You are on page 1of 14

( Word to PDF Converter - Unregistered ) http://www.Word-to-PDF-Converter.

net

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Organisme hidup yang terdapat dialam tidak terdiri hanya berdiri sendiri-sendiri atau tidak hidup sendiri-sendiri, melainkan menjadi satu kumpulan individu-individu yang menempati suatu tempat tertentu. Suatu ekosistem selalu melakukan hubungan satu sama lain baik bersifat intraspesifik maupun interspesifik. Mekanisme ini dilakukan suatu tanaman untuk memperoleh bahan kehidupan berupa unsur-unsur hara yang terdapat baik ditanah, udara, air dan sinar matahari serta ruang untuk tumbuh dan berkembang. Mekanisme pertahanan diri ini sering merangsang tanaman untuk melakukan suatu metabolisme sekunder yang produknya biasa diendapkan dalam organ tumbuhan tersebut maupun dieksudat keluar untuk menolak kompetitor lainnya. Makhluk hidup dalam mempertahankan hidupnya memerlukan komponen lain yang terdapat di lingkungannya. Misalnya udara dan air yang sangat mereka perlukan untuk bernafas dan minum dan kebutuhan lainnya. Seperti oksigen yang dihirup oleh hewan dari udara untuk pernafasan, sebagian besar berasal dari tumbuhan yang melakukan proses fotosintesis. Sebaliknya, karbondioksida yang dihasilkan dari pernapasan oleh hewan digunakan oleh tumbuhan untuk proses fotosintesis. Proses fotosintesis yang terjadi pada tumbuhan selain memanfaatkan karbondioksida, juga memerlukan bahan-bahan lainnya yang diperlukan oleh tumbuhan untuk proses tumbuh dan berkembang. Seperti energi dari radiasi matahari, air dan zat-zat hara. Interaksi yang terjadi antar spesies anggota populasi akan memperngaruhi terhadap kondisi populasi mengingat keaktifan atau tindakan individu dapat mempengaruhi kecepatan pertumbungan atau pun kehidupan populasi. Setiap anggota populasi dapat memakan anggota-anggota populasi lainnya, bersaing terhadap makanan, mengeluarkan kotoran yang merugikan lainnya, dapat saling membunuh, dan interaksi tersebut dapat searah maupun dua arah atau timbalbalik
FIKKIWINDRA 1

( Word to PDF Converter - Unregistered ) http://www.Word-to-PDF-Converter.net

(odum 1993). Salah satu bentuk interaksi antara satu populasi dengan populasi lain atau antara satu individu dengan individu lain adalah bersifat persaingan (kompetisi). Persaingan tersebut terjadi karena individu-individu mempunyai kebutuhan yang sama atas apa yang ada pada ekosistemnya, seperti cahaya, unsur hara, lahan untuk tumbuh, dan sebagainya. Persaingan yang dilakukan oleh hewan sangat berbeda dengan tumbuhan. Pada dasarnya persaingan pada tumbuhan tidak melakukan kontak fisik dan pada hewan sebaliknya yaitu persaingan terlihat dari kontak fisik langsung. 1.2 Tujuan Praktikum Tujuan praktikum kali ini ialah mempelajari tentang persaingan intraspesifik dan interspesifik suatu tanaman. Dan juga mempelajari apakah berpengaruh atau tidaknya faktor-faktor lingkungan pada persaingan tersebut.

FIKKIWINDRA 2

( Word to PDF Converter - Unregistered ) http://www.Word-to-PDF-Converter.net

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


Kompetisi adalah interakksi antar individu yang muncul akibat kesamaan kebutuhan akan sumberdaya yang bersifat terbatas, sehingga membatasi kemampuan bertahan (survival), pertumbuhan dan reproduksi individu penyaing (Begon et al .1990), sedangkan Molles (2002) kompetisi didefinisikan sebagai interaksi antar individu yang berakibat pada pengurangan kemampuan hidup mereka. Kompetisi dapat terjadi antar individu (intraspesifik) dan antar individu pada satu spesies yang sama atau interspesifik (Krebs, 2002; Molles, 2002). Faktor-faktor ekologi atau faktor-faktor lingkungan yang diperebutkan oleh dalam persaingan antara lain : cahaya, air tanah, oksigen, unsur hara, dan karbon dioksida. Faktor-faktor eksternal lainnya, seperti kehadiran hewan penyerbuk, agen disperal biji, kondisi tanah, kelembababn tanah, udara serta angin dan gangguan atau kerusakan lingkungan oleh manusia juga berpengaruh terhadap kelangsung hidup dari spesies-spesies tertentu didalam suatu habitat (Indriyanto, 2006). Model-model interaksi pada suatu komunitas tanaman berdasarkan faktor interaksinya menurut Walter (1962) yang dikutip oleh Muller Dombois & Ellenberg (1974) dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu : 1. Persaingan langsung (dirict competitor), tumbuhan bersaing pada sumber daya yang sama dengan menguasai strata yang sama baik diatas atau dibawah tanah. 2. Pernggantung (dependent spesies), yaitu tanaman yang hanya dapat hidup pada sebagian relung habitatnya karena kehadiran tanaman lain. 3. Pelengkap (compelementary spesies), yaitu tanaman yang tidak bersaing secara langsung dengan tanaman lain karena meraka memanfaatkan sumberdaya yang berbeda atau karena perbedaan irama musiman (seasonal rhythm) (Wijayanti, 2008). Persaingan intraspesifik, yaitu persaingan yang terjadi antara suatu
FIKKIWINDRA 3

