalam golongan orang orang yang bertaqwa serta puasanya diterima.

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,( Al Baqarah 183 ) Orang yang tidak ikhlas berpuasa, maka puasanya tidak mendapatkan pahala daripada Allah. Betapa banyak orang yang berpuasa, hasilnya hanya lapar dan dahaga( Hadith riwayat Bukhori dan Muslim)

4.0

Hubungan niat dengan ikhlas, sabar dan syukur 4.1 Hubungan niat dengan ikhlas. 7

Apabila kita membicarakan ikhlas, maka ikhlas berkaitan dengan niat. Sebab antara ikhlas dan niat ada hubungan yang sangat erat. Niat merupakan awal dari semua amalan yang akan kita perbuat. Serta menjadi penentu apakah perbuatan yang kita lakukan bernilai atau tidak di sisi Allah. Apabila niatnya baik maka akan mendapat balasan baik, apabila niatnya buruk maka hasilnya juga buruk. Niat dalam beramal sangat penting. Hadith yang menjelaskan tentang niat ialah:

: ": ) (
"Dari Amirul Mukminin Abi Hafshin 'Umar bin Khattab, dia berkata: Saya dengar Rasulullah saw bersabda: Sesungguhnya segala amal perbuatan bergantung kepada niat, dan sesungguhnya tiap-tiap orang memperoleh sesuatu (sesuai) dengan niatnya itu. Sesiapa yang berhijrah pada jalan Allah dan RasulNya, maka hijrahnya itu ialah kepada Allah dan RasulNya. Sesiapa yang berhijrah kerana ingin untuk memperoleh keduniaan, atau untuk mengahwini seorang wanita, maka hijrahnya ialah ke arah yang ditujunya itu. " (Riwayat alBukhari dan Muslim). Niat ialah faktor yang menentukan amalan dan perbuatan manusia. Peranan niat sangat penting menurut ajaran Islam, sehingga diterima atau ditolaknya amal seseorang, sangat bergantung kepada niatnya. "Dari Abi Bakr, bahawasanya Rasulullah berkata: Jika dua orang Muslim berkelahi memakai pedang, maka yang membunuh dan yang dibunuh masuk neraka. Saya bertanya: Ya Rasulullah! Yang membunuh dapat dimaklumi, tapi kenapa begitu pula yang dibunuh? Nabi berkata: Sebab yang dibunuh itu (pada mulanya) bermaksud juga untuk membunuh lawannya itu. " (Riwayat al-Bukhari dan Muslim). 4.2 Hubungan ikhlas dengan sabar

Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) solat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar ( Al baqarah 153 ) Kesabaran tidak boleh dipisahkan daripada hamba yang ikhlas. Ibarat kepala dan badan. Keduanya tak boleh dipisahkan. Dengan kesabaran seorang hamba akan mencapai kepasrahan dan keihklasan pada takdir yan telah ditetapkan oleh Allah. Sehingga orang orang yang ikhlas akan bersabar apabila ditimpa musibah. 4.3 Hubungan ikhlas dan syukur

Syukur ialah mengingat semua kurnia dan nikmat yang Allah berikan kepada seorang hamba. Seorang hamba yang ikhlas akan bersyukur ertinya ialah memurnikan dalam segala perbuatan hanya ditujukan kepada Allah, kemudian bersyukur dengan semua anugerah dan nikmat dari Allah.

Hai manusia, ingatlah akan nikmat Allah kepadamu. Adakah pencipta selain Allah yang dapat memberikan rezeki kepada kamu dari langit dan bumi? Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia; maka mengapakah kamu berpaling (dari ketauhidan)? ( Fathir :3 )

5.0

Keutamaan Ikhlas 5.1 Mendapatkan syafaat Nabi shalallahu 'alaihi wasallam.

Abu Hurairah radhiallahu 'anhu pernah bertanya kepada Rasulullah shalallahu' alaihi wasallam: "Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling bahagia dengan mendapatkan syafaat engkau pada hari kiamat nanti?" Beliau menjawab:

"Orang yang mengucapkan Laa Ilaha Illallah dengan ikhlas dari lubuk hatinya." (HR. Al Bukhari) Makna ikhlas di sini adalah dia mengucapkan Laa Ilaaha Illallah disertai dengan menjalankan perintah dari kalimat tersebut, yakni dia harus benar-benar mempersembahkan amal ibadahnya kepada Allah swt dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Allah Subhanahu wata'ala berfirman:

5.2

Diharamkan baginya neraka.

