You are on page 1of 9

A. KONSEP INFLEKSI DAN DERIVASI Bahasa Indonesia mengenal pengelompokan kosa dalam bentuk kelas kata.

Tata bahasa Indonesia banyak pendapat para mengenai jumlah dan jenis kelas kata. Kelas kata terdiri dari seperangkat kategori morfologis yang tersusun dalam kerangka sistem tertentu yang berbeda dan sistem kategori morfologis kelas kata lain. Kategori morfologis adalah sederetan kata yang memiliki bentuk gramatikal dan makna gramatikal yang sama. Setiap kategori morfologis itu terbentuk oleh prosede morfologis tertentu. Prosede morfologis adalah pembentukan kata secara sinkronis. Prosede morfologis itu ada dua macam yaitu derivasi dan intleksi. Derivasi adalah prosede morfologis yang menghasilkan kata-kata yang makna leksikalnya berbeda dari kata pangkal pembentuknya. Sebaliknya, infleksi menghasilkan kata-kata yang bentuk gramatikalnya berbeda-beda, tetapi leksemnya tetap seperti pada kata pangkalnya. Infleksi yaitu afiksasi yang membentukkan alternant-alternan dari bentuk yang tetap merupakan kata, atau unsur leksikal yang sama. sedangkan derivasi, adalah afiksasi yang menurunkan kata atau unsure leksikal yang lain dari kata atau unsure leksikal tertentu. Infleksi adalah suatu proses penambahan morpheme infleksional kedalam sebuah kata yang mengandung indikasi gramatikal seperti jumlah, orang, gender, tenses, atau aspek. Dibandingkan dengan derivasi menghasilkan kata baru dari suatu kata dasar, yang kadangkadang mengubah kelas kata seperti perubahan noun menjadi verb. Morphologi infleksional membahas berbagai bentuk leksem, sedangkan morphologi derivational berurusan dengan pembentukan leksem baru melalui proses afiksasi. Derivasi dibagi kedalam dua kategori yaitu derivasi mempertahankan kelas (class maintaining derivation) dan derivasi perubahan kelas (class changing derivation). Derivasi mempertahanan kelas adalah derivasi leksem baru yang sama kelasnya dengan basis darimana leksem itu dibentuk,sedangkan derivasi perubahan kelas menghasilkan leksem yang kelasnya berbeda dengan basisnya. Menurut bickford dkk. Morfologi sering dibagi kedalam dua kategori besar, yaitu morphologi infleksional dan morphologi derivasional. Morphologi derivational mengambil satu kata dan mengubahnya menjadi kata yang lain yakni menciptakan entri-entri leksikal baru. Dipihak lain morfologi infleksional tidak mengubah satu kata menjadi kata yang lain dan tidak pernah mengubah kategori sintaksis, sebaliknya menghasilkan bentuk lain dari kata yang sama. Lyons menggunakan istilah leksem (lexeme) untuk menyebut istilah kata, sebagai satuan yang lebih abstrak yang terdapat pada bentuk-bentuk infleksional yang berbeda berdasarkan kaidah sintaksis tertentu. Matthews membedakan pengertian kata atas beberapa pengertian. Menurut pengertian pertama, kata ialah apa yang disebut kata fonologis atau ortografis (phonological or