( Word to PDF Converter - Unregistered ) http://www.Word-to-PDF-Converter.net

individu organisme yang berspesies sama

dan persaingan interspesifik yaitu

persaingan yang terjadi antara organisme yang memiliki spesies berbeda. Suatu cara untuk mengurangi kompetisi ialah dengan mengurangi kompetisi diantara kospesifik ialah dengan mengurangi kebutuhan untuk memperoleh sumber yang terbatsa itu. Hal ini dapat dicapai dengan penurunan densitas populasi, peningkatan efisiensi individu, atau substitusi dengan sumber lain. Selanjutnya populasi akan berada dibawah daya dukung yang ditentukan, setidaknya hingga populasi itu mencapai K yang hari ini. Substitusi dengan sumber-sumber lain sangat bergantung pada persediaan sumber-sumber tersebut. Baik secara mutlak maupun dalam kaitannya dengan penggunaan sumber-sumber tersebut oleh populasi-populasi lain. Ekaspansi suatu sumber memerlukan kelimpahan sumber itu yang berhubungan dengan penggunaannya sekarang oleh spesies-spesies lain atau spesies yang berkembang dan merupakan saingan yang lebih baik. Individu-individu dari spesies yang terdapat pada lingkungan yang penuh dengan spesies yang mengeksploitasi gradient sumber yang sama mungkin tidak mampu secara evolusioner mengembangkan tingkan eksploitasi dengan pengaruh kompetisi intraspesifik. Keseimbangan antara kompetisi intraspesifik dan interspesifik akan memainkan peranan utama pada hasil evolusioner (Naughton, 1992). Secara teori, spesies-spesies anggota populasi saling berinteraksi satu dengan yang lainnya dan membentuk interaksi yang positif, negatif atau bahkan nol, atau kombinasi yang bentuk interaksinya dapat dibagi menjadi sembilan tipe (tipe penggunaan sumberdaya), amensalisme, parasitisme, predasi (pemangsaan), momensialisme, protokolisme dan mutualisme. Pernyataan ini berdasarkan Odum (1993) ; Glopal dan Bhardwaj (1979) dalam buku indriyanto (2006).

FIKKIWINDRA 4

( Word to PDF Converter - Unregistered ) http://www.Word-to-PDF-Converter.net

BAB III METODE PENELITIAN


3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi tempat penelitian ialah laboratorium terpadu UIN SYAHID, tepatnya di lingkuungan laboratorium biologi lt. 4 di loby pada tanggal 06 oktober 2011. Pengamatan dilakukan selama satu bulan hingga masa panen dihitung satu hari setelah penanaman. 3.2 Alat dan Bahan Alat yang digunakan antara lain : poly bag, gelas ukur, penggaris. Dan bahan yang digunakan yaitu : biji kacang hijau, biji jagung, tanah subur, air. 3.3 Cara Kerja Disiapkan 6 buah kantung polybag yang berisi tanah yang siap ditanamkan. Parameter fisik diukur terlebih dahulu, seperti kelembaban tanah, udara, suhu tanah dan udara, serta jarak kerapatan tanaman tersebut. Disiapkan biji-biji kacang dan jagung dengan direndam terlebih dahulu dan dipilih bibit yang bagus untuk ditanam. Lalu, ditanamkan biji-biji tersebut dalam kantung polybag sesuai dengan perlakuan yang diperintahkan. Diamati pertumbuhan-pertumbuhan biji-biji tersebut dengan interval 2 hari dan catat pertumbuhan selama 1 bulan. Apakah terjadi perbedaan dalam pertumbuhan persaingan intraspesifik dan interspesifik tersebut? Dicatat hasilnya lalu dibahas. Table 1. Pola penanaman jagung Kode Perlakuan J-1 J-2 J-4 Jumlah Lubang 1 2 4 Pola Penanaman J J J J J J J J J J J J J J J

J-8

FIKKIWINDRA 5

( Word to PDF Converter - Unregistered ) http://www.Word-to-PDF-Converter.net

Tabel 2. Pola penanaman kacang hijau Kode Perlakuan K-1 K-2 K-4 Jumlah Lubang 1 2 4 K K K K K-8 8 K K K K K Tabel 3. Pola penanaman jagung dan kacang hijau Kode plot JK-1 JK-2 Jumlah Lubang J 1 2 Jumlah Lubang K 1 2 Pola Penanaman J J K J JK-4 4 4 J K K J K J K K K J K K Pola Penanaman K K K K

3.4

Analisis Data Hasil pengamatan terhadap tumbuhan disajikan dalam bentuk grafik.

