You are on page 1of 2

TATA CARA MEMILIH PASANGAN DALAM ISLAM Tentu saja agama ini memiliki cara yang halal bagi

seorang laki-laki jika ia ingin menikahi seorang wanita. Diantara syarat-syarat menurut ulama kontemporer (masa kini) yaitu: 1. Ia harus memiliki niat yang lurus yaitu keinginan untuk menikah. Jika niat kita tulus karena ALLAH taala semata-mata ingin menikah, diperbolehkan melihat (mengamati) wanita yang mana yang disukai. 2. Laki-laki itu boleh meminta bantuan kepada orang lain (muhrim wanita) untuk menyelidiki sifat-sifat wanita yang ingin dinikahinya. Tindakan ini hanyalah optional, karena wanita yang shalehah tentu akan memiliki segala kebaikan sifat dan perilaku. 1. Jika ia sudah menentukan siapa yang disukainya, maka sebaiknya ia segera melamar wanita idamannya itu. 2. Jika lamaran diterima, maka bersegeralah melangsungkan pernikahan untuk menghindari fitnah. Karena yang termasuk rukun nikah adalah mahar (maskawin), bukan pertalian (tunangan). Penjelasan selanjutnya tentang serba-serbi nikah, insya ALLAH disampaikan dalam file terpisah MELIHAT WANITA YANG INGIN DINIKAHI Dari Sahal bin Saad, ia berkata: Ketika kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam diceritakan tentang seorang wanita Arab, beliau menyuruh Abu Usaid untuk memanggilnya. Wanita itupun dipanggil. Wanita itu datang dan singgah di kediaman Bani Saidah. Rasulullah SAW keluar dan datang untuk menemuinya. Ternyata wanita itu menundukkan kepalanya. Ketika Rasulullah SAW mengajaknya berbicara, ia berkata: Aku berlindung kepada ALLAH dari dirimu. Rasulullah SAW bersabda: Baiklah, aku benar-benar telah melindungi kamu dari diriku. Sesudah itu orang-orang bertanya kepadanya: Tahukah engkau siapa tadi yang berbicara denganmu? Wanita itu menjawab: Tidak tahu! Orang-orang memberitahu: Itu adalah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, beliau datang untuk melamarmu. Wanita itu berkata: Aku benarbenar sial (karena menolak beliau). Kata Sahal: Pada hari itu Rasulullah SAW datang dan bersama para sahabat beliau duduk di rumah Bani Saidah kemudian beliau bersabda: Berilah kami minum. Dia (Sahal) berkata: Lalu aku mengeluarkan mangkuk ini untuk mereka dan memberi minum mereka dengan mangkuk tersebut. [Bukhari, Muslim dan Ahmad] Dari Sahal bin Saad, ia berkata: Seorang wanita datang kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dan berkata: Wahai Rasulullah, aku datang untuk menyerahkan diriku kepadamu. Lalu Rasulullah SAW memandang perempuan itu dan menaikkan pandangan serta menurunkannya kemudian beliau mengangguk-anggukkan kepala. Melihat Rasulullah SAW tidak memutuskan apa-apa terhadapnya, perempuan itu kemudian duduk. Sesaat kemudian seorang sahabat berdiri dan berkata: Wahai Rasulullah, jika engkau tidak berkenan padanya, maka kawinkanlah aku dengannya. Rasulullah SAW bertanya: Apakah kamu memiliki sesuatu? Sahabat itu menjawab: Demi ALLAH, tidak ada, wahai Rasulullah. Beliau berkata: Pulanglah kepada keluargamu dan lihatlah apakah kamu mendapatkan sesuatu? Maka pulanglah sahabat itu, lalu ia kembali dan berkata: Demi ALLAH aku tidak mendapatkan sesuatu! Rasulullah SAW bersabda: Carilah lagi walaupun hanya sebuah cincin besi! Lalu sahabat itu kembali pulang dan lagi berkata: Demi ALLAH, tidak ada apapun wahai Rasulullah, walaupun cincin dari besi, kecuali kain sarung milikku ini. Sahal berkata: Dia (lelaki itu) tidak mempunyai kain yang menutupi badan bagian atas. Berarti wanita tadi hanya akan mendapatkan setengah dari kain sarungnya.

Rasulullah SAW bertanya: Apa yang dapat kamu perbuat dengan kain sarung milikmu ini? Jika kamu memakainya, maka wanita itu tidak akan memakai apa-apa. Demikian pula jika wanita itu memakainya, maka kamu tidak akan memakai apa-apa. Lelaki itu kemudian duduk agak lama dan berdiri lagi sehingga terlihat oleh Rasulullah ia akan pergi. Rasulullah memerintahkan untuk memanggilnya, lalu ketika ia datang beliau bertanya: Apakah kamu dapat membaca Al-Quran? Sahabat itu menjawab: Saya bisa membaca surat ini dan surat ini sambil menyebutkannya satu-persatu. Rasulullah SAW bertanya lagi: Apakah kamu menghafalnya? sahabat itu menjawab: Ya. Lalu Rasulullah SAW bersabda: Pergilah, wanita itu telah menjadi istrimu dengan mahar mengajarkan surat Al-Quran yang kamu hafal. [Bukhari, Muslim, Tirmizi, Nasai, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmad, Malik dan Ad-Darami] Dari Abu Hurairah, ia berkata: Pada suatu waktu, ketika aku sedang berada dekat Nabi shallallahu alaihi wa sallam, tiba-tiba datang kepada beliau seorang laki-laki meminta nasihat, lalu dia berkata: Aku akan mengawini seorang wanita Anshar. Bagaimana pendapat baginda? Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam balik bertanya kepadanya: Sudahkah engkau lihat wanita itu? Jawabnya: Belum. Kemudian sabda beliau SAW: Lihatlah dia dahulu, karena dalam mata orang Anshar ada sesuatu. [Muslim] Beberapa hadis diatas menjelaskan bahwa kita boleh melihat (mengamati) kepada wanita yang ingin dinikahi. Tentu saja dimaksudkan agar supaya kita tidak diibaratkan membeli kucing dalam karung. Karena nikah adalah untuk bersama selamanya. Adapun juga hadis ini seakan-akan menjelaskan bahwa wanita-wanita yang dilihat oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam tidak menggunakan niqab (cadar), karena seandainya mereka bercadar tentu tidak perlu untuk dilihat dengan detail. Diterbitkan di: 21 Januari, 2010 Sumber: http://id.shvoong.com/books/guidance-self-improvement/1966430-tata-cara-memilihpasangan-dalam/#ixzz1iYjTAtSw

You might also like