orthographical word); menurut pengertian kedua, kata ialah apa yang disebut leksem (lexeme); dan kata menurut pengertian ketiga ialah apa yang disebut kata gramatikal (gramatical word). Kata menurut pengertian yang petama semata-mata berdasarkan atas wujud fonologis atau wujud ortografisnya sedangkan pengertian yang kedua dan ketiga berhubungan dengan konsep derivasi dan infleksi. Sehubungan dengan pernyataan diatas, secara jelas membagi morphologi kedalam dua bidang, yaitu morphologi infleksional (infektional morphology), dan morphologi lesikal (leksical morphology) atau morphologi derivasional (derivational morphologi). Dalam hal ini, Matthews membedakan antara proses infleksi dan proses pembentukan kata (word-formation). Morphologi leksikal mengkaji kaidah-kaidah pembentukan yang menghasilkan kata-kata baru secara leksikal berbeda atau beridentitas baru dibandingkan kata yang menjadi dasarnya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Machand word formation is the branch of the science of language which studies the pattern on which a language form new lexical units, i.e. word. Jadi menurut Merchand pembentukan kata adalah cabang dari bahasa yang mengkaji pola-pola dimana sebuah bahasa membentuk satuan-satuan leksikal baru yaitu kata. Dengan demikian, yang relevan pembentukan kata ialah yang termasuk morphologi leksikal atau morphologi derivasional; sedangkan morphologi infleksional sebenarnya tidak termasuk kedalam pembentukan kata yang dimaksudkan di sini karena pembentukan itu hanya menghasilkan bentuk-bentuk kata yang berbeda dari sebuah leksem yang sama. Jadi, dapat dijelaskan bahwa konsep tentang infkesi dan derivasi adalah infleksi adalah perubahan morfemis dengan mempertahankan identitas leksikal dari kata yang bersangkutan, dan derivasi adalah perubahan morfemis yang menghasilkan kata dengan identitas morfemis yang lain. Misalnya, Inggris friend dan friends merupakan leksem yang sama, sedangkan friend dan befriend merupakan leksem-leksem yang berbeda. Verba to befriend adalah hasil derivasi dari nomina friend, bukan hasil infleksi, karena kedua kata itu tidak sama kelasnya yaitu verba dan nomina. Jikalau dua kata dengan dasar yang sama termasuk kelas kata yang sama, tetapi berbeda maknanya, kedua kata itu juga berbeda makna secara leksikal. Misalnya, friend dsn friendship dalam bahasa ingggris, atau kata Indonesia pengajar danpengajaran, yang sama-sama kelasnya dan dasarnya. B. VERBA INFLEKSIONAL DAN DERIVASIONAL 1. Verba Infleksional Fungsi dan Makna Afiks Infleksi meN, Afiks infleksi meN- memiliki dua fungsi: (1) afiks infleksi meN-(1) yang menurunkan kata gramatikal kategori V AKTIF (RAGAM FORMAL) dari leksem V AKSI (PROSES) dan merupakan pemarkah bahwa AGEN mengisi fungsi S. Jadi, afiks infleksi meN-(1) akan mengimbuh secara otomatis dan teramalkan pada semua V AKSI PROSES baik berbentuk simpel (monomorfem) maupun berbentuk kompleks (polimorfem).

Pengimbuhan afiks infleksi meN-(1) pada V AKSI PROSES berbentuk simpel (monomorfem) seperti -cari, -ambil, -dorong, -buka mencari, mengambil, mendorong, dan membuka. Pengimbuhan afiks infleksi meN-(1) pada V AKSI PROSES berbentuk kompleks (polimorfem) seperti daratkan, -merahkan, -ingatkan,hilangkan, -mandikan, -buatkan, -tandai, -merahi, -sayangi, -cintai, -datangi, -pukuli,-perbudak, -perpanjang, mendaratkan,memerahkan, mengingatkan, menghilangkan, memandikan, membuatkan, menandai, memerahi, menyayangi, mencintai, mendatangi, memukuli, memperbudak, dan memperpanjang, Makna afiks infleksi meN-(1) adalah pemarkah AKTIF (S adalah AGEN) untuk RAGAM FORMAL. Hal itu dibuktikan dengan teknik ubah (w)ujud seperti di bawah ini. Mereka membuang sampah itu. Mereka AKTIF (RAGAM FORMAL) buang sampah