Grafik yang disajikan didapat dari hasil pengukuran yang dilakukan secara bertahap dan pengukuran biomassa, hasil pengukuran di catat dalam bentuk tabel. Data yang ditulis dalam bentuk tabel berasal dari hasil pengukuran pertambahan tinggi tanaman selama kurang lebih 4 minggu. Pemanenan tanaman hanya dilakukan pada bagian tumbuhan diatas permukaan tanah(taruk).

FIKKIWINDRA 6

( Word to PDF Converter - Unregistered ) http://www.Word-to-PDF-Converter.net

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


Pengukuran Faktor Fisik No 1 2 3 4 5 Faktor Fisik pH Tanah Suhu Tanah Intensitas Cahaya Suhu Udara Kelembaban Udara Tabel 1. Pengukuran Faktor Fisik Lima faktor yang tertera di atas merupakan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuha biji yang ditanam. Namun dalam hal ini yang lebih dilihat adalah persaingan yang terjadi antara biji yang ditanam dalam satu plot baik persaingan intraspesifik maupun interspesifik. Biomassa Tanaman
Data Kelompok 4&6 J1 J2 J4 J8 Intraspesifik K1 K2 K4 K8 J1 J2 Interspesifik (JK) J4 K1

Awal 5,5 29C 5,82

Akhir 5,4 29C 1,35 29C 3,5

K2

0.2115 0.1876 0.1762 0.0824 0.398 0.4209 0.1396 0.949 0.178

Tabel 2. Biomassa Tanaman Berdasarkan tabel di atas, yang merupakan hasil pengamatan dari kelompok 4 dan 6 dapat dilihat biomassa dalam persaingan intraspesifik dan interspesifik terdapat perbedaan. Dalam persaingan interspesifik terlihat pertumbuhan yang berbeda dari tiap perlakuan. Tanaman kacang hijau ang ditanam 1 biji dalam satu pot memiliki biomassa yang lebih berat dibanding dengan tanaman kacang hijau yang ditanam 8 dalam satu pot. Dalam persaingan intraspesifik terlihat bahwa pertumbuhan jagung lebih dominan dibandingkan

FIKKIWINDRA 7

( Word to PDF Converter - Unregistered ) http://www.Word-to-PDF-Converter.net

dengan pertumbuhan kacang hijau. Untuk mempermudah pembacaan tabel, maka data disajikan dalam diagram sebagai berikut a. Diagram Biomassa Rata-rata Tanaman Kacang Hijau

k1 k2 k4 k8

Biomassa kacang 0.2115 0.1876 0.1762 0.0824

Pada diagram diatas dapat diketahui bahwa biomassa kacang semakin menurun berdasarkan jumlah biji yang ditanam, semakin banyak biji yang ditanam dalam satu polybag maka biomassanya semakin berkurang. Hal ini membuktikan

FIKKIWINDRA 8

( Word to PDF Converter - Unregistered ) http://www.Word-to-PDF-Converter.net

telah terjadinya kompetisi intraspesies. Menurut Gopal dan Bhardwaj (1979) dalam buku Indriyanto (2006), persaingan yang dilakukan oleh organisme-organisme dapat berupa keaktifan dalam memperebutkan ruang (tempat), makanan, unsur hara, air, sinar, udara, agen penyerbukan, agen dispersal, atau faktor-faktor ekologi lainnya sebagai sumber daya yang dibutuhkan oleh tiap-tiap organisme untuk hidup dan tumbuh. Persaingan intraspesifik, yaitu persaingan yang terjadi antar individu organisme yang memiliki spesies sama. Suatu cara untuk mengurangi kompetisi ialah dengan mengurangi kompetisi diantara kospesifik ialah dengan mengurangi kebutuhan untuk memperoleh sumber yang terbats itu. Hal ini dapat dicapai dengan penurunan densitas populasi, peningkatan efisiensi individu atau substitusi dengan sumber lain (Naughton, 1992). Mutualisme dan parasitisme dapat mempunyai dampak yang luas terhadap komunitas, kompetisi antar spesies mempengaruhi populasi banyak spesies dan dapat mempengaruhi struktur komunitaws. Hubungan yang kompleks diantara interaksi-interaksi antar spesies dan adanya keragaman lingkungan merupakan ciri struktur komunitas (Campbell, 2002). b. Diagram Biomassa Rata-rata Tanaman Jagung dan Kacang Hijau