Sesungguhnya Al-Nar itu haram dimasuki oleh orang-orang yang ikhlas kepada Allah swt sebagaimana sabda Nabi shalallahu 'alaihi wasallam: "Sesungguhnya Allah Subhanahu wata'ala menolong umat ini dengan adanya kaum yang lemah di antara mereka, dengan doa mereka, dengan solat mereka, dan dengan keikhlasan yang ada pada mereka." (HR. An-Nasa'i) 5.3 Dilapangkan dari masalah yang sedang menghimpitnya

Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu?, Dan Kami telah menghilangkan dari padamu bebanmu, yang memberatkan punggungmu? Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama) mu. Kerana sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,.Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap. (Alam Nasyrah 1-8)

5.4

Terpelihara dari godaan Iblis

10

Iblis dan bala tenteranya akan sentiasa menggoda umat manusia seluruhnya hingga ke hari kiamat. Namun hanya orang-orang yang ikhlaslah yang akan selamat dari godaan mereka ini):

"Iblis berkata:" Wahai Tuhanku, oleh sebab Engkau telah menyesatkanku, pasti aku akan menjadikan mereka (anak cucu Adam) memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya. Kecuali hamba-hamba Engkau yang ikhlas di antara mereka. "(Al-Hijr: 39-40) 5.5 Selamat dari jurang kemaksiatan kepada Allah Subhanahu wata'ala Tercatat dalam sejarah, godaan yang diterima Nabi Yusuf, ketika diajak berzina oleh seorang isteri pembesar negeri waktu itu. Namun Allah Subhanahu wata'ala selamatkan nabi Yusuf dan Allah Subhanahu wata'ala palingkan dia daripada perbuatan tersebut.

"Demikianlah, agar Kami memalingkan daripadanya kemungkaran dan kekejian." (Yusuf: 24) Apa sebabnya? "Sesungguhnya dia (Yusuf) itu termasuk hamba-hamba Kami yang ikhlas." (Yusuf: 24) 11. Manfaat Ikhlas Seseorang yang selalu melakukan sesuatu dengan ikhlas, tidak hanya akan berjaya dan menikmati kedamaian fikiran di dunia ini, tetapi juga mendapatkan balasan di hari akhir. Hal ini kerana orang yang demikian tidak bergantung pada harta duniawi, kekuasaan, pemilikan kekayaan, dan kehormatan sosial, tetapi hanya bergantung pada Allah, keimanan, hati nurani, dan keikhlasannya. Sebagaimana digambarkan di dalam ayat berikut, Allah selalu menolong mereka yang berpaling kepada-Nya dengan pengabdian yang murni.

6.0

6.1

11

"... Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya, Allah benarbenar Maha Kuat lagi Maha Perkasa." (Al-Hajj: 40) Oleh itu, tidak ada suatu kekuatan pun yang dapat melawan keimanan dan keikhlasan. Melalui keikhlasan, seseorang dipastikan akan mendapatkan bantuan, sokongan, dan kekuatan dari Allah. 2. Berjuang sekuat-kuatnya demi keredhaan Allah

"... Maka berlumba-lumbalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allahlah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu." (AlMaa `idah: 48) 3. Mengharapkan pahala daripada Allah

"Sesungguhnya, Al-Qur` an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang yang beriman yang mengerjakan amal soleh, bahawa bagi mereka ada pahala yang besar. " (Al-Israa `: 9)

4. Selalu dilindungi oleh Allah

12

Bukankah Allah cukup untuk melindungi hamba-hamba-Nya. Dan mereka menakutkan kamu dengan (sembahan-sembahan) yang selain Allah? Dan siapa yang disesatkan oleh Allah, maka tidak seorang pun pemberi petunjuk baginya. (Az-Zumar 36) Tips untuk beramal secara ikhlas 1. Berdoa

7.0

Hidayah berada di tangan Allah, Dia membolak-balikkannya sesuai kehendak-Nya. Do'a yang sering dipanjatkan oleh Umar ibnul Khaththab adalah do'a berikut:

"Ya Allah, jadikanlah seluruh amalku sebagai amal yang soleh, Ikhlas kerana mengharap Wajah-Mu, dan janganlah jadikan di dalam amalku bahagian untuk siapapun." 2. Bacalah biografi para ulama, ahli ibadah, dan zuhhad (orang yang zuhud), kerana hal itu lebih mampu untuk menambah keimanan di dalam hati. 3. Bimbang Amal Tidak Diterima

"Ya Allah kami memohon kepada-Mu amal yang soleh dan sentiasa terpelihara." Aisyah bertanya pada Rasulullah Saw, perihal ayat dibawah.

"Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (kerana mereka tahu bahawa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka." (Al-Mukminun: 60). Aisyah bertanya : Apakah mereka yang tersebut dalam ayat itu adalah orang-orang yang melakukan tindak pencurian, perzinaan, dan meminum khamr, kerana mereka takut kepada Allah (atas kemaksiatan yang telah dikerjakannya)?: Nabi shallallahu 'alaihi wa 13

sallam pun menjawab, "Bukan, wahai puteri Ash Shiddiq. Akan tetapi, mereka adalah orang yang menunaikan solat, puasa, dan sedekah, namun mereka bimbang apabila amalan tersebut tidak diterima oleh-Nya." Keikhlasan memerlukan mujadahah (perjuangan) yang dilakukan sebelum, ketika, dan setelah beramal. 4 .Tidak dikerjakan Seorang yang diberi taufik oleh Allah ta'ala tidaklah terpengaruh oleh pujian manusia apabila mereka memujinya atas kebaikan yang telah dilakukannya. Apabila dia mengerjakan ketaatan, maka pujian yang dilontarkan oleh manusia hanya akan menambah ketawadhu'an dan rasa takut kepada Allah. Ibnul Jauzi mengatakan, memperdulikan oleh perkataan manusia pada amalan yang telah

"Meninggalkan perhatian makhluk dan tidak mencari-cari kedudukan di hati mereka dengan beramal soleh, mengikhlaskan niat, dan menyembunyikan amal merupakan faktor yang mampu meninggikan darjat orang yang mulia." 5. Sedar bahawa Manusia Bukanlah Pemilik Syurga dan Neraka Apabila anda telah mengetahui hal itu, nescaya anda akan mengetahui bahawa mengikhlaskan amal adalah benar adanya, tidak sepatutnya amalan ditujukan kecuali kepada Dzat yang memiliki syurga dan neraka. Oleh kerana itu, seorang yang beriman wajib meyakini bahawa manusia tidaklah memiliki syurga sehingga mereka mampu memasukkan anda ke dalamnya. Demikian pula, mereka tidaklah mampu untuk mengeluarkan anda dari neraka. Ibnu Rajab berkata,

14

"Sesiapa yang berpuasa, solat, dan berzikir kepada Allah demi tujuan duniawi, maka amalan itu tidak mendatangkan kebaikan baginya sama sekali. Seluruh amal tersebut tidak bermanfaat bagi pelakunya kerana mengandungi dosa (riak), dan (tentunya amalan itu) tidak bermanfaat bagi orang lain. " 6. Ingat anda Sendirian di Dalam Kubur

Ibnul Qayyim mengatakan,

"Persiapan yang benar untuk bertemu dengan Allah merupakan salah satu faktor yang paling bermanfaat dan paling ampuh pada hamba untuk merealisasikan keistiqamahan diri. Kerana setiap orang yang mengadakan persiapan untuk bertemu dengan-Nya, hatinya akan terputus dari dunia dan segala isinya." Kesimpulan Ikhlas merupakan amalan yang sangat penting dalam beramal, Sebab bermula dari keikhlasan, maka ia akan bermakna di sisi Allah. Sebanyak apapun amal jika tidak disertai dengan keikhlasan, maka amalan tersebut menjadi sia-sia. Banyaknya ayat yang membicarakan tentang ikhlas, sudah sepatutnya kita sebagai hamba untuk melaksanakan semua perintah Allah dengan penuh keikhlasan. Dengan meniatkan segala sesuatu dengan ikhlas, insyaAllah semuanya akan berjalan dengan senang. Namun sebaliknya, jika seseorang menodai amalan-amalan yang telah dikerjakannya kerana ridha Allah, dengan membiarkan keseronokan duniawi mengacaukan dan merusak dirinya, dan dia tidak mengarahkan dirinya kepada keikhlasan, ia akan berperilaku tidak bermoral. Manusia seperti ini mungkin akan berusaha sepanjang siang dan malam untuk meyakinkan dirinya bahwa ia berada pada jalan yang lurus. Akan tetapi, ia tidak akan termasuk di antara orang-orang yang bertobat kepada Allah dan ia tidak berusaha untuk meraih keikhlasan. Dalam surah al-Kahfi, Allah memberikan perumpamaan bagi para pecundang yang demikian, dengan firman-Nya, "Katakanlah, 'Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?' Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan 15

8.0

dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya." (al-Kahfi [18]: 103-104)

Rujukan.

Al-Quran al-karim Sholih uthaimin,Muhammad. Makna Ikhlas. Asy-syafiI, An Nawawi. At Tibyan Fi adabi Hamlah Al quran. Mesir. Maktabah Ibnu Abbas. Qayyim, Ibnu. Madarij As Salikin. Beirut. Maktabah Kitan arabi. 16

Ramdhani, Abdul Malik. Sittu Durrar Min Ushul Ahli Sittah. Mesir. Dar Iman. Yahya, Harun. Keihlasan dalam Al Quran. Bandung. Syamil. Gatot Aryo, Muhammad. Keajaiban Ikhlash.

Rujukan

Al quran Uthaimi, Muhammad bin Shalih. Makna Ikhlas SyafiI Nawawi. At Tibyan fi Adabi Hamalatil Quran.Mesir: Maktabah Ibnu Abbas Qayyim, Ibnu. Madarij As Salikin Romdhani, Abdul Malik. Sittu Durorr min Ushuli Ahlis Atsar: Mesir Yahya, Harun. Keihklasan dalam telaah Al Quran Qasim, Abdul Muhsin. Khutuwaat ilas Saadah 17

You might also like