itu. Saya mengambil nomor urut. Saya AKTIF (RAGAM FORMAL) ambil nomor urut. Bapak itu sedang mendongkrak mobil. Bapak itu sedang AKTIF (RAGAM FORMAL)dongkrak mobil. Berdasarkan uraian di atas, makna afiks infleksi meN-(1) adalah pemarkah AKTIF (RAGAM FORMAL). Proses pengimbuhan afiks infleksi meN-(1) bersifat otomatis pada semua V AKSI PROSES baik berbentuk simpel (monomorfem) maupun berbentuk kompleks (polimorfem). Kehadiran afiks infleksi meN-(1) adalah untuk penyesuaian bentuk V AKSI PROSES dengan argument AGEN yang mengisi fungsi S (proses infeksi). (2) afiks infleksi meN-(2) yang menurunkan kata gramatikal kategori V AKSI (RAGAM FORMAL) dari leksem V AKSI. Makna afiks infleksi meN-(2) adalah pemarkah V AKSI RAGAM FORMAL. Hal itu dibuktikan dengan teknik ubah (w)ujud seperti di bawah ini. Pencuri itu melompat ke luar melalui jendela. Pencuri itu AKSI (RAGAM FORMAL) lompat ke luar melalui jendela. Ia akan menikah dengan seorang guru. Ia akan AKSI (RAGAM FORMAL) nikah dengan seorang guru. Berdasarkan uraian tersebut, makna afiks infleksi meN-(2) adalah pemarkah AKSI (RAGAM) FORMAL. Fungsi dan Makna Afiks Infleksi di-, Afiks infleksi di- adalah afiks yang mengimbuh pada V AKSI PROSES untuk penyesuaian bentuk V dengan argumennya (infleksi). Fungsi afiks infleksi di- adalah menurunkan kata gramatikal kategori V PASIF KANONIS dari leksem V AKSI PROSES. Afiks infleksi di- adalah pemarkah bahwa PASIEN mengisi fungsi S ( posisi sebelum V) dan AGEN mengisi fungsi PELENGKAP (posisi sesudah V). Pada umumnya, afiks

infleksi di- digunakan apabila AGEN merupakan persona ketiga. Afiks infleksi di- akan mengimbuh secara otomatis, dan teramalkan pada semua V AKSI PROSES baik berbentuk simpel (monomorfem) maupun berbentuk kompleks (polimorfem). Pengimbuhan afiks infleksi di- pada V AKSI PROSES berbentuk simpel (monomorfem) seperti -cari, -ambil, -do-rong, -buka, dicari, diambil, didorong, dibuka. Pengimbuhan afiks infleksi di- pada V AKSI PROSES berbentuk kompleks (polimorfem) seperti daratkan, -merahkan, ingatkan, -hilangkan, -mandikan, -buatkan,-tandai, -merahi, sayangi, -cintai, -datangi,-pukuli, -perbudak, -perpanjang,-didaratkan, dimerahkan, diingatkan, dihilangkan, dimandikan, dibuatkan, ditandai, dimerahi, disayangi, dicintai, didatangi, dipukuli, diperbudak, dan diperpanjang. Makna afiks infleksi di- adalah pemarkah PASIF (KANONIS) (S adalah PASIEN). Hal itu dibuktikan dengan teknik ubah(w)ujud seperti di bawah ini: Sampah itu dibuang (oleh) mereka. Sampah itu PASIF (KANONIS) buang (oleh) mereka. Nomor urut diambil (oleh) saya. Nomor urut PASIF (KANONIS) ambil (oleh) saya. Mobil sedang didongkrak bapak itu. Mobil sedang PASIF (KANONIS) dongkrak bapak itu. Berdasarkan uraian tersebut, makna afiks infleksi di- adalah pemarkah PASIF KANONIS. Proses pengimbuhan afiks infleksi di- bersifat otomatis pada semua V AKSI PROSES baik berbentuk simpel (monomorfem) maupun berbentuk kompleks (polimorfem). Kehadiran afiks infleksi di adalah untuk penyesuaian bentuk V dengan argumen PASIEN yang mengisi fungsi S (posisi sebelum V), dan AGEN yang mengisi fungsi Pel (posisi sesudah V). Fungsi dan Makna Afiks Infleksi ku-, Afiks infleksi ku- (klitik) adalah afiks (klitik) yang mengimbuh pada V AKSI PROSES untuk penyesuaian bentuk V tersebut dengan argumennya (infleksi). Fungsi afiks infleksi ku- (klitik) adalah menurunkan kata gramatikal kategori V PASIF PENGEDEPANAN OBJEK yang terjadi dengan pentopikalan PASIEN dipindahkan ke posisi sebelum AGEN, sedangkan AGEN tetap pada posisi sebelum V. Afiks infleksi ku-(klitik) digunakan jika AGEN merupakan persona pertama aku. Jadi, afiks infleksi ku- (klitik) bisa mengimbuh secara otomatis, dan teramalkan pada semua V AKSI PROSES baik berbentuk simpel (monomorfem) maupun berbentuk kompleks (polimorfem). Pengimbuhan afiks infleksi ku- (klitik) pada V AKSI PROSES berbentuk simple (monomorfem) adalah seperti -cari, -ambil, -dorong, -buka kucari, kuambil, kudorong, kubuka. Pengimbuhan afiks infleksi ku- (klitik) pada V AKSI PROSES berbentuk kompleks (polimorfem) seperti daratkan, -merahkan, -ingatkan, -hilangkan, -mandikan, -buatkan, -tandai, -merahi, sayangi, -cintai, -datangi, -pukuli, -perbudak, -perpanjang kudaratkan, kumerahkan, kuingatkan,

kuhilangkan, kumandikan, kubuatkan, kutandai, kumerahi, kusayangi, kucintai, kudatangi, kupukuli, kuperbudak, dan kuperpanjang. Makna afiks infleksi ku- (klitik) adalah pemarkah PASIF (PENGEDEPANAN OBJEK). Hal itu dibuktikan dengan teknik ubah (w)ujud seperti di bawah ini. Sampah itu kubuang. Sampah itu PASIF (PENGEDEPANAN OBJEK) kubuang. Nomor urut kuambil. Nomor urut PASIF (PENGEDEPANAN OBJEK) kuambil. Mobil sedang kudongkrak. Mobil sedang PASIF (PENGEDEPANAN OBJEK) kudongkrak. Berdasarkan uraian tersebut, makna afiks infleksi ku- (klitik) adalah pemarkah PASIF PENGEDEPANAN OBJEK. Proses pengimbuhan afiks infleksi ku- (klitik) bersifat otomatis pada semua V AKSI PROSES baik berbentuk simpel (monomorfem) maupun berbentuk kompleks (polimorfem). Kehadiran afiks infleksi ku- (klitik) untuk penyesuaian bentuk V dengan argumen PA-SIEN yang diletakkan pada posisi sebelum AGEN, dan AGEN berupa persona pertama aku tetap pada posisi sebelum V. Fungsi dan Makna Afiks Infleksi kau-, Afiks infleksi kau- (klitik) adalah afiks yang mengimbuh pada V AKSI PROSES untuk penyesuaian bentuk V tersebut dengan argumennya (infleksi). Fungsi afiks infleksi kau- (klitik) adalah membentuk kategori V PASIF PENGEDEPANAN OBJEK yang terjadi dengan pentopikalan PASIEN dipindahkan ke posisi sebelum AGEN, sedangkan AGEN tetap pada posisi sebelum V. Afiks infleksi kau- (klitik) digunakan jika AGEN merupakan persona kedua engkau. Jadi, afiks infleksi kau- (klitik) mengimbuh secara otomatis dan teramalkan pada semua V AKSI PROSES baik berbentuk simpel (monomorfem) maupun berbentuk kompleks (polimorfem). Pengimbuhan afiks infleksi kau- (klitik) pada V AKSI PROSES berbentuk simple (monomorfem) seperti -cari, ambil, - dorong, -buka, kaucari, kauambil, kaudorong, kaubuka. Pengimbuhan afiks infleksi kau- (klitik) pada V AKSI PROSES berbentuk kompleks (polimorfem) seperti daratkan, -merahkan, -ingatkan, -hilangkan, -mandikan, -buatkan, -tandai, -merahi, -sayangi, -cintai, -datangi, -pukuli, -perbudak, perpanjang, kaudaratkan, kaumerahkan, kauingatkan, kauhilangkan, kaumandikan, kaubuatkan, kautandai, kaumerahi, kausayangi, kaucintai, kaudatangi, kaupukuli, kauperbudak, dan kauperpanjang. Makna afiks infleksi kau- (klitik) adalah pemarkah PASIF (PENGEDEPANAN OBJEK). Hal itu dibuktikan dengan teknik ubah (w)ujud seperti di bawah ini. Sampah itu kaubuang.