FIKKIWINDRA 9

( Word to PDF Converter - Unregistered ) http://www.Word-to-PDF-Converter.net

Jagung jk 1 jk 2 jk 4 0.398 0.4209 0.1396

kacang 0.949 0.1786 0.0624

Pada diagram biomassa JK di atas, biomassa relatif mangalami penurunan. Hal ini diakibatkan karena adanya tanaman lain yang berbeda jenis ditanam dalam satu polybag. Menurut Gopal dan Bhardwaj (1979) dalam buku Indriyanto (2006), persaingan itu ternyata berpengaruh terhadap ukuran populasi, struktur komunitas, dan keanekaragaman spesies. Dalam plot JK2 biomassa tanaman jagung lebih tinggi dibandingkan pada JK1, hal tersebut tidak sesuai dengan teori, dapat diakibatkan oleh faktor lingakungan fisik, seperti tempat tanaman yang kurang cahaya matahari atau faktor fisik lainnya.

Berdasarkan grafik pertumbuhan jagung, yang mampu betahan hidup sampai akhir pengamatan yaitu pada J8. Hal ini menunjukan bahwa tanaman

FIKKIWINDRA 10

( Word to PDF Converter - Unregistered ) http://www.Word-to-PDF-Converter.net

dengan spesies yang sama dan dalam jumlah banyak mampu bertahan hidup lebih lama (Francis, 1982).

Berdasarkan grafik di atas, pertumbuhan kacang hijau pada setiap perlakuan mengalami peningkatan tinggi sampai hari ke-15. Hal ini membuktikan bahwa telah terjadi pertumbuhan pada tanaman tersebut. Namun pada K2, K4, dan K8 terjadi penurunan pertumbuhan. Hal tersebut dapat terjadi karena terdapat persaingan pada masing-masing polybag. Hal ini sesuai dengan teori, yaitu kompetisi sesama jenis (intra specific) lebih kuat daripada kompetisi antar jenis (inter specific) (Francis, 1982).

FIKKIWINDRA 11

( Word to PDF Converter - Unregistered ) http://www.Word-to-PDF-Converter.net

Berdasarkan grafik di atas, dapat diketahui kompetisi interspesifik antara kacang hijau dengan jagung menyebabkan perbedaan pertumbuhan tinggi tanaman. Pertumbuhan tanaman mengalami hambatan karena unsur hara yang dibutuhkan dimanfaatkan oleh tanaman lain. Selain itu, salah satu tanaman memiliki perakaran yang cukup panjang dibandingkan dengan tanaman lain sehingga tanaman lain mengalami kesulitan dalam mencari air dan unsur hara essensial.

FIKKIWINDRA 12

( Word to PDF Converter - Unregistered ) http://www.Word-to-PDF-Converter.net

BAB V KESIMPULAN
Terjadi kompetisi intraspesifik antar kacang hijau yang mengakibatkan berat kecambah kacang hijau lebih sedikit dibandingkan kacang hijau yang ditanam dengan jagung Faktor-faktor lingkungan yang mungkin diperebutkan oleh tetumbuhan dalam persaingan antara lain cahaya, air tanah, oksigen, unsur hara, dan karbon dioksida. Dan persaingan intraspesifik dan interspesifik dipengaruhi beberapa faktor lainnya, yaitu: jenis tanaman, kepadatan tumbuhan, penyebaran tanaman, dan waktu Kompetisi sesama jenis (intraspesifik) lebih kuat daripada kompetisi antar jenis (interspesifik) Tanaman dengan biji yang lebih banyak mengalami pertumbuhan yang lebih cepat Persaingan dapat mempengaruhi daya pertumbuhan dan produktivitas suatu tanaman Terjadinya persaingan dapat menyebabkan tanaman mati

FIKKIWINDRA 13

( Word to PDF Converter - Unregistered ) http://www.Word-to-PDF-Converter.net

DAFTAR PUSTAKA
Wirakusumah, Sambas. 2003. Dasar-dasar Ekologi. Jakarta: UI Press Campbell, dkk. 2002. Biologi, jilid 3. Jakarta: Erlangga Naughton, L. W. 1992. Ekologi Umum. Yogyakarta: UGM-press Odum. 1993. Dasar-dasar Ekologi. Yogyakarta: UGM Press Kartawinata. 1986. Pengantar Ekologi. Bandung: Remadja karya CV Francis, C. A. , M. Prager and G. Tejada. 1982. Density interactions in tropical intercropping. I. Maize (Zea mays L) and climbing bean (Phaseolus vulgaris L) Field Crops Res. 5 : 163-176.

FIKKIWINDRA 14

You might also like