Sampah itu PASIF (PENGEDEPANAN OBJEK) kaubuang. Nomor urut kauambil. Nomor urut PASIF (PENGEDEPANAN OBJEK) kauambil. Mobil sedang kaudongkrak. Mobil sedang PASIF (PENGEDEPANAN OBJEK) kaudongkrak. Berdasarkan uraian di atas, makna afiks infleksi kau- (klitik) adalah pemarkah PASIF (PENGEDEPANAN OBJEK). Proses pengimbuhan afiks infleksi ku- (klitik) bersifat otomatis pada semua V AKSI PROSES baik berbentuk simpel (monomorfem) maupun berbentuk kompleks (polimorfem). Kehadiran afiks infleksi ku- (klitik) adalah untuk penyesuaian bentuk V dengan argumen PASIEN yang diletakkan pada posisi sebelum AGEN, dan AGEN berupa persona kedua engkau yang tetap pada posisi sebelum V. Fungsi dan Makna Afiks Infleksi beRAfiks, infleksi beR- adalah afiks yang mengimbuh pada V AKSI atau V KEADAAN tertentu untuk penyesuaian bentuk V tersebut dengan ragam bahasa yakni RAGAM FORMAL. Fungsi afiks infleksi beRadalah menurunkan kata gramatikal V AKSI ragam formal atau V KEADAAN ragam formal. Makna afiks infleksi beR- adalah pemarkah V AKSI atau V KEADAAN (RAGAM FORMAL). Hal itu dibuktikan dengan teknik ubah (w)ujud seperti berikut. Keduanya juga bersekolah di Sragen. Keduanya juga (RAGAM FORMAL) sekolah di Sragen. Saya bekerja di sebuah perusahaan di Serpong. Saya (RAGAM FORMAL) kerja di sebuah perusahaan di Serpong. Iwan juga berkonsultasi pada ahlinya. Iwan juga (RAGAM FORMAL) konsultasi pada ahlinya. Berdasarkan uraian di atas, makna afiks infleksi beR- adalah pemarkah V AKSI RAGAM FORMAL atau V KEADAAN RAGAM FORMAL. Kehadiran afiks infleksi beR- adalah untuk penyesuaian bentuk V dengan ragam bahasa yakni RAGAM FORMAL. Fungsi dan Makna Afiks Infleksi /zero, Afiks infleksi /zero memiliki tiga fungsi: (1) afiks infleksi /zero(1) yang menurunkan kata gramatikal kategori V AKTIF RAGAM PERCAKAPAN. Jadi, afiks infleksi (zero)(1) akan mengimbuh secara otomatis (dan bersifat opsional), dan teramalkan pada semua V AKSI (PROSES) baik berbentuk simpel (monomorfem) maupun berbentuk kompleks (polimorfem). Pengimbuhan afiks infleksi (zero)(1) pada V AKSI (PROSES) berbentuk simple (monomorfem) adalah seperti -cari, -ambil, -dorong, -buka, cari, ambil, dorong, buka. Pengimbuhan afiks infleksi (zero, pada V AKSI (PROSES) berbentuk kompleks (polimorfem) seperti daratkan, -merahkan, -ingatkan, -hilangkan, -mandikan, -buatkan, -tandai,

-merahi, -sayangi, -cintai, -datangi, -pukuli, -perbudak, -perpanjang daratkan, merahkan, ingatkan, hilangkan, mandikan, buatkan, tandai, merahi, sayangi, cintai, datangi, pukuli, perbudak, dan perpanjang, Makna afiks infleksi (zero)(1) adalah pemarkah V AKTIF (RAGAM PERCAKAPAN). Hal itu dibuktikan dengan teknik ubah (w)ujud seperti berikut. Mereka buang sampah itu. Mereka AKTIF (RAGAM PERCAKAPAN) buang sampah itu. Saya ambil nomor urut. Saya AKTIF (RAGAM PERCAKAPAN) ambil nomor urut. Bapak itu sedang dongkrak mobil. Bapak itu sedang AKTIF (RAGAM PERCAKAPAN) dongkrak mobil. Berdasarkan uraian di atas, makna afiks infleksi (zero)(1) adalah pemarkah AKTIF RAGAM PERCAKAPAN. Proses pengimbuhan afiks infleksi (zero)(1) bersifat otomatis pada semua V AKSI PROSES baik berbentuk simpel (monomorfem) maupun berbentuk kompleks (polimorfem). Kehadiran afiks infleksi (zero)(1) untuk penyesuaian bentuk V dengan argumen AGEN yang mengisi fungsi S dalam ragam percakapan dan bersifat opsional. (2) afiks infleksi /zero(2) yang menurunkan kata gramatikal kategori V PASIF (PENGEDEPANAN OBJEK) yang terjadi dengan pentopikalan PASIEN dipindahkan ke posisi sebelum AGEN sedangkan AGEN tetap pada posisi sebelum V. Afiks infleksi (zero)(2) digunakan jika AGEN merupakan persona ketiga, bahkan menurut Chung (1989:7) dapat terjadi pada semua pronomina. Jadi, afiks infleksi (zero)(2) mengimbuh secara otomatis, dan teramalkan pada semua V AKSI (PROSES) baik berbentuk simpel (monomorfem) maupun berbentuk kompleks (polimorfem). Pengimbuhan afiks infleksi (zero)(2) pada V AKSI PROSES berbentuk simple (monomorfem) seperti -cari, -ambil, dorong, buka (dia)cari, (dia) ambil, (dia) dorong, (dia) buka. Pengimbuhan afiks infleksi (zero)(2) pada V AKSI PROSES berbentuk kompleks (polimorfem) seperti daratkan, merahkan, - ingatkan, -hilangkan, -mandikan, -buatkan, -tandai, -merahi, -sayangi, -cintai, datangi, -pukuli, -perbudak, -perpanjang (dia) daratkan, (dia) merahkan, (dia) ingatkan, (dia) hilangkan, (dia) mandikan, (dia) buatkan, (dia) tandai, (dia) merahi, (dia) sayangi, (dia) cintai, (dia) datangi, (dia) pukuli, (dia) perbudak,(dia) perpanjang. Makna afiks infleksi (zero)(2) adalah pemarkah PASIF (PENGEDEPANAN OBJEK). Hal itu dibuktikan dengan teknik ubah (w)ujud seperti di bawah ini. Sampah itu dia buang. Sampah itu dia PASIF (PENGEDEPANAN OBJEK) buang.

Nomor urut dia ambil. Nomor urut dia PASIF (PENGEDEPANAN OBJEK) ambil. Mobil sedang dia dongkrak. Mobil sedang dia PASIF (PENGEDEPANAN OBJEK) dongkrak. Berdasarkan uraian tersebut, makna afiks infleksi (zero)(2) adalah pemarkah PASIF (PENGEDEPANAN OBJEK). Proses peng-imbuhan afiks infleksi (zero)(2) bersifat otomatis pada semua V AKSI (PROSES) baik berbentuk simpel (monomorfem) maupun berbentuk kompleks (polimorfem). Kehadiran afiks infleksi (zero)(2) untuk penyesuaian bentuk V dengan argumen PASIEN yang diletakkan pada posisi sebelum AGEN, dan AGEN berupa persona ketiga atau semua pronomina yang tetap pada posisi sebelum V. (3) afiks infleksi /-zero(3) yang menurunkan kata gramatikal kategori V AKSI RAGAM PERCAKAPAN atau V KEADAAN RAGAM PERCAKAPAN. Fungsi afiks infleksi (zero)(3) adalah menurunkan kata gramatikal V AKSI (RAGAM PERCAKAPAN) atau V KEADAAN (RAGAM PERCAKAPAN). Makna afiks infleksi (zero)(3) adalah pemarkah V AKSI (RAGAM PERCAKAPAN) atau V KEADAAN (RAGAM PERCAKAPAN). Hal itu dibuktikan dengan teknik ubah (w)ujud seperti di bawah ini. Keduanya juga sekolah di Sragen. Keduanya juga (RAGAM PERCAKAPAN) sekolah di Sragen. Saya kerja di sebuah perusahaan di Serpong. Saya (RAGAM PERCAKAPAN) kerja di sebuah perusahaan di Serpong. Iwan juga konsultasi pada ahlinya. Iwan juga (RAGAM PERCAKAPAN) konsultasi pada ahlinya. Berdasarkan uraian tersebut, makna afiks infleksi (zero)(3) adalah pemarkah VERBA AKSI (RAGAM PERCAKAPAN) atau VERBA KEADAAN (RAGAM PERCA-KAPAN). Kehadiran afiks infleksi (zero)(3) untuk penyesuaian bentuk V dengan ragam bahasa, yakni (RAGAM PERCAKAPAN). Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan. Pertama, afiks infleksi meN- yang memiliki dua fungsi, yakni afiks infleksi meN-(1) yang menurunkan kata gramatikal kategori V AKTIF (RAGAM FORMAL) dari leksem V AKSI PROSES). Afiks infleksi meN-(2) yang menurunkan kata gramatikal kategori V AKSI (RAGAM FORMAL) dari leksem V AKSI. Kedua, a-fiks infleksi di- yang berfungsi menurunkan kata gramatikal kategori V PASIF (KA-NONIS) dari leksem V AKSI (PROSES). Ketiga, afiks infleksi ku- (klitik) yang berfungsi menurunkan kata gramatikal kategori V PASIF (PENGEDEPANAN OBJEK) yang terjadi dengan pentopikalan PASIEN dipindahkan ke posisi sebelum AGEN sedangkan AGEN tetap pada posisi sebelum V. Keempat,afiks infleksi kau- (klitik) yang berfungsi menurunkan kata gramatikal

kategori V PASIF (PENGEDEPANAN OB-JEK) yang terjadi dengan pentopikalan PA-SIEN dipindahkanke posisi sebelum AGEN sedangkan AGEN tetap pada posisi sebelum V. Kelima, afiks infleksi beR- yang berfungsi menurunkan kata gramatikal V AKSI ragam formal atau V KEADAAN ragam formal. Keenam, afiks infleksi/zero yang memiliki tiga fungsi, yakni afiks infleksi /zero(1) yang menurunkan kata gramatikal kategori V AKTIF (RAGAM PERCAKAPAN), afiks infleksi /zero(2) yang menurunkan kata gramatikal kategori V PASIF(PENGEDEPANAN OBJEK, afiks infleksi /zero(3) yang menurunkan kata gramatikal kategori V AKSI (RAGAM PERCAKAPAN) atau V KEADAAN (RAGAM PERCAKAPAN). 2. Verba Derivasional Sebagai contoh, amatilah derivasi dari bentuk pradasar ajar. Morfem itu sendiri adalah tidak bebas. Yang dturunkan daripadanya adalah, pertama-tama, beberapa verba mengajar, mengajarkan, mengajari, belajar. Dari masaing-masing verba tadi, diturunkanlah berbagai nomina. Ada pengajaran, pengajar, pelajar dan pelajaran. Yang dengan awalan pen- itu jelas berasal dari verba yang berawalan men-, dan dengan per- dari verba yang berawalan ber. Jadi pengajar dan pengajaran, misalnya, memang berasal dari: ajar tetapi tak langsung, dan langsung dari mengajar. Demikian pula, pelajar dan pelajaran berasal (langsung) dari belajar (dan hanya tak langsung dari :ajar). Kata seperti pengajar dan pelajar disebut nomina penindak karena mengandung makna orang yang melakukan tindakan tertentu-tindakan yang diartikan oleh verba mengajar dan belajar. Justru karena itulah, atas dasar semantic, kita simpulkan bahwa pengajar berasal (langsung) dari mengajar, dan pelajar (langsung) dari belajar. Selanjutnya, nomina pelajaran dan pengajaran yang diturunkan (langsung) dari masing-masing mengajar dan belajar itu disebut nomina tindakan.

You might also like